SlideShare a Scribd company logo
1 of 34
Kelompok 6:
Asyifa Robiatul Adawiyah
Dhea Ayunanda
Heny Fitriani
Dosen Pengajar: Prof. Dr. Rachmadi P, dr., MPH
1. Siklus Air 2. Pencemaran Air
3. Sumber
Pencemaran Air
4. Pengelompokan
Limbah
5. Dampak Buruk
Limbah
6. Parameter
dalam Air Limbah
7. Dasar-Dasar
Proses Pengolahan
Biologis Untuk Air
Limbah
8. Pengelolaan Air
Limbah
9. Pengelolaan
Excreta
KEY CONCEPT
1. Siklus Air
• 30% dari curah hujan jatuh di
daratan.
• 10% membasahi daratan dan
menjadi air tanah, dan 20%
mengalir ke danau dan sungai
yang berujung pada lautan.
• Dari jumlah ini, sekitar 70%
diuapkan (melalui vegetasi)
langsung kembali ke atmosfer.
Gerakan keseluruhan air dari
curah hujan melalui berbagai jalur
yang ada di bumi dan kembali ke
atmosfer disebut siklus hidrologi
2. Pencemaran Air
Adanya benda-benda asing yang mengakibatkan air tersebut tidak dapat
digunakan sesuai dengan peruntukannya secara normal disebut dengan
pencemaran air (Darmono, 1995)
Air tersebut juga mempunyai standar 3B (tidak berwarna,berbau,dan beracun).
Dalam PP 82 tahun 2001 pasal 31 disebutkan bahwa setiap orang wajib :
• Melestarikan kualitas air pada sumber air
• Mengendalikaan pencemaran air pada sumber air
pada Pasal 32 ditegaskan bahwa setiap orang yang melakukan usaha
dan atau kegiatan berkewajiban memberikan informasi yang benar
dan akurat mengenai pelaksanaan kewajiban pengelolaan kualitas
air dan pengendalian pencemaran air.
3. Sumber
Pencemaran Air
Salah satu penyebab pencemaran air adalah air limbah yang dibuang tanpa
pengolahan ke dalam suatu badan air. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No.
18/1999 Jo.PP 85/1999
Tinja
(faeces)
Air seni
(urine)
Grey
water
Air Limbah
Air Limbah
Rumah Tangga
Air Limbah
Industri
 Proses
Produksi
Sebagai air
pendingin
mentransportasikan
produk atau bahan
baku
Sebagai air
proses
mencuci dan
membilas
produk
1
2
4. Pengelompokan
Limbah
Berdasarkan
Jenis
Senyawa
Limbah
Organik
Limbah
Anorganik
Berdasarkan
Wujud
Limbah Cair
Limbah
Padat
Limbah Zat
Berdasarkan
Sumber
Limbah
Domestik
Limbah Industri
Limbah
pertanian
Limbah
pertambangan
4. Pengelompokan Limbah
(Berdasarkan Senyawa)
Limbah Organik
Berdasarkan pengertian secara kimiawi limbah organik merupakan segala limbah yang
mengandung unsure karbon (C), sehingga meliputi limbah dari mahluk hidup yang dapat
dijadikan sumber nutrisi bagi mikroorganisme, seperti bakteri dan jamur.
Limbah Anorganik
Berdasarkan pengertian
secara kimiawi, limbah
anorganik meliputi
limbah-limbah yang
tidak mengandung
unsur karbon sehingga
tidak dapat diurai oleh
mikroorganisme,
seperti logam yang pada
umumnya berasal dari
industri yang
menggunakan unsur-
unsur logam.
“Bila limbah anorganik langsung dibuang di air lingkungan, maka akan terjadi
peningkatan jumlah ion logam di dalam air. Ion logam yang berasal dari logam
berat, bila terbuang ke air lingkungan sangat berbahaya bagi kehidupan
khususnya manusia”
4. Pengelompokan Limbah
(Berdasarkan Wujud)
Limbah Cair
Limbah cair
domestik
(domestic
wastewater)
Limbah cair
industri
(industrial
wastewater)
Rembesan
dan luapan
(infiltration
and inflow)
Air Hujan
(strom
water)
Limbah Padat
Lingkup limbah padat yaitu limbah hasil proses IPAL berupa endapan (slude) yang
biasanya hasil dari proses filter press. Slude dapat dikategorikan tidak berbahaya dan
dapat juga dikategorikan sebagai limbah bahan berbahaya dan beracun (B3).
4. Pengelompokan Limbah
(Berdasarkan Wujud)
Limbah Bahan Berbahaya dan
Beracun (B3)
1. Mudah meledak (explosive)
2. Pengoksidasi (oxidizing)
3. Amat sangat mudah terbakar
(extremely flammable)
4. Sangat mudah terbakar (highly
flammable)
5. Mudah terbakar (flammable)
6. Amat sangat beracun (extremely
toxic)
7. Sangat beracun (highly toxic)
8. Beracun (moderately toxic)
9. Berbahaya (harmful)
10. Korosif (corrosive)
11. Bersifat mengiritasi (irritant)
12. Berbahaya bagi lingkungan
(dangerous to the environment)
13. Karsinogenik, dapat
menyebabkan kanker
14. Teratogenik, dapat menyebabkan
kecacatan janin
15. Mutagenic, dapat menyebabkan
mutasi genetik
Penyakit Yang
Berhubungan dengan
Air (WaterBorne
Diseases)
5. Dampak Buruk
Limbah
Gangguan
kesehatan
Bahaya Zat
Kimia Dalam
Air Minum
Penurunan
kualitas
lingkungan
Gangguan
terhadap
keindahan
Gangguan
terhadap
kerusakan
benda
Air limbah yang
tidak dikelola
dengan baik dapat
menimbulkan
dampak buruk
bagi mahluk hidup
dan
lingkungannya.
Beberapa dampak
buruk tersebut
adalah sebagai
berikut:
DAMPAK
BURUK
• Nitrat
• Fluorida (F)
• Air raksa
(Merkuri, Hg)
• Kadmium
• Selenium
6. Parameter Dalam
Air Limbah
BOD (Biochemical
Oxygen Demand)
• banyaknya
oksigen dalam
ppm atau
miligram/liter
(mg/lt) yang
diperlukan untuk
menguraikan
benda organik
oleh bakteri pada
suhu 20 0C
selama 5 hari
COD (Chemical
Oxygen Demand)
• jumlah total
oksigen yang
diperlukan untuk
mengoksidasi
bahan organik
secara kimiawi,
baik yang
didekomposisi
secara biologis
(biodegradable)
maupun yang
sukar
didekomposisi
secara biologis
(non
biodegradable).
DO (Dissolved
Oxygen) atau
Oksigen terlarut
• banyaknya
oksigen yang
terkandung di
dalam air dan
diukur di dalam
satuan miligram
per liter.
Kesadahan
(hardness)
• gambaran kation
logam divalen
(valensi 2) yang
terdapat di dalam
air. Kation-kation
ini dapat bereaksi
dengan sabun
membentuk
endapan
(presipitasi)
maupun anion-
anion yang
terdapat di dalam
air
Settleable solid
• Lumpur yang
mengendap
dengan sendirinya
pada kondisi yang
tenang selama 1
jam
TSS (Total
Suspended Solid)
• Jumlah berat
dalam mg/l
lumpur kering
yang ada di dalam
air limbah setelah
mengalami
penyaringan
dengan membran
berukuran 0,45
mikron.
MLSS (Mixed Liquor
Suspended Solid)
• Jumlah TSS yang
berasal dari bak
pengendapan
lumpur aktif
setelah dipanaskan
pada suhu 103 –
105 0C.
MLVSS (Mixed
Liquor Volatile
Suspended Solid)
• Kandungan
organik matter
yang terdapat
dalam MLSS.
Didapat dari
pemanasan MLSS
pada suhu 600 0C,
benda volatile
menguap disebut
MLVSS.
6. Parameter Dalam
Air Limbah
6. Parameter Dalam
Air Limbah
Kekeruhan
(turbidity)
• ukuran yang
menggunakan
efek cahaya
sebagai dasar
untuk mengukur
keadaan air
sungai, kekeruhan
ini disebabkan
oleh adanya benda
tercampur atau
benda koloid
dalam air.
Lumpur aktif
(activated sludge)
• Endapan lumpur
yang berasal dari
air limbah yang
telah mengalami
pemberian udara
(aerasi) secara
teratur. Lumpur ini
sangat banyak
mengandung
bakteri pengurai,
sehingga sangat
baik dipergunakan
untuk pemakan
zat organik pada
air limbah
yangmasih baru
Effluent
• Cairan yang keluar
dari salah satu
bagian dari
bangunan
pengolah atau dari
bangunan
pengolahan secara
keseluruhan.
j. Trickling filter
• Teknik untuk
meningkatkan
kontak dari air
limbah dengan
mikroorganisme
yang mengambil
oksigen untuk
metabolismenya.
Saringannya
berupa hamparan
batu koral
berukuran sedang
diletakkan pd air
yg menetes dan
berkontak dengan
mikroorganisme
yang menempel
pada batu koral
tersebut.
7. Dasar-Dasar Proses Pengolahan
Biologis untuk Air Limbah
Prinsip
pengolahan 
menggunakan jasa
bakteri
(mikroorganisme)
untuk
menguraikan
bahan organik
yang terkandung
dalam air limbah
dan enzim yang
ada
mikroorganisme
tersebut akan
mengubah bahan
organik menjadi
unsur-unsur
senyawa
sederhana.
7. Dasar-Dasar Proses Pengolahan
Biologis untuk Air Limbah
Ciri-ciri untuk
beberapa unit
pengolahan
tersebut dapat
dilihat pada
Tabel berikut di
samping ini
8. Pengelolaan
Air Limbah
Pengolahan air limbah dengan bantuan peralatan biasanya dilakukan pada Instalasi Pengolahan
air limbah/IPAL (Waste Water Treatment Plant/WWTP).
Di dalam IPAL biasanya proses pengolahan dikelompokkan sebagai pengolahan pertama
(Primary Treatment), pengolahan kedua (Secondary Treatment), dan pengolahan lanjutan
(Tertiary Treatment) dan pengolahan lumpur (sludge disposal).
Konsep
Pengolahan
Air Limbah
8. Pengelolaan Air Limbah
(Primary Treatment)
Pengolahan pertama bertujuan untuk memisahkan padatan dari air secara fisik.
Hal ini dapat dilakukan dengan melewatkan air limbah melalui saringan (filter) dan/atau
bak sedimentasi (sedimentation tank).
Penyaringan
(Filtration)
Pengendapan
(sedimentation)
mengurangi
padatan maupun
lumpur tercampur
dan partikel koloid
dari air limbah
Ada 2 aktivitas
yaitu: penyaringan
polutan dan
pembersihan alat
filtrasi tersebut
1
Untuk mempercepat
proses pengendapan
dapat ditambahkan
bahan koagulan
seperti alum (tawas)
Dalam industri dikenal dengan Rapid Mixing dan Slow Mixing.
Rapid Mixing  untuk melarutkan koagulan di dalam air.
Slow Mixing  untuk mencampurkan larutan koagulan
dengan polutan agar terbentuk fock yang dapat mengendap.
Pada pengolahan anaerobik harus tidak ada oksigen, akibatnya
unit pengolahan sistem ini harus selalu tertutup, Bakteri anaerobik menstabilkan zat
organik dalam sedimen (sludge digestion)
8. Pengelolaan Air Limbah
(Secondary Treatment)
ZONA ANAEROB
ZONA ANAEROB
Hasil akhir yang dominan dari proses anaerobic:
1. biogas (campuran methane (CH4) dan carbon
dioksida (CO2))
2. Amonia, asam amino, dan amida
3. Senyawa sulfur H2S, merkaptan, serta sedikit
exces sludge.
Proses di dalam tangki septik adalah proses
pengendapan dan pengeraman lumpur.
Sistem pemisahan antara dua kompartemen
tangki dimaksudkan agar terjadi endapan
sempurna.
2
Unit-Unit Pengolahan Anaerobik
yang Umum Digunakan
1. Anaerobik
Filter
• Umumnya
anaerobik filter
digunakan sebagai
pengolahan kedua
setelah septik tank
jika alternatif
peresapan ke tanah
tidak mungkin
dilakukan.
2. UASB (Upflow
Anaerobic Sludge
Blanket)
• Penggunaan UASB
ini biasanya dipakai
pada konsentrasi
BOD di atas 1.000
mg/l, yang
umumnya
digunakan oleh
industri dengan
beban organik
tinggi. Jika beban
organik rendah,
maka akan sukar
untuk membentuk
sludge blanket.
3. Kolam
Anaerobik
(Anaerobic Pond)
• Kolam biasanya
tanpa penutup,
tetapi
permukaannya
diharapkan
tertutup oleh scum
hasil proses
fermentasi. Jadi
pengaturan
kedalaman kolam
sangat diperlukan
untuk menjaga
kondisi anaerob
yaitu berkisar
antara (2-5) m.
4. Phytoremediasi
Phytoremediation
merupakan sistem
dimana tanaman
tertentu yang
bekerjasama dengan
micro-organisme
dalam media (tanah,
koral dan air) dapat
mengubah zat
kontaminan
(pencemar/pollutan)
menjadi tidak
berbahaya bahkan
menjadi bahan yang
berguna
secara ekonomi.
8. Pengelolaan Air Limbah
(Secondary Treatment)
ZONA AEROB
Pengolahan kedua bertujuan untuk mengkoagulasikan dan menghilangkan koloid serta
menstabilisasi zat organik dalam air limbah. Proses penguraian bahan organik dilakukan
oleh mikroorganisme secara aerobik atau anaerobik.
1.oksigen sebagai Electron Acceptor
mikroorganisme
2.Proses aerobik biasanya dilakukan dengan
bantuan lumpur aktif (Activated Sludge)
3.Hasil akhir yang dominan dari proses ini
bila konversi terjadi secara sempurna
adalah karbon dioksida, uap air serta
excess sludge.
Terdapat dua hal
penting dalam proses
ini, yaitu proses
pertumbuhan bakteri
dan proses
penambahan oksigen
Ada 2 cara untuk menambahkan oksigen ke dalam air
limbah, sebagai berikut:
1. Memasukkan udara ke dalam air limbah
2. Memaksa air ke atas untuk berkontak dengan oksigen
ZONA AEROB
2
Unit-Unit Pengolahan Aerobik
yang Umum Digunakan
1. Kolam Aerasi
(aerated lagoon)
• Kolam aerasi
menggunakan
peralatan aerator
mekanik berupa
surface aerator
yang digunakan
untuk membantu
mekanisasi
pasokan oksigen
terlarut di dalam
air.
2. Kolam Aerasi
Fakultatif
• Tipe ini selaras
dengan kolam
algae pada pada
kolam stabilisasi,
hanya oksigen
yang diperlukan
disuplai melalui
aerator dan bukan
melalui proses
fotosintesis algae.
3. Tipe Aerobic
Flow Through
• Tipe ini pada
prinsipnya
menempatkan
aerator yang dapat
mengangkat
seluruh endapan
tersuspensi dalam
aliran sehingga
dianggap terjadi
pengadukan
lengkap dari
seluruh sisi kolam
sebagaimana
terjadi pada aerasi
di tangki sistem
activated
sludge/lumpur
aktif.
4. Tipe Aerated
lagoon Extended
Aearation
• Proses pengolahan
air limbah dengan
menggunakan
lumpur aktif
extended aeration
merupakan
pengembangan
dari proses lumpur
aktif konvensional
(standar) yang
secara umum
terdiri dari bak
pengendap awal,
bak aerasi, dan bak
pengendap akhir,
serta bak klorinasi
untuk membunuh
bakteri patogen.
Unit-Unit Pengolahan Aerobik
yang Umum Digunakan
5. Lumpur Aktif
(Activated Sludge)
• Lumpur aktif
adalah seluruh
lumpur yang
tersuspensi dan
diberi oksigen
sehingga seluruh
mikroorganisme
aerobik yang ada
dan melekat
dengan lumpur
menjadi sangat
aktif. Ada dua jenis
lumpur aktif yaitu
tipe konvensional
dan tipe extended
aeration.
6. Oxidation Ditch
• Pada prinsipnya
sistem oxidation
ditch adalah
extended aeration
yang semula
dikembangkan
berdasarkan
saluran sirkular
dengan kedalaman
1-1,5 m yang
dibangun dengan
pasangan batu.
7. Kolam stabilisasi
fakultatif
• Pengolahan sistem
ini menggunakan
teknolgi paling
sederhana yaitu
proses
mengandalkan O2
dari fotosintesis
algae. Sedangkan
penguraian bakteri
terhadap bahan
organik menjadi
posfat dan
amoniak
diperlukan algae
sebagai nutrisinya
(fertilizer) untuk
pertumbuhannya.
8. RBC ( Rotating
Biological
Contactor)
• Prinsip pengolahan
dengan RBC
adalah pengolahan
zat-zat organik
yang ada pada air
limbah dengan
mengunakan
bakteri yang
melekat pada
media berbeda
dengan trickling
filter yang
menggunakan
filter media yang
diam sebagai
tempat koloni
bakteri
berkembang.
9. Sistem IPAL
Bio-filter
• Air limpasan
dari bak
pengendap
awal
selanjutnya
dialirkan ke bak
kontaktor
anaerob
dengan arah
aliran dari atas
ke bawah, dan
dari bawah ke
atas.
Unit-Unit Pengolahan Aerobik
yang Umum Digunakan
8. Pengelolaan Air Limbah
(Tertiary Treatment)
pengolahan ini
menghilangkan
nutrisi/unsur hara
khususnya nitrat dan
posfat.
Disamping itu juga pada
tahapan ini dapat
dilakukan pemusnahan
mikro organisme
patogen dengan
penambahan Chlor pada
air limbah.
3
8. Pengelolaan Air Limbah
(Teknologi Pengolahan Lumpur)
Untuk mengurangi
volume lumpur
dengan
membuang
supernatannya
mengurangi
bakteri
pathogen,
mengurangi bau
yang
menyengat dan
mengendalikan
pembusukan zat
organik.
diperlukan
untuk
menghilangkan
bau dan
memudahkan
pengeringan
lumpur.
Lumpur
dikeringkan
untuk
memudahkan
pembuangannya
terutama dalam
hal transpotasi
setelah melalui proses digesting sebenarnya sudah merupakan
humus sehingga dapat digunakan untuk conditioning tanah
tandus, dan dapat juga digunakan sebagai landfill.
9. Pengelolaan
Excreta
• Air
Limbah
Rumah
Tangga
Timbunan
• Septik Tank
• cubluk
• Jamban
Pengelolaan
Setempat
• Truk tinja
Pengurasan
dan
Pengangkutan
• Instalasi
Pengolahan Lumpur
Tinja (IPLT)
Pengolahan
• Sungai
• Saluran
air
Badan Air
Penerima
Pengelolaan
Excreta
On-site Off-site
Community
on-site
9. Pengelolaan
Excreta
Pengelolaan
Excreta
On-site Off-site
Community
on-site
Pada pengelolaan off-site, excreta dialirkan ketempat
pengolahan untuk mengalami pengolahan selanjutnya
Pengelolaan excreta dapat dilakukan di
dalam septic tank.
Di dalam septic tank excreta akan
dikonversi secara anaerobic menjadi
biogas (campuran gas carbondioksida
dan gas Methane).
9. Pengelolaan
Excreta
Pengelolaan
Excreta
On-site Off-site
Community
on-site
Pembangunan sistem pengolahan air limbah
terpusat skala lingkungan untuk 200 – 400 KK.
Kesimpulan
Pencemaran air dapat disebabkan oleh berbagai hal. Penyebab pencemaran air
adalah aktivitas manusia yang menciptakan limbah rumah tangga, selain itu
pencemaran air juga disebabkan dari limbah industri yang dibuang sembarangan
di sungai, selokan, laut, dll. Proses pengolahan air buangan dapat mengurangi
pencemaran air dari limbah rumah tangga atau limbah industri. Proses
pengolahan air buangan dimulai dari penanganan primer, sekunder, tersier, dan
pengolahan lumpur.
• Diharapkan kepada seluruh masyarakat memperhatikan
kesehatan lingkungannya dengan senantiasa memelihara
perilaku hidup bersih.
• Diperlukan ketrampilan industri untuk pengolahan air buangan
atau mengolah limbah menjadi air bersih, untuk mencegah
penurunan kualitas hidrosfir yang disebabkan air limbah.
Referensi
 -------------Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor: 20 Tahun 1990, Tentang
Pengendalian Pencemaran Air.
 -------------Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor : 82 Tahun 2001 Pasal 31
 Annonim: Study on Urban Drainage and Wastewater Disposal In The City of Jakarta, Master
Plan Study, Supporting Report (Draft) Vol. 1, 1990.
 Dr. Azrul Azwar M.P.H, Pengantar Ilmu Kesehatan Lingkungan: Jakarta, Mutiara Sumber
Widiya, 1990.
 James F. McKenzie,at.al, An Introduction To Community Health, EGC, 2002.
 JICA: Water Supply Engineering Vol 1. Edited by Japan Water Work Association.
 Moeller, Dade W., Environmental Health Third Edition: United States of America, Harvard
University Press, 2005.
 Ricki M. Mulia, Kesehatan Lingkungan, yogyakarta, Graha Ilmu, 2005 .
 Slamet, Juli Soemirat, Kesehatan Lingkungan, Jogjakarta: Gajah Mada University Press,
2002.
 Wiley, John and Sons, Environmental Health From Global to Local: United States of America,
A Wiley Imprint, 2010.
 World Health Organization (WHO), Water Recreation and Disease: Ukraina, IWA Publishing,
2005.
Thank You 
Saving the
Reduce, Reuse, Recycle

More Related Content

What's hot

Survey vektor malaria
Survey vektor malariaSurvey vektor malaria
Survey vektor malariavirgananda
 
Praktikum Pembuatan Lubang Biopori
Praktikum Pembuatan Lubang BioporiPraktikum Pembuatan Lubang Biopori
Praktikum Pembuatan Lubang BioporiHariyatunnisa Ahmad
 
PTPS : SISTEM PENGOLAHAN LIMBAH MEDIS
PTPS : SISTEM PENGOLAHAN LIMBAH MEDISPTPS : SISTEM PENGOLAHAN LIMBAH MEDIS
PTPS : SISTEM PENGOLAHAN LIMBAH MEDISJUHERAH
 
Epidemiologi kesehatan-lingkungan1
Epidemiologi kesehatan-lingkungan1Epidemiologi kesehatan-lingkungan1
Epidemiologi kesehatan-lingkungan1Thonce Thesia
 
PerMenKes 492 Tahun 2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum
PerMenKes 492 Tahun 2010 tentang Persyaratan Kualitas Air MinumPerMenKes 492 Tahun 2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum
PerMenKes 492 Tahun 2010 tentang Persyaratan Kualitas Air MinumJoy Irman
 
Makalah Epidemiologi Kesehatan Kerja (isi)
Makalah Epidemiologi Kesehatan Kerja (isi)Makalah Epidemiologi Kesehatan Kerja (isi)
Makalah Epidemiologi Kesehatan Kerja (isi)Azmi Nur Rabrusun
 
SNI 6989.57:2008 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 57: Metoda Pengambilan C...
SNI 6989.57:2008 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 57: Metoda Pengambilan C...SNI 6989.57:2008 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 57: Metoda Pengambilan C...
SNI 6989.57:2008 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 57: Metoda Pengambilan C...Muhamad Imam Khairy
 
Makalah pengolahan air limbah
Makalah pengolahan air limbahMakalah pengolahan air limbah
Makalah pengolahan air limbahRizki Widiantoro
 
Vii pengendalian vektor
Vii  pengendalian vektorVii  pengendalian vektor
Vii pengendalian vektorAnNo ANdi
 
Perencanaan Teknis IPLT - Teknologi Pengolahan Air Limbah dan Lumpur
Perencanaan Teknis IPLT - Teknologi Pengolahan Air Limbah dan LumpurPerencanaan Teknis IPLT - Teknologi Pengolahan Air Limbah dan Lumpur
Perencanaan Teknis IPLT - Teknologi Pengolahan Air Limbah dan LumpurJoy Irman
 
Laporan Identifikasi Tikus
Laporan Identifikasi TikusLaporan Identifikasi Tikus
Laporan Identifikasi Tikusdanivita
 
Perencanaan Teknis Sistem Pengolahan Air Limbah (IPAL) Secara Fisik
Perencanaan Teknis Sistem Pengolahan Air Limbah (IPAL) Secara FisikPerencanaan Teknis Sistem Pengolahan Air Limbah (IPAL) Secara Fisik
Perencanaan Teknis Sistem Pengolahan Air Limbah (IPAL) Secara FisikJoy Irman
 
On The Job Training Limbah B3 Medis di.pptx
On The Job Training Limbah B3 Medis di.pptxOn The Job Training Limbah B3 Medis di.pptx
On The Job Training Limbah B3 Medis di.pptxNiluhGedeSumardani
 
Analisis kualitas air sungai kalianyar mojosongo
Analisis kualitas air sungai kalianyar mojosongoAnalisis kualitas air sungai kalianyar mojosongo
Analisis kualitas air sungai kalianyar mojosongoFarhan Yuzevan
 
Pengertian analisis kualitas ling
Pengertian analisis kualitas lingPengertian analisis kualitas ling
Pengertian analisis kualitas lingsepthree
 
Sanitasi dan Penanganan Limbah Laboratorium
Sanitasi dan Penanganan Limbah LaboratoriumSanitasi dan Penanganan Limbah Laboratorium
Sanitasi dan Penanganan Limbah LaboratoriumBapake Icha Kukuh Andin
 
Permasalahan dan tantangan pengembangan air minum
Permasalahan dan tantangan pengembangan air minumPermasalahan dan tantangan pengembangan air minum
Permasalahan dan tantangan pengembangan air minumJoy Irman
 

What's hot (20)

Survey vektor malaria
Survey vektor malariaSurvey vektor malaria
Survey vektor malaria
 
Praktikum Pembuatan Lubang Biopori
Praktikum Pembuatan Lubang BioporiPraktikum Pembuatan Lubang Biopori
Praktikum Pembuatan Lubang Biopori
 
PTPS : SISTEM PENGOLAHAN LIMBAH MEDIS
PTPS : SISTEM PENGOLAHAN LIMBAH MEDISPTPS : SISTEM PENGOLAHAN LIMBAH MEDIS
PTPS : SISTEM PENGOLAHAN LIMBAH MEDIS
 
Epidemiologi kesehatan-lingkungan1
Epidemiologi kesehatan-lingkungan1Epidemiologi kesehatan-lingkungan1
Epidemiologi kesehatan-lingkungan1
 
PerMenKes 492 Tahun 2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum
PerMenKes 492 Tahun 2010 tentang Persyaratan Kualitas Air MinumPerMenKes 492 Tahun 2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum
PerMenKes 492 Tahun 2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum
 
Makalah Epidemiologi Kesehatan Kerja (isi)
Makalah Epidemiologi Kesehatan Kerja (isi)Makalah Epidemiologi Kesehatan Kerja (isi)
Makalah Epidemiologi Kesehatan Kerja (isi)
 
monitoring-pollutants
monitoring-pollutantsmonitoring-pollutants
monitoring-pollutants
 
SNI 6989.57:2008 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 57: Metoda Pengambilan C...
SNI 6989.57:2008 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 57: Metoda Pengambilan C...SNI 6989.57:2008 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 57: Metoda Pengambilan C...
SNI 6989.57:2008 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 57: Metoda Pengambilan C...
 
Makalah pengolahan air limbah
Makalah pengolahan air limbahMakalah pengolahan air limbah
Makalah pengolahan air limbah
 
Vii pengendalian vektor
Vii  pengendalian vektorVii  pengendalian vektor
Vii pengendalian vektor
 
Perencanaan Teknis IPLT - Teknologi Pengolahan Air Limbah dan Lumpur
Perencanaan Teknis IPLT - Teknologi Pengolahan Air Limbah dan LumpurPerencanaan Teknis IPLT - Teknologi Pengolahan Air Limbah dan Lumpur
Perencanaan Teknis IPLT - Teknologi Pengolahan Air Limbah dan Lumpur
 
Laporan Identifikasi Tikus
Laporan Identifikasi TikusLaporan Identifikasi Tikus
Laporan Identifikasi Tikus
 
Perencanaan Teknis Sistem Pengolahan Air Limbah (IPAL) Secara Fisik
Perencanaan Teknis Sistem Pengolahan Air Limbah (IPAL) Secara FisikPerencanaan Teknis Sistem Pengolahan Air Limbah (IPAL) Secara Fisik
Perencanaan Teknis Sistem Pengolahan Air Limbah (IPAL) Secara Fisik
 
On The Job Training Limbah B3 Medis di.pptx
On The Job Training Limbah B3 Medis di.pptxOn The Job Training Limbah B3 Medis di.pptx
On The Job Training Limbah B3 Medis di.pptx
 
Analisis kualitas air sungai kalianyar mojosongo
Analisis kualitas air sungai kalianyar mojosongoAnalisis kualitas air sungai kalianyar mojosongo
Analisis kualitas air sungai kalianyar mojosongo
 
Pengertian analisis kualitas ling
Pengertian analisis kualitas lingPengertian analisis kualitas ling
Pengertian analisis kualitas ling
 
Sanitasi dan Penanganan Limbah Laboratorium
Sanitasi dan Penanganan Limbah LaboratoriumSanitasi dan Penanganan Limbah Laboratorium
Sanitasi dan Penanganan Limbah Laboratorium
 
PPT bioindikator
PPT bioindikatorPPT bioindikator
PPT bioindikator
 
Tugas utilitas baku mutu air menurut who
Tugas utilitas baku mutu air menurut whoTugas utilitas baku mutu air menurut who
Tugas utilitas baku mutu air menurut who
 
Permasalahan dan tantangan pengembangan air minum
Permasalahan dan tantangan pengembangan air minumPermasalahan dan tantangan pengembangan air minum
Permasalahan dan tantangan pengembangan air minum
 

Similar to Sumber Pencemaran Air dan Pengolahannya

Pengolahan limbah
Pengolahan limbahPengolahan limbah
Pengolahan limbahRATNATRI
 
11. Karakterisasi limbah cair dan proses pengolahanya.pptx
11. Karakterisasi limbah cair dan proses pengolahanya.pptx11. Karakterisasi limbah cair dan proses pengolahanya.pptx
11. Karakterisasi limbah cair dan proses pengolahanya.pptxaldillahherlambang1
 
PENGOLAHAN LIMBAH CAIR (4).ppt
PENGOLAHAN LIMBAH CAIR (4).pptPENGOLAHAN LIMBAH CAIR (4).ppt
PENGOLAHAN LIMBAH CAIR (4).pptwahyufajar30
 
PENGOLAHAN LIMBAH CAIR (4).ppt
PENGOLAHAN LIMBAH CAIR (4).pptPENGOLAHAN LIMBAH CAIR (4).ppt
PENGOLAHAN LIMBAH CAIR (4).pptNovriadi10
 
PENGOLAHAN LIMBAH CAIR (4).ppt
PENGOLAHAN LIMBAH CAIR (4).pptPENGOLAHAN LIMBAH CAIR (4).ppt
PENGOLAHAN LIMBAH CAIR (4).pptYusufGanteng2
 
Penerapan konsep reaksi redoks dalam pengolahan limbah
Penerapan konsep reaksi redoks dalam pengolahan limbahPenerapan konsep reaksi redoks dalam pengolahan limbah
Penerapan konsep reaksi redoks dalam pengolahan limbahAdinda Khairunnisa
 
Makalah pengolahan air limbah
Makalah pengolahan air limbahMakalah pengolahan air limbah
Makalah pengolahan air limbahSeptya Kaunang
 
pengetahuan laboratorium
pengetahuan laboratoriumpengetahuan laboratorium
pengetahuan laboratoriumVera Julizha
 
Pencemaran dan Kerusakan dalam Perspektif Green Industry
Pencemaran dan Kerusakan dalam Perspektif Green IndustryPencemaran dan Kerusakan dalam Perspektif Green Industry
Pencemaran dan Kerusakan dalam Perspektif Green IndustryRindi Sulistyani
 
2_Pengolahan_limbah_cair.ppt
2_Pengolahan_limbah_cair.ppt2_Pengolahan_limbah_cair.ppt
2_Pengolahan_limbah_cair.pptDienMarcella1
 
Pengolahan limbah manufacturing
Pengolahan limbah manufacturingPengolahan limbah manufacturing
Pengolahan limbah manufacturingsonny hadikarta
 
DASAR_DASAR_TEKNOLOGI_PENGOLAHAN_LIMBAH.ppt
DASAR_DASAR_TEKNOLOGI_PENGOLAHAN_LIMBAH.pptDASAR_DASAR_TEKNOLOGI_PENGOLAHAN_LIMBAH.ppt
DASAR_DASAR_TEKNOLOGI_PENGOLAHAN_LIMBAH.pptalextugas
 
Percobaan iii analisa zat padat terlarut dan zat padat tersusupensi
Percobaan iii analisa zat padat terlarut dan zat padat tersusupensiPercobaan iii analisa zat padat terlarut dan zat padat tersusupensi
Percobaan iii analisa zat padat terlarut dan zat padat tersusupensiRini Wulandari
 
Tugas kesling
Tugas keslingTugas kesling
Tugas keslingindosasmi
 
Mekanisme kerja lumpur aktif
Mekanisme kerja lumpur aktifMekanisme kerja lumpur aktif
Mekanisme kerja lumpur aktif1106499
 
pptpenglab-140606005743-phpapp01.pdf
pptpenglab-140606005743-phpapp01.pdfpptpenglab-140606005743-phpapp01.pdf
pptpenglab-140606005743-phpapp01.pdfNovriadi10
 
Pengolahan Limbah Laboratorium
Pengolahan Limbah LaboratoriumPengolahan Limbah Laboratorium
Pengolahan Limbah LaboratoriumYoussii Ajaahh
 

Similar to Sumber Pencemaran Air dan Pengolahannya (20)

Pengolahan limbah
Pengolahan limbahPengolahan limbah
Pengolahan limbah
 
11. Karakterisasi limbah cair dan proses pengolahanya.pptx
11. Karakterisasi limbah cair dan proses pengolahanya.pptx11. Karakterisasi limbah cair dan proses pengolahanya.pptx
11. Karakterisasi limbah cair dan proses pengolahanya.pptx
 
PENGOLAHAN LIMBAH CAIR (4).ppt
PENGOLAHAN LIMBAH CAIR (4).pptPENGOLAHAN LIMBAH CAIR (4).ppt
PENGOLAHAN LIMBAH CAIR (4).ppt
 
PENGOLAHAN LIMBAH CAIR (4).ppt
PENGOLAHAN LIMBAH CAIR (4).pptPENGOLAHAN LIMBAH CAIR (4).ppt
PENGOLAHAN LIMBAH CAIR (4).ppt
 
PENGOLAHAN LIMBAH CAIR (4).ppt
PENGOLAHAN LIMBAH CAIR (4).pptPENGOLAHAN LIMBAH CAIR (4).ppt
PENGOLAHAN LIMBAH CAIR (4).ppt
 
Penerapan konsep reaksi redoks dalam pengolahan limbah
Penerapan konsep reaksi redoks dalam pengolahan limbahPenerapan konsep reaksi redoks dalam pengolahan limbah
Penerapan konsep reaksi redoks dalam pengolahan limbah
 
Makalah pengolahan air limbah
Makalah pengolahan air limbahMakalah pengolahan air limbah
Makalah pengolahan air limbah
 
pengetahuan laboratorium
pengetahuan laboratoriumpengetahuan laboratorium
pengetahuan laboratorium
 
2
22
2
 
Pencemaran dan Kerusakan dalam Perspektif Green Industry
Pencemaran dan Kerusakan dalam Perspektif Green IndustryPencemaran dan Kerusakan dalam Perspektif Green Industry
Pencemaran dan Kerusakan dalam Perspektif Green Industry
 
2_Pengolahan_limbah_cair.ppt
2_Pengolahan_limbah_cair.ppt2_Pengolahan_limbah_cair.ppt
2_Pengolahan_limbah_cair.ppt
 
Pengolahan limbah manufacturing
Pengolahan limbah manufacturingPengolahan limbah manufacturing
Pengolahan limbah manufacturing
 
DASAR_DASAR_TEKNOLOGI_PENGOLAHAN_LIMBAH.ppt
DASAR_DASAR_TEKNOLOGI_PENGOLAHAN_LIMBAH.pptDASAR_DASAR_TEKNOLOGI_PENGOLAHAN_LIMBAH.ppt
DASAR_DASAR_TEKNOLOGI_PENGOLAHAN_LIMBAH.ppt
 
Percobaan iii analisa zat padat terlarut dan zat padat tersusupensi
Percobaan iii analisa zat padat terlarut dan zat padat tersusupensiPercobaan iii analisa zat padat terlarut dan zat padat tersusupensi
Percobaan iii analisa zat padat terlarut dan zat padat tersusupensi
 
Tugas kesling
Tugas keslingTugas kesling
Tugas kesling
 
Limbah cair
Limbah cairLimbah cair
Limbah cair
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Mekanisme kerja lumpur aktif
Mekanisme kerja lumpur aktifMekanisme kerja lumpur aktif
Mekanisme kerja lumpur aktif
 
pptpenglab-140606005743-phpapp01.pdf
pptpenglab-140606005743-phpapp01.pdfpptpenglab-140606005743-phpapp01.pdf
pptpenglab-140606005743-phpapp01.pdf
 
Pengolahan Limbah Laboratorium
Pengolahan Limbah LaboratoriumPengolahan Limbah Laboratorium
Pengolahan Limbah Laboratorium
 

More from Asyifa Robiatul adawiyah

Konsep Faktor Risiko Penyakit Tidak Menular chapter 2
Konsep Faktor Risiko Penyakit Tidak Menular chapter 2Konsep Faktor Risiko Penyakit Tidak Menular chapter 2
Konsep Faktor Risiko Penyakit Tidak Menular chapter 2Asyifa Robiatul adawiyah
 
Konsep Faktor Risiko Penyakit Tidak Menular chapter 1
Konsep Faktor Risiko Penyakit Tidak Menular chapter 1Konsep Faktor Risiko Penyakit Tidak Menular chapter 1
Konsep Faktor Risiko Penyakit Tidak Menular chapter 1Asyifa Robiatul adawiyah
 
Konsep Epidemiologi Penyakit Tidak Menular
Konsep Epidemiologi Penyakit Tidak MenularKonsep Epidemiologi Penyakit Tidak Menular
Konsep Epidemiologi Penyakit Tidak MenularAsyifa Robiatul adawiyah
 
Ilmu Perilaku sebagai Bagian dari Promosi Kesehatan
Ilmu Perilaku sebagai Bagian dari Promosi KesehatanIlmu Perilaku sebagai Bagian dari Promosi Kesehatan
Ilmu Perilaku sebagai Bagian dari Promosi KesehatanAsyifa Robiatul adawiyah
 
Penjaminan mutu dalam pelayanan kesehatan (quality assurance)
Penjaminan mutu dalam pelayanan kesehatan (quality assurance)Penjaminan mutu dalam pelayanan kesehatan (quality assurance)
Penjaminan mutu dalam pelayanan kesehatan (quality assurance)Asyifa Robiatul adawiyah
 
Pendekatan mutu dan kepuasan pelanggan dalam pelayanan kesehatan
Pendekatan mutu dan kepuasan pelanggan dalam pelayanan kesehatanPendekatan mutu dan kepuasan pelanggan dalam pelayanan kesehatan
Pendekatan mutu dan kepuasan pelanggan dalam pelayanan kesehatanAsyifa Robiatul adawiyah
 
Manajemen mutu terpadu (total quality management)
Manajemen mutu terpadu (total quality management)Manajemen mutu terpadu (total quality management)
Manajemen mutu terpadu (total quality management)Asyifa Robiatul adawiyah
 

More from Asyifa Robiatul adawiyah (20)

Konsep Faktor Risiko Penyakit Tidak Menular chapter 2
Konsep Faktor Risiko Penyakit Tidak Menular chapter 2Konsep Faktor Risiko Penyakit Tidak Menular chapter 2
Konsep Faktor Risiko Penyakit Tidak Menular chapter 2
 
Konsep Faktor Risiko Penyakit Tidak Menular chapter 1
Konsep Faktor Risiko Penyakit Tidak Menular chapter 1Konsep Faktor Risiko Penyakit Tidak Menular chapter 1
Konsep Faktor Risiko Penyakit Tidak Menular chapter 1
 
Konsep Epidemiologi Penyakit Tidak Menular
Konsep Epidemiologi Penyakit Tidak MenularKonsep Epidemiologi Penyakit Tidak Menular
Konsep Epidemiologi Penyakit Tidak Menular
 
Evaluasi dalam Promosi Kesehatan
Evaluasi dalam Promosi KesehatanEvaluasi dalam Promosi Kesehatan
Evaluasi dalam Promosi Kesehatan
 
Pembuatan desain media promosi kesehatan
Pembuatan desain media promosi kesehatan Pembuatan desain media promosi kesehatan
Pembuatan desain media promosi kesehatan
 
Konsep Advokasi dalam Promosi Kesehatan
Konsep Advokasi dalam Promosi KesehatanKonsep Advokasi dalam Promosi Kesehatan
Konsep Advokasi dalam Promosi Kesehatan
 
komunikasi kesehatan
komunikasi kesehatankomunikasi kesehatan
komunikasi kesehatan
 
Ilmu Perilaku sebagai Bagian dari Promosi Kesehatan
Ilmu Perilaku sebagai Bagian dari Promosi KesehatanIlmu Perilaku sebagai Bagian dari Promosi Kesehatan
Ilmu Perilaku sebagai Bagian dari Promosi Kesehatan
 
Konsep Promosi Kesehatan
Konsep Promosi KesehatanKonsep Promosi Kesehatan
Konsep Promosi Kesehatan
 
Survei cepat
Survei cepatSurvei cepat
Survei cepat
 
Populasi dan sampel
Populasi dan sampelPopulasi dan sampel
Populasi dan sampel
 
Langkah langkah pelaksanaan survei cepat
Langkah langkah pelaksanaan survei cepatLangkah langkah pelaksanaan survei cepat
Langkah langkah pelaksanaan survei cepat
 
Analisis data deskriptif
Analisis data deskriptifAnalisis data deskriptif
Analisis data deskriptif
 
Penjaminan mutu dalam pelayanan kesehatan (quality assurance)
Penjaminan mutu dalam pelayanan kesehatan (quality assurance)Penjaminan mutu dalam pelayanan kesehatan (quality assurance)
Penjaminan mutu dalam pelayanan kesehatan (quality assurance)
 
Strategi mutu pelayanan kesehatan
Strategi mutu pelayanan kesehatanStrategi mutu pelayanan kesehatan
Strategi mutu pelayanan kesehatan
 
Pendekatan mutu dan kepuasan pelanggan dalam pelayanan kesehatan
Pendekatan mutu dan kepuasan pelanggan dalam pelayanan kesehatanPendekatan mutu dan kepuasan pelanggan dalam pelayanan kesehatan
Pendekatan mutu dan kepuasan pelanggan dalam pelayanan kesehatan
 
Manajemen mutu terpadu (total quality management)
Manajemen mutu terpadu (total quality management)Manajemen mutu terpadu (total quality management)
Manajemen mutu terpadu (total quality management)
 
Gizi ibu hamil
Gizi ibu hamilGizi ibu hamil
Gizi ibu hamil
 
Gizi seimbang dan energi
Gizi seimbang dan energiGizi seimbang dan energi
Gizi seimbang dan energi
 
Kebutuhan gizi dan status gizi
Kebutuhan gizi dan status giziKebutuhan gizi dan status gizi
Kebutuhan gizi dan status gizi
 

Sumber Pencemaran Air dan Pengolahannya

  • 1. Kelompok 6: Asyifa Robiatul Adawiyah Dhea Ayunanda Heny Fitriani Dosen Pengajar: Prof. Dr. Rachmadi P, dr., MPH
  • 2. 1. Siklus Air 2. Pencemaran Air 3. Sumber Pencemaran Air 4. Pengelompokan Limbah 5. Dampak Buruk Limbah 6. Parameter dalam Air Limbah 7. Dasar-Dasar Proses Pengolahan Biologis Untuk Air Limbah 8. Pengelolaan Air Limbah 9. Pengelolaan Excreta KEY CONCEPT
  • 3. 1. Siklus Air • 30% dari curah hujan jatuh di daratan. • 10% membasahi daratan dan menjadi air tanah, dan 20% mengalir ke danau dan sungai yang berujung pada lautan. • Dari jumlah ini, sekitar 70% diuapkan (melalui vegetasi) langsung kembali ke atmosfer. Gerakan keseluruhan air dari curah hujan melalui berbagai jalur yang ada di bumi dan kembali ke atmosfer disebut siklus hidrologi
  • 4. 2. Pencemaran Air Adanya benda-benda asing yang mengakibatkan air tersebut tidak dapat digunakan sesuai dengan peruntukannya secara normal disebut dengan pencemaran air (Darmono, 1995) Air tersebut juga mempunyai standar 3B (tidak berwarna,berbau,dan beracun). Dalam PP 82 tahun 2001 pasal 31 disebutkan bahwa setiap orang wajib : • Melestarikan kualitas air pada sumber air • Mengendalikaan pencemaran air pada sumber air pada Pasal 32 ditegaskan bahwa setiap orang yang melakukan usaha dan atau kegiatan berkewajiban memberikan informasi yang benar dan akurat mengenai pelaksanaan kewajiban pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran air.
  • 5. 3. Sumber Pencemaran Air Salah satu penyebab pencemaran air adalah air limbah yang dibuang tanpa pengolahan ke dalam suatu badan air. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 18/1999 Jo.PP 85/1999 Tinja (faeces) Air seni (urine) Grey water Air Limbah Air Limbah Rumah Tangga Air Limbah Industri  Proses Produksi Sebagai air pendingin mentransportasikan produk atau bahan baku Sebagai air proses mencuci dan membilas produk 1 2
  • 6. 4. Pengelompokan Limbah Berdasarkan Jenis Senyawa Limbah Organik Limbah Anorganik Berdasarkan Wujud Limbah Cair Limbah Padat Limbah Zat Berdasarkan Sumber Limbah Domestik Limbah Industri Limbah pertanian Limbah pertambangan
  • 7. 4. Pengelompokan Limbah (Berdasarkan Senyawa) Limbah Organik Berdasarkan pengertian secara kimiawi limbah organik merupakan segala limbah yang mengandung unsure karbon (C), sehingga meliputi limbah dari mahluk hidup yang dapat dijadikan sumber nutrisi bagi mikroorganisme, seperti bakteri dan jamur.
  • 8. Limbah Anorganik Berdasarkan pengertian secara kimiawi, limbah anorganik meliputi limbah-limbah yang tidak mengandung unsur karbon sehingga tidak dapat diurai oleh mikroorganisme, seperti logam yang pada umumnya berasal dari industri yang menggunakan unsur- unsur logam.
  • 9. “Bila limbah anorganik langsung dibuang di air lingkungan, maka akan terjadi peningkatan jumlah ion logam di dalam air. Ion logam yang berasal dari logam berat, bila terbuang ke air lingkungan sangat berbahaya bagi kehidupan khususnya manusia”
  • 10. 4. Pengelompokan Limbah (Berdasarkan Wujud) Limbah Cair Limbah cair domestik (domestic wastewater) Limbah cair industri (industrial wastewater) Rembesan dan luapan (infiltration and inflow) Air Hujan (strom water)
  • 11. Limbah Padat Lingkup limbah padat yaitu limbah hasil proses IPAL berupa endapan (slude) yang biasanya hasil dari proses filter press. Slude dapat dikategorikan tidak berbahaya dan dapat juga dikategorikan sebagai limbah bahan berbahaya dan beracun (B3). 4. Pengelompokan Limbah (Berdasarkan Wujud)
  • 12. Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) 1. Mudah meledak (explosive) 2. Pengoksidasi (oxidizing) 3. Amat sangat mudah terbakar (extremely flammable) 4. Sangat mudah terbakar (highly flammable) 5. Mudah terbakar (flammable) 6. Amat sangat beracun (extremely toxic) 7. Sangat beracun (highly toxic) 8. Beracun (moderately toxic) 9. Berbahaya (harmful) 10. Korosif (corrosive) 11. Bersifat mengiritasi (irritant) 12. Berbahaya bagi lingkungan (dangerous to the environment) 13. Karsinogenik, dapat menyebabkan kanker 14. Teratogenik, dapat menyebabkan kecacatan janin 15. Mutagenic, dapat menyebabkan mutasi genetik
  • 13. Penyakit Yang Berhubungan dengan Air (WaterBorne Diseases) 5. Dampak Buruk Limbah Gangguan kesehatan Bahaya Zat Kimia Dalam Air Minum Penurunan kualitas lingkungan Gangguan terhadap keindahan Gangguan terhadap kerusakan benda Air limbah yang tidak dikelola dengan baik dapat menimbulkan dampak buruk bagi mahluk hidup dan lingkungannya. Beberapa dampak buruk tersebut adalah sebagai berikut: DAMPAK BURUK • Nitrat • Fluorida (F) • Air raksa (Merkuri, Hg) • Kadmium • Selenium
  • 14. 6. Parameter Dalam Air Limbah BOD (Biochemical Oxygen Demand) • banyaknya oksigen dalam ppm atau miligram/liter (mg/lt) yang diperlukan untuk menguraikan benda organik oleh bakteri pada suhu 20 0C selama 5 hari COD (Chemical Oxygen Demand) • jumlah total oksigen yang diperlukan untuk mengoksidasi bahan organik secara kimiawi, baik yang didekomposisi secara biologis (biodegradable) maupun yang sukar didekomposisi secara biologis (non biodegradable). DO (Dissolved Oxygen) atau Oksigen terlarut • banyaknya oksigen yang terkandung di dalam air dan diukur di dalam satuan miligram per liter. Kesadahan (hardness) • gambaran kation logam divalen (valensi 2) yang terdapat di dalam air. Kation-kation ini dapat bereaksi dengan sabun membentuk endapan (presipitasi) maupun anion- anion yang terdapat di dalam air
  • 15. Settleable solid • Lumpur yang mengendap dengan sendirinya pada kondisi yang tenang selama 1 jam TSS (Total Suspended Solid) • Jumlah berat dalam mg/l lumpur kering yang ada di dalam air limbah setelah mengalami penyaringan dengan membran berukuran 0,45 mikron. MLSS (Mixed Liquor Suspended Solid) • Jumlah TSS yang berasal dari bak pengendapan lumpur aktif setelah dipanaskan pada suhu 103 – 105 0C. MLVSS (Mixed Liquor Volatile Suspended Solid) • Kandungan organik matter yang terdapat dalam MLSS. Didapat dari pemanasan MLSS pada suhu 600 0C, benda volatile menguap disebut MLVSS. 6. Parameter Dalam Air Limbah
  • 16. 6. Parameter Dalam Air Limbah Kekeruhan (turbidity) • ukuran yang menggunakan efek cahaya sebagai dasar untuk mengukur keadaan air sungai, kekeruhan ini disebabkan oleh adanya benda tercampur atau benda koloid dalam air. Lumpur aktif (activated sludge) • Endapan lumpur yang berasal dari air limbah yang telah mengalami pemberian udara (aerasi) secara teratur. Lumpur ini sangat banyak mengandung bakteri pengurai, sehingga sangat baik dipergunakan untuk pemakan zat organik pada air limbah yangmasih baru Effluent • Cairan yang keluar dari salah satu bagian dari bangunan pengolah atau dari bangunan pengolahan secara keseluruhan. j. Trickling filter • Teknik untuk meningkatkan kontak dari air limbah dengan mikroorganisme yang mengambil oksigen untuk metabolismenya. Saringannya berupa hamparan batu koral berukuran sedang diletakkan pd air yg menetes dan berkontak dengan mikroorganisme yang menempel pada batu koral tersebut.
  • 17. 7. Dasar-Dasar Proses Pengolahan Biologis untuk Air Limbah Prinsip pengolahan  menggunakan jasa bakteri (mikroorganisme) untuk menguraikan bahan organik yang terkandung dalam air limbah dan enzim yang ada mikroorganisme tersebut akan mengubah bahan organik menjadi unsur-unsur senyawa sederhana.
  • 18. 7. Dasar-Dasar Proses Pengolahan Biologis untuk Air Limbah Ciri-ciri untuk beberapa unit pengolahan tersebut dapat dilihat pada Tabel berikut di samping ini
  • 19. 8. Pengelolaan Air Limbah Pengolahan air limbah dengan bantuan peralatan biasanya dilakukan pada Instalasi Pengolahan air limbah/IPAL (Waste Water Treatment Plant/WWTP). Di dalam IPAL biasanya proses pengolahan dikelompokkan sebagai pengolahan pertama (Primary Treatment), pengolahan kedua (Secondary Treatment), dan pengolahan lanjutan (Tertiary Treatment) dan pengolahan lumpur (sludge disposal). Konsep Pengolahan Air Limbah
  • 20. 8. Pengelolaan Air Limbah (Primary Treatment) Pengolahan pertama bertujuan untuk memisahkan padatan dari air secara fisik. Hal ini dapat dilakukan dengan melewatkan air limbah melalui saringan (filter) dan/atau bak sedimentasi (sedimentation tank). Penyaringan (Filtration) Pengendapan (sedimentation) mengurangi padatan maupun lumpur tercampur dan partikel koloid dari air limbah Ada 2 aktivitas yaitu: penyaringan polutan dan pembersihan alat filtrasi tersebut 1 Untuk mempercepat proses pengendapan dapat ditambahkan bahan koagulan seperti alum (tawas) Dalam industri dikenal dengan Rapid Mixing dan Slow Mixing. Rapid Mixing  untuk melarutkan koagulan di dalam air. Slow Mixing  untuk mencampurkan larutan koagulan dengan polutan agar terbentuk fock yang dapat mengendap.
  • 21. Pada pengolahan anaerobik harus tidak ada oksigen, akibatnya unit pengolahan sistem ini harus selalu tertutup, Bakteri anaerobik menstabilkan zat organik dalam sedimen (sludge digestion) 8. Pengelolaan Air Limbah (Secondary Treatment) ZONA ANAEROB ZONA ANAEROB Hasil akhir yang dominan dari proses anaerobic: 1. biogas (campuran methane (CH4) dan carbon dioksida (CO2)) 2. Amonia, asam amino, dan amida 3. Senyawa sulfur H2S, merkaptan, serta sedikit exces sludge. Proses di dalam tangki septik adalah proses pengendapan dan pengeraman lumpur. Sistem pemisahan antara dua kompartemen tangki dimaksudkan agar terjadi endapan sempurna. 2
  • 22. Unit-Unit Pengolahan Anaerobik yang Umum Digunakan 1. Anaerobik Filter • Umumnya anaerobik filter digunakan sebagai pengolahan kedua setelah septik tank jika alternatif peresapan ke tanah tidak mungkin dilakukan. 2. UASB (Upflow Anaerobic Sludge Blanket) • Penggunaan UASB ini biasanya dipakai pada konsentrasi BOD di atas 1.000 mg/l, yang umumnya digunakan oleh industri dengan beban organik tinggi. Jika beban organik rendah, maka akan sukar untuk membentuk sludge blanket. 3. Kolam Anaerobik (Anaerobic Pond) • Kolam biasanya tanpa penutup, tetapi permukaannya diharapkan tertutup oleh scum hasil proses fermentasi. Jadi pengaturan kedalaman kolam sangat diperlukan untuk menjaga kondisi anaerob yaitu berkisar antara (2-5) m. 4. Phytoremediasi Phytoremediation merupakan sistem dimana tanaman tertentu yang bekerjasama dengan micro-organisme dalam media (tanah, koral dan air) dapat mengubah zat kontaminan (pencemar/pollutan) menjadi tidak berbahaya bahkan menjadi bahan yang berguna secara ekonomi.
  • 23. 8. Pengelolaan Air Limbah (Secondary Treatment) ZONA AEROB Pengolahan kedua bertujuan untuk mengkoagulasikan dan menghilangkan koloid serta menstabilisasi zat organik dalam air limbah. Proses penguraian bahan organik dilakukan oleh mikroorganisme secara aerobik atau anaerobik. 1.oksigen sebagai Electron Acceptor mikroorganisme 2.Proses aerobik biasanya dilakukan dengan bantuan lumpur aktif (Activated Sludge) 3.Hasil akhir yang dominan dari proses ini bila konversi terjadi secara sempurna adalah karbon dioksida, uap air serta excess sludge. Terdapat dua hal penting dalam proses ini, yaitu proses pertumbuhan bakteri dan proses penambahan oksigen Ada 2 cara untuk menambahkan oksigen ke dalam air limbah, sebagai berikut: 1. Memasukkan udara ke dalam air limbah 2. Memaksa air ke atas untuk berkontak dengan oksigen ZONA AEROB 2
  • 24. Unit-Unit Pengolahan Aerobik yang Umum Digunakan 1. Kolam Aerasi (aerated lagoon) • Kolam aerasi menggunakan peralatan aerator mekanik berupa surface aerator yang digunakan untuk membantu mekanisasi pasokan oksigen terlarut di dalam air. 2. Kolam Aerasi Fakultatif • Tipe ini selaras dengan kolam algae pada pada kolam stabilisasi, hanya oksigen yang diperlukan disuplai melalui aerator dan bukan melalui proses fotosintesis algae. 3. Tipe Aerobic Flow Through • Tipe ini pada prinsipnya menempatkan aerator yang dapat mengangkat seluruh endapan tersuspensi dalam aliran sehingga dianggap terjadi pengadukan lengkap dari seluruh sisi kolam sebagaimana terjadi pada aerasi di tangki sistem activated sludge/lumpur aktif. 4. Tipe Aerated lagoon Extended Aearation • Proses pengolahan air limbah dengan menggunakan lumpur aktif extended aeration merupakan pengembangan dari proses lumpur aktif konvensional (standar) yang secara umum terdiri dari bak pengendap awal, bak aerasi, dan bak pengendap akhir, serta bak klorinasi untuk membunuh bakteri patogen.
  • 25. Unit-Unit Pengolahan Aerobik yang Umum Digunakan 5. Lumpur Aktif (Activated Sludge) • Lumpur aktif adalah seluruh lumpur yang tersuspensi dan diberi oksigen sehingga seluruh mikroorganisme aerobik yang ada dan melekat dengan lumpur menjadi sangat aktif. Ada dua jenis lumpur aktif yaitu tipe konvensional dan tipe extended aeration. 6. Oxidation Ditch • Pada prinsipnya sistem oxidation ditch adalah extended aeration yang semula dikembangkan berdasarkan saluran sirkular dengan kedalaman 1-1,5 m yang dibangun dengan pasangan batu. 7. Kolam stabilisasi fakultatif • Pengolahan sistem ini menggunakan teknolgi paling sederhana yaitu proses mengandalkan O2 dari fotosintesis algae. Sedangkan penguraian bakteri terhadap bahan organik menjadi posfat dan amoniak diperlukan algae sebagai nutrisinya (fertilizer) untuk pertumbuhannya. 8. RBC ( Rotating Biological Contactor) • Prinsip pengolahan dengan RBC adalah pengolahan zat-zat organik yang ada pada air limbah dengan mengunakan bakteri yang melekat pada media berbeda dengan trickling filter yang menggunakan filter media yang diam sebagai tempat koloni bakteri berkembang.
  • 26. 9. Sistem IPAL Bio-filter • Air limpasan dari bak pengendap awal selanjutnya dialirkan ke bak kontaktor anaerob dengan arah aliran dari atas ke bawah, dan dari bawah ke atas. Unit-Unit Pengolahan Aerobik yang Umum Digunakan
  • 27. 8. Pengelolaan Air Limbah (Tertiary Treatment) pengolahan ini menghilangkan nutrisi/unsur hara khususnya nitrat dan posfat. Disamping itu juga pada tahapan ini dapat dilakukan pemusnahan mikro organisme patogen dengan penambahan Chlor pada air limbah. 3
  • 28. 8. Pengelolaan Air Limbah (Teknologi Pengolahan Lumpur) Untuk mengurangi volume lumpur dengan membuang supernatannya mengurangi bakteri pathogen, mengurangi bau yang menyengat dan mengendalikan pembusukan zat organik. diperlukan untuk menghilangkan bau dan memudahkan pengeringan lumpur. Lumpur dikeringkan untuk memudahkan pembuangannya terutama dalam hal transpotasi setelah melalui proses digesting sebenarnya sudah merupakan humus sehingga dapat digunakan untuk conditioning tanah tandus, dan dapat juga digunakan sebagai landfill.
  • 29. 9. Pengelolaan Excreta • Air Limbah Rumah Tangga Timbunan • Septik Tank • cubluk • Jamban Pengelolaan Setempat • Truk tinja Pengurasan dan Pengangkutan • Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) Pengolahan • Sungai • Saluran air Badan Air Penerima Pengelolaan Excreta On-site Off-site Community on-site
  • 30. 9. Pengelolaan Excreta Pengelolaan Excreta On-site Off-site Community on-site Pada pengelolaan off-site, excreta dialirkan ketempat pengolahan untuk mengalami pengolahan selanjutnya Pengelolaan excreta dapat dilakukan di dalam septic tank. Di dalam septic tank excreta akan dikonversi secara anaerobic menjadi biogas (campuran gas carbondioksida dan gas Methane).
  • 31. 9. Pengelolaan Excreta Pengelolaan Excreta On-site Off-site Community on-site Pembangunan sistem pengolahan air limbah terpusat skala lingkungan untuk 200 – 400 KK.
  • 32. Kesimpulan Pencemaran air dapat disebabkan oleh berbagai hal. Penyebab pencemaran air adalah aktivitas manusia yang menciptakan limbah rumah tangga, selain itu pencemaran air juga disebabkan dari limbah industri yang dibuang sembarangan di sungai, selokan, laut, dll. Proses pengolahan air buangan dapat mengurangi pencemaran air dari limbah rumah tangga atau limbah industri. Proses pengolahan air buangan dimulai dari penanganan primer, sekunder, tersier, dan pengolahan lumpur. • Diharapkan kepada seluruh masyarakat memperhatikan kesehatan lingkungannya dengan senantiasa memelihara perilaku hidup bersih. • Diperlukan ketrampilan industri untuk pengolahan air buangan atau mengolah limbah menjadi air bersih, untuk mencegah penurunan kualitas hidrosfir yang disebabkan air limbah.
  • 33. Referensi  -------------Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor: 20 Tahun 1990, Tentang Pengendalian Pencemaran Air.  -------------Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor : 82 Tahun 2001 Pasal 31  Annonim: Study on Urban Drainage and Wastewater Disposal In The City of Jakarta, Master Plan Study, Supporting Report (Draft) Vol. 1, 1990.  Dr. Azrul Azwar M.P.H, Pengantar Ilmu Kesehatan Lingkungan: Jakarta, Mutiara Sumber Widiya, 1990.  James F. McKenzie,at.al, An Introduction To Community Health, EGC, 2002.  JICA: Water Supply Engineering Vol 1. Edited by Japan Water Work Association.  Moeller, Dade W., Environmental Health Third Edition: United States of America, Harvard University Press, 2005.  Ricki M. Mulia, Kesehatan Lingkungan, yogyakarta, Graha Ilmu, 2005 .  Slamet, Juli Soemirat, Kesehatan Lingkungan, Jogjakarta: Gajah Mada University Press, 2002.  Wiley, John and Sons, Environmental Health From Global to Local: United States of America, A Wiley Imprint, 2010.  World Health Organization (WHO), Water Recreation and Disease: Ukraina, IWA Publishing, 2005.
  • 34. Thank You  Saving the Reduce, Reuse, Recycle