SlideShare a Scribd company logo
1 of 66
Download to read offline
No Kode	 : Keperawatan/................/............./2013
MODUL PRAKTIKUM FARMAKOLOGI 01
PENGHITUNGAN DOSIS
	
Penulis:
SITI LESTARI, MN
PENDIDIKAN JARAK JAUH PENDIDIKAN TENAGA KESEHATAN
Pusdiklatkes Badan PPSDM Kesehatan
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
2013
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
Daftar Isi
Daftar Isi..............................................................................................................................................1
Pendahuluan......................................................................................................................................2
Kegiatan Belajar 1 : Penghitungan dosis obat Injeksi........................................................4
Kegiatan Belajar 2 : Pencampuran Obat...............................................................................17
Kegiatan Belajar 3 : Menyiapkan Obat..................................................................................30
Tes Akhir Modul.............................................................................................................................58
DAFTAR PUSTAKA
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
Pendahuluan
Selamat berjumpa dalam pembahasan modul tentang Farmakologi
Praktikum
Memberikan obat dengan benar dan tepat akan memberikan khasiat dan
khasiat obat akan lebih baik dan lebih optimal untuk disorpsi tubuh sehingga
akan memberikan therapi penyembuhan yang efektif. Untuk itu, diperlukan
tindakan yang tepat misalnya penghitungan dosis yang tepat dan cara pemberian
obat yang benar juga. Karena salah dalam memberikan dosis obat akan bisa
berdampak yang buruk terhadap kesehatan tubuh pasien .
Dosis merupakan faktor penting dalam pemberian obat. Perawat berperan
penting dalam memberikan obat-obatan sebagai hasil kolaborasi dengan dokter
kepada pasien. Mereka bertanggung jawab dalam pemberian obat – obatan
yang aman . Untuk itu, perawat harus mengetahui semua komponen dari perintah
pemberian obat dan mempertanyakan perintah tersebut jika tidak lengkap atau
tidak jelas atau dosis yang diberikan di luar batas yang direkomendasikan .
Secara hukum perawat bertanggung jawab jika mereka memberikan obat yang
diresepkan dan dosisnya tidak benar atau obat tersebut merupakan kontraindikasi
bagi status kesehatan klien . Sekali obat telah diberikan , perawat bertanggung
jawab pada efek obat yang diduga bakal terjadi.
Agar dapat memberikan obat dengan aman, perawat hendaknya
mempelajari tentang obat-obatan, meliputi konsep dasar terutama tentang dosis
baik itu untuk orang dewasa dan anak. Selain itu beberapa rute pemberian obat
memiliki kharakteristik tersendiri, misalnya rute obat SC untuk Insulin memiliki
perhitungan tersendiri. Oleh karena itu perawat harus benar-benar memahami
bagaimana penghitungan dosis obat dengan benar.
	 Modul ini di kemas dalam tiga kegiatan belajar dan seluruhnya diberi
alokasi waktu 7 jam. Tiga kegiatan tersebut disusun dengan urutan sebagai
berikut :
- Kegiatan Belajar 1 : Penghitungan dosis obat Injeksi
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
- Kegiatan Belajar 2 : Pencampuran Obat.
- Kegiatan Belajar 3: Menyiapkan Obat
Setelah mempelajari modul ini, saudara akan dapat ; 1) Melakukan
penghitungan dosis obat injeksi intra musculer, intra vena, intra cutan dan sub
cutan , 2) Mencampur obat 3) Menyiapkan Obat. Kompetensi tersebut diperlukan
bagi saudara sebagai ahli madya keperawatan yang memiliki peran penting
dalam melaksanakan tindakan pengobatan sebagai hasil kolabrasi dengan tenaga
kesehatan lainnya.
	 Dalam modul ini anda diminta untuk banyak membaca secara mandiri
atau bersama teman-teman untuk mendapatkan gambaran dan penguasaan yang
lebih mendalam dan luas tentang konsep dasar famakologi, farmakodinamik,
farmakokinetik, penghitungan dosis dan Peran kolaboratif perawat dalam
pelaksanaan prinsip farmakologi . Agar Anda dapat mengikuti kegiatan belajar
dengan baik maka sebaiknya ikuti petunjuk-petunjuk dibawah ini.
1.	 Bacalah setiap penjelasan yang diberikan dengan cermat dan tidak perlu
tergesa-gesa.
2.	 Kerjakan soal-soal atau latihan yang Anda temukan dan cocokkan jawaban
Anda dengan kunci jawaban yang ada pada modul ini.
3.	 Pelajari sekali lagi uraiannya, terutama pada bagian yang kurang Anda pahami,
kemudian praktekkan setiap tindakan sesuai dengan petunjuk.
4.	 Lakukan dengan sungguh-sungguh setiap aktifitas termasuk praktek dan
yang terpenting adalah anda mengerjakan dan mendiskusikannya dengan
teman-teman di kelompok atau bila perlu minta bantuan pada senior anda.
5.	 Siapkan kertas, pensil dan alat tulis lain yang anda butuhkan selama Anda
mempelajari modul ini.
Yakinlah bahwa Anda akan mampu menyelesaikan seluruh materi dalam modul
ini dengan baik.
Selamat belajar, semoga sukses!
Tujuan Pembelajaran Umum
Tujuan Pembelajaran Khusus
Kegiatan Belajar I
Setelah menyelesaikan kegiatan belajar 1 ini,
anda diharapkan mampu menghitung dosis
obat.
TUJUANPembelajaran Umum
TUJUANPembelajaran Khusus
Mahasiswa mampu menjelaskan tentang :
a.	 Menghitung dosis obat Injeksi
b.	 Menghitung dosis obat injeksi Sub Cutan (SC)
c.	 Menghitung dosis obat injeksi Intra Cutan (IC)
d.	 Menghitung dosis obat injeksi Intra Muskuler (IM)
e.	 Menghitung dosis obat injeksi Intra Vena (IV)
f.	 Menghitung dosis injeksi anak
Menghitung Dosis Obat
POKOKMateri
1.	 Menghitung dosis obat injeksi : IM, IC, SC dan IV
2.	 Menghitung dosis injeksi anak
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
Uraian Materi
1.	 Menghitung Dosis Obat Injeksi
Jika obat – obatan tidak bisa diminum melalui mulut karena ketidakmampuan
untuk menelan atau menurunnya kesadaran, pengurangan aktivitas obat akibat
pengaruh asam lambung dan lain lain, maka pemberian obat parenteral dapat
dipilih. Obat yang digunakan dapat berasal dari bentuk cair yang telah tersedia,
dan bubuk yang direkonstituasi dalam vial dan ampul serta cartride yang telah
terisi.
1.	 Preparat Injeksi
Tempat obat yang tepat dan pilihan yang benar dari jarum dan
spuit adalah penting dalam mempersiapkan dosis obat yang
diresepkan. Rute pemberian adalah bagian dari perintah pengobatan.
Vial biasanya berupa tempat obat kecil terbuat dari kaca dengan tutup
karet yang terekat erat. Beberapa vial terisi obat dalam dosis multiple
dan jika disimpan dengan baik dapat dipakai berkali-kali. Ampul
adalah tempat obat yang terbuat dari gelas dengan leher yang melekuk
ke dalam dan merupakan tempat membuka ampul dengan jalan
memecahkannya. Ampul biasanya digunakan untuk sekali pakai. Label
obat pada vial atau ampul biasanya memberikan keterangan sebagai
berikut : nama generik dan nama dagang obat, dosis obat dalam berat
(miligram, gram dan miliequivalen) dan jumlahnya (mililiter), tanggal
kadaluwarso dan petunjuk pemberian. Bila obat dalam bentuk bubuk ,
instruksi pencampuran dan equivalen dosisnya biasanya juga diberikan.
		 Gambar 1	 : Obat dalam Vial dan Ampul
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
Spuit . Spuit terdiri silinder, pengisap dan ujung (tip) dimana jarum
bertemu dengan spuit. Spuit tersedia dalam berbagai type dan ukuran.
Spuit 3 mL dikalibrasi dalam sepersepuluh (0,1 mL). Jumlah cairan dalam
spuit ditentukan oleh pangkal karet hitam dari pengisap (bagian dalam
dari pengisap) yang paling dekat dengan ujung. Ingat bahwa mL dan cc
dapat dipakai bergantian. Spuit 5 cc dikalibrasi dengan pertanda 0,2
mL. Sering untuk merekonstitusi obat yang berbentuk kering dengan
aqua. Spuit Tuberculin adalah tabung 1 mL yang ramping dengan
pertanda dalam sepersepuluh dan seperseratus. Tabung ini dipakai jika
jumlah cairan yang akan diberikan kurang dari 1 mL dan untuk anak-
anak serta dosis heparin. Spuit Insulin mempunyai kapasitas 1 mL
tetapi insulin diukur dalam unit dan dosis insulin tidak boleh dihitung
dalam mililiter. Spuit insulin dikalibrasi dengan petanda 2-U, dan 100
U setara dengan 1 mL. Spuit insulin harus dipakai untuk pemberian
insulin. Catridge dan spuit yang tlah diisi Obat. Banyak obat-obat suntik
yang telah diisi dan yang sekali pakai. Biasanya catridege yang telah
diisi memiliki kelebihan 0,1-0,2 mL larutan obat. Berdasarkan obat yang
akan diberikan, kelebihan larutan harus dibuang sebelum pemberian.
Gambar 2 : Spuit
Jarum. Ukuran jarum terdiri dari 2 komponen, ukuran lubang dan panjang.
Nomor ukuran lubang yang sering dipakai adalah antara 18 sampai 26.
Tabel 1 : Ukuran dan Panjang Jarum
Type injeksi Ukuran lubang jarum Panjang jarum (inci)
Intra Cutan 25,26 3/8; ½; 5/8
SubCutan 23,25,26 3/8; ½; 5/8
Intra Musculer 19,20,21,22 1; 1 ½ ; 2
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
Sebelum kita lanjutkan dengan penghitungan dosis obat, ada baiknya
kita evaluasi sejauh mana pemahaman kita tentang materi yang sudah
disampaikan dengan mengerjakan soal berikut ini secara berpasangan.
2.	 Penghitungan injeksi Subcutan
Setelah memahami tentang perangkat yang digunakan untuk
memberikan obat, kini akan kita lanjutkan dengan menghitung
dosisnya. Kita mulai dengan menghitung dosis injeksi subcutan. Pada
pembahasan dosis sub cutan, kita akan juga membahas tentang dosis
pemberian insulin, karena meskipun pemberiannya sama secara sub
cutan, akan tetapi insulin memiliki kharakteristik tersendiri, baik satuan
obatnya maupun spuit yang digunakan untuk memasukkan obat.
Baiklah kita awali dari penghitungan injeksi subcutan secara umum. Masih
Ingat dengan rumus sederhana yang ada di modul 1 Farmakologi, Bagi
yang ingat, syukurlah tapi bgi yang lupa, saya akan mengulangi sedikit
tentang rumus sederhana dan rasio-proporsi ,seperti tertulis dibawah ini
Latihan 1
1. Kelas dibagi 2 kelompok
2. Kelompok I , membawa spuit dan jarum suntik dengan berbagai
ukuran, spuit tuberculin dan spuit insulin.
3. Kelompok II membawa kartu soal / quis (kartu soal/quis terlampir)
4. Pasangkan seorang dari kelompok I dan seorang lagi dari kelompok II
5. Seorang dari kelompok II membacakan soal yang dibawa.
6. Seorang dari kelompok 1 menjawab dengan menunjukkan peralatan
yang dibawa tersebut (spuit dan jarum suntik)
7. Lakukan secara bergantian
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
x V=A
Dimana :
D adalah dosis yang diinginkan atau dosis yang diperintahkan dokter
H adalah dosis ditangan : dosis obat pada label tempat obat (botol atau
vial)
V adalah bentuk : bentuk obat yang tersedia (tablet, kapsul, cair)
A adalah jumlah hasil hitungan yang diberikan kepada pasien
Metode rasio dan proporsi
Dimana :
H adalah dosis ditangan : dosis obat pada label tempat obat (botol atau
vial)
V adalah bentuk : bentuk obat yang tersedia (tablet, kapsul, cair)
D adalah dosis yang diinginkan atau dosis yang diperintahkan dokter
X adalah jumlah yang harus dihitung, yang akan diberikan kepada pasien
Nah, sekarang kita mulai menghitung dosis injeksi sub cutan.
a.	 Penghitungan dosis injeksi sub cutan
Disini akan kita berikan contoh , beberapa kasus terkait kebutuhan
terapi secara sub cutan.
Contoh :
Diketahui Diinginkan
H : V = D : x
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
Perintah Heparin 250 U SC, Tersedia Heparin 1.000 U/mL dalam vial
dengan dosis multipel (10 mL)
Rumus dasar :
x V=	 250	 X 1 mL = 25 = 0,25 mL
		 1.000		 100
Metode Rasio dan Proporsi
H 	;	V	=	D		 ;	X
10.000	 :	 1 mL	 =	 25000	: 	 x ml
X	= 25 	 = 0,25 mL
	 100
b.	 Injeksi Insulin
Insulin diresepkan dan diukur dalam unit. Kini, kebanyakan insulin
diproduksi dalam konsentrasi 100 U/mL. Insulin diberikan dengan
spuit insulin yang dikalibrasi sesuai dengan 100-U insulin. Konsentrasi
insulin juga tersedia dalam 40 U dan 500 U, tapi jarang ditemukan.
			 Gambar 3 : Contoh Obat Insulin
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
3.	 Penghitungan Dosis Injeksi Intra Muskuler (IM)
Otot mempunyai lebih banyak pembuluh darah daripada jaringan lemak,
sehingga obat-obatan yang diberikan secara intra muskuler lebih cepat
diabsorbsi dari pada injeksi subkutan. Volume larutan obat untuk injeksi
IM adalah 0,5 sampai 3,0 mL. Volume larutan yang lebih banyak dari 3
mL, menyebabkan perpindahan jaringan otot yang lebih banyak dan
kemungkinan terjadinya kerusakan jaringan.
Contoh soal.
1.	 Seorang pasien mendapat terapi oksasillin. Instruksi pada label obat
terbaca: “tambahkan 5,7 mL air steril.” Bubuk obat setara dengan 0,3 mL.
Setiap 1,5 mL = 250 mg (larutan obat setara dengan 6 mL). Selesaikan
soal dengan menggunakan 250 mg = 1,5 mL atau 1000 mg (1 g) = 6 mL.
a.	
=
b.	 H : V :: D : x
1000 mg : 6 mL :: 500 mg : x mL
				
				
Jawab: oksasilin (Prostaphlin) 500 mg = 3 mL
2.	 Kasus 2
Meperidin 35 mg = 0,7 mL, hidroksizin 25 mg= 0,5 mL meperidin
a.	
b.	 H : V :: D : x
50 mg : 1 mL :: 35 mg : x mL
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
				
Hidroksizin
a.	
b.	 H : V :: D : x
100 mg : 2mL :: 25 mg : x mL
				
				
Prosedur
1)	 Periksa dosis dan volume meperidin dalam cartridge yang telah terisi
2)	 Buang larutan yang telah berlebih dari cartridge yang telah diisi , 0,7
larutan harus ditinggalkan.
3)	 Ambil 0,5 mL udara ke dalam cartridge dan suntikkan ke dalam vial
4)	 Ambil 0,5 Hidroxcsizin dari vial, masukkan ke dalam cartridege
5)	 Volume total untuk injeksi mepeidin dan hidroxzisin adalah 1,2 mL
6.	 Penghitungan Injeksi untuk anak
Kita akan lanjukan dengan perhitungan dosis untuk anak-anak.
Ketuga metode yang digunakan dalam perhitungan dosis oral untuk
anak juga dipakai dalam penghitungan dosis obat injeksi. Metode-
metodenya adalah penghitungan berdasarkan 1) Berat badan (
kg), 2). Luas permukaan tubuh (LPT, m2
), dan 3) dosis dewasa .
Masih ingat khan ? Dalam Modul teori sudah pernah dibahas, jadi
silahkan buka kembali untuk mengingat metode yang dimaksudkan.
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
Contoh kasus :
a.	 Parameter tobramisin: 3 mg/kg/hari x 10 kg = 30 mg/hari dalam dosis
terbagi tiga
Perintah obat: 10 mg x 3 (q 8h)= 30 mg/hari
Dosis berada di dalam parameter keamanan. 10 mg=1 mL/ dosis
b.	 Parameter sefamandol: 50 mg/kg/hari x 15 kg= 75 mg/hari
100 mg/kg/hari x 15 kg= 1500 mg/hari
		 Perintah obat: Sefamandol 250 mg x 4 dosis= 1000 mg/hari
Dosis berada di dalam parameter keamanan
			
Label obat menyatakan tambahan 3,0 mL pelarut, setara 3,5 mL
Konversi 1 g menjadi 1000 mg
Bagaimana pemahaman saudara tentang dosis bagi anak-anak ?
Untuk mengetes sejauh mana pemahaman saudara, kerjakan tugas
dibawah ini
Latihan 2
Tinggi dan berat badan berpotongan pada 1,38 m²
Parameter metotreksat: 25 mg/m²/minggu x 1,38 m²=34,5 mg/
minggu
75 mg/m²/minggu x 1,38 m²=103,5 mg/minggu, IM
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
Sudahkah anda menyelesaikan pertanyaan di atas? Untuk mengetahui ketepatan
jawaban anda, jika anda telah mengerjakan soal tersebut, silahkan cocokkan
dengan kunci jawaban yang ada di bawah ini.
Dosis merupakan salah satu aspek penting dalam pemberian
obat. Perawat harus memiliki kompetensi penghitungan dosis
untuk mengurangi efek kelebihan atau kekurangan obat. Dalam
hal ini, perawat harus benar-benar teliti. Ada beberapa obat yang
memiliki kharakteristik tersendiri seperti insulin. Hal tersebut juga
membutuhkan kompetensi tersendiri, agar tujuan terapi dapat tercapai.
Secara umum ada dua cara untuk menghitung dosis orang dewasa, yaitu
rumus dasar dan rasio-proporsi, yaitu
1.	 Rumus dasar
x V=A
Dimana :
D adalah dosis yang diinginkan atau dosis yang diperintahkan dokter
H adalah dosis ditangan : dosis obat pada label tempat obat (botol atau
vial)
Jawaban latihan 2
Dosis berada di dalam parameter keamanan
Jika dipergunakan metroteksat 25 mg/mL, berikan 2 mL (50 mg) atau
Jika dipergunakan metroteksat 100 mg/mL, berikan 0,5 mL.
Karena jumlah larutan, lebih baik dipakai 0,5 mL dari larutan 100
mg/mL.
Rangkuman
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
V adalah bentuk : bentuk obat yang tersedia (tablet, kapsul, cair)
A adalah jumlah hasil hitungan yang diberikan kepada pasien
2. Metode rasio dan proporsi
Dimana :
H adalah dosis ditangan : dosis obat pada label tempat obat (botol atau
vial)
V adalah bentuk : bentuk obat yang tersedia (tablet, kapsul, cair)
D adalah dosis yang diinginkan atau dosis yang diperintahkan dokter
X adalah jumlah yang harus dihitung, yang akan diberikan kepada pasien
Sedangkan pada anak-anak ada 3 metode dalam penghitungan dosis
injeksi. Metode-metodenya adalah penghitungan berdasarkan 1) Berat
badan ( kg), 2). Luas permukaan tubuh (LPT, m2
), dan 3) dosis dewasa .
A.	
Diketahui Diinginkan
H : V = D : x
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
Tugas Mandiri
1.	 Kelas dibagi beberapa kelompok.
2.	 Setiap kelompok mengerjakan soal yang sudah dipersiapkan
3.	 Seminarkan hasil diskusi kelompok
4.	 Penilaian oleh tutor berdasarkan tool yang sudah disiapkan.
No Kelompok Kasus / Soal
1. I 1.	 Perintah Heparin 200 U SC, Tersedia Heparin
1.000 U/mL dalam vial dengan dosis multipel
(10 mL)
2 II Parameter phenergan: 0,25/kg/dosis x 45kg=
11,25mg/ dosis 0,50/kg/dosis x 45= 22,5 mg/dosis
Perintah obat: Phenergan 20 mg, IM per dosis
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
3 III
Seorang pasien mendapat terapi insulin NPH 25 U. SC.
Tersedia obat seperti diatas dan spuit insulin 100 U/mL.
Berapa banyak insulin yang harus dimasukkan dalam spuit
? Tunjukkan lengkap dengan peralatannya.
4 IV Label obat atropin ditandai dengan 0,4 mg/mL. Perkiraan
ekuivalen dari 0,3 mg adalah 0,8 mL sesuai dengan yang
tertera pada label. Jika 0,3 = 0,8 mL tidak diketahui, soal
dapat diselesaikan berdasarkan perhitungan 0,4 mg = 1 mL
Mintalah nilai pada Tutor Anda kemudian diskusikan hal-hal yang belum
Anda kuasai bersamanya. Jawaban Anda akan dinilai berdasarkan jumlah
benar kata kunci dari pemecahan masalah kasus di atas.
Apabila Anda mencapai tingkat penguasaan 80% ke atas, Anda dapat
meneruskan ke kegiatan belajar berikutnya. Tetapi bilai nilai Anda masih di
bawah 80%, maka Anda harus mengulang kegiatan sub modul pokok ini
terutama bagian yang belum dikuasai.
Umpan Balik
Tujuan Pembelajaran Umum
Tujuan Pembelajaran Khusus
Kegiatan Belajar II
Setelah menyelesaikan kegiatan belajar 2
ini, anda diharapkan mampu menyiapkan
dan melakukan pencampuran obat -obatan
TUJUANPembelajaran Umum
TUJUANPembelajaran Khusus
Mahasiswa mampu menjelaskan ten-
tang:
a.	 melakukan rekonstitusi obat
bubuk
b.	 Melakukan Pencampuran
Obat Injeksi
c.	 Melakukan pencampuran
obat untuk Pemberian
Intravena kontinu
Saudara, pada kegiatan belajar 2 ini
saudara akan mempelajari tentang :
1.	 Rekonstitusi Obat Bubuk
2.	 Pencampuran Obat Injeksi
3.	 pencampuran obat untuk
Pemberian Intravena
kontinu
Mencampur Obat
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
Uraian Materi
1.	 Rekonstitusi Obat Bubuk
Obat obat tertentu akan hilang potensinya jika berada dalam bentuk cair,
oleh karena itu pabrik obat mengemas obat obat tersebut dalam bentuk
bubuk. Obat-obat ini direkonstitusi dengan menggunakan pelarut air
steril atau salin sebelum diberikan. Label obat sering memberikan type
dan jumlah pelarut yang digunakan.
Biasanya pabrik obat menentukan jumlah pelarut untuk mencampur bubuk
obat untuk mencapai 1-2 mL/dosis. Obat bubuk membutuhkan tempat,
oleh karena itu volume larutan obat akan bertambah. Sekali obat bubuk
telah direkonstitusi, larutan obat yang tidak digunakan hrus diberi tanggal
dan tuliskan inisial pada label obat. Lautan obat yang tidak digunakan
dalam vial disimpan dalam lemari es dan dapat dipakai dalam jangka
waktu 48 jam sampai 1 minggu tergantung dari rekomendasi pabrik obat.
Larutan obat yang tidak dipakai dalam ampul harus dibuang.
Contoh kasus.
Selesaikan masalah dengan menggunakan keterangan pada label obat.
Perintah : Berikan Penisilin akuos 250.000 U, IM, q4h. Tersedia penisiln
aqueos 5.000.000 U ( 5 juta unit). Obat dalam bentuk vial. Label obat
menyatakan:
PELARUT YANG DITAMBAHKAN
		(mL)			 Unit/mL
		18			 250.000
		8			 500.000
		 3		 1,000,000
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
Jawab :
Tambahkan 18 mL pelarut, bubuk akan setara dengan 2 mL. Setiap 250.000
U setara dengan 1 mL. Dalam menyelesaikan masalah ini, tambahkan 18 mL
dan 2 mL ( bubuk obat) = 20 mL
a.	 Rumus dasar :
x V=		 250.000	 X 20 mL = 50 = 1 mL
		 5.000.000		 50
b.	 H 		 ;	V	=	D		 ;	X
5.000.000	 :	 20 mL	=	 250.000	 : 	 x ml
X	 =	 1 mL
Jadi dapat kita simpulkan bahwa untuk mencampur suatu obat yang
berbentu bubuk kita harus melakukan langkah-langkah sebagai berikut :
1.	 Menghitung dosis obat
2.	 Menyiapkan peralatan, yaitu :
a.	 Obat bubuk dalam vial
b.	 Pelarut, bisa berupa aqua atau normal salin
c.	 Spuit ukuran besar
d.	 Alkohol swab
e.	 Bengkok
3.	 Melakukan pencampuran obat bubuk dengan pelarut sesuai prosedur,
yaitu
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
a.	 Mencuci tangan
b.	 Melakukan desinfektan pada tutup pelarut
c.	 Pegang vial dengan posisi 45º, tarik larutan ke dalam spuit tersebut
sesuai kebutuhan
d.	 Masukkan cairan pelarut ke dalam vial yang berisi obat bubuk.
e.	 Kocok perlahan agar obat dapat merata
f.	 Bereskan perlatan dan buang sampah ke tempatnnya.
2.	Pencampuran Obat Injeksi
Obat-obat yang dicampur dalam spuit yang sama harus kompatibel untuk
mencegah pengendapan. Untuk menentukan kompatibilitas obat, periksa buku
referensiobatataudenganahlifarmasi.Jikaragu,janganmencampurobattersebut.
Tiga metode dalam pencampuran obat, yaitu:
1.	 Pencampuran dua macam obat dalam spuit yang sama dari dua vial
2.	 Pencampuran dua macam obat dalam spuit yang sama dari satu vial dan satu
ampul
3.	 Pencampuran dua macam obat dalam sebuah cartride yang telah diisi dari
sebuah vial.
Baiklah, kita akan membahas satu persatu bagaimana cara mencampur obat
tersebut.
1.	Pencampuran dua macam obat dalam spuit yang sama dari dual vial.
a.	 Persiapan Alat
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
1)	 Spuit
2)	 Jarum suntik
3)	 Contoh obat dalam bentuk vial
4)	 Aquades atau normal salin
5)	 Bengkok
6)	 Alkohol swab
b.	 Langkah –langkah
1)	 Ambil udara ke dalam spuit sejumlah larutan yang akan diambil dari
vial yang pertama dan suntikan udara kedalam vial yang pertama.
Jangan biarkan jarum mengalami kontak dengan larutan. Keluarkan
jarum.
2)	 Ambil udara kedalam spuit sejumlah larutan yang akan diambil dari
vial yang kedua. Tinggikan atau balikkan vial kedua dan suntikkan
udara. Ambil jumlah larutan dari vial yang kedua.
3)	 Ganti jarum, kecuali jika anda akan menghabiskan seluruh isi dari vial
yang pertama.
4)	 Balikkan vial yang pertama dan ambil larutan dalam jumlah yang
diinginkan.
2.	Pencampuran dua macam obat dalam spuit yang sama dari satu vial dan
satu
ampul
a.	 Persiapan Alat
1)	 Spuit
2)	 Jarum suntik
3)	 Contoh obat dalam bentuk vial dan ampul
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
4)	 Bengkok
5)	 Alkohol swab
b.	 Langkah –langkah
1)	 Suntikkan udara ke dalam vial
2)	 Ambil larutan dalam jumlah yang diinginkan dari vial
3)	 Ambil larutan dalam jumlah yang diinginkan dari ampul
Contoh	 : Prosedur Pencampuran Obat-obat dalam spuit yang sama
Seorang pasien mendapatkan terapi Meperidin (Demerol) 25 mg dan Sulfat
Atopin 0,4 mg Inta Muskuler (IM). Obat yang tersedia adalah Meperidin dalam
cartrid ge Tubex berlabel 50 mg/mL. dan Sulfat Atopin 0,4 mg/mL. Berapa mL
dari setiap Obat akan anda berikan ? dan bagaimana mencampurkannya ?
Jawab :
1.	 Dosis Meperidin.
a.	 Rumus dasar :
x V=		 250.000	 X 20 mL = 50 = 1 mL
1.00.0		 50
b. 	 H 		 ;	 V	 =	 D		 ;	 X
5.000.000	 :	 20 mL	=	 250.000	 : 	 x ml
X	 =	 1 mL
2. Dosis Atropin
Label menunjukkan 0,4 mg= 1 mL
Jadi berikan meperidin 0,5 mL dan atropin 1 mL.
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
Prrsedur : Mencampur kedua obat dalam cartridge dengan satu obat
dari sebuah vial dan obat yang lain dalam cartridge yang telah diisi.
1.	 Periksa dosis dan volume obat dalam cartridge yang telah diisi.
2.	 Buang 0,5 mL dan setiap kelebihan larutan obat (meperidin) dari cartridge (
0,5 mL
tetap berada dalam cartridge)
3.	 Ambil 1 mL udara ke dalam cartridge dan suntikkan udara kedalam vial yang
berisi
atropin
4.	 Ambil 1 mL atropin dari vial ke dalam larutan meperidin di dalam cartridge.
3.	 Mencampur Insulin
Pemberian insulin campuran antara short-intermediet acting atau long
acting insulin mengakibatkan kadar gula darah klien lebih bagus daripada
single type insulin. Pada pemberian insulin campuran ini harus tepat dan
benar agar insulin yang ada di dalam botol tidak bercampur dengan
insulin yang ada di spuit yang dapat mengakibatkan lisis.
Adapun langkah-langkah pencampurannya adalah sebagai berikut :
1.	 Cuci tangan
2.	 Baca etiket botol insulin, tipe dan tanggal kadaluarsanya
3.	 Putar setiap botol insulin secara gantle diiatas telapak tangan agar isi
insulin merata
4.	 Usap tutup botol dengan alcohol
5.	 Injeksi 20 unit udara ke dalam NPH insulin. (jumlah udara yang
dimasukkan ke dalam botol sesuai dengan dosis unit yang diperlukan)
.Selalu mendahulukan menginjeksi udara ke dalam insulin yang
berdurasi kerja lebih lama.
6.	 Injeksikan udara 10 unit ke dalam botol insulin reguler. Jumlah udara
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
yang diinjeksikan harus sama dengan dosis insulin yang diberikan
7.	 Hisap 10 unit insulin reguler Pastikan bahwa tidak ada udara dalam
spuit, selalu hisap dahulu insulin yang mempunyai masa kerja lebih
pendek
8.	 Hisap 2 unit insulin NPH dengan spuit yang telah berisi insulin reguler
10 uniit.
9.	 Hati-hati jangan sampai insulin reguler terinjeksi ke botol insulin NPH.
10.	Jumlah insulin dalam satu spuit dharus menjadi 30 unit
4.	 Mencampur Obat-Obat untuk Pemberian Intra Vena Kontinu
Obat seperti kalium klorida dan vitamin seringkali ditambahkan kedalam kantong
larutan IV untuk infus IV kontinu. Obat-obat harus ditambahkan kedalam
kantong atau botol segera sebelum pemberian cairan intra vena. Suntukkan
obat kedalam penutup karet pada kantong atau botol IV dan rotasi kantong
beberapa kali untuk memastikan bahwa obat tersebar merata dalam larutan.
Jangan tambahkan obat sewaktu infus brjalan kecuali jika kantong dirotasi.
Larutan obat yang disuntikkan kedalam larutan infus IV dalam posisi tegak akan
mengkonsentrasikanobatpadabagianbawahdarikantongsehinggatidaktersebar
secara merata dan membahayakan pasien apalagi yang dsuntikkan kalium klorida.
Bagaimana caranya ? Kita akan menjelaskannya dengan contoh dibawah ini
Contoh:
Seorang pasin mendapat program terapi berupa: 100 mL dekstrosa 5% dalam
air (D5
W) dengan kalium klorida (KCl) 20 mEq dalam 8 jam. Tersedia: 1000 mL
dekstrosa 5% dalam air
Kalium klorida 40 mEq/20 mL ampul. Perangkat IV berlabel 10 tetes/ menit
Perhitungan obat: Mempergunakan rumus dasar dan metode rasio-dan-
proporsi
a.
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
b.	 H	:	V	::	D	:	x
40 mEq : 20 mL	 ::	 20 mEq :	 x mL
			
			
	 Perhitungan laju aliran IV akan dijelaskan dengan menggunakan tiga
metode seperti yang telah dianjurkan sebelumnya. Tetapi, sangat dianjurkan
agar anda memilih salah satu metode untuk menentukan laju aliran IV.
Metode I
1.	
125 mL/jam
2.	
mL/menit
3.	 2,1 x 10= 21 tetes/menit
Metode II
1.	 1000+8= 125 mL/jam
2.	
tetes/menit
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
Mencampur Obat perlu dilakukan secara hati hati
1.	 Rekonstitusi obat bubuk perlu memperhatikan jumlah dan jenis cairan
pelarut
2.	 Pencampuran obat harus kompatible dan memperhatikan jenis obat serta
asal obat apakah dari vial, ampul atau sudah tersedia dalam cartridge
3.	 Pencampuran obat-obat injeksi bisa dibedakan menjadi :
a.	 Pencampuran dua macam obat dalam spuit yang sama dari dua vial
b.	 Pencampuran dua macam obat dalam spuit yang sama vial dan ampul
c.	 Pencampuran dua macam obat dalam cartridge yang telah diisi dari
sebuah vial
Rangkuman
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
1.	 Kelas dibagi menjadi beberapa kelompok
2.	 Diskusikan tugas dalam kelompok dan presentasikan di depan kelas
3.	 Lakukan penilaian dengan format penilaian yang telah disediakan
4.	 Cocokkan dengan jawaban yang telah tersedia.
No Kelompok Materi
1 I 1.	 Perintah: kanamisin (Kantrex) 250 mg, IV, setiap 6 jam 72 jam
Tersedia: Kantrex
Perangkat dan cairan: Perangkat silinder dengan faktor
tetesan 60 tetes/mL; 500mL D5
W.
Instruksi: Encerkan obat dalam 75 mL D5
W dan berikan infus
selama 30 menit.
2 II 2.	 Perintah: Sefamandol (Mandol) 500 mg, IV, q6h
Tersedia:sefamandol(Mandol) berbentuk bubuk dalam sebuah
vial.
Untuk rokonstitusi: Tambahkan 6,6 mL pelarut= 8 mL larutan
obat (2 g=8 mL)
Perangkat dan Cairan: perangkat sekunder dengan 100 mL
D5
W. Faktor tetesan 15 tetes/mL
Instruksi: Encerkan dalam 100 mL D5
W dan berikan infus
selama 30 menit.
Tugas Mandiri
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
3 III 3.	 Perintah: tobramisin (Nebcin) 50 mg, IV, setiap 8 jam
Parameter obat: 3 mg/kg/hari dalam dosis terbagi tiga. Berat
klien 65 kg.
Tersedia: Nebcin
Perangkat dan Cairan: perangkat IV silinder dengan faktor
tetesan 60 tetes/mL;500mL D5
W
Instruksi: Encerkan tobramisin dalam 100 mL D5
W dan berikan
infus selama 40 menit.
Apakah dosis tobramisin dalam batas parameter keamanan?
Jelaskan.
4 IV 4.	 Perintah: ampisilin (Polycillin-N) 500 mg, IV, setiap 6 jam
Tersedia: Polycillin-N. Tambahkan 4,5 mL pelarut = 5 mL (2 g=
5 mL)
Konversi gram menjadi miligram.
Perngakt dan cairan: Perangkat silinder dengan faktor tetesan
60 tetes/mL; 500 mL D5
W
Instruksi: encerkan ampisilin dalam 50 mL D5
W dan berikan
infus selama 15 menit.
5 V 5.	 Perintah: metisilin (Staphcillin) 1 g, IV, q6h
Tersedia: Staphcillin
Catatan: label obat menunjukkan penggunaan IM dan IV.
Pergunakan rekonstitusi IM dan encerkan dalam 100 mL D5
W.
Instruksi: Encerkan Staphcillin dalam mL D5
W dan berikan
infus selama 40 menit.
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
	 Mintalah nilai pada Tutor Anda kemudian diskusikan hal-hal yang
belum Anda kuasai bersamanya. Jawaban Anda akan dinilai berdasarkan
jumlah benar kata kunci dari pemecahan masalah kasus di atas.
	 Apabila Anda mencapai tingkat penguasaan 80% ke atas,
Anda dapat meneruskan ke kegiatan belajar berikutnya. Tetapi
bilai nilai Anda masih di bawah 80%, maka Anda harus mengulang
kegiatan sub modul pokok ini terutama bagian yang belum dikuasai.
Umpan Balik
Tujuan Pembelajaran Umum
Tujuan Pembelajaran Khusus
Kegiatan BelajarIII
Setelah menyelesaikan kegiatan belajar 3 ini,
anda diharapkan mampu menyiapkan obat
-obatan.
TUJUANPembelajaran Umum
TUJUANPembelajaran Khusus
Setelah menyelesaikan kegiatan bela-
jar 3 ini, diharapkan mahasiswa mam-
pu menjelaskan tentang:
a.	 M e n d e m o n s t r a s i k a n
tindakan prosedur
pemberian obat
b.	 M e n d e m o n s t r a s i k a n
tindakan cara mencegah
kesalahan pemberian obat
c.	 Mendemonstraikantindakan
keamanan dalam pemberian
obat.
d.	 M e n d e m o n s t r a s i k a n
tindakan menyiapkan obat
yang diberikan secara oral
e.	 M e n d e m o n s t r a s i k a n
tindakan menyiapkan obat
dari ampul dan vial
Saudara, materi yang akan saudara
pelajari pada kegiatan belajar 3 ada-
lah tentang: Prosedur pemberian obat,
Pencegahan kesalahan dalam pembe-
rian obat, Langkah langkah keamanan
dalam pemberian obat, Menyiapkan
obat yang diberikan secara oral,
Menyiapkan obat dari ampul dan vial.
Menyiapkan Obat
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
Uraian Materi
1. Pemberian Obat
Persiapan dan pemberian obat harus dilakukan dengan akurat oleh perawat.
Perawat harus memberikan perhatian penuh dalam mempersiapkan obat dan
sebaiknya tidak melakukan tugas lain ketika memberikan obat. Masih Ingat tentang
prinsip 6 benar dalam pemberian Obat ?. Ya...bagus, perawat harus menggunakan
prinsip 6 benar pemberian obat tersebut untuk menjamin pemberian obat yang
aman. Nah, bagaimana prosedur pemberian obat secara umum akan dijelaskan
dibawah ini :
Sebelumnya, peralatan yang perlu disiapkan adalah
1.	 Berbagai contoh obat : Tablet, kapsul, obat dalam bentuk ampul maupun
vial
2.	 Catatan order obat ( bisa contoh resep)
3.	 Peralatan untuk memberikan obat : sendok teh , sendok makan, miniskus,
spuit berbagai ukuran, alkohol swap dan kontainer untuk membuang
bahan yang sudah tidak terpakai.
4.	 Buku catatan untuk mendokumentasikan tindakan pemberian obat
Prosedur pemberian obat
1.	 Persiapan
a.	 Cuci tangan sebelum menyiapkan obat
b.	 Periksa untuk terjadinya alergi obat; periksa penilaian riwayat dan
kardex
c.	 Periksa perintah pengobatan dengan perintah dokter, kardex, lembar
pengobatn, dan/atau kartu pengobatan
d.	 Periksa label tempat obat sebanyak tiga(3) kali
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
e.	 Periksa tanggal kadarluwarsa pada label obat; pergunakan hanya jika
obat masih berlaku
f.	 Periksa ulang perhitungan dosis obat dengan perawat lain
g.	 Pastikan kebenaran obat-obat yang dapat bersifat toksik dengan
perawat lain atau ahli farmasi
h.	 Tuang tablet atau kapsul ke dalam tutup tempat obat. Jika obat
tersedia dalam jenis unit, buka paket di sisi tempta tidur setelah
memastikan kebenaran identifikasi klien
i.	 Tuang cairan setinggi mata. Miniskus, lengkung terendah dari cairan,
harus berada pada garis dosis yang diminta
j.	 Encerkan obat-obat yang mengiritasi mukosa lambung(kalium,
aspirin) atau berikan bersama-sama dengan makanan
2.	 Pemberian
a.	 Periksa identitas klien melalui gelang identifikasinya.
b.	 Tawarkan batu es untuk membaalkan pengecap rasa sewaktu
memberikan obat yang rasanya tidak enak. Jika mungkin,
berikan obat dengan rasa yang tidak enak terlebih dahulu, baru
kemudian diikuti dengan obat yang rasanya menyenangkan
c.	 Berikan hanya obat yang saudara persiapkan.
d.	 Bantu klien mendapatkan posisi yang tepat tergantung dari rute
pemberian
e.	 Tetaplah bersama klien sampai obat dipakai
f.	 Jika memberikan obat kepaa sekelompok klien, berikan obat terakhir
pada klien yang membutuhkan bantuan ekstra
g.	 Berikan tidak lebih dari 2,5-3 ml larutan intramuskular pada satu tempat.
Bayi tidak boleh menerima lebih dari 1 ml larutan intramuskular pada
satu tempat. Tidak boleh memberikan lebih dari 1 ml jika melalui rute
subkutan. Jangan menutup kembali jarum suntikan (peringatan umum)
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
h.	 Buang jarum dan tabung suntik ke tempat yang tepat
i.	 Buang obat-obatan ke dalam bak atau toilet, jangan kedalam tempat
sampah. Bahan-bahan kontrol harus dikembalikan ke apotik.
j.	 Buang larutan yang tidak terpakai dari ampul. Simpan
larutan stabil yang tidak terpakai ke dalam tempat yang
tepat (beberapa perlu dimasukkan ke dalam lemari es). Tuls
tanggal dan waktu pembukaan dan inisial anda pada label
k.	 Simpan narkotik ke dalam laci atau lemari dengan kunci ganda
l.	 Kunci untuk laci narkotik harus disimpan oleh perawat dan tidak boleh
disimpan di dalam laci atau lemari.
3.	 Pencatatan
a.	 Laporkan kesalahan obat dengan segera kepada dokter klien dan
perawat supervisor . lengkapi laporan peristiwa
b.	 Masukkan ke dalam kolom: catatan obat yang diberikan, dosis, waktu,
rute, dan inisial anda
c.	 Catat obat-obat segera setelah diberikan, khususnya dosis stat.
d.	 Lapor dan catat obat-obat yang di tolak dan alasan penolakan
e.	 Catat jumlah cairan yang diminum bersama obat pada kolom intake
an output; sediakan cairan yang hanya di perbolehkan dalam diet.
Nah, untuk lebih memahami bagaimana pemberian obat yang benar,
lakukan role play bersama beberapa kawan . Mintalah tutor dan kawan
lainnya untuk mengomentari dan menilai kegiatan saudara.
Latihan 1
1. Baca dan fahami prosedur pemberian obat.
2. Siapkan peralatan yang diperlukan
3. Lakukan demonstrasi / role play bersama beberapa kawan.
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
2. Cara mencegah kesalahan pemberian obat
Kesalahan pengobatan adalah suatu kejadian yang dapat membuat klien
menerima obat yang salah atau tidak mendapat terapi yang tepat. Kesalahan
pengobatan dapat dilakukan oleh setiap individu yang terlibat dalam pembuatan
resep, transkripsi, persiapan, penyaluran dan pemberian obat. Sistem penyaluran
obat di rumah sakit harus dirancang supaya ada sebuah sistem pemeriksaan
dan keseimbangan. Hal ini akan membantu mengurangi kesalahan pengobatan.
Perhatikan contoh ilustrasi dibawah ini.
STUDY KASUS, Dokter menulis sebuah instruksi obat. Perawat menerima
instruksi dan memeriksa kelengkapan dan ketepatan . Perawat dapat bertanya
tentang instruksi tersebut, misalnya , jika tulisan instruksi tidak dapat dibaca,
dosis rendah atau tinggi, tetapi tidak lazim atau obat tidak tepat untuk kondisi
klien. Instruksi dikirim ke apotik Di apotik, instruksi tersebut dibaca dan
disiapkan oleh pegawai apotik. Farmasist memeriksa kerja pegawainya bahwa
dosis obat tepat dan juga untuk interaksi dan alergi obat. Apabila instruksi obat
tampaknya tidak tepat, misalnya pada instruksi tertulis 2000 mg sementara
dosis yang tepat adalah 200 mg, ahli farmasi dapat menghubungi perawat
untukmemintaklarifikasidokter(ataufarmasistlangsungmenghubungidokter.
Apabila instruksi tepat, obat dikirim ke unit perawatan. Perawat menerima
obat dan mengecek apakah obat yang dikirim sesuai dengan instruksi dokter.
Sebelum memberikan obat, perawat melakukan 5 hal benar dalam pemberian
obat. Perawat mengijinkan klien menjadi orang terakhir yang mengecek obat
dengan meninjau kembali nama obat, dosis dan alasan ia menerima obat
tersebut.
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
Ilustrasi tersebut menggambarkan peran penting perawat dalam mencegah
kesalahan pengobatan. Perawat memerankan peran yang sangat penting dalam
lingkaran esensial pencegahan kesalahan pengobatan. Sayangnya, kebanyakan
kesalahan pengobatan dilakukan perawat. Kesalahan yang terjadi harus segera
diketahui dan dilaporkan kepada yang bertanggungjawab, sehingga dapat segera
dilakukan tindakan-tindakan untuk mengurangi dampak atau efek kesalahan
pengobatan tersebut.
Nah, dibawah ini ada prosedur yang dapat dilakukan untuk mencegah kesalahan
demberian obat.
Tabel 3-1 : Cara mencegah Kesalahan Pemberian Obat
Kewaspadaan Rasional
Baca label obat dengan teliti Banyak produk yang tersedia dalam kotak,
warna, dan bentuk yang sama.
Pertanyakan pemberian
banyak tablet atau vial untuk
dosis tunggal
Kebanyakan dosis terdiri dari satu atau dua
tablet atau kapsul atau vial dosis tunggal.
Interpretasi yang salah terhadap program obat
dapat mengakibatkan pemberian dosis tinggi
berlebihan.
Waspadai obat-obatan
bernama sama
Banyak nama obat terdengar sama (misalnya,
digoksindan digitoksin, keflex dan keflin,
orinase dan ornade)
Cermati angka di belakang
koma
Beberapa obat tersedia dalam jumlah yang
merupakan perkalian satu sama lain (contoh,
tablet coumadin dalam tablet 2,5 dan 25 mg,
Thorazine dalam Spansules (sejenis kapsul) 30
dan 300 mg.
Pertanyakan peningkatan
dosis yang tiba-tiba dan
berlebihan
Kebanyakan dosis diprogramkan secara
bertahap supaya dokter dapat memantau efek
terapeutik dan responsnya.
Ketika suatu obat baru
atau obat yang tidak lazim
diprogramkan, konsultasi
kepada sumbernya
Jika dokter tidak lazim dengan obat tersebut
maka risiko pemberian dosis yang tidak akurat
menjadi besar
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
Jangan beri obat yang
diprogramkan dengan nama
pendek atau singkatan tidak
resmi
Banyak dokter menggunakan nama pendek
atau singkatan tidak resmi untuk obat yang
sering diprogramkan. Apabila perawat atau
ahli farmasi tiak mengenal nama tersebut, obat
yang diberikan atau dikeluarkan bisa salah
Jangan berupaya menguraikan
dan mengartikan tulisan yang
tidak dapat dibaca
Apabila ragu, tanya dokter. Kesempatan terjadinya
salah interpretasi besar, kecuali jika perawat
mempertanyakan program obat yang sulit dibaca.
Kenali klien yang memiliki
nama akhir sama. Juga minta
klien menyebutkan nama
lengkapnya. Cermati nama
yang tertera pada tanda
pengenal
Seringkali, satu dua orang klien memiliki
nama akhir yang sama atau irip. Label khusus
pada kardeks atau buku obat dapat memberi
peringatan tentang masalah yang potensial.
Cermati ekuivalen Saat tegesa-gesa, salah baca ekuivalen mudah
terjadi(contoh, dibaca miligram, padahal mililiter)
3. Keamanan dalam Pemberian Obat melalui Injeksi
Cedera akibat tusukan jarum pada perawat merupakan masalah yang signifikan
dalam institusi pelayanan kesehatan dewasa ini. Ketika perawat tanpa sengaja
menus uk dirinya sendiri dengan jarum suntik yang sebelumnya masuk dalam
jaringan tubuh klien, perawat beresiko terjangkit sekurang kurangnya 20 patogen
potensial. Perawat beresiko terkena cedera akibat tusukan jarum suntik melalui
salah satu dari cara berikut ini,
1.	 Meleset ketika mencoba kembali menutup jarum dan menusuk tangan anda
yang sebelah.
2.	 Anda kembali menutup jarum dan jarum menembus tutup itu.
3.	 Tutup jarum yang sud ah dipasang lepas
4.	 Mencederai diri anda sendiri saat mengumpulkan kotoran yang ternyata berisi
instrumen tajam.
Mengingat resiko tertular penyakit akibat needle stick injury, ada cara untuk
melindungi diri agar aman saat menutup kembali jarum suntik yang telah
digunakan.
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
Tabel 3-2 : Teknik Menutup Kembali Jarum dengan Satu Tangan
Langkah Rasional
Jangan pernah menutup jarum kembali .
Gunakan prosedur ini hanya bila sebuah
wadah pembuangan benda tajam tidak
tersedia dan anda tidak dapat meninggalkan
ruangan
Cedera akibat tertusuk jarum
menempatkan tenaga perawatan
kesehatan pada risiko terkena
patogen yang ditularkan melalui
darah. Setelah menggunakan sebuah
jarum, tenaga perawatan kesehatan
harus membuang benda yang tajam
ini ke wadah pembuangan terdekat
yang sudah didesain
Sebelum memberi injeksi, tempatkan tutup
jarum di atas benda padat yang tidak
bergerak, misalnya tepi meja disisi tempat
tidur. Bagian tutup jarum yang terbuka harus
menghadap ke wajah dan dalam jangkauan
tangan perawat yang dominan, atau
jangkauan infeksi, atau jangkauan tangan.
Hal ini membuat perawat siap
melakukan seluruh prosedur dengan
cara yang aman.
Beri injeksi Hal ini memastikan pemberian obat.
Tempatkan ujung jarum pada pintu masuk
tutup jarum. Dengan perlahan masukkan
jarum ke dalam tutupnya
Memaksa jarum masuk ke dalam
tutupnya dapat membuat jarum
menjadi bengkok
Begitu jarum berada di dalam tutupnya,
gunakan sebuah benda untuk menahan
sehingga jarum dapat ditutup seluruhnya
Gunakan gerakan perlahan, dan
jangan pernah memaksa jarum ke
dalam tutupnya
Buang jarum pada kesempatan pertama. Hal ini menjamin lingkungan yang
aman untuk klien dan perawat
Cuci tangan
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
4. Menyiapkan Obat yang diberikan secara Oral
Tabel 3-3 : Menyiapkan Obat yang Diberikan Secara Oral
Langkah Rasional
1.	 Kaji adanya kontraindikasi pada klien
yang menerima obat oral, meliputi sulit
menelan, mual atau muntah, radang usus
atau peristaltik menurun, baru menjalani
pembedahan saluran cerna, bising usus
hilang atau menurun, terpasang pengisap
lambung, tingkat kesadaran menurun
Perubahan fungsi saluran cerna
memengaruhi distribusi, absorpsi, dan
ekskresi obat. Apabila selang pengisap
lambung terpasang, obat dapat diisap
keluar sebelum dapat diabsorpsi. Klein
yang tingkat kesadarannya rendah
rendah mengalami aspirasi
2.	 Tetapkan pilihan klien dan toleransinya
terhadap cairan
Menawarkan cairan dapat
meningkatkan asupan cairan, kecuali
dikontraindikasikan obat penyakit
jantung, paru-paru, atau ginjal
3.	 Siapkan suplai dan perawatan yang
dibutuhkan:
a.	 Kartu, format catatan, atau huruf cetak
nama obat
b.	 Kereta obat atau nampan
c.	 Mangkuk obat sekali pakai
d.	 Segelas air, jus, atau cairan yang dipilih
e.	 Sedotan
f.	 Alat penghancur pil (tidak harus) Digunakan untuk menghancurkan
tablet pada klien yang sulit menelan
4.	 Periksa keakuratan dan kelengkapan
setiap kartu, format, atau huruf cetak
nama obat berdasarkan program
pengobatan yang ditulis dokter.
Periksa nama klien dan nama, dosis, rute
pemberian, dan waktu pemberian obat.
Laporkan, jika ada ketidaksesuaian untuk
menuntut tanggung jawab perawat atau
dokter.
Program dokter adalah sumber
yang paling dapat dipercaya dan
merupakan satu-satunya catatan
resmi obat yang akan diterima.
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
5.	 Siapkan kan obat:
a.	 Cuci tangan
b.	 Atur nampan dan mangkuk obat di
dalam ruang pengobatan/ pindahkan
kereta obat ke luar kamar klien.
c.	 Buka kunci laci atau kereta obat.
(Narkotika umumnya disimpan
di dalam kotak yang dikunci dua
kali, terpisah dari laci atau kereta
obat). (sistem komputerisasi kereta
obat diakses dengan nomor masuk
elektronik)
d.	 Siapkan obat-obatan untuk seorang
klien pada suatu waktu tertentu.
Simpan tiket atau format obat
bersama-sama untuk setiap kilen.
e.	 Pilih obat yang tepat dari persediaan
atau laci unit dosis. Bandingkan label
obat dengan format, kartu dan huruf
cetak nama obat.
f.	 Hitung dosis obat yang benar.
Lakukan dengan teliti. Periksa kembali
hitungan.
g.	 Untuk menyiapkan tablet atau kapsul
dari botol, tuangkan jumlah yang
dibutuhkan ke dalam tutup botol lalu
pindahkan ke mangkuk obat. Jangan
sentuh dengan jari. Tablet atau kapsul
yang lebih dapat dikembalikan ke
dalam botol.
Mengurangi perpindahan
mikroorganisme dari tangan Anda ke
obat dan peralatan
Menghemat waktu dan mengurangi
kesalahan.
Obat-obatan terjaga aman bila dikunci
dalam lemari atrau kereta
Mencegah kesalahan dalam
menyediakan obat.
Mengurangi kesalahan
Perhitungan akan lebih akurat bila
informasi dari label obat tersedia di
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
5. Menyiapkan Obat dari Ampul dan Vial
Menyiapkan obat yang akan diberikan pasien dengan benar sesuai dosis
yang diinstruksikan.
1.	 Tujuan
a.	 Obat siap diberikan kepada pasien
b.	 Dosis obat tepat sesuai instruksi dokter
2.	 Persiapan alat
Mencuci tangan untuk mencegah atau mengurangi penularan
Siapkan peralatan dan suplai yang dibutuhkan:
a.	 Ampul
1)	 Ampul berisi obat
2)	 Spuit dan jarum
3)	 Bantalan kassa kecil atau swab alohol
4)	 Wadah tempat membuang bahan gelas
b.	 Vial
1)	 Vial berisi obat
2)	 Spuit dan jarum
3)	 Swab alkohol
4)	 Pelarut (mis, normal saline , aquades steril)
c.	 Kartu, format, atau huruf cetak nama obat
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
3.	 Prosedur
1.	 Kumpulkan suplai /peralatan di area
kerja di ruang obat
Memastikan obat yang di programkan
2.	 Periksa setiap kartu, format, atau huruf
cetak nama obat pada label di setiap
ampul atau vial
Membuat prosedur teratur
Memastikan obat dan dosis yang
disiapkan benar
3.	 Siapkan injeksi dari ampul
a.	 Ketuk bagian atas ampul dengan
perlahan dan cepat dengan jari sampai
cairan meninggalkan leher ampul
Melepas cairan yang berkumpul disekitar
leher ampul. Semua larutan pindah ke
tempat yang lebih rendah
b.	 Tempatkan bantalan kassa kecil atau
swab Alkohol kering di sekeliling leher
ampul
Melindungi jari-jari Anda dari trauma
ketika ujung gelas di patahkan
c.	 Patahkan leher ampul dengan cepat
dan dengan mantap jauhkan dari
tangan
Mencegah jari atau wajah Anda terkena
pecahan kaca.
d.	 Isap obat dengan cepat. Pegang
ampul terbalik atau letakkan diatas
pada permukaan datar. Masukkan
jarum spuit ke dalam bagian tengah
pembukaan muara ampul. Jangan
biarkan ujung atau batang jarum
menyentuh tepi ampul.
Tepian ampul yang pecah danggap
terkontaminasi. Selama ujung atau
batang jarum tidak menyentuh tepian
ampul larutan tidak akan menetes
keluar.
e.	 Aspirasi obat ke dalam spuit dengan
secara perlahan menarik kembali alat
pengisap.
Menarik pengisap menciptakan tekanan
negatif dalam badan spuit, yang
membuat cairan terisap ke dalam spuit
f.	 Pertahankan ujung jarum dibawah
permukaan larutan. Miringkan ampul
supaya semua cairan didalam ampul
terjangkau oleh jarum
Mencegah aspirasi gelembung udara
g.	 Apabila gelembung udara teraspirasi,
jangan keluarkan udara kedalam ampul
Tekanan udara dapat mendorong
cairan keluar dari ampul, dan obat akan
terbuang
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
h.	 Untuk mengeluarkan kelebihan
gelembung udara, pindahkan
jarum. Pegang spuit dengan jarum
mengarah ke atas. Ketuk sisi spuit
untuk membuat gelembung udara naik
menuju jarum. Tarik kembali pengisap
sedikit dan dorong pengisap ke arah
atas untuk mengeluarkan udara.
Jangan mengeluarkan cairan
Menarik pengisap terlalu jauh
membuatnya lepas dari badan spuit.
Memegang spuit dalam posisi vertikal
membuat cairan menempati bagian
bawah badan spuit. Menarik kembali
pengisap memungkinkan cairan dalam
jarum memasuk badan spuit sehingga
cairan tidak keluar. Udara di badan spuit
bagian atas dan bagian jarum kemudian
di keluarkan
i.	 Apabila cairan dalam spuit kelebihan,
buang ke dalam bak cuci. Pegang
spuit dalam posisi vertikal dengan
ujung jarum d atas dan miringkan
dengan tenang ke dalam bak cuci.
Keluarkan kelebihan cairan ke bak cuci
secara perlahan-lahan. Periksa kembali
penunjukkan caran pada spuit dengan
memegang spuit secara vertikal.
Obat dibuang secara aman ke dalam
bak cuci. Posisi jarum, memungkinkan
obat dikeluarkan tanpa mengalir ke
batang jarum. Memeriksa kembali kadar
cairan menjamin dosis yang tepat
j.	 Pasang tutup jarum. Ganti jarum
dengan spuit. Pastikan jarum
terpasang aman pada spuit.
Mencegah kontaminasi jarum dan
melindungi Anda dari tusukan
jarum. Jarum perlu diganti, jika anda
mencurigai obat menempel pada
batang jarum. Jarum baru mencegah
obat terbawa melalui kulit dan jaringan
SC
k.	 Buang bahan yang kotor. Letakkan
ampul yang pecah di wadah khusus
untuk bahan gelas.
Mengontrol penularan infeksi.
Membuang bahan gelas mencegah
cedra yang tidak disengaja pada
karyawan
4.	 Siapkan injeksi dari Vial
a.	 Lepas penutup logam yang menutup
bagian atas vial yang sudah tidak
dipakai sehingga pnyekat karet terlihat
Vial dikemas dengan penutup
untuk mencegah kontaminasi pada
penyekat karet.
b.	 Usap permukaan penyekat karet
dengan swab alkohol, jika vial
sebelumnya sudah dibuka.
Membuang debu atau minyak, tetapi
tidak membuat permukaan menjadi
steril
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
c.	 Ambil spuit. Pastikan jarum terpasang
kuat pada spuit. Lepas tutup jarum.
Tarik pengisap untuk mengalirkan
sejumlah udara ke dalam spit untuk
dimasukkan ke dalam vial obat yang
ekvalen dengan volume obat yang
akan diaspirasi dari vial.
Untuk mencegah tekanan menjadi
negatif pada vial ketika obat diaspirasi,
udara harus terlebih dahulu diinjeksi ke
dalam vial
d.	 Masukkan ujung jarum, dengan bevel
mengarah ke atas, melalui bagian
tengah penyekat karet. Beri tekanan
pada ujung jarum selama insersi.
Bagian tengah penyekat lebih tipis dan
lebih mudah untuk di tusuk. Menjaga
bevel tetap ke atas dan menggunakan
tekanan yang kuat mencegah bagian
tengah karet terpotong dari penyekat
e.	 Masukkan udara ke dalam vial dengan
memegang pengisap
Udara harus diinjeksi sebelum
mengaspirasi cairan. Pengisap dapat
terdorong kebelakang akibat tekanan
udara dalam vial
f.	 Balik vial sementara spuit dan
pengisap dipegang dengan kuat.
Pegang vial dengan tangan yang tidak
dominan, d antara ibu jari dan jari
tengah. Pegang bagian ujung spuit
dan pengisap dengan ibu jari dan jari
telunjuk tangan yang dominan.
Membalik vial membuat cairan
menempati setengah bagian bawah
vial. Posisi tangan mencegah
pengisap bergerak dan memudahkan
penggunaan spuit.
g.	 Pertahankan ujung jarum tetap di
bawah prmukaan cairan
Mencegah aspirasi udara
h.	 Biarkan tekanan udara membuat
spuit terisi obat secara bertahap. Tarik
pengisap sedikit jika diperlukan.
Tekanan positif di dalam vial
memdorong cairan masuk ke spuit.
i.	 Ketuk sisi badan spuit dengan hati-
hati supaya gelembung udara lepas.
Keluarkan udara sisa dibagian atas
spuit ke dalam vial.
Mengocok spuit dengan kuat saat
jarum masih diinsersi ke dalam vial
dapat membuat jarum bengkok.
Akumulasi udara menggeser obat dan
menyebabkan kesalahan
j.	 Setelah volume obat yang benar
diperoleh, pindahkan jarum dari vial
dengan menarik badan spuit.
Menarik penghisap bukan badan spuit
yang menyebabkan pengisap lepas dari
badan spuit sehingga obat terbuang
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
k.	 Buang udara sisa dari spuit dengan
memegang spuit dan jarum tetap
tegak. Ketuk badan spuit untuk
menaggalkan gelembung udara. Tarik
pengisap sedikit, kemudian dorong
pengisap ke atas untuk mengeluarkan
udara. Jangan mengeluarkan cairan.
Memegang spuit dalam posisi vertikal
membuat cairan menempati bagian
bawah badan spuit. Menarik pengisap
membuat cairan dalam jarum memasuki
badan spuit sehingga cairan tidak
dikeluarkan. Udara di ujung badan
spuit dan di dalam jarum kemudian di
keluarkan
l.	 Ganti jarum dan tutup Menginsersi jarum melalui penyekat
karet membuat beel tumpul. Jarum yang
baru lebih tajam, dan karena tidak ada
cairan di sepanjang batang jarum, obat
tidak akan terbawa masuk ke dalam
jaringan
m.	Untuk vial multidosis, buat label
yang memuat tanggal pencampuran,
konsentrasi obat permililiter, dan inisial
Anda.
Memastikan dosis yang akan datang
disiapkan dengan benar. Obat tertentu
harus dibuang setelah jumlah hari yang
ditetapkan sejak obat dicampur
n.	 Buang bahan yang kotor di tempat
yang benar
Mengurangi penularan mikroorganisme.
5.	 Bersihkan ara kerja. Cuci tangan. Mengurangi penularan mikroorganisme.
6.	 Perksa jumlah cairan dalam spuit
dan bandingkan dengan dosis yang
diinginkan.
Memastikan dosis yang disiapkan akurat
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
Rangkuman
1.	 Menyiapkan obat merupakan salah satu aspek penting dalam pemberian
obat.
2.	 Dalam menyiapkan obat yang diberikan secara peroral , perawat harus
mengkaji ada tidaknya kontra indikasi penggunaan oral dan toleransi
terhadap cairan yang kan diberikan
3.	 Persiapan pemberian obat dari vial dan atau ampul , perawat harus
memperhatikan ketepatan dosis dan harus hati-hati dalam membuang
sisa obat yang terlanjur disedot dalam spuit.
4.	 Keselamatan perawat dan pasien harus selalu diutamakan, karena resiko
terkena stick needle injection ( kecelakaan akibat terkena jarum injeksi)
Tugas Mandiri
1.	 Kelas dibagi menjadi 4 kelompok
2.	 Masing-masing kelompok melakukan demonstrasi sesuai prosedur yang
telah
3.	 ditentukan dibawah ini.
4.	 Setiap anggota kelompok wajib melakukan prosedur yang telah
diajarkanan anggota kelompok yang lain melakukan observasi /penilaian
sesuai form yang ada (lihat di lampiran)
5.	 Lakukan bergantian sampai semua anggota kelompok melaksanakan
semua prosedur dengan benar
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
No Kelompok Skenario
1 I Perawat memberikan pengobatan dengan memegang 6 prinsip
benar.
2 II Tindakan menyiapkan Obat per-oral
3 III Tindakan menyiapkan obat injeksi Insulin dengan tehnik yang
benar
4 IV Tindakan menyiapkan obat injeksi dari ampul /vial
Umpan Balik
	 Mintalah nilai pada Tutor Anda kemudian diskusikan hal-hal yang
belum Anda kuasai bersamanya. Jawaban Anda akan dinilai berdasarkan
jumlah benar kata kunci dari pemecahan masalah kasus di atas.
	 Apabila Anda mencapai tingkat penguasaan / kompetensi , Anda
dapat meneruskan ke kegiatan belajar berikutnya. Tetapi bilai Anda
belumkompeten/belumlulus maka Anda harus mengulang kegiatan sub
modul pokok ini terutama bagian yang belum dikuasai.
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
	 Selamat! Anda telah menyelesaikan modul praktikum Farmakologi I tentang
“ Penghitungan Obat. ”. Dengan demikian saudara diharapkan telah mempunyai
ketrampilan dalam menghitung dosis obat, mencampur obat dan menyiapkan
pemberian obat, baik pada anak maupun orang dewasa. Modul ini merupakan
lanjutan dari modul seri pertama.
	 Ketrampilan dan pengetahuan yang sudah Anda peroleh ini akan lebih
maksimal apabila dilanjutkan dengan membaca sumber-sumber bacaan lain yang
berhubungan dosis obat serta mencoba latihan latihan yang ada. Diskusikan
dengan kawan dan tutor anda untuk lebih meningkatkan ketrampilan anda.
	 Sebelum Anda melanjutkan untuk mempelajari modul berikutnya, pastikan
tugas-tugas yang ada pada setiap kegiatan belajar telah Anda selesaikan. Anda
dapat mencocokkan jawaban dengan kunci tugas yang ada di bagian akhir modul
ini. Jika Anda mampu menjawab dengan benar berdasarkan kata kunci yang telah
Anda hitung, maka bila Anda mampu mencapai minimal 80% menunjukan bahwa
Anda dapat melanjutkan pelajaran di modul lain. Namun bila belum mencapai
nilai tersebut, jangan pernah ragu untuk membaca kembali uraian materi terutama
pada bagian yang belum Anda kuasai atau mengerti. Tetap semangat ya !
Selamat atas keberhasilan Anda dan sampai jumpa pada modul selanjutnya.
Penutup
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
FORMAT PENILAIAN PEMBUATAN MAKALAH
PROGRAM PENDIDIKAN JARAK JAUH D III KEPERAWATAN
Kelompok		 : …………………………..........................................................................
Tanggal Penilaian	 :…………………......................................................................................
Topik			 : ............................................................................................................
NO ITEM PENILAIAN BOBOT SCORE B x S
A PENDAHULUAN & TINJAUAN TEORI ( 20 %)
1 Ketajaman latar belakang penulisan, perumusan
masalah dan kejelasan tujuan penulisan.
6
2 Manfaat penulisan bagi pengembangan keilmuan,
praktek dan pembangunan profesi keperawatan.
5
3 Kesesuaian isi tinjauan pustaka dengan konsep
teori
5
4 Ketepatan penulisan rujukan, daftar pustaka dan
relevansinya serta kemutakiran data.
4
JUMLAH NILAI
B METODE PEMBUATAN MAKALAH (20%)
1 Ketepatan desain penulisan, subyek penulisan
serta kejelasan pengambilan data.
7
2 Kesesuaian instrumen penulisan serta
penggunaannya.
6
3 Ketepatan analisis data 7
JUMLAH NILAI
C HASIL & PEMBAHASAN (40%)
1 Kejelasan penulisan hasil (termasuk penulisan
tabel, grafik atau gambar jika ada).
7
2 Ketajaman pembahasan hasil analisis 8
3 Kesesuaian hasil dengan tujuan penulisan 10
4 penggunaan hasil yang relevan dalam
pembahasan.
8
5 Kejelasan kesimpulan, saran dan penulisan abstrak
/ intisari.
7
JUMLAH NILAI
D TATA CARA PENULISAN SKRIPSI (20%)
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
1 Kesinambungan antara alinea, BAB dan ada
tidaknya pengulangan yang tidak perlu.
6
2 Penggunaan bahasa Indonesia yang baik & benar. 5
3 Pedoman penulisan halaman & penulisan heading
dan sub heading.
5
4 Lampiran 4
JUMLAH TOTAL NILAI 100
Masing-masing nilai ( B x S) pada poin A sampai D dijumlahkan (nilai pecahan
boleh dipergunakan dalam pemberian ), kemudian hasil penjumlahan dibagi
100.
Batas Lulus adalah 75 ( 3)				 Tutor/fasilitator,
						
						............................................................................
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
FORMAT PENILAIAN SEMINAR /DISKUSI KELOMPOK/
PRESENTASI
KELOMPOK YANG DINILAI	 : .........................................................................
TUTOR/FASILITATOR		 : .........................................................................
TANGGAL PRESENTASI		 : .........................................................................
NO ASPEK YANG DINILAI KRITERIA
PENILAIAN
1 2 3 4
1 Kejelasan penyampaian materi
2 Intonasi suara
3 Kelengkapan materi
4 Kemampuan dalam memotivasi keaktifan peserta
5 Kemampuan dalam menjawab pertanyaan audien/
berargumentasi
6 Penguasaan dalam menggunakan AVA, tulisan menarik
7 Kemampuan membahas masalah
8 Kerjasama antar anggota kelompok
9 Ketepatan waktu seminar/diskusikelompok/presentasi
10 Kemampuan membuat kesimpulan
Nilai 	 = (1 x ...) + (2 x ...) + (3 x ...) + (4 x ...)
			4
	 = ....
………………………………………..
Tutor/fasilitator
(…………………………………………….)
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
FORMAT PENILAIAN ROLE PLAY
TOPIK					: .........................................................................
KELOMPOK YANG DINILAI	 : .........................................................................
HARI/TANGGAL			: .........................................................................
LAMA ROLE PLAY			 : .........................................................................
NO ASPEK YANG DINILAI KRITERIA PENILAIAN
1 2 3 4
A PERSIAPAN
1 Mengumpulkan data yang berorientasi pada
masalah dengan menggunakan indikator tertentu
sesuai skenario
2 Menggunakan sumber/referensi yang sesuai
3 Membuat skenario yang sesuai
4 Menggali pengetahuan sesuai dengan skenario
5 Membuat skenario secara sistematis, ringkas, dan
akurat
6 Menyiapkan media yang digunakan sesuai skenario
7 Menyiapkan tempat sesuai skenario
8 Melakukan konsultasidengan pembimbing
B PELAKSANAAN
9 Mampu melaksanakan tindakan sesuai skenario
10 Mampu mengembangkan dengan berfikir kritis
dalam skenario
11 Ketepatan waktu dalam skenario
C EVALUASI
12 Tercapainya tindakan sesuai skenario
13 Ketepatan urutan sesuai skenario
14 Adanya dokumentasi dalam tindakan
15 Menetapkan kriteria dan standar evaluasi
D LAIN-LAIN
16 Melibatkan seluruh anggota dalam melaksanakan
tindakan sesuai skenario
17 Kerjasama antar anggota Kelompok
18 Kekompakan antar anggota kelompok
19 Kreatifitas dari anggota kelompok
20 Kelancaran dari jalannya role play
Nilai 	 = (1 x ...) + (2 x ...) + (3 x ...) + (4 x ...) = .........
	 	 8
Tutor/fasilitator
(...........................)
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
PENILAIAN PROSEDUR
PENCAMPURAN OBAT DALAM SPUIT YANG SAMA DARI DUA VIAL
No Komponen Dilakukan
Ya tidak
A PERSIAPAN PERALATAN
1 Melakukan verifikasi program pengobatan klien *)
2 Menghitung Dosis Obat *)
3 Mencuci tangan
B PELAKSANAAN
1 Mencuci tangan *)
2 Mengambil udara ke dalam spuit sejumlah larutan yang
akan diambil *)
3 Menyuntikan udara kedalam vial yang pertama*)
4 Mengambil udara kedalam spuit sejumlah larutan yang
akan diambil dari vial yang kedua*)
5 Mengambil jumlah larutan dari vial yang kedua*)
6 Mengganti jarum *)
7 Membalikkan vial yang pertama dan mengambil larutan
dalam jumlah yang diinginkan *)
C. Tahap Terminasi
1 Membereskan peralatan
2 Mencuci tangan
3 Mendokumentasikan tindakan
E Penampilan Selama Tindakan
1 Tenang
2 Menjaga Keamanan Perawat
Keterangan *) harus dilakukan
Berikan tanda contreng ( v) pada kolom kriteria tindakan apakah dikerjakan atau
tidak.
Kriteria Penilaian :
Kompeten/Lulus	 : Jika semua langkah prosedur dikerjakan
dengan benar
Kompeten /lulus dengan perbaikan	 : Jika ada salah satu langkah selain
yang harus dikerjakan (*) tidak dikerjakan.
Anda harus melakukan penilaian ulang untuk
mencapai kriteria lulus/kompeten
Tidak kompeten/tidak lulus	: Jika ada langkah yang harus dikerjakan tidak
dikerjakan. Anda harus belajar lagi dan berlatih sebelum melakukan
penilaian.
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
LEMBAR PENILAIAN PROSEDUR MENYIAPKAN OBAT DARI AMPUL
No Komponen Dilakukan
Ya tidak
A PERSIAPAN
1 Menyiapkan suplai dan peralatan yang dibutuhkan *)
2 Memeriksa keakuratan dan kelengkapan setiap kartu,
format, atau huruf cetak nama obat berdasarkan
program pengobatan yang ditulis dokter *)
3 Memeriksa nama klien dan nama, dosis, rute pemberian,
dan waktu pemberian obat.*)
B PELAKSANAAN
1 Mencuci tangan *)
2 Ketuk bagian atas ampul dengan perlahan dan
cepat dengan jari
3 Tempatkan bantalan kassa kecil atau swab Alkohol
kering di sekeliling leher ampul
4 Patahkan leher ampul dengan cepat dan dengan
mantap jauhkan dari tangan
5 Isap obat dengan cepat. Pegang ampul terbalik
atau letakkan diatas pada permukaan datar
6 Masukkan jarum spuit ke dalam bagian tengah
pembukaan muara ampul
7 Aspirasi obat ke dalam spuit dengan secara perlahan
menarik kembali alat pengisap sesuai dosis
8 Pertahankan ujung jarum dibawah permukaan larutan
9 Miringkan ampul supaya semua cairan didalam ampul
terjangkau oleh jarum
10 Pasang tutup jarum. Ganti jarum dengan spuit
C Tahap Terminasi
1 Membereskan peralatan , Letakkan ampul yang pecah di
wadah khusus untuk bahan gelas
2 Mencuci tangan
3 Dokumentasi
E Penampilan Selama Tindakan
1 Tenang
2 Menjaga Keamanan Pasien
3 Merespon reaksi pasien dengan baik
Keterangan *) harus dilakukan
Berikan tanda (v) pada kolom kriteria tindakan apakah dikerjakan/ tidak.
Kriteria Penilaian :
Kompeten/Lulus	 : Jika semua langkah prosedur dikerjakan dengan benar
Kompeten /lulus dengan perbaikan	 : Jika ada salah satu langkah selain
yang harus dikerjakan (*) tidak dikerjakan.
Anda harus melakukan penilaian ulang
untuk mencapai kriteria lulus/kompeten.
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
LEMBAR PENILAIAN
PROSEDUR MENYIAPKAN OBAT PERORAL
No Komponen Dilakukan
Ya tidak
A PERSIAPAN
1 Mengkaji adanya kontraindikasi pada klien yang
menerima obat oral *)
2 Menetapkan pilihan klien dan toleransinya terhadap
cairan *)
3 Menyiapkan suplai dan peralatan yang dibutuhkan *)
4 Memeriksa keakuratan dan kelengkapan setiap kartu,
format, atau huruf cetak nama obat berdasarkan
program pengobatan yang ditulis dokter *)
5 Periksa identitas / nama klien dan nama, dosis, rute
pemberian, dan waktu pemberian obat.*)
B PELAKSANAAN
1 Mencuci tangan *)
1 Mengatur nampan dan mangkuk obat
2 Memilih obat yang tepat dari persediaan atau laci
unit dosis. Bandingkan label obat dengan format,
kartu dan huruf cetak nama obat *)
3 Menghitung dosis obat yang benar*)
4 Menuangkan jumlah obat yang dibutuhkan ke
dalam tutup botol lalu pindahkan ke mangkuk obat
*)
5 Menempatkan semua tablet atau kapsul yang akan
diberikan pada waktu yang sama di dalam sebuah
cangkir *)
Untuk menyiapkan cairan
6 Kocok merata sebelum diberikan *)
7 Pindahkan tutup botol dari wadahnya
8 Pegang cangkir obat sejajar mata dan isi sampai skala
yang diinginkan *)
9 Buang cairan yang lebih di dalam mangkuk ke dalam bak
cuci piring
10 Menyeka bibir botol dengan serbet kertas
11 Mengisap volume cairan kurang dari 10 ml ke dalam spuit
(tanpa jarum) *)
12 Mengembalikan kotak persediaan atau obat unit-dosis
yang tidak digunakan ke lemari*)
13 Menempatkan obat dan kartu, format obat, atau huruf
cetak nama obat bersama-sama diatas nampan *
D Tahap Terminasi
2 Membereskan peralatan
3 Mencuci tangan
4 Dokumentasi
E Penampilan Selama Tindaka
1 Tenang
2 Menjaga Keamanan
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
Keterangan *) harus dilakukan
Berikan tanda contreng ( v) pada kolom kriteria tindakan apakah dikerjakan atau
tidak.
Kriteria Penilaian :
Kompeten/Lulus	 : Jika semua langkah prosedur
dikerjakan dengan benar
Kompeten /lulus dengan perbaikan	 : Jika ada salah satu langkah selain
yang harus dikerjakan (*) tidak dikerjakan.
Anda harus melakukan penilaian ulang
untuk mencapai kriteria lulus/kompeten
Tidak kompeten/tidak lulus	:
Jika ada langkah yang harus dikerjakan tidak dikerjakan. Anda harus
belajar lagi dan berlatih sebelum melakukan penilaian
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
FORMAT PENILAIAN
PROSEDUR MENCAMPUR INSULIN
No Komponen Dilakukan
Ya tidak
A PERSIAPAN
1 Menyiapkan suplai dan peralatan yang dibutuhkan *)
2 Memeriksa keakuratan dan kelengkapan setiap kartu,
format, atau huruf cetak nama obat berdasarkan
program pengobatan yang ditulis dokter *)
3 Memeriksa nama klien dan nama, dosis, rute pemberian,
dan waktu pemberian obat *)
B PELAKSANAAN
1 Mencuci tangan *)
2 Memutar setiap botol insulin secara gantle diiatas
telapak tangan agar isi insulin merata*)
3 Mengusap tutup botol dengan alcohol
4 Menginjeksi udara ke dalam NPH insulin, (jumlah
udara yang dimasukkan ke dalam botol sesuai
dengan dosis unit yang diperlukan)*)
5 Menginjeksikan udara 10 unit ke dalam botol insulin
reguler. Jumlah udara yang diinjeksikan harus sama
dengan dosis insulin yang diberikan*)
6 Menghisap 10 unit insulin reguler Pastikan bahwa tidak
ada udara dalam spuit, selalu hisap dahulu insulin yang
mempunyai masa kerja lebih pendek*)
7 Hisap 2 unit insulin NPH dengan spuit yang telah berisi
insulin reguler 10 unit *)
8 Menjaga agar jangan sampai insulin reguler terinjeksi ke
botol insulin NPH.
C Tahap Terminasi
1 Membereskan peralatan , Letakkan ampul yang pecah di
wadah khusus untuk bahan gelas *)
2 Mencuci tangan
3 Mendokumentasi
D Penampilan Selama Tindakan
1 Tenang
2 Menjaga Keamanan Perawat
Keterangan *) harus dilakukan
Berikan tanda contreng ( v) pada kolom kriteria tindakan apakah dikerjakan atau
tidak.
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
Kriteria Penilaian :
Kompeten/Lulus	 : Jika semua langkah prosedur
dikerjakan dengan benar
Kompeten /lulus dengan perbaikan	 : Jika ada salah satu langkah selain
yang harus dikerjakan (*) tidak dikerjakan.
Anda harus melakukan penilaian ulang
untuk mencapai kriteria lulus/kompeten
Tidak kompeten/tidak lulus	:
Jika ada langkah yang harus dikerjakan tidak dikerjakan. Anda harus belajar lagi
dan berlatih sebelum melakukan penilaian
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
FARMAKOLOGI PRAKTIKUM I
(MODUL PRAKTIKUM 1. PENGHITUNGAN DOSIS)
MATA KULIAH		 : FARMAKOLOGI
MODUL			 : FARMAKOLOGI PRAKTIKUM 01
HARI / TANGGAL		 :
WAKTU			 : 30 MENIT
Kerjakan soal berikut ini dengan tepat !
1.	 Tinggi dan berat badan berpotongan pada 0,82 m²
Parameter hidroksizin: 30 mg/m²x 0,82 m²= 24,6 mg, atau 25 mg .
Perintah obat: Hidroksizin 50 mg, IM
2.	 Untuk untuk sefazolin (Ancef), label obat menunjukkan 2,0 mL air steril
harus ditambahkan ke dalam vial yang berisi 500 mg Ancef. Volume total
akan menjadi 2,2 mL
3.	 Perintah: piperasilin (Pipracilin) 2,0 mg, IV, setiap 6 jam
Tersedia: piperasilin vial 4 g berbentuk bubuk. Tambahkan 7,8 mL pelarut
untuk mendapatkan larutan obat sebanyak 10 mL (4 g= 10 mL)
Perangkat dan Cairan: Perangkat IV silinder dengan faktor tetesan 60
tetes/mL; 500 mL D5
W
Instruksi: encerkan piperasilin dalam 100 mL D5
W dan berikan infus
selama 45 menit.
4.	 Perintah: Sefapirin(Cefadryl) 1,5 g, IV, q6h . Tersedia:Cefradryl. larutan:
500 mL D5
W
Perintah: Encerkan cefapirin 1,5 g dalam 100 mL D5
W dan infus selama 30
Tes Akhir Modul
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
menit.
1.	 Hitung dosis obat berdasarkan label obat
2.	 Hitung berapa tetes per menit untuk larutan obat
5.	 Seorang pasien mendapat terapi insulin NPH 25 U. SC. Tersedia obat
seperti di bawah ini dan spuit insulin 100 U/mL. Berapa banyak insulin
yang harus dimasukkan dalam spuit ?
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
Kunci Jawaban
Kegiatan Belajar 1
1.	 Rumus dasar :
x V=	 200	 X 1 mL = 20 = 0,20 mL
		 1.000		 100
Metode Rasio dan Proporsi
H 	;	V	=	D		 ;	X
1.000	 :	 1 mL	 =	 200	 : 	 x ml
X	= 20 	 = 0,20 mL
	 100
2.	 Dosis berada di dalam parameter keamanan
			
				20 mg=0,8 mL
3.	 Dengan spuit Insulin tersebut , maka obat diambil sampai pada skala 25
U.
4.	
a.	
, atau 0,8 mL
b.	 H : V :: D : x
0,4 mg : 1 mL :: 0,3 mg : x mL
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
				
KEGIATAN BELAJAR 2
1.	 Pergunakan metode satu-langkah untuk laju aliran IV intermiten
Perhitungan obat:
	
kamamisin
	 Penghitungan aliran:
		
2.	 Penghitungan obat: Ubah 2 g mnjadi miligram.
2 g = 2.000 mg
	
Penghitungan aliran:
	
3.	 Penghitungan obat:
Penghitungan aliran:
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
	
Parameter obat: berada di dalam parameter keamanan
		 (3 kgx65 = 195 mg/hari)
		 Klien menerima 50 mg x 3= 150 mg/hari
4.	 Perhitungan obat: Konversi menjadi miligram.
2g= 2.000 mg
	
Penghitungan aliran:
	
Laju pompa volumetrik:
	
5.	 Perhitungan obat: tambahkan 5,7 mL pelarut; sampai terbentuk 8 mL
larutan obat.
Perhitungan aliran:
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
Kuiz dan jawaban
1.	 Untuk mencampur 5 mL aquades dalam sebuah vial dengan obat kering,
berapa ukuran spuit yang harus dipakai ?
2.	 Untuk memberikan 0,4 mL larutan obat sub kutan, apa type spuit yanag
anda pakai ?
3.	 Mana yang mempunyai ukuran lubang jarum yang lebih besar, jarum no
21 atau no 26 ?
4.	 Jarum mana yang dipakai injeksi intra muskuler, jarum dengan nomor 20
dengan panjang 1,5 inch atau no 25 dengan panjang 5/8 inch ?
Jawaban kuiz
1.	 Spuit 5 mL
2.	 Spuit tuberculin ( 1 mL)
3.	 Ukuran jarum diameter 21
4.	 jarum dengan nomor 20 dengan panjang 1,5 inch
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
		 FKUI, Bagian Farmakologi. 1995. Farmakologi dan Terapi. Edisi 4. Jakarta :
Gaya Baru.
		 Katzung, Bertram G.. 1998. Farmakologi Dasar dan Klinik. Edisi VI. Jakarta:
EGC
		 Lee, Joyce L. dan Hayes, Evelyn R. 1996. Farmakologi Pendekatan Proses
Keperawatan. Jakarta: EGC
		 Potter, P. (1998). Fundamentals of Nursing. Philadelphia : Lippincott
Daftar Pustaka

More Related Content

What's hot

Cara menghitung pemberian cairan infus
Cara menghitung pemberian cairan infusCara menghitung pemberian cairan infus
Cara menghitung pemberian cairan infusAULIA SHARA
 
Penggolongan Obat : Susunan Syaraf Pusat dan Otonom serta Antibiotika serta A...
Penggolongan Obat : Susunan Syaraf Pusat dan Otonom serta Antibiotika serta A...Penggolongan Obat : Susunan Syaraf Pusat dan Otonom serta Antibiotika serta A...
Penggolongan Obat : Susunan Syaraf Pusat dan Otonom serta Antibiotika serta A...pjj_kemenkes
 
Perhitungan Obat pada Anak
Perhitungan Obat pada Anak Perhitungan Obat pada Anak
Perhitungan Obat pada Anak Amalia Senja
 
Anatomi & fisiologi sistem imunologi
Anatomi & fisiologi sistem imunologiAnatomi & fisiologi sistem imunologi
Anatomi & fisiologi sistem imunologiYabniel Lit Jingga
 
Makalah pemberian obat melalui jaringan intrakutan (ic)
Makalah pemberian obat melalui jaringan intrakutan (ic)Makalah pemberian obat melalui jaringan intrakutan (ic)
Makalah pemberian obat melalui jaringan intrakutan (ic)Operator Warnet Vast Raha
 
Proses terjadinya infeksi
Proses terjadinya infeksiProses terjadinya infeksi
Proses terjadinya infeksiWarnet Raha
 
Alat Kesehatan (Alkes) dan Bahan Medis Habis Pakai (BMHP)
Alat Kesehatan (Alkes) dan Bahan Medis Habis Pakai (BMHP)Alat Kesehatan (Alkes) dan Bahan Medis Habis Pakai (BMHP)
Alat Kesehatan (Alkes) dan Bahan Medis Habis Pakai (BMHP)Abulkhair Abdullah
 
PENGANTAR FARMAKOKINETIK
PENGANTAR FARMAKOKINETIKPENGANTAR FARMAKOKINETIK
PENGANTAR FARMAKOKINETIKSurya Amal
 
Penghitungan Dosis Obat
Penghitungan Dosis ObatPenghitungan Dosis Obat
Penghitungan Dosis Obatpjj_kemenkes
 
Sediaan solida bu neni
Sediaan solida bu neniSediaan solida bu neni
Sediaan solida bu neniDokter Tekno
 
Prinsip dan tehnik pemberian obat subcutan dan intracutan
Prinsip dan tehnik pemberian obat subcutan dan intracutanPrinsip dan tehnik pemberian obat subcutan dan intracutan
Prinsip dan tehnik pemberian obat subcutan dan intracutanKampus-Sakinah
 
Makalah patient safety
Makalah patient safetyMakalah patient safety
Makalah patient safetyVicky Thio
 
Antropologi keperawatan (2)
Antropologi keperawatan (2)Antropologi keperawatan (2)
Antropologi keperawatan (2)Novi Vianah
 
Komunikasi terapeutik pada pasien dewasa
Komunikasi terapeutik pada pasien dewasaKomunikasi terapeutik pada pasien dewasa
Komunikasi terapeutik pada pasien dewasaandhika perceka
 

What's hot (20)

Cara menghitung pemberian cairan infus
Cara menghitung pemberian cairan infusCara menghitung pemberian cairan infus
Cara menghitung pemberian cairan infus
 
Penggolongan Obat : Susunan Syaraf Pusat dan Otonom serta Antibiotika serta A...
Penggolongan Obat : Susunan Syaraf Pusat dan Otonom serta Antibiotika serta A...Penggolongan Obat : Susunan Syaraf Pusat dan Otonom serta Antibiotika serta A...
Penggolongan Obat : Susunan Syaraf Pusat dan Otonom serta Antibiotika serta A...
 
Perhitungan Obat pada Anak
Perhitungan Obat pada Anak Perhitungan Obat pada Anak
Perhitungan Obat pada Anak
 
Anatomi & fisiologi sistem imunologi
Anatomi & fisiologi sistem imunologiAnatomi & fisiologi sistem imunologi
Anatomi & fisiologi sistem imunologi
 
Makalah pemberian obat melalui jaringan intrakutan (ic)
Makalah pemberian obat melalui jaringan intrakutan (ic)Makalah pemberian obat melalui jaringan intrakutan (ic)
Makalah pemberian obat melalui jaringan intrakutan (ic)
 
Proses terjadinya infeksi
Proses terjadinya infeksiProses terjadinya infeksi
Proses terjadinya infeksi
 
Alat Kesehatan (Alkes) dan Bahan Medis Habis Pakai (BMHP)
Alat Kesehatan (Alkes) dan Bahan Medis Habis Pakai (BMHP)Alat Kesehatan (Alkes) dan Bahan Medis Habis Pakai (BMHP)
Alat Kesehatan (Alkes) dan Bahan Medis Habis Pakai (BMHP)
 
PENGANTAR FARMAKOKINETIK
PENGANTAR FARMAKOKINETIKPENGANTAR FARMAKOKINETIK
PENGANTAR FARMAKOKINETIK
 
Penghitungan Dosis Obat
Penghitungan Dosis ObatPenghitungan Dosis Obat
Penghitungan Dosis Obat
 
CARA PEMBERIAN OBAT
CARA PEMBERIAN OBATCARA PEMBERIAN OBAT
CARA PEMBERIAN OBAT
 
Sediaan solida bu neni
Sediaan solida bu neniSediaan solida bu neni
Sediaan solida bu neni
 
Prinsip dan tehnik pemberian obat subcutan dan intracutan
Prinsip dan tehnik pemberian obat subcutan dan intracutanPrinsip dan tehnik pemberian obat subcutan dan intracutan
Prinsip dan tehnik pemberian obat subcutan dan intracutan
 
Asma ppt (2)
Asma ppt (2)Asma ppt (2)
Asma ppt (2)
 
Makalah patient safety
Makalah patient safetyMakalah patient safety
Makalah patient safety
 
Dosis obat
Dosis obatDosis obat
Dosis obat
 
Makalah pemberian obat melalui anus
Makalah pemberian obat melalui anusMakalah pemberian obat melalui anus
Makalah pemberian obat melalui anus
 
Pemberian Obat Pada Lansia
Pemberian Obat Pada LansiaPemberian Obat Pada Lansia
Pemberian Obat Pada Lansia
 
Antropologi keperawatan (2)
Antropologi keperawatan (2)Antropologi keperawatan (2)
Antropologi keperawatan (2)
 
Komunikasi terapeutik pada pasien dewasa
Komunikasi terapeutik pada pasien dewasaKomunikasi terapeutik pada pasien dewasa
Komunikasi terapeutik pada pasien dewasa
 
Pemberian obat melalui selang intravena
Pemberian obat melalui selang intravenaPemberian obat melalui selang intravena
Pemberian obat melalui selang intravena
 

Similar to DOSIS OBAT

Prinsip dan Peran Perawat dalam Pemberian Obat
Prinsip dan Peran Perawat dalam Pemberian ObatPrinsip dan Peran Perawat dalam Pemberian Obat
Prinsip dan Peran Perawat dalam Pemberian Obatpjj_kemenkes
 
Prinsip dan Peran Perawat dalam Pemberian Obat
Prinsip dan Peran Perawat dalam Pemberian ObatPrinsip dan Peran Perawat dalam Pemberian Obat
Prinsip dan Peran Perawat dalam Pemberian Obatpjj_kemenkes
 
MELAKUKAN HEALTH EDUCATION
 MELAKUKAN HEALTH EDUCATION MELAKUKAN HEALTH EDUCATION
MELAKUKAN HEALTH EDUCATIONpjj_kemenkes
 
MELAKUKAN HEALTH EDUCATION
MELAKUKAN HEALTH EDUCATIONMELAKUKAN HEALTH EDUCATION
MELAKUKAN HEALTH EDUCATIONpjj_kemenkes
 
Kb 1 asuhan keperawatan pada pasien dengan penyalahgunaan zat
Kb 1 asuhan keperawatan pada pasien dengan penyalahgunaan zatKb 1 asuhan keperawatan pada pasien dengan penyalahgunaan zat
Kb 1 asuhan keperawatan pada pasien dengan penyalahgunaan zatpjj_kemenkes
 
Praktika ansietas, citra tubuh, kehilangan
Praktika   ansietas, citra tubuh, kehilanganPraktika   ansietas, citra tubuh, kehilangan
Praktika ansietas, citra tubuh, kehilanganpjj_kemenkes
 
Makalah pemberian obat melalui jaringan intrakutan (ic)
Makalah pemberian obat melalui jaringan intrakutan (ic)Makalah pemberian obat melalui jaringan intrakutan (ic)
Makalah pemberian obat melalui jaringan intrakutan (ic)Septian Muna Barakati
 
Praktika komunikasi terapeutik
Praktika   komunikasi terapeutikPraktika   komunikasi terapeutik
Praktika komunikasi terapeutikpjj_kemenkes
 
Kb 2 asuhan keperawatan pada pasien ansietas
Kb 2 asuhan keperawatan pada pasien ansietasKb 2 asuhan keperawatan pada pasien ansietas
Kb 2 asuhan keperawatan pada pasien ansietaspjj_kemenkes
 
Hadi purwanto (panduan 6 pengkajian dasar)
Hadi purwanto (panduan 6 pengkajian dasar)Hadi purwanto (panduan 6 pengkajian dasar)
Hadi purwanto (panduan 6 pengkajian dasar)pjj_kemenkes
 
Modul 6 pedoman praktek lab. anak sakit
Modul 6 pedoman praktek lab. anak sakitModul 6 pedoman praktek lab. anak sakit
Modul 6 pedoman praktek lab. anak sakitpjj_kemenkes
 
Praktikum 1 ansietas
Praktikum 1   ansietasPraktikum 1   ansietas
Praktikum 1 ansietaspjj_kemenkes
 
Praktika halusinasi, prilaku kekerasan & perawatan diri
Praktika   halusinasi, prilaku kekerasan & perawatan diriPraktika   halusinasi, prilaku kekerasan & perawatan diri
Praktika halusinasi, prilaku kekerasan & perawatan diripjj_kemenkes
 
Pemberian Obat-Obatan
Pemberian Obat-ObatanPemberian Obat-Obatan
Pemberian Obat-Obatanpjj_kemenkes
 
Kb 1 mtbs 2 bulan sampai 5 tahun
Kb 1 mtbs 2 bulan sampai 5 tahunKb 1 mtbs 2 bulan sampai 5 tahun
Kb 1 mtbs 2 bulan sampai 5 tahunpjj_kemenkes
 

Similar to DOSIS OBAT (20)

Prinsip dan Peran Perawat dalam Pemberian Obat
Prinsip dan Peran Perawat dalam Pemberian ObatPrinsip dan Peran Perawat dalam Pemberian Obat
Prinsip dan Peran Perawat dalam Pemberian Obat
 
Prinsip dan Peran Perawat dalam Pemberian Obat
Prinsip dan Peran Perawat dalam Pemberian ObatPrinsip dan Peran Perawat dalam Pemberian Obat
Prinsip dan Peran Perawat dalam Pemberian Obat
 
Kb 3
Kb 3Kb 3
Kb 3
 
Praktikum 2
Praktikum 2Praktikum 2
Praktikum 2
 
Praktikum 2
Praktikum 2Praktikum 2
Praktikum 2
 
MELAKUKAN HEALTH EDUCATION
 MELAKUKAN HEALTH EDUCATION MELAKUKAN HEALTH EDUCATION
MELAKUKAN HEALTH EDUCATION
 
MELAKUKAN HEALTH EDUCATION
MELAKUKAN HEALTH EDUCATIONMELAKUKAN HEALTH EDUCATION
MELAKUKAN HEALTH EDUCATION
 
Kb 1 asuhan keperawatan pada pasien dengan penyalahgunaan zat
Kb 1 asuhan keperawatan pada pasien dengan penyalahgunaan zatKb 1 asuhan keperawatan pada pasien dengan penyalahgunaan zat
Kb 1 asuhan keperawatan pada pasien dengan penyalahgunaan zat
 
Praktika ansietas, citra tubuh, kehilangan
Praktika   ansietas, citra tubuh, kehilanganPraktika   ansietas, citra tubuh, kehilangan
Praktika ansietas, citra tubuh, kehilangan
 
Makalah pemberian obat melalui jaringan intrakutan (ic)
Makalah pemberian obat melalui jaringan intrakutan (ic)Makalah pemberian obat melalui jaringan intrakutan (ic)
Makalah pemberian obat melalui jaringan intrakutan (ic)
 
Praktika komunikasi terapeutik
Praktika   komunikasi terapeutikPraktika   komunikasi terapeutik
Praktika komunikasi terapeutik
 
Kb 2 asuhan keperawatan pada pasien ansietas
Kb 2 asuhan keperawatan pada pasien ansietasKb 2 asuhan keperawatan pada pasien ansietas
Kb 2 asuhan keperawatan pada pasien ansietas
 
Hadi purwanto (panduan 6 pengkajian dasar)
Hadi purwanto (panduan 6 pengkajian dasar)Hadi purwanto (panduan 6 pengkajian dasar)
Hadi purwanto (panduan 6 pengkajian dasar)
 
Modul 6 pedoman praktek lab. anak sakit
Modul 6 pedoman praktek lab. anak sakitModul 6 pedoman praktek lab. anak sakit
Modul 6 pedoman praktek lab. anak sakit
 
258456140 injeksi
258456140 injeksi258456140 injeksi
258456140 injeksi
 
258456140 injeksi
258456140 injeksi258456140 injeksi
258456140 injeksi
 
Praktikum 1 ansietas
Praktikum 1   ansietasPraktikum 1   ansietas
Praktikum 1 ansietas
 
Praktika halusinasi, prilaku kekerasan & perawatan diri
Praktika   halusinasi, prilaku kekerasan & perawatan diriPraktika   halusinasi, prilaku kekerasan & perawatan diri
Praktika halusinasi, prilaku kekerasan & perawatan diri
 
Pemberian Obat-Obatan
Pemberian Obat-ObatanPemberian Obat-Obatan
Pemberian Obat-Obatan
 
Kb 1 mtbs 2 bulan sampai 5 tahun
Kb 1 mtbs 2 bulan sampai 5 tahunKb 1 mtbs 2 bulan sampai 5 tahun
Kb 1 mtbs 2 bulan sampai 5 tahun
 

More from pjj_kemenkes

Modul 10 Praktik Kebid III
Modul 10 Praktik Kebid IIIModul 10 Praktik Kebid III
Modul 10 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 9 Praktik Kebid III
Modul 9 Praktik Kebid IIIModul 9 Praktik Kebid III
Modul 9 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 8 Praktik Kebid III
Modul 8 Praktik Kebid IIIModul 8 Praktik Kebid III
Modul 8 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 7 Praktik Kebid III
Modul 7 Praktik Kebid IIIModul 7 Praktik Kebid III
Modul 7 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 6 Praktik Kebid III
Modul 6 Praktik Kebid IIIModul 6 Praktik Kebid III
Modul 6 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 5 Praktik Kebid III
Modul 5 Praktik Kebid IIIModul 5 Praktik Kebid III
Modul 5 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 3 Praktik Kebid III
Modul 3 Praktik Kebid IIIModul 3 Praktik Kebid III
Modul 3 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 2 Praktik Kebid III
Modul 2 Praktik Kebid IIIModul 2 Praktik Kebid III
Modul 2 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 1 Praktik Kebid III
Modul 1 Praktik Kebid IIIModul 1 Praktik Kebid III
Modul 1 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1pjj_kemenkes
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4pjj_kemenkes
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3pjj_kemenkes
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2pjj_kemenkes
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1pjj_kemenkes
 
Modul 4 dokumen keperawatan
Modul 4 dokumen keperawatanModul 4 dokumen keperawatan
Modul 4 dokumen keperawatanpjj_kemenkes
 
Modul 3 dokumen keperawatan
Modul 3 dokumen keperawatanModul 3 dokumen keperawatan
Modul 3 dokumen keperawatanpjj_kemenkes
 

More from pjj_kemenkes (20)

Modul 4 MTBS
Modul 4 MTBSModul 4 MTBS
Modul 4 MTBS
 
Modul 3 MTBS
Modul 3 MTBSModul 3 MTBS
Modul 3 MTBS
 
Modul 2 MTBS
Modul 2 MTBSModul 2 MTBS
Modul 2 MTBS
 
Modul 1 MTBS
Modul 1 MTBSModul 1 MTBS
Modul 1 MTBS
 
Modul 10 Praktik Kebid III
Modul 10 Praktik Kebid IIIModul 10 Praktik Kebid III
Modul 10 Praktik Kebid III
 
Modul 9 Praktik Kebid III
Modul 9 Praktik Kebid IIIModul 9 Praktik Kebid III
Modul 9 Praktik Kebid III
 
Modul 8 Praktik Kebid III
Modul 8 Praktik Kebid IIIModul 8 Praktik Kebid III
Modul 8 Praktik Kebid III
 
Modul 7 Praktik Kebid III
Modul 7 Praktik Kebid IIIModul 7 Praktik Kebid III
Modul 7 Praktik Kebid III
 
Modul 6 Praktik Kebid III
Modul 6 Praktik Kebid IIIModul 6 Praktik Kebid III
Modul 6 Praktik Kebid III
 
Modul 5 Praktik Kebid III
Modul 5 Praktik Kebid IIIModul 5 Praktik Kebid III
Modul 5 Praktik Kebid III
 
Modul 3 Praktik Kebid III
Modul 3 Praktik Kebid IIIModul 3 Praktik Kebid III
Modul 3 Praktik Kebid III
 
Modul 2 Praktik Kebid III
Modul 2 Praktik Kebid IIIModul 2 Praktik Kebid III
Modul 2 Praktik Kebid III
 
Modul 1 Praktik Kebid III
Modul 1 Praktik Kebid IIIModul 1 Praktik Kebid III
Modul 1 Praktik Kebid III
 
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
 
Modul 4 dokumen keperawatan
Modul 4 dokumen keperawatanModul 4 dokumen keperawatan
Modul 4 dokumen keperawatan
 
Modul 3 dokumen keperawatan
Modul 3 dokumen keperawatanModul 3 dokumen keperawatan
Modul 3 dokumen keperawatan
 

Recently uploaded

Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxkaiba5
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptRoniAlfaqih2
 
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasserbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasmufida16
 
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatFARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatSyarifahNurulMaulida1
 
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptSOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptDwiBhaktiPertiwi1
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannandyyusrizal2
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptxrachmatpawelloi
 
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/mamateri kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/maGusmaliniEf
 
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxPEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxpuspapameswari
 
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxKeperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxrachmatpawelloi
 
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docxpuskesmasseigeringin
 
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTriNurmiyati
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdfMeboix
 
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxfania35
 
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptxssuser1f6caf1
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptbekamalayniasinta
 
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar KepHaslianiBaharuddin
 
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar KeperawatanHaslianiBaharuddin
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfhsetraining040
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptbambang62741
 

Recently uploaded (20)

Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
 
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasserbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
 
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatFARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
 
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptSOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
 
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/mamateri kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
 
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxPEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
 
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxKeperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
 
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
 
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
 
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
 
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
 
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
 
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
 

DOSIS OBAT

  • 1.
  • 2. No Kode : Keperawatan/................/............./2013 MODUL PRAKTIKUM FARMAKOLOGI 01 PENGHITUNGAN DOSIS Penulis: SITI LESTARI, MN PENDIDIKAN JARAK JAUH PENDIDIKAN TENAGA KESEHATAN Pusdiklatkes Badan PPSDM Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 2013
  • 3. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan Daftar Isi Daftar Isi..............................................................................................................................................1 Pendahuluan......................................................................................................................................2 Kegiatan Belajar 1 : Penghitungan dosis obat Injeksi........................................................4 Kegiatan Belajar 2 : Pencampuran Obat...............................................................................17 Kegiatan Belajar 3 : Menyiapkan Obat..................................................................................30 Tes Akhir Modul.............................................................................................................................58 DAFTAR PUSTAKA
  • 4. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan Pendahuluan Selamat berjumpa dalam pembahasan modul tentang Farmakologi Praktikum Memberikan obat dengan benar dan tepat akan memberikan khasiat dan khasiat obat akan lebih baik dan lebih optimal untuk disorpsi tubuh sehingga akan memberikan therapi penyembuhan yang efektif. Untuk itu, diperlukan tindakan yang tepat misalnya penghitungan dosis yang tepat dan cara pemberian obat yang benar juga. Karena salah dalam memberikan dosis obat akan bisa berdampak yang buruk terhadap kesehatan tubuh pasien . Dosis merupakan faktor penting dalam pemberian obat. Perawat berperan penting dalam memberikan obat-obatan sebagai hasil kolaborasi dengan dokter kepada pasien. Mereka bertanggung jawab dalam pemberian obat – obatan yang aman . Untuk itu, perawat harus mengetahui semua komponen dari perintah pemberian obat dan mempertanyakan perintah tersebut jika tidak lengkap atau tidak jelas atau dosis yang diberikan di luar batas yang direkomendasikan . Secara hukum perawat bertanggung jawab jika mereka memberikan obat yang diresepkan dan dosisnya tidak benar atau obat tersebut merupakan kontraindikasi bagi status kesehatan klien . Sekali obat telah diberikan , perawat bertanggung jawab pada efek obat yang diduga bakal terjadi. Agar dapat memberikan obat dengan aman, perawat hendaknya mempelajari tentang obat-obatan, meliputi konsep dasar terutama tentang dosis baik itu untuk orang dewasa dan anak. Selain itu beberapa rute pemberian obat memiliki kharakteristik tersendiri, misalnya rute obat SC untuk Insulin memiliki perhitungan tersendiri. Oleh karena itu perawat harus benar-benar memahami bagaimana penghitungan dosis obat dengan benar. Modul ini di kemas dalam tiga kegiatan belajar dan seluruhnya diberi alokasi waktu 7 jam. Tiga kegiatan tersebut disusun dengan urutan sebagai berikut : - Kegiatan Belajar 1 : Penghitungan dosis obat Injeksi
  • 5. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan - Kegiatan Belajar 2 : Pencampuran Obat. - Kegiatan Belajar 3: Menyiapkan Obat Setelah mempelajari modul ini, saudara akan dapat ; 1) Melakukan penghitungan dosis obat injeksi intra musculer, intra vena, intra cutan dan sub cutan , 2) Mencampur obat 3) Menyiapkan Obat. Kompetensi tersebut diperlukan bagi saudara sebagai ahli madya keperawatan yang memiliki peran penting dalam melaksanakan tindakan pengobatan sebagai hasil kolabrasi dengan tenaga kesehatan lainnya. Dalam modul ini anda diminta untuk banyak membaca secara mandiri atau bersama teman-teman untuk mendapatkan gambaran dan penguasaan yang lebih mendalam dan luas tentang konsep dasar famakologi, farmakodinamik, farmakokinetik, penghitungan dosis dan Peran kolaboratif perawat dalam pelaksanaan prinsip farmakologi . Agar Anda dapat mengikuti kegiatan belajar dengan baik maka sebaiknya ikuti petunjuk-petunjuk dibawah ini. 1. Bacalah setiap penjelasan yang diberikan dengan cermat dan tidak perlu tergesa-gesa. 2. Kerjakan soal-soal atau latihan yang Anda temukan dan cocokkan jawaban Anda dengan kunci jawaban yang ada pada modul ini. 3. Pelajari sekali lagi uraiannya, terutama pada bagian yang kurang Anda pahami, kemudian praktekkan setiap tindakan sesuai dengan petunjuk. 4. Lakukan dengan sungguh-sungguh setiap aktifitas termasuk praktek dan yang terpenting adalah anda mengerjakan dan mendiskusikannya dengan teman-teman di kelompok atau bila perlu minta bantuan pada senior anda. 5. Siapkan kertas, pensil dan alat tulis lain yang anda butuhkan selama Anda mempelajari modul ini. Yakinlah bahwa Anda akan mampu menyelesaikan seluruh materi dalam modul ini dengan baik. Selamat belajar, semoga sukses!
  • 6. Tujuan Pembelajaran Umum Tujuan Pembelajaran Khusus Kegiatan Belajar I Setelah menyelesaikan kegiatan belajar 1 ini, anda diharapkan mampu menghitung dosis obat. TUJUANPembelajaran Umum TUJUANPembelajaran Khusus Mahasiswa mampu menjelaskan tentang : a. Menghitung dosis obat Injeksi b. Menghitung dosis obat injeksi Sub Cutan (SC) c. Menghitung dosis obat injeksi Intra Cutan (IC) d. Menghitung dosis obat injeksi Intra Muskuler (IM) e. Menghitung dosis obat injeksi Intra Vena (IV) f. Menghitung dosis injeksi anak Menghitung Dosis Obat POKOKMateri 1. Menghitung dosis obat injeksi : IM, IC, SC dan IV 2. Menghitung dosis injeksi anak
  • 7. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan Uraian Materi 1. Menghitung Dosis Obat Injeksi Jika obat – obatan tidak bisa diminum melalui mulut karena ketidakmampuan untuk menelan atau menurunnya kesadaran, pengurangan aktivitas obat akibat pengaruh asam lambung dan lain lain, maka pemberian obat parenteral dapat dipilih. Obat yang digunakan dapat berasal dari bentuk cair yang telah tersedia, dan bubuk yang direkonstituasi dalam vial dan ampul serta cartride yang telah terisi. 1. Preparat Injeksi Tempat obat yang tepat dan pilihan yang benar dari jarum dan spuit adalah penting dalam mempersiapkan dosis obat yang diresepkan. Rute pemberian adalah bagian dari perintah pengobatan. Vial biasanya berupa tempat obat kecil terbuat dari kaca dengan tutup karet yang terekat erat. Beberapa vial terisi obat dalam dosis multiple dan jika disimpan dengan baik dapat dipakai berkali-kali. Ampul adalah tempat obat yang terbuat dari gelas dengan leher yang melekuk ke dalam dan merupakan tempat membuka ampul dengan jalan memecahkannya. Ampul biasanya digunakan untuk sekali pakai. Label obat pada vial atau ampul biasanya memberikan keterangan sebagai berikut : nama generik dan nama dagang obat, dosis obat dalam berat (miligram, gram dan miliequivalen) dan jumlahnya (mililiter), tanggal kadaluwarso dan petunjuk pemberian. Bila obat dalam bentuk bubuk , instruksi pencampuran dan equivalen dosisnya biasanya juga diberikan. Gambar 1 : Obat dalam Vial dan Ampul
  • 8. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan Spuit . Spuit terdiri silinder, pengisap dan ujung (tip) dimana jarum bertemu dengan spuit. Spuit tersedia dalam berbagai type dan ukuran. Spuit 3 mL dikalibrasi dalam sepersepuluh (0,1 mL). Jumlah cairan dalam spuit ditentukan oleh pangkal karet hitam dari pengisap (bagian dalam dari pengisap) yang paling dekat dengan ujung. Ingat bahwa mL dan cc dapat dipakai bergantian. Spuit 5 cc dikalibrasi dengan pertanda 0,2 mL. Sering untuk merekonstitusi obat yang berbentuk kering dengan aqua. Spuit Tuberculin adalah tabung 1 mL yang ramping dengan pertanda dalam sepersepuluh dan seperseratus. Tabung ini dipakai jika jumlah cairan yang akan diberikan kurang dari 1 mL dan untuk anak- anak serta dosis heparin. Spuit Insulin mempunyai kapasitas 1 mL tetapi insulin diukur dalam unit dan dosis insulin tidak boleh dihitung dalam mililiter. Spuit insulin dikalibrasi dengan petanda 2-U, dan 100 U setara dengan 1 mL. Spuit insulin harus dipakai untuk pemberian insulin. Catridge dan spuit yang tlah diisi Obat. Banyak obat-obat suntik yang telah diisi dan yang sekali pakai. Biasanya catridege yang telah diisi memiliki kelebihan 0,1-0,2 mL larutan obat. Berdasarkan obat yang akan diberikan, kelebihan larutan harus dibuang sebelum pemberian. Gambar 2 : Spuit Jarum. Ukuran jarum terdiri dari 2 komponen, ukuran lubang dan panjang. Nomor ukuran lubang yang sering dipakai adalah antara 18 sampai 26. Tabel 1 : Ukuran dan Panjang Jarum Type injeksi Ukuran lubang jarum Panjang jarum (inci) Intra Cutan 25,26 3/8; ½; 5/8 SubCutan 23,25,26 3/8; ½; 5/8 Intra Musculer 19,20,21,22 1; 1 ½ ; 2
  • 9. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan Sebelum kita lanjutkan dengan penghitungan dosis obat, ada baiknya kita evaluasi sejauh mana pemahaman kita tentang materi yang sudah disampaikan dengan mengerjakan soal berikut ini secara berpasangan. 2. Penghitungan injeksi Subcutan Setelah memahami tentang perangkat yang digunakan untuk memberikan obat, kini akan kita lanjutkan dengan menghitung dosisnya. Kita mulai dengan menghitung dosis injeksi subcutan. Pada pembahasan dosis sub cutan, kita akan juga membahas tentang dosis pemberian insulin, karena meskipun pemberiannya sama secara sub cutan, akan tetapi insulin memiliki kharakteristik tersendiri, baik satuan obatnya maupun spuit yang digunakan untuk memasukkan obat. Baiklah kita awali dari penghitungan injeksi subcutan secara umum. Masih Ingat dengan rumus sederhana yang ada di modul 1 Farmakologi, Bagi yang ingat, syukurlah tapi bgi yang lupa, saya akan mengulangi sedikit tentang rumus sederhana dan rasio-proporsi ,seperti tertulis dibawah ini Latihan 1 1. Kelas dibagi 2 kelompok 2. Kelompok I , membawa spuit dan jarum suntik dengan berbagai ukuran, spuit tuberculin dan spuit insulin. 3. Kelompok II membawa kartu soal / quis (kartu soal/quis terlampir) 4. Pasangkan seorang dari kelompok I dan seorang lagi dari kelompok II 5. Seorang dari kelompok II membacakan soal yang dibawa. 6. Seorang dari kelompok 1 menjawab dengan menunjukkan peralatan yang dibawa tersebut (spuit dan jarum suntik) 7. Lakukan secara bergantian
  • 10. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan x V=A Dimana : D adalah dosis yang diinginkan atau dosis yang diperintahkan dokter H adalah dosis ditangan : dosis obat pada label tempat obat (botol atau vial) V adalah bentuk : bentuk obat yang tersedia (tablet, kapsul, cair) A adalah jumlah hasil hitungan yang diberikan kepada pasien Metode rasio dan proporsi Dimana : H adalah dosis ditangan : dosis obat pada label tempat obat (botol atau vial) V adalah bentuk : bentuk obat yang tersedia (tablet, kapsul, cair) D adalah dosis yang diinginkan atau dosis yang diperintahkan dokter X adalah jumlah yang harus dihitung, yang akan diberikan kepada pasien Nah, sekarang kita mulai menghitung dosis injeksi sub cutan. a. Penghitungan dosis injeksi sub cutan Disini akan kita berikan contoh , beberapa kasus terkait kebutuhan terapi secara sub cutan. Contoh : Diketahui Diinginkan H : V = D : x
  • 11. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan Perintah Heparin 250 U SC, Tersedia Heparin 1.000 U/mL dalam vial dengan dosis multipel (10 mL) Rumus dasar : x V= 250 X 1 mL = 25 = 0,25 mL 1.000 100 Metode Rasio dan Proporsi H ; V = D ; X 10.000 : 1 mL = 25000 : x ml X = 25 = 0,25 mL 100 b. Injeksi Insulin Insulin diresepkan dan diukur dalam unit. Kini, kebanyakan insulin diproduksi dalam konsentrasi 100 U/mL. Insulin diberikan dengan spuit insulin yang dikalibrasi sesuai dengan 100-U insulin. Konsentrasi insulin juga tersedia dalam 40 U dan 500 U, tapi jarang ditemukan. Gambar 3 : Contoh Obat Insulin
  • 12. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 3. Penghitungan Dosis Injeksi Intra Muskuler (IM) Otot mempunyai lebih banyak pembuluh darah daripada jaringan lemak, sehingga obat-obatan yang diberikan secara intra muskuler lebih cepat diabsorbsi dari pada injeksi subkutan. Volume larutan obat untuk injeksi IM adalah 0,5 sampai 3,0 mL. Volume larutan yang lebih banyak dari 3 mL, menyebabkan perpindahan jaringan otot yang lebih banyak dan kemungkinan terjadinya kerusakan jaringan. Contoh soal. 1. Seorang pasien mendapat terapi oksasillin. Instruksi pada label obat terbaca: “tambahkan 5,7 mL air steril.” Bubuk obat setara dengan 0,3 mL. Setiap 1,5 mL = 250 mg (larutan obat setara dengan 6 mL). Selesaikan soal dengan menggunakan 250 mg = 1,5 mL atau 1000 mg (1 g) = 6 mL. a. = b. H : V :: D : x 1000 mg : 6 mL :: 500 mg : x mL Jawab: oksasilin (Prostaphlin) 500 mg = 3 mL 2. Kasus 2 Meperidin 35 mg = 0,7 mL, hidroksizin 25 mg= 0,5 mL meperidin a. b. H : V :: D : x 50 mg : 1 mL :: 35 mg : x mL
  • 13. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan Hidroksizin a. b. H : V :: D : x 100 mg : 2mL :: 25 mg : x mL Prosedur 1) Periksa dosis dan volume meperidin dalam cartridge yang telah terisi 2) Buang larutan yang telah berlebih dari cartridge yang telah diisi , 0,7 larutan harus ditinggalkan. 3) Ambil 0,5 mL udara ke dalam cartridge dan suntikkan ke dalam vial 4) Ambil 0,5 Hidroxcsizin dari vial, masukkan ke dalam cartridege 5) Volume total untuk injeksi mepeidin dan hidroxzisin adalah 1,2 mL 6. Penghitungan Injeksi untuk anak Kita akan lanjukan dengan perhitungan dosis untuk anak-anak. Ketuga metode yang digunakan dalam perhitungan dosis oral untuk anak juga dipakai dalam penghitungan dosis obat injeksi. Metode- metodenya adalah penghitungan berdasarkan 1) Berat badan ( kg), 2). Luas permukaan tubuh (LPT, m2 ), dan 3) dosis dewasa . Masih ingat khan ? Dalam Modul teori sudah pernah dibahas, jadi silahkan buka kembali untuk mengingat metode yang dimaksudkan.
  • 14. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan Contoh kasus : a. Parameter tobramisin: 3 mg/kg/hari x 10 kg = 30 mg/hari dalam dosis terbagi tiga Perintah obat: 10 mg x 3 (q 8h)= 30 mg/hari Dosis berada di dalam parameter keamanan. 10 mg=1 mL/ dosis b. Parameter sefamandol: 50 mg/kg/hari x 15 kg= 75 mg/hari 100 mg/kg/hari x 15 kg= 1500 mg/hari Perintah obat: Sefamandol 250 mg x 4 dosis= 1000 mg/hari Dosis berada di dalam parameter keamanan Label obat menyatakan tambahan 3,0 mL pelarut, setara 3,5 mL Konversi 1 g menjadi 1000 mg Bagaimana pemahaman saudara tentang dosis bagi anak-anak ? Untuk mengetes sejauh mana pemahaman saudara, kerjakan tugas dibawah ini Latihan 2 Tinggi dan berat badan berpotongan pada 1,38 m² Parameter metotreksat: 25 mg/m²/minggu x 1,38 m²=34,5 mg/ minggu 75 mg/m²/minggu x 1,38 m²=103,5 mg/minggu, IM
  • 15. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan Sudahkah anda menyelesaikan pertanyaan di atas? Untuk mengetahui ketepatan jawaban anda, jika anda telah mengerjakan soal tersebut, silahkan cocokkan dengan kunci jawaban yang ada di bawah ini. Dosis merupakan salah satu aspek penting dalam pemberian obat. Perawat harus memiliki kompetensi penghitungan dosis untuk mengurangi efek kelebihan atau kekurangan obat. Dalam hal ini, perawat harus benar-benar teliti. Ada beberapa obat yang memiliki kharakteristik tersendiri seperti insulin. Hal tersebut juga membutuhkan kompetensi tersendiri, agar tujuan terapi dapat tercapai. Secara umum ada dua cara untuk menghitung dosis orang dewasa, yaitu rumus dasar dan rasio-proporsi, yaitu 1. Rumus dasar x V=A Dimana : D adalah dosis yang diinginkan atau dosis yang diperintahkan dokter H adalah dosis ditangan : dosis obat pada label tempat obat (botol atau vial) Jawaban latihan 2 Dosis berada di dalam parameter keamanan Jika dipergunakan metroteksat 25 mg/mL, berikan 2 mL (50 mg) atau Jika dipergunakan metroteksat 100 mg/mL, berikan 0,5 mL. Karena jumlah larutan, lebih baik dipakai 0,5 mL dari larutan 100 mg/mL. Rangkuman
  • 16. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan V adalah bentuk : bentuk obat yang tersedia (tablet, kapsul, cair) A adalah jumlah hasil hitungan yang diberikan kepada pasien 2. Metode rasio dan proporsi Dimana : H adalah dosis ditangan : dosis obat pada label tempat obat (botol atau vial) V adalah bentuk : bentuk obat yang tersedia (tablet, kapsul, cair) D adalah dosis yang diinginkan atau dosis yang diperintahkan dokter X adalah jumlah yang harus dihitung, yang akan diberikan kepada pasien Sedangkan pada anak-anak ada 3 metode dalam penghitungan dosis injeksi. Metode-metodenya adalah penghitungan berdasarkan 1) Berat badan ( kg), 2). Luas permukaan tubuh (LPT, m2 ), dan 3) dosis dewasa . A. Diketahui Diinginkan H : V = D : x
  • 17. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan Tugas Mandiri 1. Kelas dibagi beberapa kelompok. 2. Setiap kelompok mengerjakan soal yang sudah dipersiapkan 3. Seminarkan hasil diskusi kelompok 4. Penilaian oleh tutor berdasarkan tool yang sudah disiapkan. No Kelompok Kasus / Soal 1. I 1. Perintah Heparin 200 U SC, Tersedia Heparin 1.000 U/mL dalam vial dengan dosis multipel (10 mL) 2 II Parameter phenergan: 0,25/kg/dosis x 45kg= 11,25mg/ dosis 0,50/kg/dosis x 45= 22,5 mg/dosis Perintah obat: Phenergan 20 mg, IM per dosis
  • 18. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 3 III Seorang pasien mendapat terapi insulin NPH 25 U. SC. Tersedia obat seperti diatas dan spuit insulin 100 U/mL. Berapa banyak insulin yang harus dimasukkan dalam spuit ? Tunjukkan lengkap dengan peralatannya. 4 IV Label obat atropin ditandai dengan 0,4 mg/mL. Perkiraan ekuivalen dari 0,3 mg adalah 0,8 mL sesuai dengan yang tertera pada label. Jika 0,3 = 0,8 mL tidak diketahui, soal dapat diselesaikan berdasarkan perhitungan 0,4 mg = 1 mL Mintalah nilai pada Tutor Anda kemudian diskusikan hal-hal yang belum Anda kuasai bersamanya. Jawaban Anda akan dinilai berdasarkan jumlah benar kata kunci dari pemecahan masalah kasus di atas. Apabila Anda mencapai tingkat penguasaan 80% ke atas, Anda dapat meneruskan ke kegiatan belajar berikutnya. Tetapi bilai nilai Anda masih di bawah 80%, maka Anda harus mengulang kegiatan sub modul pokok ini terutama bagian yang belum dikuasai. Umpan Balik
  • 19. Tujuan Pembelajaran Umum Tujuan Pembelajaran Khusus Kegiatan Belajar II Setelah menyelesaikan kegiatan belajar 2 ini, anda diharapkan mampu menyiapkan dan melakukan pencampuran obat -obatan TUJUANPembelajaran Umum TUJUANPembelajaran Khusus Mahasiswa mampu menjelaskan ten- tang: a. melakukan rekonstitusi obat bubuk b. Melakukan Pencampuran Obat Injeksi c. Melakukan pencampuran obat untuk Pemberian Intravena kontinu Saudara, pada kegiatan belajar 2 ini saudara akan mempelajari tentang : 1. Rekonstitusi Obat Bubuk 2. Pencampuran Obat Injeksi 3. pencampuran obat untuk Pemberian Intravena kontinu Mencampur Obat
  • 20. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan Uraian Materi 1. Rekonstitusi Obat Bubuk Obat obat tertentu akan hilang potensinya jika berada dalam bentuk cair, oleh karena itu pabrik obat mengemas obat obat tersebut dalam bentuk bubuk. Obat-obat ini direkonstitusi dengan menggunakan pelarut air steril atau salin sebelum diberikan. Label obat sering memberikan type dan jumlah pelarut yang digunakan. Biasanya pabrik obat menentukan jumlah pelarut untuk mencampur bubuk obat untuk mencapai 1-2 mL/dosis. Obat bubuk membutuhkan tempat, oleh karena itu volume larutan obat akan bertambah. Sekali obat bubuk telah direkonstitusi, larutan obat yang tidak digunakan hrus diberi tanggal dan tuliskan inisial pada label obat. Lautan obat yang tidak digunakan dalam vial disimpan dalam lemari es dan dapat dipakai dalam jangka waktu 48 jam sampai 1 minggu tergantung dari rekomendasi pabrik obat. Larutan obat yang tidak dipakai dalam ampul harus dibuang. Contoh kasus. Selesaikan masalah dengan menggunakan keterangan pada label obat. Perintah : Berikan Penisilin akuos 250.000 U, IM, q4h. Tersedia penisiln aqueos 5.000.000 U ( 5 juta unit). Obat dalam bentuk vial. Label obat menyatakan: PELARUT YANG DITAMBAHKAN (mL) Unit/mL 18 250.000 8 500.000 3 1,000,000
  • 21. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan Jawab : Tambahkan 18 mL pelarut, bubuk akan setara dengan 2 mL. Setiap 250.000 U setara dengan 1 mL. Dalam menyelesaikan masalah ini, tambahkan 18 mL dan 2 mL ( bubuk obat) = 20 mL a. Rumus dasar : x V= 250.000 X 20 mL = 50 = 1 mL 5.000.000 50 b. H ; V = D ; X 5.000.000 : 20 mL = 250.000 : x ml X = 1 mL Jadi dapat kita simpulkan bahwa untuk mencampur suatu obat yang berbentu bubuk kita harus melakukan langkah-langkah sebagai berikut : 1. Menghitung dosis obat 2. Menyiapkan peralatan, yaitu : a. Obat bubuk dalam vial b. Pelarut, bisa berupa aqua atau normal salin c. Spuit ukuran besar d. Alkohol swab e. Bengkok 3. Melakukan pencampuran obat bubuk dengan pelarut sesuai prosedur, yaitu
  • 22. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan a. Mencuci tangan b. Melakukan desinfektan pada tutup pelarut c. Pegang vial dengan posisi 45º, tarik larutan ke dalam spuit tersebut sesuai kebutuhan d. Masukkan cairan pelarut ke dalam vial yang berisi obat bubuk. e. Kocok perlahan agar obat dapat merata f. Bereskan perlatan dan buang sampah ke tempatnnya. 2. Pencampuran Obat Injeksi Obat-obat yang dicampur dalam spuit yang sama harus kompatibel untuk mencegah pengendapan. Untuk menentukan kompatibilitas obat, periksa buku referensiobatataudenganahlifarmasi.Jikaragu,janganmencampurobattersebut. Tiga metode dalam pencampuran obat, yaitu: 1. Pencampuran dua macam obat dalam spuit yang sama dari dua vial 2. Pencampuran dua macam obat dalam spuit yang sama dari satu vial dan satu ampul 3. Pencampuran dua macam obat dalam sebuah cartride yang telah diisi dari sebuah vial. Baiklah, kita akan membahas satu persatu bagaimana cara mencampur obat tersebut. 1. Pencampuran dua macam obat dalam spuit yang sama dari dual vial. a. Persiapan Alat
  • 23. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 1) Spuit 2) Jarum suntik 3) Contoh obat dalam bentuk vial 4) Aquades atau normal salin 5) Bengkok 6) Alkohol swab b. Langkah –langkah 1) Ambil udara ke dalam spuit sejumlah larutan yang akan diambil dari vial yang pertama dan suntikan udara kedalam vial yang pertama. Jangan biarkan jarum mengalami kontak dengan larutan. Keluarkan jarum. 2) Ambil udara kedalam spuit sejumlah larutan yang akan diambil dari vial yang kedua. Tinggikan atau balikkan vial kedua dan suntikkan udara. Ambil jumlah larutan dari vial yang kedua. 3) Ganti jarum, kecuali jika anda akan menghabiskan seluruh isi dari vial yang pertama. 4) Balikkan vial yang pertama dan ambil larutan dalam jumlah yang diinginkan. 2. Pencampuran dua macam obat dalam spuit yang sama dari satu vial dan satu ampul a. Persiapan Alat 1) Spuit 2) Jarum suntik 3) Contoh obat dalam bentuk vial dan ampul
  • 24. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 4) Bengkok 5) Alkohol swab b. Langkah –langkah 1) Suntikkan udara ke dalam vial 2) Ambil larutan dalam jumlah yang diinginkan dari vial 3) Ambil larutan dalam jumlah yang diinginkan dari ampul Contoh : Prosedur Pencampuran Obat-obat dalam spuit yang sama Seorang pasien mendapatkan terapi Meperidin (Demerol) 25 mg dan Sulfat Atopin 0,4 mg Inta Muskuler (IM). Obat yang tersedia adalah Meperidin dalam cartrid ge Tubex berlabel 50 mg/mL. dan Sulfat Atopin 0,4 mg/mL. Berapa mL dari setiap Obat akan anda berikan ? dan bagaimana mencampurkannya ? Jawab : 1. Dosis Meperidin. a. Rumus dasar : x V= 250.000 X 20 mL = 50 = 1 mL 1.00.0 50 b. H ; V = D ; X 5.000.000 : 20 mL = 250.000 : x ml X = 1 mL 2. Dosis Atropin Label menunjukkan 0,4 mg= 1 mL Jadi berikan meperidin 0,5 mL dan atropin 1 mL.
  • 25. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan Prrsedur : Mencampur kedua obat dalam cartridge dengan satu obat dari sebuah vial dan obat yang lain dalam cartridge yang telah diisi. 1. Periksa dosis dan volume obat dalam cartridge yang telah diisi. 2. Buang 0,5 mL dan setiap kelebihan larutan obat (meperidin) dari cartridge ( 0,5 mL tetap berada dalam cartridge) 3. Ambil 1 mL udara ke dalam cartridge dan suntikkan udara kedalam vial yang berisi atropin 4. Ambil 1 mL atropin dari vial ke dalam larutan meperidin di dalam cartridge. 3. Mencampur Insulin Pemberian insulin campuran antara short-intermediet acting atau long acting insulin mengakibatkan kadar gula darah klien lebih bagus daripada single type insulin. Pada pemberian insulin campuran ini harus tepat dan benar agar insulin yang ada di dalam botol tidak bercampur dengan insulin yang ada di spuit yang dapat mengakibatkan lisis. Adapun langkah-langkah pencampurannya adalah sebagai berikut : 1. Cuci tangan 2. Baca etiket botol insulin, tipe dan tanggal kadaluarsanya 3. Putar setiap botol insulin secara gantle diiatas telapak tangan agar isi insulin merata 4. Usap tutup botol dengan alcohol 5. Injeksi 20 unit udara ke dalam NPH insulin. (jumlah udara yang dimasukkan ke dalam botol sesuai dengan dosis unit yang diperlukan) .Selalu mendahulukan menginjeksi udara ke dalam insulin yang berdurasi kerja lebih lama. 6. Injeksikan udara 10 unit ke dalam botol insulin reguler. Jumlah udara
  • 26. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan yang diinjeksikan harus sama dengan dosis insulin yang diberikan 7. Hisap 10 unit insulin reguler Pastikan bahwa tidak ada udara dalam spuit, selalu hisap dahulu insulin yang mempunyai masa kerja lebih pendek 8. Hisap 2 unit insulin NPH dengan spuit yang telah berisi insulin reguler 10 uniit. 9. Hati-hati jangan sampai insulin reguler terinjeksi ke botol insulin NPH. 10. Jumlah insulin dalam satu spuit dharus menjadi 30 unit 4. Mencampur Obat-Obat untuk Pemberian Intra Vena Kontinu Obat seperti kalium klorida dan vitamin seringkali ditambahkan kedalam kantong larutan IV untuk infus IV kontinu. Obat-obat harus ditambahkan kedalam kantong atau botol segera sebelum pemberian cairan intra vena. Suntukkan obat kedalam penutup karet pada kantong atau botol IV dan rotasi kantong beberapa kali untuk memastikan bahwa obat tersebar merata dalam larutan. Jangan tambahkan obat sewaktu infus brjalan kecuali jika kantong dirotasi. Larutan obat yang disuntikkan kedalam larutan infus IV dalam posisi tegak akan mengkonsentrasikanobatpadabagianbawahdarikantongsehinggatidaktersebar secara merata dan membahayakan pasien apalagi yang dsuntikkan kalium klorida. Bagaimana caranya ? Kita akan menjelaskannya dengan contoh dibawah ini Contoh: Seorang pasin mendapat program terapi berupa: 100 mL dekstrosa 5% dalam air (D5 W) dengan kalium klorida (KCl) 20 mEq dalam 8 jam. Tersedia: 1000 mL dekstrosa 5% dalam air Kalium klorida 40 mEq/20 mL ampul. Perangkat IV berlabel 10 tetes/ menit Perhitungan obat: Mempergunakan rumus dasar dan metode rasio-dan- proporsi a.
  • 27. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan b. H : V :: D : x 40 mEq : 20 mL :: 20 mEq : x mL Perhitungan laju aliran IV akan dijelaskan dengan menggunakan tiga metode seperti yang telah dianjurkan sebelumnya. Tetapi, sangat dianjurkan agar anda memilih salah satu metode untuk menentukan laju aliran IV. Metode I 1. 125 mL/jam 2. mL/menit 3. 2,1 x 10= 21 tetes/menit Metode II 1. 1000+8= 125 mL/jam 2. tetes/menit
  • 28. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan Mencampur Obat perlu dilakukan secara hati hati 1. Rekonstitusi obat bubuk perlu memperhatikan jumlah dan jenis cairan pelarut 2. Pencampuran obat harus kompatible dan memperhatikan jenis obat serta asal obat apakah dari vial, ampul atau sudah tersedia dalam cartridge 3. Pencampuran obat-obat injeksi bisa dibedakan menjadi : a. Pencampuran dua macam obat dalam spuit yang sama dari dua vial b. Pencampuran dua macam obat dalam spuit yang sama vial dan ampul c. Pencampuran dua macam obat dalam cartridge yang telah diisi dari sebuah vial Rangkuman
  • 29. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 1. Kelas dibagi menjadi beberapa kelompok 2. Diskusikan tugas dalam kelompok dan presentasikan di depan kelas 3. Lakukan penilaian dengan format penilaian yang telah disediakan 4. Cocokkan dengan jawaban yang telah tersedia. No Kelompok Materi 1 I 1. Perintah: kanamisin (Kantrex) 250 mg, IV, setiap 6 jam 72 jam Tersedia: Kantrex Perangkat dan cairan: Perangkat silinder dengan faktor tetesan 60 tetes/mL; 500mL D5 W. Instruksi: Encerkan obat dalam 75 mL D5 W dan berikan infus selama 30 menit. 2 II 2. Perintah: Sefamandol (Mandol) 500 mg, IV, q6h Tersedia:sefamandol(Mandol) berbentuk bubuk dalam sebuah vial. Untuk rokonstitusi: Tambahkan 6,6 mL pelarut= 8 mL larutan obat (2 g=8 mL) Perangkat dan Cairan: perangkat sekunder dengan 100 mL D5 W. Faktor tetesan 15 tetes/mL Instruksi: Encerkan dalam 100 mL D5 W dan berikan infus selama 30 menit. Tugas Mandiri
  • 30. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 3 III 3. Perintah: tobramisin (Nebcin) 50 mg, IV, setiap 8 jam Parameter obat: 3 mg/kg/hari dalam dosis terbagi tiga. Berat klien 65 kg. Tersedia: Nebcin Perangkat dan Cairan: perangkat IV silinder dengan faktor tetesan 60 tetes/mL;500mL D5 W Instruksi: Encerkan tobramisin dalam 100 mL D5 W dan berikan infus selama 40 menit. Apakah dosis tobramisin dalam batas parameter keamanan? Jelaskan. 4 IV 4. Perintah: ampisilin (Polycillin-N) 500 mg, IV, setiap 6 jam Tersedia: Polycillin-N. Tambahkan 4,5 mL pelarut = 5 mL (2 g= 5 mL) Konversi gram menjadi miligram. Perngakt dan cairan: Perangkat silinder dengan faktor tetesan 60 tetes/mL; 500 mL D5 W Instruksi: encerkan ampisilin dalam 50 mL D5 W dan berikan infus selama 15 menit. 5 V 5. Perintah: metisilin (Staphcillin) 1 g, IV, q6h Tersedia: Staphcillin Catatan: label obat menunjukkan penggunaan IM dan IV. Pergunakan rekonstitusi IM dan encerkan dalam 100 mL D5 W. Instruksi: Encerkan Staphcillin dalam mL D5 W dan berikan infus selama 40 menit.
  • 31. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan Mintalah nilai pada Tutor Anda kemudian diskusikan hal-hal yang belum Anda kuasai bersamanya. Jawaban Anda akan dinilai berdasarkan jumlah benar kata kunci dari pemecahan masalah kasus di atas. Apabila Anda mencapai tingkat penguasaan 80% ke atas, Anda dapat meneruskan ke kegiatan belajar berikutnya. Tetapi bilai nilai Anda masih di bawah 80%, maka Anda harus mengulang kegiatan sub modul pokok ini terutama bagian yang belum dikuasai. Umpan Balik
  • 32. Tujuan Pembelajaran Umum Tujuan Pembelajaran Khusus Kegiatan BelajarIII Setelah menyelesaikan kegiatan belajar 3 ini, anda diharapkan mampu menyiapkan obat -obatan. TUJUANPembelajaran Umum TUJUANPembelajaran Khusus Setelah menyelesaikan kegiatan bela- jar 3 ini, diharapkan mahasiswa mam- pu menjelaskan tentang: a. M e n d e m o n s t r a s i k a n tindakan prosedur pemberian obat b. M e n d e m o n s t r a s i k a n tindakan cara mencegah kesalahan pemberian obat c. Mendemonstraikantindakan keamanan dalam pemberian obat. d. M e n d e m o n s t r a s i k a n tindakan menyiapkan obat yang diberikan secara oral e. M e n d e m o n s t r a s i k a n tindakan menyiapkan obat dari ampul dan vial Saudara, materi yang akan saudara pelajari pada kegiatan belajar 3 ada- lah tentang: Prosedur pemberian obat, Pencegahan kesalahan dalam pembe- rian obat, Langkah langkah keamanan dalam pemberian obat, Menyiapkan obat yang diberikan secara oral, Menyiapkan obat dari ampul dan vial. Menyiapkan Obat
  • 33. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan Uraian Materi 1. Pemberian Obat Persiapan dan pemberian obat harus dilakukan dengan akurat oleh perawat. Perawat harus memberikan perhatian penuh dalam mempersiapkan obat dan sebaiknya tidak melakukan tugas lain ketika memberikan obat. Masih Ingat tentang prinsip 6 benar dalam pemberian Obat ?. Ya...bagus, perawat harus menggunakan prinsip 6 benar pemberian obat tersebut untuk menjamin pemberian obat yang aman. Nah, bagaimana prosedur pemberian obat secara umum akan dijelaskan dibawah ini : Sebelumnya, peralatan yang perlu disiapkan adalah 1. Berbagai contoh obat : Tablet, kapsul, obat dalam bentuk ampul maupun vial 2. Catatan order obat ( bisa contoh resep) 3. Peralatan untuk memberikan obat : sendok teh , sendok makan, miniskus, spuit berbagai ukuran, alkohol swap dan kontainer untuk membuang bahan yang sudah tidak terpakai. 4. Buku catatan untuk mendokumentasikan tindakan pemberian obat Prosedur pemberian obat 1. Persiapan a. Cuci tangan sebelum menyiapkan obat b. Periksa untuk terjadinya alergi obat; periksa penilaian riwayat dan kardex c. Periksa perintah pengobatan dengan perintah dokter, kardex, lembar pengobatn, dan/atau kartu pengobatan d. Periksa label tempat obat sebanyak tiga(3) kali
  • 34. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan e. Periksa tanggal kadarluwarsa pada label obat; pergunakan hanya jika obat masih berlaku f. Periksa ulang perhitungan dosis obat dengan perawat lain g. Pastikan kebenaran obat-obat yang dapat bersifat toksik dengan perawat lain atau ahli farmasi h. Tuang tablet atau kapsul ke dalam tutup tempat obat. Jika obat tersedia dalam jenis unit, buka paket di sisi tempta tidur setelah memastikan kebenaran identifikasi klien i. Tuang cairan setinggi mata. Miniskus, lengkung terendah dari cairan, harus berada pada garis dosis yang diminta j. Encerkan obat-obat yang mengiritasi mukosa lambung(kalium, aspirin) atau berikan bersama-sama dengan makanan 2. Pemberian a. Periksa identitas klien melalui gelang identifikasinya. b. Tawarkan batu es untuk membaalkan pengecap rasa sewaktu memberikan obat yang rasanya tidak enak. Jika mungkin, berikan obat dengan rasa yang tidak enak terlebih dahulu, baru kemudian diikuti dengan obat yang rasanya menyenangkan c. Berikan hanya obat yang saudara persiapkan. d. Bantu klien mendapatkan posisi yang tepat tergantung dari rute pemberian e. Tetaplah bersama klien sampai obat dipakai f. Jika memberikan obat kepaa sekelompok klien, berikan obat terakhir pada klien yang membutuhkan bantuan ekstra g. Berikan tidak lebih dari 2,5-3 ml larutan intramuskular pada satu tempat. Bayi tidak boleh menerima lebih dari 1 ml larutan intramuskular pada satu tempat. Tidak boleh memberikan lebih dari 1 ml jika melalui rute subkutan. Jangan menutup kembali jarum suntikan (peringatan umum)
  • 35. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan h. Buang jarum dan tabung suntik ke tempat yang tepat i. Buang obat-obatan ke dalam bak atau toilet, jangan kedalam tempat sampah. Bahan-bahan kontrol harus dikembalikan ke apotik. j. Buang larutan yang tidak terpakai dari ampul. Simpan larutan stabil yang tidak terpakai ke dalam tempat yang tepat (beberapa perlu dimasukkan ke dalam lemari es). Tuls tanggal dan waktu pembukaan dan inisial anda pada label k. Simpan narkotik ke dalam laci atau lemari dengan kunci ganda l. Kunci untuk laci narkotik harus disimpan oleh perawat dan tidak boleh disimpan di dalam laci atau lemari. 3. Pencatatan a. Laporkan kesalahan obat dengan segera kepada dokter klien dan perawat supervisor . lengkapi laporan peristiwa b. Masukkan ke dalam kolom: catatan obat yang diberikan, dosis, waktu, rute, dan inisial anda c. Catat obat-obat segera setelah diberikan, khususnya dosis stat. d. Lapor dan catat obat-obat yang di tolak dan alasan penolakan e. Catat jumlah cairan yang diminum bersama obat pada kolom intake an output; sediakan cairan yang hanya di perbolehkan dalam diet. Nah, untuk lebih memahami bagaimana pemberian obat yang benar, lakukan role play bersama beberapa kawan . Mintalah tutor dan kawan lainnya untuk mengomentari dan menilai kegiatan saudara. Latihan 1 1. Baca dan fahami prosedur pemberian obat. 2. Siapkan peralatan yang diperlukan 3. Lakukan demonstrasi / role play bersama beberapa kawan.
  • 36. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 2. Cara mencegah kesalahan pemberian obat Kesalahan pengobatan adalah suatu kejadian yang dapat membuat klien menerima obat yang salah atau tidak mendapat terapi yang tepat. Kesalahan pengobatan dapat dilakukan oleh setiap individu yang terlibat dalam pembuatan resep, transkripsi, persiapan, penyaluran dan pemberian obat. Sistem penyaluran obat di rumah sakit harus dirancang supaya ada sebuah sistem pemeriksaan dan keseimbangan. Hal ini akan membantu mengurangi kesalahan pengobatan. Perhatikan contoh ilustrasi dibawah ini. STUDY KASUS, Dokter menulis sebuah instruksi obat. Perawat menerima instruksi dan memeriksa kelengkapan dan ketepatan . Perawat dapat bertanya tentang instruksi tersebut, misalnya , jika tulisan instruksi tidak dapat dibaca, dosis rendah atau tinggi, tetapi tidak lazim atau obat tidak tepat untuk kondisi klien. Instruksi dikirim ke apotik Di apotik, instruksi tersebut dibaca dan disiapkan oleh pegawai apotik. Farmasist memeriksa kerja pegawainya bahwa dosis obat tepat dan juga untuk interaksi dan alergi obat. Apabila instruksi obat tampaknya tidak tepat, misalnya pada instruksi tertulis 2000 mg sementara dosis yang tepat adalah 200 mg, ahli farmasi dapat menghubungi perawat untukmemintaklarifikasidokter(ataufarmasistlangsungmenghubungidokter. Apabila instruksi tepat, obat dikirim ke unit perawatan. Perawat menerima obat dan mengecek apakah obat yang dikirim sesuai dengan instruksi dokter. Sebelum memberikan obat, perawat melakukan 5 hal benar dalam pemberian obat. Perawat mengijinkan klien menjadi orang terakhir yang mengecek obat dengan meninjau kembali nama obat, dosis dan alasan ia menerima obat tersebut.
  • 37. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan Ilustrasi tersebut menggambarkan peran penting perawat dalam mencegah kesalahan pengobatan. Perawat memerankan peran yang sangat penting dalam lingkaran esensial pencegahan kesalahan pengobatan. Sayangnya, kebanyakan kesalahan pengobatan dilakukan perawat. Kesalahan yang terjadi harus segera diketahui dan dilaporkan kepada yang bertanggungjawab, sehingga dapat segera dilakukan tindakan-tindakan untuk mengurangi dampak atau efek kesalahan pengobatan tersebut. Nah, dibawah ini ada prosedur yang dapat dilakukan untuk mencegah kesalahan demberian obat. Tabel 3-1 : Cara mencegah Kesalahan Pemberian Obat Kewaspadaan Rasional Baca label obat dengan teliti Banyak produk yang tersedia dalam kotak, warna, dan bentuk yang sama. Pertanyakan pemberian banyak tablet atau vial untuk dosis tunggal Kebanyakan dosis terdiri dari satu atau dua tablet atau kapsul atau vial dosis tunggal. Interpretasi yang salah terhadap program obat dapat mengakibatkan pemberian dosis tinggi berlebihan. Waspadai obat-obatan bernama sama Banyak nama obat terdengar sama (misalnya, digoksindan digitoksin, keflex dan keflin, orinase dan ornade) Cermati angka di belakang koma Beberapa obat tersedia dalam jumlah yang merupakan perkalian satu sama lain (contoh, tablet coumadin dalam tablet 2,5 dan 25 mg, Thorazine dalam Spansules (sejenis kapsul) 30 dan 300 mg. Pertanyakan peningkatan dosis yang tiba-tiba dan berlebihan Kebanyakan dosis diprogramkan secara bertahap supaya dokter dapat memantau efek terapeutik dan responsnya. Ketika suatu obat baru atau obat yang tidak lazim diprogramkan, konsultasi kepada sumbernya Jika dokter tidak lazim dengan obat tersebut maka risiko pemberian dosis yang tidak akurat menjadi besar
  • 38. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan Jangan beri obat yang diprogramkan dengan nama pendek atau singkatan tidak resmi Banyak dokter menggunakan nama pendek atau singkatan tidak resmi untuk obat yang sering diprogramkan. Apabila perawat atau ahli farmasi tiak mengenal nama tersebut, obat yang diberikan atau dikeluarkan bisa salah Jangan berupaya menguraikan dan mengartikan tulisan yang tidak dapat dibaca Apabila ragu, tanya dokter. Kesempatan terjadinya salah interpretasi besar, kecuali jika perawat mempertanyakan program obat yang sulit dibaca. Kenali klien yang memiliki nama akhir sama. Juga minta klien menyebutkan nama lengkapnya. Cermati nama yang tertera pada tanda pengenal Seringkali, satu dua orang klien memiliki nama akhir yang sama atau irip. Label khusus pada kardeks atau buku obat dapat memberi peringatan tentang masalah yang potensial. Cermati ekuivalen Saat tegesa-gesa, salah baca ekuivalen mudah terjadi(contoh, dibaca miligram, padahal mililiter) 3. Keamanan dalam Pemberian Obat melalui Injeksi Cedera akibat tusukan jarum pada perawat merupakan masalah yang signifikan dalam institusi pelayanan kesehatan dewasa ini. Ketika perawat tanpa sengaja menus uk dirinya sendiri dengan jarum suntik yang sebelumnya masuk dalam jaringan tubuh klien, perawat beresiko terjangkit sekurang kurangnya 20 patogen potensial. Perawat beresiko terkena cedera akibat tusukan jarum suntik melalui salah satu dari cara berikut ini, 1. Meleset ketika mencoba kembali menutup jarum dan menusuk tangan anda yang sebelah. 2. Anda kembali menutup jarum dan jarum menembus tutup itu. 3. Tutup jarum yang sud ah dipasang lepas 4. Mencederai diri anda sendiri saat mengumpulkan kotoran yang ternyata berisi instrumen tajam. Mengingat resiko tertular penyakit akibat needle stick injury, ada cara untuk melindungi diri agar aman saat menutup kembali jarum suntik yang telah digunakan.
  • 39. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan Tabel 3-2 : Teknik Menutup Kembali Jarum dengan Satu Tangan Langkah Rasional Jangan pernah menutup jarum kembali . Gunakan prosedur ini hanya bila sebuah wadah pembuangan benda tajam tidak tersedia dan anda tidak dapat meninggalkan ruangan Cedera akibat tertusuk jarum menempatkan tenaga perawatan kesehatan pada risiko terkena patogen yang ditularkan melalui darah. Setelah menggunakan sebuah jarum, tenaga perawatan kesehatan harus membuang benda yang tajam ini ke wadah pembuangan terdekat yang sudah didesain Sebelum memberi injeksi, tempatkan tutup jarum di atas benda padat yang tidak bergerak, misalnya tepi meja disisi tempat tidur. Bagian tutup jarum yang terbuka harus menghadap ke wajah dan dalam jangkauan tangan perawat yang dominan, atau jangkauan infeksi, atau jangkauan tangan. Hal ini membuat perawat siap melakukan seluruh prosedur dengan cara yang aman. Beri injeksi Hal ini memastikan pemberian obat. Tempatkan ujung jarum pada pintu masuk tutup jarum. Dengan perlahan masukkan jarum ke dalam tutupnya Memaksa jarum masuk ke dalam tutupnya dapat membuat jarum menjadi bengkok Begitu jarum berada di dalam tutupnya, gunakan sebuah benda untuk menahan sehingga jarum dapat ditutup seluruhnya Gunakan gerakan perlahan, dan jangan pernah memaksa jarum ke dalam tutupnya Buang jarum pada kesempatan pertama. Hal ini menjamin lingkungan yang aman untuk klien dan perawat Cuci tangan
  • 40. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 4. Menyiapkan Obat yang diberikan secara Oral Tabel 3-3 : Menyiapkan Obat yang Diberikan Secara Oral Langkah Rasional 1. Kaji adanya kontraindikasi pada klien yang menerima obat oral, meliputi sulit menelan, mual atau muntah, radang usus atau peristaltik menurun, baru menjalani pembedahan saluran cerna, bising usus hilang atau menurun, terpasang pengisap lambung, tingkat kesadaran menurun Perubahan fungsi saluran cerna memengaruhi distribusi, absorpsi, dan ekskresi obat. Apabila selang pengisap lambung terpasang, obat dapat diisap keluar sebelum dapat diabsorpsi. Klein yang tingkat kesadarannya rendah rendah mengalami aspirasi 2. Tetapkan pilihan klien dan toleransinya terhadap cairan Menawarkan cairan dapat meningkatkan asupan cairan, kecuali dikontraindikasikan obat penyakit jantung, paru-paru, atau ginjal 3. Siapkan suplai dan perawatan yang dibutuhkan: a. Kartu, format catatan, atau huruf cetak nama obat b. Kereta obat atau nampan c. Mangkuk obat sekali pakai d. Segelas air, jus, atau cairan yang dipilih e. Sedotan f. Alat penghancur pil (tidak harus) Digunakan untuk menghancurkan tablet pada klien yang sulit menelan 4. Periksa keakuratan dan kelengkapan setiap kartu, format, atau huruf cetak nama obat berdasarkan program pengobatan yang ditulis dokter. Periksa nama klien dan nama, dosis, rute pemberian, dan waktu pemberian obat. Laporkan, jika ada ketidaksesuaian untuk menuntut tanggung jawab perawat atau dokter. Program dokter adalah sumber yang paling dapat dipercaya dan merupakan satu-satunya catatan resmi obat yang akan diterima.
  • 41. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 5. Siapkan kan obat: a. Cuci tangan b. Atur nampan dan mangkuk obat di dalam ruang pengobatan/ pindahkan kereta obat ke luar kamar klien. c. Buka kunci laci atau kereta obat. (Narkotika umumnya disimpan di dalam kotak yang dikunci dua kali, terpisah dari laci atau kereta obat). (sistem komputerisasi kereta obat diakses dengan nomor masuk elektronik) d. Siapkan obat-obatan untuk seorang klien pada suatu waktu tertentu. Simpan tiket atau format obat bersama-sama untuk setiap kilen. e. Pilih obat yang tepat dari persediaan atau laci unit dosis. Bandingkan label obat dengan format, kartu dan huruf cetak nama obat. f. Hitung dosis obat yang benar. Lakukan dengan teliti. Periksa kembali hitungan. g. Untuk menyiapkan tablet atau kapsul dari botol, tuangkan jumlah yang dibutuhkan ke dalam tutup botol lalu pindahkan ke mangkuk obat. Jangan sentuh dengan jari. Tablet atau kapsul yang lebih dapat dikembalikan ke dalam botol. Mengurangi perpindahan mikroorganisme dari tangan Anda ke obat dan peralatan Menghemat waktu dan mengurangi kesalahan. Obat-obatan terjaga aman bila dikunci dalam lemari atrau kereta Mencegah kesalahan dalam menyediakan obat. Mengurangi kesalahan Perhitungan akan lebih akurat bila informasi dari label obat tersedia di
  • 42. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 5. Menyiapkan Obat dari Ampul dan Vial Menyiapkan obat yang akan diberikan pasien dengan benar sesuai dosis yang diinstruksikan. 1. Tujuan a. Obat siap diberikan kepada pasien b. Dosis obat tepat sesuai instruksi dokter 2. Persiapan alat Mencuci tangan untuk mencegah atau mengurangi penularan Siapkan peralatan dan suplai yang dibutuhkan: a. Ampul 1) Ampul berisi obat 2) Spuit dan jarum 3) Bantalan kassa kecil atau swab alohol 4) Wadah tempat membuang bahan gelas b. Vial 1) Vial berisi obat 2) Spuit dan jarum 3) Swab alkohol 4) Pelarut (mis, normal saline , aquades steril) c. Kartu, format, atau huruf cetak nama obat
  • 43. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 3. Prosedur 1. Kumpulkan suplai /peralatan di area kerja di ruang obat Memastikan obat yang di programkan 2. Periksa setiap kartu, format, atau huruf cetak nama obat pada label di setiap ampul atau vial Membuat prosedur teratur Memastikan obat dan dosis yang disiapkan benar 3. Siapkan injeksi dari ampul a. Ketuk bagian atas ampul dengan perlahan dan cepat dengan jari sampai cairan meninggalkan leher ampul Melepas cairan yang berkumpul disekitar leher ampul. Semua larutan pindah ke tempat yang lebih rendah b. Tempatkan bantalan kassa kecil atau swab Alkohol kering di sekeliling leher ampul Melindungi jari-jari Anda dari trauma ketika ujung gelas di patahkan c. Patahkan leher ampul dengan cepat dan dengan mantap jauhkan dari tangan Mencegah jari atau wajah Anda terkena pecahan kaca. d. Isap obat dengan cepat. Pegang ampul terbalik atau letakkan diatas pada permukaan datar. Masukkan jarum spuit ke dalam bagian tengah pembukaan muara ampul. Jangan biarkan ujung atau batang jarum menyentuh tepi ampul. Tepian ampul yang pecah danggap terkontaminasi. Selama ujung atau batang jarum tidak menyentuh tepian ampul larutan tidak akan menetes keluar. e. Aspirasi obat ke dalam spuit dengan secara perlahan menarik kembali alat pengisap. Menarik pengisap menciptakan tekanan negatif dalam badan spuit, yang membuat cairan terisap ke dalam spuit f. Pertahankan ujung jarum dibawah permukaan larutan. Miringkan ampul supaya semua cairan didalam ampul terjangkau oleh jarum Mencegah aspirasi gelembung udara g. Apabila gelembung udara teraspirasi, jangan keluarkan udara kedalam ampul Tekanan udara dapat mendorong cairan keluar dari ampul, dan obat akan terbuang
  • 44. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan h. Untuk mengeluarkan kelebihan gelembung udara, pindahkan jarum. Pegang spuit dengan jarum mengarah ke atas. Ketuk sisi spuit untuk membuat gelembung udara naik menuju jarum. Tarik kembali pengisap sedikit dan dorong pengisap ke arah atas untuk mengeluarkan udara. Jangan mengeluarkan cairan Menarik pengisap terlalu jauh membuatnya lepas dari badan spuit. Memegang spuit dalam posisi vertikal membuat cairan menempati bagian bawah badan spuit. Menarik kembali pengisap memungkinkan cairan dalam jarum memasuk badan spuit sehingga cairan tidak keluar. Udara di badan spuit bagian atas dan bagian jarum kemudian di keluarkan i. Apabila cairan dalam spuit kelebihan, buang ke dalam bak cuci. Pegang spuit dalam posisi vertikal dengan ujung jarum d atas dan miringkan dengan tenang ke dalam bak cuci. Keluarkan kelebihan cairan ke bak cuci secara perlahan-lahan. Periksa kembali penunjukkan caran pada spuit dengan memegang spuit secara vertikal. Obat dibuang secara aman ke dalam bak cuci. Posisi jarum, memungkinkan obat dikeluarkan tanpa mengalir ke batang jarum. Memeriksa kembali kadar cairan menjamin dosis yang tepat j. Pasang tutup jarum. Ganti jarum dengan spuit. Pastikan jarum terpasang aman pada spuit. Mencegah kontaminasi jarum dan melindungi Anda dari tusukan jarum. Jarum perlu diganti, jika anda mencurigai obat menempel pada batang jarum. Jarum baru mencegah obat terbawa melalui kulit dan jaringan SC k. Buang bahan yang kotor. Letakkan ampul yang pecah di wadah khusus untuk bahan gelas. Mengontrol penularan infeksi. Membuang bahan gelas mencegah cedra yang tidak disengaja pada karyawan 4. Siapkan injeksi dari Vial a. Lepas penutup logam yang menutup bagian atas vial yang sudah tidak dipakai sehingga pnyekat karet terlihat Vial dikemas dengan penutup untuk mencegah kontaminasi pada penyekat karet. b. Usap permukaan penyekat karet dengan swab alkohol, jika vial sebelumnya sudah dibuka. Membuang debu atau minyak, tetapi tidak membuat permukaan menjadi steril
  • 45. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan c. Ambil spuit. Pastikan jarum terpasang kuat pada spuit. Lepas tutup jarum. Tarik pengisap untuk mengalirkan sejumlah udara ke dalam spit untuk dimasukkan ke dalam vial obat yang ekvalen dengan volume obat yang akan diaspirasi dari vial. Untuk mencegah tekanan menjadi negatif pada vial ketika obat diaspirasi, udara harus terlebih dahulu diinjeksi ke dalam vial d. Masukkan ujung jarum, dengan bevel mengarah ke atas, melalui bagian tengah penyekat karet. Beri tekanan pada ujung jarum selama insersi. Bagian tengah penyekat lebih tipis dan lebih mudah untuk di tusuk. Menjaga bevel tetap ke atas dan menggunakan tekanan yang kuat mencegah bagian tengah karet terpotong dari penyekat e. Masukkan udara ke dalam vial dengan memegang pengisap Udara harus diinjeksi sebelum mengaspirasi cairan. Pengisap dapat terdorong kebelakang akibat tekanan udara dalam vial f. Balik vial sementara spuit dan pengisap dipegang dengan kuat. Pegang vial dengan tangan yang tidak dominan, d antara ibu jari dan jari tengah. Pegang bagian ujung spuit dan pengisap dengan ibu jari dan jari telunjuk tangan yang dominan. Membalik vial membuat cairan menempati setengah bagian bawah vial. Posisi tangan mencegah pengisap bergerak dan memudahkan penggunaan spuit. g. Pertahankan ujung jarum tetap di bawah prmukaan cairan Mencegah aspirasi udara h. Biarkan tekanan udara membuat spuit terisi obat secara bertahap. Tarik pengisap sedikit jika diperlukan. Tekanan positif di dalam vial memdorong cairan masuk ke spuit. i. Ketuk sisi badan spuit dengan hati- hati supaya gelembung udara lepas. Keluarkan udara sisa dibagian atas spuit ke dalam vial. Mengocok spuit dengan kuat saat jarum masih diinsersi ke dalam vial dapat membuat jarum bengkok. Akumulasi udara menggeser obat dan menyebabkan kesalahan j. Setelah volume obat yang benar diperoleh, pindahkan jarum dari vial dengan menarik badan spuit. Menarik penghisap bukan badan spuit yang menyebabkan pengisap lepas dari badan spuit sehingga obat terbuang
  • 46. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan k. Buang udara sisa dari spuit dengan memegang spuit dan jarum tetap tegak. Ketuk badan spuit untuk menaggalkan gelembung udara. Tarik pengisap sedikit, kemudian dorong pengisap ke atas untuk mengeluarkan udara. Jangan mengeluarkan cairan. Memegang spuit dalam posisi vertikal membuat cairan menempati bagian bawah badan spuit. Menarik pengisap membuat cairan dalam jarum memasuki badan spuit sehingga cairan tidak dikeluarkan. Udara di ujung badan spuit dan di dalam jarum kemudian di keluarkan l. Ganti jarum dan tutup Menginsersi jarum melalui penyekat karet membuat beel tumpul. Jarum yang baru lebih tajam, dan karena tidak ada cairan di sepanjang batang jarum, obat tidak akan terbawa masuk ke dalam jaringan m. Untuk vial multidosis, buat label yang memuat tanggal pencampuran, konsentrasi obat permililiter, dan inisial Anda. Memastikan dosis yang akan datang disiapkan dengan benar. Obat tertentu harus dibuang setelah jumlah hari yang ditetapkan sejak obat dicampur n. Buang bahan yang kotor di tempat yang benar Mengurangi penularan mikroorganisme. 5. Bersihkan ara kerja. Cuci tangan. Mengurangi penularan mikroorganisme. 6. Perksa jumlah cairan dalam spuit dan bandingkan dengan dosis yang diinginkan. Memastikan dosis yang disiapkan akurat
  • 47. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan Rangkuman 1. Menyiapkan obat merupakan salah satu aspek penting dalam pemberian obat. 2. Dalam menyiapkan obat yang diberikan secara peroral , perawat harus mengkaji ada tidaknya kontra indikasi penggunaan oral dan toleransi terhadap cairan yang kan diberikan 3. Persiapan pemberian obat dari vial dan atau ampul , perawat harus memperhatikan ketepatan dosis dan harus hati-hati dalam membuang sisa obat yang terlanjur disedot dalam spuit. 4. Keselamatan perawat dan pasien harus selalu diutamakan, karena resiko terkena stick needle injection ( kecelakaan akibat terkena jarum injeksi) Tugas Mandiri 1. Kelas dibagi menjadi 4 kelompok 2. Masing-masing kelompok melakukan demonstrasi sesuai prosedur yang telah 3. ditentukan dibawah ini. 4. Setiap anggota kelompok wajib melakukan prosedur yang telah diajarkanan anggota kelompok yang lain melakukan observasi /penilaian sesuai form yang ada (lihat di lampiran) 5. Lakukan bergantian sampai semua anggota kelompok melaksanakan semua prosedur dengan benar
  • 48. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan No Kelompok Skenario 1 I Perawat memberikan pengobatan dengan memegang 6 prinsip benar. 2 II Tindakan menyiapkan Obat per-oral 3 III Tindakan menyiapkan obat injeksi Insulin dengan tehnik yang benar 4 IV Tindakan menyiapkan obat injeksi dari ampul /vial Umpan Balik Mintalah nilai pada Tutor Anda kemudian diskusikan hal-hal yang belum Anda kuasai bersamanya. Jawaban Anda akan dinilai berdasarkan jumlah benar kata kunci dari pemecahan masalah kasus di atas. Apabila Anda mencapai tingkat penguasaan / kompetensi , Anda dapat meneruskan ke kegiatan belajar berikutnya. Tetapi bilai Anda belumkompeten/belumlulus maka Anda harus mengulang kegiatan sub modul pokok ini terutama bagian yang belum dikuasai.
  • 49. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan Selamat! Anda telah menyelesaikan modul praktikum Farmakologi I tentang “ Penghitungan Obat. ”. Dengan demikian saudara diharapkan telah mempunyai ketrampilan dalam menghitung dosis obat, mencampur obat dan menyiapkan pemberian obat, baik pada anak maupun orang dewasa. Modul ini merupakan lanjutan dari modul seri pertama. Ketrampilan dan pengetahuan yang sudah Anda peroleh ini akan lebih maksimal apabila dilanjutkan dengan membaca sumber-sumber bacaan lain yang berhubungan dosis obat serta mencoba latihan latihan yang ada. Diskusikan dengan kawan dan tutor anda untuk lebih meningkatkan ketrampilan anda. Sebelum Anda melanjutkan untuk mempelajari modul berikutnya, pastikan tugas-tugas yang ada pada setiap kegiatan belajar telah Anda selesaikan. Anda dapat mencocokkan jawaban dengan kunci tugas yang ada di bagian akhir modul ini. Jika Anda mampu menjawab dengan benar berdasarkan kata kunci yang telah Anda hitung, maka bila Anda mampu mencapai minimal 80% menunjukan bahwa Anda dapat melanjutkan pelajaran di modul lain. Namun bila belum mencapai nilai tersebut, jangan pernah ragu untuk membaca kembali uraian materi terutama pada bagian yang belum Anda kuasai atau mengerti. Tetap semangat ya ! Selamat atas keberhasilan Anda dan sampai jumpa pada modul selanjutnya. Penutup
  • 50. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan FORMAT PENILAIAN PEMBUATAN MAKALAH PROGRAM PENDIDIKAN JARAK JAUH D III KEPERAWATAN Kelompok : ………………………….......................................................................... Tanggal Penilaian :…………………...................................................................................... Topik : ............................................................................................................ NO ITEM PENILAIAN BOBOT SCORE B x S A PENDAHULUAN & TINJAUAN TEORI ( 20 %) 1 Ketajaman latar belakang penulisan, perumusan masalah dan kejelasan tujuan penulisan. 6 2 Manfaat penulisan bagi pengembangan keilmuan, praktek dan pembangunan profesi keperawatan. 5 3 Kesesuaian isi tinjauan pustaka dengan konsep teori 5 4 Ketepatan penulisan rujukan, daftar pustaka dan relevansinya serta kemutakiran data. 4 JUMLAH NILAI B METODE PEMBUATAN MAKALAH (20%) 1 Ketepatan desain penulisan, subyek penulisan serta kejelasan pengambilan data. 7 2 Kesesuaian instrumen penulisan serta penggunaannya. 6 3 Ketepatan analisis data 7 JUMLAH NILAI C HASIL & PEMBAHASAN (40%) 1 Kejelasan penulisan hasil (termasuk penulisan tabel, grafik atau gambar jika ada). 7 2 Ketajaman pembahasan hasil analisis 8 3 Kesesuaian hasil dengan tujuan penulisan 10 4 penggunaan hasil yang relevan dalam pembahasan. 8 5 Kejelasan kesimpulan, saran dan penulisan abstrak / intisari. 7 JUMLAH NILAI D TATA CARA PENULISAN SKRIPSI (20%)
  • 51. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 1 Kesinambungan antara alinea, BAB dan ada tidaknya pengulangan yang tidak perlu. 6 2 Penggunaan bahasa Indonesia yang baik & benar. 5 3 Pedoman penulisan halaman & penulisan heading dan sub heading. 5 4 Lampiran 4 JUMLAH TOTAL NILAI 100 Masing-masing nilai ( B x S) pada poin A sampai D dijumlahkan (nilai pecahan boleh dipergunakan dalam pemberian ), kemudian hasil penjumlahan dibagi 100. Batas Lulus adalah 75 ( 3) Tutor/fasilitator, ............................................................................
  • 52. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan FORMAT PENILAIAN SEMINAR /DISKUSI KELOMPOK/ PRESENTASI KELOMPOK YANG DINILAI : ......................................................................... TUTOR/FASILITATOR : ......................................................................... TANGGAL PRESENTASI : ......................................................................... NO ASPEK YANG DINILAI KRITERIA PENILAIAN 1 2 3 4 1 Kejelasan penyampaian materi 2 Intonasi suara 3 Kelengkapan materi 4 Kemampuan dalam memotivasi keaktifan peserta 5 Kemampuan dalam menjawab pertanyaan audien/ berargumentasi 6 Penguasaan dalam menggunakan AVA, tulisan menarik 7 Kemampuan membahas masalah 8 Kerjasama antar anggota kelompok 9 Ketepatan waktu seminar/diskusikelompok/presentasi 10 Kemampuan membuat kesimpulan Nilai = (1 x ...) + (2 x ...) + (3 x ...) + (4 x ...) 4 = .... ……………………………………….. Tutor/fasilitator (…………………………………………….)
  • 53. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan FORMAT PENILAIAN ROLE PLAY TOPIK : ......................................................................... KELOMPOK YANG DINILAI : ......................................................................... HARI/TANGGAL : ......................................................................... LAMA ROLE PLAY : ......................................................................... NO ASPEK YANG DINILAI KRITERIA PENILAIAN 1 2 3 4 A PERSIAPAN 1 Mengumpulkan data yang berorientasi pada masalah dengan menggunakan indikator tertentu sesuai skenario 2 Menggunakan sumber/referensi yang sesuai 3 Membuat skenario yang sesuai 4 Menggali pengetahuan sesuai dengan skenario 5 Membuat skenario secara sistematis, ringkas, dan akurat 6 Menyiapkan media yang digunakan sesuai skenario 7 Menyiapkan tempat sesuai skenario 8 Melakukan konsultasidengan pembimbing B PELAKSANAAN 9 Mampu melaksanakan tindakan sesuai skenario 10 Mampu mengembangkan dengan berfikir kritis dalam skenario 11 Ketepatan waktu dalam skenario C EVALUASI 12 Tercapainya tindakan sesuai skenario 13 Ketepatan urutan sesuai skenario 14 Adanya dokumentasi dalam tindakan 15 Menetapkan kriteria dan standar evaluasi D LAIN-LAIN 16 Melibatkan seluruh anggota dalam melaksanakan tindakan sesuai skenario 17 Kerjasama antar anggota Kelompok 18 Kekompakan antar anggota kelompok 19 Kreatifitas dari anggota kelompok 20 Kelancaran dari jalannya role play Nilai = (1 x ...) + (2 x ...) + (3 x ...) + (4 x ...) = ......... 8 Tutor/fasilitator (...........................)
  • 54. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan PENILAIAN PROSEDUR PENCAMPURAN OBAT DALAM SPUIT YANG SAMA DARI DUA VIAL No Komponen Dilakukan Ya tidak A PERSIAPAN PERALATAN 1 Melakukan verifikasi program pengobatan klien *) 2 Menghitung Dosis Obat *) 3 Mencuci tangan B PELAKSANAAN 1 Mencuci tangan *) 2 Mengambil udara ke dalam spuit sejumlah larutan yang akan diambil *) 3 Menyuntikan udara kedalam vial yang pertama*) 4 Mengambil udara kedalam spuit sejumlah larutan yang akan diambil dari vial yang kedua*) 5 Mengambil jumlah larutan dari vial yang kedua*) 6 Mengganti jarum *) 7 Membalikkan vial yang pertama dan mengambil larutan dalam jumlah yang diinginkan *) C. Tahap Terminasi 1 Membereskan peralatan 2 Mencuci tangan 3 Mendokumentasikan tindakan E Penampilan Selama Tindakan 1 Tenang 2 Menjaga Keamanan Perawat Keterangan *) harus dilakukan Berikan tanda contreng ( v) pada kolom kriteria tindakan apakah dikerjakan atau tidak. Kriteria Penilaian : Kompeten/Lulus : Jika semua langkah prosedur dikerjakan dengan benar Kompeten /lulus dengan perbaikan : Jika ada salah satu langkah selain yang harus dikerjakan (*) tidak dikerjakan. Anda harus melakukan penilaian ulang untuk mencapai kriteria lulus/kompeten Tidak kompeten/tidak lulus : Jika ada langkah yang harus dikerjakan tidak dikerjakan. Anda harus belajar lagi dan berlatih sebelum melakukan penilaian.
  • 55. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan LEMBAR PENILAIAN PROSEDUR MENYIAPKAN OBAT DARI AMPUL No Komponen Dilakukan Ya tidak A PERSIAPAN 1 Menyiapkan suplai dan peralatan yang dibutuhkan *) 2 Memeriksa keakuratan dan kelengkapan setiap kartu, format, atau huruf cetak nama obat berdasarkan program pengobatan yang ditulis dokter *) 3 Memeriksa nama klien dan nama, dosis, rute pemberian, dan waktu pemberian obat.*) B PELAKSANAAN 1 Mencuci tangan *) 2 Ketuk bagian atas ampul dengan perlahan dan cepat dengan jari 3 Tempatkan bantalan kassa kecil atau swab Alkohol kering di sekeliling leher ampul 4 Patahkan leher ampul dengan cepat dan dengan mantap jauhkan dari tangan 5 Isap obat dengan cepat. Pegang ampul terbalik atau letakkan diatas pada permukaan datar 6 Masukkan jarum spuit ke dalam bagian tengah pembukaan muara ampul 7 Aspirasi obat ke dalam spuit dengan secara perlahan menarik kembali alat pengisap sesuai dosis 8 Pertahankan ujung jarum dibawah permukaan larutan 9 Miringkan ampul supaya semua cairan didalam ampul terjangkau oleh jarum 10 Pasang tutup jarum. Ganti jarum dengan spuit C Tahap Terminasi 1 Membereskan peralatan , Letakkan ampul yang pecah di wadah khusus untuk bahan gelas 2 Mencuci tangan 3 Dokumentasi E Penampilan Selama Tindakan 1 Tenang 2 Menjaga Keamanan Pasien 3 Merespon reaksi pasien dengan baik Keterangan *) harus dilakukan Berikan tanda (v) pada kolom kriteria tindakan apakah dikerjakan/ tidak. Kriteria Penilaian : Kompeten/Lulus : Jika semua langkah prosedur dikerjakan dengan benar Kompeten /lulus dengan perbaikan : Jika ada salah satu langkah selain yang harus dikerjakan (*) tidak dikerjakan. Anda harus melakukan penilaian ulang untuk mencapai kriteria lulus/kompeten.
  • 56. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan LEMBAR PENILAIAN PROSEDUR MENYIAPKAN OBAT PERORAL No Komponen Dilakukan Ya tidak A PERSIAPAN 1 Mengkaji adanya kontraindikasi pada klien yang menerima obat oral *) 2 Menetapkan pilihan klien dan toleransinya terhadap cairan *) 3 Menyiapkan suplai dan peralatan yang dibutuhkan *) 4 Memeriksa keakuratan dan kelengkapan setiap kartu, format, atau huruf cetak nama obat berdasarkan program pengobatan yang ditulis dokter *) 5 Periksa identitas / nama klien dan nama, dosis, rute pemberian, dan waktu pemberian obat.*) B PELAKSANAAN 1 Mencuci tangan *) 1 Mengatur nampan dan mangkuk obat 2 Memilih obat yang tepat dari persediaan atau laci unit dosis. Bandingkan label obat dengan format, kartu dan huruf cetak nama obat *) 3 Menghitung dosis obat yang benar*) 4 Menuangkan jumlah obat yang dibutuhkan ke dalam tutup botol lalu pindahkan ke mangkuk obat *) 5 Menempatkan semua tablet atau kapsul yang akan diberikan pada waktu yang sama di dalam sebuah cangkir *) Untuk menyiapkan cairan 6 Kocok merata sebelum diberikan *) 7 Pindahkan tutup botol dari wadahnya 8 Pegang cangkir obat sejajar mata dan isi sampai skala yang diinginkan *) 9 Buang cairan yang lebih di dalam mangkuk ke dalam bak cuci piring 10 Menyeka bibir botol dengan serbet kertas 11 Mengisap volume cairan kurang dari 10 ml ke dalam spuit (tanpa jarum) *) 12 Mengembalikan kotak persediaan atau obat unit-dosis yang tidak digunakan ke lemari*) 13 Menempatkan obat dan kartu, format obat, atau huruf cetak nama obat bersama-sama diatas nampan * D Tahap Terminasi 2 Membereskan peralatan 3 Mencuci tangan 4 Dokumentasi E Penampilan Selama Tindaka 1 Tenang 2 Menjaga Keamanan
  • 57. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan Keterangan *) harus dilakukan Berikan tanda contreng ( v) pada kolom kriteria tindakan apakah dikerjakan atau tidak. Kriteria Penilaian : Kompeten/Lulus : Jika semua langkah prosedur dikerjakan dengan benar Kompeten /lulus dengan perbaikan : Jika ada salah satu langkah selain yang harus dikerjakan (*) tidak dikerjakan. Anda harus melakukan penilaian ulang untuk mencapai kriteria lulus/kompeten Tidak kompeten/tidak lulus : Jika ada langkah yang harus dikerjakan tidak dikerjakan. Anda harus belajar lagi dan berlatih sebelum melakukan penilaian
  • 58. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan FORMAT PENILAIAN PROSEDUR MENCAMPUR INSULIN No Komponen Dilakukan Ya tidak A PERSIAPAN 1 Menyiapkan suplai dan peralatan yang dibutuhkan *) 2 Memeriksa keakuratan dan kelengkapan setiap kartu, format, atau huruf cetak nama obat berdasarkan program pengobatan yang ditulis dokter *) 3 Memeriksa nama klien dan nama, dosis, rute pemberian, dan waktu pemberian obat *) B PELAKSANAAN 1 Mencuci tangan *) 2 Memutar setiap botol insulin secara gantle diiatas telapak tangan agar isi insulin merata*) 3 Mengusap tutup botol dengan alcohol 4 Menginjeksi udara ke dalam NPH insulin, (jumlah udara yang dimasukkan ke dalam botol sesuai dengan dosis unit yang diperlukan)*) 5 Menginjeksikan udara 10 unit ke dalam botol insulin reguler. Jumlah udara yang diinjeksikan harus sama dengan dosis insulin yang diberikan*) 6 Menghisap 10 unit insulin reguler Pastikan bahwa tidak ada udara dalam spuit, selalu hisap dahulu insulin yang mempunyai masa kerja lebih pendek*) 7 Hisap 2 unit insulin NPH dengan spuit yang telah berisi insulin reguler 10 unit *) 8 Menjaga agar jangan sampai insulin reguler terinjeksi ke botol insulin NPH. C Tahap Terminasi 1 Membereskan peralatan , Letakkan ampul yang pecah di wadah khusus untuk bahan gelas *) 2 Mencuci tangan 3 Mendokumentasi D Penampilan Selama Tindakan 1 Tenang 2 Menjaga Keamanan Perawat Keterangan *) harus dilakukan Berikan tanda contreng ( v) pada kolom kriteria tindakan apakah dikerjakan atau tidak.
  • 59. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan Kriteria Penilaian : Kompeten/Lulus : Jika semua langkah prosedur dikerjakan dengan benar Kompeten /lulus dengan perbaikan : Jika ada salah satu langkah selain yang harus dikerjakan (*) tidak dikerjakan. Anda harus melakukan penilaian ulang untuk mencapai kriteria lulus/kompeten Tidak kompeten/tidak lulus : Jika ada langkah yang harus dikerjakan tidak dikerjakan. Anda harus belajar lagi dan berlatih sebelum melakukan penilaian
  • 60. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan FARMAKOLOGI PRAKTIKUM I (MODUL PRAKTIKUM 1. PENGHITUNGAN DOSIS) MATA KULIAH : FARMAKOLOGI MODUL : FARMAKOLOGI PRAKTIKUM 01 HARI / TANGGAL : WAKTU : 30 MENIT Kerjakan soal berikut ini dengan tepat ! 1. Tinggi dan berat badan berpotongan pada 0,82 m² Parameter hidroksizin: 30 mg/m²x 0,82 m²= 24,6 mg, atau 25 mg . Perintah obat: Hidroksizin 50 mg, IM 2. Untuk untuk sefazolin (Ancef), label obat menunjukkan 2,0 mL air steril harus ditambahkan ke dalam vial yang berisi 500 mg Ancef. Volume total akan menjadi 2,2 mL 3. Perintah: piperasilin (Pipracilin) 2,0 mg, IV, setiap 6 jam Tersedia: piperasilin vial 4 g berbentuk bubuk. Tambahkan 7,8 mL pelarut untuk mendapatkan larutan obat sebanyak 10 mL (4 g= 10 mL) Perangkat dan Cairan: Perangkat IV silinder dengan faktor tetesan 60 tetes/mL; 500 mL D5 W Instruksi: encerkan piperasilin dalam 100 mL D5 W dan berikan infus selama 45 menit. 4. Perintah: Sefapirin(Cefadryl) 1,5 g, IV, q6h . Tersedia:Cefradryl. larutan: 500 mL D5 W Perintah: Encerkan cefapirin 1,5 g dalam 100 mL D5 W dan infus selama 30 Tes Akhir Modul
  • 61. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan menit. 1. Hitung dosis obat berdasarkan label obat 2. Hitung berapa tetes per menit untuk larutan obat 5. Seorang pasien mendapat terapi insulin NPH 25 U. SC. Tersedia obat seperti di bawah ini dan spuit insulin 100 U/mL. Berapa banyak insulin yang harus dimasukkan dalam spuit ?
  • 62. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan Kunci Jawaban Kegiatan Belajar 1 1. Rumus dasar : x V= 200 X 1 mL = 20 = 0,20 mL 1.000 100 Metode Rasio dan Proporsi H ; V = D ; X 1.000 : 1 mL = 200 : x ml X = 20 = 0,20 mL 100 2. Dosis berada di dalam parameter keamanan 20 mg=0,8 mL 3. Dengan spuit Insulin tersebut , maka obat diambil sampai pada skala 25 U. 4. a. , atau 0,8 mL b. H : V :: D : x 0,4 mg : 1 mL :: 0,3 mg : x mL
  • 63. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan KEGIATAN BELAJAR 2 1. Pergunakan metode satu-langkah untuk laju aliran IV intermiten Perhitungan obat: kamamisin Penghitungan aliran: 2. Penghitungan obat: Ubah 2 g mnjadi miligram. 2 g = 2.000 mg Penghitungan aliran: 3. Penghitungan obat: Penghitungan aliran:
  • 64. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan Parameter obat: berada di dalam parameter keamanan (3 kgx65 = 195 mg/hari) Klien menerima 50 mg x 3= 150 mg/hari 4. Perhitungan obat: Konversi menjadi miligram. 2g= 2.000 mg Penghitungan aliran: Laju pompa volumetrik: 5. Perhitungan obat: tambahkan 5,7 mL pelarut; sampai terbentuk 8 mL larutan obat. Perhitungan aliran:
  • 65. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan Kuiz dan jawaban 1. Untuk mencampur 5 mL aquades dalam sebuah vial dengan obat kering, berapa ukuran spuit yang harus dipakai ? 2. Untuk memberikan 0,4 mL larutan obat sub kutan, apa type spuit yanag anda pakai ? 3. Mana yang mempunyai ukuran lubang jarum yang lebih besar, jarum no 21 atau no 26 ? 4. Jarum mana yang dipakai injeksi intra muskuler, jarum dengan nomor 20 dengan panjang 1,5 inch atau no 25 dengan panjang 5/8 inch ? Jawaban kuiz 1. Spuit 5 mL 2. Spuit tuberculin ( 1 mL) 3. Ukuran jarum diameter 21 4. jarum dengan nomor 20 dengan panjang 1,5 inch
  • 66. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan FKUI, Bagian Farmakologi. 1995. Farmakologi dan Terapi. Edisi 4. Jakarta : Gaya Baru. Katzung, Bertram G.. 1998. Farmakologi Dasar dan Klinik. Edisi VI. Jakarta: EGC Lee, Joyce L. dan Hayes, Evelyn R. 1996. Farmakologi Pendekatan Proses Keperawatan. Jakarta: EGC Potter, P. (1998). Fundamentals of Nursing. Philadelphia : Lippincott Daftar Pustaka