Mini project ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan kepatuhan protokol kesehatan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Brondong selama pandemi COVID-19.
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
Tingkat Pengetahuan dan Kepatuhan Protokol Kesehatan COVID-19
1. LAPORAN MINI PROJECT
DOKTER INTERNSHIP PUSKESMAS BRONDONG LAMONGAN
GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN
DAN KEPATUHAN PROTOKOL KESEHATAN
DI MASA PANDEMI COVID-19 PADA MASYARAKAT
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BRONDONG
Oleh :
Aanisah Ikbaar Sayyidah, dr.
Pembimbing :
Panjumi Khorida, dr., M.Kes
PROGRAM INTERNSHIP DOKTER INDONESIA
PERIODE NOVEMBER 2021 - MEI 2022
PUSKESMAS BRONDONG LAMONGAN
JAWA TIMUR
2. ii
LEMBAR PENGESAHAN
Mini Project Puskesmas Brondong Lamongan
Gambaran Tingkat Pengetahuan dan Kepatuhan Protokol Kesehatan
di Masa Pandemi COVID-19
pada Masyarakat di Wilayah Kerja Puskesmas Brondong
Untuk Memenuhi Persyaratan Program Internship Dokter Indonesia
Periode November 2021 - Mei 2022
Mini Project ini telah disetujui tanggal 10 Mei 2022
Oleh :
Pembimbing
Panjumi Khorida, dr., M.Kes
NIP. 19770420 200604 2 026
PROGRAM INTERNSHIP DOKTER INDONESIA
PUSKESMAS BRONDONG LAMONGAN
PERIODE NOVEMBER 2021 - MEI 2022
3. iii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, berkat rahmat
dan bimbingan-Nya kami dapat menyelesaikan laporan mini project Puskesmas Brondong
Lamongan yang berjudul “Gambaran Tingkat Pengetahuan dan Kepatuhan Protokol
Kesehatan di Masa Pandemi COVID-19 pada Masyarakat di Wilayah Kerja
Puskesmas Brondong” ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan Program
Internsip Dokter Indonesia Periode November 2021 - Mei 2022.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu menyelesaikan laporan ini:
1. Panjumi Khorida, dr., M.Kes, selaku kepala Puskesmas Brondong Lamongan
2. Panjumi Khorida, dr., M.Kes selaku pembimbing yang telah memberikan
bimbingan dan arahan kepada kami sehingga dapat menyelesaikan tugas ini
3. Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian laporan ini
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam laporan ini,
sehingga sangat diharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari para
pembaca. Semoga laporan ini dapat memberikan manfaat bagi kami khususnya
dan bagi pembaca pada umumnya.
Lamongan, 10 Mei 2022
Penulis
4. iv
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ii
KATA PENGANTAR iii
DAFTAR ISI iv
DAFTAR TABEL vi
DAFTAR GAMBAR vii
BAB 1 PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 3
1.3 Tujuan Mini Project 3
1.3.1 Tujuan Umum 3
1.3.2 Tujuan Khusus 3
1.4 Manfaat Mini Project 3
1.4.1 Manfaat untuk Puskesmas 3
1.4.2 Manfaat untuk Penulis 4
1.4.3 Manfaat untuk Masyarakat 4
BAB 2 PROFIL PUSKESMAS 5
2.1 Identitas Puskesmas 5
2.2 Sejarah Puskesmas 5
2.3 Visi dan Misi Puskesmas 6
2.3.1 Visi 6
2.3.2 Misi 6
2.4 Tata Nilai Puskesmas 6
2.5 Motto Puskesmas 6
2.6 Budaya Kerja Puskesmas 6
2.7 Upaya Kesehatan Puskesmas 7
2.7.1 Upaya Kesehatan Esensial 7
2.7.2 Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) 7
2.7.3 Upaya Kesehatan Pengembangan 8
BAB 3 TUNJAUAN PUSTAKA 9
3.1 COVID-19 9
3.2 Tingkat Pengetahuan 11
3.3 Kepatuhan Protokol Kesehatan COVID-19 12
BAB 4 METODE PENELITIAN 16
4.1 Jenis Penelitian 16
5. v
4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian 16
4.2.1 Lokasi Penelitian 16
4.2.2 Waktu Penelitian 16
4.3 Populasi dan Sampel Penelitian 16
4.3.1 Populasi 16
4.3.2 Sampel 16
4.4 Pengolahan dan Analisa Data 17
4.4.1 Pengolahan Data 17
4.4.2 Analisa Data 17
4.5 Definisi Operasional 18
4.5.1 Pengetahuan tentang COVID-19 18
4.5.2 Kepatuhan Protokol Kesehatan Covid-19 18
4.6 Instrumen Penelitian 18
4.7 Instrumen Pengumpulan Data 19
4.8 Kerangka Operasional 19
BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN 20
5.1 Hasil Penelitian 20
5.1.1 Data Karakteristik Demografi Responden 20
5.1.2 Data Distribusi Tingkat Pengetahuan Responden tentang 22
COVID-19
5.1.3 Data Distribusi Perilaku Responden di Masa Pandemi 22
COVID-19
5.1.4 Data Distribusi Kendala yang Dihadapi Responden dalam 24
Melaksanakan Protokol Kesehatan di Masa Pandemi
COVID-19
5.1.5 Data Distribusi Solusi Terhadap Masalah Kepatuhan 24
Responden dalam Melaksanakan Protokol Kesehatan
di Masa Pandemi COVID-19
5.2 Kesimpulan Penelitian 25
5.3 Usulan Pemecahan Masalah 26
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 28
6.1 Kesimpulan 28
6.2 Saran 28
DAFTAR PUSTAKA 30
LAMPIRAN 31
Lampiran 1. Kuesioner Pengetahuan COVID-19 31
Lampiran 2. Kuesioner Perilaku di Masa Pandemi C0VID-19 32
Lampiran 3. Leaflet 33
6. vi
DAFTAR TABEL
Tabel 5.1 Distribusi Karakteristik Demografi Responden 20
Tabel 5.2 Distribusi Tingkat Pengetahuan Responden tentang COVID-19 22
Tabel 5.3 Distribusi Perilaku Responden di Masa Pandemi COVID-19 22
Tabel 5.4 Distribusi Kendala yang Dihadapi Responden dalam 24
Melaksanakan Protokol Kesehatan di Masa Pandemi COVID-19
Tabel 5.5 Distribusi Solusi terhadap Masalah Kepatuhan Responden dalam 25
Melaksanakan Protokol Kesehatan di Masa Pandemi COVID-19
8. 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pandemi COVID-19 (Coronavirus Disease 2019) yang disebabkan
oleh virus SARSCoV-2 (Severe Acute Respiratory Syndrome
Coronavirus-2) menjadi peristiwa yang mengancam kesehatan masyarakat
secara umum dan telah menarik perhatian dunia. Pada tanggal 30 Januari
2020, WHO (World Health Organization) telah menetapkan pandemi
COVID-19 sebagai keadaan darurat kesehatan masyarakat yang menjadi
perhatian dunia internasional (Güner, Hasanoğlu, & Aktaş, 2020).
Pandemi COVID-19 telah terjadi selama 2 tahun dan memberikan
dampak sangat besar terhadap kesehatan masyarakat dunia hingga
ekonomi dunia, tetapi tidak kunjung mereda. Pada 24 November 2021
WHO mengumumkan adanya varian baru di Afrika Selatan COVID-19
yang dinamakan varian omicron (B.1.1.529). Varian ini mempunyai tingkat
mutasi yang tinggi dan bereplikasi 10 kali lebih lambat dibandingkan
varian Delta (He, et al., 2021) (Chen, et al., 2021). Varian omicron di
Indonesia terdeteksi pertama pada Desember 2021 di Jakarta. Saat ini (20
Februari 2020) di dunia telah didapatkan kasus COVID-19 sebanyak
423.805.957 kasus dengan kasus aktif 69.068.706 kasus (Worldometer,
2022). Di Indonesia per tanggal 20 Februari 2022 kasus COVID-19
terkonfirmasi mencapai 5.149.021 dengan kasus aktif 520.910 kasus. Di
Jawa Timur kasus COVID-19 terkonfirmasi sebanyak 485.091 kasus
dengan kasus aktif 33.061 kasus. Di Lamongan kasus COVID-19
terkonfirmasi sebanyak 7.901kasus dengan kasus aktif 536 kasus (Jatim
Tanggap COVID-19, 2022). Di Kecamatan Brondong kasus COVID-19
aktif sejak 1 Februari 2022 hingga 16 Februari 2022 ditemukan sebanyak
32 kasus dengan rata-rata kasus harian 4 kasus/hari.
Berdasarkan angka kejadian kasus COVID-19 di Kecamatan
Brondong yang telah melebihi batas atas morbiditas di Kabupaten
9. 2
Lamongan yaitu 38 kasus/hari/kabupaten atau 1-2 kasus/hari/kecamatan,
maka berbagai tindakan preventif mutlak harus dilaksanakan, baik oleh
pemerintah ataupun masyarakat guna melawan adanya peningkatan kasus
COVID-19. Upaya preventif sejauh ini merupakan praktik terbaik untuk
mengurangi dampak pandemi COVID-19, mengingat belum adanya
pengobatan yang dinilai efektif dalam melawan virus SARS-CoV-2.
Saat ini, sudah tersedia vaksin untuk SARS-CoV-2 yang telah
memenuhi berbagai fase uji klinis, namun penyebaran vaksin masih belum
merata, sehingga upaya preventif terbaik yang dilakukan adalah dengan
menghindari paparan virus dengan didasarkan pada PHBS (Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat). Untuk mencapai tujuan ini, langkah-langkah utama
yang hendak dilaksanakan masyarakat seperti penggunaan masker;
menutup mulut dan hidung saat bersin ataupun batuk; mencuci tangan
secara teratur dengan sabun atau desinfeksi dengan pembersih tangan yang
mengandung setidaknya 60% alkohol; menghindari kontak dengan orang
yang terinfeksi; menjaga jarak dari orang-orang; dan menahan diri dari
menyentuh mata, hidung, dan mulut dengan tangan yang tidak dicuci (Di
Gennaro et al., 2020).
Pengetahuan dan tindakan yang nyata dari pemerintah dan
masyarakat terkait PHBS akan senantiasi mampu menurunkan jumlah
kasus COVID-19, sehingga masa pandemi COVID-19 dapat berakhir
dengan cepat. Maka dari itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
gambaran tingkat pengetahuan dan kepatuhan protokol kesehatan di masa
pandemi COVID-19 pada masyarakat di wilayah kerja Puskesmas
Brondong. Mengingat masih tingginya angka kejadian COVID-19 di
Kecamatan Brondong dengan rata-rata kasus harian sebanyak 4 kasus/hari
dimana seharusnya batas atas kasus harian COVID-19 di Kecamatan
Brondong menurut Dinas Kesehatan Lamongan sebanyak 1-2 kasus/hari.
10. 3
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan suatu
rumusan permasalahan sebagai berikut:
1. Bagaiman gambaran pengetahuan masyarakat tentang COVID-19 di
wilayah kerja Puskesmas Brondong?
2. Bagaimana gambaran kepatuhan protokol kesehatan di masa pandemi
COVID-19 pada masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Brondong?
1.3. Tujuan Mini Project
1.3.1. Tujuan Umum
Upaya peningkatan pengetahuan dan kepatuhan protokol
kesehatan di masa pandemi COVID-19 pada masyarakat
kecamatan Brondong Lamongan .
1.3.2. Tujuan Khusus
1. Mengetahui pengetahuan masyarakat tentang COVID-19 di
wilayah kerja Puskesmas Brondong
2. Memberikan edukasi tentang protocol kesehatan yang baik
dan benar di masa pandemi COVID-19 pada masyarakat di
wilayah kerja Puskesmas Brondong
1.4. Manfaat Mini Project
1.4.1. Manfaat untuk Puskesmas
1. Memperoleh masukan dan saran yang diberikan oleh dokter
internship untuk perbaikan serta peningkatan mutu pelayanan
dalam upaya kesehatan di wilayah kerja Puskesmas
Brondong Lamongan.
2. Memperoleh masukan program baru maupun pembaharuan
program demi tercapainya upaya kesehatan yang semakin
baik.
11. 4
1.4.2. Manfaat untuk Penulis
1. Mendapatkan pengetahuan mengenai tingkat pengetahuan
dan kepatuhan protokol kesehatan di masa pandemi COVID-
19 pada masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Brondong
2. Penulis memperoleh pengetahuan dan pengalaman dalam
membuat mini project sebagai solusi masalah kesehatan yang
menjadi prioritas di Puskesmas Brondong Lamongan.
1.4.3. Manfaat untuk Masyarakat
Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan
dan kepatuhan protokol kesehatan di masa pandemi COVID-19
pada masyarakat masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Brondong
yang dapat membantu memutuskan rantai penyebaran kasus
COVID-19 .
12. 5
BAB II
PROFIL PUSKESMAS
2.1 Identitas Puskesmas
1. Nama Puskesmas : Puskesmas Brondong Lamongan
2. Alamat : Jl. Raya Pambon No. 18
3. Kecamatan : Brondong
4. Kabupaten / Kota : Lamongan
5. Provinsi : Jawa Timur
6. Kode Pos : 62263
7. No. Telepon : (0322) 4660001
8. E-mail : pkmbrondongnew@gmail.com
9. Tipe Puskesmas : Rawat Inap Umum dan Rawat Inap Bersalin
10. Pimpinan : Panjumi Khorida, dr., M.Kes
2.2 Sejarah Puskesmas
UPT Puskesmas Brondong Kabupaten Lamongan berlokasi di Desa
Brondong, Kecamatan Brondong Kabupaten Lamongan, dengan wilayah
kerja sebanyak 9 desa 1 kelurahan dari 9 desa 1 Kelurahan di wilayah
kecamatan. UPT Puskesmas Brondong didukung jejaring dibawahnya
sebanyak 3 Pustu, 6 Ponkesdes 4 Polindes dan 49 Posyandu Balita serta 10
Posyandu Lansia.
UPT Puskesmas Brondong sebagai puskesmas rawat inap
mempunyai 12 Unit rawat jalan yaitu Unit Pendaftaran, Unit Poli Umum,
Unit Poli Gigi, Unit Pelayanan KIA / KB & Imunisasi, Unit Poli Lansia,
Unit Klinik Sanitasi dan Konsultasi Gizi, Unit Laboratorium, Unit
Farmasi, Unit Kesehatan Masyarakat, Unit Kasir, dan Unit TU. Sedangkan
untuk pelayanan Unit 24 Jam antara lain UGD, Rawat inap, Persalinan dan
13. 6
Ambulance.
2.3 Visi & Misi Puskesmas
2.3.1 Visi
Terwujudnya Pelayanan Yang Bermutu, Aman, Profesional
dan Berdaya saing untuk Mencapai Kecamatan Brondong Sehat
Mandiri dan Lebih Sejahtera.
2.3.2 Misi
1. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan dasar yang bermutu
aman, profesional dan berdaya saing.
2. Mendorong kemandirian masyarakat untuk membudayakan
perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam
program JKN agar sejahtera.
3. Meningkatkan kapasitas dan kapabilitas sumber daya manusia.
2.4 Tata Nilai Puskesmas
“ DISIPLIN BERSAMAKU”
Disiplin, BERikan Senyum, Efisien, Kerja SAMA, aKUrat
2.5 Motto Puskesmas
Kesehatan Anda, Prioritas Kami
2.6 Budaya Kerja Puskesmas
1. Bersih
Tempat pelayanan bersih dan rapi, alat kesehatan selalu bersih dan steril
2. Selamat
Mengutamakan kesehatan dan keselamatan pasien
14. 7
3. Ikhlas
Memberikan pelayanan dengan hati yang ikhlas tidak membeda bedakan
pasien
4. Nyaman
Memberikan kenyamanan diseluruh unit pelayanan kesehatan
5. Agamis
Membiasakan berdoa sebelum melakukan pekerjaan
6. Rasional
Pemberian pengobatan sesuai dengan standar operasional
2.7 Upaya Kesehatan Puskesmas
2.7.1 Upaya Kesehatan Esensial
1. Pelayanan Promosi Kesehatan
2. Pelayanan Kesehatan Lingkungan
3. Pelayanan Kesehatan Ibu, Anak, dan Keluarga Berencana
4. Pelayanan Gizi
5. Pelayanan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
2.7.2 Upaya Kesehatan Perorangan (UKP)
1. Pelayanan Non Rawat Inap
2. Pelayanan Gawat Darurat
3. Pelayanan Kefarmasian
4. Pelayanan Laboratorium
5. Pelayanan Rawat Inap
6. Survei Kepuasan Pasien
15. 8
2.7.3 Upaya Kesehatan Pengembangan
1. Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas)
2. Pelayanan Kesehatan Jiwa
3. Pelayanan Kesehatan Tradisional
4. Pelayanan Kesehatan Gigi Masyarakat
5. Pelayananan Kesehatan Olahraga
6. Pelayanan Kesehatan Indera
7. Pelayanan Kesehatan Lansia
8. Pelayanan Kesehatan Matra
9. Pelayanan Kesehatan Kerja
10. Kefarmasian
16. 9
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
3.1 COVID-19
COVID-19 adalah penyakit yang disebabkan oleh virus SARS-CoV-2
(Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2). SARS-CoV-2 berasal
dari kelompok virus yang sama dengan virus SARS dan MERS yang juga
pernah menyebabkan epidemi beberapa tahun silam. Masa inkubasi
COVID-19 rata-rata 5-6 hari, dengan range antara 1 dan 14 hari namun
dapat mencapai 14 hari. Risiko penularan tertinggi diperoleh di hari- hari
pertama penyakit disebabkan oleh konsentrasi virus pada sekret yang tinggi.
Orang yang terinfeksi dapat langsung menularkan sampai dengan 48 jam
sebelum onset gejala (presimptomatik) dan sampai dengan 14 hari setelah
onset gejala (WHO, 2020).
Sebuah studi melaporkan bahwa 12,6% menunjukkan penularan
presimptomatik. Berdasarkan studi epidemiologi dan virologi saat ini
membuktikan bahwa COVID-19 utamanya ditularkan dari orang yang
bergejala (simptomatik) ke orang lain yang berada jarak dekat melalui
droplet. Droplet merupakan partikel berisi air dengan diameter > 5 - 10 μm.
Penularan droplet terjadi ketika seseorang berada pada jarak dekat (dalam 1
meter) dengan seseorang yang memiliki gejala pernapasan (misalnya, batuk
atau bersin) sehingga droplet berisiko mengenai mukosa (mulut dan hidung)
atau konjungtiva (mata). Penularan juga dapat terjadi melalui benda dan
permukaan yang terkontaminasi droplet di sekitar orang yang terinfeksi.
Oleh karena itu, penularan virus COVID-19 dapat terjadi melalui kontak
langsung dengan orang yang terinfeksi dan kontak tidak langsung dengan
permukaan atau benda yang digunakan pada orang yang terinfeksi
(misalnya, stetoskop atau termometer). Transmisi melalui udara dapat
terjadi dalam keadaan khusus misalnya prosedur atau perawatan suportif
yang menghasilkan aerosol seperti intubasi endotrakeal, bronkoskopi,
suction terbuka, pemberian pengobatan nebulisasi, ventilasi manual sebelum
intubasi, mengubah pasien ke posisi tengkurap, memutus koneksi ventilator,
17. 10
ventilasi tekanan positif non-invasif, trakeostomi, dan resusitasi
kardiopulmoner. Meskipun demikian, transmisi melalui udara masih
membutuhkan penelitian yang lebih lanjut (IDI, 2020).
Bidang Keselamatan dan Kesehatan Kerja menggunakan hierarki
pengendalian dalam pengendalian bahaya potensial di tempat kerja.
Mengeliminasi bahaya potensial merupakan cara terbaik dibandingkan
dengan mengurangi bahaya potensial tersebut. Namun, apabila bahaya
potensialnya bersifat biologis, terutama yang menyebabkan pandemi, maka
tidak mungkin menghilangkannya. Oleh karena itu, langkah-langkah
perlindungan yang paling efektif dimulai dari eliminasi, pengendalian
teknik, administrasi, dan alat pelindung diri. Pengendalian paling efektif
adalah eliminasi bahaya potensial SARS-CoV-2 dengan vaksinasi, sehingga
perlu disiapkan anggaran pembiayaannya. Ada kelebihan dan kekurangan
dalam setiap pengendalian ini sehingga perlu dipertimbangkan kemudahan
implementasi, efektivitas, dan biayanya (Ponda et al., 2012).
Gambar 3.1. Tingkatan Pengendalian Transmisi
18. 11
3.2 Tingkat Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang
melakukan pengindraan terhadap suatu obyek tertentu. Pengindraan terjadi
melalui pancaindra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran,
penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh
melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2014). Pengetahuan atau kognitif
merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan
seseorang (overt behaviour). Tingkat pengetahuan di dalam domain kognitif
mempunyai enam tingkatan yaitu :
1. Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah
dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini
adalah mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dan seluruh
bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab
itu, tahu merupakan tingkatan pengetahuan yang paling rendah.
2. Memahami (comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan
secara benar tentang obyek yang diketahui, dan dapat
mengintrepretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah
paham terhadap obyek atas materi dapat mnejelaskan, menyebutkan
contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya terhadap obyek
yang dipelajari.
3. Aplikasi (aplication)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi
yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya).
Aplikasi di sini dapat diartikan sebagai aplikasi atau pengguanaan
hukum-hukum, metode, prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau
yang lain.
19. 12
4. Analisis (analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau
suatu obyek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam
suatu struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain.
5. Sintesis (synthesis)
Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan
atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan
yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu bentuk kemampuan
menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang baru.
6. Evaluasi (evaluation)
Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justfikasi
atau penilaianvterhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian ini
didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau
menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada.
Menurut Notoatmodjo (2014) pengetahuan seseorang dapat diketahui
dan diinterpretasikan dengan skala yang bersifat kualitatif, yaitu :
a. Baik, bila subyek menjawab benar ≥75% seluruh pertanyaan.
b. Kurang, bila subyek menjawab benar ≤74% poin dari seluruh
pertanyaan.
3.3 Kepatuhan Protokol Kesehatan COVID-19
Kepatuhan (compliance), menurut Kapplan dan Saddock adalah
derajat dimana seseorang mengikuti anjuran peraturan yang ada. Menurut
Tondok, kepatuhan adalah sikap mau mentaati dan mengikuti suatu
spesifikasi, standar atau aturan yang telah diatur dengan jelas yang
diterbitkan oleh organisasi yang berwenang. Dengan kata lain, kepatuhan
adalah ketaatan seseorang pada tujuan yang telah ditetapkan. Menurut Blass,
terdapat 3 dimensi dalam kepatuhan yaitu :
1. Mempercayai (belief) kepercayaan terhadap tujuan dari kaidah-kaidah
bersangkutan, terlepas dari perasaan atau nilainya terhadap kelompok
atau pemegang kekuasaan ataupun pengawasnya.
20. 13
2. Menerima (accept) menerima norma atau nilai-nilai. Seseorang
dikatakan patuh apabila yang bersangkutan menerima baik kehadiran
norma-norma ataupun nilai-nilai dari 14 suatu peraturan tertulis maupun
tidak tertulis.
3. Melakukan (act) Bentuk dari tingkah laku atau tindakan dari kepatuhan.
Melakukan (act) berhubungan dengan penerapan norma-norma atau
nilai-nilai itu dalam kehidupan. Seseorang dikatakan patuh apabila
norma-norma atau nilai-nilai dari suatu peraturan diwujudkan dalam
perbuatan.
Ramdayana mengemukakan bahwa sikap kepatuhan (compliance)
akan menghasilkan perubahan tingkah laku (behaviour change) yang
bersifat sementara dan individu yang berada di dalamnya akan cenderung
kembali ke perilaku atau pandangannya yang semula apabila pengawasan
kelompok mulai mengendur dan perlahan memudar atau jika individu
tersebut dipindahkan dari kelompok asalnya. Faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi tingkat kepatuhan terhadap protokol kesehatan di masa
pandemi COVID-19 meliputi :
1. Pendidikan
Pendidikan seseorang menentukan luasnya pengetahuan seseorang
dimana orang yang berpendidikan rendah sangat sulit menerima sesuatu
yang baru. Hal ini secara tidak langsung berpengaruh terhadap perilaku
masyarakat dalam kepatuhan terhadap protokol kesehatan di masa
pandemi ini. Penelitian menyebutkan bahwa subjek dengan tingkat
pendidikan lebih tinggi cenderung lebih patuh dibandingkan subjek
dengan pendidikan lebih rendah.
2. Usia
Menurut Anwar dalam tulisannya mengenai Manajemen Sumber
Daya Manusia menyebutkan usia sebagai variabel individu, sebagai
prinsip bahwa seseorang semakin bertambah usianya maka akan
bertambah tingkat kedewasaannya dan semakin banyak menyerap
informasi yang akan mempengaruhi perilakunya.
21. 14
3. Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hal yang sangat penting untuk
terbentuknya tindakan seseorang. Pengukuran tingkat pengetahuan
dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan
mengenai isi materi yang dikukur dari subjek penelitian atau responden.
Pengetahuan sendiri dibagi menjadi 6 tingkatan, yaitu ; tahu,
memahami, aplikasi, analisis, sintesis, evaluasi, dan sikap. Beberapa
sumber menyebutkan tingkat pengetahuan ini pada akhirnya akan
mempengaruhi perubahan dan pola sikap seseorang.
Penjelasan di atas menunjukkan bahwa ada banyak hal yang dapat
mempengaruhi tingkat kepatuhan seseorang, namun di luar itu tentu saja ada
faktor yang mempengaruhi tingkat ketidakpatuhan seseorang seperti
pemahaman tentang instruksi dari protokol kesehatan, kualitas interaksi,
serta isolasi sosial dan keluarga, dan juga motivasi. Seseorang yang tinggal
di lingkungan dan keluarga yang patuh terhadap protokol kesehatan akan
cenderung mematuhi protokol kesehatan itu pula. Sedangakn beberapa
dukungan yang diperlukan untuk meningkatkan tingkat kepatuhan terhadap
protokol kesehatan di masa pandemi COVID-19 adalah meningkatkan
dukungan profesional kesehatan, meningkatkan dukungan sosial,
meningkatkan perilaku sehat, serta meningkatkan pemberian informasi
kepada masyarakat.
Protokol kesehatan adalah aturan dan ketentuan yang perlu diikuti
oleh segala pihak agar dapat beraktivitas secara aman pada saat pandemi
COVID-19 ini. Protokol kesehatan dibentuk dengan tujuan agar masyarakat
tetap dapat beraktivitas secara aman dan tidak membahayakan keamanan
atau kesehatan orang lain. Jika masyarakat dapat mengikuti segala aturan
yang tertera di dalam protokol kesehatan, maka penularan COVID-19 dapat
diminimalisir.
Darma Yanti dalam tulisannya mengenai pengetahuan dan gambaran
perilaku masyarakat terhadap protokol kesehatan COVID-19 menyebutkan
untuk mengetahui tingkat kepatuhan masyarakat perlu juga untuk
22. 15
diperhatikan tingkat pengetahuan masyarakat itu sendiri. Kementrian
kesehatan dalam menangani pandemi COVID-19 telah mengeluarkan
protokol kesehatan yang diterapkan untuk melindungi masyarakat dari
penyebaran virus COVID-19. Protokol kesehatan tersebut dirangkum
menjadi 5M yaitu Mencuci Tangan, Memakai Masker, Menjaga Jarak,
Menjauhi Kerumunan, dan Mengurangi Mobilitas. Protokol kesehatan ini
diberlakukan untuk semua kegiatan baik di dalam maupun di luar ruangan,
dan terutama untuk menjaga masing-masing anggota keluarga dari virus
COVID-19.
23. 16
BAB 4
METODE PENELITIAN
4.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan dengan pendekatan deskriptif sederhana
yang bertujuan untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan dan
kepatuhan protokol kesehatan di masa pandemi COVID-19 pada masyarakat
di wilayah kerja Puskesmas Brondong.
4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
4.2.1 Lokasi Penelitian
Kegiatan penelitian ini dilakukan di wilayah kerja Puskesmas
Brondong, Kabupaten Lamongan.
4.2.2 Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2022.
4.3 Populasi dan Sampel Penelitian
4.3.1 Populasi
Populasi adalah suatu keseluruhan objek yang hasilnya dapat
mewakili dan mencangkup seluruh objek yang diteliti
(Notoatmodjo, 2014). Populasi pada penelitian ini adalah
masyarakat yang ada di wilayah kerja Puskesmas Brondong.
4.3.2 Sampel
Sampel adalah objek yang diteliti dan dapat mewakili seluruh
populasi (Notoatmodjo, 2014). Jumlah sampel yang digunakan
dalam penelitian ini adalah sebanyak 50 orang. Teknik sampling
yang digunakan dalam penelitian ini adalah simple random
sampling yaitu pengambilan sampel yang dilakukan secara acak.
dengan kriteria inklusi dan eksklusi sebagai berikut :
a. Kriteria Inklusi
- Warga yang bertempat tinggal di wilayah kerja Puskesmas
Brondong
- Warga yang bersedia mengisi kuesioner
24. 17
- Warga laki-laki atau perempuan yang berusia ³ 18 tahun
- Warga yang berpendidikan minimal SD
b. Kriteria Eksklusi
- Warga yang tidak bisa membaca dan menulis
- Warga yang tidak mengisi kuisioner dengan lengkap
4.4 Pengolahan dan Analisis Data
4.4.1 Pengolahan Data
Data yang diperoleh nantinya diolah secara manual dan disajikan
dalam bentuk tabel. Kemudian data tersebut dianalisa secara
deskriptif. Adapun proses pengelolaan dilakukan dalam beberapa
tahap, yaitu :
a. Seleksi data (Editing)
Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data
yang diperoleh atau dikumpulkan. Editing dapat dilakukan
pada tahap pengumpulan data atau setelah data terkumpul.
b. Pemberian kode (Coding)
Merupakan kegiatan pemberian kode numerik terhadap data.
Pemberian kode ini sangat penting bila pengolahan dan analisis
data menggunakan komputer. Biasanya dalam pemberian kode
di buat juga daftar kode dan artinya dalam satu buku (code
book) untuk memudahkan kembali melihat lokasi dan arti suatu
kode dari suatu variabel.
c. Pengelompokan data (Tabulating)
Setelah dilakukan kegiatan editing dan coding dilanjutkan
dengan mengelompokkan data kedalam suatu tabel menurut
sifat yang dimiliki sesuai dengan tujuan penelitian.
4.4.2 Analisa Data
Analisa data dapat dilakukan dengan cara deskriptif dengan melihat
presentase data yang terkumpul dan disajikan tabel distribusi
frekuensi kemudian dicari besarnya presentase jawaban masing-
masing responden dan selanjutnya dilakukan pembahasan dengan
25. 18
menggunakan teori kepustakaan yang ada.
4.5 Definisi Operasional
4.5.1 Pengetahuan terhadap COVID-19
Segala sesuatu yang diketahui tentang pengertian, penyebab,
karakteristik, cara penularan, faktor resiko, serta cara pencegahan
COVID-19.
4.5.2 Kepatuhan Protokol Kesehatan COVID-19
Perilaku masyarakat di masa pandemi COVID-19 yang meliputi
5M, yaitu Mencuci Tangan, Memakai Masker, Menjaga Jarak,
Menjauhi Kerumunan, dan Mengurangi Mobilitas.
4.6 Instrumen Penelitian
Pengumpulan data yang digunakan peneliti adalah kuesioner atau
yang disesuaikan dengan tujuan penelitian dan mengacu kepada konsep dan
teori yang telah dibuat. Bagian awal merupakan pertanyaan yang berisi
tentang data demografi yang meliputi nama, usia, alamat, jenis kelamin,
status pendidikan dan status pekerjaan. Bagian selanjutnya yaitu 2 kuesioner
yang berkaitan dengan tingkat pengetahuan tentang COVID-19 sebanyak 10
pertanyaan dan perilaku masyarakat di masa pandemi COVID-19 sebanyak
7 pertanyaan. Serta di bagian akhir kuesioner terdapat 2 pertanyaan tentang
kendala masyarakat dalam melaksanakan protokol kesehatan dan perilaku
apa yang dapat membuat masyarakat patuh terhadap protokol kesehatan
Tingkat pengetahuan diukur menggunakan Skala Guttman, lembar
kuesioner yang memberikan jawaban benar dan salah. Pengetahuan
dikategorikan baik jika responden bisa menjawab ≥ 70% dengan benar, dan
kategori kurang baik jika responden menjawab < 70 %.
Kuesioner perilaku diukur menggunakan Skala Likert. Skor kuesioner
perilaku untuk pernyataan positif adalah : Sangat Setuju skor 4, Setuju skor
3, Tidak Setuju skor 2, Sangat Tidak Setuju skor 1, sedangkan untuk
pernyataan negatif skor sebaliknya. Dengan interpretasi sebagai berikut :
26. 19
• Angka 0 % - 24,99 % = Sangat Tidak Baik
• Angka 25 % - 49,99 % = Tidak Baik
• Angka 50 % - 74,99 % = Cukup Baik
• Angka 75 % - 100 % = Baik
4.7 Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen penelitian menggunakan kuesioner dengan metode pengisian
kuesioner.
4.8 Kerangka Operasional
Masyarakat di
Wilayah Kerja
Puskesmas Brondong
Sampel sesuai
Kriteria Inklusi dan
Eksklusi (Random
Sampling)
Pengambilan Data
melalui Kuesioner
Pengolahan
Data
Analisa Data
Penyajian
Data
Kesimpulan
dan Saran
27. 20
BAB 5
HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Hasil Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret 2022 yang dimulai dari
pengambilan sampel menggunakan instrumen kuesioner hingga pengolahan
data. Pengambilan sampel dilakukan di Brondong Lamongan dengan
mengambil masyarakat yang mengunjungi Puskesmas Brondong Lamongan
pada bulan Maret 2022 dan memiliki kriteria :
1. Warga yang bersedia mengisi kuesioner
2. Warga laki-laki atau perempuan yang berusia ³ 18 tahun
3. Warga yang berpendidikan minimal SD
Total sampel yang terkumpul yaitu sejumlah 50 responden yang
memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi.
Semua subjek penelitian dilakukan pencatatan data karakteristik
responden berupa usia, jenis kelamin, pendidikan dan pekerjaa serta data
kuesioner tentang tingkat pengetahuan dan kepatuhan protokol kesehatan
pada masyarakat di wilayang kerja Puskesmas Brondong.
5.1.1 Data Karakteristik Demografi Responden
Bagian ini menguraikan karakteristik demografi dari 50
responden di Puskesmas Brondong Lamongan, yang diperoleh
dari data yang diberikan dan diisi oleh subjek penelitian.
Tabel 5.1 Distribusi Karakteristik Demografi Responden
Jenis Kelamin F %
Perempuan 26 52
Laki-laki 24 48
Jumlah 50 100
28. 21
Tabel 5.1 menunjukkan bahwa subjek penelitian ini
didominasi oleh jenis kelamin perempuan yaitu sejumlah 26
orang (52%). Usia antara 18-27 tahun mendominasi dalam
penelitian ini yakni sebanyak 32 orang (64%). Sebagian besar
responden dalam penelitian ini memiliki tingkat pendidikan
terakhir yaitu tamat SMA/SMK sejumlah 28 orang (56%).
Pekerjaan responden terbanyak sebagai wiraswasta sebanyak 19
orang (38%) dari 50 responden.
Usia F %
18-27 tahun 32 64
28-37 tahun 11 22
38-47 tahun 7 14
Jumlah 50 100
Tingkat
Pendidikan
F %
SD 2 4
SMP 4 8
SMA/SMK 28 56
D3/S1 16 32
Jumlah 50 100
Pekerjaan F %
Ibu rumah tangga 13 26
Buruh 4 8
Karyawan 8 16
Mahasiswa 4 8
Pelajar 2 4
Wiraswasta 19 38
Jumlah 50 100
29. 22
5.1.2 Data Distribusi Tingkat Pengetahuan Responden tentang
COVID-19
Bagian ini menguraikan distribusi tingkat pengetahuan
responden tentang COVID-19 diukur menggunakan Skala
Guttman.
Tabel 5.2 Distribusi Tingkat Pengetahuan Responden tentang
COVID-19
Tingkat Pengetahuan F %
Baik 32 56
Kurang 18 44
Tabel 5.2 menunjukkan bahwa sebanyak 32 orang (64%)
responden sudah memiliki tingkat pengetahuan yang baik, dengan
menjawab kuesioner secara benar ³ 70%. Namun terdapat 18
orang (36%) masih memiliki tingkat pengetahuan yang kurang
dengan menjawab secara benar < 70%.
5.1.3 Data Distribusi Perilaku Responden di Masa Pandemi
COVID-19
Bagian ini menguraikan distribusi perilaku responden di
masa pandemi COVID-19, diukur menggunakan Skala Likert.
Tabel 5.3 Distribusi Perilaku Responden di Masa Pandemi COVID-19
No. Pertanyaan % Interpretasi
1.
Saya mencuci tangan dengan sabun atau
mengunakan hand sanitizer setelah memegang
benda-benda di tempat umum
49,5 Tidak Baik
2.
Saya mandi dan mengganti pakaian setelah
pulang dari bepergian
45,5 Tidak Baik
30. 23
No. Pertanyaan % Interpretasi
3.
Saya memakai masker bila berada di tempat
umum (pasar, terminal, tempat sembahyang,
dll)
80 Baik
4.
Saya menjaga jarak minimal 1 meter dari orang
lain saat berada di luar rumah
29 Tidak Baik
5.
Saya menjaga jarak dengan orang yang berusia
lanjut
25 Tidak Baik
6.
Saya menghadiri acara yang mengumpulkan
banyak orang
40,5 Tidak Baik
7.
Saya menggunakan fasilitas umum atau pergi
ke tempat umum (transportasi umum, mall,
pasar, tempat wisata)
49 Tidak Baik
Tabel 5.3 menunjukkan bahwa perilaku responden di masa
pandemi COVID-19 masih “tidak baik” dimana hanya dalam
point ke 3 responden dapat mencapai 80% sesuai dengan Skala
Likert yang berarti “baik” dalam menjalan protokol kesehatan
berupa pemakaian masker bila berada di tempat umum.
Urutan presentase protokol kesehatan yang masuk dalam
kategori “tidak baik” dari yang paling tinggi hingga paling rendah
yaitu mencuci tangan dengan sabun atau mengunakan hand
sanitizer setelah memegang benda-benda di tempat umum
(49,5%), tidak menggunakan fasilitas umum atau pergi ke
tempat umum (49%), mandi dan mengganti pakaian setelah
pulang dari bepergian (45,5%), tidak menghadiri acara yang
mengumpulkan banyak orang (40,5%), menjaga jarak
minimal 1 meter dari orang lain saat berada di luar rumah
(29%) dan menjaga jarak dengan orang yang berusia lanjut
(25%).
31. 24
5.1.4 Data Distribusi Kendala yang Dihadapi Responden dalam
Melaksanakan Protokol Kesehatan di Masa Pandemi COVID-19
Bagian ini menguraikan distribusi kendala yang dihadapi
responden dalam melaksanakan protokol kesehatan di masa
pandemi COVID-19, karena kendala tersebut sebagian besar
responden belum melakukan protokol kesehatan COVID-19
dengan baik.
Tabel 5.4 Distribusi Kendala yang Dihadapi Responden dalam
Melaksanakan Protokol Kesehatan di Masa Pandemi COVID-19
Kendala F %
Belum terbiasa 30 60
Perlu biaya 15 30
Tidak diberi contoh 3 6
Tidak mendapat
informasi
2 4
Tabel 5.4 menunjukkan bahwa belum terbiasa dengan
protokol kesehatan di masa pandemi COVID-19 (60%)
merupakan kendala yang paling sering dihadapi responden, diikuti
perlu biaya (30%), tidak diberi contoh (6%) dan tidak mendapat
informasi (2%).
5.1.5 Data Distribusi Solusi terhadap Masalah Kepatuhan Responden
dalam Melaksanakan Protokol Kesehatan di Masa Pandemi
COVID-19
Bagian ini menguraikan distribusi solusi terhadap masalah
kepatuhan responden dalam melaksanakan protokol kesehatan di
masa pandemi COVID-19. Dengan adanya solusi tersebut,
harapannya responden dapat meningkatkan kepatuhan terhadap
protokol kesehatan COVID-19
32. 25
Tabel 5.5 Distribusi Solusi terhadap Masalah Kepatuhan Responden
dalam Melaksanakan Protokol Kesehatan di Masa Pandemi COVID-19
.
Tabel 5.5 menunjukkan bahwa solusi terhadap masalah
kepatuhan protokol kesehatan di masa pandemi COVID-19 adalah
diberikan edukasi dan informasi (62%), diikuti meningkatkan rasa
sadar diri (28%), diberi contoh oleh tokoh manyarakat (8%) dan
diberi sanksi (2%).
5.2 Kesimpulan Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian berupa kuesioner tentang pengetahuan
dan kepatuhan protokol kesehatan di masa pandemic COVID-19 pada
masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Brondong pada bulan Maret 2022
didapatkan dari 50 responden, jenis kelamin perempuan lebih banyak di
banding laki-laki yaitu sebanyak 26 orang (52%); usia terbanyak yaitu
pada rentan 18-27 tahun sebanyak 32 orang (64%); tingkat pendidikan
terakhir terbanyak yaitu SMA/SMK sebanyak 28 orang (56%) dan
pekerjaan terbanyak yaitu wiraswasta sebanyak 19 orang (38%).
Berdasarkan hasil distribusi tingkat pengetahuan responden tentang
COVID-19, responden di wilayah kerja Puskesmas Brondong sudah
memiliki tingkat pengetahuan yang baik yaitu sebanyak 32 orang (64%),
sedangkan 18 responden (36%) lainnya masih kurang memahami apa itu
COVID-19.
Data distribusi perilaku responden di masa pandemi COVID-19 pada
lingkungan kerja Puskesmas Brondong menunjukkan perilaku responden
kurang baik, tampak hanya pada poin 3 menunjukkan hasil 80% yang
Solusi F %
Diberi contoh oleh tokoh masyarakat 4 8
Diberi sanksi 1 2
Diberi edukasi dan informasi 31 62
Sadar diri 14 28
33. 26
berarti baik.
Permasalahan terkait kepatuhan responden dalam menjalankan
protokol kesehatan di masa pandemi COVID-19 diungkapkan sebagian
besar karena responden belum terbiasa (60%). Edukasi dan informasi
merupakan solusi yang banyak di pilih oleh responden (62%) untuk
meningkatkan kepatuhan responden dalam menjalankan protokol
kesehatan.
5.3 Usulan Pemecahan Masalah
Tingginya angka kejadian COVID-19 di Kecamatan Brondong
dengan rata-rata kasus harian sebanyak 4 kasus/hari dimana seharusnya
batas atas kasus harian COVID-19 di Kecamatan Brondong menurut Dinas
Kesehatan Lamongan sebanyak 1-2 kasus/hari dan kurangnya kepatuhan
responden tentang protokol Kesehatan di masa pandemi COVID-19 di
kecamatan Brondong. Sehingga penulis mengusulkan mini project berupa :
1. Kegiatan
Pembuatan Media cetak leaflet “Pedoman Protokol Kesehatan
COVID-19”. Kegiatan ini bertujuan meningkatkan kepatuhan
masyarakat dalam menjalankan protokol kesehatan COVID-19 di
kecamatan Brondong dan dapat memutus rantai penularan COVID-
19 di kecamatan Brondong Lamongan.
Leaflet ini berisi pengertian dan protokol kesehatan COVID-
19. Leaflet akan diletakkan di pendaftaran rawat jalan dan rawat inap
sehingga setiap masyarakat yang berkunjung ke Puskesmas
Brondong Lamongan dapat mengambil dan membaca leaflet tersebut
(Lampiran 3).
2. Sasaran
Sasaran kegiatan ini adalah masyarakat yang berkunjung ke
Puskesmas Brondong Lamongan.
3. Pelaksana
Petugas Puskesmas Brondong Lamongan.
34. 27
4. Penanggung jawab
Penanggung jawab program surveilans COVID-19 Puskesmas
Brondong Lamongan
5. Dana
Dana JKN, dengan alokasi dana sebagai berikut :
Leaflet Rp 1.500,00 x 50 = Rp 75.000,00
35. 28
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dari 50 responden berupa kuesioner
tentang pengetahuan dan kepatuhan protokol kesehatan di masa pandemic
COVID-19 pada masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Brondong pada
bulan Maret 2022 ditemukan bahwa 19 dari 50 (36%) responden kurang
memahami tentang COVID-19 dan tingkat kepatuhan protokol kesehatan
responden masih kurang baik. Kurangnya kepatuhan terhadap protokol
kesehatan sejalan dengan tingginya angka kejadian COVID-19 di
Kecamatan Brondong dengan rata-rata kasus harian sudah melebihi batas
atas kasus harian COVID-19 di Kecamatan Brondong menurut Dinas
Kesehatan Lamongan. Sehingga diperlukan upaya untuk meningkatkan
pengetahuan masyarakat tentang COVID-19 dan protokol kesehatannya.
Melihat permasalahan tersebut, penulis mengajukan usulan strategi
pemecahan masalah terkait kurangnya pengetahuan masyarakat tentang
COVID-19 dan protokol kesehatan di kecamatan Brondong berupa
pembuatan media cetak leaflet “Pedoman Protokol Kesehatan COVID-
19”. Kegiatan ini memiliki sasaran terhadap seluruh masyarakat yang
berkunjung ke Puskesmas Brondong dengan harapan dapat meningkatkan
pengetahuan masyarakat tentang COVID-19 dan protokol kesehatannya di
kecamatan Brondong dan dapat memutus rantai penularan COVID-19 di
kecamatan Brondong Lamongan.
6.2 Saran
1. Penelitian lebih lanjut tentang pengaruh edukasi melalui leaflet
terhadap peningkatan pengetahuan masyarakat tentang COVID-19
dan protokol kesehatannya di kecamatan Brondong, diperlukan juga
follow up pasca intervensi sehingga dapat memperjelas pengaruh
intervensi edukasi melalui leaflet.
36. 29
2. Penelitian lebih lanjut tentang peningkatan pengetahuan masyarakat
tentang COVID-19 dan protokol kesehatannya di kecamatan
Brondong dengan kuesioner yang telah divalidasi sebelumnya.
37. 30
DAFTAR PUSTAKA
Chen, J., Wang, R., Gilby, N. B., & Wei, G. W., 2021. Omicron (B.1.1.529):
Infectivity, vaccine breakthrough, and antibody resistance. ArXiv.
Di Gennaro, F., Pizzol, D., Marotta, C., Antunes, M., Racalbuto, V., Veronese, N.,
& Smith, L. 2020. Coronavirus diseases (COVID-19) current status and
future perspectives: A narrative review. International Journal of
Environmental Research and Public Health, 17(8).
https://doi.org/10.3390/ijerph17082690
Güner, R., Hasanoğlu, İ., & Aktaş, F. 2020. Covid-19: Prevention and control
measures in community. Turkish Journal of Medical Sciences, 50(SI-1),
He, X., Hong, W., Pan, X., Lu, G., & Wei, X., 2021. SARS-CoV-2 Omicron
variant: Characteristics and prevention. MedComm, 2(4), 838–845. Advance
online publication.
Ikatan Dokter Indonesia. 2020. Pedoman Standar Perlindungan Dokter di Era
Covid-19. Jakarta: Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia. h.12-15.
Jatim Tanggap COVID-19. 2022. JATIM TANGGAP COVID-19.
https://infocovid19.jatimprov.go.id. Diakses 20 Februari 2022.
Notoatmodjo, S. 2014. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Ponda H, Fatma NF. 2012. Identifikasi Bahaya, Penilaian, dan Pengendalian
Risiko Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Pada Departemen Foundry
PT Sicamindo. J Tek Ind Heuristic;16(2):62-74.
World Health Organization (WHO). 2020. Coronavirus (COVID-19).
https://www.who.int/emergencies/diseases/novel-coronavirus-2019. Diakses
13 Maret 2022.
World Health Organization (WHO). 2020. Infection Prevention And Control.
https://www.who.int/emergencies/diseases/novel-coronavirus-
2019/technical-guidance /infection-prevention-and-control. Diakses 13
Maret 2022.
Worldometer. 2020. COVID-19 CORONAVIRUS PANDEMIC.
https://www.worldometers.info/coronavirus/. Diakses 13 Maret 2022.
38. 31
LAMPIRAN
Lampiran 1. Kuesioner Pengetahuan COVID-19
KUESIONER MINI PROJECT
“PENGETAHUAN MASYARAKAT KECAMATAN BRONDONG
TENTANG COVID-19”
Nama :
Usia :
Alamat :
Jenis kelamin :
Pendidikan :
Pekerjaan :
No. Pertanyaan
Jawaban
Benar Salah
1.
COVID-19 adalah penyakit yang tidak
berbahaya dan sama seperti flu biasa
2.
Virus korona dapat bertahan hidup
beberapa jam di luar tubuh manusia
3.
Virus korona tidak akan menular pada
saat berbicara
4.
Orang yang bisa menularkan COVID-
19 hanyalah yang memiliki gejala
5.
Orang yang sehat tidak perlu memakai
masker saat keluar rumah
6.
Gejala COVID-19 pada usia lanjut
umumnya lebih berat dari pada pada
usia muda
7.
Risiko kematian pasien COVID-19
lebih tinggi pada penderita penyakit
kronis
8.
Anak-anak tidak termasuk kelompok
yang berisiko karena jarang terinfeksi
COVID-19
9.
New normal atau adaptasi kebiasaan
baru artinya adalah kembali kepada
kebiasaan semula sebelum munculnya
wabah
korona
10.
Isolasi mandiri pada orang yang
terinfeksi COVID-19 tidak diperlukan
bagi yang tidak memiliki gejala
39. 32
Lampiran 2. Kuesioner Perilaku di Masa Pandemi COVID-19
KUESIONER MINI PROJECT
“PERILAKU MASYARAKAT KECAMATAN BRONDONG
DI MASA PANDEMI COVID-19”
No. Pernyataan
Jawaban
Selalu
Hampir
Selalu
Jarang
Tidak
Pernah
1.
Saya mencuci tangan dengan sabun
atau mengunakan hand sanitizer
setelah memegang benda-benda di
tempat umum
2.
Saya mandi dan mengganti pakaian
setelah pulang dari bepergian
3.
Saya memakai masker bila berada di
tempat umum (pasar, terminal,
tempat sembahyang, dll)
4.
Saya menjaga jarak minimal 1 meter
dari orang lain saat berada di luar
rumah
5.
Saya menjaga jarak dengan orang
yang berusia lanjut
6.
Saya menghadiri acara yang
mengumpulkan banyak orang
7.
Saya menggunakan fasilitas umum
atau pergi ke tempat umum
(transportasi umum, mall, pasar,
tempat wisata)
Kendala apa yang anda rasakan dalam melaksanakan protokol kesehatan?
a. Belum terbiasa
b. Perlu biaya
c. Tidak diberi contoh
d. Tidak mendapat informasi
Menurut anda bagaiamana agar masyarakat patuh protokol kesehatan?
a. Diberi contoh oleh tokoh masyarakat
b. Diberi sanksi
c. Diberi edukasi dan informasi
d. Sadar diri