1. 1
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Ketrampilan Menulis Teks Deskriptif
1. Pengertian Ketrampilan Menulis
Menulis merupakan bentuk keterampilan berbahasa, dalam proses
menulis semua unsur keterampilan berbahasa harus dikonsentrasikan
secara penuh agar mendapat hasil yang benar-benar maksimal. Menulis
bukan hanya menyalin tetapi juga mengekspresikan pikiran dan perasaan
kedalam lambang-lambang tulisan.
Dalam KTSP dijelaskan ada beberapa ketrampilan berbahasa Inggris
yang harus dikuasai oleh peserta didik yaitu; keterampilan berbahasa
(language skills) yang mencakup empat aspek, yaitu keterampilan reseptif
yang meliputi keterampilan menyimak atau mendengarkan (listening) dan
keterampilan membaca (reading skill), sedangkan keterampilan produktif
meliputi keterampilan berbicara (speaking) dan keterampilan menulis
(writing), baik keterampilan reseptif maupun produktif perlu
dikembangkan dalam proses pembelajaran Bahasa Inggris. Tujuan
pembelajaran Bahasa Inggris secara umum di tingkat SMP adalah peserta
didik memiliki kemampuan untuk mengembangkan kompetensi dalam
bentuk tulisan ataupun lisan.
Secara harafiah kegiatan menulis ialah “menurunkan atau melukiskan
lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang
dipahami oleh seseorang, sehingga orang lain dapat membaca lambang-
2. 2
lambang grafik tersebut kalau mereka juga memahami bahasa dan
gambaran grafik tersebut” (Tarigan dalam Muchlisoh, 1999: 233).
Pendapat lain menyebutkan bahwa “menulis merupakan suatu
kegiatan penyampaian pesan (komunikasi) dengan menggunakan bahasa
tulis sebagai alat atau media” (Slamet (2008: 104). Pesan disini yaitu
berupa isi atau muatan yang terkandung dalam suatu tulisan, sedangkan
tulisan merupakan sebuah simbol atau lambang bahwa yang dapat dilihat
dan disepakati pemakainya. Mujiyanto, dkk (1999: 70) mengemukakan
bahwa menulis juga diartikan sebagai kegiatan mengekspresikan ilmu
pengetahuan, pengalaman hidup, ide-imaji, aspirasi dan lain-lain dengan
bahasa tulis yang baik, benar dan menarik. Hal tersebut senada dengan
pendapat Subana & Sunarti (2000: 231) disebutkan bahwa menulis atau
mengarang merupakan kegiatan pengungkapan gagasan secara tertulis.
Menurut Rofi’uddin dan Zuhdi (1999: 159), keterampilan menulis
merupakan suatu keterampilan menuangkan pikiran, gagasan, pendapat
tentang sesuatu, tanggapan terhadap suatu pernyataan keinginan, atau
pengungkapan perasaan dengan menggunakan bahas tulis.
Pendapat lain menyatakan bahwa keterampilan menulis adalah “salah
satu keterampilan berbahasa yang produktif dan ekspresif yang
dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung dan tidak secara
tatap muka dengan pihak lain” (Tarigan; 2008: 3). Sedangkan menurut
Byrne dalam Haryadi dan Zamzani (1996: 77), keterampilan menulis
karangan atau mengarang adalah menuangkan buah pikiran ke dalam
3. 3
bahasa tulis melalui kalimat yang dirangkai secara utuh dan jelas sehingga
dapat dikomunikasikan kepada pembaca dengan berhasil.
Senada dengan penjelasan tersebut Semi (1993: 47), mengartikan
keterampilan menulis sebagai tindakan memindahkan pikiran dan perasaan
ke dalam bahasa tulis dengan menggunakan lambang-lambang. Sedangkan
menurut Gie (2002:3 ), keterampilan menulis adalahketerampilan dalam
pembuatan huruf, angka, nama, suatu tanda bahasa apapun dengan suatu
alat tulis pada suatu halaman tertentu. Sedangkan mengarang adalah
segenap rangkaian kegiatan seseorang dalam mengungkapkan gagasan dan
menyampaikannya melalui bahasa tulis kepada masyarakat pembaca untuk
dipahami.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat dikemukakan bahwa
keterampilan menulis adalah keterampilan menuangkan ide, gagasan,
perasaan dalam bentuk bahasa tulis sehingga orang lain yang membaca
dapat memahami isi tulisan tersebut dengan baik.
2. Tujuan Menulis
Kemampuan menulis merupakan kemampuan berbahasa yang bersifat
produktif; maksudnya kemampuan menulis itu merupakan kemampuan
yang menghasilkan suatu produk; dalam hal ini menghasilkan tulisan.
Menulis disini merupakan kegiatan yang memerlukan kemampuan yang
bersifat kompleks. Kemampuan yang diperlukan antara lain kemampuan
berpikir secara teratur dan logis, kemampuan mengungkapkan pikiran atau
gagasan secara jelas, dengan menggunakan bahasa yang efektif. Setiap
penulis dituntut bagaimana mengekspresikan serta mengungkapkan ilmu
4. 4
pengetahuan, pengalaman hidup, maupun imajinasi, dan lain-lain yang
telah mereka peroleh dalam bentuk tulisan kepada orang lain agar
dipahami.
Setiap penulis seharusnya mempunyai tujuan yang jelas dari tulisan
yang akan dikerjakannya. Menurut Suriamiharja (1997: 10), tujuan dari
menulis adalah agar tulisan yang dibuat dapat dibaca dan dipahami dengan
benar oleh orang lain yang mempunyai kesamaan pengertian terhadap
bahasa yang dipergunakan. Sedangkan menurut Suparno dan Yunus
(2008: 37), tujuan yang ingin dicapai seorang penulis bermacam-macam
sebagai berikut:
a. Menjadikan pembaca ikut berpikir dan bernalar.
b. Membuat pembaca tahu tentang hal yang diberitakan.
c. Menjadikan pembaca beropini.
d. Menjadikan pembaca mengerti.
e. Membuat pembaca terpersuasi oleh isi karangan.
f. Membuat pembaca senang dengan menghayati nilai-nilai yang
dikemukakan seperti nilai kebenaran, nilai agama, nilai pendidikan,
nilai sosial, nilai moral, nilai kemanusiaan dan nilai estetika.
Tujuan menulis menurut Hartig dalam (Tarigan; 2008: 25-26)
dijelaskan sebagai berikut :
a. Assignment purpose (tujuan penugasan)
Tujuan penugasan ini sebenarnya tidak mempunyai tujuan sama
sekali. Penulis menulis sesuatu karena ditugaskan, bukan atas kemauan
5. 5
sendiri (misalnya para siswa yang diberi tugas merangkum buku,
sekretaris yang ditugaskan membuat laporan atau notulen rapat)
b. Altruistic purpose (tujuan altruistik)
Penulis bertujuan untuk menyenangkan para pembaca,
menghindarkan kedukaan para pembaca, ingin menolong para
pembaca memahami, menghargai perasaan, dan penalarannya, ingin
membuat hidup para pembaca lebih mudah dan lebih menyenangkan
dengan karyanya itu. Tujuan altruistik adalah kunci keterbacaan
sesuatu tulisan.
c. Persuasif purpose (tujuan persuasi)
Tulisan yang bertujuan meyakinkan para pembaca akan kebenaran
gagasan yang diutarakan.
d. Informational purpose (tujuan informasional, tujuan penerangan)
Tulisan yang bertujuan memberi informasi atau
keterangan/penerangan kepada pembaca.
e. Self-expresssive purpose (tujuan pernyataan diri)
Tulisan yang bertujuan memperkenalkan atau menyatakan diri
sang pengarang kepada para pembaca.
f. Creative purpose (tujuan kreatif)
Tujuan ini erat berhubungan dengan tujuan pernyataan diri. Tetapi
keinginan kreatif dalam hal ini melebihi pernyataan diri, dan
melibatkan dirinya dengan keinginan mencapai norma artistik, atau
seni yang ideal, seni idaman. Tulisan yang bertujuan mencapai nilai-
nilai artistik, nilai-nilai kesenian.
6. 6
g. Problem-solving purpose (tujuan pemecahan masalah)
Dalam tulisan seperti ini sang penulis ingin memecahkan masalah
yang dihadapi. Penulis ingin menjelaskan, menjernihkan serta
menjelajahi dan meneliti secara cermat dan menjelajahi pikiran-pikiran
dan gagasangagasannya sendiri agar dapat diterima dan dimengerti
oleh para pembaca.guru sebagai gambaran tentang apa yang harus
dilakukan seorang guru dalam melaksanakan pekerjaannya, baik
berupa kegiatan, perilaku maupun.
Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa
tujuan menulis adalah agar pembaca mengetahui, mengerti dan memahami
nilai-nilai dalam sebuah tulisan sehingga pembaca ikut berpikir,
berpendapat atau melakukan sesuatu yang berhubungan dengan isi tulisan.
3. Jenis-jenis Tulisan
Slamet (2008: 103-104) mengemukakan bahwa menulis karangan
dapat disajikan dalam lima bentuk/ ragam wacana yaitu: wacana deskripsi,
narasi, eksposisi, argumentasi, dan persuasi. Secara singkat dapat
dijelaskan sebagai berikut :
a. Deskripsi (Pemerian)
Deskripsi adalah ragam wacana yang melukiskan atau
menggambarkan sesuatu berdasarkan kesan-kesan dari pengamatan,
pengalaman, dan perasaan penulisnya. Sasaran wacana deskripsi
adalah menciptakan atau memungkinkan terciptanya imajinasi (daya
khayal) pembaca sehingga dia seolah-olah melihat, mengalami, atau
merasakan sendiri apa yang dialami penulisnya. Sehinga seseorang
7. 7
yang membaca wacana deskripsi akan memiliki gambaran atau
khayalan tentang sesuatu hal.
b. Narasi (Penceritaan atau Pengisahan)
Narasi adalah ragam wacana yang menceritakan proses kejadian
suatu peristiwa. Narasi menurut Yusi Rosdiana, dkk (2008: 3.22),
bahwa pada wacana narasi terdapat unsur-unsur cerita yang penting,
seperti waktu, pelaku, dan peristiwa. Adanya aspek emosi yang
dirasakan oleh pembaca atau penerima. Sasaran dari tulisan narasi
adalah memberikan gambaran yang sejelas-jelasnya kepada pembaca
mengenai fase, langkah, urutan, atau rangkaian terjadinya sesuatu hal.
Sehingga seseorang yang membaca wacana narasi mendapatkan
penjelasan tentang langkah-langkah terjadinya sesuatu.
c. Eksposisi (Paparan)
Eksposisi adalah ragam wacana yang dimaksudkan untuk
menerangkan, menyampaikan, atau menguraikan sesuatu hal yang
dapat memperluas atau menambah pengetahuan dan pandangan
pembacanya. Finoza (2009: 246) mengatakan bahwa karangan
eksposisi merupakan wacana yang bertujuan untuk memberi tahu,
mengupas, menguraikan atau menerangkan sesuatu. Sasaran tulisan
eksposisi adalah menginformasikan sesuatu tanpa ada maksud
mempengaruhi pikiran, perasaan, dan sikap pembacanya. Membaca
wacana eksposisi dapat membuat seseorang memperluas
pengetahuannya.
8. 8
d. Argumentasi (Pembahasan atau Pembuktian)
Argumentasi adalah ragam wacana yang dimaksudkan untuk
meyakinkan pembaca mengenai kebenaran yang disampaikan oleh
penulisnya. Menurut Rosdiana, dkk (2008: 3.19) bahwa argumentasi
adalah semacam bentuk wacana yang berusaha membuktikan suatu
kebenaran. Sasaran dari tulisan argumentasi adalah meyakinkan
pembaca tentang kebenaran yang disampaikan untuk menghapus
konflik dan keraguan pembaca terhadap pendapat penulis. Membaca
wacana argumentasi dapat menghilangkan keraguan pembaca
mengenai kebenaran yang disampaikan oleh penulis.
e. Persuasi
Persuasi adalah ragam wacana yang ditujukan untuk
mempengaruhi sikap dan pendapat pembaca mengenai sesuatu hal
yang disampaikan penulisnya. Seseorang yang terampil menulis
wacana persuasi dapat mempengaruhi sikap dan pendapat orang lain
yang membaca wacana tersebut. Karangan ini bertujuan
mempengaruhi pembaca untuk berbuat sesuatu.
B. Teks Deskripsi
1. Pengertian Teks Deskripsi
Teks ialah ungkapan bahasa yang menurut isi, sintaksis, dan
pragmatik merupakan satu kesatuan (Luxemburg dkk, 1989:86). Dari
pengertian tersebut dapat diartikan teks adalah suatu kesatuan bahasa yang
memiliki isi dan bentuk, baik lisan maupun tulisan yang disampaikan oleh
seorang pengirim kepada penerima untuk menyampaikan pesan tertentu.
9. 9
Istilah teks sebenarnya berasal dari kata text yang berarti tenunan. Teks
dalam filologi diartikan sebagai tenunan kata-kata, yakni serangkaian kata-
kata yang berinteraksi membentuk satu kesatuan makna yang utuh. Teks
dapat terdiri dari beberapa kata, namun dapat pula terdiri dari milyaran
kata yang tertulis dalam sebuah naskah berisi cerita yang panjang
(Sudardi, 2001:4-5).
Menurut Baried (1985:56), teks artinya kandungan atau muatan
naskah, sesuatu yang abstrak hanya dapat dibayangkan saja. Teks terdiri
atas isi, yaitu ide-ide atau amanat yang hendak disampaikan pengarang
kepada pembaca. Dan bentuk, yaitu cerita dalam teks yang dapat dibaca
dan dipelajari menurut berbagai pendekatan melalui alur, perwatakan,
gaya bahasa, dan sebagainya.
Kata deskripsi berasal dari kata Latin describera yang berarti menulis
tentang atau membeberkan sesuatu hal, sebaliknya kata deskripsi dapat
diterjemahkan menjadi pemerian yang berasal dari kata perimemerikan
yang berarti melukiskan sesuatu hal. Dalam kamus bahasa Inggris kata
deskripsi adalah describe dan description. Describe yang berarti
melukiskan; menggambarkan; membuat; sedangkan description yakni
gambaran; lukisan. Describe lebih mengarah kepada penjelasan sebagai
kata kerja, sedangkan description lebih sebagai kata benda.
Menurut Slamet (2008: 103), mengungkapkan bahwa deskripsi
(pemerian) adalah wacana yang melukiskan atau menggambarkan sesuatu
berdasarkan kesan-kesan dari pengamatan, pengalaman, dan perasaan
penulisnya. Sasaran yang dituju yakni menciptakan atau memungkinkan
10. 10
terciptanya daya imajinasi (daya khayal) pembaca sehingga ia seolah-olah
melihat, mengalami, dan merasakan sendiri apa yang dialami oleh
pembuat wacana. Disini penulis berusaha memindahkan kesan-kesan hasil
pengamatan dan perasaannya kepada pembaca dengan membeberkan sifat
dan semua perincian yang ada pada sebuah objek ke dalam wacana
deskripsi. Oleh karena itu, menulis karangan deskripsi dapat dikatakan
lebih menekankan pada dimensi ruang.
Pengertian teks deskriptif (descriptive text) adalah suatu reading text
dalam bahasa inggris yang memiliki fungsi untuk mendeskripsikan sesuatu
secara detail. Seperti descriptive text tentang place, person, animal, dan
lainya. Kita ambil satu contoh descriptive text tentang hewan. Jadi didalam
teks ini akan menjelaskan hewan yang dibahas. Penjelasannya juga harus
detail dengan memberikan informasi tentang hewan tersebut. Seperti
bentuk, warna, badan, kebiasaan, dll.
Di dalam teks laporan terkandung unsur deskripsi. Kalimat deskripsi
adalah kalimat yang berisi gambaran sifat-sifat benda yang dideskripsikan.
Sifat-sifat itu, antara lain, berupa ukuran (besar-kecil, tinggi-rendah),
warna (merah, kuning, biru), rasa (manis, pahit, getir, halus, kasar), atau
sifat-sifat fisik yang lain. Kalimat deskripsi menggambarkan atau me-
lukiskan sesuatu sehidup-hidupnya, seperti keaadaan alam, ruangan, dan
keindahan wajah seseorang. Dengan kata lain, kalimat deskripsi adalah ka-
limat yang menggambarkan keadaan, bentuk, atau suasana tertentu, seperti
benda, orang, tempat sesuai dengan objek yang sebenarnya.
11. 11
Dengan kalimat deskripsi, pembaca seolah-olah melihat, mendengar,
dan merasakan sendiri tentang hal yang disampaikan dalam suatu teks.
Dengan kata lain, kalimat deskripsi merupakan kalimat yang melukiskan
sesuatu, menyatakan apa yang diindra, melukiskan perasaan, dan perilaku
jiwa dalam wujud kalimat. (http://www.ralf.edu/bipa/jan 2003/efektivitas
pengajaran menulis.html, diunduh tanggal 2 Februari 2015 pukul 05.22
WIB).
Menurut Wikipedia, yang dimaksud dengan Descriptive text adalah:
satu kaedah upaya pengolahan data menjadi sesuatu yang dapat diutarakan
secara jelas dan tepat dengan tujuan agar dapat dimengerti oleh orang yang
tidak langsung mengalaminya sendiri. Jadi yang dimaksud dengan
descriptive text adalah sebuah tulisan atau teks yang menggambarkan
sifat-sifat yang melekat pada sesuatu, baik itu manusia, hewan, tumbuhan,
ataupun benda mati seperti rumah, mobil dan lain sebagainya.
(http://en.wikipedia.org/wiki/Description)
Kane (2000: 352), menjelaskan bahwa: “ Description is about sensory
experience how something looks, sounds, tastes. Mostly it is about visual
experience, but description also deals with other kinds of perception”.
Tulisan deskriptif bermakna teks yang menjelaskan tentang pengalaman
yang berhubungan dengan pancaindera, seperti apa bentuknya, suaranya,
rasanya. Kebanyakan teks deskriptif memang tentang pengalaman visual,
tapi nyatanya pengalaman selain dari indera penglihatanpun bisa
digunakan dalam descriptive text.
12. 12
Lebih lanjut Kane (2000: 352) menjelaskan, descriptive text adalah,
"...... is a text which says what a person or a thing is like. Its purpose is to
describe and reveal a particular person, place, or thing." Teks yang
menjelaskan gambaran seseorang atau benda. Tujuannya adalah
mengambarkan atau mengungkapkan orang, tempat atau benda tertentu.
Jadi, bisa dikatakan bahwa descriptive text ini adalah teks yang
menjelaskan tentang seperti apakah orang atau suatu benda dideskripsikan,
baik bentuknya, sifat-sifatnya, jumlahnya dan lain-lain. Tujuan (purpose)
dari descriptive text pun jelas, yaitu untuk menjelaskan, menggambarkan
atau mengungkapkan seseorang atau suatu benda.
Dari berbagai pendapat di atas dapat diambil kesimpulan bahwa teks
deskripsi adalah teks yang berisi gambaran sifat-sifat benda yang
dideskripsikan. Dengan kalimat deskripsi, pembaca seolah-olah melihat,
mendengar, dan merasakan sendiri tentang hal yang disampaikan dalam
suatu teks. Dengan kata lain, kalimat deskripsi merupakan kalimat yang
melukiskan sesuatu, menyatakan apa yang diindra, melukiskan perasaan,
dan perilaku jiwa dalam wujud kalimat.
2. Ciri – ciri Teks Deskripsi
Dalam menulis deskripsi diperlukan kecermatan pengamatan dan
ketelitian untuk menggambarkan suatu obyek. Untuk itu, penulis harus
benar-benar memahami ciri-ciri dari tulisan deskripsi tersebut. Adapun
ciri-ciri karangan deskripsi menurut Semi (2007: 66) ada lima, yaitu:
a. Karangan deskripsi memperlihatkan detil atau rincian tentang objek.
13. 13
b. Karangan deskripsi lebih bersifat mempengaruhi emosi dan
membentuk imajinasi pembaca.
c. Karangan deskripsi umumnya menyangkut objek yang dapat diindera
oleh pancaindera sehingga objeknya pada umumnya berupa benda,
alam, warna, dan manusia.
d. Penyampaian deskripsi dengan gaya memikat dan dengan pilihan kata
yang menggugah.
e. Organisasi penyajian lebih umum menggunakan susunan ruang.
Jenis teks deskriptif bertujuan untuk menggambarkan segala sesuatu
baik itu manusia, hewan, tumbuhan atau benda mati dengan sifat yang
melekat padanya sehingga pembaca atau reader dapat mengetahui seperti
apa sesuatu itu dari gambaran yang kita sampaikan meskipun ia belum
pernah melihatnya. Menujuk pada tujuan tersebut, maka teks deskriptif
memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
a. Menggunakan Simple Present Tense. Kenapa menggunakan simple
present tense? hal ini karena kita akan menggambarkan sebuah fakta
atau kebenaran yang melekat pada sesuatu atau orang. Dan salah satu
fungsi dari simple present adalah untuk menggambarkan sebuah fakta
atau kebenaran (contoh fakta: matahari itu panas). Oleh karena itu
harus selalu menggunakan kata kerja bentuk pertama (verb-1).
b. Karena fungsinya adalah untuk menggambarkan sesuatu dengan
menjelaskan sifat-sifatnya, maka dalam descriptive text akan banyak
dijumpai kata sifat (adjective), seperti handsome, beautiful, tall, small,
14. 14
big, atau jika kata sifat tersebut berasal dari kata kerja, maka kamu
akan mendapati tambahan -ve, -ing, -nt di belakangnya.
c. Relating verb untuk memberikan informasi tentang subyek, misalnya,
my mum is really cool.
(http://inggrisonline.com/pengertian-tujuan-ciri-descriptive-text-dan-
contohnya/diunduh tanggal 2 Februari 2015 pukul 05.54 WIB).
3. Struktur Teks
Teks deskripsi mempunyai aturan tersendiri dalam penulisannya,
termasuk dalam struktur atau susunan yang harus ditulis secara urut, yaitu
sebagai berikut :
a) Identification
Pada bagian paragraf ini berisikan tentang identifikasi terhadap sesuatu
atau benda yang ingin dideskripsikan. Paragraf ini menjawab
pertanyaan what is?. Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi sesuatu
yang ingin dideskripsikan atau digambarkan. Dengan kata lain,
indentification berfungsi untuk memperkenalkan kepada pembaca
tentang objek atau sesuatu yang akan kita gambarkan sebelum kita
beritahu tentang sifat-sifatnya. Tujuannya agar jangan sampai pembaca
salah orang. Kita mau menggambarkan mobil misalnya, tapi pembaca
mengiranya motor
b) Description
Pada bagian ini berisikan tentang penjelasan, pendeskripsian,
penggambaran terhadap ciri ciri subjek yang dibahas. Dalam
Description sering dijumpai relating verb (kata kerja penghubung)
15. 15
yaitu is. Is dalam bahasa Indonesia sering diartikan dengan “adalah”.
(http://inggrisonline.com/pengertian-tujuan-ciri-descriptive-text-dan-
contohnya/ diunduh tanggal 2 Februari 2015 pukul 05.54 BIW)
4. Macam-macam Deskripsi
Menurut Keraf (1981: 132-169) wacana dalam bentuk deskripsi
dibedakan menjadi dua yaitu:
a. Deskripsi tempat
Deskripsi tempat berdasarkan pada tiga hal yaitu suasana hati,
bagian yang relevan, dan urutan kejadiannya. Dalam kaitannya dengan
suasana hati yang manakah yang paling menonjol untuk dijadikan
landasan. Berkaitan dengan bagian yang relevan menulis deskripsi juga
harus mampu memilih detail-detail yang relevan untuk mendapatkan
gambaran tentang suasana hati. Sedangkan berkaitan dengan urutan
penyampaian, pengarang dituntut pula mampu menetapkan urutan
yang paling baik dalam menampilkan detail yang dipilih. Mungkin
seorang penulis mengurutkan dari bagian yang tidak penting ke bagian
yang penting atau sebaliknya.
b. Deskripsi orang atau tokoh
Untuk mendeskripsikan seorang tokoh dapat dilakukan melalui
beberapa cara seperti:
1) Menggambarkan fisik yang bertujuan memberikan gambaran yang
sejelas-jelasnya tentang keadaan tubuh seorang tokoh.
2) Menggambarkan tindak tanduk seseorang tokoh. Dalam hal ini
pengarang mengikuti dengan cermat semua tindak tanduk
16. 16
perbuatan, gerak-gerik sang tokoh. Dari satu tempat ke tempat lain
atau dari waktu ke waktu lain.
3) Menggambarkan keadaan tokoh yang mengelilingi sang tokoh
misalnya menggambarkan tentang pakaian, tempat kediaman,
kendaraan dsb.
4) Menggambarkan perasaan dan pikiran tokoh. Hal ini tidak dapat
diserap oleh pancaindera manusia. Namun diantara perasaan dan
unsur fisik merupakan hubungan yang sangat erat. Pancaran wajah,
gerak bibir pandangan mata dan gerak tubuh merupakan petunjuk
tentang keadaan perasaan seseorang pada waktu itu.
5) Menggambarkan watak seseorang. Aspek perwatakan inilah yang
paling sulit dideskripsikan.
C. Media Gambar
1. Pengertian Media
Kata media berasal dari kata latin, merupakan bentuk jamak dari kata
“medium” yang secara harfiah kata tersebut mempunyai arti perantara atau
pengantar. Dalam bahasa Arab media adalah perantara atau pengantar
pesan dari pengirim kepada penerimapesan (Azhar Arsyad, 2011:3).
Menurut Gerlach dan Ely yang dikutip oleh Azhar Arsyad (2011),
media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi dan
kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu
memperoleh pengetahuan, ketrampilan atau sikap. Dalam pengertian ini,
guru, buku teks, dan lingkungan sekolah merupakan media. Sedangkan
menurut Criticos yang dikutip oleh Daryanto (2011:4) media merupakan
17. 17
salah satu komponen komunikasi, yaitu sebagai pembawa pesan dari
komunikator menuju komunikan.
EACT yang dikutip oleh Rohani (1997:2) menjelaskan media adalah
segala bentuk yang dipergunakan untuk proses penyaluran informasi,
sedangkan pengertian media menurut Djamarah (1995:136) adalah media
adalah alat bantu apa saja yang dapat dijadikan sebagai penyalur pesan
guna mencapai tujuan pembelajaran.
Selanjutnya ditegaskan oleh Purnamawati dan Eldarni (2001:4) yaitu
media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan
pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran,
perasaan, perhatian dan minat siswa sedemikian rupa sehingga terjadi
proses belajar. Selain itu, Bovee (1987) dalam
http://www.ialf.edu/kipbipa/papers/OudaTedaEna.doc bahwa “Media
adalah sebuah alat yang mempunyai fungsi menyampaikan pesan”.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa me-
dia adalah segala sesuatu benda atau komponen yang dapat digunakan un-
tuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merang-
sang pikiran, perasaan, perhatian dan minat siswa dalam proses belajar.
2. Macam-macam Media Pembelajaran dan Karakteristiknya
Menurut Sanjaya (2006: 170-171) media pembelajaran dapat
diklasifikasikan menjadi beberapa klasifikasi tergantung dari sudut mana
melihatnya.
a. Dilihat dari sifatnya, media dapat dibagi ke dalam:
18. 18
1) Media Auditif, yaitu media yang hanya dapat didengar saja, atau
media yang hanya memiliki unsur suara, seperti radio dan rekaman
suara.
2) Media Visual, yaitu media yang hanya dapat dilihat saja, tidak
mengandung unsur suara. Yang termasuk ke dalam media ini ada-
lah film slide, foto, tranparansi, lukisan, gambar, dan berbagai ben-
tuk bahan yang dicetak seperti media grafis dan lain sebagainya.
3) Media Audiovisual, yaitu jenis media yang selain mengandung un-
sur suara juga mengandung unsur gambar yang bisa dilihat, misal-
nya rekaman video, berbagai ukuran film, slide suara, dan lain se-
bagainya. Kemampuan media ini dianggap lebih baik dan lebih
menarik, sebab mengandung kedua unsur jenis media yang pertama
dan kedua.
b. Dilihat dari kemampuan jangkauannya, media dapat pula dibagi ke da-
lam:
1) Media yang memiliki daya liput yang luas dan serentak seperti ra-
dio dan televisi. Melalui media ini siswa dapat mempelajari hal-hal
atau kejadian-kejadian yang aktual secara serentak tanpa harus
menggunakan ruangan khusus.
2) Media yang mempunyai daya liput yang terbatas oleh ruang dan
waktu seperti film slide, film, video, dan lain sebagainya.
c. Dilihat dari cara atau teknik pemakaiannya, media dapat dibagi ke da-
lam:
19. 19
1) Media yang diproyeksikan seperti film, slide, film strip, trans-
paransi, dan lain sebagainya. Jenis media yang demikian memer-
lukan alat proyeksi khusus seperti film projector untuk
memproyeksikan film, slide projector untuk memproyeksikan film
slide, operhead projector (OHP) untuk memproyeksikan tran-
paransi. Tanpa dukungan alat proyeksi semacam ini, maka media
semacam ini, maka media semacam ini tidak akan berfungsi apa-
apa.
2) Media yang tidak diproyeksikan seperti gambar, foto, lukisan, ra-
dio, dan lain sebagainya.
20. 20
DAFTAR PUSTAKA
Agus Suriamiharja, H. Akhlah Husen, & Nunuy Nujanah. 1996. Petunjuk Praktis
Menulis.Jakarta: Depdikbud
Ahmad Rofi’uddin & Darmiyati Zuhdi. 1999. Pendidikan Bahasa Dan Sastra
Indonesia di Kelas Tinggi. Jakarta: Dirjen Dikti, Depdikbud.
Ahmad Rofi’uddin, dkk. 2001. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas
Tinggi. Malang: Universitas Negeri Malang.
Arsyad, Azhar. 2011. Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Atar Semi. 1993. Anatomi Sastra. Bandung: Angkasa.
Baried, Barorroh dkk. 1985. Pengantar Teori Filologi. Jakarta: Pusat Pembinaan
dan Pengembangan Bahasa.
Daryanto. 2011. Media Pembelajaran. Bandung: Sarana Tutorial Nurani
Sejahtera.
Djamarah, Syaiful dan Aswan Zain. 1995. Strategi Belajar Mengajar, Jakarta:
Renika Cipta.
Gie, The Liang. 1992. Pengantar Dunia Karang Mengarang . Yogyakarta: liberty
yogyakarta
Gie, The Liang. 2002. Terampil Mengarang. Yogyakarta: Andi
Haryadi dan Zamzani. 1997. Peningkatan Keterampilan Berbahasa Indonesia.
Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Henry Guntur Tarigan, 1992. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.
Bandung: Angkasa.
http://en.wikipedia.org/wiki/Description, diunduh tanggal 3 Februari 2015 pukul
08.03 WIB.
http://inggrisonline.com/pengertian-tujuan-ciri-descriptive-text-dan
contohnya/diunduh tanggal 2 Februari 2015 pukul 05.54 WIB.
http://www.carabelajarbahasainggrisoke.com/2014/06/pengertian-definition-of-
descriptive-text-dalam-bahasa-inggris.html, diunduh tanggal 2 Februari
2015 pukul 05.31 WIB.
http://www.englishindo.com/2012/07/descriptive-text.html, diunduh tanggal 2
Februari 2015 pukul 05.53 WIB.
Keraf Gorys. 1981. Eksposisi dan Deskripsi. Flores: Nusa Indah
Keraf, G. 1982. Eksposisi danDeskripsi. Jakarta: Nusa Indah
21. 21
Lamuddin Finoza. 2009. Komposisi Bahasa Indonesia Untuk Mahasiswa Non
Jurusan Bahasa. Jakarta: Diksi Insan Mulia.
Muchlisoh, dkk. 1999. Materi Pokok Pendidikan Bahasa Indonesia 3. Jakarta:
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Proyek Pembinaan Tenaga
Kependidikan Pendidikan Tinggi.
Purnamawati dan El darni. 2001. Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali.
Rohani, Ahmad. 1997. Media Instruksional Edukatif. Jakarta: RinekaCipta.
Semi, Atar. 2007. Dasar-dasar ketrampilan menulis. Bandung: Angkasa
St. Y. Slamet. 2008. Dasar-Dasar Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di
Sekolah Dasar. Surakarta: UNS Press. St. Y Slamet & Suwarto. Dasar-dasar
Metodologi Penelitian Kualitatif . 2007. Suarakarta: UNS Press.
Subana M. Dan Sunarti 2000. Strategi Belajar Mengajar Bahasa Indonesia.
Bandung: Pustaka Setia.
Sudardi, Bani. 2001. Dasar-Dasar taori Filologi. Surakarta: Badan Penerbit
Sastra Indonesia Fakultas Sastra Universitas Sebelas Maret.
Suparno dan Muhammad Yunus. 2008. Ketrampilan Dasar Menulis. Jakarta:
Universitas Terbuka.
Suriamiharja, Agus, Akhlak Huse, Nunuy Nurjanah. 1997. Petunjuk Praktis
Menulis. Jakarta: Depantemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat
Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah Bagian Proyek Penataran Guru
SLTP Setara D III.
Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi StandarProses
Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media.
Tarigan, Henry Guntur. 2008. Menulis sebagai ketrampilan berbahasa. Bandung :
Angkasa .
Widyamartaya. 1990. Seni menuangkan Gagasan. Yogyakarta : Kanisius.