3. Who is at risk?
ahan
dup
Bert
Hi
Risiko Gazzele:
• Tertangkap dan dimakan cheetah
• Terluka parah (gigitan/cakar cheetah)
Risiko Cheetah:
• Gazelle berhasil kabur
• Terluka parah (tanduk
gazelle)
Padlah Riyadi, MM. MH. M. Ak. CA
4. Almost anything
and anybody is
having risk
Padlah Riyadi, MM. MH. M. Ak. CA
not taking any risk
is also a risk
“Life is inherently risky. There is only one big risk
you should avoid at all costs, and that is the risk of
doing nothing.”
– Denis Waitley
5. Effect of uncertainty on objective
Padlah Riyadi, MM. MH. M. Ak. CA
What is Risk?
What is Risk Management?
Coordinated set of activities and
methods that is used to direct an
organization and to control the many
risks that can affect its ability to achieve
objectives.
Aktivitas-aktivitas terkoordinasi dan metode
yang dilakukan untuk mengarahkan organisasi
dan mengontrol risiko-risiko yang dihadapinya
yang dapat mempengaruhi dalam untuk
mencapai tujuan.
6. Risk Management Mindset
Objective – Strategic Planning
Risk management is not a brake,
Risk management is a guard rail and early indicator.
risk management
risk management
Padlah Riyadi, MM. MH. M. Ak. CA
7. Risk Management Purpose
To Creates and Protect Values
We already doing risk management in our daily live
Raining
Always bring
umbrella
Health, clothes,
document, etc
Padlah Riyadi, MM. MH. M. Ak. CA
Arrived the destination
on time while everyone
else is late
Protect
Create
8. The Tools: Risk Register
Padlah Riyadi, MM. MH. M. Ak. CA
Risk Register adalah alat untuk mengidentifikasi potensial risiko dalam suatu proses/project untuk bisa
mengantisipasi isu potensial yang dapat menggagalkan hasil dan tujuan organisasi.
Risk Register mencakup semua informasi tentang setiap risiko yang diidentifikasi, seperti sifat risiko itu,
tingkat risiko, siapa yang memilikinya, dan apa saja langkah-langkah mitigasi yang ada untuk
meresponsnya.
Untuk mengumpulkan kemungkinan risiko yang dapat muncul, membutuhkan pendekatan sistematis
untuk memastikan bahwa hal tersebut dinilai selengkap mungkin. Risk Register adalah suatu sistem, yang
kemudian dapat melacak risiko itu jika sebenarnya muncul dan kemudian mengevaluasi tindakan yang
telah Anda tetapkan untuk mengatasinya.
9. Identifikasi Risiko
Padlah Riyadi, MM. MH. M. Ak. CA
STRATEGIC FINANCIAL OPERATIONAL COMPLIANCE PROJECT
Corporate Culture Account Payable & Receivable Organizational Capabilities&
Capacity
Conflictof Interest Contract Commitment
Organization Change Prepaid Expenses & Deposits Employee & Labor Relation Business Ethics Document Control
Strategic Business Plan Budget & Planning Forecast Safety, Health and Environment Fraud CompetitiveBidding
Joint Venture & Partnership AccountingStandards Employee Turnover Contracts Value Added
Business Portfolio Management Reporting SupplierPerformance Intellectual Property and Patents
Regulatory Changes Corporate Financing Availability of Goods and Services Anti Corruption & Bribery
Political Situation Changes Debt Maturity Data Security Labor/Employee/Industry
Standard
IndustryChanges Capital Availability Application Database EnvironmentCompliances
Merger and Acquisition Operation Funding Telecommunication SHE Compliances
Due Diligence Credit Risk Access & Control Tax Compliances
Government/Media/Public
relation
Cashflow Asset Availability Pension Fund
Investor Relation Interest Price
Reputation Management Foreign Exchange
CrisisManagement Payroll
Investment Taxes
10. Analisis Risiko
Inherent Risk = Sifat alami risiko (tanpa adanya control)
Nature of the risk (without any control)
Inherent Risk
Current/Existing
Risk Treatment
- = Current Risk
Enhancement
Current Risk -
Padlah Riyadi, MM. MH. M. Ak. CA
11. Risk Impact Parameter
Padlah Riyadi, MM. MH. M. Ak. CA
Impact
Net Income
Loss
Customer
Complaint
Bad
Reputation
Turn Over
Employee
Cashflow
Sustainability
Compliance
Catastrophic
(5)
> 10% 5
International
Level
Major
(4)
5% – < 10% 3 National Level
Moderate (3) 2.5% – < 5% 2 Corporate Level
Minor
(2)
1% – < 2.5% 2 Site Level
Insignificant
(1)
<1% 1 N/A
12. Risk Likelihood Parameter
Padlah Riyadi, MM. MH. M. Ak. CA
Likelihood Conditional Criteria Operational Criteria
Almost certain (A) At least Once in a Day >90%
Likely (B) At least Once in a Month >70% - 90%
Possible (C) At least Once in Six Month > 40% - < 70%
Unlikely (D) At least Once in a Year > 5% - < 40%
Rare (E) Once in 5 years <5%
13. Risk Matrix
Suatu proses yang membandingkan hasil analisis risiko dengan kriteria risiko untuk menentukan
apakah suatu risiko dapat diterima atau tidak. Hasil dari proses ini adalah prioritas risiko yang
membutuhkan penanganan risiko dan juga jenis penanganan risiko yang harus dilakukan
Padlah Riyadi, MM. MH. M. Ak. CA
Insignificant
(1)
Minor
(2)
Moderate
(3)
Major
(4)
Catastrophic
(5)
Almost certain (A) High High Extreme Extreme Extreme
Likely (B) Medium High High Extreme Extreme
Possible (C) Low Medium High High Extreme
Unlikely (D) Low Low Medium High High
Rare (E) Low Low Medium High High
< 1% 1% – < 2.5% 2.5% – < 5% 5% – < 10% > 10%
Net Income Impact US$m
14. Risk Response
Response/ risk treatment adalah proses mengidentifikasi, memilih dan menerapkan
tindakan / kontrol / tindak lanjut terhadap risiko yang tidak dapat diterima atau
ditoleransi
Risk
Avoid
Avoiding risk / eliminating
causes of risk
Mitigate
Reduces the probability of
occurrence and/or risk impact
Transfer / Share
Use a third party to bear
/ share the risk
Accept
Accept the Risk
Padlah Riyadi, MM. MH. M. Ak. CA
15. Internal Control Overview
Aktifitas yang dilakukan oleh management dan pimpinan
dan pihak internal organisasi untuk melakukan
pengelolaan terhadap risk dengan menurunkan impact
risiko dan menekan potensi keterjadiaan risiko agar
dapat mencapai tujuan Perusahaan
Padlah Riyadi, MM. MH. M. Ak. CA
16. Performing a Walkthrough of Internal Controls
Walkthroughs
a) Setelah mengidentifikasi tujuan, risiko, dan pengendalian untuk memitigasi risiko, penting bagi auditor
untuk menentukan efektivitas dan kecukupan pengendalian internal yang diidentifikasi.
b) Salah satu metode untuk mengetahui efektivitasnya adalah walkthrough.
c) Sebuah panduan dirancang untuk mengkonfirmasi atau memvalidasi dokumentasi proses dan untuk
mengidentifikasi kesenjangan atau kesalahan dalam dokumentasi.
Types of Walkthroughs
Process – A process walkthrough membahas dokumentasi proses selangkah demi selangkah dengan
orang yang melakukan aktivitas
Shadowing –Sebuah walkthrough membayangi melibatkan mengamati suatu kegiatan,
membandingkannya dengan dokumentasi proses, dan bertanya tentang bagaimana kegiatan tersebut
dilakukan.
Transaction – Sebuah penelusuran transaksi melibatkan pengambilan satu transaksi yang nyata dan
selesai dan memeriksa bukti kontrol yang diterapkan pada transaksi tersebut di seluruh aktivitas.
Padlah Riyadi, MM. MH. M. Ak. CA
17. Controls
Padlah Riyadi, MM. MH. M. Ak. CA
Level Essentiality Function
Level of Human
Interaction
Tangibility
Entity-level : Pengendalian di level
Perusahaan Contoh :
A. Kode Etik
B. Proses Rekrutment
C. Kebijakan SOP
Process-level : Pengendalian di level
Proses, Contoh :
A. Stock Taking Persediaan
B. Cash Count
Transaction-level : Pengendalian
Level Transaksi Contoh :
Approval 2 Direksi Proses
Pengeluaran Kas
• Key
• Secondary
• Preventive
• Detective
• Corrective
• Directive
• Mitigating
• Compensating
• Redundant
• Active/Manual
• Passive/Automated
• Hard
• Soft
18. Evaluation of Control Adequacy
Padlah Riyadi, MM. MH. M. Ak. CA
“Are the control processes for managing the risk well-managed?”
• Mengevaluasi pengendalian internal dengan melihat efektivitas pengendalian kunci.
• Langkah ini mengajukan pertanyaan, “Apakah proses pengendalian untuk mengelola risiko dikelola dengan baik?” Keterampilan
analitis dan penilaian profesional digunakan untuk menentukan jawabannya.
The internal auditor:
a) Mengidentifikasi dan mendokumentasikan kontrol yang sudah ada
b) Mengevaluasi seberapa baik desain kontrolnya; apakah sudah efektif, efisien, ekonomis, dan dapat bekerja sesuai dengan designnya
A control deficiency dalam design terjadi Ketika :
a) Tidak ada kontrol yang untuk memenuhi sebuah tujuan.
b) Kontrol ada tetapi tidak dirancang dengan benar.
A control deficiency dalam operasional terjadi Ketika :
1) Kontrol dirancang dengan benar, tetapi tidak beroperasi sebagaimana dimaksud.
2) Pengendalian tidak efektif karena orang yang melakukan pengendalian tidak memiliki wewenang atau kualifikasi untuk melakukan
pengendalian.
Mengevaluasi efektivitas pengendalian meliputi:
a) Memvalidasi bagaimana kontrol dilakukan
b) Menentukan siapa yang melakukan kontrol
c) Mengidentifikasi dokumentasi yang digunakan dalam melakukan pengendalian
d) Mengidentifikasi output yang dihasilkan dari kontrol
20. Preliminary Analytical Review
,
I dentifikasi
Risk yang
akan di
audit
Lakukan
Penulusuran
terhadap Data
Source yang akan
dilakukan
Analisa dengan
Histogram atau pie
chart atau tools
lainnya untuk
melihat Trend yang
berubah dari tahun
sebelumnya ke
tahun audit
Lakukan Analisa
secara General
menuju Detail
Identifikasi
Objek Fokus
yang akan
dilakukan
Audit
Padlah Riyadi, MM. MH. M. Ak. CA
21. General Analysis Data Fuel
• -3.6% (2018) & 3% (2017)
digunakan xxxxxx.
• -Sedangkan 0.4% dipakai untuk
Other xxxxxxx
auxiliary,
0,1%
Other,
550467,493,
2%
Secara actual penggunaan fuel
dikategorikan menjadi 3 :
• -Sebagian besar (96% (2018) &
95% (2017)) dipakai untuk Unit,
dimana unit ini masih terbagi
menjadi 3 : IDWP, INPR, dan other.
Unit,97%
Fuel Usage LATI 2017
auxiliary
Other
Unit
Auxiliary, ,
4%
Other,0.4%
Unit,96%
Fuel Usage LATI 2018
auxiliary
Other
Unit
Corp. Internal Audit_Deliver High Quality Data Analytics Assurance and Excellence Recommendation
Padlah Riyadi, MM. MH. M. Ak. CA
22. Detail Analysis – Mapping Unit
Hauler
32935215
52%
Type D
XX %
Type C
XX %
Type A
Type B
xx %
Fuel Usage Unit _2018
Secara detail pemakaian fuel unit C di tahun 2018 & 2017 terbanyak maka analisa akan difokuskan pada unit ini
Type E : xx %
Corp. Internal Audit_Deliver High Quality Data Analytics Assurance and Excellence Recommendation
Type D : XX %
Type C : xx %
Type B ;XX %
Type A; XX %
Fuel Usage Unit _2017
Padlah Riyadi, MM. MH. M. Ak. CA
23. Analisa Fuel Burning Ratio (Liter/hours) unit Type A 2018
Untuk mengukur
performa engine
apakah masih efektif
pembakarannya jika
dibandingkan dengan
budget.
Detail Analysis – TYPE A (Engine Life Time)
740C
777D/E-Coal Vessel
777D/E-Standar Vessel
785C
789C
A40-F
HD465-Coal Vessel
HD465-Standar Vessel
HD785-5-Standar Vessel
HD785-7-Standar Vessel
Row Labels Sum of Over Max of Year Over Min of Year Over
1.9%
0.4%
2.57
1.71
0.94
1.71
86.5% 6.52 0.09
2.0% 4.53 -
0.9% 3.29 3.29
0.4% 2.06 0.99
0.9% 4.10 3.39
0.2% 3.67 3.67
1.2% 5.29 0.96
5.5% 5.30 3.50
Grand Total 100.00% 6.52 -
0-1
1,01-2
2,01-3
3,01-4
4,01-5
5,01-6
6,01-7
7,01-8
Total
RangeYear PlanFuelConsumBy HMAct ActualFuelConsum
8,849,095 8,828,218
2,829,171 2,848,312
2,927,610 2,814,745
6,671,183 6,237,969
10,477,893 9,868,064
895,216 816,314
1,205,303 1,110,496
- -
33,855,472 32,524,118
Corp. Internal Audit_Deliver High Quality Data Analytics Assurance and Excellence Recommendation
Padlah Riyadi, MM. MH. M. Ak. CA
24. (1) Regression Analysis Result
• Hasil regresi menunjukan bahwa model regresi antara kenaikan-penurunan konsumsi fuel dipengaruhi oleh HM dengan
hubungan cukup lemah (Adjusted R Square : 0.00029%),
• Standard error yang tidak begitu tinggi disebabkan data yang digunakan terbatas. Sedangkan hasil nilai F bernilai positif.
Artinya jika kenaikan 1 satuan HM, maka penggunaan fuel usage untuk unit naik sebesar 37,68 satuan ceteris paribus.
Corp. Internal Audit_Deliver High Quality Data Analytics Assurance and Excellence Recommendation
Padlah Riyadi, MM. MH. M. Ak. CA
25. Interpretasi :
1. R Square : Pengaruh variabel Fuel Usage
terhadap Volume produksi sebesar 86,6%,
sisanya dijelaskan oleh variable lain.
2. Standard Error : Masih lemahnya/tidak relevan
data yang digunakan karena ; a.) Hanya
menggunakan data produksi perbulan, b.)
Belum bisa dipisahkan mana fuel usage untuk
unit dan non-unit produksi.
Koefisien Fuel Usage : Artinya Fuel Usage
berpengaruh positif. Yang artinya, semakin tinggi
penggunaan fuel maka produksi juga akan
meningkat.
(2) Regression Analysis Result
Corp. Internal Audit_Deliver High Quality Data Analytics Assurance and Excellence Recommendation
Padlah Riyadi, MM. MH. M. Ak. CA
26. Summary Audit to Branch / Site
Audit Issue Priority
Disposal Proses Berkinerja Buruk dengan ditandai harga jual dibawah
pasar
Pembayaran Piutang rata-rata di atas 60 hari
Kas Management Fluktuasi atau sering dibawah saldo aman
Corp. Internal Audit_Deliver High Quality Data Analytics Assurance and Excellence Recommendation
Padlah Riyadi, MM. MH. M. Ak. CA
27. Audit Sampling
This Photo by Unknown Author is licensed under CC BY-SA
Padlah Riyadi, MM. MH. M. Ak. CA
28. The Sampling
Statistic – Non Statistic Sampling
Non Statistic Statistic
Classical
Variable
Monetary Unit
Sampling
Stratified
Random
Block
Sampling
Discovery
Sampling
Padlah Riyadi, MM. MH. M. Ak. CA
29. Nonstatistical and Statistical Sampling
Padlah Riyadi, MM. MH. M. Ak. CA
Auditor dapat memilih untuk menggunakan sampling statistik atau nonstatistik. Pilihan ini sering kali merupakan
pertimbangan biaya-manfaat (Cost / Benefit)
Pengambilan sampel statistik membantu auditor
a) Merancang sampel yang efisien,
b) Mengukur kecukupan bukti audit yang diperoleh, dan
c) Mengevaluasi hasil sampel secara kuantitatif.
• Setiap prosedur pengambilan sampel yang tidak mengizinkan pengukuran numerik adalah prosedur pengambilan
sampel nonstatistik.
• Perbedaan penting :
a) Pengambilan sampel statistik secara eksplisit mengukur risiko pengambilan sampel yang terkait dengan prosedur
pengambilan sampel dengan memberikan
• Tingkat risiko pengambilan sampel yang eksplisit (dinyatakan sebagai keyakinan atau keandalan) dan
• Toleransi untuk risiko pengambilan sampel (presisi) tentang hasil sampel
30. Statistical and Non Statistical
Sampling
Padlah Riyadi, MM. MH. M. Ak. CA
b) Pengambilan sampel statistik memberikan auditor alat yang membantu dalam
menerapkan pengalaman dan pertimbangan profesional risiko ini ada dalam
rencana pengambilan sampel non statistik dan statistik,
c) Dengan pengambilan sampel nonstatistik, auditor biasanya mengandalkan
pertimbangan profesional, dan pengetahuan yang mendasari konsep statistik,
untuk merancang dan mengevaluasi sampel audit.
d) Risiko yang terkait dengan pengambilan sampel nonstatistik adalah bahwa
pertimbangan auditor dapat menyimpang secara signifikan yang mengakibatkan
pengujian yang tidak seefektif pengambilan sampel statistik.
e) Beberapa auditor mengatasi risiko ini dengan menyediakan staf audit dengan
panduan dan prosedur pengambilan sampel nonstatistik yang mudah digunakan,
mendorong konsistensi dalam aplikasi pengambilan sampel di seluruh tim
perikatan, dan didasarkan pada teori pengambilan sampel.
31. Types of Statistical
Sampling
• Attributes Sampling
• Pengambilan sampel atribut digunakan untuk
mencapai kesimpulan tentang populasi dalam hal
tingkat kejadian
• Untuk menguji efektivitas operasi pengendalian yang
diharapkan beroperasi dengan tingkat konsistensi
yang sama, terlepas dari ukuran transaksi,
pengambilan sampel atribut biasanya merupakan
metode yang paling efektif.
• Beberapa contoh pengujian pengendalian dengan
sampel atribut biasanya digunakan untuk pengujian
pengendalian atas hal-hal berikut:
1. Voucher processing
2. Billing systems
3. Payroll and related personnel-policy systems
Padlah Riyadi, MM. MH. M. Ak. CA
32. Types of Statistical
Sampling
Variables Sampling
Pengambilan sampel variabel digunakan
jika auditor ingin mencapai suatu
kesimpulan tentang suatu populasi
dalam satuan jumlah dolar.
Pengambilan sampel variabel biasanya
digunakan untuk menjawab salah satu
dari pertanyaan ini
a) Seberapa Besar (biasanya dalam
nominal)
b) Apakah ada kesalahan yang material
Example Variables Sampling : Monetary
unit sampling (MUS) & Classical Variables
Sampling
Padlah Riyadi, MM. MH. M. Ak. CA
33. Types of Statistical Sampling
Variables Sampling
• Penggunaan utama sampling variabel dalam audit adalah untuk
menguji secara substantif rincian untuk menentukan kewajaran
jumlah yang dicatat;
• Juga dapat digunakan jika auditor memilih untuk mengestimasi
jumlah dolar dari transaksi yang mengandung penyimpangan dari
suatu pengendalian
Beberapa contoh pengujian di mana pengambilan sampel variabel
biasanya digunakan meliputi pengujian berikut ini:
• Akurasi dari Persediaan secara kuantiti
• Keterjadian catatan biaya payroll
• Eksistensi Penambahan Fixed Asset
Padlah Riyadi, MM. MH. M. Ak. CA
35. Non Statistical Sampling Case Study
Padlah Riyadi, MM. MH. M. Ak. CA
• Rudi Auditor Internal PT Sentosa Abadi (SA) perusahaan Rental Kendaraan, menggunakan Non
Statistical sampel untuk menguji Existensi dan nilai dari Piutang pada tanggal December 31,
20XX.
• PT SA mencatatkan penjualan sebesar $ 10 Juta dollar pada 31 Desember, dimana Piutang
dengan saldo sebesar $ 3 Juta Dollar terdiri dari 500 Transaksi dengan nilai transaksi di range
$ 5 sd $ 90.000
• Dalam Merencanakan Audit, Rudi melakukan update terhadap Internal control Perusahaannya,
seperti :
a) Pengakuan pencatatan revenue dalam hal ini termasuk dengan Shipment transaction apakah ada
perubahan metode di tahun ini.
b) Dalam transaksi penjualan Perusahaan pembayaran dengan tunai tidak diperbolehkan secara
Perusahaan
c) Sebagian besar kas di simpan di dalam Bank termasuk kas yang bersumber dari
pembayaran atas piutang customer, namun hanya kas operasional yang ada di brankas
Perusahaan.
d) Perusahaan juga membuat cadangan piutang tidak tertagih setiap tahunnya dan
melakukan penghapusan untuk piutang yang benar benar tidak tertagih
36. Nonstatistical Sampling Case Study
Padlah Riyadi, MM. MH. M. Ak. CA
• Dalam audit tahun lalu Rudi menemukan beberapa finding terkait transaksi penjualan dan
piutang, Namun kesalahan tersebut tidak terkait dengan Fraud.
• Berdasarkan inherent Risk Piutang, Cash Management yang tertera dalam Risk Register, Risiko
terkait Piutang di kategorikan sebagai High Risk. Namun pengendalian yang dilakukan
Perusahaan, Auditor tidak menemukan Issue yang signifikan.
• Selain prsoes sampling yang akan dilakukan, Auditor akan melakukan Proses konfirmasi
kepada customer akan Auditor lakukan untuk menilai Existensi dan kewajaran nilai piutang
serta penyajian dalam catatan Perusahaan.
• Proses konfirmasi Piutang ini juga ditujukan bukan hanya untuk menilai Piutang namun untuk
melihat apakah ada revenue fiktif yang diakui manajemen
37. Nonstatistical Sampling Case Study
• Rudi membuat sampel dengan beberapa pertimbangan sbb :
• Ebitda per Akhir tahun 31 Des 20xx sebesar 5 Juta Dollar
• Di tetapkan Inherent dan control Risk tinggi terkait
eksistensi dan penilaian dari piutang
• Tolerable Materiality, berada di Moderate Level
berdasarkan Risk Register $ 150.000 (5%dari Total
Piutang $ 3 Juta Dollar) atau senilai dengan
• Tolerable Misstamement untuk test berdasarkan Minor
Level Risiko yaitu di angka $ 75.000 (2,5% dari Total Piutang
$3 Juta Dollar) atau senilai dengan 1.5 %EBITDA
• Berdasarkan proses Audit lainnya (Interview, Walktrough,
dst) dan hasil audit sebelumnya di tetapkan ekspektasi
untuk kesalahan penyajian ada di $ 22.500 Risk of
Incorect Acceptance
• (Risk Incorect harus dibawah Tolerable Mis statement)
Padlah Riyadi, MM. MH. M. Ak. CA
38. Nonstatistical Sampling Case Study
Padlah Riyadi, MM. MH. M. Ak. CA
• Informasi tambahan yang tersedia
• 500 Transaksi Piutang dengan total $3 juta akan dilakukan sampling
• Melalui Anlaytical prosedure dan cut off test, di dapatkan seluruh shipment telah di lakukan penagihan
secara lengkap dan telah di catat di neraca piutang perusahaan
• Risk Incorrect Acceptance di tetapkan 5%, Confidence 95%
Soal 1
Anda Diminta Menghitung
1. Percentage Tolerable Mistatements ?
2. Ratio Expected Tolerable Mistatements ?
3. Memilih Sampel Size yang akan digunakan sebagai sampling
39. Determining the Sample Size
Padlah Riyadi, MM. MH. M. Ak. CA
• Setelah rudi memilih sampling, Rudi memisahkan sampling kedalam 2 grup dengan membagi rata
semua sampling (50:50) dengan ketentuan sbb :
a) Grup pertama terdiri dari Transaksi di atas atau sama dengan $ 45.000 dengan total recorded 250
transaksi dengan jumlah Rp 1.800.000 dan Saldo buku sampel sejumlah Rp 1.000.000
b) Grup kedua terdiri dari Transaksi di dibawah $ 45.000 dengan total recorded 250 transaksi dengan
jumlah Rp 1.200.000. dan saldo buku sampel amount Rp 500.000
• Berdasarkan hasil Audit Diketahui Hasil Audit Nilai Grup A sebesar Rp 900.000 dan Grup B Rp
300.000
• Soal 2
1. Anda diminta Menyimpulkan hasil Test Of Control perbandingan antara Error Rate Actual dengan
Risk Incorrect (Apakah sampling akan diterima secara test of control)
2. Anda diminta Menyimpulkan hasil Test Of Substantive perbandingan antara Error Rate Actual secara
numbers dengan Tolerable Mistatement Expected (Apakah sampling akan diterima secara
Substantive test)
41. Resource Considerations
Padlah Riyadi, MM. MH. M. Ak. CA
Standard 2230 –
Engagement Resource
Allocation
Auditor internal harus
menentukan sumber daya
yang tepat dan cukup untuk
mencapai tujuan penugasan
berdasarkan evaluasi sifat
dan kompleksitas setiap
penugasan, batasan waktu,
dan sumber daya yang
tersedia.
42. Tailoring Audit Programs
Audit program components include:
• Audit objective
• Audit scope
• Audit Issue dari Analytical Review
• Tanggal Review Ketua Tim / Ketua
Audit
• Steps Audit Program atau Prosedur
dan mekanisme testingnya
Padlah Riyadi, MM. MH. M. Ak. CA
43. Audit Findings & Recommendations
Padlah Riyadi, MM. MH. M. Ak. CA
46. Documenting Observations
Padlah Riyadi, MM. MH. M. Ak. CA
Type Penjelasan Contoh
Kriteria Standard pengukuran atau harapan untuk
dijadikan bahan evaluasi
a) Menurut Policy Penyimpanan
Kas nomor xxx-xxx
b) Menurut peraturan Industri
bahwa saldo Bank harus
dilakukan Rekonsiliasi setiap
hari
Kondisi Kejadian actual yang di dukung oleh bukti
yang memadai
Saldo Bank direkonsiliasi
Seminggu sekali
Cause Penyebab deviasi antara satu kejadian
dengan kriteria
Tidak dilakukan sosialisasi atas
aturan yang berlaku
Impact Konsekuensi yang terjadi akibat dari kondisi
yang ditemukan
Terjadi Selisih Saldo bank 1 Milyar
Rupiah
Rekomendasi Aksi perbaikan yang harus dilakukan Melakukan sosialisasi Peraturan
47. Sample Write-Up
Padlah Riyadi, MM. MH. M. Ak. CA
Criteria
Menurut Kebijakan 456-789 dan praktik bisnis yang baik (best practices), akun inventory harus direkonsiliasi
setiap bulan ke dalam kartu stok nya
Conditions
Sekitar 42 persen dari akun inventory belum direkonsiliasi ke kartu stocknya pada waktu yang tepat.
Dari 60 akun terkait inventory yang diperiksa diketahui 25 akun tidak direkonsiliasi untuk berbagai periode waktu
dengan detail sbb:
• Untuk 10 Akun, rekonsiliasi tidak pernah dilakukan dalam waktu 3 bulan terakhir
• Untuk 15 Akun, kami tidak dapat menemukan kapan akun ini di rekonsiliasi
Causes
1. Belum ditetapkannya PIC yang bertanggung jawab dalam rekonsiliasi akun inventory ke kartu stock.
2. Tidak ada prosedur untuk pemeriksaan berkala atas ketepatan waktu rekonsiliasi akun.
Effects
• Catatan Inventory dan laporan keuangan organisasi terdistorsi.
• Manajemen tidak memiliki informasi yang akurat yang menjadi dasar pengambilan keputusan.
48. Sample Write-Up
Padlah Riyadi, MM. MH. M. Ak. CA
Recommendations
Cause-focused recommendations:
• Menetapkan tanggung jawab untuk rekonsiliasi akun inventory ke kartu stock.
• Tetapkan PIC yang bertanggung jawab untuk mengawasi akun terkait Inventory.
• Kembangkan prosedur yang terkait pemeriksaan berkala atas ketepatan waktu rekonsiliasi untuk akun Inventory ke kartu
stock
Corrective recommendation:
Rekonsiliasi akun yang belum dilakukan rekonsiliasi
Action Plans
Cause Focused :
1. Tanggal 1 juni akan Inventory Officer akan melakukan rekonsiliasi akun pada buku besar dengan supervisi dari supervisor
Warehouse
2. Prosedur sedang ditulis terkait pemeriksaan berkala atas ketepatan waktu rekonsiliasi untuk akun inventory ke kartu stock.
Manajer warehouse akan bertanggung jawab atas pemeriksaan ini. Prosedur akan dilaksanakan pada 1 Agustus 20xx.
Corrective action plan
Petugas Inventory dan Supervisor telah melakukan rekonsiliasi akun yang belum terekonsiliasi, report akan dilengkapi di tanggal
15 July
49. Approaches to Audit Write-ups
Summarizednarrative
structure
Detailednarrative
structure
Summarized mapped
structure
Detailed mapped
structure
Padlah Riyadi, MM. MH. M. Ak. CA
50. Summarized narrative structure
Padlah Riyadi, MM. MH. M. Ak. CA
Inventory Account Reconciliations
• Belum ditetapkan PIC yang bertanggung jawab untuk rekonsiliasi akun Inventory ke kartu stock. Juga, tidak ada prosedur untuk pemeriksaan
berkala atas ketepatan waktu rekonsiliasi.
• Akibatnya, sekitar 42 persen dari akun Inventory, yang ada tersebar di enam lokasi, belum direkonsiliasi ke kartu stock pada waktu yang tepat.
• Kurangnya rekonsiliasi yang tepat waktu mengakibatkan catatan Inventory dan laporan keuangan organisasi terdistorsi. Selain itu, manajemen
tidak memiliki informasi yang akurat yang menjadi dasar pengambilan keputusan.
• Menurut Kebijakan Nomor 456-789 dan praktik bisnis yang baik, semua akun Inventory harus direkonsiliasi setiap bulan ke kartu stock.
• Dari 60 akun Inventory yang kami periksa, 25 akun inventory tidak direkonsiliasi ke buku besar untuk berbagai periode waktu
• Menanggapi temuan kami, manajemen telah menugaskan petugas Inventory untuk bertanggung jawab melakukan rekonsiliasi akun Inventory ke
kartu stock, dengan pengawasan dari supervisor warehouse
• Petugas Inventory telah mulai merekonsiliasi akun yang kami identifikasi, dan laporan tentang rekonsiliasi ini akan selesai pada tanggal 15 Juli
20xx.
• Selain itu, prosedur sedang ditulis yang memerlukan pemeriksaan berkala atas ketepatan waktu rekonsiliasi tersebut, dan manajer Inventory
akan bertanggung jawab atas pemeriksaan ini. Prosedur ini akan dilaksanakan pada 1 Agustus 20xx.
51. Detailed narrative structure
Padlah Riyadi, MM. MH. M. Ak. CA
Inventory Account Reconciliations
• Belum ada penetapan Tanggung jawab untuk rekonsiliasi akun Inventory ke kartu stock. Juga, tidak ada prosedur untuk
pemeriksaan berkala atas ketepatan waktu rekonsiliasi ini. Akibatnya, sekitar 42 persen akun Inventory belum direkonsiliasi ke
buku besar pada waktu yang tepat
• Menurut Kebijakan Nomor 456-789 dan praktik bisnis yang baik, semua akun Inventory harus direkonsiliasi setiap bulan ke buku
besar
• Kami memeriksa 60 akun Inventory yang dipilih secara acak untuk menentukan tanggal rekonsiliasi terbaru dari akun-akun ini ke
kartu stock. Kami menemukan bahwa 25 akun inventory tetap tidak direkonsiliasi untuk berbagai periode waktu.
• Untuk 10 akun, Rekonsiliasi tidak pernah dilakukan selama 3 bulan terakhir yaitu sebagai berikut dengan detail lokasi:
1. Location A, accounts xyz-23, xyz-24, and xyz-25
2. Location B, accounts abc-12, abc-13, abc-14, abc-15, and qcr-44
3. Location C, accounts opl-2 and opl-3
• Untuk 15 akun, kami tidak berhasil menemukan tanggal Rekonsiliasi terakhir yaitu untuk akun sebagai berikut dengan detail
lokasi:
1. Location D, accounts tyu-33, tyu-34, tyu-35, tyu-36, and tyu-37
2. Location E, accounts ljh-09, ljh-10, ljh-11, ljh-12, ljh-13, ljh-14, and ljh-15
3. Location F, accounts rtb-4 and rtb-5
52. Detailed narrative structure
Padlah Riyadi, MM. MH. M. Ak. CA
Inventory Account Reconciliations
Kurangnya rekonsiliasi yang tepat waktu mengakibatkan catatan Inventory dan laporan keuangan organisasi terdistorsi.
Selain itu, manajemen tidak memiliki informasi akurat yang menjadi dasar pengambilan keputusan.
Management Response
• Menanggapi temuan kami, manajemen telah menugaskan tanggung jawab untuk rekonsiliasi terkait Inventory kepada
petugas Inventory , dengan pengawasan dari supervisor Warehouse. Secara khusus, petugas akan melakukan rekonsiliasi,
dan supervisor akan meninjau dan menyetujuinya.
• Petugas Inventory telah mulai merekonsiliasi akun yang kami identifikasi, dan laporan tentang rekonsiliasi ini akan selesai
pada tanggal 15 Juli 20xx.
• Selain itu, prosedur sedang dibuat dengan ketentuan memerlukan pemeriksaan berkala atas ketepatan waktu rekonsiliasi
tersebut, dan manajer Warehouse akan bertanggung jawab atas pemeriksaan ini. Prosedur ini akan dilaksanakan pada 1
Agustus 20xx.
53. Summarized Map Structure
Padlah Riyadi, MM. MH. M. Ak. CA
Detail Description
Causes Belum ada pihak yang ditugaskan untuk melakukan rekonsiliasi akun Inventory ke kartu stock. Juga, tidak ada prosedur
untuk pemeriksaan berkala atas ketepatan waktu rekonsiliasi ini.
Conditions Sekitar 42 persen dari akun Inventory, di enam lokasi, belum direkonsiliasi ke kartu stock pada waktu yang tepat.
Daru 60 Akun inventory yang di periksa, 25 Akun belum dilakukan rekonsiliasi dalam beberapa waktu yang berbeda
• 10 Akun tidak dilakukan rekonsiliasi selama 3 bulan
• 15 akun tidak diketahui kapan terakhir direkonsiliasi
Criteria Menurut Kebijakan Nomor 456-789 dan praktik bisnis yang baik, semua akun inventory harus direkonsiliasi setiap bulan ke
kartu stock
Effects Kurangnya rekonsiliasi yang tepat waktu mengakibatkan catatan inventory dan laporan keuangan organisasi terdistorsi.
Selain itu, manajemen tidak memiliki informasi yang akurat yang menjadi dasar pengambilan keputusan.
Actions Plan • Menanggapi temuan kami, manajemen telah menugaskan petugas Inventory tanggung jawab untuk rekonsiliasi akun
Inventory ke kartu stock, dengan pengawasan dari supervisor warehouse. Juga, petugas inventory telah mulai
merekonsiliasi akun yang kami identifikasi, dan laporan tentang rekonsiliasi ini akan selesai pada tanggal 15 Juli 20xx.
• Selain itu, prosedur sedang dibuat dimana memerlukan pemeriksaan berkala atas ketepatan waktu rekonsiliasi
tersebut, dan manajer warehouse akan bertanggung jawab atas pemeriksaan ini. Prosedur ini akan dilaksanakan pada
1 Agustus 20xx.
54. Summarized Map Structure
Padlah Riyadi, MM. MH. M. Ak. CA
Detail Description
Causes Belum ada pihak yang ditugaskan untuk rekonsiliasi akun
Inventory ke kartu stock. Juga, tidak ada prosedur untuk
pemeriksaan berkala atas ketepatan waktu rekonsiliasi ini.
Summary of
Finding
sekitar 42 persen dari akun inventory, di enam lokasi, belum
direkonsiliasi ke kartu stock pada waktu yang tepat.
Daru 60 Akun inventory yang di periksa, 25 Akun belum
dilakukan rekonsiliasi dalam beberapa waktu yang berbeda
• 10 Akun tidak dilakukan rekonsiliasi selama 3 bulan
• 15 akun tidak diketahui kapan terakhir direkonsiliasi
Standards Menurut Kebijakan nomor 456-789 dan praktik bisnis yang baik,
semua akun inventory harus direkonsiliasi setiap bulan ke kartu
stock
Audit
Testing
Approach
Sampel 60 Random pada akun yang dipilih
Test Objective : Memastikan tanggal direkonsiliasi tepat waktu
Effects Kurangnya rekonsiliasi yang tepat waktu mengakibatkan
catatan inventory dan laporan keuangan organisasi terdistorsi.
Selain itu, manajemen tidak memiliki informasi yang akurat
yang menjadi dasar pengambilan keputusan.
Detail Description
Detail
Findings
• Untuk 10 akun, Rekonsiliasi tidak pernah dilakukan selama
3 bulan terakhir yaitu sebagai berikut dengan detail lokasi:
1. Location A, accounts xyz-23, xyz-24, and xyz-25
2. Location B, accounts abc-12, abc-13, abc-14, abc-15, and
qcr-44
3. Location C, accounts opl-2 and opl-3
• Untuk 15 akun, kami tidak berhasil menemukan tanggal
Rekonsiliasi terakhir yaitu untuk akun sebagai berikut
dengan detail lokasi:
1. Location D, accounts tyu-33, tyu-34, tyu-35, tyu-36,
and tyu-37
2. Location E, accounts ljh-09, ljh-10, ljh-11, ljh-12, ljh-13, ljh-
14, and ljh-15
3. Location F, accounts rtb-4 and rtb-5
Managemen
t Actions
Plan
• Menanggapi temuan kami, manajemen telah menugaskan
tanggung jawab untuk rekonsiliasi terkait Inventory kepada
petugas Inventory, dengan pengawasan dari supervisor
Warehouse.
• Secara khusus, petugas akan melakukan rekonsiliasi, dan
supervisor akan meninjau dan menyetujuinya. Juga, petugas
Inventory telah mulai merekonsiliasi akun yang kami
identifikasi, dan laporan tentang rekonsiliasi ini akan selesai
pada tanggal 15 Juli 20xx.
• Selain itu, prosedur sedang ditulis yang memerlukan
pemeriksaan berkala atas ketepatan waktu rekonsiliasi
tersebut, dan manajer warehouse akan bertanggung jawab
atas pemeriksaan ini. Prosedur ini akan dilaksanakan pada 1
Agustus 20xx.
55. Developing Recommendations
Padlah Riyadi, MM. MH. M. Ak. CA
a) Rekomendasi atau rencana aksi yang berfokus pada penyebab memberi tahu apa yang perlu
dilakukan -atau akan dilakukan -untuk mengatasi sumber kondisi dan dengan demikian untuk
mencegah kejadian di masa depan
b) Rekomendasi korektif atau rencana aksi secara sempit membahas kondisi saat ini dan menjelaskan
solusi satu kali.
c) Rekomendasi pemulihan atau rencana tindakan mengatasi kesalahan masa lalu yang perlu
diperbaiki.
Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam mengembangkan rekomendasi laporan yang baik:
• Rekomendasi auditor hanya boleh dianggap sebagai opsi untuk manajemen operasi.
• Rekomendasi seharusnya tidak muncul sebagai kejutan di akhir audit.
• Mereka harus didiskusikan dengan baik selama audit.
• Staf operasi dan manajemen lebih berpengetahuan tentang operasi daripada auditor.
• Mengambil kredit untuk rekomendasi tidak dianjurkan.
• Memperhatikan biaya pelaksanaan rekomendasi, selain untuk masalah kepatuhan dan
peraturan.
56. Guidelines for Rating Audit Observations and Findings
Padlah Riyadi, MM. MH. M. Ak. CA
Nilai setiap finding akan membantu Auditor untuk menilai
• Keseluruhan Nilai Laporan Audit
• Urutan dimana Temuan harus di presentasikan dan di selesaikan
• Temuan mana yang seharusnya tidak ada di report
57. Data Analytics
and root cause
analytics -
Critical thinking
Padlah Riyadi, MM. MH. M. Ak. CA
58. Identify Possible Causes
Padlah Riyadi, MM. MH. M. Ak. CA
Proses Berfikir Deductive :
1. Mengembangkan teori tentang apa yang menyebabkan masalah,
2. Mencari bukti empiris (diterima melalui indera, terutama dengan observasi dan dokumentasi) yang
mendukung atau menyangkal setiap teori.
Dengan mengidentifikasi faktor mana yang lebih mungkin terjadi, jumlah data yang akan dikumpulkan akan
berkurang, Pareto tools membantu dalam melakukan hal ini
Tiga pendekatan dalam melakukan identifikasi masalah :
1. Identifikasi setiap proses kedalam diagram alur sebagai kemungkinan penyebab
2. Gunakan Logic Tree untuk mengidentifikasi kemungkinan penyebab di setiap tingkat sistem
3. Brainstorm daftar kemungkinan penyebab menggunakan diagram sebab dan akibat
59. Basic Simple Flow Chart – Tools 1
• Mesin fotokopi mengeluarkan selembar
kertas kosong saat Anda mencoba
melakukan fotokopi dokumen
• Hal hal yang perlu diwaspadai
• Pertama, penyebab sebenarnya mungkin
di antara langkah-langkah proses
(misalnya, transportasi, penyimpanan,
serah terima)
• Ketika suatu langkah proses dianggap
tidak berkontribusi pada masalah,
hilangkan proses tersebut. Namun,
selalu ada kemungkinan bahwa ada
sesuatu yang terlewatkan
• Berikan peringkat kemungkinan masing-
masing sebagai rendah, sedang, atau
tinggi
Padlah Riyadi, MM. MH. M. Ak. CA
60. USING A LOGIC TREE FOR CAUSES – Tools 2
• A logic tree dianggap sebagai diagram
sebab dan akibat karena memecah
sistem yang dianalisis menjadi hubungan
sebab dan akibat yang logis dan
bertahap.
• Memungkinkan kedalaman tak terbatas
dalam melakukan Analisa ke dalam
sistem yang sedang dianalisis.
• Hanya langkah-langkah proses yang
mungkin gagal (atau cara teknis
masalah dapat terjadi) yang ditampilkan
• Diagnosis kemudian dapat berlanjut ke
Langkah mengumpulkan data untuk
mengetahui mana yang benar-benar
gagal.
Padlah Riyadi, MM. MH. M. Ak. CA
61. USING A LOGIC TREE FOR CAUSES – Tools 2
• Logic trees can break the system down in different ways:
a) Functional analysis b) Component focused
Heating
Dryer Rotating
Blowing
c) Failure Mode
Padlah Riyadi, MM. MH. M. Ak. CA
62. USING A LOGIC TREE FOR CAUSES – Tools 2
Making
Toast
Temperature
Time
e) Process focused
Padlah Riyadi, MM. MH. M. Ak. CA
d) Process attributes/parameters
63. USING A LOGIC TREE FOR CAUSES – Tools 2
• Logic trees dapat digunakan untuk menangani situasi masalah yang lebih mudah dan lebih
kompleks.
• Keuntungan lain yang signifikan dari logic tree adalah
secara otomatis mengarah ke penyebab system
• Ketika penyebab fisik telah ditemukan, semua yang
diperlukan untuk melanjutkan ke penyebab sistem
adalah menambahkan lebih banyak level, dengan tetap
menanyakan mengapa penyebab fisik terjadi (5 Why’s)
Padlah Riyadi, MM. MH. M. Ak. CA
64. BRAINSTORMING AND THE CAUSE-AND-EFFECT
DIAGRAM FOR CAUSES – Tools 3
• Brainstorming dan diagram sebab dan akibat dapat digunakan secara Bersama sebagai cara
untuk melengkapi metode lain dalam mengidentifikasi kemungkinan penyebab,
• Diagram sebab akibat secara konseptual sama dengan Logic Tree, meskipun lebih sederhana
untuk diterapkan. Namun terdapat beberapa kelemahan, seperti kurangnya ruang untuk
menelusuri lebih dalam, dan item yang sering terlihat masuk ke dalam beberapa kategori.
Kategori Cause and Effect Diagram :
• Manufacturing processes : Manpower (people),
methods, material, machinery, measurements,
Mother Earth (environment), and management.
• Office environment : policy, people, procedures,
and place (facilities and equipment),
• Service industry suppliers, systems, skills, and
surroundings.
Padlah Riyadi, MM. MH. M. Ak. CA
65. BRAINSTORMING AND THE CAUSE-
AND-EFFECT DIAGRAM FOR CAUSES
– Tools 3
• Unstructured Brainstorming
• Structured Brainstorming
• Round Robin Brainstorming (using Flip Chart)
• Crawford Slip Brainstorming (menggunakan kertas karena sensitive)
• Problems with Brainstorming
• Sulit untuk mengidentifikasi kemungkinan penyebab, sementara pada saat yang
sama mencoba menganalisis proses/sistem yang gagal
• Interupsi
Padlah Riyadi, MM. MH. M. Ak. CA
66. Certified Internal Audit Professional
Human Error Analysis – Tools 4
• Kesalahan manusia akan selalu ada hal ini
karena walaupun kemajuan teknologi telah
membuat sebagian besar peralatan pemrosesan
lebih baik, tetapi desain yang dilakukan oleh
manusia tidak berubah.
• Beberapa riset menemukan kesalahan manusia
mulai dari 0,01% hingga 90%, tergantung pada
jenis tugas yang dilakukan (Smith, 2011; Kirwan,
1994).
• Kesalahan manusia memiliki persentase tinggi,
dengan perkiraan setinggi 80%
• Baik penelitian maupun pengalaman
menunjukkan bahwa dalam banyak kasus
kesalahan manusia sebenarnya disebabkan atau
didukung oleh kesalahan desain sistem.
• Ada dua komponen utama yang terlibat dalam
kesalahan manusia: manusia dan lingkungan
(sistem) di mana dia bekerja
• Kesalahan manusia dapat dibagi menjadi dua
kategori, kesalahan fisik dan kesalahan kognitif
Padlah Riyadi, MM. MH. M. Ak. CA
67. Human Causes – Human Error – Tools 4
a) Ukuran Fisik : Tinggi dan berat badan, dan bentuk fisik yang menghalangi
seseorang melakukan Pekerjaan
b) Indera Manusia : 5 Indera Manusia dapat mempengaruhi seseorang bekerja
c) Keterampilan Motorik : ketangkasan dapat mempengaruhi seberapa baik
seseorang melakukan aktivitas tertentu.
d) Keterampilan Kognitif
e) Kualifikasi
f) Kesehatan dan Mental Seseorang
g) Psikologis Pekerja
h) Budaya dan latar belakang
Padlah Riyadi, MM. MH. M. Ak. CA
68. Environmental
Causes –
Human Error –
Tools 4
• Desain antar yang buruk antara peralatan dan
manusia
• Kecepatan kerja yang tidak tepat
• Jadwal kerja yang merusak
• Penyajian informasi yang tidak jelas
• Faktor lingkungan yang mengganggu
• Desain ergonomis yang buruk
• Masalah dengan sumber daya/peralatan
• Budaya lalai
Padlah Riyadi, MM. MH. M. Ak. CA
69. Human Error and Incident Analysis – Tools 4
Padlah Riyadi, MM. MH. M. Ak. CA
• Mendiagnosis kesalahan manusia biasanya lebih sulit daripada mencoba menemukan penyebab kegagalan
perangkat keras. Dalam hal perangkat keras, hukum fisika sudah dikenal, dipahami, dan biasanya dapat diukur.
• Apa yang terjadi di dalam pikiran seseorang lebih sulit dipastikan secara akurat.
Solusi untuk Human Errors
• Menyelaraskan seseorang dengan pekerjaannya: memastikan bahwa kapasitas fisik, kognitif, dan
emosional individu cukup untuk persyaratan pekerjaan. Kemampuan ini mungkin ditentukan melalui
tinjauan kinerja sebelumnya atau melalui pengujian ekstensif
• Education and/or training
• Standarisasi Proses: mengurangi seseorang yang bertipe kognitif untuk menterjemahkan ide.
• Clear instructions, samples, and other job aids: Standarisasi mungkin bagus, tetapi jika muncul dalam
instruksi terperinci tidak ada yang bisa atau akan membaca. lebih baik memberikan contoh apa yang
dapat dan tidak dapat diterima, bersama dengan diagram alur, diagram, atau foto yang menunjukkan apa
yang harus dilakukan.
• Perubahan pada process / environment / sistem
70. Regression Analysis – Step 5
• Satu metode untuk menentukan hubungan
sebab-akibat antara satu variabel dengan
variabel(-variabel) yang lain.
• Variabel "penyebab" disebut dengan
bermacam-macam istilah: variabel
penjelas, variabel eksplanatorik, variabel
independen, atau secara bebas, variabel
X (karena sering kali digambarkan dalam
grafik sebagai absis, atau sumbu X).
• Variabel terkena akibat dikenal
sebagai variabel yang dipengaruhi, variabel
dependen, variabel terikat, atau variabel Y.
Padlah Riyadi, MM. MH. M. Ak. CA
71. Pareto
Analysis –
Step 6
• Pareto analysis is a formal
technique useful where many
possible courses of action are
competing for attention.
• In essence, the problem-solver
estimates the benefit delivered by
each action, then selects a
number of the most effective
actions that deliver a total benefit
reasonably close to the maximal
possible one
Padlah Riyadi, MM. MH. M. Ak. CA
72. SOURCES FOR POSSIBLE CAUSES
Padlah Riyadi, MM. MH. M. Ak. CA
1. Dari proses owner , siapa yang harus tahu dasar di balik mengapa suatu proses
dirancang
2. Dari mereka yang mengoperasikan proses atau terlibat dengannya setiap hari dan
mungkin telah melihat beberapa hal yang tidak dipertimbangkan oleh para proses
owner
3. Dari mereka yang memelihara produk atau proses, yang mungkin harus memperbaikinya
kesalahan sebelumnya. Di lingkungan manufaktur, ini mungkin teknisi pemeliharaan,
sementara di lingkungan kantor mungkin auditor
73. Is It Really an Error?
Padlah Riyadi, MM. MH. M. Ak. CA
1. Apakah individu tahu bagaimana melakukan aktivitas tersebut? Hanya karena individu
telah melalui pelatihan tidak berarti dia tahu bagaimana melakukannya. Pelatihan
mungkin tidak efektif, atau evaluasi pengetahuan individu mungkin salah.
2. Apakah individu mampu? Individu mungkin telah melalui apa yang dikenal sebagai
program pelatihan yang efektif, tetapi keterbatasan fisik dapat mencegahnya melakukan
aktivitas dengan andal.
3. Apakah individu bersedia? Terkadang ini bukan masalah pengetahuan atau
kemampuan, melainkan masalah motivasi. Individu mungkin tidak ingin melakukan
pekerjaan dengan benar, karena motivasi diri yang buruk atau manajemen orang yang
buruk.
74. ELIMINATING POSSIBLE CAUSES
• Terlepas dari metode yang digunakan untuk mengidentifikasi
kemungkinan penyebab, ada baiknya untuk mempersempit daftar
untuk hanya memasukkan apa yang diyakini paling layak untuk
dieksplorasi secara lebih mendalam.
• Berikut adalah beberapa cara untuk melakukannya, dalam urutan
pilihan:
a) Tanyakan apakah mungkin secara logis (misalnya, mengikuti teori
fisika, kimia, atau bidang ilmiah lain yang relevan) untuk item tertentu
yang menyebabkan masalah ini.
b) Apakah ada data (misalnya, studi korelasi sebelumnya) yang
memungkinkan untuk mengetahui dengan keyakinan tinggi apakah
penyebab tertentu dapat menimbulkan masalah?
c) Apakah data dapat berimplikasi atau pengumpulan data akan
memakan waktu atau biaya, pilihan lain adalah mengevaluasi setiap
item berdasarkan probabilitas.
Padlah Riyadi, MM. MH. M. Ak. CA
76. Certified Internal Audit Professional
Applicable Standards
• Standard 2400 – Communicating
Results
• Standard 2450 – Overall Opinions
Padlah Riyadi, MM. MH. M. Ak. CA
77. Developing the
Audit Report
• Executive summary
• Background
• Purpose and scope
• Observations and
recommendations
• Engagement conclusions and
rating
• Management’s action plan
Padlah Riyadi, MM. MH. M. Ak. CA
78. Certified Internal Audit Professional
A Things Not to Say in an Internal Audit Report
1. Jangan menulis manajemen perlu mempertimbangkan
2. Jangan menggunakan kata bersayap
3. Permasalahan di tulis sangat universal tidak detail dan
spesifik
4. Menghindari menyalahkan manajemen
5. Jangan menulis manajemen gagal
6. Jangan menulis Auditee ketinggalan jaman
7. Hindari jargon teknis
8. Jangan mengambil kredit
9. Hati hati melebih lebihkan temuan, jika terlihat terlalu
bombastis lakukan penulisan ulang
Padlah Riyadi, MM. MH. M. Ak. CA
79. Guidelines for Overall
Audit Rating
• The rating is based on the
following:
• Jenis temuan yang dihasilkan
• Tingkat keparahan risiko
residual
• Responsivitas audit-pelanggan
(misalnya, temuan berulang)
Padlah Riyadi, MM. MH. M. Ak. CA
80. Conducting an Effective Audit Exit Conference
• Minimalisasi kesalahpahaman
• Komunikasikan hasil Audit
• Biarkan auditee
mengekspresikan opini terhadap
Auditor
Padlah Riyadi, MM. MH. M. Ak. CA
81. The Engagement’s Finale
Rough
Draft
Final
Report
Exit Conference
• Diskusikan kesimpulan dan rekomendasi
• Selesaikan kesalahpahaman dan kesalahan
interpretasi
• Persetujuan terhadap solusi yang
ditawarkan
• Apresiasi Auditee
Padlah Riyadi, MM. MH. M. Ak. CA
82. AUDIT RATINGS
Overall
Audit Rating
Audit Area
Rating
Issue
Resolution
Priority
1
2
• Rekomendasi perlu dilakukan sesuai timeline karena sangat penting
• Issue akan di follow up secara semi annual basis
3
• Rekomendasi audit tidak perlu dilakukan dengan cepat namun setuju harus
diperbaiki
• Issue ini tidak akan di follow up Audit
Padlah Riyadi, MM. MH. M. Ak. CA
• Rekomendasi perlu di follow up secepatnya karena urgent (< 1 bulan)
• Issue ini akan di follow up secara rutin (tergantung kesepakatan dengan
auditee)
Issue Resolution Priority
83. Overall
Audit Rating
Audit Area
Rating
Issue
Resolution
Priority
AUDITRATINGS
Overall Audit Rating
Needs Improvement
Satisfactory with Some Improvement Needed
Satisfactory
• Critical or number of control weaknesses were noted. Controls
evaluated are unlikely to provide reasonable assurance that risks
are being managed or control objectives are met.
Needs I mprovement
• Some control weaknesses were noted. Generally, controls
evaluated are adequate to provide reasonable assurance that
risks are being managed and control objectives are met.
Satisfactory with some
I mprovement needed
• Controls evaluated provide reasonable assurance that risks are
being managed and control objectives are met.
Satisfactory
Padlah Riyadi, MM. MH. M. Ak. CA
84. Audit Grading -Sample
Padlah Riyadi, MM. MH. M. Ak. CA
Kecukupan Kontrol Deskripsi
Effective
Kontrol yang diuji telah dijalankan secara konsisten dan efektif. Kondisi tidak sesuai ketentuan yang
ditemukan bersifat minor dan tidak menimbulkan resiko material pada bisnis. Rekomendasi yang disajikan
mayoritas merupakan saran perbaikan berkelanjutan untuk meningkatkan efektivitas kontrol yang telah ada.
Moderately Effective
Terdapat sistem pengendalian yang efektif dan mayoritas dijalankan secara konsisten. Masih terdapat
sejumlah kecil hal-hal yang bersifat non-compliance dan berisiko medium. Tindakan manajemen lebih ditujukan
untuk penyempurnaan/ peningkatan hal-hal yang bersifat non-compliance terkait dengan sistem yang telah ada
atau perbaikan minor melalui perubahan pada kontrol.
Improvement Needed
Walaupun mayoritas kontrol utama telah dijalankan, terdapat beberapa kontrol belum dijalankan dengan
konsisten atau belum efektif. Saat kontrol lain diterapkan untuk mengkompensasi kelemahan yang ada,
tindakan manajemen dibutuhkan dalam menangani beberapa kelemahan kontrol utama, atau untuk mencapai
level kesesuaian dengan kontrol yang telah ada.
Significant Improvement
Needed
Kesesuaian dengan kontrol yang ada mayoritas masih lemah. Sebagai hasilnya, terdapat sejumlah besar
kontrol utama yang tidak efektif. Dibutuhkan tindakan perbaikan yang segera oleh manajemen untuk secara
signifikan meningkatkan implementasi atas kontrol yang utama.
Weak
Terdapat ketidakefektifan kontrol. Kelemahan yang ada dan disebabkan oleh tindakan secara kolektif ataupun
individu secara signifikan melemahkan keseluruhan kontrol internal. Dibutuhkan tindakan yang sangat
mendesak oleh manajemen untuk menerapkan poin rekomendasi yang diberikan.
87. Good storylines start with synthesis (Summary ≠ synthesis)
Summary
Pernyataan kembali yang ringkas
tentang fakta atau ide
Synthesis
Wawasan Anda dari fakta, atau "jadi
apa"
Facts and findings
Raw, unordered information
Gagal untuk
mendorong
pemikiran
Dorong
pemikiran
Anda lebih
lanjut
Padlah Riyadi, MM. MH. M. Ak. CA
88. Mastering the pyramid principle: The Three
Rules
Ide di tingkat mana
pun harus selalu
mensintesis ide-ide
yang dikelompokkan
tepat di bawah
Ide-ide dalam setiap
kelompok harus selalu
memiliki jenis ide yang
sama
Grouping
Ide dalam setiap
kelompok harus selalu
tertata secara logis
Synthesizing &
reasoning
Ordering
Governing
Thought
Key line
Supporting
data
Padlah Riyadi, MM. MH. M. Ak. CA
89. MECE-ness is a must-have characteristic
Collectively exhaustive
Secara bersama-sama,
pernyataan menggambarkan
masalah atau pernyataan secara
lengkap
Mutually exclusive
Pernyataan tidak tumpang tindih
dalam hal konten dan memiliki
tingkat abstraksi yang sama
Statement 2 Statement 3
Statement 1
Governing
thought
ME C E
Padlah Riyadi, MM. MH. M. Ak. CA
90. 2 kinds of pyramid structures
Guidelines
• Ide memiliki jenis logis
yang sama (e.g., reasons,
causes, steps, etc.)
• Item di setiap set adalah
MECE
Grouping structure
(inductive
reasoning)
Governing
thought
Reason or
action
No. 1
Reason or
action
No. 2
Reason or
action
No. 3
Guidelines
• Mengikuti perkembangan logis
klasik
• Pernyataan dan komentar
• digabungkan hanya mengarah
pada satu implikasi
Argument structure
(deductive
reasoning)
Governing
thought
Statement
about
situation
Comment on
the
statement
Implication
Padlah Riyadi, MM. MH. M. Ak. CA
91. How do I decide which storyline structure to use?
Last
Modified
11/27/2018
9:57
PM
SE
Asia
Standard
Time
Printed
26/06/2018
11:53
AM
SE
Asia
Standard
Time
Grouping A rg ument
Board: Bagaimana caranya mengurangi biaya
CEO: Sangat Mudah
Board: Bagaimana caranya ?
You can easily capture cost-cutting
opportunities worth U.S. $X million
How?
Do A Do B Do C Do D
Pros
▪ Mudah di buat
▪ Untuk Auditee yang action oriented
Cons
▪Terlalu direct kadang menyulitkan untuk Auditee
Skeptis
Board: Bagaimana caranya mengurangi biaya
CEO: Jangan kurangi biaya, tapi jual produk
Board: Bagaimana caranya ?
Forget cutting costs, you should be thinking
about selling the business
The busi- ness There’s no Therefore you
faces a way you can should
growing meet the consider
threat threat selling
Pros
• Cocok untuk Auditee yang defensive
Cons
• Sulit dibuat karena membutuhkan data
detail
Padlah Riyadi, MM. MH. M. Ak. CA
92. To create a well story-lined presentation, build out the pyramid into a dot- dash, then
storyboard
… into a dot-dash…
From a pyramid structure …
1
A
a
2
b
Overall
Message
B
3
5
C
6
c d
7
Overall message
▪ Action/reason A
– Sub-action/reason1
– Sub-action/reason2
▫Support a
▫Support b
▪ Action/reason B
– Sub-action/reason3
– Sub-action/reason4
▪ Action/reason C
– Sub-action/reason5
– Sub-action/reason6
▫Support c
▫Support d
– Sub-action/reason 7
… then storyboard of your presentation…
Overall message summary
… Action / reason A
… Sub-action/ reason 1
… Sub-action/ reason 2
… Support a
… Support b
Characteristic of good storyboard:
Padlah Riyadi, MM. MH. M. Ak. CA
▪Leads are clear, concise, and
compelling
▪Chart format reflects data
relationship highlighted in lead
93. Write down your storyline and then design appropriate
slides according to it – not the other way around
Typical process Ideal process
▪Ambil Seluruh
data yang
dibutuhkan
▪Sajikan data
menurut sectionnya
▪Buat slide
kedalam beberapa
bagian
▪Siapkan storyline
berdasarkan key
massages
▪Siapkan Dummy deck
dan bagaimana caranya
menyajikan ide terbaik di
tiap slide
▪Review Kembali Slides
Padlah Riyadi, MM. MH. M. Ak. CA
94. Communication does not end with the
storyline
The way we typically think about problems
Effective presentation to spark action
Problem Solution
Get their attention
Reinforce with reasons
Analysis
Stimulate desire
Padlah Riyadi, MM. MH. M. Ak. CA
95. There are four ways to bring a story to life – make sure
your action titles take advantage of
Specify it
Gunakan detail
yang cukup namun
jangan terlalu
berlebihan
Humanize
it
Informasi dibuat
sesuai fakta dan
libatkan Emosi
responden
Personalize
it
Gunakan nama,
keterangan yang
mudah dipahami
narasumber
Visualize it
menggunakan
kata-kata atau
gambar yang
membangkitkan
respons
narasumber
Padlah Riyadi, MM. MH. M. Ak. CA
96. Also make a conscious effort to use effective
action verbs in sentences
Ineffective verbs Effective verbs
▪ Consider
▪ Progress
▪ Review
▪ Check
▪ Mobilize
▪ Explore
▪ Hope
▪ Wait
▪ Talk to
▪ Discuss
▪ Investigate
▪ Assess
▪ Debate
▪ Understand
▪ Incorporate
▪ Email
▪ Complete
▪ Submit
▪ Implement
▪ Confirm
▪ Deliver
▪ Reconcile
▪ Update
▪ Escalate
▪ Inspect
▪ Revise
▪ Increase from … to
…
▪ Decrease from … to
…
▪ Calculate
▪ Quantify
▪ Train
▪ Decide
Padlah Riyadi, MM. MH. M. Ak. CA