SlideShare a Scribd company logo
1 of 329
KUMPULAN TEORI
PENGANTAR EKONOMI MIKRO
Kelompok 1:
1. Suci Cahyani (1222300052)
2. Lufvi Selvia (1222300054)
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA
TAHUN 2023
Dosen Pengampu:
Dr. Sigit Sardjono, M.Ec.
BAB 1
PENDAHULUAN--1
SEJARAH SINGKAT PERKEMBANGAN ILMU
EKONOMI
Ilmu ekonomi adalah ilmu yang mempelajari perilaku
manusia dalam memilih dan menciptakan kemakmuran.
Hakikat masalah ekonomi yaitu adanya ketidakseimbangan
antara kebutuhan manusia yang tidak terbatas dengan alat
pelumas kebutuhan yang jumlahnya terbatas.
Dilihat secara harfiah, kata “ekonomi” bersal dari kata
Yunani, oikos, yang berarti “keluarga, rumah tangga”, dan
nomos, yang berarti :peraturan, aturan,hukum”. Dengan
demikian, secara garis besar ekonomi dapat diartikan
sebagai “aturan rumah tangga” atau “manajemen rumah
tangga”.
Ekonomi juga difungsikan sebagai ilmu terapan dalam
manajemen keluarga, bisnis, dan pemerintah. Teori ekonomi
juga dapat digunakan dalam bidang-bidang selain bidang
moneter, misalnya penelitian perilaku kriminal, penelitian
ilmiah, kematian, politik, kesehatan, pendidikan, keluarga,
dan lainnya.
Perkembangan keadaan ekonomi yang pesat dan rumit
menumbuhkan beberapa masalah yang tidak dapat
dipecahkan oleh alat yang sudah dikembangkan oleh
kelompok klasik maupun kaynes, seperti masalah stagflasi,
ketidakpastian masa depan, dinamika ekonomi, dan
sebagainya.
Ilmu ekonomi mengalami perubahan besar dalam ide,
konsep, dan metodenya walaupun menurut pendapat
kritikus, kadang-kadang perubahan tersebut malah merusak
konsep yang benar sehingga tidak sesuai dengan keadaan
yanag ada.
MAZHAB-MAZHAB DALAM EKONOMI
1. Mazhab merkantilesme
2. Mazhab fisiokrat
3. Mazhab klasik
4. Mazhab sosialisme
5. Mazhab historis
6. Mazhab marjinalis
7. Mazhab institusionalis
8. Mazhab neoklasik
9. Mazhab keynesian
10. Mazhab chicago
PENGERTIAN ILMU EKONOMI
Teori ekonomi adalah suatu ilmu sosial yang
membicarakan tentang bagaimana usaha manusia
untuk mencapai kemakmuran. Ilmu ekonomi timbul
akibat (1) jumlah dan macam ragam kebutuhan
manusia sangan banyak dan tak terbatas, serta (2)
akibat alat pemuas kebutuhan relatif terbatas bila
dibandingkan dengan kebutuhan manusia.
KELANGKAAN DAN PROBLEM EKONOMI
Pengertian Dasar Barang dan Jasa
Jasa merupakan layanan seseorang/instansi/barang
yang akan memenuhi kebutuhan masyarakat.
Sedangkan barang dapat dibedakan menjadi benda
yang dapat diraba dan dilihat secara fisik (seperti baju
atau televisi) dan sesuatu yang tidak dapat diraba serta
dilihat (seperti udara, oksigen, gas alam).
Kelangkaan (Scarcity) dan Alternatif Pilihan
Ilmu ekonomi adalah ilmu yang membicarakan tentang
alam dan membahas ketersediaan sumber daya yang
langka. Kelangkaan berarti tidak semua kebutuhan
manusia dapat dipenuhi sehingga memaksa manusia
untuk membuat pilihan. Masalah pokok dalam
perekonomian timbul karena adanya “kelangkaan” atau
“kekurangan” (scarcity) akibat dari ketidakseimbangan
antara kebutuhan masyarakat dan
faktor-faktor produksi yang tersedia dalam masyarakat.
Kebutuhan masyarakat adalah keinginan masyarakat
untuk memperoleh dan mengonsumsi barang dan jasa.
Keinginan ini dapat dibedakan menjadi 2 bentuk, yaitu
keinginan yang disertai kemampuan membeli barang
maupun jasa yang diinginkan dan keinginan yang tidak
sertai oleh kemampuan untuk membeli.
Problem Dalam Ilmu Ekonomi
Persoalan pokok yang diterangkan dalam analis
ekonomi pada hakikatnya bertujuan untuk menjawab
pertanyaan bagaimana cara menggunakan sumber-
sumber daya atau pendapatan tertentu agar
penggunaan tersebut dapat memberikan kepuasan
dan kemakmuran yang maksimal kepada individu dan
masyarakat.
Ada beberapa mekanisme yang terdapat dalam
problem ilmu ekonomi, antara lain:
1. Mekanisme ekonomi
2. Mekanisme perencanaan pusat
3. Mekanisme pasar
KEGIATAN EKONOMI
Kebutuhan Manusia, Sumber Pemuas, dan Teknik
Produksi
1. Kebutuhan manusia
Kebutuhan manusia adalah titik pangkal kegiatan
perekonomian. Kebutuhan manusia terdiri dari
berbagai ragam dan dalam jangka panjang tak
dapat dipuaskan.
2. Sumber pemuas
Tingkat pemuas kebutuhan yang dapat disediakan
suatu perekonomian sebagian tergatung pada
jumlah dan kualitas sumber-sumber yang
dimilikinya. Berbagai sumber terdapat dalam
masyarakat, antara lain tenaga kerja, berbagai jenis
bahan mentah, tanah, mesin, gedung-gedung,
bahan setengah jadi, tahan bakar, tenaga, DLL
2. Teknik produksi
Teknik produksi adalah pengetahuan dan alat-alat
untuk mengubah sumber-sumber menjadi bentuk
yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan.
3. Sumber daya dan teknologi
Sumber daya dapat dikelompokkan menjadi sumber
daya alam, baik yang masih asli maupun yang
sudah diproses dan sumber daya manusia.
Teknologi mempunyai fungsi mengembangkan
sumber daya alam maupun manusia dalam
kerangka merealisasi sumber daya itu menjadi
output, perbaikan kualitas dan perluasan jenis
output, maupun penyempurnaan kualitas tenaga
kerja dan barang modal.
5. Sumber daya alam
Sumber daya alam, kadang-kadang juga disebut
sebagai tanah, tetapi tanah dalam arti luas yaitu
semua benda yang merupakan hadiah alam, baik
yang ada diatas permukaan tanah maupun yang
ada di dalamnya, dan yang dapat digunakan dalam
proses produksi.
Sumber daya alam yang sudah diproses manusia
tetapi masih tetap dipakai sebagai alat produksi
disebut barang modal. Barang modal adalah barang
hasil proses produksi, tetapi masih berfungsi
sebagai alat produksi barang dan jasa yang lain.
6. Sumber daya manusia
Sumber daya manusia adalah sumber daya yang
berupa jasa manusia, baik fisik maupun mental.
Pelaku dan Aktivitas Ekonomi
1. Pelaku ekonomi
Perilaku ekonomi adalah perilaku yang timbul sebagai
tanggapan terhdap dorongan keinginan manusia untuk
memenehi kebutuhan hidupnya, khususnya kebutuhan
yang bersifat kebendaan. Kelompok pelaku-pelaku
ekonomi yaitu rumah tangga keluarga, rumah tangga
perusahaan, dan rumah tangga pemerintah.
2. Aktivitas ekonomi
Dalam bagian ini kita akan melihat bagaimana terjadinya
aliran barang dan aliran uang dalam perekonomian yang
sekaligus membentuk pasar, baik pasar barang konsumsi
maupun pasar faktor produksi
PENGGUNAAN ASUMSI, RUANG LINGKUP,
UNSUR PENTING, DAN ALAT ANALISIS TEORI
EKONOMI
Penggunaan asumsi terpaksa dipakai dalam teori
ekonomi dikarenakan ahli-ahli ekonomi tidak dapat
melakukan percobaan usahanya dalam suatu
laboratorium, tetapi mempergunakan osbervasi gejala-
gejala ekonomi dengan menggunakan teknik statistik
atau cara lain.
Penggunaan Asumsi Dalam Teori Ekonomi
Ada bebrapa asumsi yang mendasari teori ekonomi
mikro diantaranya adalah:
1. Asumsi rasionalitas
2. Asumsi cateris paribus
3. Asumsi penyederhanaan
1. Definisi
Definisi-definisi menjelaskan variabel-variabel (suatu
besaran yang dinilainya dapat mengalami
perubahan) yang sifat perkaitannya akan
diterangkan dalam teori tersebut.
2. Pemisalan (asumsi)
Pemisalan merupakan suatu syarat penting untuk
pembuatan teori,
Unsur-Unsur Penting Dalam Teori Ekonomi Mikro
3. Hipotesis
Hipotesis adalah suatu pernyataan yang bersifat
umum mengenai bagaimana hubungan variabel-
variabel yang dibicarakan.
4. Membuat ramalan
Teori ekonomi mikro meramalkan keadaan sebagai
landasan dalam merumuskan langkah-langkah
untuk memperbaiki keadaan dalam perekonomian,
Pendekatan Ilmiah Untuk Menjelaskan Teori
Ekonomi
1. Pengamatan
2. Analisis ekonomi
Analisi ekonomi adalah pendekatan yang berawal
dan seperangkat asumsi dan kemudian menurunkan
secara logis ramalan-ramalan ynag dapat dipercaya
tentang perilaku ekonomi masyarakat, perusahaan,
atau ekonomi secara keseluruhan.
3. Analis statistik
Pemahaman yang menyeluruh terhadap aktivitas
ekonomi tergantung pada penggunaan data
ekonomi dan analisis statistik.
4. Eksperimen
Eksperimen terkendali adalah seorang ilmuan
membagun suatu eksperimen terkendali dengan
cara membagi populasi tertentu menjadi 2 kelompok
atau lebih.
Perangkap Dalam Menjelaskan Ilmu Ekonomi
Dalam bidang ilmu ekonomi, kita sering terjebak dalam
perangkap yang menyebabkan kegagalan dalam
analisis yaitu:
1. Kekeliruan untuk menjaga “hal-hal lainnya tetap
sama” (cateris paribus)
2. Kegagalan karena adanya kekeliruan post hoc
3. Kekeliruan komposisi
EKONOMI MIKRO DALAM KARANGKA ILMU EKONOMI
Penggunaan Ilmu Ekonomi
1. Kegunaan ilmu ekonomi
Kegunaan ilmu ekonomi untuk membantu orang
mengatasi kepentingan pribadi mereka, ilmu
ekonomi juga meningkatkan pegetahuan tentang
berbagai permasalahan nasional yang penting.
2. Teori harga
a. Teori harga dan ilmu ekonomi
Teori harga dan teori pendapatan nasional
merupakan alat pokok analisis ekonomi dan
digunakan dalam bidang khusus seperti teori
uang, perdagangan internasional, keuangan
ekonomi perburuhan, ekonomi pertanian,
ekonomi kesejahteraan, dan lain sebagainya.
Teori harga dan ekonomi mikro berhubungan
dengan kegiatan ekonomi dan unit-unit ekonomi
seperti, konsumen, pemilik modal, dan badan-
badan usaha sampai pada konsumen, komposisi
arus barang tersebut.
Teori harga dan ekonomi mikro berhubungan dengan
kegiatan ekonomi dan unit-unit ekonomi seperti,
konsumen, pemilik modal, dan badan-badan usaha
sampai pada konsumen, komposisi arus barang
tersebut.
B. Teori harga dan dunia hidup
Teori harga dapat menunjukkan bagaimana cara
menentukan harga dan peranan harga dalam
kehidupan perekonomian secara keseluruhan.
Ilmu ekonomi dibagi menjadi 3 kelompok dasar, yaitu:
1. Kelompok ekonomi deskriptif (descriptive
economics)
2. Kelompok ekonomi teori (economic theory atau
economic principles)
3. Teori ekonomi terapan (applied economics)
Lingkup Pembahasan Ilmu Ekonomi
Ilmu ekonomi mempelajari ilmu ekonomi individu
dan masyarakat untuk memperoleh jawaban bagi
masalah yang menyangkut hubungan antara
kebutuhan manusia dan alat pemuasnya.
Ilmu ekonomi juga kadang-kadang dipisahkan
menjadi 2, yaitu ekonomi positif dan ekonomi normatif.
Teori mikro ekonomi disebut juga teori harga. Teori ini
bersifat estimit karena didasarkan pada anggapan-
anggapan tertentu yang mungkin berbeda dengan
situasi yang sebenarnya.
BAB II
TEORI PERMINTAAN, PENAWARAN,
DAN HARGA PASAR
HARGA SUATU BARANG DAN JASA
Harga adalah nilai barang dan jasa yang dinyatakan
dengan jumlah uang tertentu. Terbentuknya harga
dikarenakan ada 2 pihak, yaitu pihak yang memiliki dan
bersedia untuk menawarkan serta pihak yang memerlukan
dan bersedia untuk memintanya. Dalam bahasa teori
ekonomi, harga terbentuk karena adanya interaksi antara
permintaan dan penawaran.
Harga berfungsi sebagai :
1) mengadakan keseimbangan antara kebutuhan dengan alat pemuas yang
diminta.
2) Dengan adanya harga maka manusia mau tidak mau akan membatasi
kebutuhannya sesuai dengan kemampuan dalam membayar harga barang dan
jasa.
3) Harga juga membagi alat produksi pada berbagai kemungkinan pemakaian.
4) harga juga merupakan pembentuk pendapatan berupa upah, bunga modal,
serta pendapatan pengusaha dan pemilik sumber.
TEORI PERMINTAAN
Permintaan akan barang dan jasa timbul karena mempunyai “nilai”.
Dalam kenyataannya, tidak setiap keinginan konsumen bisa
terwujud. Tergantung apakah permintaannya dapat terealisasi dalam
transaksi atau tidak. Oleh karena itu, perlu dibedakan antara
permintaan dan keinginan. Dalam teori ekonomi, yang dimaksud
dengan “permintaan” ialah keinginan konsumen untuk memiliki dan
menguasai barang dan jasa dan keinginan ini didukung oleh
kekuatan untuk membeli atau menukar barang dan jasa.
Faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan suatu
barang antara lain:
1. Harga barang itu sendiri
2. Kegunaan barang tersebut
3. Rasa dan keinginan konsumen
4. Banyak dan sedikitnya konsumen itu sendiri
5. Jumlah barang dan jasa yang tersedia
6. Jumlah dan jenis barang pengganti
7. Harga barang yang lain
8. Tingkat penghasilan konsumen
9. Waktu/tempat
Namun, secara umum faktor-faktor yang mempengaruhi
permintaan suatu barang adalah:
1. Harga barang itu sendiri
2. Harga barang lain (substitusi maupun komplementer)
3. Income
4. Selera
fungsi permintaan dirumuskan sebagai berikut:
Dx = f(px; py ....... pz I, S)
Keterangan:
Dx = permintaan akan barang
Px = harga barang itu sendiri
P2 = harga barang yang lain
I = pendapatan konsumen
S = selera
HUKUM PERMINTAAN
Hukum permintaan merupakan hukum umum yang
menyangkut pengaruh harga terhadap jumlah barang dminita
mekanisme sebagai berikut:
“jika harga turun maka permintaan akan barang tersebut akan
bertambah, sebaliknya jika harga naik maka jumlah barang
yang diminta akan berkurang.”
KURVA DEMAND
Kurva permintaan merupakan tempat titik-titik yang masing-
masing menggambarkan tingkat maksimal pembelian pada
harga tertentu, jadi kurva permintaan adalah pembatas
kondisi. Kurva permintaan juga memperlihatkan harga
maksimal yang akan dibayar bagi macam-macam kuantitas
per unit waktu.
Dari tabel 2.1 di atas, bisa menggambarkan hukum
permintaan. Semakin murah harga suatu barang maka
jumlah yang dibeli semakin besar. Begitu pula sebaliknya jika
harga suatu barang meningkat maka jumlah barang yang
diminta akan semakin sedikit.
Dari tabel tersebut, dapat digambarkan suatu kurvapermintaan seperti
dibawah ini.
Jadi kurva permintaan adalah kurva yang menunjukan hubungan
antara jumlah barang atau jasa yang diminta dengan harga di mana
harga sebagai variabel independen dan jumlah barang yang diminta
merupakan variabel dependen. Secara umum hubungan antara
harga dan jumlah barang yang diminta mempunyai sifat hubungan
terbalik (negatif) sehingga pada umumnya kurva permintaan suatu
barang bersudut negatif terhadap sumbu horizontal.
PENGECUALIAN KURVA DEMAND
Walaupun menurut hukum permintaan, kurva permintaan
turun miring ke kanan, ada juga pengecualiannya seperti
halnya dengan kebanyakan hukum dan peraturan.
Pengecualian ini berupa kasus klasik yang terkenal dengan
nama “barang Giffen” atau “keanehan Giffen” (Giffen
Paradox).
Ada dua hal yang diduga keras sebagai pengecualian terhadap
hukum permintaan. Hal pertama berhubungan dengan barang
gengsi (prestige good). Hal kedua dalah pengaruh harapan yang
dinamis (dynamic expectational effects). Gambar 2.2
memperlihatkan kurva permintaan yang miring ke atas (upward
sloping). Seperti akan diperlihatkan analisis teori mengenai
kurva semacam ini selalu menarik
MENGGAMBAR KURVA DEMAND DENGAN MATEMATIS
Hubungan antara harag dan jumlah yang diminta bisa dituliskan
berupa fungsi sebagai berikut:
Q = F (P)
Fungsi ini bisa dituliskan dengan fungsi persamaan permintaan
sebagai berikut:
Q = a – bp
Keterangan:
Q = jumlah barang yang diminta
P = harga
a = konstanta, jika harga barang sama dengan 0, maka jumlah
yang diminta tertentu
kalau dalam persamaan fungsi a ini adalah suatu intercept
(suatu garis yang memotong garis yang lain).
b = slope dari garis itu
(--) = persamaan fungsi demand selalu berslope negatif
Slope negatif ini menggambarkan bahwa hubungan antara
Q dan P selalu berbanding terbalik. Slope yang negatif
menggambarkan bentuk kurva permintaan miring dari kiri atas ke
kanan bawah.
PERGESERAN KURVA DEMAND
Kenaikan pendapatan berarti kurva permintaan akan bergeser ke
kanan. Jika pendapatan turun, maka kurva permintaan akan
bergeser ke kiri.
Hal ini dapat dilihat pada gambar 2.4 tersebut D adalah kurva
permintaan yang semula, D’ adalah kurva permintaan sesudah
kenaikan pendapatan, dan D’’ adalah kurva permintaan sesudah
pendapatan turun.
Perubahan di Sepanjang Kurva Permintaan
dan Pergeseran Kurva Permintaan
1. Perubahan harga barang sendiri mengakibatkan
pergeseran di sepanjang kurva permintaan itu sendiri
Perubahan permintaan sepanjang kurva permintaan terjadi bila
harga komoditi yang diminta berubah (naik atau turun).
Perubahan harga barang sendiri akan menyebabkan
perubahan jumlah barang yang diminta dengan anggapan
cateris paribus ini dicerminkan.
Pada gambar 2.4 nampak adanya perubahan jumlah barang
yang diminta jika ada perubahan harga. Pergerakan dari titik
A ke B atau B ke A disebabkan karena perubahan harga
barang itu sendiri. Akibat perubahan harga itu sendiri tidak
mengubah/menggeser kurva demand. Pergerakan itu hanya
terjadi di sepanjang kurva itu sendiri (shift along the demand
curve). Perubahan yang terjadi di sepanjang kurva itu sendiri
hanya terjadi jika harga barang itu sendiri yang berubah
2. Perubahan faktor-faktor lain selain berubahnya harga
barang itu sendiri mengakibatkan pergeseran kurva
permintaan
Perubahan kurva permintaan ke kanan atau ke kiri disebabkan
oleh perubahan permintaan yang ditimbulkan oleh faktor-faktor
selain harga komoditi. Adanya perubahan faktor lain selain
harga barang itu sendiri akan menimbulkan terjadinya
perubahan permintaan yang ditunjukan oleh bergesernya
kurva permintaan ke kanan atau ke kiri.
Dalam gambar 2.5 nampak bahwa kurva permintaan mula-mula adalah Do,
kemudian berubah menjadi D1 dan D2. perubahan ini yang disebut sebagai
perubahan permintaan. Permintaan bertambah (meningkat) dicerminkan dari
Do ke D2 dan permintaan berkurang (menurun) ditunjukkan dari Do ke D1.
Kenaikan permintaan mungkin disebabkan meningkatnya pendapatan dan
sebaliknya menurunnya permintaan karena menurunnya pendapatan. Artinya,
adanya hubungan positif antara pendapatan dengan permintaan.
Berbagai faktor yang memengaruhi perubahan permintaan yaitu:
a. Pendapatan konsumen
b. Harga barang terkait substitusi dan komplomenter
c. Selera dan preferensi konsumen
d. Perubahan faktor lain, misalnya perubahan pengharapan harga
Hal yang perlu diingat adalah bahwa “perubahan harga akan
menyebabkan pergerakan sepanjang satu kurva permintaan dan
perubahan variabel selain harga barang itu sendiri menyebabkan
perubahan permintaan yang ditunjukkan oleh bergesernya kurva
permintaan”.
PERMINTAAN INDIVIDU DAN PERMINTAAN PASAR
Kurva permintaan pasar diperoleh dari penjumlahan kurva
permintaan berbagai individu terhadap barang tersebut pada setiap
tingkat harga. Sebagai contoh, bila dimisalkan pasar hanya terdiri
dua individu, yaitu Ali dan Budi dengan jumlah DVD yang diminta
pada setiap tingkat harga sebagai berikut:
Dari tabel 2.2 di atas terlihat bahwa permintaan pasar merupakan
penjumlahan horizontal permintaan Ali dan Budi pada setiap tingkat
harga. Kurva permintaan pasar adalah penjumlahan horizontal dari
permintaan individu.
TEORI PENAWARAN
Istilah penawaran dalam teori ekonomi mempunyai arti berbagai
jumlah barang yang ditawarkan pada berbagai tingkat dalam
periode tertentu. Penawaran dapat diartikan dengan “berbagai
kuantitas barang yang akan dijual oleh penjual di pasar dengan
berbagai kemungkinan harga, dengan asumsi keadaan lain
dianggap tetap tak berubah”.
Kurva penawaran naik ke arah kanan atas karena harga yang
lebih tinggi akan mendorong penjual untuk menjual lebih banyak
dan dapat menarik penjual lain masuk ke pasar. Bentuk kurva
penawaran yang dari kiri bawah ke kanan atas ini memiliki arti
semakin tinggi harga jual suatu barang semakin banyak jumlah
yang ditawarkan.
HUKUM PENAWARAN
“Jika harga suatu barang/jasa naik maka jumlah barang yang
ditawarkan akan bertambah dan sebaliknya jika harga turun maka
jumlah barang yang ditawarkan akan berkurang dengan anggapan
cateris paribus”.
Hukum penawaran juga dapat dinyatakan sebagai berikut:
“Ada hubungan (positif) langsung antara jumlah barang yang
ditawarkan dengan harganya dengan anggapan cateris paribus”.
Hukum di atas berarti bahwa kalau suatu barang meningkat maka
jumlah barang yang ditawarkan akan meningkat (karena
produsen semakin menguntungkan), dan sebaliknya kalau harga
turun, jumlah barang yang ditawarkan juga menurun (karena
kurang menguntungkan bagi produsen).
BENTUK KURVA PENAWARAN
1. Bentuk kurva penawaran yang tunduk dengan hukum
penawaran
Kurva penawaran memperlihatkan kuantitas maksimal dalam
satu unit waktu yang akan dijual oleh penjual dengan berbagai
pilihan harga di pasar.
2. Bentuk kurva penawaran yang tidak tunduk kepada hukum
penawaran
Kurva S3 merupakan kurva penawaran untuk jangka waktu yang
sangat pendek, di mana produsen tidak dapat menambah/tidak
sempat menambah jumlah produksinya. Penawaran yang seperti
itu kita sebut sebagai kurva penawaran seketika (market short
period supply curve).
Kuva S1 dan S2 kedua-duanya dapat merupakan kurva penawaran
jangka panjang. Kurva S1 merupakan kurva penawaran jangka
panjang dengan biaya konstan atau condtant cost long-run supply
curve, sedangkan kurva S2 disebut sebagai kurva penawaran janga
panjang dengan biaya menurun atau decreasing cost long-run supply
curve.
PERUBAHAN PENAWARAN
Kurva penawaran adalah tempat yang menunjukkan jumlah
maksimal yang ditawarkan. Kurva penawaran terjadi perubahan
faktor yang memengaruhi jumlah barang yang ditawarkan berkibat
bertambahnya penawaran, maka kurva penawaran akan bergeser
ke kanan, sebalikknya jika berakibat berkurangnya penawaran
maka kurva penawaran akan bergeser ke kiri
Perubahan dari A ke B atau C, perubahan jumlah yang ditawarkan
disebabkan karena adanya perubahan harga barang itu sendiri.
Perubahan harga barang yang ditawarkan menyebabkan perubahan
di sepanjang kurva itu sendiri. Jika yang berubah selain barang itu
sendiri kurava supply bergeser ke kiri (jika berkurang) dan ke kanan
(jika bertambah)
Ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya berubahan
penawaran, antara lain:
1. Berubahnya harga input variabel
2. Perubahan teknologi
3. Perubahan iklim
4. Harga komoditas lain
5. Biaya untuk memperoleh faktor produksi
6. Pajak dan subsidi
7. Harapan harga
8. Tujuan perusahaan
PENENTUAN HARGA PASAR
Harga pasar terjadi karena adanya interaksi permintaan dan
penawaran. Jika permintaan melebihi barang yang ditawarkan akan
terjadi peningkatan harga, sebaliknya jika penawaran melebihi
jumlah yang diminta harga akan menurun. Dengan demikian, yang
dimaksudkan dengan harga pasar ialah suatu tingkat harga tertentu
di mana penjual mau menjual sejumlah barangnya dan konsumen
mau membeli sejumlah barang tersebut.
1. Secara grafik
Setelah mengalami proses-proses ekonomi, maka harga
menjadi sebesar P. Pada waktu harga sebesar P, maka jumlah
yang ditawarkan akan sama degan jumlah yang diminta oleh
konsumen sebagai 0Q.
2. Secara sistematis
Persamaan fungsi demand Qd = 400 – 0.5 p sedang fungsi
penawaran Qs = 100 + P. Ditanya berapa Q dan P
keseimbangan pasar?
Jawab:
Keseimbangan terjadi pada saat Qd = Qs
400 – 0.5P = 100P
1.5P = 300
P = 300
Q = 300
3. Perubahan permintaan dan penawaran mengubah harga dan
kuantitas pasar
a. Harga pasar berubah jika penawaran bertambah sedang
permintaan tetap
Dengan adanya perubahan penawaran dan permintaan, harga
dan kuantitas keseimbangan akan berubah.
Jika yang berubah permintaan adanya penambahan permintaan
yang melebihi penawaran maka berakibat harga (P) akan
meningkat. Sebaliknya, jika jumlah barang yang ditawarkan
melebihi jumlah barang yang diminta maka harga keseimbangan
akan menurun.
Dari gambar di atas, karena jumlah yang ditawarkan
bertambah sedang permintaan tetap maka terjadi penurunan
harga yang semula 0P1 menjadi sebesar 0P2. Sedang jumlah
keseimbangan berubah, yang tadinya 0Q1 menjadi 0Q2.
b. Harga pasar berubah jika terjadi perubahan permintaan meningkat
sedang penawaran tetap
Pada gambar diatas, jumlah permintaan bertambah sedang
penawaran tetap mka terjadi kenaikan harga yang emula 0P1
menjadi sebesar 0P2.
Jumlah keseimbangan berubah, tadinya 0Q1 menjadi 0Q2.
Naiknya harga karena demand lebih besar dari penawaran
(D>S). Akibatnya keseimbangan harga dan jumlah beralih
pada titik A ke titik B. Demikian sebaliknya, jika permintaan
berkurang maka harga dan jumlah keseimbangan akan
berubah.
c. Perubahan keseimbangan jika terjadi perubahan permintaan
meningkat sedang penawaran turun
Pada gambar diatas, adanya perubahan permintaan dan
penawaran yang berkurang maka kurva permintaan bergeser ke
kanan dan kurva penawaran bergeser ke kiri.
Besarnya perubahan harga dan kuantitas pasar akibat adanya
perubahan permintaan dan penawaran tergantung dengan
kecondongan slope permintaan dan penawaran (sifat
elastisitasnya).
APLIKASI PRAKTIS KESEIMBANGAN PASAR
1. Kebijakan ceiling price
Kebijakan ceiling price adalah kebijakan yang ditetapkan
pemerintah dengan tujuan melindungi konsumen agar
mendapatkan harga yang wajar. Sebagai contoh kebijakan
ceiling price ini adalah harga eceran tertinggi untuk gabah kering
giling (GKG), harga eceran BBM.
Pada gambar di atas, jika pemerintah tidak ikut campur
menetapkan harga, maka harga yang terjadi adalah yang
berlaku di pasar sebesar OP1. pemerintah menetapkan
kebijakan harga tertinggi yang boleh dijual sebesar OP2. pada
tingkat harga ini produsen hanya bersedia menawarkan
barangnya sebesar OQ2 sedang konsumen bersedia membeli
sebanyak 0Q3.
2. Kebijakan floor price
Kebijakan floor price adalah kebijakan yang ditetapkan
pemerintah di atas harga pasar. Tujuannya adalah untuk
melindungi produsen agar mendapatkan harga yang wajar.
Sebagai contoh adalah harga tiket pesawat dan tiket bus
3. Cobweb teori-teori sarang laba-laba (teori penyesuaian harga)
Harga dan kuantitas untuk berbagai barang berubah secara siklis
dalam jangka panjang. Kalau harga meningkat atau menurun,
jumlah yang diproduksi juga meningkat atau menurun dalam
gelombang yang berbeda. Gerakan harga dan kuantitas ini
dinamakan teori sarang laba-laba (cobweb theory).
Dalam gambar di atas, bahwa pada musim pertama, misalkan
harga P1 sehingga petani berusaha menambah produksinya,
pada musim ke-2 jumlah yang ditawarkan sebanyak OQ2. jika
hasil panen yang ditawarkan sebanyak OQ2 dengan harga OP1,
pada kondisi harga OP1 terjadi exces supply.
Akibat adanya exces supply harga menjadi turun sampai
OP2. pada kondisi harga sebesar OP2 terjadi exces demand
atau shortage supply. Akibatnya kekurangan supply harga
meningkat lagi sampai OP1. Pada harga OP1 petani bersedia
menambah produksinya di musim yang akan datang.
Akibatnya terjadi exces supply dan harga jatuh sampai OP2.
4. Surplus produsen dan konsumen
Surplus konsumen adalah ukuran keuntungan yang diperoleh
produsen karena mereka beroperasi pada suatu pasar
komoditi. Surplus produsen ditunjukkan oleh bidang P1EQ1O.
Surplus konsumen menunjukkan keuntungan yang diperoleh
konsumen karena mereka membeli komoditi. Surplus
konsumen ditunjukkan oleh bidang P1P2E.
Dari uraian surplus konsumen dan produsen di atas bisa disimpulkan jika
harga semakin rendah, surplus konsumennya bertambah banyak,
sebaliknya surplus produsennya turun.
PP1E adalah surplus konsumen (SK)
OP1E adalah surplus produsen (SP)
Selama konsumen masih memiliki SK maka konsumen masih bersedia
membeli. Sedang bagi produsen selama masih meiliki SP, produsen masih
mau menjual produknya.
Jika harganya sebesar OP1 besarnya surplus konsumen adalah
P1AL. Jika harganya naik lebih tinggi dari OP1 surplus
konsumennya berkurang tetapi jika harganya kurang dari OP2
surplus konsumennya bertambah. Naiknya harga akan mengurangi
surplus konsumen dan adanya dead wieght loss (DWL). DWL-nya
sebesar KK’’L.
5. Pengalihan beban pajak (shifting tax)
Jika pemerintah tidak mengenakan pajak, maka harga jual tersebut
sebesar OP1. Dengan adanya pajak sebesar E2E3 atau P1P2
produsen berusaha melimpahkan pajak tersebut ke pembeli
konsumen.
Total pajak yang diterima pemerintah sebesar P3P2E2E3. Pajak
sebesar itu berasal dari produsen sebesar P3P1E5E3 dan yang
berasal dari konsumen sebesar P1P2E2E5. Keberhasilan
melimpahkan pajak (shifting tax) pada konsumen bergantung dari
kecondongan kurva penawaran.
Beberapa kesimpulan dari beban pajak di atas sebagai berikut:
a. Semakin tidak elastis (semakin curam) permintaan semakin
kecil penurunan volume penjualan dan semakin besar kenaikan
harga yang diakibatkan oleh adanya pajak
b. Semakin tidak elastis kurva penawaran, semakin kecil
perubahan volume transaksi dan harga beli yang dibayar
konsumen dan semakin besar penurunan harga jual yang
diterima produsen.
c. Semakin tidak elastis kurva demand, semakin besar
proporsi beban pajak yang ditanggung konsumen. Semakin
tidak elastis kurva supply semakin besar kemungkinan
produsen penanggung beban pajak.
d. Semakin tidak elastis kurva demand dan kurva supply
semakin besar pendapatan pemerintah.
6. Kasus penetapan harga barang bebas dan barang potensial
a. Barang bebas
Barang bebas adalah barang yang jumlahnya melimpah
sehingga tidak mempunyai harga. Perhatikan grafik dibawah
ini, jika permintaan digambarkan dengan kurva D0 sedang
supply-nya digambarkan dengan kurva S terlihat antara kurva
D tidak bisa ketemu dengan kurva S. Hal itu menyebabkan
barang tersebut tidak mempunyai harga.
a. Barang potensial
Suatu misal barang potensial ini adalah peralatan makan yang
terbuat dari emas. Permintaan itu ada (ditunjukkan dengan
kurva demand D), tetapi harga yang paling tinggi yang mampu
dibayar konsumen (OP1) belum cukup mengundang produsen
agar produsen mau membuatnya dengan harga OP2.
BAB IV
PERILAKU KONSUMEN
BEBERAPA KONSEP
BERKAITAN DENGAN PERILKAU KONSUMEN
Permintaan timbul
karena konsumen
memerlukan manfaat
dan barang yang
diminta. Manfaat inilah
yang dikenal dengan
istilah utilitas (utility).
Jika konsumen membeli
barang karena
mengharap memperoleh
manfaat dan nilai
gunanya (utlity), tentu
saja secara rasional
konsumen berharap
memperoleh utility yang
optimal.
Ada dua cara pengukuran nilai manfaat dan
suatu barang, yakni:
1.Secara kardial
• (dengan menggunakan nilai absolut)
Secara ordinal
• (dengan menggunakan pendekatan
nilai relatif, order, atau rangking).
Sesuai dengan konsep Gossen II, maka ada dua
pendekatan dalam mempelajari pendayagunan
(utility).
1. Mengapa konsumen lebih suka membeli barang
dan jasa dalam jumlah lebih banyak jika harha
tersebut turun.
2. Dan sebaliknya membeli jumlah barang dan
jasa lebih sedikit jika harga tersebut meningkat.
Nilai Barang
Kebutuhan manusia pada garis besarnnya dapat dibagi
menjadi 2 yaitu:
1. Kebutuhan pokok
2. Kebutuhan sekunder (bukan pokok)
Untuk memenuhi bermacam-macam kebutuhan ini
diperlukan barang dan jasa. Sedang kemampuan barang
dan jasa dalam memenuhi kebutuhan manusia disebut
“nilai”.
Nilai barang dapat dibedakan menjadi:
a. Nilai penggunaan objektif atau nilai guna
b. Nilai penggunaan subjektif
Nilai subjektif ini akan memiliki skor yang berlainan pada
setiap individu dalam menilai suatu barang. Hal ini
tergantung dengan waktu, tempat, dan jumlah barang
tersebut yan dimilikinya (kelangkaan).
Pada zaman modern ini, barang dan jasa mempunyai nilai
kegunaan untuk memenuhi kebutuhan, juga mempunyai nilai
pertukaran, yaitu kemampuan barang dan jasa untuk
ditukarkan dengan barang dan jasa lainnya. Nilai pertukaran
ini dapat dibagi menjadi 2, yaitu:
1. Nilai pertukaran objektif
2. Nilai pertukaran subjektif
Pemenuhan Kepuasan
Pada hakikatnya kepuasan manusia tidaklah terbatas untuk
memenuhi semua kebutuhan manusia. Oleh karena itu,
hendaknya manusia dapat berpikir rasional dalam
menentukan kebutuhan. Banyak ahli ekonomi yang ,
terutama ahli ekonomi yang termasuk aliran klasik,
membecirakan tentang kebutuhan dan pemuasnya.
Diantaranya adalah Gossen yang dikenal dengan Hukum
Gossen.
Hukum Gossen I
Jika pemuas kebutuhan
dijalankan terus-menerus,
maka kenikmatannya
akan terus-menerus
berkurang, sampai
akhirnya datang
kekenyangan
(kejenuhaan).
Hukum Gossen II
Tiap-tiap anusia akan berusaha
memenuhi berbagai
kebutuhannya supaya semua
kebutuhannya tersebuat
dipuaskan dengan seimbang.
Berdasarkan pendapat Gossen ini
timbullah berbagai teori guna dan
kepuasan (marginal utility).
PENDEKATAN TRADISIONAL
UNTUK MENGUNGKAPKAN PERILAKU KONSUMEN
Secara tradisional perilaku konsumen dapat dijelaskan dengan
menggunakan konsep utilitas (daya guna). Menurut pendekatan
ini setiap barang mempunyai daya guna atau utilitas karena
barang tersebut pasti mempunyai kemampuan untuk memberikan
kepuasan kepada konsumen yang menggunakan barang tersebut.
Dalam kerangka tradisional ini dikenal sekelompok orang yang
menganggap bahwa utilitas diukur secara absolut dengan
menggunakan unit pengukuran yang disebut dengan “util”.
Atas dsar anggapan dapat diukurnya daya guna barang,
penekatan tradisional ini merumuskan hubungan antara
jumlah daya guna dengan barang yang dikonsumsikan
dalam bentuk suatu fungsi:
U = f(X1; X2; .....Xn)
Di mana U adalah banyaknya daya guna bagi seseorang
konsumen dan X2 adalah banyaknya barang tertentu yang
dikonsumsikan oleh konsumen tersebut.
Pendekatan perilaku konsumen dapat dikelompokkan
menjadi dua, yaitu cara pendekatan tradisional dan cara
pendekatan modern.
pendekatan tradisonal terpecah menjadi dua.
Pendekatan pertama berkembang menjadi teori guna
kardinal (cardinal utility) dan yang kedua teori daya guna
ordinal (ordinal utility).
Teori yang pertama (cardinal utility) dalam
menjelaskannya menggunakan pendekatan
marginal utility dan total utility, sedangkan teori
kedua menggunakan pendekatan indifference curve
(kurva indiferen). Perbedaan kedua teori tersebut
diasarkan pada asumsi pokok tentang pengertian
daya guna.
CARDINAL APPROACH
Menurut teori ini kita tidak perlu mengetahui
secara absolut besarnya daya guna bagi
seorang konsumen. Sebenarnya yang kita
pelajari itu adalah seseorang yang mampu
membuat order atau urutan-urutan kombinasi
barang yang dikonsumsikan berdasarkan
besarnya daya guna yang diterimanya.
Dalam pendekatan utilitas kardinal, dianggap bahwa manfaat
atau kenikmatan yang diperoleh oleh seseorang konsumen
dapat dinyatakan secara kuantitatif dan dapat diukur secara
pasti. Berdasarkan anggapan konsumen akan diketahui
bagaimana seorang konsumen akan memaksimumkan
kepuasaanya dengan memilih komoditas yang tersedia di
pasar. Dalam teor guna ini dikenal nilai guna total (total
utility/TU) dan nilai guna marginal (marginal utility/MU).
Nilai guna mrginal adalah pertambahan atau
pengurangan kepuasan sebagai akibat dan pertambahan
atau pengurangan penggunaan satu unit komoditas
tertentu. Berkaitan dengan fenomena dalam teori nilai
guna dikenal hukum diminishing marginal utility, yaitu
pertambahan utilitas yang menurun karena pertambahan
satu unit komoditas yang dikonsumsi.
Pendekatan kardinal atau cardinal utility ini bertitik
tolak pada anggapan bahwa kepuasan konsumen
bisa diukur. Dalam pendekatan ini juga dapat
dibedakan antara guna total (total utility = TU) dan
guna batas atau (marginal utility = MU)
Konsep Guna Batas dan Guna Total
Guna Batas (Marginal Utility)
Guna batas ialah sumbangan
kepuasan yang diberikan oleh
barang terakhir yang dimiliki oleh
orang tersebut. Semakin banyak
jumlah barang yang sejenis yang
dipunyai oleh seseorang maka
sumbangan kepuasan dari barang
yang terakhir semakin kecil.
Guna Total (Total Utility)
Guna total ialah tingkat
kepuasan yang diperolekh
karena mengonsumsi
berbagai jumlah barang.
Semakin besar barang yang
dikonsumsi semakin banyak
guna total akan mencapai titik
maksimum.
Contoh TU dan MU Kurva TU dan MU
Keterangan:
• Pada waktu konsumen mengonsumsi unit ketiga maka
pada waktu itu kepuasan telah mencapai titik maksimum
dan pada unit ketujuh kepuasan total tidak bertambah. Jika
konsumen menambah barang-barang yang dikonsumsinya
dengan unit selanjutnya maka total gunanya akan menurun.
Kalau tambahan ini terus-menerus dilakukan maka guna
totalnya dapat menjadi 0 bahkan bisa menjadi negatif. Hal
ini sangatlah jarang terjadi di dunia nyata.
• Pada waktu TU maksimal (unit ke-3) maka MU-nya =0.
marginal utility terus menurun. Hal ini disebabkan
tambahan guna itu selalu menurun dengan adanya
tambahan unit barang yang dikonsumsikan. Hal ini sudah
diselidiki oleh para ahli ekonomi. Salah satu diantaranya
adalah H. K. Gossen dan hasil penyelidikannya itu dikenal
dengan nama Hukum Gossen I (Low of Diminishing
Marginal Utility).
Asumsi (Anggapan) dalam Teori
Cardinal
Utility Seseorang Bisa Diukur dengan Uang
Asumsi dasar yang digunakan pada pendekatan
ini adalah tingkat kepuasan konsumen
mengonsumsi barang/jasa dapat dihitung secara
numerik. Dalam teori nilai guna ini dikenal nilai
guna total (total utility/TU) dan nilai guna marginal
(marginal utility/MU).
Nilai guna total berkenaan dengan jumlah seluruh
kepuasan yang diperoleh dan mengonsumsi
sejumlah barang tertentu. Nilai guna marginal
adalah pertambahan atau pengurangan kepuasan
sebagai akibat dari pertambahan atau pengurangan
penggunaan satu unit barang tertentu.
Di muka telah dikemukakan bahwa daya guna ukur dalam satuan
util. Namun demikian, satuan util itu merupakan satuan yang tidak
jelas bagi kita. Oleh karena itu, diperlukan asumsi lain, yaitu
bahwa utility dapat diukur dalam satuan uang. Dengan demikian,
asumsi dalam ukuran ini harus diartikan sebagai jumlah uang
yang tersedia dibayar konsumen untuk mendapatkan satu satuan
barang lagi. Dengan demikian, ukuran uang dapat digunakan
untuk membahas perilaku konsumen
Berlakunya Hukum Gossen (Law of Diminishing
Marginal Utility)
Dalam teori ini nilai guna dikenal hukum diminishing
marginal utility, yaitu pertambahan utilitas yang menurun
karena pertambahan satu unit barang yang dikonsumsi.
Secaragrafis, hubungan antara jumlah barang yang
dikonsumsikan dengan daya guna total dan laju
pertambahan daya guna dapat ditunjukkan pada gambar
4.2
Jadi, asumsi ini diperlukan untuk menggambarkan
perilaku konsumen secara lebih riil. Bila tidak, daya guna
akan bertambah terus tanpa batas, yang berarti
konsumen tidak pernah merasa puas sehingga berusaha
terus menambah tingkat konsumsinya.
Kritik pada Pendekatan Cardinal
Asumsi Utility Bisa Diukur adalah Pemikiran yang Keliru
Aliran ini menganggap bahwa tinggi rendahnya nilai suatu
barang tergantung dari subjekyang memberikan penilaian.
Jadi, suatu barang baru mempunyaiarti bagi seorang
konsumen apabila barang tersebut mempunyai daya guna
baginya. Besarnya daya guna tergantung dan konsumen
bersangkutan.
Marginal Utility dari Uang Tidaklah Konstan
Semakin banyak jumlah uang yang dimiliki, semakin
memberikan kepuasan yang lebih besar. Kriteria pokok
dari suatu alat pengukur adalah bahwa alat pengukur
tersebut harus mempunyai nilai yang tetap. Hal ini
disebabkan oleh semakin banyak uang yang dimilikinya
semakin rendah penilaiannya terhadap uang.
MAKSIMALISASI GUNA
Guna batas ini adalah tambahan guna pada guna total
karena ada tambahan satu unit barang lagi yang dikonsumsi,
untuk mencari marginal utility ini dipergunakan perhitungan
sebagai berikut.
TU2 (sesudah tambahan) – TU1 (sebelum ada
penambahan) =Mux
Atau
(TUx+1) – (Tux) = MUx
Jika total utility mencapai titik maksimal maka MU=0, an
selanjutnya jika total unility menurun karena
pertambahan unit barang yang dikonsumsi maka MU
akan menjadi negatif (-). Turunan pertama dari fungsi TU
adalah nilai X yang bisa menghasilakan TU maksimal
atau bisa juga dikatakan nilai X dari turunan pertama dari
MU sama dengan nol maka TU-nya maksimal.
Untuk memecahkan kasus konsumen menghadapi dua jenis
barang yang marginal utility-nya berbeda dan harganya pun
berbeda dapat mempergunakan formula berikut ini:
𝑴𝑼𝒙
𝑷𝒙
=
𝑴𝑼𝒚
𝑷𝒚
 formula (1)
Formula di atas disebut dengan syarat utama yang harus
dipenuhi. Dengan formula ini akan dapat diketahui komposisi
yang akan memberikan guna yang maksimal bagi konsumen.
Kelemahan dari formula (1) ialah tidak memperhatikannya
berapa besar pendapatan konsumen untuk mengatasi
kelemahan ini maka dibuat formula pelengkap sebagai
berikut:
𝑿 . 𝑷𝒚 + 𝒀 . 𝑷𝒚 = … … … = 𝑰 𝒑𝒏𝒅𝒂𝒑𝒂𝒕𝒂𝒏  formula (1)
Cara Mempergunakan
Persamaan Fungsi
Mencari kemungkinan dari kombinasi-kombinasi
tersebut yang ddapat memenuhi formula (1)
kemudian diuji apakah juga memenuhi formula
(2), dan jika salah satu tidak terpenuhi maka
harus dicari kombinasi yang lain.
Perubahan Kombinasi Barang
yang Dibeli Konsumen
Adanya kenaikan harga dari salah satu barang yang
dibutuhkan dapat mengubah kombinasi barang yang
dibeli. Hal ini disebabkan:
1. Adanya efek substitusi
2. Efek pendapatannya (income)
Kedua efek ini saling memperkuat bila barang yang dibeli
konsumen tersebut adalah barang normal.
INDIFFERENCE CURVE APPROUCH
Property Indiference Curve
Ada tiga kelemahan pada the Cardinalist Approuch,
yaitu:
1. Asumsi yang digunakan dalam pendekatan ini
adalah asumsi yang keliru (doubtful). Pendekatan ini
beranggapan bahwa kepuasan konsumen
mengonsumsi komoditi dapat diukur secara numerik.
2. Asumsi yang menggambarkan utility dari uang yang
konstan adalah tidak realistik karena jika income
sekarang meningkat maka marginal utility dari uang
akan berubah.
3. Anggapan terjadinya diminishing marginal utility
hanya bersifat psikologi saja.
Atas dasar kelemahan pendekatan ini muncul
pendekatan ordinal. Pendekatan ordinal ini
menyatakan bahwa utilitas seseorang tidak dapat
diukur dengan numerik tetapi bisa digunakan secara
ordinal.
Cara kedua ini tingkat utility diukur melalui ordinal atau
rangking. Akan tetapi tidak disebutkan nilai gunanya
secara pasti.
Dalam hal ini emngonsumsi 4 barang/jasa pada
umumnya lebih memuaskan daripada mengonsumsi 1
barang/jasa tetapi berapa nilai kepuasannya tidak dapat
diketahui secara pasti.
Fenomena ini dinyatakan dengan kurva kepuasan sama
atau indifference curve (IC), yaitu kurva yang
menggambarkan tingkat utility yang sama untuk berbagai
kombinasi barang.
Pada pendekatan indifference curve ini kepuasan
konsumen tidak bisa diukur tetapi bisa diungkapkan
dengan kata-kata. Ungkpan itu bersifat ordinal, yaitu
lebih enak, lebih baik, lebih suka, dan seterusnya. Oleh
karena itu, pendekatan indifference curve ini juga disebut
dengan pendekatan ordinal.
Asumsi dalam Pendekatan Indifference Curve
Agar perilaku konsumen dapat dijelaskan riil, teori
indifference curve memerlukan adanya beberapa
anggapan (asumsi), yaitu:
a. Konsumen selalu bersifat rasional (ratonality).
b. Nilai guna dari uang bersifat konstan (constant
marginal of money).
c. Utility dinyatakan secara ordinal.
d. Berlakunya hukum tambahan yang semakin lama
semakin berkurang (dimishing marginal utility).
e. The total utility dari konsumen tergantung dari
beberapa komoditi.
f. Consistency and transitity of choice.
Secara rasional utilitas konsumen akan meningkat jika
jumlah komoditi yang dikonsumsi meningkat. Konsumen
akan bertindak secara rasional, yaitu dengan jumlah
uang yang dimiliki ingin mendapatkan uutilitas yang
maksimum. Jadi, konsumen yang tidak erusaha
memaksimumkan daya guna dengan kendala
pendapatannya yang tertentu tidak dapat dijedikan objek
pembahasan ini.
Asumsi yang tidak kalah adalah menganggap
bahwa berlakunya constant marginal of money,
yang artinya uang sekedar sebagai alat
pembayaran saja. Uang tidak dapat memberikan
kepuasan (utilitas). Kriteria pokok dari suatu alat
pengukur adalah alat pengukur harus mempunyai
nilai yang tetap.
Dalam penedekatan ini uang dianggap sebagai alat
pembayaran, bukan ke fungsi lain. Uang bukan
sebagai alat tukar atau uang bukan sebagai
pemnyimpanan nilai. Dengan singkat dapat
dikatakan bahwa uang harus mempunyai nilai
subjektif yang tetap.
Banyak lebih disukai dan sedikit (more is better) juga
merupakan alasan rasional sehingga kurva indiferen
yang berada pada sisi kanan lebih disukai. Menambah
atau mengurangi konsumsi barang X berarti
menambah atau mengurangi total utilitas dari barang X,
yang berdampak pada adanya perubahan marginal
utility-nya (MU).
Dengan cara kedua, yaitu menggunakan metodde ordinal,
tingkat utilitas diukur melalui order atau rangking tetapi tidak
disebutkan nilai gunanya secara pasti. Dalam hal ini
mengonsumsi empat komoditas pada umumnya lebih
memuaskan daripada mengonsumsi satu komoditas, tetapi
beberaapa nilai kepuasannya tidak dapat diketahui secara
pasti. Pada umumnya masyarakat tidak hanya mengonsumsi
satu komoditas, tetapi kombinasi komoditas.
Dalam teori nilai guna ini dikenal nilai guna marginal
adalah pertambahan atau pengurangan kepuasan
akibat dari pertambahan atau pengurangan satu unit
komoditi tertentu. Berkaitan dengan keadaan ini dalam
teori nilai guna dikenal hukum diminishing marginal
utility, pertambahan utilitas yang menurut karena
pertambahan satu unit barang yang dikonsumsi.
Kurva IC Menunjukkan Berlakunya
Hukum Diminishing Marginal Rate of Substitution
Berubahnya kombinasi dari A ke B menunjukkan jika
konsumen menghendaki barang X lebih banyak maka iaharus
bersdia mengurangi barang Y dengan jumlah tertentu. Inilah
yang disebut dengan Marginal Rate of Substitution. Lebih lajut
jika perubahan itu mula-muka dari titik A ke B dan berlanjut ke
titik C. Pengorbanan barang Y untuk mendapatkan tambahan
barang X yang sama pengorbanan (pengurangan) barang Y itu
semakin lama semain berkurang.
Lihat gambar di bawah ini AA” > BB” dan seterusnya.
Dari tabel diatas dapat dibuat kurva seperti dibawah ini:
Dari gambar di atas menunjukkan konsumen
mengonsumsi kombinasi A, B, C, dan D akan
memberikan kepuasan (utility) yng sama. Hal ini
dikarenakan kombinasi tersebut terletak pada IC
yang sama.
Sifat-Sifat Indifference Curve
a. Berlakunya hukum diminishing rate of return, yaitu
jika kita menambah jumlah barang X, maka jumlah
barang Y yang ada akan dikurangi. Sebaliknya bila
barang Y yang ditambah maka barang X dikurangi.
Pengurangan itu semakin lama semakin
berkurang.
b. Cembung terhadap titik 0 atau origin
c. Dua IC tidak akan saling berpotongan
Jika Terjadi Kumpulan Kurva IC, Kurva IC yang Semakin
Jauh dari Titik Origin, Utilitasnya Semakin Besar
Keterangan gambar di bawah kombinasi X dan Y pada
indefference curve (IC) akan berubah dengan adanya
penambahan jumlah barang X dan Y menjadi kurva IC1 dan
IC2 ini tidak akan saling memotong karena kombinasi-
kombinasi yng ada pada IC yang berbeda. Kombinasi di titik B
menunjukkan tingkat utilitas konsumen yang tinggi. Hal ini bisa
juga dikatakan semakin jauh dari titik 0 menunjukkan IC yang
memberikan utilitas yang tinggi.
Dua Titik IC Tidak Saling Berpotongan
Kombinasi di titik A memberikan utilitas sama dengan kombinasi di
titik B. Hal ini disebabkan terletak pada IC2. kombinasi di titik A
memberikan utilitas sama dengan kombinasi di titik C. Hal ini
disebabkan terletak di titik IC1. dengan demikian, dapat dikatakan
bahwa kombinasi di titik B sama dengan kombinasi yang ada di titik
C. Dalam kenyataannya, kombinasi yang ada di titik B tidak akan
sama dengan titik C. Hal ini dikarenakan tidak terletak pada IC yang
berbeda. Olek karena itu, dua IC tidak mungkin saling berpotongan.
Kendala Anggaran (Budget Contraint)
Grafik yang menghubungkan titik kombinasi dari dua
jenis barang yang dapat dicapai oleh konsumen, garis
ini disebut garis anggaran (budget line).
Secara rasional konsumen ingin mengonsumsi
barang sebanyak apa pun, tetapi mereka dibatasi
oleh pendapatanya. Kendala pendapatan ini dikenal
sebagai garis anggaran atau budget line (BL).
Jika barang yang dikonsumsi adalah X dan Y, maka
persamaan budget line dapat ditulis sebagai berikut:
BPx . (X) + Py . Y
Keterangan:
B = anggaran
Px = tingkat harga X
Py = tingkat harga Y
Cara membuat garis anggaran tersebut di atas ialah
menghubungan dua titik kombinasi ekstrem antara
barang X dan Y. Kombinasi ekstrem ialah kombinasi
yang terjadi apabila pendapatan konsumen
seluruhnya dibelikan dengan barang X berarti
barang Y=0 dan bila pendapatan konsumen
dibelikan seluruhnya barang Y berarti barang X=0.
Keseimbangan Konsumen
Kombinasi yang akan memberikan guna maksimal bagi konsumen
ialah kombinasi yang terletak bagi konsumen antara curve
indefference dengan kurva anggaran (budget line), atau apabila
yang seharusnya dipeperbuat sama dengan apa yang diperbuat.
Untuk itu dapat diperhatikan gambar 4.4 IC tertinggi adalah IC
terendah. Konsumen ingin menikmati titik D pada IC tetapi dana
yang tersedia tudak mencukupi. Konsumen dapat menikmati titik
C pada IC. Tetapi konsumen juga dapat menikmati titik E.
Kombinasi yang memberikan guna yang maksimal bagi
konsumen ialah kombinasi A karenadengan jumlah uang
yang ada konsumen mampu mendapatkan kombinasi barang
terbanyak.
Keseimbangan Konsumen yang Optimal
Keseimbangan konsumen terjadi dengan jumlah uang
tertentu mengonsumsi kombinasi barang yang
optimal.
Keterangan:
Dari gambar diatas ada 4 titik (A, B, C, dan D)
kombinasi. Dari 4 kombinasi di atas, kombinasi yang
memberikan utilitas paling tinggi adalah kombinasi D
karena kombinasi di titik D ini terletak di IC yang paling
jauh dari titik origin. Akan tetapi, seseorang tdak bisa
memilih kombinasi D ini disebabkan ia dibatasi oleh
pendapatannya.
Dalam gambar di atas ditunjukkan dengan garis
anggaran BL. Dengan adanya kendala anggaran
kombinasi yang bisa dipilih ada 3, yaitu A, B, dan C.
Dari ketiga kombinasi yang memberikan utilitas paling
tinggi adalah kombinasi yang berada di titik B. Pada
titik B ini menunjukkan kombinasi yang banyak bisa
dipilih dengan jumlah uang tertentu. Kombinasi di titik B
ini disebut dengan keseimbangan optimal.
Pada hakikatnya di titik B terjadinya kurva BL (garis
anggaran) bersinggungan dengan kurva IC atau
slope BL sama dengan slope IC sehingga bisa
dirumuskan sebagai berikut:
Slope BL = Slope IC
Slope IC = MRS = MUy/Mux
Slope BL =Py/Px
Py/Px =MUy/Mux
MUy/Py =MUx/Px
Persamaan di atas menunjukkan tempat
keseimbangan, yakni jika rasioutility
terhadap harga dan suatu barang adalah
sama.
Perubahan Utilitas Konsumen
Berubahnya Salah Satu dari Harga Barang
Jika harga barang X naik, maka garis anggaran (budget line)
dan indifference curve-nya bergeser ke kiri, Jika harga
barang X turun maka garis anggaran (budgetline) dan
indifference curve akan bergeser ke kanan. Bila titik
singgung antara garis anggaran (budget line) dengan
indifference curve yang baru dan yang lama dihubungkan
maka garis penghubung itu disebut price cunsumtion curve
(PCC).
Dari gambar dibawah dapat dijelaskan sebagai berikut:
Sebelum terjadi perubahan, harga barang X jumlah yang
diminta barang X sebanyak OQ1 dan barang Y yang diminta
OY1. Kombinasi barang X dan Y yang dibeli berada di titik
E1. Suatu ketika harga barang X turun dan lainnya tetap.
Turunnya harga barang X menyebabkan jumlah yang diminta
bertambah menjadi OQ2 dan barang Y jumlah yang diminta
turun menjadi sebesar OY2.
Dengan turunnya harga barang X kombinasi barang X
dan Y berubah menjadi E2. Jika titik potong E1 dan E2
dihubungkan dengan sebuah garis maka garis itu
disebut dengan price cunsumtion curve (PCC).
Berubahnya Pendapatan Konsumen
Jika harga barang X dan Y tidak berubah kombinasi yang
dikehendaki/dibeli konsumen adalah E1. Suatu ketika
pendapatan konsumen meningkat. Meningkatnya
pendapatan konsumen menyebabkan preference
konsumen terhadap barang X danY berubah, tidak lagi
terletak pada titik E1 tetapi berubah pada titik E2.
Fenomena ini digambarkan garis anggaran (budget line)
dan indifference curve akan bergeser kiri dan sejajar.
Bila mana pendapatan konsumen turun maka kedua
curva di atas akan bergeser ke kanan dan sejajar pula
Bila titik singgung antara kurva anggaran (budget line)
dan indefference yang lama dan yang baru dihubungkan,
maka garis yang menghubungkan kedua titik itu disebut
/Income Counsumption Curve (ICC).
Perubahan Harga Pada Barang Normal dan Inferior
Perubahan Harga pada Barang Normal
Dampak perubahan harga ini menyebabkan kurva BL
(budget line/garis angaran) berubah dari BL1 ke BL2.
Konsumen akan membeli barang dengan jumlah yang lebih
banyak jika harga barang itu turun (lebih murah). Perubahan
ini yang disebut dengan efek substitusi (substitution effect).
Efek substitusi dari gambar di atas diperlihatkan berubahnya
kombinasi barang X dan Y yang dikonsumsi konsumen dari
titik E1 keE3 atau sebesar X1-X2.
Perubahan kombinasi yang dibeli dari kombinasi E3 ke E2 ini
disebut dengan income effect. Income effect dari gambar di
atas sebesar X2-X3. Substitusi efek dan income effect disebut
total efek (total effect), yaitu sebesar X1-X3. Income effect dari
E3 ke E2 di atas menunjukkan barang X adalah barang
normal. Hal ini ditunjukkan dengan income effect dari E3 ke
E2.
Perubahan Harga pada Barang Inferior
Semakin murahnya barang X menghasilkan efek pendapatan
yang negatif, yaitu jumlah barang X yang diminta berkurang.
Perubahan kombinasi dari E1 ke E3 adalah price efect (efek
harga) sebesar X1-X3, perubahan dari kombinasi E3 ke E2
adalah income effect atau sebesar E3 ke E2 sebesar X3-X2.
Jadi total efeknya adalah sebesar E1 ke E2atau sebesar X1-X2.
Derivasi Kurva Permintaan dari Kurva PCC
Kurva permintaan adalah keseimbangan konsumen
(keinginan optimal konsumen untuk membeli suatubarang
pada satu kendala tertentu). Bila titik-titik keseimbangan A,
B, C pada kurva BL dihubungkan menjadi 1 garis, hasil
yang diperoleh dikenal dengan Price Consumption Curve
(FCC), yaitu garis yang menunjukkan keseimbangan
konsumen karena perubahan tingkat harga, dengan
asumsi tingkat pendapatan tetap.
Pada saat harga barang X sebesar $2 jumlah yang diminta
sebesaar 001. Harga barang X turun menjadi $1.8 jumlah yang
diminta barang X meningkat menjadi sebesar OQ2. Perhatikan
jumlah barang x yang diminta pada grafik di atas dan bawah
besarnya sama. Jika titik E1 dan E2 dihubungkan membentuk
kurva demand.
Penggambaran Kurva Engel dan Kurva ICC
Dari kurva ICC ini dapat dibentuk Kurva Engel yang
menggambarkan hubungan antara pendapatan dengan
jumlah barang yang diminta (Ernest Engel adalah orang
pertama yang mengamati hubungan perubahan tingkat
pendapatan terhadap jumlah barang yang dikonsumsi.
Dalam Kurva Engel, sebagai sumbu vertikal adalah
pendapatan dari sebagai sumbu horizontal adalah
kuantitas).
Jadi ICC atau Kurva Engel menunjukkan karakteristik
suatu barang terhadapperubahan pendapatan. ICC atau
kurva Engel dapat diklasifikasikan sebagai barangnormal,
inferior, dan giffen.
Engel mencermati bahwa jika barang yang diminta adalah
barang pertanian atau barang yang bersifat mudah rusak
(perishable goods) maka perubahan pendapatan tidak dikuti
dengan perubahan jumlah barang yang diminta secara
progresif dalam jumlah besar. Sedangkan jika barang yang
diminta adalah barang industri maka perubahan pendapatan
pada umumnya diikuti dengan perubahan jumlah barang
secara progresif.
Bentuk Indefference Curve
Sebagaimana telah diutarakan di atas bentuk kurva
Indiference Curve adalah nonlinier turun dari kiri atas ke
kanan bawah dan cembung terhadap titik nol. Bentuk
yang demikian ini menggambarkan berlakunya hukum
diminishing marginal utility. Namun demikian, ada
beberapa bentuk curve indifference yang lain, seperti
ditunjukkan pada kurva di bawah ini:
Kurva Indiference yang Linier
Menunjukkan Adanya Substitusi Sempurna
Bila kita perhatikan gambar di atas, untuk mendapatkan
barang X lebih banyakpenggantian barang Y dan X dengan
jumlah yang sama. Hal ini menunjukkan barang Xdan Y
mempunyai substitusi yang sempurna. Pengurangan barang Y
sebesar AC samabesarnya dengan penambahan X sebesar
CB.
Bentuk Indiference Curve yang Berupa Huruf L
Menunjukkan Barang Komplemen
Barang Y ditambah atau dikurangi tidak bisa digantikan
dengan barang X.
Kritik dan Aplikasi Pendekatan Indifference Curve
Kritik
a. Menggambarkan bentuk kurva IC yang konveks untuk individu
tidaklah mudah.
b. Substitusi barang Y terhadap barang X yang diakibatkan
adanya kenaikan harga. barang X tidak secara otomatis terjadi
karena masih adanya faktor-faktor lain yang membuat
konsumen tetap pada barang X atau meninggalkan barang X.
c. IC approach tidak dapat digunakan untuk menganalisis effect
advertising, pastbehavior of stock.
BAB V
PERILAKU PRODUSEN
Dalam teori ekonomi seorang produsen harus
merumuskan dua macam keputusan yang
penting, yaitu
(1)berapa output yang harus diproduksi, dan
(2)Bagaimana kombinasi faktor produksi
yang hendak dipergunakan.
• Produksi adalah transformasi atau pengubahanfaktor produksi
menjadi barang produksi atau suatu prosesdi mana masukan
(input) diubah menjadi output.
• Perilaku produsen itu sendiri diartikan sebagai suatu tindakan
seorang produsen untuk mendapatkan dengan mungkin
keuntungan yang semaksimum menggunakan beberapa input
yang dimilikinya. Oleh karena itu, perilaku produsen juga
dinamakan Tindakan atau tingkah laku produsen atau dengan
istilah Producer’s Behaviour.
Misalkan dalam proses produksi hanya ada dua input, yaitu
labor dan capital,dalam proses produksi dapat dilakukan
dengan beberapa kombinasi.
Tiga proses produksi di atas bila digambarkan sebagai berikut:
INPUT PROSES P1 PROSES P2 PROSES P3
Labor 2 3 4
Capital 3 2 1
KONSEP JANGKA WAKTU
DALAM PROSES PRODUKSI
Jangka pendek adalah jangka waktu yang sedemikian
pendek sehingga perusahaan tidak dapat mengubah
jumlah beberapa sumber yang digunakan. Konsep
jangka pendek yang akan kita gunakan adalah jangka
waktu yang demikian pendek sehingga perusahaan tak
punya waktu untuk mengubah jumlah sumber- sumber
seperti tanah, gedung, mesin-mesin, dan manajemen.
yang dimaksud dengan janga panjang sebenarnya tidak ada
kaitannya sama sekali dengan waktu. Para ekonom
mengartikan jangka panjang sebagai keadaan proses
produksi di mana semua faktor produksi bersifat variabel.
Dalam jangka panjang semua faktor produksi dapat diubah-
ubah jumlahnya sehingga produsen mempunyai kesempatan
untuk mendapatkan kombinasi faktor faktor produksi yang
paling efisien.
FAKTOR PRODUKSI
Produki adalah kegiatan mengubah input menjadi output.
Fungsi produksi ialah hubungan teknis antara faktor
produksi dan barang produksi yang dihasilkan dalam
proses produksi. Fungsi produksi adalah hubungan fisik
antara input (bersumber masukan) dengan output
(barang-barang atau jasa dihasilkan) tanpa
memperhitungkan harga. Fungsi produksi dapat
dinyatakan dalam persamaan matematis.
Dalam bentuk umumnya fungsi produksi itu menunjukkan bahwa
jumlahbarang produksi tergantung pada jumlah faktor produksi
yang digunakan. Jadi, barang produksi merupakan variabel tidak
bebas dan faktor produksi merupakan variabel bebas. Secara
matematis fungsi produksi dapat dituliskan sebagai berikut:
Q = F(C,L,B,S)
Di mana:
Q = outpus C= capital L = labor B = bahan baku S = skill
Hubungan antara output dan input itu bis adalam bentuk linier
ataupun tidak linier.
Bentuk fungsi linier:
Q = a + bX
Bentuk kurvanya:
Bentuk fungsi quadratik:
Q = a + B1X + b2𝑿𝟐
Bentuk kurvanya:
Bentuk fungsi cubic:
Q = a + B1X + b2𝑿𝟐
+ b3𝑿𝟑
Bentuk kurvanya:
ANALISIS PROSES PRODUKSI
JANGKA PENDEK
Untuk menjelaskan analisis proses produksi jangka
pendek dalam teori ekonomi diungkapkan dengan kurva
TP (total product), AP (average product), dan MP
(marginal product). Di mana TP adalah total produksi
yang dihasilkan oleh sejumlah tenaga kerja (labor). AP
adalah rata-rata yang dihasilkan oleh seorang tenaga
kerja. MP adalah tambahan hasil produksi apabila
menambah satu tenaga kerja (labor).
• AP = TP/Labor
• MP = TP2 - TP1
• Jika TP berupa fungsi maka turunan pertama TP
adalah MP
• MP = 𝜕TP/ 𝜕 L
HUKUM TAMBAHAN HASIL YANG SEMAKIN BERKURANG
(THE LAW OF DIMINISHING RETURNS)
Dalam analisis proses produksi jangka pendek ini
berlaku Hukum Pertambahan Hasil yang Semakin
Berkurang (Low of Diminishing Returns). Dalam
hubungan produksi jangka pendek, di mana satu
faktor produksi bersifat variabel dan faktor- faktor
produksi lainnya tetap, akan dijumpai suatu
kenaikan produksi total apabila kita menambah
faktor produksi variabel itu secara terus-menerus.
Produksi total itu akan bertambah terus tetapi dengan
tambahan yang semakin kecil, dan setelah suatu jumlah
tertentu akan mencapai maksimum dan kemudian menurun.
Hal ini terjadi karena adanya Hukum Tambahan Hasil yang
Semakin Berkurang (Law of Diminishing Returns). Keadaan
ini dapat dilihat pada Gambar 5.1.
Jika kita lihat Gambar 5.2 di atas, sumbu
horizontal menunjukkan jumlah faktor produksi
tenaga kerja yang digunakan dalam proses
produksi dan sumbu vertikal menunjukkan jumlah
barang yang dihasilkan (Q).
Sifat dari produksi marjinal mula-mula meningkat
sejalan dengan peningkatan produksi total (TP),
kemudian mencapai titik maksimal padi titik belok
dari kurva produksi total (TP), yaitu pada saat
peningkatan produksi total menjadi mulai semakin
menurun, dan menurun terus sampai sama
dengan nol pada saat produksi total mencapai titik
maksimum.
Secara grafis produksi marjinal (MP) ini dapat
ditunjukkan oleh lereng dan kurva produksi total
(TP), yaitu ditunjukkan oleh garis singgung pada
setiap titik pada kurva produksi total. Sebagai
contoh pada jumlah tenaga kerja sebanyak OL1
produksi marjinalnya (MP) adalah lereng garis
singgung LA.
HUBUNGAN ANTARA TP, AP, DAN MP
• Pertama, hubungan antara produksi marjinal (MP) dan
produksi total (TP). Pada saat produksi total (TP)
mengalami perubahan peningkatan produksi dari yang
menaik menjadi yang menurun, maka pada saat itu kurva
produksi marjinal (MP) mencapai titik maksimumnya.
Kemudian pada saat kurva produksi total (TP) mencapai
titik maksimum, maka kurva MP memotong sumbu
horizontal, artinya produksi marjinal (MP) sama dengan nol.
• Kedua, hubungan antara produksi rata-rata (AP) dan produksi marjinal
(MP). Pada saat produk rata-rata (AP) meningkat, produksi marjinal
(MP) lebih tinggi daripada produk rata-rata (AP), dan pada saat
produksi rata-rata (AP) menurun produksi marjinal (MP) lebih rendah
daripada produksi rata-rata (AP). Hal ini menunjukkan bahwa pada saat
produksi rata-rata (AP) mencapai titik maksimum produksi marjinal (MP)
sama dengan produksi rata-rata (AP), atau kurva produksi rata-rata
(AP) berpotongan dengan kurva produksi marjinal (MP).
•Kesimpulan dari hubungan MP dan AP
adalah:
1. Jika AP semakin bertambah maka MP > AP
2. Jika AP maximum maka MPP = AP.
3. Jika AP semakin berkurang, maka MP < AP.
TAHAPAN DALAM FUNGSI PRODUKSI
tingkat I
Mulai dari titik asal (0) sampai titik maksimum produksi
rata-rata (AP), yaitu pada saat produksi marjinal (MP)
sama dengan produksi rata-rata (AP). Jika labor
ditambah, AP bertambah. Bertambahnya AP ini
menunjukkan terjadinya efisiensi labor. Pada stage
(tahap) ini TP juga bertambah.
Tingkat II
Dari titik pada saat produk rata-rata (AP) mencapai titik maksimal
sampai pada saat produksi total (TP) mencapai maksimal atau
pada saat produksi marjinal (MP) sama dengan nol, AP dan MP
semakin berkurang tetapi MP masih positif. Hal ini dikarenakan TP
masih terus bertambah. Masih meningkatnya TP karena efisiensi
tanah masih terus bertambah. Dalam suatu proses produksi
semakin banyak labor yang dipakai menyebabkan tingkat efisiensi
dari labor semakin berkurang.
Tingkat IIIAP dan TP pada tahap ini semakin
berkurang dan MP menjadi negatif karena luas
tanah tetap dan labor ditambah terus sehingga
terjadi ketidakefisiensian tanah dan labor
Akibatnya pada tahap ini produksi total (TP)
menurun terus.
Tahap I dan tahap III disebut sebagai tahap yang
tidak rasional dan tahap Il disebut sebagai tahap
rasional. Alasannya ialah karena pada tahap II itu
produksi marjinal (MP) untuk semua faktor
produksi (masukan), yaitu untuk tenaga kerja
maupun tanah, adalah positif.
PRODUKSI JANGKA PANJANG
Produksi jangka panjang adalah suatu proses
produksi di mana semua faktor produksi dapat
diubah-ubah jumlahnya atau semua faktor
produksi bersifat variabel. Untuk menjelasken
fungsi produksi jangka panjang kita akan
menggunakan apa yang disebut dengan kurva
isoquant (isoproduct atau isoquant).
ISOQUANT
Isoproduk atau isoquant adalah "kurva yang menunjukkan
berbagai kemungkinan kombinasi teknis antara dua input
yang bervariabel yang menghasilkansuatu tingkat output
tertentu. Kurva isoquant ini digambarkan pada Gambar 5.3
dengan sumbu horizontal menunjukkan faktor produksi
tenaga kerja dan sumbu vertikal menunjukkan faktor capital.
Titik-titik di sepanjang kurva itu menunjukkan kombinasi
sumber labor dan capital yang menghasilkan 100 unit.
SIFAT DARI KURVA ISOQUANT
a. Cembung ke arah titik origin.
b. Menurun dari kiri atas ke kanan bawah.
c. Kurva isoquant yang terletak di kanan atas menunjukkan
jumlah produksi yanglebih banyak atau dengan kata lain
semakin jauh kurva isoquant ini dari titikasal
menunjukkan semakin tinggi tingkat produksi barang
tersebut.
d. Antara kurva yang satu dengan yang lain tidak dapat
saling berpotongan atau saling bersinggungan.
MRTS (MARGINAL RATE TECHNICAL
OF SUBSTITUTION)
MRTS adalah sejumlah faktor X yang
harus dikompensasi oleh tambalan faktor
Y sehingga tingkat output tidak berubah.
Jadi, tingkat MRTS itu adalah kemiringan
isoquant pada titik khusus.
Dari Gambar 5.3 besarnya slope MRTS di titik C
adalah:
MRTS di C = -∆K/∆L
Jika terjadi substitusi dari kombinasi satu ke
lainnya menghasilkan rasio K dan L-nya:
•K1/L1 > K2/L2 proses produksinya capital
intensif.
•K1/L1 < K2/L2 proses produksinya labor intensif.
BENTUK ISOQUANT LAIN
Bentuk Isoquant yang Linier
Bentuk isoquant yang linier seperti di atas menunjukkan
adanya substitusi input kapital dan labor adalah
sempurna
BENTUK ISOQUANT YANG INPUT OUTPUT
Bentuk Isoquant yang berupa huruf L. seperti di atas
menunjukkan tidak adanya substitusi input kapital dan
labor.
ISO-BIAYA (ISOCOST)
“Kurva yang menunjukkan kedudukan dan titik-titik yang
menunjukkan kombinasi barang-barang atau faktar produksi
yong dibeli oleh produsen dengan sejumlah anggaran
tertentu. Kurva yang memperlihatkan berbagai kombinasi
dari sumber-sumber yang dapat dibeli oleh perusahan
dengan harga tertentu dari masing-masing sumber
persatuan dan pengeluaran ongkos yang tertentu dilakukan
oleh perusahaan itu."
GAMBAR KURVA ISOCOST
Melihat gambar di atas, jika harga faktor produksi kapital
adalah Pk, harga lobor adalah Pl dan besarnya dana yang
tersedia adalah M. Kalau semua dana yang ada dibelikan
kapital maka akan didapat barang kapital sebanyak M/Pk
unit. Jika semua dana dibelikan labor maka akan didapat
labor sebanyak M/PI unit.
Jika kedua titik itu dihubungkan maka akan
mendapat sebuah garis yang disebut dengan
"garis Isocost".
Slope kurva Isocost adalah
= M/Pk : M/PI = M/Pk x PI/M = PI/Pk
Sedang Fungsi TC = PI L + Pk K
PERUBAHAN ISOCOST
Kurva Iso Cost dapat berubah disebabkan:
• Harga faktor produski labor turun atau naik sedang
lainnya tetap.
• Harga faktor produksi kapital turun atau naik sedang
lainnya tetap.
• Besarnya modal variabel (dana) berkurang atau
bertambah.
a. Kurva Isocost Berubah Jika Harga Faktor Produski Labor
Turun atau Naik sedang Lainnya Tetap
Jika harga labor bertambah murah maka kurva isocost
bergesar ke kanan dari KL2 menjadi KL3. Dan jika harga
labor bertambah mahal maka kurva isocost bergesar ke kiri
dari KLZ menjadi KL3.
b. Kurva Isocost Berubah Jika Harga Faktor Produksi
Kapital Turun atau Naik sedang Lainnya Tetap
Jika harga kapital bertambah murah maka kurva isocost
bergesar ke atas dari K2L menjadi K3L. Dan jika harga
kapital bertambah mahal maka kurva isocost bergesar ke
bawah dari K2L menjadi K3L.
c. Kurva Isocost Berubah Jika Jumlah Modal (Dana)
Berubah Berkurang atau Bertambah
Jika jumlah modal bertambah besar maka kurva isocost
bergesar ke atas dari K212 menjadi K3L3. Jika harga kapital
bertambah mahal maka kurva isocost bergesar ke bawah
dari K2L2 menjadi K1L1.
EKUILIBRIUM PRODUSEN
Ekuillbrium produsen bisa diartikan sebagai
suatu keadaan seimbang di mana produsen
mendapat keuntungan maksimum dan tidak
ada dorongan untuk mengubah-ubah tingkat
produksi atau dalam penggunaan faktor-
faktor produksinya".
Maka pada titik singgung antara garis isocost dan isoquant
inilah merupakan titik terbaik bagi produsen atau titik yang
memberikan tingkat produksi, yang memberikan keuntungan
yang paling besar dengan biaya yang paling kecil. Dalam
keadaan ini produsen tidak ada dorongan untuk mengubah
posisi produksi maupun penggunaan kombinasi faktor-faktor
produksi tersebut. Titik ini juga disebut titik keseimbangan
produsen atau "Equilibrium Producen"
Perusahaan dikatakan menghasilkan produksi
yang optimum apabila perusahaan tersebut
dengan jumlah anggaran tertentu dapat
menghasilkan jumlah produksi tertinggi dan pada
saat itu perusahaan menghasilkan dengan
kombinasi faktor produksi yang paling rendah
biayanya (least cost combination).
Pada Gambar 5.5 di atas, titik C menunjukkan
produksi yang optimum di mana pada saat itu
produsen dalam posisi keseimbangan.
Dengan demikian, posisi keseimbangan produsen
dicapai pada saat kurva isoquant bersinggungan
dengan kurva isocost. Pada saat itu dalam posisi:
MRTS = Kemiringan Iso Quant
-MPI/MPK = -PI/Pk
PI . MPk = Pk . MPI
Persamaan diatas masing-masing ruas kiri dan
kanan dibagi Pl . PC maka hasil:
𝑃𝐼 . 𝑀𝑃𝑘
𝑃𝐼. 𝑃𝑘
=
𝑃𝑘 . 𝑀𝑃𝐼
𝑃𝐼 . 𝑃𝑘
𝑀𝑃𝑘
𝑃𝑘
=
𝑀𝑃𝐼
𝑃𝐼
JALUR EKSPANSI (EXPANSION PATH)
Expantion path atau jalur perluasan adalah
suatu garis yang menunjukkan titik- titik least
cost combination (LCC) di berbagai isoquant.
Least cost combination adalah suatu titik
yang menunjukkan ongkos terkecil untuk
menghasilkan sejumlah produk tertentu.
Apabila titik-titik keseimbangan (E1, E2, dan E3)
dihubungkan satu sama lain, maka kita akan mendapatkan
apa yang disebut dengan garis jalur ekspansi perusahaan
(expansion path). Perlu dimengerti bahwa jalur ekspansi E1-
E2-E3 adalah jalur ekspansi untuk jangka panjang karena
perusahaan mengubah-ubah jumlah semua masukan atau
faktor produksi, yaitu faktor produksi L dan faktor produksi K.
HASIL DARI PENGEMBANGAN SKALA
USAHA (RETURN TO SCALE)
Jika input ditambah maka output akan bertambah. Jika L
adalah labor dan C adalah kapital dan Q adalah output
maka:
= L + C akan menghasilkan Q
Jika input L dan C ditambah maka Q juga akan berubah:
=al + ac Bq
Hasil penambahan input (a) berakibat perubahan output (b)
bisa dalam keadaan (1) b>a (2) b=a; dan (3) b<a.
Apabila terjadi:
1. b>a disebut dengan increasing return to
scale
2. b=a disebut dengan cosntant return to
scale
3. b< a disebut dengan decreasing return to
scale
Increasing return to scale
Jika input ditambah dua kali lipat, output bertambah lebih
dari 2 kali lipat. Dari gambar di atas jika input ditingkatkan
dua kali lipat output seharusnya meningkat menjadi 200 unit
tetapi meningkat lebih dari 200 unit. Pada gambar di atas
diperlihatkan dengan isoquant yang titik-titik.
cosntant return to scale
Jika input ditambah dua kali lipat, output bertambah lebih
dari 2 kali lipat. Dari gambar di atas jika input ditingkatkan
dua kali lipat output meningkat menjadi 200 unit. Pada
gambar di atas diperlihatkan dengan isoquant yang titik-titik.
decreasing return to scale
Jika input ditambah dua kali lipat, output bertambah lebih
dari 2 kali lipat. Dari gambar di atas jika input ditingkatkan
dua kali lipat output meningkat menjadi 200 unit. Pada
gambar di atas diperlihatkan dengan isoquant yang titik-titik.
Ada beberapa faktor yang bisa menyebabkan proses
produksi lebih efisien, yaitu:
1. Terjadi spesialisasi dari para pekerja. Semakin banyak
terlibat dalam proses produksi tenaga kerjanya
semakin terampil.
2. Penggunaan teknologi.
3. Ada beberapa biaya yang bisa digunakan bersama.
4. Semakin besar skala produksinya, semakin efisien.
Skala ekonomi produksi ini bersumber dari
beberapa faktor, antara lain specialization and
division of labor, sebagaimana yang dikemukakan
oleh Adam Smith. Sampai pada tingkat skala
tertentu, semakin besar skala perusahaan
memungkinkan spesialisasi dan pengelompokan
tenaga kerja yang lebih efisien dan efektif.
MEMILIH KOMBINASI INPUT YANG
EFISIEN (RIDGE LINE)
Pada umumnya setiap fungsi produksi akan membentuk
satu peta isoquant di mana antara isoquant yang satu
dengan isoquant yang lain tidak saling berpotongan.
Isoquant yang terletak semakin jauh dan titik 0 menunjukkan
tingkat output yang semakin besar.
Relevant range (daerah relevan) yaitu daerah
yang mnemungkinkan bagi produsen untuk
berproduksi dengan kombinasi dua input di
beberapa tingkat isoquant. Garis batas yang
membatasi antara daerah yang relevan dan
daerah yang tidak relevant dinamakan ridge-line.
Ada dua macam ridge-line, yaitu ridge-line atas
dan ridge-line bawah.
Berdasarkan ridge-line yang pertama dan ridge-
line yang kedua ini, maka produsen yang rasional
hanya akan berproduksi di daerah antara kedua
ridge-line tersebut dan dinamakan daerah yang
relevan untuk melakukan kegiatan produksi. Oleh
karena itu, daerah ini disebut "relevant".
Kemudian daerah daerah di luar relevant range
merupakan daerah yang tidak relevan bagi produsen
untuk melakukan kegiatan produksinya. Oleh karena itu,
kedua daerah di atas dan di bawah relevant range
disebut irrelevant range. Jadi baik ridge-line pertama
maupun ridge-line kedua merupakan garis batas antara
relevant range dengan irrelevant range.
Daerah yang terbatasi ridge-line itu
merupakan daerah yang relevan untuk
memproduksi suatu output dengan
mengombinasikan input yang digunakan.
KOMBINASI ONGKOS TERKECIL
(LEAST COST COMBINATION)
Garis yang menghubungkan semua titik
keseimbangan produsen, yaitu titik singgung
antara isoquant dan isocost dinamakan jalur
perluasan (expansion path). Bagi perusahaan
yang ingin meminimumkan ongkos produksi untuk
suatu tingkat output tertentu disebut dengan least
cost resources combinations.
Perbedaan Gambar 5.7 dan 5.8 adalah kalau Gambar 5.7
ridge-line hanya menunjukkan berbagai kombinasi faktor
produksi mana yang efisien. Sedangkan Gambar 5.8
menunjukkan kombinasi faktor produksi tertentu yang
memberikan ongkos terkecil.
BAB VIII
PENENTUAN HARGA
DALAM PASAR PERSAINGAN
SEMPURNA
BENTUK PASAR PERSAINGAN
PENGERTIAN PASAR
Pengertian pasar secara fisik adalah suatu tempat berkumpulnya para
penjual. Sedang pengertian pasar dalam pengertian teori ekonomi
adalah tempat bertemunya pembeli dan penjual yang bersepakat
mengenai harga dan jumlah yang diperjualbelikan, dengan kata lain
terjadinya transaksi jual beli suatu barang. Sedang yang dimaksudkan
dengan persaingan adalah jika sesama produsen/penjual bersaing agar
konsumen membeli produknya dan sesama konsumen bersaing untuk
mendapatkan barang/jasa yang dibutuhkan.
Para ahli ekonomi menggolongkan pasar secara teori
ekonomi mikro menjadi empat golongan besar, yaitu:
a. Pasar Persaingan Sempurna
b. Pasar Persaingan Monopolistik
c. Pasar Monopoli
d. Pasar Oligopoli
CIRI-CIRI PASAR PERSAINGAN
N
O
CIRI-CIRI PERSAINGAN
SEMPURNA
PERSAINGAN
MONOPOLISTI
K
OLIGOPOLI MONOPOLI
1 Jumlah penjual Sangat banyak Banyak Sedikit Satu
2 Jumlah pembeli Sangat banyak Banyak Banyak Banyak
3 Kondisi produk
yang dijual
Identik
substitusi
Hampir sama
tetapi masih
bisa
dibedakan/beda
corak
Barang
standar/berbed
a corak
Tidak ada
substitusi yang
dekat/sempurna
4 Kekuasaan
menentukan
harga
Tidak ada Sedikit Jika tanpa
kerja sama
sedikit. Tetapi
dengan kerja
sama sangat
besar.
Sangat besar
N
O
CIRI-CIRI PERSAINGAN
SEMPURNA
PERSAINGAN
MONOPOLISTI
K
OLIGOPOLI MONOPOLI
5 Kemungkinan
keluar/masuk
Sangat tidak
mudah, tidak
ada hambatan
Cukup mudah Hambatan
cukup kuat
Tidak mungkin
6 Reaksi rival Tidak ada
reaksi dari
pesaing jika
terjadi
perubahan
harga dan
jumlah
Hampirmtidak
ada reaksi dari
pesaing jika
terjadi
perubahan
harga dan
jumlah
Karena penjual
hanya satu apa
yang dilakukan
produsen tidak
ada reaksi
Setiap tindakan
berkaitan
dengan harga
dan jumlah
akan mendapat
reaksi yang
reval
7 Kemungkinan
keluar/masuk
Sangat tidak
mudah, tidak
ada hambatan
Cukup mudah Hambatan
cukup kuat
Tidak mungkin
N
O
CIRI-CIRI PERSAINGAN
SEMPURNA
PERSAINGAN
MONOPOLISTI
K
OLIGOPOLI MONOPOLI
8 Persaingan di
luar harga
Tidak ada Sangat besar,
terutama di
bidang iklan,
mutu, serta
desain
Sangat besar
apabila
menghasilkan
barang
berbeda corak
Memeliha
hubungan baik
dengan
masyarakat
9 contoh Transaksi di
sektor hasil
pertanian
Perusahaan
sepatu, baju,
sabun
Pabrik baja,
mobil, sepeda
motir,
handphone
Kereta api,
listrik
PASAR PERSAINGAN SEMPURNA
asar persaingan sempurna adalah suatu pasar yang terdapat
banyak penjual dan pembeli. Masing-masing penjual dan
pembeli tidak dapat memengaruhi harga pasar. Dengan
demikian, masing-masing penjual di pasar adalah sebagai
pengikut harga pasar atau disebut price taker.
CIRI-CIRI PASAR PERSAINGAN
MURNI/SEMPURNA
• Jumlah penjual dan pembeli sangat banyak.
• Barang yang diperjualbelikan homogen/identik.
• Penjual bisa keluar masuk di pasar dengan mudah.
• Informasi terhadap pasar sempurna.
Sebagai akibat dari ciri-ciri tersebut, maka kita dapat
menggambarkan kurva permintaan yang dihadapi oleh
perusahaan sebagai penjual atau produsen barang. Kurva
permintaan itu yang menunjukkan hubungan antara jumlah
barang yang diminta dan tingkat harga tampak horizontal pada
Gambar 8.1.
PENENTUAN
JUMLAH PRODUKSI DAN HARGA
Agar perusahaan mendapatkan laba maksimal
atau rugi minimal, harga dan jumlah produk yang
diperjualbelikan ditetapkan dengan kaidah MC =
MR. kaidah MC = MR dikarenakan MR adalah
turunan pertama dari fungsi TR dan MC adalah
turunan pertama dari fungsi TC.
1. Penentuan Harga dalam Pasar Persaingan
Sempurna yang Memperoleh Laba
Harga dan jumlah yang diproduksi yang menjamin laba maksimal
adalah sebesar
P=OP1 dan Q = 0Q1
2. Penentuan Harga dalam Pasar Persaingan
Sempurna yang Memperoleh Kerugian yang
Minimum
Harga dan jumlah yang diproduksi yang menjamin rugi manimal
adalah sebesar
P = OP2 dan Q = 0Q1
3. Penentuan Harga dalam Pasar Persaingan
Sempurna yang Memperoleh Normal Profit (Break
Even Income)
Harga dan jumlah yang diproduksi yang menjamin laba normal adalah
sebesar
P = OP1 dan Q = 0Q1
Dengan AC yang paling rendah
PERIODE JANGKA PENDEK DAN JANGKA
PANJANG YANG DIALAMI PERUSAHAAN
DALAM PERSAINGAN SEMPURNA
1. Kondisi Perusahaan dalam Persaingan
Sempurna dalam PeriodeJangka Pendek
Dalam jangka pendek perusahaan dalam persaingan sempurna
dapat mengalami tiga hal, yaitu:
a. Mendapat laba super normal.
b. Mendapat laba normal.
c. Menderita kerugian.
Gambar grafik perusahaan dalam persaingan sempurna yang
mengalami laba supernormal, normal, dan kerugian (losses) bisa
dilihat pada Gambar 8.3, 8.4, dan 8.5.
Dalam jangka pendek suatu perusahaaan yang mengalami
kerugian masih mungkin untuk memutuskan tetap
berproduksi, meskipun menderita rugi. Akan tetapi, posisi
ekuilibrium yang dipilih yaitu pada saat rugi yang minimum,
yaitu AVC masih bisa tertutup dari hasil penerimaan
penjualan, walaupun AFC tidak bisa tertutup.
Pada harga P = AVC perusahaan tidak perlu tutup usaha
karena tutup usaha dengan melanjutkan usaha kondisi
kerugiannya sama, yaitu KL. Titik ini disebut shortdown point.
Hal ini dapat dilihat dengan gambar sebagai berikut:
2. Kondisi Perusahaan dalam Persaingan
Sempurna dalam Periode Jangka Panjang
Jika dalam periode jangka pendek perusahaan
yang berada dalam pasar persaingan sempurna
dapat mengalami tiga keadaan, yaitu laba, titik
impas, dan kerugian. Dalam jangka panjang
perusahaan-perusahaan hanya mendapatkan
normal profit saja (impas/break even).
dalam jangka panjang perusahaan-perusahaan "selalu"
hanya akan memperoleh keuntungan normal saja dengan
MR = MC = AC, pada saat AC minimum. Perusahaan yang
hanya menenima keuntungan normal (normal profit)
dinamakan "Marginal Firm/Marginal or Profitability", artinya
apabila harga turun sedikit saja perusahaan akan segera
keluar dari pasar.
KEBURUKAN DAN KEBAIKAN PERUSAHAAN
YANG BERADA DALAM PASAR PERSAINGAN
SEMPURNA
1. Keburukannya
Tidak ada inovasi dan membatasi pilihan konsumen. Produk
yang diperjualbelikan identik dan perusahaan harus bekerja yang
paling efisien agar tidak mengalami kerugian sehingga produk
yang diperjualbelikan tidak ada inovasi. Antara penjual yang satu
dengan yang lain produknya sama persis atau identik. Produk
yang homogen ini berakibat membatasi pilihan konsumen.
Konsumen tidak bisa memilih karena masing-masing konsumen
tidak kuasa memengaruhi pasar.
2. Kebaikannya
Adanya alokasi sumber daya yang efisien dan adanya
kebebasan bertindak. Persaingan pada perusahaan yang
berada dalam persaingan sempurna sangat ketat. Oleh
karena itu, agar tidak mengalami kerugian perusahaan
harus bekerja seefisien mungkin. Jika tidak bisa efisien,
perusahan baru siap memasuki pasar sebagai pesaing,
dan hal ini akan menyebabkan tambahnya supply dan
selanjutnya berakibat turunnya harga.
Mudahnya perusahaan baru memasuki pasar ini
dipersyaratkan pada pasar persaingan sempurna.
Persaingan yang ketat dan mudahnya memasuki pasar
berakibat alokasi sumber daya menjadi efisen dan
konsumen dapat memperoleh barang dengan harga
yang kompetitif.
BAB IX
PENENTUAN HARGA
DALAM PASAR PERSAINGAN
MONOPOLISTIK
BENTUK PASAR PERSAINGAN
MONOPOLISTIK
Pasar persaingan monopolistik adalah pasar yang terdapat
banyak penjual dan masing-masing penjual dapat
memengaruhi harga dengan jalan deferensiasi produk.
Deferensiasi produk atau product differentiation adalah
membedakan dua barang yang sebenarnya sama sehingga
menjadi berbeda.
Terdapat dua unsur model pasar persaingan monopoli
Pertama, terdapat unsur monopoli karena jenis barang
tersebut memang hanya satu macam. Kedua, terdapat
juga unsur persaingannya karena jumlah penjual banyak
sehingga tindakan dari seorang penjual tidak mempunyai
pengaruh yang berarti terhadap penjual lainnya.
Perbedaan produk menyebabkan sebagian konsumen
lebih menyukai produk penjual tertentu dibandingkan
dengan produk penjual lain. Akibatnya kurva permintaan
yang dihadapi oleh seorang penjual agak miring sedikit
ke bawah dan menyebabkan penjual sedikit banyak
dapat mengendalikan harga produknya.
Dalam jangka pendek, suatu perusahaan juga seperti pada
pasar yang lain, maksudnya bahwa pada suatu saat
perusahaan akan menerima keuntungan lebih atau
menerima kerugian atau hanya menerima keuntungan
normal saja. Sedangkan dalam jangka panjang terjadi dua
kemungkinan penyesuaian jalan masuknya perusahaan-
perusahaan baru ke dalam industri, yaitu terbuka dan
satunya tertutup.
Bentuk kurva demand dari perusahaan monopolistik berada
di antara perusahaan monopoli dan persaingan sempurna.
Bila pada persaingan sempurna bentuk kurva demand-nya
horizontal atau elastis sempurna, kurva demand dari
monopoli bersifat inelastis. Kurva demand perusahaan yang
monopolistik berbentuk elastis. Kemiringannya di antara
kedua kurva demand dari monopoli dan persaingan
sempurna.
TIGA KONDISI YANG BISA DIALAMI
PERSAINGAN MONOPOLISTIK
Mendapat
laba
supernormal
Mendapat
laba nornal
Menderita
kerugian
1. Perusahaan dalam Persaingan Monopolistik yang
Mendapat Laba Supernormal
Dari gambar di atas, harga dan output yang menjamin laba
maksimal dengan menggunakan kaidah MR MC. Pada kaidah
MR = MC harga jual produk sebesar OP1 dan output yang dijual
sebanyak OQ1 dan besarnya laba P1P2LK.
2. Perusahaan dalam Persaingan Monopolistik yang
Mendapat Laba Normal
MR = MC adalah kaidah guna menetapkan harga dan output
yang menjamin laba maksimal. Pada kaidah MR = MC harga jual
produk sebesar OP1 dan output yang dijual sebanyak OQ1 dan
besarnya TC = TR, yaitu sebesar OP1KQ1.
3. Perusahaan dalam Persaingan Monopolistik yang
Mendapat Laba Normal
MR = MC adalah kaidah guna menetapkan harga dan output yang
menjamin kalau laba, laba yang maksimal tetapi kalau rugi kerugian
yang minimal. Pada kaidah MR = MC harga jual produk sebesar OP2,
sedang biaya rata-ratanya OP1. Biaya rata-rata (AC) lebih besar dari
penerimaan rata-rata (AR). Kerugian yang minimal ini output/jumlah
produksi yang dijual harus sebanyak OQ1 dan besarnya TC
(OQ1KP1), sedang besarnya TR (OQ1LP2).
AKIBAT PERSAINGAN MONOPOLI
TERHADAP OUTPUT DAN HARGA
Perubahan harga berakibat perubahan permintaan yang bessar
Efisiensi masing-masing perusahaan
Promosi penjualan
Jenis produk yang tersedia
BAB X
PENENTUAN HARGA
PADA PASAR MONOPOLI
ARTI MONOPOLI
Monopoli adalah suatu keadaan di mana
di dalam pasar hanya ada satu penjual
sehingga tidak ada perusahaan pesaing.
Keadaan seperti ini adalah kasus
monopoli murni atau pure monopoly.
prinsip-prinsip monopoli murni memberikan suatu alat yang sangat
berguna untuk menganalisis persoalan penentuan harga, output, dan
alokasi sumber. Pertama, monopoli sebagai alat analisis sangat berguna
dipakai pada industri-industri yang mendekati monopoli murni atau industri
yang dalam banyak hal bertindak seperti dalam monopoli murni. Kedua,
monopoli sebagai alat analisis dan berbagai modifikasinya sangat berguna
dalam mempelajari persaingan oligopoli dan persaingan monopoli, Kita
terlebih dahulu akan mempelajari konsep dasar analisis monopoli.
Monopoli merupakan kebalikan ekstrem dari persaingan
sempurna dalam rangkaian kesatuan struktur pasar.
Monopoli terjadi jika suatu perusahaan bertindak sebagai
penjual tunggal dari suatu barang yang tidak mempunyai
substitut, dengan kata lain, perusahaan tunggal tersebut
sekaligus sebagai industrinya juga.
CIRI-CIRI PASAR MONOPOLI
Pasar monopoli adalah industri satu perusahan
Tidak mempunyai barang pengganti yang mirip
Tidak terdapat kemungkinan untuk masuk dalam industri
Dapat memengaruhi penentuan harga
Promosi iklan kurang diperlukan
FAKTOR-FAKTOR YANG MENIMBULKAN
ADANYA PASAR MONOPOLI
Perusahaan monopoli
mempunyai suatu
sumber daya tertentu
yang unik dan tidak
dimiliki oleh
perusahaan lain.
Perusahaan monopoli
pada umumnya dapat
menikmati skala
ekonomi (economic
of scale) hingga ke
tingkat produksi yang
sangat tinggi.
Monopoli ada dan
berkembang melalui
undang-undang, yaitu
pemerintah memberi
hak monopoli kepada
perusahaan.
HAMBATAN BAGI PERUSAHAAN
YANG AKAN MEMASUKI PASAR
Bila ada perusahaan baru yang dengan mudah masuk ke dalam
industri persaingan murni maka dalam jangka panjang akan ada
perusahaan-perusahaan baru lainnya yang masuk ke dalam suatu
industri. Akibatnya monopolis tidak lagi bisa memonopoli pasar. Sang
Monopolis harus sanggup menghalangi masuknya perusahaan baru
bila dia mendapat laba atau kalau dia tidak sanggup maka dia tidak
jadi monopolis lagi. Masuknya perusahaan baru akan mengubah
keadaan pasar di mana perusahaan itu bergerak.
Suatu perusahaan monopoli bisa timbul karena beberapa
sebab, antara lain:
1. Penguasaan Bahan Mentah
2. Hak Paten
3. Terbatasnya Pasar
4. Pemberian Hak Monopoli oleh Pemerintah
PENENTUAN BESARNYA HARGA DAN
OUTPUT
Jika suatu perusahaan yang monopolistik menyamakan MR
dengan MC-nya, maka pada saat yang sama ia menentukan
pula tingkat output dan tingkat harga pasar untuk produknya.
Keputusan ini dilukiskan dalam gambar di bawah ini.
Kondisi laba maksimal yaitu kondisi tingkat output optimal pada saat
MC = MR yang secara matematis kondisi laba maksimal pada
perusahaan monopoli dapat ditunjukkan sebagai berikut:
𝜋 = 𝑅 − 𝐵
Laba maksimal akan diperoleh jika turunan pertama dari fungsi laba
terhadap tingkat output sama dengan nol.
𝛿𝑛
𝛿𝑄
=
𝛿𝑅
𝛿𝛿
=
𝛿𝐵
𝛿𝑄
= 0
MR = MC
POSISI KESEIMBANGAN
Seorang produsen monopoli adalah satu-satunya produsen
dalam suatu pasar sehingga kurva permintaan yang
dihadapinya adalah juga kurva permintaan pasar. Kurva
permintaan pasar biasanya menurun dari kiri atas ke kanan
bawah, yang berarti bahwa produsen tersebut bisa
memengaruhi harga pasar dengan jalan menjual lebih sedikit
atau lebih banyak barang produksinya.
Dengan demikian, kalau diperbandingkan dengan perusahaan dalam
persaingan sempurna, perusahaan monopoli harus menentukan
bukan hanya berapa output yang harus ia jual, tetapi juga
menentukan berapa harga jual yang bisa menghasilkan keuntungan
maksimal baginya. Perbedaan lain dengan persaingan sempurna
adalah bahwa dalam monopoli ekuilibrium perusahaan adalah juga
ekuilibrium pasar. Perbedaan antara perusahaan dalam persaingan
murni dan monopolis terlihat dalam bidang penjualan.
HUBUNGAN P, TR, dan MR
Penentuan harga dan output dalam keadaan monopoli murni
pada dasarnya sama dengan yang berlaku untuk perusahaan
dalam persaingan murni bila tujuan perusahaan adalah
mencapai laba yang maksimal dicapai pada saat MR = MC.
Perbedaan kurva permintaan monopolis dengan persaingan lain
adalah jika persaingan sempurna kecondongan kurva
permintaannya horizontal.
Kurva permintaan persaingan monopolis kecondongannya bersifat
elastis yang cukup besar dengan kemiringan yang landai. Sementara
itu, kurva permintaan seorang monopolis berbentuk miring dengan
kecondongan yang bersifat inelastis. Bentuk kurva seperti ini
dikarenakan untuk menjual output yang lebih besar Sang Monopolis
harus menurunkan harga ini. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada
tabel dan gambar dibawah ini.
LABA, RUGI, DAN IMPAS
BAGI MONOPOLIS
Monopoli bisa menderita kerugian disebabkan karena
(1)biaya awal yang besar (set up cost), dan
(2)demand- nya belum berkembang karena belum
dikenal.
Monopoli mengalami kerugian hanya dalam jangka
pendek. Dalam jangka panjang monopoli secara pasti
mengalami keuntungan.
Monopoli tidak berarti bahwa akan selalu
mendapatkan laba ekonomi. Jika monopoli dapat
memperoleh laba ekonomi dan dapat mencegah
perusahaan lain masuk ke dalam industri, maka
laba ekonomi yang diperoleh dapat dipertahankan
dalam jangka panjang.
1. Monopolis yang
Mendapat Keuntungan
2. Dalam Jangka Pendek
Monopolis Mengalami Impas
3. Monopolis yang Mendapatkan Kerugian
Ada beberapa salah pengertian dalam
monopoli. Pertama, bahwa monopolis akan
selalu untung. Kedua, bahwa kurva
permintaan monopolis selalu inelastis.
Beberapa cara usaha monopolis untuk mempertahankan agar dia
tetap sebagai monopolis yaitu:
a. Selalu mengontrol sumber-sumber bahan mentah yang
dipakainya.
b. Selalu memegang hak paten atas produksinya, supaya
perusahaan lain tidak bisa meniru
c. Pasar sedemikian terbatasnya relatif dibanding dengan akala
perusahaan optimum sehingga masuknya perusahain lain
akan menekan harga sedemikian rendahnya hingga
menghilangkan keuntungan yang ada dan kedua-duanya akan
menderita rugi.
KERUGIAN ADANYA MONOPOLI
Output yang lebih kecil
Halangan bagi perusahaan lain yang hendak masuk pasar
Efisiensi ekonomi
Promosi penjualan
Tindakan-tindakan yang bisa dilakukan pemerintah yang bisa
mengurangi dampak negatif dari monopoli terhadap masyarakat
adalah:
1. Menetapkan Undang-Undang antimonopoly
2. Pemerintah bisa mendirikan perusahaan tandingan
3. Pemerintah bisa mendirikan perusahaan tandingan di dalam
pasar dengan tujuan membatasi kekuasaan monopoli. Dengan
adanya perusahaan tandingan harga dan output dapat
dikendalikan
4. Mengimpor barang sejenis yang diproduksi monopolis
PENGATURAN MONOPOLI OLEH
PEMERINTAH
Dua alat pengaturan pemenintah, yaitu:
(1)pengaturan langsung terhadap harga yang
dijual oleh monopolis, dan
(2)pengaturan melalui pengenaan pajak.
PENENTUAN HARGA
Persoalan ekonomi yang dihadapi adalah penentuan harga
yang akan menarik Sang Monopolis untuk menyediakan
produk sebanyak-banyaknya sesuai dengan permintaan
konsumen Sang Monopolis memperoleh laba maksimal di
mana biaya marginal sama dengan pendapat marginal.
Untuk itu pemerintah dapat menentukan hargat tertinggi di
bawah harga keseimbangan MR-MC, misalkan bahwa harga
maksimum adalah pada tingkat mana kurva biaya marginal.
BAB XI
MENENTUKAN
HARGA PASAR
PADA PASAR OLIGOPOLI
PENGERTIAN PASAR OLIGOPOLI
Pasar oligopoli, yaitu keadaan di mana hanya
sedikit penjual sehingga tindakan seorang
produsen akan mendorong produsen lain untuk
bereaksi. Pasar oligopoli adalah pasar yang
terdapat banyak penjual dan masing-masing
penjual dapat memengaruhi harga pasar.
Ciri lain oligopoli yang dikemukakan oleh Douglas adalah
N
O
ASUMSI KETERANGAN
1 Jumlah
penjual
Lebih dari satu bisa 2, 4, atau 10. Penelitian
dari Herfindal jika ada 4 (empat)
perusahaan besar (CR Four) di pasar itu
yang mampu menguasai lebih dari 40
persen pangsa pasar.
2 Kondisi
biaya
Dalam jangka Panjang MC bisa mengalami
penurunan, konstan, dam meningkat.
N
O
ASUMSI KETERANGAN
3 Jumlah
Pembeli
Produsen oligopoli dihadapkan dengan
jumlah pembeli yang sangat banyak.
4 Kondisi
Demand
Close substitute tetapi bisa homogen atau
terderensiasi.
5 Fungsi
tujuannya
Dalam jangka pendek menginginkan laba
yang maksimal. Sedang jangka panjang
menginginkan menguasai pasar.
N
O
ASUMSI KETERANGAN
6 Strategi
penjualan
Strategi penjualan dilakukan dengan
mendorong promosi, desain produk, dan
distribusi channel.
7 Reaksi rival Setiap tindakan yang berkaitan dengan
harga, servis, dan kuantitas akan
mendapatkan reaksi dari pesaing.
Pasar oligopoli merupakan pasar yang
terdiri dari beberapa produsen (dua
sampai dengan lima produsen),
sedangkan apabila terdiri dua
perusahaan disebut duopoli.
Karakter pasar oligopoli yaitu:
1. Perusahaan saling bersepakat untuk
melakukan penentuan harga dan
jumlah produksi.
2. Perusahaan tidak saling melakukan
kesepakatan.
Tugas Akhir Kumpulan Teori Pengantar Ekonomi Mikro Kelompok 1.pptx
Tugas Akhir Kumpulan Teori Pengantar Ekonomi Mikro Kelompok 1.pptx
Tugas Akhir Kumpulan Teori Pengantar Ekonomi Mikro Kelompok 1.pptx
Tugas Akhir Kumpulan Teori Pengantar Ekonomi Mikro Kelompok 1.pptx
Tugas Akhir Kumpulan Teori Pengantar Ekonomi Mikro Kelompok 1.pptx
Tugas Akhir Kumpulan Teori Pengantar Ekonomi Mikro Kelompok 1.pptx
Tugas Akhir Kumpulan Teori Pengantar Ekonomi Mikro Kelompok 1.pptx
Tugas Akhir Kumpulan Teori Pengantar Ekonomi Mikro Kelompok 1.pptx
Tugas Akhir Kumpulan Teori Pengantar Ekonomi Mikro Kelompok 1.pptx
Tugas Akhir Kumpulan Teori Pengantar Ekonomi Mikro Kelompok 1.pptx
Tugas Akhir Kumpulan Teori Pengantar Ekonomi Mikro Kelompok 1.pptx
Tugas Akhir Kumpulan Teori Pengantar Ekonomi Mikro Kelompok 1.pptx
Tugas Akhir Kumpulan Teori Pengantar Ekonomi Mikro Kelompok 1.pptx
Tugas Akhir Kumpulan Teori Pengantar Ekonomi Mikro Kelompok 1.pptx
Tugas Akhir Kumpulan Teori Pengantar Ekonomi Mikro Kelompok 1.pptx
Tugas Akhir Kumpulan Teori Pengantar Ekonomi Mikro Kelompok 1.pptx
Tugas Akhir Kumpulan Teori Pengantar Ekonomi Mikro Kelompok 1.pptx
Tugas Akhir Kumpulan Teori Pengantar Ekonomi Mikro Kelompok 1.pptx
Tugas Akhir Kumpulan Teori Pengantar Ekonomi Mikro Kelompok 1.pptx
Tugas Akhir Kumpulan Teori Pengantar Ekonomi Mikro Kelompok 1.pptx
Tugas Akhir Kumpulan Teori Pengantar Ekonomi Mikro Kelompok 1.pptx
Tugas Akhir Kumpulan Teori Pengantar Ekonomi Mikro Kelompok 1.pptx
Tugas Akhir Kumpulan Teori Pengantar Ekonomi Mikro Kelompok 1.pptx

More Related Content

Similar to Tugas Akhir Kumpulan Teori Pengantar Ekonomi Mikro Kelompok 1.pptx

Hari_Moektiwibowo_ST_MM_27022023083157_1._Pendahuluan_PIE.pdf
Hari_Moektiwibowo_ST_MM_27022023083157_1._Pendahuluan_PIE.pdfHari_Moektiwibowo_ST_MM_27022023083157_1._Pendahuluan_PIE.pdf
Hari_Moektiwibowo_ST_MM_27022023083157_1._Pendahuluan_PIE.pdfrahmathabibi9
 
Pembahasan
PembahasanPembahasan
PembahasanIwanAr
 
Kelompok 6 PPT Pengantar Ekonomi Mikro bab 1-11
Kelompok 6 PPT Pengantar Ekonomi Mikro bab 1-11 Kelompok 6 PPT Pengantar Ekonomi Mikro bab 1-11
Kelompok 6 PPT Pengantar Ekonomi Mikro bab 1-11 Prisca193620
 
Tugas Akhir Kumpulan PPT Bab 1-11 Teori Ekonomi Mikro (Kelompok 7) - Dr.Sigit...
Tugas Akhir Kumpulan PPT Bab 1-11 Teori Ekonomi Mikro (Kelompok 7) - Dr.Sigit...Tugas Akhir Kumpulan PPT Bab 1-11 Teori Ekonomi Mikro (Kelompok 7) - Dr.Sigit...
Tugas Akhir Kumpulan PPT Bab 1-11 Teori Ekonomi Mikro (Kelompok 7) - Dr.Sigit...ochamailissa
 
KUMPULAN TUGAS AKHIR PPT PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 4 KELAS U
KUMPULAN TUGAS AKHIR PPT PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 4 KELAS UKUMPULAN TUGAS AKHIR PPT PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 4 KELAS U
KUMPULAN TUGAS AKHIR PPT PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 4 KELAS Usarahwinengku
 
Kelompok 6 Tugas Akhir Pengantar Ekonomi Mikro Kelas H.pdf
Kelompok 6 Tugas Akhir Pengantar Ekonomi Mikro Kelas H.pdfKelompok 6 Tugas Akhir Pengantar Ekonomi Mikro Kelas H.pdf
Kelompok 6 Tugas Akhir Pengantar Ekonomi Mikro Kelas H.pdffebriyantiar02
 
Definisi ilmu ekonomi
Definisi ilmu ekonomiDefinisi ilmu ekonomi
Definisi ilmu ekonomiDavid Waluyo
 
TUGAS AKHIR MIKRO KEL12.pdf
TUGAS AKHIR MIKRO KEL12.pdfTUGAS AKHIR MIKRO KEL12.pdf
TUGAS AKHIR MIKRO KEL12.pdfDevinaaulia2
 
Bahan ajar (1)
Bahan ajar (1)Bahan ajar (1)
Bahan ajar (1)Tila17
 
TUGAS PTE MIKRO KEL 12
TUGAS PTE MIKRO KEL 12TUGAS PTE MIKRO KEL 12
TUGAS PTE MIKRO KEL 12Devinaaulia2
 
Tugas Akhir PPT Bab 1-11 Teori Ekonomi Mikro (Kelompok 7) - Dr.Sigit Sardjono...
Tugas Akhir PPT Bab 1-11 Teori Ekonomi Mikro (Kelompok 7) - Dr.Sigit Sardjono...Tugas Akhir PPT Bab 1-11 Teori Ekonomi Mikro (Kelompok 7) - Dr.Sigit Sardjono...
Tugas Akhir PPT Bab 1-11 Teori Ekonomi Mikro (Kelompok 7) - Dr.Sigit Sardjono...ochamailissa
 
Kelompok 6 Tugas ppt bab 1-11 Pengantar Ekonomi Mikro-1.pdf
Kelompok 6 Tugas ppt bab 1-11 Pengantar Ekonomi Mikro-1.pdfKelompok 6 Tugas ppt bab 1-11 Pengantar Ekonomi Mikro-1.pdf
Kelompok 6 Tugas ppt bab 1-11 Pengantar Ekonomi Mikro-1.pdffebriyantiar02
 
file_2013-08-20_07_42_19_YULIANTO_PURNOMO,_SE.,_M.Si,_Akt.__Pertemuan_I_-_Das...
file_2013-08-20_07_42_19_YULIANTO_PURNOMO,_SE.,_M.Si,_Akt.__Pertemuan_I_-_Das...file_2013-08-20_07_42_19_YULIANTO_PURNOMO,_SE.,_M.Si,_Akt.__Pertemuan_I_-_Das...
file_2013-08-20_07_42_19_YULIANTO_PURNOMO,_SE.,_M.Si,_Akt.__Pertemuan_I_-_Das...LikaMuthoharoh2
 
Tugas Pengantar Ekonomi Mikro Kelompok 10.pdf
Tugas Pengantar Ekonomi Mikro Kelompok 10.pdfTugas Pengantar Ekonomi Mikro Kelompok 10.pdf
Tugas Pengantar Ekonomi Mikro Kelompok 10.pdfNala Cahyani
 
1. Pendahuluan Mikroekonomi
1. Pendahuluan Mikroekonomi1. Pendahuluan Mikroekonomi
1. Pendahuluan MikroekonomiMarieska L
 
Rangkuman kesimpulan ekonomi mikro
Rangkuman kesimpulan ekonomi mikroRangkuman kesimpulan ekonomi mikro
Rangkuman kesimpulan ekonomi mikroRetna Rindayani
 

Similar to Tugas Akhir Kumpulan Teori Pengantar Ekonomi Mikro Kelompok 1.pptx (20)

Hari_Moektiwibowo_ST_MM_27022023083157_1._Pendahuluan_PIE.pdf
Hari_Moektiwibowo_ST_MM_27022023083157_1._Pendahuluan_PIE.pdfHari_Moektiwibowo_ST_MM_27022023083157_1._Pendahuluan_PIE.pdf
Hari_Moektiwibowo_ST_MM_27022023083157_1._Pendahuluan_PIE.pdf
 
Pembahasan
PembahasanPembahasan
Pembahasan
 
Kelompok 6 PPT Pengantar Ekonomi Mikro bab 1-11
Kelompok 6 PPT Pengantar Ekonomi Mikro bab 1-11 Kelompok 6 PPT Pengantar Ekonomi Mikro bab 1-11
Kelompok 6 PPT Pengantar Ekonomi Mikro bab 1-11
 
Tugas Akhir Kumpulan PPT Bab 1-11 Teori Ekonomi Mikro (Kelompok 7) - Dr.Sigit...
Tugas Akhir Kumpulan PPT Bab 1-11 Teori Ekonomi Mikro (Kelompok 7) - Dr.Sigit...Tugas Akhir Kumpulan PPT Bab 1-11 Teori Ekonomi Mikro (Kelompok 7) - Dr.Sigit...
Tugas Akhir Kumpulan PPT Bab 1-11 Teori Ekonomi Mikro (Kelompok 7) - Dr.Sigit...
 
KUMPULAN TUGAS AKHIR PPT PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 4 KELAS U
KUMPULAN TUGAS AKHIR PPT PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 4 KELAS UKUMPULAN TUGAS AKHIR PPT PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 4 KELAS U
KUMPULAN TUGAS AKHIR PPT PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 4 KELAS U
 
Definisi ilmu ekonomi
Definisi ilmu ekonomiDefinisi ilmu ekonomi
Definisi ilmu ekonomi
 
Kelompok 6 Tugas Akhir Pengantar Ekonomi Mikro Kelas H.pdf
Kelompok 6 Tugas Akhir Pengantar Ekonomi Mikro Kelas H.pdfKelompok 6 Tugas Akhir Pengantar Ekonomi Mikro Kelas H.pdf
Kelompok 6 Tugas Akhir Pengantar Ekonomi Mikro Kelas H.pdf
 
Definisi ilmu ekonomi
Definisi ilmu ekonomiDefinisi ilmu ekonomi
Definisi ilmu ekonomi
 
materi ekonomi xii.pptx
materi ekonomi xii.pptxmateri ekonomi xii.pptx
materi ekonomi xii.pptx
 
TUGAS AKHIR MIKRO KEL12.pdf
TUGAS AKHIR MIKRO KEL12.pdfTUGAS AKHIR MIKRO KEL12.pdf
TUGAS AKHIR MIKRO KEL12.pdf
 
Bahan ajar (1)
Bahan ajar (1)Bahan ajar (1)
Bahan ajar (1)
 
TUGAS PTE MIKRO KEL 12
TUGAS PTE MIKRO KEL 12TUGAS PTE MIKRO KEL 12
TUGAS PTE MIKRO KEL 12
 
Tugas Akhir PPT Bab 1-11 Teori Ekonomi Mikro (Kelompok 7) - Dr.Sigit Sardjono...
Tugas Akhir PPT Bab 1-11 Teori Ekonomi Mikro (Kelompok 7) - Dr.Sigit Sardjono...Tugas Akhir PPT Bab 1-11 Teori Ekonomi Mikro (Kelompok 7) - Dr.Sigit Sardjono...
Tugas Akhir PPT Bab 1-11 Teori Ekonomi Mikro (Kelompok 7) - Dr.Sigit Sardjono...
 
Kelompok 6 Tugas ppt bab 1-11 Pengantar Ekonomi Mikro-1.pdf
Kelompok 6 Tugas ppt bab 1-11 Pengantar Ekonomi Mikro-1.pdfKelompok 6 Tugas ppt bab 1-11 Pengantar Ekonomi Mikro-1.pdf
Kelompok 6 Tugas ppt bab 1-11 Pengantar Ekonomi Mikro-1.pdf
 
file_2013-08-20_07_42_19_YULIANTO_PURNOMO,_SE.,_M.Si,_Akt.__Pertemuan_I_-_Das...
file_2013-08-20_07_42_19_YULIANTO_PURNOMO,_SE.,_M.Si,_Akt.__Pertemuan_I_-_Das...file_2013-08-20_07_42_19_YULIANTO_PURNOMO,_SE.,_M.Si,_Akt.__Pertemuan_I_-_Das...
file_2013-08-20_07_42_19_YULIANTO_PURNOMO,_SE.,_M.Si,_Akt.__Pertemuan_I_-_Das...
 
Tugas Pengantar Ekonomi Mikro Kelompok 10.pdf
Tugas Pengantar Ekonomi Mikro Kelompok 10.pdfTugas Pengantar Ekonomi Mikro Kelompok 10.pdf
Tugas Pengantar Ekonomi Mikro Kelompok 10.pdf
 
Ekonomi
EkonomiEkonomi
Ekonomi
 
1. Pendahuluan Mikroekonomi
1. Pendahuluan Mikroekonomi1. Pendahuluan Mikroekonomi
1. Pendahuluan Mikroekonomi
 
Bab 1 pendahuluan
Bab 1 pendahuluanBab 1 pendahuluan
Bab 1 pendahuluan
 
Rangkuman kesimpulan ekonomi mikro
Rangkuman kesimpulan ekonomi mikroRangkuman kesimpulan ekonomi mikro
Rangkuman kesimpulan ekonomi mikro
 

Recently uploaded

konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.pptkonsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.pptAchmadHasanHafidzi
 
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptxBAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptxTheresiaSimamora1
 
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.pptPengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.pptAchmadHasanHafidzi
 
V5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptx
V5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptxV5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptx
V5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptxBayuUtaminingtyas
 
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIAKONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIAAchmadHasanHafidzi
 
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahKeseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal KerjaPengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerjamonikabudiman19
 
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptxPPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptximamfadilah24062003
 
power point tentang koperasi simpan pinjam di indonesia
power point tentang koperasi simpan pinjam di indonesiapower point tentang koperasi simpan pinjam di indonesia
power point tentang koperasi simpan pinjam di indonesiaMukhamadMuslim
 
Ide dan Peluang dalam Kewirausahaan (dimas).pdf
Ide dan Peluang dalam Kewirausahaan (dimas).pdfIde dan Peluang dalam Kewirausahaan (dimas).pdf
Ide dan Peluang dalam Kewirausahaan (dimas).pdfPerkuliahanDaring
 
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.pptKonsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.pptAchmadHasanHafidzi
 
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptxfitriamutia
 
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.pptsantikalakita
 
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYAKREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYARirilMardiana
 
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 

Recently uploaded (16)

konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.pptkonsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
 
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptxBAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
 
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.pptPengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
 
V5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptx
V5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptxV5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptx
V5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptx
 
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIAKONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
 
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahKeseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
 
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal KerjaPengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
 
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptxPPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
 
power point tentang koperasi simpan pinjam di indonesia
power point tentang koperasi simpan pinjam di indonesiapower point tentang koperasi simpan pinjam di indonesia
power point tentang koperasi simpan pinjam di indonesia
 
ANALISIS SENSITIVITAS METODE GRAFIK.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS METODE GRAFIK.pptxANALISIS SENSITIVITAS METODE GRAFIK.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS METODE GRAFIK.pptx
 
Ide dan Peluang dalam Kewirausahaan (dimas).pdf
Ide dan Peluang dalam Kewirausahaan (dimas).pdfIde dan Peluang dalam Kewirausahaan (dimas).pdf
Ide dan Peluang dalam Kewirausahaan (dimas).pdf
 
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.pptKonsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
 
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx
 
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
 
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYAKREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
 
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
 

Tugas Akhir Kumpulan Teori Pengantar Ekonomi Mikro Kelompok 1.pptx

  • 1. KUMPULAN TEORI PENGANTAR EKONOMI MIKRO Kelompok 1: 1. Suci Cahyani (1222300052) 2. Lufvi Selvia (1222300054) PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA TAHUN 2023 Dosen Pengampu: Dr. Sigit Sardjono, M.Ec.
  • 3. SEJARAH SINGKAT PERKEMBANGAN ILMU EKONOMI Ilmu ekonomi adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam memilih dan menciptakan kemakmuran. Hakikat masalah ekonomi yaitu adanya ketidakseimbangan antara kebutuhan manusia yang tidak terbatas dengan alat pelumas kebutuhan yang jumlahnya terbatas.
  • 4. Dilihat secara harfiah, kata “ekonomi” bersal dari kata Yunani, oikos, yang berarti “keluarga, rumah tangga”, dan nomos, yang berarti :peraturan, aturan,hukum”. Dengan demikian, secara garis besar ekonomi dapat diartikan sebagai “aturan rumah tangga” atau “manajemen rumah tangga”.
  • 5. Ekonomi juga difungsikan sebagai ilmu terapan dalam manajemen keluarga, bisnis, dan pemerintah. Teori ekonomi juga dapat digunakan dalam bidang-bidang selain bidang moneter, misalnya penelitian perilaku kriminal, penelitian ilmiah, kematian, politik, kesehatan, pendidikan, keluarga, dan lainnya.
  • 6. Perkembangan keadaan ekonomi yang pesat dan rumit menumbuhkan beberapa masalah yang tidak dapat dipecahkan oleh alat yang sudah dikembangkan oleh kelompok klasik maupun kaynes, seperti masalah stagflasi, ketidakpastian masa depan, dinamika ekonomi, dan sebagainya.
  • 7. Ilmu ekonomi mengalami perubahan besar dalam ide, konsep, dan metodenya walaupun menurut pendapat kritikus, kadang-kadang perubahan tersebut malah merusak konsep yang benar sehingga tidak sesuai dengan keadaan yanag ada.
  • 8. MAZHAB-MAZHAB DALAM EKONOMI 1. Mazhab merkantilesme 2. Mazhab fisiokrat 3. Mazhab klasik 4. Mazhab sosialisme 5. Mazhab historis 6. Mazhab marjinalis 7. Mazhab institusionalis 8. Mazhab neoklasik 9. Mazhab keynesian 10. Mazhab chicago
  • 9. PENGERTIAN ILMU EKONOMI Teori ekonomi adalah suatu ilmu sosial yang membicarakan tentang bagaimana usaha manusia untuk mencapai kemakmuran. Ilmu ekonomi timbul akibat (1) jumlah dan macam ragam kebutuhan manusia sangan banyak dan tak terbatas, serta (2) akibat alat pemuas kebutuhan relatif terbatas bila dibandingkan dengan kebutuhan manusia.
  • 10. KELANGKAAN DAN PROBLEM EKONOMI Pengertian Dasar Barang dan Jasa Jasa merupakan layanan seseorang/instansi/barang yang akan memenuhi kebutuhan masyarakat. Sedangkan barang dapat dibedakan menjadi benda yang dapat diraba dan dilihat secara fisik (seperti baju atau televisi) dan sesuatu yang tidak dapat diraba serta dilihat (seperti udara, oksigen, gas alam).
  • 11. Kelangkaan (Scarcity) dan Alternatif Pilihan Ilmu ekonomi adalah ilmu yang membicarakan tentang alam dan membahas ketersediaan sumber daya yang langka. Kelangkaan berarti tidak semua kebutuhan manusia dapat dipenuhi sehingga memaksa manusia untuk membuat pilihan. Masalah pokok dalam perekonomian timbul karena adanya “kelangkaan” atau “kekurangan” (scarcity) akibat dari ketidakseimbangan antara kebutuhan masyarakat dan
  • 12. faktor-faktor produksi yang tersedia dalam masyarakat. Kebutuhan masyarakat adalah keinginan masyarakat untuk memperoleh dan mengonsumsi barang dan jasa. Keinginan ini dapat dibedakan menjadi 2 bentuk, yaitu keinginan yang disertai kemampuan membeli barang maupun jasa yang diinginkan dan keinginan yang tidak sertai oleh kemampuan untuk membeli.
  • 13. Problem Dalam Ilmu Ekonomi Persoalan pokok yang diterangkan dalam analis ekonomi pada hakikatnya bertujuan untuk menjawab pertanyaan bagaimana cara menggunakan sumber- sumber daya atau pendapatan tertentu agar penggunaan tersebut dapat memberikan kepuasan dan kemakmuran yang maksimal kepada individu dan masyarakat.
  • 14. Ada beberapa mekanisme yang terdapat dalam problem ilmu ekonomi, antara lain: 1. Mekanisme ekonomi 2. Mekanisme perencanaan pusat 3. Mekanisme pasar
  • 15. KEGIATAN EKONOMI Kebutuhan Manusia, Sumber Pemuas, dan Teknik Produksi 1. Kebutuhan manusia Kebutuhan manusia adalah titik pangkal kegiatan perekonomian. Kebutuhan manusia terdiri dari berbagai ragam dan dalam jangka panjang tak dapat dipuaskan.
  • 16. 2. Sumber pemuas Tingkat pemuas kebutuhan yang dapat disediakan suatu perekonomian sebagian tergatung pada jumlah dan kualitas sumber-sumber yang dimilikinya. Berbagai sumber terdapat dalam masyarakat, antara lain tenaga kerja, berbagai jenis bahan mentah, tanah, mesin, gedung-gedung, bahan setengah jadi, tahan bakar, tenaga, DLL
  • 17. 2. Teknik produksi Teknik produksi adalah pengetahuan dan alat-alat untuk mengubah sumber-sumber menjadi bentuk yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan. 3. Sumber daya dan teknologi Sumber daya dapat dikelompokkan menjadi sumber daya alam, baik yang masih asli maupun yang sudah diproses dan sumber daya manusia.
  • 18. Teknologi mempunyai fungsi mengembangkan sumber daya alam maupun manusia dalam kerangka merealisasi sumber daya itu menjadi output, perbaikan kualitas dan perluasan jenis output, maupun penyempurnaan kualitas tenaga kerja dan barang modal.
  • 19. 5. Sumber daya alam Sumber daya alam, kadang-kadang juga disebut sebagai tanah, tetapi tanah dalam arti luas yaitu semua benda yang merupakan hadiah alam, baik yang ada diatas permukaan tanah maupun yang ada di dalamnya, dan yang dapat digunakan dalam proses produksi.
  • 20. Sumber daya alam yang sudah diproses manusia tetapi masih tetap dipakai sebagai alat produksi disebut barang modal. Barang modal adalah barang hasil proses produksi, tetapi masih berfungsi sebagai alat produksi barang dan jasa yang lain. 6. Sumber daya manusia Sumber daya manusia adalah sumber daya yang berupa jasa manusia, baik fisik maupun mental.
  • 21. Pelaku dan Aktivitas Ekonomi 1. Pelaku ekonomi Perilaku ekonomi adalah perilaku yang timbul sebagai tanggapan terhdap dorongan keinginan manusia untuk memenehi kebutuhan hidupnya, khususnya kebutuhan yang bersifat kebendaan. Kelompok pelaku-pelaku ekonomi yaitu rumah tangga keluarga, rumah tangga perusahaan, dan rumah tangga pemerintah.
  • 22. 2. Aktivitas ekonomi Dalam bagian ini kita akan melihat bagaimana terjadinya aliran barang dan aliran uang dalam perekonomian yang sekaligus membentuk pasar, baik pasar barang konsumsi maupun pasar faktor produksi
  • 23. PENGGUNAAN ASUMSI, RUANG LINGKUP, UNSUR PENTING, DAN ALAT ANALISIS TEORI EKONOMI
  • 24. Penggunaan asumsi terpaksa dipakai dalam teori ekonomi dikarenakan ahli-ahli ekonomi tidak dapat melakukan percobaan usahanya dalam suatu laboratorium, tetapi mempergunakan osbervasi gejala- gejala ekonomi dengan menggunakan teknik statistik atau cara lain. Penggunaan Asumsi Dalam Teori Ekonomi
  • 25. Ada bebrapa asumsi yang mendasari teori ekonomi mikro diantaranya adalah: 1. Asumsi rasionalitas 2. Asumsi cateris paribus 3. Asumsi penyederhanaan
  • 26. 1. Definisi Definisi-definisi menjelaskan variabel-variabel (suatu besaran yang dinilainya dapat mengalami perubahan) yang sifat perkaitannya akan diterangkan dalam teori tersebut. 2. Pemisalan (asumsi) Pemisalan merupakan suatu syarat penting untuk pembuatan teori, Unsur-Unsur Penting Dalam Teori Ekonomi Mikro
  • 27. 3. Hipotesis Hipotesis adalah suatu pernyataan yang bersifat umum mengenai bagaimana hubungan variabel- variabel yang dibicarakan. 4. Membuat ramalan Teori ekonomi mikro meramalkan keadaan sebagai landasan dalam merumuskan langkah-langkah untuk memperbaiki keadaan dalam perekonomian,
  • 28. Pendekatan Ilmiah Untuk Menjelaskan Teori Ekonomi 1. Pengamatan 2. Analisis ekonomi Analisi ekonomi adalah pendekatan yang berawal dan seperangkat asumsi dan kemudian menurunkan secara logis ramalan-ramalan ynag dapat dipercaya tentang perilaku ekonomi masyarakat, perusahaan, atau ekonomi secara keseluruhan.
  • 29. 3. Analis statistik Pemahaman yang menyeluruh terhadap aktivitas ekonomi tergantung pada penggunaan data ekonomi dan analisis statistik. 4. Eksperimen Eksperimen terkendali adalah seorang ilmuan membagun suatu eksperimen terkendali dengan cara membagi populasi tertentu menjadi 2 kelompok atau lebih.
  • 30. Perangkap Dalam Menjelaskan Ilmu Ekonomi Dalam bidang ilmu ekonomi, kita sering terjebak dalam perangkap yang menyebabkan kegagalan dalam analisis yaitu: 1. Kekeliruan untuk menjaga “hal-hal lainnya tetap sama” (cateris paribus) 2. Kegagalan karena adanya kekeliruan post hoc 3. Kekeliruan komposisi
  • 31. EKONOMI MIKRO DALAM KARANGKA ILMU EKONOMI Penggunaan Ilmu Ekonomi 1. Kegunaan ilmu ekonomi Kegunaan ilmu ekonomi untuk membantu orang mengatasi kepentingan pribadi mereka, ilmu ekonomi juga meningkatkan pegetahuan tentang berbagai permasalahan nasional yang penting.
  • 32. 2. Teori harga a. Teori harga dan ilmu ekonomi Teori harga dan teori pendapatan nasional merupakan alat pokok analisis ekonomi dan digunakan dalam bidang khusus seperti teori uang, perdagangan internasional, keuangan ekonomi perburuhan, ekonomi pertanian, ekonomi kesejahteraan, dan lain sebagainya.
  • 33. Teori harga dan ekonomi mikro berhubungan dengan kegiatan ekonomi dan unit-unit ekonomi seperti, konsumen, pemilik modal, dan badan- badan usaha sampai pada konsumen, komposisi arus barang tersebut.
  • 34. Teori harga dan ekonomi mikro berhubungan dengan kegiatan ekonomi dan unit-unit ekonomi seperti, konsumen, pemilik modal, dan badan-badan usaha sampai pada konsumen, komposisi arus barang tersebut. B. Teori harga dan dunia hidup Teori harga dapat menunjukkan bagaimana cara menentukan harga dan peranan harga dalam kehidupan perekonomian secara keseluruhan.
  • 35. Ilmu ekonomi dibagi menjadi 3 kelompok dasar, yaitu: 1. Kelompok ekonomi deskriptif (descriptive economics) 2. Kelompok ekonomi teori (economic theory atau economic principles) 3. Teori ekonomi terapan (applied economics) Lingkup Pembahasan Ilmu Ekonomi
  • 36. Ilmu ekonomi mempelajari ilmu ekonomi individu dan masyarakat untuk memperoleh jawaban bagi masalah yang menyangkut hubungan antara kebutuhan manusia dan alat pemuasnya. Ilmu ekonomi juga kadang-kadang dipisahkan menjadi 2, yaitu ekonomi positif dan ekonomi normatif.
  • 37. Teori mikro ekonomi disebut juga teori harga. Teori ini bersifat estimit karena didasarkan pada anggapan- anggapan tertentu yang mungkin berbeda dengan situasi yang sebenarnya.
  • 38. BAB II TEORI PERMINTAAN, PENAWARAN, DAN HARGA PASAR
  • 39. HARGA SUATU BARANG DAN JASA Harga adalah nilai barang dan jasa yang dinyatakan dengan jumlah uang tertentu. Terbentuknya harga dikarenakan ada 2 pihak, yaitu pihak yang memiliki dan bersedia untuk menawarkan serta pihak yang memerlukan dan bersedia untuk memintanya. Dalam bahasa teori ekonomi, harga terbentuk karena adanya interaksi antara permintaan dan penawaran.
  • 40. Harga berfungsi sebagai : 1) mengadakan keseimbangan antara kebutuhan dengan alat pemuas yang diminta. 2) Dengan adanya harga maka manusia mau tidak mau akan membatasi kebutuhannya sesuai dengan kemampuan dalam membayar harga barang dan jasa. 3) Harga juga membagi alat produksi pada berbagai kemungkinan pemakaian. 4) harga juga merupakan pembentuk pendapatan berupa upah, bunga modal, serta pendapatan pengusaha dan pemilik sumber.
  • 41. TEORI PERMINTAAN Permintaan akan barang dan jasa timbul karena mempunyai “nilai”. Dalam kenyataannya, tidak setiap keinginan konsumen bisa terwujud. Tergantung apakah permintaannya dapat terealisasi dalam transaksi atau tidak. Oleh karena itu, perlu dibedakan antara permintaan dan keinginan. Dalam teori ekonomi, yang dimaksud dengan “permintaan” ialah keinginan konsumen untuk memiliki dan menguasai barang dan jasa dan keinginan ini didukung oleh kekuatan untuk membeli atau menukar barang dan jasa.
  • 42. Faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan suatu barang antara lain: 1. Harga barang itu sendiri 2. Kegunaan barang tersebut 3. Rasa dan keinginan konsumen 4. Banyak dan sedikitnya konsumen itu sendiri
  • 43. 5. Jumlah barang dan jasa yang tersedia 6. Jumlah dan jenis barang pengganti 7. Harga barang yang lain 8. Tingkat penghasilan konsumen 9. Waktu/tempat
  • 44. Namun, secara umum faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan suatu barang adalah: 1. Harga barang itu sendiri 2. Harga barang lain (substitusi maupun komplementer) 3. Income 4. Selera
  • 45. fungsi permintaan dirumuskan sebagai berikut: Dx = f(px; py ....... pz I, S) Keterangan: Dx = permintaan akan barang Px = harga barang itu sendiri P2 = harga barang yang lain I = pendapatan konsumen S = selera
  • 46. HUKUM PERMINTAAN Hukum permintaan merupakan hukum umum yang menyangkut pengaruh harga terhadap jumlah barang dminita mekanisme sebagai berikut: “jika harga turun maka permintaan akan barang tersebut akan bertambah, sebaliknya jika harga naik maka jumlah barang yang diminta akan berkurang.”
  • 47. KURVA DEMAND Kurva permintaan merupakan tempat titik-titik yang masing- masing menggambarkan tingkat maksimal pembelian pada harga tertentu, jadi kurva permintaan adalah pembatas kondisi. Kurva permintaan juga memperlihatkan harga maksimal yang akan dibayar bagi macam-macam kuantitas per unit waktu.
  • 48. Dari tabel 2.1 di atas, bisa menggambarkan hukum permintaan. Semakin murah harga suatu barang maka jumlah yang dibeli semakin besar. Begitu pula sebaliknya jika harga suatu barang meningkat maka jumlah barang yang diminta akan semakin sedikit.
  • 49. Dari tabel tersebut, dapat digambarkan suatu kurvapermintaan seperti dibawah ini.
  • 50. Jadi kurva permintaan adalah kurva yang menunjukan hubungan antara jumlah barang atau jasa yang diminta dengan harga di mana harga sebagai variabel independen dan jumlah barang yang diminta merupakan variabel dependen. Secara umum hubungan antara harga dan jumlah barang yang diminta mempunyai sifat hubungan terbalik (negatif) sehingga pada umumnya kurva permintaan suatu barang bersudut negatif terhadap sumbu horizontal.
  • 51. PENGECUALIAN KURVA DEMAND Walaupun menurut hukum permintaan, kurva permintaan turun miring ke kanan, ada juga pengecualiannya seperti halnya dengan kebanyakan hukum dan peraturan. Pengecualian ini berupa kasus klasik yang terkenal dengan nama “barang Giffen” atau “keanehan Giffen” (Giffen Paradox).
  • 52. Ada dua hal yang diduga keras sebagai pengecualian terhadap hukum permintaan. Hal pertama berhubungan dengan barang gengsi (prestige good). Hal kedua dalah pengaruh harapan yang dinamis (dynamic expectational effects). Gambar 2.2 memperlihatkan kurva permintaan yang miring ke atas (upward sloping). Seperti akan diperlihatkan analisis teori mengenai kurva semacam ini selalu menarik
  • 53. MENGGAMBAR KURVA DEMAND DENGAN MATEMATIS Hubungan antara harag dan jumlah yang diminta bisa dituliskan berupa fungsi sebagai berikut: Q = F (P) Fungsi ini bisa dituliskan dengan fungsi persamaan permintaan sebagai berikut: Q = a – bp
  • 54. Keterangan: Q = jumlah barang yang diminta P = harga a = konstanta, jika harga barang sama dengan 0, maka jumlah yang diminta tertentu kalau dalam persamaan fungsi a ini adalah suatu intercept (suatu garis yang memotong garis yang lain).
  • 55. b = slope dari garis itu (--) = persamaan fungsi demand selalu berslope negatif Slope negatif ini menggambarkan bahwa hubungan antara Q dan P selalu berbanding terbalik. Slope yang negatif menggambarkan bentuk kurva permintaan miring dari kiri atas ke kanan bawah.
  • 56. PERGESERAN KURVA DEMAND Kenaikan pendapatan berarti kurva permintaan akan bergeser ke kanan. Jika pendapatan turun, maka kurva permintaan akan bergeser ke kiri. Hal ini dapat dilihat pada gambar 2.4 tersebut D adalah kurva permintaan yang semula, D’ adalah kurva permintaan sesudah kenaikan pendapatan, dan D’’ adalah kurva permintaan sesudah pendapatan turun.
  • 57. Perubahan di Sepanjang Kurva Permintaan dan Pergeseran Kurva Permintaan 1. Perubahan harga barang sendiri mengakibatkan pergeseran di sepanjang kurva permintaan itu sendiri Perubahan permintaan sepanjang kurva permintaan terjadi bila harga komoditi yang diminta berubah (naik atau turun). Perubahan harga barang sendiri akan menyebabkan perubahan jumlah barang yang diminta dengan anggapan cateris paribus ini dicerminkan.
  • 58. Pada gambar 2.4 nampak adanya perubahan jumlah barang yang diminta jika ada perubahan harga. Pergerakan dari titik A ke B atau B ke A disebabkan karena perubahan harga barang itu sendiri. Akibat perubahan harga itu sendiri tidak mengubah/menggeser kurva demand. Pergerakan itu hanya terjadi di sepanjang kurva itu sendiri (shift along the demand curve). Perubahan yang terjadi di sepanjang kurva itu sendiri hanya terjadi jika harga barang itu sendiri yang berubah
  • 59. 2. Perubahan faktor-faktor lain selain berubahnya harga barang itu sendiri mengakibatkan pergeseran kurva permintaan Perubahan kurva permintaan ke kanan atau ke kiri disebabkan oleh perubahan permintaan yang ditimbulkan oleh faktor-faktor selain harga komoditi. Adanya perubahan faktor lain selain harga barang itu sendiri akan menimbulkan terjadinya perubahan permintaan yang ditunjukan oleh bergesernya kurva permintaan ke kanan atau ke kiri.
  • 60. Dalam gambar 2.5 nampak bahwa kurva permintaan mula-mula adalah Do, kemudian berubah menjadi D1 dan D2. perubahan ini yang disebut sebagai perubahan permintaan. Permintaan bertambah (meningkat) dicerminkan dari Do ke D2 dan permintaan berkurang (menurun) ditunjukkan dari Do ke D1. Kenaikan permintaan mungkin disebabkan meningkatnya pendapatan dan sebaliknya menurunnya permintaan karena menurunnya pendapatan. Artinya, adanya hubungan positif antara pendapatan dengan permintaan.
  • 61. Berbagai faktor yang memengaruhi perubahan permintaan yaitu: a. Pendapatan konsumen b. Harga barang terkait substitusi dan komplomenter c. Selera dan preferensi konsumen d. Perubahan faktor lain, misalnya perubahan pengharapan harga
  • 62. Hal yang perlu diingat adalah bahwa “perubahan harga akan menyebabkan pergerakan sepanjang satu kurva permintaan dan perubahan variabel selain harga barang itu sendiri menyebabkan perubahan permintaan yang ditunjukkan oleh bergesernya kurva permintaan”.
  • 63. PERMINTAAN INDIVIDU DAN PERMINTAAN PASAR Kurva permintaan pasar diperoleh dari penjumlahan kurva permintaan berbagai individu terhadap barang tersebut pada setiap tingkat harga. Sebagai contoh, bila dimisalkan pasar hanya terdiri dua individu, yaitu Ali dan Budi dengan jumlah DVD yang diminta pada setiap tingkat harga sebagai berikut:
  • 64. Dari tabel 2.2 di atas terlihat bahwa permintaan pasar merupakan penjumlahan horizontal permintaan Ali dan Budi pada setiap tingkat harga. Kurva permintaan pasar adalah penjumlahan horizontal dari permintaan individu.
  • 65. TEORI PENAWARAN Istilah penawaran dalam teori ekonomi mempunyai arti berbagai jumlah barang yang ditawarkan pada berbagai tingkat dalam periode tertentu. Penawaran dapat diartikan dengan “berbagai kuantitas barang yang akan dijual oleh penjual di pasar dengan berbagai kemungkinan harga, dengan asumsi keadaan lain dianggap tetap tak berubah”.
  • 66. Kurva penawaran naik ke arah kanan atas karena harga yang lebih tinggi akan mendorong penjual untuk menjual lebih banyak dan dapat menarik penjual lain masuk ke pasar. Bentuk kurva penawaran yang dari kiri bawah ke kanan atas ini memiliki arti semakin tinggi harga jual suatu barang semakin banyak jumlah yang ditawarkan.
  • 67. HUKUM PENAWARAN “Jika harga suatu barang/jasa naik maka jumlah barang yang ditawarkan akan bertambah dan sebaliknya jika harga turun maka jumlah barang yang ditawarkan akan berkurang dengan anggapan cateris paribus”. Hukum penawaran juga dapat dinyatakan sebagai berikut: “Ada hubungan (positif) langsung antara jumlah barang yang ditawarkan dengan harganya dengan anggapan cateris paribus”.
  • 68. Hukum di atas berarti bahwa kalau suatu barang meningkat maka jumlah barang yang ditawarkan akan meningkat (karena produsen semakin menguntungkan), dan sebaliknya kalau harga turun, jumlah barang yang ditawarkan juga menurun (karena kurang menguntungkan bagi produsen).
  • 69. BENTUK KURVA PENAWARAN 1. Bentuk kurva penawaran yang tunduk dengan hukum penawaran Kurva penawaran memperlihatkan kuantitas maksimal dalam satu unit waktu yang akan dijual oleh penjual dengan berbagai pilihan harga di pasar.
  • 70. 2. Bentuk kurva penawaran yang tidak tunduk kepada hukum penawaran Kurva S3 merupakan kurva penawaran untuk jangka waktu yang sangat pendek, di mana produsen tidak dapat menambah/tidak sempat menambah jumlah produksinya. Penawaran yang seperti itu kita sebut sebagai kurva penawaran seketika (market short period supply curve).
  • 71. Kuva S1 dan S2 kedua-duanya dapat merupakan kurva penawaran jangka panjang. Kurva S1 merupakan kurva penawaran jangka panjang dengan biaya konstan atau condtant cost long-run supply curve, sedangkan kurva S2 disebut sebagai kurva penawaran janga panjang dengan biaya menurun atau decreasing cost long-run supply curve.
  • 72. PERUBAHAN PENAWARAN Kurva penawaran adalah tempat yang menunjukkan jumlah maksimal yang ditawarkan. Kurva penawaran terjadi perubahan faktor yang memengaruhi jumlah barang yang ditawarkan berkibat bertambahnya penawaran, maka kurva penawaran akan bergeser ke kanan, sebalikknya jika berakibat berkurangnya penawaran maka kurva penawaran akan bergeser ke kiri
  • 73. Perubahan dari A ke B atau C, perubahan jumlah yang ditawarkan disebabkan karena adanya perubahan harga barang itu sendiri. Perubahan harga barang yang ditawarkan menyebabkan perubahan di sepanjang kurva itu sendiri. Jika yang berubah selain barang itu sendiri kurava supply bergeser ke kiri (jika berkurang) dan ke kanan (jika bertambah)
  • 74. Ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya berubahan penawaran, antara lain: 1. Berubahnya harga input variabel 2. Perubahan teknologi 3. Perubahan iklim 4. Harga komoditas lain 5. Biaya untuk memperoleh faktor produksi 6. Pajak dan subsidi 7. Harapan harga 8. Tujuan perusahaan
  • 75. PENENTUAN HARGA PASAR Harga pasar terjadi karena adanya interaksi permintaan dan penawaran. Jika permintaan melebihi barang yang ditawarkan akan terjadi peningkatan harga, sebaliknya jika penawaran melebihi jumlah yang diminta harga akan menurun. Dengan demikian, yang dimaksudkan dengan harga pasar ialah suatu tingkat harga tertentu di mana penjual mau menjual sejumlah barangnya dan konsumen mau membeli sejumlah barang tersebut.
  • 76. 1. Secara grafik Setelah mengalami proses-proses ekonomi, maka harga menjadi sebesar P. Pada waktu harga sebesar P, maka jumlah yang ditawarkan akan sama degan jumlah yang diminta oleh konsumen sebagai 0Q.
  • 77. 2. Secara sistematis Persamaan fungsi demand Qd = 400 – 0.5 p sedang fungsi penawaran Qs = 100 + P. Ditanya berapa Q dan P keseimbangan pasar? Jawab: Keseimbangan terjadi pada saat Qd = Qs 400 – 0.5P = 100P 1.5P = 300 P = 300 Q = 300
  • 78. 3. Perubahan permintaan dan penawaran mengubah harga dan kuantitas pasar a. Harga pasar berubah jika penawaran bertambah sedang permintaan tetap Dengan adanya perubahan penawaran dan permintaan, harga dan kuantitas keseimbangan akan berubah.
  • 79. Jika yang berubah permintaan adanya penambahan permintaan yang melebihi penawaran maka berakibat harga (P) akan meningkat. Sebaliknya, jika jumlah barang yang ditawarkan melebihi jumlah barang yang diminta maka harga keseimbangan akan menurun.
  • 80. Dari gambar di atas, karena jumlah yang ditawarkan bertambah sedang permintaan tetap maka terjadi penurunan harga yang semula 0P1 menjadi sebesar 0P2. Sedang jumlah keseimbangan berubah, yang tadinya 0Q1 menjadi 0Q2.
  • 81. b. Harga pasar berubah jika terjadi perubahan permintaan meningkat sedang penawaran tetap Pada gambar diatas, jumlah permintaan bertambah sedang penawaran tetap mka terjadi kenaikan harga yang emula 0P1 menjadi sebesar 0P2.
  • 82. Jumlah keseimbangan berubah, tadinya 0Q1 menjadi 0Q2. Naiknya harga karena demand lebih besar dari penawaran (D>S). Akibatnya keseimbangan harga dan jumlah beralih pada titik A ke titik B. Demikian sebaliknya, jika permintaan berkurang maka harga dan jumlah keseimbangan akan berubah.
  • 83. c. Perubahan keseimbangan jika terjadi perubahan permintaan meningkat sedang penawaran turun Pada gambar diatas, adanya perubahan permintaan dan penawaran yang berkurang maka kurva permintaan bergeser ke kanan dan kurva penawaran bergeser ke kiri.
  • 84. Besarnya perubahan harga dan kuantitas pasar akibat adanya perubahan permintaan dan penawaran tergantung dengan kecondongan slope permintaan dan penawaran (sifat elastisitasnya).
  • 85. APLIKASI PRAKTIS KESEIMBANGAN PASAR 1. Kebijakan ceiling price Kebijakan ceiling price adalah kebijakan yang ditetapkan pemerintah dengan tujuan melindungi konsumen agar mendapatkan harga yang wajar. Sebagai contoh kebijakan ceiling price ini adalah harga eceran tertinggi untuk gabah kering giling (GKG), harga eceran BBM.
  • 86. Pada gambar di atas, jika pemerintah tidak ikut campur menetapkan harga, maka harga yang terjadi adalah yang berlaku di pasar sebesar OP1. pemerintah menetapkan kebijakan harga tertinggi yang boleh dijual sebesar OP2. pada tingkat harga ini produsen hanya bersedia menawarkan barangnya sebesar OQ2 sedang konsumen bersedia membeli sebanyak 0Q3.
  • 87. 2. Kebijakan floor price Kebijakan floor price adalah kebijakan yang ditetapkan pemerintah di atas harga pasar. Tujuannya adalah untuk melindungi produsen agar mendapatkan harga yang wajar. Sebagai contoh adalah harga tiket pesawat dan tiket bus
  • 88. 3. Cobweb teori-teori sarang laba-laba (teori penyesuaian harga) Harga dan kuantitas untuk berbagai barang berubah secara siklis dalam jangka panjang. Kalau harga meningkat atau menurun, jumlah yang diproduksi juga meningkat atau menurun dalam gelombang yang berbeda. Gerakan harga dan kuantitas ini dinamakan teori sarang laba-laba (cobweb theory).
  • 89. Dalam gambar di atas, bahwa pada musim pertama, misalkan harga P1 sehingga petani berusaha menambah produksinya, pada musim ke-2 jumlah yang ditawarkan sebanyak OQ2. jika hasil panen yang ditawarkan sebanyak OQ2 dengan harga OP1, pada kondisi harga OP1 terjadi exces supply.
  • 90. Akibat adanya exces supply harga menjadi turun sampai OP2. pada kondisi harga sebesar OP2 terjadi exces demand atau shortage supply. Akibatnya kekurangan supply harga meningkat lagi sampai OP1. Pada harga OP1 petani bersedia menambah produksinya di musim yang akan datang. Akibatnya terjadi exces supply dan harga jatuh sampai OP2.
  • 91. 4. Surplus produsen dan konsumen Surplus konsumen adalah ukuran keuntungan yang diperoleh produsen karena mereka beroperasi pada suatu pasar komoditi. Surplus produsen ditunjukkan oleh bidang P1EQ1O. Surplus konsumen menunjukkan keuntungan yang diperoleh konsumen karena mereka membeli komoditi. Surplus konsumen ditunjukkan oleh bidang P1P2E.
  • 92. Dari uraian surplus konsumen dan produsen di atas bisa disimpulkan jika harga semakin rendah, surplus konsumennya bertambah banyak, sebaliknya surplus produsennya turun. PP1E adalah surplus konsumen (SK) OP1E adalah surplus produsen (SP) Selama konsumen masih memiliki SK maka konsumen masih bersedia membeli. Sedang bagi produsen selama masih meiliki SP, produsen masih mau menjual produknya.
  • 93. Jika harganya sebesar OP1 besarnya surplus konsumen adalah P1AL. Jika harganya naik lebih tinggi dari OP1 surplus konsumennya berkurang tetapi jika harganya kurang dari OP2 surplus konsumennya bertambah. Naiknya harga akan mengurangi surplus konsumen dan adanya dead wieght loss (DWL). DWL-nya sebesar KK’’L.
  • 94. 5. Pengalihan beban pajak (shifting tax) Jika pemerintah tidak mengenakan pajak, maka harga jual tersebut sebesar OP1. Dengan adanya pajak sebesar E2E3 atau P1P2 produsen berusaha melimpahkan pajak tersebut ke pembeli konsumen.
  • 95. Total pajak yang diterima pemerintah sebesar P3P2E2E3. Pajak sebesar itu berasal dari produsen sebesar P3P1E5E3 dan yang berasal dari konsumen sebesar P1P2E2E5. Keberhasilan melimpahkan pajak (shifting tax) pada konsumen bergantung dari kecondongan kurva penawaran.
  • 96. Beberapa kesimpulan dari beban pajak di atas sebagai berikut: a. Semakin tidak elastis (semakin curam) permintaan semakin kecil penurunan volume penjualan dan semakin besar kenaikan harga yang diakibatkan oleh adanya pajak b. Semakin tidak elastis kurva penawaran, semakin kecil perubahan volume transaksi dan harga beli yang dibayar konsumen dan semakin besar penurunan harga jual yang diterima produsen.
  • 97. c. Semakin tidak elastis kurva demand, semakin besar proporsi beban pajak yang ditanggung konsumen. Semakin tidak elastis kurva supply semakin besar kemungkinan produsen penanggung beban pajak. d. Semakin tidak elastis kurva demand dan kurva supply semakin besar pendapatan pemerintah.
  • 98. 6. Kasus penetapan harga barang bebas dan barang potensial a. Barang bebas Barang bebas adalah barang yang jumlahnya melimpah sehingga tidak mempunyai harga. Perhatikan grafik dibawah ini, jika permintaan digambarkan dengan kurva D0 sedang supply-nya digambarkan dengan kurva S terlihat antara kurva D tidak bisa ketemu dengan kurva S. Hal itu menyebabkan barang tersebut tidak mempunyai harga.
  • 99. a. Barang potensial Suatu misal barang potensial ini adalah peralatan makan yang terbuat dari emas. Permintaan itu ada (ditunjukkan dengan kurva demand D), tetapi harga yang paling tinggi yang mampu dibayar konsumen (OP1) belum cukup mengundang produsen agar produsen mau membuatnya dengan harga OP2.
  • 101. BEBERAPA KONSEP BERKAITAN DENGAN PERILKAU KONSUMEN Permintaan timbul karena konsumen memerlukan manfaat dan barang yang diminta. Manfaat inilah yang dikenal dengan istilah utilitas (utility). Jika konsumen membeli barang karena mengharap memperoleh manfaat dan nilai gunanya (utlity), tentu saja secara rasional konsumen berharap memperoleh utility yang optimal.
  • 102. Ada dua cara pengukuran nilai manfaat dan suatu barang, yakni: 1.Secara kardial • (dengan menggunakan nilai absolut) Secara ordinal • (dengan menggunakan pendekatan nilai relatif, order, atau rangking).
  • 103. Sesuai dengan konsep Gossen II, maka ada dua pendekatan dalam mempelajari pendayagunan (utility). 1. Mengapa konsumen lebih suka membeli barang dan jasa dalam jumlah lebih banyak jika harha tersebut turun. 2. Dan sebaliknya membeli jumlah barang dan jasa lebih sedikit jika harga tersebut meningkat.
  • 104. Nilai Barang Kebutuhan manusia pada garis besarnnya dapat dibagi menjadi 2 yaitu: 1. Kebutuhan pokok 2. Kebutuhan sekunder (bukan pokok) Untuk memenuhi bermacam-macam kebutuhan ini diperlukan barang dan jasa. Sedang kemampuan barang dan jasa dalam memenuhi kebutuhan manusia disebut “nilai”.
  • 105. Nilai barang dapat dibedakan menjadi: a. Nilai penggunaan objektif atau nilai guna b. Nilai penggunaan subjektif Nilai subjektif ini akan memiliki skor yang berlainan pada setiap individu dalam menilai suatu barang. Hal ini tergantung dengan waktu, tempat, dan jumlah barang tersebut yan dimilikinya (kelangkaan).
  • 106. Pada zaman modern ini, barang dan jasa mempunyai nilai kegunaan untuk memenuhi kebutuhan, juga mempunyai nilai pertukaran, yaitu kemampuan barang dan jasa untuk ditukarkan dengan barang dan jasa lainnya. Nilai pertukaran ini dapat dibagi menjadi 2, yaitu: 1. Nilai pertukaran objektif 2. Nilai pertukaran subjektif
  • 107. Pemenuhan Kepuasan Pada hakikatnya kepuasan manusia tidaklah terbatas untuk memenuhi semua kebutuhan manusia. Oleh karena itu, hendaknya manusia dapat berpikir rasional dalam menentukan kebutuhan. Banyak ahli ekonomi yang , terutama ahli ekonomi yang termasuk aliran klasik, membecirakan tentang kebutuhan dan pemuasnya. Diantaranya adalah Gossen yang dikenal dengan Hukum Gossen.
  • 108. Hukum Gossen I Jika pemuas kebutuhan dijalankan terus-menerus, maka kenikmatannya akan terus-menerus berkurang, sampai akhirnya datang kekenyangan (kejenuhaan). Hukum Gossen II Tiap-tiap anusia akan berusaha memenuhi berbagai kebutuhannya supaya semua kebutuhannya tersebuat dipuaskan dengan seimbang. Berdasarkan pendapat Gossen ini timbullah berbagai teori guna dan kepuasan (marginal utility).
  • 109. PENDEKATAN TRADISIONAL UNTUK MENGUNGKAPKAN PERILAKU KONSUMEN Secara tradisional perilaku konsumen dapat dijelaskan dengan menggunakan konsep utilitas (daya guna). Menurut pendekatan ini setiap barang mempunyai daya guna atau utilitas karena barang tersebut pasti mempunyai kemampuan untuk memberikan kepuasan kepada konsumen yang menggunakan barang tersebut. Dalam kerangka tradisional ini dikenal sekelompok orang yang menganggap bahwa utilitas diukur secara absolut dengan menggunakan unit pengukuran yang disebut dengan “util”.
  • 110. Atas dsar anggapan dapat diukurnya daya guna barang, penekatan tradisional ini merumuskan hubungan antara jumlah daya guna dengan barang yang dikonsumsikan dalam bentuk suatu fungsi: U = f(X1; X2; .....Xn) Di mana U adalah banyaknya daya guna bagi seseorang konsumen dan X2 adalah banyaknya barang tertentu yang dikonsumsikan oleh konsumen tersebut.
  • 111. Pendekatan perilaku konsumen dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu cara pendekatan tradisional dan cara pendekatan modern. pendekatan tradisonal terpecah menjadi dua. Pendekatan pertama berkembang menjadi teori guna kardinal (cardinal utility) dan yang kedua teori daya guna ordinal (ordinal utility).
  • 112. Teori yang pertama (cardinal utility) dalam menjelaskannya menggunakan pendekatan marginal utility dan total utility, sedangkan teori kedua menggunakan pendekatan indifference curve (kurva indiferen). Perbedaan kedua teori tersebut diasarkan pada asumsi pokok tentang pengertian daya guna.
  • 113. CARDINAL APPROACH Menurut teori ini kita tidak perlu mengetahui secara absolut besarnya daya guna bagi seorang konsumen. Sebenarnya yang kita pelajari itu adalah seseorang yang mampu membuat order atau urutan-urutan kombinasi barang yang dikonsumsikan berdasarkan besarnya daya guna yang diterimanya.
  • 114. Dalam pendekatan utilitas kardinal, dianggap bahwa manfaat atau kenikmatan yang diperoleh oleh seseorang konsumen dapat dinyatakan secara kuantitatif dan dapat diukur secara pasti. Berdasarkan anggapan konsumen akan diketahui bagaimana seorang konsumen akan memaksimumkan kepuasaanya dengan memilih komoditas yang tersedia di pasar. Dalam teor guna ini dikenal nilai guna total (total utility/TU) dan nilai guna marginal (marginal utility/MU).
  • 115. Nilai guna mrginal adalah pertambahan atau pengurangan kepuasan sebagai akibat dan pertambahan atau pengurangan penggunaan satu unit komoditas tertentu. Berkaitan dengan fenomena dalam teori nilai guna dikenal hukum diminishing marginal utility, yaitu pertambahan utilitas yang menurun karena pertambahan satu unit komoditas yang dikonsumsi.
  • 116. Pendekatan kardinal atau cardinal utility ini bertitik tolak pada anggapan bahwa kepuasan konsumen bisa diukur. Dalam pendekatan ini juga dapat dibedakan antara guna total (total utility = TU) dan guna batas atau (marginal utility = MU)
  • 117. Konsep Guna Batas dan Guna Total Guna Batas (Marginal Utility) Guna batas ialah sumbangan kepuasan yang diberikan oleh barang terakhir yang dimiliki oleh orang tersebut. Semakin banyak jumlah barang yang sejenis yang dipunyai oleh seseorang maka sumbangan kepuasan dari barang yang terakhir semakin kecil. Guna Total (Total Utility) Guna total ialah tingkat kepuasan yang diperolekh karena mengonsumsi berbagai jumlah barang. Semakin besar barang yang dikonsumsi semakin banyak guna total akan mencapai titik maksimum.
  • 118. Contoh TU dan MU Kurva TU dan MU
  • 119. Keterangan: • Pada waktu konsumen mengonsumsi unit ketiga maka pada waktu itu kepuasan telah mencapai titik maksimum dan pada unit ketujuh kepuasan total tidak bertambah. Jika konsumen menambah barang-barang yang dikonsumsinya dengan unit selanjutnya maka total gunanya akan menurun. Kalau tambahan ini terus-menerus dilakukan maka guna totalnya dapat menjadi 0 bahkan bisa menjadi negatif. Hal ini sangatlah jarang terjadi di dunia nyata.
  • 120. • Pada waktu TU maksimal (unit ke-3) maka MU-nya =0. marginal utility terus menurun. Hal ini disebabkan tambahan guna itu selalu menurun dengan adanya tambahan unit barang yang dikonsumsikan. Hal ini sudah diselidiki oleh para ahli ekonomi. Salah satu diantaranya adalah H. K. Gossen dan hasil penyelidikannya itu dikenal dengan nama Hukum Gossen I (Low of Diminishing Marginal Utility).
  • 121. Asumsi (Anggapan) dalam Teori Cardinal Utility Seseorang Bisa Diukur dengan Uang Asumsi dasar yang digunakan pada pendekatan ini adalah tingkat kepuasan konsumen mengonsumsi barang/jasa dapat dihitung secara numerik. Dalam teori nilai guna ini dikenal nilai guna total (total utility/TU) dan nilai guna marginal (marginal utility/MU).
  • 122. Nilai guna total berkenaan dengan jumlah seluruh kepuasan yang diperoleh dan mengonsumsi sejumlah barang tertentu. Nilai guna marginal adalah pertambahan atau pengurangan kepuasan sebagai akibat dari pertambahan atau pengurangan penggunaan satu unit barang tertentu.
  • 123. Di muka telah dikemukakan bahwa daya guna ukur dalam satuan util. Namun demikian, satuan util itu merupakan satuan yang tidak jelas bagi kita. Oleh karena itu, diperlukan asumsi lain, yaitu bahwa utility dapat diukur dalam satuan uang. Dengan demikian, asumsi dalam ukuran ini harus diartikan sebagai jumlah uang yang tersedia dibayar konsumen untuk mendapatkan satu satuan barang lagi. Dengan demikian, ukuran uang dapat digunakan untuk membahas perilaku konsumen
  • 124. Berlakunya Hukum Gossen (Law of Diminishing Marginal Utility) Dalam teori ini nilai guna dikenal hukum diminishing marginal utility, yaitu pertambahan utilitas yang menurun karena pertambahan satu unit barang yang dikonsumsi. Secaragrafis, hubungan antara jumlah barang yang dikonsumsikan dengan daya guna total dan laju pertambahan daya guna dapat ditunjukkan pada gambar 4.2
  • 125. Jadi, asumsi ini diperlukan untuk menggambarkan perilaku konsumen secara lebih riil. Bila tidak, daya guna akan bertambah terus tanpa batas, yang berarti konsumen tidak pernah merasa puas sehingga berusaha terus menambah tingkat konsumsinya.
  • 126. Kritik pada Pendekatan Cardinal Asumsi Utility Bisa Diukur adalah Pemikiran yang Keliru Aliran ini menganggap bahwa tinggi rendahnya nilai suatu barang tergantung dari subjekyang memberikan penilaian. Jadi, suatu barang baru mempunyaiarti bagi seorang konsumen apabila barang tersebut mempunyai daya guna baginya. Besarnya daya guna tergantung dan konsumen bersangkutan.
  • 127. Marginal Utility dari Uang Tidaklah Konstan Semakin banyak jumlah uang yang dimiliki, semakin memberikan kepuasan yang lebih besar. Kriteria pokok dari suatu alat pengukur adalah bahwa alat pengukur tersebut harus mempunyai nilai yang tetap. Hal ini disebabkan oleh semakin banyak uang yang dimilikinya semakin rendah penilaiannya terhadap uang.
  • 128. MAKSIMALISASI GUNA Guna batas ini adalah tambahan guna pada guna total karena ada tambahan satu unit barang lagi yang dikonsumsi, untuk mencari marginal utility ini dipergunakan perhitungan sebagai berikut. TU2 (sesudah tambahan) – TU1 (sebelum ada penambahan) =Mux Atau (TUx+1) – (Tux) = MUx
  • 129. Jika total utility mencapai titik maksimal maka MU=0, an selanjutnya jika total unility menurun karena pertambahan unit barang yang dikonsumsi maka MU akan menjadi negatif (-). Turunan pertama dari fungsi TU adalah nilai X yang bisa menghasilakan TU maksimal atau bisa juga dikatakan nilai X dari turunan pertama dari MU sama dengan nol maka TU-nya maksimal.
  • 130. Untuk memecahkan kasus konsumen menghadapi dua jenis barang yang marginal utility-nya berbeda dan harganya pun berbeda dapat mempergunakan formula berikut ini: 𝑴𝑼𝒙 𝑷𝒙 = 𝑴𝑼𝒚 𝑷𝒚  formula (1) Formula di atas disebut dengan syarat utama yang harus dipenuhi. Dengan formula ini akan dapat diketahui komposisi yang akan memberikan guna yang maksimal bagi konsumen.
  • 131. Kelemahan dari formula (1) ialah tidak memperhatikannya berapa besar pendapatan konsumen untuk mengatasi kelemahan ini maka dibuat formula pelengkap sebagai berikut: 𝑿 . 𝑷𝒚 + 𝒀 . 𝑷𝒚 = … … … = 𝑰 𝒑𝒏𝒅𝒂𝒑𝒂𝒕𝒂𝒏  formula (1)
  • 132. Cara Mempergunakan Persamaan Fungsi Mencari kemungkinan dari kombinasi-kombinasi tersebut yang ddapat memenuhi formula (1) kemudian diuji apakah juga memenuhi formula (2), dan jika salah satu tidak terpenuhi maka harus dicari kombinasi yang lain.
  • 133. Perubahan Kombinasi Barang yang Dibeli Konsumen Adanya kenaikan harga dari salah satu barang yang dibutuhkan dapat mengubah kombinasi barang yang dibeli. Hal ini disebabkan: 1. Adanya efek substitusi 2. Efek pendapatannya (income) Kedua efek ini saling memperkuat bila barang yang dibeli konsumen tersebut adalah barang normal.
  • 134. INDIFFERENCE CURVE APPROUCH Property Indiference Curve Ada tiga kelemahan pada the Cardinalist Approuch, yaitu: 1. Asumsi yang digunakan dalam pendekatan ini adalah asumsi yang keliru (doubtful). Pendekatan ini beranggapan bahwa kepuasan konsumen mengonsumsi komoditi dapat diukur secara numerik.
  • 135. 2. Asumsi yang menggambarkan utility dari uang yang konstan adalah tidak realistik karena jika income sekarang meningkat maka marginal utility dari uang akan berubah. 3. Anggapan terjadinya diminishing marginal utility hanya bersifat psikologi saja.
  • 136. Atas dasar kelemahan pendekatan ini muncul pendekatan ordinal. Pendekatan ordinal ini menyatakan bahwa utilitas seseorang tidak dapat diukur dengan numerik tetapi bisa digunakan secara ordinal. Cara kedua ini tingkat utility diukur melalui ordinal atau rangking. Akan tetapi tidak disebutkan nilai gunanya secara pasti.
  • 137. Dalam hal ini emngonsumsi 4 barang/jasa pada umumnya lebih memuaskan daripada mengonsumsi 1 barang/jasa tetapi berapa nilai kepuasannya tidak dapat diketahui secara pasti. Fenomena ini dinyatakan dengan kurva kepuasan sama atau indifference curve (IC), yaitu kurva yang menggambarkan tingkat utility yang sama untuk berbagai kombinasi barang.
  • 138. Pada pendekatan indifference curve ini kepuasan konsumen tidak bisa diukur tetapi bisa diungkapkan dengan kata-kata. Ungkpan itu bersifat ordinal, yaitu lebih enak, lebih baik, lebih suka, dan seterusnya. Oleh karena itu, pendekatan indifference curve ini juga disebut dengan pendekatan ordinal.
  • 139. Asumsi dalam Pendekatan Indifference Curve Agar perilaku konsumen dapat dijelaskan riil, teori indifference curve memerlukan adanya beberapa anggapan (asumsi), yaitu: a. Konsumen selalu bersifat rasional (ratonality). b. Nilai guna dari uang bersifat konstan (constant marginal of money). c. Utility dinyatakan secara ordinal.
  • 140. d. Berlakunya hukum tambahan yang semakin lama semakin berkurang (dimishing marginal utility). e. The total utility dari konsumen tergantung dari beberapa komoditi. f. Consistency and transitity of choice.
  • 141. Secara rasional utilitas konsumen akan meningkat jika jumlah komoditi yang dikonsumsi meningkat. Konsumen akan bertindak secara rasional, yaitu dengan jumlah uang yang dimiliki ingin mendapatkan uutilitas yang maksimum. Jadi, konsumen yang tidak erusaha memaksimumkan daya guna dengan kendala pendapatannya yang tertentu tidak dapat dijedikan objek pembahasan ini.
  • 142. Asumsi yang tidak kalah adalah menganggap bahwa berlakunya constant marginal of money, yang artinya uang sekedar sebagai alat pembayaran saja. Uang tidak dapat memberikan kepuasan (utilitas). Kriteria pokok dari suatu alat pengukur adalah alat pengukur harus mempunyai nilai yang tetap.
  • 143. Dalam penedekatan ini uang dianggap sebagai alat pembayaran, bukan ke fungsi lain. Uang bukan sebagai alat tukar atau uang bukan sebagai pemnyimpanan nilai. Dengan singkat dapat dikatakan bahwa uang harus mempunyai nilai subjektif yang tetap.
  • 144. Banyak lebih disukai dan sedikit (more is better) juga merupakan alasan rasional sehingga kurva indiferen yang berada pada sisi kanan lebih disukai. Menambah atau mengurangi konsumsi barang X berarti menambah atau mengurangi total utilitas dari barang X, yang berdampak pada adanya perubahan marginal utility-nya (MU).
  • 145. Dengan cara kedua, yaitu menggunakan metodde ordinal, tingkat utilitas diukur melalui order atau rangking tetapi tidak disebutkan nilai gunanya secara pasti. Dalam hal ini mengonsumsi empat komoditas pada umumnya lebih memuaskan daripada mengonsumsi satu komoditas, tetapi beberaapa nilai kepuasannya tidak dapat diketahui secara pasti. Pada umumnya masyarakat tidak hanya mengonsumsi satu komoditas, tetapi kombinasi komoditas.
  • 146. Dalam teori nilai guna ini dikenal nilai guna marginal adalah pertambahan atau pengurangan kepuasan akibat dari pertambahan atau pengurangan satu unit komoditi tertentu. Berkaitan dengan keadaan ini dalam teori nilai guna dikenal hukum diminishing marginal utility, pertambahan utilitas yang menurut karena pertambahan satu unit barang yang dikonsumsi.
  • 147. Kurva IC Menunjukkan Berlakunya Hukum Diminishing Marginal Rate of Substitution Berubahnya kombinasi dari A ke B menunjukkan jika konsumen menghendaki barang X lebih banyak maka iaharus bersdia mengurangi barang Y dengan jumlah tertentu. Inilah yang disebut dengan Marginal Rate of Substitution. Lebih lajut jika perubahan itu mula-muka dari titik A ke B dan berlanjut ke titik C. Pengorbanan barang Y untuk mendapatkan tambahan barang X yang sama pengorbanan (pengurangan) barang Y itu semakin lama semain berkurang.
  • 148. Lihat gambar di bawah ini AA” > BB” dan seterusnya.
  • 149. Dari tabel diatas dapat dibuat kurva seperti dibawah ini:
  • 150. Dari gambar di atas menunjukkan konsumen mengonsumsi kombinasi A, B, C, dan D akan memberikan kepuasan (utility) yng sama. Hal ini dikarenakan kombinasi tersebut terletak pada IC yang sama.
  • 151. Sifat-Sifat Indifference Curve a. Berlakunya hukum diminishing rate of return, yaitu jika kita menambah jumlah barang X, maka jumlah barang Y yang ada akan dikurangi. Sebaliknya bila barang Y yang ditambah maka barang X dikurangi. Pengurangan itu semakin lama semakin berkurang. b. Cembung terhadap titik 0 atau origin c. Dua IC tidak akan saling berpotongan
  • 152. Jika Terjadi Kumpulan Kurva IC, Kurva IC yang Semakin Jauh dari Titik Origin, Utilitasnya Semakin Besar Keterangan gambar di bawah kombinasi X dan Y pada indefference curve (IC) akan berubah dengan adanya penambahan jumlah barang X dan Y menjadi kurva IC1 dan IC2 ini tidak akan saling memotong karena kombinasi- kombinasi yng ada pada IC yang berbeda. Kombinasi di titik B menunjukkan tingkat utilitas konsumen yang tinggi. Hal ini bisa juga dikatakan semakin jauh dari titik 0 menunjukkan IC yang memberikan utilitas yang tinggi.
  • 153.
  • 154. Dua Titik IC Tidak Saling Berpotongan Kombinasi di titik A memberikan utilitas sama dengan kombinasi di titik B. Hal ini disebabkan terletak pada IC2. kombinasi di titik A memberikan utilitas sama dengan kombinasi di titik C. Hal ini disebabkan terletak di titik IC1. dengan demikian, dapat dikatakan bahwa kombinasi di titik B sama dengan kombinasi yang ada di titik C. Dalam kenyataannya, kombinasi yang ada di titik B tidak akan sama dengan titik C. Hal ini dikarenakan tidak terletak pada IC yang berbeda. Olek karena itu, dua IC tidak mungkin saling berpotongan.
  • 155.
  • 156. Kendala Anggaran (Budget Contraint) Grafik yang menghubungkan titik kombinasi dari dua jenis barang yang dapat dicapai oleh konsumen, garis ini disebut garis anggaran (budget line). Secara rasional konsumen ingin mengonsumsi barang sebanyak apa pun, tetapi mereka dibatasi oleh pendapatanya. Kendala pendapatan ini dikenal sebagai garis anggaran atau budget line (BL).
  • 157. Jika barang yang dikonsumsi adalah X dan Y, maka persamaan budget line dapat ditulis sebagai berikut: BPx . (X) + Py . Y Keterangan: B = anggaran Px = tingkat harga X Py = tingkat harga Y
  • 158. Cara membuat garis anggaran tersebut di atas ialah menghubungan dua titik kombinasi ekstrem antara barang X dan Y. Kombinasi ekstrem ialah kombinasi yang terjadi apabila pendapatan konsumen seluruhnya dibelikan dengan barang X berarti barang Y=0 dan bila pendapatan konsumen dibelikan seluruhnya barang Y berarti barang X=0.
  • 159. Keseimbangan Konsumen Kombinasi yang akan memberikan guna maksimal bagi konsumen ialah kombinasi yang terletak bagi konsumen antara curve indefference dengan kurva anggaran (budget line), atau apabila yang seharusnya dipeperbuat sama dengan apa yang diperbuat. Untuk itu dapat diperhatikan gambar 4.4 IC tertinggi adalah IC terendah. Konsumen ingin menikmati titik D pada IC tetapi dana yang tersedia tudak mencukupi. Konsumen dapat menikmati titik C pada IC. Tetapi konsumen juga dapat menikmati titik E.
  • 160. Kombinasi yang memberikan guna yang maksimal bagi konsumen ialah kombinasi A karenadengan jumlah uang yang ada konsumen mampu mendapatkan kombinasi barang terbanyak.
  • 161. Keseimbangan Konsumen yang Optimal Keseimbangan konsumen terjadi dengan jumlah uang tertentu mengonsumsi kombinasi barang yang optimal.
  • 162. Keterangan: Dari gambar diatas ada 4 titik (A, B, C, dan D) kombinasi. Dari 4 kombinasi di atas, kombinasi yang memberikan utilitas paling tinggi adalah kombinasi D karena kombinasi di titik D ini terletak di IC yang paling jauh dari titik origin. Akan tetapi, seseorang tdak bisa memilih kombinasi D ini disebabkan ia dibatasi oleh pendapatannya.
  • 163. Dalam gambar di atas ditunjukkan dengan garis anggaran BL. Dengan adanya kendala anggaran kombinasi yang bisa dipilih ada 3, yaitu A, B, dan C. Dari ketiga kombinasi yang memberikan utilitas paling tinggi adalah kombinasi yang berada di titik B. Pada titik B ini menunjukkan kombinasi yang banyak bisa dipilih dengan jumlah uang tertentu. Kombinasi di titik B ini disebut dengan keseimbangan optimal.
  • 164. Pada hakikatnya di titik B terjadinya kurva BL (garis anggaran) bersinggungan dengan kurva IC atau slope BL sama dengan slope IC sehingga bisa dirumuskan sebagai berikut: Slope BL = Slope IC Slope IC = MRS = MUy/Mux Slope BL =Py/Px
  • 165. Py/Px =MUy/Mux MUy/Py =MUx/Px Persamaan di atas menunjukkan tempat keseimbangan, yakni jika rasioutility terhadap harga dan suatu barang adalah sama.
  • 166. Perubahan Utilitas Konsumen Berubahnya Salah Satu dari Harga Barang Jika harga barang X naik, maka garis anggaran (budget line) dan indifference curve-nya bergeser ke kiri, Jika harga barang X turun maka garis anggaran (budgetline) dan indifference curve akan bergeser ke kanan. Bila titik singgung antara garis anggaran (budget line) dengan indifference curve yang baru dan yang lama dihubungkan maka garis penghubung itu disebut price cunsumtion curve (PCC).
  • 167. Dari gambar dibawah dapat dijelaskan sebagai berikut: Sebelum terjadi perubahan, harga barang X jumlah yang diminta barang X sebanyak OQ1 dan barang Y yang diminta OY1. Kombinasi barang X dan Y yang dibeli berada di titik E1. Suatu ketika harga barang X turun dan lainnya tetap. Turunnya harga barang X menyebabkan jumlah yang diminta bertambah menjadi OQ2 dan barang Y jumlah yang diminta turun menjadi sebesar OY2.
  • 168. Dengan turunnya harga barang X kombinasi barang X dan Y berubah menjadi E2. Jika titik potong E1 dan E2 dihubungkan dengan sebuah garis maka garis itu disebut dengan price cunsumtion curve (PCC).
  • 169. Berubahnya Pendapatan Konsumen Jika harga barang X dan Y tidak berubah kombinasi yang dikehendaki/dibeli konsumen adalah E1. Suatu ketika pendapatan konsumen meningkat. Meningkatnya pendapatan konsumen menyebabkan preference konsumen terhadap barang X danY berubah, tidak lagi terletak pada titik E1 tetapi berubah pada titik E2. Fenomena ini digambarkan garis anggaran (budget line) dan indifference curve akan bergeser kiri dan sejajar.
  • 170. Bila mana pendapatan konsumen turun maka kedua curva di atas akan bergeser ke kanan dan sejajar pula Bila titik singgung antara kurva anggaran (budget line) dan indefference yang lama dan yang baru dihubungkan, maka garis yang menghubungkan kedua titik itu disebut /Income Counsumption Curve (ICC).
  • 171. Perubahan Harga Pada Barang Normal dan Inferior Perubahan Harga pada Barang Normal Dampak perubahan harga ini menyebabkan kurva BL (budget line/garis angaran) berubah dari BL1 ke BL2. Konsumen akan membeli barang dengan jumlah yang lebih banyak jika harga barang itu turun (lebih murah). Perubahan ini yang disebut dengan efek substitusi (substitution effect). Efek substitusi dari gambar di atas diperlihatkan berubahnya kombinasi barang X dan Y yang dikonsumsi konsumen dari titik E1 keE3 atau sebesar X1-X2.
  • 172. Perubahan kombinasi yang dibeli dari kombinasi E3 ke E2 ini disebut dengan income effect. Income effect dari gambar di atas sebesar X2-X3. Substitusi efek dan income effect disebut total efek (total effect), yaitu sebesar X1-X3. Income effect dari E3 ke E2 di atas menunjukkan barang X adalah barang normal. Hal ini ditunjukkan dengan income effect dari E3 ke E2.
  • 173. Perubahan Harga pada Barang Inferior Semakin murahnya barang X menghasilkan efek pendapatan yang negatif, yaitu jumlah barang X yang diminta berkurang. Perubahan kombinasi dari E1 ke E3 adalah price efect (efek harga) sebesar X1-X3, perubahan dari kombinasi E3 ke E2 adalah income effect atau sebesar E3 ke E2 sebesar X3-X2. Jadi total efeknya adalah sebesar E1 ke E2atau sebesar X1-X2.
  • 174. Derivasi Kurva Permintaan dari Kurva PCC Kurva permintaan adalah keseimbangan konsumen (keinginan optimal konsumen untuk membeli suatubarang pada satu kendala tertentu). Bila titik-titik keseimbangan A, B, C pada kurva BL dihubungkan menjadi 1 garis, hasil yang diperoleh dikenal dengan Price Consumption Curve (FCC), yaitu garis yang menunjukkan keseimbangan konsumen karena perubahan tingkat harga, dengan asumsi tingkat pendapatan tetap.
  • 175. Pada saat harga barang X sebesar $2 jumlah yang diminta sebesaar 001. Harga barang X turun menjadi $1.8 jumlah yang diminta barang X meningkat menjadi sebesar OQ2. Perhatikan jumlah barang x yang diminta pada grafik di atas dan bawah besarnya sama. Jika titik E1 dan E2 dihubungkan membentuk kurva demand.
  • 176. Penggambaran Kurva Engel dan Kurva ICC Dari kurva ICC ini dapat dibentuk Kurva Engel yang menggambarkan hubungan antara pendapatan dengan jumlah barang yang diminta (Ernest Engel adalah orang pertama yang mengamati hubungan perubahan tingkat pendapatan terhadap jumlah barang yang dikonsumsi. Dalam Kurva Engel, sebagai sumbu vertikal adalah pendapatan dari sebagai sumbu horizontal adalah kuantitas).
  • 177. Jadi ICC atau Kurva Engel menunjukkan karakteristik suatu barang terhadapperubahan pendapatan. ICC atau kurva Engel dapat diklasifikasikan sebagai barangnormal, inferior, dan giffen.
  • 178. Engel mencermati bahwa jika barang yang diminta adalah barang pertanian atau barang yang bersifat mudah rusak (perishable goods) maka perubahan pendapatan tidak dikuti dengan perubahan jumlah barang yang diminta secara progresif dalam jumlah besar. Sedangkan jika barang yang diminta adalah barang industri maka perubahan pendapatan pada umumnya diikuti dengan perubahan jumlah barang secara progresif.
  • 179. Bentuk Indefference Curve Sebagaimana telah diutarakan di atas bentuk kurva Indiference Curve adalah nonlinier turun dari kiri atas ke kanan bawah dan cembung terhadap titik nol. Bentuk yang demikian ini menggambarkan berlakunya hukum diminishing marginal utility. Namun demikian, ada beberapa bentuk curve indifference yang lain, seperti ditunjukkan pada kurva di bawah ini:
  • 180. Kurva Indiference yang Linier Menunjukkan Adanya Substitusi Sempurna Bila kita perhatikan gambar di atas, untuk mendapatkan barang X lebih banyakpenggantian barang Y dan X dengan jumlah yang sama. Hal ini menunjukkan barang Xdan Y mempunyai substitusi yang sempurna. Pengurangan barang Y sebesar AC samabesarnya dengan penambahan X sebesar CB.
  • 181. Bentuk Indiference Curve yang Berupa Huruf L Menunjukkan Barang Komplemen Barang Y ditambah atau dikurangi tidak bisa digantikan dengan barang X.
  • 182. Kritik dan Aplikasi Pendekatan Indifference Curve Kritik a. Menggambarkan bentuk kurva IC yang konveks untuk individu tidaklah mudah. b. Substitusi barang Y terhadap barang X yang diakibatkan adanya kenaikan harga. barang X tidak secara otomatis terjadi karena masih adanya faktor-faktor lain yang membuat konsumen tetap pada barang X atau meninggalkan barang X. c. IC approach tidak dapat digunakan untuk menganalisis effect advertising, pastbehavior of stock.
  • 184. Dalam teori ekonomi seorang produsen harus merumuskan dua macam keputusan yang penting, yaitu (1)berapa output yang harus diproduksi, dan (2)Bagaimana kombinasi faktor produksi yang hendak dipergunakan.
  • 185. • Produksi adalah transformasi atau pengubahanfaktor produksi menjadi barang produksi atau suatu prosesdi mana masukan (input) diubah menjadi output. • Perilaku produsen itu sendiri diartikan sebagai suatu tindakan seorang produsen untuk mendapatkan dengan mungkin keuntungan yang semaksimum menggunakan beberapa input yang dimilikinya. Oleh karena itu, perilaku produsen juga dinamakan Tindakan atau tingkah laku produsen atau dengan istilah Producer’s Behaviour.
  • 186. Misalkan dalam proses produksi hanya ada dua input, yaitu labor dan capital,dalam proses produksi dapat dilakukan dengan beberapa kombinasi. Tiga proses produksi di atas bila digambarkan sebagai berikut: INPUT PROSES P1 PROSES P2 PROSES P3 Labor 2 3 4 Capital 3 2 1
  • 187. KONSEP JANGKA WAKTU DALAM PROSES PRODUKSI Jangka pendek adalah jangka waktu yang sedemikian pendek sehingga perusahaan tidak dapat mengubah jumlah beberapa sumber yang digunakan. Konsep jangka pendek yang akan kita gunakan adalah jangka waktu yang demikian pendek sehingga perusahaan tak punya waktu untuk mengubah jumlah sumber- sumber seperti tanah, gedung, mesin-mesin, dan manajemen.
  • 188. yang dimaksud dengan janga panjang sebenarnya tidak ada kaitannya sama sekali dengan waktu. Para ekonom mengartikan jangka panjang sebagai keadaan proses produksi di mana semua faktor produksi bersifat variabel. Dalam jangka panjang semua faktor produksi dapat diubah- ubah jumlahnya sehingga produsen mempunyai kesempatan untuk mendapatkan kombinasi faktor faktor produksi yang paling efisien.
  • 189. FAKTOR PRODUKSI Produki adalah kegiatan mengubah input menjadi output. Fungsi produksi ialah hubungan teknis antara faktor produksi dan barang produksi yang dihasilkan dalam proses produksi. Fungsi produksi adalah hubungan fisik antara input (bersumber masukan) dengan output (barang-barang atau jasa dihasilkan) tanpa memperhitungkan harga. Fungsi produksi dapat dinyatakan dalam persamaan matematis.
  • 190. Dalam bentuk umumnya fungsi produksi itu menunjukkan bahwa jumlahbarang produksi tergantung pada jumlah faktor produksi yang digunakan. Jadi, barang produksi merupakan variabel tidak bebas dan faktor produksi merupakan variabel bebas. Secara matematis fungsi produksi dapat dituliskan sebagai berikut: Q = F(C,L,B,S) Di mana: Q = outpus C= capital L = labor B = bahan baku S = skill
  • 191. Hubungan antara output dan input itu bis adalam bentuk linier ataupun tidak linier. Bentuk fungsi linier: Q = a + bX Bentuk kurvanya:
  • 192. Bentuk fungsi quadratik: Q = a + B1X + b2𝑿𝟐 Bentuk kurvanya: Bentuk fungsi cubic: Q = a + B1X + b2𝑿𝟐 + b3𝑿𝟑 Bentuk kurvanya:
  • 193. ANALISIS PROSES PRODUKSI JANGKA PENDEK Untuk menjelaskan analisis proses produksi jangka pendek dalam teori ekonomi diungkapkan dengan kurva TP (total product), AP (average product), dan MP (marginal product). Di mana TP adalah total produksi yang dihasilkan oleh sejumlah tenaga kerja (labor). AP adalah rata-rata yang dihasilkan oleh seorang tenaga kerja. MP adalah tambahan hasil produksi apabila menambah satu tenaga kerja (labor).
  • 194. • AP = TP/Labor • MP = TP2 - TP1 • Jika TP berupa fungsi maka turunan pertama TP adalah MP • MP = 𝜕TP/ 𝜕 L
  • 195. HUKUM TAMBAHAN HASIL YANG SEMAKIN BERKURANG (THE LAW OF DIMINISHING RETURNS) Dalam analisis proses produksi jangka pendek ini berlaku Hukum Pertambahan Hasil yang Semakin Berkurang (Low of Diminishing Returns). Dalam hubungan produksi jangka pendek, di mana satu faktor produksi bersifat variabel dan faktor- faktor produksi lainnya tetap, akan dijumpai suatu kenaikan produksi total apabila kita menambah faktor produksi variabel itu secara terus-menerus.
  • 196. Produksi total itu akan bertambah terus tetapi dengan tambahan yang semakin kecil, dan setelah suatu jumlah tertentu akan mencapai maksimum dan kemudian menurun. Hal ini terjadi karena adanya Hukum Tambahan Hasil yang Semakin Berkurang (Law of Diminishing Returns). Keadaan ini dapat dilihat pada Gambar 5.1.
  • 197. Jika kita lihat Gambar 5.2 di atas, sumbu horizontal menunjukkan jumlah faktor produksi tenaga kerja yang digunakan dalam proses produksi dan sumbu vertikal menunjukkan jumlah barang yang dihasilkan (Q).
  • 198. Sifat dari produksi marjinal mula-mula meningkat sejalan dengan peningkatan produksi total (TP), kemudian mencapai titik maksimal padi titik belok dari kurva produksi total (TP), yaitu pada saat peningkatan produksi total menjadi mulai semakin menurun, dan menurun terus sampai sama dengan nol pada saat produksi total mencapai titik maksimum.
  • 199. Secara grafis produksi marjinal (MP) ini dapat ditunjukkan oleh lereng dan kurva produksi total (TP), yaitu ditunjukkan oleh garis singgung pada setiap titik pada kurva produksi total. Sebagai contoh pada jumlah tenaga kerja sebanyak OL1 produksi marjinalnya (MP) adalah lereng garis singgung LA.
  • 200. HUBUNGAN ANTARA TP, AP, DAN MP • Pertama, hubungan antara produksi marjinal (MP) dan produksi total (TP). Pada saat produksi total (TP) mengalami perubahan peningkatan produksi dari yang menaik menjadi yang menurun, maka pada saat itu kurva produksi marjinal (MP) mencapai titik maksimumnya. Kemudian pada saat kurva produksi total (TP) mencapai titik maksimum, maka kurva MP memotong sumbu horizontal, artinya produksi marjinal (MP) sama dengan nol.
  • 201. • Kedua, hubungan antara produksi rata-rata (AP) dan produksi marjinal (MP). Pada saat produk rata-rata (AP) meningkat, produksi marjinal (MP) lebih tinggi daripada produk rata-rata (AP), dan pada saat produksi rata-rata (AP) menurun produksi marjinal (MP) lebih rendah daripada produksi rata-rata (AP). Hal ini menunjukkan bahwa pada saat produksi rata-rata (AP) mencapai titik maksimum produksi marjinal (MP) sama dengan produksi rata-rata (AP), atau kurva produksi rata-rata (AP) berpotongan dengan kurva produksi marjinal (MP).
  • 202. •Kesimpulan dari hubungan MP dan AP adalah: 1. Jika AP semakin bertambah maka MP > AP 2. Jika AP maximum maka MPP = AP. 3. Jika AP semakin berkurang, maka MP < AP.
  • 203. TAHAPAN DALAM FUNGSI PRODUKSI tingkat I Mulai dari titik asal (0) sampai titik maksimum produksi rata-rata (AP), yaitu pada saat produksi marjinal (MP) sama dengan produksi rata-rata (AP). Jika labor ditambah, AP bertambah. Bertambahnya AP ini menunjukkan terjadinya efisiensi labor. Pada stage (tahap) ini TP juga bertambah.
  • 204. Tingkat II Dari titik pada saat produk rata-rata (AP) mencapai titik maksimal sampai pada saat produksi total (TP) mencapai maksimal atau pada saat produksi marjinal (MP) sama dengan nol, AP dan MP semakin berkurang tetapi MP masih positif. Hal ini dikarenakan TP masih terus bertambah. Masih meningkatnya TP karena efisiensi tanah masih terus bertambah. Dalam suatu proses produksi semakin banyak labor yang dipakai menyebabkan tingkat efisiensi dari labor semakin berkurang.
  • 205. Tingkat IIIAP dan TP pada tahap ini semakin berkurang dan MP menjadi negatif karena luas tanah tetap dan labor ditambah terus sehingga terjadi ketidakefisiensian tanah dan labor Akibatnya pada tahap ini produksi total (TP) menurun terus.
  • 206. Tahap I dan tahap III disebut sebagai tahap yang tidak rasional dan tahap Il disebut sebagai tahap rasional. Alasannya ialah karena pada tahap II itu produksi marjinal (MP) untuk semua faktor produksi (masukan), yaitu untuk tenaga kerja maupun tanah, adalah positif.
  • 207. PRODUKSI JANGKA PANJANG Produksi jangka panjang adalah suatu proses produksi di mana semua faktor produksi dapat diubah-ubah jumlahnya atau semua faktor produksi bersifat variabel. Untuk menjelasken fungsi produksi jangka panjang kita akan menggunakan apa yang disebut dengan kurva isoquant (isoproduct atau isoquant).
  • 208. ISOQUANT Isoproduk atau isoquant adalah "kurva yang menunjukkan berbagai kemungkinan kombinasi teknis antara dua input yang bervariabel yang menghasilkansuatu tingkat output tertentu. Kurva isoquant ini digambarkan pada Gambar 5.3 dengan sumbu horizontal menunjukkan faktor produksi tenaga kerja dan sumbu vertikal menunjukkan faktor capital. Titik-titik di sepanjang kurva itu menunjukkan kombinasi sumber labor dan capital yang menghasilkan 100 unit.
  • 209. SIFAT DARI KURVA ISOQUANT a. Cembung ke arah titik origin. b. Menurun dari kiri atas ke kanan bawah. c. Kurva isoquant yang terletak di kanan atas menunjukkan jumlah produksi yanglebih banyak atau dengan kata lain semakin jauh kurva isoquant ini dari titikasal menunjukkan semakin tinggi tingkat produksi barang tersebut. d. Antara kurva yang satu dengan yang lain tidak dapat saling berpotongan atau saling bersinggungan.
  • 210.
  • 211. MRTS (MARGINAL RATE TECHNICAL OF SUBSTITUTION) MRTS adalah sejumlah faktor X yang harus dikompensasi oleh tambalan faktor Y sehingga tingkat output tidak berubah. Jadi, tingkat MRTS itu adalah kemiringan isoquant pada titik khusus.
  • 212. Dari Gambar 5.3 besarnya slope MRTS di titik C adalah: MRTS di C = -∆K/∆L Jika terjadi substitusi dari kombinasi satu ke lainnya menghasilkan rasio K dan L-nya: •K1/L1 > K2/L2 proses produksinya capital intensif. •K1/L1 < K2/L2 proses produksinya labor intensif.
  • 213. BENTUK ISOQUANT LAIN Bentuk Isoquant yang Linier Bentuk isoquant yang linier seperti di atas menunjukkan adanya substitusi input kapital dan labor adalah sempurna
  • 214. BENTUK ISOQUANT YANG INPUT OUTPUT Bentuk Isoquant yang berupa huruf L. seperti di atas menunjukkan tidak adanya substitusi input kapital dan labor.
  • 215. ISO-BIAYA (ISOCOST) “Kurva yang menunjukkan kedudukan dan titik-titik yang menunjukkan kombinasi barang-barang atau faktar produksi yong dibeli oleh produsen dengan sejumlah anggaran tertentu. Kurva yang memperlihatkan berbagai kombinasi dari sumber-sumber yang dapat dibeli oleh perusahan dengan harga tertentu dari masing-masing sumber persatuan dan pengeluaran ongkos yang tertentu dilakukan oleh perusahaan itu."
  • 216. GAMBAR KURVA ISOCOST Melihat gambar di atas, jika harga faktor produksi kapital adalah Pk, harga lobor adalah Pl dan besarnya dana yang tersedia adalah M. Kalau semua dana yang ada dibelikan kapital maka akan didapat barang kapital sebanyak M/Pk unit. Jika semua dana dibelikan labor maka akan didapat labor sebanyak M/PI unit.
  • 217. Jika kedua titik itu dihubungkan maka akan mendapat sebuah garis yang disebut dengan "garis Isocost". Slope kurva Isocost adalah = M/Pk : M/PI = M/Pk x PI/M = PI/Pk Sedang Fungsi TC = PI L + Pk K
  • 218. PERUBAHAN ISOCOST Kurva Iso Cost dapat berubah disebabkan: • Harga faktor produski labor turun atau naik sedang lainnya tetap. • Harga faktor produksi kapital turun atau naik sedang lainnya tetap. • Besarnya modal variabel (dana) berkurang atau bertambah.
  • 219. a. Kurva Isocost Berubah Jika Harga Faktor Produski Labor Turun atau Naik sedang Lainnya Tetap Jika harga labor bertambah murah maka kurva isocost bergesar ke kanan dari KL2 menjadi KL3. Dan jika harga labor bertambah mahal maka kurva isocost bergesar ke kiri dari KLZ menjadi KL3.
  • 220. b. Kurva Isocost Berubah Jika Harga Faktor Produksi Kapital Turun atau Naik sedang Lainnya Tetap Jika harga kapital bertambah murah maka kurva isocost bergesar ke atas dari K2L menjadi K3L. Dan jika harga kapital bertambah mahal maka kurva isocost bergesar ke bawah dari K2L menjadi K3L.
  • 221. c. Kurva Isocost Berubah Jika Jumlah Modal (Dana) Berubah Berkurang atau Bertambah Jika jumlah modal bertambah besar maka kurva isocost bergesar ke atas dari K212 menjadi K3L3. Jika harga kapital bertambah mahal maka kurva isocost bergesar ke bawah dari K2L2 menjadi K1L1.
  • 222. EKUILIBRIUM PRODUSEN Ekuillbrium produsen bisa diartikan sebagai suatu keadaan seimbang di mana produsen mendapat keuntungan maksimum dan tidak ada dorongan untuk mengubah-ubah tingkat produksi atau dalam penggunaan faktor- faktor produksinya".
  • 223. Maka pada titik singgung antara garis isocost dan isoquant inilah merupakan titik terbaik bagi produsen atau titik yang memberikan tingkat produksi, yang memberikan keuntungan yang paling besar dengan biaya yang paling kecil. Dalam keadaan ini produsen tidak ada dorongan untuk mengubah posisi produksi maupun penggunaan kombinasi faktor-faktor produksi tersebut. Titik ini juga disebut titik keseimbangan produsen atau "Equilibrium Producen"
  • 224. Perusahaan dikatakan menghasilkan produksi yang optimum apabila perusahaan tersebut dengan jumlah anggaran tertentu dapat menghasilkan jumlah produksi tertinggi dan pada saat itu perusahaan menghasilkan dengan kombinasi faktor produksi yang paling rendah biayanya (least cost combination).
  • 225. Pada Gambar 5.5 di atas, titik C menunjukkan produksi yang optimum di mana pada saat itu produsen dalam posisi keseimbangan.
  • 226. Dengan demikian, posisi keseimbangan produsen dicapai pada saat kurva isoquant bersinggungan dengan kurva isocost. Pada saat itu dalam posisi: MRTS = Kemiringan Iso Quant -MPI/MPK = -PI/Pk PI . MPk = Pk . MPI
  • 227. Persamaan diatas masing-masing ruas kiri dan kanan dibagi Pl . PC maka hasil: 𝑃𝐼 . 𝑀𝑃𝑘 𝑃𝐼. 𝑃𝑘 = 𝑃𝑘 . 𝑀𝑃𝐼 𝑃𝐼 . 𝑃𝑘 𝑀𝑃𝑘 𝑃𝑘 = 𝑀𝑃𝐼 𝑃𝐼
  • 228. JALUR EKSPANSI (EXPANSION PATH) Expantion path atau jalur perluasan adalah suatu garis yang menunjukkan titik- titik least cost combination (LCC) di berbagai isoquant. Least cost combination adalah suatu titik yang menunjukkan ongkos terkecil untuk menghasilkan sejumlah produk tertentu.
  • 229. Apabila titik-titik keseimbangan (E1, E2, dan E3) dihubungkan satu sama lain, maka kita akan mendapatkan apa yang disebut dengan garis jalur ekspansi perusahaan (expansion path). Perlu dimengerti bahwa jalur ekspansi E1- E2-E3 adalah jalur ekspansi untuk jangka panjang karena perusahaan mengubah-ubah jumlah semua masukan atau faktor produksi, yaitu faktor produksi L dan faktor produksi K.
  • 230. HASIL DARI PENGEMBANGAN SKALA USAHA (RETURN TO SCALE) Jika input ditambah maka output akan bertambah. Jika L adalah labor dan C adalah kapital dan Q adalah output maka: = L + C akan menghasilkan Q Jika input L dan C ditambah maka Q juga akan berubah: =al + ac Bq Hasil penambahan input (a) berakibat perubahan output (b) bisa dalam keadaan (1) b>a (2) b=a; dan (3) b<a.
  • 231. Apabila terjadi: 1. b>a disebut dengan increasing return to scale 2. b=a disebut dengan cosntant return to scale 3. b< a disebut dengan decreasing return to scale
  • 232. Increasing return to scale Jika input ditambah dua kali lipat, output bertambah lebih dari 2 kali lipat. Dari gambar di atas jika input ditingkatkan dua kali lipat output seharusnya meningkat menjadi 200 unit tetapi meningkat lebih dari 200 unit. Pada gambar di atas diperlihatkan dengan isoquant yang titik-titik.
  • 233. cosntant return to scale Jika input ditambah dua kali lipat, output bertambah lebih dari 2 kali lipat. Dari gambar di atas jika input ditingkatkan dua kali lipat output meningkat menjadi 200 unit. Pada gambar di atas diperlihatkan dengan isoquant yang titik-titik.
  • 234. decreasing return to scale Jika input ditambah dua kali lipat, output bertambah lebih dari 2 kali lipat. Dari gambar di atas jika input ditingkatkan dua kali lipat output meningkat menjadi 200 unit. Pada gambar di atas diperlihatkan dengan isoquant yang titik-titik.
  • 235. Ada beberapa faktor yang bisa menyebabkan proses produksi lebih efisien, yaitu: 1. Terjadi spesialisasi dari para pekerja. Semakin banyak terlibat dalam proses produksi tenaga kerjanya semakin terampil. 2. Penggunaan teknologi. 3. Ada beberapa biaya yang bisa digunakan bersama. 4. Semakin besar skala produksinya, semakin efisien.
  • 236. Skala ekonomi produksi ini bersumber dari beberapa faktor, antara lain specialization and division of labor, sebagaimana yang dikemukakan oleh Adam Smith. Sampai pada tingkat skala tertentu, semakin besar skala perusahaan memungkinkan spesialisasi dan pengelompokan tenaga kerja yang lebih efisien dan efektif.
  • 237. MEMILIH KOMBINASI INPUT YANG EFISIEN (RIDGE LINE) Pada umumnya setiap fungsi produksi akan membentuk satu peta isoquant di mana antara isoquant yang satu dengan isoquant yang lain tidak saling berpotongan. Isoquant yang terletak semakin jauh dan titik 0 menunjukkan tingkat output yang semakin besar.
  • 238. Relevant range (daerah relevan) yaitu daerah yang mnemungkinkan bagi produsen untuk berproduksi dengan kombinasi dua input di beberapa tingkat isoquant. Garis batas yang membatasi antara daerah yang relevan dan daerah yang tidak relevant dinamakan ridge-line. Ada dua macam ridge-line, yaitu ridge-line atas dan ridge-line bawah.
  • 239. Berdasarkan ridge-line yang pertama dan ridge- line yang kedua ini, maka produsen yang rasional hanya akan berproduksi di daerah antara kedua ridge-line tersebut dan dinamakan daerah yang relevan untuk melakukan kegiatan produksi. Oleh karena itu, daerah ini disebut "relevant".
  • 240. Kemudian daerah daerah di luar relevant range merupakan daerah yang tidak relevan bagi produsen untuk melakukan kegiatan produksinya. Oleh karena itu, kedua daerah di atas dan di bawah relevant range disebut irrelevant range. Jadi baik ridge-line pertama maupun ridge-line kedua merupakan garis batas antara relevant range dengan irrelevant range.
  • 241. Daerah yang terbatasi ridge-line itu merupakan daerah yang relevan untuk memproduksi suatu output dengan mengombinasikan input yang digunakan.
  • 242. KOMBINASI ONGKOS TERKECIL (LEAST COST COMBINATION) Garis yang menghubungkan semua titik keseimbangan produsen, yaitu titik singgung antara isoquant dan isocost dinamakan jalur perluasan (expansion path). Bagi perusahaan yang ingin meminimumkan ongkos produksi untuk suatu tingkat output tertentu disebut dengan least cost resources combinations.
  • 243. Perbedaan Gambar 5.7 dan 5.8 adalah kalau Gambar 5.7 ridge-line hanya menunjukkan berbagai kombinasi faktor produksi mana yang efisien. Sedangkan Gambar 5.8 menunjukkan kombinasi faktor produksi tertentu yang memberikan ongkos terkecil.
  • 244. BAB VIII PENENTUAN HARGA DALAM PASAR PERSAINGAN SEMPURNA
  • 245. BENTUK PASAR PERSAINGAN PENGERTIAN PASAR Pengertian pasar secara fisik adalah suatu tempat berkumpulnya para penjual. Sedang pengertian pasar dalam pengertian teori ekonomi adalah tempat bertemunya pembeli dan penjual yang bersepakat mengenai harga dan jumlah yang diperjualbelikan, dengan kata lain terjadinya transaksi jual beli suatu barang. Sedang yang dimaksudkan dengan persaingan adalah jika sesama produsen/penjual bersaing agar konsumen membeli produknya dan sesama konsumen bersaing untuk mendapatkan barang/jasa yang dibutuhkan.
  • 246. Para ahli ekonomi menggolongkan pasar secara teori ekonomi mikro menjadi empat golongan besar, yaitu: a. Pasar Persaingan Sempurna b. Pasar Persaingan Monopolistik c. Pasar Monopoli d. Pasar Oligopoli
  • 247. CIRI-CIRI PASAR PERSAINGAN N O CIRI-CIRI PERSAINGAN SEMPURNA PERSAINGAN MONOPOLISTI K OLIGOPOLI MONOPOLI 1 Jumlah penjual Sangat banyak Banyak Sedikit Satu 2 Jumlah pembeli Sangat banyak Banyak Banyak Banyak 3 Kondisi produk yang dijual Identik substitusi Hampir sama tetapi masih bisa dibedakan/beda corak Barang standar/berbed a corak Tidak ada substitusi yang dekat/sempurna 4 Kekuasaan menentukan harga Tidak ada Sedikit Jika tanpa kerja sama sedikit. Tetapi dengan kerja sama sangat besar. Sangat besar
  • 248. N O CIRI-CIRI PERSAINGAN SEMPURNA PERSAINGAN MONOPOLISTI K OLIGOPOLI MONOPOLI 5 Kemungkinan keluar/masuk Sangat tidak mudah, tidak ada hambatan Cukup mudah Hambatan cukup kuat Tidak mungkin 6 Reaksi rival Tidak ada reaksi dari pesaing jika terjadi perubahan harga dan jumlah Hampirmtidak ada reaksi dari pesaing jika terjadi perubahan harga dan jumlah Karena penjual hanya satu apa yang dilakukan produsen tidak ada reaksi Setiap tindakan berkaitan dengan harga dan jumlah akan mendapat reaksi yang reval 7 Kemungkinan keluar/masuk Sangat tidak mudah, tidak ada hambatan Cukup mudah Hambatan cukup kuat Tidak mungkin
  • 249. N O CIRI-CIRI PERSAINGAN SEMPURNA PERSAINGAN MONOPOLISTI K OLIGOPOLI MONOPOLI 8 Persaingan di luar harga Tidak ada Sangat besar, terutama di bidang iklan, mutu, serta desain Sangat besar apabila menghasilkan barang berbeda corak Memeliha hubungan baik dengan masyarakat 9 contoh Transaksi di sektor hasil pertanian Perusahaan sepatu, baju, sabun Pabrik baja, mobil, sepeda motir, handphone Kereta api, listrik
  • 250. PASAR PERSAINGAN SEMPURNA asar persaingan sempurna adalah suatu pasar yang terdapat banyak penjual dan pembeli. Masing-masing penjual dan pembeli tidak dapat memengaruhi harga pasar. Dengan demikian, masing-masing penjual di pasar adalah sebagai pengikut harga pasar atau disebut price taker.
  • 251. CIRI-CIRI PASAR PERSAINGAN MURNI/SEMPURNA • Jumlah penjual dan pembeli sangat banyak. • Barang yang diperjualbelikan homogen/identik. • Penjual bisa keluar masuk di pasar dengan mudah. • Informasi terhadap pasar sempurna.
  • 252. Sebagai akibat dari ciri-ciri tersebut, maka kita dapat menggambarkan kurva permintaan yang dihadapi oleh perusahaan sebagai penjual atau produsen barang. Kurva permintaan itu yang menunjukkan hubungan antara jumlah barang yang diminta dan tingkat harga tampak horizontal pada Gambar 8.1.
  • 253. PENENTUAN JUMLAH PRODUKSI DAN HARGA Agar perusahaan mendapatkan laba maksimal atau rugi minimal, harga dan jumlah produk yang diperjualbelikan ditetapkan dengan kaidah MC = MR. kaidah MC = MR dikarenakan MR adalah turunan pertama dari fungsi TR dan MC adalah turunan pertama dari fungsi TC.
  • 254. 1. Penentuan Harga dalam Pasar Persaingan Sempurna yang Memperoleh Laba Harga dan jumlah yang diproduksi yang menjamin laba maksimal adalah sebesar P=OP1 dan Q = 0Q1
  • 255. 2. Penentuan Harga dalam Pasar Persaingan Sempurna yang Memperoleh Kerugian yang Minimum Harga dan jumlah yang diproduksi yang menjamin rugi manimal adalah sebesar P = OP2 dan Q = 0Q1
  • 256. 3. Penentuan Harga dalam Pasar Persaingan Sempurna yang Memperoleh Normal Profit (Break Even Income) Harga dan jumlah yang diproduksi yang menjamin laba normal adalah sebesar P = OP1 dan Q = 0Q1 Dengan AC yang paling rendah
  • 257. PERIODE JANGKA PENDEK DAN JANGKA PANJANG YANG DIALAMI PERUSAHAAN DALAM PERSAINGAN SEMPURNA 1. Kondisi Perusahaan dalam Persaingan Sempurna dalam PeriodeJangka Pendek Dalam jangka pendek perusahaan dalam persaingan sempurna dapat mengalami tiga hal, yaitu: a. Mendapat laba super normal. b. Mendapat laba normal. c. Menderita kerugian. Gambar grafik perusahaan dalam persaingan sempurna yang mengalami laba supernormal, normal, dan kerugian (losses) bisa dilihat pada Gambar 8.3, 8.4, dan 8.5.
  • 258. Dalam jangka pendek suatu perusahaaan yang mengalami kerugian masih mungkin untuk memutuskan tetap berproduksi, meskipun menderita rugi. Akan tetapi, posisi ekuilibrium yang dipilih yaitu pada saat rugi yang minimum, yaitu AVC masih bisa tertutup dari hasil penerimaan penjualan, walaupun AFC tidak bisa tertutup.
  • 259. Pada harga P = AVC perusahaan tidak perlu tutup usaha karena tutup usaha dengan melanjutkan usaha kondisi kerugiannya sama, yaitu KL. Titik ini disebut shortdown point. Hal ini dapat dilihat dengan gambar sebagai berikut:
  • 260. 2. Kondisi Perusahaan dalam Persaingan Sempurna dalam Periode Jangka Panjang Jika dalam periode jangka pendek perusahaan yang berada dalam pasar persaingan sempurna dapat mengalami tiga keadaan, yaitu laba, titik impas, dan kerugian. Dalam jangka panjang perusahaan-perusahaan hanya mendapatkan normal profit saja (impas/break even).
  • 261. dalam jangka panjang perusahaan-perusahaan "selalu" hanya akan memperoleh keuntungan normal saja dengan MR = MC = AC, pada saat AC minimum. Perusahaan yang hanya menenima keuntungan normal (normal profit) dinamakan "Marginal Firm/Marginal or Profitability", artinya apabila harga turun sedikit saja perusahaan akan segera keluar dari pasar.
  • 262. KEBURUKAN DAN KEBAIKAN PERUSAHAAN YANG BERADA DALAM PASAR PERSAINGAN SEMPURNA 1. Keburukannya Tidak ada inovasi dan membatasi pilihan konsumen. Produk yang diperjualbelikan identik dan perusahaan harus bekerja yang paling efisien agar tidak mengalami kerugian sehingga produk yang diperjualbelikan tidak ada inovasi. Antara penjual yang satu dengan yang lain produknya sama persis atau identik. Produk yang homogen ini berakibat membatasi pilihan konsumen. Konsumen tidak bisa memilih karena masing-masing konsumen tidak kuasa memengaruhi pasar.
  • 263. 2. Kebaikannya Adanya alokasi sumber daya yang efisien dan adanya kebebasan bertindak. Persaingan pada perusahaan yang berada dalam persaingan sempurna sangat ketat. Oleh karena itu, agar tidak mengalami kerugian perusahaan harus bekerja seefisien mungkin. Jika tidak bisa efisien, perusahan baru siap memasuki pasar sebagai pesaing, dan hal ini akan menyebabkan tambahnya supply dan selanjutnya berakibat turunnya harga.
  • 264. Mudahnya perusahaan baru memasuki pasar ini dipersyaratkan pada pasar persaingan sempurna. Persaingan yang ketat dan mudahnya memasuki pasar berakibat alokasi sumber daya menjadi efisen dan konsumen dapat memperoleh barang dengan harga yang kompetitif.
  • 265. BAB IX PENENTUAN HARGA DALAM PASAR PERSAINGAN MONOPOLISTIK
  • 266. BENTUK PASAR PERSAINGAN MONOPOLISTIK Pasar persaingan monopolistik adalah pasar yang terdapat banyak penjual dan masing-masing penjual dapat memengaruhi harga dengan jalan deferensiasi produk. Deferensiasi produk atau product differentiation adalah membedakan dua barang yang sebenarnya sama sehingga menjadi berbeda.
  • 267. Terdapat dua unsur model pasar persaingan monopoli Pertama, terdapat unsur monopoli karena jenis barang tersebut memang hanya satu macam. Kedua, terdapat juga unsur persaingannya karena jumlah penjual banyak sehingga tindakan dari seorang penjual tidak mempunyai pengaruh yang berarti terhadap penjual lainnya.
  • 268. Perbedaan produk menyebabkan sebagian konsumen lebih menyukai produk penjual tertentu dibandingkan dengan produk penjual lain. Akibatnya kurva permintaan yang dihadapi oleh seorang penjual agak miring sedikit ke bawah dan menyebabkan penjual sedikit banyak dapat mengendalikan harga produknya.
  • 269. Dalam jangka pendek, suatu perusahaan juga seperti pada pasar yang lain, maksudnya bahwa pada suatu saat perusahaan akan menerima keuntungan lebih atau menerima kerugian atau hanya menerima keuntungan normal saja. Sedangkan dalam jangka panjang terjadi dua kemungkinan penyesuaian jalan masuknya perusahaan- perusahaan baru ke dalam industri, yaitu terbuka dan satunya tertutup.
  • 270. Bentuk kurva demand dari perusahaan monopolistik berada di antara perusahaan monopoli dan persaingan sempurna. Bila pada persaingan sempurna bentuk kurva demand-nya horizontal atau elastis sempurna, kurva demand dari monopoli bersifat inelastis. Kurva demand perusahaan yang monopolistik berbentuk elastis. Kemiringannya di antara kedua kurva demand dari monopoli dan persaingan sempurna.
  • 271. TIGA KONDISI YANG BISA DIALAMI PERSAINGAN MONOPOLISTIK Mendapat laba supernormal Mendapat laba nornal Menderita kerugian
  • 272. 1. Perusahaan dalam Persaingan Monopolistik yang Mendapat Laba Supernormal Dari gambar di atas, harga dan output yang menjamin laba maksimal dengan menggunakan kaidah MR MC. Pada kaidah MR = MC harga jual produk sebesar OP1 dan output yang dijual sebanyak OQ1 dan besarnya laba P1P2LK.
  • 273. 2. Perusahaan dalam Persaingan Monopolistik yang Mendapat Laba Normal MR = MC adalah kaidah guna menetapkan harga dan output yang menjamin laba maksimal. Pada kaidah MR = MC harga jual produk sebesar OP1 dan output yang dijual sebanyak OQ1 dan besarnya TC = TR, yaitu sebesar OP1KQ1.
  • 274. 3. Perusahaan dalam Persaingan Monopolistik yang Mendapat Laba Normal MR = MC adalah kaidah guna menetapkan harga dan output yang menjamin kalau laba, laba yang maksimal tetapi kalau rugi kerugian yang minimal. Pada kaidah MR = MC harga jual produk sebesar OP2, sedang biaya rata-ratanya OP1. Biaya rata-rata (AC) lebih besar dari penerimaan rata-rata (AR). Kerugian yang minimal ini output/jumlah produksi yang dijual harus sebanyak OQ1 dan besarnya TC (OQ1KP1), sedang besarnya TR (OQ1LP2).
  • 275. AKIBAT PERSAINGAN MONOPOLI TERHADAP OUTPUT DAN HARGA Perubahan harga berakibat perubahan permintaan yang bessar Efisiensi masing-masing perusahaan Promosi penjualan Jenis produk yang tersedia
  • 276. BAB X PENENTUAN HARGA PADA PASAR MONOPOLI
  • 277. ARTI MONOPOLI Monopoli adalah suatu keadaan di mana di dalam pasar hanya ada satu penjual sehingga tidak ada perusahaan pesaing. Keadaan seperti ini adalah kasus monopoli murni atau pure monopoly.
  • 278. prinsip-prinsip monopoli murni memberikan suatu alat yang sangat berguna untuk menganalisis persoalan penentuan harga, output, dan alokasi sumber. Pertama, monopoli sebagai alat analisis sangat berguna dipakai pada industri-industri yang mendekati monopoli murni atau industri yang dalam banyak hal bertindak seperti dalam monopoli murni. Kedua, monopoli sebagai alat analisis dan berbagai modifikasinya sangat berguna dalam mempelajari persaingan oligopoli dan persaingan monopoli, Kita terlebih dahulu akan mempelajari konsep dasar analisis monopoli.
  • 279. Monopoli merupakan kebalikan ekstrem dari persaingan sempurna dalam rangkaian kesatuan struktur pasar. Monopoli terjadi jika suatu perusahaan bertindak sebagai penjual tunggal dari suatu barang yang tidak mempunyai substitut, dengan kata lain, perusahaan tunggal tersebut sekaligus sebagai industrinya juga.
  • 280. CIRI-CIRI PASAR MONOPOLI Pasar monopoli adalah industri satu perusahan Tidak mempunyai barang pengganti yang mirip Tidak terdapat kemungkinan untuk masuk dalam industri Dapat memengaruhi penentuan harga Promosi iklan kurang diperlukan
  • 281. FAKTOR-FAKTOR YANG MENIMBULKAN ADANYA PASAR MONOPOLI Perusahaan monopoli mempunyai suatu sumber daya tertentu yang unik dan tidak dimiliki oleh perusahaan lain. Perusahaan monopoli pada umumnya dapat menikmati skala ekonomi (economic of scale) hingga ke tingkat produksi yang sangat tinggi. Monopoli ada dan berkembang melalui undang-undang, yaitu pemerintah memberi hak monopoli kepada perusahaan.
  • 282. HAMBATAN BAGI PERUSAHAAN YANG AKAN MEMASUKI PASAR Bila ada perusahaan baru yang dengan mudah masuk ke dalam industri persaingan murni maka dalam jangka panjang akan ada perusahaan-perusahaan baru lainnya yang masuk ke dalam suatu industri. Akibatnya monopolis tidak lagi bisa memonopoli pasar. Sang Monopolis harus sanggup menghalangi masuknya perusahaan baru bila dia mendapat laba atau kalau dia tidak sanggup maka dia tidak jadi monopolis lagi. Masuknya perusahaan baru akan mengubah keadaan pasar di mana perusahaan itu bergerak.
  • 283. Suatu perusahaan monopoli bisa timbul karena beberapa sebab, antara lain: 1. Penguasaan Bahan Mentah 2. Hak Paten 3. Terbatasnya Pasar 4. Pemberian Hak Monopoli oleh Pemerintah
  • 284. PENENTUAN BESARNYA HARGA DAN OUTPUT Jika suatu perusahaan yang monopolistik menyamakan MR dengan MC-nya, maka pada saat yang sama ia menentukan pula tingkat output dan tingkat harga pasar untuk produknya. Keputusan ini dilukiskan dalam gambar di bawah ini.
  • 285. Kondisi laba maksimal yaitu kondisi tingkat output optimal pada saat MC = MR yang secara matematis kondisi laba maksimal pada perusahaan monopoli dapat ditunjukkan sebagai berikut: 𝜋 = 𝑅 − 𝐵 Laba maksimal akan diperoleh jika turunan pertama dari fungsi laba terhadap tingkat output sama dengan nol. 𝛿𝑛 𝛿𝑄 = 𝛿𝑅 𝛿𝛿 = 𝛿𝐵 𝛿𝑄 = 0 MR = MC
  • 286. POSISI KESEIMBANGAN Seorang produsen monopoli adalah satu-satunya produsen dalam suatu pasar sehingga kurva permintaan yang dihadapinya adalah juga kurva permintaan pasar. Kurva permintaan pasar biasanya menurun dari kiri atas ke kanan bawah, yang berarti bahwa produsen tersebut bisa memengaruhi harga pasar dengan jalan menjual lebih sedikit atau lebih banyak barang produksinya.
  • 287. Dengan demikian, kalau diperbandingkan dengan perusahaan dalam persaingan sempurna, perusahaan monopoli harus menentukan bukan hanya berapa output yang harus ia jual, tetapi juga menentukan berapa harga jual yang bisa menghasilkan keuntungan maksimal baginya. Perbedaan lain dengan persaingan sempurna adalah bahwa dalam monopoli ekuilibrium perusahaan adalah juga ekuilibrium pasar. Perbedaan antara perusahaan dalam persaingan murni dan monopolis terlihat dalam bidang penjualan.
  • 288. HUBUNGAN P, TR, dan MR Penentuan harga dan output dalam keadaan monopoli murni pada dasarnya sama dengan yang berlaku untuk perusahaan dalam persaingan murni bila tujuan perusahaan adalah mencapai laba yang maksimal dicapai pada saat MR = MC. Perbedaan kurva permintaan monopolis dengan persaingan lain adalah jika persaingan sempurna kecondongan kurva permintaannya horizontal.
  • 289. Kurva permintaan persaingan monopolis kecondongannya bersifat elastis yang cukup besar dengan kemiringan yang landai. Sementara itu, kurva permintaan seorang monopolis berbentuk miring dengan kecondongan yang bersifat inelastis. Bentuk kurva seperti ini dikarenakan untuk menjual output yang lebih besar Sang Monopolis harus menurunkan harga ini. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada tabel dan gambar dibawah ini.
  • 290. LABA, RUGI, DAN IMPAS BAGI MONOPOLIS Monopoli bisa menderita kerugian disebabkan karena (1)biaya awal yang besar (set up cost), dan (2)demand- nya belum berkembang karena belum dikenal. Monopoli mengalami kerugian hanya dalam jangka pendek. Dalam jangka panjang monopoli secara pasti mengalami keuntungan.
  • 291. Monopoli tidak berarti bahwa akan selalu mendapatkan laba ekonomi. Jika monopoli dapat memperoleh laba ekonomi dan dapat mencegah perusahaan lain masuk ke dalam industri, maka laba ekonomi yang diperoleh dapat dipertahankan dalam jangka panjang.
  • 292. 1. Monopolis yang Mendapat Keuntungan 2. Dalam Jangka Pendek Monopolis Mengalami Impas
  • 293. 3. Monopolis yang Mendapatkan Kerugian
  • 294. Ada beberapa salah pengertian dalam monopoli. Pertama, bahwa monopolis akan selalu untung. Kedua, bahwa kurva permintaan monopolis selalu inelastis.
  • 295. Beberapa cara usaha monopolis untuk mempertahankan agar dia tetap sebagai monopolis yaitu: a. Selalu mengontrol sumber-sumber bahan mentah yang dipakainya. b. Selalu memegang hak paten atas produksinya, supaya perusahaan lain tidak bisa meniru c. Pasar sedemikian terbatasnya relatif dibanding dengan akala perusahaan optimum sehingga masuknya perusahain lain akan menekan harga sedemikian rendahnya hingga menghilangkan keuntungan yang ada dan kedua-duanya akan menderita rugi.
  • 296. KERUGIAN ADANYA MONOPOLI Output yang lebih kecil Halangan bagi perusahaan lain yang hendak masuk pasar Efisiensi ekonomi Promosi penjualan
  • 297. Tindakan-tindakan yang bisa dilakukan pemerintah yang bisa mengurangi dampak negatif dari monopoli terhadap masyarakat adalah: 1. Menetapkan Undang-Undang antimonopoly 2. Pemerintah bisa mendirikan perusahaan tandingan 3. Pemerintah bisa mendirikan perusahaan tandingan di dalam pasar dengan tujuan membatasi kekuasaan monopoli. Dengan adanya perusahaan tandingan harga dan output dapat dikendalikan 4. Mengimpor barang sejenis yang diproduksi monopolis
  • 298. PENGATURAN MONOPOLI OLEH PEMERINTAH Dua alat pengaturan pemenintah, yaitu: (1)pengaturan langsung terhadap harga yang dijual oleh monopolis, dan (2)pengaturan melalui pengenaan pajak.
  • 299. PENENTUAN HARGA Persoalan ekonomi yang dihadapi adalah penentuan harga yang akan menarik Sang Monopolis untuk menyediakan produk sebanyak-banyaknya sesuai dengan permintaan konsumen Sang Monopolis memperoleh laba maksimal di mana biaya marginal sama dengan pendapat marginal. Untuk itu pemerintah dapat menentukan hargat tertinggi di bawah harga keseimbangan MR-MC, misalkan bahwa harga maksimum adalah pada tingkat mana kurva biaya marginal.
  • 301. PENGERTIAN PASAR OLIGOPOLI Pasar oligopoli, yaitu keadaan di mana hanya sedikit penjual sehingga tindakan seorang produsen akan mendorong produsen lain untuk bereaksi. Pasar oligopoli adalah pasar yang terdapat banyak penjual dan masing-masing penjual dapat memengaruhi harga pasar.
  • 302. Ciri lain oligopoli yang dikemukakan oleh Douglas adalah N O ASUMSI KETERANGAN 1 Jumlah penjual Lebih dari satu bisa 2, 4, atau 10. Penelitian dari Herfindal jika ada 4 (empat) perusahaan besar (CR Four) di pasar itu yang mampu menguasai lebih dari 40 persen pangsa pasar. 2 Kondisi biaya Dalam jangka Panjang MC bisa mengalami penurunan, konstan, dam meningkat.
  • 303. N O ASUMSI KETERANGAN 3 Jumlah Pembeli Produsen oligopoli dihadapkan dengan jumlah pembeli yang sangat banyak. 4 Kondisi Demand Close substitute tetapi bisa homogen atau terderensiasi. 5 Fungsi tujuannya Dalam jangka pendek menginginkan laba yang maksimal. Sedang jangka panjang menginginkan menguasai pasar.
  • 304. N O ASUMSI KETERANGAN 6 Strategi penjualan Strategi penjualan dilakukan dengan mendorong promosi, desain produk, dan distribusi channel. 7 Reaksi rival Setiap tindakan yang berkaitan dengan harga, servis, dan kuantitas akan mendapatkan reaksi dari pesaing.
  • 305. Pasar oligopoli merupakan pasar yang terdiri dari beberapa produsen (dua sampai dengan lima produsen), sedangkan apabila terdiri dua perusahaan disebut duopoli.
  • 306. Karakter pasar oligopoli yaitu: 1. Perusahaan saling bersepakat untuk melakukan penentuan harga dan jumlah produksi. 2. Perusahaan tidak saling melakukan kesepakatan.