SlideShare a Scribd company logo
1 of 168
BAB 1
PENDAHULUAN
Ilmu ekonomi adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia untuk
mencapai kemakmuran.
Adam Smith dijuluki sebagai Bapak Ilmu Ekonomi karena telah meletakkan
dasar-dasar ilmu ekonomi sehingga ilmu ekonomi bisa digolongkan
menjadi science.
Pada abad 18 Adam Smith sering disebut sebagai orang pertama
pengembangan ilmu ekonomi.
Secara garis besar ekonomi dapat diartikan sebagai “aturan rumah tangga“
Sisi lain dari perkembangan ilmu ekonomi yang berasal dari Adam smith
adalah cabang yang dikembangkan oleh Karl Marx.
1.1 Sejarah Singkat Perkembangan Ilmu Ekonomi
 Mazhab Merkantilisme
Merkantilisme adalah babak panjang pertalian sederhana dalam
sejarah pemikiran ekonomi Eropa & kebijakan ekonomi
nasional.
 Mazhab Fisiokrat
Fisiokrat adalah supremasi alam inti ajaran fisiokrat ini pada
hakikatnya berlandasan hukum alam
 Mazhab Klasik
Inti mazhab klasik pada hakikatnya terletak pada gagasan bahwa
pertumbuhan ekonomi berlangsung melalui interaksi antara
akumulasi modal dan pembagian kerja
1.2 Mazhab-Mazhab dalam Ekonomi
 Mazhab Sosialisme
Inti ajran atau mazhab sosialis sebenarnya sulit dijelaskan karena
luasnya cakupan sosialisme.
 Mazhab Historis
Konsep-konsep ekonomi sesungguhnya merupakan produk
perkembangan sejarah kehidupan ekonomi yang khusus tumbuh
disuatu negara.
 Mazhab Marjinalis
Gagasan yang tidak sistematik mengenai nilai pakai dan
permintaan serta penawaran sebagai penentu nilai tukar barang
1.2 Mazhab-Mazhab dalam Ekonomi
 Mazhab Institusionalis
Mazhab ini datang dari Amerika Serikat tahun 1900 an dan
pengaruhnya masih kuat sampai sekarang, contohnya adanya Undang
undang Anti Trust yang masih dipertahankan.
 Mazhab Neoklasik
Penjelasan yang lengkap dengan memfokuskan pada mekanisme
mekanisme aktual yang menyebabkan terjadinya kondisi ekonomi
Mazhab Chicago
1.2 Mazhab-Mazhab dalam Ekonomi
Aliran kontrarevolusi Neoklasik yang menentang
institusionalisme dalam metodologi ilmu
ekonomi, makro ekonomi ala keyney, maupun
terhadap liberalisme abad 20 yang menonjolkan
intervensionisme dan penonjolan kebijakan
ekonomi oleh pemerintah.
1.2 Mazhab-Mazhab dalam Ekonomi
Teori eknomi adalah suatu ilmu social yang membicarakan tentang
bagaimana usaha manusia untuk mencapai kemakmuran
Fungsi ilmu adalah mengusahakan, penemuan baru, mempelajari
fakta, dan memajukan pengetahuan agar segala sesuatu menjadi
lebih baik.
Definisi ilmu ekonomi secara umum adalah suatu studi tentang
perilaku masyarakat dalam menggunakan sumber daya yang langkah
dalam memproduksi berbagai komiditi
1.3 Pengertian Ilmu Ekonomi
1.5.1 Kebutuhan manusia, sumber pemuas, dan teknik produksi
1. Kebutuhan manusia
Kebutuhan manusia adalah suatu kegiatan perekoomian yang dibutuhkan
oleh manusia dalam menjalani keberlangsungan hidupnya. Kebutuhan
manusia terdiri dari berbagai ragam dan dalam jangka panjang tak dapat
dipuaskan. Yang berarti bahwa kebutuhan seseorang atas suatu barang
tertentu adalah tak terbatas. seperti halnya manusia membutuhkan
makanan yang habisa dikonsumsi untuk sehari-hari, pakaian yang
digunakan
1.5 Kegiatan ekonomi
Untuk menutup anggota tubuh dan tempat tinggal untuk berteduh
dan beristirahat. Selain itu manusia juga memiliki dorongan untuk
memperrtahankan atau meningkatkan status dengan menggunakan
barang-barang mewah seperti motor, mobil, televise, dan lain-lain.
1.5.1 Kebutuhan manusia, sumber pemuas, dan teknik produksi
2. Sumber pemuas
Sumber-sumber adalah alat yang tersedia untuk menghasilkan barang-
barang yang selanjutnya digunakan untuk memenuhi kebutuhan. Seperti,
tenaga kerja dari segala golongan dan jenis, berbagai jenis bahan mentah,
tanah, mesin, gedung-gedung, dll. Memiliki ciri, yang pertama adalah
kebanyakan sumber terbatas jumlahnya. Kedua, kebanyakan sumber adalah
langka, artinya sumber tersebut terbatas jumlahnya dibandingkan dengan
kebutuhan produk yang dihasilkan.
1.5.1 Kebutuhan manusia, sumber pemuas, dan teknik produksi
3. Teknik produksi
Teknik produksi adalah pengetahuan dan alat-alat untuk mengubah
sumber-sumber menjadi bentuk yang dapat digunakan untuk
memenuhi kebutuhan. Sepeti tanah adalah factor produksi tetap,
tenaga kerja (dalam jam kerja yang dicurahkan per tahun) sebagi
variable input dan factor produksi lainnya, misalnya benih, pupuk
dan sebagainya dianggap jumlahnya proporsional dengan jumlah
output yang dihasilkan.
1.5.1 Kebutuhan manusia, sumber pemuas, dan teknik
produksi
4. Sumber daya dan teknologi.
Sumber daya dikelompokkan menjadi sumber daya alam, baik
yang asli maupun yang sudah di proses. Dan sumber daya
manusia (human resources). Teknologi mempunyai fungsi
mengembangkan sumber daya alam maupun manusia dalam
kerangka merealisasi sumber daya menjadi output, untuk
pnyempurnaan tenaga kerja dan barang modal.
5. sumber daya alam
Sumber daya alam kadang disebut sebagai tanah, yang dalam
artian harfiah ialah luas, yaitu semua benda merupakan hadiah
alam, baik yang di atas permukaan tanah maupun yang ada
didalamnya, dan tentunya yang dapat digunakan dalam proses
produksi. Yang meliputi, tanah itu sendiri, air, hutan, barang
tambang, batu-batuan dan sebagainya.
1.5.1 Kebutuhan manusia, sumber pemuas, dan teknik
produksi
6. Sumber daya manusia
Sumber daya manusia/tenaga kerja adalah sumber daya
yang berupa jasa manusia, baik fisik maupun mental, yang
berupa pekerja, kapasitas bekerja, keterampilan kerja,
maupun pengetahuan yang telah lebur dalam diri para
pekerja. Adapula sumber daya manusiawi yang terkadang
dipisahkan dari sumber daya tenaga kerja disebut
kemampuan berwirakarya. Kemampuan berwirakarya
adalah kemampuan seseorang untuk mengambil inisiatif
mengorganisasikan sumber daya yang tersedia secara
kreatif dan inovatif dalam melakukan kegiatan ekonomi,
serta mengambil keputusan yang berakibat luas bagi suatu
usaha.
1.5.1 Kebutuhan manusia, sumber pemuas, dan teknik
produksi
1. Perilaku ekonomi
Perilaku ekonomi adalah perilaku yang timbul sebagai tanggapan terhadap
dorongan keinginan manusia untuk memenuhu kebutuhan hidupnya,
khususnya kebutuhan yang bersifat kebendaan. Adapula kelompok pelaku
ekonomi yaitu
a. Rumah tangga keluarga
kegiatan-kegiatan ekonomi yang dilakukan oelh rumah tangga keluarga
meliputi, (1)menjual atau menyewakan sumber-sumber daya yang mereka
miliki dengan mendapatkan pendapatan yang dapat berupa upah, gaji,
sewa, bunga, atau laba
1.5.2 Pelaku dan aktivitas ekonomi
(2) Membayar pajak,(3) membeli dan mengonsumsi barang dan
jasa pribadi yang dihasilkan oleh prusahaan, (4) memanfaatkan
jasa pemakaian barang dan jasa –jasa public yang disediakan
oleh pemerintah.
1.5.2 Pelaku dan aktivitas ekonomi
b. Rumah tangga perusahaan
perekonomian yang tergolong dalam ketegori ini mempunyai bentuk
yuridis. Ada yang berbentu perseroan terbatas, persekutuan
komanditer, persekutuan dengan firma. Rumah tangga perusahaan
yang disebut juga dengan produsen, perusahaan, melaksanakan
kegiatan-kegiatan ekonomi seperti membeli sumber-sumber daya dan
rumah-rumah tangga keluarga dan rumah tangga pemerintah,
membayar pajak, memanfaatkan barang-barang dan jasa public yang
disediakan oleh pemerintah.
1.5.2 Pelaku dan aktivitas ekonomi
c. Rumah tangga pemerintah
pelaku ekonomi ini, yang biasa disebut pemerintah, menjalankan mecam
kegiatan ekonomi seperti membeli sumber-sumber daya (untuk system
perekonomian kita terutama sumber daya manusia dan sumber daya
kapital), barang-barang dan jasa, dengan sumber-sumber daya barang-
barang dan jasaya yang dibelinya, rumah tangga pemerintah menghasilkan
serta menyajikan jasa barang-barang public unutk dimanfaatkan oleh
rumah tangga keluarga.
1.5.2 Pelaku dan aktivitas ekonomi
1.4.1 kelangkaan dan problem Ekonomi
1.4.1 pengertian dasar barang dan jasa
1.Jasa 2. barang
1.4.2 kelangkaan (scarcity) dan alernatif pilihan
1.4.3 problem dalam ilmu ekonomi
mekanisme ekonomi, mekanisme perencanaan pusat, mekanisme pasar
1.6. Perangkap dalam menjelaskan ilmu ekonomi
kegagalan untuk menjaga "hal-hal lain nya tetap sama“karena adanya kekeliruan
post hoc3, kekeliruan komposisi.
1.4 – 1.6
BAB 2
TEORI PERMINTAAN, PENAWARAN DAN
HARGA PASAR
2.1 Harga Suatu Barang dan Jasa
 Harga adalah nilai barang dan jasa yang dinyatakan dengan
jumlah uang tertentu. Barang dan jasa tersebut mempunyai harga
bila barang dan jasa memiliki nilai dan guna.
 Terbentuknya Harga dikarenakan ada 2 pihak, yaitu pihak yang
memiliki dan bersedia untuk menawarkannya serta pihak yang
memerlukan dan bersedia untuk memintanya. Harga terbentuk
karena adanya interaksi antara permintaan dan penawaran
Fungsi Harga
• Mengadakan Keseimbangan antara kebutuhan dengan alat
pemuas yang diminta
• Manusia mampu membatasi kebutuhannya
• Harga juga membagi alat produksi pada berbagai kemungkinan
pemakaian
• Sebagai pembentuk pendapatan seperti upah, bunga modal, dll
2.2 Teori Permintaan
•Permintaan akan barang dan jasa timbul dari kebutuhan
konsumen untuk menguasai barang dan jasa tersebut.
“Permintaan” ialah keinginan konsumen untuk memiliki dan
menguasai barang & jasa, keinginan ini didukung oleh kekuatan
untuk membeli/menukar barang dan jasa. Jadi, permintaan dapat
didefinisikan dengan berbagai kemungkinan jumlah barang/jasa
yang diminta oleh pembeli pada berbagai tingkat harga untuk
periode waktu tertentu dan dalam suatu pasar tertentu.
F a k t o r & R u m u s
Faktor yang
mempengaruhi
permintaan
• Harga Barang itu sendiri
• Harga Barang lain
• Income
• Selera
Rumus Fungsi
Permintaan
Dx = f (Px ; Py ……… P2, l, S)
Dx : permintaan akan barang
Px : Harga barang itu sendiri
P2 : Harga barang yang lain
I : Pendapatan Konsumen
S : Selera
2.2.1 Hukum Permintaan
• Hukum permintaan merupakan hukum umum yang menyangkut pengaruh harga
terhadap jumlah barang yang diminta.
• Hukum ini sejalan dengan pikiran yang logis dan sederhana. Hal-hal yang
menyebabkan tidaklah sukar diketahui sebagai contoh: kenaikan harga barang-
barang karena kebijaksanaan kenaikan harga BBM di Indonesia mengakibatkan
harga susu bubuk cap bendera menjadi sangat mahal akibatnya hanya orang yang
berpenghasilan tinggi saja yang sanggup membelinya. Sedangkan orang yang
berpenghasilan kecil hanya akan membeli susu yang kualitasnya rendah hasil
produksi dalam negeri.
• Artinya sifat hubungan antara permintaan suatu barang dengan harganya dibahas
dalam hukum permintaan yang dihipotesiskan berdasarkan asumsi berikut:
• Bila harga suatu barang turun, orang mengurangi pembelian atas barang lain dan
menambah pembelian pada barang yang mengalami penurunan harga tersebut.
• Bila harga suatu barang naik, para pembeli mencari barang lain yang dapat
digunakan sebagai pengganti atas barang yang mengalami kenaikan harga.
2.2.2. Kurva Demand
Kurva Permintaan adalah kurva yang menunjukkan hubungan antara jumlah
barang atau jasa yang diminta dengan harga dimana harga sebagai variable
independen dan jumlah barang yang diminta merupakan variable dependen.
Jumlah barang yang baiasanya diberikan notasi Q atau X digambarkan pada sumbu
horizontal atau absis sedangkankan harga yang biasanya diberikan notasi P
digambarkan pada sumbu vertical atau ordinat.
Dari table 2.1 menggambarkan hukum permintaan.
Semakin murah harga suatu barang maka jumlah yang
dibeli semakin besar. Begitu pula sebaliknya jika suatu
harga barang meningkat maka jumlah barang yang
diminta akan semakin sedikit. Hal itu dapat dibuktikan
dalam kurva dibawah ini:
2.2.3. Pengecualian Kurva Demand
Menurut hukum permintaan, kurva permintaan turun miring ke kanan, ada
pengecualian seperti halnya dengan kebanyakan hukum dan peraturan. Hal
yang diduga keras sebagai pengecualian terhadap hukum permintaan. Yang
peratama, berhubungan dengan barang gengesi (prestige goods), di mana
jika harga barang naik, maka permintaan akan bertambah karena barang ini
menarik bagi oorang yang senang menonjolkan kemewahan.hal keuda
yaitu pengaruh harapan yang dinamis (dynamic expectational effects).
Misalnya, jika harga harga barang turun maka jumlah permintaan akan
turun apabila orang memperkirakan bahwa harga akan terus menerus
turun.
Menggambar Kurva Demand
dengan Matematis
Hubungan antara harga
dan jumlah yang diminta
bias dituliskan berua
fungsi sebagai berikut:
Q = F (P)
Atau
Q = a - bP
Dimana :
Q = jumlah barang yang
diminta
P = harga
a = Konstanta, jika harga
barang sama dengan nol, maka
jumlah yang diminta tertentu.
b = slope dari garis itu
(--) = Persamaan fungsi demand
selalu berslope negative dan
berbanding terbalik
• Grafik disamping menerangkan bahwa
angka 200 di sumbu horizontal adalah
interseptnya fungsi Qx (absis),
sedangkan 400 adalah interseptnya
fungsi Px (ordinat). Pada fungsi Qx,
slopenya adalah 0,5 yaitu 200/400.
sedangkan pada fungsi Px slopenya 2
adalah 400/200.
2.2.5. Pergeseran Kurva Demand
• Kurva permintaan akan bergeser ke kanan apabila mengalami
kenaikan pendapatan. Sebaliknya, apabila pendapatan turun,
maka kurva permintaan akan bergeser ke kiri. Hal ini dapat
dilihat dalam gambar 2.4
D adalah kurva permintaan yang semula, D’
adalah kurva permintaan sesudah kenaikan
pendapatan, dan D’’ adalah kurva permintaan
sesudah pendapatan turun. Hal ini berarti bahwa
pada harga-harga tertentu, orang akan meminta
jumlah yang lebih tinggi, per unit wkatu,jika
pendapatanyya naik, daripada pendapatanyya
tidak berubah.
Perubahan di Sepanjang Kurva Permintaan dan
Pergeseran Kurva Permintaan.
• Perubahan Harga Barang Sendiri Mengakibatkan Pergeseran di Sepanjang Kurva
Permintaan itu Sendiri
Perubahan permintaan sepanjang kurva permintaan terjadi bila harga komoditi
yang diminta berubah (naik atau turun). Penurunan harga komoditi akan
menaikkan jumlah yang diminta dan kenaikan harga komoditi mengurangi jumlah
yang diminta. Perubahan harga barang akan menyebabkan perubahan jumlah
barang yang diminta dengan anggapan ceteris paribus. Hal ini dapat dilihat pada
kurva permintaan gambar 2.3 berikut :
Dapat dilihat bahwa perubahan jumlah barang yang
diminta jika ada perubahan harga. Pergerakan dari titik A
ke B atau B ke A disebabkan karena perubahan harga
barang itu sendiri. Yang berarti, jumlah barang yang
diminta berubah sebagai akibat dan perubahan harga
barang itu sendiri. Semakin rendah harga suatu barang
maka semakin banyak barang yang diminta
2. Perubahan Faktor – Faktor Lain Selain Berubahnya Harga Barang itu Sendiri
Mengakibatkan Pergeseran Kurva Permintaan
Pergeseran kurva permintaan ke kanan atau ke
kiri disebabkan oleh perubahan permintan yang
ditimbulkan oleh faktor-faktor selain halharga
komoditi. Hal ini dapat dilihat daalam gambar
2.5. Bahwa kurva permintaan mula-mula adalah
Do, kemudian berubah menjadi D1 dan D2.
perubahan ini yang disebut sebagi perubahan
permintaan. Permintaan bertambah (meningkat)
dicerminkan dari Do ke D2 dan permintaan
berkurang (menurun) ditunjukkan dari Do ke D1.
kenikan permintaan mungkin disebabkan
meningkatnya pendapatan da sebaliknya
menurunnya permintaan karena menurunnya
pendapatan. Artinya ada hubungan positif antara
pendapatan dengan permintaan.
Berbagai faktor yang mempengaruhi perubahan permintaan yariu pendapatan riil,
selera dan preferensi, harga barang lain yang berkaitan (subetitusi atau
komplementer).
a. Pendapatan Konsumen
Kenaikan pendapatan akan cenderung
meningkatkan permintaan.
b. Harga Barang Terkait Substitusi dan Komplementer
Barang subtitusi dan barang komplementer didefinisikan dengan perubahan
harga terhadap permintaan akan suatu barang
c. Selera Preferensi Konsumen
Apabila selera berubah yang semula menyukai suu barang tertentu menjadi tidk
lagi menyukai suatu barang tertentu maka kurva permintaan suatu barang
tertentu akan bergeser ke kanan atas. Selera dianggap konstan oleh para
ekonom karena para ekonom tidak dapat menjelaskan faktor-faktor yang
menentukan selera.
d. Perubahan Faktor Lain, Misalnya Perubahan Pengharapan Harga
2.2.6. Permintaan Individu dan Permintaan Pasar
Permintaan suatu komoditi dapat dibedakan atas permintaan
individu dan permintaan semua orang dalam pasar. Kurva
permintaan pasar diperoleh dari penjumlahan kurva permintaan
berbagai individu terhadap barang pada setiap tingkat harga. Contoh,
pasar terdiri dari dua individu, yaitu ali dan budi dengan jumlah DVD
yang diminta setiap tingkat harga sebagi berikut:
Dari data 2.2 terlihat bahwa permintaan pasar merupakan
penjumlahan horizontal permintaan Ali dan Budi pada setiap tingkat
harga. Kurva permintaan pasar adalah penjumlahan horizontal dan
permintaan individu.
2.3.TEORI PENAWARAN
Penawaran adalah hubungan antara harga dengan kuantitas untuk
setiap unit waktu yang akan dijual oleh penjual. Biasanya kurva
penawaran naik ke arah kanan atas karena harga yang lebih tinggi
akan mendorong penjual untuk menjual lebih banyak dan dapat
menarik penjual lain masuk pasar. Pada umumnya, kurva permintaan
mempunyai bentuk dari kiri atas ke kanan bawah, sedangkan kurva
penawaran akan suatu barang atau jasa pada umumnya mempunyai
bentuk dari kiri bawah ke kanan atas yang memiliki arti semakin
tinggi harga jual suatu barang semakin banyak jumlah yang
ditawarkan, sebagai kurva penawaran yang tunduk kepada hokum
penawaran.
2.2.3. Hukum Penawaran
“Jika harga suatu barang/jasa naik maka jumlah barang yang ditawarkan
akan bertambah dan sealiknya jika harga turun maka jumlah barang
yang ditawarkan akan berkurang dengan anggapan ceteris paribus”
Hukum diatas berarti harga suatu barang meningkat maka jumlah
barang yang ditawarkan akan meningkat (karena produsen semakin
menguntungkan), dan sebaliknya kalau harga turun, jumlah barang yang
ditawarkan juga menurun (karena kurang menguntungkan bagi
produsen). Hal ini dapat dibuat juga dalam kurva penawaran yang
menunjukkan berbagai kemungkinan harga dengan jumlah barang yang
ditawarkan. Menggambar kurva penawaran dapat diungkapkan dalam
bentuk table, bentuk grafik, atau dalam bentuk persamaan matematik.
2.3. 2. Bentuk Kurva Penawaran
1. Bentuk Kurva Penawaran yang Tunduk dengan Hukum Penawaran
Bentuk Grafik :
Kurva Penawaran akan barang X kalau dinyatakan dalam
bentuk grafik terlihat dalam gambar 2.6 dibawah ini:
Kurva penawaran memperlihatkan kuantitas
maksimal dalam satu unit waktu yang akan dijua
oleh penjual dengan berbagai pilihan harga
pasar. Pada setiap harga tertentu mereka
bersedia menjual lebih sedikit, tetapi mereka tak
dapat didorong untuk menjual lebih banyak.
Penjual bersedia untuk menerima harga yang
lebih tinggi untuk suatu kuantitas tertentu,
tetapi mereka tidak akan bersedia menawarkan
jumlah dengan harga yang lebih rendah.
2. Bentuk Kurva Penawaran yang Tidak Tundu kepada Hukum Penawaran
Kurva S3 merupakan kurva penawaran untuk jangka waktu yang sangat pendek,
dimana produsen tidak dapat menambah/tidak sempat menambah jumlah
produksinya yang biasa disebut dengan kurva penawaran seketika atau market short
period curve, yaitu kurva penawaran untuk jangka waktu yang demikian pendeknya
sehingga produsen sama sekali belum mampu untuk menambah atau mengurangi
jumlah pemakaian faktor produksi.
Kurva S1 dan S2 merupakan kurva penawaran
jangka panjang. Jangka panjangny dalam artian
bahwa jangka waktu tersebut cukup panjang untuk
memungkinkan produsen menyesuakan pemakaian
semua faktor produksi terhadap perubahan
permintaan. Kurva s1 merupakan kurva penawaran
jangka panjang dengan biaya konstan atau cost
long-run supply curve, sedangkan S2 merupakan
kurva penawaran jangka panjang dengan biaya
menurun atau decreasing cost long-run supply curve.
2.3.3 Perubahan Penawaran
Kurva Penawaran adalah tempat yang menunjukkan jumlah maksimal
yang ditawarkan. Disini dipergunakan istilah ceteris paribus, yang
menganggap bahwa faktor lain tetap konstan. Dalam menentukan
kondisi-kondisi ceteris paribus kita harus ingat bahwa sector penawaran
adalah sekor biaya sehingga dengan kondisi-kondisi penawaran harus
menggambarkan faktor-faktor biaya. Diantara kondisi-kondisi ceteris
paribus ini adalah teknologi.
Jika terjadi perubahan faktor yang mempengaruhi jumlah barang yang
ditawarkan berakibat bertambahnya penawaran, maka kurva penawaran
akan bergeser ke kiri. Yang artinya bahwa kuantitas yang ditawarkan
dapat berubah sebagai akibat berubahnya harga barang tersebut. Dan
perlu diingat bahwa perubahan harga yang dibarengi oleh perubahan
penawaran, meskipun kemungkinannya sangat kecil, bisa tidak
mengakibatkan berubahnya jumlah yang ditawarkan.
Perubahan dari A ke B atau C, perubahan
jumlah yang ditawarkan disebabkan
karena adanya perubahan harga barang
itu sendiri. Perubahan yang ditawarkan
disebabkan karena adanya perubahan
harga barang itu sendiri. Perubahan
harga barang yang ditawarkan
menyebabkan perubahan di sepanjang
kurva itu sendiri (shift along the supply
curve). Jjika yang berubah selain barang
itu sendiri jurva suplai bergeser ke kiri
(jika bertambah). Perubahan ini
dikatakan shift the supply curve
Faktor yang Menyebabkan Perubahan Penawaran :
• Berubahnya Harga Input Variabel
• Perubahan Teknologi
• Perubahan Iklim
• Harga Komoditas Lain
• Biaya untuk Memperoleh Faktor Produksi
• Pajak Subsidi
• Harapan Harga
• Tujuan Perusahaan
2.4. PENENTUAN HARGA PASAR
Harga pasar adalah suatu tingkat harga tertentu dimana penjual
mau menjual sejumlah barangnya dan konsumen mau membeli
sejumlah barang tersebut. Jadi, harga pasar ini terjadi dari hasil
kompromi antara penjual dan pembeli. Dalam diagram maka
harga pasar itu merupakan titik potong antara kurva permintaan
dan kurva penawaran. Penentuan harga pasar ini bias
digambarkan dengan dua cara, yaitu dengan grafik dan matematis.
Dalam gambar tersebut dijelaskan pada harga
OP1 produsen tersedia menawarkan barang
sejumlah OQ2, tetapi konsumen dengan tingkat
harga tersebut hanya mau membeli barang itu
sejumlah OQ1. akibatnya, terjadi kelebihan
penawaran sebesar Q1Q2. dengan adanya
kelebihan harga cenderung akan turun sampai
pada posisi harga OP. pada tingkat OP konsumen
dan produsen sepakat dengan harga yang yang
sudah ditetapkan. Jika barang menjadi OP2
konsumen mau membeli barang sebanyak OQ4,
tetapi penjual hanya menawarkan barang
sejumlah OQ3, maka akan terjadi kelebihan
permintaan sebesar Q3Q4. kelebihan permintaan
mengakibatkan harga nkembalai naik.
1. Secara Grafik
2. Secara Matemats
Persamaan fungsi demand = Qd = 400 – 0,5 P sedangkan fungsi
penawaran Qs = 100 = P. Ditanya berapa Q dan P keseimbangan pasar.
Keseimbangan terjadi pada saat Qd = Qs
400 – 0,5 P = 100 + P
1,5 P =300
P = 200
Q = 300
3. Perubahan Permintaan dna Penawaran Mengubah Harga
dan Kuantitas Pasar
a. Harga pasar berubah bertambah sedang permintaan tetap
Dengan adanya perubahan penawaran atau permintaan, harga dan kuantitas
keseimbangan akan berubah. Jika yang berubah permintaan adanya penambahan
permintaan yang melebihi penawaran maka berakibat harga P akan meningkat.
Hal ini dapat dilihat dari gambar 2.11. karena
jumlah yang ditawarkan bertambah sedang
permintaan tetap maka terjadi penurunan harga
yang semula OP1 menadi OP2. sedangkan jumlah
keseimbangan berubah, yang tadinya 0Q1
menjadi 0Q2. ada perubahan keseimbangan
harga dan jumlah dari titik A ke B. demikian
sebaliknya, jika jumlah barang yang ditawarkan
berkurang maka harga dan jumlah keseimbangan
akan berubah. Harga akan naik, jumlah
keseimbangan akan berkurang.
b. Harga pasar berubah jika terjadi perubahan permintaan
meningkat sedang penawaran tetap
Dari gambar 2.11, jumlah permintaan bertambah sedang penawaran
tetap maka terjadi kenaikan harga yang smeula 0P1 menjadi
sebesar 0P2. jumlah keseimbangan berubah, tadinya 0Q1 menjadi
0Q2. naiknya harga karena demand lebih besar dari penawaran
(D>S). Akibatnya keseimbangan permintaan berkurang maka harga
dan jumlah keseimbangan akan berubah. Jika harga turun dan
jumlah keseimbangan berkurang. Hal ini dikarenakan demand lebih
kecil dari penawaran (D<S).
c. Perubahan Keseimbangan jika terjadi Perubahan Permintaan
meningkat sedang penawaran turun
Dari gambar 2.13 disamping, adanya perubahan
permintaan dan penawaran yang berkurang maka
kurva permintaan bergeser ke kanan dan kurva
penawaran bergeser ke kiri. Keseimbangan P dan Q
yang baru berubah. Harga keseimbangan naik dan Q
keseimbangan bertambah. Harga naik dari 0P 1 ke 0P2
dan Q keseimbangan berkurang dari 0Q3 ke 0Q2.jika
ada perubahan seperti itu ada perubahan seperti itu
keseimbangan harga dan jumlah beralih dari titik E3
ke titik E1.
Jika jumlah barang yang dutawarkan dan permintaan
nberkurang maka harga dan jumlah keseimbangan
akan berubah, menjadi berkurang. Harga dan jumlah
keseimbangan akan jumlah beralih dari titik E3 ke E1.
2.5 APLIKASI PRAKTIS
KESEIMBANGAN PASAR
1. Kebijakan Ceiling Price
Kebijakan ceiling price
adalah kebijakan yang
ditetapkan pemerintah
dengan tujuan melindungi
konsumen agar
mendapatkan harga yang
wajar. Sebagai contoh,
kebiajakan ceiling price ini
adalah harga eceran
tertinggi untuk Gabah Kering
Giling (GKG), harga eceran
BBM.
2. Kebijakan Floor Price
Berbeda dengan kebijakan ceiling price yang menetapkan
harga tertinggi di bawah harga pasar kebijakan floor price
adalah kebijakan yang ditetapkan pemerintah di atas harga
pasar. Tujuan kebijakan floor price ini adalah untuk melindungi
produsen agar mendapatkan harga yang wajar. Sebagai contoh
kebijakan floor . price ini adalah harga tiket pesawat dan tiket
bus. Jika pemerintah tidak ikut campur menetapkan harga akan
terjadi persaingan sesama produsen sehingga harga bisa
sampai sebesar OP.
3. Cobweb Teori-Teori Sarang Laba-laba
(Teori Penyesuaian harga)
Harga dan kuantitas untuk berbagai barang berubah secara siklis dalam jangka
panjang.
Kalau harga meningkat atau menurun, jumlah yang diproduksi juga meningkat atau
menurun dalam gelombang yang berbeda.
Dalam gambar di atas bahwa pada musim pertama, misalkan
harga P1 sehingga petani berusaha menambah produksinya, pada
musim ke-2 jumlah yang ditawarkan sebanyak OQ2. Jika hasil
panen yang ditawarkan sebanyak OQ2 dengan harga OP1, pada
kondisi harga OP1 terjadi exces suply.Akibat adanya exces supply
harga menjadi turun sampai OP2. Pada kondisi harga sebesar OP2
terjadi exces demand atau shortage supply.Akibatnya kekurangan
supply harga meningkat lagi sampai OP1. Pada harga OP1 petani
bersedia menambah produksinya di musim yang akan datang.
Akibatnya terjadi exces supply dan harga jatuh sampai OP2. Siklus
ini terus berlanjut, inilah yang disebut dengan teori laba-laba.
4. Surplus Produsen dan Konsumen
Surplus produsen adalah ukuran keuntungan yang diperoleh
produsen karena mereka beroperasi pada suatu pasar komoditi.
Surplus konsumen menunjukkan keuntungan yang diperoleh
konsumen karena mereka membeli komoditi. Keuntungan
tersebut diperoleh konsumen karena harga yang berlaku
pada kondisi keseimbangan lebih rendah daripada harga
yang mereka mau bayarkan.
PP1E adalah Surplus Konsumen (SK) sedangkanP1E adalah Surplus
Produsen
Selama konsumen masih memiliki SK maka konsumen masih bersedia
membeli. Sedang bagi produsen selama masih memiliki SP, produsen
masih mau menjual produknya.
5. Pengalihan Beban Pajak (Shifting Tax)
Jika pemerintah tidak mengenakan pajak, maka harga jual tersebut sebesar
OP1. Pada tingkat harga sebesar ini jumlah yang diminta dan ditawarkan
sebesar OQ1. Pemerintah menetapkan pajak sebesar E2E3. Dengan adanya
pajak sebesar Oqi. Peme E2E3 atau P1P2 produsen berusaha melimpahkan
pajak tersebut ke pembeli/ konsumen. Jika pajak dapat seluruhnya
dilimpahkan pada konsumen, harga barang tersebut meningkat menjadi
sebesar OP4. Harga setinggi itu konsumen tidak mau membeli, tetapi upaya
produsen ini tidak berhasil.
5. Pengalihan Beban Pajak (Shifting Tax)
Beberapa kesimpulan dari beban pajak di atas sebagai berikut:
a. Semakin tidak elastis (semakin curam) permintaan semakin
kecil penurunan volume penjualan dan semakin
besar kenaikan harga
yang diakibatkan oleh adanya pajak.
b. transaksi dan harga beli yang dibayar konsumen dan
semakin besar penurunan harga jual
yang diterima produsen.
c. Semakin tidak elastis kurva demand, semakin besar proporsi
beban pajak yang ditanggung konsumen.
d. Semakin tidak elastis kurva demand dan kurva supply
semakin besar pendapatan pemerintah.
6. Kasus Penetapan Harga Barang
Bebas dan Barang Potensial
a. Barang bebas
Barang bebas adalah barang yang
jumlahnya melimpah sehingga tidak
mempunyai harga. Bukan berarti barang
bebas ini tidak mempunyai transaksi di
pasar. Supply barang ini melimpah
dibanding permintaan sehingga barang
bebas ini tidak mempunyai harga.
b. Barang Potensial
Suatu misal barang potensial ini adalah
peralatan makan (piring, gelas, dan
sendok-garpu) yang terbuat dari emas.
Untuk barang seperti ini pun tidak bisa
mengatakan permintaannya tidak ada.
Banyak orang yang menghendaki makan
minum dengan tempat yang terbuat dari
emas
EKONOMI MIKRO
BAB IV PERILAKU KONSUMEN
Kelompok 02
Perilaku timbul Karena konsumen memerlukan manfaat dan barang yang diminta. Manfaat inilah
yang dikenal dengan utilitas (utility). Yang menggambarkan permintaan akan manfaat dan barang
yang merupakan derifikasi (penurunan) dan manfaat yang diberikan oleh barang tersebut.
Apabila konsumen membeli barang karena mengharap memperoleh manfaat atau nilai
gunanya (utility), tentu saja secara rasional konsumen berharap memperoleh utility yang optimal.
dimana jumlah barang yang dikonsumsi akan meningkat. Dengan mengukur nilai manfaat dan
suatu barang, yakni secara cardinal (dengan mengunakan pendekatan nilai absolut) dan secara
ordinal (dengan menggunakan pendekatan nilai elatif, order, atau rangking).
Sesuai konsep Gossen II, ada dua pendekatan yang digunakan dalam mempelajari
pendayagunaan (utility) yang menjelaaskan perilku konsumen. Jika terjadi perubahan harga
barang, meningkat atau turun akan mendapat respons dari konsumen terhadap jumlah barang yang
diminta/dibeli akibar perubahan harga barang tersebut. Jika harga barang itu semakin mahal maka
jumlah barang yang diminta semakin sedikit/dikurangi. Sebaliknya jika harga barang itu semakin
murah/turun maka jumlah barang yang diminta semakin banyak/diminta.
4.1 Beberapa Konsep Berkaitan Dengan
Perilaku KOnsumen
Kebutuhan manusia dibagi menjadi :
1. Kebutuhan pokok yang umunya makanan, pakaian,
perumahan, da nada yang menambahkan dengan kesehatan.
2. Kebutuhan sekunder (bukan pokok) yaitu kebutuha diluar
kebutuhan pokok seperti alat komunikasi, alat elektronik dan
transportasi.
NILAI BARANG
• Nilai barang dapat dibedakan menjadi:
•Nilai penggunaan objektif atau nilai guna suatu barang dan jasa untuk memenuhi
keperluan manusia. Contoh, beras (nasi) untuk makan
•Nilai penggunaan subjektif yaitu suatu barang tertentu untuk memuaskan
kebutuhannya.
Pada zaman modern ini, barang dan jasa mempunyai kegunaan untuk pemenuhan
kebutuhan dan nilai pertukaran yang ditukarkan dengan barang dan jasa lainnya. Nilai
pertukaran ini dibagi menjadi:
•Nilai pertukaran objektif, yaitu kemampuan barang dan jasa itu sendiri untuk ditukarkan
dengan barang dan jasa lain.
•Nilai pertukaran subjektif, yaitu nilai yang diberikan oleh seseorang kepada suatu barang
dan jasa, yang bertalian dengan kegunaan barang tersebut terhadap dirinya.
Kebutuhan manusia tidaklah terbatas untuk memenuhi semua kebutuhannya. Oleh karena itu
manusia harus berfikir secara rasional dalam menentukan kebutuhan sehingga keseimbangan
antara kebutuhan dan alat pemuasnya mendekati keseimbangan. Ahli ekonomi yang termasuk
aliran klasik, membicarakan tentang kebutuhan dan pemuasannya. Diantaranya adlaah
Gossen yang dikenal dengan Hukum Gossen, yaitu:
•Hokum Gossen I : Jika pemuasan kebutuhan dijalankan terus-menerus, maka
kenikmatannya akan terus menerus berkurang, sampai akhirnya dating kekenyangan
(kejenuhan).
•Hokum Gossen II : Tiap manusia akan berusaha memenuhi berbagai kebutuhannya
supaya semua kebutuhannya tersebutdipuaskan dengan seimbang. Berdasarkan pendapat
Gossen ini timbullah berbagai teori guna dan kepuasan (marginal_utility)
PEMENUHAN KEPUASAN
Tujuan pokok teori ekonomi mikro adalah usaha untuk menjelaskan perilaku
konsumen di pasar barang. Dijelaskan menggunakan konsep utilitas (daya guna)
yang mempunyai kemampuan untuk memberikan kepuasan kepada konsumen yang
menggunakan barang tersebut. Yang dapat diukur menggunakan rumus hubungan
antara jumlah daya guna dengan barang yang dikonsumsikan dalam bentuk fungsi :
U = f(X1; X2; …….Xn)
Ket:
U = banyaknya daya guna bagi seorang konsumen
Xn = banyaknya barang tertentu yang dikonsumsikan oleh konsumen.
4.2 Pendekatan Tradisional Untuk Mengungkapkan
Perilaku Konsumen
2. Pendekatan Modern
•Teori daya guna kardinal
(cardinal utility) menggunakan
pendekatan marginal utility dan
total utility.
•Teori daya guna ordinal (ordinal
utility) menggunakan pendekatan
indifference curve (kurva
indiferen).
Berbagai pendekatan perilaku konsumen
1. Pendekatan Tradisional
Perilaku konsumen yang diungkapkan
dalam hokum permintaan dalambuku ini
hanya membahas dua pendekatan, yaitu
pendekatan cardinal dan Indifference
Curves (IC). selain dua pendekatan itu
masih ada pendekatan lain yang bisa
mengungkapan perilaku konsumen, yaitu
pendekatan atribute dan pendekatan
Revealed Preference Hypothesis (RP).
4.3 CARDINAL APPROACH
Teori ini tidak perlu mengetahui besarnya daya guna seorang konsumen. Yaitu
cukup mengetahui bahwa kosumen yang akan dipelajari perilakunya adalah
seorang yang mampu membuat order urutan kombinasi barang yang
dikonsumsikan berdasarkan besarnya daya guna yang diterimanya.
Dalam teori nilai guna ini dikenal nilai guna total (total utility/TU) dan nilai
guna marginal (marginal utility/MU).
•Nilai guna total berkenaan dengan jumlah seluruh kepuasan yang diperoleh
dan mengonsumsi sejumlah komoditas tertentu.
•Nilai guna marginal adalah pertambahan atau pengurangan kepuasan sebagai
akibat dan pertambahan atau pengurangan ppenggunaan satu unit komoditas
tertentu.
4.3.1. Konsep Guna Batas dan Guna Total
(MU dan TU)
1. Guna Batas (Marginal Utility)
Guna batas ialah sumbangan kepuasan yang diberikan oleh barang terakhir yang
dimiliki oleh orang tersebut. Menurut hokum Gossen, semakin banyak jumlah barang
yang sejenis yang dimiliki maka sumbangan kepuasan dari barang terakhir semakin
kecil.
2. Guna Total (Total utility)
Guna total (total utility) ialah tingkat kepuasan yang diperoleh karena mengonsumen
berbagai jumlah barang. Guna total akan semakin besar jika barang yang dikonsumsi
semakin banyak sampai pada tingkat tertentu di mana guna total ini akan mencapai
titik maksimum, maka kepuasan konsumen tidak akan bertambah lagi dan total
gunanya akan menurun walaupun konsumen terus menambah barang tersebut.
Table 4.1 Total utility dan marginal utility
Jumlah
karung (Q)
Total Utility (TU)
Marginal Utility
(MU)
1 10 -
2 30 (10 + 20) 20
3 60 (30 +30) 30
4 60 (60 + 0) 0
5 50 (60 – 10) -10
6 30 (50 – 20) -20
Table 4.1 Total utility dan marginal utility
Keterangan :
•Pada konsumen mengonsumsi unit ketiga pada aktu
itu kepuasan telah mencapai titik maksimum dan
pada unit ketujuh kepuasan total tidak bertambah.
Jika konsumen menambah berang yang
dikonsumsinya dengan unit selanjutnya maka total
gunanya akan menurun.
•Pada waktu TU maksimal (unit ke-3) maka MU-nya
= 0. Marginal utility terus menurun disebabkan
tambahan guna itu selalu menurun dengan adanya
tambahan unit barang yang diknsumsikan.
Dari data diatas dapat digambarkan kurva TU dan MU-nya sebagai berikut.
4.3.2 Asumsi (Anggaran) Dalam Teori Cardinal
1. utility seseorang bisa diukur dengan uang
Asumsi dasar yang digunakan pada pendekatan ini adalah tingkat kepuasan konsumen mengonsumsi
barang/jasa yang dapat dihitung secara numerik. Misalkan, total utility seorang mengonsumsi satu buah
manga adalah sebesar sepuluh dan jika mengonsumsi dua buah total utility-nya sebesar delapan belas,
dan seterusnya.
2. Berlakunya Hukum Gossen (Law of Diminishing Marginal Utility)
Teori nilai guna dikenal Diminishing of Marginal Utility, yaitu pertambahan utilitas yang menurun
karena pertambahan satu unit barang yang dikonsumsi. Dinyatakan bahwa, setiap barang mempunyai
kemampuan untuk memberikan daya guna kepada pemakainya. Dengan demikian, makin banyak barang
yang dikonsumsikan makin besar jumlah daya guna total yang diperoleh. Akan tetapi, laju pertambahan
daya guna yang diperoleh karena mengonsumsi satu kesatuan barang makin lama makin rendah. Jumlah
pertambahannya dapat menjadi nol dan bila penambahannya konsumsinya diteruskan jumlahnya bukan
menjadi negative.
4.3.2 Asumsi (Anggaran) Dalam Teori Cardinal
3. Konsmen Bersifat Rasional
Konsumen bersifat Rasional sehingga perilakunya dapat dipahami menurut
logika umum. Asumsi ini dikembangkan dari konsep bahwa manusia pada
hakikatnya adalah homo economicus. Perbedaanya adalah antara kepuasan
total (total utility) dan kepuasan marjinal (marginal utility) semakin banyak
barang x yang dikonsumsi, semakin keil marginal utility yang diperoleh
dari barang x.
1. Asumsi Utility Bisa Diukur adalah Pemikiran yang Keliru
Aliran ini menganggap bahwa tinggi rendahnya nillai suatu barang tergantung dari
subjek yang memberikan penilaian. Jadi suatu barang baru mempunyai arti bagi
seorang konsumen apabila barang tersebut mempunyai daya guna.
2. Marginal Utility dari Uang Tidaklah Konstan
Semakin banyak jumlah uang yang dimiliki, semakin memberikan kepuasan yang lebih
besar. Kemungkinanya yaitu bahwa makin kaya seseorang makin besar kesediaannya
untuk memperoleh suatu satuan daya guna yang sama. Contoh, ada orang Indonesia
yang mempunyai daya guna marginal terhadap uang sama dengan nol, bahwa ia sudah
cukup “puas” dengan jumlah uang yang dimilikinya dan tidak berusaha untuk
menambahnya karena akan menurunkan tingkat daya guna.
4.3.3 Kritik Pada Pendekatan Cardinal
Guna batas ini adalah tambahan guna pada guna total karena ada
tambahan satu unit barang yang dikonsumsi. Untuk mencari marginal
utility dipergunakan perhitungan sebagai berikut:
TU2 (sesudah tambahan) – TU1 (sebelum tambahan) = Mux
atau
(Tux+1) – (TUx) = Mux
Jika total utility mencapai titik maksimal maka MU = 0, jika total utility
menurun karena pertambahan unit barang yang dikonsumsi maka MU
akan menjadi (-). Turunan pertama dari fungsi TU adalah nilai x yang
bisa menghasilkan TU maksimal.
4.3.4 Maksimalisasi Guna
Mencari kemungkinan dari kombinasi-kombinasi tersebut yang dapat
memenuhi formula (1) kemudian diuji apakah juga memenuhi formula, dan
(2) jika salah satu tidak terpenuhi maka harus dicari kombinasi yang lain.
Harga barang X dan Y mempunyai perbandingan 1: 2 karena harga barang
X sebesar $ 1 dan harga barang Y sebesar $ 2. Jika mengacu pada rumus
(formula) 1, maka besarnya MUy dua kali MUx, yang artinya setiap $ 1 yang
dikeluarkan konsumen untuk membeli barang y mempunyai manfaat dua
kali dari manfaat barang X.
4.3.5 Cara Menggunakan
Persamaan Fungsi
4.3.6 Perubahan Kombinasi Barang yang Dibeli
Konsumen
Adanya kenaikan harga dari salah satu barang yang dibutuhkan dapat
mengubah kombinasi barang yang dibeli. Hal ini disebabkan:
•Adanya efek substitusi, yaitu dengan naiknya harga salah satu barang
tersebut konsumen akan mengalikan barang yang dibelinya kepada
barang pengganti yang harganya lebih murah.
•Efek pendapatannya (income), dengan kenaikan harga bagi konsumen
yang pendapatannya tetap akan menyebabkan pendapatan riil konsumen
tersebut akan berkurang.Kedua efek ini saling memperkuat bila barang
yang dibeli konsumen tersebut adalah barang normal.
Ada tiga kelemahan pada the Cardinalist Approach, yaitu:
•Asumsi yang digunakan dalam pendekatan cardinal ini adalah asumsi yang keliru (doubtful). Pendekatan ini
beranggapan bahwa kepuasan konsumen mengonsumsi komoditi dapat diukur secara numerik.
•Asumsi yang menggambarkan utility dari uang yang konstan adalah tidak r karena jika income seseorang
meningkat maka marginal utility dari uang akan berubah. Orang memiliki income meningkat tersebut bisa
membeli kombinasi yang lebih banyak yang semula tidak bisa dibeli. Dengan kombinasi yang baru ini
konsumen akan merasakan tingkat kepuasannya bertambah. Realistik
•Anggapan terjadinya diminishing marginal utility hanya bersifat psikologis saja
Atas dasar kelemahan pendekatan ini muncul pendekatan ordinal. Pendekatan ordinal ini menyatakan bahwa
utilitas seseorang tidak dapat diukur dengan numerik tetapi bisa diungkapkan secara ordinal. Ungkapan
utilitas itu bisa dalam bentuk lebih suka, lebih baik, lebih enak, dan sebagainya.
4.4 INDIFFERENCE CURVE APPROACH
4.4.1 PROPERTY INDIFFERENCE CURVE
Agar perilaku konsumen dapat dijelaskan riil, teori indifference curve memerlukan
adanya beberapa anggapan (asumsi) yaitu:
•Konsumen selalu bersifat rasional (rationality).
•Nilai guna dari uang bersifat konstan (constant marginal of money).
•Utility dinyatakan secara ordinal.
•Berlakunya hukum tambahan yang semakin lama semakin berkurang
(diminishing marginal utility).
•The total utility dari konsumen tergantung dari beberapa komoditi.
•Consistency and transitity of choice.
1. Asumsi dalam Pendekatan Indiference Curve
2. Kurva IC Menunjukkan Berlakunya Hukum Dimishing
Marginal Rate Of Substitution
Berubahnya kombinasi dari A ke B menunjukkan jika
konsumen menghendaki barang X lebih banyak maka ia
harus bersedia mengurangi barang dengan jumlah
tertentu. Inilah yang disebut dengan Marginal Rate of
Substitution Lebih lanjut jika perubahan itu mula-mula
dari titik A ke B dan berlanjut ke titik C. Pengorbanan
barang Y untuk mendapatkan tambahan barang X yang
sama pengorbanan (pengurangan) barang Y itu
semakin lama semakin berkurang. Lihat gambar di
samping ini AA">BB" dan seterusnya.
•Berlakunya hukum diminishing rate of return, yaitu jika kita menambah jumlah barang X,
maka jumlah barang Y yang ada akan dikurangi. Sebaliknya bila barang Y yang ditambah
maka barang X yang akan dikurangi. Pengurangan itu semakin lama semakin berkurang.
•Cembung terhadap titik 0 atau origin.
•Dua IC tidak akan saling berpotongan
Keterangan:
Kalau bergerak dari arah titik A menuju titik B berarti pada awalnya konsumen lebih banyak
mempunyai barang Y. Jika konsumen ingin mendapatkan tambahan barang X maka
konsumen harus bersedia untuk melepas barang Y lebih besar dari barang X yang
diperlukan. Bila proses ini berjalan terus sampai titik B maka konsumen memperoleh barang
X lebih banyak dari Y. Semakin sedikit barang Y yang dipunyai konsumen maka semakin
sedikit kesediaannya untuk melepaskan barang Y tersebut guna mendapatkan tambahan
barang X
3. Sifat-sifat Indifference Curve
4. Jika Terjadi Kumpulan Kurva IC, Kurva IC yang
Semakin Jauh dari Titik Origin, Utilitasnya Semakin Besar
Keterangan gambar di samping kombinasi X dan Y pada
indeference curve (IC) akan berubah dengan adanya
penambahan jumlah barang X dan Y menjadi kurva IC1 dan
IC2 ini tidak akan saling memotong karena kombinasi-
kombinasi yang ada pada IC yang berbeda
5. Pada Dua IC Tidak Saling Berpotongan
Kombinasi di titik A memberikan utilitas sama dengan
kombinasi di titik B. Hal ini disebabkan terletak pada IC2.
Kombinasi di titik A memberikan utilitas sama dengan
kombinasi di titik C. Hal ini disebabkan terletak pada IC1.
Secara rasional konsumen ingin mengonsumsi barang sebanyak apa pun, tetap mereka dibatasi
oleh pendapatannya. Dengan suatu tingkat pendapatan tertentu maka konsumen harus mengatur
komposisi barang sehingga manfaatnya optimal. Kendala pendapatan ini dikenal sebagai garis
anggaran atau budget line (BL) Jika barang yang dikonsumsi adalah X dan Y, maka persamaan
budget line dapat ditulis sebagai benkut : BPx. (X) Py. Y
4.4.2 Kendala Anggaran (Budget Contraint)
4.4.3 Keseimbangan Konsumen
IC tertinggi adalah IC terendah. Konsumen
ingin menikmati titik D pada IC tetapi dana
yang tersedia tidak mencukupi. Konsumen
dapat menikmati titik C pada IC tetapi
konsumen juga dapat menikmati titik E.
Kombinasi yang memberikan guuna yang
maksimal bagi konsumen ialah kombinasi A
karena dengan jumlah uang yang ada
konsumen mampu mendapatkan kombinasi
barang terbanyak.
Gambar 4.9
4.4.3 Keseimbangan Konsumen
kombinasi yang memberikan utilitas paling tinggi adalah
kombinasi D karena kombinasi di titik D ini terletak di IC,
Dalam gambar di atas ditunjukkan dengan garis anggaran
BL. Dengan adanya kendala anggaran kombinasi yang bisa
dipilih ada 3, yaitu A, B, dan C. Dari ketiga kombinasi yang
memberikan utilitas paling tinggi adalah kombinasi yang
berada di titik B. Pada hakikatnya di titik B terjadinya kurva
BL bersinggungan dengan kurva IC atau slope BL sama
dengan slope IC
Keseimbangan Konsumen yang Optimal
•Berubahnya Salah Satu dari Harga Barang
Jika harga barang X naik, maka garis anggaran (budget line) dan indifference curve-nya
bergeser ke kiri. Jika harga barang X turun maka garis anggaran (budget lime) dan
indifference curve akan bergeser ke kanan. Hal ini disebabkan jika harga naik jumlah
barang X yang dapat dibeli berkurang dan jika harga turun jumlah barang X yang dapat
dibeli bertambah. Bila titik singgung antara garis anggaran budget line) dengan
indifference curve yang baru dan yang lama dihubungkan maka garis penghubung itu
disebut price cunsumtion curve (PCC).
4.4.4 Perubahan Utilitas Konsumen
Gambar 4.12
Jika harga barang X dan Y tidak berubah
kombinasi yang dikehendaki/dibeli
konsumen adalah E1. Suatu ketika
pendapatan konsumen meningkat.
Meningkatnya pendapatan konsumen
menyebabkan preference konsumen
terhadap barang X dan Y berubah, tidak
lagi terletak pada titik E1 tetapi berubah
pada titik E2.
2. Berubahnya Pendapatan
Konsumen
•Perubahan Harga pada Barang Normal
Jika terjadi perubahan harga, misalkan barang X harga lebih murah
maka konsumen akan membeli barang X akan dibeli dalam jumlah
lebih banyak. Bisa juga dikatakan karena harga barang X lebih murah
konsumen mensubstitusi dengan membeli barang X lebih banyak dan
mengurangi jumlah barang Y.
3. Perubahan Harga pada Barang Normal dan Inferior
3. Perubahan Harga pada Barang Normal dan Inferior
•Perubahan Harga pada Barang Inferior
Gambar 4.15 di samping ini memperlihatkan
dampak perubahan harga pada barang inferior.
Semakin murahnya barang X menghasilkan
efek pendapatan yang negatif, yaitu jumlah
barang X yang diminta berkurang. Perubahan
kombinasi dari E1 ke E3 adalah price efect (efek
harga) sebesar X1-X3, perubahan dari
kombinasi E3 ke E2 adalah income effect atau
sebesar E3 ke E2 sebesar X3-X2. Jadi total
efeknya adalah sebesar E1 ke E2.
Kurva Permintaan adalah keseimbangan
konsumen (keinginan optimal konsumen untuk
membeli suatu barang pada satu kendala
tertentu). Bila titik-titik keseimbangan A, B, C
pada kurva BL dihubungkan menjadi 1 garis,
hasil yang diperoleh dikenal dengan Price
Consumption Curve (FCC), yaitu garis yang
menunjukkan keseimbangan konsumen karena
perubahan tingkat harga, dengan asumsi
tingkat pendapatan tetap.
4.4.5 Derivasi Kurva Permintaan dari Kurva PCC
4.4.6 Penggambaran Kurva Engel dari Kurva ICC
Dari kurva ICC ini dapat dibentuk Kurva Engel yang
menggambarkan hubungan antara pendapatan dengan jumlah
barang yang diminta (Ernest Engel adalah orang pertama yang
mengamati hubungan perubahan tingkat pendapatan terhadap
jumlah barang yang dikonsumsi. Jika kita mempergunakan
konsep elastisitas, maka Kurva Engel tiada lain
memperhatikan permintaan terhadap pendapatan. Jadi Kurva
Engel atau elastisitas permintaan-pendapatan menunjukkan
karakteristik suatu barang terhadap perubahan pendapatan
Masyarakat. Jadi, ICC atau Kurva Engel menunjukkan
karakteristik suatu barang terhadap perubahan pendapatan.
ICC/Kurva Engel dapat diklasifikasikan sebagai barang
normal, inferior, dan giffen
4.4.7 Bentuk Indefference Curve
Bila kita perhatikan gambar di atas, untuk
mendapatkan barang X lebih banyak
penggantian barang Y dan X dengan
jumlah yang sama. Hal ini menunjukkan
barang X dan Y mempunyai substitusi
yang sempurna. Pengurangan barang Y
sebesar AC samabesarnya dengan
penambahan X sebesar CB.
•Kurva Indefference yang Linier
Menunjukkan Adanya Subsitusi Sempurna
•Kurva Indefferrence curve yang berupa huruf L
menunjukkan barang Komplemen
Barang Y ditambah atau dikurangi tidak bisa
digantikan dengan barang X.
4.4.8 Kritik dan Aplikasi Pendekatan Indifference Curve
Kritik terhadap pendekatan indifference curve
• Menggambarkan bentuk kurva IC yang konveks untuk individu tidaklah mudah
• Substitusi barang Y terhadap barang X yang diakibatkan adanya kenaikan
hargabarang X tidak secara otomatis terjadi karena masih adanya faktor-faktor lain
yang membuat konsumen tetap pada barang X atau meninggalkan barang X.
• IC approach tidak dapat digunakan untuk menganalisis effect advertising, past
behavior of stock.
BAB V
PERILAKU PRODUSEN
BAB V PERILAKU PRODUSEN
• Produksi adalah transformasi atau pengubahan faktor produksi menjadi barang produksi
atau suatu proses dimana masukan (input) diubah menjadi output.
• Faktor produksi yang dibahas mengenai land, mand, capital, dan skill (bahan baku,
tenaga kerja, modal, dan keterampilan).
• Perilaku produsen diartikan sebagai suatu tindakan seorang produsen untuk
mendapatkan keuntungan yang semaksimum mungkin dengan menggunakan beberapa
input yang dimilikinya. Oleh karena itu, perilaku produsen juga dinamakan tindakan
atau tingkah laku produsen atau istilah producer’s Behavior.
• Jadi untuk mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya meruppakan tujuan yang
prinsipel, dimana pada saat memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya inilah
seorang produsen dikatakan dalam keadaaan keseimbangan atau ekuilibrium.
BAB V PERILAKU PRODUSEN
• Misal dalam proses produksi hanya ada dua intpuut, yaitu labor dan capital dalam pross produksi dapat
dilakukan dengan beberapa kombinasi.
Input Proses P1 Proses P2 Proses P3
Labor 2 3 4
capital 3 2 1
Tiga proses produksi diatas bila digambarkan sebagai berikut:
5.1 Konsep Jangka Waktu Dalam
Proses Produksi
• Jangka pendek adalah jangka waktu yang sedemikian pendek sehingga perusahaan tidak dapat
mengubah jumlah beberapa sumber yang digunakan. Hanya satu input yang bervariabel.
Kemudian dengan memperpanjang jangka waktu yang dibicarakan maka perusahaan dapat
mengubah input faktor produksi. Dengan begitu untuk mempermudah uraian kita akan
menggunakan batasan yang lebih tegas.
• Konsep jangka pendek yang digunakan adalah jangka waktu yang demikian pendek sehingga
perusahaan tak punya waktu untuk mengubah jumlah sumber-sumber seperti tanah, gedung,
mesin-mesin, dan manajemen. Sehingga dalam kurun waktu yang lebih panjang kemungkinan
produsen mengadakan penggantian dan penyesuaian faktor-faktor produksi yang digunakan
menjadi lebih besar.
• Para ekonom mengartikan jangka panjang sebagai keadaan proses produksi dimana semua faktor
produksi bersifat variabel. Artinya jumlahnya dapat diubah-ubah. Sehingga produsen mempunyai
kesempatan untuk mendapatkan kombinasi faktor-faktor produksi yang paling efisien. Dalam
jangka panjang semua faktor produksi dapat diubah-ubah jumlahnya sehingga produsen
mempunyai kesempatan untuk mendapatkan kombinasi faktor-faktor
5.2 Fungsi Produksi
Produksi adalah kegiatan mengubah input menjadi output . biasanya dalam
ekonomi dinyatakan dalam fungus produksi. Fungsi produksi adalah
hubungan teknis antara faktor produksi dan barang produksi yang dihasilkan
dalam proses produksi. Fungsi produksi adalah hubungan fisik antara input
(bersumber masukan) dengan output (barang atau jasa yang dihasilkan)
tanpa menghitung harga. Fungsi produksi dapat dinyatakan dalam persamaan
matematis.
Dalam bentuk umumnya fungsi produksi menunjukkan bahwa jumlah barang
prouksi tergantung pada jumlah faktor produksi yang digunakan. Yang secara
matematis dapat dituliskan sebagai berikut:
Q = F (C, L, B, S)
• Dimana:
Q = output L = Labor S = Skill
C = Capital B = Bahan Baku
5.2 Fungsi Produksi
• Bentuk Fungsi Linier : Q = a + bX
• Bentuk Kurva :
•Bentuk Fungsi Quadratik :
5.3 Analisis Proses Produksi Jangka Pendek
• Analisis proses produksi jangka pendek diungkpkan dengan kurva
TP (total product), AP (average product), dan MP (marginal
product). Dimana TP adalah total produksi yang dihasilkan oleh
seorang tenaga kerja. MP adalah tambahan hasil produksi apabila
menambah satu tenaga kerja (labor).
AP = TP/Labor
MP = TP2 – TP1
• Jika TP berupa fungsi maka turunan pertama TP adalah MP
MP = del TP/ del L
5.3.1 Hukum Tambahan Hasil yang Semakin Berkurang
(The Law of Diminishing Returns)
• Dalam analisis proses produksi jangka pendek berlaku hokum pertambahan hasil yang
semakin berkurang (law of diminishing returns). Dalam hubungan produksi jangka pendek,
dimana satu faktor produksi bersifat variabel dan faktor-faktor produksi lainnya tetap, akan
dijumpai suatu kenaikan produksi total apabila kita menambah faktor produksi variable itu
secara terus menerus.
• Produksi total itu akan bertambah terus tetapi dengan tambahan yang semakin kecil dan
setelah suatu jumlah tertentu akan mencapai maksimum dan kemudian menurun.
5.3.1 Hukum Tambahan Hasil yang Semakin Berkurang
(The Law of Diminishing Returns)
• Dari tabel diatas, hasil yang semakin bertambah terjadi sampai pada penggunaan 3 labor. Mulai labor ke-4,
low of diminishing returns mulai bekerja.
Dalam gambar 5.2 digambarkan kurva TP yang cekung ke
atas untuk satuan labor pertama. Berarti jika sumber yang
bervariabel (berubah) yang sedikit digunakan sumber
yang tetap (tanah) maka hasilnya tidak efisien. Dengan
menambah sumber variabel terus-menerus, maka TP akan
terus-menerus bertambah sampai pada titik B. pada titik
ini low of diminishing returns mulai bekerja dan
penambahan sumber variabel dengan jumlah yang terus-
menerus akan menakibatkan pertambahan TP yang
semakin berkurang.
5.3.2 Hubungan Antara TP, AP dan MP
Hubungan antara AP, MP, dan TP sangat penting untuk
dipahami karena posisinya sangat menentukan kegiatan
produsen dalam melakukan kegiatan usahanya.
• Jika AP maximum maka MPP = AP
• Jika AP semakin bertambah maka MP > AP.
• Jika AP semakin berkurang, maka MP < AP.
5.3.3 Tahap dalam fungsi produksi
Fungsi produksi itu dalam tiga tingkatan atau tahap, yaitu tahap I, tahap
II, dan tahap III. Tahap I ditandai dari produksi awal hingga AP yang
maximal. Tahap II dimulai dari AP maximal hingga mp-nya sama
dengan 0 (nol). Tahap III ditandai dari TP yang mulai menurun. Tahap I
dan tahap III disebut sebagai tahap yang tidak rasional dan tahap II
disebut sebagai tahap rasional. Alasannya ialah karena pada tahap ilitu
produksi marjinal (ma) untuk semua faktor produksi (masukan) yaitu
untuk tenaga kerja maupun tanah, adalah positif.
5.4 Produksi jangka panjang
Produksi jangka panjang adalah suatu proses produksi di
mana semua faktor produksi dapat diubah-ubah jumlahnya
atau semua faktor produksi bersifat variabel. Untuk
menjelasken fungsi produksi jangka panjang kita akan
menggunakan apa yang disebut dengan kurva isoquant
(isoproduct atau isoquant).
5.4.1 Isoquant
• Pengertian kurva isoquant
Isoproduk atau isoquant adalah "kurva yang menunjukkan berbagai
kemungkinan kombinasi teknis antara dua input yang bervariabel
yang menghasilkan suatu tingkat output tertentu". Isoquant
memperlihatkan berbagai kombinasi yang berbeda-beda dari dua
sumber yang bisa menghasilkan jumlah produk yang sama.
5.4.1 Isoquant
2. Sifat dari Kurva Isoquant
Ciri-ciri umum isoquant pada dasarnya sama dengan ciri-ciri kurva indifference, yaitu:
• Cembung ke arah titik origin.
• Menurun dari kiri atas ke kanan bawah.
• Kurva isoquant yang terletak di kanan atas menunjukkan jumlah produksi yang lebih
banyak atau dengan kata lain semakin jauh kurva isoquant ini dari titik asal
menunjukkan semakin tinggi tingkat produksi barang tersebut.
• Antara kurva yang satu dengan yang lain tidak dapat saling berpotongan atau
saling bersinggungan.
5.4.1 Isoquant
3. MRTS (Marginal Rate Technical of Substitution)
MRTS adalah sejumlah faktor X yang harus dikompensasi oleh tambahan faktor Y
sehingga tingkat output tidak berubah. Jadi, tingkat MRTS itu adalah kemiringan
isoquant pada titik khusus.
Dari Gambar 5.3 besarnya slope MRTS di titik C adalah:
Jika terjadi substitusi dari kombinasi satu ke lainnya menghasilkan rasio K dan L-
nya:
K1/L1 > K2/L2 proses produksinya capital intensif.
K1/L1 < K2/L2 proses produksinya labor intensif.
5.4.1 Isoquant
4. Bentuk Isoquant Lain
• Bentuk Isoquant Linier
• Bentuk Isoquant yang Input
Output
Bentuk isoquant yang linier seperti
di atas menunjukkan adanya
substitusi input kapital dan labor
adalah sempurna.
Bentuk Isoquant yang berupa huruf L
seperti di atas menunjukkan tidak adanya
substitusi input kapital dan labor.
Substitusi kapital dan labor hanya terjadi
pada kebutuhan minimum saja. Setelah
itu tidak terjadi substitusi.
5.4.2 Iso-biaya (isocost)
• Pengertian Isocost
Iso-biaya (Isocost) adalah:
"Kurva yang menunjukkan kedudukan dan titik-titik yang menunjukkan
kombinasi barang-barang atau faktor produksi yang dibeli oleh produsen
dengan sejumlah anggaran tertentu. Kurva yang memperlihatkan
berbagai kombinasi dari sumber-sumber yang dapat dibeli oleh perusahan
dengan harga tertentu dari masing-masing sumber persatuan dan
pengeluaran ongkos yang tertentu dilakukan oleh perusahaan itu"
5.4.2 Iso-biaya (isocost)
2. Gambar Kurva Isocost
Slope kurva Isocost adalah
=M/Pk: M/PI=M/Pk x PI/M =
PI/Pk
Sedang Fungsi TC = PI L + Pk K
5.4.2 Iso-biaya (isocost)
3. Perubahan Isocost
Kurva Iso Cost dapat berubah disebabkan:.
• Harga faktor produski labor turun atau naik sedang
lainnya tetap.
• Harga faktor produksi kapital turun atau naik sedang
lainnya tetap.
• Jumlah modal (dana) berubah
berkurang atau bertambah.
5.4.3 Ekuilibrium Produsen
• Ekuilibrium produsen analog dengan ekuilibrium konsumen. Untuk menjelaskannya membutuhkan dua alat pokok,
yaitu garis anggaran belanja (isocost) dan peta isoquant. Ekuillbrium produsen bisa diartikan sebagai "suatu keadaan
seimbang di mana produsen mendapat keuntungan maksimum dan tidak ada dorongan untuk mengubah-ubah tingkat
produksi atau dalam penggunaan faktor-faktor produksinya".
• Perusahaan dikatakan menghasilkan produksi yang optimum apabila perusahaan tersebut dengan jumlah anggaran
tertentu dapat menghasilkan jumlah produksi tertinggi dan pada saat itu perusahaan menghasilkan dengan kombinasi
faktor produksi yang paling rendah biayanya (least cost combination).
5.4.4 Jalur Ekspansi (Expansion Path)
• Expantion path atau jalur perluasan adalah suatu garis yang menunjukkan titik- titik least cost
combination (LCC) di berbagai isoquant. Least cost combination adalah suatu titik yang
menunjukkan ongkos terkecil untuk menghasilkan sejumlah produk tertentu.
• Kalau kemudian katakanlah terjadi peningkatan dalam jumlah anggaran perusahaan, sedangkan
harga faktor produksi kapital dan lobor tetap, maka ini berarti bahwa perusahaan akan mampu
meningkatkan jumlah faktor produksi yang digunakannya dan akan mampu pula meningkatkan
jumlah produksi barang x yang dihasilkannya.
5.4.5 Hasil dari Pengembangan Skala Usaha
(Return to Scale)
• Jika ingut ditambah maka output akan bertambah. Jika L
adalah labor dan C adalah kapital dan Q adalah output maka:
=LC akan menghasilkan Q
• Jika input I dan C ditambah maka Q juga akan berubah:
=al+aC bQ
• Hasil penambahan input (a) berakibat perubahan output (b)
bisa dalam keadaan (1) ba; (2) ba; dan (3) b<a.
5.4.6 Memilih Kombinasi Input yang Efisien
(Ridge Line)
• Pada umumnya setiap fungsi produksi akan membentuk satu peta isoquant antara
isoquant yang satu dengan isoquant yang lain tdak saling berpotongan Isoquant
yang terletak semakin jauh dan titik O menunjukkan tingkat output yang semakin
besar.
• Oleh karena itu, daerah ini disebut "relevant". Kemudian daerah daerah di luar
relevant range merupakan daerah yang tidak relevan bagi produsen untuk
melakukan kegiatan produksinya.
5.4.7 Kombinasi Ongkos Terkecil (Least Cost Combination)
• Jika terjadi perubahan dalam ongkos (dana perusahaan) sedang lainnya
tetap akan menyebabkan pergeseran kurva isocost ke kanan atau ke kiri.
Garis yang menghubungkan semua titik keseimbangan produsen, yaitu titik
singgung antara isoquant dan isocost dinamakan jalur perluasan (expansion
path).
BAB VIII PENENTUAN HARGA DALAM PASAR
PERSAINGAN SEMPURNA
KELOMPOK 2 :
• Eva Elysa Putri (1222300055)
• Hana putri zoe (1222300056)
• Dian pramesti Agustina (1222300057)
8.1 BENTUK PASAR PESAINGAN
8.1.1 Pengertian Pasar
Pengertian pasar dalam pengertian teori ekonomi adalah tempat bertemunya
pembeli dan penjual yang bersepakat mengenai harga dan jumlah yang
diperjualbelikan, dengan kata lain terjadinya transaksi jual beli suatu barang.
Sedang yang dimaksudkan dengan persaingan adalah jika sesama
produsen/penjual bersaing agar konsumen membeli produknya dan sesama
konsumen bersaing untuk mendapatkan barang/jasa yang dibutuhkan.
Para ahli ekonomi menggolongkan pasar secara teori ekonomi mikro menjadi
empat golongan besar, yaitu:
• Pasar Persaingan Sempurna c. Pasar Monopoli
• Pasar Persaingan Monopolistik d. Pasar Oligopoli
8.1.2 Ciri-ciri Pasar pesaingan
Keempat bentuk pasar
tersebut mempunyai ciri-ciri
yang berbeda. Secara spesifik
keempat bentuk pasar
tersebut dapat diperjelaskan
pada tabel di samping ini :
8.2 Pasar pesaingan sempurna
Pasar persaingan sempurna adalah suatu pasar yang terdapat banyak penjual dan
pembeli. Masing-masing penjual dan pembeli tidak dapat memengaruhi harga pasar.
Berapa pun jumlah barang yang diperjualbelikan di pasar, harga akan tetap. Oleh karena
itu, harga pasar digambarkan oleh garis lurus yang sejajar dengan sumbu horizontal,
yaitu sumbu jumlah barang. Dengan demikian, masing-masing penjual dipasar adalah
sebagai pengikut harga pasar atau disebut price taker.
8.2.1 Ciri-ciri pasar pesaingan murni/sempurna
Pasar persaingan murni memiliki ciri sebagai berikut:.
• Jumlah penjual dan pembeli sangat banyak.
• Barang yang diperjualbelikan homogen/identik.
• Penjual bisa keluar masuk di pasar dengan mudah.
• Informasi terhadap pasar sempurna.
8.2.2 penentuan jumlah produksi dan harga
• Agar perusahaan mendapatkan laba maksimal atau rugi minimal, harga dan jumlah
produk yang diperjualbelikan ditetapkan dengan kaidah MC = MR. Kaidah
menetapkan harga dan jumlah produk dengan MR = MC dengan syarat informasi
pasar untuk memperoleh nilai MC dan MR bersifat centainty (bisa diperhitungkan).
• Sedang kaidah MC = MR dikarenakan MR adalah turunan pertama dari fungsi TR dan
MC adalah turunan pertama dari fungsi TC. Secara matematis nilai turunan pertama
dari suatu fungsi akan menghasilkan nilai tertinggi.
1. Penentuan harga dalam pasar pesaingan sempurna yang
memperoleh laba
Dari gambar di samping terlihat harga yang menjamin laba
maksimal adalah sebesar OP1. Dengan harga sebesar OP1
besar TR adalah OP1KQ1. Sedang besarnyaTC adalah
OP2LQ1 dan total laba (TR-TC) adalah sebesar P1P2LK.
Besarnya AC sebesar OP2 dan laba per unit P1P2.
Harga dan jumlah yang diproduksi yang menjamin laba
maksimal adalah sebesar:
P = OP1 dan Q = 0Q1
2. Penentuan harga dalam pasar pesaingan sempurna yang
memperoleh KERUGIAN YANG MINIMUM
Dari gambar di samping terlihat, harga yang menjamin rugi
minimum adalah sebesar OP1. Dengan harga sebesar OP1
besar TC adalah OP2KQ1. Sedang besarnya TR adalah
OP1LQ1. Total rugi (TR-TC) adalah sebesar P1P2KL.
Besarnya AC sebesar OP2 dan rugi per unit P1P2.
Harga dan jumlah yang diproduksi yang menjamin rugi
manimal adalah sebesar:
P = OP2 dan Q = OQ1
3. Penentuan harga dalam pasar pesaingan sempurna yang
memperoleh normal profit (break even income)
Dari gambar di samping terlihat harga yang menjamin laba
normal adalah sebesar OP1. Dengan harga sebesar OP1
besarnya TC adalah OP1KQ1. Sedang besarnya TR adalah
sama OP1KQ1. Kita perhatikan perusahaan dalam pasar
persaingan sempurna seperti gambar di atas, untuk
mendapatkan laba normal perusahaan harus bekerja yang
paling efisien. Terlihat besarnya AC yang paling rendah.
Kondisi seperti ini tidak bisa dialami oleh perusahaan yang
berada pada persaingan yang lain.
Harga dan jumlah yang diproduksi yang menjamin laba
normal adalah sebesar
P = OP1 dan Q = 0Q1
Dengan AC yang paling rendah
8.2.3. PERIODE JANGKA PENDEK DAN JANGKA PANJANG YANG
DIALAMI PERUSAHAAN DALAM PERSAINGAN SEMPURNA
• Kondisi Perusahaan dalam Persaingan Sempurna Dalam
Periode Jangka Pendek
Maksud jangka pendek adalah jangka waktu yang demikian
pendeknya sehingga apabila terjadi kenaikan permintaan
barang dan setiap produsen tidak mampu untuk menaikkan
produksinya serta tidak cukup waktu bagi perusahaan-
perusahaan untuk menambah perusahaan-perusahaan yang
baru.
Dalam jangka pendek suatu perusahaaan yang mengalami
kerugian masih mungkin untuk memutuskan tetap
berproduksi, meskipun menderita rugi. Akan tetapi, posisi
ekuilibrium yang dipilih yaitu pada saat rugi yang minimum,
yaitu AVC masih bisa tertutup dari hasil penerimaan
penjualan, walaupun AFC tidak bisa tertutup
8.2.3. PERIODE JANGKA PENDEK DAN JANGKA PANJANG YANG
DIALAMI PERUSAHAAN DALAM PERSAINGAN SEMPURNA
2. Maksud jangka panjang adalah jangka waktu yang cukup
lama dimana produsen masih ada kesempatan untuk
memperbanyak produksinya untuk dipasarkan atau masih
dapat mendirikan perusahaan-perusahaan baru untuk
menaikkan produksinya apabila terjadi kenaikan permintaan
barang.
Kesimpulannya bahwa dalam jangka panjang "selalu hanya
akan memperoleh keuntungan normal saja dengan MR = MC
=AC, pada saat AC minimum. Perusahaan yang hanya
menerima keuntungan normal (normal profit) dinamakan
"Marginal Firm/Marginal or Profitability", artinya apabila
harga turun sedikit saja perusahaan akan segera
keluar dari pasar.
8.2.4 Keburukan dan kebaikan Perusahaan yang berada
dalam pasar persaingan sempurna
• Keburukannya
Tidak ada inovasi dan membatasi pilihan konsumen. Produk yang diperjual belikan identik
dan perusahaan harus bekerja yang paling efisien agar tidak mengalami kerugian sehingga
produk yang diperjualbelikan tidak ada inovasi.
• Kebaikannya
Adanya alokasi sumber daya yang efisien dan adanya kebebasan bertindak. Persaingan pada
perusahaan yang berada dalam persaingan sempurna sangat ketat. Oleh karena itu, agar tidak
mengalami kerugian perusahaan harus bekerja seefisien mungkin. Jika tidak bisa efisien,
perusahan baru siap memasuki pasar sebagai pesaing, dan hal ini akan menyebabkan
tambahnya supply dan selanjutnya berakibat turunnya harga.
BAB IX
Penentuan harga pada pasar persaingan
monopolistik
Ekonomi mikro
Pasar persaingan monopolistik adalah pasar yang terdapat banyak penjual dan
masing-masing penjual dapat memengaruhi harga dengan jalan deferensiasi
produk.
Caranya dengan promosi, advertensi, perbedaan warna bungkus, merek, pelayanan
yang baik, dan lain sebagainya. Misalkan sabun cuci, sabun mandi, rokok kretek, dan
lain sebagainya.
Terdapat dua unsur model pasar persaingan monopoli. Pertama, terdapat unsur
monopoli karena jenis barang tersebut memang hanya satu macam. Maka kurva
permintaannya miring dari kiri atas ke kanan bawah, meskipun mendekati horizontal.
Kedua, terdapat juga unsur persaingannya karena jumlah penjual banyak sehingga
tindakan dari seorang penjual tidak mempunyai pengaruh yang berarti terhadap
penjual lainnya.
Suatu pertanyaan mungkin timbul mengenai apa yang dimaksud dengan "banyak penjual".
Bagaimana kita dapat membedakan antara oligopoli dengan perbedaan produk (differentiates
oligopoly) dengan persaingan monopoli? Berapa banyak penjual yang ada dalam pasar baru dapat
dinamakan persaingan monopoli? Pertanyaan-pertanyaan ini tidak dapat dijawab hanya
berdasarkan jumlah penjual saja. Bila jumlah penjual cukup banyak sehingga kegiatan masing-masing
penjual tidak mempunyai pengaruh yang nyata pada penjual yang lain dan begitu juga sebaliknya,
maka industri yang seperti ini dinamakan industri dengan monopoli persaingan. Teori persaingan
monopoli memberikan kita alat analisis yang baru. Analisis ini sangat banyak persamaannya dengan
analisis persaingan murni. Analisis ini memberikan gambaran yang lebih baik tentang industri dengan
persaingan di mana terdapat perbedaan produk pengolahan makanan, pakaian pria, tekstil,
perusahaan jasa di kota besar, dan banyak lainnya yang mengakui adanya sedikit unsur monopoli
dan perbedaan harga yang dikenakan oleh berbagai penjual untuk suatu jenis produk tertentu.
Perbedaan produk menyebabkan sebagian konsumen lebih menyukai produk penjual tertentu
dibandingkan dengan produk penjual lain. Akibatnya kurva permintaan yang dihadapi oleh seorang
penjual agak miring sedikit ke bawah dan menyebabkan penjual sedikit banyak dapat
mengendalikan harga produknya. Biasanya, kurva permintaan yang dihadapi oleh perusahaan sangat
elastis dalam batas harga tertentu karena berbagai barang substitusi tersedia bagi produknya.
Perlu diketahui bahwa adanya ongkos tambahan seperti ongkos advertensi dan lain sebagainya
itu merupakan penyebab pasar tersebut menjadi berbentuk pasar persaingan monopoli. dalam
jangka pendek, suatu perusahaan juga seperti pada pasar yang lain, maksudnya bahwa pada
suatu saat perusahaan akan menerima keuntungan atau menerima kerugian atau hanya pasar
persaingan monopoli barang heterogen sehingga semua produsen jaja Badk akan menetapkan
harga yang sama. Lain halnya dengan pasar persaingan sempurna di mana barang adalah
homogen, maka semua produsen akan menetapkan harga pasar yang sama. Oleh karena itu,
selama tidak ada dua perusahaan yang menjual barang yang persis sama maka harga-harga juga
tidak akan sama di dalam satu industri/pasar.
Dalam jangka panjang terjadi dua kemungkinan penyesuaian jalan masuknya perusahaan-
perusahaan baru ke dalam industri, yaitu terbuka dan satunya tertutup. Apabila dalam jangka
panjang ada perusahaan-perusahaan dalam persaingan ini mengalami keuntungan lebih, maka
akan mendorong masuknya perusahaan- perusahaan lain. Untuk masuk ke dalam industri/pasar
perusahaan-perusahaan yang telah ada harus menambah kapasitas produksinya.
Apabila semua barang merupakan barang substitusi yang baik, maka pasar akan dibagi-bagikan
di antara perusahaan yang ada, Bentuk kurva demand dari perusahaan monopolistik berada di
antara perusahaan monopoli dan persaingan sempurna.
Gambar9.1BentukkurvademanddanMR
dariperusahaanpersainganmonopolistik
9.2Tigakondisiyangbisadialamipersaingan
monopolistik
Dalamjangkapendekperusahaandalam
persainganmonopolidapatmengalamitigahal,
yaitu:
Mendapatlabasupernormal
Mendapatlabanormal.
Menderitakerugian.
⚬ PerusahaandalampersainganMonopolistikyangmendapatlaba
supernormal
⚬ PerusahaandalampersainganMonopolistikyangmendapatlabanormal
Akibat persaingan monopoli terhadap output dan harga
01 02
Perubahan harga
berakibat
perubahan
permintaan yang
besar
Efisiensi masing-
masing perusahaan
(tidak akan
dirangsang untuk
membangun skala
optimum)
03
Promosi penjualan
04
Jenis produk
yang tersedia
lebih sulit
BAB X PENENTUAN
HARGA PADA PASAR
MONOPOLI
10.1 ARTI MONOPOLI
Monopoli adalah suatu keadaan dimana didalam pasar hanya ada satu penjual
sehingga tidak ada perusahaan pesaing. Monopoli merupakan kebalikan ekstrem
dari persaingan sempurna dalam rangkaian kesatuan struktur pasar. Monopoli
terjadi jika suatu perusahaan bertindak sebagai penjual tunggal dari suatu barang
yang tidak mempunyai substitut, dengan kata lain, perusahaan tunggal tersebut
sekaligus sebagai industrinya juga. Monopoli, seperti halnya persaingan sempurna,
hanya ada dalam teori saja, di mana sejumlah barang yang dihasilkan oleh suatu
produsen saja.
10.2 CIRI-CIRI & FAKTOR PENYEBAB PASAR
MONOPOLI
10.2. 1 CIRI-CIRI PASAR MONOPOLI
• Pasar Monopoli adalah Industri Satu Perusahaan
• Tidak Mempunyai Barang Pengganti yang Mirip
• Tidak Terdapat Kemungkinan untuk Masuk dalam Industri
• Dapat Memengaruhi Penentuan Harga
• Promosi Iklan Kurang diperlukan
10.2 CIRI-CIRI & FAKTOR PENYEBAB PASAR
MONOPOLI
10.2.2. FAKTOR-FAKTOR YANG MENIMBULKAN ADANYA
PASAR MONOPOLI
• Perusahaan monopoli mempunyai suatu sumber daya tertentu yang unik dan
tidak dimiliki oleh perusahaan lain.
• Perusahaan monopoli pada umumnya dapat menikmati skala ekonomi
(economic of scale) hingga ke tingkat produksi yang sangat tinggi.
• Monopoli ada dan berkembang melalui undang-undang, yaitu pemerintah
memberi hak monopoli kepada perusahaan.
10.3 HAMBATAN BAGI PERUSAHAAN
YANG AKAN MEMASUKI PASAR
Bila ada perusahaan baru yang dengan mudah masuk ke dalam industri
persaingan murni maka dalam jangka panjang akan ada perusahaan-
perusahaan baru lainnya yang masuk ke dalam suatu industri. Akibatnya
monopolis tidak lagi bisa memonopoli pasar. Sang Monopolis harus sanggup
menghalangi masuknya perusahaan baru bila dia mendapat laba atau kalau dia
tidak sanggup maka dia tidak Jadi monopolis lagi. Masuknya perusahaan baru
akan mengubah keadaan pasar di mana perusahaan itu bergerak.
10.4 PENENTUAN BESARNYA HARGA & OUTPUT
Jika suatu perusahaan yang monopolistik menyamakan MR
dengan MC-Nya maka pada saat yang sama ia menentukan
pula tingkat output dan Tingkat harga pasar untuk
produknya. Keputusan ini dilukiskan dalam gambar
disamping ini. Di situ Perusahaan tersebut menghasilkan
output sebesar Q unit pada tingkat biaya C biaya per unit
dan ia menjual output-nya tersebut pada tingkat harga P.
Laba, yaitu sama dengan (P - C) kali Q, ditunjukkan oleh
bidang PP'C'C dan itu merupakan laba maksimum.
10.5 POSISI KESEIMBANGAN
Seorang produsen monopoli adalah satu-satunya produsen dalam suatu pasar sehingga
kurva permintaan yang dihadapinya adalah juga kurva permintaan pasar. Dengan
demikian, kalau diperbandingkan dengan perusahaan dalam persaingan sempurna,
perusahaan monopoli harus menentukan bukan hanya berapa output yang harus ia
jual, tetapi juga menentukan berapa harga jual yang bisa menghasilkan keuntungan
maksimal baginya. Oleh karena itu, lebih banyak yang dijualnya per unit waktu
sehingga harganya harus lebih rendah. Hal ini mempunyai akibat penting bagi
pendapatan marginal Sang Monopolis dalam hubungannya dengan harga.
10.5.1 HUBUNGAN P, TR, DAN MR
Bentuk kurva seperti ini dikarenakan untuk
menjual output yang lebih besar Sang
Monopolis harus menurunkan harga ini.
Artinya, bahwa pada output tertentu
monopolis akan mencapai penerimaan total
maksimum. Penjualan yang lebih besar akan
menyebabkan penerimaan total berkurang,
bukannya bertambah.
10.5.2 LABA, RUGI, & IMPAS BAGI MONOPOLIS
• Monopolis yang Mendapatkan Keuntungan
Keuntungan maksimum dapat dilihat dari gambar
di samping ini, laba maksimal (P1KLP2) dicapai
pada saat MC = MR. Laba maksimal dicapai bila
monopolis menjual produksinya dengan tingkat
harga sebesar OP1 dengan jumlah barang yang
dijual sebanyak OQ. Lebih lanjut dari gambar di
bawah ini, dengan harga sebesar OP1 biaya rata.
10.5.2 LABA, RUGI, & IMPAS BAGI MONOPOLIS
2. Dalam Jangka Pendek Monopolis
Mengalami Impas
Sejalan dengan penjelasan gambar di atas,
maka besarnya harga TR = TC. Hal ini terjadi
karena adanya kenaikan ongkos rata-rata
sehingga besarnya AC jangka pendek naik
menjadi sama dengan harga (P) sehingga TR =
OP1KQ dan TC = OQKP1.
10.5.2 LABA, RUGI, & IMPAS BAGI MONOPOLIS
3. Monopolis yang Mendapatkan Kerugian
Perlu diketahui bahwa seorang monopolis hanya dapat
mengatur banyak sedikitnya jumlah barang yang
ditawarkan dan tinggi rendahnya harga saja. Monopolis
tidak mampu mengatur ongkos rata-rata karena AC
tergantung kepada harga faktor-faktor produksi yang
diperlukan. Oleh karena itu, dalam jangka pendek
seorang monopolis dapat menderita rugi.
10.6 KERUGIAN DAN PENGATURAN MONOPOLI
10.6.1 KERUGIAN ADANYA MONOPOLI
01 02
03
Output yang
Lebih Kecil
Halangan bagi Perusahaan Lain yang
Hendak Masuk Pasar
Efisiensi Ekonomi
04
Promosi Penjualan
10.6.2 PENGATURAN MONOPOLI OLEH PEMERINTAH
1. Pengaturan Harga
Penentuan harga maksimum ini menguntungkan
konsumen dengan harga per unit yang lebih murah dan
jumlah barang yang lebih banyak. Hal ini dapat
menghalangi Sang Monopolis mengambil semua
keuntungan dari kedudukan monopoli dan juga
memaksa Sang Monopolis untuk memperluas output
sampai titik di mana biaya marginalnya sama dengan
harga produknya.
10.6.2 PENGATURAN MONOPOLI OLEH PEMERINTAH
2. Pengaturan Harga pada Kasus Monopoli
Murni dengan Decrasing Cost
Disebut kasus decreasing cost karena kita
menghadapi kasus di mana luas pasar terbatas
sehingga untuk memenuhi permintaan yang ada di
pasar, perusahaan monopoli hanya beroperasi pada
bagian kurva di mana AC menurun
(decreasing cost).
10.6.2 PENGATURAN MONOPOLI OLEH PEMERINTAH
3. Perpajakan
• Pajak Lupsun
Pajak lumpsum ini sifatnya seperti biaya tetap
sehingga tidak akan memengaruhi besarnya biaya
marjinal, tetapi hanya memengaruhi besarnya
biaya rata-rata. Gambar ini menggambarkan
keadaan dan seorang produsen monopolis yang
dikenai pajak lumpsum.
10.6.2 PENGATURAN MONOPOLI OLEH PEMERINTAH
3. Perpajakan
B. Pajak Khusus (Specific)
Pajak khusus ini dikenakan atas dasar jumlah barang yang
dihasilkan. Pajak khusus ini dikenakan sebagai pajak per
satuan barang yang dihasilkan. Semakin banyak barang yang
dihasilkan, semakin besar pula jumlah pajak yang harus
dibayar. Pengenaan pajak khusus akan memengaruhi biaya
rata-rata maupun biaya marjinal karena pajak tersebut sama
artinya dengan menambah biaya variabel.
• Monopoli dan Ekonomi Efisiensi
Kasus ekonomi dan sosial standar terhadap bisnis monopoli tidak lagi
mudah. Pasar berubah sepanjang waktu dan sebagainya adalah kondisi
di mana bisnis harus beroperasi terlepas dari apakah mereka memiliki
kekuatan pasar yang nyata.
B. Kasus Ekonomi terhadap Monopoli
Kasus standar melawan monopoli adalah bahwa harga monopoli lebih
tinggi daripada biaya marjinal dan rata-rata, baik menyebabkan
hilangnya efisiensi alokatif dan kegagalan mekanisme pasar.
C. X Inefisiensi di Bawah Monopoli
Hal ini juga dapat dikatakan bahwa bahkan jika keuntungan monopoli dari
skala ekonomi, mereka akan memiliki sedikit insentif untuk
mengendalikan biaya produksi dan inefisiensi 'X' akan berarti bahwa tidak
akan ada penghematan biaya yang nyata
D. Potensi Manfaat dari Monopoli
Salah satu kesulitan dalam menilai konsekuensi kesejahteraan dari
monopoli, duopoli, atau oligopoli terletak dalam mendefinisikan tepat apa
yang sebenarnya merupakan pasar.
E. Skala Ekonomis
Seorang monopolis mungkin lebih baik diposisikan untuk
mengeksploitasi ekonomi penyewaan skala untuk keseimbangan yang
memberikan output yang lebih tinggi dan harga yang lebih rendah
daripada kondisi yang kompetitif. Dimana kita mengasumsikan bahwa
monopoli mampu mendorong biaya marjinal lebih rendah dalam jangka
panjang, menemukan sebuah output ekuilibrium Q2 dan harga di bawah
harga yang kompetitif
10.7 DISKRIMINASI HARGA
10.7. 1 SIFAT DASAR DISKRIMINASI HARGA
• Diskriminasi Harga Derajat Pertama
• Diskriminasi Harga Derajat Kedua
• Diskriminasi Harga Derajat Ketiga
Diskriminasi harga dapat terjadi dalam berbagai kondisi. Penjual dan pembeli
dapat menentukan pengelompokan ini sendiri-sendiri atau bersama-sama.
Pengelompokan ini merupakan sistem pengelompokan yang stabil atau berubah-
ubah sesuai dengan respons terhadap kondisi yang berubah-ubah.
10.7.2 PEMBAGIAN PASAR PENJUALAN YANG BERBEDA
Dua syarat harus dipenuhi untuk dapat membuatpasar. Pertama, dia
harus sanggup memisahkan pasar tersebut, kalau tidak produknya akan
dibeli dari pasar dengan harga yang lebih rendah untuk dijual kembali di
pasar dengan harga yang lebih mahal. Hal ini akan menghapuskan
perbedaan harga yang ingin dipertahankan Sang Monopolis. Kedua,
elastisitas permintaan pada masing-masing tingkat harga harus berbeda
di antara pasar-pasar tersebut. Jika mempunyai elastisitas yang sama
maka penetapan diskriminasi harga tidak akan berhasil.
10.7.3 PENETAPAN HARGA DISKRIMINASI SECARA GRAFIK
DAN NUMERIK
• Melihat Penetapan Harga Diskriminasi secara Grafik
Biaya marginal ditunjukkan oleh garis MC. Biaya marginal
ini konstan dan sama untuk dua kelompok pembeli. Dengan
kata lain, produk yang dijual mempunyai biaya produksi
yang sama. Kelompok A mempunyai permintaan yang relatif
inelastis, sementara permintaan kelompok B lebih tinggi
elastisitasnya. Setiap kurva permintaan mempunyai kurva
pendapatan marginal, yaitu MRa dan MRb
Pengantar Ekonomi Mikro
BAB XI
MENENTUKAN HARGA PADA PASAR
OLIGOPOLI
Kelompok 2
11.1. PENGERTIAN
PASAR
Pasar oligopoli adalah pasar yang terdapat banyak
penjual dan masing-masing penjual dapat
mempengaruhi harga pasar. Pasar oligopoli juga
merupakan pasar yang terdiri dari beberapa
produsen (dua sampai dengan lima produsen)
sedangkan apabila terjadi dua perusahaan disebut
duapoli.
Karakter pasar oligopoli yaitu :
1. Perusahaan saling bersepakat untuk melakukan
penentuan harga dan jumlah produksi.
2. Perusahaan tidak saling melakukan kesepakatan.
Ciri lain oligopoli yang dikemukakan
oleh douglas adalah :
Struktur pasar oligopoli bisa juga terjadi dalam industri di mana wilayah
pasar suatu perusahaan sangat kecil, misalnya industri pompa bensin. Dalam
industri ini hanya ada sedikit sekali penjual (pompa bensin) yang bersaing
dalam suatu wilayah geografis yang kecil.
Untuk sederhananya, anggap bahwa produk tersebut homogen dan para
pembeli memilih produk diantara kedua perusahaan tersebut semata-mata
berdasarkan harganya. Tindakan yang diambil suatu perusahaan pasti akan
menimbulkan reaksi perusahaan lainnya.
11.2. DEMAND OLIGOPOLI
Ada beberapa model pasar oligopoli, antara lain :
1. Model Cournot.
Model Cournot adalah model pasar duopoli (dua
penjual) yang pertama kali diteliti oleh augustin
karena tahun 1938. Model ini beranggapan bahwa
barang yang dihasilkan dua perusahaan adalah sama
dan bersifat substitusi sempurna serta struktur ongkos
produksi per unit sama.
11.2.1. Model Oligopoli
Dalam hal ini jelas bahwa perusahaan kedua hanya
menghasilkan setengah dari output yang diminta
pasar yang tidak dilayani oleh perusahaan pertama.
Jadi, output yang dihasilkan perusahaan kedua adalah
0, 25 (0,5 X 0,5) dari seluruh permintaan yang ada di
pasar.
Model Cournot ditinjau dari kurva reaksi (reaction curved)
seperti ditunjukkan pada gambar di samping ini :
Karena P > 0 dan b < 0, maka dapat disimpulkan bahwa
semakin besar Qi, akan semakin kecil MR. Sekarang
seandainya struktur ongkos yang dihadapi duopolis adalah
berbeda:
Misalkan kurva permintaan yang dihadapi duopoli adalah:
Q = a + bX, dan b > 0, serta Q = Q, +Q
Di mana:
Q = Jumlah total keluaran
Q₁ = Jumlah output yang dihasilkan perusahaan pertama
Q = Jumlah output yang dihasilkan perusahaan kedua
a = konstanta
b = slope/kemiringan garis permintaan
Kurva pendapatan marjinal (MR) dari masing- masing
duopoli tidak perlu sama. Apabila keadaan duopolis tidak
sama besarnya, maka perusahaan yang mempunyai ukuran/
skala usaha yang lebih besar akan memiliki 11R yang lebih
kecil.
Buktinya:
TR, P.Q, di mana ; P = a + b (Q₁ + Q₁₂)- f(0,0)
Penurunan kurva reaksi
secara matematis
Jadi dapat disimpulkan bahwa masing-masing kurva MR
duopolis harus meningkat lebih lambat daripada
meningkatnya MC atau kemiringan kurva MC lebih besar
daripada kemiringan kurva MR.
Ada beberapa kelemahan dari model cournot,
yaitu :
Lanjutan. 11.2.1.
A. Asumsi adalah model carnot yang mengatakan bahwa masing-
masing produsen tidak memanfaatkan pengalaman-pengalaman dalam
mengantisipasi tindakan persaingan adalah tidak realistis.
B. Meskipun jumlah output yang dihasilkan produsen pesaing pada
masing-masing periode dianggap konstan, tetapi jumlah output secara
keseluruhan akan mendorong tingkat harga menjadi turun dan akan
mengarah mendekati persaingan sempurna.
C. Pada model karena tidak dijelaskan sampai berapa lama proses
penyesuaian untuk menuju ke posisi keseimbangan.
D. Anggaplah bahwa ongkos produksi besarnya nol tidak realistis.
2. Model Bertrand
Model pasal 2 poli yang kedua adalah
model Bertrand yang dirumuskan pertama
kali pada tahun 1883 oleh J. Bertrand
yang menyatakan bahwa masing-masing
perusahaan dalam pasar duopoli
memperkirakan perusahaan pesaingnya
untuk tetap mempertahankan tingkat
harga jualnya apapun yang ditentukan
oleh perusahaan.
Model baterai menggunakan alat analisis
yang sama dengan model cournot, tetapi
model ini pun tidak lepas dari kritik
seperti halnya modal cournot yaitu :
A. Anggapan dalam model Bertrand
mengenai perilaku produsen yang tidak
pernah menggunakan pengalamannya
untuk mengantisipasi persaingan tidak
realistis.
B. masing-masing perusahaan dapat
memaksimumkan keuntungannya, tetapi
tidak untuk pasar.
C. Harga keseimbangan yang terbentuk di
pasar mengarah pada tingkat harga
persaingan pasar, tetapi bersifat tertutup
dan tidak dimungkinkan perusahaan atau
pesaing baru untuk masuk atau keluar
pasar.
Model Chamberlin menyebabkan bahwa keseimbangan stabil
di pasar terjadi apabila pasar ditetapkan suatu harga. Tingkat harga ini
merupakan kesepakatan bersama dari beberapa perusahaan yang
ada di pasar untuk memaksimumkan keuntungannya.
Model Chamberlin beranggapan bahwa masing-masing perusahaan
tidak bebas (terikat) terhadap persaingan yang ada di pasar.
Akibatnya keseimbangan stabil di pasar pada tingkat harga dan
output monopoli. Kelemahan dari modal ini adalah apabila ada
perusahaan baru yang masuk maka keseimbangan stabil tidak dapat
dipecahkan dalam modal ini dengan mekanisme modal pasar
monopoli.
3. Model Chamberlin (Model untuk
pasar kelompok kecil)
4. Model kurva permintaan patah
(The kinked-Demand model)
P. Sweezy mengemukakan model ini pertama
kali pada tahun 1939. Ada tiga asumsi yang
merupakan dasar bagi penelaah kurva
permintaan yang patah, yaitu :
A. Terdapat industri yang dewasa dan
berpengalaman dengan atau tanpa diferensiasi
produk.
B. Apabila suatu perusahaan menurun harga,
maka perusahaan-perusahaan lainnya dalam
industri akan mengikuti penurunan harga
tersebut.
C. Apabila perusahaan menaikkan harga, maka
perusahaan-perusahaan lainnya dalam negeri
tidak akan mengikutinya.
Dalam gambar 11.4 di atas ada dua kurva
permintaan, yang pertama yaitu kurva
permintaan dd (kurva permintaan
Marshall) dan yang kedua adalah kurva
permintaan DD, yaitu kurva bagian
pasar yang menggambarkan kuantitas
permintaan zat dari perusahaan yang
bersangkutan.
Model ini pertama kali dipertemukan diperkenalkan
oleh Heinrich Von Stackelberg tahun 1952, yang
merupakan pengembangan dari model cournot. Dalam
model ini dianggap bahwa salah satu perusahaan dalam
pasar oligopoli cukup kuat menjadi leader sehingga
perusahaan pesaing mengakuinya dapat berperilaku
seperti halnya yang digambarkan oleh modal cournot.
Pada gambar disamping terlihat bentuk kurva
isoprofit dan kurva reaksi yang dimiliki oleh masing-
masing duopolis. Keadaan seperti ini disebut dengan
"ketidakseimbangan stakelberg" (stackelberg di
sequilibrium) dan gejalanya terlihat dengan adanya
perang harga. Kurang harga tersebut akan berhenti
apabila salah satu perusahaan sudah mau berperan
sebagai sholawat di pasar atau sampai berbentuk
penggabungan (collusion) antara kedua perusahaan
tersebut.
5. Model Stackelberg
Kurva permintaan terpatah (kinked demand curve) dalam
oligopoli :
A. Dalam pasar oligopoli apabila perusahaan menurunkan
harga ke P¹, maka permintaan akan bertambah ke C¹, harga ke
P₂, maka permintaan akan bertambah ke B¹,
• Pelanggan perusahaan membeli barang yang harganya turun.
• Pelanggan lain membatalkan pembeliannya.
B. Sedangkan apabila perusahaan juga menurunkan harga ke
P¹, dan P², perubahan permintaan akan ke titik B dan C.
C. Menaikkan harga ke P³, permintaan ada di titik A¹, karena
reaksi perusahaan mengubah harga maka kurva permintaan
menjadi D¹,ED¹
Jika suatu perusahaan menurunkan
harganya dan memperoleh kenaikan
volume penjualan yang cukup tinggi
maka perusahaan-perusahaan lainnya
akan kehilangan sebagian besar volume
usaha mereka.
Penentuan harga dan output dalam
11.3. MODEL PENETAPAN HARGA
PASAR OLIGOPOLI
11.3.1. Pasar Dengan Ketegaran Harga (KinKed demand curve model)
Pasar oligopoli mempunyai beberapa
model dalam menetapkan harga
produknya diantaranya :
1. Pasar kartal
2. Pasar dengan kepemimpinan harga
(price leadership)
Salah satu tipe keadaan yang ditimbulkannya adalah kinkedvdemand curve atau kurva permintaan yang patah.
Seorang penjual dapat menaikkan jumlah penjualnya dengan jalan menurunkan harganya.
Hal ini mengakibatkan larinya pembeli dan penjual yang lain dan datang berbondong-bondong untuk membeli
barang tersebut.
Sebab pokok dari terjadinya perang harga adalah karena adanya saling ketergantungan independensi antara
penjual yang satu dengan yang lain. Dalam kasus pasar dengan ketegaran harga akan dapat dilihat bagaimana
seorang produsen menyesuaikan diri terhadap harga barang yang ditentukan oleh pengusaha lain, khususnya
bila harga barang itu diturunkan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa harga barang bersifat tegar untuk
naik, tetapi tidak tekan untuk turun.
Ciri-ciri pasar oligopoli.
1. Menghasilkan atau menjual barang
standar atau barang berbeda
2. Kekuatan menentukan harga kadang-
kadang sama atau kuat.
3. Promosi masih diperlukan.
Harga akan berubah jika MC memotong bagian Mr yang condong miring.
Misalkan jika biaya terus turun hingga memotong MR yang turun miring (bukan
yang tegak lurus) maka harga bisa turun mula-mula harga yang menjamin lebih
maksimal pada saat MC berpotongan dengan MR (PLN-MR), yaitu setinggi OP2.
Turun menjadi OP1
Lanjutan 11.3.1.
Efek kesejahteraan dan bentuk pasar
oligopoli kurang lebih sama dengan
monopoli. Di satu pihak oligopoli
menimbulkan efek yang negatif
dalam bentuk :
1. Adanya keuntungan yang besar.
2. Adanya ketidak efisien produk.
3. Kemungkinan adanya eksploitasi
terhadap konsumen maupun buruh.
4. Ketegaran harga sering dikatakan
menunjang adanya inflasi yang dapat
merugikan masyarakat makro.
11.4. PENGARUH OLIGOPOLI
TERHADAP KESEJAHTERAAN
Adapun beberapa kebijaksanaan umum
yang mungkin bisa diambil untuk
mengurangi efek-efek negatif tersebut.
1. Pemerintah harus bisa menjaga agar
hambatan-hambatan bagi perusahaan baru
untuk masuk ke dalam pasar global
tersebut ditekan sampai sekecil-kecilnya.
2. Diadakannya undang-undang persaingan
yang melarang adanya kerjasama di antara
para pengusaha oligopoli (baik secara diam-
diam atau terbuka)
3. Kemungkinan kebijakan yang lebih
drastis adalah mencoba merombak struktur
pasar yang oligopolitis tersebut.
01
Struktuk Pasar
Oligopoli
Dapat meningkatkan
keuntungan mereka jika dan mereka
mengurangi tingkat persaingan antara
mereka dan mereka bertindak seperti
monopolis.
02
03
Dengan mengadakan kerjasama
mereka dapat mengurangi
ketidakpuasan yang ada.
Adanya kerjasama antara
mereka menutup kemungkinan
masuknya produsen baru dalam
industri.
Thank
you

More Related Content

Similar to TUGAS AKHIR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 02.pptx

TUGAS AKHIR MIKRO KEL12.pdf
TUGAS AKHIR MIKRO KEL12.pdfTUGAS AKHIR MIKRO KEL12.pdf
TUGAS AKHIR MIKRO KEL12.pdfDevinaaulia2
 
Pembahasan
PembahasanPembahasan
PembahasanIwanAr
 
Tugas Akhir PPT Bab 1-11 Teori Ekonomi Mikro (Kelompok 7) - Dr.Sigit Sardjono...
Tugas Akhir PPT Bab 1-11 Teori Ekonomi Mikro (Kelompok 7) - Dr.Sigit Sardjono...Tugas Akhir PPT Bab 1-11 Teori Ekonomi Mikro (Kelompok 7) - Dr.Sigit Sardjono...
Tugas Akhir PPT Bab 1-11 Teori Ekonomi Mikro (Kelompok 7) - Dr.Sigit Sardjono...ochamailissa
 
Tugas Pengantar Ekonomi Mikro Kelompok 10.pdf
Tugas Pengantar Ekonomi Mikro Kelompok 10.pdfTugas Pengantar Ekonomi Mikro Kelompok 10.pdf
Tugas Pengantar Ekonomi Mikro Kelompok 10.pdfNala Cahyani
 
HBSS2203 Perkembangan Ekonomi Asas Topik 1 sumber ekonomi dan kehendak manusia
HBSS2203 Perkembangan Ekonomi Asas Topik 1 sumber ekonomi dan kehendak manusiaHBSS2203 Perkembangan Ekonomi Asas Topik 1 sumber ekonomi dan kehendak manusia
HBSS2203 Perkembangan Ekonomi Asas Topik 1 sumber ekonomi dan kehendak manusiaUNIVERSITY FOR TEACHERS XD
 
Tugas Akhir Kumpulan Teori Pengantar Ekonomi Mikro Kelompok 1
Tugas Akhir Kumpulan Teori Pengantar Ekonomi Mikro Kelompok 1Tugas Akhir Kumpulan Teori Pengantar Ekonomi Mikro Kelompok 1
Tugas Akhir Kumpulan Teori Pengantar Ekonomi Mikro Kelompok 1lufvifebrianti
 
Tugas Akhir Kumpulan Teori Pengantar Ekonomi Mikro Kelompok 1.pptx
Tugas Akhir Kumpulan Teori Pengantar Ekonomi Mikro Kelompok 1.pptxTugas Akhir Kumpulan Teori Pengantar Ekonomi Mikro Kelompok 1.pptx
Tugas Akhir Kumpulan Teori Pengantar Ekonomi Mikro Kelompok 1.pptxSuciCahyani18
 
Konsep Dasar Ekonomi IPS
Konsep Dasar Ekonomi IPSKonsep Dasar Ekonomi IPS
Konsep Dasar Ekonomi IPSSiti Hardiyanti
 
materi kuliah Pengantar ilmu ekonomi
materi kuliah Pengantar ilmu ekonomimateri kuliah Pengantar ilmu ekonomi
materi kuliah Pengantar ilmu ekonomiDek Pande
 
pelaku ekonomi
pelaku ekonomipelaku ekonomi
pelaku ekonomiharjunode
 
IPS Kelas 8 Bab 4
IPS Kelas 8 Bab 4 IPS Kelas 8 Bab 4
IPS Kelas 8 Bab 4 Rifqi Bagja
 
Materi Lengkap Hakikat Ekonomi dan Bisnis 3.ppt
Materi Lengkap Hakikat Ekonomi dan Bisnis 3.pptMateri Lengkap Hakikat Ekonomi dan Bisnis 3.ppt
Materi Lengkap Hakikat Ekonomi dan Bisnis 3.pptmatys1395
 
Kuliah teori ekonomi tho
Kuliah teori ekonomi thoKuliah teori ekonomi tho
Kuliah teori ekonomi thoTossan Ihsan
 
Pengantar ekonomi I
Pengantar ekonomi IPengantar ekonomi I
Pengantar ekonomi IMuharam Bayu
 
1. pengantar & persoalan dasar ekonomi
1. pengantar & persoalan dasar ekonomi1. pengantar & persoalan dasar ekonomi
1. pengantar & persoalan dasar ekonomiaaztrader
 
SBMPTN UNIT 1b KONSEP DASAR EKONOMI.pdf
SBMPTN UNIT 1b KONSEP DASAR EKONOMI.pdfSBMPTN UNIT 1b KONSEP DASAR EKONOMI.pdf
SBMPTN UNIT 1b KONSEP DASAR EKONOMI.pdfDienAbharina
 
media pembelajaran untuk kuliah ekonomi
media pembelajaran untuk kuliah ekonomimedia pembelajaran untuk kuliah ekonomi
media pembelajaran untuk kuliah ekonomiRajaPutraPerkasa
 

Similar to TUGAS AKHIR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 02.pptx (20)

TUGAS AKHIR MIKRO KEL12.pdf
TUGAS AKHIR MIKRO KEL12.pdfTUGAS AKHIR MIKRO KEL12.pdf
TUGAS AKHIR MIKRO KEL12.pdf
 
Pembahasan
PembahasanPembahasan
Pembahasan
 
Aktivitas ekonomi
Aktivitas ekonomiAktivitas ekonomi
Aktivitas ekonomi
 
Tugas Akhir PPT Bab 1-11 Teori Ekonomi Mikro (Kelompok 7) - Dr.Sigit Sardjono...
Tugas Akhir PPT Bab 1-11 Teori Ekonomi Mikro (Kelompok 7) - Dr.Sigit Sardjono...Tugas Akhir PPT Bab 1-11 Teori Ekonomi Mikro (Kelompok 7) - Dr.Sigit Sardjono...
Tugas Akhir PPT Bab 1-11 Teori Ekonomi Mikro (Kelompok 7) - Dr.Sigit Sardjono...
 
Pengertian ekonomi dan ilmu ekonomi
Pengertian ekonomi dan ilmu ekonomiPengertian ekonomi dan ilmu ekonomi
Pengertian ekonomi dan ilmu ekonomi
 
Tugas Pengantar Ekonomi Mikro Kelompok 10.pdf
Tugas Pengantar Ekonomi Mikro Kelompok 10.pdfTugas Pengantar Ekonomi Mikro Kelompok 10.pdf
Tugas Pengantar Ekonomi Mikro Kelompok 10.pdf
 
HBSS2203 Perkembangan Ekonomi Asas Topik 1 sumber ekonomi dan kehendak manusia
HBSS2203 Perkembangan Ekonomi Asas Topik 1 sumber ekonomi dan kehendak manusiaHBSS2203 Perkembangan Ekonomi Asas Topik 1 sumber ekonomi dan kehendak manusia
HBSS2203 Perkembangan Ekonomi Asas Topik 1 sumber ekonomi dan kehendak manusia
 
Tugas Akhir Kumpulan Teori Pengantar Ekonomi Mikro Kelompok 1
Tugas Akhir Kumpulan Teori Pengantar Ekonomi Mikro Kelompok 1Tugas Akhir Kumpulan Teori Pengantar Ekonomi Mikro Kelompok 1
Tugas Akhir Kumpulan Teori Pengantar Ekonomi Mikro Kelompok 1
 
Tugas Akhir Kumpulan Teori Pengantar Ekonomi Mikro Kelompok 1.pptx
Tugas Akhir Kumpulan Teori Pengantar Ekonomi Mikro Kelompok 1.pptxTugas Akhir Kumpulan Teori Pengantar Ekonomi Mikro Kelompok 1.pptx
Tugas Akhir Kumpulan Teori Pengantar Ekonomi Mikro Kelompok 1.pptx
 
Konsep Dasar Ekonomi IPS
Konsep Dasar Ekonomi IPSKonsep Dasar Ekonomi IPS
Konsep Dasar Ekonomi IPS
 
materi kuliah Pengantar ilmu ekonomi
materi kuliah Pengantar ilmu ekonomimateri kuliah Pengantar ilmu ekonomi
materi kuliah Pengantar ilmu ekonomi
 
Bab 1 pendahuluan
Bab 1 pendahuluanBab 1 pendahuluan
Bab 1 pendahuluan
 
pelaku ekonomi
pelaku ekonomipelaku ekonomi
pelaku ekonomi
 
IPS Kelas 8 Bab 4
IPS Kelas 8 Bab 4 IPS Kelas 8 Bab 4
IPS Kelas 8 Bab 4
 
Materi Lengkap Hakikat Ekonomi dan Bisnis 3.ppt
Materi Lengkap Hakikat Ekonomi dan Bisnis 3.pptMateri Lengkap Hakikat Ekonomi dan Bisnis 3.ppt
Materi Lengkap Hakikat Ekonomi dan Bisnis 3.ppt
 
Kuliah teori ekonomi tho
Kuliah teori ekonomi thoKuliah teori ekonomi tho
Kuliah teori ekonomi tho
 
Pengantar ekonomi I
Pengantar ekonomi IPengantar ekonomi I
Pengantar ekonomi I
 
1. pengantar & persoalan dasar ekonomi
1. pengantar & persoalan dasar ekonomi1. pengantar & persoalan dasar ekonomi
1. pengantar & persoalan dasar ekonomi
 
SBMPTN UNIT 1b KONSEP DASAR EKONOMI.pdf
SBMPTN UNIT 1b KONSEP DASAR EKONOMI.pdfSBMPTN UNIT 1b KONSEP DASAR EKONOMI.pdf
SBMPTN UNIT 1b KONSEP DASAR EKONOMI.pdf
 
media pembelajaran untuk kuliah ekonomi
media pembelajaran untuk kuliah ekonomimedia pembelajaran untuk kuliah ekonomi
media pembelajaran untuk kuliah ekonomi
 

Recently uploaded

Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxmawan5982
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptxGiftaJewela
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxsdn3jatiblora
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxbkandrisaputra
 

Recently uploaded (20)

Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
 

TUGAS AKHIR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 02.pptx

  • 1.
  • 3. Ilmu ekonomi adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia untuk mencapai kemakmuran. Adam Smith dijuluki sebagai Bapak Ilmu Ekonomi karena telah meletakkan dasar-dasar ilmu ekonomi sehingga ilmu ekonomi bisa digolongkan menjadi science. Pada abad 18 Adam Smith sering disebut sebagai orang pertama pengembangan ilmu ekonomi. Secara garis besar ekonomi dapat diartikan sebagai “aturan rumah tangga“ Sisi lain dari perkembangan ilmu ekonomi yang berasal dari Adam smith adalah cabang yang dikembangkan oleh Karl Marx. 1.1 Sejarah Singkat Perkembangan Ilmu Ekonomi
  • 4.  Mazhab Merkantilisme Merkantilisme adalah babak panjang pertalian sederhana dalam sejarah pemikiran ekonomi Eropa & kebijakan ekonomi nasional.  Mazhab Fisiokrat Fisiokrat adalah supremasi alam inti ajaran fisiokrat ini pada hakikatnya berlandasan hukum alam  Mazhab Klasik Inti mazhab klasik pada hakikatnya terletak pada gagasan bahwa pertumbuhan ekonomi berlangsung melalui interaksi antara akumulasi modal dan pembagian kerja 1.2 Mazhab-Mazhab dalam Ekonomi
  • 5.  Mazhab Sosialisme Inti ajran atau mazhab sosialis sebenarnya sulit dijelaskan karena luasnya cakupan sosialisme.  Mazhab Historis Konsep-konsep ekonomi sesungguhnya merupakan produk perkembangan sejarah kehidupan ekonomi yang khusus tumbuh disuatu negara.  Mazhab Marjinalis Gagasan yang tidak sistematik mengenai nilai pakai dan permintaan serta penawaran sebagai penentu nilai tukar barang 1.2 Mazhab-Mazhab dalam Ekonomi
  • 6.  Mazhab Institusionalis Mazhab ini datang dari Amerika Serikat tahun 1900 an dan pengaruhnya masih kuat sampai sekarang, contohnya adanya Undang undang Anti Trust yang masih dipertahankan.  Mazhab Neoklasik Penjelasan yang lengkap dengan memfokuskan pada mekanisme mekanisme aktual yang menyebabkan terjadinya kondisi ekonomi Mazhab Chicago 1.2 Mazhab-Mazhab dalam Ekonomi
  • 7. Aliran kontrarevolusi Neoklasik yang menentang institusionalisme dalam metodologi ilmu ekonomi, makro ekonomi ala keyney, maupun terhadap liberalisme abad 20 yang menonjolkan intervensionisme dan penonjolan kebijakan ekonomi oleh pemerintah. 1.2 Mazhab-Mazhab dalam Ekonomi
  • 8. Teori eknomi adalah suatu ilmu social yang membicarakan tentang bagaimana usaha manusia untuk mencapai kemakmuran Fungsi ilmu adalah mengusahakan, penemuan baru, mempelajari fakta, dan memajukan pengetahuan agar segala sesuatu menjadi lebih baik. Definisi ilmu ekonomi secara umum adalah suatu studi tentang perilaku masyarakat dalam menggunakan sumber daya yang langkah dalam memproduksi berbagai komiditi 1.3 Pengertian Ilmu Ekonomi
  • 9. 1.5.1 Kebutuhan manusia, sumber pemuas, dan teknik produksi 1. Kebutuhan manusia Kebutuhan manusia adalah suatu kegiatan perekoomian yang dibutuhkan oleh manusia dalam menjalani keberlangsungan hidupnya. Kebutuhan manusia terdiri dari berbagai ragam dan dalam jangka panjang tak dapat dipuaskan. Yang berarti bahwa kebutuhan seseorang atas suatu barang tertentu adalah tak terbatas. seperti halnya manusia membutuhkan makanan yang habisa dikonsumsi untuk sehari-hari, pakaian yang digunakan 1.5 Kegiatan ekonomi
  • 10. Untuk menutup anggota tubuh dan tempat tinggal untuk berteduh dan beristirahat. Selain itu manusia juga memiliki dorongan untuk memperrtahankan atau meningkatkan status dengan menggunakan barang-barang mewah seperti motor, mobil, televise, dan lain-lain. 1.5.1 Kebutuhan manusia, sumber pemuas, dan teknik produksi
  • 11. 2. Sumber pemuas Sumber-sumber adalah alat yang tersedia untuk menghasilkan barang- barang yang selanjutnya digunakan untuk memenuhi kebutuhan. Seperti, tenaga kerja dari segala golongan dan jenis, berbagai jenis bahan mentah, tanah, mesin, gedung-gedung, dll. Memiliki ciri, yang pertama adalah kebanyakan sumber terbatas jumlahnya. Kedua, kebanyakan sumber adalah langka, artinya sumber tersebut terbatas jumlahnya dibandingkan dengan kebutuhan produk yang dihasilkan. 1.5.1 Kebutuhan manusia, sumber pemuas, dan teknik produksi
  • 12. 3. Teknik produksi Teknik produksi adalah pengetahuan dan alat-alat untuk mengubah sumber-sumber menjadi bentuk yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan. Sepeti tanah adalah factor produksi tetap, tenaga kerja (dalam jam kerja yang dicurahkan per tahun) sebagi variable input dan factor produksi lainnya, misalnya benih, pupuk dan sebagainya dianggap jumlahnya proporsional dengan jumlah output yang dihasilkan. 1.5.1 Kebutuhan manusia, sumber pemuas, dan teknik produksi
  • 13. 4. Sumber daya dan teknologi. Sumber daya dikelompokkan menjadi sumber daya alam, baik yang asli maupun yang sudah di proses. Dan sumber daya manusia (human resources). Teknologi mempunyai fungsi mengembangkan sumber daya alam maupun manusia dalam kerangka merealisasi sumber daya menjadi output, untuk pnyempurnaan tenaga kerja dan barang modal. 5. sumber daya alam Sumber daya alam kadang disebut sebagai tanah, yang dalam artian harfiah ialah luas, yaitu semua benda merupakan hadiah alam, baik yang di atas permukaan tanah maupun yang ada didalamnya, dan tentunya yang dapat digunakan dalam proses produksi. Yang meliputi, tanah itu sendiri, air, hutan, barang tambang, batu-batuan dan sebagainya. 1.5.1 Kebutuhan manusia, sumber pemuas, dan teknik produksi
  • 14. 6. Sumber daya manusia Sumber daya manusia/tenaga kerja adalah sumber daya yang berupa jasa manusia, baik fisik maupun mental, yang berupa pekerja, kapasitas bekerja, keterampilan kerja, maupun pengetahuan yang telah lebur dalam diri para pekerja. Adapula sumber daya manusiawi yang terkadang dipisahkan dari sumber daya tenaga kerja disebut kemampuan berwirakarya. Kemampuan berwirakarya adalah kemampuan seseorang untuk mengambil inisiatif mengorganisasikan sumber daya yang tersedia secara kreatif dan inovatif dalam melakukan kegiatan ekonomi, serta mengambil keputusan yang berakibat luas bagi suatu usaha. 1.5.1 Kebutuhan manusia, sumber pemuas, dan teknik produksi
  • 15. 1. Perilaku ekonomi Perilaku ekonomi adalah perilaku yang timbul sebagai tanggapan terhadap dorongan keinginan manusia untuk memenuhu kebutuhan hidupnya, khususnya kebutuhan yang bersifat kebendaan. Adapula kelompok pelaku ekonomi yaitu a. Rumah tangga keluarga kegiatan-kegiatan ekonomi yang dilakukan oelh rumah tangga keluarga meliputi, (1)menjual atau menyewakan sumber-sumber daya yang mereka miliki dengan mendapatkan pendapatan yang dapat berupa upah, gaji, sewa, bunga, atau laba 1.5.2 Pelaku dan aktivitas ekonomi
  • 16. (2) Membayar pajak,(3) membeli dan mengonsumsi barang dan jasa pribadi yang dihasilkan oleh prusahaan, (4) memanfaatkan jasa pemakaian barang dan jasa –jasa public yang disediakan oleh pemerintah. 1.5.2 Pelaku dan aktivitas ekonomi
  • 17. b. Rumah tangga perusahaan perekonomian yang tergolong dalam ketegori ini mempunyai bentuk yuridis. Ada yang berbentu perseroan terbatas, persekutuan komanditer, persekutuan dengan firma. Rumah tangga perusahaan yang disebut juga dengan produsen, perusahaan, melaksanakan kegiatan-kegiatan ekonomi seperti membeli sumber-sumber daya dan rumah-rumah tangga keluarga dan rumah tangga pemerintah, membayar pajak, memanfaatkan barang-barang dan jasa public yang disediakan oleh pemerintah. 1.5.2 Pelaku dan aktivitas ekonomi
  • 18. c. Rumah tangga pemerintah pelaku ekonomi ini, yang biasa disebut pemerintah, menjalankan mecam kegiatan ekonomi seperti membeli sumber-sumber daya (untuk system perekonomian kita terutama sumber daya manusia dan sumber daya kapital), barang-barang dan jasa, dengan sumber-sumber daya barang- barang dan jasaya yang dibelinya, rumah tangga pemerintah menghasilkan serta menyajikan jasa barang-barang public unutk dimanfaatkan oleh rumah tangga keluarga. 1.5.2 Pelaku dan aktivitas ekonomi
  • 19. 1.4.1 kelangkaan dan problem Ekonomi 1.4.1 pengertian dasar barang dan jasa 1.Jasa 2. barang 1.4.2 kelangkaan (scarcity) dan alernatif pilihan 1.4.3 problem dalam ilmu ekonomi mekanisme ekonomi, mekanisme perencanaan pusat, mekanisme pasar 1.6. Perangkap dalam menjelaskan ilmu ekonomi kegagalan untuk menjaga "hal-hal lain nya tetap sama“karena adanya kekeliruan post hoc3, kekeliruan komposisi. 1.4 – 1.6
  • 20. BAB 2 TEORI PERMINTAAN, PENAWARAN DAN HARGA PASAR
  • 21. 2.1 Harga Suatu Barang dan Jasa  Harga adalah nilai barang dan jasa yang dinyatakan dengan jumlah uang tertentu. Barang dan jasa tersebut mempunyai harga bila barang dan jasa memiliki nilai dan guna.  Terbentuknya Harga dikarenakan ada 2 pihak, yaitu pihak yang memiliki dan bersedia untuk menawarkannya serta pihak yang memerlukan dan bersedia untuk memintanya. Harga terbentuk karena adanya interaksi antara permintaan dan penawaran
  • 22. Fungsi Harga • Mengadakan Keseimbangan antara kebutuhan dengan alat pemuas yang diminta • Manusia mampu membatasi kebutuhannya • Harga juga membagi alat produksi pada berbagai kemungkinan pemakaian • Sebagai pembentuk pendapatan seperti upah, bunga modal, dll
  • 23. 2.2 Teori Permintaan •Permintaan akan barang dan jasa timbul dari kebutuhan konsumen untuk menguasai barang dan jasa tersebut. “Permintaan” ialah keinginan konsumen untuk memiliki dan menguasai barang & jasa, keinginan ini didukung oleh kekuatan untuk membeli/menukar barang dan jasa. Jadi, permintaan dapat didefinisikan dengan berbagai kemungkinan jumlah barang/jasa yang diminta oleh pembeli pada berbagai tingkat harga untuk periode waktu tertentu dan dalam suatu pasar tertentu.
  • 24. F a k t o r & R u m u s Faktor yang mempengaruhi permintaan • Harga Barang itu sendiri • Harga Barang lain • Income • Selera Rumus Fungsi Permintaan Dx = f (Px ; Py ……… P2, l, S) Dx : permintaan akan barang Px : Harga barang itu sendiri P2 : Harga barang yang lain I : Pendapatan Konsumen S : Selera
  • 25. 2.2.1 Hukum Permintaan • Hukum permintaan merupakan hukum umum yang menyangkut pengaruh harga terhadap jumlah barang yang diminta. • Hukum ini sejalan dengan pikiran yang logis dan sederhana. Hal-hal yang menyebabkan tidaklah sukar diketahui sebagai contoh: kenaikan harga barang- barang karena kebijaksanaan kenaikan harga BBM di Indonesia mengakibatkan harga susu bubuk cap bendera menjadi sangat mahal akibatnya hanya orang yang berpenghasilan tinggi saja yang sanggup membelinya. Sedangkan orang yang berpenghasilan kecil hanya akan membeli susu yang kualitasnya rendah hasil produksi dalam negeri. • Artinya sifat hubungan antara permintaan suatu barang dengan harganya dibahas dalam hukum permintaan yang dihipotesiskan berdasarkan asumsi berikut: • Bila harga suatu barang turun, orang mengurangi pembelian atas barang lain dan menambah pembelian pada barang yang mengalami penurunan harga tersebut. • Bila harga suatu barang naik, para pembeli mencari barang lain yang dapat digunakan sebagai pengganti atas barang yang mengalami kenaikan harga.
  • 26. 2.2.2. Kurva Demand Kurva Permintaan adalah kurva yang menunjukkan hubungan antara jumlah barang atau jasa yang diminta dengan harga dimana harga sebagai variable independen dan jumlah barang yang diminta merupakan variable dependen. Jumlah barang yang baiasanya diberikan notasi Q atau X digambarkan pada sumbu horizontal atau absis sedangkankan harga yang biasanya diberikan notasi P digambarkan pada sumbu vertical atau ordinat. Dari table 2.1 menggambarkan hukum permintaan. Semakin murah harga suatu barang maka jumlah yang dibeli semakin besar. Begitu pula sebaliknya jika suatu harga barang meningkat maka jumlah barang yang diminta akan semakin sedikit. Hal itu dapat dibuktikan dalam kurva dibawah ini:
  • 27. 2.2.3. Pengecualian Kurva Demand Menurut hukum permintaan, kurva permintaan turun miring ke kanan, ada pengecualian seperti halnya dengan kebanyakan hukum dan peraturan. Hal yang diduga keras sebagai pengecualian terhadap hukum permintaan. Yang peratama, berhubungan dengan barang gengesi (prestige goods), di mana jika harga barang naik, maka permintaan akan bertambah karena barang ini menarik bagi oorang yang senang menonjolkan kemewahan.hal keuda yaitu pengaruh harapan yang dinamis (dynamic expectational effects). Misalnya, jika harga harga barang turun maka jumlah permintaan akan turun apabila orang memperkirakan bahwa harga akan terus menerus turun.
  • 28. Menggambar Kurva Demand dengan Matematis Hubungan antara harga dan jumlah yang diminta bias dituliskan berua fungsi sebagai berikut: Q = F (P) Atau Q = a - bP Dimana : Q = jumlah barang yang diminta P = harga a = Konstanta, jika harga barang sama dengan nol, maka jumlah yang diminta tertentu. b = slope dari garis itu (--) = Persamaan fungsi demand selalu berslope negative dan berbanding terbalik
  • 29. • Grafik disamping menerangkan bahwa angka 200 di sumbu horizontal adalah interseptnya fungsi Qx (absis), sedangkan 400 adalah interseptnya fungsi Px (ordinat). Pada fungsi Qx, slopenya adalah 0,5 yaitu 200/400. sedangkan pada fungsi Px slopenya 2 adalah 400/200.
  • 30. 2.2.5. Pergeseran Kurva Demand • Kurva permintaan akan bergeser ke kanan apabila mengalami kenaikan pendapatan. Sebaliknya, apabila pendapatan turun, maka kurva permintaan akan bergeser ke kiri. Hal ini dapat dilihat dalam gambar 2.4 D adalah kurva permintaan yang semula, D’ adalah kurva permintaan sesudah kenaikan pendapatan, dan D’’ adalah kurva permintaan sesudah pendapatan turun. Hal ini berarti bahwa pada harga-harga tertentu, orang akan meminta jumlah yang lebih tinggi, per unit wkatu,jika pendapatanyya naik, daripada pendapatanyya tidak berubah.
  • 31. Perubahan di Sepanjang Kurva Permintaan dan Pergeseran Kurva Permintaan. • Perubahan Harga Barang Sendiri Mengakibatkan Pergeseran di Sepanjang Kurva Permintaan itu Sendiri Perubahan permintaan sepanjang kurva permintaan terjadi bila harga komoditi yang diminta berubah (naik atau turun). Penurunan harga komoditi akan menaikkan jumlah yang diminta dan kenaikan harga komoditi mengurangi jumlah yang diminta. Perubahan harga barang akan menyebabkan perubahan jumlah barang yang diminta dengan anggapan ceteris paribus. Hal ini dapat dilihat pada kurva permintaan gambar 2.3 berikut : Dapat dilihat bahwa perubahan jumlah barang yang diminta jika ada perubahan harga. Pergerakan dari titik A ke B atau B ke A disebabkan karena perubahan harga barang itu sendiri. Yang berarti, jumlah barang yang diminta berubah sebagai akibat dan perubahan harga barang itu sendiri. Semakin rendah harga suatu barang maka semakin banyak barang yang diminta
  • 32. 2. Perubahan Faktor – Faktor Lain Selain Berubahnya Harga Barang itu Sendiri Mengakibatkan Pergeseran Kurva Permintaan Pergeseran kurva permintaan ke kanan atau ke kiri disebabkan oleh perubahan permintan yang ditimbulkan oleh faktor-faktor selain halharga komoditi. Hal ini dapat dilihat daalam gambar 2.5. Bahwa kurva permintaan mula-mula adalah Do, kemudian berubah menjadi D1 dan D2. perubahan ini yang disebut sebagi perubahan permintaan. Permintaan bertambah (meningkat) dicerminkan dari Do ke D2 dan permintaan berkurang (menurun) ditunjukkan dari Do ke D1. kenikan permintaan mungkin disebabkan meningkatnya pendapatan da sebaliknya menurunnya permintaan karena menurunnya pendapatan. Artinya ada hubungan positif antara pendapatan dengan permintaan.
  • 33. Berbagai faktor yang mempengaruhi perubahan permintaan yariu pendapatan riil, selera dan preferensi, harga barang lain yang berkaitan (subetitusi atau komplementer). a. Pendapatan Konsumen Kenaikan pendapatan akan cenderung meningkatkan permintaan. b. Harga Barang Terkait Substitusi dan Komplementer Barang subtitusi dan barang komplementer didefinisikan dengan perubahan harga terhadap permintaan akan suatu barang c. Selera Preferensi Konsumen Apabila selera berubah yang semula menyukai suu barang tertentu menjadi tidk lagi menyukai suatu barang tertentu maka kurva permintaan suatu barang tertentu akan bergeser ke kanan atas. Selera dianggap konstan oleh para ekonom karena para ekonom tidak dapat menjelaskan faktor-faktor yang menentukan selera. d. Perubahan Faktor Lain, Misalnya Perubahan Pengharapan Harga
  • 34. 2.2.6. Permintaan Individu dan Permintaan Pasar Permintaan suatu komoditi dapat dibedakan atas permintaan individu dan permintaan semua orang dalam pasar. Kurva permintaan pasar diperoleh dari penjumlahan kurva permintaan berbagai individu terhadap barang pada setiap tingkat harga. Contoh, pasar terdiri dari dua individu, yaitu ali dan budi dengan jumlah DVD yang diminta setiap tingkat harga sebagi berikut:
  • 35. Dari data 2.2 terlihat bahwa permintaan pasar merupakan penjumlahan horizontal permintaan Ali dan Budi pada setiap tingkat harga. Kurva permintaan pasar adalah penjumlahan horizontal dan permintaan individu.
  • 36. 2.3.TEORI PENAWARAN Penawaran adalah hubungan antara harga dengan kuantitas untuk setiap unit waktu yang akan dijual oleh penjual. Biasanya kurva penawaran naik ke arah kanan atas karena harga yang lebih tinggi akan mendorong penjual untuk menjual lebih banyak dan dapat menarik penjual lain masuk pasar. Pada umumnya, kurva permintaan mempunyai bentuk dari kiri atas ke kanan bawah, sedangkan kurva penawaran akan suatu barang atau jasa pada umumnya mempunyai bentuk dari kiri bawah ke kanan atas yang memiliki arti semakin tinggi harga jual suatu barang semakin banyak jumlah yang ditawarkan, sebagai kurva penawaran yang tunduk kepada hokum penawaran.
  • 37. 2.2.3. Hukum Penawaran “Jika harga suatu barang/jasa naik maka jumlah barang yang ditawarkan akan bertambah dan sealiknya jika harga turun maka jumlah barang yang ditawarkan akan berkurang dengan anggapan ceteris paribus” Hukum diatas berarti harga suatu barang meningkat maka jumlah barang yang ditawarkan akan meningkat (karena produsen semakin menguntungkan), dan sebaliknya kalau harga turun, jumlah barang yang ditawarkan juga menurun (karena kurang menguntungkan bagi produsen). Hal ini dapat dibuat juga dalam kurva penawaran yang menunjukkan berbagai kemungkinan harga dengan jumlah barang yang ditawarkan. Menggambar kurva penawaran dapat diungkapkan dalam bentuk table, bentuk grafik, atau dalam bentuk persamaan matematik.
  • 38. 2.3. 2. Bentuk Kurva Penawaran 1. Bentuk Kurva Penawaran yang Tunduk dengan Hukum Penawaran Bentuk Grafik : Kurva Penawaran akan barang X kalau dinyatakan dalam bentuk grafik terlihat dalam gambar 2.6 dibawah ini: Kurva penawaran memperlihatkan kuantitas maksimal dalam satu unit waktu yang akan dijua oleh penjual dengan berbagai pilihan harga pasar. Pada setiap harga tertentu mereka bersedia menjual lebih sedikit, tetapi mereka tak dapat didorong untuk menjual lebih banyak. Penjual bersedia untuk menerima harga yang lebih tinggi untuk suatu kuantitas tertentu, tetapi mereka tidak akan bersedia menawarkan jumlah dengan harga yang lebih rendah.
  • 39. 2. Bentuk Kurva Penawaran yang Tidak Tundu kepada Hukum Penawaran Kurva S3 merupakan kurva penawaran untuk jangka waktu yang sangat pendek, dimana produsen tidak dapat menambah/tidak sempat menambah jumlah produksinya yang biasa disebut dengan kurva penawaran seketika atau market short period curve, yaitu kurva penawaran untuk jangka waktu yang demikian pendeknya sehingga produsen sama sekali belum mampu untuk menambah atau mengurangi jumlah pemakaian faktor produksi. Kurva S1 dan S2 merupakan kurva penawaran jangka panjang. Jangka panjangny dalam artian bahwa jangka waktu tersebut cukup panjang untuk memungkinkan produsen menyesuakan pemakaian semua faktor produksi terhadap perubahan permintaan. Kurva s1 merupakan kurva penawaran jangka panjang dengan biaya konstan atau cost long-run supply curve, sedangkan S2 merupakan kurva penawaran jangka panjang dengan biaya menurun atau decreasing cost long-run supply curve.
  • 40. 2.3.3 Perubahan Penawaran Kurva Penawaran adalah tempat yang menunjukkan jumlah maksimal yang ditawarkan. Disini dipergunakan istilah ceteris paribus, yang menganggap bahwa faktor lain tetap konstan. Dalam menentukan kondisi-kondisi ceteris paribus kita harus ingat bahwa sector penawaran adalah sekor biaya sehingga dengan kondisi-kondisi penawaran harus menggambarkan faktor-faktor biaya. Diantara kondisi-kondisi ceteris paribus ini adalah teknologi. Jika terjadi perubahan faktor yang mempengaruhi jumlah barang yang ditawarkan berakibat bertambahnya penawaran, maka kurva penawaran akan bergeser ke kiri. Yang artinya bahwa kuantitas yang ditawarkan dapat berubah sebagai akibat berubahnya harga barang tersebut. Dan perlu diingat bahwa perubahan harga yang dibarengi oleh perubahan penawaran, meskipun kemungkinannya sangat kecil, bisa tidak mengakibatkan berubahnya jumlah yang ditawarkan.
  • 41. Perubahan dari A ke B atau C, perubahan jumlah yang ditawarkan disebabkan karena adanya perubahan harga barang itu sendiri. Perubahan yang ditawarkan disebabkan karena adanya perubahan harga barang itu sendiri. Perubahan harga barang yang ditawarkan menyebabkan perubahan di sepanjang kurva itu sendiri (shift along the supply curve). Jjika yang berubah selain barang itu sendiri jurva suplai bergeser ke kiri (jika bertambah). Perubahan ini dikatakan shift the supply curve
  • 42. Faktor yang Menyebabkan Perubahan Penawaran : • Berubahnya Harga Input Variabel • Perubahan Teknologi • Perubahan Iklim • Harga Komoditas Lain • Biaya untuk Memperoleh Faktor Produksi • Pajak Subsidi • Harapan Harga • Tujuan Perusahaan
  • 43. 2.4. PENENTUAN HARGA PASAR Harga pasar adalah suatu tingkat harga tertentu dimana penjual mau menjual sejumlah barangnya dan konsumen mau membeli sejumlah barang tersebut. Jadi, harga pasar ini terjadi dari hasil kompromi antara penjual dan pembeli. Dalam diagram maka harga pasar itu merupakan titik potong antara kurva permintaan dan kurva penawaran. Penentuan harga pasar ini bias digambarkan dengan dua cara, yaitu dengan grafik dan matematis.
  • 44. Dalam gambar tersebut dijelaskan pada harga OP1 produsen tersedia menawarkan barang sejumlah OQ2, tetapi konsumen dengan tingkat harga tersebut hanya mau membeli barang itu sejumlah OQ1. akibatnya, terjadi kelebihan penawaran sebesar Q1Q2. dengan adanya kelebihan harga cenderung akan turun sampai pada posisi harga OP. pada tingkat OP konsumen dan produsen sepakat dengan harga yang yang sudah ditetapkan. Jika barang menjadi OP2 konsumen mau membeli barang sebanyak OQ4, tetapi penjual hanya menawarkan barang sejumlah OQ3, maka akan terjadi kelebihan permintaan sebesar Q3Q4. kelebihan permintaan mengakibatkan harga nkembalai naik. 1. Secara Grafik
  • 45. 2. Secara Matemats Persamaan fungsi demand = Qd = 400 – 0,5 P sedangkan fungsi penawaran Qs = 100 = P. Ditanya berapa Q dan P keseimbangan pasar. Keseimbangan terjadi pada saat Qd = Qs 400 – 0,5 P = 100 + P 1,5 P =300 P = 200 Q = 300
  • 46. 3. Perubahan Permintaan dna Penawaran Mengubah Harga dan Kuantitas Pasar a. Harga pasar berubah bertambah sedang permintaan tetap Dengan adanya perubahan penawaran atau permintaan, harga dan kuantitas keseimbangan akan berubah. Jika yang berubah permintaan adanya penambahan permintaan yang melebihi penawaran maka berakibat harga P akan meningkat. Hal ini dapat dilihat dari gambar 2.11. karena jumlah yang ditawarkan bertambah sedang permintaan tetap maka terjadi penurunan harga yang semula OP1 menadi OP2. sedangkan jumlah keseimbangan berubah, yang tadinya 0Q1 menjadi 0Q2. ada perubahan keseimbangan harga dan jumlah dari titik A ke B. demikian sebaliknya, jika jumlah barang yang ditawarkan berkurang maka harga dan jumlah keseimbangan akan berubah. Harga akan naik, jumlah keseimbangan akan berkurang.
  • 47. b. Harga pasar berubah jika terjadi perubahan permintaan meningkat sedang penawaran tetap Dari gambar 2.11, jumlah permintaan bertambah sedang penawaran tetap maka terjadi kenaikan harga yang smeula 0P1 menjadi sebesar 0P2. jumlah keseimbangan berubah, tadinya 0Q1 menjadi 0Q2. naiknya harga karena demand lebih besar dari penawaran (D>S). Akibatnya keseimbangan permintaan berkurang maka harga dan jumlah keseimbangan akan berubah. Jika harga turun dan jumlah keseimbangan berkurang. Hal ini dikarenakan demand lebih kecil dari penawaran (D<S).
  • 48. c. Perubahan Keseimbangan jika terjadi Perubahan Permintaan meningkat sedang penawaran turun Dari gambar 2.13 disamping, adanya perubahan permintaan dan penawaran yang berkurang maka kurva permintaan bergeser ke kanan dan kurva penawaran bergeser ke kiri. Keseimbangan P dan Q yang baru berubah. Harga keseimbangan naik dan Q keseimbangan bertambah. Harga naik dari 0P 1 ke 0P2 dan Q keseimbangan berkurang dari 0Q3 ke 0Q2.jika ada perubahan seperti itu ada perubahan seperti itu keseimbangan harga dan jumlah beralih dari titik E3 ke titik E1. Jika jumlah barang yang dutawarkan dan permintaan nberkurang maka harga dan jumlah keseimbangan akan berubah, menjadi berkurang. Harga dan jumlah keseimbangan akan jumlah beralih dari titik E3 ke E1.
  • 49. 2.5 APLIKASI PRAKTIS KESEIMBANGAN PASAR 1. Kebijakan Ceiling Price Kebijakan ceiling price adalah kebijakan yang ditetapkan pemerintah dengan tujuan melindungi konsumen agar mendapatkan harga yang wajar. Sebagai contoh, kebiajakan ceiling price ini adalah harga eceran tertinggi untuk Gabah Kering Giling (GKG), harga eceran BBM. 2. Kebijakan Floor Price Berbeda dengan kebijakan ceiling price yang menetapkan harga tertinggi di bawah harga pasar kebijakan floor price adalah kebijakan yang ditetapkan pemerintah di atas harga pasar. Tujuan kebijakan floor price ini adalah untuk melindungi produsen agar mendapatkan harga yang wajar. Sebagai contoh kebijakan floor . price ini adalah harga tiket pesawat dan tiket bus. Jika pemerintah tidak ikut campur menetapkan harga akan terjadi persaingan sesama produsen sehingga harga bisa sampai sebesar OP.
  • 50. 3. Cobweb Teori-Teori Sarang Laba-laba (Teori Penyesuaian harga) Harga dan kuantitas untuk berbagai barang berubah secara siklis dalam jangka panjang. Kalau harga meningkat atau menurun, jumlah yang diproduksi juga meningkat atau menurun dalam gelombang yang berbeda. Dalam gambar di atas bahwa pada musim pertama, misalkan harga P1 sehingga petani berusaha menambah produksinya, pada musim ke-2 jumlah yang ditawarkan sebanyak OQ2. Jika hasil panen yang ditawarkan sebanyak OQ2 dengan harga OP1, pada kondisi harga OP1 terjadi exces suply.Akibat adanya exces supply harga menjadi turun sampai OP2. Pada kondisi harga sebesar OP2 terjadi exces demand atau shortage supply.Akibatnya kekurangan supply harga meningkat lagi sampai OP1. Pada harga OP1 petani bersedia menambah produksinya di musim yang akan datang. Akibatnya terjadi exces supply dan harga jatuh sampai OP2. Siklus ini terus berlanjut, inilah yang disebut dengan teori laba-laba.
  • 51. 4. Surplus Produsen dan Konsumen Surplus produsen adalah ukuran keuntungan yang diperoleh produsen karena mereka beroperasi pada suatu pasar komoditi. Surplus konsumen menunjukkan keuntungan yang diperoleh konsumen karena mereka membeli komoditi. Keuntungan tersebut diperoleh konsumen karena harga yang berlaku pada kondisi keseimbangan lebih rendah daripada harga yang mereka mau bayarkan. PP1E adalah Surplus Konsumen (SK) sedangkanP1E adalah Surplus Produsen Selama konsumen masih memiliki SK maka konsumen masih bersedia membeli. Sedang bagi produsen selama masih memiliki SP, produsen masih mau menjual produknya.
  • 52. 5. Pengalihan Beban Pajak (Shifting Tax) Jika pemerintah tidak mengenakan pajak, maka harga jual tersebut sebesar OP1. Pada tingkat harga sebesar ini jumlah yang diminta dan ditawarkan sebesar OQ1. Pemerintah menetapkan pajak sebesar E2E3. Dengan adanya pajak sebesar Oqi. Peme E2E3 atau P1P2 produsen berusaha melimpahkan pajak tersebut ke pembeli/ konsumen. Jika pajak dapat seluruhnya dilimpahkan pada konsumen, harga barang tersebut meningkat menjadi sebesar OP4. Harga setinggi itu konsumen tidak mau membeli, tetapi upaya produsen ini tidak berhasil.
  • 53. 5. Pengalihan Beban Pajak (Shifting Tax) Beberapa kesimpulan dari beban pajak di atas sebagai berikut: a. Semakin tidak elastis (semakin curam) permintaan semakin kecil penurunan volume penjualan dan semakin besar kenaikan harga yang diakibatkan oleh adanya pajak. b. transaksi dan harga beli yang dibayar konsumen dan semakin besar penurunan harga jual yang diterima produsen. c. Semakin tidak elastis kurva demand, semakin besar proporsi beban pajak yang ditanggung konsumen. d. Semakin tidak elastis kurva demand dan kurva supply semakin besar pendapatan pemerintah.
  • 54. 6. Kasus Penetapan Harga Barang Bebas dan Barang Potensial a. Barang bebas Barang bebas adalah barang yang jumlahnya melimpah sehingga tidak mempunyai harga. Bukan berarti barang bebas ini tidak mempunyai transaksi di pasar. Supply barang ini melimpah dibanding permintaan sehingga barang bebas ini tidak mempunyai harga. b. Barang Potensial Suatu misal barang potensial ini adalah peralatan makan (piring, gelas, dan sendok-garpu) yang terbuat dari emas. Untuk barang seperti ini pun tidak bisa mengatakan permintaannya tidak ada. Banyak orang yang menghendaki makan minum dengan tempat yang terbuat dari emas
  • 55. EKONOMI MIKRO BAB IV PERILAKU KONSUMEN Kelompok 02
  • 56. Perilaku timbul Karena konsumen memerlukan manfaat dan barang yang diminta. Manfaat inilah yang dikenal dengan utilitas (utility). Yang menggambarkan permintaan akan manfaat dan barang yang merupakan derifikasi (penurunan) dan manfaat yang diberikan oleh barang tersebut. Apabila konsumen membeli barang karena mengharap memperoleh manfaat atau nilai gunanya (utility), tentu saja secara rasional konsumen berharap memperoleh utility yang optimal. dimana jumlah barang yang dikonsumsi akan meningkat. Dengan mengukur nilai manfaat dan suatu barang, yakni secara cardinal (dengan mengunakan pendekatan nilai absolut) dan secara ordinal (dengan menggunakan pendekatan nilai elatif, order, atau rangking). Sesuai konsep Gossen II, ada dua pendekatan yang digunakan dalam mempelajari pendayagunaan (utility) yang menjelaaskan perilku konsumen. Jika terjadi perubahan harga barang, meningkat atau turun akan mendapat respons dari konsumen terhadap jumlah barang yang diminta/dibeli akibar perubahan harga barang tersebut. Jika harga barang itu semakin mahal maka jumlah barang yang diminta semakin sedikit/dikurangi. Sebaliknya jika harga barang itu semakin murah/turun maka jumlah barang yang diminta semakin banyak/diminta. 4.1 Beberapa Konsep Berkaitan Dengan Perilaku KOnsumen
  • 57. Kebutuhan manusia dibagi menjadi : 1. Kebutuhan pokok yang umunya makanan, pakaian, perumahan, da nada yang menambahkan dengan kesehatan. 2. Kebutuhan sekunder (bukan pokok) yaitu kebutuha diluar kebutuhan pokok seperti alat komunikasi, alat elektronik dan transportasi. NILAI BARANG
  • 58. • Nilai barang dapat dibedakan menjadi: •Nilai penggunaan objektif atau nilai guna suatu barang dan jasa untuk memenuhi keperluan manusia. Contoh, beras (nasi) untuk makan •Nilai penggunaan subjektif yaitu suatu barang tertentu untuk memuaskan kebutuhannya. Pada zaman modern ini, barang dan jasa mempunyai kegunaan untuk pemenuhan kebutuhan dan nilai pertukaran yang ditukarkan dengan barang dan jasa lainnya. Nilai pertukaran ini dibagi menjadi: •Nilai pertukaran objektif, yaitu kemampuan barang dan jasa itu sendiri untuk ditukarkan dengan barang dan jasa lain. •Nilai pertukaran subjektif, yaitu nilai yang diberikan oleh seseorang kepada suatu barang dan jasa, yang bertalian dengan kegunaan barang tersebut terhadap dirinya.
  • 59. Kebutuhan manusia tidaklah terbatas untuk memenuhi semua kebutuhannya. Oleh karena itu manusia harus berfikir secara rasional dalam menentukan kebutuhan sehingga keseimbangan antara kebutuhan dan alat pemuasnya mendekati keseimbangan. Ahli ekonomi yang termasuk aliran klasik, membicarakan tentang kebutuhan dan pemuasannya. Diantaranya adlaah Gossen yang dikenal dengan Hukum Gossen, yaitu: •Hokum Gossen I : Jika pemuasan kebutuhan dijalankan terus-menerus, maka kenikmatannya akan terus menerus berkurang, sampai akhirnya dating kekenyangan (kejenuhan). •Hokum Gossen II : Tiap manusia akan berusaha memenuhi berbagai kebutuhannya supaya semua kebutuhannya tersebutdipuaskan dengan seimbang. Berdasarkan pendapat Gossen ini timbullah berbagai teori guna dan kepuasan (marginal_utility) PEMENUHAN KEPUASAN
  • 60. Tujuan pokok teori ekonomi mikro adalah usaha untuk menjelaskan perilaku konsumen di pasar barang. Dijelaskan menggunakan konsep utilitas (daya guna) yang mempunyai kemampuan untuk memberikan kepuasan kepada konsumen yang menggunakan barang tersebut. Yang dapat diukur menggunakan rumus hubungan antara jumlah daya guna dengan barang yang dikonsumsikan dalam bentuk fungsi : U = f(X1; X2; …….Xn) Ket: U = banyaknya daya guna bagi seorang konsumen Xn = banyaknya barang tertentu yang dikonsumsikan oleh konsumen. 4.2 Pendekatan Tradisional Untuk Mengungkapkan Perilaku Konsumen
  • 61. 2. Pendekatan Modern •Teori daya guna kardinal (cardinal utility) menggunakan pendekatan marginal utility dan total utility. •Teori daya guna ordinal (ordinal utility) menggunakan pendekatan indifference curve (kurva indiferen). Berbagai pendekatan perilaku konsumen 1. Pendekatan Tradisional Perilaku konsumen yang diungkapkan dalam hokum permintaan dalambuku ini hanya membahas dua pendekatan, yaitu pendekatan cardinal dan Indifference Curves (IC). selain dua pendekatan itu masih ada pendekatan lain yang bisa mengungkapan perilaku konsumen, yaitu pendekatan atribute dan pendekatan Revealed Preference Hypothesis (RP).
  • 62. 4.3 CARDINAL APPROACH Teori ini tidak perlu mengetahui besarnya daya guna seorang konsumen. Yaitu cukup mengetahui bahwa kosumen yang akan dipelajari perilakunya adalah seorang yang mampu membuat order urutan kombinasi barang yang dikonsumsikan berdasarkan besarnya daya guna yang diterimanya. Dalam teori nilai guna ini dikenal nilai guna total (total utility/TU) dan nilai guna marginal (marginal utility/MU). •Nilai guna total berkenaan dengan jumlah seluruh kepuasan yang diperoleh dan mengonsumsi sejumlah komoditas tertentu. •Nilai guna marginal adalah pertambahan atau pengurangan kepuasan sebagai akibat dan pertambahan atau pengurangan ppenggunaan satu unit komoditas tertentu.
  • 63. 4.3.1. Konsep Guna Batas dan Guna Total (MU dan TU) 1. Guna Batas (Marginal Utility) Guna batas ialah sumbangan kepuasan yang diberikan oleh barang terakhir yang dimiliki oleh orang tersebut. Menurut hokum Gossen, semakin banyak jumlah barang yang sejenis yang dimiliki maka sumbangan kepuasan dari barang terakhir semakin kecil. 2. Guna Total (Total utility) Guna total (total utility) ialah tingkat kepuasan yang diperoleh karena mengonsumen berbagai jumlah barang. Guna total akan semakin besar jika barang yang dikonsumsi semakin banyak sampai pada tingkat tertentu di mana guna total ini akan mencapai titik maksimum, maka kepuasan konsumen tidak akan bertambah lagi dan total gunanya akan menurun walaupun konsumen terus menambah barang tersebut.
  • 64. Table 4.1 Total utility dan marginal utility Jumlah karung (Q) Total Utility (TU) Marginal Utility (MU) 1 10 - 2 30 (10 + 20) 20 3 60 (30 +30) 30 4 60 (60 + 0) 0 5 50 (60 – 10) -10 6 30 (50 – 20) -20
  • 65. Table 4.1 Total utility dan marginal utility Keterangan : •Pada konsumen mengonsumsi unit ketiga pada aktu itu kepuasan telah mencapai titik maksimum dan pada unit ketujuh kepuasan total tidak bertambah. Jika konsumen menambah berang yang dikonsumsinya dengan unit selanjutnya maka total gunanya akan menurun. •Pada waktu TU maksimal (unit ke-3) maka MU-nya = 0. Marginal utility terus menurun disebabkan tambahan guna itu selalu menurun dengan adanya tambahan unit barang yang diknsumsikan. Dari data diatas dapat digambarkan kurva TU dan MU-nya sebagai berikut.
  • 66. 4.3.2 Asumsi (Anggaran) Dalam Teori Cardinal 1. utility seseorang bisa diukur dengan uang Asumsi dasar yang digunakan pada pendekatan ini adalah tingkat kepuasan konsumen mengonsumsi barang/jasa yang dapat dihitung secara numerik. Misalkan, total utility seorang mengonsumsi satu buah manga adalah sebesar sepuluh dan jika mengonsumsi dua buah total utility-nya sebesar delapan belas, dan seterusnya. 2. Berlakunya Hukum Gossen (Law of Diminishing Marginal Utility) Teori nilai guna dikenal Diminishing of Marginal Utility, yaitu pertambahan utilitas yang menurun karena pertambahan satu unit barang yang dikonsumsi. Dinyatakan bahwa, setiap barang mempunyai kemampuan untuk memberikan daya guna kepada pemakainya. Dengan demikian, makin banyak barang yang dikonsumsikan makin besar jumlah daya guna total yang diperoleh. Akan tetapi, laju pertambahan daya guna yang diperoleh karena mengonsumsi satu kesatuan barang makin lama makin rendah. Jumlah pertambahannya dapat menjadi nol dan bila penambahannya konsumsinya diteruskan jumlahnya bukan menjadi negative.
  • 67. 4.3.2 Asumsi (Anggaran) Dalam Teori Cardinal 3. Konsmen Bersifat Rasional Konsumen bersifat Rasional sehingga perilakunya dapat dipahami menurut logika umum. Asumsi ini dikembangkan dari konsep bahwa manusia pada hakikatnya adalah homo economicus. Perbedaanya adalah antara kepuasan total (total utility) dan kepuasan marjinal (marginal utility) semakin banyak barang x yang dikonsumsi, semakin keil marginal utility yang diperoleh dari barang x.
  • 68. 1. Asumsi Utility Bisa Diukur adalah Pemikiran yang Keliru Aliran ini menganggap bahwa tinggi rendahnya nillai suatu barang tergantung dari subjek yang memberikan penilaian. Jadi suatu barang baru mempunyai arti bagi seorang konsumen apabila barang tersebut mempunyai daya guna. 2. Marginal Utility dari Uang Tidaklah Konstan Semakin banyak jumlah uang yang dimiliki, semakin memberikan kepuasan yang lebih besar. Kemungkinanya yaitu bahwa makin kaya seseorang makin besar kesediaannya untuk memperoleh suatu satuan daya guna yang sama. Contoh, ada orang Indonesia yang mempunyai daya guna marginal terhadap uang sama dengan nol, bahwa ia sudah cukup “puas” dengan jumlah uang yang dimilikinya dan tidak berusaha untuk menambahnya karena akan menurunkan tingkat daya guna. 4.3.3 Kritik Pada Pendekatan Cardinal
  • 69. Guna batas ini adalah tambahan guna pada guna total karena ada tambahan satu unit barang yang dikonsumsi. Untuk mencari marginal utility dipergunakan perhitungan sebagai berikut: TU2 (sesudah tambahan) – TU1 (sebelum tambahan) = Mux atau (Tux+1) – (TUx) = Mux Jika total utility mencapai titik maksimal maka MU = 0, jika total utility menurun karena pertambahan unit barang yang dikonsumsi maka MU akan menjadi (-). Turunan pertama dari fungsi TU adalah nilai x yang bisa menghasilkan TU maksimal. 4.3.4 Maksimalisasi Guna
  • 70. Mencari kemungkinan dari kombinasi-kombinasi tersebut yang dapat memenuhi formula (1) kemudian diuji apakah juga memenuhi formula, dan (2) jika salah satu tidak terpenuhi maka harus dicari kombinasi yang lain. Harga barang X dan Y mempunyai perbandingan 1: 2 karena harga barang X sebesar $ 1 dan harga barang Y sebesar $ 2. Jika mengacu pada rumus (formula) 1, maka besarnya MUy dua kali MUx, yang artinya setiap $ 1 yang dikeluarkan konsumen untuk membeli barang y mempunyai manfaat dua kali dari manfaat barang X. 4.3.5 Cara Menggunakan Persamaan Fungsi
  • 71. 4.3.6 Perubahan Kombinasi Barang yang Dibeli Konsumen Adanya kenaikan harga dari salah satu barang yang dibutuhkan dapat mengubah kombinasi barang yang dibeli. Hal ini disebabkan: •Adanya efek substitusi, yaitu dengan naiknya harga salah satu barang tersebut konsumen akan mengalikan barang yang dibelinya kepada barang pengganti yang harganya lebih murah. •Efek pendapatannya (income), dengan kenaikan harga bagi konsumen yang pendapatannya tetap akan menyebabkan pendapatan riil konsumen tersebut akan berkurang.Kedua efek ini saling memperkuat bila barang yang dibeli konsumen tersebut adalah barang normal.
  • 72. Ada tiga kelemahan pada the Cardinalist Approach, yaitu: •Asumsi yang digunakan dalam pendekatan cardinal ini adalah asumsi yang keliru (doubtful). Pendekatan ini beranggapan bahwa kepuasan konsumen mengonsumsi komoditi dapat diukur secara numerik. •Asumsi yang menggambarkan utility dari uang yang konstan adalah tidak r karena jika income seseorang meningkat maka marginal utility dari uang akan berubah. Orang memiliki income meningkat tersebut bisa membeli kombinasi yang lebih banyak yang semula tidak bisa dibeli. Dengan kombinasi yang baru ini konsumen akan merasakan tingkat kepuasannya bertambah. Realistik •Anggapan terjadinya diminishing marginal utility hanya bersifat psikologis saja Atas dasar kelemahan pendekatan ini muncul pendekatan ordinal. Pendekatan ordinal ini menyatakan bahwa utilitas seseorang tidak dapat diukur dengan numerik tetapi bisa diungkapkan secara ordinal. Ungkapan utilitas itu bisa dalam bentuk lebih suka, lebih baik, lebih enak, dan sebagainya. 4.4 INDIFFERENCE CURVE APPROACH 4.4.1 PROPERTY INDIFFERENCE CURVE
  • 73. Agar perilaku konsumen dapat dijelaskan riil, teori indifference curve memerlukan adanya beberapa anggapan (asumsi) yaitu: •Konsumen selalu bersifat rasional (rationality). •Nilai guna dari uang bersifat konstan (constant marginal of money). •Utility dinyatakan secara ordinal. •Berlakunya hukum tambahan yang semakin lama semakin berkurang (diminishing marginal utility). •The total utility dari konsumen tergantung dari beberapa komoditi. •Consistency and transitity of choice. 1. Asumsi dalam Pendekatan Indiference Curve
  • 74. 2. Kurva IC Menunjukkan Berlakunya Hukum Dimishing Marginal Rate Of Substitution Berubahnya kombinasi dari A ke B menunjukkan jika konsumen menghendaki barang X lebih banyak maka ia harus bersedia mengurangi barang dengan jumlah tertentu. Inilah yang disebut dengan Marginal Rate of Substitution Lebih lanjut jika perubahan itu mula-mula dari titik A ke B dan berlanjut ke titik C. Pengorbanan barang Y untuk mendapatkan tambahan barang X yang sama pengorbanan (pengurangan) barang Y itu semakin lama semakin berkurang. Lihat gambar di samping ini AA">BB" dan seterusnya.
  • 75. •Berlakunya hukum diminishing rate of return, yaitu jika kita menambah jumlah barang X, maka jumlah barang Y yang ada akan dikurangi. Sebaliknya bila barang Y yang ditambah maka barang X yang akan dikurangi. Pengurangan itu semakin lama semakin berkurang. •Cembung terhadap titik 0 atau origin. •Dua IC tidak akan saling berpotongan Keterangan: Kalau bergerak dari arah titik A menuju titik B berarti pada awalnya konsumen lebih banyak mempunyai barang Y. Jika konsumen ingin mendapatkan tambahan barang X maka konsumen harus bersedia untuk melepas barang Y lebih besar dari barang X yang diperlukan. Bila proses ini berjalan terus sampai titik B maka konsumen memperoleh barang X lebih banyak dari Y. Semakin sedikit barang Y yang dipunyai konsumen maka semakin sedikit kesediaannya untuk melepaskan barang Y tersebut guna mendapatkan tambahan barang X 3. Sifat-sifat Indifference Curve
  • 76. 4. Jika Terjadi Kumpulan Kurva IC, Kurva IC yang Semakin Jauh dari Titik Origin, Utilitasnya Semakin Besar Keterangan gambar di samping kombinasi X dan Y pada indeference curve (IC) akan berubah dengan adanya penambahan jumlah barang X dan Y menjadi kurva IC1 dan IC2 ini tidak akan saling memotong karena kombinasi- kombinasi yang ada pada IC yang berbeda 5. Pada Dua IC Tidak Saling Berpotongan Kombinasi di titik A memberikan utilitas sama dengan kombinasi di titik B. Hal ini disebabkan terletak pada IC2. Kombinasi di titik A memberikan utilitas sama dengan kombinasi di titik C. Hal ini disebabkan terletak pada IC1.
  • 77. Secara rasional konsumen ingin mengonsumsi barang sebanyak apa pun, tetap mereka dibatasi oleh pendapatannya. Dengan suatu tingkat pendapatan tertentu maka konsumen harus mengatur komposisi barang sehingga manfaatnya optimal. Kendala pendapatan ini dikenal sebagai garis anggaran atau budget line (BL) Jika barang yang dikonsumsi adalah X dan Y, maka persamaan budget line dapat ditulis sebagai benkut : BPx. (X) Py. Y 4.4.2 Kendala Anggaran (Budget Contraint)
  • 78. 4.4.3 Keseimbangan Konsumen IC tertinggi adalah IC terendah. Konsumen ingin menikmati titik D pada IC tetapi dana yang tersedia tidak mencukupi. Konsumen dapat menikmati titik C pada IC tetapi konsumen juga dapat menikmati titik E. Kombinasi yang memberikan guuna yang maksimal bagi konsumen ialah kombinasi A karena dengan jumlah uang yang ada konsumen mampu mendapatkan kombinasi barang terbanyak. Gambar 4.9
  • 79. 4.4.3 Keseimbangan Konsumen kombinasi yang memberikan utilitas paling tinggi adalah kombinasi D karena kombinasi di titik D ini terletak di IC, Dalam gambar di atas ditunjukkan dengan garis anggaran BL. Dengan adanya kendala anggaran kombinasi yang bisa dipilih ada 3, yaitu A, B, dan C. Dari ketiga kombinasi yang memberikan utilitas paling tinggi adalah kombinasi yang berada di titik B. Pada hakikatnya di titik B terjadinya kurva BL bersinggungan dengan kurva IC atau slope BL sama dengan slope IC Keseimbangan Konsumen yang Optimal
  • 80. •Berubahnya Salah Satu dari Harga Barang Jika harga barang X naik, maka garis anggaran (budget line) dan indifference curve-nya bergeser ke kiri. Jika harga barang X turun maka garis anggaran (budget lime) dan indifference curve akan bergeser ke kanan. Hal ini disebabkan jika harga naik jumlah barang X yang dapat dibeli berkurang dan jika harga turun jumlah barang X yang dapat dibeli bertambah. Bila titik singgung antara garis anggaran budget line) dengan indifference curve yang baru dan yang lama dihubungkan maka garis penghubung itu disebut price cunsumtion curve (PCC). 4.4.4 Perubahan Utilitas Konsumen
  • 81. Gambar 4.12 Jika harga barang X dan Y tidak berubah kombinasi yang dikehendaki/dibeli konsumen adalah E1. Suatu ketika pendapatan konsumen meningkat. Meningkatnya pendapatan konsumen menyebabkan preference konsumen terhadap barang X dan Y berubah, tidak lagi terletak pada titik E1 tetapi berubah pada titik E2. 2. Berubahnya Pendapatan Konsumen
  • 82. •Perubahan Harga pada Barang Normal Jika terjadi perubahan harga, misalkan barang X harga lebih murah maka konsumen akan membeli barang X akan dibeli dalam jumlah lebih banyak. Bisa juga dikatakan karena harga barang X lebih murah konsumen mensubstitusi dengan membeli barang X lebih banyak dan mengurangi jumlah barang Y. 3. Perubahan Harga pada Barang Normal dan Inferior
  • 83. 3. Perubahan Harga pada Barang Normal dan Inferior •Perubahan Harga pada Barang Inferior Gambar 4.15 di samping ini memperlihatkan dampak perubahan harga pada barang inferior. Semakin murahnya barang X menghasilkan efek pendapatan yang negatif, yaitu jumlah barang X yang diminta berkurang. Perubahan kombinasi dari E1 ke E3 adalah price efect (efek harga) sebesar X1-X3, perubahan dari kombinasi E3 ke E2 adalah income effect atau sebesar E3 ke E2 sebesar X3-X2. Jadi total efeknya adalah sebesar E1 ke E2.
  • 84. Kurva Permintaan adalah keseimbangan konsumen (keinginan optimal konsumen untuk membeli suatu barang pada satu kendala tertentu). Bila titik-titik keseimbangan A, B, C pada kurva BL dihubungkan menjadi 1 garis, hasil yang diperoleh dikenal dengan Price Consumption Curve (FCC), yaitu garis yang menunjukkan keseimbangan konsumen karena perubahan tingkat harga, dengan asumsi tingkat pendapatan tetap. 4.4.5 Derivasi Kurva Permintaan dari Kurva PCC
  • 85. 4.4.6 Penggambaran Kurva Engel dari Kurva ICC Dari kurva ICC ini dapat dibentuk Kurva Engel yang menggambarkan hubungan antara pendapatan dengan jumlah barang yang diminta (Ernest Engel adalah orang pertama yang mengamati hubungan perubahan tingkat pendapatan terhadap jumlah barang yang dikonsumsi. Jika kita mempergunakan konsep elastisitas, maka Kurva Engel tiada lain memperhatikan permintaan terhadap pendapatan. Jadi Kurva Engel atau elastisitas permintaan-pendapatan menunjukkan karakteristik suatu barang terhadap perubahan pendapatan Masyarakat. Jadi, ICC atau Kurva Engel menunjukkan karakteristik suatu barang terhadap perubahan pendapatan. ICC/Kurva Engel dapat diklasifikasikan sebagai barang normal, inferior, dan giffen
  • 86. 4.4.7 Bentuk Indefference Curve Bila kita perhatikan gambar di atas, untuk mendapatkan barang X lebih banyak penggantian barang Y dan X dengan jumlah yang sama. Hal ini menunjukkan barang X dan Y mempunyai substitusi yang sempurna. Pengurangan barang Y sebesar AC samabesarnya dengan penambahan X sebesar CB. •Kurva Indefference yang Linier Menunjukkan Adanya Subsitusi Sempurna •Kurva Indefferrence curve yang berupa huruf L menunjukkan barang Komplemen Barang Y ditambah atau dikurangi tidak bisa digantikan dengan barang X.
  • 87. 4.4.8 Kritik dan Aplikasi Pendekatan Indifference Curve Kritik terhadap pendekatan indifference curve • Menggambarkan bentuk kurva IC yang konveks untuk individu tidaklah mudah • Substitusi barang Y terhadap barang X yang diakibatkan adanya kenaikan hargabarang X tidak secara otomatis terjadi karena masih adanya faktor-faktor lain yang membuat konsumen tetap pada barang X atau meninggalkan barang X. • IC approach tidak dapat digunakan untuk menganalisis effect advertising, past behavior of stock.
  • 89. BAB V PERILAKU PRODUSEN • Produksi adalah transformasi atau pengubahan faktor produksi menjadi barang produksi atau suatu proses dimana masukan (input) diubah menjadi output. • Faktor produksi yang dibahas mengenai land, mand, capital, dan skill (bahan baku, tenaga kerja, modal, dan keterampilan). • Perilaku produsen diartikan sebagai suatu tindakan seorang produsen untuk mendapatkan keuntungan yang semaksimum mungkin dengan menggunakan beberapa input yang dimilikinya. Oleh karena itu, perilaku produsen juga dinamakan tindakan atau tingkah laku produsen atau istilah producer’s Behavior. • Jadi untuk mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya meruppakan tujuan yang prinsipel, dimana pada saat memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya inilah seorang produsen dikatakan dalam keadaaan keseimbangan atau ekuilibrium.
  • 90. BAB V PERILAKU PRODUSEN • Misal dalam proses produksi hanya ada dua intpuut, yaitu labor dan capital dalam pross produksi dapat dilakukan dengan beberapa kombinasi. Input Proses P1 Proses P2 Proses P3 Labor 2 3 4 capital 3 2 1 Tiga proses produksi diatas bila digambarkan sebagai berikut:
  • 91. 5.1 Konsep Jangka Waktu Dalam Proses Produksi • Jangka pendek adalah jangka waktu yang sedemikian pendek sehingga perusahaan tidak dapat mengubah jumlah beberapa sumber yang digunakan. Hanya satu input yang bervariabel. Kemudian dengan memperpanjang jangka waktu yang dibicarakan maka perusahaan dapat mengubah input faktor produksi. Dengan begitu untuk mempermudah uraian kita akan menggunakan batasan yang lebih tegas. • Konsep jangka pendek yang digunakan adalah jangka waktu yang demikian pendek sehingga perusahaan tak punya waktu untuk mengubah jumlah sumber-sumber seperti tanah, gedung, mesin-mesin, dan manajemen. Sehingga dalam kurun waktu yang lebih panjang kemungkinan produsen mengadakan penggantian dan penyesuaian faktor-faktor produksi yang digunakan menjadi lebih besar. • Para ekonom mengartikan jangka panjang sebagai keadaan proses produksi dimana semua faktor produksi bersifat variabel. Artinya jumlahnya dapat diubah-ubah. Sehingga produsen mempunyai kesempatan untuk mendapatkan kombinasi faktor-faktor produksi yang paling efisien. Dalam jangka panjang semua faktor produksi dapat diubah-ubah jumlahnya sehingga produsen mempunyai kesempatan untuk mendapatkan kombinasi faktor-faktor
  • 92. 5.2 Fungsi Produksi Produksi adalah kegiatan mengubah input menjadi output . biasanya dalam ekonomi dinyatakan dalam fungus produksi. Fungsi produksi adalah hubungan teknis antara faktor produksi dan barang produksi yang dihasilkan dalam proses produksi. Fungsi produksi adalah hubungan fisik antara input (bersumber masukan) dengan output (barang atau jasa yang dihasilkan) tanpa menghitung harga. Fungsi produksi dapat dinyatakan dalam persamaan matematis. Dalam bentuk umumnya fungsi produksi menunjukkan bahwa jumlah barang prouksi tergantung pada jumlah faktor produksi yang digunakan. Yang secara matematis dapat dituliskan sebagai berikut: Q = F (C, L, B, S) • Dimana: Q = output L = Labor S = Skill C = Capital B = Bahan Baku
  • 93. 5.2 Fungsi Produksi • Bentuk Fungsi Linier : Q = a + bX • Bentuk Kurva : •Bentuk Fungsi Quadratik :
  • 94. 5.3 Analisis Proses Produksi Jangka Pendek • Analisis proses produksi jangka pendek diungkpkan dengan kurva TP (total product), AP (average product), dan MP (marginal product). Dimana TP adalah total produksi yang dihasilkan oleh seorang tenaga kerja. MP adalah tambahan hasil produksi apabila menambah satu tenaga kerja (labor). AP = TP/Labor MP = TP2 – TP1 • Jika TP berupa fungsi maka turunan pertama TP adalah MP MP = del TP/ del L
  • 95. 5.3.1 Hukum Tambahan Hasil yang Semakin Berkurang (The Law of Diminishing Returns) • Dalam analisis proses produksi jangka pendek berlaku hokum pertambahan hasil yang semakin berkurang (law of diminishing returns). Dalam hubungan produksi jangka pendek, dimana satu faktor produksi bersifat variabel dan faktor-faktor produksi lainnya tetap, akan dijumpai suatu kenaikan produksi total apabila kita menambah faktor produksi variable itu secara terus menerus. • Produksi total itu akan bertambah terus tetapi dengan tambahan yang semakin kecil dan setelah suatu jumlah tertentu akan mencapai maksimum dan kemudian menurun.
  • 96. 5.3.1 Hukum Tambahan Hasil yang Semakin Berkurang (The Law of Diminishing Returns) • Dari tabel diatas, hasil yang semakin bertambah terjadi sampai pada penggunaan 3 labor. Mulai labor ke-4, low of diminishing returns mulai bekerja. Dalam gambar 5.2 digambarkan kurva TP yang cekung ke atas untuk satuan labor pertama. Berarti jika sumber yang bervariabel (berubah) yang sedikit digunakan sumber yang tetap (tanah) maka hasilnya tidak efisien. Dengan menambah sumber variabel terus-menerus, maka TP akan terus-menerus bertambah sampai pada titik B. pada titik ini low of diminishing returns mulai bekerja dan penambahan sumber variabel dengan jumlah yang terus- menerus akan menakibatkan pertambahan TP yang semakin berkurang.
  • 97. 5.3.2 Hubungan Antara TP, AP dan MP Hubungan antara AP, MP, dan TP sangat penting untuk dipahami karena posisinya sangat menentukan kegiatan produsen dalam melakukan kegiatan usahanya. • Jika AP maximum maka MPP = AP • Jika AP semakin bertambah maka MP > AP. • Jika AP semakin berkurang, maka MP < AP.
  • 98. 5.3.3 Tahap dalam fungsi produksi Fungsi produksi itu dalam tiga tingkatan atau tahap, yaitu tahap I, tahap II, dan tahap III. Tahap I ditandai dari produksi awal hingga AP yang maximal. Tahap II dimulai dari AP maximal hingga mp-nya sama dengan 0 (nol). Tahap III ditandai dari TP yang mulai menurun. Tahap I dan tahap III disebut sebagai tahap yang tidak rasional dan tahap II disebut sebagai tahap rasional. Alasannya ialah karena pada tahap ilitu produksi marjinal (ma) untuk semua faktor produksi (masukan) yaitu untuk tenaga kerja maupun tanah, adalah positif.
  • 99. 5.4 Produksi jangka panjang Produksi jangka panjang adalah suatu proses produksi di mana semua faktor produksi dapat diubah-ubah jumlahnya atau semua faktor produksi bersifat variabel. Untuk menjelasken fungsi produksi jangka panjang kita akan menggunakan apa yang disebut dengan kurva isoquant (isoproduct atau isoquant).
  • 100. 5.4.1 Isoquant • Pengertian kurva isoquant Isoproduk atau isoquant adalah "kurva yang menunjukkan berbagai kemungkinan kombinasi teknis antara dua input yang bervariabel yang menghasilkan suatu tingkat output tertentu". Isoquant memperlihatkan berbagai kombinasi yang berbeda-beda dari dua sumber yang bisa menghasilkan jumlah produk yang sama.
  • 101. 5.4.1 Isoquant 2. Sifat dari Kurva Isoquant Ciri-ciri umum isoquant pada dasarnya sama dengan ciri-ciri kurva indifference, yaitu: • Cembung ke arah titik origin. • Menurun dari kiri atas ke kanan bawah. • Kurva isoquant yang terletak di kanan atas menunjukkan jumlah produksi yang lebih banyak atau dengan kata lain semakin jauh kurva isoquant ini dari titik asal menunjukkan semakin tinggi tingkat produksi barang tersebut. • Antara kurva yang satu dengan yang lain tidak dapat saling berpotongan atau saling bersinggungan.
  • 102. 5.4.1 Isoquant 3. MRTS (Marginal Rate Technical of Substitution) MRTS adalah sejumlah faktor X yang harus dikompensasi oleh tambahan faktor Y sehingga tingkat output tidak berubah. Jadi, tingkat MRTS itu adalah kemiringan isoquant pada titik khusus. Dari Gambar 5.3 besarnya slope MRTS di titik C adalah: Jika terjadi substitusi dari kombinasi satu ke lainnya menghasilkan rasio K dan L- nya: K1/L1 > K2/L2 proses produksinya capital intensif. K1/L1 < K2/L2 proses produksinya labor intensif.
  • 103. 5.4.1 Isoquant 4. Bentuk Isoquant Lain • Bentuk Isoquant Linier • Bentuk Isoquant yang Input Output Bentuk isoquant yang linier seperti di atas menunjukkan adanya substitusi input kapital dan labor adalah sempurna. Bentuk Isoquant yang berupa huruf L seperti di atas menunjukkan tidak adanya substitusi input kapital dan labor. Substitusi kapital dan labor hanya terjadi pada kebutuhan minimum saja. Setelah itu tidak terjadi substitusi.
  • 104. 5.4.2 Iso-biaya (isocost) • Pengertian Isocost Iso-biaya (Isocost) adalah: "Kurva yang menunjukkan kedudukan dan titik-titik yang menunjukkan kombinasi barang-barang atau faktor produksi yang dibeli oleh produsen dengan sejumlah anggaran tertentu. Kurva yang memperlihatkan berbagai kombinasi dari sumber-sumber yang dapat dibeli oleh perusahan dengan harga tertentu dari masing-masing sumber persatuan dan pengeluaran ongkos yang tertentu dilakukan oleh perusahaan itu"
  • 105. 5.4.2 Iso-biaya (isocost) 2. Gambar Kurva Isocost Slope kurva Isocost adalah =M/Pk: M/PI=M/Pk x PI/M = PI/Pk Sedang Fungsi TC = PI L + Pk K
  • 106. 5.4.2 Iso-biaya (isocost) 3. Perubahan Isocost Kurva Iso Cost dapat berubah disebabkan:. • Harga faktor produski labor turun atau naik sedang lainnya tetap. • Harga faktor produksi kapital turun atau naik sedang lainnya tetap. • Jumlah modal (dana) berubah berkurang atau bertambah.
  • 107. 5.4.3 Ekuilibrium Produsen • Ekuilibrium produsen analog dengan ekuilibrium konsumen. Untuk menjelaskannya membutuhkan dua alat pokok, yaitu garis anggaran belanja (isocost) dan peta isoquant. Ekuillbrium produsen bisa diartikan sebagai "suatu keadaan seimbang di mana produsen mendapat keuntungan maksimum dan tidak ada dorongan untuk mengubah-ubah tingkat produksi atau dalam penggunaan faktor-faktor produksinya". • Perusahaan dikatakan menghasilkan produksi yang optimum apabila perusahaan tersebut dengan jumlah anggaran tertentu dapat menghasilkan jumlah produksi tertinggi dan pada saat itu perusahaan menghasilkan dengan kombinasi faktor produksi yang paling rendah biayanya (least cost combination).
  • 108. 5.4.4 Jalur Ekspansi (Expansion Path) • Expantion path atau jalur perluasan adalah suatu garis yang menunjukkan titik- titik least cost combination (LCC) di berbagai isoquant. Least cost combination adalah suatu titik yang menunjukkan ongkos terkecil untuk menghasilkan sejumlah produk tertentu. • Kalau kemudian katakanlah terjadi peningkatan dalam jumlah anggaran perusahaan, sedangkan harga faktor produksi kapital dan lobor tetap, maka ini berarti bahwa perusahaan akan mampu meningkatkan jumlah faktor produksi yang digunakannya dan akan mampu pula meningkatkan jumlah produksi barang x yang dihasilkannya.
  • 109. 5.4.5 Hasil dari Pengembangan Skala Usaha (Return to Scale) • Jika ingut ditambah maka output akan bertambah. Jika L adalah labor dan C adalah kapital dan Q adalah output maka: =LC akan menghasilkan Q • Jika input I dan C ditambah maka Q juga akan berubah: =al+aC bQ • Hasil penambahan input (a) berakibat perubahan output (b) bisa dalam keadaan (1) ba; (2) ba; dan (3) b<a.
  • 110. 5.4.6 Memilih Kombinasi Input yang Efisien (Ridge Line) • Pada umumnya setiap fungsi produksi akan membentuk satu peta isoquant antara isoquant yang satu dengan isoquant yang lain tdak saling berpotongan Isoquant yang terletak semakin jauh dan titik O menunjukkan tingkat output yang semakin besar. • Oleh karena itu, daerah ini disebut "relevant". Kemudian daerah daerah di luar relevant range merupakan daerah yang tidak relevan bagi produsen untuk melakukan kegiatan produksinya. 5.4.7 Kombinasi Ongkos Terkecil (Least Cost Combination) • Jika terjadi perubahan dalam ongkos (dana perusahaan) sedang lainnya tetap akan menyebabkan pergeseran kurva isocost ke kanan atau ke kiri. Garis yang menghubungkan semua titik keseimbangan produsen, yaitu titik singgung antara isoquant dan isocost dinamakan jalur perluasan (expansion path).
  • 111. BAB VIII PENENTUAN HARGA DALAM PASAR PERSAINGAN SEMPURNA KELOMPOK 2 : • Eva Elysa Putri (1222300055) • Hana putri zoe (1222300056) • Dian pramesti Agustina (1222300057)
  • 112. 8.1 BENTUK PASAR PESAINGAN 8.1.1 Pengertian Pasar Pengertian pasar dalam pengertian teori ekonomi adalah tempat bertemunya pembeli dan penjual yang bersepakat mengenai harga dan jumlah yang diperjualbelikan, dengan kata lain terjadinya transaksi jual beli suatu barang. Sedang yang dimaksudkan dengan persaingan adalah jika sesama produsen/penjual bersaing agar konsumen membeli produknya dan sesama konsumen bersaing untuk mendapatkan barang/jasa yang dibutuhkan. Para ahli ekonomi menggolongkan pasar secara teori ekonomi mikro menjadi empat golongan besar, yaitu: • Pasar Persaingan Sempurna c. Pasar Monopoli • Pasar Persaingan Monopolistik d. Pasar Oligopoli
  • 113. 8.1.2 Ciri-ciri Pasar pesaingan Keempat bentuk pasar tersebut mempunyai ciri-ciri yang berbeda. Secara spesifik keempat bentuk pasar tersebut dapat diperjelaskan pada tabel di samping ini :
  • 114. 8.2 Pasar pesaingan sempurna Pasar persaingan sempurna adalah suatu pasar yang terdapat banyak penjual dan pembeli. Masing-masing penjual dan pembeli tidak dapat memengaruhi harga pasar. Berapa pun jumlah barang yang diperjualbelikan di pasar, harga akan tetap. Oleh karena itu, harga pasar digambarkan oleh garis lurus yang sejajar dengan sumbu horizontal, yaitu sumbu jumlah barang. Dengan demikian, masing-masing penjual dipasar adalah sebagai pengikut harga pasar atau disebut price taker.
  • 115. 8.2.1 Ciri-ciri pasar pesaingan murni/sempurna Pasar persaingan murni memiliki ciri sebagai berikut:. • Jumlah penjual dan pembeli sangat banyak. • Barang yang diperjualbelikan homogen/identik. • Penjual bisa keluar masuk di pasar dengan mudah. • Informasi terhadap pasar sempurna.
  • 116. 8.2.2 penentuan jumlah produksi dan harga • Agar perusahaan mendapatkan laba maksimal atau rugi minimal, harga dan jumlah produk yang diperjualbelikan ditetapkan dengan kaidah MC = MR. Kaidah menetapkan harga dan jumlah produk dengan MR = MC dengan syarat informasi pasar untuk memperoleh nilai MC dan MR bersifat centainty (bisa diperhitungkan). • Sedang kaidah MC = MR dikarenakan MR adalah turunan pertama dari fungsi TR dan MC adalah turunan pertama dari fungsi TC. Secara matematis nilai turunan pertama dari suatu fungsi akan menghasilkan nilai tertinggi.
  • 117. 1. Penentuan harga dalam pasar pesaingan sempurna yang memperoleh laba Dari gambar di samping terlihat harga yang menjamin laba maksimal adalah sebesar OP1. Dengan harga sebesar OP1 besar TR adalah OP1KQ1. Sedang besarnyaTC adalah OP2LQ1 dan total laba (TR-TC) adalah sebesar P1P2LK. Besarnya AC sebesar OP2 dan laba per unit P1P2. Harga dan jumlah yang diproduksi yang menjamin laba maksimal adalah sebesar: P = OP1 dan Q = 0Q1
  • 118. 2. Penentuan harga dalam pasar pesaingan sempurna yang memperoleh KERUGIAN YANG MINIMUM Dari gambar di samping terlihat, harga yang menjamin rugi minimum adalah sebesar OP1. Dengan harga sebesar OP1 besar TC adalah OP2KQ1. Sedang besarnya TR adalah OP1LQ1. Total rugi (TR-TC) adalah sebesar P1P2KL. Besarnya AC sebesar OP2 dan rugi per unit P1P2. Harga dan jumlah yang diproduksi yang menjamin rugi manimal adalah sebesar: P = OP2 dan Q = OQ1
  • 119. 3. Penentuan harga dalam pasar pesaingan sempurna yang memperoleh normal profit (break even income) Dari gambar di samping terlihat harga yang menjamin laba normal adalah sebesar OP1. Dengan harga sebesar OP1 besarnya TC adalah OP1KQ1. Sedang besarnya TR adalah sama OP1KQ1. Kita perhatikan perusahaan dalam pasar persaingan sempurna seperti gambar di atas, untuk mendapatkan laba normal perusahaan harus bekerja yang paling efisien. Terlihat besarnya AC yang paling rendah. Kondisi seperti ini tidak bisa dialami oleh perusahaan yang berada pada persaingan yang lain. Harga dan jumlah yang diproduksi yang menjamin laba normal adalah sebesar P = OP1 dan Q = 0Q1 Dengan AC yang paling rendah
  • 120. 8.2.3. PERIODE JANGKA PENDEK DAN JANGKA PANJANG YANG DIALAMI PERUSAHAAN DALAM PERSAINGAN SEMPURNA • Kondisi Perusahaan dalam Persaingan Sempurna Dalam Periode Jangka Pendek Maksud jangka pendek adalah jangka waktu yang demikian pendeknya sehingga apabila terjadi kenaikan permintaan barang dan setiap produsen tidak mampu untuk menaikkan produksinya serta tidak cukup waktu bagi perusahaan- perusahaan untuk menambah perusahaan-perusahaan yang baru. Dalam jangka pendek suatu perusahaaan yang mengalami kerugian masih mungkin untuk memutuskan tetap berproduksi, meskipun menderita rugi. Akan tetapi, posisi ekuilibrium yang dipilih yaitu pada saat rugi yang minimum, yaitu AVC masih bisa tertutup dari hasil penerimaan penjualan, walaupun AFC tidak bisa tertutup
  • 121. 8.2.3. PERIODE JANGKA PENDEK DAN JANGKA PANJANG YANG DIALAMI PERUSAHAAN DALAM PERSAINGAN SEMPURNA 2. Maksud jangka panjang adalah jangka waktu yang cukup lama dimana produsen masih ada kesempatan untuk memperbanyak produksinya untuk dipasarkan atau masih dapat mendirikan perusahaan-perusahaan baru untuk menaikkan produksinya apabila terjadi kenaikan permintaan barang. Kesimpulannya bahwa dalam jangka panjang "selalu hanya akan memperoleh keuntungan normal saja dengan MR = MC =AC, pada saat AC minimum. Perusahaan yang hanya menerima keuntungan normal (normal profit) dinamakan "Marginal Firm/Marginal or Profitability", artinya apabila harga turun sedikit saja perusahaan akan segera keluar dari pasar.
  • 122. 8.2.4 Keburukan dan kebaikan Perusahaan yang berada dalam pasar persaingan sempurna • Keburukannya Tidak ada inovasi dan membatasi pilihan konsumen. Produk yang diperjual belikan identik dan perusahaan harus bekerja yang paling efisien agar tidak mengalami kerugian sehingga produk yang diperjualbelikan tidak ada inovasi. • Kebaikannya Adanya alokasi sumber daya yang efisien dan adanya kebebasan bertindak. Persaingan pada perusahaan yang berada dalam persaingan sempurna sangat ketat. Oleh karena itu, agar tidak mengalami kerugian perusahaan harus bekerja seefisien mungkin. Jika tidak bisa efisien, perusahan baru siap memasuki pasar sebagai pesaing, dan hal ini akan menyebabkan tambahnya supply dan selanjutnya berakibat turunnya harga.
  • 123. BAB IX Penentuan harga pada pasar persaingan monopolistik Ekonomi mikro
  • 124. Pasar persaingan monopolistik adalah pasar yang terdapat banyak penjual dan masing-masing penjual dapat memengaruhi harga dengan jalan deferensiasi produk. Caranya dengan promosi, advertensi, perbedaan warna bungkus, merek, pelayanan yang baik, dan lain sebagainya. Misalkan sabun cuci, sabun mandi, rokok kretek, dan lain sebagainya. Terdapat dua unsur model pasar persaingan monopoli. Pertama, terdapat unsur monopoli karena jenis barang tersebut memang hanya satu macam. Maka kurva permintaannya miring dari kiri atas ke kanan bawah, meskipun mendekati horizontal. Kedua, terdapat juga unsur persaingannya karena jumlah penjual banyak sehingga tindakan dari seorang penjual tidak mempunyai pengaruh yang berarti terhadap penjual lainnya.
  • 125. Suatu pertanyaan mungkin timbul mengenai apa yang dimaksud dengan "banyak penjual". Bagaimana kita dapat membedakan antara oligopoli dengan perbedaan produk (differentiates oligopoly) dengan persaingan monopoli? Berapa banyak penjual yang ada dalam pasar baru dapat dinamakan persaingan monopoli? Pertanyaan-pertanyaan ini tidak dapat dijawab hanya berdasarkan jumlah penjual saja. Bila jumlah penjual cukup banyak sehingga kegiatan masing-masing penjual tidak mempunyai pengaruh yang nyata pada penjual yang lain dan begitu juga sebaliknya, maka industri yang seperti ini dinamakan industri dengan monopoli persaingan. Teori persaingan monopoli memberikan kita alat analisis yang baru. Analisis ini sangat banyak persamaannya dengan analisis persaingan murni. Analisis ini memberikan gambaran yang lebih baik tentang industri dengan persaingan di mana terdapat perbedaan produk pengolahan makanan, pakaian pria, tekstil, perusahaan jasa di kota besar, dan banyak lainnya yang mengakui adanya sedikit unsur monopoli dan perbedaan harga yang dikenakan oleh berbagai penjual untuk suatu jenis produk tertentu. Perbedaan produk menyebabkan sebagian konsumen lebih menyukai produk penjual tertentu dibandingkan dengan produk penjual lain. Akibatnya kurva permintaan yang dihadapi oleh seorang penjual agak miring sedikit ke bawah dan menyebabkan penjual sedikit banyak dapat mengendalikan harga produknya. Biasanya, kurva permintaan yang dihadapi oleh perusahaan sangat elastis dalam batas harga tertentu karena berbagai barang substitusi tersedia bagi produknya.
  • 126. Perlu diketahui bahwa adanya ongkos tambahan seperti ongkos advertensi dan lain sebagainya itu merupakan penyebab pasar tersebut menjadi berbentuk pasar persaingan monopoli. dalam jangka pendek, suatu perusahaan juga seperti pada pasar yang lain, maksudnya bahwa pada suatu saat perusahaan akan menerima keuntungan atau menerima kerugian atau hanya pasar persaingan monopoli barang heterogen sehingga semua produsen jaja Badk akan menetapkan harga yang sama. Lain halnya dengan pasar persaingan sempurna di mana barang adalah homogen, maka semua produsen akan menetapkan harga pasar yang sama. Oleh karena itu, selama tidak ada dua perusahaan yang menjual barang yang persis sama maka harga-harga juga tidak akan sama di dalam satu industri/pasar. Dalam jangka panjang terjadi dua kemungkinan penyesuaian jalan masuknya perusahaan- perusahaan baru ke dalam industri, yaitu terbuka dan satunya tertutup. Apabila dalam jangka panjang ada perusahaan-perusahaan dalam persaingan ini mengalami keuntungan lebih, maka akan mendorong masuknya perusahaan- perusahaan lain. Untuk masuk ke dalam industri/pasar perusahaan-perusahaan yang telah ada harus menambah kapasitas produksinya. Apabila semua barang merupakan barang substitusi yang baik, maka pasar akan dibagi-bagikan di antara perusahaan yang ada, Bentuk kurva demand dari perusahaan monopolistik berada di antara perusahaan monopoli dan persaingan sempurna.
  • 130. Akibat persaingan monopoli terhadap output dan harga 01 02 Perubahan harga berakibat perubahan permintaan yang besar Efisiensi masing- masing perusahaan (tidak akan dirangsang untuk membangun skala optimum) 03 Promosi penjualan 04 Jenis produk yang tersedia lebih sulit
  • 131. BAB X PENENTUAN HARGA PADA PASAR MONOPOLI
  • 132. 10.1 ARTI MONOPOLI Monopoli adalah suatu keadaan dimana didalam pasar hanya ada satu penjual sehingga tidak ada perusahaan pesaing. Monopoli merupakan kebalikan ekstrem dari persaingan sempurna dalam rangkaian kesatuan struktur pasar. Monopoli terjadi jika suatu perusahaan bertindak sebagai penjual tunggal dari suatu barang yang tidak mempunyai substitut, dengan kata lain, perusahaan tunggal tersebut sekaligus sebagai industrinya juga. Monopoli, seperti halnya persaingan sempurna, hanya ada dalam teori saja, di mana sejumlah barang yang dihasilkan oleh suatu produsen saja.
  • 133. 10.2 CIRI-CIRI & FAKTOR PENYEBAB PASAR MONOPOLI 10.2. 1 CIRI-CIRI PASAR MONOPOLI • Pasar Monopoli adalah Industri Satu Perusahaan • Tidak Mempunyai Barang Pengganti yang Mirip • Tidak Terdapat Kemungkinan untuk Masuk dalam Industri • Dapat Memengaruhi Penentuan Harga • Promosi Iklan Kurang diperlukan
  • 134. 10.2 CIRI-CIRI & FAKTOR PENYEBAB PASAR MONOPOLI 10.2.2. FAKTOR-FAKTOR YANG MENIMBULKAN ADANYA PASAR MONOPOLI • Perusahaan monopoli mempunyai suatu sumber daya tertentu yang unik dan tidak dimiliki oleh perusahaan lain. • Perusahaan monopoli pada umumnya dapat menikmati skala ekonomi (economic of scale) hingga ke tingkat produksi yang sangat tinggi. • Monopoli ada dan berkembang melalui undang-undang, yaitu pemerintah memberi hak monopoli kepada perusahaan.
  • 135. 10.3 HAMBATAN BAGI PERUSAHAAN YANG AKAN MEMASUKI PASAR Bila ada perusahaan baru yang dengan mudah masuk ke dalam industri persaingan murni maka dalam jangka panjang akan ada perusahaan- perusahaan baru lainnya yang masuk ke dalam suatu industri. Akibatnya monopolis tidak lagi bisa memonopoli pasar. Sang Monopolis harus sanggup menghalangi masuknya perusahaan baru bila dia mendapat laba atau kalau dia tidak sanggup maka dia tidak Jadi monopolis lagi. Masuknya perusahaan baru akan mengubah keadaan pasar di mana perusahaan itu bergerak.
  • 136. 10.4 PENENTUAN BESARNYA HARGA & OUTPUT Jika suatu perusahaan yang monopolistik menyamakan MR dengan MC-Nya maka pada saat yang sama ia menentukan pula tingkat output dan Tingkat harga pasar untuk produknya. Keputusan ini dilukiskan dalam gambar disamping ini. Di situ Perusahaan tersebut menghasilkan output sebesar Q unit pada tingkat biaya C biaya per unit dan ia menjual output-nya tersebut pada tingkat harga P. Laba, yaitu sama dengan (P - C) kali Q, ditunjukkan oleh bidang PP'C'C dan itu merupakan laba maksimum.
  • 137. 10.5 POSISI KESEIMBANGAN Seorang produsen monopoli adalah satu-satunya produsen dalam suatu pasar sehingga kurva permintaan yang dihadapinya adalah juga kurva permintaan pasar. Dengan demikian, kalau diperbandingkan dengan perusahaan dalam persaingan sempurna, perusahaan monopoli harus menentukan bukan hanya berapa output yang harus ia jual, tetapi juga menentukan berapa harga jual yang bisa menghasilkan keuntungan maksimal baginya. Oleh karena itu, lebih banyak yang dijualnya per unit waktu sehingga harganya harus lebih rendah. Hal ini mempunyai akibat penting bagi pendapatan marginal Sang Monopolis dalam hubungannya dengan harga.
  • 138. 10.5.1 HUBUNGAN P, TR, DAN MR Bentuk kurva seperti ini dikarenakan untuk menjual output yang lebih besar Sang Monopolis harus menurunkan harga ini. Artinya, bahwa pada output tertentu monopolis akan mencapai penerimaan total maksimum. Penjualan yang lebih besar akan menyebabkan penerimaan total berkurang, bukannya bertambah.
  • 139. 10.5.2 LABA, RUGI, & IMPAS BAGI MONOPOLIS • Monopolis yang Mendapatkan Keuntungan Keuntungan maksimum dapat dilihat dari gambar di samping ini, laba maksimal (P1KLP2) dicapai pada saat MC = MR. Laba maksimal dicapai bila monopolis menjual produksinya dengan tingkat harga sebesar OP1 dengan jumlah barang yang dijual sebanyak OQ. Lebih lanjut dari gambar di bawah ini, dengan harga sebesar OP1 biaya rata.
  • 140. 10.5.2 LABA, RUGI, & IMPAS BAGI MONOPOLIS 2. Dalam Jangka Pendek Monopolis Mengalami Impas Sejalan dengan penjelasan gambar di atas, maka besarnya harga TR = TC. Hal ini terjadi karena adanya kenaikan ongkos rata-rata sehingga besarnya AC jangka pendek naik menjadi sama dengan harga (P) sehingga TR = OP1KQ dan TC = OQKP1.
  • 141. 10.5.2 LABA, RUGI, & IMPAS BAGI MONOPOLIS 3. Monopolis yang Mendapatkan Kerugian Perlu diketahui bahwa seorang monopolis hanya dapat mengatur banyak sedikitnya jumlah barang yang ditawarkan dan tinggi rendahnya harga saja. Monopolis tidak mampu mengatur ongkos rata-rata karena AC tergantung kepada harga faktor-faktor produksi yang diperlukan. Oleh karena itu, dalam jangka pendek seorang monopolis dapat menderita rugi.
  • 142. 10.6 KERUGIAN DAN PENGATURAN MONOPOLI 10.6.1 KERUGIAN ADANYA MONOPOLI 01 02 03 Output yang Lebih Kecil Halangan bagi Perusahaan Lain yang Hendak Masuk Pasar Efisiensi Ekonomi 04 Promosi Penjualan
  • 143. 10.6.2 PENGATURAN MONOPOLI OLEH PEMERINTAH 1. Pengaturan Harga Penentuan harga maksimum ini menguntungkan konsumen dengan harga per unit yang lebih murah dan jumlah barang yang lebih banyak. Hal ini dapat menghalangi Sang Monopolis mengambil semua keuntungan dari kedudukan monopoli dan juga memaksa Sang Monopolis untuk memperluas output sampai titik di mana biaya marginalnya sama dengan harga produknya.
  • 144. 10.6.2 PENGATURAN MONOPOLI OLEH PEMERINTAH 2. Pengaturan Harga pada Kasus Monopoli Murni dengan Decrasing Cost Disebut kasus decreasing cost karena kita menghadapi kasus di mana luas pasar terbatas sehingga untuk memenuhi permintaan yang ada di pasar, perusahaan monopoli hanya beroperasi pada bagian kurva di mana AC menurun (decreasing cost).
  • 145. 10.6.2 PENGATURAN MONOPOLI OLEH PEMERINTAH 3. Perpajakan • Pajak Lupsun Pajak lumpsum ini sifatnya seperti biaya tetap sehingga tidak akan memengaruhi besarnya biaya marjinal, tetapi hanya memengaruhi besarnya biaya rata-rata. Gambar ini menggambarkan keadaan dan seorang produsen monopolis yang dikenai pajak lumpsum.
  • 146. 10.6.2 PENGATURAN MONOPOLI OLEH PEMERINTAH 3. Perpajakan B. Pajak Khusus (Specific) Pajak khusus ini dikenakan atas dasar jumlah barang yang dihasilkan. Pajak khusus ini dikenakan sebagai pajak per satuan barang yang dihasilkan. Semakin banyak barang yang dihasilkan, semakin besar pula jumlah pajak yang harus dibayar. Pengenaan pajak khusus akan memengaruhi biaya rata-rata maupun biaya marjinal karena pajak tersebut sama artinya dengan menambah biaya variabel.
  • 147. • Monopoli dan Ekonomi Efisiensi Kasus ekonomi dan sosial standar terhadap bisnis monopoli tidak lagi mudah. Pasar berubah sepanjang waktu dan sebagainya adalah kondisi di mana bisnis harus beroperasi terlepas dari apakah mereka memiliki kekuatan pasar yang nyata. B. Kasus Ekonomi terhadap Monopoli Kasus standar melawan monopoli adalah bahwa harga monopoli lebih tinggi daripada biaya marjinal dan rata-rata, baik menyebabkan hilangnya efisiensi alokatif dan kegagalan mekanisme pasar.
  • 148. C. X Inefisiensi di Bawah Monopoli Hal ini juga dapat dikatakan bahwa bahkan jika keuntungan monopoli dari skala ekonomi, mereka akan memiliki sedikit insentif untuk mengendalikan biaya produksi dan inefisiensi 'X' akan berarti bahwa tidak akan ada penghematan biaya yang nyata D. Potensi Manfaat dari Monopoli Salah satu kesulitan dalam menilai konsekuensi kesejahteraan dari monopoli, duopoli, atau oligopoli terletak dalam mendefinisikan tepat apa yang sebenarnya merupakan pasar.
  • 149. E. Skala Ekonomis Seorang monopolis mungkin lebih baik diposisikan untuk mengeksploitasi ekonomi penyewaan skala untuk keseimbangan yang memberikan output yang lebih tinggi dan harga yang lebih rendah daripada kondisi yang kompetitif. Dimana kita mengasumsikan bahwa monopoli mampu mendorong biaya marjinal lebih rendah dalam jangka panjang, menemukan sebuah output ekuilibrium Q2 dan harga di bawah harga yang kompetitif
  • 150. 10.7 DISKRIMINASI HARGA 10.7. 1 SIFAT DASAR DISKRIMINASI HARGA • Diskriminasi Harga Derajat Pertama • Diskriminasi Harga Derajat Kedua • Diskriminasi Harga Derajat Ketiga Diskriminasi harga dapat terjadi dalam berbagai kondisi. Penjual dan pembeli dapat menentukan pengelompokan ini sendiri-sendiri atau bersama-sama. Pengelompokan ini merupakan sistem pengelompokan yang stabil atau berubah- ubah sesuai dengan respons terhadap kondisi yang berubah-ubah.
  • 151. 10.7.2 PEMBAGIAN PASAR PENJUALAN YANG BERBEDA Dua syarat harus dipenuhi untuk dapat membuatpasar. Pertama, dia harus sanggup memisahkan pasar tersebut, kalau tidak produknya akan dibeli dari pasar dengan harga yang lebih rendah untuk dijual kembali di pasar dengan harga yang lebih mahal. Hal ini akan menghapuskan perbedaan harga yang ingin dipertahankan Sang Monopolis. Kedua, elastisitas permintaan pada masing-masing tingkat harga harus berbeda di antara pasar-pasar tersebut. Jika mempunyai elastisitas yang sama maka penetapan diskriminasi harga tidak akan berhasil.
  • 152. 10.7.3 PENETAPAN HARGA DISKRIMINASI SECARA GRAFIK DAN NUMERIK • Melihat Penetapan Harga Diskriminasi secara Grafik Biaya marginal ditunjukkan oleh garis MC. Biaya marginal ini konstan dan sama untuk dua kelompok pembeli. Dengan kata lain, produk yang dijual mempunyai biaya produksi yang sama. Kelompok A mempunyai permintaan yang relatif inelastis, sementara permintaan kelompok B lebih tinggi elastisitasnya. Setiap kurva permintaan mempunyai kurva pendapatan marginal, yaitu MRa dan MRb
  • 153. Pengantar Ekonomi Mikro BAB XI MENENTUKAN HARGA PADA PASAR OLIGOPOLI Kelompok 2
  • 154. 11.1. PENGERTIAN PASAR Pasar oligopoli adalah pasar yang terdapat banyak penjual dan masing-masing penjual dapat mempengaruhi harga pasar. Pasar oligopoli juga merupakan pasar yang terdiri dari beberapa produsen (dua sampai dengan lima produsen) sedangkan apabila terjadi dua perusahaan disebut duapoli. Karakter pasar oligopoli yaitu : 1. Perusahaan saling bersepakat untuk melakukan penentuan harga dan jumlah produksi. 2. Perusahaan tidak saling melakukan kesepakatan. Ciri lain oligopoli yang dikemukakan oleh douglas adalah :
  • 155. Struktur pasar oligopoli bisa juga terjadi dalam industri di mana wilayah pasar suatu perusahaan sangat kecil, misalnya industri pompa bensin. Dalam industri ini hanya ada sedikit sekali penjual (pompa bensin) yang bersaing dalam suatu wilayah geografis yang kecil. Untuk sederhananya, anggap bahwa produk tersebut homogen dan para pembeli memilih produk diantara kedua perusahaan tersebut semata-mata berdasarkan harganya. Tindakan yang diambil suatu perusahaan pasti akan menimbulkan reaksi perusahaan lainnya. 11.2. DEMAND OLIGOPOLI
  • 156. Ada beberapa model pasar oligopoli, antara lain : 1. Model Cournot. Model Cournot adalah model pasar duopoli (dua penjual) yang pertama kali diteliti oleh augustin karena tahun 1938. Model ini beranggapan bahwa barang yang dihasilkan dua perusahaan adalah sama dan bersifat substitusi sempurna serta struktur ongkos produksi per unit sama. 11.2.1. Model Oligopoli Dalam hal ini jelas bahwa perusahaan kedua hanya menghasilkan setengah dari output yang diminta pasar yang tidak dilayani oleh perusahaan pertama. Jadi, output yang dihasilkan perusahaan kedua adalah 0, 25 (0,5 X 0,5) dari seluruh permintaan yang ada di pasar. Model Cournot ditinjau dari kurva reaksi (reaction curved) seperti ditunjukkan pada gambar di samping ini :
  • 157. Karena P > 0 dan b < 0, maka dapat disimpulkan bahwa semakin besar Qi, akan semakin kecil MR. Sekarang seandainya struktur ongkos yang dihadapi duopolis adalah berbeda: Misalkan kurva permintaan yang dihadapi duopoli adalah: Q = a + bX, dan b > 0, serta Q = Q, +Q Di mana: Q = Jumlah total keluaran Q₁ = Jumlah output yang dihasilkan perusahaan pertama Q = Jumlah output yang dihasilkan perusahaan kedua a = konstanta b = slope/kemiringan garis permintaan Kurva pendapatan marjinal (MR) dari masing- masing duopoli tidak perlu sama. Apabila keadaan duopolis tidak sama besarnya, maka perusahaan yang mempunyai ukuran/ skala usaha yang lebih besar akan memiliki 11R yang lebih kecil. Buktinya: TR, P.Q, di mana ; P = a + b (Q₁ + Q₁₂)- f(0,0) Penurunan kurva reaksi secara matematis Jadi dapat disimpulkan bahwa masing-masing kurva MR duopolis harus meningkat lebih lambat daripada meningkatnya MC atau kemiringan kurva MC lebih besar daripada kemiringan kurva MR.
  • 158. Ada beberapa kelemahan dari model cournot, yaitu : Lanjutan. 11.2.1. A. Asumsi adalah model carnot yang mengatakan bahwa masing- masing produsen tidak memanfaatkan pengalaman-pengalaman dalam mengantisipasi tindakan persaingan adalah tidak realistis. B. Meskipun jumlah output yang dihasilkan produsen pesaing pada masing-masing periode dianggap konstan, tetapi jumlah output secara keseluruhan akan mendorong tingkat harga menjadi turun dan akan mengarah mendekati persaingan sempurna. C. Pada model karena tidak dijelaskan sampai berapa lama proses penyesuaian untuk menuju ke posisi keseimbangan. D. Anggaplah bahwa ongkos produksi besarnya nol tidak realistis.
  • 159. 2. Model Bertrand Model pasal 2 poli yang kedua adalah model Bertrand yang dirumuskan pertama kali pada tahun 1883 oleh J. Bertrand yang menyatakan bahwa masing-masing perusahaan dalam pasar duopoli memperkirakan perusahaan pesaingnya untuk tetap mempertahankan tingkat harga jualnya apapun yang ditentukan oleh perusahaan. Model baterai menggunakan alat analisis yang sama dengan model cournot, tetapi model ini pun tidak lepas dari kritik seperti halnya modal cournot yaitu : A. Anggapan dalam model Bertrand mengenai perilaku produsen yang tidak pernah menggunakan pengalamannya untuk mengantisipasi persaingan tidak realistis. B. masing-masing perusahaan dapat memaksimumkan keuntungannya, tetapi tidak untuk pasar. C. Harga keseimbangan yang terbentuk di pasar mengarah pada tingkat harga persaingan pasar, tetapi bersifat tertutup dan tidak dimungkinkan perusahaan atau pesaing baru untuk masuk atau keluar pasar.
  • 160. Model Chamberlin menyebabkan bahwa keseimbangan stabil di pasar terjadi apabila pasar ditetapkan suatu harga. Tingkat harga ini merupakan kesepakatan bersama dari beberapa perusahaan yang ada di pasar untuk memaksimumkan keuntungannya. Model Chamberlin beranggapan bahwa masing-masing perusahaan tidak bebas (terikat) terhadap persaingan yang ada di pasar. Akibatnya keseimbangan stabil di pasar pada tingkat harga dan output monopoli. Kelemahan dari modal ini adalah apabila ada perusahaan baru yang masuk maka keseimbangan stabil tidak dapat dipecahkan dalam modal ini dengan mekanisme modal pasar monopoli. 3. Model Chamberlin (Model untuk pasar kelompok kecil)
  • 161. 4. Model kurva permintaan patah (The kinked-Demand model) P. Sweezy mengemukakan model ini pertama kali pada tahun 1939. Ada tiga asumsi yang merupakan dasar bagi penelaah kurva permintaan yang patah, yaitu : A. Terdapat industri yang dewasa dan berpengalaman dengan atau tanpa diferensiasi produk. B. Apabila suatu perusahaan menurun harga, maka perusahaan-perusahaan lainnya dalam industri akan mengikuti penurunan harga tersebut. C. Apabila perusahaan menaikkan harga, maka perusahaan-perusahaan lainnya dalam negeri tidak akan mengikutinya. Dalam gambar 11.4 di atas ada dua kurva permintaan, yang pertama yaitu kurva permintaan dd (kurva permintaan Marshall) dan yang kedua adalah kurva permintaan DD, yaitu kurva bagian pasar yang menggambarkan kuantitas permintaan zat dari perusahaan yang bersangkutan.
  • 162. Model ini pertama kali dipertemukan diperkenalkan oleh Heinrich Von Stackelberg tahun 1952, yang merupakan pengembangan dari model cournot. Dalam model ini dianggap bahwa salah satu perusahaan dalam pasar oligopoli cukup kuat menjadi leader sehingga perusahaan pesaing mengakuinya dapat berperilaku seperti halnya yang digambarkan oleh modal cournot. Pada gambar disamping terlihat bentuk kurva isoprofit dan kurva reaksi yang dimiliki oleh masing- masing duopolis. Keadaan seperti ini disebut dengan "ketidakseimbangan stakelberg" (stackelberg di sequilibrium) dan gejalanya terlihat dengan adanya perang harga. Kurang harga tersebut akan berhenti apabila salah satu perusahaan sudah mau berperan sebagai sholawat di pasar atau sampai berbentuk penggabungan (collusion) antara kedua perusahaan tersebut. 5. Model Stackelberg
  • 163. Kurva permintaan terpatah (kinked demand curve) dalam oligopoli : A. Dalam pasar oligopoli apabila perusahaan menurunkan harga ke P¹, maka permintaan akan bertambah ke C¹, harga ke P₂, maka permintaan akan bertambah ke B¹, • Pelanggan perusahaan membeli barang yang harganya turun. • Pelanggan lain membatalkan pembeliannya. B. Sedangkan apabila perusahaan juga menurunkan harga ke P¹, dan P², perubahan permintaan akan ke titik B dan C. C. Menaikkan harga ke P³, permintaan ada di titik A¹, karena reaksi perusahaan mengubah harga maka kurva permintaan menjadi D¹,ED¹ Jika suatu perusahaan menurunkan harganya dan memperoleh kenaikan volume penjualan yang cukup tinggi maka perusahaan-perusahaan lainnya akan kehilangan sebagian besar volume usaha mereka. Penentuan harga dan output dalam
  • 164. 11.3. MODEL PENETAPAN HARGA PASAR OLIGOPOLI 11.3.1. Pasar Dengan Ketegaran Harga (KinKed demand curve model) Pasar oligopoli mempunyai beberapa model dalam menetapkan harga produknya diantaranya : 1. Pasar kartal 2. Pasar dengan kepemimpinan harga (price leadership) Salah satu tipe keadaan yang ditimbulkannya adalah kinkedvdemand curve atau kurva permintaan yang patah. Seorang penjual dapat menaikkan jumlah penjualnya dengan jalan menurunkan harganya. Hal ini mengakibatkan larinya pembeli dan penjual yang lain dan datang berbondong-bondong untuk membeli barang tersebut. Sebab pokok dari terjadinya perang harga adalah karena adanya saling ketergantungan independensi antara penjual yang satu dengan yang lain. Dalam kasus pasar dengan ketegaran harga akan dapat dilihat bagaimana seorang produsen menyesuaikan diri terhadap harga barang yang ditentukan oleh pengusaha lain, khususnya bila harga barang itu diturunkan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa harga barang bersifat tegar untuk naik, tetapi tidak tekan untuk turun. Ciri-ciri pasar oligopoli. 1. Menghasilkan atau menjual barang standar atau barang berbeda 2. Kekuatan menentukan harga kadang- kadang sama atau kuat. 3. Promosi masih diperlukan.
  • 165. Harga akan berubah jika MC memotong bagian Mr yang condong miring. Misalkan jika biaya terus turun hingga memotong MR yang turun miring (bukan yang tegak lurus) maka harga bisa turun mula-mula harga yang menjamin lebih maksimal pada saat MC berpotongan dengan MR (PLN-MR), yaitu setinggi OP2. Turun menjadi OP1 Lanjutan 11.3.1.
  • 166. Efek kesejahteraan dan bentuk pasar oligopoli kurang lebih sama dengan monopoli. Di satu pihak oligopoli menimbulkan efek yang negatif dalam bentuk : 1. Adanya keuntungan yang besar. 2. Adanya ketidak efisien produk. 3. Kemungkinan adanya eksploitasi terhadap konsumen maupun buruh. 4. Ketegaran harga sering dikatakan menunjang adanya inflasi yang dapat merugikan masyarakat makro. 11.4. PENGARUH OLIGOPOLI TERHADAP KESEJAHTERAAN Adapun beberapa kebijaksanaan umum yang mungkin bisa diambil untuk mengurangi efek-efek negatif tersebut. 1. Pemerintah harus bisa menjaga agar hambatan-hambatan bagi perusahaan baru untuk masuk ke dalam pasar global tersebut ditekan sampai sekecil-kecilnya. 2. Diadakannya undang-undang persaingan yang melarang adanya kerjasama di antara para pengusaha oligopoli (baik secara diam- diam atau terbuka) 3. Kemungkinan kebijakan yang lebih drastis adalah mencoba merombak struktur pasar yang oligopolitis tersebut.
  • 167. 01 Struktuk Pasar Oligopoli Dapat meningkatkan keuntungan mereka jika dan mereka mengurangi tingkat persaingan antara mereka dan mereka bertindak seperti monopolis. 02 03 Dengan mengadakan kerjasama mereka dapat mengurangi ketidakpuasan yang ada. Adanya kerjasama antara mereka menutup kemungkinan masuknya produsen baru dalam industri.