1. NAMA : REZTU DWI KARTIKA
NIM : 1861042012
KELAS : PPKn A
FINAL EVALUASI DAN REMEDIAL PEMBELJARAN PPKn
1. Pengertian dari:
a. Evaluasi adalah suatu proses identifikasi untuk mengukur/menilai apakah suatu
kegiatan atau juga program yang dilaksanakan itu sesuai dengan perencanaan atau
tujuan yang ingin dicapai. Sedangkan menurut Abdul Jabar, evaluasi berarti
pengumpulan kenyataan secara sistematis untuk menetapkan apakah dalam
kenyataannya terjadi perubahan dalam diri siswa dan menetapkan sejauh mana tingkat
perubahan dalam diri pribadi siswa.
b. Penilaian atau Assesmen secara umum dapat diartikan sebagai prosen untuk
mendapatkan informasi dalam bentuk apapun yang dapat digunakan untuk dasar
pengambilan keputusan tentang siswa baik menyangkut kurikulum, program
pembelajaran,iklim sekolah, maupun kebijakan sekolah.
c. pengukuran adalah kuantifikasi / penetapan angka tentang karakteristik atau keadaan
individu menurut aturan-aturan tertentu. Keadaan individu ini bisa berupa kemampuan
afektif dan psikomotorik, pengukuran ini dapat dilakukan dengan tes maupaun non tes.
d. Hasil belajar merupakan kemampuan-kemampuan dimiliki siswa setelah menerima
pengalaman belajarnya. Kemampuan-kemampuan tersebut mencakup aspek kognitif,
afektif dan psikomotorik. Hasil belajar dapat dilihat melalui kegiatan evaluasi yang
bertujuan untuk mendapatkan data pembuktian yang akan menunjukkan tingkat
kemampuan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran.
2. Penilaian acuan norma adalah penilaian acuan normatif yang membandingkan skor yang
diperoleh peserta didik dengan standar atau norma yang relatif artinya apabila sudah
menyusun pedoman skor berdasarkan tes yang sudah di lakukan di suatu kelas atau sekolah
maka pedoman tersebut dan kemungkinan besar pedoman tersebut tidak berguna bagi
kelompok atau kelas lainnya.
Sedangkan penilaian acuan patokan (PAP) adalah suatu penilaian dengan cara
membandingkan sebuah skor yang diperoleh seseorang dengan suatu standar yang sifatnya
mutlak yang mengacu pada sebuah kriteria pencapaian tujuan (KPT) yang telah ditetapkan
sebelumnya.
alasan penggunaan penilaian acuan patokan dalam penilaian hasil belajar di sekolah
karena penilaian acuan patokan merupakan penilaian dengan standar ketuntasan yang dapat
dicapai oleh peserta didik. Derajat kesukaran soal test acuan patokan didasarkan atas
berapa jauh tingkat prestasi belajar yang akan diukur. Semakin penting bahan yang akan
dicapai oleh peserta didik, maka derajat kesukaran soal test juga tinggi pula, karena
menunjukkan tinggi rendahnya prestasi belajar peserta didik. Suatu penilaian disebut PAP
jika dalam melakukan penilaian itu kita mengacu kepada suatu criteria pencapaian tujuan
2. (instruksional) yang telah dirumuskan sebelumnya. Nilai-nilai yang diperoleh siswa
dihubungkan dengan tingkat pencapaian penguasaan siswa tentang materi pendidikan
sesuai dengan tujuan (instruksional) yang telah ditetapkan.
3. Prinsip-prinsip dasar dalam penyusunan tes
a. Mengukur secara jelas hasil belajar
b. Representative
c. Secara bervariasi
d. Tes hasil belajar harus didesain sesuai dengan kegunaannya
e. Tes hasil belajar harus memiliki reliabilitas yang andal
f. Alat untuk mencari informasi yang berguna
4. Perbedaan penilaian formatif dan penilaian sumatif
a. Penilaian formatif dilakukan saat proses pembelajaran kompetensi tertentu
berlangsung. Sedangkan penilaian sumatif dilakukan pada akhir pembelajaran
kompetensi tertentu.
b. Penilaian formatif bertujuan untuk mengetahui perkembangan penguasaan peserta
didik terhadap kompetensi yang sedang dipelajari. Sedangkan penilaian sumatif
bertujuan untuk mengetahui pencapaian belajar peserta didik dari pembelajaran yang
sudah berakhir.
c. Penilaian formatif hasil digunakan untuk dasar memperbaiki proses pembelajaran
kompetensi yang sdang dipelajari agar peserta didik mencapai penguasaan yang
optimal. Sedangkan penilaian sumatif hasilnya merupakan bukti mengenai apa yang
dikuasai oleh peserta didik.
d. Hasil penilaian formatif tidak dipakai dalam menentukan nilai rapor. Sedangkan hasil
penilaian sumatif digunakan untuk menentukan nilai rapor.
5. Perbedaan tes standar dan tes non standar
a. Tes standar didasarkan atas bahan dan tujuan umum dari sekolah-sekolah di seluruh
Negara. Sedangkan tes non standar didasarkan atas bahan dan tujuan khusus yang
dirumuskan oleh guru untuk kelasnya sendiri.
b. Tes standar mencakup aspek yang luas dan pengetahuan atau keterampilan dengan
hanya sedikit butir tes untuk setiap keterampilan atau topik. Sedangkan tes non standar
dapat terjadi hanya mencakup pengetahuan atau keterampilan yang sempit.
c. Tes standar disusun dengan kelengkapan staf profesor, pembahas, dan editor butir tes.
Sedangkan tes non standar biasanya disusun sendiri oleh guru dengan sedikit atau tanpa
bantuan orang lain/tenaga ahli.
d. Tes standar mempunyai reliabilitas yang tinggi. Sedangkan tes non standar empunyai
reliabilitas sedang atau rendah.
e. Tes standar menggunakan butir tes yang sudah diujicobakan (try out), dianalisis dan
direvisi sebelum menjadi sebuah tes. Sedangkan jarang menggunakan butir tes yang
sudah diujicobakan, dianalisis dan direvisi.
3. 6. Kelebihan dan kekurangan tes uraian
a. Kelebihan
- Dapat mengukur proses berpikir tinggi.
- Tepat digunakan untuk mengukur hasil belajar yang kompleks .
- Lebih cepat untuk menulis satu set tes uraian.
- Menulis tes uraian yang baik relative lebih mudah.
b. Kekurangan
- Terbatasnya sampel materi yang ditanyakan.
- Sukar memeriksa jawaban anak.
Kelebihan dan kekurangan tes objektif
a. Kelebihan
- Tes objektif dapat digunakan untuk mengukur proses berpikir rendah sampai
sedang
- Semua atau sebagian besar materi yang telah diajarkan dapat ditanyakan saat ujian
- Pemberian skor pada setiap siswa dapa dilakukan dengan cepat, tepat dan konsisten.
- Memungkinkan untuk dilakukan analisis butir soal.
- Tingkat kesukaran butir soal dapat dikendalikan.
- Informasi yang diperoleh dari tes objektif lebih kaya.
b. Kekurangan
- tidak dapat digunakan untuk mengukur proses berpikir tingkat tinggi.
- Membuat tes objektif lebih sukar.
- Kemampuan anak dapat terganggu oleh kemampuan dalam membaca dan menerka.
- Anak tidak dapat mengorganisasikan, menghubungkan, dan menyatakan idenya
sendiri.
7. Waktu pelaksanaan dan tata cara pelaksanaan:
a. remedial dilakukan apabila peserta didik yang belum mencapai kemampuan
minimal yang ditetapkan dalam rencana pelaksanaan pembelajaran. Pembelajaran
remedial dilakukan untuk memenuhi kebutuhan peserta didik.
Tata cara melakukan remedial:
1) Pemberian bimbingan secara individu. Hal ini dilakukan apabila ada beberapa
anak yang mengalami kesulitan yang berbeda-beda, sehingga memerlukan
bimbingan secara individual. Bimbingan yang diberikan disesuaikan dengan
tingkat kesulitan yang dialami oleh peserta didik.
2) Pemberian bimbingan secara kelompok. Hal ini dilakukan apabila dalam
pembelajaran klasikal ada beberapa peserta didik yang mengalami kesulitan
sama.
3) Pemberian pembelajaran ulang dengan metode dan media yang
berbeda.Pembelajaran ulang dilakukan apabila semua peserta didik
mengalami kesulitan. Pembelajaran ulang dilakukan dengan cara
penyederhanaan materi, variasi cara penyajian, penyederhanaan
tes/pertanyaan.
4. 4) Pemanfaatan tutor sebaya, yaitu peserta didik dibantu oleh teman sekelas
yang telah mencapai KKM, baik secara individu maupun kelompok.
b. Pengayaan dilakukan untuk pendalaman dan perluasan dari kompetensi yang
dipelajari. Pengayaan biasanya diberikan segera setelah peserta didik diketahui
telah mencapai KKM berdasarkan hasil penilaian harian.
Tata cara melakukan remedial:
1) Belajar kelompok, yaitu sekelompok peserta didik yang memiliki minat
tertentu diberikan tugas untuk memecahkan permasalahan, membaca di
perpustakaan terkait dengan KD yang dipelajari pada jam pelajaran sekolah
atau di luar jam pelajaran sekolah.
2) Belajar mandiri, yaitu secara mandiri peserta didik belajar mengenai sesuatu
yang diminati, menjadi tutor bagi teman yang membutuhkan.
c. Perbaikan program dan kegiatan dilakukan untuk memperbaiki kegiatan yang
belum memenuhi ketentuan sesuai dengan rencana program sehingga tujuan yang
telah ditetapkan tidak tercapai dengan optimal. Untuk perbaikan program dan
kegiatan dilakukan rutin setiap pecan diluar jam efektif selam 2x40 menit.
8. Kisi-kisi soal
N
O
KOMPETENSI DASAR
KEL
AS
MATERI
LEVE
L
KOG
NITIF
INDIKATOR
NO
SOA
L
BENTUK
SOAL
1.
3.1. Menganalisis
nilai-nilai Pancasila
dalam kerangka
praktik
penyelenggaraan
pemerintahan Negara.
X
Nilai-nilai pancasila
dalam kerangka
praktik
penyelenggaraan
pemerintahan Negara.
C3
Mengidentifik
asi jenis-jenis
pembagian
kekuasaan
1 PG
2.
3.1. Menganalisis
nilai-nilai Pancasila
dalam kerangka
praktik
penyelenggaraan
pemerintahan Negara.
X
Kedudukan dan fungsi
kementerian Negara
republic Indonesia
dan lembaga
pemerintah non-
kementerian
C2
Memahami
kewenangan
presiden RI
2
Benar/sal
ah
3.
3.1. Menganalisis
nilai-nilai Pancasila
dalam kerangka
praktik
penyelenggaraan
pemerintahan Negara.
X
Kedudukan dan fungsi
kementerian Negara
republic Indonesia
dan lembaga
pemerintah non-
kementerian
C2
Memahami
kewenangan
presiden RI
3
mencoco
kkan
4.
3.1. Menganalisis
nilai-nilai Pancasila
dalam kerangka
praktik
X
Nilai-nilai pancasila
dalam kerangka
praktik
C2
Memahami
jenis-jenis
pembagian
kekuasaan
4
Isian/
melengka
pi
5. penyelenggaraan
pemerintahan Negara.
penyelenggaraan
pemerintahan Negara.
5.
3.1. Menganalisis
nilai-nilai Pancasila
dalam kerangka
praktik
penyelenggaraan
pemerintahan Negara.
X
Nilai-nilai pancasila
dalam kerangka
praktik
penyelenggaraan
pemerintahan Negara.
C2
Memahami
jenis-jenis
pembagian
kekuasaan
5
Jawaban
singkat
6.
3.1. Menganalisis
nilai-nilai Pancasila
dalam kerangka
praktik
penyelenggaraan
pemerintahan Negara.
X
Kedudukan dan fungsi
kementerian Negara
republic Indonesia
dan lembaga
pemerintah non-
kementerian
C3
Menganalisis
klasifikasi
kementerian
Negara
republic
indonesia
6 uraian
Contoh soal
1. Perhatikan jenis kekuasaan berikut.
a) Kekuasaan konstitutif
b) Kekuasaan eksekutif
c) Kekuasaan legislative
d) Kekuasaan yudikatif
e) Kekuasaan eksaminatif
f) Kekuasaan moneter
Mekanisme pembagian kekuasaan di Indonesia diatur sepenuhnya di dalam UUD
NRI tahun 1945. Penerapan pembagian kekuasaan di Indonesia terdiri atas dua
bagian, yaitu pembagian kekuasaan secara horizontal dan pembagian kekuasaan
secara vertical. Jenis-jenis kekuasaan yang terdapat diatas merupakan pembagian
kekuasaan secara…
a. Horizontal
b. Vertical
c. Ke samping kanan
d. Ke samping kiri
e. Ke belakang
2. Petunjuk soal benar salah
Jika pernyataan benar tulis (B), dan jika pernyataan salah tulis (S)
Memberi grasi, rehabilitasi dengan memperhatikan pertimbangan Mahkamah Agung
merupakan kewenangan presiden RI sebagai kepala pemerintahan.
6. 3. Soal mencocokkan
PERTAYAAN JAWABAN
1. Menerima penempatan duta Negara lain
dengan memperhatikan pertimbangan DPR.
a. Pasal 4 ayat 1
2. Mengangkat dan memberhentikan menteri-
menteri.
b. Pasal 13 ayat 3
3. Memegang kekuasaan pemerintahan c. Pasal 17 ayat 2
4. Soal isian
Pembagian kekuasaan secara vertical muncul sebagai konsekuensi dari diterapkannya
asas … di Negara kesatuan Republic Indonesia.
5. Soal jawaban singkat
Tuliskan pembagian kekuasaan menurut Montesquieu?
6. Soal uraian
Jelaskan klasifikasi kementerian Negara Republic Indonesia?
9. Penilaian sikap afektif adalah ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai. Ranah afektif
mencakup watak perilaku seperti perasaan, minat, sikap, emosi, dan nilai. Ciri-ciri hasil
belajar afektif akan tampak pada peserta didik dalam berbagai tingkah laku.
Tabel penilaian sikap afektif
NO PERTANYAAN TP KD SR SL
1. Berdoa sebelum dan sesudah belajar
2. Mengucapkan rasa syukur atas segala karunia Tuhan
Yang Maha Esa
3. Memberi salam sebelum dan sesudah menyampaikan
pendapat
4. Masuk kelas tepat waktu
5. Mengerjakan tugas tepat waktu
6. Menghormati guru dan orang yang lebih tua
7. Terlibat aktif dalam diskusi dan kerja kelompok
10. Penilaian HOTS adalah penilaian hasil belajar diharapkan dapat membantu peserta didik
untuk meningkatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi, karena berpikir tingkat tinggi
dapat mendorong peserta didik untuk berpikir secara luas dan mendalam tentang materi
pelajaran.
Contoh soal HOTS
Bahaya paling besar yang dapat mengancam stabilitas nasional adalah apabila
masyarakat kehilangan kepercayaan terhadapmupaya penegakan hukum, yang tak mampu
menghadirkan rasa keadilan dan keseimbangan keadilan di hati masyarakat. Potret yang
merisaukan masih saja tampak di depan mata kita, yakni begitu seringnya penegakan
hukum justru dilakukan dengan cara-cara yang melanggar asas dan asas hukum.
Contoh yang muktahir adalah kasus Baiq Nuril, guru di mataram. Mahkamah
Agung menerima permohonan jaksa dan menghukum Nuril enam bulan penjara. Padahal
putusan pengadilan negeri adalah bebas dari dakwaan. Hal ini jelas melanggar pasal 244
KUHAP yang meyebutkan, “terhadap putusan perkara pidana yang diberikan pada tingkat
terakhir oleh pengadilan lain selain dari MAhkamah Agung, terdakwa atau penuntut umum
7. dapat mengajukan permintaan kasasi ke pada Mahkamah Agung, kecuali terhadap putusan
bebas.” Artinya putusan bebas tak boleh digugat ke tingkat kasasi. Jadi putusan MA ini
melanggar kepastian hukum dan langsung menjadi putusan yang tidak adil.
Berdasarkan kasus di atas yang belum mencerminkan tujuan dan penegakan hukum
adalah…
a. Mahkamah Agung memutuskan Bu nuril bebas dari dakwaan
b. Jaksa penuntut umum mengajukan perkara ke mahkamah agung
c. Bu Baiq Nuril diputuskan bebas dari dakwaan oleh pengadilan negeri
d. Putusan bebas oleh pengadilan negeri tak boleh diganggu gugat ke tingkat kasasi
e. Mahkamah Agung menerima permohonan jaksa dan menghukum bu nuril enam bulan
penjara.