1. Instrumen Pasar Modal
14 Juli 2008 utenidaka Tinggalkan Komentar Go to comments
Saham (Stock)
Instrumen yang akan menambah ekuitas pemilik modal, yaitu saham, memiliki
instrumen jenis ini berarti investor menjadi pemilik perusahaan tersebut sebesar
modal yang ditanamkan.
Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan atau pemilikan seseorang
atau institusi dalam suatu perusahaan. Saham adalah surat berharga yang
menerangkan bahwa pemilik surat tersebut adalah pemilik perusahaan yang
menerbitkan surat tersebut.
Ada dua jenis saham, yaitu:
Saham Biasa (Common Stock)
Pemegang saham jenis ini mewakili kepemilikan di perusahaan sebesar
modal yang ditanamkan.
Karakteristiknya adalah:
- claims on income
- claims on assets
- voting rights
- limited liability
- preemptive rights
Keuntungannya adalah:
Dividen, yang berasal dari keuntungan perusahaan sebesar alokasi yang
ditetapkan oleh Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) sehingga
besarnya dividen tidak pasti karena tergantung oleh besarnya keuntungan
perusahaan.
Capital gain, yakni keuntungan dari selisih nilai beli dengan nilai jual saham
yang lebih besar dari nilai belinya.
Saham Preferen (Preferred Stock)
2. Saham jenis ini memiliki beberapa karakteristik yang sama dengan obligasi.
Keuntungannya adalah:
Dividen, secara teratur sebesar harga pari (nominal) saham dikalikan
dengan bunga setiap tahun.
Jika saham preferen anda bersifat cumulative, maka jika anda belum
menerima pembayaran dividen tahun lalu akan diakumulasikan dengan
dividen tahun berjalan.
Dapat ditukarkan (convertible) dengan saham biasa.
Jika perusahaan dilikuidasi, pemilik saham ini akan menerima pembayaran
sebesar harga pari saham sebelum dividen atas pemegang saham biasa
dibayarkan.
Sedangkan kedua saham tersebut memiliki beberapa resiko yang dihadapi oleh
para pemodal, yaitu:
tidak mendapatkan dividen karena operasi perusahan tidak menghasilkan
keuntungan.
Capital Loss yaitu ketika pemodal terpaksa menjual sahamnya dengan nilai
jual lebih rendah daripada nilai belinya. Hal ini dilakukan untuk
menghindari potensi kerugian yang makin besar seorong dengan terus
menurunnya harga saham tersebut.
Jika perusahaan dilikuidasi, pemegang saham akan memperoleh semua
aset perusahaan yang telah terjual setelah kreditur atau pemegang
obligasi.
Jika saham perusahaan dikeluarkan dari Pencatatan Bursa Efek (Dellist).
Saham ini tidak lagi diperdagangkan di Bursa, namun tetap dapat
diperdagangkan di luar bursa dengan konsekuensi tidak terdapat patokan
harga yang jelas dan jika terjual biasanya dengan harga yang jauh dari
harga sebelumnya.
Obligasi (Bond)
Obligasi adalah surat berharga atau sertifikat yang berisi kontrak antara pemberi
dana (pemodal) dengan yang diberi dana (perusahaan/emiten). Jadi, surat
obligasi adalah selembar kertas yang menyatakan bawha pemilik kertas tersebut
telah membeli hutang perushaan yang menerbitkan obligasi. Penerbit membayar
bunga atas obligasi tersebut pada tanggal-tanggal yang telah ditentukan secara
periodik, dan pada akhirnya menebus nilai utang tesebut pada saat jatuh tempo
3. dengan mengembalikkan jumlah pokok pinjaman ditambah bungan yang
terutang.
Karakteristik obligasi, yaitu:
perusahaan menerbitkan sertifikat yang menerangkan adanya pinjaman dan
syarat-syaratnya
memiliki niai par (nominal) yang menyatakan nilai pokok dari sekuritas
tersebut
adanya jangka waktu jatuh tempo
adanya kupon bunga (coupon rate) yang akan diterima pemodal setiap
periode tertentu (3 atau 6 bulan)
tingkat suku bunga yang lebih tinggi dari tingkat suku bunga SBI (Sertifikat
Bank Indonesia). Karena bila tingkat bunga obligasi dipasang sama
dengan bunga SBI, tentunya pemodal akan memilih berinvestasi di SBI
yang memiliki risiko jauh lebih kecil dibanding obligasi. Maka, makin besar
bunga obligasi, makin besar pula resikonya.
Keuntungannya adalah:
memberikan pendapatan tetap, yaitu berupa bunga atau kupon yang
dibayarkan dengan jumlah yang tetap pada waktu yang telah ditetapkan
mendapatkan penghasilan dari capital gain.
Sedangkan resikonya adalah:
perkembangan suku bunga bank yang sulit dipantau. Jika suku bunga bank
meningkat, nilai obligasi akan turun. Begitu juga sebaliknya
pemegang obligasi juga menghadapi risiko callability (pelunasan sebelum
jatuh tempo). Betapa menguntungkannya bila memiliki obligasi yang
membayar bunga tetap disaat suku bunga menurun.
Right
Right merupakan produk derivative (turunan) dari saham yang berupa surat
berharga yang memberikan hak bagi pemodal untuk membeli saham baru yang
dikeluarkan emiten pada harga tertentu dan pada waktu yang telah ditetapkan.
4. Right diberikan pada pemegang saham lama yang berhak untuk mendapatkan
tambahan saham baru yang dikeluarkan perusahaan pada second offering. Masa
perdagangan right berkisar antara 1-2 minggu saja.
contoh dari Right:
Metrodata mengeluarkan saham baru lewat mekanisme Right Issue atau disebut
juga second offering untuk mengembangkan usahanya. Setiap pemilik 9 saham
lama berhak mendapat 2 saham baru dengan harga Rp. 950. Hak untuk membeli
saham baru inilah yang dimakan Right. Jika pemegang saham lama tidak mau
membeli tambahan saham baru tadi, ia bisa menjual sebagaian atau semua
Right yang ia miliki di pasar pada periode diperdagangkan. Jika memang mau
menambah kepemilikannya, maka ia bisa mendapatkan saham baru Metrodata
pada harga Rp. 950.
Warrant
Sama seperti Right, Warrant merupakan produk derivative dari saham yang
memberikan hak untuk memebeli sebuah saham pada harga yang telah
ditetapkan pada waktu yang telah ditetapkan pula. Namun, sifat dari Warrant
melekat pada obligasi.
contoh dari Warrant:
Misalkan Warrant I Indah Kiat, jatuh tempo pada November 2002, dengan harga
Rp. 1000. Artinya jika anda memiliki Warrant I Indah Kiat, maka anda berhak
untuk membeli atu saham biasa Indah Kiat pada bulan November 2002 pada
harga Rp. 1000.
Opsi
Opsi merupakan produk derivative dari saham yang memberikan hak kepada
pemiliknya untuk menjual atau membeli sejumlah aset finansial tertentu pada
harga dan jangaka waktu tertentu.
Jenis Opsi:
Hak menjual (Put Option)
Hak membeli (Call Option)
Berikut adalah contoh dari Call Option:
Misalkan anda memiliki Call Option yang memberikan anda hak untuk dapat
membeli saham suatu perusahaan dengan harga Rp. 1200 pada tanggal 25 Mei.
Ternyata pada tanggal 25 Mei harga saham tersebut naik menjadi Rp. 1300,
5. maka anda berhak untuk membeli saham tersebut hanya dengan harga Rp.
1200. Jika anda menjual saham tersebut pada saat itu juga, maka anda akan
mendapatkan keuntungan Rp. 100 per lembar saham.