Dengan banyaknya penelitian yang telah membuktikan hbahwa soft drink berbahaya bagi kesehatan, sudah semestinya pengkonsumsian soft drink menjadi salah satu bagian penelitian kesehatan karena target sasaran konsumen mereka adalah remaja dan softdrink telah menjadi salah satu bagian gaya hidup remaja. Dengan informasi ini konsumen dapat mengetahui tentang soft drink serta bahayanya terhadap kesehatan.
3. 1. Bagaimana kandungan dari minuman
ringan (soft drink)?
2. Bagaimana dampak konsumsi soft drink
bagi kesehatan?
3. Bagaimana bentuk pengaturan
pengkonsumsian soft drink agar tidak
berdampak negatif bagi kesehatan?
RUMUSAN MASALAH
4. Tujuan penulisan makalah
1. Kandungan dari minuman ringan (soft
drink)
2.Dampak konsumsi soft drink bagi
kesehatan
3.Bentuk pengaturan pengkonsumsian soft
drink agar tidak berdampak negatif bagi
kesehatan
5. Belum lama ini, masyarakat di AS dan Eropa
kembali diingatkan mengenai bahaya yang
tersimpan dalam satu kaleng soda. Temuan dari
badan kesehatan di AS menemukan bahwa salah
satu zat pewarna yang digunakan dalam produk
soda buatan Coca-cola dan Pepsi ditenggarai
mampu memicu penyakit kanker. Parahnya,
studi lain yang dilakukan oleh beberapa pakar
kesehatan dari Centre for Science in the Public
Interest menemukan bahwa satu kaleng soda
ternyata mengandung zat pewarna yang cukup
tinggi.
6. Soft drink merupakan minuman
berkarbonasi yang diberi
tambahan berupa bahan perasa
dan pemanis seperti gula.
9. Kelebihan Berat Badan (Overweight) dan Obesitas
Overweight merupakan keadaan gizi lebih, dinyatakan dengan
Indeks Massa Tubuh (IMT) lebih besar dari 23 di daerah
Asia Pasifik. Suatu keadaan yang melebihi overweight
dinamakan obesitas. Obesitas ialah peningkatan berat badan
sebagai akibat akumulasi lemak berlebihan dalam tubuh yang
melebihi batas kebutuhan skeletal dan fisik. Pada anak-anak
dan remaja, obesitas berkaitan dengan intoleransi glukosa,
hipertensi, dan dislipidemia. Konsumsi sugar-sweetened soft
drink dapat menjadi faktor penting terhadap kejadian
obesitas remaja. He et al (2010) melakukan studi intervensi
berupa pengurangan 1,5 kaleng konsumsi soft drink setiap
minggu selama satu tahun dan didapati hasil bahwa anak
mengalami penurunan terhadap berat badan dan obesitas
sekitar 7,7%.
10. Karies Gigi
Konsumsi soft drink memiliki banyak potensi untuk masalah
kesehatan. Kandungan asam dan gula dalam soft drink memiliki
potensi untuk menimbulkan karies gigi dan erosi lapisan enamel.
Karies gigi ialah suatu penyakit dari jaringan kapur atau kalsium
pada gigi yang ditandai adanya kerusakan jaringan gigi. Asam
terutama asam fosfor sebagai penyebab kehilangan total enamel
gigi. Asam fosfor menurunkan pH saliva dari 7,4 menjadi
suasana asam. Agar dapat meningkatkan level pH kembali di atas
7, tubuh akan berusaha menarik ion kalsium dari gigi sehingga
lapisan enamel gigi menjadi sangat berkurang, ditandai dengan
gigi yang terlihat berwarna kekuningan.
11. Diabetes
Konsumsi makanan dan minuman yang mengandung fruktosa
memiliki sejumlah kecil insulin dibandingkan dengan asupan
karbohidrat. Pada penelitian hewan, konsumsi fruktosa dapat
menimbulkan resistensi insulin, impaired glucose tolerance,
hiperinsulinemia, hipertriasilgliserolemia, dan hipertensi.
Keadaan-keadaan ini dapat menyebabkan timbulnya diabetes.
Diabetes ialah suatu sindrom kronik terjadinya gangguan
metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein akibat
ketidakcukupan sekresi insulin atau resistensi insulin pada
jaringan yang dituju.
Dalam suatu studi yang melibatkan 91249 wanita dan dilakukan
selama delapan tahun, terjadi peningkatan dua kali lipat
penyakit diabetes pada mereka yang mengonsumsi satu atau
lebih soft drink per hari dibandingkan dengan yang
mengonsumsi kurang dari satu soft drink per bulan.
12. Osteoporosis dan Fraktur Tulang
Konsumsi soft drink telah menggantikan konsumsi susu, dengan
jumlah konsumsi susu menjadi 1½ gelas susu per hari pada
remaja putra dan kurang dari satu gelas per hari pada remaja
putri. Akibatnya, konsumsi soft drink meningkat yang diikuti
dengan penurunan konsumsi susu menyebabkan seseorang dapat
mengalami penurunan asupan kalsium. Hal ini meningkatkan
resiko terjadinya osteoporosis, terutama perempuan dan
mengarah pada kejadian fraktur tulang.
Jacobson (2008) menjelaskan bahwa ada suatu penelitian yang
menyatakan konsumsi soft drink dapat menyebabkan kejadian
fraktur tulang pada anak. Studi yang dilakukan pada anak
berusia 3 sampai 15 tahun dengan fraktur tulang hebat memiliki
tingkat kepadatan tulang yang rendah. Hal ini dapat disebabkan
oleh asupan kalsium yang rendah.
13. Langkah Nyata
1. Peraturan hukum di negara bagian Maryland
menonaktifkan mesin penjual softdrink pada hari
sekolah. Serta senator Patrick Leahy melarang
pemberian soda dan junk food sebelum makan
siang
2. Philipina menerapkan “junk food diet” dengan
memberi pajak pada setiap botol kecil minuman
ringan berkabonasi yang dijual
14. 3. Aliansi generasi yang lebih sehat, Cadburry
Schweppes, Coca-cola, PepsiCo, dan asosiasi
minuman Amerika mengumumkan pedoman
minuman sekolah yang secara sukarela
memindahkan soft drink yang tinggi kalori dari
semua sekolah di Amerika
4. Sekretaris Pendidikan British, Alan Johnson
mengumumkan standar minimum nutrisi pada
makanan sekolah. Dari september 2006, makan
siang sekolah harus bebas dari minuman
berkarbonasi. Sekolah juga membatasi penjualan
junk food (termasuk minuman berkarbonasi) pada
mesin penjual otomatis dan toko truk.