SlideShare a Scribd company logo
1 of 39
Asuhan Keperawatan Pada
An. HS dengan OMSK di
IGD Lantai 3
Oleh :
Adelia Erika Puteri, Amd. Kep
Elly Fatmawati, AMK
Nurmaida Butar Butar, AMK
Taufik Faturachman, AMK
Outline
Anatomi dan
Fisiologi Sistem
Pendengaran
Konsep Umum Otitis
Media Supuratif
Kronik
Asuhan
Keperawatan Pada
An. HS
Anatomi dan
Fisiologi
Sistem
Pendengaran
Anatomi
Sistem
Pendengaran
(Telinga Luar)
Nama Organ Fungsi
Daun Telinga (pinna) Mengumpulkan gelombang suara
dan menyalurkannya ke saluran
telinga
Saluran Telinga (canalis
auditorius externa)
Menangkap suara dan melindungi
gendang telinga.
Gendang Telinga (membrane
timpani)
Sebagai lapisan pelindung
terdepan untuk menjaga telinga
tengah dari paparan bakteri,
debu, atau benda asing lainnya.
Anatomi
Sistem
Pendengaran
(Telinga Tengah)
Nama Organ Fungsi
Palu (maleus) Menghantarkan getaran suara
ke tulang landasan.
Landasan (incus) Mentransmisikan getaran suara
dari tulang martil ke tulang
sanggurdi.
Sangggurdi (stapes) Menerima getaran suara
dari tulang landasan dan
diantar ke membran di telinga
dalam melalui tingkap oval.
Tuba Eustachius Menghubungkan telinga tengah
dengan rongga nasofaring.
Fungsi utama yaitu proteksi,
aerasi dan drainase.
Nama Organ Fungsi
Koklea (rumah siput) Merubah energi/gelombang
suara menjadi impuls listrik dan
meneruskannya melalui saraf
pendengaran ke otak.
Saluran Semisirkuler Menjaga keseimbangan tubuh
Saluran Vestibular Penghubung antara koklea dan
saluran semisirkular. Bersama
saluran semisirkular, bagian ini
juga berperan dalam menjaga
keseimbangan tubuh.
Anatomi
Sistem
Pendengaran
(Telinga Dalam)
Fisiologi
Pendengaran
Konsep Umum OMSK
Definisi dan Etiologi OMSK
Otitis Media Supurasi Kronik (OMSK) adalah penyakit peradangan kronis di telinga
tengah yang ditandai adanya perforasi membran timpani, dengan/tanpa otorea
persisten. (Kemenkes, 2018)
Penyebab infeksi OMSK dapat berupa bakteri maupun jamur. Bakteri penyebab
yang sering ditemukan pada pasien dengan OMSK berdasarkan suatu review dari
berbagai penelitian yaitu Pseudomonas aeruginosa (22-44%), Staphylococcus
aureus (17-37%), Klebsiella pneumoniae (4-7%), Proteus mirabilis (3-20%),
Eschericia coli (1-21%) dan Proteus vulgaris (0,9-3%). Bakteri anaerob juga dapat
menjadi penyebab, seperti Bacteroides sp. (4–8%), Clostridium sp.(3–6%),
Prevotella sp.(1–3%) dan Fusobacterium nucleatum (3-4%). Jamur yang kerap
ditemukan yaitu Aspergilus sp. (3-20%) dan Candida albicans (0,9-23%).
(Kemenkes, 2018)
Epidemiologi
OMSK
 OMSK dengan komplikasi menyebabkan
28.000 kematian di dunia pada tahun 1990,
yang sebagian besar terjadi pada negara
berkembang. (Kemenkes, 2018)
 Data lain menyebutkan bahwa sejak
Januari – Desember 2018 di poliklinik THT
RSCM terdapat 783 pasien OMSK tipe aman
dan 601 pasien tipe bahaya. Jumlah
prosedur operasi yang dilakukan dalam
jangka waktu yang sama adalah 81 operasi.
(Kemenkes, 2018)
 Hasil penelitian menyatakan bahwa angka
prevalensi OMSK menurun dari 9% menjadi
5.1% setelah memperoleh tatalaksana
antibiotik spektrum luas dan operasi
eksplorasi mastoid (p<0.001). (Kemenkes,
2018)
Tipe- tipe OMSK
OMSK tipe tubotimpani OMSK tipe atikoantral
Pada OMSK tipe tubotimpani, perforasi
membran timpani terjadi di bagian
sentral. Tipe ini disebut juga dengan
tipe aman karena tidak berisiko
mengalami komplikasi yang lebih
serius.
Perforasi pada OMSK tipe atikoantral
terjadi di bagian atik atau marginal.
OMSK ini disebut juga sebagai OMSK
tipe bahaya karena sering berhubungan
dengan proses kerusakan tulang akibat
kolesteatoma, granulasi, atau osteitis
sehingga meningkatkan angka
komplikasi.
Faktor Risiko Terjadinya OMSK
(Pada anamnesis, pasien memiliki riwayat rhinitis alergi)
 Lingkungan
 Genetik
 Riwayat ISPA
sebelumnya
 Rhinitis Alergi
 Gangguan Tuba
Tanda dan Gejala OMSK
 Sekret telinga yang keluar
hilang timbul maupun terus
menerus selama minimal 2-
6 minggu.
 Penurunan pendengaran
 Rasa penuh di telinga
 Tinitus
 Demam tinggi
 Vertigo
 Fotofobia
 Bengkak di belakang telinga
 Otalgia
Patofisologi OMSK
Tatalaksana OMSK
Asuhan
Keperwatan
Pada An. HS
dengan OMSK
Identitas
Pasien
dan
Keluarga
Identitas Pasien
 Nama: An. HS
 Usia: 16 tahun 4 bulan
 Jenis Kelamin: Perempuan
 NRM: 307-04-85
 Tempat tanggal lahir:
Jakarta, 21 Maret 2007
 Tanggal masuk: 05 April
2023 Pukul 11.06 WIB
 Diagnosa: Krisis adrenal
pada pasien congenital
adrenal hiperplasia salt
losing
 Tanggal pengkajian saat di
IGD Lt.3 : 06 April 2023
Identitas orang tua
 Nama Ayah: Bpk. B
 Nama Ibu: Ibu M
 Pendidikan Ayah: SMA
 Pendidikan Ibu: SMA
 Pekerjaan Ayah: Swasta
 Pekerjaan Ibu: IRT
 Alamat: Tebet, Jakarta
Selatan
 Agama: Islam
 Suku: Betawi
Riwayat Kesehatan Saat Ini
Keluhan Utama :
Pasien dating dengan keluhan demam sejak 3 hari SMRS denga suhu puncak 39⁰C. Nyeri pada bagian belakang
telinga sebelah kanan. Nyeri dirasakan hilang timbul seperti ditusuk- tusuk dengan durasi lebih dari 10 menit dan
hilang dengan meminum obat dan istirahat. Kemerahan pada telinga kanan. Terdapat cairan pada telinga kanan
sejak 3 hari SMRS. Pasien mengalami penurunan pendengaran sejak 3 hari SMRS.
Kondisi saat datang :
Kesadaran compos mentis
Tekanan darah 85/45 mmHg
Nadi 130 kali/menit
Pernafasan 25 kali/menit
Suhu 38⁰C
Saturasi Oksigen 98%
Nyeri VAS 3
Riwayat Kesehatan
 Riwayat penyakit sebelumnya: CAH tipe Saltlosing
 Riwayat kehamilan ibu: Pasien merupakan anak pertama dari 3 bersaudara.
Lahir cukup bulan dengan usia gestasi 36 minggu melalui proses per vaginam.
 Riwayat kelahiran: BBL 3000 gram, PBL 50cm.
 Riwayat imunisasi: Pasien sudah mendapatkan imunisasi dasar lengkap.
Lanjutan…
 Riwayat gizi: Sejak lahir pasien mengkonsumsi ASI eklusif. ASI sampai usia 2
tahun.
 Riwayat kesehatan keluarga: Tidak ada anggota keluarga yang memiliki
Riwayat penyakit serupa.
 Riwayat alergi: Tidak ada
 Latar belakang keluarga (lingkungan dan ekonomi): Lingkungan rumah
bukan daerah yang padat penduduk.
Pengkajian Fisik
Pengkajian Primer Awal Masuk IGD
 Airway : Clear, paten.
 Breathing: RR 25 kali per menit, SpO2 98% udara ruang, tidak ada retraksi/napas cuping hidung.
 Circulation : Nadi: 130 kali per menit, nadi teraba kuat takikardi, akral
hangat, dan tidak tampak pucat, CRT < 2 detik, turgor kulit baik, tidak
tampak sianosis.
 Disability : kesadaran alert, GCS E4 M6 V5, pupil bulat isokor diameter
2mm/2mm.
 Exposure: tidak tampak petechie atau purpura
Pengkajian Fisik
Pengkajian Sekunder Awal Masuk IGD
 S (sign and symptom) : 3 hari SMRS pasien mengalami demam dan nyeri
telinga serta keluar cairan dari telinga kanan.
 A ( allergies) : tidak ada alergi obat dan makanan.
 M (medication) : Metilprednisolone
 P (past illness) : Hiperplasia Akut Kongenital Tipe Kehilangan Garam
 L ( last meal) : Makan biasa
 E (event leading) : Demam
Pengkajian Fisik
Pengkajian Head to Toe Saat di IGD lt. 3
 Kepala: konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik
 Mulut : tidak ada sianosis, mukosa bibir lembab
 Thorax: simetris, retraksi tidak ada
 Abdomen: supel, bising usus positif, tidak ada organomegali, striae ada.
 Ekstremitas: warna kulit normal, akral hangat, CRT < 2 detik
 Genitalia : tidak ada kehitaman
 Tanda-tanda vital: TD 97/65mmHg, Nadi 110 kali/menit, Nafas 20 kali/menit,
Suhu 37,9⁰C, Saturasi Oksigen 99%.
 PEWS : 3 (Kuning)
 BB: 48 kg TB: 153 cm
Pediatric Early Warning Score
Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan DPL tanggal 05 April 2023
Hb 14,3
Ht 40,4
Trombosit 302.000
Leukosit 14.810
HJ 0,1/0,0/70,7/12,7/16,5
GDS 101
Na/K/Cl 128/4,5/99
CRP 31,2
Pemerikasaan Urine tanggal 05 April 2023
Warna : kuning/keruh/
leukosit : 3-5
eritrosit : 2-4
silinder : negatif
kristal : negatif
bakteri : positif
pH: 6,0
albumin : +1
glukosa dan keton : negatif
darah/hb : +1
LEA/nitrit : negatif
Pemeriksaan Tambahan
Pemeriksaan Gizi
Berat badan (BB): 48kg
Tinggi badan (TB): 151cm
Strongkids: 0 (Risiko ringan malnutrisi)
Diberikan diet TKTP 2100kkal via oral berupa makanan biasa dalam bentuk nasi lauk pauk.
Frekuensi 3x makanan utama dan 2x selingan.
Total energi: 2100kkal
Pengkajian Psikososial
Dalam keluarga tidak ada kebiasaan atau adat khusus.
Terapi
Medikasi
Terapi Golongan Fungsi
Fartison Kortikosteroid Memiliki kandungan
hydrocortisone yang
berfungsi antara lain sebagai
terapi pengobatan endokrin,
rematik, gangguan kulit,
alergi, gangguan
hematologi,penyakit terkait
system pernafasan, edema,
dan TB meningitis.
Ceftriaxone Antibiotik Cefalosporin Mengobati infeksi yang
terjadi akibat bakteri. Infeksi
bakteri di bagian tubuh
seperti paru-paru,telinga,
kulit, saluran kemih, darah,
dan peradangan selaput otak
dan sumsum tulang belakang
Paracetamol Analgesik, antipiretik Meredakan nyeri ringan,
akut, nyeri ringan hingga
sedang, demam.
Analisa Data
Data Masalah
Data Subjektif : Mengeluh demam
sejak 3 hari
Data Objektif : Suhu 38⁰C, Nadi 130
kali/menit
Hipertermia
Data Subjektif : Nyeri telinga dan
keluar cairan dari dalam telinga
kanan. Nyeri dirasakan hilang timbul
seperti ditusuk dan ditekan dengan
durasi lebih dari 10 menit.
Data Objektif : Nyeri VAS 3, Nadi 130
kal/menit
Nyeri Akut
Data Subjektif : Keluar cairan dari
telinga kanan (keluhan demam)
Data Objektif : Tampak kemerahan
pada area telinga kanan. Suhu 38⁰ C.
Leukosit 14.810, CRP 31,2.
Risiko infeksi
Rencana
Tindakan
Keperawatan
Diagnosa Keperawatan
(SDKI)
Hasil (SLKI) Intervensi (SIKI)
Hipertermia berhubungan
dengan proses penyakit,
ditandai dengan peningkatan
suhu tubuh sejak 3 hari
yang lalu dan suhu 38⁰C.
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 3x24
jam, termoregulasi
membaik dengan kriteria
hasil :
- Suhu tubuh membaik
(dalam batas normal)
- Suhu kulit membaik
- Takikardi menurun
1. Manajemen hipertermia
2. Edukasi termoregulasi
Observasi:
1. Identifikasi penyebab
hipertermia
2. Monitor suhu tubuh
3. Monitor komplikasi
akibat hipertermia
Terapeutik:
1. Sediakan lingkungan
yang dingin
2. Longgarkan atau
lepaskan pakaian
3. Basahi dan kipasi
permukaan tubuh
4. Berikan cairan oral
Edukasi:
1. Anjurkan tirah baring
Kolaborasi:
1. Kolaborasi pemberian
cairan elektrolit intravena
jika perlu
Rencana
Tindakan
Keperawatan
Diagnosa Keperawatan
(SDKI)
Hasil (SLKI) Intervensi (SIKI)
Nyeri akut berhubungan dengan
agen pencedera fisik (proses
inflamasi) yang ditandai dengan
keluhan nyeri pada telinga kanan
dan peningkatan frekuensi nadi.
Setelah dilakukan Tindakan
keperawatan selama 3x24 jam,
maka tingkat nyeri menurun
dengan kriteria hasil:
- Keluhan nyeri menurun
- Meringis menurun
- Frekuensi nadi membaik
Manajemen nyeri
Observasi :
1. Mengidentifikasi
lokasi,karakteristik, durasi,
frekuensi, serta intensitas dan
kualitas nyeri.
2. Identifikasi skala nyeri
3. Monitor efek samping
pemberian analgetik.
Terapeutik:
1. Berikan tehnik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri.
2. Fasilitasi istirahat dan tidur
Edukasi :
1. Ajarkan tehnik
nonfarmakologis untuk
meredakan nyeri
2. Anjurkaan menggunakan
analgetikk secara tepat
Kolaborasi:
Kolaborasi pemberian analgetic,
jika perlu
Rencana
Tindakan
Keperawatan
Diagnosa Keperawatan
(SDKI)
Hasil (SLKI) Intervensi (SIKI)
Risiko infeksi berhubungan dengan
proses perjalanan penyakit (kondisi
penggunaan terapi steroid), ditandai
dengan kenaikan suhu tubuh, Suhu
38⁰C, kemerahan pada area telinga,
Leukosit 14.810, CRP 31,2.
Setelah dilakukan Tindakan
keperawatan selama 3x24 jam, maka
tingkat infeksi menurun dengan kritera
hasil:
Tingkat infeksi menurun
- Kebersihan tangan meningkat
- Kadar sel darah putih membaik
Kontrol infeksi meningkat
- Kemampuan mengidentifikasi
faktor risiko meningkat
- Kemampuan melakuka strategi
control meningkat
- Kemampuan mengubah perilaku
meningkat
Manajemen pencegahan infeksi
Observasi:
1. Monitor tanda dan gejala infeksi
local dan sistemik
Terapeutik:
1. Batasi jumlah pengunjung
2. Cuci tangan sebelum dan sesudah
kontak dengan pasien dan
lingkungan
3. Pertahankan tehnik aseptic pada
pasien
Edukasi:
1. Jelaskan tanda dan gejala infeksi
2. Ajarkan cara mencuci tangan yang
benar
3. Ajarkan etika batuk
4. Anjurkan meningkatkan asupan
nutrisi
5. Anjurkan meningkatkan asupan
cairan
Pemantauan tanda vital
Observasi:
1. Monitor TTV
2. Identifikasi penyebab perubahan
TTV
Terapeutik:
1. Atur interval pemantauan sesuai
PEWS
2. Dokumentasi hasil pemantauan
Edukasi:
1. Informasikan hasil pemantauan, jika
perlu
Implementasi
dan Evaluasi
07 April 2023
Hipertermia berhubungan dengan proses penyakit, ditandai dengan
peningkatan suhu tubuh sejak 3 hari yang lalu dan suhu 38⁰C.
Implementasi Evaluasi
Pukul 14.00 WIB
Manajemen hipertermia
Observasi:
1. Identifikasi penyebab hipertermia
2. Monitor suhu tubuh
3. Monitor komplikasi akibat hipertermia
Pukul 14.15
Terapeutik:
1. Sediakan lingkungan yang dingin
2. Longgarkan atau lepaskan pakaian
3. Basahi dan kipasi permukaan tubuh
4. Berikan cairan oral
Pukul 18.00
Kolaborasi:
1. Kolaborasi pemberian cairan elektrolit
intravena jika perlu
S: Ibu mengatakan demam
menurun
O: Kesadaran alert. Suhu
36,2⁰C, nafas 20 kali/menit,
nadi 81 kali/menit, tekanan
darah 100/71mmHg, saturasi
oksigen 99% room air. PEWS
hijau.
A: Hipertermia teratasi
sebagian
P: Lanjutkan intervensi
Implementasi
dan Evaluasi
07 April 2023
Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik (proses inflamasi)
yang ditandai dengan keluhan nyeri pada telinga kanan dan peningkatan
frekuensi nadi.
Implementasi Evaluasi
Pukul 14.00 WIB
Manajemen nyeri.
Observasi:
1. Mengidentifikasi lokasi,karakteristik, durasi,
frekuensi, serta intensitas dan kualitas nyeri.
2. Identifikasi skala nyeri
3. Monitor efek samping pemberian analgetik.
Terapeutik:
1. Berikan tehnik nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri.
2. Fasilitasi istirahat dan tidur
Edukasi
1. Ajarkan tehnik nonfarmakologis untuk
meredakan nyeri
2. Anjurkaan menggunakan analgetikk secara
tepat
Pukul 18.00
Kolaborasi:
1. Kolaborasi pemberian analgetic
S: Pasien mengatakan nyeri pada
telinga kanan hilang timbul. Dirasakan
seperti ditusuk-tusuk dengan lama
waktu lebih 10 menit.
O: Kesadaran alert. Nadi 81
kali/menit, suhu 36,2⁰C, nafas 20
kali/menit, satruasi oksigen 99% room
air, tekanan darah 100/71mmHg. Nyeri
VAS 3. PEWS hijau.
A: Nyeri akut belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi
Implementasi
dan Evaluasi
07 April 2023
Risiko infeksi berhubungan dengan proses perjalanan penyakit (kondisi
penggunaan terapi steroid), ditandai dengan kenaikan suhu tubuh, Suhu 38⁰C,
kemerahan pada area telinga, Leukosit 14.810, CRP 31,2.
Implementasi Evaluasi
Pukul 14.00 WIB
Manajemen pencegahan infeksi
Observasi:
1. Monitor tanda dan gejala infeksi local dan sistemik
Terapeutik:
1. Batasi jumlah pengunjung
2. Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan
pasien dan lingkungan
3. Pertahankan tehnik aseptic pada pasien
Edukasi:
1. Jelaskan tanda dan gejala infeksi
2. Ajarkan cara mencuci tangan yang benar
3. Ajarkan etika batuk
4. Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi
5. Anjurkan meningkatkan asupan cairan
Pukul 18.00
Pemantauan tanda vital
Observasi:
1. Monitor TTV
2. Identifikasi penyebab perubahan TTV
Terapeutik:
1. Atur interval pemantauan sesuai PEWS
2. Dokumentasi hasil pemantauan
S: Ibu pasien mengatakan anak demam
hilang timbul, terdapat kemerahan
pada area belakang telinga kanan,
terdapat secret pada telinga kanan
O: Kesadaran alert. Suhu 36,2⁰C, nadi
81 kali/menit, nafas 20 kali/menit,
saturasi oksigen 99% room air, tekanan
darah 100/71mmHg. Tampak
kemerahan pada area belakang telinga
kanan. Terdapat secret pada telinga
kanan.
A: Risiko infeksi belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi
Hipertermia berhubungan dengan proses penyakit, ditandai dengan
peningkatan suhu tubuh sejak 3 hari yang lalu dan suhu 38⁰C.
Implementasi Evaluasi
Pukul 14.00 WIB
Manajemen hipertermia
Observasi:
1. Identifikasi penyebab hipertermia
2. Monitor suhu tubuh
3. Monitor komplikasi akibat hipertermia
Pukul 14.15
Terapeutik:
1. Sediakan lingkungan yang dingin
2. Longgarkan atau lepaskan pakaian
3. Basahi dan kipasi permukaan tubuh
4. Berikan cairan oral
Pukul 18.00
Kolaborasi:
1. Kolaborasi pemberian cairan elektrolit
intravena jika perlu
S: Ibu mengatakan demam
menurun
O: Kesadaran alert. Suhu 36⁰C,
nafas 18 kali/menit, nadi 77
kali/menit, tekanan darah
104/72mmHg, saturasi oksigen
98% room air. PEWS hijau.
A: Hipertermia teratasi
P:
Implementasi
dan Evaluasi
08 April 2023
Implementasi
dan Evaluasi
08 April 2023
Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik (proses inflamasi)
yang ditandai dengan keluhan nyeri pada telinga kanan dan peningkatan
frekuensi nadi.
Implementasi Evaluasi
Pukul 14.00 WIB
Manajemen nyeri.
Observasi:
1. Mengidentifikasi lokasi,karakteristik, durasi,
frekuensi, serta intensitas dan kualitas nyeri.
2. Identifikasi skala nyeri
3. Monitor efek samping pemberian analgetik.
Terapeutik:
1. Berikan tehnik nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri.
2. Fasilitasi istirahat dan tidur
Edukasi
1. Ajarkan tehnik nonfarmakologis untuk
meredakan nyeri
2. Anjurkaan menggunakan analgetikk secara
tepat
Pukul 18.00
Kolaborasi:
1. Kolaborasi pemberian analgetic
S: Pasien mengatakan nyeri pada
telinga kanan berkurang. Dirasakan
seperti ditusuk-tusuk.
O: Kesadaran alert. Nadi 77
kali/menit, suhu 36⁰C, nafas 18
kali/menit, satruasi oksigen 98% room
air, tekanan darah 104/72mmHg. Nyeri
VAS 1. PEWS hijau.
A: Nyeri akut belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi
Implementasi
dan Evaluasi
08 April 2023
Risiko infeksi berhubungan dengan proses perjalanan penyakit (kondisi
penggunaan terapi steroid), ditandai dengan kenaikan suhu tubuh, Suhu 38⁰C,
kemerahan pada area telinga, Leukosit 14.810, CRP 31,2.
Implementasi Evaluasi
Pukul 14.00 WIB
Manajemen pencegahan infeksi
Observasi:
1. Monitor tanda dan gejala infeksi local dan sistemik
Terapeutik:
1. Batasi jumlah pengunjung
2. Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan
pasien dan lingkungan
3. Pertahankan tehnik aseptic pada pasien
Edukasi:
1. Jelaskan tanda dan gejala infeksi
2. Ajarkan cara mencuci tangan yang benar
3. Ajarkan etika batuk
4. Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi
5. Anjurkan meningkatkan asupan cairan
Pukul 18.00
Pemantauan tanda vital
Observasi:
1. Monitor TTV
2. Identifikasi penyebab perubahan TTV
Terapeutik:
1. Atur interval pemantauan sesuai PEWS
2. Dokumentasi hasil pemantauan
S: Ibu pasien mengatakan anak demam
hilang timbul, terdapat kemerahan
pada area belakang telinga kanan,
terdapat secret pada telinga kanan
O: Kesadaran alert. Suhu 36,2⁰C, nadi
81 kali/menit, nafas 20 kali/menit,
saturasi oksigen 99% room air, tekanan
darah 100/71mmHg. Tampak
kemerahan pada area belakang telinga
kanan. Terdapat secret pada telinga
kanan.
A: Risiko infeksi belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi
Kesimpulan
Daftar Pustaka

More Related Content

Similar to Asuhan Keperawatan OMSK.pptx

Asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan sistem persyarafan meningitis ...
Asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan sistem persyarafan meningitis ...Asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan sistem persyarafan meningitis ...
Asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan sistem persyarafan meningitis ...Operator Warnet Vast Raha
 
CASE BP PERTUSIS SEPSIjjnjnS DR RITA.pptx
CASE BP PERTUSIS SEPSIjjnjnS DR RITA.pptxCASE BP PERTUSIS SEPSIjjnjnS DR RITA.pptx
CASE BP PERTUSIS SEPSIjjnjnS DR RITA.pptxReinaldoPutraHardian
 
172428176 kejang-demam-case-surjo
172428176 kejang-demam-case-surjo172428176 kejang-demam-case-surjo
172428176 kejang-demam-case-surjohomeworkping8
 
dr.-Hadi-Sudrajad-PRESENTASI-PIK-TB-SOLO-2018.ppt
dr.-Hadi-Sudrajad-PRESENTASI-PIK-TB-SOLO-2018.pptdr.-Hadi-Sudrajad-PRESENTASI-PIK-TB-SOLO-2018.ppt
dr.-Hadi-Sudrajad-PRESENTASI-PIK-TB-SOLO-2018.pptEghaSatriwi
 
214801887-Lapkas-Tetanus.ppt
214801887-Lapkas-Tetanus.ppt214801887-Lapkas-Tetanus.ppt
214801887-Lapkas-Tetanus.pptRachmadSaputra8
 
Tuberkulosis Pkm Sempu.pptx
Tuberkulosis Pkm Sempu.pptxTuberkulosis Pkm Sempu.pptx
Tuberkulosis Pkm Sempu.pptxEvanYoung38
 
ETY KRISTYANTI - TETANUS NEONATORIUM.pptx
ETY KRISTYANTI - TETANUS NEONATORIUM.pptxETY KRISTYANTI - TETANUS NEONATORIUM.pptx
ETY KRISTYANTI - TETANUS NEONATORIUM.pptxemmasitah
 
BAB II CH 2 Jongga print (AutoRecovered).docx
BAB II CH 2 Jongga print (AutoRecovered).docxBAB II CH 2 Jongga print (AutoRecovered).docx
BAB II CH 2 Jongga print (AutoRecovered).docxabdulrazak928000
 
Laporan_Kasus_KEJANG_DEMAM.pdf
Laporan_Kasus_KEJANG_DEMAM.pdfLaporan_Kasus_KEJANG_DEMAM.pdf
Laporan_Kasus_KEJANG_DEMAM.pdfKhairuddinkhairu
 
Revisi app kronik hal 17 slsai
Revisi app kronik hal 17 slsaiRevisi app kronik hal 17 slsai
Revisi app kronik hal 17 slsaiRichard Leonardo
 
CBD OMSK Maligna
CBD OMSK MalignaCBD OMSK Maligna
CBD OMSK MalignaCoassTHT
 
otitismediaakut-170326050829.pptx
otitismediaakut-170326050829.pptxotitismediaakut-170326050829.pptx
otitismediaakut-170326050829.pptxZulAme
 
129696308 case-tetanus
129696308 case-tetanus129696308 case-tetanus
129696308 case-tetanushomeworkping8
 
Laporan Kasus THT Anindya.pptx
Laporan Kasus THT Anindya.pptxLaporan Kasus THT Anindya.pptx
Laporan Kasus THT Anindya.pptxanindya969381
 
Laporan Kasus꞉ Suspek Tuberkulosis Paru dengan Multiple Lymphadenopathy Colli...
Laporan Kasus꞉ Suspek Tuberkulosis Paru dengan Multiple Lymphadenopathy Colli...Laporan Kasus꞉ Suspek Tuberkulosis Paru dengan Multiple Lymphadenopathy Colli...
Laporan Kasus꞉ Suspek Tuberkulosis Paru dengan Multiple Lymphadenopathy Colli...NejoaErmaqFatreciano
 
Longcase Demam Dengue Dr Galuh - Nadya Rahma Indarti.pptx
Longcase Demam Dengue Dr Galuh - Nadya Rahma Indarti.pptxLongcase Demam Dengue Dr Galuh - Nadya Rahma Indarti.pptx
Longcase Demam Dengue Dr Galuh - Nadya Rahma Indarti.pptxnadyarahma111
 

Similar to Asuhan Keperawatan OMSK.pptx (20)

Asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan sistem persyarafan meningitis ...
Asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan sistem persyarafan meningitis ...Asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan sistem persyarafan meningitis ...
Asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan sistem persyarafan meningitis ...
 
CASE BP PERTUSIS SEPSIjjnjnS DR RITA.pptx
CASE BP PERTUSIS SEPSIjjnjnS DR RITA.pptxCASE BP PERTUSIS SEPSIjjnjnS DR RITA.pptx
CASE BP PERTUSIS SEPSIjjnjnS DR RITA.pptx
 
kuliah-TETANUS.ppt
kuliah-TETANUS.pptkuliah-TETANUS.ppt
kuliah-TETANUS.ppt
 
172428176 kejang-demam-case-surjo
172428176 kejang-demam-case-surjo172428176 kejang-demam-case-surjo
172428176 kejang-demam-case-surjo
 
dr.-Hadi-Sudrajad-PRESENTASI-PIK-TB-SOLO-2018.ppt
dr.-Hadi-Sudrajad-PRESENTASI-PIK-TB-SOLO-2018.pptdr.-Hadi-Sudrajad-PRESENTASI-PIK-TB-SOLO-2018.ppt
dr.-Hadi-Sudrajad-PRESENTASI-PIK-TB-SOLO-2018.ppt
 
214801887-Lapkas-Tetanus.ppt
214801887-Lapkas-Tetanus.ppt214801887-Lapkas-Tetanus.ppt
214801887-Lapkas-Tetanus.ppt
 
Tetanus
TetanusTetanus
Tetanus
 
Tuberkulosis Pkm Sempu.pptx
Tuberkulosis Pkm Sempu.pptxTuberkulosis Pkm Sempu.pptx
Tuberkulosis Pkm Sempu.pptx
 
ETY KRISTYANTI - TETANUS NEONATORIUM.pptx
ETY KRISTYANTI - TETANUS NEONATORIUM.pptxETY KRISTYANTI - TETANUS NEONATORIUM.pptx
ETY KRISTYANTI - TETANUS NEONATORIUM.pptx
 
BAB II CH 2 Jongga print (AutoRecovered).docx
BAB II CH 2 Jongga print (AutoRecovered).docxBAB II CH 2 Jongga print (AutoRecovered).docx
BAB II CH 2 Jongga print (AutoRecovered).docx
 
Laporan_Kasus_KEJANG_DEMAM.pdf
Laporan_Kasus_KEJANG_DEMAM.pdfLaporan_Kasus_KEJANG_DEMAM.pdf
Laporan_Kasus_KEJANG_DEMAM.pdf
 
Asuhan keperawatan neuromaakustik
Asuhan keperawatan neuromaakustikAsuhan keperawatan neuromaakustik
Asuhan keperawatan neuromaakustik
 
Revisi app kronik hal 17 slsai
Revisi app kronik hal 17 slsaiRevisi app kronik hal 17 slsai
Revisi app kronik hal 17 slsai
 
CBD OMSK Maligna
CBD OMSK MalignaCBD OMSK Maligna
CBD OMSK Maligna
 
otitismediaakut-170326050829.pptx
otitismediaakut-170326050829.pptxotitismediaakut-170326050829.pptx
otitismediaakut-170326050829.pptx
 
Tetanus
TetanusTetanus
Tetanus
 
129696308 case-tetanus
129696308 case-tetanus129696308 case-tetanus
129696308 case-tetanus
 
Laporan Kasus THT Anindya.pptx
Laporan Kasus THT Anindya.pptxLaporan Kasus THT Anindya.pptx
Laporan Kasus THT Anindya.pptx
 
Laporan Kasus꞉ Suspek Tuberkulosis Paru dengan Multiple Lymphadenopathy Colli...
Laporan Kasus꞉ Suspek Tuberkulosis Paru dengan Multiple Lymphadenopathy Colli...Laporan Kasus꞉ Suspek Tuberkulosis Paru dengan Multiple Lymphadenopathy Colli...
Laporan Kasus꞉ Suspek Tuberkulosis Paru dengan Multiple Lymphadenopathy Colli...
 
Longcase Demam Dengue Dr Galuh - Nadya Rahma Indarti.pptx
Longcase Demam Dengue Dr Galuh - Nadya Rahma Indarti.pptxLongcase Demam Dengue Dr Galuh - Nadya Rahma Indarti.pptx
Longcase Demam Dengue Dr Galuh - Nadya Rahma Indarti.pptx
 

Recently uploaded

Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabayaajongshopp
 
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptxFarmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptxIrfanNersMaulana
 
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikaPresentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikassuser1cc42a
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diriandi861789
 
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanWebinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanDevonneDillaElFachri
 
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesNadrohSitepu1
 
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAnatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAcephasan2
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdfMeboix
 
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa HalusinasiMateri Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasiantoniareong
 
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptkonsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptKianSantang21
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensissuser1cc42a
 
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUNPPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUNYhoGa3
 
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptAcephasan2
 
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptxgizifik
 
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxPPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxAcephasan2
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxwisanggeni19
 
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitPresentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitIrfanNersMaulana
 
Diagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptx
Diagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptxDiagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptx
Diagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptxMelisaBSelawati
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinanDwiNormaR
 
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfhurufd86
 

Recently uploaded (20)

Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
 
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptxFarmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
 
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikaPresentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
 
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanWebinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
 
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
 
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAnatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
 
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa HalusinasiMateri Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
 
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptkonsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensi
 
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUNPPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUN
 
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
 
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
 
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxPPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
 
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitPresentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
 
Diagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptx
Diagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptxDiagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptx
Diagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptx
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
 
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
 

Asuhan Keperawatan OMSK.pptx

  • 1. Asuhan Keperawatan Pada An. HS dengan OMSK di IGD Lantai 3 Oleh : Adelia Erika Puteri, Amd. Kep Elly Fatmawati, AMK Nurmaida Butar Butar, AMK Taufik Faturachman, AMK
  • 2. Outline Anatomi dan Fisiologi Sistem Pendengaran Konsep Umum Otitis Media Supuratif Kronik Asuhan Keperawatan Pada An. HS
  • 4. Anatomi Sistem Pendengaran (Telinga Luar) Nama Organ Fungsi Daun Telinga (pinna) Mengumpulkan gelombang suara dan menyalurkannya ke saluran telinga Saluran Telinga (canalis auditorius externa) Menangkap suara dan melindungi gendang telinga. Gendang Telinga (membrane timpani) Sebagai lapisan pelindung terdepan untuk menjaga telinga tengah dari paparan bakteri, debu, atau benda asing lainnya.
  • 5. Anatomi Sistem Pendengaran (Telinga Tengah) Nama Organ Fungsi Palu (maleus) Menghantarkan getaran suara ke tulang landasan. Landasan (incus) Mentransmisikan getaran suara dari tulang martil ke tulang sanggurdi. Sangggurdi (stapes) Menerima getaran suara dari tulang landasan dan diantar ke membran di telinga dalam melalui tingkap oval. Tuba Eustachius Menghubungkan telinga tengah dengan rongga nasofaring. Fungsi utama yaitu proteksi, aerasi dan drainase.
  • 6. Nama Organ Fungsi Koklea (rumah siput) Merubah energi/gelombang suara menjadi impuls listrik dan meneruskannya melalui saraf pendengaran ke otak. Saluran Semisirkuler Menjaga keseimbangan tubuh Saluran Vestibular Penghubung antara koklea dan saluran semisirkular. Bersama saluran semisirkular, bagian ini juga berperan dalam menjaga keseimbangan tubuh. Anatomi Sistem Pendengaran (Telinga Dalam)
  • 9. Definisi dan Etiologi OMSK Otitis Media Supurasi Kronik (OMSK) adalah penyakit peradangan kronis di telinga tengah yang ditandai adanya perforasi membran timpani, dengan/tanpa otorea persisten. (Kemenkes, 2018) Penyebab infeksi OMSK dapat berupa bakteri maupun jamur. Bakteri penyebab yang sering ditemukan pada pasien dengan OMSK berdasarkan suatu review dari berbagai penelitian yaitu Pseudomonas aeruginosa (22-44%), Staphylococcus aureus (17-37%), Klebsiella pneumoniae (4-7%), Proteus mirabilis (3-20%), Eschericia coli (1-21%) dan Proteus vulgaris (0,9-3%). Bakteri anaerob juga dapat menjadi penyebab, seperti Bacteroides sp. (4–8%), Clostridium sp.(3–6%), Prevotella sp.(1–3%) dan Fusobacterium nucleatum (3-4%). Jamur yang kerap ditemukan yaitu Aspergilus sp. (3-20%) dan Candida albicans (0,9-23%). (Kemenkes, 2018)
  • 10. Epidemiologi OMSK  OMSK dengan komplikasi menyebabkan 28.000 kematian di dunia pada tahun 1990, yang sebagian besar terjadi pada negara berkembang. (Kemenkes, 2018)  Data lain menyebutkan bahwa sejak Januari – Desember 2018 di poliklinik THT RSCM terdapat 783 pasien OMSK tipe aman dan 601 pasien tipe bahaya. Jumlah prosedur operasi yang dilakukan dalam jangka waktu yang sama adalah 81 operasi. (Kemenkes, 2018)  Hasil penelitian menyatakan bahwa angka prevalensi OMSK menurun dari 9% menjadi 5.1% setelah memperoleh tatalaksana antibiotik spektrum luas dan operasi eksplorasi mastoid (p<0.001). (Kemenkes, 2018)
  • 11. Tipe- tipe OMSK OMSK tipe tubotimpani OMSK tipe atikoantral Pada OMSK tipe tubotimpani, perforasi membran timpani terjadi di bagian sentral. Tipe ini disebut juga dengan tipe aman karena tidak berisiko mengalami komplikasi yang lebih serius. Perforasi pada OMSK tipe atikoantral terjadi di bagian atik atau marginal. OMSK ini disebut juga sebagai OMSK tipe bahaya karena sering berhubungan dengan proses kerusakan tulang akibat kolesteatoma, granulasi, atau osteitis sehingga meningkatkan angka komplikasi.
  • 12. Faktor Risiko Terjadinya OMSK (Pada anamnesis, pasien memiliki riwayat rhinitis alergi)  Lingkungan  Genetik  Riwayat ISPA sebelumnya  Rhinitis Alergi  Gangguan Tuba
  • 13. Tanda dan Gejala OMSK  Sekret telinga yang keluar hilang timbul maupun terus menerus selama minimal 2- 6 minggu.  Penurunan pendengaran  Rasa penuh di telinga  Tinitus  Demam tinggi  Vertigo  Fotofobia  Bengkak di belakang telinga  Otalgia
  • 17. Identitas Pasien dan Keluarga Identitas Pasien  Nama: An. HS  Usia: 16 tahun 4 bulan  Jenis Kelamin: Perempuan  NRM: 307-04-85  Tempat tanggal lahir: Jakarta, 21 Maret 2007  Tanggal masuk: 05 April 2023 Pukul 11.06 WIB  Diagnosa: Krisis adrenal pada pasien congenital adrenal hiperplasia salt losing  Tanggal pengkajian saat di IGD Lt.3 : 06 April 2023 Identitas orang tua  Nama Ayah: Bpk. B  Nama Ibu: Ibu M  Pendidikan Ayah: SMA  Pendidikan Ibu: SMA  Pekerjaan Ayah: Swasta  Pekerjaan Ibu: IRT  Alamat: Tebet, Jakarta Selatan  Agama: Islam  Suku: Betawi
  • 18. Riwayat Kesehatan Saat Ini Keluhan Utama : Pasien dating dengan keluhan demam sejak 3 hari SMRS denga suhu puncak 39⁰C. Nyeri pada bagian belakang telinga sebelah kanan. Nyeri dirasakan hilang timbul seperti ditusuk- tusuk dengan durasi lebih dari 10 menit dan hilang dengan meminum obat dan istirahat. Kemerahan pada telinga kanan. Terdapat cairan pada telinga kanan sejak 3 hari SMRS. Pasien mengalami penurunan pendengaran sejak 3 hari SMRS. Kondisi saat datang : Kesadaran compos mentis Tekanan darah 85/45 mmHg Nadi 130 kali/menit Pernafasan 25 kali/menit Suhu 38⁰C Saturasi Oksigen 98% Nyeri VAS 3
  • 19. Riwayat Kesehatan  Riwayat penyakit sebelumnya: CAH tipe Saltlosing  Riwayat kehamilan ibu: Pasien merupakan anak pertama dari 3 bersaudara. Lahir cukup bulan dengan usia gestasi 36 minggu melalui proses per vaginam.  Riwayat kelahiran: BBL 3000 gram, PBL 50cm.  Riwayat imunisasi: Pasien sudah mendapatkan imunisasi dasar lengkap.
  • 20. Lanjutan…  Riwayat gizi: Sejak lahir pasien mengkonsumsi ASI eklusif. ASI sampai usia 2 tahun.  Riwayat kesehatan keluarga: Tidak ada anggota keluarga yang memiliki Riwayat penyakit serupa.  Riwayat alergi: Tidak ada  Latar belakang keluarga (lingkungan dan ekonomi): Lingkungan rumah bukan daerah yang padat penduduk.
  • 21. Pengkajian Fisik Pengkajian Primer Awal Masuk IGD  Airway : Clear, paten.  Breathing: RR 25 kali per menit, SpO2 98% udara ruang, tidak ada retraksi/napas cuping hidung.  Circulation : Nadi: 130 kali per menit, nadi teraba kuat takikardi, akral hangat, dan tidak tampak pucat, CRT < 2 detik, turgor kulit baik, tidak tampak sianosis.  Disability : kesadaran alert, GCS E4 M6 V5, pupil bulat isokor diameter 2mm/2mm.  Exposure: tidak tampak petechie atau purpura
  • 22. Pengkajian Fisik Pengkajian Sekunder Awal Masuk IGD  S (sign and symptom) : 3 hari SMRS pasien mengalami demam dan nyeri telinga serta keluar cairan dari telinga kanan.  A ( allergies) : tidak ada alergi obat dan makanan.  M (medication) : Metilprednisolone  P (past illness) : Hiperplasia Akut Kongenital Tipe Kehilangan Garam  L ( last meal) : Makan biasa  E (event leading) : Demam
  • 23. Pengkajian Fisik Pengkajian Head to Toe Saat di IGD lt. 3  Kepala: konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik  Mulut : tidak ada sianosis, mukosa bibir lembab  Thorax: simetris, retraksi tidak ada  Abdomen: supel, bising usus positif, tidak ada organomegali, striae ada.  Ekstremitas: warna kulit normal, akral hangat, CRT < 2 detik  Genitalia : tidak ada kehitaman  Tanda-tanda vital: TD 97/65mmHg, Nadi 110 kali/menit, Nafas 20 kali/menit, Suhu 37,9⁰C, Saturasi Oksigen 99%.  PEWS : 3 (Kuning)  BB: 48 kg TB: 153 cm
  • 25. Pemeriksaan Laboratorium Pemeriksaan DPL tanggal 05 April 2023 Hb 14,3 Ht 40,4 Trombosit 302.000 Leukosit 14.810 HJ 0,1/0,0/70,7/12,7/16,5 GDS 101 Na/K/Cl 128/4,5/99 CRP 31,2 Pemerikasaan Urine tanggal 05 April 2023 Warna : kuning/keruh/ leukosit : 3-5 eritrosit : 2-4 silinder : negatif kristal : negatif bakteri : positif pH: 6,0 albumin : +1 glukosa dan keton : negatif darah/hb : +1 LEA/nitrit : negatif
  • 26. Pemeriksaan Tambahan Pemeriksaan Gizi Berat badan (BB): 48kg Tinggi badan (TB): 151cm Strongkids: 0 (Risiko ringan malnutrisi) Diberikan diet TKTP 2100kkal via oral berupa makanan biasa dalam bentuk nasi lauk pauk. Frekuensi 3x makanan utama dan 2x selingan. Total energi: 2100kkal Pengkajian Psikososial Dalam keluarga tidak ada kebiasaan atau adat khusus.
  • 27. Terapi Medikasi Terapi Golongan Fungsi Fartison Kortikosteroid Memiliki kandungan hydrocortisone yang berfungsi antara lain sebagai terapi pengobatan endokrin, rematik, gangguan kulit, alergi, gangguan hematologi,penyakit terkait system pernafasan, edema, dan TB meningitis. Ceftriaxone Antibiotik Cefalosporin Mengobati infeksi yang terjadi akibat bakteri. Infeksi bakteri di bagian tubuh seperti paru-paru,telinga, kulit, saluran kemih, darah, dan peradangan selaput otak dan sumsum tulang belakang Paracetamol Analgesik, antipiretik Meredakan nyeri ringan, akut, nyeri ringan hingga sedang, demam.
  • 28. Analisa Data Data Masalah Data Subjektif : Mengeluh demam sejak 3 hari Data Objektif : Suhu 38⁰C, Nadi 130 kali/menit Hipertermia Data Subjektif : Nyeri telinga dan keluar cairan dari dalam telinga kanan. Nyeri dirasakan hilang timbul seperti ditusuk dan ditekan dengan durasi lebih dari 10 menit. Data Objektif : Nyeri VAS 3, Nadi 130 kal/menit Nyeri Akut Data Subjektif : Keluar cairan dari telinga kanan (keluhan demam) Data Objektif : Tampak kemerahan pada area telinga kanan. Suhu 38⁰ C. Leukosit 14.810, CRP 31,2. Risiko infeksi
  • 29. Rencana Tindakan Keperawatan Diagnosa Keperawatan (SDKI) Hasil (SLKI) Intervensi (SIKI) Hipertermia berhubungan dengan proses penyakit, ditandai dengan peningkatan suhu tubuh sejak 3 hari yang lalu dan suhu 38⁰C. Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam, termoregulasi membaik dengan kriteria hasil : - Suhu tubuh membaik (dalam batas normal) - Suhu kulit membaik - Takikardi menurun 1. Manajemen hipertermia 2. Edukasi termoregulasi Observasi: 1. Identifikasi penyebab hipertermia 2. Monitor suhu tubuh 3. Monitor komplikasi akibat hipertermia Terapeutik: 1. Sediakan lingkungan yang dingin 2. Longgarkan atau lepaskan pakaian 3. Basahi dan kipasi permukaan tubuh 4. Berikan cairan oral Edukasi: 1. Anjurkan tirah baring Kolaborasi: 1. Kolaborasi pemberian cairan elektrolit intravena jika perlu
  • 30. Rencana Tindakan Keperawatan Diagnosa Keperawatan (SDKI) Hasil (SLKI) Intervensi (SIKI) Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik (proses inflamasi) yang ditandai dengan keluhan nyeri pada telinga kanan dan peningkatan frekuensi nadi. Setelah dilakukan Tindakan keperawatan selama 3x24 jam, maka tingkat nyeri menurun dengan kriteria hasil: - Keluhan nyeri menurun - Meringis menurun - Frekuensi nadi membaik Manajemen nyeri Observasi : 1. Mengidentifikasi lokasi,karakteristik, durasi, frekuensi, serta intensitas dan kualitas nyeri. 2. Identifikasi skala nyeri 3. Monitor efek samping pemberian analgetik. Terapeutik: 1. Berikan tehnik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri. 2. Fasilitasi istirahat dan tidur Edukasi : 1. Ajarkan tehnik nonfarmakologis untuk meredakan nyeri 2. Anjurkaan menggunakan analgetikk secara tepat Kolaborasi: Kolaborasi pemberian analgetic, jika perlu
  • 31. Rencana Tindakan Keperawatan Diagnosa Keperawatan (SDKI) Hasil (SLKI) Intervensi (SIKI) Risiko infeksi berhubungan dengan proses perjalanan penyakit (kondisi penggunaan terapi steroid), ditandai dengan kenaikan suhu tubuh, Suhu 38⁰C, kemerahan pada area telinga, Leukosit 14.810, CRP 31,2. Setelah dilakukan Tindakan keperawatan selama 3x24 jam, maka tingkat infeksi menurun dengan kritera hasil: Tingkat infeksi menurun - Kebersihan tangan meningkat - Kadar sel darah putih membaik Kontrol infeksi meningkat - Kemampuan mengidentifikasi faktor risiko meningkat - Kemampuan melakuka strategi control meningkat - Kemampuan mengubah perilaku meningkat Manajemen pencegahan infeksi Observasi: 1. Monitor tanda dan gejala infeksi local dan sistemik Terapeutik: 1. Batasi jumlah pengunjung 2. Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien dan lingkungan 3. Pertahankan tehnik aseptic pada pasien Edukasi: 1. Jelaskan tanda dan gejala infeksi 2. Ajarkan cara mencuci tangan yang benar 3. Ajarkan etika batuk 4. Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi 5. Anjurkan meningkatkan asupan cairan Pemantauan tanda vital Observasi: 1. Monitor TTV 2. Identifikasi penyebab perubahan TTV Terapeutik: 1. Atur interval pemantauan sesuai PEWS 2. Dokumentasi hasil pemantauan Edukasi: 1. Informasikan hasil pemantauan, jika perlu
  • 32. Implementasi dan Evaluasi 07 April 2023 Hipertermia berhubungan dengan proses penyakit, ditandai dengan peningkatan suhu tubuh sejak 3 hari yang lalu dan suhu 38⁰C. Implementasi Evaluasi Pukul 14.00 WIB Manajemen hipertermia Observasi: 1. Identifikasi penyebab hipertermia 2. Monitor suhu tubuh 3. Monitor komplikasi akibat hipertermia Pukul 14.15 Terapeutik: 1. Sediakan lingkungan yang dingin 2. Longgarkan atau lepaskan pakaian 3. Basahi dan kipasi permukaan tubuh 4. Berikan cairan oral Pukul 18.00 Kolaborasi: 1. Kolaborasi pemberian cairan elektrolit intravena jika perlu S: Ibu mengatakan demam menurun O: Kesadaran alert. Suhu 36,2⁰C, nafas 20 kali/menit, nadi 81 kali/menit, tekanan darah 100/71mmHg, saturasi oksigen 99% room air. PEWS hijau. A: Hipertermia teratasi sebagian P: Lanjutkan intervensi
  • 33. Implementasi dan Evaluasi 07 April 2023 Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik (proses inflamasi) yang ditandai dengan keluhan nyeri pada telinga kanan dan peningkatan frekuensi nadi. Implementasi Evaluasi Pukul 14.00 WIB Manajemen nyeri. Observasi: 1. Mengidentifikasi lokasi,karakteristik, durasi, frekuensi, serta intensitas dan kualitas nyeri. 2. Identifikasi skala nyeri 3. Monitor efek samping pemberian analgetik. Terapeutik: 1. Berikan tehnik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri. 2. Fasilitasi istirahat dan tidur Edukasi 1. Ajarkan tehnik nonfarmakologis untuk meredakan nyeri 2. Anjurkaan menggunakan analgetikk secara tepat Pukul 18.00 Kolaborasi: 1. Kolaborasi pemberian analgetic S: Pasien mengatakan nyeri pada telinga kanan hilang timbul. Dirasakan seperti ditusuk-tusuk dengan lama waktu lebih 10 menit. O: Kesadaran alert. Nadi 81 kali/menit, suhu 36,2⁰C, nafas 20 kali/menit, satruasi oksigen 99% room air, tekanan darah 100/71mmHg. Nyeri VAS 3. PEWS hijau. A: Nyeri akut belum teratasi P: Lanjutkan intervensi
  • 34. Implementasi dan Evaluasi 07 April 2023 Risiko infeksi berhubungan dengan proses perjalanan penyakit (kondisi penggunaan terapi steroid), ditandai dengan kenaikan suhu tubuh, Suhu 38⁰C, kemerahan pada area telinga, Leukosit 14.810, CRP 31,2. Implementasi Evaluasi Pukul 14.00 WIB Manajemen pencegahan infeksi Observasi: 1. Monitor tanda dan gejala infeksi local dan sistemik Terapeutik: 1. Batasi jumlah pengunjung 2. Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien dan lingkungan 3. Pertahankan tehnik aseptic pada pasien Edukasi: 1. Jelaskan tanda dan gejala infeksi 2. Ajarkan cara mencuci tangan yang benar 3. Ajarkan etika batuk 4. Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi 5. Anjurkan meningkatkan asupan cairan Pukul 18.00 Pemantauan tanda vital Observasi: 1. Monitor TTV 2. Identifikasi penyebab perubahan TTV Terapeutik: 1. Atur interval pemantauan sesuai PEWS 2. Dokumentasi hasil pemantauan S: Ibu pasien mengatakan anak demam hilang timbul, terdapat kemerahan pada area belakang telinga kanan, terdapat secret pada telinga kanan O: Kesadaran alert. Suhu 36,2⁰C, nadi 81 kali/menit, nafas 20 kali/menit, saturasi oksigen 99% room air, tekanan darah 100/71mmHg. Tampak kemerahan pada area belakang telinga kanan. Terdapat secret pada telinga kanan. A: Risiko infeksi belum teratasi P: Lanjutkan intervensi
  • 35. Hipertermia berhubungan dengan proses penyakit, ditandai dengan peningkatan suhu tubuh sejak 3 hari yang lalu dan suhu 38⁰C. Implementasi Evaluasi Pukul 14.00 WIB Manajemen hipertermia Observasi: 1. Identifikasi penyebab hipertermia 2. Monitor suhu tubuh 3. Monitor komplikasi akibat hipertermia Pukul 14.15 Terapeutik: 1. Sediakan lingkungan yang dingin 2. Longgarkan atau lepaskan pakaian 3. Basahi dan kipasi permukaan tubuh 4. Berikan cairan oral Pukul 18.00 Kolaborasi: 1. Kolaborasi pemberian cairan elektrolit intravena jika perlu S: Ibu mengatakan demam menurun O: Kesadaran alert. Suhu 36⁰C, nafas 18 kali/menit, nadi 77 kali/menit, tekanan darah 104/72mmHg, saturasi oksigen 98% room air. PEWS hijau. A: Hipertermia teratasi P: Implementasi dan Evaluasi 08 April 2023
  • 36. Implementasi dan Evaluasi 08 April 2023 Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik (proses inflamasi) yang ditandai dengan keluhan nyeri pada telinga kanan dan peningkatan frekuensi nadi. Implementasi Evaluasi Pukul 14.00 WIB Manajemen nyeri. Observasi: 1. Mengidentifikasi lokasi,karakteristik, durasi, frekuensi, serta intensitas dan kualitas nyeri. 2. Identifikasi skala nyeri 3. Monitor efek samping pemberian analgetik. Terapeutik: 1. Berikan tehnik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri. 2. Fasilitasi istirahat dan tidur Edukasi 1. Ajarkan tehnik nonfarmakologis untuk meredakan nyeri 2. Anjurkaan menggunakan analgetikk secara tepat Pukul 18.00 Kolaborasi: 1. Kolaborasi pemberian analgetic S: Pasien mengatakan nyeri pada telinga kanan berkurang. Dirasakan seperti ditusuk-tusuk. O: Kesadaran alert. Nadi 77 kali/menit, suhu 36⁰C, nafas 18 kali/menit, satruasi oksigen 98% room air, tekanan darah 104/72mmHg. Nyeri VAS 1. PEWS hijau. A: Nyeri akut belum teratasi P: Lanjutkan intervensi
  • 37. Implementasi dan Evaluasi 08 April 2023 Risiko infeksi berhubungan dengan proses perjalanan penyakit (kondisi penggunaan terapi steroid), ditandai dengan kenaikan suhu tubuh, Suhu 38⁰C, kemerahan pada area telinga, Leukosit 14.810, CRP 31,2. Implementasi Evaluasi Pukul 14.00 WIB Manajemen pencegahan infeksi Observasi: 1. Monitor tanda dan gejala infeksi local dan sistemik Terapeutik: 1. Batasi jumlah pengunjung 2. Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien dan lingkungan 3. Pertahankan tehnik aseptic pada pasien Edukasi: 1. Jelaskan tanda dan gejala infeksi 2. Ajarkan cara mencuci tangan yang benar 3. Ajarkan etika batuk 4. Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi 5. Anjurkan meningkatkan asupan cairan Pukul 18.00 Pemantauan tanda vital Observasi: 1. Monitor TTV 2. Identifikasi penyebab perubahan TTV Terapeutik: 1. Atur interval pemantauan sesuai PEWS 2. Dokumentasi hasil pemantauan S: Ibu pasien mengatakan anak demam hilang timbul, terdapat kemerahan pada area belakang telinga kanan, terdapat secret pada telinga kanan O: Kesadaran alert. Suhu 36,2⁰C, nadi 81 kali/menit, nafas 20 kali/menit, saturasi oksigen 99% room air, tekanan darah 100/71mmHg. Tampak kemerahan pada area belakang telinga kanan. Terdapat secret pada telinga kanan. A: Risiko infeksi belum teratasi P: Lanjutkan intervensi