SlideShare a Scribd company logo
1 of 22
TUGAS FINAL
OPERASI SISTEM TENAGA LISTRIK
(BAB 6 PENGAMANAN SISTEM TENAGA LISTRIK)
D
S
U
S
U
N
OLEH
NAMA : NISWAN 10582129313
MUH. ISMAIL SAPUTRA 10582126813
ADRIANSYA 10582124813
HERWIN BAKTI 10582124213
KELAS : V LISTRIK B
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2016
BAB VI
PENGAMANAN SISTEM TENAGA LISTRIK
V1.1 FUNGSI ALAT PENGAMAN
Seperti telah diuraikan dalam bab v dalam sistem tenaga listrik banyak sekali terjadi ganguan yang
sesungguhnya merupakan pristiwa hubungan singkat yang dapat merusak peralatan.
Untuk melindungi peralatan terhadap gangguan yang terjadi dalam sistem di perlukan alat-alat
pengamanan yang kebanyakan berupa relay mempunyai 2 fungsi yaitu,
a. Melindungi peralatan terhadap gangguan yang terjadi dalam sistem, jangan sampai mengalami
kerusakan.
b. Melokalisir akibat ganguan,jangan smapai meluas dalam sistem
Untuk memenuhi fungsi tersebut dalam butir a alat pengaman harus bekerja cepat agar pengaruh ganguan
merupakan hubung singkat dapat segera di hilangkan sehingga pemanasan yang berlebihan yang timbul
sebagai akibat arus hubungan singkat dapat segera di hentikan.
Untuk memenuhi fungsinya tersebut dalam butir b alat pengaman dalam sistem harus dapat di kordinir
satu sma lain,sehingga hanya alat-alat pengaman yang terdekat dengan tempat gangguan saja yang
bekerja.secara teknis di katakn bahwa alat-alat pengaman harus bersifat selektif.
Di tinjau dari letaknya dalam sistem ada 4 kategori pengaman yaitu:
a. Pengaman generator
b. Pengamanan transformator dalam gardu induk
c. Pengamanan transformator dalam gardu induk
d. Pengaman sistem distribusi
Dalam sistem PLN saat ini sebagian besar masih banyak di pakai relay-relay elektro mekanik walaupun
juga telah di mulai pemakaian relay elektronik. Relay elektronik kerjanya lebih cepat dari pada relay
elektro mekanik sehingga di tinjau dari segi pengamanan peralatan adalah lebih baik.
VI.2 KONSTRUKSI RELAY ELEKTRO MEKANIK
Relay elektro mekanok terdiri dari rangkaian listrik yang menggerakkan suatu mekanisme yang pada
akhirnya harus men-trip PMT dengan jalan menutup kontak pemberi arus trip coil(kumparan) trip dari
PMT.
Gambar no.VI.1 menunjukkan prinsip kerja elektro mekanik untuk pengaman arus lebih.
Gambar No.VI.1 prinsip kerja relay elektro mekanik
A = Kumparan imbas
T.A = Tranformator arus
B. = elektromagnetik untuk menutup kontak C
C = Kontak penutup rangakaian kumparan imbas
D = Pal penutup kontak yang terletak pada keeping imbas
E = Kontak-kontak yang di tutup oleh pal D
TC = trip coil yang menjatuhkan PMT
IT = Instantenus trip.
Apabila arus beban melabihi nilai tertentu maka kontak C menutup dan aerus akan mengalir melalui
elektro magnit A yang selanjutnya akan memutar keeping imbas. Berputarnya keeping imbas akan
membawa pal D yang akhirnya akan menutup kontak E dan menyebabkan trip coil TC bekerja PMT.
Dari uraian di atas tampakl bahwa besarnya waktu, yang menetukan mulainya relay bekerja di tentukan
karena pada relay ini kebesaran yang bekerja adalah arus yang sebanding dengan arus beban maka relay
ini adalah relay arus lebay.
Apabila di susun rangakaian listrik sedekian hingga arus yang mengerjakan relay adalah sebanding
dengan tegangan maka di dapat relay tegangan lebih.pada dasarnya semua relay elektromagnetik prinsip
kerjanya adalah seperti tersebut diatas selanjutnya tergantung kepada rangakaian listrik yang di
susun,relay akan bekerja atas dasar arus lebih,tegangan lebih,daya balik,selisih arus atau impedansi.
VI.3 KONSTRUKSI RELAY SOLID STATE (STATIC RELAY)
Relay solid state mempunyai konstruksi yang lebih ringkas (dalam bahasa inggris di sebut:more
compact)dan juga praktis tidak memerlukan banyak pemeliharaan jika di bandingkan dengan relay elektro
mekanis.
Relay solid state atau relay static terdiri dari rangkaian elektronik yang statis.pada dasarnya relay ini
terdiri dari transistor yang penmyalaan di atur oleh tegangan grid dasarnya relay ini terdiri dari transistor
yang penyalaan di atur oleh tegangan grid dari transistor yang bersangkutan.Sedangkan tegangan grid ini
di control oleh sesuatu rangkaian yang menerima input dari kebesaran yang di lindungi (protected valve).
Gambar VI.2 A (a) block dari relay arus lebih solid state
Gambar VI.2a dan Gambar VI.2b menunjukkan rangkaian dasar dari relay solid solid state untuk
pengamanan arus lebih dengan waktu tertentu.
Gambar VI.2 (b) rangakaian dari level detector
Dalam relay ini arus bolak balik yang di amati di searahkan menjadi tegangan searah yang sebanding dan
kemudian di bandingkan terhadap tegangan searah yang tetap besarnya yang berfungsi sebagai tegangan
referensi hal ini berlangsung dalam level detector pada gambar VI.2a
Apabila tegangan yang di bandingkan ini melampaui tegangan referensi maka sebuah timer mulai berjeda
dan setelah waktu yang di ingankan tercapai maka level detector 2 mulai berjeda dan setelah waktu yang
di inginkan tercapai.
Penyetelan arus relay ini dapat di lakukan dengan mengubah kedudukan tap dari transformator arus yang
memberi input kepada relay ini.
VI.4 PENGAMANAN GENERATOR
Bagian hulu sistem tenaga listrik adalah generator yang terdapat di pusat listrik dan di gerakkan oleh
mesin penggerak mula (dalam bahasa inggris di sebut prime inover).Mesin penggerak dalam pusat listrik
berkaitan erat dengan instalasi mekanis dan instalasi listrik dari pusat listrik.
Gerakan sebagai sumber energi listrik dalam sistem perlu di amankan jangan sampai mengalami
kerusakan generator akan sangat menggangu jalannya operasi sitem tenaga listrik.
Oleh karena itu generator sedapat mungkin harus dilindungi terhadap semua gangguan yang dapat
merusak generator.
Tetapi di lain pihak dari segi selektifitas pengamanan sistem di harapkan agar PMI generator tidak
mudah trip terhapadap gangguan dalam sistem karena lepasnya generator dari sistem akan mempersulit
jalannya operasi sistem tenaga listrik.
Gambar VI.3 bagan generator dengan mesin penggerak dan medan penguat
Selanjutnya akan di bahas setiap pengamanan.tersebut diatas secara lebih terperinci.
A. Pengamanan terhadap gangguan luar
Generator pada umumnya di hubungkan dengan rel terlebih dahulu sebelum di hubungkan dengan
saluran transmisi atau saluran distribusi yang menuju keluar pusat listrik.
Gambar VI.4 hubungan generator dalam sebuah pusat listrik
Hal ini di lukiskan secara skematis dalam gambar V1.4
Seperti telah di uraikan dalam bab VI penyebab gangguan yang utama dalam sistem adalah petir
dan yang sering di sambar petir adalah saluaran udara transmisi merupakan salah satu sumber
gangguan yang utama.saluran udara distribusikan juga merupakan sumber gangguan yang
utama.gangguan di luar generator yang belum di amankan adalah gangguan direl.berdasarkan
pemikiran pemikiran tersebut di atas maka pengaman generator terhadap gangguan di luar
generator terhadap gangguan luar generator yang utama adalah relay arus lebih.untuk gangguan
dib rel yang langsung berhubungan dengan generator merupakan pengaman utama tapi apabila
ada pengaman rel di fensial.maka relay arus lebih generator pengaman back up.
Kalau ada pengamanan rel maka relay arus lebih generator hanya menjadi pengaman utama untuk
gangguan yang terjadi antara transformator arus generator yang mengerjakan ralay dengan rel
yang berhubungan langsung dengan generator.
Relay arus lebih di pakai pada semua generator yang mempunyai daya terpasang tertentu.untuk
generator tegangan rendah relay.tegangan lebih tidak perlu di pakai karena praktis tidak lemah
timbul tegangan lebih yang lebih merusak generator.gangguan di luar generator dapat
menimbulkan arus negative yang selanjutnya arus ini dapat menimbulkan pemanasan yang
berlebihan pada generator.
Generator tegangan rendah yang langsung berhubungan dengan konsumen tegangan rendah yang
pada umumnya tidak di lengakapi dengan relay arus urytan negative tetapi dalam designnya harus
mampu menghadapi beban tidak seimbang yang menimbulkan arus urutan negative.
Pada generator besar yang melalui bebrapa transformator terlebih dahulu sebelum mencapai
beban tegangan rendah yang tidak simetris,arus urutan negative ini tidak sampai di generator
karena ketidakseimbangan ini terhapus oleh transformator tersebut di batas. Baru akan ada arus
urutan negative di generator apabila terjadi gangguan di dekat generator.
B. Pengamanan terhadap gangguan dalam generator
Gangguan dalam generator secara garis besar ada 5 (lima) macam yaitu,
a. Hubungan singkat anatara fasa
Gangguan ini yang terjadi apabila isolasi antar fasa jebol bisa terjadi dalam stator generator
maupun di luar stator generator yaitu anatara stator dan PMT generator misalnya pada kabel
penghubung stator generator dengan PMT generator.
Hal ini di perlukan untuk menghentikan sama sekali gaya gerak listrik yang di bangkitakan dalam
stator generator sehingga arus hubung singkat anatara dapat segera di hentikan.
Sesungguhnya relay diferensial tidak dapat menghindarkan terjadinya gangguan hubung singkat
antar fasa tetapi hanya dapat mendeteksi dan kemudian memberhentikan hubung singkat antar
fasa tetapi hanya dapat mendeteksi dan kemudian memberhentikan hubung singkat antar fasa
yang terjadi,untuk menghindarkan kerusakan yang lebih besar.
Tetapi di lain pihak untuk memasang relay diferensial di butuhkan instalasi tambahan khususnya
tiga transformator arus tambahan yang memerlukan biaya tambahan (lihat gambar VI.5)
Gambar VI.5 prinsip kerja relay diferensial(di gambarkan satu fasa saja)
Oleh karena itu kemungkinan terjadinya gangguan antar fasa pada generator adalah
kecil,kemunkinannya berkisar antara 1-5%,maka tidak perlu semua generator di lengkapi dengan
relay diferensial,hanya generator-generator yang daya terpasagnya melebihi batas tertentu.
b. Hubungan singkat fasa ke tanah
Ganguan ini tidak di lihatoleh relay diferensial khususnya jika titik netral generator tidak di
tanahkan.
Pada generator yang titik netralnya di tanahkan gangguan hubung tanah belum tentu dapat di
lihat oleh relay diferensial yaitu apabila gangguan terjadi di dekat titik netral sehingga selisih
I1.
Gambar VI.6 menunjukkan hubung penbgaman gangguan hubung tanah pada generator yang
titik netralnya tidak di tanahkan sehingga perlu di pasang transformator tegangan yang
bertugas mendeteksi kenaikan tegangan titik netral terhadap tanah yang selanjutnya akan
mengerjakan relay hubung tanah GF.
Untuk dapat membedakan ganguan hubung tanah yang terjadi di luar generator dengan yang
terjadi dalam rangakaian generator dapat di pakai penetapan waktu (time granding)atau
memekai transformator blok dengan hubungan Y sehingga ganguan hubung tanah di luar
generator tidak akan mempengaruhi rangkaian generator.generator yang memakai
transformator blok di tunjukkan oleh gambar VI.8
Apabila terjadi gangguan di luar generator misalnya pada feeder keluar maka akan timbul
arus urutan nol,tetapi di sisi generator arus urutan nol ini hanya berpuatar dalam lilitan dari
transformator blok sehingga tidak akan mengerjakan relay arus hubung tanah GF pada
gambar VI.7 untuk sistem yang titik netralnya dki tanahnya.
Generator
Gambar VI.8 generator dengan transformator blok
Untuk sistem yang titik natralnya tidak di tanahkan,ganguan hubung tanah di feeder keluar menimbulkan
pergeseran tegangan titik netral tetapi ini juga akan di blok sehingga relay gangguan hubung singkat tanah
GF pada gambar VI.6 juga akan bekerja.
c. Suhu tinggi
Masalah suhu yang terlalu tinggi,hal ini bisa terjadi pada sttor atau pada bantala generator.
Suhu stator terlalu tinnggi bisa di sebebkan karena pembebanan lebih pada generator yang
terlalu lama ventilasi yang kurang sempurna atau karena banyak debu /kotoran yang
menempel pada isolasi lilitan stator sehingga menghambat pelepasan panas lilitan stator atau
ada hubung singkat kecil yang tidak terdeteksi oleh relay-relay yang ada.
Suhu bantalan terlalu tinggi bisa di sebabkan karena penyetelan bantalan yang kurang baik
,minyak pelumas kotor atau tidak cocok spesifikasinya atau karena aliran minyak pelumas
yang kurang baik.
Aliran minyak peluamas yang kurang baik bisa di sebabkan tekananya yang kurang baik bisa
di sebabkan tekanannya yang kurang tinggi atau ada salurannya tersumbat.
Untuk mengamankan generator terhadap masalah suhu,di pakai relay suhu yang pada
terhadap masalah suhu,di pakai men trip PMT generator.
d. Penguatan hilang
Jika terjadi gangguan pada rangkaian arus penguat sehingga medan penguat generator
menjadi lemah atau hilang,maka generator bisa menjalani kondisi “out of step” atau lepas
dari singkronisasinya dengan sistem dan dapat menimbulkan ganguan dalam sistem
khususnya apabila hal ini menyangkut generator yang besar.
e. Hubung singkat dalam sirkit rotor
Apabila terjadi hubungan singkat dalam sirkit rotor maka generator akan mengalami loss of
field seperti di uraikan dalam butir 5B di atas dan juga sirkir rotor generator dapat
mengalami kerusakan yang di sebabkan arus hubung sirkit rotor.
Untuk mencegah kerusakan ini di pakai relay arus lebih atau sekering lebur dalam sirkit rotor.
C. Pengaman terhadap ganguan dalam mesin penggerak
Gangguan dalam mesin penggerak ada kalahnya memerlukan trip dari PMT generator, misalnya
apabila tekanan minyak terlalu rendah maka mesin penggerak perlu segera di hentikan maka
mesin penggerak perlu segera tekanan minyak peluaman yang terlalu rendah dapat menimbulkan
kerusakan bantalan. Untuk menghindarkan tetap berputarnya generator sebagai akibat daya yang
merubah generator menjadi motor,maka PMT generator perlu di trip.
Begitu pula apabila suhu air pendingin pada mesin diesel atau turbin penggerak generator
menjadi terlalu tinggi maka mesin diesel turbin uap harus segera di hentikan dan PMT generator
harus juga di trip.
Trip dari PMT generator karena tekanan minyak pelumas yang terlalu rendah atau karena suhu air
pendingin yang terlalu tinggi di lakukan oleh relay mekanik.
Oleh karenanya pada generatornya dengan daya terpasang di atas nilai tertentu yang di gerakkan
turbin uap, turbin gas atau turbin air di pakai relay daya balik.
VI.5 STANDARISASI PENGAMANAN
Dalam pasal VI.4 telah di sebut pengguna relay tertentu untuk generator yang mempunyai daya
terpasang di atas nilai tertentu.
Nilai tertentu ini tidak ada rumusnya tetapi merupakan kebijaksanaan yang strandarisasi dalam
perusahan listrik.
Untuk mengetahui nilai ini yang berlaku di PLN selain memperhatikan fungsi alat pengaman
seperti di uraikan dalam pasal VI.4 juga mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:
A. Biaya inventasi untuk memasang instalasi pengaman/relay tertentu.
B. Kemungkinan terjadinya ganguan yang di amankan dengan relay tersebut dalam butir VI.5.A
C. Pengaruh dari kerusakan yang bisa timbul oleh ganguan tersebut dalam butir VI.5.B
khususnya pengaruhnya bagi operasi sitem tenaga listrik.
VI.6 PENGAMAN TRANSFORMATOR
Pengaman transformator terdiri dari:
A. Pengamanan terhadap gangguan di luar transformator
B. Pengamanan terhadap gangguan di dalam transformator
Karena tranformator di gardu induk pada umumnya berhubungan dengan rel dan rel langsung
berhubungkan dengan saluran transmisi sedangkan saluran transmisi sedangkan saluran transmisi
ke-banyakan adalah saluran udara jumlah ganguan di salurkan transmisi adalah lebih besar dari
pada generator.
Petir yang banyak menyambar saluran udara setelah menjalar di saluran udara kemudian menuju
transformator tetapi terlebih dahulu akan di “potong:” oleh lighting areste.
Gambar VI.9 GELOMBANG PETIR YANG DI POTONG OLEH LIGHTNING ARESTE
Walaupun gelombang petir ini telah di potong oleh lighting areste dan isolasi transformator telah
di perhitungkan terhadap gelombang petir yang terpotong,namun hal ini tetap menimbulkan
“strees”di dalam isolasi transformator.
Ganguan ini merupakan ganguan di dalam transformator yaitu apabila di sebabkan hubung
singkat di dalam lilitan transformator, walaupun hubung singkat ini sesungguhnya di sebebkan
ganguan luar”p[etir” yang menjalar dalam trnsformator .proses ini mungkin juga tidak bersifat
seketika artinya tidak seketika ada petir yang menyambar saluran udara lalu transformator yang
arresternya kurang baik langsung jebol isolasinya.hal ini tentu saja tergantung pada sampai
berapa jauh arrester bekerja”kuarang baik”.
untuk pengamanan transformator terhadap ganguan dalam tansformator seperti halnya pada
generator di pakai relay diferensial sedangkan ganguan hubung tanah di pakai restricted eart relay
seperti gambar VI.10
Gambar VI.10 rangakaian restricted eart relay
Dalam keadaan normal I A+IB =0 sehingga relay R tidak bekerja di samping itu pada transformator
tegangan tinggi umumnya ada relay BUCHOLZ yang bekerja atas dasar timbulnya gelembung-gelembung
gas dari minyak transformator seperti gambar VI.11
Gambar VI.11 prinsip kerja relay bucholz
Apabila timbul gelembung-gelembung gas maka pelampung akan turun dan menutup kontak air rasa mula-mula
untuk alarm kemudian untuk Trip Coil PMT Transformator.
Disamping itu ada pula relay yang bekerja atas dasar kenaikan tekanan gas yang tiba-tiba yang seperti halnya relay
Bucholz berfungsi mengamankan transformator terhadap gangguan didalam transformator.Relay Bucholz
dan juga relay kenaikan tekanan gas yang tiba-tiba bekerjanya relative lambat dibandingkan dengan relay
diferensial dan restricted earth fault relay,karena harus menunggu timbulnya gelembung-gelembung gas
terlebih dahulu.
Pada Load break Switch terdapat sekering lebur yang berfungsi melindungi transformator terhadap gangguan
hubung singkat sedangkan relay arus lebih primer bertugas mengamankan transformator mengamankan
transformator terhadap beban lebih.Pisau-pisau load break switch hanya mampu memutus arus lebih
sedangkan arus hubung singkat harus diputus oleh sekering lebur yang terpasang pada load break switch.
VI.7 PENGAMANAN SUTT
Sebagaimana telah di uraikan dalam bab VI. SUTT bagian dari sistem yang paling banyak menagalami ganguan
Hal ini menyebabkan masalah pengamanan SUTT merupakan masalah yang paling sulit dalam pengamanan sistem
tenaga listrik.ganguan pada SUTT lebih dari 90 bersifat temporer dan pada umumnya masalah koordinasi
pengamanan (selektif)merupakan persoalan yang menonjol dalam maslah pengamanan SUTT
Pada SUTT radial dalam sistem yang sederhana pengamanan dapat di lakukan dengan menggunakan relay arus lebih
saja tapi jika sistem berkembang lebih besar maka pengguanaan relay arus lebih sja akan menemui
kesulitan karena timbulnya akumulasi waktu seperti yang di tungjukka dalam gambar VI..12
Gambar VI.12 SUTT radial dengan relay arus lebih yang mempunyai penyeltelan waktu tp ,t2 seterusnya.
Untuk dapat menimbulkan selektifitas maka penyetelan waktu haruslah sedemikian hingga t1>t2>t3>t4>t5 dan
seterusnya.
Di dalam praktek t1-t2=t2>t3 dan seterusnya t,nilai t adalah kira-kira 0,5….apabila t>0,5detik maka proses
akumulasi waktu menjadi akan lebih besar walaupun selktivitas kerja relay makin terjamin
Dalam sistem yang besar maka arus ganguan (arud hubung singkat juga makin besar sehingga di inginkan relay
yang bekerja cepat.seperti terlihat pada gambar VII.12 generator beserta peralatan instalasinya harus tahan
harus tahan menghadapi arus hubung singkat yang terjadi jika ada gangguan pada rel dimana ia tersambung
selama waktunya t1.apabila pada SUTT kedua ujungnya terdapat sumber daya maka penggunaan relay arus
lebih tidak dapat menjamin selektifitas protection lagi,karena apabila terjadi ganguan SUTT daya yang
menuju titik ganguan datang dari dua arah sehingga dengan time granding nilai arus lebih sukar di capai
keadaan dimana hanya seksi yang tergangu saja yang PMTnya trip.
Gambar VI.13 SUTT dengan sumber daya pada kedua ujungnya
Kelemahan ini dapat di kurangi apabila di pakai power directional relay (relay daya terarah)yang berkerja apabila
ganguan terjadi di depan PMT. Penggunaan power directional relay ini dengan time granding dapat
mengurangi jumlah relay yang tidak perlu bekerja apabila terjadi pada slah satu seksi SUIT, namun belum
bisa menjamin bahwa PMT seksi yang tergangu yang bekerja. Penulis tidak melihat banyak keuntungan
dalam menggunakan directional power relay untuk pengaman SUTT.
VI.8 RELAY IMPEDANSI
Sehubungan dengan kelemahan 2 yang terjadi pada pengguanaan relay arus lebih maupun ddirectional power relay
untuk pengamanan SUT17 seperti telah di uraikan dalam pasal VI.7 maka pada sistem yang arus hubung
singkatnya sudah relative tinggi di pakai relay impedansi.Relay impedansi bekerjanya cepat dan selektifitas
di lakukan dengan mengukur impedansi SUTT yang di amankan sehingga tidak timbul masalah akumulasi
waktu. Pada waktu SUTT tergangu maka relay impedansi akan melihat turunnya impedansi dari SUTT dan
kemudian relay bekerja
Relay impedansi terdiri dari bagian okok sebagai berikut :
a. Elemen start (starting element)
b. Elemen pengukur (measuring element)
c. Elemen waktu (tmer)
a. Elemen start adalah seperti yang di tunjukkan oleh gambar VI.14
Apabila terjadi ganguan pada SUTT maka harus arus I bertambah besar dan kumparan arus KA akan
menghasilkan gaya tarik yang melawan pegas tarik sehingga akhirnya kontak relay elemen start akan
menutup kontaknya dan memberikan tegangan pada SUTT seringkali juga menyebabkan turunya
tegangan. V sehingga gaya btarik kumparan tegangan KT juga menurun dan hal ini akan ikut
mempercepat kerjnya relay elemen start untuk menutup kontaknya.maka di katakan bahwa elemen
start bekerja sebanding terhadap arus I dan bekerja berbanding terbalik terhadap tegangan V,atau
sebanding terhadap I/V=I/Z dan di katakana bahwa relay bersifat mho.
b. Elemen pengukur pada relay impedansi elektro magnetic adalah suatu keeping induksi yang di
gerakkan oleh dua kumparan tegangan yang masing-masing menghasilkan kopel yang berlawanan arah
pada keeping induksi. Hal ini di tunjukan oleh gambar VI.16 menunjukkan bagaimna tegangan E1 dan
E2 di ambil melalui transformator arus dan dummy impedance.
Gambar VI.17 menggambarkan diagram vector tegangan dan arus yang bekerja pada relay elemen
yang mengukur rangkaiannya di tunjukkan oleh gambar VI.15 dan gambar VI.16.
Gambar VI.15 kumparan yang mengerakkan keeping induksi pada elemen pengukur relay impedansi
buatan brown dan boveri (swiss). Kedua kumparan ini mempunyai kedudukan yang letaknya berbeda
90 satu sama lain.
Gambar VI.16 rangkaian listrik dari trafo tegangan,trafo arus dan dummy impedance M dalam elemen
pengukur dari relay impedansi buatan brown dan boveri beserta di agaram vector tegangan danj arus
dalam SUTT.
Jika tegangan fasa ke titik netral N atau tegangan fasa SUTT adalah VR VS dan VT maka tegangan
jepit dari SUTT:
VRS = VR-VS
VST=VS –VT
VTR=VT-VR
Arus fasa dalam SUTT adalah IS IR dan IT,impedansi dari dummy impedance adalah ZM sedangkan arus
yang melalui dummy impedance adalah IM maka selanjutnya bdi dapat diagram vector seperti terlihat pada
gambar VI.17a dan VI.17.b dengan pengertian bahwa IM=IR-IT dalam besaran sirkit relay.
Gambar VI.19 karekteriktik trip dari elemen pengukur terhadap gangguan simetris 3 fasa
Apabila impedansi dari SUTT yang di amati relay z ada di dalam lingkarang karakteristik relay seperti
terlihat pada gambar VI.19 maka kopel resultan t terhadap keeping induksi (relay)elemen pengukur akan
menggerakkan kep[ing induksi kea rah trip dari PMT SUTT. Apabila ada di luar lingkaran akan
membiarkan trip sikit PMT SUTT tetap terbuka.
Dengan mempertimbangkan adanya kesalahan2 (error) ;pengukuran pada transformator tegangan dan
transformator arus serta juga adanya kesalahan pada penyetelan relay maka umumnya penyetelan zona
protection tidaklah di buat sma dengan impedansi seksi SUTT yang di lindungi relay melainkan berselisih
kira2 155% .
Gambar vi.20 relay impedansi dengan tiga zona protection p[ada SUTT
Apabila selisih ini njegatif maka di katakan under reach dan apabila positif dikatakan penyetelannya over
reach .
gambar VI.21 (a) seksi-seksi SUTT yang di amankan relay impedansi (b) penyetelan waktu untuk setiap
zona protection dalam uraian mengenai elemen pengukur hanya di bahas dalam uraian mengenai elemen
pengukur hanya di bahas ganguan tiga fasa yang simetris. Jika pembaca ingain mengetahui bagaiman
pekerjnya relay impedansi khususnya elemen pengukurnya terhadap macam-macam ganguan yang lain
penulis mempersilahakan membaca buku-buku yang khusus membahasa sistemprotection.
S= elemen start ZI Z2 Z3 ,masing-masing adalah elelmen pengukur untuk zona 1,zona 2,zona 3
T= elemen pengatur waktu
Gamabar VI.22 bagan hubungan antara elemen2 dalam relay impedansi
Gambar VI.22 mengambarkan hubungan antara elemen2 dalam relay impedansi.apabila terjadi ganguan
pada SUTT maka mula2 elemen start bekerja.elemen start memerintahkan elemen pengatur waktu T yang
umumnya berhubungan langsung dengan elemen pengukur zona 1 Z1 sehingga apabila ganguan terjadi
Dalam zona 1 maka relay akan bekerja seketika tanpa time delay (penundaan waktu).
Apabila tidak ada ganmugan dalam zona 1 maka setelah mencapai waktu t2 elemen pengatur waktu T akan
memerintahkan elemen pengumkur Zona 2 bekerja.selanjutnya apabila ada ganguan dalam zona 2 maka
setelah mencapai waktu t3 elemen pengatur waktu T akan menggerkakan elemen pengukur untuk zona 3.
VI.9 PENGARUH TAHANAN BUSUR TAPI GANGGUAN
Busur api listrik yang timbul dititik gangguan mempunyai tahanan yang menimbulkan kesahalahan (error)
terhadap kerjanya elemen pengukur dari relay impedansi.
Gambar VI.23 Pengaruh busur api gangguan terhadap Gambar VI.24 Karakteristik relay impedansi
karakteristikrelay impedansi relay impedansi. elektronik (solid state)
VI.10 INTERTRIPPING
Peralatan intertripping dipasang pada SUTT dengan maksud untuk menjamin agar apabila relay impedansi
diu kedua ujung SUTT berbeda,maka PMT di kedua ujung SUTT harus trip bersama sama secepat
mungkin.
Gambar VI.25 SUTT sirkit ganda dengan PMT A,B,C dan D yang masing-masing mempunyai relay
impedansi dengan penyetelan under reach.
Jika dkedua ujung seksi SUTT seperti terlihat pada gambar VI.25 dipakai relay impedansi yang berhadapan
seperti lazimnya terdapat dalam preaktek,ada kemungkinan apabila ada gangguan di SUTT tersebur seperti
terlihat pada gambar VI.25 yaitu pada zona 2 dari relay PMT A,tetapi pada zona 1 dari relay PMT C maka
PMT C akan membuka terlebih dahulu kemudian disusul oleh PMT A.
Gambar VI.26 penyetelan zona 1 dan zona 2 relay impedansi pada Blocking Scheme.
Sinyal ini disebut “blocking signal”.Demikian pula PMT D apabila melihat gangguan dibelakangnya harus
mengirim blocking signal kepada relay PMT B untuk mencegah PMT B trip.
VI.11 SISTEM DENGAN KUMPARAN PETERSEN
Seperti telah disebut V.2,sebab gangguan yang paling banyak adalah petir.Gangguan karena petir ini
kebanyakan menimbulkan gangguan satu fasa ke tanah.Pada gangguan satu fasa ke tanah maka arus
gangguan akan mengalir menuruti jalur yang digambarkan dalam gambar VI.27 yaitu untuk SUTT yang
berasal dari lilitan transformator yang titik netralnya tidak ditanahkan.
Gamabar VI.27 jalur arus ganguan pada SUTT yang berasal dari transformator yang titik netralnya tidak di
tanakkan.
Terlihat bahwa arus yang memelalui titik:
If = Icr + Ics + Ict yaitu jumlah vector arus yang dihasilkan oleh kapasitansi setiap fasa terhadap
tanah.Untuk memperkecil arus yang melalui titik gangguan dipasang kumparan Petersen antara titik netral
transformator dengan tanah.
Gambar VI.28 (a).Sirkit listrik SUTT yang diisi oleh transformator yang titik netralnya ditanahkan melalui
kumparan Petersen,(b) diagram vector tegangan dan arus untuk sirkit listrik gambar VI.28(a).
Tegangan-tegangan yang menggerakkan arus-arus kapasitif Ict dan Ics masing-masing adalah Vtr dan Vsr
sedangkan arus yang melalui kumparan patersen Irn digerakkan oleh tegangan Vrn.
Kerugian penggunaan Petersen ini adalah bahwa arus gangguan If yang kecil sukar dibaca oleh relay arus
hubung tanah GFR pada gambar VI.28(b) sehingga apabila terjadi gangguan hubung tanah yang permanen
maka tidak ada relay yang bekerja dan PMT juga tidak trip.
Gambar VI.29 Sirkit listrik transformator tegangan untuk mendeteksi gangguan hubung tanah.
Ditinjau dari klasifikasi isolasi,isolasi sistem dengan kumparan Petersen harus disamakan dengan sistem
yang titik netralnya tidak ditanahkan sehingga tidak ada penghematan isolasi.hal ini di sebakna karena
kumparan Petersen mempunyai nilai impedansi tinggi sehingga apabila salah satu fasa mengalami ganguan
hubungan tanah maka tegangan dari dua fasa lainnya yang tidak tergangu terhadap tanah bisa mencapai
nilai yang praktis sma dengan tegangan antar fasa.
Meskipun tinggi tegangan operasi sistem makin besar arti penghematan isolasi yang di dapat dari cara
mentanahkan titik netral.
Oleh karenanya di PLN penggunann kumparan Petersen hanya sampai pada sistemdengan tegangan 70 KV
dan inipun secara berangsur angsur di hapus.
Untuk memperbaiki performance sistem dengan kumparan Petersen di pakai tahanan R yang di pasang
paralel dengan kumparan Petersen PC seperti di tunjukkan dalam gambar VI.29.PMT dari tahanan R baru
masuk apabila terjadi gangguan satu fasa ke tanah yang permanen dan telah berlangsung beberapa detik.
Dengan masuknya tahanan R ini maka di harapkan arus hubung tanah menjadi lebih besar sehingga dapat
di baca oleh relay arus hubung tanah GFR pada gambar VI.28. (a).
Untuk menjamin agar hanya SUTT yang terganggu saja yang PMT nya trip maka relay GFR harus bersifat
power directional, artinya GFR hanya akan bekerja apabila daya mengalir dari transformator keluar menuju
SUTT.
Sedangkan SUTT lainnya yang tidak terganggu tetapi turut mengirim arus kapasitif arah dayanya menuju
transformator sehingga relay hubung tanahnya (GFR) karna bersifat power directional tidak akan bekerja.
V1.12 SISTEM DENGAN TITIK NETRAL YANG DI TANAHKAN
Di tinjau dari segi pengamanan sistem tenaga listrik khususnya dari segi bekerjanya relay,
pertanahan titik netral mempengaruhi kepekaan relay terhadap gangguan hubung tanah.
Untuk menaikkan kepekaan sistem terhadap gangguan hubung tanah maka titik netral perlu di
tanahkan.
Titik netral sistemdi tanahkan dengan cara:
a. Secara langsung.
b. Melalui tahanan.
c. Melalui reactor (kumpulan dengan impedansi yang relative kecil).
Pentanahan titik netral secara langsung dapat memberikan penghematan isolasi seperti telah di
uraikan di atas tetapi di lain pihak menyebabkan arus gangguan fase ke tanah menjadi besar
sedangkan gangguan satu fase ke tanah adalah gangguan terbanyak, sehingga pentanahan titki
netral secara langsung bisa menyebabkan harga PMT menjadi lebih mahal atau paling tidak
pemeliharaan PMT harga lebih sering di lakukan.
VI.13 PENGGUNAAN PENUTUP BALIK (AUTO RECLOSERS)
Penggunaan penutup balik pada saluran udara dimaksudkan untuk mengurang waktu pemutusan
penyaluran daya apabila terjadi gangguan temporer pada saluran tersebut.
Seperti telah diuraikan dalam pasal VI.11 sistem titk netralnya di tanah kan baik secara langsung
maupun melalui tahanan atau reaktor, menjadi peka terhadap gangguan hubung tanah.
Ada dua macam penutup balik:
A. Penutup balik tiga fasa.
Penutup balik tiga fasa tidak menimbulkan masalah dalam operasi sistem tenaga listrik apabila di
pakai pada SUTT atau SUTM yang radial.
Untuk mencegah terjadinya hubu8ngan asinkron telah di buat pola penggunaan penutup balik
seperti tertulis dalam standar PLN No.52 1 1983 pasal 4 yang isinya secara singkat adalah sebagai
berikut:
1. Apabila ada dua sirkit SUTT pada suatu tiang transmisi maka penggunaan penutup balik tiga
fasa hanya diperbolehkan apabila ada relay yang mendeteksi bahwa sirkit sebelahnya dari
sirkit yang penutup baliknya bekerja masih dalam keadaan masuk.
2. Apabila antara dua rel GI yang di hubungkan SUTT terdapat minimum tim sirkit SUTT yang
menghubungkan maka pemakaian penutup balik tim pada SUTT tersebut dapat menggunakan
relay dead line verivier dan syncrho check.
3. Penutup balik tiga fase tidak boleh bekerja apabila gangguan yang terjadi adalah gangguan
tiga fase, karna gangguan tiga fase besar kemungkinannya tidak bersifat temporer.
B. Penutup balik satu fase
Penutup balik satu fasa tidak menimbulkan bahaya hubungan asinkron apabila di pakai pada
SUTT yang kedua ujungnya ada sumber dayanya, asalkan ada relay yang mencegah penutup balik
apabila terjadi gangguan tiga fasa, karna penutup balik satu fasa tidak di lengkapi dengan relay
syncrho check, sedangkan apabila yang terganggu tiga fasa sehingga terjadi pembukaan ketiga
fasa PMT maka kedua sumber terganggu yang dihubungkan oleh SUTT menjadi tidak sinkron.
VI.14 PENGAMANAN KABEL TANAH
Kabel tanah banyak digunakan dalam jaringan distribusi tegang menengah, tetapi dalam jaringan
distribusi tegangan menengah kabel tanah kebanyakan merupakan feeder radial dengan sumber
daya terletak pada satu ujung saja, sehingga untuk pengamanannya cukup digunakan relay arus
lebih saja.
VI.15 PENGAMAN CADANGAN PADA SALURAN TRANSMISI
Seperti telah di uraikan dalam pasal VI.8. SUTT diamankan oleh relay impedansi.
Sehubung dengan tugas ini maka untuk saluran transmisi 70 KV dan 150 KV baik untuk SUTT
maupun kabel tanah pengaman cadangannya adalah:
a. Relay arus lebih.
b. Relay arus hubung tanah.
Rangkaian listrik relay arus hubung tanah merupakan rangkaian untuk menampung arus
urutan nol seperti di tunjukkan oleh gambit VI.33.
VI.16 RELAY GANGGUAN HUBUNG TANAH YANG SELEKTIF
Relay gangguan hubung tanah yang selektif dipakai pada saluran transimsi dengan sirkit
ganda, relay ini dapat memiliki sirkit mana yang mengalamai gangguan hubung tanah.
Rangkaian listriknya adalah seperti Gambar VI. 35.
Pada setiap sirkit terdapat tiga buah terdapat tiga buah transformator arus masing-masing
sebuah untuk setiap fasa dan hubungannya di susun seperti pada gambar VI 35,yang berarti
bahwa apabila tidak ada ganguan hubung tanah maka tidak ada arus urutan nol sehingga juga
tidak ada arus yang melalui relay, sehingga relay tidak bekerja.
T.A. = Transformator P= kontak relay daya
FDR= relay arus hubung tanah selektif GFR= kontak relay arus hubung tanah
selektif
Gambar VI.36 A. relay arus hubung tanah selektif dan relay daya pada saluran transmisi sirkit
ganda; B.kontak-kontak yang digerakkan oleh relay arus hubung tanah selektif dan relay
daya.
VI.17 PENGAMAN REL
Kemungkinan terjadi ganguan dalam rel di GI atau pusat listrik adalah kecil.namun apabila hal yang
terjadi dampaknya dalam dsistem akan luas apabila tidak ada pengaman rel.di lain pihak,pengaman rel
memerlukan biaya yang tidak kecil, oleh karenanya pengaman rel di pakai secara selektif.prinsip kerja
dari pengaman rel sesungguhnya adalah seperti pengaman differential dengan prinsip bahwa jumlah
vector dari arus yang masuk dan keluar dari suatu rel adalah sama,apabila tidk ada ganguan dalam rel
yang bersangkutan.
Gambar VI.37 menunjukkan pengaman rel dengan sistem impedansi tinggi. Hanya di gambarkan dari
fasa R saja.
Gambar VI.37. menunjukkan rangkaian dari relay diferential pengaman rel yang menggunakan
impedansi Z untuk menimbulkan tegangan dari nilai yang akan mengerjakan relay diferential D. dalam
praktek walaupun tidak ada ganguan jumlah vector dari arus yang masuk dan keluar rel tidak mungkin
betul-betul mencapai nol karena perbandingan transformator arus sesungguhnya.
VI.18 RELAY KEGAGALAN PMT (BREAKER FAILURE RELAY)
Pada pusat-pusat listrik dan GI2 yang pentuing,dalam arti perananya dalam opwerasi sistem, relative
besar, biasanya di pakai pula relay yang bekerja pabila terjadi kegagaln kerja dari PMT, yaitu relay
kegagalan PMT atau dalam bhs inggris di sebut breaker failure relay. Ap[bila relay ini bekerja maka
ia akn melepasmu PMT yang langsung berhubungan secara listrik dengan PMT yang megalami
kegagalan.sebagai contoh dapat di liat keadaan yang di gambarkan oleh gambar VI.38.
Gambar VI.38. sebuah pusat listrik dengan generator tiga penghantar dan sebuah transformator
pemakaian sendiri yang di hubungkan pada rel dengan PMT 1,5.
VI.19 PENTANAHAN SISTEM DISTRIBUSI
Jaringan distribusi primer PLN yaitu bertegangan 20KV,12KV DAN 6KV mempunyai cara pentanahan
titik netral yang berbeda-beda sehingga pengamannya berbeda.
Jaringan 20KV pentanahan titi netral.
a. Melalui tahanan yang besar.
Dengan menggunakan tahanan yang besar untuk mentanahkan dengan menggunakan tahanan
yang besar untuk mentanahkan maka arus ganguan hubung tanah di batasi ada nilai sekitar 25
ampere sehingga sistem 20KV yang di tanahkan melalui tahanan besar inio relative tidak relative
peka terhadap ganguan hubung tanah.
b. Di tanahkan secara langsung
Sistem 20KV yang titik netralnya di tanamkan secara langsung mempunyai arus ganguan hubung
tanah yang relative besar sehingga kepekaanya terhadap ganguan hubung tanah juga besar.
Sistem ini mempunyai 4 kawat yang terdiri dari 3 kawat fasa dan sebuah kawat netral yang di
pakai bersama dengtan jaringan tegangan rendah atau (commo netral).

More Related Content

What's hot

Automatic voltage regulator
Automatic voltage regulatorAutomatic voltage regulator
Automatic voltage regulatorJaja Kustija
 
Automatic Voltage Regulator
Automatic Voltage RegulatorAutomatic Voltage Regulator
Automatic Voltage RegulatorSuhanto Tuban
 
Stator earth fault protection
Stator earth fault protectionStator earth fault protection
Stator earth fault protectionwimbo_h
 
Automatic Volatage Regulator (AVR) Pertemuan 1
Automatic Volatage Regulator (AVR) Pertemuan 1Automatic Volatage Regulator (AVR) Pertemuan 1
Automatic Volatage Regulator (AVR) Pertemuan 1jajakustija
 
Makalah Sistem Proteksi Tenaga Listrik
Makalah Sistem Proteksi Tenaga ListrikMakalah Sistem Proteksi Tenaga Listrik
Makalah Sistem Proteksi Tenaga ListrikSyahrul Ramazan
 
K3 peralatan tenaga daya 1
K3 peralatan tenaga daya 1K3 peralatan tenaga daya 1
K3 peralatan tenaga daya 1ichsan2102
 
Bab 10 elektronika daya
Bab 10   elektronika dayaBab 10   elektronika daya
Bab 10 elektronika dayaEko Supriyadi
 
SISTEM_PROTEKSI_TENAGA_LISTRIK.pdf
SISTEM_PROTEKSI_TENAGA_LISTRIK.pdfSISTEM_PROTEKSI_TENAGA_LISTRIK.pdf
SISTEM_PROTEKSI_TENAGA_LISTRIK.pdfAbdulSurokhman
 
Pengaruh perubahan beban terhadap kinerja arester ZnO
Pengaruh perubahan beban terhadap kinerja arester ZnOPengaruh perubahan beban terhadap kinerja arester ZnO
Pengaruh perubahan beban terhadap kinerja arester ZnOModal Holong Education
 
2. jenis jenis panel listrik
2. jenis jenis panel listrik2. jenis jenis panel listrik
2. jenis jenis panel listrikAdi Hartanto
 
Aplikasi kontrol motor listrik secara elektromagnetik
Aplikasi kontrol motor listrik secara elektromagnetikAplikasi kontrol motor listrik secara elektromagnetik
Aplikasi kontrol motor listrik secara elektromagnetikFilla Fidyana
 
proteksi sistem tenaga listrik
 proteksi sistem tenaga listrik proteksi sistem tenaga listrik
proteksi sistem tenaga listrikAnwar Sapi'i
 
Jenis dan kegunaan kontaktor magnet
Jenis dan kegunaan kontaktor magnetJenis dan kegunaan kontaktor magnet
Jenis dan kegunaan kontaktor magnetHafitAfandi
 

What's hot (20)

Automatic voltage regulator
Automatic voltage regulatorAutomatic voltage regulator
Automatic voltage regulator
 
Proteksi Tenaga Listrik
Proteksi Tenaga Listrik Proteksi Tenaga Listrik
Proteksi Tenaga Listrik
 
Automatic Voltage Regulator
Automatic Voltage RegulatorAutomatic Voltage Regulator
Automatic Voltage Regulator
 
Stator earth fault protection
Stator earth fault protectionStator earth fault protection
Stator earth fault protection
 
Automatic Volatage Regulator (AVR) Pertemuan 1
Automatic Volatage Regulator (AVR) Pertemuan 1Automatic Volatage Regulator (AVR) Pertemuan 1
Automatic Volatage Regulator (AVR) Pertemuan 1
 
Bab iii
Bab iiiBab iii
Bab iii
 
Sistem proteksi tenaga listrik
Sistem proteksi tenaga listrikSistem proteksi tenaga listrik
Sistem proteksi tenaga listrik
 
Makalah Sistem Proteksi Tenaga Listrik
Makalah Sistem Proteksi Tenaga ListrikMakalah Sistem Proteksi Tenaga Listrik
Makalah Sistem Proteksi Tenaga Listrik
 
K3 peralatan tenaga daya 1
K3 peralatan tenaga daya 1K3 peralatan tenaga daya 1
K3 peralatan tenaga daya 1
 
Bab 10 elektronika daya
Bab 10   elektronika dayaBab 10   elektronika daya
Bab 10 elektronika daya
 
SISTEM_PROTEKSI_TENAGA_LISTRIK.pdf
SISTEM_PROTEKSI_TENAGA_LISTRIK.pdfSISTEM_PROTEKSI_TENAGA_LISTRIK.pdf
SISTEM_PROTEKSI_TENAGA_LISTRIK.pdf
 
Pengaruh perubahan beban terhadap kinerja arester ZnO
Pengaruh perubahan beban terhadap kinerja arester ZnOPengaruh perubahan beban terhadap kinerja arester ZnO
Pengaruh perubahan beban terhadap kinerja arester ZnO
 
Lv switchgear
Lv switchgearLv switchgear
Lv switchgear
 
2. jenis jenis panel listrik
2. jenis jenis panel listrik2. jenis jenis panel listrik
2. jenis jenis panel listrik
 
9 Sistem Pentanahan
9 Sistem Pentanahan9 Sistem Pentanahan
9 Sistem Pentanahan
 
Rangkaian dimmer
Rangkaian dimmerRangkaian dimmer
Rangkaian dimmer
 
Aplikasi kontrol motor listrik secara elektromagnetik
Aplikasi kontrol motor listrik secara elektromagnetikAplikasi kontrol motor listrik secara elektromagnetik
Aplikasi kontrol motor listrik secara elektromagnetik
 
proteksi sistem tenaga listrik
 proteksi sistem tenaga listrik proteksi sistem tenaga listrik
proteksi sistem tenaga listrik
 
Jenis dan kegunaan kontaktor magnet
Jenis dan kegunaan kontaktor magnetJenis dan kegunaan kontaktor magnet
Jenis dan kegunaan kontaktor magnet
 
Instalasi motor 3 fasa
Instalasi motor 3 fasaInstalasi motor 3 fasa
Instalasi motor 3 fasa
 

Viewers also liked

Soal perencanaan sistem tenaga listrik
Soal perencanaan sistem tenaga listrikSoal perencanaan sistem tenaga listrik
Soal perencanaan sistem tenaga listrikdewayudha_21
 
Teknik Distribusi
Teknik DistribusiTeknik Distribusi
Teknik Distribusisulsandy
 
86656891 study-recloser-unnes
86656891 study-recloser-unnes86656891 study-recloser-unnes
86656891 study-recloser-unnesrandy_wiyarga
 
Dasar Teknik Tegangan Tinggi
Dasar Teknik Tegangan TinggiDasar Teknik Tegangan Tinggi
Dasar Teknik Tegangan Tinggiedofredika
 
Teknik tenaga listrik 2
Teknik tenaga listrik 2Teknik tenaga listrik 2
Teknik tenaga listrik 2haafizah
 
Materi Teknik Tegangan Tinggi
Materi Teknik Tegangan TinggiMateri Teknik Tegangan Tinggi
Materi Teknik Tegangan TinggiGredi Arga
 
Soal Analisa Sistem Tenaga Listrik
Soal Analisa Sistem Tenaga ListrikSoal Analisa Sistem Tenaga Listrik
Soal Analisa Sistem Tenaga Listrikazikin09
 
Analisa sistem tenaga(sistem per unit)-1
Analisa sistem tenaga(sistem per unit)-1Analisa sistem tenaga(sistem per unit)-1
Analisa sistem tenaga(sistem per unit)-1Faizin Pass
 
Materi Teknik Tenaga Listrik
Materi Teknik Tenaga ListrikMateri Teknik Tenaga Listrik
Materi Teknik Tenaga ListrikCharis Muhammad
 
Dasar pembangkit dan pengukuran teknik tegangan tinggi
Dasar pembangkit dan pengukuran teknik tegangan tinggiDasar pembangkit dan pengukuran teknik tegangan tinggi
Dasar pembangkit dan pengukuran teknik tegangan tinggiIndra S Wahyudi
 
Maintenance and Repair "Genset and Transformers"
Maintenance and Repair "Genset and Transformers"Maintenance and Repair "Genset and Transformers"
Maintenance and Repair "Genset and Transformers"Alfia Estitika
 
FISIKA FLUIDA ANIMASI
FISIKA FLUIDA ANIMASIFISIKA FLUIDA ANIMASI
FISIKA FLUIDA ANIMASIManaka Manaka
 
Gangguan Pada Sistem Tenaga Listrik
Gangguan Pada Sistem Tenaga ListrikGangguan Pada Sistem Tenaga Listrik
Gangguan Pada Sistem Tenaga Listrikderrydwipermata
 

Viewers also liked (20)

Soal perencanaan sistem tenaga listrik
Soal perencanaan sistem tenaga listrikSoal perencanaan sistem tenaga listrik
Soal perencanaan sistem tenaga listrik
 
Teknik Distribusi
Teknik DistribusiTeknik Distribusi
Teknik Distribusi
 
86656891 study-recloser-unnes
86656891 study-recloser-unnes86656891 study-recloser-unnes
86656891 study-recloser-unnes
 
Fluida
FluidaFluida
Fluida
 
Rangkuman Teknik Tenaga Listrik
Rangkuman Teknik Tenaga ListrikRangkuman Teknik Tenaga Listrik
Rangkuman Teknik Tenaga Listrik
 
Dasar Teknik Tegangan Tinggi
Dasar Teknik Tegangan TinggiDasar Teknik Tegangan Tinggi
Dasar Teknik Tegangan Tinggi
 
Teknik tenaga listrik 2
Teknik tenaga listrik 2Teknik tenaga listrik 2
Teknik tenaga listrik 2
 
Teknik tegangan tinggi
Teknik tegangan tinggiTeknik tegangan tinggi
Teknik tegangan tinggi
 
Fenomena Petir
Fenomena PetirFenomena Petir
Fenomena Petir
 
Spln 68 2-1986
Spln 68 2-1986Spln 68 2-1986
Spln 68 2-1986
 
Materi Teknik Tegangan Tinggi
Materi Teknik Tegangan TinggiMateri Teknik Tegangan Tinggi
Materi Teknik Tegangan Tinggi
 
Soal Analisa Sistem Tenaga Listrik
Soal Analisa Sistem Tenaga ListrikSoal Analisa Sistem Tenaga Listrik
Soal Analisa Sistem Tenaga Listrik
 
Wiring diagram penerangan
Wiring diagram peneranganWiring diagram penerangan
Wiring diagram penerangan
 
Analisa sistem tenaga(sistem per unit)-1
Analisa sistem tenaga(sistem per unit)-1Analisa sistem tenaga(sistem per unit)-1
Analisa sistem tenaga(sistem per unit)-1
 
Materi Teknik Tenaga Listrik
Materi Teknik Tenaga ListrikMateri Teknik Tenaga Listrik
Materi Teknik Tenaga Listrik
 
Soal Ujian Utama Pembangkit
Soal Ujian Utama PembangkitSoal Ujian Utama Pembangkit
Soal Ujian Utama Pembangkit
 
Dasar pembangkit dan pengukuran teknik tegangan tinggi
Dasar pembangkit dan pengukuran teknik tegangan tinggiDasar pembangkit dan pengukuran teknik tegangan tinggi
Dasar pembangkit dan pengukuran teknik tegangan tinggi
 
Maintenance and Repair "Genset and Transformers"
Maintenance and Repair "Genset and Transformers"Maintenance and Repair "Genset and Transformers"
Maintenance and Repair "Genset and Transformers"
 
FISIKA FLUIDA ANIMASI
FISIKA FLUIDA ANIMASIFISIKA FLUIDA ANIMASI
FISIKA FLUIDA ANIMASI
 
Gangguan Pada Sistem Tenaga Listrik
Gangguan Pada Sistem Tenaga ListrikGangguan Pada Sistem Tenaga Listrik
Gangguan Pada Sistem Tenaga Listrik
 

Similar to Bab 6

6 g proteksi gen7.pdf
6 g proteksi gen7.pdf6 g proteksi gen7.pdf
6 g proteksi gen7.pdfAmmadong
 
TRANSFORMATOR KELOMPOK 11.pptx
TRANSFORMATOR KELOMPOK 11.pptxTRANSFORMATOR KELOMPOK 11.pptx
TRANSFORMATOR KELOMPOK 11.pptxSyahrizsyam01
 
Protection of power system with distributed generation state of the art
Protection of  power system with distributed generation state of the artProtection of  power system with distributed generation state of the art
Protection of power system with distributed generation state of the artsuparman unkhair
 
Gangguan pada gardu induk
Gangguan pada gardu induk Gangguan pada gardu induk
Gangguan pada gardu induk odhimay
 
MAKALAH KESTABILAN TEGANGAN
MAKALAH KESTABILAN TEGANGANMAKALAH KESTABILAN TEGANGAN
MAKALAH KESTABILAN TEGANGANHastih Leo
 
Macam relay proteksi
Macam relay proteksiMacam relay proteksi
Macam relay proteksiRidwan Satria
 
Switch gear presentation
Switch gear presentationSwitch gear presentation
Switch gear presentationMangwis
 

Similar to Bab 6 (20)

SISTEM PROTEKSI TENAGA LISTRIK
SISTEM PROTEKSI TENAGA LISTRIK SISTEM PROTEKSI TENAGA LISTRIK
SISTEM PROTEKSI TENAGA LISTRIK
 
6 g proteksi gen7.pdf
6 g proteksi gen7.pdf6 g proteksi gen7.pdf
6 g proteksi gen7.pdf
 
PROTEKSI TENAGA LISTRIK
PROTEKSI TENAGA LISTRIK PROTEKSI TENAGA LISTRIK
PROTEKSI TENAGA LISTRIK
 
Sistem Proteksi SISTEM TENAGA LISTRIK
Sistem Proteksi SISTEM TENAGA LISTRIK Sistem Proteksi SISTEM TENAGA LISTRIK
Sistem Proteksi SISTEM TENAGA LISTRIK
 
TRANSFORMATOR KELOMPOK 11.pptx
TRANSFORMATOR KELOMPOK 11.pptxTRANSFORMATOR KELOMPOK 11.pptx
TRANSFORMATOR KELOMPOK 11.pptx
 
Paper Seminar Final
Paper Seminar FinalPaper Seminar Final
Paper Seminar Final
 
SISTEM PROTEKSI TENAGA LISTRIK
SISTEM PROTEKSI TENAGA LISTRIK SISTEM PROTEKSI TENAGA LISTRIK
SISTEM PROTEKSI TENAGA LISTRIK
 
SISTEM PENGAMAN ( PROTEKSI) TENAGA LISTRIK
SISTEM PENGAMAN ( PROTEKSI) TENAGA LISTRIKSISTEM PENGAMAN ( PROTEKSI) TENAGA LISTRIK
SISTEM PENGAMAN ( PROTEKSI) TENAGA LISTRIK
 
Protection of power system with distributed generation state of the art
Protection of  power system with distributed generation state of the artProtection of  power system with distributed generation state of the art
Protection of power system with distributed generation state of the art
 
Gangguan pada gardu induk
Gangguan pada gardu induk Gangguan pada gardu induk
Gangguan pada gardu induk
 
GARDU INDUK SISTEM TENAGA LISTRIK
GARDU INDUK SISTEM TENAGA LISTRIK  GARDU INDUK SISTEM TENAGA LISTRIK
GARDU INDUK SISTEM TENAGA LISTRIK
 
MAKALAH KESTABILAN TEGANGAN
MAKALAH KESTABILAN TEGANGANMAKALAH KESTABILAN TEGANGAN
MAKALAH KESTABILAN TEGANGAN
 
SISTEM PROTEKSI TENAGA LISTRIK
SISTEM PROTEKSI TENAGA LISTRIK SISTEM PROTEKSI TENAGA LISTRIK
SISTEM PROTEKSI TENAGA LISTRIK
 
Macam relay proteksi
Macam relay proteksiMacam relay proteksi
Macam relay proteksi
 
Catu daya
Catu dayaCatu daya
Catu daya
 
SWITCH GEAR PADA SISTEM TENAGA LISTRIK
SWITCH GEAR  PADA  SISTEM TENAGA LISTRIK SWITCH GEAR  PADA  SISTEM TENAGA LISTRIK
SWITCH GEAR PADA SISTEM TENAGA LISTRIK
 
Switch gear presentation
Switch gear presentationSwitch gear presentation
Switch gear presentation
 
JARINGAN TEGANGAN RENDAH
JARINGAN TEGANGAN RENDAH JARINGAN TEGANGAN RENDAH
JARINGAN TEGANGAN RENDAH
 
Switchgear,
Switchgear,Switchgear,
Switchgear,
 
Bab iv
Bab ivBab iv
Bab iv
 

Recently uploaded

Bahan kuliah elemen mesin semester 2 rekayasa manufaktur
Bahan kuliah elemen mesin semester 2 rekayasa manufakturBahan kuliah elemen mesin semester 2 rekayasa manufaktur
Bahan kuliah elemen mesin semester 2 rekayasa manufakturAhmadAffandi36
 
Pelaksana Lapangan Pekerjaan Bangun air Limbah Permukiman Madya
Pelaksana Lapangan Pekerjaan Bangun air Limbah Permukiman MadyaPelaksana Lapangan Pekerjaan Bangun air Limbah Permukiman Madya
Pelaksana Lapangan Pekerjaan Bangun air Limbah Permukiman Madyadedekhendro370
 
Makalah pptMOTOR LISTRIK DAN MOTOR AC.pptx
Makalah pptMOTOR LISTRIK DAN MOTOR AC.pptxMakalah pptMOTOR LISTRIK DAN MOTOR AC.pptx
Makalah pptMOTOR LISTRIK DAN MOTOR AC.pptxDevaldiferdiansyah
 
Presentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptx
Presentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptxPresentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptx
Presentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptxyoodika046
 
Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan SOPHI.pptx
Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan SOPHI.pptxPetunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan SOPHI.pptx
Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan SOPHI.pptxpkmcipakudrive
 
PPT PELAKSANA LAPANGAN PERPIPAAN MADYA - IWAN SYAHRONI.pptx
PPT PELAKSANA LAPANGAN PERPIPAAN MADYA - IWAN SYAHRONI.pptxPPT PELAKSANA LAPANGAN PERPIPAAN MADYA - IWAN SYAHRONI.pptx
PPT PELAKSANA LAPANGAN PERPIPAAN MADYA - IWAN SYAHRONI.pptxHeruHadiSaputro
 
ESTIMASI BIAYA PEMELIHARAAN BANGUNAN BERDASARKAN PEDOMAN PEMELIHARAAN DAN.pptx
ESTIMASI BIAYA PEMELIHARAAN BANGUNAN BERDASARKAN PEDOMAN PEMELIHARAAN DAN.pptxESTIMASI BIAYA PEMELIHARAAN BANGUNAN BERDASARKAN PEDOMAN PEMELIHARAAN DAN.pptx
ESTIMASI BIAYA PEMELIHARAAN BANGUNAN BERDASARKAN PEDOMAN PEMELIHARAAN DAN.pptxadnijayautama
 
Gambar Rencana TOYOMARTO KETINDAN Malang jawa timur.pdf
Gambar Rencana TOYOMARTO KETINDAN Malang jawa timur.pdfGambar Rencana TOYOMARTO KETINDAN Malang jawa timur.pdf
Gambar Rencana TOYOMARTO KETINDAN Malang jawa timur.pdfYoyokSuwiknyo
 
Electrostatic Precipitator handbook manual
Electrostatic Precipitator handbook manualElectrostatic Precipitator handbook manual
Electrostatic Precipitator handbook manualdendranov19
 
K3 INSTALASI PENYALUR PETIR PERMEN 31 TH 2015
K3 INSTALASI PENYALUR PETIR PERMEN 31 TH 2015K3 INSTALASI PENYALUR PETIR PERMEN 31 TH 2015
K3 INSTALASI PENYALUR PETIR PERMEN 31 TH 2015IrfanAdiPratomo1
 
Jual Cytotec Di Batam Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Batam Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan KonsultasiJual Cytotec Di Batam Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Batam Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan Konsultasissupi412
 

Recently uploaded (16)

Jual Obat Aborsi Denpasar Bali ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik...
Jual Obat Aborsi Denpasar Bali ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik...Jual Obat Aborsi Denpasar Bali ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik...
Jual Obat Aborsi Denpasar Bali ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik...
 
Bahan kuliah elemen mesin semester 2 rekayasa manufaktur
Bahan kuliah elemen mesin semester 2 rekayasa manufakturBahan kuliah elemen mesin semester 2 rekayasa manufaktur
Bahan kuliah elemen mesin semester 2 rekayasa manufaktur
 
Pelaksana Lapangan Pekerjaan Bangun air Limbah Permukiman Madya
Pelaksana Lapangan Pekerjaan Bangun air Limbah Permukiman MadyaPelaksana Lapangan Pekerjaan Bangun air Limbah Permukiman Madya
Pelaksana Lapangan Pekerjaan Bangun air Limbah Permukiman Madya
 
Makalah pptMOTOR LISTRIK DAN MOTOR AC.pptx
Makalah pptMOTOR LISTRIK DAN MOTOR AC.pptxMakalah pptMOTOR LISTRIK DAN MOTOR AC.pptx
Makalah pptMOTOR LISTRIK DAN MOTOR AC.pptx
 
Obat Aborsi Sungai Penuh 082223109953 Jual Cytotec Asli Di Sungai Penuh
Obat Aborsi Sungai Penuh 082223109953 Jual Cytotec Asli Di Sungai PenuhObat Aborsi Sungai Penuh 082223109953 Jual Cytotec Asli Di Sungai Penuh
Obat Aborsi Sungai Penuh 082223109953 Jual Cytotec Asli Di Sungai Penuh
 
Presentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptx
Presentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptxPresentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptx
Presentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptx
 
Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan SOPHI.pptx
Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan SOPHI.pptxPetunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan SOPHI.pptx
Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan SOPHI.pptx
 
obat aborsi Pangkal pinang Wa 082223109953 Jual obat aborsi Cytotec asli Di P...
obat aborsi Pangkal pinang Wa 082223109953 Jual obat aborsi Cytotec asli Di P...obat aborsi Pangkal pinang Wa 082223109953 Jual obat aborsi Cytotec asli Di P...
obat aborsi Pangkal pinang Wa 082223109953 Jual obat aborsi Cytotec asli Di P...
 
PPT PELAKSANA LAPANGAN PERPIPAAN MADYA - IWAN SYAHRONI.pptx
PPT PELAKSANA LAPANGAN PERPIPAAN MADYA - IWAN SYAHRONI.pptxPPT PELAKSANA LAPANGAN PERPIPAAN MADYA - IWAN SYAHRONI.pptx
PPT PELAKSANA LAPANGAN PERPIPAAN MADYA - IWAN SYAHRONI.pptx
 
ESTIMASI BIAYA PEMELIHARAAN BANGUNAN BERDASARKAN PEDOMAN PEMELIHARAAN DAN.pptx
ESTIMASI BIAYA PEMELIHARAAN BANGUNAN BERDASARKAN PEDOMAN PEMELIHARAAN DAN.pptxESTIMASI BIAYA PEMELIHARAAN BANGUNAN BERDASARKAN PEDOMAN PEMELIHARAAN DAN.pptx
ESTIMASI BIAYA PEMELIHARAAN BANGUNAN BERDASARKAN PEDOMAN PEMELIHARAAN DAN.pptx
 
Gambar Rencana TOYOMARTO KETINDAN Malang jawa timur.pdf
Gambar Rencana TOYOMARTO KETINDAN Malang jawa timur.pdfGambar Rencana TOYOMARTO KETINDAN Malang jawa timur.pdf
Gambar Rencana TOYOMARTO KETINDAN Malang jawa timur.pdf
 
Electrostatic Precipitator handbook manual
Electrostatic Precipitator handbook manualElectrostatic Precipitator handbook manual
Electrostatic Precipitator handbook manual
 
K3 INSTALASI PENYALUR PETIR PERMEN 31 TH 2015
K3 INSTALASI PENYALUR PETIR PERMEN 31 TH 2015K3 INSTALASI PENYALUR PETIR PERMEN 31 TH 2015
K3 INSTALASI PENYALUR PETIR PERMEN 31 TH 2015
 
Obat Aborsi jakarta WA 082223109953 Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Di jakarta
Obat Aborsi jakarta WA 082223109953  Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Di jakartaObat Aborsi jakarta WA 082223109953  Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Di jakarta
Obat Aborsi jakarta WA 082223109953 Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Di jakarta
 
Jual Cytotec Di Batam Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Batam Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan KonsultasiJual Cytotec Di Batam Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Batam Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
 
Jual Obat Aborsi Batam ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik Jual Ob...
Jual Obat Aborsi Batam ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik Jual Ob...Jual Obat Aborsi Batam ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik Jual Ob...
Jual Obat Aborsi Batam ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik Jual Ob...
 

Bab 6

  • 1. TUGAS FINAL OPERASI SISTEM TENAGA LISTRIK (BAB 6 PENGAMANAN SISTEM TENAGA LISTRIK) D S U S U N OLEH NAMA : NISWAN 10582129313 MUH. ISMAIL SAPUTRA 10582126813 ADRIANSYA 10582124813 HERWIN BAKTI 10582124213 KELAS : V LISTRIK B FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
  • 2. UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2016 BAB VI PENGAMANAN SISTEM TENAGA LISTRIK V1.1 FUNGSI ALAT PENGAMAN Seperti telah diuraikan dalam bab v dalam sistem tenaga listrik banyak sekali terjadi ganguan yang sesungguhnya merupakan pristiwa hubungan singkat yang dapat merusak peralatan. Untuk melindungi peralatan terhadap gangguan yang terjadi dalam sistem di perlukan alat-alat pengamanan yang kebanyakan berupa relay mempunyai 2 fungsi yaitu, a. Melindungi peralatan terhadap gangguan yang terjadi dalam sistem, jangan sampai mengalami kerusakan. b. Melokalisir akibat ganguan,jangan smapai meluas dalam sistem Untuk memenuhi fungsi tersebut dalam butir a alat pengaman harus bekerja cepat agar pengaruh ganguan merupakan hubung singkat dapat segera di hilangkan sehingga pemanasan yang berlebihan yang timbul sebagai akibat arus hubungan singkat dapat segera di hentikan. Untuk memenuhi fungsinya tersebut dalam butir b alat pengaman dalam sistem harus dapat di kordinir satu sma lain,sehingga hanya alat-alat pengaman yang terdekat dengan tempat gangguan saja yang bekerja.secara teknis di katakn bahwa alat-alat pengaman harus bersifat selektif. Di tinjau dari letaknya dalam sistem ada 4 kategori pengaman yaitu: a. Pengaman generator b. Pengamanan transformator dalam gardu induk c. Pengamanan transformator dalam gardu induk d. Pengaman sistem distribusi Dalam sistem PLN saat ini sebagian besar masih banyak di pakai relay-relay elektro mekanik walaupun juga telah di mulai pemakaian relay elektronik. Relay elektronik kerjanya lebih cepat dari pada relay elektro mekanik sehingga di tinjau dari segi pengamanan peralatan adalah lebih baik. VI.2 KONSTRUKSI RELAY ELEKTRO MEKANIK Relay elektro mekanok terdiri dari rangkaian listrik yang menggerakkan suatu mekanisme yang pada akhirnya harus men-trip PMT dengan jalan menutup kontak pemberi arus trip coil(kumparan) trip dari PMT.
  • 3. Gambar no.VI.1 menunjukkan prinsip kerja elektro mekanik untuk pengaman arus lebih. Gambar No.VI.1 prinsip kerja relay elektro mekanik A = Kumparan imbas T.A = Tranformator arus B. = elektromagnetik untuk menutup kontak C C = Kontak penutup rangakaian kumparan imbas D = Pal penutup kontak yang terletak pada keeping imbas E = Kontak-kontak yang di tutup oleh pal D TC = trip coil yang menjatuhkan PMT IT = Instantenus trip. Apabila arus beban melabihi nilai tertentu maka kontak C menutup dan aerus akan mengalir melalui elektro magnit A yang selanjutnya akan memutar keeping imbas. Berputarnya keeping imbas akan membawa pal D yang akhirnya akan menutup kontak E dan menyebabkan trip coil TC bekerja PMT. Dari uraian di atas tampakl bahwa besarnya waktu, yang menetukan mulainya relay bekerja di tentukan karena pada relay ini kebesaran yang bekerja adalah arus yang sebanding dengan arus beban maka relay ini adalah relay arus lebay. Apabila di susun rangakaian listrik sedekian hingga arus yang mengerjakan relay adalah sebanding dengan tegangan maka di dapat relay tegangan lebih.pada dasarnya semua relay elektromagnetik prinsip
  • 4. kerjanya adalah seperti tersebut diatas selanjutnya tergantung kepada rangakaian listrik yang di susun,relay akan bekerja atas dasar arus lebih,tegangan lebih,daya balik,selisih arus atau impedansi. VI.3 KONSTRUKSI RELAY SOLID STATE (STATIC RELAY) Relay solid state mempunyai konstruksi yang lebih ringkas (dalam bahasa inggris di sebut:more compact)dan juga praktis tidak memerlukan banyak pemeliharaan jika di bandingkan dengan relay elektro mekanis. Relay solid state atau relay static terdiri dari rangkaian elektronik yang statis.pada dasarnya relay ini terdiri dari transistor yang penmyalaan di atur oleh tegangan grid dasarnya relay ini terdiri dari transistor yang penyalaan di atur oleh tegangan grid dari transistor yang bersangkutan.Sedangkan tegangan grid ini di control oleh sesuatu rangkaian yang menerima input dari kebesaran yang di lindungi (protected valve). Gambar VI.2 A (a) block dari relay arus lebih solid state Gambar VI.2a dan Gambar VI.2b menunjukkan rangkaian dasar dari relay solid solid state untuk pengamanan arus lebih dengan waktu tertentu. Gambar VI.2 (b) rangakaian dari level detector Dalam relay ini arus bolak balik yang di amati di searahkan menjadi tegangan searah yang sebanding dan kemudian di bandingkan terhadap tegangan searah yang tetap besarnya yang berfungsi sebagai tegangan referensi hal ini berlangsung dalam level detector pada gambar VI.2a Apabila tegangan yang di bandingkan ini melampaui tegangan referensi maka sebuah timer mulai berjeda dan setelah waktu yang di ingankan tercapai maka level detector 2 mulai berjeda dan setelah waktu yang di inginkan tercapai. Penyetelan arus relay ini dapat di lakukan dengan mengubah kedudukan tap dari transformator arus yang memberi input kepada relay ini.
  • 5. VI.4 PENGAMANAN GENERATOR Bagian hulu sistem tenaga listrik adalah generator yang terdapat di pusat listrik dan di gerakkan oleh mesin penggerak mula (dalam bahasa inggris di sebut prime inover).Mesin penggerak dalam pusat listrik berkaitan erat dengan instalasi mekanis dan instalasi listrik dari pusat listrik. Gerakan sebagai sumber energi listrik dalam sistem perlu di amankan jangan sampai mengalami kerusakan generator akan sangat menggangu jalannya operasi sitem tenaga listrik. Oleh karena itu generator sedapat mungkin harus dilindungi terhadap semua gangguan yang dapat merusak generator. Tetapi di lain pihak dari segi selektifitas pengamanan sistem di harapkan agar PMI generator tidak mudah trip terhapadap gangguan dalam sistem karena lepasnya generator dari sistem akan mempersulit jalannya operasi sistem tenaga listrik. Gambar VI.3 bagan generator dengan mesin penggerak dan medan penguat Selanjutnya akan di bahas setiap pengamanan.tersebut diatas secara lebih terperinci. A. Pengamanan terhadap gangguan luar Generator pada umumnya di hubungkan dengan rel terlebih dahulu sebelum di hubungkan dengan saluran transmisi atau saluran distribusi yang menuju keluar pusat listrik. Gambar VI.4 hubungan generator dalam sebuah pusat listrik Hal ini di lukiskan secara skematis dalam gambar V1.4 Seperti telah di uraikan dalam bab VI penyebab gangguan yang utama dalam sistem adalah petir dan yang sering di sambar petir adalah saluaran udara transmisi merupakan salah satu sumber
  • 6. gangguan yang utama.saluran udara distribusikan juga merupakan sumber gangguan yang utama.gangguan di luar generator yang belum di amankan adalah gangguan direl.berdasarkan pemikiran pemikiran tersebut di atas maka pengaman generator terhadap gangguan di luar generator terhadap gangguan luar generator yang utama adalah relay arus lebih.untuk gangguan dib rel yang langsung berhubungan dengan generator merupakan pengaman utama tapi apabila ada pengaman rel di fensial.maka relay arus lebih generator pengaman back up. Kalau ada pengamanan rel maka relay arus lebih generator hanya menjadi pengaman utama untuk gangguan yang terjadi antara transformator arus generator yang mengerjakan ralay dengan rel yang berhubungan langsung dengan generator. Relay arus lebih di pakai pada semua generator yang mempunyai daya terpasang tertentu.untuk generator tegangan rendah relay.tegangan lebih tidak perlu di pakai karena praktis tidak lemah timbul tegangan lebih yang lebih merusak generator.gangguan di luar generator dapat menimbulkan arus negative yang selanjutnya arus ini dapat menimbulkan pemanasan yang berlebihan pada generator. Generator tegangan rendah yang langsung berhubungan dengan konsumen tegangan rendah yang pada umumnya tidak di lengakapi dengan relay arus urytan negative tetapi dalam designnya harus mampu menghadapi beban tidak seimbang yang menimbulkan arus urutan negative. Pada generator besar yang melalui bebrapa transformator terlebih dahulu sebelum mencapai beban tegangan rendah yang tidak simetris,arus urutan negative ini tidak sampai di generator karena ketidakseimbangan ini terhapus oleh transformator tersebut di batas. Baru akan ada arus urutan negative di generator apabila terjadi gangguan di dekat generator. B. Pengamanan terhadap gangguan dalam generator Gangguan dalam generator secara garis besar ada 5 (lima) macam yaitu, a. Hubungan singkat anatara fasa Gangguan ini yang terjadi apabila isolasi antar fasa jebol bisa terjadi dalam stator generator maupun di luar stator generator yaitu anatara stator dan PMT generator misalnya pada kabel penghubung stator generator dengan PMT generator. Hal ini di perlukan untuk menghentikan sama sekali gaya gerak listrik yang di bangkitakan dalam stator generator sehingga arus hubung singkat anatara dapat segera di hentikan. Sesungguhnya relay diferensial tidak dapat menghindarkan terjadinya gangguan hubung singkat antar fasa tetapi hanya dapat mendeteksi dan kemudian memberhentikan hubung singkat antar fasa tetapi hanya dapat mendeteksi dan kemudian memberhentikan hubung singkat antar fasa yang terjadi,untuk menghindarkan kerusakan yang lebih besar. Tetapi di lain pihak untuk memasang relay diferensial di butuhkan instalasi tambahan khususnya tiga transformator arus tambahan yang memerlukan biaya tambahan (lihat gambar VI.5)
  • 7. Gambar VI.5 prinsip kerja relay diferensial(di gambarkan satu fasa saja) Oleh karena itu kemungkinan terjadinya gangguan antar fasa pada generator adalah kecil,kemunkinannya berkisar antara 1-5%,maka tidak perlu semua generator di lengkapi dengan relay diferensial,hanya generator-generator yang daya terpasagnya melebihi batas tertentu. b. Hubungan singkat fasa ke tanah Ganguan ini tidak di lihatoleh relay diferensial khususnya jika titik netral generator tidak di tanahkan. Pada generator yang titik netralnya di tanahkan gangguan hubung tanah belum tentu dapat di lihat oleh relay diferensial yaitu apabila gangguan terjadi di dekat titik netral sehingga selisih I1. Gambar VI.6 menunjukkan hubung penbgaman gangguan hubung tanah pada generator yang titik netralnya tidak di tanahkan sehingga perlu di pasang transformator tegangan yang bertugas mendeteksi kenaikan tegangan titik netral terhadap tanah yang selanjutnya akan mengerjakan relay hubung tanah GF. Untuk dapat membedakan ganguan hubung tanah yang terjadi di luar generator dengan yang terjadi dalam rangakaian generator dapat di pakai penetapan waktu (time granding)atau memekai transformator blok dengan hubungan Y sehingga ganguan hubung tanah di luar generator tidak akan mempengaruhi rangkaian generator.generator yang memakai transformator blok di tunjukkan oleh gambar VI.8 Apabila terjadi gangguan di luar generator misalnya pada feeder keluar maka akan timbul arus urutan nol,tetapi di sisi generator arus urutan nol ini hanya berpuatar dalam lilitan dari transformator blok sehingga tidak akan mengerjakan relay arus hubung tanah GF pada gambar VI.7 untuk sistem yang titik netralnya dki tanahnya.
  • 8. Generator Gambar VI.8 generator dengan transformator blok Untuk sistem yang titik natralnya tidak di tanahkan,ganguan hubung tanah di feeder keluar menimbulkan pergeseran tegangan titik netral tetapi ini juga akan di blok sehingga relay gangguan hubung singkat tanah GF pada gambar VI.6 juga akan bekerja. c. Suhu tinggi Masalah suhu yang terlalu tinggi,hal ini bisa terjadi pada sttor atau pada bantala generator. Suhu stator terlalu tinnggi bisa di sebebkan karena pembebanan lebih pada generator yang terlalu lama ventilasi yang kurang sempurna atau karena banyak debu /kotoran yang menempel pada isolasi lilitan stator sehingga menghambat pelepasan panas lilitan stator atau ada hubung singkat kecil yang tidak terdeteksi oleh relay-relay yang ada. Suhu bantalan terlalu tinggi bisa di sebabkan karena penyetelan bantalan yang kurang baik ,minyak pelumas kotor atau tidak cocok spesifikasinya atau karena aliran minyak pelumas yang kurang baik. Aliran minyak peluamas yang kurang baik bisa di sebabkan tekananya yang kurang baik bisa di sebabkan tekanannya yang kurang tinggi atau ada salurannya tersumbat. Untuk mengamankan generator terhadap masalah suhu,di pakai relay suhu yang pada terhadap masalah suhu,di pakai men trip PMT generator. d. Penguatan hilang Jika terjadi gangguan pada rangkaian arus penguat sehingga medan penguat generator menjadi lemah atau hilang,maka generator bisa menjalani kondisi “out of step” atau lepas dari singkronisasinya dengan sistem dan dapat menimbulkan ganguan dalam sistem khususnya apabila hal ini menyangkut generator yang besar. e. Hubung singkat dalam sirkit rotor Apabila terjadi hubungan singkat dalam sirkit rotor maka generator akan mengalami loss of field seperti di uraikan dalam butir 5B di atas dan juga sirkir rotor generator dapat mengalami kerusakan yang di sebabkan arus hubung sirkit rotor. Untuk mencegah kerusakan ini di pakai relay arus lebih atau sekering lebur dalam sirkit rotor. C. Pengaman terhadap ganguan dalam mesin penggerak Gangguan dalam mesin penggerak ada kalahnya memerlukan trip dari PMT generator, misalnya apabila tekanan minyak terlalu rendah maka mesin penggerak perlu segera di hentikan maka mesin penggerak perlu segera tekanan minyak peluaman yang terlalu rendah dapat menimbulkan kerusakan bantalan. Untuk menghindarkan tetap berputarnya generator sebagai akibat daya yang merubah generator menjadi motor,maka PMT generator perlu di trip.
  • 9. Begitu pula apabila suhu air pendingin pada mesin diesel atau turbin penggerak generator menjadi terlalu tinggi maka mesin diesel turbin uap harus segera di hentikan dan PMT generator harus juga di trip. Trip dari PMT generator karena tekanan minyak pelumas yang terlalu rendah atau karena suhu air pendingin yang terlalu tinggi di lakukan oleh relay mekanik. Oleh karenanya pada generatornya dengan daya terpasang di atas nilai tertentu yang di gerakkan turbin uap, turbin gas atau turbin air di pakai relay daya balik. VI.5 STANDARISASI PENGAMANAN Dalam pasal VI.4 telah di sebut pengguna relay tertentu untuk generator yang mempunyai daya terpasang di atas nilai tertentu. Nilai tertentu ini tidak ada rumusnya tetapi merupakan kebijaksanaan yang strandarisasi dalam perusahan listrik. Untuk mengetahui nilai ini yang berlaku di PLN selain memperhatikan fungsi alat pengaman seperti di uraikan dalam pasal VI.4 juga mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut: A. Biaya inventasi untuk memasang instalasi pengaman/relay tertentu. B. Kemungkinan terjadinya ganguan yang di amankan dengan relay tersebut dalam butir VI.5.A C. Pengaruh dari kerusakan yang bisa timbul oleh ganguan tersebut dalam butir VI.5.B khususnya pengaruhnya bagi operasi sitem tenaga listrik. VI.6 PENGAMAN TRANSFORMATOR Pengaman transformator terdiri dari: A. Pengamanan terhadap gangguan di luar transformator B. Pengamanan terhadap gangguan di dalam transformator Karena tranformator di gardu induk pada umumnya berhubungan dengan rel dan rel langsung berhubungkan dengan saluran transmisi sedangkan saluran transmisi sedangkan saluran transmisi ke-banyakan adalah saluran udara jumlah ganguan di salurkan transmisi adalah lebih besar dari pada generator. Petir yang banyak menyambar saluran udara setelah menjalar di saluran udara kemudian menuju transformator tetapi terlebih dahulu akan di “potong:” oleh lighting areste. Gambar VI.9 GELOMBANG PETIR YANG DI POTONG OLEH LIGHTNING ARESTE
  • 10. Walaupun gelombang petir ini telah di potong oleh lighting areste dan isolasi transformator telah di perhitungkan terhadap gelombang petir yang terpotong,namun hal ini tetap menimbulkan “strees”di dalam isolasi transformator. Ganguan ini merupakan ganguan di dalam transformator yaitu apabila di sebabkan hubung singkat di dalam lilitan transformator, walaupun hubung singkat ini sesungguhnya di sebebkan ganguan luar”p[etir” yang menjalar dalam trnsformator .proses ini mungkin juga tidak bersifat seketika artinya tidak seketika ada petir yang menyambar saluran udara lalu transformator yang arresternya kurang baik langsung jebol isolasinya.hal ini tentu saja tergantung pada sampai berapa jauh arrester bekerja”kuarang baik”. untuk pengamanan transformator terhadap ganguan dalam tansformator seperti halnya pada generator di pakai relay diferensial sedangkan ganguan hubung tanah di pakai restricted eart relay seperti gambar VI.10 Gambar VI.10 rangakaian restricted eart relay Dalam keadaan normal I A+IB =0 sehingga relay R tidak bekerja di samping itu pada transformator tegangan tinggi umumnya ada relay BUCHOLZ yang bekerja atas dasar timbulnya gelembung-gelembung gas dari minyak transformator seperti gambar VI.11 Gambar VI.11 prinsip kerja relay bucholz Apabila timbul gelembung-gelembung gas maka pelampung akan turun dan menutup kontak air rasa mula-mula untuk alarm kemudian untuk Trip Coil PMT Transformator.
  • 11. Disamping itu ada pula relay yang bekerja atas dasar kenaikan tekanan gas yang tiba-tiba yang seperti halnya relay Bucholz berfungsi mengamankan transformator terhadap gangguan didalam transformator.Relay Bucholz dan juga relay kenaikan tekanan gas yang tiba-tiba bekerjanya relative lambat dibandingkan dengan relay diferensial dan restricted earth fault relay,karena harus menunggu timbulnya gelembung-gelembung gas terlebih dahulu. Pada Load break Switch terdapat sekering lebur yang berfungsi melindungi transformator terhadap gangguan hubung singkat sedangkan relay arus lebih primer bertugas mengamankan transformator mengamankan transformator terhadap beban lebih.Pisau-pisau load break switch hanya mampu memutus arus lebih sedangkan arus hubung singkat harus diputus oleh sekering lebur yang terpasang pada load break switch. VI.7 PENGAMANAN SUTT Sebagaimana telah di uraikan dalam bab VI. SUTT bagian dari sistem yang paling banyak menagalami ganguan Hal ini menyebabkan masalah pengamanan SUTT merupakan masalah yang paling sulit dalam pengamanan sistem tenaga listrik.ganguan pada SUTT lebih dari 90 bersifat temporer dan pada umumnya masalah koordinasi pengamanan (selektif)merupakan persoalan yang menonjol dalam maslah pengamanan SUTT Pada SUTT radial dalam sistem yang sederhana pengamanan dapat di lakukan dengan menggunakan relay arus lebih saja tapi jika sistem berkembang lebih besar maka pengguanaan relay arus lebih sja akan menemui kesulitan karena timbulnya akumulasi waktu seperti yang di tungjukka dalam gambar VI..12 Gambar VI.12 SUTT radial dengan relay arus lebih yang mempunyai penyeltelan waktu tp ,t2 seterusnya. Untuk dapat menimbulkan selektifitas maka penyetelan waktu haruslah sedemikian hingga t1>t2>t3>t4>t5 dan seterusnya. Di dalam praktek t1-t2=t2>t3 dan seterusnya t,nilai t adalah kira-kira 0,5….apabila t>0,5detik maka proses akumulasi waktu menjadi akan lebih besar walaupun selktivitas kerja relay makin terjamin Dalam sistem yang besar maka arus ganguan (arud hubung singkat juga makin besar sehingga di inginkan relay yang bekerja cepat.seperti terlihat pada gambar VII.12 generator beserta peralatan instalasinya harus tahan harus tahan menghadapi arus hubung singkat yang terjadi jika ada gangguan pada rel dimana ia tersambung selama waktunya t1.apabila pada SUTT kedua ujungnya terdapat sumber daya maka penggunaan relay arus lebih tidak dapat menjamin selektifitas protection lagi,karena apabila terjadi ganguan SUTT daya yang menuju titik ganguan datang dari dua arah sehingga dengan time granding nilai arus lebih sukar di capai keadaan dimana hanya seksi yang tergangu saja yang PMTnya trip. Gambar VI.13 SUTT dengan sumber daya pada kedua ujungnya
  • 12. Kelemahan ini dapat di kurangi apabila di pakai power directional relay (relay daya terarah)yang berkerja apabila ganguan terjadi di depan PMT. Penggunaan power directional relay ini dengan time granding dapat mengurangi jumlah relay yang tidak perlu bekerja apabila terjadi pada slah satu seksi SUIT, namun belum bisa menjamin bahwa PMT seksi yang tergangu yang bekerja. Penulis tidak melihat banyak keuntungan dalam menggunakan directional power relay untuk pengaman SUTT. VI.8 RELAY IMPEDANSI Sehubungan dengan kelemahan 2 yang terjadi pada pengguanaan relay arus lebih maupun ddirectional power relay untuk pengamanan SUT17 seperti telah di uraikan dalam pasal VI.7 maka pada sistem yang arus hubung singkatnya sudah relative tinggi di pakai relay impedansi.Relay impedansi bekerjanya cepat dan selektifitas di lakukan dengan mengukur impedansi SUTT yang di amankan sehingga tidak timbul masalah akumulasi waktu. Pada waktu SUTT tergangu maka relay impedansi akan melihat turunnya impedansi dari SUTT dan kemudian relay bekerja Relay impedansi terdiri dari bagian okok sebagai berikut : a. Elemen start (starting element) b. Elemen pengukur (measuring element) c. Elemen waktu (tmer) a. Elemen start adalah seperti yang di tunjukkan oleh gambar VI.14 Apabila terjadi ganguan pada SUTT maka harus arus I bertambah besar dan kumparan arus KA akan menghasilkan gaya tarik yang melawan pegas tarik sehingga akhirnya kontak relay elemen start akan menutup kontaknya dan memberikan tegangan pada SUTT seringkali juga menyebabkan turunya tegangan. V sehingga gaya btarik kumparan tegangan KT juga menurun dan hal ini akan ikut mempercepat kerjnya relay elemen start untuk menutup kontaknya.maka di katakan bahwa elemen start bekerja sebanding terhadap arus I dan bekerja berbanding terbalik terhadap tegangan V,atau sebanding terhadap I/V=I/Z dan di katakana bahwa relay bersifat mho. b. Elemen pengukur pada relay impedansi elektro magnetic adalah suatu keeping induksi yang di gerakkan oleh dua kumparan tegangan yang masing-masing menghasilkan kopel yang berlawanan arah pada keeping induksi. Hal ini di tunjukan oleh gambar VI.16 menunjukkan bagaimna tegangan E1 dan E2 di ambil melalui transformator arus dan dummy impedance. Gambar VI.17 menggambarkan diagram vector tegangan dan arus yang bekerja pada relay elemen yang mengukur rangkaiannya di tunjukkan oleh gambar VI.15 dan gambar VI.16.
  • 13. Gambar VI.15 kumparan yang mengerakkan keeping induksi pada elemen pengukur relay impedansi buatan brown dan boveri (swiss). Kedua kumparan ini mempunyai kedudukan yang letaknya berbeda 90 satu sama lain. Gambar VI.16 rangkaian listrik dari trafo tegangan,trafo arus dan dummy impedance M dalam elemen pengukur dari relay impedansi buatan brown dan boveri beserta di agaram vector tegangan danj arus dalam SUTT. Jika tegangan fasa ke titik netral N atau tegangan fasa SUTT adalah VR VS dan VT maka tegangan jepit dari SUTT: VRS = VR-VS VST=VS –VT VTR=VT-VR Arus fasa dalam SUTT adalah IS IR dan IT,impedansi dari dummy impedance adalah ZM sedangkan arus yang melalui dummy impedance adalah IM maka selanjutnya bdi dapat diagram vector seperti terlihat pada gambar VI.17a dan VI.17.b dengan pengertian bahwa IM=IR-IT dalam besaran sirkit relay. Gambar VI.19 karekteriktik trip dari elemen pengukur terhadap gangguan simetris 3 fasa Apabila impedansi dari SUTT yang di amati relay z ada di dalam lingkarang karakteristik relay seperti terlihat pada gambar VI.19 maka kopel resultan t terhadap keeping induksi (relay)elemen pengukur akan menggerakkan kep[ing induksi kea rah trip dari PMT SUTT. Apabila ada di luar lingkaran akan membiarkan trip sikit PMT SUTT tetap terbuka.
  • 14. Dengan mempertimbangkan adanya kesalahan2 (error) ;pengukuran pada transformator tegangan dan transformator arus serta juga adanya kesalahan pada penyetelan relay maka umumnya penyetelan zona protection tidaklah di buat sma dengan impedansi seksi SUTT yang di lindungi relay melainkan berselisih kira2 155% . Gambar vi.20 relay impedansi dengan tiga zona protection p[ada SUTT Apabila selisih ini njegatif maka di katakan under reach dan apabila positif dikatakan penyetelannya over reach . gambar VI.21 (a) seksi-seksi SUTT yang di amankan relay impedansi (b) penyetelan waktu untuk setiap zona protection dalam uraian mengenai elemen pengukur hanya di bahas dalam uraian mengenai elemen pengukur hanya di bahas ganguan tiga fasa yang simetris. Jika pembaca ingain mengetahui bagaiman pekerjnya relay impedansi khususnya elemen pengukurnya terhadap macam-macam ganguan yang lain penulis mempersilahakan membaca buku-buku yang khusus membahasa sistemprotection.
  • 15. S= elemen start ZI Z2 Z3 ,masing-masing adalah elelmen pengukur untuk zona 1,zona 2,zona 3 T= elemen pengatur waktu Gamabar VI.22 bagan hubungan antara elemen2 dalam relay impedansi Gambar VI.22 mengambarkan hubungan antara elemen2 dalam relay impedansi.apabila terjadi ganguan pada SUTT maka mula2 elemen start bekerja.elemen start memerintahkan elemen pengatur waktu T yang umumnya berhubungan langsung dengan elemen pengukur zona 1 Z1 sehingga apabila ganguan terjadi Dalam zona 1 maka relay akan bekerja seketika tanpa time delay (penundaan waktu). Apabila tidak ada ganmugan dalam zona 1 maka setelah mencapai waktu t2 elemen pengatur waktu T akan memerintahkan elemen pengumkur Zona 2 bekerja.selanjutnya apabila ada ganguan dalam zona 2 maka setelah mencapai waktu t3 elemen pengatur waktu T akan menggerkakan elemen pengukur untuk zona 3. VI.9 PENGARUH TAHANAN BUSUR TAPI GANGGUAN Busur api listrik yang timbul dititik gangguan mempunyai tahanan yang menimbulkan kesahalahan (error) terhadap kerjanya elemen pengukur dari relay impedansi. Gambar VI.23 Pengaruh busur api gangguan terhadap Gambar VI.24 Karakteristik relay impedansi karakteristikrelay impedansi relay impedansi. elektronik (solid state) VI.10 INTERTRIPPING
  • 16. Peralatan intertripping dipasang pada SUTT dengan maksud untuk menjamin agar apabila relay impedansi diu kedua ujung SUTT berbeda,maka PMT di kedua ujung SUTT harus trip bersama sama secepat mungkin. Gambar VI.25 SUTT sirkit ganda dengan PMT A,B,C dan D yang masing-masing mempunyai relay impedansi dengan penyetelan under reach. Jika dkedua ujung seksi SUTT seperti terlihat pada gambar VI.25 dipakai relay impedansi yang berhadapan seperti lazimnya terdapat dalam preaktek,ada kemungkinan apabila ada gangguan di SUTT tersebur seperti terlihat pada gambar VI.25 yaitu pada zona 2 dari relay PMT A,tetapi pada zona 1 dari relay PMT C maka PMT C akan membuka terlebih dahulu kemudian disusul oleh PMT A. Gambar VI.26 penyetelan zona 1 dan zona 2 relay impedansi pada Blocking Scheme. Sinyal ini disebut “blocking signal”.Demikian pula PMT D apabila melihat gangguan dibelakangnya harus mengirim blocking signal kepada relay PMT B untuk mencegah PMT B trip. VI.11 SISTEM DENGAN KUMPARAN PETERSEN Seperti telah disebut V.2,sebab gangguan yang paling banyak adalah petir.Gangguan karena petir ini kebanyakan menimbulkan gangguan satu fasa ke tanah.Pada gangguan satu fasa ke tanah maka arus gangguan akan mengalir menuruti jalur yang digambarkan dalam gambar VI.27 yaitu untuk SUTT yang berasal dari lilitan transformator yang titik netralnya tidak ditanahkan.
  • 17. Gamabar VI.27 jalur arus ganguan pada SUTT yang berasal dari transformator yang titik netralnya tidak di tanakkan. Terlihat bahwa arus yang memelalui titik: If = Icr + Ics + Ict yaitu jumlah vector arus yang dihasilkan oleh kapasitansi setiap fasa terhadap tanah.Untuk memperkecil arus yang melalui titik gangguan dipasang kumparan Petersen antara titik netral transformator dengan tanah. Gambar VI.28 (a).Sirkit listrik SUTT yang diisi oleh transformator yang titik netralnya ditanahkan melalui kumparan Petersen,(b) diagram vector tegangan dan arus untuk sirkit listrik gambar VI.28(a). Tegangan-tegangan yang menggerakkan arus-arus kapasitif Ict dan Ics masing-masing adalah Vtr dan Vsr sedangkan arus yang melalui kumparan patersen Irn digerakkan oleh tegangan Vrn. Kerugian penggunaan Petersen ini adalah bahwa arus gangguan If yang kecil sukar dibaca oleh relay arus hubung tanah GFR pada gambar VI.28(b) sehingga apabila terjadi gangguan hubung tanah yang permanen maka tidak ada relay yang bekerja dan PMT juga tidak trip.
  • 18. Gambar VI.29 Sirkit listrik transformator tegangan untuk mendeteksi gangguan hubung tanah. Ditinjau dari klasifikasi isolasi,isolasi sistem dengan kumparan Petersen harus disamakan dengan sistem yang titik netralnya tidak ditanahkan sehingga tidak ada penghematan isolasi.hal ini di sebakna karena kumparan Petersen mempunyai nilai impedansi tinggi sehingga apabila salah satu fasa mengalami ganguan hubungan tanah maka tegangan dari dua fasa lainnya yang tidak tergangu terhadap tanah bisa mencapai nilai yang praktis sma dengan tegangan antar fasa. Meskipun tinggi tegangan operasi sistem makin besar arti penghematan isolasi yang di dapat dari cara mentanahkan titik netral. Oleh karenanya di PLN penggunann kumparan Petersen hanya sampai pada sistemdengan tegangan 70 KV dan inipun secara berangsur angsur di hapus. Untuk memperbaiki performance sistem dengan kumparan Petersen di pakai tahanan R yang di pasang paralel dengan kumparan Petersen PC seperti di tunjukkan dalam gambar VI.29.PMT dari tahanan R baru masuk apabila terjadi gangguan satu fasa ke tanah yang permanen dan telah berlangsung beberapa detik. Dengan masuknya tahanan R ini maka di harapkan arus hubung tanah menjadi lebih besar sehingga dapat di baca oleh relay arus hubung tanah GFR pada gambar VI.28. (a). Untuk menjamin agar hanya SUTT yang terganggu saja yang PMT nya trip maka relay GFR harus bersifat power directional, artinya GFR hanya akan bekerja apabila daya mengalir dari transformator keluar menuju SUTT. Sedangkan SUTT lainnya yang tidak terganggu tetapi turut mengirim arus kapasitif arah dayanya menuju transformator sehingga relay hubung tanahnya (GFR) karna bersifat power directional tidak akan bekerja. V1.12 SISTEM DENGAN TITIK NETRAL YANG DI TANAHKAN Di tinjau dari segi pengamanan sistem tenaga listrik khususnya dari segi bekerjanya relay, pertanahan titik netral mempengaruhi kepekaan relay terhadap gangguan hubung tanah. Untuk menaikkan kepekaan sistem terhadap gangguan hubung tanah maka titik netral perlu di tanahkan. Titik netral sistemdi tanahkan dengan cara: a. Secara langsung. b. Melalui tahanan. c. Melalui reactor (kumpulan dengan impedansi yang relative kecil).
  • 19. Pentanahan titik netral secara langsung dapat memberikan penghematan isolasi seperti telah di uraikan di atas tetapi di lain pihak menyebabkan arus gangguan fase ke tanah menjadi besar sedangkan gangguan satu fase ke tanah adalah gangguan terbanyak, sehingga pentanahan titki netral secara langsung bisa menyebabkan harga PMT menjadi lebih mahal atau paling tidak pemeliharaan PMT harga lebih sering di lakukan. VI.13 PENGGUNAAN PENUTUP BALIK (AUTO RECLOSERS) Penggunaan penutup balik pada saluran udara dimaksudkan untuk mengurang waktu pemutusan penyaluran daya apabila terjadi gangguan temporer pada saluran tersebut. Seperti telah diuraikan dalam pasal VI.11 sistem titk netralnya di tanah kan baik secara langsung maupun melalui tahanan atau reaktor, menjadi peka terhadap gangguan hubung tanah. Ada dua macam penutup balik: A. Penutup balik tiga fasa. Penutup balik tiga fasa tidak menimbulkan masalah dalam operasi sistem tenaga listrik apabila di pakai pada SUTT atau SUTM yang radial. Untuk mencegah terjadinya hubu8ngan asinkron telah di buat pola penggunaan penutup balik seperti tertulis dalam standar PLN No.52 1 1983 pasal 4 yang isinya secara singkat adalah sebagai berikut: 1. Apabila ada dua sirkit SUTT pada suatu tiang transmisi maka penggunaan penutup balik tiga fasa hanya diperbolehkan apabila ada relay yang mendeteksi bahwa sirkit sebelahnya dari sirkit yang penutup baliknya bekerja masih dalam keadaan masuk. 2. Apabila antara dua rel GI yang di hubungkan SUTT terdapat minimum tim sirkit SUTT yang menghubungkan maka pemakaian penutup balik tim pada SUTT tersebut dapat menggunakan relay dead line verivier dan syncrho check. 3. Penutup balik tiga fase tidak boleh bekerja apabila gangguan yang terjadi adalah gangguan tiga fase, karna gangguan tiga fase besar kemungkinannya tidak bersifat temporer. B. Penutup balik satu fase Penutup balik satu fasa tidak menimbulkan bahaya hubungan asinkron apabila di pakai pada SUTT yang kedua ujungnya ada sumber dayanya, asalkan ada relay yang mencegah penutup balik apabila terjadi gangguan tiga fasa, karna penutup balik satu fasa tidak di lengkapi dengan relay syncrho check, sedangkan apabila yang terganggu tiga fasa sehingga terjadi pembukaan ketiga fasa PMT maka kedua sumber terganggu yang dihubungkan oleh SUTT menjadi tidak sinkron. VI.14 PENGAMANAN KABEL TANAH Kabel tanah banyak digunakan dalam jaringan distribusi tegang menengah, tetapi dalam jaringan distribusi tegangan menengah kabel tanah kebanyakan merupakan feeder radial dengan sumber daya terletak pada satu ujung saja, sehingga untuk pengamanannya cukup digunakan relay arus lebih saja. VI.15 PENGAMAN CADANGAN PADA SALURAN TRANSMISI Seperti telah di uraikan dalam pasal VI.8. SUTT diamankan oleh relay impedansi. Sehubung dengan tugas ini maka untuk saluran transmisi 70 KV dan 150 KV baik untuk SUTT maupun kabel tanah pengaman cadangannya adalah: a. Relay arus lebih. b. Relay arus hubung tanah.
  • 20. Rangkaian listrik relay arus hubung tanah merupakan rangkaian untuk menampung arus urutan nol seperti di tunjukkan oleh gambit VI.33. VI.16 RELAY GANGGUAN HUBUNG TANAH YANG SELEKTIF Relay gangguan hubung tanah yang selektif dipakai pada saluran transimsi dengan sirkit ganda, relay ini dapat memiliki sirkit mana yang mengalamai gangguan hubung tanah. Rangkaian listriknya adalah seperti Gambar VI. 35. Pada setiap sirkit terdapat tiga buah terdapat tiga buah transformator arus masing-masing sebuah untuk setiap fasa dan hubungannya di susun seperti pada gambar VI 35,yang berarti bahwa apabila tidak ada ganguan hubung tanah maka tidak ada arus urutan nol sehingga juga tidak ada arus yang melalui relay, sehingga relay tidak bekerja. T.A. = Transformator P= kontak relay daya FDR= relay arus hubung tanah selektif GFR= kontak relay arus hubung tanah selektif Gambar VI.36 A. relay arus hubung tanah selektif dan relay daya pada saluran transmisi sirkit ganda; B.kontak-kontak yang digerakkan oleh relay arus hubung tanah selektif dan relay daya. VI.17 PENGAMAN REL Kemungkinan terjadi ganguan dalam rel di GI atau pusat listrik adalah kecil.namun apabila hal yang terjadi dampaknya dalam dsistem akan luas apabila tidak ada pengaman rel.di lain pihak,pengaman rel memerlukan biaya yang tidak kecil, oleh karenanya pengaman rel di pakai secara selektif.prinsip kerja dari pengaman rel sesungguhnya adalah seperti pengaman differential dengan prinsip bahwa jumlah vector dari arus yang masuk dan keluar dari suatu rel adalah sama,apabila tidk ada ganguan dalam rel yang bersangkutan.
  • 21. Gambar VI.37 menunjukkan pengaman rel dengan sistem impedansi tinggi. Hanya di gambarkan dari fasa R saja. Gambar VI.37. menunjukkan rangkaian dari relay diferential pengaman rel yang menggunakan impedansi Z untuk menimbulkan tegangan dari nilai yang akan mengerjakan relay diferential D. dalam praktek walaupun tidak ada ganguan jumlah vector dari arus yang masuk dan keluar rel tidak mungkin betul-betul mencapai nol karena perbandingan transformator arus sesungguhnya. VI.18 RELAY KEGAGALAN PMT (BREAKER FAILURE RELAY) Pada pusat-pusat listrik dan GI2 yang pentuing,dalam arti perananya dalam opwerasi sistem, relative besar, biasanya di pakai pula relay yang bekerja pabila terjadi kegagaln kerja dari PMT, yaitu relay kegagalan PMT atau dalam bhs inggris di sebut breaker failure relay. Ap[bila relay ini bekerja maka ia akn melepasmu PMT yang langsung berhubungan secara listrik dengan PMT yang megalami kegagalan.sebagai contoh dapat di liat keadaan yang di gambarkan oleh gambar VI.38. Gambar VI.38. sebuah pusat listrik dengan generator tiga penghantar dan sebuah transformator pemakaian sendiri yang di hubungkan pada rel dengan PMT 1,5. VI.19 PENTANAHAN SISTEM DISTRIBUSI Jaringan distribusi primer PLN yaitu bertegangan 20KV,12KV DAN 6KV mempunyai cara pentanahan titik netral yang berbeda-beda sehingga pengamannya berbeda.
  • 22. Jaringan 20KV pentanahan titi netral. a. Melalui tahanan yang besar. Dengan menggunakan tahanan yang besar untuk mentanahkan dengan menggunakan tahanan yang besar untuk mentanahkan maka arus ganguan hubung tanah di batasi ada nilai sekitar 25 ampere sehingga sistem 20KV yang di tanahkan melalui tahanan besar inio relative tidak relative peka terhadap ganguan hubung tanah. b. Di tanahkan secara langsung Sistem 20KV yang titik netralnya di tanamkan secara langsung mempunyai arus ganguan hubung tanah yang relative besar sehingga kepekaanya terhadap ganguan hubung tanah juga besar. Sistem ini mempunyai 4 kawat yang terdiri dari 3 kawat fasa dan sebuah kawat netral yang di pakai bersama dengtan jaringan tegangan rendah atau (commo netral).