Dokumen tersebut membahas tentang prinsip operasi, pemeliharaan, dan penyelesaian gangguan pada switchgear MV/LV. Switchgear berfungsi untuk menghubungkan dan memutuskan aliran listrik serta melindungi beban. Dokumen ini menjelaskan komponen, konstruksi, cara kerja, pemeliharaan rutin dan overhaul, serta penyebab dan cara penyelesaian gangguan yang sering terjadi pada switchgear.
Secara umum pengertian Switch Gear adalah suatu unit peralatan listrik yang dapat memutuskan ataupun menghubungkan rangkaian listrik baik dalam keadaan normal maupun tidak normal demi keandalan sistem pelayanan daya listrik.
Fungsi Switch Gear adalah untuk menjaga keandalan serta juga memiliki fungsi untuk memproteksi atau melindungi peralatan-peralatan listrik seperti; generator, transformator daya dari suatu pembangkit dan jalur transmisi daya lainnya terhadap gangguan-gangguan yang mungkin dapat terjadi kapan saja.
Menurut Wikipedia arti dari Switchgear adalah panel distribusi yang mendistribusikan beban kepanel-panel yang lebih kecil kapasitasnya. Dalam bahasa Indonesia artinya Panel Tegangan Menengah (PTM) atau juga disebut MVMDB (Medium Voltage Main distribution Board) dan sedangkan untuk tegangan rendah disebut LVMDB (Low Voltage Main Distribution Board).
Switchgear adalah komponen-komponen hubung/ pemutus dan pendukung-pendukungnya dalam satu kesatuan (unit) terintegrasi, sehingga dapat difungsikan sebagai penghubung, pemutus, dan pelindung terhadap dua sisi rangkaian tersebut
Proteksi sistem tenaga listrik adalah sistem proteksi yang dipasang pada peralatan-peralatan listrik suatu sistem tenaga listrik, misalnya generator, transformator, jaringan dan lain-lain, terhadap kondisi abnormal operasi sistem itu sendiri. Kondisi abnormal itu dapat berupa antara lain: hubung singkat, tegangan lebih, beban lebih, frekuensi sistem rendah, asinkron dan lain-lain.
Secara umum pengertian Switch Gear adalah suatu unit peralatan listrik yang dapat memutuskan ataupun menghubungkan rangkaian listrik baik dalam keadaan normal maupun tidak normal demi keandalan sistem pelayanan daya listrik.
Fungsi Switch Gear adalah untuk menjaga keandalan serta juga memiliki fungsi untuk memproteksi atau melindungi peralatan-peralatan listrik seperti; generator, transformator daya dari suatu pembangkit dan jalur transmisi daya lainnya terhadap gangguan-gangguan yang mungkin dapat terjadi kapan saja.
Menurut Wikipedia arti dari Switchgear adalah panel distribusi yang mendistribusikan beban kepanel-panel yang lebih kecil kapasitasnya. Dalam bahasa Indonesia artinya Panel Tegangan Menengah (PTM) atau juga disebut MVMDB (Medium Voltage Main distribution Board) dan sedangkan untuk tegangan rendah disebut LVMDB (Low Voltage Main Distribution Board).
Switchgear adalah komponen-komponen hubung/ pemutus dan pendukung-pendukungnya dalam satu kesatuan (unit) terintegrasi, sehingga dapat difungsikan sebagai penghubung, pemutus, dan pelindung terhadap dua sisi rangkaian tersebut
Proteksi sistem tenaga listrik adalah sistem proteksi yang dipasang pada peralatan-peralatan listrik suatu sistem tenaga listrik, misalnya generator, transformator, jaringan dan lain-lain, terhadap kondisi abnormal operasi sistem itu sendiri. Kondisi abnormal itu dapat berupa antara lain: hubung singkat, tegangan lebih, beban lebih, frekuensi sistem rendah, asinkron dan lain-lain.
Jaringan tegangan menengah atau sering disebut jaringan distribusi primer merupakan bagian dari sistem tenaga listrik antar gardu induk dan gardu distribusi. Pada jaringan distribusi primer umumnya terdiri dari jaringan tiga - fasa dengan menggunakan tiga atau empat kawat sebagai penghantar. Sistem tegangan menengah yang digunakan di Indonesia pada umumnya adalah 20 kV
Jaringan tegangan menengah atau sering disebut jaringan distribusi primer merupakan bagian dari sistem tenaga listrik antar gardu induk dan gardu distribusi. Pada jaringan
distribusi primer umumnya terdiri dari jaringan tiga - fasa denganmenggunakan tiga atau empat kawatsebagai penghantar. Sistem tegangan menengah yang digunakan di Indonesia pada umumnya adalah 20 kV
Jaringan tegangan menengah atau sering disebut jaringan distribusi primer merupakan bagian dari sistem tenaga listrik antar gardu induk dan gardu distribusi. Pada jaringan distribusi primer umumnya terdiri dari jaringan tiga - fasa dengan menggunakan tiga atau empat kawat sebagai penghantar. Sistem tegangan menengah yang digunakan di Indonesia pada umumnya adalah 20 kV
Pengertian : gardu distribusi adalah bagian peralatan listrik yang menerima daya listrik dari tegangan primer dan mengubah menjadi tegangan sekunder yang langsung di salurkan ke konsumen.
Fungsi : Gardu distribusi peralatan yang berfungsi untuk menurunkan tegangan primer menjadi tegangan sekunder/pelayanan.
Jaringan tegangan rendah berfungsi untuk menyalurkan tenaga listrik dari Gardu Distribusi ke Konsumen tegangan rendah. Tegangan rendah yang digunakan PT. PLN (persero) adalah 127/220 V dan 220/380 V
Tegangan impuls diperlakukan dalam pengujian tegangan tinggi untuk mensimulasi terpaan akibat tegangan lebih dalam dan luar serta untuk meneliti mekanisme tembus. Umumnya tegangan impuls dibangkitkan dengan meliuahkan
muatan kapasitor tegangan tinggi (melalui sela) pada suatu rangkaian resistor dan
kapasitor, untuk itu sering digunakan rangkaian pengali tegangan. Nilai puncak dari tegangan impuls dapat ditentukan dengan bantuan sela ukur atau dengan rangkaianelektronik yang dikombinasikan dengan pembagi tegangan.
Transmisi Jaringan Tegangan Rendah adalah bagian hilir dari sistem tenaga listrik pada tegangan distribusi di bawah 1000 Volt, yang langsung memasok kebutuhan listrik tegangan rendah ke konsumen. Di Indonesia, tegangan operasi transmisi SUTR saat ini adalah 220/ 380. Volt.
Gardu Induk adalah sub sistem dari system transmisi atau penyaluran tenaga listrik. Sebagai subsistem dari sistem transmisi tenaga listrik, peranan Gardu Induk sangat besar. Gardu Induk juga bisa diibaratkan sebagai terminal atau stasiun transmisi, di mana tegangan listrik bisa diatur apabila tegangan turun
Gardu Induk merupakan sub sistem dari sistem penyaluran (transmisi) tenaga listrik, atau merupakan satu kesatuan dari sistem penyaluran (transmisi).
Penyaluran (transmisi) merupakan sub sistem dari sistem tenaga listrik.
Berarti, gardu induk merupakan sub-sub sistem dari sistem tenaga listrik.
Sebagai sub sistem dari sistem penyaluran (transmisi), gardu induk mempunyai peranan penting, dalam pengoperasiannya tidak dapat dipisahkan dari sistem penyaluran (transmisi) secara keseluruhan.
Dalam pembahasan ini difokuskan pada masalah gardu induk yang pada umumnya terpasang di Indonesia, pembahasannya bersifat praktis (terapan) sesuai konstruksi yang terpasang di lapangan.
Proteksi Tenaga Listrik merupakan alat pemutus dan penyambung pada suatu rangkaian sehingga jika pada rangkaian mengalami suatu gangguan maka alat yang digunakan untuk memutuskan dan menghubungkan dari suatu rangkaian dalam kadaan berbeban disebut pemutus tenaga (PMT) atau Circuit Breaker/CB.
Dimana alat tersebut dilengkapi dengan alat pemadam busur api sedangkan untuk memisahkan dari rangakain tanpa beban digunakan saklar pemisah beban atau Disconnecting switch (DS). Dimana alat ini hanya digunakan jika CB pemutus tenaga telah terbuka untuk memisahkan rangkaian
Switchgear adalah panel distribusi yang mendistribusikan beban kepanel-panel yang lebih kecil kapasitasnya. Dalam bahasa Indonesia artinya Panel Tegangan Menengah (PTM) atau juga disebut MVMDB (Medium Voltage Main distribution Board) (wikipedia.org). Serupa dengan yang dijelaskan oleh Isnanto dalam blognya yang kemudian beliau jelaskan lebih rinci bawha MVDB atau Medium Voltage Distribution Board ( kadang kadang digunakan istilah MVDP/Medium Voltage Distribution Panel) atau PTM (Panel Tegangan Menengah) adalah unit switching tegangan menengah yang berfungsi mendistribusikan beban ke panel-panel yang lebih kecil kapasitasnya, yang berada di sisi down-steam-nya.
Jaringan tegangan menengah atau sering disebut jaringan distribusi primer merupakan bagian dari sistem tenaga listrik antar gardu induk dan gardu distribusi. Pada jaringan distribusi primer umumnya terdiri dari jaringan tiga - fasa dengan menggunakan tiga atau empat kawat sebagai penghantar. Sistem tegangan menengah yang digunakan di Indonesia pada umumnya adalah 20 kV
Jaringan tegangan menengah atau sering disebut jaringan distribusi primer merupakan bagian dari sistem tenaga listrik antar gardu induk dan gardu distribusi. Pada jaringan
distribusi primer umumnya terdiri dari jaringan tiga - fasa denganmenggunakan tiga atau empat kawatsebagai penghantar. Sistem tegangan menengah yang digunakan di Indonesia pada umumnya adalah 20 kV
Jaringan tegangan menengah atau sering disebut jaringan distribusi primer merupakan bagian dari sistem tenaga listrik antar gardu induk dan gardu distribusi. Pada jaringan distribusi primer umumnya terdiri dari jaringan tiga - fasa dengan menggunakan tiga atau empat kawat sebagai penghantar. Sistem tegangan menengah yang digunakan di Indonesia pada umumnya adalah 20 kV
Pengertian : gardu distribusi adalah bagian peralatan listrik yang menerima daya listrik dari tegangan primer dan mengubah menjadi tegangan sekunder yang langsung di salurkan ke konsumen.
Fungsi : Gardu distribusi peralatan yang berfungsi untuk menurunkan tegangan primer menjadi tegangan sekunder/pelayanan.
Jaringan tegangan rendah berfungsi untuk menyalurkan tenaga listrik dari Gardu Distribusi ke Konsumen tegangan rendah. Tegangan rendah yang digunakan PT. PLN (persero) adalah 127/220 V dan 220/380 V
Tegangan impuls diperlakukan dalam pengujian tegangan tinggi untuk mensimulasi terpaan akibat tegangan lebih dalam dan luar serta untuk meneliti mekanisme tembus. Umumnya tegangan impuls dibangkitkan dengan meliuahkan
muatan kapasitor tegangan tinggi (melalui sela) pada suatu rangkaian resistor dan
kapasitor, untuk itu sering digunakan rangkaian pengali tegangan. Nilai puncak dari tegangan impuls dapat ditentukan dengan bantuan sela ukur atau dengan rangkaianelektronik yang dikombinasikan dengan pembagi tegangan.
Transmisi Jaringan Tegangan Rendah adalah bagian hilir dari sistem tenaga listrik pada tegangan distribusi di bawah 1000 Volt, yang langsung memasok kebutuhan listrik tegangan rendah ke konsumen. Di Indonesia, tegangan operasi transmisi SUTR saat ini adalah 220/ 380. Volt.
Gardu Induk adalah sub sistem dari system transmisi atau penyaluran tenaga listrik. Sebagai subsistem dari sistem transmisi tenaga listrik, peranan Gardu Induk sangat besar. Gardu Induk juga bisa diibaratkan sebagai terminal atau stasiun transmisi, di mana tegangan listrik bisa diatur apabila tegangan turun
Gardu Induk merupakan sub sistem dari sistem penyaluran (transmisi) tenaga listrik, atau merupakan satu kesatuan dari sistem penyaluran (transmisi).
Penyaluran (transmisi) merupakan sub sistem dari sistem tenaga listrik.
Berarti, gardu induk merupakan sub-sub sistem dari sistem tenaga listrik.
Sebagai sub sistem dari sistem penyaluran (transmisi), gardu induk mempunyai peranan penting, dalam pengoperasiannya tidak dapat dipisahkan dari sistem penyaluran (transmisi) secara keseluruhan.
Dalam pembahasan ini difokuskan pada masalah gardu induk yang pada umumnya terpasang di Indonesia, pembahasannya bersifat praktis (terapan) sesuai konstruksi yang terpasang di lapangan.
Proteksi Tenaga Listrik merupakan alat pemutus dan penyambung pada suatu rangkaian sehingga jika pada rangkaian mengalami suatu gangguan maka alat yang digunakan untuk memutuskan dan menghubungkan dari suatu rangkaian dalam kadaan berbeban disebut pemutus tenaga (PMT) atau Circuit Breaker/CB.
Dimana alat tersebut dilengkapi dengan alat pemadam busur api sedangkan untuk memisahkan dari rangakain tanpa beban digunakan saklar pemisah beban atau Disconnecting switch (DS). Dimana alat ini hanya digunakan jika CB pemutus tenaga telah terbuka untuk memisahkan rangkaian
Switchgear adalah panel distribusi yang mendistribusikan beban kepanel-panel yang lebih kecil kapasitasnya. Dalam bahasa Indonesia artinya Panel Tegangan Menengah (PTM) atau juga disebut MVMDB (Medium Voltage Main distribution Board) (wikipedia.org). Serupa dengan yang dijelaskan oleh Isnanto dalam blognya yang kemudian beliau jelaskan lebih rinci bawha MVDB atau Medium Voltage Distribution Board ( kadang kadang digunakan istilah MVDP/Medium Voltage Distribution Panel) atau PTM (Panel Tegangan Menengah) adalah unit switching tegangan menengah yang berfungsi mendistribusikan beban ke panel-panel yang lebih kecil kapasitasnya, yang berada di sisi down-steam-nya.
Schneider Electric Services_Modernization and Upgrade Solutions.pptxSchneider Electric
When considering whether to replace or upgrade existing switch gear, there are a number of factors to consider.
• Operating environment • Availability of spare parts • Impact of downtime • Cost of ongoing maintenance • Need to increase fault or continuous current rating • Desire to upgrade to current technology
Perkongsian informasi menjana teknologi mencerna kreativiti mencetus inovasi demi suatu transformasi mengungguli generasi MADANI....http://www.facebook.com/elektrikduniaku
Menurut Wikipedia arti dari Switchgear adalah panel distribusi yang mendistribusikan beban kepanel-panel yang lebih kecil kapasitasnya. Dalam bahasa Indonesia artinya Panel Tegangan Menengah (PTM) atau juga disebut MVMDB (Medium Voltage Main distribution Board) dan sedangkan
untuk tegangan rendah disebut LVMDB (Low Voltage Main DistributionBoard).
Switchgear adalah komponen-komponen hubung/pemutus dan pendukung-pendukungnya dalam satu kesatuan (unit) terintegrasi, sehingga dapat difungsikan sebagai penghubung, pemutus, dan pelindung terhadap dua sisi rangkaian tersebut
Dasar-dasr dari proteksi atau pengaman dalam kelistrikan sangat diperlukan dewasa ini. apalagi bagi teknisi instalasi tenaga listrik. Dalam artikel ini akan kita lihat dasar-dasr dari pengaman listrik tersebut.
2. Definisi
Switchgear merupakan perangkat listrik yang fungsinya
untuk men switch ON atau OFF
Atau switchgear merupakan power distribution yang
komponen utamanya terdiri dari :
1. Kompartemen bus bar (bus bar compartment)
2. Kompartemen penghubung dan pemutus (switchgear
compartment)
3. Kompartemen kabel/ kabel control (cable
compartment)
4. Kompartmen lain pendukung operasional (PT, CT, relay
proteksi).
3. Fungsi detail Switchgear
• Fungsi Switching (melalui Circuit Breaker atau Load
Break Switch atau Disconnecting Switch, dll)
• Fungsi Proteksi (switchgear dilengkapi dengan fuse
atau relay untuk proteksi beban seperti overcurrent,
overload, reverse power, under/over voltage, dll)
• Fungsi pengukuran (switchgear dilengkapi dengan
meter untuk pengukuran besaran listrik seperti arus,
tegangan, kwh, frekwensi, Power Factor, dll)
• Fungsi Monitoring (switchgear dilengkapi dengan pilot
indicator/fasilitas monitoring untuk memonitor status
seperti status on/off maupun abnormal/trip), bisa
untuk remote monitoring melalui PLC/DCS/SCADA.
4. Konstruksi
Box panel Relai proteksi
- Bahan - OCR
- Dimensi - UV / OV relay
- Standar keamanan - Dsb.
Bus bar Peralatan pengukuran daya
- Bahan - KW / KWH meter
- Dimensi - Ampere meter
- Jarak pemasangan - Volt meter
Peralatan hubung (Switchgear) : - Frekwensi meter
- Circuit breaker - Dsb
(MCB, MCCB, ACB, OCB, VCB) Kabel-kabel control dan pengukuran
- Switch pemutus beban (LBS)
- Switch / disconnecting switch (S/DS)
- Pemutus lebur (Fuse)
Trafo lebur (instrument transformer)
- Trafo tegangan (PT)
- Trfo arus (CT)
5. Urutan Operasi
Operasi “ ON“ (CLOSING) __Dari Posisi terbuka/posisi pemeliharaan ES
Posisi menutup (Closed)
ES di buka (operasi off)
DS di tutup (operasi on)
CB di tutup (operasi on)
Operasi “ OFF “ (OPENING)__Dari posisi pelayanan , CB Posisi On (Closed)
CB di buka (operasi off)
DS di buka (operasi off)
DS di tutup (operasi on)
Dalam hal ini berlaku / mutlak bahwa :
1. DS hanya dapat / boleh beroperasi on dan off apabila CB dalam posisi
terbuka (CB off).
2. ES hanya dapat/boleh beroperasi on dan off apabila DS dalam posisi
terbuka (DS off).
6. Untuk menghindari kesalahan operator, kondisi operasi Switchgear ini hanya
dapat dijamin dengan cara :
1. Interloching secara mekanikal (dengan kunci interlocking).
2. Kontrol elektrik, terutama pada Switchgear yang tidak memungkinkan
mekanikal interlock.
Kapasitas pemutusan dan penyambungan pada Switchgear
Kapasitas pemutusan pada peralatan hubung/Switchgear
(CB, LBS, Switch, fuse, ES) adalah kemampuan terhadap arus hubung singkat
yang melewati dan memutuskannya ( terutama CB, fuse) tanpa mengalami
kerusakan fisik dan siap dioperasikan kembali dalam keadaan normal.
7. Penyambungan
Terminal hubung pada Switchgear baik yang terpasang pada gardu pasangan
luar dan yang terpasang di dalam lemari hubung (cubicle) disambungkan keluar
pada kedua belah sisi (incoming dan outgoing) dengan menggunakan :
- Plat tembaga (bus bar)
- Kabel berisolasi
- Hantaran pilin bulat, terutama pada gardu pasangan luar.
Kemampuan arus (baik arus nominal maupun arus hubung singkat) dan
kemampuan tegangan/terutama kabel tidak boleh kurang dari rating arus dan
tegangan yang dimiliki oleh Switchgear bersangkutan.
Pengerasan/penguatan sepatu kabel, klem penjepit, mur-baut harus memenuhi
standar, dilakukan dengan alat yang memiliki pengukur kekencangan baut.
Pemasangan kabel schoon/sepatu kabel ukuran lebih besar dari 16 mm2 harus
menggunakan press hydrolik.
8. Pengujian fungsi
Suatu Switchgear yang telah selesai dipasang (pasangan baru) atau selesai
diperbaiki/dipelihara sebelum tersambung untuk melayani beban/jaringan
harus melalui uji atau test.
Test/uji ini dimaksudkan agar setelah tersambung dan dioperasikan tidak
mengalami kegagalan/gangguan meliputi:
- Uji tegangan kerja.
- Uji tegangan frekwensi dan tegangan sesaat (impuls, BIL).
- Uji interlocking peralatan hubung.
- Uji operasi CB (on-off).
- Uji prinsip operasi yang akan dilayani sesuai dengan gambar kontrol dan logic
diagram system proteksi.
Dalam pemasangan peralatan baru uji fungsi dilakukan oleh tem komisioning.
Apabila dalam uji fungsi hasilnya masih belum memuaskan, maka akan dilakukan
perbaikan-perbaikan sesuai gambar kerja/gambar diagram kontrol oleh
kontraktor.
Pada prinsipnya uji fungsi ini adalah operasi “ ON “ dan “ OFF “ circuit beraker
sesuai diskripsi kerja yang diterjemahkan dalam diagram kontrol dan diagram
logic.
Under Voltage Coil dan Shunt Trip Coil.
9. Under Voltage Coil
Under Voltage Coil adalah asesoris peralatan yang dipasangkan pada
MCB/MCCB.
Fungsi Under Voltage Coil pada MCCB adalah :
1. Pada saat coil diberikan suatu tegangan sesuai dengan ratingnya, maka
hubungan mekanikal di dalam MCCB akan menahan kontak switch dalam
posisi “ on “.
2. Pada saat coil diputuskan tegangannya, maka hubungan mekanikal di dalam
MCCB akan melepaskan kontak switch dalam posisi “ off “.
3. Modul Under Voltage Coil ini dilengkapi dengan 2 jenis kontak bantu
(NO&NC) yang dapat difungsikan sebagai rangkaian control, sebagai
pengatur relai bantu di dalam rangkaian control.
4. MCCB yang dilengkapi “Under Voltage Coil “ dalam pemasangan di dalam
switchboard dapat bekeja secara serempak atau saling bergantian
(interlocking) dengan MCCB/CB lainnya. Misal untuk mengoperasikan pompa
listrik secara bergantian.
10. Kekurangan yang ada pada MCCB yang dilengkapi dengan Under Voltage Coil
adalah :
1. Apabila tiba-tiba sumber/tegangan jaringan hilang, maka MCCB akan trip
dan apabila tegangan telah kembali (coil menjadi bertegangan lagi) harus
ada operator yang mengoperasikan/menghidupkan MCCB dari jarak dekat /
langsung pada alat.
2. Berbeda dengan apabila MCCB tidak dilengkapi Under Voltage Coil, hanya
akan trip apabila ada arus lebih dan hilangnya tegangan tanpa diikuti
kelebihan arus maka tidak akan terjadi trip pada kotak MCCB.
Kelebihan MCCB yang dilengkapi undervoltage coil dengan MCCB yang
dilengkapi adalah :
1. Pada MCCB yang dilengkapi ini system kerja bergantian (interlocking)
sesama MCCB dapat dilakukan secara mekanikal dan secara control
elektrik, sedangkan pada MCCB yang tidak dilengkapi hanya bisa saling
interlocking secara manual saja (saling berdekatan)
2. Dapat membentuk rangkaian control melalui kontak-kontak bantunya yang
terhubung dengan relai-relai bantu.
11. Shunt Trip Coil
Seperti halnya Under Voltage Coil, shunt trip coil memperoleh sumber
tegangan luar (TR, AC atau DC) sehingga mengerjakan atau mengoperasikan
kontak “off“ pada rangkaian pemutus beban (CB, LBS). Jadi fungsi shun trip
coil dibandingkan dengan Under Voltage Coil adalah:
1. Shunt trip coil sesuai dengan namanya adalah coil (kumparan) yang
terpasang secara shunt (parallel) terhadap kontak pemutus beban (LBS).
2. Shunt trip coil dalam keadaan normal tidak bertegangan apabila ada
hubungan dari sumber luar atau apabila memperoleh sumber tegangan
luar, maka akan segera mengoperasikan “ off “pada pemutus beban.
3. Hubungan dengan sumber tegangan luar tadi dikerjakan oleh relai arus
lebih
12. Gangguan-gangguan
Gangguan-gangguan yang biasa / umum terjadi pada switchgear adalah :
a. Panas
b. Sering trip tanpa sebab yang diketahui dengan pasti.
c. Tidak dapat dioperasikan
Pelacakan penyebab gangguan :
a. Panas :
- Periksa arus beban.
- Periksa sambungan-sambungan.
- Periksa kotoran yang menempel / debu.
- Periksa system pendingin dan suhu ruangan.
b. Sering trip tanpa sebab pasti :
o Periksa atau acak kabel-kabel pada rangkaian pengontrol sesuai gambar
diagram rangkaian control.
o Periksa penyetelan/setting dari relay proteksi.
o Periksa tegangan catu daya rangkaian control.
o Periksa kondisi/spesifikasi peralatan proteksi dan pemutus (switchgear).
o Periksa hubungan ke beban.
13. c. Gagal di operasikan (on / off)
- Periksa kondisi fisik switchgear
- Periksa atau melacak kabel-kabel control
- Periksa komponen rangkaian kontol dan karakteristik atau spesifikasi
- Periksa hubungnnya ke beban
Pemeliharaan
a. Pemeliharaan rutin
Cek pengotoran / debu
Cek kabel-kabel
Mengencangkan pengikat / mur – baut
Periksa spare part pendukung
b. Pemeliharaan atau over houl
Cek komponen secara menyeluru dan mengetes ulang :
Kontak kontak
Relay proteksi
Trafo tegangan atau trafo arus
Bongkar / pasang
Cek fungsi sesuai diagram control logik
14. tROUBLESHOOTING Blown Fuse
Loose Con
No Voltage Kabel Putus
Electrical Low Voltage Quality Power
Kabel Putus
Koneksi Aus
Charging Motor Gangguan Motor
Loose Con
Gangguan Charge Mechanical Cek Rotation Shaft Gearbox
Breaker tidak pada posisi yang beanr
Racking
Mechanism
Sliding rail tidak bisa diset
15. Blown Fuse
No Voltage Loose Con
Kabel Putus
Low Voltage Quality Power
Electrical
Kabel Putus
Koneksi Aus
Auxiliary Switch Gangguan Switch
52Y Anti Pumping Relay N/O Contact Jelek
Gangguan
Close/Trip Battery System
Cek Interlocking System Proteksi
Mechanical Check /Inspek system Charge