Automatic Voltage Regulator (AVR) adalah alat yang secara otomatis mengatur tegangan output suatu alternator supaya konstan pada harga nominalnya dalam keadaan beban yang berubah-ubah. AVR bekerja dengan mendeteksi perubahan tegangan akibat perubahan beban dan mengatur sudut penyalaan SCR untuk menyesuaikan arus medan alternator agar tegangan tetap stabil. Blok diagram AVR terdiri dari sumber tegangan searah, penyearah, SCR converter, dan sensing device
2. Pengertian
Automatic Voltage Regulator adalah alat
yang secara otomatis mengatur tegangan
output suatu alternator supaya konstan
pada harga nominalnya dalam keadaan
beban yang berubah-ubah dan diusahakan
selalu berputar pada kecepatan
nominalnya.
3. Pengertian
Menurut standard tegangan yang diijinkan
diatas normalnya adalah sebesar 5%
sedangkan untuk tegangan yang diijinkan
dibawah standard adalah 10%, sedangkan
untuk frekuensinya +1Hz dan – 0,5Hz dari
frekuensi standard.
Saifi < 3,2 kali/tahun;
Saidi < 21 jam/tahun.
5. Cara Kerja
Sumber tegangan searah untuk kumparan penguat
didapat dari tegangan output alternator sendiri
yang disearahkan dengan penyearah 3 phasa,
setengah gelombang.
Penyearah ini merupakan diaoda converter dan SCR
converter. Dioda converter dipergunakan untuk
start (build up). Jadi kumparan medan mendapat
suplay dari dioda converter. (Pada waktu build up
kontak A menutup dan B membuka, A dan B saling
interlock).
6. Setelah tegangan output alternator mencapai
tegangan tertentu, rangkaian relay berkerja hingga
kumparan medan dari alternator mendapat suplay
dari SCR converter.
Ketiga SCR di Triger oleh pulsa-pulsa yang dihasilkan
pada rangkaian pulsa. Pada saat relay berkerja,
output searah dari SCR converter cukup besar
sehingga tegangan output alternator akan naik
terus. Bersamaan dengan naiknya tegangan output
alternator ini, sensing devide juga berkerja
mengontrol sudut penyalaan dari SCR, sehingga
tegangan output alternator dapat dijaga konstan
pada harga tertentu.
Harga tegangan nominal didapat dengan mengatur
potensiometer R30 (Voltage Setting).
7. Setelah kondisi ini tercapai, kontak A dibuka,
kontak B ditutup (dilakukan secara manual).
Dengan demikian kegagalan relaybaik karena
getaran-getara mekanis maupun oleh rangkaian
relay nya sendiri tidak berpengaruh lagi pada
sistem.
Selanjutnya, setiap perubahan tegangan output
alternator karena perubahan beban akan
dideteksi oleh sensing device yang akan
mengatur sudut penyalaan (α) dari SCR.
Bila tegangan output alternator turun karena
bertambahnya beban, sudut penyalaan SCR
akan mengecil.
8. Dengan demikian, teganan output searah dari
SCR converter akan membesar, arus medan
alternator membesar, tagangan output
alternator naik kembali. Bila teganga output
alternator naik karena berkurangnya beban, hal
sebaliknya akan terjadi. Sudut penyalaan SCR
akan membesar, tegang output searah dari
hybrid converter mengecil, arus medan
alternator mengecil, tegangan output alternator
turun kembali.