mekanisme kegagalan tembus pada gas
Kegagalan tembus pada gas sendiri terdiri dari dua yaitu:
Mekanisme Townsend
Mekanisme strimer (streamer) atau kanal
Mekanisme breakdown adalah sebuah fenomena yang komplek di dalam bentuk padat dan tergantung pada variasi tegangan dan waktu penerapannya.
Pada prinsipnya mekanisme kegagalan (breakdown) dalam zat padat sama dengan proses yang terjadi di gas dan udara. Suatu zat padat tergantung dari cara dan kondisi pengukuran.
Proteksi Tenaga Listrik merupakan alat pemutus dan penyambung pada suatu rangkaian sehingga jika pada rangkaian mengalami suatu gangguan maka alat yang digunakan untuk memutuskan dan menghubungkan dari suatu rangkaian dalam kadaan berbeban disebut pemutus tenaga (PMT) atau Circuit Breaker/CB.
Dimana alat tersebut dilengkapi dengan alat pemadam busur api sedangkan untuk memisahkan dari rangakain tanpa beban digunakan saklar pemisah beban atau Disconnecting switch (DS). Dimana alat ini hanya digunakan jika CB pemutus tenaga telah terbuka untuk memisahkan rangkaian
Dalam laboratorium diperlukan tegangan tinggi bolak-balik untuk percobaan dan
pengujian dengan arus bolak-balik serta untuk membangkitkan tegangan tinggi searah
dan pulsa.
Trafo uji yang biasa digunakan untuk keperluan tersebut memiliki daya
yang lebih rendah serta perbandingan belitan yang jauh lebih besar daripada trafo daya.
mekanisme kegagalan tembus pada gas
Kegagalan tembus pada gas sendiri terdiri dari dua yaitu:
Mekanisme Townsend
Mekanisme strimer (streamer) atau kanal
Mekanisme breakdown adalah sebuah fenomena yang komplek di dalam bentuk padat dan tergantung pada variasi tegangan dan waktu penerapannya.
Pada prinsipnya mekanisme kegagalan (breakdown) dalam zat padat sama dengan proses yang terjadi di gas dan udara. Suatu zat padat tergantung dari cara dan kondisi pengukuran.
Proteksi Tenaga Listrik merupakan alat pemutus dan penyambung pada suatu rangkaian sehingga jika pada rangkaian mengalami suatu gangguan maka alat yang digunakan untuk memutuskan dan menghubungkan dari suatu rangkaian dalam kadaan berbeban disebut pemutus tenaga (PMT) atau Circuit Breaker/CB.
Dimana alat tersebut dilengkapi dengan alat pemadam busur api sedangkan untuk memisahkan dari rangakain tanpa beban digunakan saklar pemisah beban atau Disconnecting switch (DS). Dimana alat ini hanya digunakan jika CB pemutus tenaga telah terbuka untuk memisahkan rangkaian
Dalam laboratorium diperlukan tegangan tinggi bolak-balik untuk percobaan dan
pengujian dengan arus bolak-balik serta untuk membangkitkan tegangan tinggi searah
dan pulsa.
Trafo uji yang biasa digunakan untuk keperluan tersebut memiliki daya
yang lebih rendah serta perbandingan belitan yang jauh lebih besar daripada trafo daya.
Tugas Kelompok 4 - Teknik Tegangan Tinggi - Prof.Ir. Syamsir Abduh , MM, Ph.D...Rio Afdhala
Tugas Pertemuan 5 Teknik Tegangan Tinggi
Dosen : Prof.Ir. Syamsir Abduh , MM, Ph.D
Disusun Oleh :
Addo Suryo 062.13.027
Andrew Jussac 062.13.029
Rio Afdhala 062.13.019
Thesar Pramanda 062.13.033
Mekanisme kegagalan gas, yang disebut percikan, adalah peralihan dari pelepasan tak bertahan keberbagai jenis pelepasan yang bertahan sendiri. Percikan (spark) biasanya terjadi tiba-tiba. Sifat mendasar dari kegagalam percikan (spark breakdown) adalah bahwa tegangan pada (across) sela jatuh (menurun) karena proses yang menghasilkan kehantaran (conductivity) tinggi antara katoda dan anoda.
Pengertian : gardu distribusi adalah bagian peralatan listrik yang menerima daya listrik dari tegangan primer dan mengubah menjadi tegangan sekunder yang langsung di salurkan ke konsumen.
Fungsi : Gardu distribusi peralatan yang berfungsi untuk menurunkan tegangan primer menjadi tegangan sekunder/pelayanan.
Teori kegagalan zat isolasi cair dapat
dibagi menjadi empat jenis sebagai berikut :
1. Teori kegagalan zat murni atau elektronik
2. Teori kegagalan gelembung udara atau kavitasi
3. Teori kegagalan bola cair
4. Teori kegagalan tak murnian padat
Tugas Kelompok 2 - Teknik Tegangan Tinggi - Prof.Ir. Syamsir Abduh , MM, Ph.D...Anggita Mentari
Tugas Pertemuan 1 Teknik Tegangan Tinggi
Dosen : Prof.Ir. Syamsir Abduh , MM, Ph.D
Disusun Oleh :
Anggita Mentari Putri 062.13.004
Vera Irene M. S. 062.13.007
Dandy Nurwidi N. 062.13.011
Partial discharge (PD) atau biasa juga disebut dengan peluahan merupakan fenomena peluahan muatan elektrik yang bisa menjembatani system isolasi baik secara sebagian maupun menyeluruh di dalam suatu bahan dielektrik. Fenomena tersebut timbul diakibatkan oleh banyak factor diantaranya adalah kualitas bahan dielektrik, celah/rongga dalam bahan dielektrik, maupun adanya kerusakan ataupun ketidak sempurnaan dalam proses pengerjaan. Apabila fenomena partial discharge terjadi secara terus menerus maka akan menimbulkan panas berlebih pada daerah tertentu yang nantinya akan merusak bahan isolasi dan mengarah kepada terjadinya kegagalan system.
Pengertian korona berdasarkan American Standards Association adalah peluahan sebagian (partial discharge) ditandai dengan timbulnya cahaya violet karena terjadi ionisasi udara disekitar permukaan konduktor ketika gradien tegangan permukaan konduktor melebihi nilai kuat medan kritis disruptifnya. Terjadinya korona juga ditandai dengan suara mendesis (hissing) dan bau ozone (O3). Korona makin nyata kelihatan pada bagian yang kasar, runcing dan kotor. Peristiwa korona semakin sering terjadi jika pada saluran transmisi diterapkan tegangan yang lebih tinggi daripada tegangan kritis dan ketika udara yang lembab serta cuaca buruk. Peristiwa korona menimbulkan rugi-rugi penyaluran, merusak bahan isolasiserta gejala tegangan tinggi berupa Audible Noise (AN) dan Radio Interference (RI).
Didalam sistem AC ada sistem satu fasa dan sistem tiga fasa. Sistem tiga fasa mempunyai kelebihan dibandingkan sistem satu fasa karena :
1. Daya yang disalurkan lebih besar
2. Nilai sesaatnya konstan
3. Mempunyai medan magnet putar
Tugas Kelompok 4 - Teknik Tegangan Tinggi - Prof.Ir. Syamsir Abduh , MM, Ph.D...Rio Afdhala
Tugas Pertemuan 5 Teknik Tegangan Tinggi
Dosen : Prof.Ir. Syamsir Abduh , MM, Ph.D
Disusun Oleh :
Addo Suryo 062.13.027
Andrew Jussac 062.13.029
Rio Afdhala 062.13.019
Thesar Pramanda 062.13.033
Mekanisme kegagalan gas, yang disebut percikan, adalah peralihan dari pelepasan tak bertahan keberbagai jenis pelepasan yang bertahan sendiri. Percikan (spark) biasanya terjadi tiba-tiba. Sifat mendasar dari kegagalam percikan (spark breakdown) adalah bahwa tegangan pada (across) sela jatuh (menurun) karena proses yang menghasilkan kehantaran (conductivity) tinggi antara katoda dan anoda.
Pengertian : gardu distribusi adalah bagian peralatan listrik yang menerima daya listrik dari tegangan primer dan mengubah menjadi tegangan sekunder yang langsung di salurkan ke konsumen.
Fungsi : Gardu distribusi peralatan yang berfungsi untuk menurunkan tegangan primer menjadi tegangan sekunder/pelayanan.
Teori kegagalan zat isolasi cair dapat
dibagi menjadi empat jenis sebagai berikut :
1. Teori kegagalan zat murni atau elektronik
2. Teori kegagalan gelembung udara atau kavitasi
3. Teori kegagalan bola cair
4. Teori kegagalan tak murnian padat
Tugas Kelompok 2 - Teknik Tegangan Tinggi - Prof.Ir. Syamsir Abduh , MM, Ph.D...Anggita Mentari
Tugas Pertemuan 1 Teknik Tegangan Tinggi
Dosen : Prof.Ir. Syamsir Abduh , MM, Ph.D
Disusun Oleh :
Anggita Mentari Putri 062.13.004
Vera Irene M. S. 062.13.007
Dandy Nurwidi N. 062.13.011
Partial discharge (PD) atau biasa juga disebut dengan peluahan merupakan fenomena peluahan muatan elektrik yang bisa menjembatani system isolasi baik secara sebagian maupun menyeluruh di dalam suatu bahan dielektrik. Fenomena tersebut timbul diakibatkan oleh banyak factor diantaranya adalah kualitas bahan dielektrik, celah/rongga dalam bahan dielektrik, maupun adanya kerusakan ataupun ketidak sempurnaan dalam proses pengerjaan. Apabila fenomena partial discharge terjadi secara terus menerus maka akan menimbulkan panas berlebih pada daerah tertentu yang nantinya akan merusak bahan isolasi dan mengarah kepada terjadinya kegagalan system.
Pengertian korona berdasarkan American Standards Association adalah peluahan sebagian (partial discharge) ditandai dengan timbulnya cahaya violet karena terjadi ionisasi udara disekitar permukaan konduktor ketika gradien tegangan permukaan konduktor melebihi nilai kuat medan kritis disruptifnya. Terjadinya korona juga ditandai dengan suara mendesis (hissing) dan bau ozone (O3). Korona makin nyata kelihatan pada bagian yang kasar, runcing dan kotor. Peristiwa korona semakin sering terjadi jika pada saluran transmisi diterapkan tegangan yang lebih tinggi daripada tegangan kritis dan ketika udara yang lembab serta cuaca buruk. Peristiwa korona menimbulkan rugi-rugi penyaluran, merusak bahan isolasiserta gejala tegangan tinggi berupa Audible Noise (AN) dan Radio Interference (RI).
Didalam sistem AC ada sistem satu fasa dan sistem tiga fasa. Sistem tiga fasa mempunyai kelebihan dibandingkan sistem satu fasa karena :
1. Daya yang disalurkan lebih besar
2. Nilai sesaatnya konstan
3. Mempunyai medan magnet putar
Transmisi : proses penyaluran energi listrik dari satu tempat ke tempat lainnya pada tingkat tegangan yang lebih tinggi dari tegangan di sisi sumber listrik (generator) ke gardu induk (beban) atau pada tingkat tegangan yang telah dinaikkan atau ditinggikan di atas tegangan generator.
Transmisi tenaga listrik merupakan proses penyaluran listrik dari tempat pembangkit tenaga listrik (Power Plant) hingga substation distribution sehingga dapat disalurkan sampai pada konsumen pengguna listrik melalui suatu bahan konduktor
Adalah proses penghantaran tenaga listrik secara besar-besaran dari pembangkit listrik, ke gardu induk. Jalur yang terinterkoneksi untuk memfasilitasi penghantaran ini dikenal sebagai jaringan transmisi listrik
Adalah proses penghantaran tenaga listrik secara besar-besaran dari pembangkit listrik, ke gardu induk. Jalur yang terinterkoneksi untuk memfasilitasi penghantaran ini dikenal sebagai jaringan transmisi listrik
Transmisi (penyaluran) adalah Penyaluran energi listrik sehingga mempunyai listrik, maksud proses dan cara menyalurkan energi listrik dari satu tempat ke tempat lainnya, misalnya :
Dari pembangkit listrik ke gardu induk.
Dari satu gardu induk ke gardu induk lainnya.
Dari gardu induk ke jaring tegangan menengah dan gardu distribusi.
Tugas Kelompok 2 - Teknik Tegangan Tinggi - Prof.Ir. Syamsir Abduh , MM, Ph.D...Anggita Mentari
Tugas Pertemuan 3 Teknik Tegangan Tinggi
Dosen : Prof.Ir. Syamsir Abduh , MM, Ph.D
Disusun Oleh :
Anggita Mentari Putri 062.13.004
Vera Irene M. S. 062.13.007
Dandy Nurwidi N. 062.13.011
Partial discharge (peluahan parsial) adalah peristiwa pelepasan/loncatan bunga api listrik yang terjadi pada suatu bagian isolasi (pada rongga dalam atau pada permukaan) sebagai akibat adanya beda potensial yang tinggi dalam isolasi tersebut.
Merupakan proses penyaluran tenaga listrik dari tempat pembangkit tenaga listrik
(Power Plant) hingga Saluran distribusi listrik (substation distribution) sehingga
dapat disalurkan sampai pada konsumer pengguna listrik.
Sistem transmisi listrik berkembang seiring dengan perjalanan waktu dan inovasi teknologi. Awalnya, sistem transmisi listrik terbatas pada jarak pendek dan menggunakan tegangan rendah. Namun, penemuan generator listrik dan transformator oleh tokoh seperti Nikola Tesla membuka pintu bagi penggunaan tegangan tinggi dan pengiriman listrik jarak jauh. Perang arus listrik antara Thomas Edison dan George Westinghouse memunculkan pilihan transmisi listrik berbasis arus bolak-balik (AC) dengan tegangan tinggi, yang akhirnya menjadi standar industri karena keefisiensiannya. Seiring waktu, perkembangan teknologi terus mendukung kemajuan dalam sistem transmisi, termasuk pengenalan peralatan modern seperti circuit breakers dan sistem monitoring otomatis. Dengan pertumbuhan kebutuhan energi dan pergeseran ke sumber energi terbarukan, sistem transmisi listrik terus mengalami transformasi untuk memenuhi tantangan keberlanjutan dan efisiensi energi.
Transmisi tenaga listrik merupakan proses penyaluran tenaga listrik dari tempat pembangkit tenaga listrik (Power Plant) hingga substation distribution sehingga dapat disalurkan sampai pada konsumen pengguna listrik melalui suatu bahan konduktor
Arrester atau biasa juga lightning arrester adalah suatu alat pelindung bagi ...
Teknik tegangan tinggi
1. TUGAS
TEKNIK TEGANGAN TINGGI
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Teknik Tegangan Tinggi.
Dosen : Prof. Dr. H. Bachtiar Hasan, ST. , MSIE.
Hasbullah, S. Pd., MT.
Neris Peri Ardiansyah (0900689)
JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNLOGI DAN KEJURUAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2012
2. 1
Soal :
1. Jelaskan konsep anda tentang tegangan tinggi, ekstra tinggi dan ultra tinggi
dalam sistem ketenagalistrikan !
2. Fenomena dari tegangan tinggi yang sering terjadi adalah korona dan
gangguan radio. Jelaskan proses terjadinya fenomena tersebut dan faktor-
faktor apa saja yang mempengaruhinya ?
3. Sebutkan beberapa tiang transmisi dan konduktor berikut fugsinya yang
banyak digunakan pada tegangan tinggi ?
4. Bagaimana pengaruh radiasi medan listrik dan medan magnet pada manusia
serta gambarkan daerah/ ruang bebas dan daerah berbahaya pada menara
transmisi SUTET ?
5. Apa anda ketahui tentang voltage sags, partial discharge, break down
voltage, transient over voltage dan harmonisa ?
Jawaban :
1. Tegangan Tinggi yaitu tegangan generator yang dinaikkan oleh transformator
guna melakukan transmisi daya, tegangan tinggi dengan nilai tegangannya
yaitu 30, 66, 70, 150, 138 kV.
Tegangan ekstra tinggi (Extra Hgh Voltage – EHV) yaitu penaikkan tegangan
dari untuk jarak yang cukup jauh dari jangkauan dengan nilai tegangannya
mulai dari 220, 500, 765 kV.
Tegangan Ultra Tinggi (Ultra High Voltage - UHV) yaitu untuk melakukan
kenaikkan tegangan yang dibutuhkan dalam penyaluran transmisi jarak yang
sangat jauh guna meminimalisir rugi-rugi daya, dengan nilai tegangan lebih
dari 765 kV.
2. Proses terjadinya Korona yaitu bila dua kawat sejajar yang mempunyai
penampang kecil bila dibandingkan dengan jarak kedua kawat tersebut,
kemudian diberikan pada tegangan bolak-balik yang dinaikkan secara
perlahan-lahan, maka gradien tegangan pada permukaan tegangan akan naik
sehingga pada saat tegangan mencapai tegangan maksimum, yakni 30 kV/cm,
udara di sekitar konduktor segera menjadi konduktor pula. Kemudian
terdengar suara mendesis, bersamaan dengan itu konduktor pun bergetar hebat.
3. 2
Selanjutnya bila hal ini terjadi di udara yang gelap, maka akan terlihat gejala
ini yang disebut dengan gejala korona.
Faktor-faktro yang mempengaruhi korona yaitu:
a. Penampang kawat konduktor, korona akan tampak pada kawat yang
mempunyai peampang kasar, kusam atau kotor
b. Jenis kawat yang memiliki karakteristik tertentu. Yang mempengaruhi
timbulnya gejala korona
c. Kondisi permukaan konduktor
d. Kondisi cuaca sekitar, seperti hujan, kabut, dll
e. Medan listrik bumi yang mempunyai medan listrik yang besar kecilnya
bergantung pada medan listrik bumi
Gangguan radio (interference radio) yaitu Implikasi dari gejala korona adalah
timbulnya gangguan pada radio. Adanya frekuensi harmonisa dengan
amplitude yang besar di saluran tegangan tinggi akan mempengaruhi
komunikasi radio dan televise, karena saluran akan berfungsi sebagai
pemancar dengan frekuensi-frekuensi harmonisa. Gangguan ini harus ditekan
dengan filter harmonisa sehingga harmonisa tersaring.
3. beberapa tiang transmisi dan konduktor berikut fugsinya yang banyak
digunakan pada tegangan tinggi, yaitu :
a. Dead end tower (tiang akhir), yaitu tiang penegang yang direncanakan
sedemikian rupa sehingga kuat menahan gaya tarik kawat penghantar dari
satu arah saja. Tiang ini berlokasi di dekat Gardu induk.
b. Section tower, yaitu tiang penyekat antara sejumlah tower penyangga
dengan sejumlah tower penyangga lainnya karena alasan kemudahan saat
pembangunan (penarikan kawat), umumnya mempunyai sudut belokan
yang kecil.
c. Suspension tower, yaitu tower penyangga, tower ini hampir sepenuhnya
menanggung gaya berat dan harus kuat terhadap gaya berat dari peralatan
4. 3
listrik yang terpasang pada tiang tersebut. Umumnya tidak mempunyai
sudut belokan.
d. Tension tower, yaitu tower penegang, tower ini menanggung gaya tarik
dari kawat saluran yang lebih besar daripada gaya berat, umumnya
mempunyai sudut belokan.
e. Transposision tower, yaitu tower tension yang digunakan sebagai tempat
melakukan perubahan posisi kawat fasa guna memperbaiki impedansi
transmisi.
4. Kuat medan listrik yang tinggi akan membahayakan manusia, apalagi bila
lama berada dalam kuat medan kurang dari 8 kV/m.
Jarak yang diizinkan antara saluran udara tegangan ekstra tinggi dengan
bangunan dan benda-benda lain, misalnya pada persilangan dengan jalan
umum, jaringan telekomunikasi, yang dapat menimbulkan bahaya terhadap
keselamatan umum, ini diperlukan teknis keamanannya.
Pengaruh bangunan di bawah transmisi SUTET:
a. Terkena radiasi induksi dari tenaga yang membahayakan manusia dan
bangunan tersebut, misalnya mudah terjadi kebakaran akibat listrik
b. Frekuensi alat komunikasi disekitar akan berpengaruh atau terganggu
c. Akan mempengaruhi daya isolasi sistem transmisi tersebut (pembocoran
kapasitansi).
5. Voltage sags adalah penurunan tegangan dalam waktu singkat biasanya
berlangsung satu samap satu detik.
Partial Discharge atau peluahan sebagian menurut IEC 60270 adalah
peluahan listrik local yang hanya menjembatani sebagian isolasi di antara
konduktor dan yang mungkin tejadi dekat dengan konduktor.
Break down voltage yaitu dimana tegangan dinaikkan sampai pada
keadaan tegangan itu menjadi gagal.
5. 4
Transient overvoltages adalah kenaikan tegangan dalam waktu singkat
dengan frekuensi tinggi pada catu daya AC.
Harmonisa didefinisikan sebagai cacat gelombang sinus yang terjadi yang
disebabkan oleh interaksi antara bentuk gelombang sinus sistem dengan
gelombang lain yang mempunyai frekuensi kelipatan bilangan bulat dari
frekuensi fundamentalnya. Frekuensi dasar suatu sistem tenaga listrik adalah
50 Hz, harmonic kedua adalah gelombang dengan frekuensi 100 Hz, dan
harmonic gelombang ketiga adalah gelombang dengan frekuensi 150, dan
seterusnya
Referensi :
Arismunandar dan Kuwahara. (2004). Buku Pegangan Teknik Tenaga Listrik II
Gardu Induk. Jakarta : Pradnya Paramita.
Arismunandar dan Kuwahara. (1979). Buku Pegangan Teknik Tenaga Listrik Jilid
III Gardu Induk. Jakarta : Pradnya Paramita.
Hasbullah, M.T. (2009). Dasar Teknik Tegangan Tinggi. (24 Maret 2012)
Hasbullah M.T. (2012). High Voltage (equipment and testing). (24 Maret 2012)
Hasan, Bachtiar. (2002). Peralatan Teknik Tegangan Tinggi. Bandung: Pustaka
Ramadhan.
Hasan, Bachtiar. (2010). Teknik Tegangan Tinggi, edisi 2. Bandung: Pustaka
Ramadhan.