PROYEK AKHIR ANALISIS SISTEM PELAYANAN POLA PENGUMPULAN DAN PENGANGKUTAN SAMPAH DI DUSUN KRAJAN DAN DUSUN BANARAN, DESA GEMAWANG, KECAMATAN JAMBU, KABUPATEN SEMARANG
Lingkungan yang sehat merupakan suatu hal yang mutlak diperlukan bagi kita semua, dan salah satu faktor penyebab terjadinya pencemaran lingkungan adalah akibat dari timbulan sampah sebagai akibat dari tingginya aktivitas dan padatnya penduduk suatu wilayah. Perkembangan daerah yang pesat menyebabkan semakin bertambahnya jumlah penduduk di wilayah tersebut. Akibat dari perkembangan wilayah dan pertambahan jumlah penduduk, tentunya juga akan menambah produksi dan volume sampah yang ada, yang berbanding lurus dengan perkembangan dan pertambahan jumlah penduduk. Hal tersebut menyebabkan semakin sulitnya pengelolaan secara mandiri sampah penduduk yang ada. Meskipun pada dasarnya, hal tersebut merupakan tugas dan tanggung jawab bersama antara pemrintah sebagai penyedia dan masyarakat yang membutuhkan.
Upaya penanganan sampah perlu dilakukan dengan benar serta melibatkan semua unsur baik pemerintah, swasta maupun masyarakat yang diharapkan dapat mengoptimalkan sistem dalam pelayanan persampahan. Kebijakan yang diterapkan di Indonesia dalam mengelola sampah kota secara formal adalah seperti yang diarahkan oleh Departemen Pekerjaan Umum sebagai departemen teknis yang membina pengelolaan persampahan perkotaan di Indonesia.
Demikian halnya dengan permasalahan tentang sampah terkait pelayanan juga menjadi pemicu penulis untuk membahas analisis sistem pelayanan pengumpulan dan pengangkutan sampah di Dusun Krajan dan Dusun Banaran, Desa Gemawang, Kecamatan Jambu, Kabupaten Semarang. Pola pengumpulan sampah di Dusun Krajan dan Dusun Banaran saat ini adalah pola komunal tidak langsung, namun untuk di Dusun Krajan dan Dusun Banaran sebaiknya dipilih pola pengumpulan dan pengangkutan yang sesuai dengan kondisi fisik wilayah dan aspek-aspek pengelolaan yang ada. Sehingga, wilayah yang tidak memungkinkan dalam pola pengumpulan dan pengangkutan yang sudah ada dapat tetap mendapat pelayanan dengan menyesuaikan kriteria-kriteria pola pengumpulan dan pengangkutan sampah.
Berdasarkan kondisi eksisting dan permasalahan sistem pengelolaan persampahan di Dusun Krajan dan Dusun Banaran tersebut di atas, kemudian peneliti tertarik untuk meneliti fenomena yang terjadi melalui tahapan kegiatan yang hasil akhirnya berguna sebagai rekomendasi bagi Dusun Krajan dan Dusun Banaran di waktu mendatang.
Similar to PROYEK AKHIR ANALISIS SISTEM PELAYANAN POLA PENGUMPULAN DAN PENGANGKUTAN SAMPAH DI DUSUN KRAJAN DAN DUSUN BANARAN, DESA GEMAWANG, KECAMATAN JAMBU, KABUPATEN SEMARANG
Presentasi bappeda mamuju yasmib sulawesi wilayah timurGedhe Foundation
Similar to PROYEK AKHIR ANALISIS SISTEM PELAYANAN POLA PENGUMPULAN DAN PENGANGKUTAN SAMPAH DI DUSUN KRAJAN DAN DUSUN BANARAN, DESA GEMAWANG, KECAMATAN JAMBU, KABUPATEN SEMARANG (20)
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
PROYEK AKHIR ANALISIS SISTEM PELAYANAN POLA PENGUMPULAN DAN PENGANGKUTAN SAMPAH DI DUSUN KRAJAN DAN DUSUN BANARAN, DESA GEMAWANG, KECAMATAN JAMBU, KABUPATEN SEMARANG
1. i
ANALISIS SISTEM PELAYANAN POLA PENGUMPULAN DAN
PENGANGKUTAN SAMPAH DI DUSUN KRAJAN DAN DUSUN
BANARAN DESA GEMAWANG KECAMATAN JAMBU KABUPATEN
SEMARANG
PROYEK AKHIR
Laporan ini diambil dari penyusunan laporan kerja praktik
Oleh:
NISADILLA NURUL ARIFFAH
21040114060053
PROGRAM STUDI DIPLOMA III
PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
DEPARTEMENT SIPIL & PERENCANAAN
SEKOLAH VOKASI UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2019
2. ii
ANALISIS SISTEM PELAYANAN POLA PENGUMPULAN DAN
PENGANGKUTAN SAMPAH DI DUSUN KRAJAN DAN DUSUN BANARAN
DESA GEMAWANG KECAMATAN JAMBU KABUPATEN SEMARANG
Proyek Akhir diajukan kepada
Program Studi Diploma III Perencanaan Wilayah dan Kota
Departemen Sipil & Perencanaan
Sekolah Vokasi Universitas Diponegoro
Oleh:
NISADILLA NURUL ARIFFAH
21040114060053
Diajukan pada
Sidang Proyek Akhir
Tanggal
Dinyatakan Lulus
Ahli Madya Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota
Ir. Holi Bina Wijaya, MUM Pembimbing ........................
Blablablablablablab Penguji ........................
Disahkan untuk Dikumpulkan pada
Hari Tanggal 2019
Mengetahui,
Samsul Ma’rif, SP, MT
Ketua Program Studi Diploma III PWK
3. iii
ABSTRAK
Faktor penyebab terjadinya pencemaran lingkungan adalah akibat dari timbulan sampah
yang disebabkan tingginya aktivitas dan padatnya penduduk suatu wilayah, sehingga penanganan
sampah perlu dilakukan dengan benar yang diharapkan dapat mengoptimalkan sistem pelayanan
persampahan. Pola pengumpulan sampah di Dusun Krajan dan Dusun Banaran saat ini adalah pola
komunal tidak langsung, namun sebaiknya dipilih pola pengumpulan dan pengangkutan yang sesuai
dengan kondisi fisik wilayah dan aspek-aspek pengelolaan yang ada. Tujuan dari penulisan laporan
proyek akhir ini adalah untuk melakukan perhitungan sistem pelayanan sampah berdasarkan pola
pengumpulan dan pengangkutan sampah di Dusun Krajan dan Dusun Banaran, Desa Gemawang,
Kecamatan Jambu, Kabupaten Semarang.
Pendekatan yang digunakan adalah menganalisis timbulan sampah, pembangunan model
penilaian pola pengumpulan dan pengangkutan sampah yang mengacu kepada Peraturan Menteri
PU No.3 Tahun 2013, menganalisis perhitungan sistem pelayanan pola pengumpulan dan
pengangkutan sampah dengan analisis spasial kriteria fisik dan kriteria non fisik, kemudian diteruskan
dengan analisis hasil penilaian kriteria fisik dengan hasil penilaian kriteria non fisik disesuaikan
dengan Peraturan Menteri PU No.3 Tahun 2013, serta menganalisis kesesuaian pola pengumpulan
dan pengangkutan sampah hasil penilaian dengan kondisi eksisting wilayah studi.
Dalam proses perhitungan total volume timbulan sampah di wilayah studi didapatkan hasil
sebesar 5.012,8 liter/hari. Pembangunan model penilaian mengacu pada Peraturan Menteri PU No.3
Tahun 2013 yang menghasilkan beberapa kombinasi kode. Selanjutnya hasil permodelan dapat di
teruskan sebagai patokan dalam analisis spasial dengan meng-overlay kriteria fisik. Lalu melakukan
analisis kriteria non fisik yang terdiri dari dukungan dan ketersediaan peralatan, dukungan personil
dan mekanisme pengendalian pelaksanaan, serta peran serta masyarakat. Berdasarkan hasil analisis
spasial kriteria fisik yang ditunjang dengan kriteria non fisik, pola pengumpulan dan pengangkutan
yang sesuai untuk diterapkan di wilayah studi merupakan pola individual langsung dengan pola
pengangkutan langsung ke TPA tanpa proses pemindahan, dan pola komunal tidak langsung dengan
pengangkutan sistem kontainer tetap.
Berdasarkan analisis kesesuaian pola pengumpulan dan pengangkutan sampah eksisting
dengan hasil penilaian, mengungkapkan bahwa pola individual langsung dengan pengangkutan
langsung menuju TPA tidak sesuai apabila diterapkan untuk wilayah studi karena wilayah studi
memiliki dukungan sarana TPS dan wadah komunal di setiap RT. Sedangkan hasil penilaian pola
komunal tidak langsung dengan pengangkutan sistem kontainer tetap sudah sesuai dengan kondisi
eksisting wilayah studi. Namun kurang efisien apabila pengumpulan dilakukan individual oleh warga,
sehingga perlu rekomendasi penambahan petugas lingkungan tiap RT untuk mengumpulkan sampah
menuju wadah komunal RT. Hasil kesesuaian tersebut mentukan bahwa pola pengumpulan dan
pengangkutan sampah yang diterapkan adalah pola pengumpulan komunal tidak langsung, dan
diikuti pola pengangkutan sampah dengan sistem kontainer tetap.
4. iv
Metode analisis perhitungan sistem pelayanan pola pengumpulan dan pengangkutan sampah
yang digunakan mengacu kepada Peraturan Menteri PU No.3 Tahun 2013 Tentang Penyelenggaraan
Prasarana dan Sarana Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Rumah Tangga. Perhitungannya
ditentukan berdasarkan kriteria fisik kelerengan lahan, jaringan jalan, timbulan sampah, dan sebaran
permukiman, serta kriteria non fisik dukungan dan ketersediaan peralatan, dukungan personil dan
mekanisme pengendalian, dan peran serta masyarakat dalam pelaksanaan.
Kata Kunci: Perhitungan Pelayanan Sampah, Sistem Pelayanan Sampah, Pola Pemindahan
dan Pengangkutan Sampah
5. v
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat dan rahmat-Nya,
penulis dapat menyelesaikan proyek akhir ini. Penulisan proyek akhir ini dilakukan dalam rangka
memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Diploma Teknik jurusan Perencanaan Wilayah dan
Kota pada Departemen Sipil dan Perencanaan Sekolah Vokasi Universitas diponegoro. Saya
menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, dari masa perkuliahan sampai
pada penyusunan proyek akhir ini, sangatlah sulit bagi saya untuk menyelesaikan proyek akhir ini.
Oleh karena itu, saya mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Samsul Ma‟rif, S. P., M. T., selaku ketua Program Studi Diploma III Perencanaan
Wilayah dan Kota Departemen Sipil & Perenanaan Sekolah Vokasi Universitas Diponegoro;
2. Bapak Ir. Holi Bina Wijaya, MUM., selaku dosen pembimbing yang telah menyediakan waktu,
tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan saya dalam penyusunan proyek akhir ini maupun
kerja praktek;
3. ()., selaku dosen penguji yang telah memberikan maskan demi kebaikan laporan proyek akhir
ini;
4. Ibu Reny Yesiana, S. T, M. T., dan Khristiana Dwi Astuti, S. T, M. T., selaku dosen dan
panitia KP-PA yang telah membantu dalam keadministrasian KP-PA;
5. Seluruh dosen dan sivitas Perencanaan Wilayah dan Kota Departemen Sipil & Perencanaan
Sekolah Vokasi Universitas Diponegoro atas doa, ilmu, nasihat, serta pengalaman yang
diberikan;
6. Pihak Kantor Desa Gemawang, Kecamatan Jambu, Kabupaten Semarang yang telah
membantu dalam pengumpulan data;
7. Kedua orang tua saya serta kakak saya yang saya sayangi dan saya cintai, yang paling
berperan dan berjasa dalam hidup saya dengan dukungan moral dan material;
8. Sahabat-sahabatku, partner KP, keluarga besar HMDTP terimakasih atas doa, semangat,
serta bantuan yang telah diberikan;
9. Teman-teman yang tidak bisa saya sebutkan satu per satu yang telah banyak membantu
saya.
Akhir kata, saya berharap Allah SWT berkenan membalas segala kebaikan semua pihak yang
telah membantu. Semoga proyek akhir ini membawa manfaat bagi pengembangan ilmu.
Semarang, Agustus 2018
Penyusun
Nisadilla Nurul Ariffah
6. vi
PERSEMBAHAN
Alhamdulillah, karya tulis ini telah diselesaikan dengan sebaik-baiknya, rasa terima kasih tak
henti-hentinya saya ucapkan dan persembahkan kepada my support system di antaranya:
Orang tua terkasih, Papa Alm. Hartoyo dan Mama Rahayuni, yang telah membesarkan dan
mendidik, serta senantiasa mendoakan kelancaran dan kesuksesan untuk anak bungsunya ini.
Kakak satu-satunya, Handoko Agung Wicaksono yang selalu memberikan dukungan dan
saran yang berguna.
Gemawang Team, sebagai mitra Kerja Praktik saya yang selalu bersama-sama berjuang
untuk mendapatkan hasil yang terbaik.
My besties, Desi Kurnia Wardani yang sudah seperti saudara kandung kedua bagi saya,
yang selalu mendoakan dalam diam, dan selalu memberi dukungan tanpa henti.
Sahabat Cucok saya, Sharon Coneita, Zia Zakiya Jahidah, Pramunindya Tristy A.P, Kartika
Dita M, dan Masyitoh Muliya, yang selalu ada dalam suka maupun duka di masa
perkuliahan saya dan semoga sampai seterusnya.
Teman kelas C 2014 yang telah berbagi dalam segala hal kehidupan kampus sehari-hari, dan
masih banyak lagi yang tidak dapat saya sebutnya satu-persatu.
Terima kasih sekali lagi untuk segalanya, tanpa kalian saya bukanlah apa-apa.
7. vii
DAFTAR ISI
COVER ....................................................................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN......................................................................................................... ii
ABSTRAK ..................................................................................................................................iii
KATA PENGANTAR .................................................................................................................. v
PEMBAHASAN......................................................................................................................... vi
DAFTAR ISI ..............................................................................................................................vii
DAFTAR TABEL ........................................................................................................................ x
DAFTAR GAMBAR...................................................................................................................xii
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................................1
1.1 Latar Belakang....................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................................2
1.3 Tujuan dan Sasaran ...........................................................................................................2
1.3.1 Tujuan........................................................................................................................2
1.3.2 Sasaran .....................................................................................................................2
1.4 Ruang Lingkup....................................................................................................................2
1.4.1 Ruang Lingkup Wilayah ............................................................................................2
1.4.2 Ruang Lingkup Materi ...............................................................................................4
1.5 Kerangka Pikir.....................................................................................................................5
1.6 Sistematika Penulisan ........................................................................................................6
BAB II KAJIAN LITERATUR POLA PENGUMPULAN DAN PENGANGKUTAN SAMPAH
DALAM PENGELOLAAN PERSAMPAHAN .............................................................................7
2.1 Pengumpulan dan Pengangkutan dalam Pengelolaan Persampahan..............................7
2.1.1 Definisi Sampah ........................................................................................................7
2.1.2 Sumber Sampah .......................................................................................................8
2.1.3 Jenis-jenis Sampah...................................................................................................8
2.1.4 Timbulan Sampah .....................................................................................................9
8. viii
2.1.5 Teknik Operasional Pengumpulan dan Pengangkutan Sampah ...........................10
2.1.6 Aspek-aspek Pengelolaan Persampahan dalam Mendukung Operasional
Pengumpulan dan Pengangkutan Sampah .....................................................................15
2.2 Konsep Sistem Informasi Geografis dalam Penetapan Sistem Pelayanan Pola
Pengumpulan dan Pengangkutan Sampah ............................................................................18
2.2.1 Pengertian Sistem Informasi Geografis ..................................................................18
2.2.2 Konsep Data Sistem Informasi Geografis...............................................................19
2.2.3 Manfaat Sistem Informasi Geografis dalam Penetapan Sistem Pelayanan Pola
Pengumpulan dan Pengangkutan Sampah .....................................................................19
2.2.4 Konsep Superimpose (Overlay) dalam Sistem Informasi Geografis......................20
2.3 Metodologi Kajian .............................................................................................................20
2.3.1 Teknik Analisis.........................................................................................................20
2.3.2 Kebutuhan Data ......................................................................................................23
2.3.3 Metode Pengumpulan Data ....................................................................................25
2.3.4 Metode Analisis .......................................................................................................26
2.3.5 Kerangka Analisis....................................................................................................27
BAB III GAMBARAN UMUM DAN KONDISI DUSUN KRAJAN DAN DUSUN BANARAN....28
3.1 Aspek Fisik Alam ..............................................................................................................28
3.1.1 Letak Geografis .......................................................................................................28
3.1.2 Penggunaan Lahan.................................................................................................28
3.1.3 Topografi..................................................................................................................30
3.2 Aspek Sarana ...................................................................................................................31
3.2.1 Sarana Pendidikan..................................................................................................31
3.2.2 Sarana Peribadatan ................................................................................................31
3.2.3 Sarana Kesehatan...................................................................................................31
3.2.4 Sarana Pemerintahan dan Pelayanan Umum ........................................................32
3.2.5 Sarana Perdagangan dan Niaga ............................................................................32
3.3 Aspek Kependudukan.......................................................................................................32
3.4 Aspek Prasarana Jaringan Jalan .....................................................................................33
3.5 Aspek Pengelolaan Persampahan Dusun Krajan dan Dusun Banaran..........................34
9. ix
3.5.1 Dukungan dan Ketersediaan Peralatan Pengumpul dan Pengangkutan Sampah35
3.5.2 Dukungan personil dan Mekanisme Pengendalian Pelaksanaan Pengumpulan
dan Pengangkutan Sampah.............................................................................................36
3.5.3 Peran Serta Masyarakat dalam Pelaksanaan Pengumpulan dan Pengangkutan
Sampah.............................................................................................................................36
BAB IV ANALISIS SISTEM PELAYANAN POLA PENGUMPULAN DAN PENGANGKUTAN
SAMPAH DI DUSUN KRAJAN DAN DUSUN BANARAN ......................................................38
4.1 Analisis Timbulan Sampah Dusun Krajan dan Dusun Banaran ......................................38
4.1.1 Analisis Timbulan Sampah Domestik .....................................................................38
4.1.2 Analisis Timbulan Sampah Non Domestik..............................................................39
4.2 Analisis Pembangunan Model Penilaian Pola Pengumpulan dan Pengangkutan Sampah
Dusun Krajan dan Dusun Banaran..........................................................................................41
4.3 Analisis Perhitungan Sistem Pelayanan Pola Pengumpulan dan Pengangkutan Sampah
Berdasarkan Kriteria ................................................................................................................47
4.3.1 Analisis Spasial Kriteria Fisik Pola Pengumpulan dan Pengangkuan Sampah.....47
4.3.2 Analisis Kriteria Non Fisik Pola Pengumpulan dan Pengangkuan Sampah..........53
4.3.3 Pola Pengumpulan dan Pengangkutan Sampah Hasil Penilaian ..........................55
4.4 Analisis Kesesuaian Pola Pengumpul dan Pengangkutan Sampah Eksisting dengan
Pola Pengumpul dan Pengangkutan Sampah Hasil Penilaian...............................................59
4.5 Review Metode Analisis Perhitungan Sistem Pelayanan Pola Pengumpulan dan
Pengangkutan Sampah ...........................................................................................................61
4.5.1 Kelebihan Metode Analisis Perhitungan Sistem Pelayanan Pola Pengumpulan dan
Pengangkutan Sampah....................................................................................................62
4.5.2 Kekurangan Metode Analisis Perhitungan Sistem Pelayanan Pola Pengumpulan
dan Pengangkutan Sampah.............................................................................................62
BAB V PENUTUP ....................................................................................................................63
5.1 Kesimpulan .......................................................................................................................63
5.2 Rekomendasi....................................................................................................................64
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................65
LAMPIRAN...............................................................................................................................67
10. x
DAFTAR TABEL
Tabel II. 1 Besaran Timbulan Sampah Berdasarkan Sumbernya ............................................9
Tabel II. 2 Contoh Wadah dan Penggunaannya.....................................................................15
Tabel II. 3 Spesifikasi Peralatan..............................................................................................16
Tabel II. 4 Kebutuhan Data......................................................................................................23
Tabel III. 1 Sarana Pendidikan Dusun Banaran......................................................................31
Tabel III. 2 Jumlah Sarana Peribadatan..................................................................................31
Tabel III. 3 Jumlah Sarana Kesehatan....................................................................................32
Tabel III. 4 Jumlah Sarana Perdagangan dan Niaga..............................................................32
Tabel III. 5 Jumlah Penduduk..................................................................................................33
Tabel III. 6 Jenis dan Jumlah Pewadahan Sampah................................................................35
Tabel III. 7 Jenis dan Jumlah Peralatan Pengumpulan dan Pengangkutan Sampah............35
Tabel III. 8 Jumlah Petugas Kebersihan Dusun Krajan dan Dusun Banaran ........................36
Tabel IV. 1 Timbulan Sampah Domestik Dusun Krajan dan Dusun Banaran........................38
Tabel IV. 2 Timbulan Sampah Non Domestik (Fasilitas Lingkungan) di Dusun Krajan dan
Dusun Banaran........................................................................................................................39
Tabel IV. 3 Timbulan Sampah Non Domestik (Prasarana Jaringan Jalan) Dusun Krajan dan
Dusun Banaran........................................................................................................................40
Tabel IV. 4 Model Penilaian Kriteria Fisik Pola Pengumpulan dan Pengangkutan Sampah .42
Tabel IV. 5 Kombinasi Kode Model Penilaian Kriteria Fisik Untuk Perhitungan Sistem
Pelayanan Pola Pengumpulan dan Pengangkutan Sampah..................................................43
Tabel IV. 6 Kode Model Penilaian Kriteria Fisik Kelerengan Lahan.......................................48
Tabel IV. 7 Kode Model Penilaian Kriteria Fisik Jaringan Jalan .............................................48
Tabel IV. 8 Kode Model Penilaian Kriteria Fisik Timbulan Sampah .......................................49
Tabel IV. 9 Kode Model Penilaian Kriteria Fisik Sebaran Permukiman .................................51
Tabel IV. 10 Perhitungan Ketersediaan Pewadahan Pengumpulan Sampah........................53
Tabel IV. 11 Perhitungan Ketersediaan Peralatan Pengumpulan dan Pengangkutan Sampah54
Tabel IV. 12 Pola Pengumpulan dan Pengangkutan Sampah Hasil Penilaian ......................59
11. xi
Tabel IV. 13 Pola Pengumpulan dan Pengangkutan Sampah Eksisting................................59
12. xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. 1 Peta Administrasi Dusun Krajan dan Dusun Banaran.........................................3
Gambar 1. 2 Kerangka Pikir ......................................................................................................5
Gambar 2. 1 Bagan Teknik Operasional Pengelolaan Sampah.............................................10
Gambar 2. 2 Konsepsi Ruang Masing-Masing Pola Operasional Pengumpulan
Persampahan...........................................................................................................................11
Gambar 2. 3 Pola Pengumpulan Persampahan Beserta Kriteria ...........................................12
Gambar 2. 4 Pola Pengangkutan Sistem Transfer Depo .......................................................13
Gambar 2. 5 Pola Pengangkutan Sistem Pengosongan Kontainer Cara 1 ...........................14
Gambar 2. 6 Pola Pengangkutan Sistem Pengosongan Kontainer Cara 2 ...........................14
Gambar 2. 7 Pola Pengangkutan Sistem Pengosongan Kontainer Cara 3 ...........................15
Gambar 2. 8 Pola Pengangkutan Sistem Pengosongan Kontainer Tetap .............................15
Gambar 2. 9 Tahap Analisis Volume Timbulan Sampah........................................................21
Gambar 2. 10 Tahap Analisis Pembangunan Model Penilaian Pola Pengumpulan dan
Pengangkutan Sampah ...........................................................................................................21
Gambar 2. 11 Tahap Analisis Perhitungan Sistem Pelayanan Pola Pengumpulan dan
Pengangkutan Sampah ...........................................................................................................22
Gambar 2. 12 Kerangka Analisis.............................................................................................27
Gambar 3. 1 Peta Penggunaan Lahan Dusun Krajan dan Dusun Banaran...........................29
Gambar 3. 2 Diagram Lingkaran Persantase Penggunaan Lahan Dusun Krajan dan Dusun
Banaran....................................................................................................................................29
Gambar 3. 3 Peta Topografi Dusun Krajan dan Dusun Banaran ...........................................30
Gambar 3. 4 Kondisi Prasarana Jaringan Jalan di Dusun Banaran dan Dusun Krajan.........34
Gambar 3. 5 Kondisi TPS Dusun Krajan dan Dusun Banaran ...............................................34
Gambar 3. 6 Moda Pengumpulan Sampah Dusun Krajan dan Dusun Banaran....................35
Gambar 3. 7 Peta Siklus Pelayanan Persampahan Dusun Krajan dan Dusun Banaran.......37
Gambar 3. 8 Persentase Peran Serta Masyarakat.................................................................37
Gambar 4. 1 Peta Distribusi Timbulan Sampah......................................................................41
13. xiii
Gambar 4. 2 Bagan Proses Analisis Spasial Kriteria Fisik Pola Pengumpulan dan
Pengangkutan Sampah Dusun Krajan dan Dusun Banaran ..................................................47
Gambar 4. 3 Model Penilaian Jaringan Jalan .........................................................................49
Gambar 4. 4 Model Penilaian Timbulan Sampah ...................................................................50
Gambar 4. 5 Model Penilaian Sebaran Permukiman..............................................................51
Gambar 4. 6 Lokasi Eksisting Pemindahan Sampah..............................................................52
Gambar 4. 7 Pola Pengumpulan dan Pengangkutan Sampah Dusun Krajan dan Dusun
Banaran Berdasarkan Kriteria Fisik.........................................................................................53
Gambar 4. 8 Diagram Proses Analisis Kriteria Fisik dan Non fisik Perhitungan Sistem
Pelayanan Pola Pengumpulan dan Pengangkutan Sampah Dusun Krajan dan Dusun
Banaran....................................................................................................................................56
Gambar 4. 9 Pola Pengumpulan dan Pengangkutan Sampah Dusun Krajan dan Dusun
Banaran Hasil Penilaian ..........................................................................................................58
Gambar 4. 10 Peta Kesesuaian Pola Pengempulan dan Pengangkutan Sampah................61
14. 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Lingkungan yang sehat merupakan suatu hal yang mutlak diperlukan bagi kita semua,
dan salah satu faktor penyebab terjadinya pencemaran lingkungan adalah akibat dari
timbulan sampah sebagai akibat dari tingginya aktivitas dan padatnya penduduk suatu
wilayah. Perkembangan daerah yang pesat menyebabkan semakin bertambahnya jumlah
penduduk di wilayah tersebut. Akibat dari perkembangan wilayah dan pertambahan jumlah
penduduk, tentunya juga akan menambah produksi dan volume sampah yang ada, yang
berbanding lurus dengan perkembangan dan pertambahan jumlah penduduk. Hal tersebut
menyebabkan semakin sulitnya pengelolaan secara mandiri sampah penduduk yang ada.
Meskipun pada dasarnya, hal tersebut merupakan tugas dan tanggung jawab bersama
antara pemrintah sebagai penyedia dan masyarakat yang membutuhkan.
Upaya penanganan sampah perlu dilakukan dengan benar serta melibatkan semua
unsur baik pemerintah, swasta maupun masyarakat yang diharapkan dapat mengoptimalkan
sistem dalam pelayanan persampahan. Kebijakan yang diterapkan di Indonesia dalam
mengelola sampah kota secara formal adalah seperti yang diarahkan oleh Departemen
Pekerjaan Umum sebagai departemen teknis yang membina pengelolaan persampahan
perkotaan di Indonesia.
Demikian halnya dengan permasalahan tentang sampah terkait pelayanan juga
menjadi pemicu penulis untuk membahas analisis sistem pelayanan pengumpulan dan
pengangkutan sampah di Dusun Krajan dan Dusun Banaran, Desa Gemawang, Kecamatan
Jambu, Kabupaten Semarang. Pola pengumpulan sampah di Dusun Krajan dan Dusun
Banaran saat ini adalah pola komunal tidak langsung, namun untuk di Dusun Krajan dan
Dusun Banaran sebaiknya dipilih pola pengumpulan dan pengangkutan yang sesuai dengan
kondisi fisik wilayah dan aspek-aspek pengelolaan yang ada. Sehingga, wilayah yang tidak
memungkinkan dalam pola pengumpulan dan pengangkutan yang sudah ada dapat tetap
mendapat pelayanan dengan menyesuaikan kriteria-kriteria pola pengumpulan dan
pengangkutan sampah.
Berdasarkan kondisi eksisting dan permasalahan sistem pengelolaan persampahan di
Dusun Krajan dan Dusun Banaran tersebut di atas, kemudian peneliti tertarik untuk meneliti
fenomena yang terjadi melalui tahapan kegiatan yang hasil akhirnya berguna sebagai
rekomendasi bagi Dusun Krajan dan Dusun Banaran di waktu mendatang.
15. 2
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis dapat memutuskan rumusan
masalah, “Bagaimana perhitungan sistem pelayanan pola pengumpulan dan pengangkutan
sampah yang sesuai untuk Dusun Krajan dan Dusun Banaran, Desa Gemawang,
Kecamatan Jambu, Kabupaten Semarang?”.
1.3 Tujuan dan Sasaran
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini beserta sasaran dalam
mencapai tujuan adalah sebagai berikut.
1.3.1 Tujuan
Tujuan dari penulisan laporan proyek akhir ini adalah untuk melakukan analisis sistem
pelayanan sampah berdasarkan pola pengumpulan dan pengangkutan sampah di Dusun
Krajan dan Dusun Banaran, Desa Gemawang, Kecamatan Jambu, Kabupaten Semarang.
1.3.2 Sasaran
Adapun sasaran yang ingin dicapai adalah sebagai berikut :
1. Mengidentifikasi karakteristik fisik dan non fisik Dusun Krajan dan Dusun Banaran, Desa
Gemawang, Kecamatan Jambu, Kabupaten Semarang
2. Mengidentifikasi sumber, timbulan, dan sistem dalam pelayanan persampahan eksisting
Dusun Krajan dan Dusun Banaran, Desa Gemawang, Kecamatan Jambu, Kabupaten
Semarang
3. Menentukan pola pengumpulan dan pengangkutan sampah berdasarkan model
penilaian.
4. Menganalisis kesesuaian pola pengumpulan dan pengangkutan sampah eksisting
dengan pola pengumpulan dan pengangkutan hasil penilaian.
5. Mengkaji dan memberikan rekomendasi sistem pelayanan pola pengumpulan dan
pengangkutan sampah di Dusun Krajan dan Dusun Banaran guna peningkatan
pengelolaan persampahan dimasa yang akan datang.
1.4 Ruang Lingkup
Ruang lingkup merupakan batasan dalam pembahasan laporan ini. Ruang lingkup
wilayah yang akan dibahas dalam laporan ini terdiri dari ruang lingkup wilayah dan ruang
lingkup materi. Berikut penjelasannya :
1.4.1 Ruang Lingkup Wilayah
Dusun Krajan dan Dusun Banaran merupakan bagian dari Desa Gemawang yang
masuk dalam administratif Kecamatan Jambu, Kabupaten Semarang. Dusun Krajan dan
16. 3
Dusun Banaran terletak paling selatan Kecamatan Jambu dan berbatasan langsung dengan
Kabupaten Temanggung dan Kabupaten Magelang. Dusun Krajan dan Dusun Banaran
memiliki luas wilayah sebesar 114,02 Ha, dengan masing-masing luas Dusun Krajan
sebesar 24,97 Ha dan luas Dusun Banaran sebesar 89,05 Ha. Dusun Krajan memiliki 1 RW
dan 3 RT, sedangkan Dusun Banaran memiliki 2 RW dan 5 RT. Batas administrasi Dusun
Krajan dan Dusun Banaran diantaranya:
Utara : Dusun Pitoro, Kabupaten Temanggung
Selatan : Dusun Sekaja, Kabupaten Magelang
Timur : Desa Bedono
Barat : Kabupaten Temanggung
Sumber : Hasil Analisis Penulis, 2018
Gambar 1. 1
Peta Administrasi Dusun Krajan dan Dusun Banaran
17. 4
1.4.2 Ruang Lingkup Materi
Ruang lingkup materi pada laporan ini ialah sebagai batasan masalah yang akan
dibahas mencakup seluruh aspek kajian dalam sistem pelayanan pola pengumpulan dan
pengangkutan sampah Dusun Krajan dan Dusun Banaran, Desa Gemawang, Kecamatan
Jambu, Kabupaten Semarang, yang terdiri dari :
1. Jumlah timbulan sampah yang ada di Dusun Krajan dan Dusun Banaran meliputi
sampah domestik maupun non domestik untuk menghitung besar timbulan sampah
dalam satuan liter (volume) maupun kilogram. Timbulan non domestik yang akan
dibahas berasal dari perdagangan dan niaga, perkantoran, sekolah, sarana
kesehatan, serta prasarana jaringan jalan.
2. Penentuan model penilaian pola pengumpulan dan pengangkutan sampah
berdasarkan kriteria yang dikeluarkan Peraturan Menteri PU No.3 Tahun 2013
tersebut dibagi dalam kriteria fisik dan non fisik. Kriteria fisik adalah kriteria yang
dapat dipetakan yang terdiri dari kelerengan lahan, jaringan jalan, sebaran
permukiman, timbulan sampah, dan ketersediaan lokasi timbulan sampah.
Sedangkan non fisik adalah kriteria yang tidak dapat dipetakan yang terdiri dari
dukungan dan ketersediaan peralatan, dukungan personil dan mekanisme
pengendalian, serta peran serta masyarakat. Berdasarkan kriteria tersebut untuk
memudahkan dalam melakukan teknik overlay.
3. Perhitungan sistem pelayanan pola pengumpulan dan pengangkutan sampah
dengan teknik overlay dan query, berdasar dari model penilaian yang sudah
ditentukan hingga menghasilkan pola pengumpulan dan pengangkutan sampah hasil
penilaian.
4. Kesesuaian pola pengumpulan dan pengangkutan sampah dilihat dari hasil pola
pengumpulan dan pengangkutan sampah hasil penilaian dengan kondisi eksisting,
dan merupakan salah satu upaya untuk mendapatkan pola pengumpulan dan
pengangkutan sampah yang ideal untuk dapat diterapkan pada wilayah studi.
5. Mereview metode analisis perhitungan sistem pelayanan pola pengumpulan dan
pengangkutan sampah yang mengacu kepada Peraturan Menteri Pekerjaan Umum
No.3 Tahun 2013 Tentang Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Rumah Tangga
dan Sampah Sejenis Rumah Tangga dalam Lampiran II dengan judul Persyaratan
Teknis Pengumpulan Sampah dan Penyediaan TPS dan/atau TPS 3R. Kemudian,
menentukan kelebihan dan kekurangan dari metode analisis yang digunakan.
18. 5
1.5 Kerangka Pikir
Sumber : Hasil Analisis Penulis, 2017
Gambar 1. 2
Kerangka Pikir
Perlunya pola pengumpulan dan pengangkutan yang sesuai dengan kondisi fisik wilayah dan aspek-aspek
pengelolaan yang ada di Dusun Krajan dan Dusun Banaran, Desa Gemawang, Kecamatan Jambu, Kabupaten
Semarang
Bagaimana menentukan sistem pelayanan pola pengumpulan dan pengangkutan sampah yang sesuai untuk
Dusun Krajan dan Dusun Banaran, Desa Gemawang, Kecamatan Jambu, Kabupaten Semarang?
Tujuan:
Melakukan analisis sistem pelayanan pola pengumpulan dan pengangkutan sampah di Dusun Krajan dan
Dusun Banaran, Desa Gemawang, Kecamatan Jambu, Kabupaten Semarang
Sasaran:
1. Mengidentifikasi karakteristik fisik dan non fisik Dusun Krajan dan Dusun Banaran, Desa Gemawang,
Kecamatan Jambu, Kabupaten Semarang
2. Mengidentifikasi sumber, timbulan, dan sistem dalam pelayanan persampahan Dusun Krajan dan Dusun
Banaran, Desa Gemawang, Kecamatan Jambu, Kabupaten Semarang
3. Menentukan pola pengumpulan dan pengangkutan sampah berdasarkan model penilaian fisik dan non fisik.
4. Menganalisis kesesuaian pola pengumpulan dan pengangkutan sampah eksisting dengan pola
pengumpulan dan pengangkutan hasil penilaian.
5. Mengkaji dan memberikan rekomendasi pola pengumpulan dan pengangkutan sampah di Dusun Krajan dan
Dusun Banaran guna peningkatan pengelolaan persampahan dimasa yang akan datang.
Pengumpulan Data
Data Primer:
Observasi
Wawancara
Data Sekunder:
Peta, Lieratur, Kantor
Desa
Aspek Fisik
Alam dan
Buatan
Aspek Jumlah
Penduduk
Aspek Sarana
dan Prasarana
Aspek Pengelolaan
Persampahan
1. Analisis Timbulan Sampah Dusun Krajan dan Dusun Banaran, Desa Gemawang, Kecamatan Jambu,
Kabupaten Semarang
2. Pembangunan Model Penilaian Pola Pengumpulan dan Pengangkutan Sampah Dusun Krajan dan Dusun
Banaran, Desa Gemawang, Kecamatan Jambu, Kabupaten Semarang
3. Analisis Perhitungan Sistem Pelayanan Pola Pengumpulan dan Pengangkutan Sampah Dusun Krajan dan
Dusun Banaran Berdasarkan Kriteria
4. Analisis Kesesuaian Pola Pengumpul dan Pengangkutan Sampah Eksisting dengan Pola Pengumpul dan
Pengangkutan Sampah Hasil Penilaian.
Kesesuaian Pola Pengumpul dan Pengangkutan Sampah di Dusun Krajan
dan Banaran, Desa Gemawang, Kecamatan Jambu, Kabupaten Semarang
Kesimpulan dan Rekomendasi Sistem Pelayanan Persampahan di Dusun Krajan dan Dusun Banaran
Desa Gemawang, Kecamatan Jambu, Kabupaten Semarang
19. 6
1.6 Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini membahas tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan sasaran, ruang
lingkup, kerangka pikir, serta sistematika pembahasan.
BAB II KAJIAN LITERATUR POLA PENGUMPULAN DAN PENGANGKUTAN SAMPAH
Bab ini membahas tentang kajian teoritis yang menjadi dasar studi serta metode
perencanaan yang terdiri dari teknik pengumpulan data, teknik analisis data, kerangka
analisis, serta kebutuhan data.
BAB III GAMBARAN UMUM DAN KONDISI SISTEM PENGELOLAAN DUSUN KRAJAN
DAN DUSUN BANARAN
Bab ini membahas tentang kondisi eksisiting Dusun Krajan dan Dusun Banaran yang terdiri
dari letak geografis umum, aspek fisik alam, aspek fisik buatan, aspek jumlah penduduk,
aspek permukiman, Aspek prasarana jaringan jalan, serta kondisi persampahan di Dusun
Krajan dan Dusun Banaran.
BAB VI ANALISIS PERHITUNGAN SISTEM PELAYANAN POLA PENGUMPULAN DAN
PENGANGKUTAN SAMPAH MELALUI DI DUSUN KRAJAN DAN DUSUN BANARAN
Bab ini membahas tentang analisis timbulan sampah Dusun Krajan dan Dusun Banaran,
analisis pembangunan model penilaian perhitungan sistem pelayanan pola pengumpulan
dan pengangkutan sampah, analisis perhitungan sistem pelayanan pola pengumpulan dan
pengangkutan sampah berdasarkan kriteria, analisis kesesuaian pola pengumpul dan
pengangkutan sampah eksisting dengan pola pengumpul dan pengangkutan sampah hasil
penilaian, serta rivew terkait metode analisis perhitungan sistem pelayanan pola
pengumpulan dan pengangkutan sampah.
BAB V PENUTUP
Bab ini berisikan kesimpulan berupa temuan studi yang dilakukan dan rekomendasi bagi
Dusun Krajan dan Dusun Banaran untuk mengoptimalkan pengelolaan persampahan pada
masa yang akan datang.
20. 7
BAB II
KAJIAN LITERATUR POLA PENGUMPULAN DAN PENGANGKUTAN
SAMPAH DALAM PENGELOLAAN PERSAMPAHAN
2.1 Pengumpulan dan Pengangkutan dalam Pengelolaan Persampahan
Kajian teori yang dijadikan acuan dalam melakukan penelitian ini meliputi penjelasan
mengenai definisi sampah, jenis-jenis sampah, timbulan sampah, kajian teknis operasional
pengelolaan sampah, kriteria penentuan lokasi dan penempatan infrastruktur persampahan.
Berikut penjelasannya.
2.1.1 Definisi Sampah
Berikut ini merupakan definisi sampah menurut berbagai sumber :
a. Sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari yang dilakukan oleh manusia atau proses
alam yang dihasilkan dalam bentuk padat (UU Nomor 18 Pasal 1, 2008: 3).
b. Sampah adalah limbah dalam bentuk padat yang terdiri dari bahan organik dan
anorganik, kemudian dianggap tidak berguna lagi dan harus dikelola agar tidak
membahayakan lingkungan dan melindungi investasi pembangunan (Dirjen Cipta
Karya 1996: 1).
c. Sampah adalah bahan yang tidak mempunyai nilai atau tidak berharga untuk
digunakan secara biasa atau khusus dalam produksi atau pemakaian; barang rusak
atau cacat selama manufaktur, atau materi berkelebihan atau buangan (Kamus
Lingkungan dalam Basriyanta, 2007: 17).
d. Sampah merupakan bahan sisa, baik yang sudah tidak terpakai (barang bekas)
maupun bahan yang sudah di ambil bagian utamanya; dari segi ekonomis sampah
merupakan bahan yang sudah tidak berharga; dan dari segi lingkungan sampah
merupakan bahan buangan yang tidak berguna yang menimbulkan pencemaran
(Hadiwiyoto, 1983: 12).
e. Sampah ialah bahan terbuang atau dibuang yang berasal dari aktivitas manusia
maupun alam dan sudah tidak digunakan karena sudah di ambil unsur atau fungsi
utamanya (Kuncoro, 2009: 12).
Berdasarkan definisi-definisi yang dikatakan oleh berbagai sumber tersebut, dapat
ditarik kesimpulannya bahwa definisi sampah secara umum adalah suatu benda yang
berwujud padat yang berasal dari kegiatan makhluk hidup dan dibuang karena sudah tidak
berguna lagi. Sampah Padat adalah semua barang sisa yang ditimbulkan dari aktivitas
manusia dan binatang yang secara normal padat dan dibuang ketika tidak dikehendaki atau
sia-sia.
21. 8
2.1.2 Sumber Sampah
Sumber sampah adalah asal timbulan sampah (UU Nomor 18 Pasal 1, 2008:3).
Sedangkan sumber sampah menurut Kementrian Pekerjaan Umum Dirjen Cipta Karya
dalam Buku Pedoman 3R Berbasis Masyarakat di Kawasan Permukiman, adalah tempat
awal atau pertama dimana sampah timbul.
Sedangkan sumber sampah dibagi menjadi 2 sumber yaitu berasal dari perumahan
dan non perumahan (SNI 19-3983, 1995: 1). Berikut klasifikasinya dapat dilihat di bawah ini:
a. Perumahan; rumah permanen, rumah semi permanen, rumah non permanen.
b. Non perumahan; kantor, toko/ruko, pasar, sekolah, tempat ibadah, jalan, hotel,
restoran, industri, rumah sakit, dan fasilitas umum lainnya.
Adapaun yang memengelompokkan menjadi dua yaitu domestik dan non domestik
(Wahyuningsih dkk, 2014: 14):
a. Domestik (permukiman)
b. Non Domestik (di luar permukiman). Sumber non domestik dapat dibedakan lagi
menjadi beberapa yaitu:
Pasar dan daerah komersil (kantor, gedung, TTU, penghancuran gedung)
Industri dan rumah sakit
Jalan dan taman
Daerah khusus : Pertanian-perkebunan, pertambangan, kehutanan, peternakan-
perikanan.
Pusat pengelolaan air buangan.
2.1.3 Jenis-jenis Sampah
Jenis sampah dibedakan menjadi 3 sesuai pewadahannya, yaitu sampah organik,
sampah anorganik, dan sampah domestik B3 (SNI 19-2454 2002: 7). Berikut penjelasan dari
masing-masing jenis sampah:
a. Sampah organik, merupakan sampah yang mudah membusuk terdiri dari bekas
makanan, bekas sayuran, kulit buah lunak, daun-daun, dan rumput.
b. Sampah anorganik, merupakan sampah seperti kertas, kardus, kaca atau gelas, plasti,
besi dan logam lainnya.
c. Sampah domestik B3 (bahan berbahaya beracun), merupakan sampah yang berasal
dari aktivitas rumah tangga, mengandung bahan dan atau bekas kemasan suatu jenis
bahan berbahaya dan atau beracun.
Berdasarkan jenisnya, sampah dapat juga digolongkan menjadi sembilan golongan
yaitu sampah makanan (sisa makanan termasuk makanan ternak); kebun/pekarangan;
kertas; plastik, karet dan kulit; kain; kayu; logam; gelas dan keramik, abu dan debu
(Soewedo Hadiwiyoto, 1983: 25).
22. 9
2.1.4 Timbulan Sampah
Timbulan sampah adalah banyaknya sampah yang timbul berasal dari masyarakat
dalam satuan volume maupun berat perkapita perhari, atau perluas bangunan, atau
perpanjang jalan (SNI 19-2454 2002: 2).
Timbulan sampah adalah jumlah sampah yang dihasilkan oleh suatu aktifitas dalam
kurun waktu tertentu, atau dengan kata lain banyaknya sampah yang dihasilkan dalam
satuan berat atau volume (Tchobanoglous et al, 1993)
Timbulan sampah merupakan jumlah sampah yang dihasilkan oleh setiap orang dalam
setiap harinya dengan ukuran satuan volume atau berat. Ukuran timbulan sampah dapat
didasarkan kepada berat (satuan ton, kg) dan volume (satuan liter, m³) (Permen PU No.3,
2013: 24). Besar kecilnya suatu timbulan sampah di suatu kota atau negara akan
dipengaruhi oleh beberapa faktor (Darmasetiawan, 2004: I-14) yaitu:
a. Jenis Bangunan Yang Ada
Jenis bangunan dan luas bangunan akan berpengaruh pada jumlah sampah, makin
luas suatu bangunan maka makin banyak timbulan sampah.
b. Tingkat Aktivitas
Jumlah sampah yang timbul pada setiap bangunan berhubungan langsung dengan
tingkat aktivitas yang dilakukan penghuninya.
c. Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk
Makin banyak jumlah pend uduk suatu daerah maka makin banyak pula timbulan
sampah yang dihasilkan. Demikian pula kepadatan penduduk, makin padat
penduduknya maka akan semakin banyak pula sampah yang akan dihasilkannya.
d. Kondisi Sosial Ekonomi dan Budaya
Makin tinggi ekonomi suatu wilayah, maka laju konsumtivitasme masyarakat akan
menjadi tinggi sehingga volume sampah yang dihasilkan akan semakin tinggi.
e. Kondisi Geografis
Timbulan sampah didaerah pegunungan akan berbeda dengan timbulan sampah di
daerah datar maupun pantai.
Besaran timbulan sampah berdasarkan komponen sumber timbulan dapat dilihat pada
tabel berikut ini:
Tabel II. 1
Besaran Timbulan Sampah Berdasarkan Sumbernya
No Komponen Sumber Sampah Satuan Volume (Liter) Berat (Kg)
1 Rumah Permanen Per orang/hari 2,25 – 2,50 0,350 – 0,400
2 Rumah Semi Permanen Per orang/hari 2,00 – 2,25 0,300 – 0,350
3 Rumah Non Permanen Per orang/hari 1,75 – 2,00 0,250 – 0,300
4 Kantor Per pegawai/hari 0,50 – 0,75 0,025 – 0,100
23. 10
No Komponen Sumber Sampah Satuan Volume (Liter) Berat (Kg)
5 Ruko/Toko Per petugas/hari 2,50 – 3,00 0,150 – 0,350
6 Sekolah Per murid/hari 0,10 – 0,15 0,010 – 0,020
7 Jalan Arteri Sekunder Per meter/hari 0,10 – 0,15 0,020 – 0,100
8 Jalan Kolektor Sekunder Per meter/hari 0,10 – 0,15 0,010 – 0,050
9 Jalan Lokal Per meter/hari 0,05 – 0,10 0,005 – 0,025
10 Pasar Per meter²/hari 0,20 – 0,60 0,100 – 0,300
Sumber: SNI 19-2454-2002
2.1.5 Teknik Operasional Pengumpulan dan Pengangkutan Sampah
Pengelolaan sampah merupakan kegiatan yang sistematis, menyeluruh, dan
berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan penanganan sampah dengan tujuan
meningkatkan kesehatan masyarakat dan kualitas lingkungan serta menjadikan sampah
sebagai sumber daya (UU No.18 Tahun 2008 Pasal 1: 3). Sedangkan menurut, pengelolaan
sampah ialah usaha untuk mengatur atau mengelola sampah dari proses pengumpulan,
pemisahanm pemindahan, pengangkutan, sampai pengolahan dan pembuangan akhir
(Hadiwiyoto, 1983: 23)
Teknik operasional pengelolaan sampah terdiri dari kegiatan mulai dari pewadahan
sampai dengan pembuangan akhir sampah dengan melakukan pemilihan sejak dari
sumbernya. Berikut bagan teknik operasional pengelolaan sampah (SNI 19-2454 2002: 4):
Sumber: SNI 19-2454-2002
Gambar 2. 1
Bagan Teknik Operasional Pengelolaan Sampah
Dapat disimpulkan bahwa yang di maksud dengan pengelolaan atau penanganan
sampah ialah usaha untuk mengelola sampah dengan tujuan untuk menghilangkan
masalah-masalah yang berkaitan dengan lingkungan untuk mencapai tujuan yaitu kota yang
Timbulan Sampah
Pemilihan, Pewadahan dan
Pengolahan di Sumber
Pengumpulan
Pemindahan Pemilihan dan Pengolahan
Pengangkutan
Pembuangan Akhir
24. 11
bersih, sehat, dan teratur. Adapun urutan kegiatan sistem operasional pengelolaan
persampahan yang akan di bahas dalam laporan ini adalah sistem pengumpulan sampah
dan sistem pengangkutan sampah. Berikut adalah penjelasannya:
a) Sistem Pengumpulan Sampah
Pengumpulan ini merupakan tindakan pengumpulan sampah dari sumbernya menuju
TPS dengan menggunakan gerobak dorong atau mobil pick-up khusus sampah (Sejati,
2009: 25). Sistem pengumpulan sampah adalah proses pengambilan sampah mulai dari
tempat pewadahan atau penampungan sampah dari sumber timbulan sampah sampai ke
TPS atau stasiun pemindahan atau sekaligus ke TPA (Wahyuningsih dkk, 2014: 108).
Kegiatan Pengumpulan sampah dilakukan oleh pengelola kawasan permukiman, kawasan
komersial, kawasan industri, kawasan khusus, fasilitas umum, fasilitas sosial dan fasilitas
lainnya serta pemerintah kabupaten/kota. Pada saat pengumpulan, sampah yang sudah
terpilah tidak boleh dicampur kembali (Permen PU No.3, 2013: 8).
Terdapat pula pola-pola pengumpulan sampah yaitu sebagai berikut:
Sumber: Permen PU No.3 Tahun 2013
Gambar 2. 2
Konsepsi Ruang Masing-Masing Pola Operasional Pengumpulan Persampahan
Sumber timbulan sampah pewadahan individual
Pewadahan Komunal
Lokasi Pemindahan
Gerak Alat Pengangkut
Gerak Alat Pengumpul
Gerak Penduduk ke Wadah Komunal
Keterangan:
25. 12
Sumber: Permen PU No.3 Tahun 2013
Gambar 2. 3
Pola Pengumpulan Persampahan Beserta Kriteria
Pola Pengumpulan Sampah
Pola Individual
Langsung
Pola Individual
Tidak Langsung
Pola Komunal
Langsung
Pola Komunal
Tidak Langsung
Pola Penyapuan
Jalan
Pengumpulan sampah dari
rumah-rumah/sumber
sampah dan diangkut
langsung ke TPA tanpa
melalui proses pemindahan
ke TPS.
Pengumpulan sampah dari masing-
masing sumber sampah (door to
door) di bawa ke lokasi pemindahan
TPS atau stasiun pemindahan
(menggunakan gerobak) untuk
kemudian diangkut ke TPA.
Pengumpulan sampah oleh masing-
masing penghasil sampah untuk
dibawa ke masing-masing titik
wadah komunal kemudian diangkut
langsung ke TPA tanpa proses
pemindahan ke TPS.
Pengumpulan sampah oleh masing-
masing penghasil sampah untuk
dibawa ke masing-masing titik wadah
komunal dan dibawa ke lokasi
pemindahan TPS (menggunakan
gerobak) kemudian diangkut ke TPA
Pengumpulan sampah hasil
penyapuan jalan dengan
menggunakan gerobak atau
hasil penyapuan jalan dibuang
ke bak sampah terdekat pada
ruas jalan tersebut untuk
kemudian diangkut ke TPA.
Kriteria Fisik
Topografi > 15-40%
Jaringan jalan > 3m
Timbulan Sampah >
0,3 m³/hari
Permukiman di
jalan protokol
Kriteria Non Fisik
Dukungan peralatan
pengumpul berupa mesin
Kriteria Fisik
Topografi < 5%
Jaringan jalan > 3m
Lokasi pemindahan
TPS tersedia
Kriteria Non Fisik
Peran serta masyarakat
rendah
Dukungan peralatan
pengumpul berupa gerobak
atau becak
Kriteria Fisik
Topografi > 15-40%
Jaringan jalan < 3m
Permukiman tidak
teratur
Kriteria Non Fisik
Peran serta
masyarakat tinggi
Dukungan pesonil &
peralatan rendah
Kriteria Fisik
Topografi < 5% dan
> 5%
Jaringan jalan > 3m
Lokasi pemindahan
TPS tersedia
Kriteria Non Fisik
Peran serta masyarakat tinggi
Dukungan peralatan berupa
gerobak atau becak, pikulan,
kontainer kecil beroda, dan
karung
Kriteria Non Fisik
Juru sapu harus
mengetahui cara
penyapuan untuk setiap
daerah pelayanan
(diperkeras, tanah,
lapangan rumput, dll.);
Penanganan penyapuan
jalan berbeda tiap daerah
tergantung fungsi dan nilai
daerah yang dilayani;
Hasil penyapuan jalan
diangkut ke lokasi
pemindahan untuk
kemudian diangkut ke
TPA;
Dukungan personil dan
peralatan harus baik.
26. 13
b) Sistem Pengangkutan Sampah
Pengangkutan merupakan tindakan pemindahan sampah dari TPS menuju TPA
dengan menggunakan truk sampah (Sejati, 2009: 25). Fase pengangkutan adalah tahapan
membawa sampah dari lokasi pemindahan atau langsung dari sumber sampah menuju ke
TPA. Dari transfer depo, sampah diangkut ke TPA dengan truk terbuka biasa (untuk kota
kecil), dump truck (dianjurkan), arm roll truck dengan kontainer (dianjurkan untuk pasar)
(Damasetiawan, 2004: X-9).
Pola pengangkutan didasarkan atas sistem pengumpulan sampah sebagai berikut
(SNI 19-2454 2002: 15) :
1. Pengumpulan sampah langsung dari setiap sumber sampah (door to door) dan
diangkut langsung ke TPA tanpa melalui proses pemindahan.
2. Pengumpulan sampah yang dilakukan dengan sistem pemindahan (Transfer Depo),
proses pengangkutan dilakukan dengan cara:
Dari pool, alat pengangkut menuju lokasi pemindahan untuk mengangkut sampah
langsung ke TPA
Dari tempat pembuangan akhir (TPA), alat pengangkut kembali ke transfer depo
untuk pengambilan rit berikutnya.
Pola pengangkutan dapat dilihat pada gambar berikut:
Sumber: SNI 19-2454-2002
Gambar 2. 4
Pola Pengangkutan Sistem Transfer Depo
3. Pengumpulan dengan sistem kontainer, pola pengangkutan adalah sebagai berikut :
a) Pola pengangkutan dengan sistem pengosongan kontainer cara 1 :
Kendaraan dari pool menuju kontainer isi pertama untuk mengangkut sampah ke
TPA;
Kontainer kosong dikembalikan ke tempat semula;
Menuju ke kontainer isi berikutnya untuk diangkut ke TPA;
Kontainer kosong dikembalikan ke tempat semula;
Demikian seterusnya sampai rit terakhir.
Pola pengangkutan dapat dilihat pada gambar berikut :
Transfer TPA
Pool
27. 14
Sumber: SNI 19-2454-2002
Gambar 2. 5
Pola Pengangkutan Sistem Pengosongan Kontainer Cara 1
b) Pola pengangkutan dengan sistem pengosongan kontainer cara 2 :
Kendaraan dari pool menuju kontainer isi pertama untuk mengangkat sampah ke
TPA;
Kendaraan yang membawa kontainer kosong menuju kelokasi ke dua untuk
menurunkan kontainer kosong dan membawa kontainer isi untuk di angkut ke
TPA;
Demikian seterusnya sampai rit terakhir;
Pada rit terakhir dengan kontainer kosong, dari TPA menuju ke lokasi kontainer
pertama, kemudian truk kembali ke pool tanpa kontainer.
Sistem ini diberlakukan pada kondisi tertentu (misal : pengambilan pada jam
tertentu, atau mengurangi kemacetan lalu lintas).
Pola pengangkutan dapat dilihat pada gambar berikut :
Sumber: SNI 19-2454-2002
Gambar 2. 6
Pola Pengangkutan Sistem Pengosongan Kontainer Cara 2
c) Pola pengangkutan dengan sistem pengosongan kontainer cara 3 :
Kendaraan dari pool dengan membawa kontainer kosong menuju ke lokasi
kontainer isi untuk mengganti/mengambil dan langsung ke TPA;
Kendaraan dengan kontainer kosong dari TPA menuju ke kontainer isi
berikutnya;
Demikian seterusnya sampai rit terakhir.
Pola pengangkutan dapat dilihat pada gambar berikut :
A A B B C C
TPAPool
A BB CC
TPA
Pool
28. 15
Sumber: SNI 19-2454-2002
Gambar 2. 7
Pola Pengangkutan Sistem Pengosongan Kontainer Cara 3
d) Pola pengangkutan sampah dengan sistem kontainer tetap biasanya untuk
kontainer kecil serta alat angkut berupa truk pemadat atau dump truk atau trek
biasa.
Kendaraan angkut dari pool menuju kontainer pertama, sampah dituangkan ke
dalam truk pemadat dan meletakkannya kembali pada lokasi semula dalam
kondisi kosong;
Kendaraan ke lokasi kontainer berikutnya hingga truk penuh yang kemudian
dibawa ke TPA;
Demikian seterusnya hingga rit terakhir.
Sumber: SNI 19-2454-2002
Gambar 2. 8
Pola Pengangkutan Sistem Pengosongan Kontainer Tetap
2.1.6 Aspek-aspek Pengelolaan Persampahan dalam Mendukung Operasional
Pengumpulan dan Pengangkutan Sampah
2.1.6.1 Dukungan dan Ketersediaan Peralatan
Menurut SNI 19-2454 tahun 2002 tentang Tata Cara Operasional Pengelolaan
Sampah, kriteria pewadahan secara umum adalah:
Tidak mudah rusak dan kedap aiir;
Ekonomis, mudah diperoleh atau dibuat oleh masyarakat;
Mudah dan cepat dikosongkan.
Adapun contoh wadah dan penggunaanya dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel II. 2
Contoh Wadah dan Penggunaannya
No Jenis Wadah
Kapasitas Pelayanan Umur Teknis
(Tahun)
Keterangan
Volume KK
1 Kantong plastik 10 - 40 liter 1 2-3 hari Individual
2 Tong 40 L 1 KK 2-3 tahun Maksimal pengambilan
3 hari 1 kali
A A B B C C
TPAPool
29. 16
No Jenis Wadah
Kapasitas Pelayanan Umur Teknis
(Tahun)
Keterangan
Volume KK
3 Tong 120 L 2-3 KK 2-3 tahun Toko
4 Tong 140 L 4-6 KK 2-3 tahun
5 Kontainer 1000 L 80 KK 2-3 tahun Komunal
6 Kontainer 500 L 40 KK 2-3 tahun Komunal
7 Tong 30-40 L Pejalan kaki, taman 2-3 tahun
Sumber: Direktorat Jenderal Cipta Karya, Direktorat PLP
Sedangkan spesifikasi peralatan yang dapat digunakan adalah sebagai berikut:
Tabel II. 3
Spesifikasi Peralatan
No Jenis Peralatan
Kapasitas Pelayanan Umur Teknis
(Tahun)Volume KK Jiwa
1 Wadah Komunal 0,5-1 m³ 20-40 100-200
2 Komposter Komunal 0,5-1 m³ 10-20 50-100
3 Alat pengumpul : Gerobak sampah
bersekat/ sejenisnya
1 m³ 128 640 2-3
4 Container Arm roll truck 6 m³
10 m³
640
1.375
3.200
5.330
5-8
5 TPS:
Tipe I
Tipe II
Tipe III
100 m²
±300 m²
±1000 m²
500
6000
24.000
2.500
30.000
120.000
20
6 Bangunan pendaur ulang sampah
skala lingkungan
150 m² 600 3.000 20
Sumber: SNI-3242-2008
2.1.6.2 Dukungan Personil dan Mekanisme Pengendalian
Organisasi terasteral (rukun tetangga dan rukun warga) merupakan organisasi penting
yang mengkoordinir pengumpulan sampah dipermukiman-permukiman yang tidak memiliki
akses ke jalan utama (Nurmandi, 2006: 298).
Pengelolaan persampahan perlu dilakukan dengan baik agar dapat memberikan
manfaat kepada masyarakat, oleh sebab itu diperlukan peran dari institusi/lembaga
pengelola yang baik dan sesuai dengan ketentuan peraturan dalam melakukan pengelolaan
sampah.
Sejak penerapan otonomi daerah, institusi/ lembaga yang mengelola persampahan di
daerah cukup beragam (Dirjen Cipta Karya, 2015: 1), diantaranya Dinas Kebersihan dan
Pertamanan, Dinas Pekerjaan Umum, Dinas Cipta Karya, Badan Lingkungan Hidup, Kantor
Kebersihan, PD. Kebersihan atau UPTD TPA.
Penanggung jawab pengelolaan persampahan dilaksanakan oleh (SNI 3242 Tahun
2008: 7) :
1) Swasta atau developer
2) Organisasi kemasyarakatan
3) Sampah B3-rumah tangga ditangani khusus oleh lembaga tertentu
Tanggung jawab lembaga pengelola sampah permukiman adalah SNI 3242 Tahun
2008: 7) :
30. 17
1) pengelolaan sampah di lingkungan permukiman dari mulai sumber sampah sampai
dengan TPS dilaksanakan oleh lembaga yang dibentuk/ditunjuk oleh organisasi
masyarakat permukiman setempat.
2) Pengelolaan sampah dari TPS sampai dengan TPA dikelola oleh lembaga pengelola
sampah kota yang dibentuk atau dibentuk oleh Pemerintah Kota.
3) Mengevaluasi kinerja pengelolaan sampah atau mencari bantuan teknis evaluasi
kinerja pengelolaan sampah.
4) Mencari bantuan teknik perkuatan struktur organisasi
5) Menyusun mekanisme kerjasama pengelolaan sampah dengan pemerintah daerah
atau dengan swasta.
6) Menggiatkan forum koordinasi asosiasi pengelola persampahan.
7) Meningkatkan kualitas SDM berupa mencari bantuan pelatihan teknis dan manajemen
persampahan ke tingkat daerah.
8) Untuk sampah B3-rumah tangga diatur sesuai dengan ketentuan yang berlaku
Pemerintah daerah dalam melakukan pengurangan dan penanganan sampah dapat
membentuk lembaga pengelola sampah (Permendagri No.33 Tahun 2010 Pasal 13).
Pemerintah daerah memfasilitasi pembentukan lembaga pengelola sampah di
desa/kelurahan atau nama lainnya, kawasan komersial, kawasan industri, fasilitas umum,
fasilitas sosial, dan fasilitas lainnya, sesuai dengan kebutuhan (Pasal 14 ayat (1)).
Lembaga pengelola sampah tingkat rukun tetangga (RT) mempunyai tugas:
a. Memfasilitasi tersedianya tempat sampah rumah tangga di masing-masing rumah
tangga dan alat angkut dari tempat sampah rumah tangga ke TPS; dan
b. Menjamin terwujudnya tertib pemilahan sampah di masing-masing rumah tangga.
Lembaga pengelola sampah tingkat rukun warga (RW) mempunyai tugas:
a. Mengkoordinasikan lembaga pengelolaan sampah tingkat rukun tetangga; dan
b. Mengusulkan kebutuhan tempat penampungan sementara ke lurah.
Menghitung Kebutuhan Personil (Permen PU No.3 Tahun 2013: 12) :
Kebutuhan Personil = JAP + (2 × JT pengumpulan langsung )
Dengan : JAP = Jumlah Angkutan Pengumpul Perumahan
JT = Jumlah Truk
Adapun jumlah trip/hari dalam pengoperasian pengumpulan perlu dilakukan
perhitungan dengan rumus sebagai berikut:
Dengan : Vd = Jumlah sampah perhari (m³/hari)
v = Volume alat angkut (m³/hari)
r = Rasio pemadatan (2,0)
31. 18
2.1.6.3 Peran Serta Masyarakat
Peran serta masyarakat adalah sistem pengumpulan sampah atas kesadaran
masyarakat sendiri untuk membawa sampahnya ke TPS terdekat (Pramono, 2008: 5). Salah
satu pendekatan kepada masyarakat untuk dapat membantu program pemerintah dalam
kebersihan adalah bagaimana membiasakan masyarakat kepada tingkah laku yang sesuai
dengan tujuan program tersebut, yang menyangkut:
Bagaimana merubah persepsi masyarakat terhadap pengelolaan sampah yang tertib,
lancar, dan merata.
Faktor-faktor sosial, struktur, dan budaya setempat.
Kebiasaan dalam pengelolaan sampah selama ini.
Tanpa adanya partisipasi masyarakat, semua program pengelolaan sampah
(kebersihan) yang direncanakan akan sia-sia. Partisipasi masyarakat akan membangkitkan
semangat kemandirian dan kerjasama diantara masyarakat akan meningkatkan swadaya
masyarakat, yang pada gilirannya akan mengurangi kebutuhan sumber daya pemerintah
(Rukmana, et. all, 1993).
Peran serta dan pemberdayaan masyarakat terhadap pengelolaan sampah yaitu (SNI
3242 Tahun 2008: 12) :
1) Melaksanakan kampanye gerakan reduksi dan daur ulang sampah
2) Memfasilitasi forum lingkungan dan organisasi wanita sebagai mitra
3) Penerapan pola tarif iuran sampah
4) Menelusuri pedoman investasi dan kemitraan untuk meningkatkan minat swasta.
2.2 Konsep Sistem Informasi Geografis dalam Penetapan Sistem Pelayanan Pola
Pengumpulan dan Pengangkutan Sampah
Pembahasan konsep sistem informasi geografis dan penetapan pola sistem
pelayanan pengumpulan dan pengangkutan sampah kali ini mencakup pengertian sistem
informasi geografis, konsep data sistem informasi geografis, manfaat sistem informasi
geografis, dan konsep superimpose (overlay) dalam sistem informasi geografis. Berikut
penjelasannya :
2.2.1 Pengertian Sistem Informasi Geografis
Sistem Informasi Geografis (SIG) adalah sistem yang berbasiskan komputer yang
digunakan untuk menyimpan dan memanipulasi informasi-informasi geografi. SIG dirancang
untuk mengumpulkan, menyimpan, dan menganalisis objek-objek dan fenomena dimana
lokasi geografi merupakan karakteristik yang penting atau kritis untuk dianalisis (Aronoff
dalam Prahasta, 2002: 55). SIG adalah sistem komputer yang digunakan untuk
memasukkan (capturing), menyimpan, mengintegrasikan, memanipulasi, menganalisa, dan
32. 19
menampilkan data-data yang berhubungan dengan posisi-posisi di permukaan bumi (Rice
dalam Prahasta, 2002: 54)
Dapat disimpulkan bahwa GIS atau Graphical Information System di definisikan
sebagai kumpulan hardware (komputer), software, dan data geografis yang digunakan untuk
memperoleh, meng-update, memanipulasi, menganalisa dan menampilkan semua referensi
informasi geografis. Manfaat SIG secara umum memberikan informasi yang mendekati
kondisi dunia nyata, memprediksi suatu hasil dan perencanaan strategis.
2.2.2 Konsep Data Sistem Informasi Geografis
Dalam konsep data SIG yang perlu dipahami adalah dimensi data yang dapat
dipergunakan dalam pembangunan SIG. Dimensi data yang dapat dipergunakan dalam
pembangunan SIG secara garis besar dapat dibagi menjadi dua (Burough dalam Taswanto,
2000:35), yaitu:
a) Data grafis (spasial), adalah data yang berhubungan dengan lokasi, posisi, bentuk
geometrik dan hubungan antar unsur-unsur geografis. Data-data tersebut bersumber
dari foto udara, peta sketsa, dan lain-lain.
b) Data atribut (deskriptif), adalah data yang berhubungan dengan karakteristik dan
deskripsi dari unsur geografis atau berupa tema-tema tertentu seperti daftar pemilik
tanah, dan lain-lain.
2.2.3 Manfaat Sistem Informasi Geografis dalam Penetapan Sistem Pelayanan Pola
Pengumpulan dan Pengangkutan Sampah
Tujuan pokok dari pemanfaatan SIG adalah untuk mempermudah mendapatkan
informasi yang telah diolah dan tersimpan sebagai atribut suatu lokasi atau objek (Dulbahri
(1993) dalam Abd. Rahman As-syakur (2007)). Ciri utama data yang bisa dimanfaatkan
dalam SIG adalah data yang telah terikat dengan lokasi dan merupakan data dasar yang
belum dispesifikasi.
Bentuk pemanfaatan kemampuan analisis SIG dalam penetapan sistem pelayanan
pola pengumpulan dan pengangkutan sampah akan dapat lebih berhasil karena SIG secara
umum mempunyai beberapa kemampuan antara lain (Mardanus (1997) dalam Taswanto
(2000: 37)), sebagai berikut:
a) Identifikasi lokasi, yaitu menunjukkan lokasi atau suatu tempat dengan memasukkan
atribut yang telah didefinisikan sebelumnya pada peta.
b) Menghasilkan informasi sebagai keluaran yang dapat memberikan gambaran
menyeluruh tentang kondisi sebuah wilayah baik kondisi fisik dan lingkungan maupun
sosial ekonomi secara geoferensial.
c) Memberikan kemudahan dalam pemahaman masalah perkembangan wilayah kota
bagi aparat perencana dan pelaksana, sehingga memudahkan dalam pengembangan
strategi untuk perbaikan dan penyempurnaan.
33. 20
d) Memperbaiki proses perencanaan dan penerapan intervensi program pembangunan.
e) Membantu mempercepat proses pengambilan keputusan terutama yang perlu
didukung oleh data dan informasi yang kompleks.
2.2.4 Konsep Superimpose (Overlay) dalam Sistem Informasi Geografis
Berkaitan dengan fungsi analisis spasial dalam mendukung operasional pengumpulan
dan pengangkutan sampah yang dikaitkan dengan bermacam kriteria untuk mendapatkan
pola pengumpulan dan pengangkutan yang tepat dapat menggunakan metode superimpose
(overlay) yang merupakan bagian dari fungsi analisis spasial dalam Sistem Informasi
Geografis yang memadukan layer data.
Fungsi analisis spasial overlay menghasilkan data baru dari minimal dua data yang
menjadi masukannya. Sebagai contoh, bila untuk menghasilkan wilayah-wilayah yang
sesuai untuk budidaya tanaman tertentu (misalnya padi) diperlukan data ketinggian
permukaan bumi, kadar air tanah, dan jenis tanah, maka fungsi analisis spasial overlay akan
dikenakan terhadap ketiga data spasial (dan atribut) tersebut.
2.3 Metodologi Kajian
Metodologi kajian merupakan tahapan yang berisi tentang metode apa saja yang akan
digunakan dalam penyusunan laporan Proyek Akhir ini. Merode kajian ini berisi dari teknik
analisis, metode pengumpulan data, kebutuhan data, metode analisis, dan kerangka analisis
2.3.1 Teknik Analisis
Teknik analisis yang digunakan dalam pembahasan Proyek Akhir ini yaitu
menggunakan beberapa analisis, berikut penjelasannya:
1. Analisis Timbulan Sampah
Analisis timbulan sampah digunakan untuk mengetahui jumlah timbulan sampah yang
ada suatu wilayah sehingga dapat menentukan sistem persampahan yang baik, mulai
penentuan kebutuhan dari pewadahan komunal, hingga penentuan rute pengangkutan
persampahan. Timbulan sampah menurut SNI 3242 Tahun 2008 dapat dihitung dengan
cara sebagai berikut:
Keterangan:
qd = Satuan timbulan sampah domestik (L/orang/hari, kg/orang/hari)
qnd = Satuan timbulan sampah non domestik (L/orang/hari, kg/orang/hari,
L/meter/hari, kg/meter/hari
Pd = Jumlah populasi domestik (orang)
Pnd = Jumlah petugas/pegawai/murid/meter
Timbulan sampah domestik (Qd) = qd x Pd
Timbulan sampah non domestik (Qnd) = qnd x Pnd
Timbulan sampah total (QT) = Qd + Qnd
34. 21
Berikut ini tahapan perhitungan jumlah timbulan sampah domestik dan non domestik :
Sumber: Hasil Analisis Penulis, 2017
Gambar 2. 9
Tahap Analisis Volume Timbulan Sampah
2. Analisis Pembangunan Model Penilaian Pola Pengumpulan dan Pengangkutan
Sampah
Pembangunan model penilaian dalam hal ini menggunakan kriteria fisik dan kriteria
non fisik. Kriteria fisik terdiri atas kelerengan lahan, jaringan jalan, sebaran permukiman,
timbulan sampah dan ketersediaan lokasi pemindahan. Sedangkan kriteria non fisik terdiri
dari ketersediaan dan dukungan peralatan, dukungan personil dan mekanisme pengawasan
pelaksanaan dan peran serta masyarakat dalam pengumpulan sampah.
Berdasarkan kriteria diatas dan untuk memudahkan dalam melakukan analisis spasial
dengan teknik overlay terhadap peta dari kriteria fisik untuk penetapan sistem pelayanan
pola pengumpulan dan pengangkutan sampah maka dibuatkan klasifikasi untuk masing-
masing kriteria fisik dalam bentuk kode.
Berikut ini tahapan penentuan pembangunan model penilaian:
Sumber: Hasil Analisis Penulis, 2017
Gambar 2. 10
Tahap Analisis Pembangunan Model Penilaian Pola Pengumpulan dan Pengangkutan Sampah
3. Analisis Perhitungan Sistem Pelayanan Pola Pengumpulan dan Pengangkutan
Sampah
Berkaitan dengan fungsi analisis spasial dalam mendukung operasional pengumpulan
dan pengangkutan sampah yang dikaitkan dengan bermacam kriterianya untuk
mendapatkan sistem pelayanan pola pengumpulan dan pengangkutan yang tepat dapat
menggunakan metode superimpose (overlay) yang memadukan layer data sesuai kriteria.
Kriteria yang dimaksud berupa kriteria fisik kelerengan lahan, jaringan jalan, sebaran
Input Proses Output
Jumlah Penduduk
Satuan Volume
Timbulan Sampah
Analisis Perhitungan Jumlah
Timbulan Sampa Domestik
dan Non Domestik
Jumlah Timbulan
Sampah Dusun Krajan
dan Dusun Banaran
Input Proses Output
Kriteria Fisik Pola
Pengumpulan dan
Pengangkutan Sampah
Analisis Pembangunan Model
Penilaian Perhitungan Sistem
Pelayanan Pola
Pengumpulan dan
Pengangkutan Sampah
Kombinasi Kode Model
Penilaian Kriteria Fisik Untuk
Perhitungan Sistem Pelayanan
Pola Pengumpulan dan
Pengangkutan Sampah
35. 22
permukiman, timbulan sampah, titik lokasi pemindahan eksisting, kemudian kriteria non fisik
berupa ketersediaan dan dukungan peralatan, dukungan personil dan mekanisme
pengendalian, dan peran serta masyarakat.
Berikut ini tahapan Perhitungan Sistem Pelayanan Pola Pengumpulan dan
Pengangkutan Sampah :
Sumber: Hasil Analisis Penulis, 2017
Gambar 2. 11
Tahap Analisis Perhitungan Sistem Pelayanan Pola Pengumpulan dan Pengangkutan Sampah
Kriteria Fisik Sebaran
Permukiman
Kriteria Fisik Timbulan
Sampah
Kriteria Non Fisik Lokasi
Pemindahan Eksisting
Kriteria Non Fisik
Dukungan dan
Ketersediaan Peralatan
Kriteria Non Fisik
Dukungan Personil dan
Mekanisme
Pengendalian
Kriteria Non Fisik
Peran Serta Masyarakat
Kriteria Fisik
Kelerengan Lahan
Input
Kriteria Fisik Jaringan
Jalan
Proses
Analisis Spasial Kriteria
Fisik Pola Pengumpulan
dan Pengangkutan
Sampah
Analisis Kriteria Non
Fisik Pola Pengumpulan
dan Pengangkutan
Sampah
Pola Pengumpulan dan
Pengangkutan Sampah
Hasil Penilaian
Output
Pola Pengumpulan dan
Pengangkutan Sampah
Eksisting
Analisis Kesesuaian
Pola Pengumpulan dan
Pengangkutan Sampah
Kesesuaian Pola
Pengumpulan dan
Pengangkutan Sampah
Hasil Penilaian
Pola Pengumpulan dan
Pengangkutan Sampah
Hasil Penilaian
36. 23
2.3.2 Kebutuhan Data
Penyusunan kebutuhan data berfungsi sebagai perencanaan data yang digunakan sebagai komponen untuk pengelolaan data dan
analisis data untuk mencapai tujuan serta sasaran akan yang akan dicapai. Perumusan kebutuhan data ini juga bertujuan untuk memudahkan
perincian data apa yang dicari dan pengumpulan data untuk diproses pada tahap selanjutnya. Tanel kebutuhan data dapat dilihat pada tabel II.
8 berikut ini:
Tabel II. 4
Kebutuhan Data
No Variabel Data Nama Data Manfaat/ Tujuan Unit Data Jenis Data Bentuk Data Tahun Sumber
Teknik
Pengumpulan Data
1 Administrasi
Batas Administrasi
Mengetahui batas
administrasi wilayah studi
Dusun Sekunder Peta & Deskriptif 2016
DINAS PU Kabupaten
Semarang Telaah peta
Luas Wilayah
Mengetahui luas wilayah
studi
Dusun Sekunder Deskriptif 2017
Sistem informasi
manajemen administrasi
desa
Telaah dokumen
2 Topografi
Kelas Lereng
Mengetahui kelas lereng di
wilayah studi
Dusun Sekunder Peta & Deskriptif 2016
DINAS PU Kabupaten
Semarang
Telaah peta
Persebaran Kelas
Lereng
Mengetahui persebaran
kelas lereng di wilayah
studi
Dusun Sekunder Peta & Deskriptif 2016
DINAS PU Kabupaten
Semarang
Telaah peta
3
Penggunaan
Lahan
Jenis Guna Lahan
Mengetahui jenis guna
lahan di wilayah studi
Dusun Sekunder Peta & Deskriptif 2016
DINAS PU Kabupaten
Semarang
Telaah peta
Persebaran Guna
Lahan
Mengetahui persebaran
dan luas tiap penggunaan
lahan di wilayah studi
Dusun Sekunder Peta & Deskriptif 2016
DINAS PU Kabupaten
Semarang
Telaah peta
4 Kependudukan
Jumlah Penduduk
Berdasarkkan RT
Mengetahui jumlah
penduduk di wilayah studi
Rukun
Tetangga (RT)
Sekunder Tabel 2018
Sistem informasi
manajemen administrasi
desa
Telaah dokumen
6 Jaringan Jalan Kelas Jalan
Mengetahui kondisi jalan di
wilayah studi
Dusun sekunder Peta 2016
DINAS PU Kabupaten
Semarang
Telaah peta
37. 24
No Variabel Data Nama Data Manfaat/ Tujuan Unit Data Jenis Data Bentuk Data Tahun Sumber
Teknik
Pengumpulan Data
Kondisi Jalan
Mengetahui kondisi jalan di
wilayah studi
Dusun Primer
Deskriptif &
Dokumentasi foto
2017 Survei lapangan
Observasi &
dokumentasi
7
Sarana
Pendidikan
Jenis & Jumlah
Sarana Pendidikan
Mengetahui jenis & jumlah
sarana pendidikan di
wilayah studi
Dusun Primer
Deskriptif,
Dokumentasi foto,
dan Tabel
2017 Survei lapangan
Observasi &
dokumentasi
8
Sarana
Kesehatan
Jenis & Jumlah
Sarana Kesehatan
Mengetahui jenis & jumlah
sarana kesehatan di
wilayah studi
Dusun Primer
Deskriptif,
Dokumentasi foto,
dan Tabel
2017 Survei lapangan
Observasi &
dokumentasi
9
Sarana
Perdagangan &
Niaga
Jenis & Jumlah
Sarana
Perdagangan &
Niaga
Mengetahui jenis & jumlah
sarana perdagangan dan
niaga di wilayah studi
Dusun Primer
Deskriptif,
Dokumentasi foto,
dan Tabel
2017 Survei lapangan
Observasi &
dokumentasi
10
Sarana
Pemerintahan &
Pelayanan
Umum
Jenis & Jumlah
Sarana
Pemerintahan &
Pelayanan Umum
Mengetahui jenis & jumlah
sarana pemerintahan dan
pelayanan umum di
wilayah studi
Dusun Primer
Deskriptif,
Dokumentasi foto,
dan Tabel
2017 Survei lapangan
Observasi &
dokumentasi
11
Jaringan
Persampahan
Kondisi dan Jumlah
Sarana & Prasarana
Jaringan
Persampahan
Mengetahui kondisi sarana
& prasarana jaringan
persampahan di wilayah
studi
Dusun Primer
Deskriptif,
Dokumentasi Foto,
dan Tabel
2017 Survei lapangan
Observasi &
dokumentasi
Dukungan Personil
dan Mekanisme
Pengendalian
Mengetahui jumlah
personil dan mekanisme
pengendalian pelayanan
sampah di wilayah studi
Dusun Primer Deskriptif & Tabel 2017
Narasumber (Petugas
Kebersihan)
Wawancara
38. 25
2.3.3 Metode Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah teknik yang digunakan untuk melaksanakan survei.
Teknik pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam
rangka mencapai tujuan dalam penelitian. Tahapan pengumpulan data yang dilakukan untuk
kegiatan penyusunan Proyek Akhir dilakukan dengan 2 metode pengumpulan data sesuai
dengan sumber data yang dibutuhkan yaitu data primer dan data sekunder.
A. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan secara langsung dari
sumber data atau narasumber. Data primer dapat berupa opini subjek (orang) secara
individual maupun kelompok, metode yang digunakan untuk memperoleh data primer dalam
laporan ini yaitu wawancara, dan observasi.
1) Wawancara
Wawancara adalah metode pengumpulan data dengan tanya jawab sepihak yang
dilakukan secara sistematis dan berlandaskan tujuan penelitian (lerbin, 1992). Teknik
pemilihan narasumber wawancara yang digunakan adalah teknik purposive sampling.
Purposive sampling adalah salah satu teknik sampling non random sampling dimana
peneliti menentukan pengambilan sampel dengan cara menetapkan ciri-ciri khusus yang
sesuai dengan tujuan penelitian sehingga diharapkan dapat menjawab permasalahan
penelitian.
Wawancara di tujukan diantaranya kepada perangkat desa yaitu Kepala Dusun
wilayah studi yang merupakan sebagai pengawas lapangan, dan wawancara juga
dilakukan pada petugas kebersihan yang merupakan sumber informasi yang paling
penting mengenai sistem pelayanan persampahan yang sudah ada di Dusun Krajan dan
Dusun Banaran.
2) Observasi
Observasi adalah sebuah proses penelitian dalam melihat situasi dan kondisi
penelitian. Dalam prosesnya, peneliti dapat mengamati situasi-situasi yang ada di
lapangan dengan mencatat dan mendokumentasikan apa-apa yang dianggap penting
guna menunjang terhadap tujuan penelitian.
Observasi dalam penyusunan Proyek Akhir ini dibutuhkan guna memenuhi data
kondisi aspek non fisik berupa sarana pendidikan, sarana peribadatan, sarana
kesehatan, sarana pemerintahan dan pelayanan umum, sarana perdagangan dan niaga,
sarana penunjang kegiatan pelayanan kebersihan. Kemudian obeservasi pada prasarana
jaringan jalan, prasarana penunjang pelayanan kebersihan yang ada di Dusun Krajan
dan Dusun Banaran.
39. 26
B. Data Sekunder
Pengumpulan data sekunder didapatkan dari instansi seperti Kantor Desa dan
BAPPEDA. Setelah melalui instansi terkait, pengumpulan data sekunder dapat dilakukan
melalui telaah dokumen dan telaah data dari kajian literatur yang terkait dengan
pembahasan tema penelitian sesuai wilayah studi. Jenis data yang dibutuhkan mencakup
data kependudukan berdasarkan dusun, jenis-jenis sarana lingkungan di wilayah studi, dan
penggunaan lahan.
2.3.4 Metode Analisis
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun data yang diperoleh dari hasil
wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain secara sistematis sehingga mudah
memahami dipahami dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain (Sugiyono:
244). Dalam penyusunan proyek akhir ini menggunakan dua analisis data yaitu analisis
deskriptif kualitatif dan analisis kuantitatif.
- Analisis Deskriptif Kualitatif
Analisis deskriptif kualitatif adalah menganalisis, menggambarkan, dan meringkas
berbagai kondisi, situasi dari berbagai data yang dikumpulkan berupa hasil wawancara
atau pengamatan mengenai masalah yang diteliti yang terjadi di lapangan (Winartha,
2006: 155).
- Analisis Kuantitatif
Analisis kuantitatif adalah mengelola dan mendeskripsikan data dalam bentuk
tampilan data yang lebih bermakna dan mudah dipahami oleh orang lain (Sudjana
dalam Hadell, 2006: 90). Analisis kuantitatif adalah analisis yang digunakan untuk
mengolah dan menyajikan data yang berupa variabel atau data yang menghasilkan
perbandingan antara dua variabel atau lebih.
40. 27
2.3.5 Kerangka Analisis
Sumber: Hasil Analisis Penulis, 2017
Gambar 2. 12
Kerangka Analisis
Input OutputProses
Jumlah Penduduk Dusun
Krajan dan Dusun Banaran
Tahun 2016
Analisis Statistik
Kuantitatif
Timbulan Sampah Domestik
dan Non Domestik Dusun
Krajan dan Dusun Banaran
Kesesuaian Pola Pengumpulan
dan Pengangkutan Sampah Hasil
Penilaian
Kriteria Fisik:
Kelerengan lahan;
Jaringan jalan;
Sebaran permukiman;
Tibulan sampah, dan
Titik lokasi pemindahan
eksisting.
Buffer,
Atributisasi,
Overlay, Query
Deskripsi
Pola Pengumpulan dan
Pengangkutan Sampah Dusun
Krajan dan Dusun Banaran
Hasil Penilaian
Kriteria Non Fisik:
Dukungan dan ketersediaan
peralatan
Dukungan personil dan
mekanisme pengendalian
Peran serta masyarakat
dalam pelaksanaan
Pola Pengumpulan dan
Pengangkutan Sampah
Eksisting
Deskripsi
Kesimpulan dan Rekomendasi
Pola Pengumpulan dan
Pengangkutan Sampah di Dusun
Krajan dan Dusun Banaran
Literatur/Kriteria dalam Pola
Pengumpulan dan Pengangkutan
Sampah (PERMEN PU No.3 Th
2013 Tentang Penyelenggaraan
Prasarana dan Sarana Rumah
Tangga dan Sampah Sejenis
Rumah Tangga)
Pembangunan
Model Penilaian
dan Basis Data
Kombinasi Kode Model
Penilaian Pola Pengumpulan
dan Pengangkutan Sampah
Pola Pengumpulan dan
Pengangkutan Sampah Hasil
Penilaian
41. 28
BAB III
GAMBARAN UMUM DAN KONDISI DUSUN KRAJAN DAN DUSUN
BANARAN
3.1 Aspek Fisik Alam
Kondisi fisikalam merupakan keadaan alam yang ada di suatu wilayah yang meliputi
topografi, dan kondisi penggunaan lahan. Berikut merupakan kondisi fisik alam yang ada di
Dusun Krajan dan Dusun Banaran:
3.1.1 Letak Geografis
Dusun Krajan dan Dusun Banaran merupakan bagian dari Desa Gemawang yang
masuk dalam administratif Kecamatan Jambu, Kabupaten Semarang. Dusun Krajan dan
Dusun Banaran terletak paling selatan Kecamatan Jambu dan berbatasan langsung dengan
Kabupaten Temanggung dan Kabupaten Magelang. Dusun Krajan dan Dusun Banaran
memiliki luas wilayah sebesar 114,02 Ha, dengan masing-masing luas Dusun Krajan
sebesar 89,05 Ha dan luas Dusun Banaran sebesar 24,97 Ha . Dusun Krajan memiliki 1 RW
dan 3 RT, sedangkan Dusun Banaran memiliki 2 RW dan 5 RT. Batas administrasi Dusun
Krajan dan Dusun Banaran diantaranya:
Utara : Dusun Pitoro, Kabupaten Temanggung
Selatan : Dusun Sekaja, Kabupaten Magelang
Timur : Desa Bedono
Barat : Kabupaten Temanggung
3.1.2 Penggunaan Lahan
Dusun Krajan dan Dusun Banaran merupakan salah satu dusun di Desa Gemawang,
Kecamatan Jambu, Kabupaten Semarang yang memiliki luas wilayah sebesar 114,02 Ha.
Luas wilayah Dusun Krajan dan Dusun Banaran terbagi menjadi beberapa jenis
penggunaan lahan yaitu industri manufaktur, lahan kosong, perkebunan, permukiman, dan
sawah. Masing-masing luas penggunaan lahan yaitu industri manufaktur sebesar 2 Ha,
lahan kosong 0,91 Ha, perkebunan 83,82 Ha, permukiman 15,48 Ha, dan sawah 11,81 Ha.
42. 29
Sumber : Hasil Analisis Penulis, 2017
Gambar 3. 1
Peta Penggunaan Lahan Dusun Krajan dan Dusun Banaran
Berikut dibawah ini merupakan persentase penggunaan lahan di Dusun Krajan dan
Dusun Banaran yang disajikan salam diagram lingkaran :
Gambar 3. 2
Diagram Lingkaran Persantase Penggunaan Lahan Dusun Krajan dan Dusun Banaran
2% 1%
73%
14%
10% Industri
manufaktur
lahan kosong
Perkebunan
permukiman
sawah
43. 30
Pada diagram di atas dapat diketahui bahwa persentase penggunaan lahan di
dominasi oleh perkebunan sebesar 73%, selanjutnya permukiman menjadi penggunaan
lahan terbesar kedua yaitu 14%. Sedangkan untuk penggunaan lahan terkecil adalah lahan
kosong yaitu 1%.
3.1.3 Topografi
Secara topografi Dusun Krajan dan Dusun Banaran merupakan wilayah perbukitan.
Berdasarkan kelas kelerengannya, topografi Dusun Krajan dan Dusun Banaran termasuk
dalam topografi landai (8-15%), dan agak curam (15-25%). Lahan dengan topografi landai
dan agak curam biasanya diperuntukan untuk permukiman dan pertanian.
Sumber : Hasil Analisis Penulis, 2017
Gambar 3. 3
Peta Topografi Dusun Krajan dan Dusun Banaran
44. 31
3.2 Aspek Sarana
Aspek sarana yang akan dibahas meliputi sarana pendidikan, sarana peribadatan,
sarana kesehatan, sarana pemerintahan dan pelayanan umum, dan yang terakhir sarana
perdagangan dan niaga.
3.2.1 Sarana Pendidikan
Sarana pendidikan yang terdapat di Dusun Banaran terdapat 3 jenjang pendidikan
yakni Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Taman Kanak-kanak (TK), serta Sekolah Dasar
(SD) sederajat. Berbeda dengan Dusun Krajan yang tidak terdapat sarana pendidikan sama
sekali. Sarana pendidikan di Dusun Banaran merupakan lembaga pendidikan negeri dan
swasta ataupun dikelola oleh pihak desa. Berikut merupakan jenis dari beberapa sarana
pendidikan di Dusun Banaran :
Tabel III. 1
Sarana Pendidikan Dusun Banaran
Jenis Sarana Nama Lembaga
PAUD PAUD Buah Hati
TK RA Al-Islam Gemawang
SD MI Negeri Jambu
Sumber : Profil Desa Gemawang, 2017
3.2.2 Sarana Peribadatan
Sarana peribadatan sangat penting dalam pemenuhan kebutuhan rohani masyarakat
di dalam lingkungan suatu permukiman. Jenis sarana peribadatan yang berada di Dusun
Krajan dan Dusun Banaran terdiri dari masjid dan mushola hal tersebut karena mayoritas
masyarakatnya beragama Islam. Berikut ini merupakan tabel jumlah sarana peribadatan di
Dusun krajan dan Dusun Banaran :
Tabel III. 2
Jumlah Sarana Peribadatan
Jenis Sarana Dusun Jumlah
Masjid
Krajan 2
Banaran 2
Masjid
Krajan -
Banaran 8
Sumber : Profil Desa Gemawang, 2017
Dapat diketahui dari tabel di atas menunjukan bahwa sarana peribadatan yang paling
mendominasi adalah mushola dengan jumlah sebanyak 8 buah dan hanya terdapat di
Dusun Banaran. Sedangkan Jenis sarana peribadatan masjid berjumlah 4 buah.
3.2.3 Sarana Kesehatan
Sarana Kesehatan di Dusun Krajan dan Dusun Banaran umumnya adalah posyandu,
dan bidan praktik. Sarana kesehatan ini membantu warga Dusun Krajan dan Dusun
45. 32
Banaran dalam pelayanan kesehatan seperti konsultasi dan pengobatan. Berikut ini adalah
tabel jumlah sarana kesehatan yang ada di Dusun Krajan dan Dusun Banaran:
Tabel III. 3
Jumlah Sarana Kesehatan
Dusun Posyandu Bidan Praktik
Krajan 1 1
Banaran 1 -
Sumber : Profil Desa Gemawang, 2017
Dari data sarana kesehatan yang ada di Dusun Krajan dan Dusun Banaran dapat
diketahui bahwa terdapat 1 unit sarana kesehatan yaitu praktik bidan. Untuk sarana
kesehatan seperti posyandu ada di setiap dusun, posyandu biasanya diadakan tiap sebulan
sekali dan tempatnya dirumah warga yang setiap bulannya berpindah-pindah.
3.2.4 Sarana Pemerintahan dan Pelayanan Umum
Sarana pemerintahan dan pelayanan umum difungsikan untuk mendukung kegiatan
pemerintahan di suatu wilayah. Sarana pemerintahan untuk lingkup dusun tidak ada, namun
terdapat dalam lingkup desa. Sarana pemerintahan tersebut berupa Kantor Desa
Gemawang dan Balai Desa Gemawang yang letaknya terdapat di Dusun Krajan.
3.2.5 Sarana Perdagangan dan Niaga
Sarana perdagangan dan niaga merupakan sarana yang dapat memenuhi kebutuhan
sehari-hari bagi masyarakat di Dusun Krajan dan Dusun Banaran. Di Dusun Krajan dan
Dusun Banaran hanya terdapat beberapa toko kelontong, minimarket, meubel, dan juga
terdapat jasa perbengkelan. Berikut ini merupakan tabel jumlah berdasarkan jenis sarana
perdaganana dan niaga yang terdapat di Dusun Krajan dan Dusun Banaran :
Tabel III. 4
Jumlah Sarana Perdagangan dan Niaga
Jenis Sarana Dusun Jumlah
Toko Kelontong Krajan 6
Banaran 20
Minimarket Banaran 1
Meubel Krajan 2
Jasa Perbengkelan Krajan 1
Banaran 1
Sumber : Hasil Observasi, 2017
Dapat dilihat dari tabel di atas, Dusun Banaran memiliki sarana perdagangan yang
lebih banyak di bandingkan dengan dusun Krajan, karena Dusun Banaran merupakan
Dusun yang paling banyak penduduknya.
3.3 Aspek Kependudukan
Jumlah penduduk di Dusun Krajan dan Dusun Banaran dapat digolongkan menurut
jenis kelamin. Data yang telah didapat merupakan data terbaru pada tahun 2017 yang dirinci
46. 33
per dusun dan bersumber pada data SMARD (Sistem Informasi Manajemen Administrasi
Desa) yang digagas oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Semarang,
data tersebut merujuk pada data pembaruan kependudukan paling update di Desa
Gemawang. Berikut ini merupakan tabel jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin di
Dusun Krajan dan Dusun Banaran:
Tabel III. 5
Jumlah Penduduk
No Dusun Jumlah Laki-Laki Jumlah Perempuan Jumlah Penduduk Jumlah KK
1 Krajan 297 303 601 138
2 Banaran 649 569 1.217 292
Jumlah 946 872 1.818 430
Sumber : SMARD Desa Gemawang. 2017
Pada tabel di atas menunjukkan bahwa antara Dusun Krajan dan Dusun Banaran
wilayah yang mempunyai jumlah penduduk paling banyak yakni berada di Dusun Banaran
dengan jumlah penduduk sebanyak 1.217 jiwa, dengan jumlah penduduk laki laki 648 jiwa
dan jumlah penduduk perempuan 569 jiwa. Hal ini di sebabkan wilayah Dusun Banaran
lebih luas dari Dusun Krajan.
3.4 Aspek Prasarana Jaringan Jalan
Prasarana jaringan jalan merupakan prasarana penunjang dalam sistem
persampahan. Terdapat 2 jenis jalan yang ada di Dusun Krajan dan Dusun Banaran yaitu
jalan arteri primer dan jalan lingkungan. Kelas jalan arteri primer terdapat pada Jl.Raya
Magelang-Semarang yang merupakan jalan utama di Dusun krajan dan Dusun Banaran
Desa Gemawang yang menghubungkan antara Desa Gemawang dengan wilayah di
sekitarnya seperti Kabupaten Temanggung dan Kabupaten Magelang
Perkerasan jalan di Dusun Krajan dan Dusun Banaran berupa aspal dan beton.
Menurut kelas jalan arteri memiliki lebar 11 meter dengan panjang 1.858 m. Kelas jalan
lingkungan yang terdapat di Dusun Krajan dan Dusun Banaran memiliki perkerasan beton
dengan lebar 4 meter dengan panjang 4.033 m. Kondisi jalan di Dusun Krajan dan Dusun
Banaran sudah baik, memiliki kondisi baik adalah apabila kondisi jalan dengan perkerasan
aspal maupun beton dan tidak berlubang. Hal ini terjadi karena Dusun Krajan dan Dusun
Banaran memiliki wilayah administratif yang strategis dengan jalan raya dan merupakan
akses utama bagi Dusun sekitar di Desa Gemawang untuk menuju kota. Berikut gambar 3.
16 merupakan kondisi prasarana jaringan jalan di Dusun Krajan dan Dusun Banaran.
47. 34
Sumber : Hasil Observasi, 2017
Gambar 3. 4
Kondisi Prasarana Jaringan Jalan di Dusun Banaran dan Dusun Krajan
3.5 Aspek Pengelolaan Persampahan Dusun Krajan dan Dusun Banaran
Pengelolaan persampahan di Dusun Krajan dan Banaran yaitu dalam bentuk
konvensional. Jaringan persampahan di Dusun Krajan dan Dusun Banaran dikelola secara
terpadu oleh swadaya masyarakat. Setiap bulan masyarakat diwajibkan untuk membayar
biaya retribusi sebesar Rp.10.000,-/kk untuk Dusun Krajan dan berbeda dengan Dusun
Banaran yang lebih banyak yaitu Rp.12.000,-/kk. Pengoperasian pengumpulan sampah
dilakukan pada pukul 05:00-06:30, dengan jadwal dari hari Senin sampai Sabtu: Dusun
Banaran (Senin, Rabu, Jumat), Dusun Krajan (Selasa, Kamis, Sabtu), Minggu libur.
Kemudian dari TPS akan dilakukan pengangkutan sampah menuju TPA yang terletak di
Dusun Blondo, Desa Bawen, Kecamatan Bawen setiap 3 kali/bulan.Berikut merupakan
moda pengangkutan dan kondisi TPS :
Sumber : Hasil Observasi, 2017
Gambar 3. 5
Kondisi TPS Dusun Krajan dan Dusun Banaran
48. 35
3.5.1 Dukungan dan Ketersediaan Peralatan Pengumpul dan Pengangkutan Sampah
Seluruh masyarakat Dusun Krajan dan Dusun Banaran sudah menggunakan bak/tong
sampah sebagai wadah penampungan sampah rumah tangga, dan warga biasanya
melakukan pengumpulan di pewadahan komunal yang sudah di sediakan tiap titik masing-
masing RT. Kemudia setiap hari dilakukan pengumpulan oleh petugas kebersihan dusun
yang kemudian sampah di bawa langsung ke Tempat Pembuangan Sampah (TPS) yang
terletak di Dusun Krajan. Berikut tabel jenis dan jumlah unit wadah:
Tabel III. 6
Jenis dan Jumlah Pewadahan Sampah
No Jenis Wadah Jumlah Unit Wadah
1 Tong 372
2 Wadah Komunal 11
Sumber : Hasil Observasi, 2017
Adapun dokumentasi moda pengumpulan sampah, jenis dan jumlah peralatan
pengumpul dan pengangkut dapat dilihat berikut ini:
Tabel III. 7
Jenis dan Jumlah Peralatan Pengumpulan dan Pengangkutan Sampah
No Jenis Alat Jumlah Unit Alat Volume Tahun Pengadaan Unit
1 Pick Up 1 4 m³ 2015
2 Truk Sampah 1 10 m³ -
3 TPS Tipe I 1 100 m² 2015
Sumber : Hasil Observasi, 2017
Sumber : Hasil Observasi, 2017
Gambar 3. 6
Moda Pengumpulan Sampah Dusun Krajan dan Dusun Banaran
49. 36
3.5.2 Dukungan personil dan Mekanisme Pengendalian Pelaksanaan Pengumpulan
dan Pengangkutan Sampah
Sistem pengelolaan pengumpulan dan pengangkutan sampah oleh petugas
kebersihan sudah berjalan sekitar ±3 tahun sejak tahun 2015, yang awal mulanya kegiatan
pengumpulan sampah rumah tangga dilakukan oleh pemuda karang taruna Dusun Krajan.
Namun, berjalan 1 tahun pemuda karang taruna tidak melanjutkan kembali kegiatan tersebut
sehingga digantikan oleh pengurus baru yang merupakan warga Dusun Krajan.
Hingga kini pengelolaannya pengumpulan hanya dilakukan oleh 2 orang petugas
dengan tugas yaitu mengemudikan mobil pick up dan memindahkan sampah rumah tangga
dari pewadahan ke mobil pick up untuk dikumpulkan ke TPS, kemudian 2 orang petugas
truk sampah yang di tugaskan oleh Dinas Lingkungan Hidup Pekerjaan Umum Kabupaten
Semarang untuk mengangkut sampah dari TPS di Dusun Krajan menuju ke TPA Blondo
yang terletak di Dusun Blondo, Desa Bawen, Kecamatan Bawen. Sistem pengumpulan dan
pengangkutan sampah yang diterapkan saat ini merupakan pola pengumpulan komunal
tidak langsung dan pola pengangkutan sistem kontainer tetap
Personil yang ditugaskan sebagai pengawas lapangan merupakan kepala dusun dari
masing-masing Dusun Krajan dan Dusun Banaran. Kemudian pengendalian pelaksanaan
pengelolaan persampahan yang bertanggungjawab dalam hal ini adalah Kepala Desa
Gemawang. Berikut merupakan tabel rincian petugas kebersihan pada tabel berikut:
Tabel III. 8
Jumlah Petugas Kebersihan Dusun Krajan dan Dusun Banaran
No Petugas Jumlah Petugas (orang)
1 Pengawas 2
2 Pengumpul:
- Supir Pick Up
- Pengangkut
1
1
3 Pengangkut:
- Sopir Truk
- Pengangkut
1
1
Jumlah 6
Sumber : Hasil Observasi, 2017
3.5.3 Peran Serta Masyarakat dalam Pelaksanaan Pengumpulan dan Pengangkutan
Sampah
Peran serta masyarakat dalam pelaksanaan pengumpulan dan pengangkutan
sampah sangat memegang peranan penting disamping aspek pengelolaan lainnya. Peran
serta masyarakat dalam hal ini masih masih kurang terutama dalam keikut sertaan
pelayanan pengumpulan sampah dan kegiatan kebersihan dilingkungan sekitarnya. Kondisi
tersebut terlihat dari sistem pengelolaannya hanya sebagian warga yang ikut berpartisipasi
dalam sistem pengumpulan dan pengangkutan sampah tersebut, 130 kk untuk Dusun
Krajan, dan 120 kk untuk Dusun Banaran. Sebagian lain masyarakat masih menggunakan
50. 37
cara tradisional dalam mengelola sampah rumah tangga seperti dengan mengubur sampah
dengan media tanah dan membakar sampah dipekarangan rumah. Setiap masyarakat
diwajibkan untuk membayar biaya retribusi jasa pengumpulan dari wadah menuju TPS
sebesar Rp.10.000,-/kk untuk Dusun Krajan dan berbeda dengan Dusun Banaran yang lebih
mahal yaitu Rp.12.000,-/kk, biaya retribusi dikenakan pada masyararakat setiap 1 bulan
sekali.
Sumber : Hasil Analisis Penulis, 2017
Gambar 3. 7
Peta Siklus Pelayanan Persampahan Dusun Krajan dan Dusun Banaran
Sumber : Hasil Analisis Penulis, 2017
Gambar 3. 8
Persentase Peran Serta Masyarakat
51. 38
BAB IV
ANALISIS SISTEM PELAYANAN POLA PENGUMPULAN DAN
PENGANGKUTAN SAMPAH DI DUSUN KRAJAN DAN DUSUN BANARAN
4.1 Analisis Timbulan Sampah Dusun Krajan dan Dusun Banaran
Timbulan sampah merupakan hasil dari jenis sumber sampah di wilayah tertentu per
satuan waktu. Analisis timbulan sampah di Dusun Krajan dan Dusun Banaran meliputi
analisis timbulan sampah domestik dan analisis timbulan sampah non domestik. Sampah
domestik berasal dari hasil kegiatan rumah tangga, sedangkan sampah non domestik
berasal dari sarana lingkungan dan prasarana jaringan jalan. Analisis timbulan sampah
digunakan untuk mengetahui besar timbulan sampah di Dusun Krajan dan Dusun Banaran
dalam satuan liter (volume) maupun kilogram.
4.1.1 Analisis Timbulan Sampah Domestik
Timbulan sampah domestik di Dusun Krajan dan Dusun Banaran didasarkan pada
jenis rumah yaitu rumah permanen, semi permanen, dan non permanen. Untuk
mendapatkan besaran volume timbulan sampah domestik maka jumlah penduduk dikalikan
dengan standar timbulan sampah rumah tangga yaitu 2,50, sehingga didapatkan volume
sampah domestik yang dihasilkan dari masyarakat Dusun Krajan dan Dusun Banaran
berdasarkan tiap Rukun Tetangga (RT). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel IV. 1
timbulan sampah domestik Dusun Krajan dan Dusun Banaran :
Tabel IV. 1
Timbulan Sampah Domestik Dusun Krajan dan Dusun Banaran
No Dusun
Rukun Warga
(RW)
Rukun Tetangga
(RT)
Jumlah
Penduduk
Volume Timbulan
Sampah (liter/hari)
1 Krajan RW I
RT I 156 390
RT II 295 737,5
RT III 150 375
2 Banaran
RW II
RT I 202 505
RT II 151 377,5
RT III 142 355
RT IV 131 327,5
RW III
RT I 126 315
RT II 144 360
RT III 127 317,5
RT IV 194 485
Jumlah 1.818 4.545,00
Sumber : Hasil Analisis Penulis, 2018
52. 39
Berdasarkan hasil analisis mengenai timbulan sampah domestik di Dusun Krajan
dan Dusun Banaran dapat disimpulkan bahwa total volume timbulan sampah di wilayah
tersebut sebesar 4.545 liter/hari. Timbulan sampah terbesar berasal dari Dusun Krajan
RT.II/RW.I yaitu 737,5 liter/hari. Perbedaan timbulan sampah yang dihasilkan disebabkan
oleh perbedaan jumlah penduduk dari tiap RT di masing masing dusun.
4.1.2 Analisis Timbulan Sampah Non Domestik
Sarana lingkungan di Dusun Krajan dan Dusun Banaran terdiri dari sarana pendidikan,
sarana pemerintahan dan pelayanan umum, serta sarana perdagangan dan niaga.
Sedangkan jaringan jalan di Dusun Krajan dan Dusun Banaran terdiri dari jaringan jalan
arteri primer dan jalan lingkungan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel IV. 2
timbulan sampah non domestik pada sarana lingkungan di Dusun Krajan dan Dusun
Banaran :
Tabel IV. 2
Timbulan Sampah Non Domestik (Fasilitas Lingkungan) di Dusun Krajan dan Dusun Banaran
No Jenis Fasilitas
Jumlah Orang
(Pegawai/Murid)
Volume Timbulan
Sampah (liter/hari)
1 Perdagangan dan Niaga
- Toko Kelontong 26 78
- Minimarket 2 6
- Meubel 2 6
- Jasa Perbengkelan 2 6
2 Kantor Desa 14 10,5
3 Bidan Praktik 1 0,45
4 Pendidikan
- Paud 26 3,9
- TK 60 9
- SD 231 34,65
Jumlah 346 181,2
Sumber : Hasil Analisis Penulis, 2017
Berdasarkan hasil analisis mengenai timbulan sampah non domestik pada sarana
lingkungan di Dusun Krajan dan Dusun Banaran dapat disimpulkan bahwa total volume
timbulan sampah di wilayah tersebut sebesar 181,2 liter/hari. Timbulan sampah terbesar
berasal dari jenis sarana perdagangan dan niaga jenis toko kelonrong, minimarket, meubel,
dan jasa perbengkelan yaitu dengan volume timbulan 96 liter/hari, hal tersebut dikarenakan
jenis sarana perdagangan dan niaga di Dusun Krajan dan Dusun Banaran memiliki kuantitas
lebih banyak yaitu 31 bangunan.
53. 40
Sedangkan perhitungan timbulan sampah pada prasarana jalan di Dusun Krajan dan
Banaran dapat dilihat pada tabel IV. 3 timbulan sampah non domestik pada prasarana
jaringan jalan di Dusun Krajan dan Dusun Banaran :
Tabel IV. 3
Timbulan Sampah Non Domestik (Prasarana Jaringan Jalan) Dusun Krajan dan Dusun
Banaran
No Jenis Sarana Panjang
Jalan (m)
Volume Timbulan
Sampah (liter)
1 Jalan Arteri Primer 1.858 278,7
2 Jalan Lingkungan 4.033 403,3
Total 682
Sumber : Hasil Analisis Penulis, 2017
Berdasarkan hasil analisis mengenai timbulan sampah non domestik pada prasarana
jaringan jalan di Dusun Krajan dan Dusun Banaran dapat disimpulkan bahwa total volume
timbulan sampah di wilayah tersebut sebesar 628 liter/hari.
Sehingga total timbulan sampah non domestik di Dusun Krajan dan Dusun Banaran
adalah sebesar :
Qnd (liter) total = Qnd Sarana + Qnd Jalan
= 181,2 + 682
= 863,2 liter/hari
Volume total timbulan sampah non domestik di Dusun Krajan dan Dusun Banaran
yaitu sebesar 863,2 liter/hari. Besar kecilnya timbulan sampah yang dihasilkan dari sumber
sampah selain bergantung pada jumlah sarana tersebut juga bergantung pada jenis dan
rata-rata jiwa yang menggunakan sarana tersebut.
Setelah dilakukan perhitungan, selanjutnya menjumlahkan volume timbulan sampah
domestik dan non domestik untuk mengetahui total volume timbulan sampah yang ada di
Dusun Krajan dan Dusun Banaran. Sehingga total timbulan sampah di Dusun Krajan dan
Dusun Banaran adalah sebesar :
Total Volume Timbulan Sampah (QT) = Qd + Qnd
= 4.545 + 863,2
= 5.408,2 liter/hari
Maka dengan begitu dapat disimpulkan timbulan yang terangkut saat ini :
= QT x 58% (partisipasi pelayanan Sampah)
= 5.408,2 liter/hari x 58%
= 2.907,4 liter/hari
Dan yang tidak terangkut = 2.105,4 liter/hari
54. 41
Sumber : Hasil Analisis Penulis, 2017
Gambar 4. 1
Peta Distribusi Timbulan Sampah
4.2 Analisis Pembangunan Model Penilaian Pola Pengumpulan dan Pengangkutan
Sampah Dusun Krajan dan Dusun Banaran
Model penilaian dalam analisis sistem pelayanan pola pengumpulan dan
pengangkutan sampah berdasarkan kriteria yang dikeluarkan oleh Peraturan Menteri
Pekerjaan Umum No.3 Tahun 2013 tersebut dibagi kedalam dua kategori, yakni fisik dan
non fisik. Kriteria fisik adalah kriteria yang dapat dipetakan dan kriteria non fisik adalah
kriteria yang tidak dapat dipetakan sehingga hanya dapat di deskripsikan.
Kriteria fisik terdiri atas kelerengan lahan, jaringan jalan, sebaran permukiman,
timbulan sampah dan ketersediaan lokasi pemindahan. Sedangkan kriteria non fisik terdiri
dari dukungan dan ketersediaan peralatan, dukungan personil dan mekanisme
pengendalian, dan peran serta masyarakat dalam pengumpulan sampah.
Berdasarkan kriteria diatas dan untuk memudahkan dalam melakukan analisis spasial
dengan teknik overlay terhadap peta dari kriteria fisik untuk perhitungan sistem pelayanan
55. 42
pola pengumpulan dan pengangkutan sampah maka dibuatkan klasifikasi untuk masing-
masing kriteria fisik sebagai berikut:
- Kelerengan lahan terdiri dari dua kelas lereng, yakni < 5% dan > 5%.
- Jaringan jalan terbagi dalam dua kelas berdasarkan lebar jalan, yaitu < 3m untuk jalan
lingkungan dan > 3m untuk jalan kolektor dan jalan arteri.
- Sebaran permukiman terdiri atas permukiman teratur dan tidak teratur.
- Timbulan sampah didasarkan pada daerah terbangun dengan timbulan sampah > 0,3
m3/hari dan daerah tidak terbangun dengan timbulan sampah < 0,3 m3/hari.
- Ketersediaan lokasi pemindahan sampah sesuai dengan eksisting yang terdapat pada
cakupan wilayah pengelolaan persampahan.
Sedangkan kode penilaian dari kriteria fisik tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel IV. 4
Model Penilaian Kriteria Fisik Pola Pengumpulan dan Pengangkutan Sampah
No Kriteria Fisik Kode Model Penilaian
1 Kelerengan Lahan > 5% K1
< 5% K2
2 Jaringan Jalan > 3m J1
< 3m J2
3 Timbulan Sampah > 0,3 m3/harI T1
< 0,3 m3/hari T2
4 Sebaran Permukiman Teratur P1
Tidak Teratur P2
Sumber : Hasil Analisis Penulis, 2017
Adapun kombinasi kode model penilaian dari kriteria fisik untuk perhitungan sistem
pelayanan pola pengumpulan dan pengangkutan sampah adalah sebagai berikut:
56. 43
Tabel IV. 5
Kombinasi Kode Model Penilaian Kriteria Fisik Untuk Perhitungan Sistem Pelayanan Pola Pengumpulan dan Pengangkutan Sampah
No Pola
Pengumpulan
Sampah
Pengertian Pola
Pengumpulan
Persyaratan Kombinasi
Kode Model
Penilaian
Pola
Pengangkutan
Pengertian Pola
Pengangkutan
Proses Pengangkutan
1 Pola Individual
Langsung
Pengumpulan
sampah dari
rumah-
rumah/sumber
sampah dan
diangkut langsung
ke TPA tanpa
melalui proses
pemindahan ke
TPS.
Kriteria Fisik :
• Topografi > 15-40%
• Jaringan jalan > 3m
• Timbulan Sampah > 0,3
m³/hari
• Permukiman di jalan protokol
Kriteria Non Fisik :
• Dukungan peralatan
pengumpul berupa mesin
K1J1T1P1
K1J1T1P2
Pengangkutan
Langsung
Proses
pengangkutan
sampah langsung
dari setiap sumber
sampah (door to
door) dan diangkut
langsung ke TPA
tanpa melalui
proses pemindahan
yang merupakan
kelanjutan dari pola
pengumpulan
individual langsung.
Sampah dikumpulkan dari setiap sumber
sampah dan diangkut langsung ke TPA.
2 Pola Individual
Tidak Langsung
Pengumpulan
sampah dari
masing-masing
sumber sampah
(door to door) di
bawa ke lokasi
pemindahan TPS
atau stasiun
pemindahan
(menggunakan
Kriteria Fisik :
• Topografi < 5%
• Jaringan jalan > 3m
• Lokasi pemindahan TPS
tersedia
Kriteria Non Fisik :
• Peran serta masyarakat
rendah
• Dukungan peralatan
K2J1T1P1
K2J1T1P2
K2J1T2P1
K2J1T2P2
Pengangkutan
melalui sistem
pemindahan ke
tempat
pembuangan
sementara
atau stasiun
pemindahan
(Transfer
Depo)
Proses
pengangkutan
sampah yang
dilakukan dari
tempat
pembuangan
sementara atau
stasiun pemindahan
ke tempat
pembuangan akhi
Dari pool, alat pengangkut keluar
langsung menuju lokasi pemindahan
untuk mengangkut sampah langsung ke
TPA.
Dari TPA, alat pengangkut kembali ke
transfer depo untuk pengambilan rit
berikutnya.
Jika pemindahan ke TPS dengan sistem
kontainer, maka pengangkutannya dapat
57. 44
gerobak) untuk
kemudian diangkut
ke TPA
pengumpul berupa gerobak
atau becak
sampah (TPA). menggunakan pola pengangkutan dengan
sistem kontainer yang terdiri dari:
Pola pengangkutan dengan sistem
kontainer yang diangkat:
- Kendaraan dari pool menuju kontainer
pertama untuk mengangkut sampah ke
TPA.
- Kontainer kosong dikembalikan ke
tempat semula.
- Menuju kontainer isi di tempat
berikutnya untuk diangkut ke TPA.
Pola pengangkutan dengan sistem
kontainer yang diganti:
- Kendaraan dari pool dengan kontainer
kosong ke lokasi pertama, lalu
kontainer kosong diturunkan, kemudian
membawa kontainer yang berisi
sampah ke TPA.
- Dari TPA, kendaraan dengan kontainer
kosong ke lokasi II, untuk menurunkan
kontainer kosong dan membawa
kontainer berisi sampah ke TPA.
- Demikian seterusnya sampai batas rit
terakhir.
- Pada rit terakhir dengan kontainer
kosong dari TPA menuju Pool.
Pola Pengangkutan dengan sistem
kontainer tetap: