Lingkungan yang sehat merupakan suatu hal yang mutlak diperlukan bagi kita semua, dan salah satu faktor penyebab terjadinya pencemaran lingkungan adalah akibat dari timbulan sampah sebagai akibat dari tingginya aktivitas dan padatnya penduduk suatu wilayah. Perkembangan daerah yang pesat menyebabkan semakin bertambahnya jumlah penduduk di wilayah tersebut. Akibat dari perkembangan wilayah dan pertambahan jumlah penduduk, tentunya juga akan menambah produksi dan volume sampah yang ada, yang berbanding lurus dengan perkembangan dan pertambahan jumlah penduduk. Hal tersebut menyebabkan semakin sulitnya pengelolaan secara mandiri sampah penduduk yang ada. Meskipun pada dasarnya, hal tersebut merupakan tugas dan tanggung jawab bersama antara pemrintah sebagai penyedia dan masyarakat yang membutuhkan.
Upaya penanganan sampah perlu dilakukan dengan benar serta melibatkan semua unsur baik pemerintah, swasta maupun masyarakat yang diharapkan dapat mengoptimalkan sistem dalam pelayanan persampahan. Kebijakan yang diterapkan di Indonesia dalam mengelola sampah kota secara formal adalah seperti yang diarahkan oleh Departemen Pekerjaan Umum sebagai departemen teknis yang membina pengelolaan persampahan perkotaan di Indonesia.
Demikian halnya dengan permasalahan tentang sampah terkait pelayanan juga menjadi pemicu penulis untuk membahas analisis sistem pelayanan pengumpulan dan pengangkutan sampah di Dusun Krajan dan Dusun Banaran, Desa Gemawang, Kecamatan Jambu, Kabupaten Semarang. Pola pengumpulan sampah di Dusun Krajan dan Dusun Banaran saat ini adalah pola komunal tidak langsung, namun untuk di Dusun Krajan dan Dusun Banaran sebaiknya dipilih pola pengumpulan dan pengangkutan yang sesuai dengan kondisi fisik wilayah dan aspek-aspek pengelolaan yang ada. Sehingga, wilayah yang tidak memungkinkan dalam pola pengumpulan dan pengangkutan yang sudah ada dapat tetap mendapat pelayanan dengan menyesuaikan kriteria-kriteria pola pengumpulan dan pengangkutan sampah.
Berdasarkan kondisi eksisting dan permasalahan sistem pengelolaan persampahan di Dusun Krajan dan Dusun Banaran tersebut di atas, kemudian peneliti tertarik untuk meneliti fenomena yang terjadi melalui tahapan kegiatan yang hasil akhirnya berguna sebagai rekomendasi bagi Dusun Krajan dan Dusun Banaran di waktu mendatang.
ANALISIS PENGUMPULAN SAMPAH DI DUSUN KRAJAN DAN BANARAN
1. ANALISIS SISTEM PELAYANAN POLA PENGUMPULAN DAN PENGANGKUTAN
SAMPAH DI DUSUN KRAJAN DAN DUSUN BANARAN, DESA GEMAWANG,
KECAMATAN JAMBU, KABUPATEN SEMARANG
OLEH:
NISADILLA NURUL ARIFFAH
21040114060053
PROGRAM STUDI D-III
PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
DEPARTEMEN SIPIL & PERENCANAAN
SEKOLAH VOKASI UNIVERSITAS
DIPONEGORO
2019
3. LATAR
BELAKANG
TIMBULAN SAMPAH YANG DISEBABKAN TINGGINYA AKTIFITAS DAN PADATNYA
PENDUDUK SUATU WILAYAH
SEMAKIN SULIT PENGELOLAAN SECARA MANDIRI SAMPAH PENDUDUK
MELIBATKAN UNSUR PEMERINTAHAN, SWASTA, MAUPUN MASYARAKAT
DIHARAP DAPAT MENGOPTIMALKAN SISTEM DALAM PELAYANAN SAMPAH
POLA PENGUMPULAN DAN PENGANGKUTAN YANG SESUAI DENGAN KONDISI
FISIK WILAYAH DAN ASPEK-ASPEKPENGELOLAAN YANG ADA
MELAKUKAN PENELITIAN YANG HASIL AKHIR DAPAT MENJADI REKOMENDASI
DI WAKTU MENDATANG
4. Luas 24,97 Ha
1 RW dan 3 RT
Luas 89,05 Ha
2 RW dan 5 RT
Ruang Lingkup Wilayah
Dusun Krajan dan Dusun Banaran merupakan bagian
dari Desa Gemawang yang masuk dalam administratif
Kecamatan Jambu, Kabupaten Semarang. Dusun Krajan
dan Dusun Banaran terletak paling selatan Kecamatan
Jambu dan berbatasan langsung dengan Kabupaten
Temanggung dan Kabupaten Magelang.
Dusun Krajan dan Dusun Banaran memiliki luas wilayah
sebesar 114,02 Ha.
Batas administrasi:
Utara : Dusun Pitoro, Kabupaten Temanggung
Selatan : Dusun Sekaja, Kabupaten Magelang
Timur : Desa Bedono
Barat : Kabupaten Temanggung
5. Kerangka Pikir
Input
Proses
Output
Perlunya pola pengumpulan dan pengangkutan yang sesuai dengan kondisi fisik wilayah dan aspek-aspek
pengelolaan yang ada di Dusun Krajan dan Dusun Banaran, Desa Gemawang, Kecamatan Jambu, Kabupaten
Semarang
Bagaimana menentukan sistem pelayanan pola pengumpulan dan pengangkutan sampah yang sesuai untuk
Dusun Krajan dan Dusun Banaran, Desa Gemawang, Kecamatan Jambu, Kabupaten Semarang?
Tujuan:
Melakukan analisis sistem pelayanan pola pengumpulan dan pengangkutan sampah di Dusun Krajan dan
Dusun Banaran, Desa Gemawang, Kecamatan Jambu, Kabupaten Semarang
Sasaran:
1. Mengidentifikasi karakteristik fisik dan non fisik Dusun Krajan dan Dusun Banaran, Desa Gemawang,
Kecamatan Jambu, Kabupaten Semarang
2. Mengidentifikasi sumber, timbulan, dan sistem dalam pelayanan persampahan Dusun Krajan dan Dusun
Banaran, Desa Gemawang, Kecamatan Jambu, Kabupaten Semarang
3. Menentukan pola pengumpulan dan pengangkutan sampah berdasarkan model penilaian fisik dan non fisik.
4. Menganalisis kesesuaian pola pengumpulan dan pengangkutan sampah eksisting dengan pola pengumpulan
dan pengangkutan hasil penilaian.
5. Mengkaji dan memberikan rekomendasi pola pengumpulan dan pengangkutan sampah di Dusun Krajan dan
Dusun Banaran guna peningkatan pengelolaan persampahan dimasa yang akan datang.
Sumber : Hasil Analisis Penulis, 2017
Pengumpulan Data
Data Primer:
Observasi
Wawancara
Data Sekunder:
Peta, Lieratur, Kantor
Desa
Aspek Fisik
Alam dan
Buatan
Aspek Jumlah
Penduduk
Aspek Sarana
dan Prasarana
Aspek Pengelolaan
Persampahan
1. Analisis Timbulan Sampah Dusun Krajan dan Dusun Banaran, Desa Gemawang, Kecamatan Jambu,
Kabupaten Semarang
2. Pembangunan Model Penilaian Pola Pengumpulan dan Pengangkutan Sampah Dusun Krajan dan Dusun
Banaran, Desa Gemawang, Kecamatan Jambu, Kabupaten Semarang
3. Analisis Perhitungan Sistem Pelayanan Pola Pengumpulan dan Pengangkutan Sampah Dusun Krajan dan
Dusun Banaran Berdasarkan Kriteria
4. Analisis Kesesuaian Pola Pengumpul dan Pengangkutan Sampah Eksisting dengan Pola Pengumpul dan
Pengangkutan Sampah Hasil Penilaian.
Kesesuaian Pola Pengumpul dan Pengangkutan Sampah di Dusun Krajan
dan Banaran, Desa Gemawang, Kecamatan Jambu, Kabupaten Semarang
Kesimpulan dan Rekomendasi Sistem Pelayanan Persampahan di Dusun Krajan dan Dusun Banaran
Desa Gemawang, Kecamatan Jambu, Kabupaten Semarang
6. Sampah Secara Umum
adalah suatu benda yang
berwujud padat yang berasal
dari kegiatan makhluk hidup
dan dibuang karena sudah
tidak memiliki daya guna
lagi.
Sumber
Sampah adalah
asal dari timbulan
sampah atau
tempat awal
dimana sampah
timbul
Domestik
(permukiman)
Non Domestik
• pasar;
• daerah komersil;
• industri dan rumah sakit;
• jalan dan taman;
• daerah khusus: pertanian-
perkebunan,
pertambangan, kehutanan
peternakan-perikanan;
• pusat pengelolaan air
buangan
Timbulan Sampah
adalah jumlah sampah
yang dihasilkan oleh suatu
aktifitas dalam kurun
waktu tertentu, dan
dihasilkan dalam satuan
berat perkapita perhari
atau volume.
Timbulan sampah domestik (Qd) = qd x Pd
Timbulan sampah non domestik (Qnd) = qnd x Pnd
Timbulan sampah total (QT) = Qd + Qnd
Keterangan:
qd = Satuan timbulan sampah domestik (L/orang/hari,
kg/orang/hari)
qnd = Satuan timbulan sampah non domestik
(L/orang/hari, kg/orang/hari, L/meter/hari,
kg/meter/hari
Pd = Jumlah populasi domestik (orang)
Pnd = Jumlah petugas/pegawai/murid/meter
7. Sistem Pengumpulan
Sampah
Adalah sistem pengambilan
sampah mulai dari
pewadahan atau
penampungan sampah yang
berasal dari sumber timbulan
sampah, untuk kemudian
dipindahkan ke TPS atau
stasiun pemindahan atau
sekaligus TPA.
Konsep ruang masing-masing pola operasional
pengumpulan sampah
8. POLA PENGUMPULAN SAMPAH BERDASARKAN KRITERIA
Pola
Individual
Langsung
Pola
Individual
Tidak
Langsung
Pola
Komunal
Langsung
Pola
Komunal
Tidak
Langsung
Pola
Penyapuan
Jalan
NonFisik
Peran serta masyarakat
tinggi
Dukungan peralatan
berupa gerobak atau
becak, pikulan,
kontainer kecilberoda,
dan karung.
Dukungan peralatan
berupa mesin
Peran serta
masyarakat rendah
Dukungan peralatan
berupa gerobak atau
becak
Peran serta
masyarakat tinggi
Dukuungan personil
& peralatan rendah
Juru sapu mengetahui teknik
penyapuan tergantung daerah
Penanganan penyapuan berbeda
tiap daerah
Hasil penyapuan diangkut ke
lokasi pemindahan kemudian
dibawa ke TPA
Dukungan personil & peralatan
harus baik
Fisik
Topografi > 15-40%
Jaringan jalan > 3m
Timbulan sampah >
0,3 m³ /hari
Permukiman di
jalan protokol
Topografi > 15-40%
Jaringan jalan > 3m
Lokasi pemindahan
TPS tersedia
Topografi > 15-40%
Jaringan jalan < 3m
Permukiman tidak
teratur
Topografi < 5% dan
> %
Jaringan jalan > 3m
Lokasi pemindahan
TPS tersedia
9. Pengumpulan sampah langsung dari sumber sampah
dan diangkut langsung ke TPA tanpa melalui proses
pemindahan
Pengumpulan sampah dengan sistem
pemindahan (transfer depo)
Pengumpulan sampah dengan
sistem kontainer
01
02
03
Sistem Pengangkutan
Sampah Adalah tidakan pemindahan sampah dari TPS menuju TPA dengan
menggunakan truk sampah.
Pola pengangkutan didasarkan atas sistem pengumpulan sampah:
11. Aspek-aspek Pengelolaaan Persampahan dalam Mendukung
Operasional Pengumpulan dan Pengangkutan Sampah
2. Dukungan Personil dan Mekanisme Pengendalian
Menghitung Kebutuhan Personil (Permen PU No.3 Tahun 2013: 12) :
Personil Pengumpul = JAP + (2 × JT pengumpulan langsung)
Dengan : JAP = Jumlah Angkutan Pengumpul Perumahan
JT = Jumlah Truk
Adapun jumlah trip/hari dalam pengoperasian pengumpulan perlu
dilakukan perhitungan dengan rumus sebagai berikut:
Nd=Vd/(v .r)
Dengan : Vd = Jumlah sampah perhari (m³/hari)
v = Volume alat angkut (m³/hari)
r = Rasio pemadatan (2,0)
3. Peran Serta Masyarakat
Peran serta dan pemberdayaan masyarakat terhadap pengelolaan
sampah yaitu (SNI 3242 Tahun 2008: 12) :
Melaksanakan kampanye gerakan reduksi dan daur ulang
sampah
Memfasilitasi forum lingkungan dan organisasi wanita sebagai
mitra
Penerapan pola tarif iuran sampah
Menelusuri pedoman investasi dan kemitraan untuk
meningkatkan minat swasta.
1. Dukungan dan Ketersediaan Peralatan
12. Jumlah Penduduk
Dusun Krajan dan
Dusun Banaran
Tahun 2017
Literatur/Kriteria dalam Pola
Pengumpulan dan Pengangkutan
Sampah (PERMEN PU No.3 Th
2013 Tentang Penyelenggaraan
Prasarana dan Sarana Rumah
Tangga dan Sampah Sejenis
Rumah Tangga)
Kriteria Fisik:
• Kelerengan lahan
• Jaringan jalan
• Sebaran permukiman
• Tibulan sampah
• Titik lokasi pemindahan
eksisting
Kriteria Non Fisik:
• Dukungan dan
ketersediaan peralatan
• Dukungan personil dan
mekanisme pengendalian
• Peran serta masyarakat
Pola
Pengumpulan
dan
Pengangkutan
Sampah Hasil
Penilaian
Pola
Pengumpulan
dan
Pengangkutan
Sampah Eksisting
Analisis
Statistik
Kuantitatif
Pembangunan Model
Penilaian dan Basis
Data
Buffer,
Atributisasi,
Overlay,
Query
Deskripsi Deskripsi
Timbulan Sampah
Domestik dan Non
Domestik Dusun
Krajan dan Dusun
Banaran
Pola Pengumpulan dan
Pengangkutan Sampah Dusun
Krajan dan Dusun Banaran Hasil
Penilaian
Kesesuaian Pola Pengumpulan
dan Pengangkutan Sampah
Hasil Penilaian
Kesimpulan dan Rekomendasi Pola
Pengumpulan dan Pengangkutan
Sampah di Dusun Krajan dan Dusun
Banaran
Kombinasi Kode
Model Penilaian
Pola Pengumpulan
dan Pengangkutan
Sampah
Kerangka Analisis
o
u
t
p
u
t
p
r
o
s
e
s
i
n
p
u
t
14. Aspek Sarana
No Jenis Sarana Jumlah
Sarana
Jumlah Orang
(Pegawai/Murid)
1 Perdagangan dan Niaga
• Toko Kelontong 26 26
• Minimarket 1 2
• Meubel 2 2
• Jasa Perbengkelan 2 2
2 Pemerintahan dan Pelayanan
Umum
• Kantor Desa 1 14
• Balai Desa 1
3 Kesehatan
• Bidan Praktik 1 1
• Posyandu 2 2
4 Peribadatan 8
5 Pendidikan
• Paud 1 26
• TK 1 60
• SD 1 231
Jumlah 47 346
Aspek Jumlah
Penduduk
No Dusun Jumlah Laki-
Laki
Jumlah
Perempuan
Jumlah
Penduduk
Jumlah
KK
1 Krajan 297 303 601 138
2 Banaran 649 569 1.217 292
Jumlah 946 872 1.818 430
Jenis Jalan di Dusun Krajan dan Dusun Banaran dibedakan menjadi 2
jenis yaitu arteri primer dan lingkungan.
Jalan arteri primer memiliki lebar 11 m dengan panjang 1.858 m, dan
jalan lingkukan memiliki lebar 4 m dengan panjang 4.033 m.
Aspek Prasarana
Jaringan Jalan
15. Aspek Pengelolaan Persampahan Dusun Krajan dan
Dusun Banaran
Pengelolaan persampahan di Dusun Krajan dan Banaran yaitu dalam bentuk
konvensional yang dikelola secara terpadu oleh swadaya masyarakat yang berjalan
sejak 2015. Dengan biaya retribusi tiap bulan untuk Dusun Krajan sebesar
Rp.10.000,-/kk dan Dusun Banaran Rp.12.000,-/kk.
Pengoperasian pengumpulan sampah dilakukan pada pukul 05:00-06:30, dengan
jadwal dari hari Senin sampai Sabtu: Dusun Banaran (Senin, Rabu, Jumat), Dusun
Krajan (Selasa, Kamis, Sabtu), Minggu libur. Kemudian dari TPS akan dilakukan
pengangkutan sampah menuju TPA yang terletak di Dusun Blondo, Desa Bawen,
Kecamatan Bawen setiap 3 kali/bulan.
1. Dukungan dan Ketersediaan Peralatan
16. 2. Dukungan Personil dan Mekanisme Pengendalian
Kepala Dusun
Petugas Dinas
Lingkungan
Hidup
3. Peran Serta Masyarakat
Peran serta masyarakat dalam pengelolaan persampahan masih
kurang terbukti total 430 KK hanya 250 KK (masing-masing 130
untuk Dusun Krajan dan 120 untuk Dusun Banaran) yang ikut
berpartisipasi dalam pelayanan dan termasuk telah menerapkan
biaya retribusi perbulannya, yang artinya masih 180 KK yang tidak
berpartisipasi.
17. Analisis Timbulan
Sampah
Total (Qnd) = Qnd Sarana + Qnd Jalan
= 181,2 + 682
= 863,2 liter/hari
Total (QT) = Qd + Qnd
= 4.545 + 863,2
= 5.408,2 liter/hari
Maka :
Timbulan yang terangkut saat ini
= QT x 58% (partisipasi pel. Sampah)
= 5.408,2 liter/hari x 58%
= 2.907,4 liter/hari
Dan yang tidak terangkut :
2.105,4 liter/hari
19. Analisis Pembangunan Model Penilaian Pola Pengumpulan dan Pengangkutan Sampah
Model penilaian dalam analisis sistem pelayanan pola pengumpulan dan pengangkutan sampah
berdasarkan kriteria yang dikeluarkan oleh Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.3 Tahun 2013 tersebut
dibagi kedalam dua kategori, yakni fisik dan non fisik.
Fisik Non Fisik
• Dukungan dan ketersediaan peralatan
• Dukungan personil dan mekanisme
pengendalian
• Peran serta masyarakat dalam pengumpulan
• kelerengan lahan
• jaringan jalan
• sebaran permukiman
• timbulan sampah
• ketersediaan lokasi pemindahan.
kriteria disamping untuk
memudahkan dalam melakukan
analisis spasial dengan teknik
overlay terhadap peta dari kriteria
fisik untuk analisis sistem
pelayanan pola pengumpulan dan
pengangkutan sampah
Tabel Kombinasi Kode
Model Penilaian
Kriteria Fisik Untuk
Perhitungan Sistem
Pelayanan Pola
Pengumpulan dan
Pengangkutan
Sampah
20. Analisis Spasial Kriteria Fisik Sistem Pelayanan Pola Pengumpulan dan Pengangkutan Sampah
1. Analisis Spasial Kriteria Fisik
Kelerengan Lahan
karakter topografi Dusun Krajan dan Dusun Banaran
termasuk dalam topografi landai (8-15%), dan agak curam
(15-25%). Lalu setelah dilakukan atributisasi kelerengan
lahan pada cakupan wilayah pengelolaan persampahan di
Dusun Krajan dan Dusun Banaran yang memiliki
kelerengan dengan > 5%.
Bagan Proses Analisis Spasial Kriteria Fisik Pola
Pengumpulan dan Pengangkutan Sampah
Adapun kode model penilaian yang terbentuk adalah
sebagai berikut :
Analisis Sistem Pelayanan Pola Pengumpulan dan Pengangkutan Sampah Berdasarkan Kriteria
Analisis ini terdiri dari analisis spasial kriteria fisik, analisis kriteria non fisik,
serta pola pengumpulan dan pengangkutan sampah hasil penilaian.
21. 2. Analisis Spasial Kriteria Fisik Jaringan Jalan
Jaringan jalan di Dusun Krajan dan Dusun Banaran terdiri dari
jalan arteri primer dengan lebar 11m dan jalan lingkungan dengan
lebar 4m, sehingga dalam kriteria fisik jaringan jalan masuk pada
kategori > 3m.
Adapun kode model penilaian jaringan jalan di Dusun Krajan dan
Dusun Banaran sebagai sebagai berikut :
3. Analisis Spasial Kriteria Fisik Timbulan Sampah
Jumlah timbulan sampah pada daerah terbangun didasarkan pada jumlah
penduduk yang terlayani pengelolaan persampahan dengan total timbulan >
0,3 m³/hari atau 300 liter/hari, sebaliknya daerah tidak terbangun.
Adapun kode model penilaian timbulan sampah di Dusun Krajan dan Dusun
Banaran adalah sebagai berikut :
22. 3. Analisis Spasial Kriteria Fisik sebaran Permukiman
Permukiman tidak teratur merupakan permukiman dengan jumlah penduduk dan
kepadatan bangunan yang tinggi, minim prasarana dan sarana serta jalan/gang
yang sempit. Sedangkan permukiman teratur merupakan kebalikannya yang
sebagian besar berada pada jalan arteri dan kolektor.
Adapun pembagian kelas kawasan permukiman dan kode model penilaiannya
adalah sebagaimana tabel berikut :
4. Analisis Spasial Kriteria Fisik Lokasi Pemindahan Eksisting
23. Berdasarkan hasil analisis spasial overlay dari kriteria fisik
didapatkan pola pengumpulan dan pengangkutan sampah
hasil penilaian kriteria fisik sebagaimana gambar berikut :
24. 2. Analisis Kriteria Non Fisik Dukungan Personil
dan Mekanisme Pengendalian
Kebutuhan Personil = JAP + (2 × JT pengumpulan langsung)
= 1 + (2 x 1)
= 3 orang
Adapun jumlah personil saat ini adalah sebanyak 2 orang petugas
pengumpul dan juga 2 orang petugas pengangkutan.
𝑵𝒅 =
𝑽𝒅
𝒗 .𝒓
=
𝟓,𝟒𝟎𝟖𝟐 𝒎³
𝟒 𝒎³ . 𝟐
= 0,676 atau 1 trip/hari
pengoperasian pengumpulan sampah dapat dilakukan 1 trip/hari untuk
semua dusun menggunakan pick up kapasitas 4 m³, dengan begitu
apabila truk sampah bermuatan 10 m³ dapat melakukan pengangkutan 2
kali sehari.
3. Analisis Kriteria Non Fisik Peran Serta Masyarakat
• Peran serta masyarakat masih kurang, sebagian masih menggunakan
cara tradisional.
• Dengan jumlah 430 KK, yang berpartisipasi hanya 250 KK atau 58%
• Masyarakat yang berpastisipasi dalam pelayanan persampahan telah
menerapkan sistem retribusi tiap bulan sebesar Rp.10.000 di dusun
Krajan dan Rp.12.000 di Dusun Banaran.
• Akan sulit menerapkan pola pengangkutan dan pengumpulan sampah
yang mensyaratkan peran serta masyarakat yang tinggi.
• Perlu adanya sosialisasi yang terus-menerus dilakukan dengan
melibatkan tokoh masyarakat dan ketua RT setempat untuk
menyadarkan masyarakat dalam menjaga lingkungan dengan
pasrtisipasi dalam pelayanan sampah.
Analisis Kriteria Non Fisik Sistem Pelayanan Pola Pengumpulan dan Pengangkutan Sampah
1. Analisis Kriteria Non Fisik Dukungan dan
Ketersediaan Peralatan
25. POLA PENGUMPULAN DAN PENGANGKUTAN HASIL
PENILAIAN DUSUN KRAJAN DAN DUSUN BANARAN
• Karakter Topografi Dusun Krajan dan Dusun Banaran yang landai (8-15%) dan agak curam (15-25%) di klasifikasikan
menjadi kategori > 5% sangat mendukung diterapkannya pola pengumpulan individual langsung dan komunal tidak
langsung.
• Jaringan jalan dengan lebar 4m dan 11m diklasifikasikan menjadi kategori > 3m, dan mendukung diterapkannya pola
pengumpulan individual langsung dan komulan tidak langsung.
• Sebaran permukiman Dusun Krajan dan Dusun Banaran diklasifikasikan menjadi dua kelas. Yakni permukiman teratur dan
permukiman tidak teratur, dan mendukung diterapkannya pola pengumpulan individual langsung dan komunal tidak
langsung.
• Timbulan sampah di Dusun Krajan dan Dusun Banaran diklasifikasikan menjadi < 3m³ dan > 3m³, dan mendukung
diterapkannya semua pola pengumpulan dan pengangkutan sampah.
• Ketersediaan lokasi pemindahan di wilayah studi mendukung untuk diterapkan pola pengumpulan komunal tidak langsung.
• Dukungan dan ketersediaan peralatan eksisting yang terbagi menjadi jenis wadah terdiri dari tong sampah dan wadah
komunal, dan jenis alat yang terdiri dari pick up dan truk sampah. Kebutuhannya sudah mendukung pola pengumpulan
individual langsung, individual tidak langsung, dan komunal tidak langsung, dan komunal langsung (dukungan peralatan
yang dibutuhkan terbilang rendah)
• Jumlah personil pada wilayah studi memiliki 4 orang personil dan sudah memenuhi kebutuhan dan mendukung untuk
titerapkan semua pola pengumpulan dan pengangkutan sampah.
• Peran serta masyarakata di wilayah studi masih kurang, sehingga sesuai dengan syarat pengumpulan dengan pola
individual langsung dan individual tidak langsung. Adapun pola pengumpulan dan pengangkutan yang mensyaratkan
peran serta masyarakat yang tinggi adalah pola komunal langsung dan komunal tidak langsung.
26. Peta Pola Pengumpulan dan
Pengangkutan Hasil Penilaian
Pembahasan
Berdasarkan pola pengumpulan tersebut secara otomatis
pola pengangkutan yang mengikutinya adalah:
- Pengumpulalan sampah dengan pola individual
langsung : pengangkutan sampahnya menggunakan
pola pengangkutan langsung ke TPA tanpa ada
proses pemindahan menuju TPS
- Pengumpulan sampah dengan pola komunal tidak
langsung : pemindahan sampahnya menggunakan
pola titik pemindahan eksisting berupawadah
komunal dan TPS yang juga mempertimbangkan
dukungan peralatan yang dimiliki. Maka, pola
pengangkutan sampah yang sesuai untuk diterapkan
adalah dengan sistem kontainer tetap.
27. Analisis Kesesuaian Pola Pengumpulan dan Pengangkutan Sampah Eksisting dengan Hasil Penilaian
Pembahasan
1. Pola pengumpulan sampah individual langsung tidak sesuai apabila
diterapkan di Dusun Krajan dan Dusun Banaran, karena pola tersebut
menerapkan pengangkutan langsung ke TPA tanpa melalui pemindahan
ke TPS, sedangkan wilayah studi memiliki dukungan sarana TPS dan
wadah komunal di setiap RT.
2. Pola pengumpulan sampah komunal tidak langsung sudah sesuai apabila
dibandingkan dengan kondisi eksisting. Namun kurang efisien apabila
warga harus melakukan sendiri pengumpulan sampah rumah tangga
menuju wadah komunal. Sehingga, perlu merekomendasikan petugas
lingkungan RT yang bertugas mengumpulkan sampah dari tiap rumah
warga masing-masing RT menuju wadah komunal yang telah disediakan.
3. Berdasarkan hasil penilaian yang didasarkan pada kriteria fisik dan non
fisik pola pengumpulan sampah, maka dengan dukungan peralatan
terpilihlah pengangkutan dengan sistem kontainer tetap. Hal tersebut
sudah sesuai dengan pola pengumpulan dan pengangkutan sampah
kondisi eksisting Dusun Krajan dan Dusun Banaran.
28. Review Metode Analisis Perhitungan Sistem Pelayanan
Pola Pengumpulan dan Pengangkutan Sampah
PERMEN PU No.3 Th 2013
Tentang Penyelenggaraan
Prasarana dan Sarana
Rumah Tangga dan Sampah
Sejenis Rumah Tangga
dalam Lampiran II dengan
judul Persyaratan Teknis
Pengumpulan Sampah dan
Penyediaan TPS dan/atau
TPS 3R
mengetahui kondisi fisik
wilayah dengan
menganalisis timbulan
sampah dan meng-overlay
kriteria fisik yang telah
dibentuk model
penilaiannya
Hasil overlay kriteria
fisik dan ditunjang
dengan kriteria non
fisik menghasilkan pola
pengumpulan hasil
penilaian
Analisis kesesuaian pola
pengumpulan dan
pengangkutan sampah
kondisi eksisting
dengan hasil penilaian
Hasil akhir berupa
peta kesesuain pola
pengumpulan dan
pengangkutan sampah
beserta kesimpulan
dan rekomendasi untuk
Dusun Krajan dan
Dusun Banaran
Kelebihan
• Metode yang dilakukan mudah digunakan karena data yang
dibutuhkan mudah didapatkan dan hasil yang diperoleh detail
• pembangunan model penilaian pola pengumpulan dan
pengangkutan sampah memudahkan dalam membaca hasil
analisis spasial overlay yang dilakukan dalam perhitungan
sistem pelayanan pola pengumpulan dan pengangkutan sampah
• Analisis spasial overlay memudahkan dalam penyajian hasil
karena menggunakan aplikasi arcGIS yang dapat menunjukan
hasil melalui peta yang mudah dipahami, sehingga membantu
mempercepat proses pengambilan keputusan terutama yang
perlu didukung oleh data dan informasi yang kompleks.
Kekurangan
• Proses yang panjang karena perlu memisahkan antara kriteria fisik
dan non fisik dalam proses analisis perhitungan sistem pelayanan dan
pengangkutan sampah. Kemudian proses akhir menganalisis dan
mencari kesimpulan dari masing-masing kriteria, baru selanjutnya
menganalisis kesesuaian antara hasil penilaian dengan kondisi
eksisting yang ada.
• Diperlukan ketepatan dan ketelitian yang tinggi dalam menentukan
kesimpulan untuk masing-masing proses analisis kriteria fisik dan non
fisik, yang kesimpulan tersebut dapat diteruskan dalam menentukan
pola pengumpulan dan pengangkutan sampah yang sesuai dan
dapat diterapkan untuk wilayah studi.
29. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Total volume timbulan sampah saat ini sebesar 5.408,2 liter/hari, namun besarnya partisipasi masyarakat mempengaruhi timbulan
sampah yang terangkut, saat ini hanya 58% yang berpartisipasi yang artinya hanya 2.907,4 liter/hari sampah terangkut.
2. Kriteria fisik dan kroteria non fisik Dusun Krajan dan Dusun Banaran mendukung untuk diterapkannya pengumpulan pola individual
langsung dan pola komunal tidak langsung.
3. Kondisi non fisik dukungan dan ketersediaan peralatan eksisting yang terbagi menjadi jenis wadah terdiri dari tong sampah dan
wadah komunal, dan jenis alat yang terdiri dari pick up, truk sampah, dan TPS untuk saat ini jumlah unit yang ada sudah
mencukupi apabila dihitung berdasarkan jumlah penduduk pada wilayah pelayanan.
4. Kondisi non fisik dukungan personil dan mekanisme pengendalian bahwa jumlah personil pada sub sistem pengumpulan dan
pengumpulan masing-masing adalah sebanyak 2 orang petugas. Maka jumlah personil yang ada sudah memenuhi standar
kebutuhan personil yaitu berjumlah 3 orang petugas.
5. Kondisi non fisik peran serta masyarakat yang didapat dari hasil wawancara dengan petugas kebersihan Dusun Krajan dan Dusun
Banaran didapatkan bahwa tingkat partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah di Dusun Krajan dan Dusun Banaran masih
kurang, dengan perbandingan 42% yang tidak berpartisipasi dan 58% yang sudah berpartisipasi. Namun partisipasi
masyarakat yang ikut dalam sistem pelayanan persampahan sudah menerapkan pola tarif iuran perbulan.
6. Hasil analisis kesesuaian pola pengumpulan dan pengangkutan sampah kondisi eksisting dengan hasil penilaian sudah sesuai. Hasil
kesesuaian tersebut mentukan bahwa pola pengumpulan dan pengangkutan sampah yang diterapkan adalah pola pengumpulan
komunal tidak langsung dengan pola pengangkutan sampah dengan sistem kontainer tetap.
7. Praktek pengoperasian pola pengumpulan dan pengangkutan yang telah terpilih yaitu sampah di kumpulkan dari rumah warga
oleh petugas lingkungan RT menuju wadah komunal RT, petugas pengumpul membawa sampah untuk dipindahkan dari tiap wadah
komunal menuju TPS dalam 1 trip/hari untuk Dusun Krajan dan Dusun Banaran sekaligus, petugas TPA melakukan pengangkutan
dari TPS menggunakan truk kontainer dalam 2 hari sekali.
30. R
e
k
o
m
e
n
d
a
s
i
Dukungan kriteria fisik
dilapangan terhadap
penerapan pola
pengumpulan dan
pengangkutan sampah
harus juga didukung
oleh kriteria non fisik
yang berlandaskan
PERMEN PU No. Th
2013 Tentang
Penyelenggaraan
Prasarana dan Sarana
Rumah Tangga dan
Sampah Sejenis Rumah
Tangga
01 Peran serta
masyarakat perlu
ditingkatkan sesuai
dengan kebutuhan
dan kapasitas
pelayanan yang
dilakukan secara
berkelanjutan.
Dengan hal ini,
sangat diharapkan
maksimalnya timbulan
sampah yang
terangkut setiap
harinya.
02
03
Diharap adanya
sosialisasi yang terus-
menerus dilakukan
dengan melibatkan
tokoh masyarakat
dan ketua RT
setempat dalam
program pelayanan
persampahan dan
peduli lingkungan di
wilayah studi Dusun
Krajan dan Dusun
Banaran
Perlu penambahan
petugas lingkungan
RT dalam pelayanan
pengumpulan sampah
dari rumah warga
menuju wadah
komunal RT, sehingga
sistem pelayanan
persampahan lebih
optimal dan warga
tidak perlu membawa
sampah menuju
wadah komunal
karena dirasa tidak
efisien.
04