Dokumen tersebut membahas penerapan filsafat eksistensialisme dalam komponen pendidikan. Eksistensialisme menekankan individualitas dan tanggung jawab setiap individu atas kemauan bebasnya. Penerapannya dalam pendidikan meliputi tujuan pendidikan untuk memenuhi diri sendiri, kurikulum yang memberi kebebasan belajar, proses belajar mengajar melalui dialog, dan peran guru sebagai fasilitator.
2. A. Pengertian filsafat eksistensialisme
Ekistensialisme adalah aliran filsafat
yang pahamnya berpusat pada manusia
individu yang bertanggung jawab atas
kemauan yang bebas tanpa memikirkan
secara mendalam mana yang benar dan
mana yang tidak benar. Eksistensialisme
mempersoalkan keberadaan manusia, dan
keberadaan itu dihadirkan lewat
kebebasan.
3. B. Kajian eksistensialisme tentang ontologi
Filsafat eksistensialisme merupakan
salah satu paham yang muncul
dikarenakan ketidakpuasan beberapa
filosof terhadap filsafat pada masa yunani
hingga modern. Mulai dari materialisme,
idealisme, hingga reaksi terhadap dunia
pada umumnya dan khususnya Eropa
Barat yang saat itu sedang mengalami
perang dunia ke II.
4. Munculnya eksistensialisme
merupakan gerakan filosofis yang muncul
di Jerman setelah perang dunia I dan
berkembang di Perancis setelah perang
dunia II. Kemudian munculnya
eksistensialisme juga didorong oleh situasi
dunia secara umum, terutama dunia
Eropa barat.
5. Eksistensialisme menyeruak dunia filsafat
semenjak perang dunia II (sutrisno :
1987). Diantara para tokohnya adalah
Heidegger, Gabriel eksistensialisme a
marcel, nietsze, kieerkegaard, Sartre,
jaspers, dan levinas. Dan yang dianggap
bapak dalah soren kiekeergaard.
6. C. kajian eksistensialisme tentang
epistemologis
filsafat eksistensialisme menegaskan
bahwa individu bertanggung jawab untuk
menentukan hidupnya sendiri. Dalam banyak
cara yang sama, epistemologi eksistensialis
mengasumsikan bahwa individu bertanggung
jawab untuk pengetahuan sendiri.
7. Sebuah epistemologi eksistensialis muncul
dari pengakuan bahwa pengalaman
manusia dan pengetahuan bersifat
subyektif, personal, rasional, dan
irasional.
8. D. kajian eksistensialisme tentang aksiologis
eksistensialisme sebagai filsafat sangat
menekankan individualitas dan pemenuhan diri
secara pribadi. Dalam hubungannya dengan
pendidikan, sikun pribadi (1671) mengemukakan
bahwa eksistensialisme berhubungan sangat erat
dengan pendidikan karena keduanya
bersinggungan satu sama lain pada masalah-masalah
yang sama, yaitu manusia, hidup,
hubungan antar manusia, hakikat kepribadian,
dan kebebasan (kemerdekaan). Pusat
pembicaraan eksistensialisme adalah
“keberadaan” manusia
9. Penerapan filsafat eksistensialisme
dalam komponen pendidikan antara
lain :
a) Tujuan pendidikan
Menurut aliran eksistensialisme tujuan
pendidikan adalah untuk mendorong
setiap individu agar mampu
mengembangkan semua potensinya
untuk pemenuhan diri.
10. B) Kurikulum
Eksistensialisme menyatakan bahwa
Kurikulum yang ideal adalah kurikulum
yang memberikan kebebasan individual
yang luas bagi para siswa agar mereka
mampu untuk mengajukan pertanyaan-pertanyaan,
melaksanaan pencarian-pencarian
mereka sendiri, dan menarik
kesimpulan-kesimpulan mereka sendiri.
11. c) Proses belajar mengajar
Salah satu tokoh aliran eksistensialisme,
martin buber berpandangan tentang “dialog”.
Inilah yang menjadi pengaplikasian konsep
belajar mengajar aliran ini. Dialog
merupakan percakapan antara pribadi
dengan pribadi, dimana setiap pribadi
merupakan subjek bagi yang lainnya. Adapun
lawan dari dialog adalah “paksaan”, dimana
seseorang memaksakan kehendaknya kepada
orang lain sebagai objek.
12. d) Peran guru
Guru eksistensialisme bukanlah sosok
yang mempunyai jawaban-jawaban benar tak
terbantahkan. Ia lebih sebagai seseorang
yang berkemauan membantu para subjek
didik mengeksplorasi jawaban-jawaban yang
mungkin. Di dalam kelas guru berperan
sebagai fasilitator untuk membiarkan siswa
berkembang menjadi dirinya dengan
memberikan berbagai bentuk pajanan
(exposure) dan jalan untuk dilalui.