SlideShare a Scribd company logo
1 of 23
BIMBINGAN DAN KONSELING BELAJAR
ANALISIS ARTIKEL
(Disusun untuk memenuhi UAS MK BK Belajar teori)
Disusun Oleh:
NIRA PRIHATIN NUFUS
1715115429
BIMBINGAN DAN KONSELING
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2014
Sekilas tentang disleksia
Disleksia atau kesulitan membaca adalah kesulitan untuk memaknai simbol,
huruf, dan angka melalui persepsi visual dan auditoris. Hal ini akan berdampak pada
kemampuan membaca pemahaman (Pusat kurikulum Badan penelitian dan
pengembangan Departemen pendidikan nasional, 2007).
Disleksia adalah kesulitan patologis dalam membaca, yang bukan diakibatkan
oleh defisit visual, motorik, atau intelektual secara umum. Ada dua tipe disleksia
yang berbeda secara fundamental: developmental dyslexia (disleksia perkembangan),
disleksia yang menjadi kasat mata ketika anak belajar membaca, dan acquired
dyslexia (disleksia yang didapat), disleksia yang disebabkan oleh kerusakan otak
pada individu-individu yang sudah bisa membaca.
Disleksia perkembangan adalah masalah yang meluas. Estimasi seluruh
insiden disleksia perkembangan dikalangan anak-anak berbahasa Inggris berkisar
antara 5,3% sampai 11,8% bergantung kriteria yang diterapkan untuk
mengidentifikasi disleksia, tetapi insidennya dua sampai tiga kali lebih tinggi di
kalangan anak laki-laki daripada di kalangan anak perempuan (Katusic, et al dalam
Pinel, 2009). Sebaliknya, disleksia yang didapat relatif jarang.
Disleksia merujuk pada anak yang tidak dapat membaca sekalipun
penglihatan, pendengaran, inteligensinya normal, dan ketrampilan usia bahasanya
sesuai. Kesulitan belajar tersebut akibat faktor neurologis dan tidak dapat
diatributkan pada faktor kedua, misalnya lingkungan atau sebab-sebab sosial (Corsini
dalam Imandala, 2009).
ANALISIS PER KAJIAN MATERI
1. Pandangan humanistik
Dalam model kurikulum bagi peserta didik yang mengalami kesulitan
belajar (2007), pendekatan humanistik merupakan pandangan yang berusaha
memahami manusia sebagai makhluk yang bermartabat. Beberapa hal yang
patut menjadi perhatian dalam pendekatan humanistik adalah:
• Kebutuhan individu
• Potensi diri
• Pengembangan harga diri
Setiap individu memiliki kebutuhan yang berbeda-beda. Ragam kebutuhan ini
perlu diperhatikan, agar potensi individu dapat berkembang secara optimal.
Menurut Maslow, kebutuhan dasar meliputi kebutuhan fisik, rasa
aman, harga diri, kebutuhan akan cinta kasih, dan kebutuhan akan aktualisasi
diri. Karena keunikannya, seorang individu memiliki kebutuhan yang berbeda
dengan individu lain dan kondisi ini perlu diidentifikasi. Selain
memperhatikan kebutuhan individual, potensi setiap individu perlu digali.
Dengan memahami kelebihan dan kekurangan setiap individu,
pengarahan diri dapat dikembangkan. Dalam hal ini, aspek-aspek positif dari
individu lebih ditekankan, sehingga harga dirinya dapat ditingkatkan. Dengan
harga diri yang tinggi, diharapkan nantinya individu lebih memiliki kesediaan
belajar dan mengembangkan diri.
Pendekatan humanistik pada dasarnya bertujuan untuk
mengembangkan potensi dan aktualisasi seluruh kemampuan individu. Dalam
pembelajaran, perlu dikembangkan sikap empatik agar proses pembelajaran
dapat berlangsung secara optimal. Dengan demikian, individu dapat belajar
dengan rasa aman, nyaman, dalam situasi pembelajaran yang menyenangkan.
Peserta didik yang mengalami gangguan kesulitan belajar disleksia,
peran stake holders sekolah sangat berperan. Terutama guru mata pelajaran
yang setiap hari melakukan proses belajar mengajar di kelas, teman-teman
yang setiap hari bertemu dan berinteraksi, juga konselor sekolah yang
bertugas untuk membimbing peserta didik. Peran sosial sangat mempengaruhi
perkembangan peserta didik yang mengalami disleksia. Dengan pandangan
humanistik, akan membantu peserta didik untuk mengembangkan potensi-
potensi yang dimilikinya. Karena humanistik memandang belajar adalah
untuk memanusiakan manusia.
Pada artikel yang dibahas ini, Jack mendapat perlakuan positif dari
lingkungan sekitarnya. Orang tua Jack peduli dengan Jack, ia mempekerjakan
petugas sosial pendidikan untuk membantu Jack. Orangtuanya menyadari
Jack membutuhkan hal tersebut untuk membantunya. Walaupun ketika ia
masuk ke SMA, petugas sosial pendidikan itu berhenti bekerja karena sakit.
Selain itu, ada kepala sekolah yang peduli terhadap Jack. Kepala
sekolah tersebut selalu memberikan dorongan kepada Jack. Ketika Jack di
kelas pada siang hari, Kepala Sekolah itu selalu menyempatkan untuk melihat
Jack dan memberikan acungan jempol kepadanya. Kepala sekolah tersebut
selalu melihat positif kepada Jack dengan melihat kekuatan-kekuatan yang
ada pada diri Jack.
2. Faktor eksternal dan internal
a. Faktor Internal
- Faktor Fisiologis
Faktor-faktor fisiologis adalah faktor-faktor yang berhubungan
dengan kondisi fisik individu. Keadaan jasmani pada umumnya sangat
mempengaruhi aktivitas belajar seseorang. Kondisi fisik yang sehat dan
bugar akan memberikan pengaruh positif terhadap kegiatan belajar
individu. Sebaliknya, kondisi fisik yang lemah atau sakit akan
menghambat tercapainya hasil belajar yang maksimal.
Keadaan jasmani pada Jack dalam artikel ini, tidak diceritakan tentang
kondisi jasmaninya. Akan tetapi dari kebanyakan individu yang
mengalami kesulitan belajar disleksia, keadaan jasmani pada dirinya
adalah terlihat normal secara kasat mata. Akan tetapi ada juga kekurangan
yang dimilikinya dalam hal pancaindra untuk menyerap informasi. Seperti
dikatakan oleh Pusat Kurikulum Badan penelitian dan pengembangan
Departemen pendidikan nasional (2007), disleksia atau kesulitan
membaca adalah kesulitan untuk memaknai simbol, huruf, dan angka
melalui persepsi visual dan auditoris. Hal ini akan berdampak pada
kemampuan membacanya. Jadi, seorang individu yang mengalami
disleksia ia memiliki kelemahan dalam hal fungsi fisiologis/jasmaninya,
terutama pancaindranya dalam hal menyerap informasi.
- Faktor psikologis
Bakat, minat, motivasi, kecerdasan dan sikap merupakan aspek-aspek
psikologis pada faktor internal. Kelima aspek tersebut sangat
mempengaruhi individu dalam belajar. Jack sebagai individu yang
mengalami disleksia, memiliki bakat dan minat pada proyek-proyek yang
berkaitan dengan tangan. Karena ia telah mengetahui hal tersebut, ia
memilih sekolah yang berfokus pada matematika dan sains yang banyak
menggunakan proyek-proyek pada tangan. Dengan begitu, Jack dapat
mengembangkan kemampuan/bakat yang dimilikinya. Teman-teman dan
gurunya mengakui bahwa Jack merupakan salah seorang siswa yang
pintar di sekolah. Karena Jack berfokus pada kekuatan yang dimilikinya.
- Faktor Sosio-emosional
Faktor-faktor sosio-emosional adalah perubahan yang terjadi pada diri
setiap individu dalam beragam afektif yang menyertai setiap keadaan atau
perilaku individu. Konsentrasi belajar, cita-cita, rasa percaya diri
merupakan contoh-contoh dari faktor-faktor sosio-emosional. Jack
memiliki rasa percaya diri yang kuat, ia selalu menguatkan dirinya
sendiri/mengadvokasi. Walaupun pada awalnya Jack merasa sulit karena
ia selalu mendapatkan dukungan dari petugas sosial pendidikan dan
kepala sekolahnya. Akan tetapi Jack percaya diri bahwa ia mampu
membuktikan ia bisa kepada orang-orang disekitarnya.
b. Faktor eksternal
- Lingkungan sosial
Terdiri dari guru, teman-teman, dan keluarga. Pada artikel ini,
digambarkan bahwa lingkungan sosial sangat mempengaruhi
perkembangan Jack. Jack memiliki kepala sekolah yang sangat peduli
terhadapnya yang selalu memberi dukungan. Juga guru-guru dan teman-
teman lainnya tidak melihat Jack memiliki kekurangan. Akan tetapi
mereka lebih melihat Jack pada kelebihan yang dimilikinya. Hal itu juga
dikarenakan Jack yang tidak pernah mengeluh dalam belajar.
Orangtuanya yang tidak diceritakan dalam artikel ini, akan tetapi
memiliki gambaran tentang perlakuannya kepada anaknya. Jack memiliki
petugas sosial pendidikan, kemungkinan besar itu adalah kiriman dari
orangtuanya sebagai wujud kepedulian terhadap Jack yang memiliki
gangguan kesulitan belajar disleksia.
- Lingkungan non-sosial
Kurikulum sekolah dan materi pelajaran merupakan salah satu dari
lingkungan non-sosial. Karena sekolah yang Jack tempati saat ini adalah
sesuai dengan keinginan dan kemampuan Jack, maka ia mampu
menyesuaikan dirinya dengan kurikulum sekolah dan materi-materi
pelajaran yang ada di sekolah tersebut. Jack dibantu oleh cara-cara
gurunya mengajar yang sesuai dengan dirinya.
3. Inteligensi
David Wechsler (1986), pada kesempatan lain mengatakan bahwa
kecerdasan adalah kemampuan untuk bertindak secara terarah, berpikir secara
rasional, dan menghadapi lingkungannya secara efektif.
Dr. Gardner juga mendefinisikan kecerdasan sebagai suatu kapasitas
untuk memecahkan permasalahan atau membentuk produk yang bernilai
dalam satu atau lebih latar budaya. Pada awalnya Dr. Gardner merumuskan 7
Kecerdasan namun pada perkembangannya beliau menambahkan 1
kecerdasan lagi sehingga menjadi 8 jenis Kecerdasan.
Dari ke-8 jenis kecerdasan tersebut, Jack memiliki beberapa
kecerdasan yang baik yang menjadi kekuatan dirinya, diantaranya yaitu:
Logical-mathematical Intellegence (kecerdasan logika-matematika) adalah
kapasitas untuk menggunakan angka, berpikir logis untuk menganalisa kasus
atau permasalahan dan melakukan perhitungan matematis; Bodily-Kinesthetic
Intellegence (kecerdasan kinestetik–tubuh) adalah kapasitas untuk melakukan
koordinasi pergerakan seluruh anggota tubuh; dan Intrapersonal Intellegence
(kecerdasan intrapersonal) adalah kapasitas untuk memahami dan menilai
motivasi dan perasaan diri sendiri.
Hal ini terbukti dari Jack yang bersekolah di sekolah yang memiliki
fokus pada matematika, teknologi dan sains. Jack tidak mungkin mampu
mengikuti pelajaran di sekolah sana jika Jack kurang/tidak memiliki
kecerdasan tersebut. Selain itu, dengan kondisi Jack sebagai seorang
disleksia, ia memiliki kecerdasan intrapersonal juga dalam memahami dirinya
sendiri. Ia memiliki motivasi yang tinggi untuk mewujudkan keinginannya
dengan berfokus pada kekuatan yang dimilikinya.
4. Motivasi
Menurut Rogers motivasi orang yang sehat adalah aktualisasi
diri. Jadi manusia yang sadar dan rasional tidak lagi dikontrol oleh peristiwa
kanak-kanak. Aktualisasi diri adalah proses menjadi diri sendiri dan
mengembangkan sifat-sifat dan potensi-potensi psikologis yang unik.
Aktualisasi diri akan berubah sejalan dengan perkembangan hidup seseorang.
Ketika mencapai usia tertentu (adolensi) seseorang akan mengalami
pergeseran aktualisasi diri dari fisiologis ke psikologis.
Pada dasarnya, ide pokok dari teori-teori Rogers yaitu individu
memiliki kemampuan dalam diri sendiri untuk mengerti diri, menentukan
hidup, dan menangani masalah-masalah psikisnya asalkan konselor
menciptakan kondisi yang dapat mempermudah perkembangan individu
untuk aktualisasi diri.
Ketika Jack bersekolah di SMA, yang terjadi padanya adalah ia selalu
berusaha untuk mengaktualisasikan dirinya. Ia melihat ke dalam sisi positif
dari setiap hal. Ia selalu menguatkan dirinya sendiri agar tidak terlihat lemah
di hadapan teman-temannya. Iapun merasa bangga dan mendefinisikan
dirinya dengan cara yang seimbang dengan mendukung kelemahan yang
dimiliki, akan tetapi juga dengan bekerja keras pada kekuatan yang
dimilikinya. Jack juga memiliki tokoh idola yang selalu memotivasinya yaitu
Albert Einsten. Beliau merupakan tokoh sukses yang memiliki persamaan
dengan dirinya, yaitu disleksia.
5. Gaya belajar
Setiap individu memiliki tingkat pemahaman yang berbeda-beda.
Suatu pemahaman berbeda dipengaruhi oleh cara penyampaian informasi
serta gaya belajar pada tiap individu. Memahami gaya belajar merupakan cara
terbaik untuk memaksimalkan proses belajar baik disekolah maupun diluar
sekolah. Kemampuan seseorang untuk memahami dan menyerap pelajaran
sudah pasti berbeda tingkatnya. Ada yang cepat, sedang, dan ada pula yang
sangat lambat. Oleh karena itu, mereka seringkali harus menempuh cara
berbeda untuk bisa memahami sebuah informasi atau pelajaran yang sama.
Gaya belajar merupakan cara belajar yang khas bagi siswa (Winkel:
2005:164).
Perbedaan gaya belajar itu menentukan cara tercepat dan terbaik baik
setiap individu untuk bisa menyerap sebuah informasi dari luar dirinya.
Menurut DePorter dan Hernacki, gaya belajar terdapat tiga jenis gaya belajar
berdasarkan modalitas yang digunakan individu dalam memproses informasi
(perceptual modality). Diantaranya yaitu gaya belajar visual, audio, dan
kinestetik.
Gaya belajar yang dimiliki oleh Jack adalah kinestetik, ini terlihat dari
ide-ide yang diwujudkannya secara fisik dalam proyek. Menurut Bobbi
DePorter dan Mike Hernacki gaya belajar kinestetik (Kinesthetic
Learners) mengharuskan individu yang bersangkutan menyentuh sesuatu
yang memberikan informasi tertentu agar ia bisa
mengingatnya. Karakter pertama adalah menempatkan tangan sebagai alat
penerima informasi utama agar bisa terus mengingatnya. Hal tersebut sejalan
dengan Jack, Jack menyukai proyek-proyek teknik/sains/matematika
menggunakan tangan.
Disini, peran guru juga sangat penting. Guru Jack memungkinkan
dirinya untuk mengungkapkan teknik pikiran Jack dan ide-idenya dengan
melakukan hal tersebut secara fisik dalam proyek. Dalam bahasa Inggris,
gurunya juga memungkinkan Jack untuk menggunakan imajinasi dan
memungkinkan Jack untuk menulis esai dengan cara yang kreatif. Selain itu,
bagi Jack guru Matematikanya adalah lucu dan sangat visual, sehingga gaya
pengajarannya bekerja dengan baik dengan cara Jack belajar. Hal tersebut
sangat membantu Jack dalam belajar.
6. Bimbingan belajar
Bimbingan belajar di sekolah menengah atas dilakukan oleh guru BK
atau konselor sekolah untuk menetapkan pengembangan berbagai potensi
belajarnya secara maksimal berdasarkan data objektif yang menjadi
kebutuhan para siswa melalui penelaahan (data DCM, data hasil belajar riil
yang diperoleh dari guru dan wali kelas). Kemudian disusun topik-topik
essensial melalui skala prioritas yang terprogram.
Setiap individu memiliki potensi yang berbeda. Karena itu setiap
peserta didik memerlukan perlakkuan khusus agar dapat mengoptimalkan
potensinya. Beberapa perlakuan yang sifatnya umum memang ada untuk
diterapkan pada semua peserta didik, namun perlakuan tersebut tidak boleh
mengorbankan kebutuhan individual person. Ada peserta didik yang dapat
menempuh kegiatan belajarnya dengan lancar tanpa mengalami kesulitan, dan
ada pula peserta didik yang mengalami kesulitan belajar. Kesulitan belajar
ditunjukkan oleh adanya hambatan tertentu untuk mencapai hasil belajar.
Misalnya peserta didik yang mengalami kesulitan belajar dalam membaca
atau sering disebut disleksia.
Perlakuan yang diberikan pada peserta didik dalam pembelajaran juga
harus disesuaikan dengan kebutuhan dan kesulitan belajarnya. Agar
perlakuan tersebut dapat mengoptimalkan potensi yang ada dalam diri peserta
didik. Maka pendidik, konselor dan orang tua seharusnya mengerti dan
memahami tentang hambatan-hambatan yang mungkin terjadi pada anak,
serta mengetahui cara-cara yang dapat dilakukan untuk megatasi kesulitan
belajarnya.
Bagi peserta didik yang mengalami disleksia, layanan bimbingan
belajar yang diberikan oleh guru BK memiliki perbedaan dengan peserta
didik yang normal. Peserta didik yang mengalami gangguan kesulitan belajar
disleksia artinya membutuhkan perhatian lebih dari guru BK untuk terus
mengembangkan potensi yang dimilikinya. Bahkan menurut saya perlu ada
kurikulum bimbingan belajar khusus dalam jenjang pendidikan SMA untuk
peserta didik disleksia.
7. Menyusun topik-topik bimbingan belajar
Masa remaja memiliki minat pada prestasi yang cukup tergantung
pada kelompok sebayanya yang dapat menimbulkan harga diri dalam
pandangan kelompok teman sebaya. Melalui prestasi yang baik dapat
memberikan kepuasaan pribadi dan ketenaran. Inilah sebabnya mengapa
prestasi, baik dalam akademis maupun non akademis menjadi minat yang
kuat dalam masa remaja.
Masa remaja juga sebagai masa pencarian identitas, menurut Erikson,
identitas diri yang dicari remaja berupa usaha untuk menjelaskan dirinya, apa
peranannya dalam masyarakat. Apakah ia seorang anak atau seorang dewasa?
Apakah ia mampu percaya diri dengan latar belakang hidupnya? Apakah ia
akan berhasil atau gagal?
Untuk itu dalam menyusun topik-topik bimbingan belajar dibutuhkan
pemahaman bagaimana cara menyusun topik-topik bimbingan belajar untuk
membantu peserta didik yang mengalami kesulitan belajar terutama disleksia.
Asesmen yang dilakuka harus benar-benar sesuai dengan kebutuha peserta
didik.
Topik-topik bimbingan:
a. Cara-cara menghadapi kesulitan belajar
b. Pemeliharaan faktor fisik yang menunjang stamina belajar
c. Manfaat gizi terhadap kemampuan belajar
d. Intelegensi sebagai potensi belajar siswa
e. Pengembangan berpikir kreatif dalam proses belajar
f. Motivasi berprestasi dalam belajar
g. Peran konsep diri dalam belajar
h. Bagaimana belajar kelompok
i. Ini gaya belajarku, apa gaya belajarmu?
8. Diagnosa kesulitan belajar
Ada definisi lain yang yang dikemukakan oleh The National Joint
Commite for Learning Dissabilites (NJCLD) dalam Abdurrahman (2003: 7)
bahwa kesulitan belajar menunjuk kepada suatu kelompok kesulitan yang
didefenisikan dalam bentuk kesulitan nyata dalam kematian dan penggunan
kemampuan pendengaran, bercakap-cakap, membaca, menulis, menalar atau
kemampuan dalam bidang studi biologi.
Gejala dari kesulitan membaca adalah kemampuan membaca anak
berada di bawah kemampuan yang seharusnya dengan mempertimbangkan
tingkat inteligensi, usia dan pendidikannya. Gangguan ini bukan bentuk dari
ketidakmampuan fisik, karena ada masalah dengan penglihatan, tapi
mengarah pada bagaimana otak mengolah dan memproses informasi yang
sedang dibaca anak tersebut. Kesulitan ini biasanya baru terdeteksi setelah
anak memasuki dunia sekolah untuk beberapa waktu.
Di dalam artikel ini, tidak dijelaskan secara detail terkait dengan
gejala kusiltan belajar di sekolah Jack. Hanya dikatakan bahwa Jack
mengalami kesulitan dalam membaca dan mengeja huruf. Akan tetapi, jika
dilihat dari keseluruhan orang-orag yang mengalami disleksia diantaranya
yaitu seperti:
 Lambat untuk mempelajari suara-suara asosiasi
 Konstan membaca, menulis, atau kesalahan ejaan
 Kesulitan dalam tanda aritmatika matematika dan bingung (Seperti
tanda X dan +)
 Lambat untuk belajar keterampilan baru
 Tidak menyadari akan bahaya (resiko)
 Miskin konsentrasi
 Membutuhkan waktu yang lebih lama dibandingkan teman sebaya
nya untuk pelajaran sekolah atau pekerjaan rumah
 Terbalik atau susah untuk memahami huruf seperti p dengan q dan
b dengan d
 Menghindari membaca dengan suara keras
 Tulisan tangan yang jelek
 Kesulitan untuk berteman
 Nilai akademik jelek.
Prosedur Diagnosis Masalah atau kesulitan
Belajar Pemecahan atau penyelesaian kasus peserta didik yang
bermasalah atau mengalami kesulitan belajar bukanlah terjadi dalam satu
pertemuan penuntasan masalah, tetapi melalui proses yang
berkesinambungan. Prosedur tersebut terdiri dari beberapa tahapan, yaitu:
 Identifikasi masalah
Perserta didik bernama Jack yang mengalami gangguan kesulitan belajar
disleksia, berusia 14 tahun berjenis kelamin laki-laki. Ia pada masa itu
transisi ke SMA. SMA yang dipilihnya yaitu berfokus pada ilmu
pengetahuan, teknologi, sains, dan matematika yang banyak berfokus
pada proyek dengan tangan. Ia memiliki kekuatan dan juga kelemahan.
Kekuatannya yaitu ia mampu berpikir kreatif dibandingkan teman-teman
lainnya, dan memiliki kelebihan yang berhubungan dengan proyek
tangan. Di sekolah, nilai-nilainya bagus dan ia terlihat pintar diantara
teman-temannya. Teman-teman dan gurunya hanya tidak tahu bagaimana
sulitnya ia memperoleh hal itu. Karena kelemahannya adalah ia memiliki
kesulitan dalam mengeja dan membaca. Akan tetapi karena ia selalu
memandang positif tehadap dirinya, orang-orang di sekitarnya pun
memandang postif terhadap Jack. Seperti guru, teman-teman, dan orang
tuanya.
 Penelaahan masalah (pada nomor 9)
 Perkiraan kemungkinan bantuan yang akan diberikan (nomor 10)
 Pemberian bantuan, berupa pengajaran remedial bagi guru dan konseling
bagi guru pembimbing/konselor (pada nomor 10)
 Tindak lanjut (pada nomor 10)
9. Asesmen (penelaahan masalah)
- Penelahaan pendidikan
Nilai-nilai Jack bagus dan ia termasuk orang yang pintar di kelasnya.
- Penelaahan psikologis
Jack memiliki kemampuan dan minat yang sesuai dengan tempat ia
bersekolah, Jack memiliki motivasi yang tinggi dalam belajar.
- Penelaahan sosial
Ia mampu berperan dalam hubungan sosial, misalnya dengan teman-
teman atau guru-gurunya. Ia mampu berkomunikasi dengan baik dengan
lingkungan di sekitarnya.
10. Tahapan penyelesaian
Sebelum kita membahas tentang solusi kesulitan belajar lebih baik
kita mengetahui dulu proses pemecahan kesulitan belajar. Adapun langkah-
langkah dalam proses pemecahan kesulitan belajar meliputi:
1. Memperkirakan kemungkinan bantuan
Jack dibantu/ditolong untuk mengatasi kesulitannya. Waktu yang
dibutuhkan untuk mengatasi kesulitan yang dialami Jack adalah 2 bulan.
Pertolongan tersebut dapat diberikan di kelas, lingkungan sekolah, dan
ruang BK. Yang dapat memberikan pertolongan atau bantuan yaitu
Stakeholders sekolah.
2. Menetapkan kemungkinan cara mengatasi
Membimbing dalam membaca/mengeja; memberikan penguatan/
dorongan untuk Jack; mengerti, memahami dan menghargai bagaimana
kondisi Jack.
3. Tindak lanjut
Setelah peserta didik mendapatkan bantuan maka dapat dilakukan tindak
lanjut sebagai berikut :
a. Mengajarkan tes hasil belajar murid dalam bidang studi yang
dianggap sulit.
b. Melakukan wawancara dengan peserta didik yang bersangkutan
untuk mengetahui pendapat peserta didik tentang kesulitannya.
c. Wawancara dengan guru dan orang tua mengenai perubahan yang
telah terjadi.
d. Menganalisa hasil belajar yang telah dicapai dan informasi lainnya.
e. Observasi kegiatan peserta didik dalam belajar (departemen
pendidikan dan kebudayaan, 1989)
Selain usaha di atas usaha yang dapat dilakukan anak untuk meningkatkan
hasil belajarnya adalah sebagai berikut:
1. Belajar bagaimana cara belajar.
2. Tahu pasti apa yang dipelajari.
3. Paham akan hambatan yang dihadapi dalam proses belajar dan dapat
menyingkirkannya. Segera mempraktekkan semua yang diperolehnya
dalam belajar tadi.
Pada intinya apabila anak tersebut mampu mengidentifikasi dengan
pasti hambatan apa saja yang ada dan mampu menyingkirkannya, maka
langkah-langkahnya dalam belajar tidak akan terhenti.
Daftar Pustaka
Abdurrahman, M. 2003. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar (cet. kedua).
Jakarta: Depdikbud dan PT Rineka Cipta.
Amuda, Heryanto. 2005. Pedoman Resource Center untuk Anak Berkesulitan
Belajar. Pemerintah Daerah Propinsi Jawa Barat: Dinas Pendidikan.
Kegiatan Peningkatan Mutu SLB Jawa Barat.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Pendidikan Luar Biasa Umum. Jakarta:
Direktorat Pendidikan Tinggi. Proyek Pendidikan Tenaga Akademik
DePorter, Bobbi & Mike Hernacki. 2002. Quantum Learning. Bandung: Kaifa.
Mulyadi. 2010. Diagnosis Kesulitan Belajar & Bimbingan terhadap Kesulitan
Belajar Khusus. Nuha Litera.
Pinel, John PJ. 2009. Biopsikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Somantri, Sutjihati. 2005. Psikologi Anak Luar Biasa. Bandung: Reflika Aditama
Winkel, W.S. 2005. Psikologi Pengajaran.Yogyakarta: Media Abadi.
NCLD Editorial Team dan Jack W. 2013. Transisi sukses ke SMA: Catatan Harian
Disleksia Jack. http://www.ncld.org/ld-insights/blogs/successful-
transition-high-school-dyslexia. Diunduh tanggal 28 Desember 2013.
Artikel Terjemahan
Transisi sukses ke SMA: Catatan Harian Disleksia Jack
By: NCLD Editorial Team dan Jack W., Student Kontributor,
Diterbitkan Tanggal: 20 Desember 2013 12:05
Sebagai pembaca LD.org, Anda tahu bahwa orang-orang dengan ketidakmampuan
belajar (LD) sering beberapa dari mereka adalah yang paling cerdas, kreatif, dan
inovatif di sekitarnya. Kami membawa Anda cerita dari kedua selebriti dan orang-
orang biasa yang tidak hanya bertahan hidup dengan ketidakmampuan belajar, tapi
benar-benar berkembang. Sebagian dari kisah sukses kami diberitahu setelah melihat
fakta: oleh orang-orang yang telah lulus dan mendirikan karir mereka. Tapi apa
sebuah kisah sukses LD terlihat seperti itu di sekolah menengah, di sekolah tinggi,
dan seterusnya? Apa yang mungkin dikatakan oleh seorang LD di tengah-tengah
perjalanan pendidikan mereka?
Jack 14 tahun di sini untuk memberi kita sekilas ke dalam kehidupan sebagai siswa
baru SMA dengan disleksia. Jack terakhir diperiksa pada awal tahun ajaran ini,
ketika ia berbagi strategi sukses yang ia miliki melalui sekolah menengah dan betapa
bersemangatnya dia untuk fokus memulai pada ilmu pengetahuan, teknologi, teknik
dan matematika SMA. Apakah SMA yang dia harapkan? Bagaimana diri advokasi
yang berbeda di SMA daripada di SMP? Kami mewawancarai Jack dan Anda akan
ingin membaca terus untuk mengetahui lebih banyak tentang perjalanannya.
Jadi Anda merasa baik ditahun pertama SMA! Bagaimana tahun ini bisa terjadi?
Ini telah menjadi tahun ajaran terbaik yang pernah saya alami. Saya menghadiri
sebuah SMA yang berfokus pada matematika dan belajar sains melalui proyek-
proyek pada tangan. Saya membuat teman-teman baru dan benar-benar seperti guru
saya.
Transisi besar seperti pindah ke SMA dapat membawa tantangan juga. Apakah
Anda punya?
Ya. Saya bersekolah di semua kelas pendidikan umum, tapi saya punya petugas
sosial pendidikan khusus yang keluar karena sakit untuk banyak bagian awal tahun
ajaran. Jadi saya memutuskan untuk mengambil IEP saya ke tangan saya sendiri dan
menulis surat kepada guru saya menjelaskan akomodasi saya dan saya juga berbicara
dengan mereka secara individu. Guru saya telah benar-benar membantu dan semua
orang telah benar-benar mencoba untuk memastikan saya mendapatkan apa yang
saya butuhkan. Tapi pada akhirnya terserah kepada saya untuk melakukan advokasi
dan membiarkan guru mengetahui kebutuhan saya.
Hal lain yang telah sulit adalah bahwa kepala sekolah yang saya suka mengundurkan
diri di awal tahun. Kepala sekolah, Dr M., membuat saya merasa diterima dan
diterima di High Tech dari saat saya diterapkan. Dia tidak pernah berharap lebih dari
saya karena saya menderita disleksia dan pada kenyataannya ia adalah seorang
advokat besar bagi saya, setidaknya sekali sehari ia akan muncul di salah satu kelas
saya dan memberi saya acungan jempol, yang selalu mendorong hari saya. Aku
merasa seperti dia telah kembali dan saya hanya mengetahui yang membuat saya
ingin belajar lebih banyak dan lebih. Dia melihat saya dan potensi saya dari hari
pertama, bukan hanya disleksia saya.
Ketika ia mengundurkan diri, hal itu sangat sulit karena ia adalah satu-satunya orang
di sekolah yang paling merasa berharap dari saya. Itu membuat perbedaan memiliki
seseorang seperti kepala sekolah percaya pada Anda dan mengenali bagaimana
perjuangan saya di kelas yang berbeda dari kebanyakan anak-anak. Aku berharap
aku masih bisa melihatnya di siang hari. Aku menulis sepucuk surat untuk
membiarkan dia tahu bagaimana dia membuat perbedaan dalam hidup saya.
Bagaimana guru Anda bereaksi ketika Anda memberitahu mereka tentang
disleksia Anda?
Ketika saya memberi mereka surat hari pertama dan mengatakan kepada mereka aku
disleksia, saya terkejut. Meskipun mereka semua benar-benar baik, aku tahu sungguh
banyak yang tidak tahu persis apa artinya atau mereka mungkin memiliki
kesalahpahaman tentang apa disleksia. Mereka mungkin berpikir aku hanya
membaca buruk dan tidak bisa mengeja. Aku masih tidak yakin apakah mereka
memahami gambaran keseluruhan. Itulah yang sulit. Saya mendapatkan nilai bagus
dan mereka tahu saya pintar tapi saya pikir sulit bagi mereka untuk memahami
bagaimana saya belajar dengan cara berbeda atau bagaimana tingkat membaca saya
membuat hal-hal yang sederhana bagi anak-anak lain penghalang bagi saya. Saya
tidak berpikir anak-anak disleksia memiliki masalah belajar, saya pikir mereka tidak
bisa diajarkan dalam cara termudah mereka belajar.
Anda akan bertemu orang-orang baru sepanjang waktu dan membuat teman baru.
Apakah masalah disleksia Anda pernah datang dengan mereka? Apa yang Anda
katakan jika itu terjadi?
Ya, seorang gadis datang dan bertanya tentang teknologi bantu (AT) yang saya
gunakan dan saya bisa mengatakan sekelompok orang lain mendengarkan ketika aku
bilang aku disleksia. Saya menjelaskan, "membaca dan menulis yang sulit bagi
saya." Saya juga menyebutkan hal-hal yang mudah bagi saya, sehingga mereka
mengerti bahwa disleksia memiliki kekuatan juga. Saya berbagi blog ini dengan
mereka, halaman lain yang mencantumkan disleksia terkenal, serta blog Ben Foss
menulis untuk NCLD.
Itu titik yang sangat baik. Komunitas disleksia sedang mencoba untuk
menciptakan kesadaran dengan mendefinisikan disleksia dengan kekuatan, bukan
oleh kelemahan itu menyebabkan dalam membaca. Terakhir kali kami berbicara,
kami membahas bagaimana Anda merasa disleksia Anda membantu Anda untuk
berpikir kreatif, visual dan out-of-the-box. Bagaimana kekuatan itu telah
membantu di SMA?
Guru saya adalah kunci dalam membantu saya membuat sebagian dari kekuatan otak
saya. Teknik/Sains, guru saya memungkinkan saya untuk mengungkapkan teknik
pikiran saya dan ide-ide dengan melakukan mereka secara fisik dalam proyek. Dalam
bahasa Inggris, guru saya memungkinkan saya untuk menggunakan imajinasi saya
dan memungkinkan saya untuk menulis esai dengan cara yang kreatif. Guru
Matematika saya adalah lucu dan sangat visual, sehingga gaya pengajarannya bekerja
dengan baik dengan cara saya belajar. Saya juga bergabung dengan tim basket di
sekolah jadi saya menggunakan kekuatan di luar kelas juga.
Apa saran Anda untuk orang-orang muda lainnya dengan disleksia yang
membuat transisi ke SMA?
Ketahuilah bahwa ketika Anda memiliki IEP, Anda akan memiliki sesuatu yang
salah, seperti yang saya lakukan dengan kasus manajer saya tidak menjadi tersedia
untuk mengisi guru saya di awal tahun ajaran. Selalu memiliki Rencana B dan
advokat untuk diri sendiri lebih awal daripada nanti. Tidak apa-apa jika guru Anda
tidak tahu tentang disleksia. Anda dapat mengajar mereka. Excel menjadi disleksia,
bangga dan mendefinisikan diri Anda dengan cara yang seimbang dengan
mendukung kelemahan Anda, tetapi juga dengan bekerja keras pada kekuatan Anda.
Berbicara dengan teman-teman Anda sehingga mereka dapat memahami Anda lebih
baik. Menghargai orang-orang yang membantu Anda menjadi diri sendiri: orang tua,
teman dan guru.
Lihat kutipan favorit saya disleksia favorit saya. Hal ini menjelaskan bagaimana
rasanya menjadi disleksia akan melalui sistem sekolah kita:
"Semua orang jenius. Jika engkau menghakimi ikan dengan kemampuannya untuk
memanjat pohon, itu akan hidup sepanjang hidupnya dan percaya bahwa itu adalah
bodoh. "-Albert Einstein
Sumber:
NCLD Editorial Team dan Jack W. 2013. Transisi sukses ke SMA: Catatan Harian
Disleksia Jack. http://www.ncld.org/ld-insights/blogs/successful-transition-
high-school-dyslexia. Diunduh tanggal 28 Desember 2013.
Artikel Asli
A Successful Transition to High School: Jack’s Dyslexia Diary
By: NCLD Editorial Team and Jack W., Student Contributor,
Published Date: December 20, 2013 12:05 PM
A LD Success Story in the MakingAs a reader of LD.org, you know that people with
learning disabilities (LD) are often some of the most intelligent, creative, and
innovative folks around. We bring you stories of both celebrities and everyday
people who are not just surviving life with a learning disability, but truly thriving.
Most of our success stories are told after-the-fact: by people who have already
graduated and established their careers. But what does an LD success story look like
as it’s happening—in middle school, in high school, and beyond? What might a
person with LD in the midst of their educational journey have to say?
14-year-old Jack is here to give us a glimpse into his life as a high school freshman
with dyslexia. We last checked in with Jack at the beginning of this school year,
when he shared the success strategies that got him through middle school and how
excited he was to start at a science, technology, engineering and math-focused high
school. Has high school been everything he hoped? How is self-advocacy different in
high school than in middle school? We interviewed Jack and you'll want to read on
to find out more about his journey.
So you’re well into your first year of high school! How has the year been going?
This has been the best school year ever. I am attending a high school that focuses on
math and science learning through hands-on projects. I am making new friends and
really like my teachers.
A big transition like moving on to high school can bring challenges, too. Have you
had any?
Yes. I am in all general education classes, but I have a special education caseworker
who was out sick for much of the early part of the school year. So I decided to take
my IEP into my own hands and wrote letters to my teachers explaining my
accommodations and I also spoke with them individually. My teachers have been
really helpful and everyone has been really trying to make sure I get what I need. But
it is up ultimately up to me to advocate and let teachers know my needs.
Another thing that has been hard was that my school’s principal who I liked very
much stepped down early in the year. The principal, Dr. M., made me feel welcome
and accepted at Tech High from the moment I applied. He never expected less of me
because I am dyslexic and he was a big advocate for me—in fact, at least once a day
he would show up in one of my classes and give me a thumbs-up, that always
boosted my day. I felt like he had my back and just knowing that made me want to
learn more and more. He saw me and my potential from day one, not just my
dyslexia.
When he stepped down, it was very hard because he was the one person at school I
felt expected the most from me. It makes a difference having someone like the
principal believe in you and recognize how my struggles in classes are different than
most kids. I wish I could still see him during the day. I wrote him a letter to let him
know how he made a difference in my life.
How did your teachers react when you told them about your dyslexia?
When I gave them the letter the first day and told them I was dyslexic, I was
surprised…although they were all really kind, I could tell many really didn’t know
exactly what that meant or they might have had misconceptions about what dyslexia
really is—they probably thought I just read poorly and can’t spell. I’m still not sure if
they understand the whole picture. That is what is hard. I get good grades and they
know I am smart but I think it’s hard for them to understand how I learn differently
or how my reading level makes things that are simple for other kids a barrier for me.
I don’t think dyslexic kids have a problem learning, I think they don’t get taught in
the way they learn easiest.
You’re meeting new people all the time and making new friends. Does the issue of
your dyslexia ever come up with them? What do you say if it does?
Yes, one girl came up and asked me about the assistive technology (AT) I was using
and I could tell a bunch of others were listening when I said I was dyslexic. I
explained it as “reading and writing are hard for me.” I also mentioned things that are
easy for me, so they understand that dyslexics have strengths too. I shared this blog
with them, another page that lists famous dyslexics, as well as the blog Ben Foss
wrote for NCLD.
That’s an excellent point.; The dyslexic community is trying to create awareness by
defining dyslexia by its strengths, not by the weakness it causes in reading. Last time
we talked, we discussed how you feel your dyslexia helps you to think in creative,
visual and out-of-the-box ways. How have those strengths been helpful so far in high
school?
My teachers have been key in helping me make the most of the strengths of my
brain. In Engineering/Science, my teacher allows me to express my engineering
thoughts and ideas by doing them physically in projects. In English, my teacher
allows me to use my imagination and allows me to write essays in a creative way.
My Math teacher is hilarious and very visual, so his teaching style works well with
how I learn. I also joined the basketball team at school so I am using strengths
outside of the classroom as well.
Outside of your special education caseworker and the assistive technology you use,
do you get any other support with the parts of school that are difficult for you?
I am in my school’s AVID elective which helps with organizational skills. I work
with my awesome English tutor at my house three days a week. Writing still takes
me a lot longer than it takes other kids. I had to write a paragraph last week that took
me almost all day, even with my AT. I always know what I want to say and have all
the ideas in my head immediately. I actually love telling stories. It’s putting the
words grammatically on paper that’s hard. But I also attached an added piece of
artwork I drew (not required) and so I had fun doing it.
What is your advice for other young people with dyslexia who are making the
transition to high school?
Know that when you have an IEP, you will have things go wrong, like I did with my
case manager not being available to fill in my teachers at the beginning of the school
year. Always have a Plan B and advocate for yourself earlier than later. It’s OK if
your teachers don’t know about dyslexia. You can teach them. Excel at being
dyslexic, be proud and define yourself in a balanced way by supporting your
weaknesses but also by working hard at your strengths. Talk to your friends so they
can understand you better. Appreciate those that help you be yourself: your parents,
friends and teachers.
See my favorite quote by my favorite dyslexic. This explains what it feels like being
dyslexic going through our school system:
“Everybody is a genius. But if you judge a fish by its ability to climb a tree, it will
live its whole life believing that it is stupid.” -Albert Einstein
Sumber:
NCLD Editorial Team dan Jack W. 2013. Transisi sukses ke SMA: Catatan Harian
Disleksia Jack. http://www.ncld.org/ld-insights/blogs/successful-transition-
high-school-dyslexia. Diunduh tanggal 28 Desember 2013.

More Related Content

What's hot

Makalah komunikasi dalam Manajemen Sekolah - Nurul Faela Shufa UNNES
Makalah komunikasi dalam Manajemen Sekolah - Nurul Faela Shufa UNNESMakalah komunikasi dalam Manajemen Sekolah - Nurul Faela Shufa UNNES
Makalah komunikasi dalam Manajemen Sekolah - Nurul Faela Shufa UNNESNurul Shufa
 
Reading (stated & unstated detail) zakiyatuddin
Reading (stated & unstated detail) zakiyatuddinReading (stated & unstated detail) zakiyatuddin
Reading (stated & unstated detail) zakiyatuddinAsep Agus Heri Hermawan
 
Teori Kecerdasan Jamak (Multiple Intelligences)
Teori Kecerdasan Jamak (Multiple Intelligences)Teori Kecerdasan Jamak (Multiple Intelligences)
Teori Kecerdasan Jamak (Multiple Intelligences)tbpck
 
Bahasa Indonesia - Komodo
Bahasa Indonesia - KomodoBahasa Indonesia - Komodo
Bahasa Indonesia - KomodoSalVani SalVani
 
Hubungan Antara Empat Keterampilan Berbahasa
Hubungan Antara Empat Keterampilan BerbahasaHubungan Antara Empat Keterampilan Berbahasa
Hubungan Antara Empat Keterampilan BerbahasaIjal Mustofa
 
Psikologi belajar thorndike
Psikologi belajar thorndikePsikologi belajar thorndike
Psikologi belajar thorndikeHilmawanAan
 
ppt pembelajaran terpadu model Immersed
ppt pembelajaran terpadu model Immersedppt pembelajaran terpadu model Immersed
ppt pembelajaran terpadu model ImmersedCha-cha Taulanys
 
Power point psikologi umum tentang intelegensi
Power point psikologi umum tentang intelegensiPower point psikologi umum tentang intelegensi
Power point psikologi umum tentang intelegensieka septarianda
 
Studi kasus
Studi kasusStudi kasus
Studi kasusniki_ws
 
Presentasi Multiple intelligence
Presentasi Multiple intelligencePresentasi Multiple intelligence
Presentasi Multiple intelligenceKunchoro Aji Putra
 
Ppt perk. peserta didik
Ppt perk. peserta didikPpt perk. peserta didik
Ppt perk. peserta didikRima Rasyid
 

What's hot (20)

Memahami Disleksia
Memahami DisleksiaMemahami Disleksia
Memahami Disleksia
 
Analisis miskonsepsi bk
Analisis miskonsepsi bkAnalisis miskonsepsi bk
Analisis miskonsepsi bk
 
Makalah komunikasi dalam Manajemen Sekolah - Nurul Faela Shufa UNNES
Makalah komunikasi dalam Manajemen Sekolah - Nurul Faela Shufa UNNESMakalah komunikasi dalam Manajemen Sekolah - Nurul Faela Shufa UNNES
Makalah komunikasi dalam Manajemen Sekolah - Nurul Faela Shufa UNNES
 
Reading (stated & unstated detail) zakiyatuddin
Reading (stated & unstated detail) zakiyatuddinReading (stated & unstated detail) zakiyatuddin
Reading (stated & unstated detail) zakiyatuddin
 
4. fungsi fungsi bk
4. fungsi fungsi bk4. fungsi fungsi bk
4. fungsi fungsi bk
 
Teori pendekatan gestalt
Teori pendekatan gestaltTeori pendekatan gestalt
Teori pendekatan gestalt
 
Teori Kecerdasan Jamak (Multiple Intelligences)
Teori Kecerdasan Jamak (Multiple Intelligences)Teori Kecerdasan Jamak (Multiple Intelligences)
Teori Kecerdasan Jamak (Multiple Intelligences)
 
Bahasa Indonesia - Komodo
Bahasa Indonesia - KomodoBahasa Indonesia - Komodo
Bahasa Indonesia - Komodo
 
Hubungan Antara Empat Keterampilan Berbahasa
Hubungan Antara Empat Keterampilan BerbahasaHubungan Antara Empat Keterampilan Berbahasa
Hubungan Antara Empat Keterampilan Berbahasa
 
Instrumen tes
Instrumen tesInstrumen tes
Instrumen tes
 
Psikologi belajar thorndike
Psikologi belajar thorndikePsikologi belajar thorndike
Psikologi belajar thorndike
 
Teori kematangan
Teori kematanganTeori kematangan
Teori kematangan
 
Analisis Horizontal
Analisis HorizontalAnalisis Horizontal
Analisis Horizontal
 
ppt pembelajaran terpadu model Immersed
ppt pembelajaran terpadu model Immersedppt pembelajaran terpadu model Immersed
ppt pembelajaran terpadu model Immersed
 
Power point psikologi umum tentang intelegensi
Power point psikologi umum tentang intelegensiPower point psikologi umum tentang intelegensi
Power point psikologi umum tentang intelegensi
 
Studi kasus
Studi kasusStudi kasus
Studi kasus
 
Teori Vygotsky
Teori VygotskyTeori Vygotsky
Teori Vygotsky
 
Cattell
CattellCattell
Cattell
 
Presentasi Multiple intelligence
Presentasi Multiple intelligencePresentasi Multiple intelligence
Presentasi Multiple intelligence
 
Ppt perk. peserta didik
Ppt perk. peserta didikPpt perk. peserta didik
Ppt perk. peserta didik
 

Viewers also liked

Analisis jurnal disleksia
Analisis jurnal disleksiaAnalisis jurnal disleksia
Analisis jurnal disleksiasyakhira husna
 
Analisis film i am not stupid
Analisis film i am not stupidAnalisis film i am not stupid
Analisis film i am not stupidJay Mi
 
Garis panduan-program-pemulihan-khas-terkini-25-2-13
Garis panduan-program-pemulihan-khas-terkini-25-2-13Garis panduan-program-pemulihan-khas-terkini-25-2-13
Garis panduan-program-pemulihan-khas-terkini-25-2-13pitkien
 
Pengertian dan fungsi program pengajar dalam pembelajaran
Pengertian dan fungsi program pengajar dalam pembelajaranPengertian dan fungsi program pengajar dalam pembelajaran
Pengertian dan fungsi program pengajar dalam pembelajarankangduki
 
Tugasan disleksia
Tugasan disleksiaTugasan disleksia
Tugasan disleksiaNur Kareena
 
Pengenalan disleksia
Pengenalan disleksiaPengenalan disleksia
Pengenalan disleksiapeggylau9318
 
Analisis film taare zamen par
Analisis film taare zamen parAnalisis film taare zamen par
Analisis film taare zamen paradi
 

Viewers also liked (12)

Analisis jurnal disleksia
Analisis jurnal disleksiaAnalisis jurnal disleksia
Analisis jurnal disleksia
 
Analisis film i am not stupid
Analisis film i am not stupidAnalisis film i am not stupid
Analisis film i am not stupid
 
Tugas psikologi
Tugas psikologiTugas psikologi
Tugas psikologi
 
Disleksia faktor
Disleksia  faktorDisleksia  faktor
Disleksia faktor
 
Garis panduan-program-pemulihan-khas-terkini-25-2-13
Garis panduan-program-pemulihan-khas-terkini-25-2-13Garis panduan-program-pemulihan-khas-terkini-25-2-13
Garis panduan-program-pemulihan-khas-terkini-25-2-13
 
Pengertian dan fungsi program pengajar dalam pembelajaran
Pengertian dan fungsi program pengajar dalam pembelajaranPengertian dan fungsi program pengajar dalam pembelajaran
Pengertian dan fungsi program pengajar dalam pembelajaran
 
Assignment PKU
Assignment PKUAssignment PKU
Assignment PKU
 
171610790 modul-pkp-3117
171610790 modul-pkp-3117171610790 modul-pkp-3117
171610790 modul-pkp-3117
 
Bantu masalah disleksia
Bantu masalah disleksiaBantu masalah disleksia
Bantu masalah disleksia
 
Tugasan disleksia
Tugasan disleksiaTugasan disleksia
Tugasan disleksia
 
Pengenalan disleksia
Pengenalan disleksiaPengenalan disleksia
Pengenalan disleksia
 
Analisis film taare zamen par
Analisis film taare zamen parAnalisis film taare zamen par
Analisis film taare zamen par
 

Similar to ANALISIS ARTIKEL DISLEKSIA

Anak Tunagrahita.pptx
Anak Tunagrahita.pptxAnak Tunagrahita.pptx
Anak Tunagrahita.pptxAdam Superman
 
Makalah perkembangan peserta didik
Makalah perkembangan peserta didikMakalah perkembangan peserta didik
Makalah perkembangan peserta didikErik Kuswanto
 
Kesulitan belajar
Kesulitan belajarKesulitan belajar
Kesulitan belajarajengpujir
 
Karakteristik peserta didik
Karakteristik peserta didikKarakteristik peserta didik
Karakteristik peserta didikYuna Van Basthom
 
perbezaan individu dalam pembelajaran dan sifat pelajar yang berjaya
perbezaan individu dalam pembelajaran dan sifat pelajar yang berjayaperbezaan individu dalam pembelajaran dan sifat pelajar yang berjaya
perbezaan individu dalam pembelajaran dan sifat pelajar yang berjayaEmiey Mieysagie
 
3. isi isi penting (repaired)
3. isi isi penting (repaired)3. isi isi penting (repaired)
3. isi isi penting (repaired)john law
 
kajian kualitatif adalah Metodologi pengumpulan data
kajian kualitatif adalah Metodologi pengumpulan datakajian kualitatif adalah Metodologi pengumpulan data
kajian kualitatif adalah Metodologi pengumpulan dataNALENEIAPJAYARAMANMo
 
materi modul 5.ppt
materi modul 5.pptmateri modul 5.ppt
materi modul 5.ppttino911946
 
Perbezaan individu
Perbezaan individuPerbezaan individu
Perbezaan individuCt Muna
 
Makalah Pembelajaran Kelas Khusus
Makalah Pembelajaran Kelas KhususMakalah Pembelajaran Kelas Khusus
Makalah Pembelajaran Kelas KhususDedy Wiranto
 
Makalah teori belajar kecerdasan berganda
Makalah teori belajar kecerdasan bergandaMakalah teori belajar kecerdasan berganda
Makalah teori belajar kecerdasan bergandaDiyah Sri Hariyanti
 

Similar to ANALISIS ARTIKEL DISLEKSIA (20)

Anak Tunagrahita.pptx
Anak Tunagrahita.pptxAnak Tunagrahita.pptx
Anak Tunagrahita.pptx
 
Makalah permasalahan anak marlina b
Makalah permasalahan anak marlina bMakalah permasalahan anak marlina b
Makalah permasalahan anak marlina b
 
Makalah perkembangan peserta didik
Makalah perkembangan peserta didikMakalah perkembangan peserta didik
Makalah perkembangan peserta didik
 
Kesulitan belajar
Kesulitan belajarKesulitan belajar
Kesulitan belajar
 
Karakteristik peserta didik
Karakteristik peserta didikKarakteristik peserta didik
Karakteristik peserta didik
 
perbezaan individu dalam pembelajaran dan sifat pelajar yang berjaya
perbezaan individu dalam pembelajaran dan sifat pelajar yang berjayaperbezaan individu dalam pembelajaran dan sifat pelajar yang berjaya
perbezaan individu dalam pembelajaran dan sifat pelajar yang berjaya
 
Tugas Makalah Instika Annuqayah Guluk- Guluk .docx
Tugas Makalah Instika Annuqayah Guluk- Guluk .docxTugas Makalah Instika Annuqayah Guluk- Guluk .docx
Tugas Makalah Instika Annuqayah Guluk- Guluk .docx
 
3. isi isi penting (repaired)
3. isi isi penting (repaired)3. isi isi penting (repaired)
3. isi isi penting (repaired)
 
kajian kualitatif adalah Metodologi pengumpulan data
kajian kualitatif adalah Metodologi pengumpulan datakajian kualitatif adalah Metodologi pengumpulan data
kajian kualitatif adalah Metodologi pengumpulan data
 
Siswa swn
Siswa swnSiswa swn
Siswa swn
 
BUKU SAKU 2.pptx
BUKU SAKU 2.pptxBUKU SAKU 2.pptx
BUKU SAKU 2.pptx
 
Assiment khas 2012
Assiment khas 2012Assiment khas 2012
Assiment khas 2012
 
Makalah permasalahan anak marlina b
Makalah permasalahan anak marlina bMakalah permasalahan anak marlina b
Makalah permasalahan anak marlina b
 
Makalah permasalahan anak marlina b
Makalah permasalahan anak marlina bMakalah permasalahan anak marlina b
Makalah permasalahan anak marlina b
 
materi modul 5.ppt
materi modul 5.pptmateri modul 5.ppt
materi modul 5.ppt
 
Perbezaan individu
Perbezaan individuPerbezaan individu
Perbezaan individu
 
Makalah Pembelajaran Kelas Khusus
Makalah Pembelajaran Kelas KhususMakalah Pembelajaran Kelas Khusus
Makalah Pembelajaran Kelas Khusus
 
SOSiologi dwi.pdf
SOSiologi dwi.pdfSOSiologi dwi.pdf
SOSiologi dwi.pdf
 
Disleksia
DisleksiaDisleksia
Disleksia
 
Makalah teori belajar kecerdasan berganda
Makalah teori belajar kecerdasan bergandaMakalah teori belajar kecerdasan berganda
Makalah teori belajar kecerdasan berganda
 

ANALISIS ARTIKEL DISLEKSIA

  • 1. BIMBINGAN DAN KONSELING BELAJAR ANALISIS ARTIKEL (Disusun untuk memenuhi UAS MK BK Belajar teori) Disusun Oleh: NIRA PRIHATIN NUFUS 1715115429 BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA 2014
  • 2. Sekilas tentang disleksia Disleksia atau kesulitan membaca adalah kesulitan untuk memaknai simbol, huruf, dan angka melalui persepsi visual dan auditoris. Hal ini akan berdampak pada kemampuan membaca pemahaman (Pusat kurikulum Badan penelitian dan pengembangan Departemen pendidikan nasional, 2007). Disleksia adalah kesulitan patologis dalam membaca, yang bukan diakibatkan oleh defisit visual, motorik, atau intelektual secara umum. Ada dua tipe disleksia yang berbeda secara fundamental: developmental dyslexia (disleksia perkembangan), disleksia yang menjadi kasat mata ketika anak belajar membaca, dan acquired dyslexia (disleksia yang didapat), disleksia yang disebabkan oleh kerusakan otak pada individu-individu yang sudah bisa membaca. Disleksia perkembangan adalah masalah yang meluas. Estimasi seluruh insiden disleksia perkembangan dikalangan anak-anak berbahasa Inggris berkisar antara 5,3% sampai 11,8% bergantung kriteria yang diterapkan untuk mengidentifikasi disleksia, tetapi insidennya dua sampai tiga kali lebih tinggi di kalangan anak laki-laki daripada di kalangan anak perempuan (Katusic, et al dalam Pinel, 2009). Sebaliknya, disleksia yang didapat relatif jarang. Disleksia merujuk pada anak yang tidak dapat membaca sekalipun penglihatan, pendengaran, inteligensinya normal, dan ketrampilan usia bahasanya sesuai. Kesulitan belajar tersebut akibat faktor neurologis dan tidak dapat diatributkan pada faktor kedua, misalnya lingkungan atau sebab-sebab sosial (Corsini dalam Imandala, 2009). ANALISIS PER KAJIAN MATERI 1. Pandangan humanistik Dalam model kurikulum bagi peserta didik yang mengalami kesulitan belajar (2007), pendekatan humanistik merupakan pandangan yang berusaha memahami manusia sebagai makhluk yang bermartabat. Beberapa hal yang patut menjadi perhatian dalam pendekatan humanistik adalah: • Kebutuhan individu
  • 3. • Potensi diri • Pengembangan harga diri Setiap individu memiliki kebutuhan yang berbeda-beda. Ragam kebutuhan ini perlu diperhatikan, agar potensi individu dapat berkembang secara optimal. Menurut Maslow, kebutuhan dasar meliputi kebutuhan fisik, rasa aman, harga diri, kebutuhan akan cinta kasih, dan kebutuhan akan aktualisasi diri. Karena keunikannya, seorang individu memiliki kebutuhan yang berbeda dengan individu lain dan kondisi ini perlu diidentifikasi. Selain memperhatikan kebutuhan individual, potensi setiap individu perlu digali. Dengan memahami kelebihan dan kekurangan setiap individu, pengarahan diri dapat dikembangkan. Dalam hal ini, aspek-aspek positif dari individu lebih ditekankan, sehingga harga dirinya dapat ditingkatkan. Dengan harga diri yang tinggi, diharapkan nantinya individu lebih memiliki kesediaan belajar dan mengembangkan diri. Pendekatan humanistik pada dasarnya bertujuan untuk mengembangkan potensi dan aktualisasi seluruh kemampuan individu. Dalam pembelajaran, perlu dikembangkan sikap empatik agar proses pembelajaran dapat berlangsung secara optimal. Dengan demikian, individu dapat belajar dengan rasa aman, nyaman, dalam situasi pembelajaran yang menyenangkan. Peserta didik yang mengalami gangguan kesulitan belajar disleksia, peran stake holders sekolah sangat berperan. Terutama guru mata pelajaran yang setiap hari melakukan proses belajar mengajar di kelas, teman-teman yang setiap hari bertemu dan berinteraksi, juga konselor sekolah yang bertugas untuk membimbing peserta didik. Peran sosial sangat mempengaruhi perkembangan peserta didik yang mengalami disleksia. Dengan pandangan humanistik, akan membantu peserta didik untuk mengembangkan potensi- potensi yang dimilikinya. Karena humanistik memandang belajar adalah untuk memanusiakan manusia. Pada artikel yang dibahas ini, Jack mendapat perlakuan positif dari lingkungan sekitarnya. Orang tua Jack peduli dengan Jack, ia mempekerjakan petugas sosial pendidikan untuk membantu Jack. Orangtuanya menyadari
  • 4. Jack membutuhkan hal tersebut untuk membantunya. Walaupun ketika ia masuk ke SMA, petugas sosial pendidikan itu berhenti bekerja karena sakit. Selain itu, ada kepala sekolah yang peduli terhadap Jack. Kepala sekolah tersebut selalu memberikan dorongan kepada Jack. Ketika Jack di kelas pada siang hari, Kepala Sekolah itu selalu menyempatkan untuk melihat Jack dan memberikan acungan jempol kepadanya. Kepala sekolah tersebut selalu melihat positif kepada Jack dengan melihat kekuatan-kekuatan yang ada pada diri Jack. 2. Faktor eksternal dan internal a. Faktor Internal - Faktor Fisiologis Faktor-faktor fisiologis adalah faktor-faktor yang berhubungan dengan kondisi fisik individu. Keadaan jasmani pada umumnya sangat mempengaruhi aktivitas belajar seseorang. Kondisi fisik yang sehat dan bugar akan memberikan pengaruh positif terhadap kegiatan belajar individu. Sebaliknya, kondisi fisik yang lemah atau sakit akan menghambat tercapainya hasil belajar yang maksimal. Keadaan jasmani pada Jack dalam artikel ini, tidak diceritakan tentang kondisi jasmaninya. Akan tetapi dari kebanyakan individu yang mengalami kesulitan belajar disleksia, keadaan jasmani pada dirinya adalah terlihat normal secara kasat mata. Akan tetapi ada juga kekurangan yang dimilikinya dalam hal pancaindra untuk menyerap informasi. Seperti dikatakan oleh Pusat Kurikulum Badan penelitian dan pengembangan Departemen pendidikan nasional (2007), disleksia atau kesulitan membaca adalah kesulitan untuk memaknai simbol, huruf, dan angka melalui persepsi visual dan auditoris. Hal ini akan berdampak pada kemampuan membacanya. Jadi, seorang individu yang mengalami disleksia ia memiliki kelemahan dalam hal fungsi fisiologis/jasmaninya, terutama pancaindranya dalam hal menyerap informasi.
  • 5. - Faktor psikologis Bakat, minat, motivasi, kecerdasan dan sikap merupakan aspek-aspek psikologis pada faktor internal. Kelima aspek tersebut sangat mempengaruhi individu dalam belajar. Jack sebagai individu yang mengalami disleksia, memiliki bakat dan minat pada proyek-proyek yang berkaitan dengan tangan. Karena ia telah mengetahui hal tersebut, ia memilih sekolah yang berfokus pada matematika dan sains yang banyak menggunakan proyek-proyek pada tangan. Dengan begitu, Jack dapat mengembangkan kemampuan/bakat yang dimilikinya. Teman-teman dan gurunya mengakui bahwa Jack merupakan salah seorang siswa yang pintar di sekolah. Karena Jack berfokus pada kekuatan yang dimilikinya. - Faktor Sosio-emosional Faktor-faktor sosio-emosional adalah perubahan yang terjadi pada diri setiap individu dalam beragam afektif yang menyertai setiap keadaan atau perilaku individu. Konsentrasi belajar, cita-cita, rasa percaya diri merupakan contoh-contoh dari faktor-faktor sosio-emosional. Jack memiliki rasa percaya diri yang kuat, ia selalu menguatkan dirinya sendiri/mengadvokasi. Walaupun pada awalnya Jack merasa sulit karena ia selalu mendapatkan dukungan dari petugas sosial pendidikan dan kepala sekolahnya. Akan tetapi Jack percaya diri bahwa ia mampu membuktikan ia bisa kepada orang-orang disekitarnya. b. Faktor eksternal - Lingkungan sosial Terdiri dari guru, teman-teman, dan keluarga. Pada artikel ini, digambarkan bahwa lingkungan sosial sangat mempengaruhi perkembangan Jack. Jack memiliki kepala sekolah yang sangat peduli terhadapnya yang selalu memberi dukungan. Juga guru-guru dan teman- teman lainnya tidak melihat Jack memiliki kekurangan. Akan tetapi mereka lebih melihat Jack pada kelebihan yang dimilikinya. Hal itu juga dikarenakan Jack yang tidak pernah mengeluh dalam belajar.
  • 6. Orangtuanya yang tidak diceritakan dalam artikel ini, akan tetapi memiliki gambaran tentang perlakuannya kepada anaknya. Jack memiliki petugas sosial pendidikan, kemungkinan besar itu adalah kiriman dari orangtuanya sebagai wujud kepedulian terhadap Jack yang memiliki gangguan kesulitan belajar disleksia. - Lingkungan non-sosial Kurikulum sekolah dan materi pelajaran merupakan salah satu dari lingkungan non-sosial. Karena sekolah yang Jack tempati saat ini adalah sesuai dengan keinginan dan kemampuan Jack, maka ia mampu menyesuaikan dirinya dengan kurikulum sekolah dan materi-materi pelajaran yang ada di sekolah tersebut. Jack dibantu oleh cara-cara gurunya mengajar yang sesuai dengan dirinya. 3. Inteligensi David Wechsler (1986), pada kesempatan lain mengatakan bahwa kecerdasan adalah kemampuan untuk bertindak secara terarah, berpikir secara rasional, dan menghadapi lingkungannya secara efektif. Dr. Gardner juga mendefinisikan kecerdasan sebagai suatu kapasitas untuk memecahkan permasalahan atau membentuk produk yang bernilai dalam satu atau lebih latar budaya. Pada awalnya Dr. Gardner merumuskan 7 Kecerdasan namun pada perkembangannya beliau menambahkan 1 kecerdasan lagi sehingga menjadi 8 jenis Kecerdasan. Dari ke-8 jenis kecerdasan tersebut, Jack memiliki beberapa kecerdasan yang baik yang menjadi kekuatan dirinya, diantaranya yaitu: Logical-mathematical Intellegence (kecerdasan logika-matematika) adalah kapasitas untuk menggunakan angka, berpikir logis untuk menganalisa kasus atau permasalahan dan melakukan perhitungan matematis; Bodily-Kinesthetic Intellegence (kecerdasan kinestetik–tubuh) adalah kapasitas untuk melakukan koordinasi pergerakan seluruh anggota tubuh; dan Intrapersonal Intellegence (kecerdasan intrapersonal) adalah kapasitas untuk memahami dan menilai motivasi dan perasaan diri sendiri.
  • 7. Hal ini terbukti dari Jack yang bersekolah di sekolah yang memiliki fokus pada matematika, teknologi dan sains. Jack tidak mungkin mampu mengikuti pelajaran di sekolah sana jika Jack kurang/tidak memiliki kecerdasan tersebut. Selain itu, dengan kondisi Jack sebagai seorang disleksia, ia memiliki kecerdasan intrapersonal juga dalam memahami dirinya sendiri. Ia memiliki motivasi yang tinggi untuk mewujudkan keinginannya dengan berfokus pada kekuatan yang dimilikinya. 4. Motivasi Menurut Rogers motivasi orang yang sehat adalah aktualisasi diri. Jadi manusia yang sadar dan rasional tidak lagi dikontrol oleh peristiwa kanak-kanak. Aktualisasi diri adalah proses menjadi diri sendiri dan mengembangkan sifat-sifat dan potensi-potensi psikologis yang unik. Aktualisasi diri akan berubah sejalan dengan perkembangan hidup seseorang. Ketika mencapai usia tertentu (adolensi) seseorang akan mengalami pergeseran aktualisasi diri dari fisiologis ke psikologis. Pada dasarnya, ide pokok dari teori-teori Rogers yaitu individu memiliki kemampuan dalam diri sendiri untuk mengerti diri, menentukan hidup, dan menangani masalah-masalah psikisnya asalkan konselor menciptakan kondisi yang dapat mempermudah perkembangan individu untuk aktualisasi diri. Ketika Jack bersekolah di SMA, yang terjadi padanya adalah ia selalu berusaha untuk mengaktualisasikan dirinya. Ia melihat ke dalam sisi positif dari setiap hal. Ia selalu menguatkan dirinya sendiri agar tidak terlihat lemah di hadapan teman-temannya. Iapun merasa bangga dan mendefinisikan dirinya dengan cara yang seimbang dengan mendukung kelemahan yang dimiliki, akan tetapi juga dengan bekerja keras pada kekuatan yang dimilikinya. Jack juga memiliki tokoh idola yang selalu memotivasinya yaitu Albert Einsten. Beliau merupakan tokoh sukses yang memiliki persamaan dengan dirinya, yaitu disleksia.
  • 8. 5. Gaya belajar Setiap individu memiliki tingkat pemahaman yang berbeda-beda. Suatu pemahaman berbeda dipengaruhi oleh cara penyampaian informasi serta gaya belajar pada tiap individu. Memahami gaya belajar merupakan cara terbaik untuk memaksimalkan proses belajar baik disekolah maupun diluar sekolah. Kemampuan seseorang untuk memahami dan menyerap pelajaran sudah pasti berbeda tingkatnya. Ada yang cepat, sedang, dan ada pula yang sangat lambat. Oleh karena itu, mereka seringkali harus menempuh cara berbeda untuk bisa memahami sebuah informasi atau pelajaran yang sama. Gaya belajar merupakan cara belajar yang khas bagi siswa (Winkel: 2005:164). Perbedaan gaya belajar itu menentukan cara tercepat dan terbaik baik setiap individu untuk bisa menyerap sebuah informasi dari luar dirinya. Menurut DePorter dan Hernacki, gaya belajar terdapat tiga jenis gaya belajar berdasarkan modalitas yang digunakan individu dalam memproses informasi (perceptual modality). Diantaranya yaitu gaya belajar visual, audio, dan kinestetik. Gaya belajar yang dimiliki oleh Jack adalah kinestetik, ini terlihat dari ide-ide yang diwujudkannya secara fisik dalam proyek. Menurut Bobbi DePorter dan Mike Hernacki gaya belajar kinestetik (Kinesthetic Learners) mengharuskan individu yang bersangkutan menyentuh sesuatu yang memberikan informasi tertentu agar ia bisa mengingatnya. Karakter pertama adalah menempatkan tangan sebagai alat penerima informasi utama agar bisa terus mengingatnya. Hal tersebut sejalan dengan Jack, Jack menyukai proyek-proyek teknik/sains/matematika menggunakan tangan. Disini, peran guru juga sangat penting. Guru Jack memungkinkan dirinya untuk mengungkapkan teknik pikiran Jack dan ide-idenya dengan melakukan hal tersebut secara fisik dalam proyek. Dalam bahasa Inggris, gurunya juga memungkinkan Jack untuk menggunakan imajinasi dan memungkinkan Jack untuk menulis esai dengan cara yang kreatif. Selain itu, bagi Jack guru Matematikanya adalah lucu dan sangat visual, sehingga gaya
  • 9. pengajarannya bekerja dengan baik dengan cara Jack belajar. Hal tersebut sangat membantu Jack dalam belajar. 6. Bimbingan belajar Bimbingan belajar di sekolah menengah atas dilakukan oleh guru BK atau konselor sekolah untuk menetapkan pengembangan berbagai potensi belajarnya secara maksimal berdasarkan data objektif yang menjadi kebutuhan para siswa melalui penelaahan (data DCM, data hasil belajar riil yang diperoleh dari guru dan wali kelas). Kemudian disusun topik-topik essensial melalui skala prioritas yang terprogram. Setiap individu memiliki potensi yang berbeda. Karena itu setiap peserta didik memerlukan perlakkuan khusus agar dapat mengoptimalkan potensinya. Beberapa perlakuan yang sifatnya umum memang ada untuk diterapkan pada semua peserta didik, namun perlakuan tersebut tidak boleh mengorbankan kebutuhan individual person. Ada peserta didik yang dapat menempuh kegiatan belajarnya dengan lancar tanpa mengalami kesulitan, dan ada pula peserta didik yang mengalami kesulitan belajar. Kesulitan belajar ditunjukkan oleh adanya hambatan tertentu untuk mencapai hasil belajar. Misalnya peserta didik yang mengalami kesulitan belajar dalam membaca atau sering disebut disleksia. Perlakuan yang diberikan pada peserta didik dalam pembelajaran juga harus disesuaikan dengan kebutuhan dan kesulitan belajarnya. Agar perlakuan tersebut dapat mengoptimalkan potensi yang ada dalam diri peserta didik. Maka pendidik, konselor dan orang tua seharusnya mengerti dan memahami tentang hambatan-hambatan yang mungkin terjadi pada anak, serta mengetahui cara-cara yang dapat dilakukan untuk megatasi kesulitan belajarnya. Bagi peserta didik yang mengalami disleksia, layanan bimbingan belajar yang diberikan oleh guru BK memiliki perbedaan dengan peserta didik yang normal. Peserta didik yang mengalami gangguan kesulitan belajar disleksia artinya membutuhkan perhatian lebih dari guru BK untuk terus mengembangkan potensi yang dimilikinya. Bahkan menurut saya perlu ada
  • 10. kurikulum bimbingan belajar khusus dalam jenjang pendidikan SMA untuk peserta didik disleksia. 7. Menyusun topik-topik bimbingan belajar Masa remaja memiliki minat pada prestasi yang cukup tergantung pada kelompok sebayanya yang dapat menimbulkan harga diri dalam pandangan kelompok teman sebaya. Melalui prestasi yang baik dapat memberikan kepuasaan pribadi dan ketenaran. Inilah sebabnya mengapa prestasi, baik dalam akademis maupun non akademis menjadi minat yang kuat dalam masa remaja. Masa remaja juga sebagai masa pencarian identitas, menurut Erikson, identitas diri yang dicari remaja berupa usaha untuk menjelaskan dirinya, apa peranannya dalam masyarakat. Apakah ia seorang anak atau seorang dewasa? Apakah ia mampu percaya diri dengan latar belakang hidupnya? Apakah ia akan berhasil atau gagal? Untuk itu dalam menyusun topik-topik bimbingan belajar dibutuhkan pemahaman bagaimana cara menyusun topik-topik bimbingan belajar untuk membantu peserta didik yang mengalami kesulitan belajar terutama disleksia. Asesmen yang dilakuka harus benar-benar sesuai dengan kebutuha peserta didik. Topik-topik bimbingan: a. Cara-cara menghadapi kesulitan belajar b. Pemeliharaan faktor fisik yang menunjang stamina belajar c. Manfaat gizi terhadap kemampuan belajar d. Intelegensi sebagai potensi belajar siswa e. Pengembangan berpikir kreatif dalam proses belajar f. Motivasi berprestasi dalam belajar g. Peran konsep diri dalam belajar h. Bagaimana belajar kelompok i. Ini gaya belajarku, apa gaya belajarmu?
  • 11. 8. Diagnosa kesulitan belajar Ada definisi lain yang yang dikemukakan oleh The National Joint Commite for Learning Dissabilites (NJCLD) dalam Abdurrahman (2003: 7) bahwa kesulitan belajar menunjuk kepada suatu kelompok kesulitan yang didefenisikan dalam bentuk kesulitan nyata dalam kematian dan penggunan kemampuan pendengaran, bercakap-cakap, membaca, menulis, menalar atau kemampuan dalam bidang studi biologi. Gejala dari kesulitan membaca adalah kemampuan membaca anak berada di bawah kemampuan yang seharusnya dengan mempertimbangkan tingkat inteligensi, usia dan pendidikannya. Gangguan ini bukan bentuk dari ketidakmampuan fisik, karena ada masalah dengan penglihatan, tapi mengarah pada bagaimana otak mengolah dan memproses informasi yang sedang dibaca anak tersebut. Kesulitan ini biasanya baru terdeteksi setelah anak memasuki dunia sekolah untuk beberapa waktu. Di dalam artikel ini, tidak dijelaskan secara detail terkait dengan gejala kusiltan belajar di sekolah Jack. Hanya dikatakan bahwa Jack mengalami kesulitan dalam membaca dan mengeja huruf. Akan tetapi, jika dilihat dari keseluruhan orang-orag yang mengalami disleksia diantaranya yaitu seperti:  Lambat untuk mempelajari suara-suara asosiasi  Konstan membaca, menulis, atau kesalahan ejaan  Kesulitan dalam tanda aritmatika matematika dan bingung (Seperti tanda X dan +)  Lambat untuk belajar keterampilan baru  Tidak menyadari akan bahaya (resiko)  Miskin konsentrasi  Membutuhkan waktu yang lebih lama dibandingkan teman sebaya nya untuk pelajaran sekolah atau pekerjaan rumah  Terbalik atau susah untuk memahami huruf seperti p dengan q dan b dengan d  Menghindari membaca dengan suara keras  Tulisan tangan yang jelek
  • 12.  Kesulitan untuk berteman  Nilai akademik jelek. Prosedur Diagnosis Masalah atau kesulitan Belajar Pemecahan atau penyelesaian kasus peserta didik yang bermasalah atau mengalami kesulitan belajar bukanlah terjadi dalam satu pertemuan penuntasan masalah, tetapi melalui proses yang berkesinambungan. Prosedur tersebut terdiri dari beberapa tahapan, yaitu:  Identifikasi masalah Perserta didik bernama Jack yang mengalami gangguan kesulitan belajar disleksia, berusia 14 tahun berjenis kelamin laki-laki. Ia pada masa itu transisi ke SMA. SMA yang dipilihnya yaitu berfokus pada ilmu pengetahuan, teknologi, sains, dan matematika yang banyak berfokus pada proyek dengan tangan. Ia memiliki kekuatan dan juga kelemahan. Kekuatannya yaitu ia mampu berpikir kreatif dibandingkan teman-teman lainnya, dan memiliki kelebihan yang berhubungan dengan proyek tangan. Di sekolah, nilai-nilainya bagus dan ia terlihat pintar diantara teman-temannya. Teman-teman dan gurunya hanya tidak tahu bagaimana sulitnya ia memperoleh hal itu. Karena kelemahannya adalah ia memiliki kesulitan dalam mengeja dan membaca. Akan tetapi karena ia selalu memandang positif tehadap dirinya, orang-orang di sekitarnya pun memandang postif terhadap Jack. Seperti guru, teman-teman, dan orang tuanya.  Penelaahan masalah (pada nomor 9)  Perkiraan kemungkinan bantuan yang akan diberikan (nomor 10)  Pemberian bantuan, berupa pengajaran remedial bagi guru dan konseling bagi guru pembimbing/konselor (pada nomor 10)  Tindak lanjut (pada nomor 10)
  • 13. 9. Asesmen (penelaahan masalah) - Penelahaan pendidikan Nilai-nilai Jack bagus dan ia termasuk orang yang pintar di kelasnya. - Penelaahan psikologis Jack memiliki kemampuan dan minat yang sesuai dengan tempat ia bersekolah, Jack memiliki motivasi yang tinggi dalam belajar. - Penelaahan sosial Ia mampu berperan dalam hubungan sosial, misalnya dengan teman- teman atau guru-gurunya. Ia mampu berkomunikasi dengan baik dengan lingkungan di sekitarnya. 10. Tahapan penyelesaian Sebelum kita membahas tentang solusi kesulitan belajar lebih baik kita mengetahui dulu proses pemecahan kesulitan belajar. Adapun langkah- langkah dalam proses pemecahan kesulitan belajar meliputi: 1. Memperkirakan kemungkinan bantuan Jack dibantu/ditolong untuk mengatasi kesulitannya. Waktu yang dibutuhkan untuk mengatasi kesulitan yang dialami Jack adalah 2 bulan. Pertolongan tersebut dapat diberikan di kelas, lingkungan sekolah, dan ruang BK. Yang dapat memberikan pertolongan atau bantuan yaitu Stakeholders sekolah. 2. Menetapkan kemungkinan cara mengatasi Membimbing dalam membaca/mengeja; memberikan penguatan/ dorongan untuk Jack; mengerti, memahami dan menghargai bagaimana kondisi Jack. 3. Tindak lanjut Setelah peserta didik mendapatkan bantuan maka dapat dilakukan tindak lanjut sebagai berikut : a. Mengajarkan tes hasil belajar murid dalam bidang studi yang dianggap sulit. b. Melakukan wawancara dengan peserta didik yang bersangkutan untuk mengetahui pendapat peserta didik tentang kesulitannya.
  • 14. c. Wawancara dengan guru dan orang tua mengenai perubahan yang telah terjadi. d. Menganalisa hasil belajar yang telah dicapai dan informasi lainnya. e. Observasi kegiatan peserta didik dalam belajar (departemen pendidikan dan kebudayaan, 1989) Selain usaha di atas usaha yang dapat dilakukan anak untuk meningkatkan hasil belajarnya adalah sebagai berikut: 1. Belajar bagaimana cara belajar. 2. Tahu pasti apa yang dipelajari. 3. Paham akan hambatan yang dihadapi dalam proses belajar dan dapat menyingkirkannya. Segera mempraktekkan semua yang diperolehnya dalam belajar tadi. Pada intinya apabila anak tersebut mampu mengidentifikasi dengan pasti hambatan apa saja yang ada dan mampu menyingkirkannya, maka langkah-langkahnya dalam belajar tidak akan terhenti.
  • 15. Daftar Pustaka Abdurrahman, M. 2003. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar (cet. kedua). Jakarta: Depdikbud dan PT Rineka Cipta. Amuda, Heryanto. 2005. Pedoman Resource Center untuk Anak Berkesulitan Belajar. Pemerintah Daerah Propinsi Jawa Barat: Dinas Pendidikan. Kegiatan Peningkatan Mutu SLB Jawa Barat. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Pendidikan Luar Biasa Umum. Jakarta: Direktorat Pendidikan Tinggi. Proyek Pendidikan Tenaga Akademik DePorter, Bobbi & Mike Hernacki. 2002. Quantum Learning. Bandung: Kaifa. Mulyadi. 2010. Diagnosis Kesulitan Belajar & Bimbingan terhadap Kesulitan Belajar Khusus. Nuha Litera. Pinel, John PJ. 2009. Biopsikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Somantri, Sutjihati. 2005. Psikologi Anak Luar Biasa. Bandung: Reflika Aditama Winkel, W.S. 2005. Psikologi Pengajaran.Yogyakarta: Media Abadi. NCLD Editorial Team dan Jack W. 2013. Transisi sukses ke SMA: Catatan Harian Disleksia Jack. http://www.ncld.org/ld-insights/blogs/successful- transition-high-school-dyslexia. Diunduh tanggal 28 Desember 2013.
  • 16. Artikel Terjemahan Transisi sukses ke SMA: Catatan Harian Disleksia Jack By: NCLD Editorial Team dan Jack W., Student Kontributor, Diterbitkan Tanggal: 20 Desember 2013 12:05 Sebagai pembaca LD.org, Anda tahu bahwa orang-orang dengan ketidakmampuan belajar (LD) sering beberapa dari mereka adalah yang paling cerdas, kreatif, dan inovatif di sekitarnya. Kami membawa Anda cerita dari kedua selebriti dan orang- orang biasa yang tidak hanya bertahan hidup dengan ketidakmampuan belajar, tapi benar-benar berkembang. Sebagian dari kisah sukses kami diberitahu setelah melihat fakta: oleh orang-orang yang telah lulus dan mendirikan karir mereka. Tapi apa sebuah kisah sukses LD terlihat seperti itu di sekolah menengah, di sekolah tinggi, dan seterusnya? Apa yang mungkin dikatakan oleh seorang LD di tengah-tengah perjalanan pendidikan mereka? Jack 14 tahun di sini untuk memberi kita sekilas ke dalam kehidupan sebagai siswa baru SMA dengan disleksia. Jack terakhir diperiksa pada awal tahun ajaran ini, ketika ia berbagi strategi sukses yang ia miliki melalui sekolah menengah dan betapa bersemangatnya dia untuk fokus memulai pada ilmu pengetahuan, teknologi, teknik dan matematika SMA. Apakah SMA yang dia harapkan? Bagaimana diri advokasi yang berbeda di SMA daripada di SMP? Kami mewawancarai Jack dan Anda akan ingin membaca terus untuk mengetahui lebih banyak tentang perjalanannya. Jadi Anda merasa baik ditahun pertama SMA! Bagaimana tahun ini bisa terjadi? Ini telah menjadi tahun ajaran terbaik yang pernah saya alami. Saya menghadiri sebuah SMA yang berfokus pada matematika dan belajar sains melalui proyek- proyek pada tangan. Saya membuat teman-teman baru dan benar-benar seperti guru saya.
  • 17. Transisi besar seperti pindah ke SMA dapat membawa tantangan juga. Apakah Anda punya? Ya. Saya bersekolah di semua kelas pendidikan umum, tapi saya punya petugas sosial pendidikan khusus yang keluar karena sakit untuk banyak bagian awal tahun ajaran. Jadi saya memutuskan untuk mengambil IEP saya ke tangan saya sendiri dan menulis surat kepada guru saya menjelaskan akomodasi saya dan saya juga berbicara dengan mereka secara individu. Guru saya telah benar-benar membantu dan semua orang telah benar-benar mencoba untuk memastikan saya mendapatkan apa yang saya butuhkan. Tapi pada akhirnya terserah kepada saya untuk melakukan advokasi dan membiarkan guru mengetahui kebutuhan saya. Hal lain yang telah sulit adalah bahwa kepala sekolah yang saya suka mengundurkan diri di awal tahun. Kepala sekolah, Dr M., membuat saya merasa diterima dan diterima di High Tech dari saat saya diterapkan. Dia tidak pernah berharap lebih dari saya karena saya menderita disleksia dan pada kenyataannya ia adalah seorang advokat besar bagi saya, setidaknya sekali sehari ia akan muncul di salah satu kelas saya dan memberi saya acungan jempol, yang selalu mendorong hari saya. Aku merasa seperti dia telah kembali dan saya hanya mengetahui yang membuat saya ingin belajar lebih banyak dan lebih. Dia melihat saya dan potensi saya dari hari pertama, bukan hanya disleksia saya. Ketika ia mengundurkan diri, hal itu sangat sulit karena ia adalah satu-satunya orang di sekolah yang paling merasa berharap dari saya. Itu membuat perbedaan memiliki seseorang seperti kepala sekolah percaya pada Anda dan mengenali bagaimana perjuangan saya di kelas yang berbeda dari kebanyakan anak-anak. Aku berharap aku masih bisa melihatnya di siang hari. Aku menulis sepucuk surat untuk membiarkan dia tahu bagaimana dia membuat perbedaan dalam hidup saya. Bagaimana guru Anda bereaksi ketika Anda memberitahu mereka tentang disleksia Anda? Ketika saya memberi mereka surat hari pertama dan mengatakan kepada mereka aku disleksia, saya terkejut. Meskipun mereka semua benar-benar baik, aku tahu sungguh
  • 18. banyak yang tidak tahu persis apa artinya atau mereka mungkin memiliki kesalahpahaman tentang apa disleksia. Mereka mungkin berpikir aku hanya membaca buruk dan tidak bisa mengeja. Aku masih tidak yakin apakah mereka memahami gambaran keseluruhan. Itulah yang sulit. Saya mendapatkan nilai bagus dan mereka tahu saya pintar tapi saya pikir sulit bagi mereka untuk memahami bagaimana saya belajar dengan cara berbeda atau bagaimana tingkat membaca saya membuat hal-hal yang sederhana bagi anak-anak lain penghalang bagi saya. Saya tidak berpikir anak-anak disleksia memiliki masalah belajar, saya pikir mereka tidak bisa diajarkan dalam cara termudah mereka belajar. Anda akan bertemu orang-orang baru sepanjang waktu dan membuat teman baru. Apakah masalah disleksia Anda pernah datang dengan mereka? Apa yang Anda katakan jika itu terjadi? Ya, seorang gadis datang dan bertanya tentang teknologi bantu (AT) yang saya gunakan dan saya bisa mengatakan sekelompok orang lain mendengarkan ketika aku bilang aku disleksia. Saya menjelaskan, "membaca dan menulis yang sulit bagi saya." Saya juga menyebutkan hal-hal yang mudah bagi saya, sehingga mereka mengerti bahwa disleksia memiliki kekuatan juga. Saya berbagi blog ini dengan mereka, halaman lain yang mencantumkan disleksia terkenal, serta blog Ben Foss menulis untuk NCLD. Itu titik yang sangat baik. Komunitas disleksia sedang mencoba untuk menciptakan kesadaran dengan mendefinisikan disleksia dengan kekuatan, bukan oleh kelemahan itu menyebabkan dalam membaca. Terakhir kali kami berbicara, kami membahas bagaimana Anda merasa disleksia Anda membantu Anda untuk berpikir kreatif, visual dan out-of-the-box. Bagaimana kekuatan itu telah membantu di SMA? Guru saya adalah kunci dalam membantu saya membuat sebagian dari kekuatan otak saya. Teknik/Sains, guru saya memungkinkan saya untuk mengungkapkan teknik pikiran saya dan ide-ide dengan melakukan mereka secara fisik dalam proyek. Dalam bahasa Inggris, guru saya memungkinkan saya untuk menggunakan imajinasi saya dan memungkinkan saya untuk menulis esai dengan cara yang kreatif. Guru
  • 19. Matematika saya adalah lucu dan sangat visual, sehingga gaya pengajarannya bekerja dengan baik dengan cara saya belajar. Saya juga bergabung dengan tim basket di sekolah jadi saya menggunakan kekuatan di luar kelas juga. Apa saran Anda untuk orang-orang muda lainnya dengan disleksia yang membuat transisi ke SMA? Ketahuilah bahwa ketika Anda memiliki IEP, Anda akan memiliki sesuatu yang salah, seperti yang saya lakukan dengan kasus manajer saya tidak menjadi tersedia untuk mengisi guru saya di awal tahun ajaran. Selalu memiliki Rencana B dan advokat untuk diri sendiri lebih awal daripada nanti. Tidak apa-apa jika guru Anda tidak tahu tentang disleksia. Anda dapat mengajar mereka. Excel menjadi disleksia, bangga dan mendefinisikan diri Anda dengan cara yang seimbang dengan mendukung kelemahan Anda, tetapi juga dengan bekerja keras pada kekuatan Anda. Berbicara dengan teman-teman Anda sehingga mereka dapat memahami Anda lebih baik. Menghargai orang-orang yang membantu Anda menjadi diri sendiri: orang tua, teman dan guru. Lihat kutipan favorit saya disleksia favorit saya. Hal ini menjelaskan bagaimana rasanya menjadi disleksia akan melalui sistem sekolah kita: "Semua orang jenius. Jika engkau menghakimi ikan dengan kemampuannya untuk memanjat pohon, itu akan hidup sepanjang hidupnya dan percaya bahwa itu adalah bodoh. "-Albert Einstein Sumber: NCLD Editorial Team dan Jack W. 2013. Transisi sukses ke SMA: Catatan Harian Disleksia Jack. http://www.ncld.org/ld-insights/blogs/successful-transition- high-school-dyslexia. Diunduh tanggal 28 Desember 2013.
  • 20. Artikel Asli A Successful Transition to High School: Jack’s Dyslexia Diary By: NCLD Editorial Team and Jack W., Student Contributor, Published Date: December 20, 2013 12:05 PM A LD Success Story in the MakingAs a reader of LD.org, you know that people with learning disabilities (LD) are often some of the most intelligent, creative, and innovative folks around. We bring you stories of both celebrities and everyday people who are not just surviving life with a learning disability, but truly thriving. Most of our success stories are told after-the-fact: by people who have already graduated and established their careers. But what does an LD success story look like as it’s happening—in middle school, in high school, and beyond? What might a person with LD in the midst of their educational journey have to say? 14-year-old Jack is here to give us a glimpse into his life as a high school freshman with dyslexia. We last checked in with Jack at the beginning of this school year, when he shared the success strategies that got him through middle school and how excited he was to start at a science, technology, engineering and math-focused high school. Has high school been everything he hoped? How is self-advocacy different in high school than in middle school? We interviewed Jack and you'll want to read on to find out more about his journey. So you’re well into your first year of high school! How has the year been going? This has been the best school year ever. I am attending a high school that focuses on math and science learning through hands-on projects. I am making new friends and really like my teachers. A big transition like moving on to high school can bring challenges, too. Have you had any?
  • 21. Yes. I am in all general education classes, but I have a special education caseworker who was out sick for much of the early part of the school year. So I decided to take my IEP into my own hands and wrote letters to my teachers explaining my accommodations and I also spoke with them individually. My teachers have been really helpful and everyone has been really trying to make sure I get what I need. But it is up ultimately up to me to advocate and let teachers know my needs. Another thing that has been hard was that my school’s principal who I liked very much stepped down early in the year. The principal, Dr. M., made me feel welcome and accepted at Tech High from the moment I applied. He never expected less of me because I am dyslexic and he was a big advocate for me—in fact, at least once a day he would show up in one of my classes and give me a thumbs-up, that always boosted my day. I felt like he had my back and just knowing that made me want to learn more and more. He saw me and my potential from day one, not just my dyslexia. When he stepped down, it was very hard because he was the one person at school I felt expected the most from me. It makes a difference having someone like the principal believe in you and recognize how my struggles in classes are different than most kids. I wish I could still see him during the day. I wrote him a letter to let him know how he made a difference in my life. How did your teachers react when you told them about your dyslexia? When I gave them the letter the first day and told them I was dyslexic, I was surprised…although they were all really kind, I could tell many really didn’t know exactly what that meant or they might have had misconceptions about what dyslexia really is—they probably thought I just read poorly and can’t spell. I’m still not sure if they understand the whole picture. That is what is hard. I get good grades and they know I am smart but I think it’s hard for them to understand how I learn differently or how my reading level makes things that are simple for other kids a barrier for me. I don’t think dyslexic kids have a problem learning, I think they don’t get taught in the way they learn easiest.
  • 22. You’re meeting new people all the time and making new friends. Does the issue of your dyslexia ever come up with them? What do you say if it does? Yes, one girl came up and asked me about the assistive technology (AT) I was using and I could tell a bunch of others were listening when I said I was dyslexic. I explained it as “reading and writing are hard for me.” I also mentioned things that are easy for me, so they understand that dyslexics have strengths too. I shared this blog with them, another page that lists famous dyslexics, as well as the blog Ben Foss wrote for NCLD. That’s an excellent point.; The dyslexic community is trying to create awareness by defining dyslexia by its strengths, not by the weakness it causes in reading. Last time we talked, we discussed how you feel your dyslexia helps you to think in creative, visual and out-of-the-box ways. How have those strengths been helpful so far in high school? My teachers have been key in helping me make the most of the strengths of my brain. In Engineering/Science, my teacher allows me to express my engineering thoughts and ideas by doing them physically in projects. In English, my teacher allows me to use my imagination and allows me to write essays in a creative way. My Math teacher is hilarious and very visual, so his teaching style works well with how I learn. I also joined the basketball team at school so I am using strengths outside of the classroom as well. Outside of your special education caseworker and the assistive technology you use, do you get any other support with the parts of school that are difficult for you? I am in my school’s AVID elective which helps with organizational skills. I work with my awesome English tutor at my house three days a week. Writing still takes me a lot longer than it takes other kids. I had to write a paragraph last week that took me almost all day, even with my AT. I always know what I want to say and have all the ideas in my head immediately. I actually love telling stories. It’s putting the words grammatically on paper that’s hard. But I also attached an added piece of artwork I drew (not required) and so I had fun doing it.
  • 23. What is your advice for other young people with dyslexia who are making the transition to high school? Know that when you have an IEP, you will have things go wrong, like I did with my case manager not being available to fill in my teachers at the beginning of the school year. Always have a Plan B and advocate for yourself earlier than later. It’s OK if your teachers don’t know about dyslexia. You can teach them. Excel at being dyslexic, be proud and define yourself in a balanced way by supporting your weaknesses but also by working hard at your strengths. Talk to your friends so they can understand you better. Appreciate those that help you be yourself: your parents, friends and teachers. See my favorite quote by my favorite dyslexic. This explains what it feels like being dyslexic going through our school system: “Everybody is a genius. But if you judge a fish by its ability to climb a tree, it will live its whole life believing that it is stupid.” -Albert Einstein Sumber: NCLD Editorial Team dan Jack W. 2013. Transisi sukses ke SMA: Catatan Harian Disleksia Jack. http://www.ncld.org/ld-insights/blogs/successful-transition- high-school-dyslexia. Diunduh tanggal 28 Desember 2013.