SlideShare a Scribd company logo
1 of 11
Download to read offline
La Ode Supardi, S.Pd., M.Pd/Belajar dan Pembelajaran
1
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam kurun waktu yang cukup panjang, apa yang kita pahami sebagai "belajar"
tidak lebih besar maknanya dari sekadar "bersekolah". Ketika kita bicara mengenai "wajib
belajar" misalnya, maka yang kita maksudkan sebenarnya adaiah "wajib sekolah". Dengan
demikian "belajar" adalah urusan "anak sekolahan", bukan urusan orangtua, bukan urusan
orang dewasa, bukan pula urusan orang yang sudah bekerja, dan bukan urusan masyarakat.
"Belajar" itu urusan anak-anak, dan urusan dunia persekolahan.
Karena "belajar" identik dengan "bersekolah", maka mereka yang sudah selesai
"bersekolah", di anggap telah selesai "belajar". Lalu kita hadiahi "Surat Tanda Tamat Belajar".
Tidak perlu belajar lagi. Finish to Study. Sekarang waktunya bekerja, mencari nafkah, tidak
usah repot-repot memikirkan pelajaran-ulangan-ujian lagi.
Pemahaman semacam ini mungkin tidak sepenuhnya kita sadari, namun beroperasi
secara nyata dalam masyarakat kita. Contohnya, para sarjana yang harus membaca sejumlah
buku referensi untuk menyelesaikan skripsi di dunia persekolahan dulu, ketika sudah diwisuda
mulai berhenti membaca buku. Jika di dunia persekolahan dulu ada pelajaran mengarang atau
menulis karya ilmiah, maka setelah lulus dari sekolah/universitas kemampuan mengungkap-
kan gagasan secara tertulis tidak lagi dikembangkan secara sadar dan sungguh-Sungguh.
Karena kemampuan membaca dan menulis tidak lagi berkembang, maka kemampuan analisis,
kemampuan berpikir kritis dan evaluatif juga mengalami penurunan kualitas dari waktu ke
waktu. Akibatnya, ketika usia kaum terpelajar itu bertambah, kemampuan belajar mereka dari
hidup dan kehidupan justru menyusut dan semua ditandai oleh menurunnya daya kreatif,
ketidakmampuan beradaptasi dengan perubahan di sekitarnya termasuk tuntutan pekerjaan
yang mensyaratkan sejumlah kompetensi baru.
Pada tingkat individu, ketidakmampuan belajar secara mandiri membuat kita
terancam kehilangan kemandirian dan kreatifitas. Sebab makin banyak perusahaan mencari
pekerja yang berpengetahuan [knowledge worker] dan menyerahkan proses-proses kerja
yang sederhana kepada mesin-mesin canggih [komputerisasi] yang lebih efisien dan tidak bisa
mogok kerja. Sementara pada tingkat organisasi, ketidakmampuan belajar mengakibatkan
kita kehilangan daya saing di kancah globalisasi. Kita memasuki milenium baru, abad baru,
dimana kreativitas dan inovasi, yang merupakan buah-buah hasil pembelajaran yang
sesungguhnya, telah menjadi faktor penentu sukses di samping [sesudah] integritas.
La Ode Supardi, S.Pd., M.Pd/Belajar dan Pembelajaran
2
A. Konsep Dasar Belajar
1. Makna Belajar (what is learning)
Hampir setiap hari kita sering mendengarkan orang berdiskusi, berbicara dan melihat
orang membaca buku, lalu menghafal, mengamati sampai tahap meneliti dan refleksi bahkan
para orang tua tidak lupa terus-menerus menasehati anak-anak mereka untuk senantiasa
rajin kesekolah ataupun kuliah tapi banyak diantara mereka tidak menyadari bahwa
sebenarnya mereka telah melakukan dan menyuruh untuk belajar. Namun apakah
sesederhana ini makna dari belajar, tentu tidak.
Bila kita membuka sejumlah kamus, buku-buku psikologi pendidikan, dan buku-buku
yang judulnya mengandung kata "learning", maka kita mungkin akan menemukan berbagai
pengertiannya secara etimologis, dalam Kamus konteporer Brown, (2007:7 Principles of
Language Learning and Teaching) “Learning is acquiring or getting of knowledge of a subject
or skill by study, experience, or instruction. Dalam kamus Bahasa Indonesia “Belajar adalah
berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu”. Sedangkan Dalam kamus oxford belajar
memiliki arti to gain knowledge, comprehension, or mastery of trough experience or study
(Hilgrad dan Bower, 1983:7).
Jadi menurut arti kamus tersebut di atas, belajar yang baik adalah mengalami dan
terlibat langsung secara individu, dan dalam mengalami itu si pembelajar mempergunakan
seluruh panca inderanya guna memperoleh apa yang dikehendakinya dalam hal ini
penguasaan pengetahuan dan keahlian yang lebih komprehensif.
Secara terminologi “Belajar” (to learn) dijelaskan lebih comprehensif oleh para ahli
berikut ini.
1. Learning is a change in an individual caused by experience (Slavin, 2003, p.138)
2. Learning is a change in the individual, due to the interaction of that individual, and
his environment, which fills a need and make him more capable of dealing
adequately with his environment. (Burton, 1963, p.3)
3. There is a remarkable agreement upon the definition of learning as being reflected
in a change in behavior as result of experience. (Haggard, 1963, p.20).
4. Learning is shown by a change in behavior as a result of experience, (Cronbach,
1963, p.71)
5. Learning is essentianlly change due to experience), learning as process (which
emphasizes what happens during the course of a learning experience in attaining a
given learning product or outcome), and learning as product (which emphasizes the
end result or outcome of the learning experience), and learning as function (which
emphasizes certain critical aspects of learning, such as motivation, retention, and
transfer, which presumably make behavioral changes in human learning possible.
(Haris and Schwahn, 1961, p.1-2).
La Ode Supardi, S.Pd., M.Pd/Belajar dan Pembelajaran
3
6. Learning is a change in human disposition or cability, which can be retained, and
which is not simply ascribable to the process of growth. (Gagne, 1965, p.5).
7. Learning is the process by which an activity orginates or is a changed through
reacting to an encountered situation, provided that the charateristic of the change
8. Harold Spears, (1955, p. 94) menjelaskan learning is to observe, to read, to
initiate, to try something themselves, to listen, to follow instruction.
Dari beberapa penjelasan belajar tersebut diketahui bahwa setiap aktivitas yang
dilakukan individu, pebelajar, siswa ataupun aktivitas yang terjadi dalam kelompok dan
organisasi memiliki orientasi yang sama yaitu belajar menghasilkan perubahan; perubahan
aktual maupun potensial yang terjadi karena usaha yang dilakukan baik secara sederhana
maupun kompleks dan mendapatkan pengalaman yang terbaik melalui latihan dan interaksi
dengan lingkungan yang pada akhirnya perubahan tersebut membuat individu dapat
berproses, tumbuh, bangkit, dan berkompetensi sesuai dengan pengetahuan dan penglaman
yang telah diperolehnya. Belajar juga diarahkan pada perolehan informasi serta melibatkan
beberapa bentuk latihan dan penguatan proses hubungan antara pengalaman dan perilaku
dalam interaksinya dengan lingkungan yang membawa perubahan sehingga terbentuk
karateristik dan penguatan jati diri pembelajar.
B. Esensi dan Ciri-Ciri Belajar
1. Esensi Belajar
Dari gambaran semua pengertian tersbut di atas, baik Pengertian belajar secara
etimologis maupun terminologis terkandung satu kata yang paling esensi dari
pengertian belajar (Learning) yaitu “change” (perubahan). Dengan demikian setiap
penjelasan di atas mengharapkan setiap individu yang melakukan aktivitas baik secara
perorangan maupun individu harus berakhir pada sebuah perubahan (Change), yakni
perubahan behaviour berupa perubahan pengetahuan dan sikap (knowledge dan attitude)
yang didapat melalui sebuah pengalaman.
Crow and crow, (1963), menyatakan bahwa “Learning involves change”. It is
concerned with the acquisition of habits, knowledge, and attitude. It is enables the individual
to make both personal and social adjustments.
Esensi belajar juga diungkapkan Gagne, (1972, p.3-4) sebagai “a single process”.
Yang terdiri dari 5 (lima) domain;
1. Motor skill, which are developed through practice;
2. Verbal information, the major requirement for learning beings its presentation within
an organized, meaningful context.
3. Intelectual skills, the learning of which appears to requires prior learning of
prerequisite skills;
La Ode Supardi, S.Pd., M.Pd/Belajar dan Pembelajaran
4
4. Cognitive strategies, the learning of which requires repeated occasions in which
challenges to thinking are presented.
5. Attitudes, which are learned most effectivelly through the use of human models and
“vicarious reinforcement.”
Andrias Harefa (2003, p. ) menjelaskan bahwa ada empat esensi dari belajar;
Pertama, perubahan pada aspek pengetahuan (knowledge) manusia, yakni dari kurang atau
tidak tahu menjadi tahu atau lebih berpengetahuan. Kedua, perubahan pada aspek sikap dan/
atau kemauan (attitude). Misalnya dari tidak mau menjadi mau, dari kurang serius menjadi
serius, dari tidak percaya diri menjadi percaya diri, dari perilaku yang satu ke perilaku yang
lain dan sebagainya. Ketiga, keterampilan (skills), dari tidak bisa menjadi bisa, dari tidak
kreatif menjadi kreatif (melakukan sesuatu). Keempat, perubahan pada aspek kinerja, unjuk
kerja, atau performance. Pengertian ini lebih terfokus pada hasil atau dampak proses belajar.
Dari penjelasan tersebut, dapat dijelaskan bahwa jika orang menjadi lebih
berpengetahuan, lebih berkemauan, dan lebih terampil mengerjakan sesuatu, maka tentulah
ia menunjukkan competencies dan performance yang lebih baik dan bermanfaat. Dengan kata
lain individu akan tumbuh dari keadaannya yang potensial (huaman being) menjadi manusia
yang aktual (being human), penuh karya dan dedikasi;
2. Ciri-Ciri Belajar
Berdasarkan penjelasan definisi dan esensi belajar tersebut di atas, kita dapat
menguraikan ciri-ciri belajar secara sepesifik seperti pendapat di bawah ini;
Baharudin dan Esa (2007) menyebutkan ada 4 ciri-cir belajar yakni:
a. Belajar ditandai dengan adanya perubahan tingkah laku (change behavior). Ini
berarti, bahwa hasil dari belajar hanya dapat diamati dari tingkah laku, yaitu
adanya perubahan tingkah laku, dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak terampil
menjadi terampil;
b. Perubahan perilaku relative permanent. Ini berarti, bahwa perubahan tingkah laku
yang terjadi karena belajar untuk waktu tertentu akan tetap atau tidak berubah-
rubah. Tetapi, perubahan tingkah laku tersebut tidak akan terpancang seumur
hidup;
c. Perubahan tingkah laku tidak harus segera dapat diamati pada saat proses belajar
sedang berlangsung, perubahan perilaku tersebut bersifat potensial;
d. Perubahan tingkah laku merupakan hasil latihan atau Pengalaman; Pengalaman
atau latihan itu dapat memberi penguatan.
Senada dengan pendapat di atas, Udin S Wirnatapura (2007; p.1.9) menyebutkan
tiga ciri-ciri belajar. Pertama; belajar harus memungkinkan terjadinya perubahan
perilaku pada diri individu yang terjadi bukan hanya aspek pengetahuan tetapi juga
La Ode Supardi, S.Pd., M.Pd/Belajar dan Pembelajaran
5
pada aspek afektif, dan psiokomotirik; Kedua, perubahan harus buah dari pengalaman;
ini diakibatkan adanya interaksi dengan lingkungan; Ketiga, perubahan perilaku relatih
menetap. Perubahan perilaku akibat obat-obatan, minuman keras, dan lainnya tidak
dapat dikategorikan sebagai hasil belajar. Seorang atlet memecahkan rekor karena
minum obat kuat atau doping tidak dapat dikategorikan hasil belajar, sebab perubahan
tersebut tidak bersifat menetap.
Ciri-ciri lain belajar di ungkapkan oleh (2007:8 Principles of Language Learning and
Teaching) bahwa belajar merupakan “retention information” Retention implies storage
system, memory, cognitive organization, and involves some form of practice, perhaps
reinforced practice, active, conscious focus on and acting upon events outside or inside the
organism.
Berdasarkan gambaran tersebut di atas dapat dikatakan bahwa ciri-ciri belajar
merupakan tindakan dan perilaku siswa yang kompleks. Sebagai tindakan, belajar hanya
dialami oleh sisiwa sendiri. Siswa adalah penentu terjadinya atau tidak terjadinya proses
belajar. Proses belajar terjadi berkat siswa memperoleh sesuatu yang ada dilingkungan
sekitar. Lingkungan yang dipelajari oleh siswa berupa keadaan alam, manusia, hewan,
tumbuh-tumbuhan atau hal-hal lain yang dijadikan bahan belajar. Tindakan belajar
tentang suatu hal tersebut tampak sebagai perilaku belajar yang tampak dari luar.
Berdasarkan beberapa pendapat tersebut di atas, ciri-ciri belajar menunjukan;
1. Ada individu atau Student yang bertindak sebagai pembelajar yang mengalami
perubahan; perubahan tersebut mengarah kepada perilaku positif;
2. Ada Tujuan (Goal) yang dicapai dari pengalaman dari interaksi antara individu dan
lingkungan yang tidak hanya mengarah pada perubahan mental tetapi juga harus
mengarah pada self konfidensi;
3. Ada proses internalisasi pada diri pembelajar yang mengarah pada perubahan
kemauan merubah diri untuk memiliki competencies;
4. Perubahan dapat terjadi kapanpun (whenever) dan dimanapun (whereever) dan
anyplace (semberang tempat).
5. Adanya kemajuan dalam memahami ranah kognitif, afektif dan psikomotorik yang
mengkristal dalam diri individu.
Disamping ciri-ciri spesifik yang diungkapkan di atas, ada juga ciri-ciri atau
karateristik Umum pendidikan, belajar dan perkembangan yang digambarkan oleh
Dimyati dan Mudjiono (2002; p.8) yang mengadopsi ciri-ciri umum belajar dari Monks,
Knoers, Sitti Rahayu (1989); Biggs & Telfer, 1987; Winkel, 1991. Serta ciri-ciri belajar
tradisional dan akselerasi belajar yang diungkapkan oleh Dave Meir (2002). Kedua
pendapat tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini;
La Ode Supardi, S.Pd., M.Pd/Belajar dan Pembelajaran
6
Tabel 1.1. Ciri-Ciri Umum Pendidikan, Belajar dan Perkembangan
No. Unsur-Unsur Pendidikan Belajar Perkembangan
1. Pelaku Guru sebagai pelaku
mendidik dan siswa
yang terdidik
Siswa yang
bertindak belajar
atau pebelajar
Siswa yang
mengalami
perubahan
2. Tujuan Membatu siswa untuk
menjadi pribadi
mandiri yang utuh
Memperoleh hasil
belajar dan
pengalamanhidup
Memperoleh
perubahan mental
3. Proses Proses interaksi
sebagai faktor
eksternal belajar
Internal pada diri
pembelajar
Internal pada diri
pembelajar
4. Tempat Lembaga Pendidikan
sekolah dan luar
sekolah
Semberang
tempat
Semberang tempat
5. Lama waktu Sempajang hayat dan
sesuai lembaga
Sepanjang hayat Sempanjang hayat
6. Syarat
terjadi
Guru memiliki
kewibawaan
pendidikan
Motivasi belajar
kuat
Kemauan mengubah
diri
7. Ukuran
keberhasilan
Terbentuk pribadi
terpelajar
Dapat
memecahkan
masalah
Terjadi perubahan
positif
8. Faedah Bagi Masyarakat
mencerdasakan
Bangsa
Bagi pembelajar
mempertinggi
martabat pribadi
Bagi pembelajar
memperbaiki
kemajuan mental
9. Hasil Pribadi sebagai
pembangun yang
produktif dan kreatif
Hasil belajar
sebagai dampak
pengajaran dan
pengiring
Kemajuan ranah
kognitif, afektif dan
psikomotorik.
Pendapat lain yang menjelaskan tentang ciri-ciri belajar, digambarkan oleh Dave
Meier (2002, p.36) bahwa belajar seharusnya Luwes (tidak kaku), gembira (tidak muram
san serius), Banyak jalan ( tidak satu jalan), mementingkan tujuan (mementingkan
sarana), mengutamakan kerja sama (Bukan bersaing), lebih manusiawi (tidak hanya
mengutamakan perilaku), multi indrawi (tidak Verbal), bersifat mengasuh (tidak
mengontrol), lebih mementingkan aktivitas, perpaduan Mental, emosional dan fisik
(tidak semata-mata kognitif), berdasarkan hasil (bukan waktu).
1. Perubahan yang terjadi secara sadar. Ini berarti, bahwa seseorang yang
belajar akan menyadari terjadinya perubahan itu atau paling tidak individu
akan merasakan setelah terjadi perubahan dalam dirinya. Suatu misal
menyadari pengetahuannya bertambah dan kecakapnnya juga mengalami
pertambahan dan kebiasaannya. Jadi perubahan secara sadar ini jika
dipulangkan kepada seseorang yang perubahan tingkah lakunya karena mabuk
atau dalam keadaan tidak sadar, tidaklah termasuk perubahan perubahan
dalam pengertian belajar.
La Ode Supardi, S.Pd., M.Pd/Belajar dan Pembelajaran
7
2. Perubahan belajar yang bersifat kontinu dan fungsional. Ini berarti perubahan
berlangsung terus menerus dan tidak statis. Jadi jika terjadi satu perubahan
maka akan terjadi perubahan berikutnya. Misalnya jika anak belajar menulis
maka ia akan mengalami perubahan dari tidak dapat menulis menjadi dapat
menulis. Perubahan tersebut akan berlangsung terus hingga kecakapan
menulisnya menjadi lebih baik dan sempurna. Ia dapat menulis indah, dapat
menulis dengan pulpen dapat menulis dengan kapur. Kecakapan ini akan terus
berlangsung terus hingga dapat menulis surat dan mengerjakan soal-soal dan
sebagainya.
3. Perubahan belajar bersifat positif dan aktif. Dalam perbuatan belajar,
perubahan-perubahan itu itu senantiasa bertambah dan terfokus demi
memperoleh sesuatu yang lebih baik lagi dari pasa sediakala. Ini menandakan
banyak pula usaha belajar itu dilakukan, berarti semakin banyak pula
perubahan positif yang didapatnya. Sedangkan perubahan persifat aktif adalah
perubahan itu tidak terjadi dengan sendirinya melainkan karena upaya
individu itu sendiri.
4. Perubahan belajar bukan bersifat sementara. Perubahan belajar karena proses
belajar bersifat menetap (permanen), tingkah laku yang terjadi setelah belajar
akan bersifat permanen, itu sesungguhnya yang disebut belajar. Misalnya
kecakapan seseorang anak dalam memainkan piano setelah belajar, tidak
mudah menghilang, melainkan terus menerus dimilikinya, bahkan akan
semakin berkembang jika secara kontinuetas melatih diri.
5. Perubahan dalam belajar bertujuan dan terarah. Maknanya, bahwa perubahan
tingkah laku itu terjadi karena pada tujuan yang ingin dicapai. Perbuatan
belajar terarah karena perubahan tingkah laku benar-benar disadari. Misalnya
seseorang yang belajar mengetik, sebelumnya ia telah menatapkan target
sementara yang akan dicapai sesudah belajar mengetik, dengan demikian
perbuatan belajar yang dilakukan senantiasa terarah kepada tingkah laku yang
telah ditetapkan.
6. Perubahan mencakup seluruh aspek belajar. Perubahan yang dimaksud adalah
perubahan keseluruhan tingkah laku berupa sikap, keterampilan dan
pengetahuan. Contoh jika seorang anak telah belajar naik sepeda, maka
perubahan yang paling menonjol dalam keterampilannya naik sepeda. Ia telah
mengalami perubahan-perubahan lainnya seperti pemahaman tentang cara
kerja sepeda, pengetahuan jenis-jenis sepeda, pengetahuan tentang alat-alat
sepeda, cita-cita untuk memiliki sepeda yang lebih bagus, kebiasaan
La Ode Supardi, S.Pd., M.Pd/Belajar dan Pembelajaran
8
membersihkan sepeda dan sebagainya. Jadi perubahannya saling berkaitan
erat dengan aspek lainnya.
C. Tujuan Hakiki Belajar
1. Tujuan Umum Belajar
Setiap individu yang telah melakukan belajar, tentu tidak hanya mengharapkan
perubahan berjalan begitu saja akan tetapi mereka juga ingin mencapai tujuan belajar seperti
apa yang telah direncanakan, dicita-citakan. Jika kita kembali pada isi pendahuluan, bahwa
belajar adalah hanya semata-mata bersekolah atau kuliah tentu dapat diketahui tujuan belajar
mereka adalah hanya semata-mata agar lulus ujian dan mendapatkan gelar sarjana. Atau kita
akan mendapatkan jawaban secara umum yakni untuk menambah wawasan dan
pengetahuan. Lain halnya jika ditanyakan pada individu yang sudah bekerja, tidak sedikit dari
mereka menjawab agar memudahkan mengerjakan pekerjaan; agar dapat meningkatkan
karier; dan agar dapat lebih sukses. Bagi saya ini adalah tujuan belajar dari seorang generasi
penghafal, generasi apa adanya atau generasi individualistik. Karena itu seharusnya tujuan
belajar harus penuh makna bukan hanya untuk dirinya, akan tetapi untuk masyarakat, bangsa
dan negera seperti apa yang tertuang dalam tujuan pendidikan itu sendiri.
Menurut Maslow (1970, p.150) tujuan belajar adalah “to be self-actulization, full use
of talents, capacities, potentilities, etc.”
Berdasarkan pengertian tersebut di atas, setiap individu pebelajar harus senantiasa
bersungguh-sungguh dalam belajar agar seluruh potensi yang ada dalam diri mereka dapat
teroptimalkan sehingga mempermudah mereka dalam mengaktulisasikan dirinya, dan menata
bakat dan kapasitas agar dapat menjadi individu yang mandiri dan full of performance.
Sementara itu, Andrias Harefa (2003, pp. 42-43) mendistribusi 7 jawaban mengapa
mesti belajar, yang saya terjemahkan sebagai tujuan dari belajar;
1) Being responsible; (Kita belajar agar kita mampu mempersiapkan diri untuk
menerima tanggung jawab atas hidup kita, atas pilihan-pilihan kita)
2) Being adaptable; (Kita belajar agar kita mampu menyesuaikan diri dengan
perubahan-perubahan yang terjadi di sekitar kita);
3) Being faithful; (Kita belajar agar kita menginsyafi kesalahan, bertobat, mengakui
keterbatasan dan berharap hanya kepada Sang Pencipta semata);
4) Being ourselves; (Kita belajar agar kita dapat membentuk karakter pribadi sebagai
anak manusia yang unik, autentik, dan tak terbandingkan);
5) Bein servant; (Kita belajar agar kita dapat melayani sesama manusia yang
memerlukan kita);
6) Being re-creator; (Kita belajar agar kita dapat menciptakan ulang masa depan kita)
7) Being human; (Kita belajar agar kita menjadi lebih manusiawi).
La Ode Supardi, S.Pd., M.Pd/Belajar dan Pembelajaran
9
Kedua pendapat di atas, dapat disetarakan dengan tujuan pendidikan nasional tahun
2003, Pasal 3 yang menyatakan bahwa tujuan pendidikan adalah untuk berkembangnya
potensi peserta didik agar menajadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada tuhan yang
maha esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif mandiri, dan menjadi warga negara
yang demokratis dan bertanggungjawab.
Berdasarkan uraian di atas, tujuan belajar adalah sejumlah hasil belajar yang
menunjukan bahwa peserta didik telah melakukan perbuatan belajar yang meliputi perilaku
yang kompleks; dan tujuan belajar mengharapkan setiap individu seharusnya tidak hanya
menjadi manusia yang berpengetahuan, bersikap, memiliki keterampilan dan punya
performance yang baik akan tetapi mereka senantiasa harus siap merubah diri menjadi
makhluk sosial yang mandiri, penuh karakter, lebih manusiawi yang tidak melupakan akan
kebesaran sang pencipta yang pada akhir menjadi manusia pembelajar yang bertaqwa,
bertanggungjawab dan demokratis, baik bagi dirinya, masyarakat dan lingkungannya.
2. Peserta didik sebagai Tujuan
Siswa adalah subjek yang terlibat dalam kegiatan belajar, belajar-mengajar. Dalam
kegiatan tersebut sisawa mengalami tindak mengajar, dan merespon dengan tindak
mengajar. Pada mulanya siswa belum menyadari pentingnya belajar. Berkat informasi guru
tetang sasaran belajar, maka siswa mulai mengetahui apa arti dan tujuan yang dicapai dalam
belajar.
Mengenai tujuan belajar bagi siswa dan guru, Sadirman, A.M. (2001; p.26)
menyatakan bahwa tujuan belajar siswa yang eksplisit adalah diusahakan dicapai dengan
tindakan instruksional, yang lazim disebut atau dinamakan dengan instructional effects, yang
biasa berbentuk pengethauan dan keterampilan. Sedang tujuan-tujuan yang merupakan hasil
sampingan yaitu: tercapai karena siswa “menghidupi” (to live in) suatu sistem lingkungan
belajar tertentu seperti kemampuan berpikir kritis dan kreatif, sikap terbuka dan demokrasi,
menerima pendapat orang lain. Jadi guru dalam mengajar sudah memiliki rencana dan
menetapkan strategi belajar-mengajar untuk mencapai tujuan instructional.
Tujuan belajar penting bagi guru dan siswa sendiri. Dalam desain instruksional guru
merumuskan tujuan khusus belajar atau sasaran belajar siswa. Rumusan tersebut disesuaikan
dengan perilaku yang hendaknya dapat dilakukan siswa. Sebagai ilustrasi, misalnya guru
merumuskan sasaran belajar “siswa dapat menyebutkan ciri khas suatu prosa dan puisi.’
Sasaran tersebut berfaedah bagi guru untuk membelajarkan siswa.
Dalam melukiskan kesejajaran tindak guru mencapai sasaran belajar, dan tindak siswa
yang belajar untuk mencapai tujuan belajar sampai lulus dan mencapai tingkat kemadirian.
(1) Guru menyusun acara pembelajaran dan berusaha mencapai sasaran belajar, suatu
perilaku yang dapat dilakukan oleh peserta didik. (2) Siswa melakukan tindak belajar, yang
La Ode Supardi, S.Pd., M.Pd/Belajar dan Pembelajaran
10
meningkatkan kemampuan-kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik. Akibat belajar
tersebut siswa mencapai tujuan belajar tertentu. Dengan makin meningkatnya kemampuan
maka secara keseluruhan siswa dapat mencapai tingkat kemadirian.
Bagan di bawah ini melukiskan kesejajaran tindak guru mencapai sasaran belajar, dan
tindak belajar untuk mencapai tujuan belajar. Bagan ini diadopsi dari Dimyati dan Mudjiono
(2002; p.24).
Acara Pembelajaran
Sasaran belajar-Pokok bahasan-Evaluasi
Sesuai program pendidikan
1 Sasaran Sasaran Sasaran Sasaran
Guru Belajar Belajar Belajar Belajar
01 02 03 04 Lulus
dinyatakan
Belajar Belajar Belajar Belajar mencapai
01 02 03 04 tingkat
Prestasi &
kemandirian
2 Kemampuan Kemampuan Kemampuan Kemampuan
Siswa Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat
01 02 03 04
Pencapaian tujuan-tujuan belajar
Untuk mencapai kemandirian
Kegiatan Belajar
Dari segi guru, guru memberikan informasi tentang sasaran belajar. Bagi siswa,
sasaran belajar tersebut merupakan tujuan belajarnya sementara. Dengan belajar, maka
kemampuan siswa meningkat. Meningkatnya kemampuan mendorong siswa untuk mencapai
tujuan belajar yang baru. Bila semua siswa menerima sasaran belajar dari guru dengan baik,
maka makin lama siswa dapat membuat program, rencana belajar sendiri dalam mencapai
tujuan belajarnya., semakin matang program dan rencana belajar peserta didik, maka
semakin meningkat pula kemampuan siswa tersebut dan selanjutnya semakin tinggi
kemandirian seorang peserta didik, ini artinya ranah kognitif, afektif dan psikomotorik peserta
didik semakin berfungsi.
La Ode Supardi, S.Pd., M.Pd/Belajar dan Pembelajaran
11

More Related Content

What's hot

perkembangan bahasa anak
perkembangan bahasa anakperkembangan bahasa anak
perkembangan bahasa anak
Rah Raah
 
Makalah tape ketan
Makalah tape ketanMakalah tape ketan
Makalah tape ketan
Kurnia Wati
 
Ringkasan Materi Kuliah PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
Ringkasan Materi Kuliah PERKEMBANGAN  PESERTA DIDIKRingkasan Materi Kuliah PERKEMBANGAN  PESERTA DIDIK
Ringkasan Materi Kuliah PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
sintaroyani
 
Peta konsep buku kurikulum dan pembelajaran
Peta konsep buku kurikulum dan pembelajaranPeta konsep buku kurikulum dan pembelajaran
Peta konsep buku kurikulum dan pembelajaran
Ilham Setiawan
 

What's hot (20)

Husna Laporan Observasi PLP 1.docx
Husna Laporan Observasi PLP 1.docxHusna Laporan Observasi PLP 1.docx
Husna Laporan Observasi PLP 1.docx
 
META ANALISIS
META ANALISISMETA ANALISIS
META ANALISIS
 
Tabel organel sel 2003
Tabel organel sel 2003Tabel organel sel 2003
Tabel organel sel 2003
 
PPT Pengembangan Media Pembelajaran (Perencanaan Pembelajaran)
PPT Pengembangan Media Pembelajaran (Perencanaan Pembelajaran)PPT Pengembangan Media Pembelajaran (Perencanaan Pembelajaran)
PPT Pengembangan Media Pembelajaran (Perencanaan Pembelajaran)
 
Model Evaluasi Kualitatif dan Kuantitatif
Model Evaluasi Kualitatif dan KuantitatifModel Evaluasi Kualitatif dan Kuantitatif
Model Evaluasi Kualitatif dan Kuantitatif
 
Makalah autis
Makalah autisMakalah autis
Makalah autis
 
Teori Belajar Sibernetik
Teori Belajar Sibernetik Teori Belajar Sibernetik
Teori Belajar Sibernetik
 
Pemikiran tokoh-tokoh dan Teori mengenai Pendidikan Anak Usia Dini
Pemikiran tokoh-tokoh dan Teori mengenai Pendidikan Anak Usia DiniPemikiran tokoh-tokoh dan Teori mengenai Pendidikan Anak Usia Dini
Pemikiran tokoh-tokoh dan Teori mengenai Pendidikan Anak Usia Dini
 
perkembangan bahasa anak
perkembangan bahasa anakperkembangan bahasa anak
perkembangan bahasa anak
 
Inovasi Kurikulum
Inovasi KurikulumInovasi Kurikulum
Inovasi Kurikulum
 
Jenis-jenis Organisasi Kurikulum
Jenis-jenis Organisasi KurikulumJenis-jenis Organisasi Kurikulum
Jenis-jenis Organisasi Kurikulum
 
Makalah tape ketan
Makalah tape ketanMakalah tape ketan
Makalah tape ketan
 
Makalah Perbedaan individu dalam belajar
Makalah Perbedaan individu dalam  belajarMakalah Perbedaan individu dalam  belajar
Makalah Perbedaan individu dalam belajar
 
Hakikat, ruang lingkup, dan manfaat penelitian
Hakikat, ruang lingkup, dan manfaat penelitianHakikat, ruang lingkup, dan manfaat penelitian
Hakikat, ruang lingkup, dan manfaat penelitian
 
Ringkasan Materi Kuliah PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
Ringkasan Materi Kuliah PERKEMBANGAN  PESERTA DIDIKRingkasan Materi Kuliah PERKEMBANGAN  PESERTA DIDIK
Ringkasan Materi Kuliah PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
 
Standar Proses
Standar ProsesStandar Proses
Standar Proses
 
Pkm-p
Pkm-pPkm-p
Pkm-p
 
Makalah manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial
Makalah manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosialMakalah manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial
Makalah manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial
 
Peta konsep buku kurikulum dan pembelajaran
Peta konsep buku kurikulum dan pembelajaranPeta konsep buku kurikulum dan pembelajaran
Peta konsep buku kurikulum dan pembelajaran
 
Peta konsep pertumbuhan dan perkembangan
Peta konsep pertumbuhan dan perkembanganPeta konsep pertumbuhan dan perkembangan
Peta konsep pertumbuhan dan perkembangan
 

Viewers also liked

Materi Mata Kuliah Belajar dan Pembelajaran oleh Pak La Ode Supardi, M.Pd: Te...
Materi Mata Kuliah Belajar dan Pembelajaran oleh Pak La Ode Supardi, M.Pd: Te...Materi Mata Kuliah Belajar dan Pembelajaran oleh Pak La Ode Supardi, M.Pd: Te...
Materi Mata Kuliah Belajar dan Pembelajaran oleh Pak La Ode Supardi, M.Pd: Te...
-Nining Syafitri
 
Makalah belajar dan pembelajaran___Prinsip-prinsip Pembelajaran kel 3
Makalah belajar dan pembelajaran___Prinsip-prinsip Pembelajaran kel 3Makalah belajar dan pembelajaran___Prinsip-prinsip Pembelajaran kel 3
Makalah belajar dan pembelajaran___Prinsip-prinsip Pembelajaran kel 3
Uhthi Solekhah
 
Tabel aktivitas guru selama proses pembelajaran
Tabel aktivitas guru selama proses pembelajaranTabel aktivitas guru selama proses pembelajaran
Tabel aktivitas guru selama proses pembelajaran
TyasMommy Cozy Azalea
 
power point prinsip-prinsip belajar (nucha ahyar )
power point prinsip-prinsip belajar (nucha ahyar )power point prinsip-prinsip belajar (nucha ahyar )
power point prinsip-prinsip belajar (nucha ahyar )
m44y44nk
 
Pengertian pendekatan
Pengertian pendekatan Pengertian pendekatan
Pengertian pendekatan
Dedi Yulianto
 
Principles of Teaching
Principles of TeachingPrinciples of Teaching
Principles of Teaching
Timmy Correo
 

Viewers also liked (20)

Materi Mata Kuliah Belajar dan Pembelajaran oleh Pak La Ode Supardi, M.Pd: Te...
Materi Mata Kuliah Belajar dan Pembelajaran oleh Pak La Ode Supardi, M.Pd: Te...Materi Mata Kuliah Belajar dan Pembelajaran oleh Pak La Ode Supardi, M.Pd: Te...
Materi Mata Kuliah Belajar dan Pembelajaran oleh Pak La Ode Supardi, M.Pd: Te...
 
Ppt belajar pembelajaran
Ppt belajar pembelajaranPpt belajar pembelajaran
Ppt belajar pembelajaran
 
Hakikat belajar dan hakikat pembelajaran
Hakikat belajar dan hakikat pembelajaranHakikat belajar dan hakikat pembelajaran
Hakikat belajar dan hakikat pembelajaran
 
Hakikat belajar dan pembelajaran ppt
Hakikat belajar dan pembelajaran pptHakikat belajar dan pembelajaran ppt
Hakikat belajar dan pembelajaran ppt
 
4.1 hakikat belajar, pembelajaran dan prinsip prinsipnya
4.1 hakikat belajar, pembelajaran dan prinsip prinsipnya4.1 hakikat belajar, pembelajaran dan prinsip prinsipnya
4.1 hakikat belajar, pembelajaran dan prinsip prinsipnya
 
Hakikat Belajar dan Pembelajaran
Hakikat Belajar dan PembelajaranHakikat Belajar dan Pembelajaran
Hakikat Belajar dan Pembelajaran
 
Pertemuan 1
Pertemuan 1Pertemuan 1
Pertemuan 1
 
Makalah belajar dan pembelajaran___Prinsip-prinsip Pembelajaran kel 3
Makalah belajar dan pembelajaran___Prinsip-prinsip Pembelajaran kel 3Makalah belajar dan pembelajaran___Prinsip-prinsip Pembelajaran kel 3
Makalah belajar dan pembelajaran___Prinsip-prinsip Pembelajaran kel 3
 
Tabel aktivitas guru selama proses pembelajaran
Tabel aktivitas guru selama proses pembelajaranTabel aktivitas guru selama proses pembelajaran
Tabel aktivitas guru selama proses pembelajaran
 
Falsafah hidup orang jawa
Falsafah hidup orang jawaFalsafah hidup orang jawa
Falsafah hidup orang jawa
 
hakikat dan ciri belajar
hakikat dan ciri belajarhakikat dan ciri belajar
hakikat dan ciri belajar
 
Makalah belajar dan pembelajaran
Makalah belajar dan pembelajaranMakalah belajar dan pembelajaran
Makalah belajar dan pembelajaran
 
3. hakikat, ciri dan komponen belajar mengajar
3. hakikat, ciri dan komponen belajar mengajar3. hakikat, ciri dan komponen belajar mengajar
3. hakikat, ciri dan komponen belajar mengajar
 
Materi teori sastra
Materi teori sastraMateri teori sastra
Materi teori sastra
 
Hakikat Pembelajaran
Hakikat PembelajaranHakikat Pembelajaran
Hakikat Pembelajaran
 
power point prinsip-prinsip belajar (nucha ahyar )
power point prinsip-prinsip belajar (nucha ahyar )power point prinsip-prinsip belajar (nucha ahyar )
power point prinsip-prinsip belajar (nucha ahyar )
 
Belajar Sebagai Perubahan Tingkah Laku (Makalah Belajar dan Pembelajaran)
Belajar Sebagai Perubahan Tingkah Laku (Makalah Belajar dan Pembelajaran)Belajar Sebagai Perubahan Tingkah Laku (Makalah Belajar dan Pembelajaran)
Belajar Sebagai Perubahan Tingkah Laku (Makalah Belajar dan Pembelajaran)
 
Makalah Pendekatan Pembelajaran dan RPP
Makalah Pendekatan Pembelajaran dan RPPMakalah Pendekatan Pembelajaran dan RPP
Makalah Pendekatan Pembelajaran dan RPP
 
Pengertian pendekatan
Pengertian pendekatan Pengertian pendekatan
Pengertian pendekatan
 
Principles of Teaching
Principles of TeachingPrinciples of Teaching
Principles of Teaching
 

Similar to Materi Mata Kuliah Belajar dan Pembelajaran Bab I Belajar dan Pembelajaran

Ilmu keperawatan dasar 2
Ilmu keperawatan dasar 2Ilmu keperawatan dasar 2
Ilmu keperawatan dasar 2
Darwis Maulana
 
Teori belajar dan pembelajaran
Teori belajar dan pembelajaranTeori belajar dan pembelajaran
Teori belajar dan pembelajaran
Dei Al-faroby
 
KONSEP DASAR BELAJAR
KONSEP DASAR BELAJARKONSEP DASAR BELAJAR
KONSEP DASAR BELAJAR
Retno Nindia
 
belajar pembelajaran
belajar pembelajaranbelajar pembelajaran
belajar pembelajaran
ahmadfwzzy
 
Makalah teori pembelajaran behavioristik
Makalah teori pembelajaran behavioristikMakalah teori pembelajaran behavioristik
Makalah teori pembelajaran behavioristik
khairil kabe
 
Penggunaan model-cooperative-learning-tipe-jigsaw-dkelaalam-media-peta-untuk-...
Penggunaan model-cooperative-learning-tipe-jigsaw-dkelaalam-media-peta-untuk-...Penggunaan model-cooperative-learning-tipe-jigsaw-dkelaalam-media-peta-untuk-...
Penggunaan model-cooperative-learning-tipe-jigsaw-dkelaalam-media-peta-untuk-...
hermantosugeng
 
Teori dan prinsip prinsip yang mendasari pengajaran
Teori dan prinsip prinsip yang mendasari pengajaranTeori dan prinsip prinsip yang mendasari pengajaran
Teori dan prinsip prinsip yang mendasari pengajaran
Atika Aziz
 
profesi pendidikan
profesi pendidikan profesi pendidikan
profesi pendidikan
AisAisyah
 
Apakah itu pengajaran
Apakah itu pengajaranApakah itu pengajaran
Apakah itu pengajaran
Didie Patient
 

Similar to Materi Mata Kuliah Belajar dan Pembelajaran Bab I Belajar dan Pembelajaran (20)

Tugas observasi
Tugas observasiTugas observasi
Tugas observasi
 
Makalah teori belajar
Makalah teori belajarMakalah teori belajar
Makalah teori belajar
 
teori beljara dan pembelajaran
teori beljara dan pembelajaranteori beljara dan pembelajaran
teori beljara dan pembelajaran
 
Ilmu keperawatan dasar 2
Ilmu keperawatan dasar 2Ilmu keperawatan dasar 2
Ilmu keperawatan dasar 2
 
56-Article Text-111-1-10-20150806.pdf
56-Article Text-111-1-10-20150806.pdf56-Article Text-111-1-10-20150806.pdf
56-Article Text-111-1-10-20150806.pdf
 
Teo
TeoTeo
Teo
 
Teori belajar dan pembelajaran
Teori belajar dan pembelajaranTeori belajar dan pembelajaran
Teori belajar dan pembelajaran
 
Makalah psikopend kel 7
Makalah psikopend kel 7Makalah psikopend kel 7
Makalah psikopend kel 7
 
Tugas strategi belajar mengajar
Tugas strategi belajar mengajarTugas strategi belajar mengajar
Tugas strategi belajar mengajar
 
KONSEP DASAR BELAJAR
KONSEP DASAR BELAJARKONSEP DASAR BELAJAR
KONSEP DASAR BELAJAR
 
belajar pembelajaran
belajar pembelajaranbelajar pembelajaran
belajar pembelajaran
 
Makalah teori pembelajaran behavioristik
Makalah teori pembelajaran behavioristikMakalah teori pembelajaran behavioristik
Makalah teori pembelajaran behavioristik
 
Penggunaan model-cooperative-learning-tipe-jigsaw-dkelaalam-media-peta-untuk-...
Penggunaan model-cooperative-learning-tipe-jigsaw-dkelaalam-media-peta-untuk-...Penggunaan model-cooperative-learning-tipe-jigsaw-dkelaalam-media-peta-untuk-...
Penggunaan model-cooperative-learning-tipe-jigsaw-dkelaalam-media-peta-untuk-...
 
Peran Guru dalam Proses Belajar dan Pembelajaran
Peran Guru dalam Proses Belajar dan PembelajaranPeran Guru dalam Proses Belajar dan Pembelajaran
Peran Guru dalam Proses Belajar dan Pembelajaran
 
Teori dan prinsip prinsip yang mendasari pengajaran
Teori dan prinsip prinsip yang mendasari pengajaranTeori dan prinsip prinsip yang mendasari pengajaran
Teori dan prinsip prinsip yang mendasari pengajaran
 
profesi pendidikan
profesi pendidikan profesi pendidikan
profesi pendidikan
 
Tipe kegiatan belajar
Tipe kegiatan belajarTipe kegiatan belajar
Tipe kegiatan belajar
 
Apakah itu pengajaran
Apakah itu pengajaranApakah itu pengajaran
Apakah itu pengajaran
 
Apakah itu pengajaran
Apakah itu pengajaranApakah itu pengajaran
Apakah itu pengajaran
 
Pkp ut raha
Pkp ut rahaPkp ut raha
Pkp ut raha
 

Recently uploaded

PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptxPPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
MaskuratulMunawaroh
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
pipinafindraputri1
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
JarzaniIsmail
 
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 20241. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
DessyArliani
 

Recently uploaded (20)

PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptxPANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptxPPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
 
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxPPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
Latihan Soal untuk US dan Tryout SMP 2024
Latihan Soal untuk  US dan Tryout SMP 2024Latihan Soal untuk  US dan Tryout SMP 2024
Latihan Soal untuk US dan Tryout SMP 2024
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
 
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
 
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaPengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxOPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
 
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 20241. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
 

Materi Mata Kuliah Belajar dan Pembelajaran Bab I Belajar dan Pembelajaran

  • 1. La Ode Supardi, S.Pd., M.Pd/Belajar dan Pembelajaran 1 BAB I PENDAHULUAN Dalam kurun waktu yang cukup panjang, apa yang kita pahami sebagai "belajar" tidak lebih besar maknanya dari sekadar "bersekolah". Ketika kita bicara mengenai "wajib belajar" misalnya, maka yang kita maksudkan sebenarnya adaiah "wajib sekolah". Dengan demikian "belajar" adalah urusan "anak sekolahan", bukan urusan orangtua, bukan urusan orang dewasa, bukan pula urusan orang yang sudah bekerja, dan bukan urusan masyarakat. "Belajar" itu urusan anak-anak, dan urusan dunia persekolahan. Karena "belajar" identik dengan "bersekolah", maka mereka yang sudah selesai "bersekolah", di anggap telah selesai "belajar". Lalu kita hadiahi "Surat Tanda Tamat Belajar". Tidak perlu belajar lagi. Finish to Study. Sekarang waktunya bekerja, mencari nafkah, tidak usah repot-repot memikirkan pelajaran-ulangan-ujian lagi. Pemahaman semacam ini mungkin tidak sepenuhnya kita sadari, namun beroperasi secara nyata dalam masyarakat kita. Contohnya, para sarjana yang harus membaca sejumlah buku referensi untuk menyelesaikan skripsi di dunia persekolahan dulu, ketika sudah diwisuda mulai berhenti membaca buku. Jika di dunia persekolahan dulu ada pelajaran mengarang atau menulis karya ilmiah, maka setelah lulus dari sekolah/universitas kemampuan mengungkap- kan gagasan secara tertulis tidak lagi dikembangkan secara sadar dan sungguh-Sungguh. Karena kemampuan membaca dan menulis tidak lagi berkembang, maka kemampuan analisis, kemampuan berpikir kritis dan evaluatif juga mengalami penurunan kualitas dari waktu ke waktu. Akibatnya, ketika usia kaum terpelajar itu bertambah, kemampuan belajar mereka dari hidup dan kehidupan justru menyusut dan semua ditandai oleh menurunnya daya kreatif, ketidakmampuan beradaptasi dengan perubahan di sekitarnya termasuk tuntutan pekerjaan yang mensyaratkan sejumlah kompetensi baru. Pada tingkat individu, ketidakmampuan belajar secara mandiri membuat kita terancam kehilangan kemandirian dan kreatifitas. Sebab makin banyak perusahaan mencari pekerja yang berpengetahuan [knowledge worker] dan menyerahkan proses-proses kerja yang sederhana kepada mesin-mesin canggih [komputerisasi] yang lebih efisien dan tidak bisa mogok kerja. Sementara pada tingkat organisasi, ketidakmampuan belajar mengakibatkan kita kehilangan daya saing di kancah globalisasi. Kita memasuki milenium baru, abad baru, dimana kreativitas dan inovasi, yang merupakan buah-buah hasil pembelajaran yang sesungguhnya, telah menjadi faktor penentu sukses di samping [sesudah] integritas.
  • 2. La Ode Supardi, S.Pd., M.Pd/Belajar dan Pembelajaran 2 A. Konsep Dasar Belajar 1. Makna Belajar (what is learning) Hampir setiap hari kita sering mendengarkan orang berdiskusi, berbicara dan melihat orang membaca buku, lalu menghafal, mengamati sampai tahap meneliti dan refleksi bahkan para orang tua tidak lupa terus-menerus menasehati anak-anak mereka untuk senantiasa rajin kesekolah ataupun kuliah tapi banyak diantara mereka tidak menyadari bahwa sebenarnya mereka telah melakukan dan menyuruh untuk belajar. Namun apakah sesederhana ini makna dari belajar, tentu tidak. Bila kita membuka sejumlah kamus, buku-buku psikologi pendidikan, dan buku-buku yang judulnya mengandung kata "learning", maka kita mungkin akan menemukan berbagai pengertiannya secara etimologis, dalam Kamus konteporer Brown, (2007:7 Principles of Language Learning and Teaching) “Learning is acquiring or getting of knowledge of a subject or skill by study, experience, or instruction. Dalam kamus Bahasa Indonesia “Belajar adalah berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu”. Sedangkan Dalam kamus oxford belajar memiliki arti to gain knowledge, comprehension, or mastery of trough experience or study (Hilgrad dan Bower, 1983:7). Jadi menurut arti kamus tersebut di atas, belajar yang baik adalah mengalami dan terlibat langsung secara individu, dan dalam mengalami itu si pembelajar mempergunakan seluruh panca inderanya guna memperoleh apa yang dikehendakinya dalam hal ini penguasaan pengetahuan dan keahlian yang lebih komprehensif. Secara terminologi “Belajar” (to learn) dijelaskan lebih comprehensif oleh para ahli berikut ini. 1. Learning is a change in an individual caused by experience (Slavin, 2003, p.138) 2. Learning is a change in the individual, due to the interaction of that individual, and his environment, which fills a need and make him more capable of dealing adequately with his environment. (Burton, 1963, p.3) 3. There is a remarkable agreement upon the definition of learning as being reflected in a change in behavior as result of experience. (Haggard, 1963, p.20). 4. Learning is shown by a change in behavior as a result of experience, (Cronbach, 1963, p.71) 5. Learning is essentianlly change due to experience), learning as process (which emphasizes what happens during the course of a learning experience in attaining a given learning product or outcome), and learning as product (which emphasizes the end result or outcome of the learning experience), and learning as function (which emphasizes certain critical aspects of learning, such as motivation, retention, and transfer, which presumably make behavioral changes in human learning possible. (Haris and Schwahn, 1961, p.1-2).
  • 3. La Ode Supardi, S.Pd., M.Pd/Belajar dan Pembelajaran 3 6. Learning is a change in human disposition or cability, which can be retained, and which is not simply ascribable to the process of growth. (Gagne, 1965, p.5). 7. Learning is the process by which an activity orginates or is a changed through reacting to an encountered situation, provided that the charateristic of the change 8. Harold Spears, (1955, p. 94) menjelaskan learning is to observe, to read, to initiate, to try something themselves, to listen, to follow instruction. Dari beberapa penjelasan belajar tersebut diketahui bahwa setiap aktivitas yang dilakukan individu, pebelajar, siswa ataupun aktivitas yang terjadi dalam kelompok dan organisasi memiliki orientasi yang sama yaitu belajar menghasilkan perubahan; perubahan aktual maupun potensial yang terjadi karena usaha yang dilakukan baik secara sederhana maupun kompleks dan mendapatkan pengalaman yang terbaik melalui latihan dan interaksi dengan lingkungan yang pada akhirnya perubahan tersebut membuat individu dapat berproses, tumbuh, bangkit, dan berkompetensi sesuai dengan pengetahuan dan penglaman yang telah diperolehnya. Belajar juga diarahkan pada perolehan informasi serta melibatkan beberapa bentuk latihan dan penguatan proses hubungan antara pengalaman dan perilaku dalam interaksinya dengan lingkungan yang membawa perubahan sehingga terbentuk karateristik dan penguatan jati diri pembelajar. B. Esensi dan Ciri-Ciri Belajar 1. Esensi Belajar Dari gambaran semua pengertian tersbut di atas, baik Pengertian belajar secara etimologis maupun terminologis terkandung satu kata yang paling esensi dari pengertian belajar (Learning) yaitu “change” (perubahan). Dengan demikian setiap penjelasan di atas mengharapkan setiap individu yang melakukan aktivitas baik secara perorangan maupun individu harus berakhir pada sebuah perubahan (Change), yakni perubahan behaviour berupa perubahan pengetahuan dan sikap (knowledge dan attitude) yang didapat melalui sebuah pengalaman. Crow and crow, (1963), menyatakan bahwa “Learning involves change”. It is concerned with the acquisition of habits, knowledge, and attitude. It is enables the individual to make both personal and social adjustments. Esensi belajar juga diungkapkan Gagne, (1972, p.3-4) sebagai “a single process”. Yang terdiri dari 5 (lima) domain; 1. Motor skill, which are developed through practice; 2. Verbal information, the major requirement for learning beings its presentation within an organized, meaningful context. 3. Intelectual skills, the learning of which appears to requires prior learning of prerequisite skills;
  • 4. La Ode Supardi, S.Pd., M.Pd/Belajar dan Pembelajaran 4 4. Cognitive strategies, the learning of which requires repeated occasions in which challenges to thinking are presented. 5. Attitudes, which are learned most effectivelly through the use of human models and “vicarious reinforcement.” Andrias Harefa (2003, p. ) menjelaskan bahwa ada empat esensi dari belajar; Pertama, perubahan pada aspek pengetahuan (knowledge) manusia, yakni dari kurang atau tidak tahu menjadi tahu atau lebih berpengetahuan. Kedua, perubahan pada aspek sikap dan/ atau kemauan (attitude). Misalnya dari tidak mau menjadi mau, dari kurang serius menjadi serius, dari tidak percaya diri menjadi percaya diri, dari perilaku yang satu ke perilaku yang lain dan sebagainya. Ketiga, keterampilan (skills), dari tidak bisa menjadi bisa, dari tidak kreatif menjadi kreatif (melakukan sesuatu). Keempat, perubahan pada aspek kinerja, unjuk kerja, atau performance. Pengertian ini lebih terfokus pada hasil atau dampak proses belajar. Dari penjelasan tersebut, dapat dijelaskan bahwa jika orang menjadi lebih berpengetahuan, lebih berkemauan, dan lebih terampil mengerjakan sesuatu, maka tentulah ia menunjukkan competencies dan performance yang lebih baik dan bermanfaat. Dengan kata lain individu akan tumbuh dari keadaannya yang potensial (huaman being) menjadi manusia yang aktual (being human), penuh karya dan dedikasi; 2. Ciri-Ciri Belajar Berdasarkan penjelasan definisi dan esensi belajar tersebut di atas, kita dapat menguraikan ciri-ciri belajar secara sepesifik seperti pendapat di bawah ini; Baharudin dan Esa (2007) menyebutkan ada 4 ciri-cir belajar yakni: a. Belajar ditandai dengan adanya perubahan tingkah laku (change behavior). Ini berarti, bahwa hasil dari belajar hanya dapat diamati dari tingkah laku, yaitu adanya perubahan tingkah laku, dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak terampil menjadi terampil; b. Perubahan perilaku relative permanent. Ini berarti, bahwa perubahan tingkah laku yang terjadi karena belajar untuk waktu tertentu akan tetap atau tidak berubah- rubah. Tetapi, perubahan tingkah laku tersebut tidak akan terpancang seumur hidup; c. Perubahan tingkah laku tidak harus segera dapat diamati pada saat proses belajar sedang berlangsung, perubahan perilaku tersebut bersifat potensial; d. Perubahan tingkah laku merupakan hasil latihan atau Pengalaman; Pengalaman atau latihan itu dapat memberi penguatan. Senada dengan pendapat di atas, Udin S Wirnatapura (2007; p.1.9) menyebutkan tiga ciri-ciri belajar. Pertama; belajar harus memungkinkan terjadinya perubahan perilaku pada diri individu yang terjadi bukan hanya aspek pengetahuan tetapi juga
  • 5. La Ode Supardi, S.Pd., M.Pd/Belajar dan Pembelajaran 5 pada aspek afektif, dan psiokomotirik; Kedua, perubahan harus buah dari pengalaman; ini diakibatkan adanya interaksi dengan lingkungan; Ketiga, perubahan perilaku relatih menetap. Perubahan perilaku akibat obat-obatan, minuman keras, dan lainnya tidak dapat dikategorikan sebagai hasil belajar. Seorang atlet memecahkan rekor karena minum obat kuat atau doping tidak dapat dikategorikan hasil belajar, sebab perubahan tersebut tidak bersifat menetap. Ciri-ciri lain belajar di ungkapkan oleh (2007:8 Principles of Language Learning and Teaching) bahwa belajar merupakan “retention information” Retention implies storage system, memory, cognitive organization, and involves some form of practice, perhaps reinforced practice, active, conscious focus on and acting upon events outside or inside the organism. Berdasarkan gambaran tersebut di atas dapat dikatakan bahwa ciri-ciri belajar merupakan tindakan dan perilaku siswa yang kompleks. Sebagai tindakan, belajar hanya dialami oleh sisiwa sendiri. Siswa adalah penentu terjadinya atau tidak terjadinya proses belajar. Proses belajar terjadi berkat siswa memperoleh sesuatu yang ada dilingkungan sekitar. Lingkungan yang dipelajari oleh siswa berupa keadaan alam, manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan atau hal-hal lain yang dijadikan bahan belajar. Tindakan belajar tentang suatu hal tersebut tampak sebagai perilaku belajar yang tampak dari luar. Berdasarkan beberapa pendapat tersebut di atas, ciri-ciri belajar menunjukan; 1. Ada individu atau Student yang bertindak sebagai pembelajar yang mengalami perubahan; perubahan tersebut mengarah kepada perilaku positif; 2. Ada Tujuan (Goal) yang dicapai dari pengalaman dari interaksi antara individu dan lingkungan yang tidak hanya mengarah pada perubahan mental tetapi juga harus mengarah pada self konfidensi; 3. Ada proses internalisasi pada diri pembelajar yang mengarah pada perubahan kemauan merubah diri untuk memiliki competencies; 4. Perubahan dapat terjadi kapanpun (whenever) dan dimanapun (whereever) dan anyplace (semberang tempat). 5. Adanya kemajuan dalam memahami ranah kognitif, afektif dan psikomotorik yang mengkristal dalam diri individu. Disamping ciri-ciri spesifik yang diungkapkan di atas, ada juga ciri-ciri atau karateristik Umum pendidikan, belajar dan perkembangan yang digambarkan oleh Dimyati dan Mudjiono (2002; p.8) yang mengadopsi ciri-ciri umum belajar dari Monks, Knoers, Sitti Rahayu (1989); Biggs & Telfer, 1987; Winkel, 1991. Serta ciri-ciri belajar tradisional dan akselerasi belajar yang diungkapkan oleh Dave Meir (2002). Kedua pendapat tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini;
  • 6. La Ode Supardi, S.Pd., M.Pd/Belajar dan Pembelajaran 6 Tabel 1.1. Ciri-Ciri Umum Pendidikan, Belajar dan Perkembangan No. Unsur-Unsur Pendidikan Belajar Perkembangan 1. Pelaku Guru sebagai pelaku mendidik dan siswa yang terdidik Siswa yang bertindak belajar atau pebelajar Siswa yang mengalami perubahan 2. Tujuan Membatu siswa untuk menjadi pribadi mandiri yang utuh Memperoleh hasil belajar dan pengalamanhidup Memperoleh perubahan mental 3. Proses Proses interaksi sebagai faktor eksternal belajar Internal pada diri pembelajar Internal pada diri pembelajar 4. Tempat Lembaga Pendidikan sekolah dan luar sekolah Semberang tempat Semberang tempat 5. Lama waktu Sempajang hayat dan sesuai lembaga Sepanjang hayat Sempanjang hayat 6. Syarat terjadi Guru memiliki kewibawaan pendidikan Motivasi belajar kuat Kemauan mengubah diri 7. Ukuran keberhasilan Terbentuk pribadi terpelajar Dapat memecahkan masalah Terjadi perubahan positif 8. Faedah Bagi Masyarakat mencerdasakan Bangsa Bagi pembelajar mempertinggi martabat pribadi Bagi pembelajar memperbaiki kemajuan mental 9. Hasil Pribadi sebagai pembangun yang produktif dan kreatif Hasil belajar sebagai dampak pengajaran dan pengiring Kemajuan ranah kognitif, afektif dan psikomotorik. Pendapat lain yang menjelaskan tentang ciri-ciri belajar, digambarkan oleh Dave Meier (2002, p.36) bahwa belajar seharusnya Luwes (tidak kaku), gembira (tidak muram san serius), Banyak jalan ( tidak satu jalan), mementingkan tujuan (mementingkan sarana), mengutamakan kerja sama (Bukan bersaing), lebih manusiawi (tidak hanya mengutamakan perilaku), multi indrawi (tidak Verbal), bersifat mengasuh (tidak mengontrol), lebih mementingkan aktivitas, perpaduan Mental, emosional dan fisik (tidak semata-mata kognitif), berdasarkan hasil (bukan waktu). 1. Perubahan yang terjadi secara sadar. Ini berarti, bahwa seseorang yang belajar akan menyadari terjadinya perubahan itu atau paling tidak individu akan merasakan setelah terjadi perubahan dalam dirinya. Suatu misal menyadari pengetahuannya bertambah dan kecakapnnya juga mengalami pertambahan dan kebiasaannya. Jadi perubahan secara sadar ini jika dipulangkan kepada seseorang yang perubahan tingkah lakunya karena mabuk atau dalam keadaan tidak sadar, tidaklah termasuk perubahan perubahan dalam pengertian belajar.
  • 7. La Ode Supardi, S.Pd., M.Pd/Belajar dan Pembelajaran 7 2. Perubahan belajar yang bersifat kontinu dan fungsional. Ini berarti perubahan berlangsung terus menerus dan tidak statis. Jadi jika terjadi satu perubahan maka akan terjadi perubahan berikutnya. Misalnya jika anak belajar menulis maka ia akan mengalami perubahan dari tidak dapat menulis menjadi dapat menulis. Perubahan tersebut akan berlangsung terus hingga kecakapan menulisnya menjadi lebih baik dan sempurna. Ia dapat menulis indah, dapat menulis dengan pulpen dapat menulis dengan kapur. Kecakapan ini akan terus berlangsung terus hingga dapat menulis surat dan mengerjakan soal-soal dan sebagainya. 3. Perubahan belajar bersifat positif dan aktif. Dalam perbuatan belajar, perubahan-perubahan itu itu senantiasa bertambah dan terfokus demi memperoleh sesuatu yang lebih baik lagi dari pasa sediakala. Ini menandakan banyak pula usaha belajar itu dilakukan, berarti semakin banyak pula perubahan positif yang didapatnya. Sedangkan perubahan persifat aktif adalah perubahan itu tidak terjadi dengan sendirinya melainkan karena upaya individu itu sendiri. 4. Perubahan belajar bukan bersifat sementara. Perubahan belajar karena proses belajar bersifat menetap (permanen), tingkah laku yang terjadi setelah belajar akan bersifat permanen, itu sesungguhnya yang disebut belajar. Misalnya kecakapan seseorang anak dalam memainkan piano setelah belajar, tidak mudah menghilang, melainkan terus menerus dimilikinya, bahkan akan semakin berkembang jika secara kontinuetas melatih diri. 5. Perubahan dalam belajar bertujuan dan terarah. Maknanya, bahwa perubahan tingkah laku itu terjadi karena pada tujuan yang ingin dicapai. Perbuatan belajar terarah karena perubahan tingkah laku benar-benar disadari. Misalnya seseorang yang belajar mengetik, sebelumnya ia telah menatapkan target sementara yang akan dicapai sesudah belajar mengetik, dengan demikian perbuatan belajar yang dilakukan senantiasa terarah kepada tingkah laku yang telah ditetapkan. 6. Perubahan mencakup seluruh aspek belajar. Perubahan yang dimaksud adalah perubahan keseluruhan tingkah laku berupa sikap, keterampilan dan pengetahuan. Contoh jika seorang anak telah belajar naik sepeda, maka perubahan yang paling menonjol dalam keterampilannya naik sepeda. Ia telah mengalami perubahan-perubahan lainnya seperti pemahaman tentang cara kerja sepeda, pengetahuan jenis-jenis sepeda, pengetahuan tentang alat-alat sepeda, cita-cita untuk memiliki sepeda yang lebih bagus, kebiasaan
  • 8. La Ode Supardi, S.Pd., M.Pd/Belajar dan Pembelajaran 8 membersihkan sepeda dan sebagainya. Jadi perubahannya saling berkaitan erat dengan aspek lainnya. C. Tujuan Hakiki Belajar 1. Tujuan Umum Belajar Setiap individu yang telah melakukan belajar, tentu tidak hanya mengharapkan perubahan berjalan begitu saja akan tetapi mereka juga ingin mencapai tujuan belajar seperti apa yang telah direncanakan, dicita-citakan. Jika kita kembali pada isi pendahuluan, bahwa belajar adalah hanya semata-mata bersekolah atau kuliah tentu dapat diketahui tujuan belajar mereka adalah hanya semata-mata agar lulus ujian dan mendapatkan gelar sarjana. Atau kita akan mendapatkan jawaban secara umum yakni untuk menambah wawasan dan pengetahuan. Lain halnya jika ditanyakan pada individu yang sudah bekerja, tidak sedikit dari mereka menjawab agar memudahkan mengerjakan pekerjaan; agar dapat meningkatkan karier; dan agar dapat lebih sukses. Bagi saya ini adalah tujuan belajar dari seorang generasi penghafal, generasi apa adanya atau generasi individualistik. Karena itu seharusnya tujuan belajar harus penuh makna bukan hanya untuk dirinya, akan tetapi untuk masyarakat, bangsa dan negera seperti apa yang tertuang dalam tujuan pendidikan itu sendiri. Menurut Maslow (1970, p.150) tujuan belajar adalah “to be self-actulization, full use of talents, capacities, potentilities, etc.” Berdasarkan pengertian tersebut di atas, setiap individu pebelajar harus senantiasa bersungguh-sungguh dalam belajar agar seluruh potensi yang ada dalam diri mereka dapat teroptimalkan sehingga mempermudah mereka dalam mengaktulisasikan dirinya, dan menata bakat dan kapasitas agar dapat menjadi individu yang mandiri dan full of performance. Sementara itu, Andrias Harefa (2003, pp. 42-43) mendistribusi 7 jawaban mengapa mesti belajar, yang saya terjemahkan sebagai tujuan dari belajar; 1) Being responsible; (Kita belajar agar kita mampu mempersiapkan diri untuk menerima tanggung jawab atas hidup kita, atas pilihan-pilihan kita) 2) Being adaptable; (Kita belajar agar kita mampu menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan yang terjadi di sekitar kita); 3) Being faithful; (Kita belajar agar kita menginsyafi kesalahan, bertobat, mengakui keterbatasan dan berharap hanya kepada Sang Pencipta semata); 4) Being ourselves; (Kita belajar agar kita dapat membentuk karakter pribadi sebagai anak manusia yang unik, autentik, dan tak terbandingkan); 5) Bein servant; (Kita belajar agar kita dapat melayani sesama manusia yang memerlukan kita); 6) Being re-creator; (Kita belajar agar kita dapat menciptakan ulang masa depan kita) 7) Being human; (Kita belajar agar kita menjadi lebih manusiawi).
  • 9. La Ode Supardi, S.Pd., M.Pd/Belajar dan Pembelajaran 9 Kedua pendapat di atas, dapat disetarakan dengan tujuan pendidikan nasional tahun 2003, Pasal 3 yang menyatakan bahwa tujuan pendidikan adalah untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menajadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada tuhan yang maha esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggungjawab. Berdasarkan uraian di atas, tujuan belajar adalah sejumlah hasil belajar yang menunjukan bahwa peserta didik telah melakukan perbuatan belajar yang meliputi perilaku yang kompleks; dan tujuan belajar mengharapkan setiap individu seharusnya tidak hanya menjadi manusia yang berpengetahuan, bersikap, memiliki keterampilan dan punya performance yang baik akan tetapi mereka senantiasa harus siap merubah diri menjadi makhluk sosial yang mandiri, penuh karakter, lebih manusiawi yang tidak melupakan akan kebesaran sang pencipta yang pada akhir menjadi manusia pembelajar yang bertaqwa, bertanggungjawab dan demokratis, baik bagi dirinya, masyarakat dan lingkungannya. 2. Peserta didik sebagai Tujuan Siswa adalah subjek yang terlibat dalam kegiatan belajar, belajar-mengajar. Dalam kegiatan tersebut sisawa mengalami tindak mengajar, dan merespon dengan tindak mengajar. Pada mulanya siswa belum menyadari pentingnya belajar. Berkat informasi guru tetang sasaran belajar, maka siswa mulai mengetahui apa arti dan tujuan yang dicapai dalam belajar. Mengenai tujuan belajar bagi siswa dan guru, Sadirman, A.M. (2001; p.26) menyatakan bahwa tujuan belajar siswa yang eksplisit adalah diusahakan dicapai dengan tindakan instruksional, yang lazim disebut atau dinamakan dengan instructional effects, yang biasa berbentuk pengethauan dan keterampilan. Sedang tujuan-tujuan yang merupakan hasil sampingan yaitu: tercapai karena siswa “menghidupi” (to live in) suatu sistem lingkungan belajar tertentu seperti kemampuan berpikir kritis dan kreatif, sikap terbuka dan demokrasi, menerima pendapat orang lain. Jadi guru dalam mengajar sudah memiliki rencana dan menetapkan strategi belajar-mengajar untuk mencapai tujuan instructional. Tujuan belajar penting bagi guru dan siswa sendiri. Dalam desain instruksional guru merumuskan tujuan khusus belajar atau sasaran belajar siswa. Rumusan tersebut disesuaikan dengan perilaku yang hendaknya dapat dilakukan siswa. Sebagai ilustrasi, misalnya guru merumuskan sasaran belajar “siswa dapat menyebutkan ciri khas suatu prosa dan puisi.’ Sasaran tersebut berfaedah bagi guru untuk membelajarkan siswa. Dalam melukiskan kesejajaran tindak guru mencapai sasaran belajar, dan tindak siswa yang belajar untuk mencapai tujuan belajar sampai lulus dan mencapai tingkat kemadirian. (1) Guru menyusun acara pembelajaran dan berusaha mencapai sasaran belajar, suatu perilaku yang dapat dilakukan oleh peserta didik. (2) Siswa melakukan tindak belajar, yang
  • 10. La Ode Supardi, S.Pd., M.Pd/Belajar dan Pembelajaran 10 meningkatkan kemampuan-kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik. Akibat belajar tersebut siswa mencapai tujuan belajar tertentu. Dengan makin meningkatnya kemampuan maka secara keseluruhan siswa dapat mencapai tingkat kemadirian. Bagan di bawah ini melukiskan kesejajaran tindak guru mencapai sasaran belajar, dan tindak belajar untuk mencapai tujuan belajar. Bagan ini diadopsi dari Dimyati dan Mudjiono (2002; p.24). Acara Pembelajaran Sasaran belajar-Pokok bahasan-Evaluasi Sesuai program pendidikan 1 Sasaran Sasaran Sasaran Sasaran Guru Belajar Belajar Belajar Belajar 01 02 03 04 Lulus dinyatakan Belajar Belajar Belajar Belajar mencapai 01 02 03 04 tingkat Prestasi & kemandirian 2 Kemampuan Kemampuan Kemampuan Kemampuan Siswa Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat 01 02 03 04 Pencapaian tujuan-tujuan belajar Untuk mencapai kemandirian Kegiatan Belajar Dari segi guru, guru memberikan informasi tentang sasaran belajar. Bagi siswa, sasaran belajar tersebut merupakan tujuan belajarnya sementara. Dengan belajar, maka kemampuan siswa meningkat. Meningkatnya kemampuan mendorong siswa untuk mencapai tujuan belajar yang baru. Bila semua siswa menerima sasaran belajar dari guru dengan baik, maka makin lama siswa dapat membuat program, rencana belajar sendiri dalam mencapai tujuan belajarnya., semakin matang program dan rencana belajar peserta didik, maka semakin meningkat pula kemampuan siswa tersebut dan selanjutnya semakin tinggi kemandirian seorang peserta didik, ini artinya ranah kognitif, afektif dan psikomotorik peserta didik semakin berfungsi.
  • 11. La Ode Supardi, S.Pd., M.Pd/Belajar dan Pembelajaran 11