SlideShare a Scribd company logo
1 of 7
Download to read offline
1
Hukum-Hukum Dasar Kimia
Pendahuluan
Hukum dasar kimia adalah hukum yang digunakan untuk mendasari hitungan
kimia dan hubungan kuantitatif dari reaktan dan produk dalam persamaan
kimia. Aspek kuantitatif dapat diperoleh dari pengukuran massa, volume,
konsentrasi yang terkait dengan jumlah partikel atom, ion, molekul atau rumus
kimia yang terkait dalam persamaan reaksi kimia.
Pada perhitungan kimia secara stoikiometri memerlukan hukum-hukum dasar
yang relevan. Ada beberapa hukum dasar yang penting diantaranya adalah:
❖ Hukum Kekekalan Massa
❖ Hukum Perbandingan Tetap
❖ Hukum Perbandingan Berganda
❖ Hukum Perbandingan Volume
❖ Hukum Hipotesis Avogadro
Hukum Kekekalan Massa (Hukum
Lavoisier)
Hukum Lavoisier juga dikenal sebagai hukum
kekekalan massa. Teori ini dicetuskan oleh ilmuwan
asal Prancis, Antoine Laurent Lavoisier. Hukum itu
ditemukan saat Lavoisier saat membakar merkuri cair
putih dengan oksigen hingga berubah menjadi
merkuri oksida berwarna merah. Kemudian, Lavoisier
juga memanaskan merkuri oksida merah itu sampai
kembali terbentuk merkuri cari putih dan oksigen.
Dalam penelitian itu Lavoisier lantas menemukan bahwa ada peran dari gas oksigen
dalam reaksi pembakaran. Massa oksigen pada saat proses pembakaran ternyata
sama dengan massa oksigen yang terbentuk setelah merkuri oksida dipanaskan.
Yos F. da Lopez
Program Studi Manajem Pertanian
Lahan Kering Politeknik Pertanian
Negeri Kupang, Nusa Tenggara
Timur (NTT) - Indonesia.
Email: yosdapisco@gmail.com
Topik Bahasan
Hukum-hukum Dasar Kimia
Sub-Topik Bahasan
Hukum-hukum dasar kimia
Sub-Capaian Pembelajaran
Dapat menjelaskan prinsip-prinsip
dasar ilmu kimia yang meliputi
hukum-hukum dasar kimia dan
analisisnya
Indikator Penilaian
Ketepatan menjelaskan prinsip-
prinsip dasar ilmu kimia yang
meliputi hukum-hukum dasar
kimia dan analisisnya
Jurusan Manajemen Pertanian Lahan Kering
Politani Negeri Kupang: Jl. Prof. Dr. Herman
Johanes, Lasiana, Kec. Klp. Lima, Kota Kupang,
Nusa Tenggara Timur - Indonesia
KIMIA - MLK.22203
2
Bunyi dari Hukum Lavoisier adalah:
Massa total zat sebelum reaksi sama dengan massa total setelah zat reaksi.
Hal tersebut lantas disebut sebagai hukum kekekalan massa karena di dalam
reaksi kimia tidak mengubah massa.
Contoh Soal
1. 5 gram Oksigen direaksikan dengan 5 gram logam Magnesium sehingga
membentuk senyawa Magnesium oksida. Dari reaksi tersebut berapa massa
magnesium oksida yang dihasilkan?
Penyelesaian:
Mg + O2 MgO2
Massa zat sebelum reaksi = massa zat sesudah reaksi
Massa Mg + Massa O2 = Massa MgO2
5 gram Mg + 5 gram O2 = 10 gram MgO2
Jadi massa Magnesium oksida yang dihasilkan adalah sebanyak 10 gram
2. Sebuah oksigen memiliki massa 6 gram kemudian direaksikan dengan
logam magnesium sehingga membentuk 8 gram senyawa oksida. Berapakah
massa magnesium yang bereaksi?
Penyelesaian:
Mg + O2 MgO2
Massa zat sebelum reaksi = massa zat sesudah reaksi
Massa Mg + Massa O2 = Massa MgO2
Massa Mg + 6 gram O2 = 8 gram MgO2
Massa Mg = 8 gram MgO2 − 6 gram O2
Massa Mg = 2 gram
Jadi massa logam Magnesium yang bereaksi sebanyak 2 gram
HUKUM KEKALAN MASSA
Massa total zat sebelum reaksi sama
dengan massa total setelah zat reaksi.
Yos F. da Lopez
Program Studi Manajem Pertanian
Lahan Kering Politeknik Pertanian
Negeri Kupang, Nusa Tenggara
Timur (NTT) - Indonesia.
Email: yosdapisco@gmail.com
Topik Bahasan
Hukum-hukum Dasar Kimia
Sub-Topik Bahasan
Hukum-hukum dasar kimia
Sub-Capaian Pembelajaran
Dapat menjelaskan prinsip-prinsip
dasar ilmu kimia yang meliputi
hukum-hukum dasar kimia dan
analisisnya
Indikator Penilaian
Ketepatan menjelaskan prinsip-
prinsip dasar ilmu kimia yang
meliputi hukum-hukum dasar
kimia dan analisisnya
Jurusan Manajemen Pertanian Lahan Kering
Politani Negeri Kupang: Jl. Prof. Dr. Herman
Johanes, Lasiana, Kec. Klp. Lima, Kota Kupang,
Nusa Tenggara Timur - Indonesia
KIMIA - MLK.22203
3
Hukum Perbandingan
Tetap (Hukum Proust)
Joseph Louis Proust menemukan bahwa setiap
senyawa disusun oleh unsur dengan komposisi
tertentu dan tetap. Oleh karena itu, hukum
tersebut berbunyi:
Perbandingan massa unsur-unsur setiap senyawa berisi komposisi tertentu
dan tetap.
Salah satu contoh eksperimennya adalah reaksi unsur hidrogen dengan oksigen
membentuk senyawa air dan kemudian hasilnya menunjukkan perbandingan
massa hidrogen dengan oksigen beraksi tetap, yakni 1:8.
Contoh Soal
1. Massa karbon (C) dan oksigen (O) memiliki perbandingan 3:8. Jika karbon
yang bereaksi 1,5 gram, berapa massa oksigen bereaksi dan massa
karbondioksida yang terbentuk?
Penyelesaian:
Perbandingan Massa:
Karbon = 3 = 1,5 gram
Oksigen = 8 = ? gram
Karbondioksida = 11 = ? gram
Massa Oksigen = 8/3 1,5 gram = 4 gram
Massa Karbon dioksida = 11/3 1,5 = 5,5 gram.
Jadi massa oksigen bereaksi adalah 4 gram dan massa Karbondioksida
terbentuk adalah 5,5 gram.
2. Perbandingan massa besi dan belerang dalam senyawa besi sulfida adalah
7:4 berapakah massa besi dan massa belerang yang dibutuhkan untuk
membentuk senyawa besi sulfida dengan 21 gram besi tanpa sisa reaksi?
Penyelesaian:
Perbandingan Massa:
Besi = 7 = ? gram
Belerang = 4 = ? gram
Besi Sulfida = 11 = 21 gram
Yos F. da Lopez
Program Studi Manajem Pertanian
Lahan Kering Politeknik Pertanian
Negeri Kupang, Nusa Tenggara
Timur (NTT) - Indonesia.
Email: yosdapisco@gmail.com
Topik Bahasan
Hukum-hukum Dasar Kimia
Sub-Topik Bahasan
Hukum-hukum dasar kimia
Sub-Capaian Pembelajaran
Dapat menjelaskan prinsip-prinsip
dasar ilmu kimia yang meliputi
hukum-hukum dasar kimia dan
analisisnya
Indikator Penilaian
Ketepatan menjelaskan prinsip-
prinsip dasar ilmu kimia yang
meliputi hukum-hukum dasar
kimia dan analisisnya
Jurusan Manajemen Pertanian Lahan Kering
Politani Negeri Kupang: Jl. Prof. Dr. Herman
Johanes, Lasiana, Kec. Klp. Lima, Kota Kupang,
Nusa Tenggara Timur - Indonesia
KIMIA - MLK.22203
4
Massa Belerang = 4/11 21
Massa Belerang = 7,64 gram
Massa Besi = 7/11 21
Massa Besi = 13,36 gram
Jadi massa belerang untuk membentuk 21 gram besi sulfida adalah 7,64 gram,
dan massa besi adalah sebanyak 13,36 gram.
3. Jika direaksikan besi sebanyak 60 gram dan belerang 24 gram berapakah
massa besi(II) sulfida yang dihasilkan ?
Penyelesaian:
Perbandingan Massa:
Besi = 7 = 60 gram
Belerang = 4 = 24 gram
Besi Sulfida = 11 = ? gram
Untuk bereaksi dengan 24 gram belerang membutuhkan besi sebanyak:
Massa besi = 7/4 24
Massa besi = 42 gram
Dengan demikian besi sulfida yang dihasilkan sebanyak:
Massa besi sulfida = 11/4 24
Massa besi sulfida = 66 gram.
ATAU
Massa besi sulfida = 24 gram + 42 gram
Massa besi sulfida = 66 gram
Sisa besi yang tidak bereaksi adalah sebanyak:
Sisa besi = 60 gram 42 gram
Sisa besi = 18 gram
Jadibesisulfidayang dihasilkanadalah 66gram dengan sisabesi sebanyak 18gram.
HUKUM PROUST
Perbandingan massa unsur-unsur setiap
senyawa berisi komposisi tertentu dan
tetap.
Yos F. da Lopez
Program Studi Manajem Pertanian
Lahan Kering Politeknik Pertanian
Negeri Kupang, Nusa Tenggara
Timur (NTT) - Indonesia.
Email: yosdapisco@gmail.com
Topik Bahasan
Hukum-hukum Dasar Kimia
Sub-Topik Bahasan
Hukum-hukum dasar kimia
Sub-Capaian Pembelajaran
Dapat menjelaskan prinsip-prinsip
dasar ilmu kimia yang meliputi
hukum-hukum dasar kimia dan
analisisnya
Indikator Penilaian
Ketepatan menjelaskan prinsip-
prinsip dasar ilmu kimia yang
meliputi hukum-hukum dasar
kimia dan analisisnya
Jurusan Manajemen Pertanian Lahan Kering
Politani Negeri Kupang: Jl. Prof. Dr. Herman
Johanes, Lasiana, Kec. Klp. Lima, Kota Kupang,
Nusa Tenggara Timur - Indonesia
KIMIA - MLK.22203
5
Hukum Perbandingan
Berganda (Hukum Dalton)
Hukum Dalton pertama kali dicetuskan oleh ilmuwan
asal Inggris bernama John Dalton. Dalam penelitiannya,
John Dalton membandingkan unsur-unsur yang
terkandung dalam beberapa senyawa.
Hasilnya ditemukanlah Hukum Perbandingan Ganda yang berbunyi:
Jika ada dua unsur bisa membentuk lebih dari satu senyawa dengan salah
satu massa unsur dibuat tetap, maka perbandingan massa yang lain dalam
senyawa itu merupakan bilangan bulat sederhana.
Contohnya adalah belerang dan oksigen yang dapat membentuk dua senyawa.
Contoh Soal
Unsur fosfor dan oksigen yang direaksikan membentuk dua jenis senyawa.
Dalam 55 gram senyawa I terdapat 31 gram fosfor dan 71 gram senyawa II
mengandung 40 gram oksigen. Apakah senyawa tersebut termasuk ke dalam
hukum Dalton?
Penyelesaian:
Massa fosfor Massa Oksigen Massa Senyawa
Senyawa I 31 gram ? 55 gram
Senyawa II ? 40 gram 71 gram
❖ Massa oksigen pada senyawa I = 55 − 31 = 24
❖ Massa fosfor pada senyawa II = 71 − 40 = 31
Perbandingan massa fosfor pada senyawa I dan II adalah
= 31 : 31 dibagi dengan 31 = 1 : 1
Perbandingan oksigen pada senyawa I dan II adalah
= 24 : 40 dibagi dengan 8 = 3 : 5
Dari hasil tersebut perbandingan oksigen dan fosfor pada senyawa I dan II yaitu
1:1 dan 3:5 merupakan bilangan bulat dan sederhana.
HUKUM DALTON
Jika ada dua unsur bisa membentuk lebih dari satu senyawa
dengan salah satu massa unsur dibuat tetap, maka
perbandingan massa yang lain dalam senyawa itu
merupakan bilangan bulat sederhana.
Yos F. da Lopez
Program Studi Manajem Pertanian
Lahan Kering Politeknik Pertanian
Negeri Kupang, Nusa Tenggara
Timur (NTT) - Indonesia.
Email: yosdapisco@gmail.com
Topik Bahasan
Hukum-hukum Dasar Kimia
Sub-Topik Bahasan
Hukum-hukum dasar kimia
Sub-Capaian Pembelajaran
Dapat menjelaskan prinsip-prinsip
dasar ilmu kimia yang meliputi
hukum-hukum dasar kimia dan
analisisnya
Indikator Penilaian
Ketepatan menjelaskan prinsip-
prinsip dasar ilmu kimia yang
meliputi hukum-hukum dasar
kimia dan analisisnya
Jurusan Manajemen Pertanian Lahan Kering
Politani Negeri Kupang: Jl. Prof. Dr. Herman
Johanes, Lasiana, Kec. Klp. Lima, Kota Kupang,
Nusa Tenggara Timur - Indonesia
KIMIA - MLK.22203
6
Hukum Perbandingan
Volume (Hukum Gay-
Lussac)
Hukum yang juga dikenal sebagai Hukum
Perbandingan Volume ini ditemukan oleh ilmuwan
asal Prancis, yaitu Joseph Gay Lussac. Dalam
penelitiannya, ia ingin membuktikan tentang volume gas dalam suatu reaksi
kimia. Hasil dari penelitian itu mendapat kesimpulan bahwa suhu dan tekanan
mempengaruhi perubahan gas.
Percobaan sederhana yang dilakukan menghasilkan perbandingan volume
hidrogen : oksigen : uap air adalah 2 : 1 : 2. Nampak bahwa perbandingan
volume sesuai dengan perbandingan koefisien unsur atau senyawa pada
persamaan reaksi setara, yaitu persamaan reaksi dengan jumlah atom di
sebelah kiri sama dengan di sebelah kanan.
Reaksi pembentukan air: 2H2 + O2 2O
Perbandingan Volume: 2 : 1 : 2
Bunyi hukum perbandingan ialah sebagai berikut:
Jika diukur pada Suhu dan Tekanan yang sama, maka Volume gas yang
bereaksi dan gas hasil reaksi berbanding sebagai bilangan bulat dan
sederhana.
Contoh Soal
2 Liter gas hidrogen bereaksi dengan 2 liter gas klorin sehingga menghasilkan
4 gas hidrogen klorida. Apabila gas hidrogen yang direaksikan sebesar 10 liter,
berapakah gas hidrogen klorida yang dihasilkan?
Penyelesaian:
Volume Perbandingan
Hidrogen 2 1
Klorin 2 1
Hidrogen Klorida 4 2
Jika gas hydrogen yang direaksikan adalah 10 liter maka gas hydrogen klorida
yang dihasilkan:
= 2 10 = 20 liter ( 2 = nilai perbandingan Hidrogen Klorida)
Jadi hidrogen klorida yang dihasilkan dari reaksi 10 liter gas hydrogen adalah
sebanyak 20 liter.
Yos F. da Lopez
Program Studi Manajem Pertanian
Lahan Kering Politeknik Pertanian
Negeri Kupang, Nusa Tenggara
Timur (NTT) - Indonesia.
Email: yosdapisco@gmail.com
Topik Bahasan
Hukum-hukum Dasar Kimia
Sub-Topik Bahasan
Hukum-hukum dasar kimia
Sub-Capaian Pembelajaran
Dapat menjelaskan prinsip-prinsip
dasar ilmu kimia yang meliputi
hukum-hukum dasar kimia dan
analisisnya
Indikator Penilaian
Ketepatan menjelaskan prinsip-
prinsip dasar ilmu kimia yang
meliputi hukum-hukum dasar
kimia dan analisisnya
Jurusan Manajemen Pertanian Lahan Kering
Politani Negeri Kupang: Jl. Prof. Dr. Herman
Johanes, Lasiana, Kec. Klp. Lima, Kota Kupang,
Nusa Tenggara Timur - Indonesia
KIMIA - MLK.22203
7
Hukum Hipotesis
Avogadro
Hipotesis Avogadro merupakan teori yang
ditemukan oleh Amedeo Avogadro pada tahun
1811. Dalam penelitiannya, Avogadro menemukan
bahwa partikel unsur tidak harus selalu berupa
atom tunggal, tetap dapat juga berupa molekul
unsur atau dua atom atau lebih.
Hipotesis dari Avogadro itu lantas mengatakan:
Pada suhu dan tekanan yang sama, perbandingan gas yang bervolume sama
memiliki jumlah molekul yang sama juga.
Rumus matematis dari hukum Avogadro sebagai berikut:
(V1 N1) = (V2 N2)
Dimana: N = jumlah molekul gas tertentu, V = volume ruang gas
Contoh Soal
22
molekul gas karbon dioksida. Pada suhu
dan tekanan yang sama, berapakah jumlah molekul gas nitrogen dalam tabung
bervolume 4 Liter?
Penyelesaian:
Diketahui: N1
22
, V1 = 5 liter, V2 = 4 liter. N2
(V1 N1) = (V2 N2) N2 = (N1 V2) V1
(V1 1) = (V2 2) N2 = (2 1022
x 4) 5
(V1 1) = (V2 2) N2 = (8 1022
) 4
((V1 1) = (V2 2) N2 = 1,6 1022
Jadi jumlah gas nitrogen dalam tabung bervolume 4 liter adalah 1,6 1022
HUKUM AVOGADRO
Pada suhu dan tekanan yang sama,
perbandingan gas yang bervolume sama
memiliki jumlah molekul yang sama juga.
Yos F. da Lopez
Program Studi Manajem Pertanian
Lahan Kering Politeknik Pertanian
Negeri Kupang, Nusa Tenggara
Timur (NTT) - Indonesia.
Email: yosdapisco@gmail.com
Topik Bahasan
Hukum-hukum Dasar Kimia
Sub-Topik Bahasan
Hukum-hukum dasar kimia
Sub-Capaian Pembelajaran
Dapat menjelaskan prinsip-prinsip
dasar ilmu kimia yang meliputi
hukum-hukum dasar kimia dan
analisisnya
Indikator Penilaian
Ketepatan menjelaskan prinsip-
prinsip dasar ilmu kimia yang
meliputi hukum-hukum dasar
kimia dan analisisnya
Jurusan Manajemen Pertanian Lahan Kering
Politani Negeri Kupang: Jl. Prof. Dr. Herman
Johanes, Lasiana, Kec. Klp. Lima, Kota Kupang,
Nusa Tenggara Timur - Indonesia
KIMIA - MLK.22203

More Related Content

Similar to HUKUM DASAR KIMIA

Hukum dasar kimia dan perhitungan kimia
Hukum dasar kimia dan perhitungan kimiaHukum dasar kimia dan perhitungan kimia
Hukum dasar kimia dan perhitungan kimiaEKO SUPRIYADI
 
Hukumdasarkimiadanperhitungankimia
HukumdasarkimiadanperhitungankimiaHukumdasarkimiadanperhitungankimia
HukumdasarkimiadanperhitungankimiaEko Supriyadi
 
Hukum hukum dasar kimia
Hukum hukum dasar kimiaHukum hukum dasar kimia
Hukum hukum dasar kimiaPutri Aisyah
 
Stoikiometri.ppt
Stoikiometri.pptStoikiometri.ppt
Stoikiometri.pptDiyas16
 
Handout interaktif hukum hukum dasar kimia
Handout  interaktif  hukum hukum  dasar  kimiaHandout  interaktif  hukum hukum  dasar  kimia
Handout interaktif hukum hukum dasar kimiaAdi Prihandono
 
Handout interaktif hukum hukum dasar kimia
Handout  interaktif  hukum hukum  dasar  kimiaHandout  interaktif  hukum hukum  dasar  kimia
Handout interaktif hukum hukum dasar kimiaAdi Prihandono
 
Handout interaktif hukum hukum dasar kimia
Handout  interaktif  hukum hukum  dasar  kimiaHandout  interaktif  hukum hukum  dasar  kimia
Handout interaktif hukum hukum dasar kimiaAdi Prihandono
 
Stoikiometri - Aspek kuantitatif dalam kimia
Stoikiometri - Aspek kuantitatif dalam kimiaStoikiometri - Aspek kuantitatif dalam kimia
Stoikiometri - Aspek kuantitatif dalam kimiaaditya rakhmawan
 
BAB 4_HUKUM DASAR DAN PERHITUNGAN KIMIA (IPA KIMIA X KurMer).pptx
BAB 4_HUKUM DASAR DAN PERHITUNGAN KIMIA (IPA KIMIA X KurMer).pptxBAB 4_HUKUM DASAR DAN PERHITUNGAN KIMIA (IPA KIMIA X KurMer).pptx
BAB 4_HUKUM DASAR DAN PERHITUNGAN KIMIA (IPA KIMIA X KurMer).pptxmufidatulhasanah1
 
hukum dasar kimia
hukum dasar kimiahukum dasar kimia
hukum dasar kimiamercynana25
 
BAB 4_HUKUM DASAR DAN PERHITUNGAN KIMIA (IPA KIMIA X KurMer).pptx
BAB 4_HUKUM DASAR DAN PERHITUNGAN KIMIA (IPA KIMIA X KurMer).pptxBAB 4_HUKUM DASAR DAN PERHITUNGAN KIMIA (IPA KIMIA X KurMer).pptx
BAB 4_HUKUM DASAR DAN PERHITUNGAN KIMIA (IPA KIMIA X KurMer).pptxssuser2d50731
 

Similar to HUKUM DASAR KIMIA (20)

Hukum dasar kimia dan perhitungan kimia
Hukum dasar kimia dan perhitungan kimiaHukum dasar kimia dan perhitungan kimia
Hukum dasar kimia dan perhitungan kimia
 
Hukumdasarkimiadanperhitungankimia
HukumdasarkimiadanperhitungankimiaHukumdasarkimiadanperhitungankimia
Hukumdasarkimiadanperhitungankimia
 
Stoikiometri Siiip
Stoikiometri SiiipStoikiometri Siiip
Stoikiometri Siiip
 
Hukum hukum dasar kimia
Hukum hukum dasar kimiaHukum hukum dasar kimia
Hukum hukum dasar kimia
 
Stoikiometri.ppt
Stoikiometri.pptStoikiometri.ppt
Stoikiometri.ppt
 
Handout interaktif hukum hukum dasar kimia
Handout  interaktif  hukum hukum  dasar  kimiaHandout  interaktif  hukum hukum  dasar  kimia
Handout interaktif hukum hukum dasar kimia
 
Handout interaktif hukum hukum dasar kimia
Handout  interaktif  hukum hukum  dasar  kimiaHandout  interaktif  hukum hukum  dasar  kimia
Handout interaktif hukum hukum dasar kimia
 
Handout interaktif hukum hukum dasar kimia
Handout  interaktif  hukum hukum  dasar  kimiaHandout  interaktif  hukum hukum  dasar  kimia
Handout interaktif hukum hukum dasar kimia
 
Stoikiometri - Aspek kuantitatif dalam kimia
Stoikiometri - Aspek kuantitatif dalam kimiaStoikiometri - Aspek kuantitatif dalam kimia
Stoikiometri - Aspek kuantitatif dalam kimia
 
Rpp
RppRpp
Rpp
 
Kesetimbangan kimia
Kesetimbangan kimiaKesetimbangan kimia
Kesetimbangan kimia
 
Stoikiometri
StoikiometriStoikiometri
Stoikiometri
 
STOIKIOMETRI.ppt
STOIKIOMETRI.pptSTOIKIOMETRI.ppt
STOIKIOMETRI.ppt
 
BAB 4_HUKUM DASAR DAN PERHITUNGAN KIMIA (IPA KIMIA X KurMer).pptx
BAB 4_HUKUM DASAR DAN PERHITUNGAN KIMIA (IPA KIMIA X KurMer).pptxBAB 4_HUKUM DASAR DAN PERHITUNGAN KIMIA (IPA KIMIA X KurMer).pptx
BAB 4_HUKUM DASAR DAN PERHITUNGAN KIMIA (IPA KIMIA X KurMer).pptx
 
Bab1 kimia materi_a4
Bab1 kimia materi_a4Bab1 kimia materi_a4
Bab1 kimia materi_a4
 
HUKUM-HUKUM_DASAR_KIMIA.pdf
HUKUM-HUKUM_DASAR_KIMIA.pdfHUKUM-HUKUM_DASAR_KIMIA.pdf
HUKUM-HUKUM_DASAR_KIMIA.pdf
 
STOIKIOMETRI.pptx
STOIKIOMETRI.pptxSTOIKIOMETRI.pptx
STOIKIOMETRI.pptx
 
hukum dasar kimia
hukum dasar kimiahukum dasar kimia
hukum dasar kimia
 
2 rpp hukum-hukum dasar kimia
2 rpp hukum-hukum dasar kimia2 rpp hukum-hukum dasar kimia
2 rpp hukum-hukum dasar kimia
 
BAB 4_HUKUM DASAR DAN PERHITUNGAN KIMIA (IPA KIMIA X KurMer).pptx
BAB 4_HUKUM DASAR DAN PERHITUNGAN KIMIA (IPA KIMIA X KurMer).pptxBAB 4_HUKUM DASAR DAN PERHITUNGAN KIMIA (IPA KIMIA X KurMer).pptx
BAB 4_HUKUM DASAR DAN PERHITUNGAN KIMIA (IPA KIMIA X KurMer).pptx
 

More from Neneng Rohayati

Perkembangan_teori_atom.ppt
Perkembangan_teori_atom.pptPerkembangan_teori_atom.ppt
Perkembangan_teori_atom.pptNeneng Rohayati
 
PPT KIMIA X BAB 3 KSP.ppt
PPT KIMIA X BAB 3 KSP.pptPPT KIMIA X BAB 3 KSP.ppt
PPT KIMIA X BAB 3 KSP.pptNeneng Rohayati
 
menentukan periode dan golongan dari subkulit (1).ppt
menentukan periode dan golongan dari subkulit (1).pptmenentukan periode dan golongan dari subkulit (1).ppt
menentukan periode dan golongan dari subkulit (1).pptNeneng Rohayati
 
menentukan periode dan golongan dari subkulit (1).ppt
menentukan periode dan golongan dari subkulit (1).pptmenentukan periode dan golongan dari subkulit (1).ppt
menentukan periode dan golongan dari subkulit (1).pptNeneng Rohayati
 
PPT KIMIA X BAB 3 KSP (1).ppt
PPT KIMIA X BAB 3 KSP (1).pptPPT KIMIA X BAB 3 KSP (1).ppt
PPT KIMIA X BAB 3 KSP (1).pptNeneng Rohayati
 
DAFTAR_EVALUASI_DIRI_KERJA_GURU.docx
DAFTAR_EVALUASI_DIRI_KERJA_GURU.docxDAFTAR_EVALUASI_DIRI_KERJA_GURU.docx
DAFTAR_EVALUASI_DIRI_KERJA_GURU.docxNeneng Rohayati
 
tutorialgoogleclassroom-170820115341-dikonversi.ppt
tutorialgoogleclassroom-170820115341-dikonversi.ppttutorialgoogleclassroom-170820115341-dikonversi.ppt
tutorialgoogleclassroom-170820115341-dikonversi.pptNeneng Rohayati
 
TUTORIAL Membuat animasi tangan dengan Sparkol Videoscribe.ppt
TUTORIAL Membuat animasi tangan dengan Sparkol Videoscribe.pptTUTORIAL Membuat animasi tangan dengan Sparkol Videoscribe.ppt
TUTORIAL Membuat animasi tangan dengan Sparkol Videoscribe.pptNeneng Rohayati
 
Neneng Rohayati_Demonstrasi Konstekstual - Pendidikan yang Memerdekakan.doc.ppt
Neneng Rohayati_Demonstrasi Konstekstual - Pendidikan yang Memerdekakan.doc.pptNeneng Rohayati_Demonstrasi Konstekstual - Pendidikan yang Memerdekakan.doc.ppt
Neneng Rohayati_Demonstrasi Konstekstual - Pendidikan yang Memerdekakan.doc.pptNeneng Rohayati
 
LDKS ATTAQWA بسم الله الرمن الرحيم.pptx
LDKS ATTAQWA بسم الله الرمن الرحيم.pptxLDKS ATTAQWA بسم الله الرمن الرحيم.pptx
LDKS ATTAQWA بسم الله الرمن الرحيم.pptxNeneng Rohayati
 

More from Neneng Rohayati (14)

Perkembangan_teori_atom.ppt
Perkembangan_teori_atom.pptPerkembangan_teori_atom.ppt
Perkembangan_teori_atom.ppt
 
PPT KIMIA X BAB 3 KSP.ppt
PPT KIMIA X BAB 3 KSP.pptPPT KIMIA X BAB 3 KSP.ppt
PPT KIMIA X BAB 3 KSP.ppt
 
menentukan periode dan golongan dari subkulit (1).ppt
menentukan periode dan golongan dari subkulit (1).pptmenentukan periode dan golongan dari subkulit (1).ppt
menentukan periode dan golongan dari subkulit (1).ppt
 
materi liqo.docx
materi liqo.docxmateri liqo.docx
materi liqo.docx
 
Kajian_Hadits_ke_7.pdf
Kajian_Hadits_ke_7.pdfKajian_Hadits_ke_7.pdf
Kajian_Hadits_ke_7.pdf
 
Kajian_Hadits_ke_7.pdf
Kajian_Hadits_ke_7.pdfKajian_Hadits_ke_7.pdf
Kajian_Hadits_ke_7.pdf
 
menentukan periode dan golongan dari subkulit (1).ppt
menentukan periode dan golongan dari subkulit (1).pptmenentukan periode dan golongan dari subkulit (1).ppt
menentukan periode dan golongan dari subkulit (1).ppt
 
PPT KIMIA X BAB 3 KSP (1).ppt
PPT KIMIA X BAB 3 KSP (1).pptPPT KIMIA X BAB 3 KSP (1).ppt
PPT KIMIA X BAB 3 KSP (1).ppt
 
LARUTAN PENYANGGA.pptx
LARUTAN PENYANGGA.pptxLARUTAN PENYANGGA.pptx
LARUTAN PENYANGGA.pptx
 
DAFTAR_EVALUASI_DIRI_KERJA_GURU.docx
DAFTAR_EVALUASI_DIRI_KERJA_GURU.docxDAFTAR_EVALUASI_DIRI_KERJA_GURU.docx
DAFTAR_EVALUASI_DIRI_KERJA_GURU.docx
 
tutorialgoogleclassroom-170820115341-dikonversi.ppt
tutorialgoogleclassroom-170820115341-dikonversi.ppttutorialgoogleclassroom-170820115341-dikonversi.ppt
tutorialgoogleclassroom-170820115341-dikonversi.ppt
 
TUTORIAL Membuat animasi tangan dengan Sparkol Videoscribe.ppt
TUTORIAL Membuat animasi tangan dengan Sparkol Videoscribe.pptTUTORIAL Membuat animasi tangan dengan Sparkol Videoscribe.ppt
TUTORIAL Membuat animasi tangan dengan Sparkol Videoscribe.ppt
 
Neneng Rohayati_Demonstrasi Konstekstual - Pendidikan yang Memerdekakan.doc.ppt
Neneng Rohayati_Demonstrasi Konstekstual - Pendidikan yang Memerdekakan.doc.pptNeneng Rohayati_Demonstrasi Konstekstual - Pendidikan yang Memerdekakan.doc.ppt
Neneng Rohayati_Demonstrasi Konstekstual - Pendidikan yang Memerdekakan.doc.ppt
 
LDKS ATTAQWA بسم الله الرمن الرحيم.pptx
LDKS ATTAQWA بسم الله الرمن الرحيم.pptxLDKS ATTAQWA بسم الله الرمن الرحيم.pptx
LDKS ATTAQWA بسم الله الرمن الرحيم.pptx
 

Recently uploaded

Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdfDiskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdfHendroGunawan8
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)MustahalMustahal
 
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk HidupUT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidupfamela161
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDNurainiNuraini25
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxdeskaputriani1
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptxMateri IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptxmuhammadkausar1201
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxRizkyPratiwi19
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfChananMfd
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...Kanaidi ken
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxNurindahSetyawati1
 
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdfaksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdfwalidumar
 
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptxPPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptxSaefAhmad
 

Recently uploaded (20)

Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdfDiskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
 
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk HidupUT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptxMateri IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
 
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdfaksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
 
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptxPPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
 

HUKUM DASAR KIMIA

  • 1. 1 Hukum-Hukum Dasar Kimia Pendahuluan Hukum dasar kimia adalah hukum yang digunakan untuk mendasari hitungan kimia dan hubungan kuantitatif dari reaktan dan produk dalam persamaan kimia. Aspek kuantitatif dapat diperoleh dari pengukuran massa, volume, konsentrasi yang terkait dengan jumlah partikel atom, ion, molekul atau rumus kimia yang terkait dalam persamaan reaksi kimia. Pada perhitungan kimia secara stoikiometri memerlukan hukum-hukum dasar yang relevan. Ada beberapa hukum dasar yang penting diantaranya adalah: ❖ Hukum Kekekalan Massa ❖ Hukum Perbandingan Tetap ❖ Hukum Perbandingan Berganda ❖ Hukum Perbandingan Volume ❖ Hukum Hipotesis Avogadro Hukum Kekekalan Massa (Hukum Lavoisier) Hukum Lavoisier juga dikenal sebagai hukum kekekalan massa. Teori ini dicetuskan oleh ilmuwan asal Prancis, Antoine Laurent Lavoisier. Hukum itu ditemukan saat Lavoisier saat membakar merkuri cair putih dengan oksigen hingga berubah menjadi merkuri oksida berwarna merah. Kemudian, Lavoisier juga memanaskan merkuri oksida merah itu sampai kembali terbentuk merkuri cari putih dan oksigen. Dalam penelitian itu Lavoisier lantas menemukan bahwa ada peran dari gas oksigen dalam reaksi pembakaran. Massa oksigen pada saat proses pembakaran ternyata sama dengan massa oksigen yang terbentuk setelah merkuri oksida dipanaskan. Yos F. da Lopez Program Studi Manajem Pertanian Lahan Kering Politeknik Pertanian Negeri Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) - Indonesia. Email: yosdapisco@gmail.com Topik Bahasan Hukum-hukum Dasar Kimia Sub-Topik Bahasan Hukum-hukum dasar kimia Sub-Capaian Pembelajaran Dapat menjelaskan prinsip-prinsip dasar ilmu kimia yang meliputi hukum-hukum dasar kimia dan analisisnya Indikator Penilaian Ketepatan menjelaskan prinsip- prinsip dasar ilmu kimia yang meliputi hukum-hukum dasar kimia dan analisisnya Jurusan Manajemen Pertanian Lahan Kering Politani Negeri Kupang: Jl. Prof. Dr. Herman Johanes, Lasiana, Kec. Klp. Lima, Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur - Indonesia KIMIA - MLK.22203
  • 2. 2 Bunyi dari Hukum Lavoisier adalah: Massa total zat sebelum reaksi sama dengan massa total setelah zat reaksi. Hal tersebut lantas disebut sebagai hukum kekekalan massa karena di dalam reaksi kimia tidak mengubah massa. Contoh Soal 1. 5 gram Oksigen direaksikan dengan 5 gram logam Magnesium sehingga membentuk senyawa Magnesium oksida. Dari reaksi tersebut berapa massa magnesium oksida yang dihasilkan? Penyelesaian: Mg + O2 MgO2 Massa zat sebelum reaksi = massa zat sesudah reaksi Massa Mg + Massa O2 = Massa MgO2 5 gram Mg + 5 gram O2 = 10 gram MgO2 Jadi massa Magnesium oksida yang dihasilkan adalah sebanyak 10 gram 2. Sebuah oksigen memiliki massa 6 gram kemudian direaksikan dengan logam magnesium sehingga membentuk 8 gram senyawa oksida. Berapakah massa magnesium yang bereaksi? Penyelesaian: Mg + O2 MgO2 Massa zat sebelum reaksi = massa zat sesudah reaksi Massa Mg + Massa O2 = Massa MgO2 Massa Mg + 6 gram O2 = 8 gram MgO2 Massa Mg = 8 gram MgO2 − 6 gram O2 Massa Mg = 2 gram Jadi massa logam Magnesium yang bereaksi sebanyak 2 gram HUKUM KEKALAN MASSA Massa total zat sebelum reaksi sama dengan massa total setelah zat reaksi. Yos F. da Lopez Program Studi Manajem Pertanian Lahan Kering Politeknik Pertanian Negeri Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) - Indonesia. Email: yosdapisco@gmail.com Topik Bahasan Hukum-hukum Dasar Kimia Sub-Topik Bahasan Hukum-hukum dasar kimia Sub-Capaian Pembelajaran Dapat menjelaskan prinsip-prinsip dasar ilmu kimia yang meliputi hukum-hukum dasar kimia dan analisisnya Indikator Penilaian Ketepatan menjelaskan prinsip- prinsip dasar ilmu kimia yang meliputi hukum-hukum dasar kimia dan analisisnya Jurusan Manajemen Pertanian Lahan Kering Politani Negeri Kupang: Jl. Prof. Dr. Herman Johanes, Lasiana, Kec. Klp. Lima, Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur - Indonesia KIMIA - MLK.22203
  • 3. 3 Hukum Perbandingan Tetap (Hukum Proust) Joseph Louis Proust menemukan bahwa setiap senyawa disusun oleh unsur dengan komposisi tertentu dan tetap. Oleh karena itu, hukum tersebut berbunyi: Perbandingan massa unsur-unsur setiap senyawa berisi komposisi tertentu dan tetap. Salah satu contoh eksperimennya adalah reaksi unsur hidrogen dengan oksigen membentuk senyawa air dan kemudian hasilnya menunjukkan perbandingan massa hidrogen dengan oksigen beraksi tetap, yakni 1:8. Contoh Soal 1. Massa karbon (C) dan oksigen (O) memiliki perbandingan 3:8. Jika karbon yang bereaksi 1,5 gram, berapa massa oksigen bereaksi dan massa karbondioksida yang terbentuk? Penyelesaian: Perbandingan Massa: Karbon = 3 = 1,5 gram Oksigen = 8 = ? gram Karbondioksida = 11 = ? gram Massa Oksigen = 8/3 1,5 gram = 4 gram Massa Karbon dioksida = 11/3 1,5 = 5,5 gram. Jadi massa oksigen bereaksi adalah 4 gram dan massa Karbondioksida terbentuk adalah 5,5 gram. 2. Perbandingan massa besi dan belerang dalam senyawa besi sulfida adalah 7:4 berapakah massa besi dan massa belerang yang dibutuhkan untuk membentuk senyawa besi sulfida dengan 21 gram besi tanpa sisa reaksi? Penyelesaian: Perbandingan Massa: Besi = 7 = ? gram Belerang = 4 = ? gram Besi Sulfida = 11 = 21 gram Yos F. da Lopez Program Studi Manajem Pertanian Lahan Kering Politeknik Pertanian Negeri Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) - Indonesia. Email: yosdapisco@gmail.com Topik Bahasan Hukum-hukum Dasar Kimia Sub-Topik Bahasan Hukum-hukum dasar kimia Sub-Capaian Pembelajaran Dapat menjelaskan prinsip-prinsip dasar ilmu kimia yang meliputi hukum-hukum dasar kimia dan analisisnya Indikator Penilaian Ketepatan menjelaskan prinsip- prinsip dasar ilmu kimia yang meliputi hukum-hukum dasar kimia dan analisisnya Jurusan Manajemen Pertanian Lahan Kering Politani Negeri Kupang: Jl. Prof. Dr. Herman Johanes, Lasiana, Kec. Klp. Lima, Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur - Indonesia KIMIA - MLK.22203
  • 4. 4 Massa Belerang = 4/11 21 Massa Belerang = 7,64 gram Massa Besi = 7/11 21 Massa Besi = 13,36 gram Jadi massa belerang untuk membentuk 21 gram besi sulfida adalah 7,64 gram, dan massa besi adalah sebanyak 13,36 gram. 3. Jika direaksikan besi sebanyak 60 gram dan belerang 24 gram berapakah massa besi(II) sulfida yang dihasilkan ? Penyelesaian: Perbandingan Massa: Besi = 7 = 60 gram Belerang = 4 = 24 gram Besi Sulfida = 11 = ? gram Untuk bereaksi dengan 24 gram belerang membutuhkan besi sebanyak: Massa besi = 7/4 24 Massa besi = 42 gram Dengan demikian besi sulfida yang dihasilkan sebanyak: Massa besi sulfida = 11/4 24 Massa besi sulfida = 66 gram. ATAU Massa besi sulfida = 24 gram + 42 gram Massa besi sulfida = 66 gram Sisa besi yang tidak bereaksi adalah sebanyak: Sisa besi = 60 gram 42 gram Sisa besi = 18 gram Jadibesisulfidayang dihasilkanadalah 66gram dengan sisabesi sebanyak 18gram. HUKUM PROUST Perbandingan massa unsur-unsur setiap senyawa berisi komposisi tertentu dan tetap. Yos F. da Lopez Program Studi Manajem Pertanian Lahan Kering Politeknik Pertanian Negeri Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) - Indonesia. Email: yosdapisco@gmail.com Topik Bahasan Hukum-hukum Dasar Kimia Sub-Topik Bahasan Hukum-hukum dasar kimia Sub-Capaian Pembelajaran Dapat menjelaskan prinsip-prinsip dasar ilmu kimia yang meliputi hukum-hukum dasar kimia dan analisisnya Indikator Penilaian Ketepatan menjelaskan prinsip- prinsip dasar ilmu kimia yang meliputi hukum-hukum dasar kimia dan analisisnya Jurusan Manajemen Pertanian Lahan Kering Politani Negeri Kupang: Jl. Prof. Dr. Herman Johanes, Lasiana, Kec. Klp. Lima, Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur - Indonesia KIMIA - MLK.22203
  • 5. 5 Hukum Perbandingan Berganda (Hukum Dalton) Hukum Dalton pertama kali dicetuskan oleh ilmuwan asal Inggris bernama John Dalton. Dalam penelitiannya, John Dalton membandingkan unsur-unsur yang terkandung dalam beberapa senyawa. Hasilnya ditemukanlah Hukum Perbandingan Ganda yang berbunyi: Jika ada dua unsur bisa membentuk lebih dari satu senyawa dengan salah satu massa unsur dibuat tetap, maka perbandingan massa yang lain dalam senyawa itu merupakan bilangan bulat sederhana. Contohnya adalah belerang dan oksigen yang dapat membentuk dua senyawa. Contoh Soal Unsur fosfor dan oksigen yang direaksikan membentuk dua jenis senyawa. Dalam 55 gram senyawa I terdapat 31 gram fosfor dan 71 gram senyawa II mengandung 40 gram oksigen. Apakah senyawa tersebut termasuk ke dalam hukum Dalton? Penyelesaian: Massa fosfor Massa Oksigen Massa Senyawa Senyawa I 31 gram ? 55 gram Senyawa II ? 40 gram 71 gram ❖ Massa oksigen pada senyawa I = 55 − 31 = 24 ❖ Massa fosfor pada senyawa II = 71 − 40 = 31 Perbandingan massa fosfor pada senyawa I dan II adalah = 31 : 31 dibagi dengan 31 = 1 : 1 Perbandingan oksigen pada senyawa I dan II adalah = 24 : 40 dibagi dengan 8 = 3 : 5 Dari hasil tersebut perbandingan oksigen dan fosfor pada senyawa I dan II yaitu 1:1 dan 3:5 merupakan bilangan bulat dan sederhana. HUKUM DALTON Jika ada dua unsur bisa membentuk lebih dari satu senyawa dengan salah satu massa unsur dibuat tetap, maka perbandingan massa yang lain dalam senyawa itu merupakan bilangan bulat sederhana. Yos F. da Lopez Program Studi Manajem Pertanian Lahan Kering Politeknik Pertanian Negeri Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) - Indonesia. Email: yosdapisco@gmail.com Topik Bahasan Hukum-hukum Dasar Kimia Sub-Topik Bahasan Hukum-hukum dasar kimia Sub-Capaian Pembelajaran Dapat menjelaskan prinsip-prinsip dasar ilmu kimia yang meliputi hukum-hukum dasar kimia dan analisisnya Indikator Penilaian Ketepatan menjelaskan prinsip- prinsip dasar ilmu kimia yang meliputi hukum-hukum dasar kimia dan analisisnya Jurusan Manajemen Pertanian Lahan Kering Politani Negeri Kupang: Jl. Prof. Dr. Herman Johanes, Lasiana, Kec. Klp. Lima, Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur - Indonesia KIMIA - MLK.22203
  • 6. 6 Hukum Perbandingan Volume (Hukum Gay- Lussac) Hukum yang juga dikenal sebagai Hukum Perbandingan Volume ini ditemukan oleh ilmuwan asal Prancis, yaitu Joseph Gay Lussac. Dalam penelitiannya, ia ingin membuktikan tentang volume gas dalam suatu reaksi kimia. Hasil dari penelitian itu mendapat kesimpulan bahwa suhu dan tekanan mempengaruhi perubahan gas. Percobaan sederhana yang dilakukan menghasilkan perbandingan volume hidrogen : oksigen : uap air adalah 2 : 1 : 2. Nampak bahwa perbandingan volume sesuai dengan perbandingan koefisien unsur atau senyawa pada persamaan reaksi setara, yaitu persamaan reaksi dengan jumlah atom di sebelah kiri sama dengan di sebelah kanan. Reaksi pembentukan air: 2H2 + O2 2O Perbandingan Volume: 2 : 1 : 2 Bunyi hukum perbandingan ialah sebagai berikut: Jika diukur pada Suhu dan Tekanan yang sama, maka Volume gas yang bereaksi dan gas hasil reaksi berbanding sebagai bilangan bulat dan sederhana. Contoh Soal 2 Liter gas hidrogen bereaksi dengan 2 liter gas klorin sehingga menghasilkan 4 gas hidrogen klorida. Apabila gas hidrogen yang direaksikan sebesar 10 liter, berapakah gas hidrogen klorida yang dihasilkan? Penyelesaian: Volume Perbandingan Hidrogen 2 1 Klorin 2 1 Hidrogen Klorida 4 2 Jika gas hydrogen yang direaksikan adalah 10 liter maka gas hydrogen klorida yang dihasilkan: = 2 10 = 20 liter ( 2 = nilai perbandingan Hidrogen Klorida) Jadi hidrogen klorida yang dihasilkan dari reaksi 10 liter gas hydrogen adalah sebanyak 20 liter. Yos F. da Lopez Program Studi Manajem Pertanian Lahan Kering Politeknik Pertanian Negeri Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) - Indonesia. Email: yosdapisco@gmail.com Topik Bahasan Hukum-hukum Dasar Kimia Sub-Topik Bahasan Hukum-hukum dasar kimia Sub-Capaian Pembelajaran Dapat menjelaskan prinsip-prinsip dasar ilmu kimia yang meliputi hukum-hukum dasar kimia dan analisisnya Indikator Penilaian Ketepatan menjelaskan prinsip- prinsip dasar ilmu kimia yang meliputi hukum-hukum dasar kimia dan analisisnya Jurusan Manajemen Pertanian Lahan Kering Politani Negeri Kupang: Jl. Prof. Dr. Herman Johanes, Lasiana, Kec. Klp. Lima, Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur - Indonesia KIMIA - MLK.22203
  • 7. 7 Hukum Hipotesis Avogadro Hipotesis Avogadro merupakan teori yang ditemukan oleh Amedeo Avogadro pada tahun 1811. Dalam penelitiannya, Avogadro menemukan bahwa partikel unsur tidak harus selalu berupa atom tunggal, tetap dapat juga berupa molekul unsur atau dua atom atau lebih. Hipotesis dari Avogadro itu lantas mengatakan: Pada suhu dan tekanan yang sama, perbandingan gas yang bervolume sama memiliki jumlah molekul yang sama juga. Rumus matematis dari hukum Avogadro sebagai berikut: (V1 N1) = (V2 N2) Dimana: N = jumlah molekul gas tertentu, V = volume ruang gas Contoh Soal 22 molekul gas karbon dioksida. Pada suhu dan tekanan yang sama, berapakah jumlah molekul gas nitrogen dalam tabung bervolume 4 Liter? Penyelesaian: Diketahui: N1 22 , V1 = 5 liter, V2 = 4 liter. N2 (V1 N1) = (V2 N2) N2 = (N1 V2) V1 (V1 1) = (V2 2) N2 = (2 1022 x 4) 5 (V1 1) = (V2 2) N2 = (8 1022 ) 4 ((V1 1) = (V2 2) N2 = 1,6 1022 Jadi jumlah gas nitrogen dalam tabung bervolume 4 liter adalah 1,6 1022 HUKUM AVOGADRO Pada suhu dan tekanan yang sama, perbandingan gas yang bervolume sama memiliki jumlah molekul yang sama juga. Yos F. da Lopez Program Studi Manajem Pertanian Lahan Kering Politeknik Pertanian Negeri Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) - Indonesia. Email: yosdapisco@gmail.com Topik Bahasan Hukum-hukum Dasar Kimia Sub-Topik Bahasan Hukum-hukum dasar kimia Sub-Capaian Pembelajaran Dapat menjelaskan prinsip-prinsip dasar ilmu kimia yang meliputi hukum-hukum dasar kimia dan analisisnya Indikator Penilaian Ketepatan menjelaskan prinsip- prinsip dasar ilmu kimia yang meliputi hukum-hukum dasar kimia dan analisisnya Jurusan Manajemen Pertanian Lahan Kering Politani Negeri Kupang: Jl. Prof. Dr. Herman Johanes, Lasiana, Kec. Klp. Lima, Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur - Indonesia KIMIA - MLK.22203