SlideShare a Scribd company logo
1 of 25
Download to read offline
TUGAS MAKALAH INDIVIDU
Richard Amar Heng
Kelas X MIA / 14
SMA KRISTEN MARANATHA
PONTIANAK
2022
Hukum Lavoisier
Hukum Lavoisier dikemukakan oleh Antoine Laurent Lavoisier (1743-1794) melalui percobaannya.
Salah satu percobaan yang pernah dilakukannya adalah Lavoisier mereaksikan cairan merkuri (Hg) dengan gas
oksigen (O2) dalam suatu wadah di ruang tertutup sehingga menghasilkan Merkuri oksida (HgO) yang
berwarna merah. Apabila Merkuri oksida (HgO) dipanaskan kembali, maka senyawa tersebut akan terurai
menghasilkan sejumlah cairan merkuri dan gas oksigen dengan jumlah massa yang sama seperti semula. Selain
percobaan itu, Percobaan tersebut membuktikan bahwa massa suatu benda sebelum dan sesudah bereaksi tetap
sama.
Hukum Lavoisier inilah yang kemudian dikenal sebagai hukum kekekalan massa. Hukum kekekalan
massa berbunyi, “Dalam reaksi kimia, massa zat – zat sebelum reaksi adalah sama dengan massa zat zat setelah
reaksi”. Dengan kata lain, materi tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan. dan hukum ini akan berkaitan erat
nantinya dengan penyetaraan suatu persamaan reaksi kimia
Hukum ini sangat berguna bagi ilmu kimia modern. Hukum Kekekalan Massa dapat terjadi jika sebuah
reaksi kimia dilakukan di tempat tertutup dan tidak ada reaksi yang keluar dari tempat tersebut. Selain itu, zat
yang ada di tempat masih dalam kondisi sama, baik sesudah maupun sebelum terjadi reaksi kimia.
Berikut ini adalah contoh penggunaan hukum Lavoisier :
Pada sebuah pembakaran magnesium dengan oksigen, sejumlah 30 gram magnesium tepat bereaksi
dengan 20 gram oksigen, maka pada reaksi tersebut akan dihasilkan (30+20) gram =50 gram senyawa
magnesium oksida.
Jika pada kondisi yang lain direaksikan antara 35 gram magnesium dengan 20 gram oksigen, ternyata
pada akhir reaksi, magnesium oksida yang dihasilkan 50 gram, dan masih tersisa 5 gram magnesium. Pada
kasus ini tetap berlaku juga hukum Lavoisier karena massa sebelum reaksi (35+20) gram dan massa sesudah
reaksi (50+5) gram. Tetapi penjelasan mengapa tidak semua magnesium bereaksi dengan oksigen berkaitan
dengan hukum kimia lainnya yaitu Hukum Proust.
Hukum Kekekalan Massa membuktikan bahwa massa dari materi yang ada di dunia tidak pernah
berubah. Satu hal yang perlu diingat dalam hukum ini adalah, sistemnya harus tertutup. Artinya tidak ada
pertukaran materi atau zat ke dalam atau ke luar wadah. Kalau kamu melakukan perebusan, atau pembakaran,
atau pereaksian suatu bahan dalam wadah yang terbuka, ya massa-nya nggak akan sama karena ada zat yang
bisa masuk dan ikut bereaksi di dalam wadah. Atau bisa juga zatnya keluar wadah karena berupa gas.
Kalau kamu masih bingung soal Hukum Kekekalan Massa ini, kita coba contoh yang lebih mudah.
Coba kamu bakar kayu di dalam wadah kaca tertutup. Sebelumnya, timbang massa kayunya terlebih
dahulu. Lalu, setelah selesai pembakaran, timbang kembali sisa hasil pembakarannya. Kalau wadahnya
tertutup, niscaya hasilnya akan sama.
Nah, itu dia pembahasan kita tentang Antoine Lavoisier beserta penemuannya yaitu Hukum Lavoisiser
atau Hukum Kekekalan Massa. Hukum Kekekalan Massa ini tentunya hanya dapat digunakan untuk benda, ya.
Mentang-mentang tahu teori ini, bukan berarti kamu jadi bisa masuk ke wadah kaca, lalu makan yang banyak,
terus berharap berat badan kamu nggak naik. Nggak. Nggak gitu, konsepnya.
Hukum Kekekalan Massa yang ditemukan oleh Laviosier merupakan salah satu dari beberapa rangkaian
Hukum Dasar Kimia.
Contoh Soal :
1. Diketahui sebuah karbon dibakar dengan oksigen yang memiliki massa 30 gram. Pada akhir reaksi, masih
ada karbon dengan massa 4 gram. Hasil pembakaran tersebut menghasilkan karbon monoksida dengan massa
58 gram.
Hitunglah berapa massa karbon tersebut pada awalnya?
Pembahasan:
a). Total massa zat-zat hasil reaksi = massa karbon reaksi + massa oksigen
58 gram = massa karbon reaksi + 30 gram
Massa karbon reaksi = 58 gram – 30 gram
Massa karbon reaksi = 28 gram.
b). Massa awal karbon = massa karbon reaksi + massa karbon sisa
Massa awal karbon = 28 gram + 4 gram
Massa awal karbon = 32 gram.
Jadi, massa awal karbon tersebut adalah 32 gram.
2. Diketahui sebuah reaksi antara gas nitrogen dan hidrogen sebagai berikut.
Gas nitrogen dengan massa 10 gram bereaksi sempurna dengan gas hidrogen dengan massa sejumlah X. Reaksi
tersebut kemudian menghasilkan amonia dengan massa 18 gram. Berapakah massa gas hidrogen pada awal
reaksi?
Pembahasan:
Massa + massa = massa
10 gram + X = 18 gram
X = 18 gram – 10 gram
X = 8 gram.
Jadi, massa gas hidrogen pada awal reaksi adalah sejumlah 8 gram.
Hukum Proust
Joseph-Louis Proust merupakan seorang ahli kimia yang lahir pada 26 September 1754 dan wafat pada 5 Juli
1826 di Angers, Prancis. kamu tahu nggak sih, kalau mineral yang bernama proustite ( ) itu
didedikasikan untuk Proust?
Ketertarikan akan cabang ilmu pengetahuan kimia ternyata udah mendarah-daging nih. Pasalnya, ayah dari
Proust sendiri merupakan seorang apoteker, hingga membuat dia jadi rajin untuk belajar di apotek milik
ayahnya tersebut. Kemudian, Proust melanjutkan pendidikan di Paris, Prancis dan bekerja di sebuah rumah sakit
setempat. Proust juga pernah menjadi direktur dari Royal Laboratory pada tahun 1789.
Joseph Louis Proust merumuskan suatu hukum yang dikenal sebagai hukum perbandingan tetap. Ia juga dikenal
atas jasanya terhadap ilmu pengetahuan setelah berhasil merumuskan mengenai perbandingan tetap senyawa.
Hukum tersebut ia cetuskan pada tahun 1799, di mana ia mengungkapkan bahwa seluruh senyawa mengandung
elemen-elemen dengan kepemilikan proporsi yang tetap. Sebagai contoh, ia menyebutkan bahwa tembaga
karbonat akan selalu tersusun atas tembaga, karbon, dan oksigen, dengan proporsi perbandingan yang tetap.
Tentu aja, nggak seluruh ahli kimia yang ada pada saat itu langsung sepakat sama hasil penemuannya tersebut.
Hingga akhirnya, John Dalton pun mengakui hasil penemuannya tersebut di dalam hasil penemuannya sendiri
mengenai teori atom.
Bunyi dan Rumus Hukum Proust
Di bawah ini adalah bunyi hukum Proust atau dikenal juga sebagai hukum perbandingan tetap.
“Perbandingan massa dari unsur-unsur pembentuk atau penyusun suatu senyawa itu selalu tetap.”
Misal, kita asumsikan ada sebuah senyawa kimia dengan rumus AxBy, maka untuk rumus perbandingan massa
unsur pembentuknya itu bakal jadi kayak gini nih, Sobat Zenius
atau
Massa unsur penyusun senyawa = (Jumlah Ar unsur : Jumlah Mr senyawa) x Massa senyawa
Keterangan:
Ar = Massa atom relatif
Mr = Massa molekul
Penerapan dalam Kehidupan Sehari-Hari
1. Perbandingan proporsi unsur-unsur penyusun tembaga karbonat, kayak yang udah disinggung di atas.
2. Saat melihat ada air mancur, air hujan, dan air keran. Meskipun tempat dan kuantitasnya beda, tapi
mereka masih sama-sama air. Ya kan? Nah, perbandingan massa unsur-unsur Hidrogen (H) dan Oksigen
( ) juga bakal terus tetap sama, yaitu 1:8.
Contoh Soal :
1. Diketahui, besi (Fe) dan belerang (S) yang menyusun senyawa besi sulfida (FeS) memiliki perbandingan
massa sebanyak 7:4. Diperlukan 28 gram besi (Fe) untuk menyusun senyawa besi sulfida (FeS) tanpa ada
sisa reaktan, maka hitunglah massa belerang (S) yang diperlukan?
Pembahasan:
Massa belerang (S) = [Perbandingan belerang (S) : Perbandingan besi (Fe)] x Massa besi (Fe)
Massa belerang (S) = (4:7) x 28 gram
Massa belerang (S) = 4×4 gram
Massa belerang (S) = 16 gram.
Jadi, massa belerang yang diperlukan untuk menyusun senyawa besi sulfida (FeS) tersebut adalah 16 gram.
2. Perbandingan massa besi (Fe) dan belerang (S) dalam senyawa besi sulfida (FeS) adalah 7:4. Berapakah
massa sulfur (S) yang diperlukan untuk membentuk senyawa FeS dengan 21 gram besi (Fe) tanpa ada sisa
reaksi?
Untuk menyelesaikan soal hukum Proust, selain menggunakan tabel stokiometri seperti pada soal nomor 1
dapat digunakan juga perbandingan massa sebagai berikut: Massa S = perbandingan sulfur dan besi x massa Fe
= 4/7 x 21 gram = (21:7) x 4 =12 gram Maka massa sulfur yang dibutuhkan untuk memebuat senyawa besi
sulfida tanpa sisa reaktan adalah sebanyak 12 gram.
Hukum Dalton
John Dalton merupakan seorang fisikawan sekaligus meteorologis yang lahir di Eaglesfield,
Cumberland, Inggris pada 6 September 1766 dan wafat di Manchester, Lancashire, Inggris pada 27 Juli 1844.
Dalton nggak lahir dari keluarga dengan latar belakang sosial yang tinggi. Ayahnya adalah seorang pengrajin
tenun yang berasal dari keluarga Quaker (atau dikenal juga dengan sebutan Religious Society of Friends yang
diperuntukkan bagi para pemeluk agama Protestan).
Dalton memiliki dua orang saudara kandung, dimana salah seorangnya memiliki gangguan buta warna
sama seperti dirinya Sebelum menemukan hukum Dalton, ia telah menjadi seorang guru. Ketika masih berumur
12 tahun, Dalton menjadi guru di Sekolah Quaker yang ada di kota kelahirannya untuk membantu
perekonomian keluarga. Ia juga sempat menjadi petani, sebelum kembali menjadi guru di Sekolah Quaker yang
ada di Kendal.
Di sekolah yang ini, Dalton berhasil naik jabatan menjadi kepala sekolah. Kemudian, Dalton menjadi
tutor matematika dan filosofi di New College, Manchester pada tahun 1793. Ia juga bergabung dengan
klub Manchester Literary dan Philosophical Society, serta mengawali karirnya sebagai seorang ilmuwan di
sana. Hukum Dalton ini hanya salah satu dari berbagai hasil pemikirannya. Dalton udah banyak
menyumbangkan hasil pemikiran dan penelitiannya ke dalam berbagai teori untuk mendukung kemajuan ilmu
pengetahuan, di antaranya kayak Teori Atom, Hukum Tekanan Parsial, Daltonisme, dan Hukum
Perbandingan Berganda yang bakal kita bahas ini.
Mulanya, Dalton sedang meneliti mengenai berat atomik, terus dia jadi kepikiran untuk meneliti tentang
senyawa. Pada tahun 1802, di dalam tulisannya yang berjudul “On the Proportion of the Several Gases in the
Atmosphere“, Dalton mengungkapkan bahwa “Elemen-elemen yang menyusun oksigen dapat dikombinasikan
dengan sejumlah bagian tertentu dari gas nitrogen ataupun dua kali lipat dari sejumlah bagian tersebut, namun
dengan tidak adanya kuantitas yang bersifat intermediate“.
Nah, didukung oleh Hukum Lavoisier (Hukum Kekekalan Massa) dan Hukum Proust (Hukum Perbandingan
Tetap) yang sebelumnya udah ada, Dalton jadi semakin yakin tentang Hukum Perbandingan Berganda. Pada
tahun 1804, Dalton secara resmi mempublikasikan tentang hukum tersebut.
Bunyi Hukum Dalton
“Apabila dua unsur dapat membentuk atau menyusun lebih dari satu senyawa, maka perbandingan massa dari
unsur yang satu dalam senyawa-senyawa tersebut merupakan bilangan bulat sederhana jika massa unsur yang
lainnya dibuat tetap.”
Selain Hukum Lavoisier, Hukum Proust, Hukum Gay Lussac, dan Hukum Avogadro, Hukum Dalton juga
termasuk ke dalam salah satu hukum dasar yang ada di dalam Stoikiometri Kimia, lho.
Dari tabel di atas, lo bisa lihat kalau unsur karbon (C) dan oksigen ( ) itu sama-sama bisa membentuk lebih
dari satu senyawa, yaitu senyawa karbon monoksida (CO) dan karbon dioksida ( ) . Nah, untuk
perbandingan dari massa unsur C dan O sendiri itu 1,33 : 2,66 alias 1:2. Perbandingan massa oksigen menurut
hukum Dalton adalah bilangan bulat sederhana. Udah sesuai sama kaidah Hukum Dalton, kan?
Oh iya selain tabel di atas yang juga merupakan contoh hukum perbandingan berganda yaitu senyawa air
(H20) yang berasal dari unsur hidrogen (H) dan Oksigen ( ). Hukum Dalton juga sering disebut hukum
perbandingan berganda.
Contoh Soal
1. Diketahui unsur X dan Y dapat membentuk dua senyawa A dan B. Pada senyawa A, komposisinya adalah
sebagai berikut: 63,6% unsur X dan 34,6%. Sementara pada senyawa B, komposisinya adalah sebagai
berikut: 46,7% unsur X dan 53,3% unsur Y. Hitunglah berapa perbandingan massa unsur X dan Y dari kedua
senyawa tersebut!
Pembahasan:
a). Sederhanakan massa seluruh unsur di setiap senyawa
*Senyawa A = Unsur X / Unsur Y
Senyawa A =
Senyawa A =
Perbandingan massa unsur X dan Y pada senyawa A adalah 1,75 : 1.
*Senyawa B = Unsur X / Unsur Y
Senyawa B =
Senyawa B =
Perbandingan massa unsur X dan Y pada senyawa B adalah 0,87 : 1.
b). Perbandingan massa masing-masing unsur X dan Y
*Unsur X =
Unsur X =
*Unsur Y =
Unsur Y =
Jadi, perbandingan massa unsur X adalah 1:1, sementara massa unsur Y adalah 2:1.
Lorenzo Romano Amedeo Avogadro
Sebelum lebih jauh membahas rumus hukum Avogadro dan contoh soal, ada baiknya kamu mengenal
dulu si jenius di balik hukum ini.
Nama lengkapnya adalah Lorenzo Romano Amedeo Carlo Avogadro atau yang lebih dikenal dengan
nama Amedeo Avogadro. Ia merupakan seorang ilmuwan dengan fokus di bidang fisika dan kimia yang lahir di
Turin, Kerajaan Sardinia dan Piedmont (sekarang Italia) pada 9 Agustus 1776 dan wafat di Turin, Italia pada 9
Juli 1856. Avogadro memiliki seorang istri bernama Felicia Mazzé yang dinikahinya pada tahun 1815 dan
memiliki enam orang anak.
Avogadro mengawali karirnya sebagai guru ilmu-ilmu alam di salah satu sekolah menengah atas yang
ada di Vericelli. Kemudian pada tahun 1820, ia menjadi pimpinan bidang fisika matematis di Universitas
Turin.
Selain itu, Avogadro juga pernah menjabat sebagai anggota komisi berat dan pengukuran di sektor
pemerintahan Italia, sekaligus menjadi anggota Royal Superior Council on Public Instruction.
Di masa mudanya, Avogadro mempelajari mengenai hukum gerejawi layaknya anggota keluarganya
yang lain. Akan tetapi, ketertarikannya perlahan mulai beralih kepada Fisika dan Matematika. Oleh karena itu,
sejak tahun 1800, ia mulai mendalami mengenai kedua cabang ilmu pengetahuan tersebut.
Avogadro dikenal atas kontribusinya terhadap ilmu pengetahuan terkait dengan Hukum Avogadro, yakni
sebuah hukum yang menyatakan mengenai hubungan antara volume suatu gas dengan jumlah molekulnya.
Hasil penelitiannya tersebut dipublikasikan pada tahun 1811 dalam De Lamétherie’s Journal de
Physique, de Chimie et d’Histoire naturelle.
Selain itu, Avogadro juga berhasil merumuskan mengenai Teori Molekular, yang menyatakan bahwa
partikel-partikel dapat tersusun atas molekul-molekul, di mana molekul-molekul ini dapat tersusun atas unit-
unit atau atom yang lebih sederhana.
Atas jasanya tersebut, dunia ilmu pengetahuan hari ini mengenal yang namanya Bilangan atau
Konstanta Avogadro = .
Bilangan atau konstanta tersebut digunakan untuk menyatakan jumlah partikel yang ada di dalam satu
mol zat.
Bunyi dan Rumus Hukum Avogadro
Buat kamu yang belum tahu dan mungkin bingung, Hukum Avogadro ini memang sering juga disebut
sebagai Prinsip Avogadro atau Hipotesis Avogadro. Jadi, ketiganya itu membahas hal yang sama, ya!
Sedangkan, bunyi rumus Avogadro adalah sebagai berikut:
“Gas-gas dengan volume yang sama, serta berada pada suhu dan tekanan yang sama, akan memiliki
jumlah molekul yang sama.”
Sedangkan penulisan sistematis rumus hukum Avogadro adalah sebagai berikut:
Keterangan:
V = Volume gas ( )
n = Banyaknya mol di dalam suatu gas (mol)
Penerapan Hukum Avogadro dalam Kehidupan Sehari-Hari
Oke, sekarang kamu udah tau rumus dan bunyi hukum Avogadro. Selanjutnya adalah mengenai penggunaan
hukum ini dalam kehidupan sehari-hari.
Memompa Ban Sepeda
Yap, kayak yang udah saya singgung di atas nih. Ketika kamu memompa ban sepeda yang bocor, maka bentuk
ban tersebut akan mengembang dan kembali seperti semula.
Hal ini dikarenakan adanya peningkatan jumlah molekul udara di dalam ban sepeda yang setara dengan
volumenya yang juga meningkat.
Yap, kayak yang udah saya singgung di atas nih. Ketika kamu memompa ban sepeda yang bocor, maka bentuk
ban tersebut akan mengembang dan kembali seperti semula. Hal ini dikarenakan adanya peningkatan jumlah
molekul udara di dalam ban sepeda yang setara dengan volumenya yang juga meningkat.
Bernapas
Contoh lain dari penerapan bunyi hukum Avogadro adalah saat kamu menarik napas atau mengisi paru-paru
kamu dengan udara.
Coba deh, kamu tarik napas, kamu akan ngerasa kalau paru-paru mengembang dan dada kamu naik, kan?
Sebaliknya, saat kamu menghembuskan napas, paru-paru kamu menyusut dan dada kamu kembali turun. Hal ini
juga dikarenakan oleh perubahan volume di dalam paru-paru yang setara dengan jumlah molekul udaranya.
Contoh Soal dan Pembahasan
Sekarang kita masuk dalam penerapan rumus Avogadro dan contoh soal. Nah, supaya kamu makin paham saya
udah siapin beberapa contoh lengkap dengan pembahasannya di bawah ini:
Contoh Soal 1:
Pada tekanan dan suhu yang sama, diketahui sebuah persamaan reaksi seperti berikut
Tentukan berapa perbandingan jumlah volume gas yang terlibat dalam reaksi tersebut!
Pembahasan:
a). Hukum Avogadro: Bunyi, Rumus, Contoh Soal, dan Penerapan 69
Hukum Avogadro: Bunyi, Rumus, Contoh Soal, dan Penerapan 71
2 : 3 = 2
b). Dikarenakan perbandingan jumlah volume dan mol suatu gas pada tekanan dan suhu yang sama bersifat
sama pula, maka
Hukum Avogadro: Bunyi, Rumus, Contoh Soal, dan Penerapan 72
2 : 3 = 2
Jadi, perbandingan jumlah volume gas yang terlibat dalam reaksi tersebut sama dengan perbandingan jumlah
molnya.
Contoh Soal 2:
Berikut ini pernyataan yang sesuai dengan bunyi hukum Avogadro adalah…
Pada tekanan yang sama, semua gas yang volumenya sama mengandung jumlah ion yang sama.
Pada suhu dan tekanan yang sama, semua gas yang volumenya sama mengandung jumlah unsur yang sama.
Pada suhu dan tekanan yang sama, semua gas yang volumenya sama mengandung jumlah molekul yang tidak
sama.
Pada suhu dan tekanan yang sama, semua gas yang volumenya sama mengandung jumlah molekul yang sama.
Pada suhu dan tekanan yang tidak sama, semua gas yang volumenya sama mengandung molekul yang sama.
Pembahasan:
Untuk menjawab soal berlandaskan teori ini, kamu harus ingat bunyi hukum Avogadro adalah sebagai berikut:
“Gas-gas dengan volume yang sama, serta berada pada suhu dan tekanan yang sama, akan memiliki jumlah
molekul yang sama.”
Jadi kamu melihat patokan “suhu” dan “tekanan” yang sama akan memiliki “molekul” sama.
Maka jawaban yang benar adalah D. Karena gas berada pada suhu dan tekanan yang sama.
Joseph Louis Gay-Lussac
Joseph Louis Gay-Lussac merupakan merupakan seorang ahli kimia dan fisika yang lahir di Saint-
Léonard-de-Noblat, Kingdom of France, pada 6 Desember 1778 dan wafat di Paris, Prancis, pada 9 Mei 1850.
Gay-Lussac dikenal oleh khalayak luas atas kontribusi dan jasanya terhadap ilmu pengetahuan setelah berhasil
melakukan eksperimen dan merumuskan Hukum Gay-Lussac. Ssstt, elo juga udah tahu belum kalau Gay-
Lussac menjadi salah satu dari 72 nama yang diukir di Menara Eiffel?
Gay-Lussac sendiri sempat mengenyam pendidikan di sebuah institusi yang bertujuan untuk mengasah
kemampuan kepemimpinan dan saintifik bernama École Polytechnique. Hingga akhirnya ia pun menjadi
seorang profesor di bidang kimia dan fisika di institusi tersebut.
Pada tahun 1809, Gay-Lussac menikah dengan Geneviève-Marie-Joseph Rojot dan memiliki lima orang anak.
Pada tahun 1802, Gay-Lussac mengakui hasil penelitian dari Jacques Charles mengenai gas, volume, dan suhu.
Maka dari itu, ia turut membantu melakukan publikasi sekaligus memberikan kredit terhadap ilmuwan
seniornya tersebut yang telah lebih dulu sampai pada kesimpulan bahwa “Seluruh gas yang mengalami
peningkatan suhu akan memiliki volume yang sama pula”. Kemudian pada tahun 1804, Gay-Lussac berhasil
menaiki balon udara yang mendorong ia dan para ilmuwan yang lain untuk melakukan penelitian lebih lanjut
terkait suhu, tekanan, serta kelembaban udara.
Sementara itu, Hukum Gay-Lussac sendiri berhasil ia rumuskan pada tahun 1808. Mungkin beberapa
dari elo sadar bahwa Hukum Gay-Lussac ini sering dikaitkan dengan Hukum Charles.
Yap, hal itu karena Hukum Boyle Gay-Lussac juga merupakan hasil rujukan terhadap hasil penelitian milik
Jacques Charles pada tahun 1787.
Bunyi Hukum Gay-Lussac
Hukum Gay-Lussac merupakan sebuah hukum yang membahas mengenai hubungan antara tekanan dan suhu dari gas
ideal pada keadaan volume yang konstan.
Bunyi Hukum Gay Lussac yang paling tepat adalah:
“Tekanan suatu gas akan berbanding lurus dengan suhu absolutnya pada keadaan volume yang konstan (isokhorik).”
RumusPersamaan GasIdeal
* * * *
Keterangan:
P1 = Tekanan awal gas ideal (Pa, atm, )
P2 = Tekanan akhir gas ideal (Pa, atm, )
T1 = Suhu awal gas ideal (Kelvin)
T2 = Suhu akhir gas ideal (Kelvin)
V = Volume gas ideal ( )
n = Jumlah molekul zat (mol)
R = Tetapan gas ideal (0,082 L.atm/mol.K atau 8,314 J/mol.K)
*dengan catatan:
1 atm =
n = M.V atau n = massa / Mr
GrafikHukum Gay-Lussac
Sumber: Fisika Zone
Grafik tersebut juga sering disebut dengan grafik isokhorik, yakni dimana volume suatu gas berada dalam keadaan yang
konstan.
Penerapan Hukum Gay-Lussac pada Kehidupan Sehari-Hari
1. Kaleng soda. Jumlah gas yang larut dalam cairan minuman soda tersebut akan berbanding lurus dengan tekanan
gas terhadap cairan minuman soda.
2. Botol atau kaleng aerosol. Ketika lo melempar salah satu atau kedua benda tersebut ke dalam api, akan
menyebabkan tekanan gas di dalamnya mengalami peningkatan, sehingga terjadi ledakan.
3. Rice-cooker. Saat lo nyalain rice-cooker, maka suhunya akan mengalami peningkatan, yang akan berbanding
lurus dengan tekanan gas di dalamnya.
Contoh Soal Hukum Gay Lussac dan Pembahasan
Contoh soal 1
Diketahui sebuah gas memiliki tekanan awal sejumlah P, sementara suhu awalnya adalah T. Kemudian, gas
tersebut mengalami perubahan tekanan menjadi 6P.
Berapakah suhu gas tersebut sekarang?
Pembahasan:
Hukum Gay Lussac: Bunyi, Rumus, Contoh Soal, dan Penerapan 124
P / T = 6P / T2
T2 = 6P.T / P
T2 = 6T
Jadi, suhu gas tersebut sekarang berubah menjadi 6T.
Contoh soal 2
Diketahui suatu gas dengan volume konstan memiliki tekanan awal sebesar 2 atm dan tekanan akhirnya adalah
4 atm. Sementara itu, suhu akhir dari gas tersebut adalah Hukum Gay Lussac: Bunyi, Rumus, Contoh Soal, dan
Penerapan 130.
Berapakah suhu awal dari gas tersebut?
Pembahasan:
a). T2 = Hukum Gay Lussac: Bunyi, Rumus, Contoh Soal, dan Penerapan 131 = (30 + 273) K = 303 Kelvin
b). Hukum Gay Lussac: Bunyi, Rumus, Contoh Soal, dan Penerapan 132
2 atm / T1 = 4 atm / 303 K
T1 = 2 atm. 303 K / 4 atm
T1 = 151,5 K
T1 = (151,5 – 273) Hukum Gay Lussac: Bunyi, Rumus, Contoh Soal, dan Penerapan 133 = -121,5Hukum Gay
Lussac: Bunyi, Rumus, Contoh Soal, dan Penerapan 133
Jadi, suhu awal dari gas tersebut adalah -121,
Tugas Makalah Kimia Richard Amar Heng.pdf
Tugas Makalah Kimia Richard Amar Heng.pdf

More Related Content

Similar to Tugas Makalah Kimia Richard Amar Heng.pdf

Modul kimia finish
Modul kimia finishModul kimia finish
Modul kimia finish
HERI_HASAN
 
Makalah Stoikiometri
Makalah StoikiometriMakalah Stoikiometri
Makalah Stoikiometri
atuulll
 
kimia dasar universitas
kimia dasar universitaskimia dasar universitas
kimia dasar universitas
Rudi Wicaksana
 
1 hukum kekekalan masa
1 hukum kekekalan masa1 hukum kekekalan masa
1 hukum kekekalan masa
Rahmanifitriah
 

Similar to Tugas Makalah Kimia Richard Amar Heng.pdf (20)

downacademia.com_hukum-dasar-kimia-ppt.pptx
downacademia.com_hukum-dasar-kimia-ppt.pptxdownacademia.com_hukum-dasar-kimia-ppt.pptx
downacademia.com_hukum-dasar-kimia-ppt.pptx
 
Modul kimia finish
Modul kimia finishModul kimia finish
Modul kimia finish
 
RPP Hukum kekekalan massa
RPP Hukum kekekalan massaRPP Hukum kekekalan massa
RPP Hukum kekekalan massa
 
hukum dasar kimia
hukum dasar kimiahukum dasar kimia
hukum dasar kimia
 
Hukum Dasar Kimia.docx
Hukum Dasar Kimia.docxHukum Dasar Kimia.docx
Hukum Dasar Kimia.docx
 
2-1-Hukum-hukum_Dasar_Kimia.pdf
2-1-Hukum-hukum_Dasar_Kimia.pdf2-1-Hukum-hukum_Dasar_Kimia.pdf
2-1-Hukum-hukum_Dasar_Kimia.pdf
 
Hukum dasar kimia
Hukum dasar kimiaHukum dasar kimia
Hukum dasar kimia
 
Hukum hukum dasar kimia
Hukum hukum dasar kimiaHukum hukum dasar kimia
Hukum hukum dasar kimia
 
Stoikiometri
Stoikiometri Stoikiometri
Stoikiometri
 
STOIKIOMETRI
STOIKIOMETRISTOIKIOMETRI
STOIKIOMETRI
 
dasar dasar kima
dasar  dasar kimadasar  dasar kima
dasar dasar kima
 
BAB 4_HUKUM DASAR DAN PERHITUNGAN KIMIA (IPA KIMIA X KurMer).pptx
BAB 4_HUKUM DASAR DAN PERHITUNGAN KIMIA (IPA KIMIA X KurMer).pptxBAB 4_HUKUM DASAR DAN PERHITUNGAN KIMIA (IPA KIMIA X KurMer).pptx
BAB 4_HUKUM DASAR DAN PERHITUNGAN KIMIA (IPA KIMIA X KurMer).pptx
 
Makalah Stoikiometri
Makalah StoikiometriMakalah Stoikiometri
Makalah Stoikiometri
 
BAB 4_HUKUM DASAR DAN PERHITUNGAN KIMIA (IPA KIMIA X KurMer).pptx
BAB 4_HUKUM DASAR DAN PERHITUNGAN KIMIA (IPA KIMIA X KurMer).pptxBAB 4_HUKUM DASAR DAN PERHITUNGAN KIMIA (IPA KIMIA X KurMer).pptx
BAB 4_HUKUM DASAR DAN PERHITUNGAN KIMIA (IPA KIMIA X KurMer).pptx
 
kimia dasar universitas
kimia dasar universitaskimia dasar universitas
kimia dasar universitas
 
Tr 3 epistimologi stoikiometri
Tr 3 epistimologi stoikiometriTr 3 epistimologi stoikiometri
Tr 3 epistimologi stoikiometri
 
Hukum Kekekalan Massa
Hukum Kekekalan MassaHukum Kekekalan Massa
Hukum Kekekalan Massa
 
Bab1 kimia materi_a4
Bab1 kimia materi_a4Bab1 kimia materi_a4
Bab1 kimia materi_a4
 
STOIKIOMETRI.ppt
STOIKIOMETRI.pptSTOIKIOMETRI.ppt
STOIKIOMETRI.ppt
 
1 hukum kekekalan masa
1 hukum kekekalan masa1 hukum kekekalan masa
1 hukum kekekalan masa
 

Recently uploaded

TUGAS MANDIRI 3 _ SKETSA KEHIDUPAN BERAGAMA DI INDONESIA.pdf
TUGAS MANDIRI 3 _ SKETSA KEHIDUPAN BERAGAMA DI INDONESIA.pdfTUGAS MANDIRI 3 _ SKETSA KEHIDUPAN BERAGAMA DI INDONESIA.pdf
TUGAS MANDIRI 3 _ SKETSA KEHIDUPAN BERAGAMA DI INDONESIA.pdf
AbdulHalim854302
 

Recently uploaded (8)

3_Kerangka Kompetensi Numerasi - M Ilhamul Qolbi
3_Kerangka Kompetensi Numerasi - M Ilhamul Qolbi3_Kerangka Kompetensi Numerasi - M Ilhamul Qolbi
3_Kerangka Kompetensi Numerasi - M Ilhamul Qolbi
 
PENGEMBANGAN & PERBANYAKAN TRICHODERMA SP.ppt
PENGEMBANGAN & PERBANYAKAN TRICHODERMA SP.pptPENGEMBANGAN & PERBANYAKAN TRICHODERMA SP.ppt
PENGEMBANGAN & PERBANYAKAN TRICHODERMA SP.ppt
 
Bahasa Arab kelas 4 BAB 6 (kosa kata tentang perlengkapan yang ada di rumah)
Bahasa Arab kelas 4 BAB 6 (kosa kata tentang perlengkapan yang ada di rumah)Bahasa Arab kelas 4 BAB 6 (kosa kata tentang perlengkapan yang ada di rumah)
Bahasa Arab kelas 4 BAB 6 (kosa kata tentang perlengkapan yang ada di rumah)
 
Biokimia Gizi 12: Metabolisme Vitamin 2024.pptx
Biokimia Gizi 12: Metabolisme Vitamin 2024.pptxBiokimia Gizi 12: Metabolisme Vitamin 2024.pptx
Biokimia Gizi 12: Metabolisme Vitamin 2024.pptx
 
Uji triaxial pada material batuan beku sebagai penanda kekuatan pondasi
Uji triaxial pada material batuan beku sebagai penanda kekuatan pondasiUji triaxial pada material batuan beku sebagai penanda kekuatan pondasi
Uji triaxial pada material batuan beku sebagai penanda kekuatan pondasi
 
Materi Presentasi Dasar Perkembangan Tanaman.pptx
Materi Presentasi Dasar Perkembangan Tanaman.pptxMateri Presentasi Dasar Perkembangan Tanaman.pptx
Materi Presentasi Dasar Perkembangan Tanaman.pptx
 
Biokimia Gizi 13: Metabolisme Mineral 2024.pptx
Biokimia Gizi 13: Metabolisme Mineral 2024.pptxBiokimia Gizi 13: Metabolisme Mineral 2024.pptx
Biokimia Gizi 13: Metabolisme Mineral 2024.pptx
 
TUGAS MANDIRI 3 _ SKETSA KEHIDUPAN BERAGAMA DI INDONESIA.pdf
TUGAS MANDIRI 3 _ SKETSA KEHIDUPAN BERAGAMA DI INDONESIA.pdfTUGAS MANDIRI 3 _ SKETSA KEHIDUPAN BERAGAMA DI INDONESIA.pdf
TUGAS MANDIRI 3 _ SKETSA KEHIDUPAN BERAGAMA DI INDONESIA.pdf
 

Tugas Makalah Kimia Richard Amar Heng.pdf

  • 1. TUGAS MAKALAH INDIVIDU Richard Amar Heng Kelas X MIA / 14 SMA KRISTEN MARANATHA PONTIANAK 2022
  • 2.
  • 3.
  • 4. Hukum Lavoisier Hukum Lavoisier dikemukakan oleh Antoine Laurent Lavoisier (1743-1794) melalui percobaannya. Salah satu percobaan yang pernah dilakukannya adalah Lavoisier mereaksikan cairan merkuri (Hg) dengan gas oksigen (O2) dalam suatu wadah di ruang tertutup sehingga menghasilkan Merkuri oksida (HgO) yang berwarna merah. Apabila Merkuri oksida (HgO) dipanaskan kembali, maka senyawa tersebut akan terurai menghasilkan sejumlah cairan merkuri dan gas oksigen dengan jumlah massa yang sama seperti semula. Selain percobaan itu, Percobaan tersebut membuktikan bahwa massa suatu benda sebelum dan sesudah bereaksi tetap sama. Hukum Lavoisier inilah yang kemudian dikenal sebagai hukum kekekalan massa. Hukum kekekalan massa berbunyi, “Dalam reaksi kimia, massa zat – zat sebelum reaksi adalah sama dengan massa zat zat setelah reaksi”. Dengan kata lain, materi tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan. dan hukum ini akan berkaitan erat nantinya dengan penyetaraan suatu persamaan reaksi kimia Hukum ini sangat berguna bagi ilmu kimia modern. Hukum Kekekalan Massa dapat terjadi jika sebuah reaksi kimia dilakukan di tempat tertutup dan tidak ada reaksi yang keluar dari tempat tersebut. Selain itu, zat yang ada di tempat masih dalam kondisi sama, baik sesudah maupun sebelum terjadi reaksi kimia. Berikut ini adalah contoh penggunaan hukum Lavoisier : Pada sebuah pembakaran magnesium dengan oksigen, sejumlah 30 gram magnesium tepat bereaksi dengan 20 gram oksigen, maka pada reaksi tersebut akan dihasilkan (30+20) gram =50 gram senyawa magnesium oksida. Jika pada kondisi yang lain direaksikan antara 35 gram magnesium dengan 20 gram oksigen, ternyata pada akhir reaksi, magnesium oksida yang dihasilkan 50 gram, dan masih tersisa 5 gram magnesium. Pada kasus ini tetap berlaku juga hukum Lavoisier karena massa sebelum reaksi (35+20) gram dan massa sesudah reaksi (50+5) gram. Tetapi penjelasan mengapa tidak semua magnesium bereaksi dengan oksigen berkaitan dengan hukum kimia lainnya yaitu Hukum Proust.
  • 5. Hukum Kekekalan Massa membuktikan bahwa massa dari materi yang ada di dunia tidak pernah berubah. Satu hal yang perlu diingat dalam hukum ini adalah, sistemnya harus tertutup. Artinya tidak ada pertukaran materi atau zat ke dalam atau ke luar wadah. Kalau kamu melakukan perebusan, atau pembakaran, atau pereaksian suatu bahan dalam wadah yang terbuka, ya massa-nya nggak akan sama karena ada zat yang bisa masuk dan ikut bereaksi di dalam wadah. Atau bisa juga zatnya keluar wadah karena berupa gas. Kalau kamu masih bingung soal Hukum Kekekalan Massa ini, kita coba contoh yang lebih mudah. Coba kamu bakar kayu di dalam wadah kaca tertutup. Sebelumnya, timbang massa kayunya terlebih dahulu. Lalu, setelah selesai pembakaran, timbang kembali sisa hasil pembakarannya. Kalau wadahnya tertutup, niscaya hasilnya akan sama. Nah, itu dia pembahasan kita tentang Antoine Lavoisier beserta penemuannya yaitu Hukum Lavoisiser atau Hukum Kekekalan Massa. Hukum Kekekalan Massa ini tentunya hanya dapat digunakan untuk benda, ya. Mentang-mentang tahu teori ini, bukan berarti kamu jadi bisa masuk ke wadah kaca, lalu makan yang banyak, terus berharap berat badan kamu nggak naik. Nggak. Nggak gitu, konsepnya. Hukum Kekekalan Massa yang ditemukan oleh Laviosier merupakan salah satu dari beberapa rangkaian Hukum Dasar Kimia.
  • 6. Contoh Soal : 1. Diketahui sebuah karbon dibakar dengan oksigen yang memiliki massa 30 gram. Pada akhir reaksi, masih ada karbon dengan massa 4 gram. Hasil pembakaran tersebut menghasilkan karbon monoksida dengan massa 58 gram. Hitunglah berapa massa karbon tersebut pada awalnya? Pembahasan: a). Total massa zat-zat hasil reaksi = massa karbon reaksi + massa oksigen 58 gram = massa karbon reaksi + 30 gram Massa karbon reaksi = 58 gram – 30 gram Massa karbon reaksi = 28 gram. b). Massa awal karbon = massa karbon reaksi + massa karbon sisa Massa awal karbon = 28 gram + 4 gram Massa awal karbon = 32 gram. Jadi, massa awal karbon tersebut adalah 32 gram. 2. Diketahui sebuah reaksi antara gas nitrogen dan hidrogen sebagai berikut. Gas nitrogen dengan massa 10 gram bereaksi sempurna dengan gas hidrogen dengan massa sejumlah X. Reaksi tersebut kemudian menghasilkan amonia dengan massa 18 gram. Berapakah massa gas hidrogen pada awal reaksi? Pembahasan: Massa + massa = massa 10 gram + X = 18 gram X = 18 gram – 10 gram X = 8 gram. Jadi, massa gas hidrogen pada awal reaksi adalah sejumlah 8 gram.
  • 7.
  • 8. Hukum Proust Joseph-Louis Proust merupakan seorang ahli kimia yang lahir pada 26 September 1754 dan wafat pada 5 Juli 1826 di Angers, Prancis. kamu tahu nggak sih, kalau mineral yang bernama proustite ( ) itu didedikasikan untuk Proust? Ketertarikan akan cabang ilmu pengetahuan kimia ternyata udah mendarah-daging nih. Pasalnya, ayah dari Proust sendiri merupakan seorang apoteker, hingga membuat dia jadi rajin untuk belajar di apotek milik ayahnya tersebut. Kemudian, Proust melanjutkan pendidikan di Paris, Prancis dan bekerja di sebuah rumah sakit setempat. Proust juga pernah menjadi direktur dari Royal Laboratory pada tahun 1789. Joseph Louis Proust merumuskan suatu hukum yang dikenal sebagai hukum perbandingan tetap. Ia juga dikenal atas jasanya terhadap ilmu pengetahuan setelah berhasil merumuskan mengenai perbandingan tetap senyawa. Hukum tersebut ia cetuskan pada tahun 1799, di mana ia mengungkapkan bahwa seluruh senyawa mengandung elemen-elemen dengan kepemilikan proporsi yang tetap. Sebagai contoh, ia menyebutkan bahwa tembaga karbonat akan selalu tersusun atas tembaga, karbon, dan oksigen, dengan proporsi perbandingan yang tetap. Tentu aja, nggak seluruh ahli kimia yang ada pada saat itu langsung sepakat sama hasil penemuannya tersebut. Hingga akhirnya, John Dalton pun mengakui hasil penemuannya tersebut di dalam hasil penemuannya sendiri mengenai teori atom. Bunyi dan Rumus Hukum Proust Di bawah ini adalah bunyi hukum Proust atau dikenal juga sebagai hukum perbandingan tetap. “Perbandingan massa dari unsur-unsur pembentuk atau penyusun suatu senyawa itu selalu tetap.” Misal, kita asumsikan ada sebuah senyawa kimia dengan rumus AxBy, maka untuk rumus perbandingan massa unsur pembentuknya itu bakal jadi kayak gini nih, Sobat Zenius atau Massa unsur penyusun senyawa = (Jumlah Ar unsur : Jumlah Mr senyawa) x Massa senyawa Keterangan: Ar = Massa atom relatif Mr = Massa molekul Penerapan dalam Kehidupan Sehari-Hari 1. Perbandingan proporsi unsur-unsur penyusun tembaga karbonat, kayak yang udah disinggung di atas. 2. Saat melihat ada air mancur, air hujan, dan air keran. Meskipun tempat dan kuantitasnya beda, tapi mereka masih sama-sama air. Ya kan? Nah, perbandingan massa unsur-unsur Hidrogen (H) dan Oksigen ( ) juga bakal terus tetap sama, yaitu 1:8.
  • 9.
  • 10. Contoh Soal : 1. Diketahui, besi (Fe) dan belerang (S) yang menyusun senyawa besi sulfida (FeS) memiliki perbandingan massa sebanyak 7:4. Diperlukan 28 gram besi (Fe) untuk menyusun senyawa besi sulfida (FeS) tanpa ada sisa reaktan, maka hitunglah massa belerang (S) yang diperlukan? Pembahasan: Massa belerang (S) = [Perbandingan belerang (S) : Perbandingan besi (Fe)] x Massa besi (Fe) Massa belerang (S) = (4:7) x 28 gram Massa belerang (S) = 4×4 gram Massa belerang (S) = 16 gram. Jadi, massa belerang yang diperlukan untuk menyusun senyawa besi sulfida (FeS) tersebut adalah 16 gram. 2. Perbandingan massa besi (Fe) dan belerang (S) dalam senyawa besi sulfida (FeS) adalah 7:4. Berapakah massa sulfur (S) yang diperlukan untuk membentuk senyawa FeS dengan 21 gram besi (Fe) tanpa ada sisa reaksi? Untuk menyelesaikan soal hukum Proust, selain menggunakan tabel stokiometri seperti pada soal nomor 1 dapat digunakan juga perbandingan massa sebagai berikut: Massa S = perbandingan sulfur dan besi x massa Fe = 4/7 x 21 gram = (21:7) x 4 =12 gram Maka massa sulfur yang dibutuhkan untuk memebuat senyawa besi sulfida tanpa sisa reaktan adalah sebanyak 12 gram.
  • 12. John Dalton merupakan seorang fisikawan sekaligus meteorologis yang lahir di Eaglesfield, Cumberland, Inggris pada 6 September 1766 dan wafat di Manchester, Lancashire, Inggris pada 27 Juli 1844. Dalton nggak lahir dari keluarga dengan latar belakang sosial yang tinggi. Ayahnya adalah seorang pengrajin tenun yang berasal dari keluarga Quaker (atau dikenal juga dengan sebutan Religious Society of Friends yang diperuntukkan bagi para pemeluk agama Protestan). Dalton memiliki dua orang saudara kandung, dimana salah seorangnya memiliki gangguan buta warna sama seperti dirinya Sebelum menemukan hukum Dalton, ia telah menjadi seorang guru. Ketika masih berumur 12 tahun, Dalton menjadi guru di Sekolah Quaker yang ada di kota kelahirannya untuk membantu perekonomian keluarga. Ia juga sempat menjadi petani, sebelum kembali menjadi guru di Sekolah Quaker yang ada di Kendal. Di sekolah yang ini, Dalton berhasil naik jabatan menjadi kepala sekolah. Kemudian, Dalton menjadi tutor matematika dan filosofi di New College, Manchester pada tahun 1793. Ia juga bergabung dengan klub Manchester Literary dan Philosophical Society, serta mengawali karirnya sebagai seorang ilmuwan di sana. Hukum Dalton ini hanya salah satu dari berbagai hasil pemikirannya. Dalton udah banyak menyumbangkan hasil pemikiran dan penelitiannya ke dalam berbagai teori untuk mendukung kemajuan ilmu pengetahuan, di antaranya kayak Teori Atom, Hukum Tekanan Parsial, Daltonisme, dan Hukum Perbandingan Berganda yang bakal kita bahas ini. Mulanya, Dalton sedang meneliti mengenai berat atomik, terus dia jadi kepikiran untuk meneliti tentang senyawa. Pada tahun 1802, di dalam tulisannya yang berjudul “On the Proportion of the Several Gases in the Atmosphere“, Dalton mengungkapkan bahwa “Elemen-elemen yang menyusun oksigen dapat dikombinasikan dengan sejumlah bagian tertentu dari gas nitrogen ataupun dua kali lipat dari sejumlah bagian tersebut, namun dengan tidak adanya kuantitas yang bersifat intermediate“. Nah, didukung oleh Hukum Lavoisier (Hukum Kekekalan Massa) dan Hukum Proust (Hukum Perbandingan Tetap) yang sebelumnya udah ada, Dalton jadi semakin yakin tentang Hukum Perbandingan Berganda. Pada tahun 1804, Dalton secara resmi mempublikasikan tentang hukum tersebut. Bunyi Hukum Dalton “Apabila dua unsur dapat membentuk atau menyusun lebih dari satu senyawa, maka perbandingan massa dari unsur yang satu dalam senyawa-senyawa tersebut merupakan bilangan bulat sederhana jika massa unsur yang lainnya dibuat tetap.” Selain Hukum Lavoisier, Hukum Proust, Hukum Gay Lussac, dan Hukum Avogadro, Hukum Dalton juga termasuk ke dalam salah satu hukum dasar yang ada di dalam Stoikiometri Kimia, lho.
  • 13. Dari tabel di atas, lo bisa lihat kalau unsur karbon (C) dan oksigen ( ) itu sama-sama bisa membentuk lebih dari satu senyawa, yaitu senyawa karbon monoksida (CO) dan karbon dioksida ( ) . Nah, untuk perbandingan dari massa unsur C dan O sendiri itu 1,33 : 2,66 alias 1:2. Perbandingan massa oksigen menurut hukum Dalton adalah bilangan bulat sederhana. Udah sesuai sama kaidah Hukum Dalton, kan? Oh iya selain tabel di atas yang juga merupakan contoh hukum perbandingan berganda yaitu senyawa air (H20) yang berasal dari unsur hidrogen (H) dan Oksigen ( ). Hukum Dalton juga sering disebut hukum perbandingan berganda. Contoh Soal 1. Diketahui unsur X dan Y dapat membentuk dua senyawa A dan B. Pada senyawa A, komposisinya adalah sebagai berikut: 63,6% unsur X dan 34,6%. Sementara pada senyawa B, komposisinya adalah sebagai berikut: 46,7% unsur X dan 53,3% unsur Y. Hitunglah berapa perbandingan massa unsur X dan Y dari kedua senyawa tersebut! Pembahasan: a). Sederhanakan massa seluruh unsur di setiap senyawa *Senyawa A = Unsur X / Unsur Y Senyawa A = Senyawa A = Perbandingan massa unsur X dan Y pada senyawa A adalah 1,75 : 1. *Senyawa B = Unsur X / Unsur Y Senyawa B = Senyawa B = Perbandingan massa unsur X dan Y pada senyawa B adalah 0,87 : 1. b). Perbandingan massa masing-masing unsur X dan Y *Unsur X =
  • 14. Unsur X = *Unsur Y = Unsur Y = Jadi, perbandingan massa unsur X adalah 1:1, sementara massa unsur Y adalah 2:1.
  • 16. Sebelum lebih jauh membahas rumus hukum Avogadro dan contoh soal, ada baiknya kamu mengenal dulu si jenius di balik hukum ini. Nama lengkapnya adalah Lorenzo Romano Amedeo Carlo Avogadro atau yang lebih dikenal dengan nama Amedeo Avogadro. Ia merupakan seorang ilmuwan dengan fokus di bidang fisika dan kimia yang lahir di Turin, Kerajaan Sardinia dan Piedmont (sekarang Italia) pada 9 Agustus 1776 dan wafat di Turin, Italia pada 9 Juli 1856. Avogadro memiliki seorang istri bernama Felicia Mazzé yang dinikahinya pada tahun 1815 dan memiliki enam orang anak. Avogadro mengawali karirnya sebagai guru ilmu-ilmu alam di salah satu sekolah menengah atas yang ada di Vericelli. Kemudian pada tahun 1820, ia menjadi pimpinan bidang fisika matematis di Universitas Turin. Selain itu, Avogadro juga pernah menjabat sebagai anggota komisi berat dan pengukuran di sektor pemerintahan Italia, sekaligus menjadi anggota Royal Superior Council on Public Instruction. Di masa mudanya, Avogadro mempelajari mengenai hukum gerejawi layaknya anggota keluarganya yang lain. Akan tetapi, ketertarikannya perlahan mulai beralih kepada Fisika dan Matematika. Oleh karena itu, sejak tahun 1800, ia mulai mendalami mengenai kedua cabang ilmu pengetahuan tersebut. Avogadro dikenal atas kontribusinya terhadap ilmu pengetahuan terkait dengan Hukum Avogadro, yakni sebuah hukum yang menyatakan mengenai hubungan antara volume suatu gas dengan jumlah molekulnya. Hasil penelitiannya tersebut dipublikasikan pada tahun 1811 dalam De Lamétherie’s Journal de Physique, de Chimie et d’Histoire naturelle. Selain itu, Avogadro juga berhasil merumuskan mengenai Teori Molekular, yang menyatakan bahwa partikel-partikel dapat tersusun atas molekul-molekul, di mana molekul-molekul ini dapat tersusun atas unit- unit atau atom yang lebih sederhana. Atas jasanya tersebut, dunia ilmu pengetahuan hari ini mengenal yang namanya Bilangan atau Konstanta Avogadro = . Bilangan atau konstanta tersebut digunakan untuk menyatakan jumlah partikel yang ada di dalam satu mol zat. Bunyi dan Rumus Hukum Avogadro Buat kamu yang belum tahu dan mungkin bingung, Hukum Avogadro ini memang sering juga disebut sebagai Prinsip Avogadro atau Hipotesis Avogadro. Jadi, ketiganya itu membahas hal yang sama, ya! Sedangkan, bunyi rumus Avogadro adalah sebagai berikut: “Gas-gas dengan volume yang sama, serta berada pada suhu dan tekanan yang sama, akan memiliki jumlah molekul yang sama.” Sedangkan penulisan sistematis rumus hukum Avogadro adalah sebagai berikut: Keterangan: V = Volume gas ( ) n = Banyaknya mol di dalam suatu gas (mol)
  • 17. Penerapan Hukum Avogadro dalam Kehidupan Sehari-Hari Oke, sekarang kamu udah tau rumus dan bunyi hukum Avogadro. Selanjutnya adalah mengenai penggunaan hukum ini dalam kehidupan sehari-hari. Memompa Ban Sepeda Yap, kayak yang udah saya singgung di atas nih. Ketika kamu memompa ban sepeda yang bocor, maka bentuk ban tersebut akan mengembang dan kembali seperti semula. Hal ini dikarenakan adanya peningkatan jumlah molekul udara di dalam ban sepeda yang setara dengan volumenya yang juga meningkat. Yap, kayak yang udah saya singgung di atas nih. Ketika kamu memompa ban sepeda yang bocor, maka bentuk ban tersebut akan mengembang dan kembali seperti semula. Hal ini dikarenakan adanya peningkatan jumlah molekul udara di dalam ban sepeda yang setara dengan volumenya yang juga meningkat. Bernapas Contoh lain dari penerapan bunyi hukum Avogadro adalah saat kamu menarik napas atau mengisi paru-paru kamu dengan udara. Coba deh, kamu tarik napas, kamu akan ngerasa kalau paru-paru mengembang dan dada kamu naik, kan? Sebaliknya, saat kamu menghembuskan napas, paru-paru kamu menyusut dan dada kamu kembali turun. Hal ini juga dikarenakan oleh perubahan volume di dalam paru-paru yang setara dengan jumlah molekul udaranya. Contoh Soal dan Pembahasan Sekarang kita masuk dalam penerapan rumus Avogadro dan contoh soal. Nah, supaya kamu makin paham saya udah siapin beberapa contoh lengkap dengan pembahasannya di bawah ini: Contoh Soal 1: Pada tekanan dan suhu yang sama, diketahui sebuah persamaan reaksi seperti berikut Tentukan berapa perbandingan jumlah volume gas yang terlibat dalam reaksi tersebut! Pembahasan:
  • 18. a). Hukum Avogadro: Bunyi, Rumus, Contoh Soal, dan Penerapan 69 Hukum Avogadro: Bunyi, Rumus, Contoh Soal, dan Penerapan 71 2 : 3 = 2 b). Dikarenakan perbandingan jumlah volume dan mol suatu gas pada tekanan dan suhu yang sama bersifat sama pula, maka Hukum Avogadro: Bunyi, Rumus, Contoh Soal, dan Penerapan 72 2 : 3 = 2 Jadi, perbandingan jumlah volume gas yang terlibat dalam reaksi tersebut sama dengan perbandingan jumlah molnya. Contoh Soal 2: Berikut ini pernyataan yang sesuai dengan bunyi hukum Avogadro adalah… Pada tekanan yang sama, semua gas yang volumenya sama mengandung jumlah ion yang sama. Pada suhu dan tekanan yang sama, semua gas yang volumenya sama mengandung jumlah unsur yang sama. Pada suhu dan tekanan yang sama, semua gas yang volumenya sama mengandung jumlah molekul yang tidak sama. Pada suhu dan tekanan yang sama, semua gas yang volumenya sama mengandung jumlah molekul yang sama. Pada suhu dan tekanan yang tidak sama, semua gas yang volumenya sama mengandung molekul yang sama. Pembahasan: Untuk menjawab soal berlandaskan teori ini, kamu harus ingat bunyi hukum Avogadro adalah sebagai berikut: “Gas-gas dengan volume yang sama, serta berada pada suhu dan tekanan yang sama, akan memiliki jumlah molekul yang sama.” Jadi kamu melihat patokan “suhu” dan “tekanan” yang sama akan memiliki “molekul” sama. Maka jawaban yang benar adalah D. Karena gas berada pada suhu dan tekanan yang sama.
  • 19.
  • 21. Joseph Louis Gay-Lussac merupakan merupakan seorang ahli kimia dan fisika yang lahir di Saint- Léonard-de-Noblat, Kingdom of France, pada 6 Desember 1778 dan wafat di Paris, Prancis, pada 9 Mei 1850. Gay-Lussac dikenal oleh khalayak luas atas kontribusi dan jasanya terhadap ilmu pengetahuan setelah berhasil melakukan eksperimen dan merumuskan Hukum Gay-Lussac. Ssstt, elo juga udah tahu belum kalau Gay- Lussac menjadi salah satu dari 72 nama yang diukir di Menara Eiffel? Gay-Lussac sendiri sempat mengenyam pendidikan di sebuah institusi yang bertujuan untuk mengasah kemampuan kepemimpinan dan saintifik bernama École Polytechnique. Hingga akhirnya ia pun menjadi seorang profesor di bidang kimia dan fisika di institusi tersebut. Pada tahun 1809, Gay-Lussac menikah dengan Geneviève-Marie-Joseph Rojot dan memiliki lima orang anak. Pada tahun 1802, Gay-Lussac mengakui hasil penelitian dari Jacques Charles mengenai gas, volume, dan suhu. Maka dari itu, ia turut membantu melakukan publikasi sekaligus memberikan kredit terhadap ilmuwan seniornya tersebut yang telah lebih dulu sampai pada kesimpulan bahwa “Seluruh gas yang mengalami peningkatan suhu akan memiliki volume yang sama pula”. Kemudian pada tahun 1804, Gay-Lussac berhasil menaiki balon udara yang mendorong ia dan para ilmuwan yang lain untuk melakukan penelitian lebih lanjut terkait suhu, tekanan, serta kelembaban udara. Sementara itu, Hukum Gay-Lussac sendiri berhasil ia rumuskan pada tahun 1808. Mungkin beberapa dari elo sadar bahwa Hukum Gay-Lussac ini sering dikaitkan dengan Hukum Charles. Yap, hal itu karena Hukum Boyle Gay-Lussac juga merupakan hasil rujukan terhadap hasil penelitian milik Jacques Charles pada tahun 1787. Bunyi Hukum Gay-Lussac Hukum Gay-Lussac merupakan sebuah hukum yang membahas mengenai hubungan antara tekanan dan suhu dari gas ideal pada keadaan volume yang konstan. Bunyi Hukum Gay Lussac yang paling tepat adalah: “Tekanan suatu gas akan berbanding lurus dengan suhu absolutnya pada keadaan volume yang konstan (isokhorik).” RumusPersamaan GasIdeal * * * * Keterangan: P1 = Tekanan awal gas ideal (Pa, atm, ) P2 = Tekanan akhir gas ideal (Pa, atm, ) T1 = Suhu awal gas ideal (Kelvin) T2 = Suhu akhir gas ideal (Kelvin) V = Volume gas ideal ( ) n = Jumlah molekul zat (mol) R = Tetapan gas ideal (0,082 L.atm/mol.K atau 8,314 J/mol.K)
  • 22. *dengan catatan: 1 atm = n = M.V atau n = massa / Mr GrafikHukum Gay-Lussac Sumber: Fisika Zone Grafik tersebut juga sering disebut dengan grafik isokhorik, yakni dimana volume suatu gas berada dalam keadaan yang konstan. Penerapan Hukum Gay-Lussac pada Kehidupan Sehari-Hari 1. Kaleng soda. Jumlah gas yang larut dalam cairan minuman soda tersebut akan berbanding lurus dengan tekanan gas terhadap cairan minuman soda. 2. Botol atau kaleng aerosol. Ketika lo melempar salah satu atau kedua benda tersebut ke dalam api, akan menyebabkan tekanan gas di dalamnya mengalami peningkatan, sehingga terjadi ledakan. 3. Rice-cooker. Saat lo nyalain rice-cooker, maka suhunya akan mengalami peningkatan, yang akan berbanding lurus dengan tekanan gas di dalamnya. Contoh Soal Hukum Gay Lussac dan Pembahasan Contoh soal 1 Diketahui sebuah gas memiliki tekanan awal sejumlah P, sementara suhu awalnya adalah T. Kemudian, gas tersebut mengalami perubahan tekanan menjadi 6P. Berapakah suhu gas tersebut sekarang? Pembahasan:
  • 23. Hukum Gay Lussac: Bunyi, Rumus, Contoh Soal, dan Penerapan 124 P / T = 6P / T2 T2 = 6P.T / P T2 = 6T Jadi, suhu gas tersebut sekarang berubah menjadi 6T. Contoh soal 2 Diketahui suatu gas dengan volume konstan memiliki tekanan awal sebesar 2 atm dan tekanan akhirnya adalah 4 atm. Sementara itu, suhu akhir dari gas tersebut adalah Hukum Gay Lussac: Bunyi, Rumus, Contoh Soal, dan Penerapan 130. Berapakah suhu awal dari gas tersebut? Pembahasan: a). T2 = Hukum Gay Lussac: Bunyi, Rumus, Contoh Soal, dan Penerapan 131 = (30 + 273) K = 303 Kelvin b). Hukum Gay Lussac: Bunyi, Rumus, Contoh Soal, dan Penerapan 132 2 atm / T1 = 4 atm / 303 K T1 = 2 atm. 303 K / 4 atm T1 = 151,5 K T1 = (151,5 – 273) Hukum Gay Lussac: Bunyi, Rumus, Contoh Soal, dan Penerapan 133 = -121,5Hukum Gay Lussac: Bunyi, Rumus, Contoh Soal, dan Penerapan 133 Jadi, suhu awal dari gas tersebut adalah -121,