2. SEJARAH PERKEMBANGAN AKUNTANSI DI
INDONEISA
Akuntansi Indonesia mengalami pasang surut
perkembangan. Ada berbagai faktor yang
mempengaruhi perkembangan akuntansi di
Indonesia. Faktor tersebut antara lain
lingkungan politik dan ekonomi serta
organisasi profesi.
3. SEJARAH PERKEMBANGAN AKUNTANSI DI
INDONEISA
Praktik akuntansi di Indonesia dapat ditelusuri pada era
penjajahan Belanda sekitar 17 (ADB 2003) atau sekitar tahun
1642 (Soemarso 1995).
Berbagai skandal tersebut telah mendorong pemerintah dan
badan berwenang untuk mengeluarkan kebijakan regulasi
yang ketat berkaitan dengan pelaporan keuangan. Pertama,
pada September 1994, pemerintah melalui IAI mengadopsi
seperangkat standar akuntansi keuangan (PSAK). Kedua,
pemerintah bekerja sama dengan Bank Dunia (Work Bank)
melaksanakan proyek Pengembangan Akuntansi yang
ditunjuk untuk mengembangakan regulasi akuntansi dan
melatih profesi akuntansi. Ketiga, pada tahun 1995,
pemerintah membuat barbagai aturan berkaitan dengan
akuntansi dalam Undang-undang Perseroan Terbatas.
Keempat, pada tahun 1995 pemerintah memasukkan aspek
akuntansi/ pelaporan keuangan kedalam Undang-undang
Pasar Modal (Rosser 1999).
4. PERKEMBANGAN ORGANISASI
PROFESI AKUNTANSI
Sampai dengan tahun 1950an, di Indonesia belum ada
profesi akuntansi lulusan universitas lokakl. Hampir semua
akuntan memiliki kualifikasi proffesional yang berasal dari
Belanda. Munculnya Undang-Undang No. 34/ 1954 tentang
Pemakaian Gelar Akuntan merupakan fondasi lahirnya
akuntan yang berasal dari universitas lokal.
Akuntan lulusan Universitas Indonesia bersama-sama
dengan dengan akuntan senior lulusan Belanda mendirikan
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) pada tanggal 23 Desember
1957. professor Soemarjo Tjitrosidojo – akademisi
berpendidikan Belanda adalah Ketua Umum IAI yang
pertama (Yunus 1990). Tujuan didirikannya IAI ini antara
lain mempromosikan status profesi akuntansi, mendukung
pembangunan nasional dan meningkatkan keahlian serta
kompetensi akuntan.
5. PENYUSUNAN STANDAR AKUNTANSI DI
INDONESIA
Design – aspek khusus akuntansi tertentu
diidentifikasi dan diteliti dan exposure draft
disiapkan
Approval – draft tersebut direview dan jika layak
akan disetujui sebagai standar.
Education – penjelasan kepada penyusun dan
pemakai laporan keuangan tentang pengaruh dan
implementasi standar yang baru
Implementation – ketentuan dalam standar terebut
diaplikasikan dalam perusahaan.
Enforcement – pengawasan dan pemberian sanksi
bagi yang tidak menerapkan.
6. PENYUSUNAN STANDAR AKUNTANSI DI
INDONESIA
Menurut aturan yang dibuat Dewan Standar Akuntansi
Keuangan, proses penyusunan standar akuntansi
keuangan melibatkan delapan tahap berikut ini (ADB
2003) :
a. Issue Identification.
b. Preliminary Consideration
c. Preparation of Accounting Discussion Paper.
d. Preparation of Exposure Draft (ED)
e. Publication of ED
f. Public Hearings
g. PSAK Preparation.
h. Approval and Promulgation
7. SEJARAH IAI
Dalam rangka pembinaan tersebut, perlu adanya
wadah yang mewakili akuntan secara keseluruhan,
menetapkan standar kualitas, mengembangkan dan
menegakkan etika profesi, memelihara martabat dan
kehormatan, membina moral dan integritas yang
tinggi, mewujudkan kepercayaan atas hasil kerja
profesi akuntan dan wadah komunikasi, konsultasi,
koordinasi serta usaha-usaha bersama lainnya yang
diperlukan. Menyadari akan hal tersebut maka para
akuntan bergabung dalam wadah organisasi yaitu
Ikatan Akuntan Indonesia.
Pada waktu Indonesia merdeka, hanya ada satu
orang akuntan pribumi, yaitu Prof. Dr. Abutari,
sedangkan Prof. Soemardjo lulus pendidikan akuntan
di negeri Belanda pada tahun 1956.
8. Sejarah IAI
Perkumpulan yang akhirnya diberi nama Ikatan Akuntan Indonesia (IAI)
akhirnya berdiri pada 23 Desember 1957, yaitu pada pertemuan ketiga
yang diadakan di aula UI pada pukul 19.30.
Susunan pengurus pertama terdiri dari:
Ketua : Prof. Dr. Soemardjo Tjitrosidojo
Panitera : Drs. Mr. Go Tie Siem
Bendahara : Drs. Sie Bing Tat (Basuki Siddharta)
Komisaris : Dr. Tan Tong Djoe dan Drs. Oey Kwie Tek (Hendra
Darmawan)
Keenam akuntan lainnya sebagai pendiri IAI adalah
1. Prof. Dr. Abutari
2. Tio Po Tjiang
3. Tan Eng Oen
4. Tang Siu Tjhan
5. Liem Kwie Liang
9. PERKEMBANGAN IKATAN AKUNTAN
INDONESIA (IAI) PADA MASA
REFORMASI.
Mamahami organisasi Ikatan Akuntan Indonesia
(IAI)
1. IAI didirikan di Jakarta 29 September 1957
dengan tugas antara lain
2. menetapkan standar kualitas,
3. mengembangkan dan menegakan kode etik
4. memelihara martabat dan kehormatan ,
5. membina moral dan integritas yang tinggi , dan
6. menciptakan kepercayaan atas hasil kerja
akuntan , dan
7. wadah untuk konsultasi, komunikasi, koordinasi
serta usaha-usaha bersama lain yang diperlukan
10. Kode Etik IAI
Kode etik Ikatan Akuntan Indonesia
dimaksudkan sebagai panduan dan aturan
bagi seluruh anggota, baik yang berpraktik
akuntan publik, berkerja dilingkungan dunia
usaha, pada istansi pemerintah, maupun
dilingkungan dunia pendidikan dalam
pemenuhan tanggung jawab profesionalnya.
11. PERKEMBANGAN IKATAN AKUNTAN
INDONESIA (IAI) PADA MASA
REFORMASI
Prinsip Etika Profesi
Keanggotaan dalan IAI bersifat sukarela , Dengan menjai
anggota , seorang akuntan mempunyai kewajiban untuk
menjaga disiplin diri diatas dan melebihi yang disyaratkan
hukum dan peraturan. Prinsip Etika Profesi dan Kode Etik IAI
menyatakan pengakuan profesi akan tanggung jawabnya
kepada publik pemakai jasa akuntan, dan rekan. Prinsip ini
memandu anggota dalam memenuhi tanggung- Prinsip-
prinsip tersebut adalah :
Prinsip Pertama – Tanggung Jawab profesi
Prinsip Kedua – Kepentingan Publik
Prinsip Ketiga – Integritasi
Prinsip Keempat – Obyektifitas
Prinsip Keenam – Kerahasiaan
Prinsip Ketujuh – Perilaku Profesional