3. IMUNITAS HUMORAL
Dimediasi oleh antibodi yang dibentuk oleh sel
limfosit B
Respon imunitas humoral merupakan respon
kekebalan tubuh yang terjadi setelah antigen
masuk ke dalam tubuh
Respon berupa :Antibodi mengikat sebagian
atau seluruh bagian dari antigen yang berada di
luar sel
4. Sel B
Fungsi utama sel B adalah untuk membuat
antibodi melawan antigen
• Sel B plasma : untuk membetuk antibodi
• Sel B pengingat : untuk mengigat antigen yang
pernah masuk ke tubuh serta menstimulasi
pembentukan sel B plasma jika terjadi infeksi
kedua.
• Sel B pembelah : untuk membentuk sel B
plasma dan sel B pengingat.
5. Antibodi/ Imunoglobulin
1) Immunoglobulin G ( Ig G )
• Merupakan satu-satunya immunoglobulin yang mampu melewati plasenta
• Merupakan kekebalan pasif dari ibu kepada anaknya
• Merupakan pertahanan utama untuk bayi pada minggu-minggu pertama dalam
kehidupannya ( dari kolustrum)
2) Immunoglobulin M ( Ig M )
• Disintesis pertama kali sebagai stimulus terhadap antigen
• Tidak dapat melalui plasenta
3) Immunoglobulin A ( Ig A )
• Ditemukan dalam sekresi eksternal. Contoh pada mukosa saluran nafas, intestinal, urin,
genital, saliva, air mata dll
• Dapat menetralisir virus dan menghalangi penempelan bakteri pada sel epitelium
4) Immunoglobulin D ( Ig D )
• Melekat pada permukaan luar sel limfosit B
• Berfungsi sebagai reseptor antigen sel limfosit B dan penting bagi aktivitas sel limfosit B
tersebut.
5) Immunoglobulin E ( Ig E )
• Disekresikan oleh sel plasma di kulit, mukosa dan tonsil
• Mengakibatkan sel melepaskan histamin dan berperan dalam reaksi alergi
6. Saat antigen masuk ke tubuh untuk pertama kallinya, sel B
pembelah akan membentuk sel B plasma dan sel B
pengingat.Sel B plasma akan menghasilkan antibodi yang
berfungsi mengikat antigen, sehingga makrofag lebih
mudah menangkap dan menghancurkan patogen. Setelah
infeksi berakhir, sel B plasma mati dan sel B pengingat tetap
hidup dalam waktu lama. Proses ini disebut dengan respon
kekebalan primer.
Bila antigen yang sama masuk lagi ke tubuh, sel B pengingat
akan mengenalinya dan menstimulasi pembetukan sel B
plasma yang berfugsi memproduksi antibodi. Respon ini
disebut respon kekebalan sekunder.
Respon kekebalan sekunder terjadi lebih cepat dan
konsentrasi antibodi yag dihasilkan lebih besar dibading
respon kekebalan primer. Hal ini karena ada memori
imunologi yaitu kemampuan imun untuk megenali antigen
yang pernah masuk ke tubuh.
7.
8. Netralisasi yaitu pemblokiran tempat-tempat yang digunakan oleh antigen
untuk berikatan. Pemblokiran ini menyebabkan tempat tersebut menjadi
tidak aktif dan dilakukan dengan cara menempati tempat tersebut. Selain
itu, netralisasi juga dilakukan dengan cara menyelimuti bagian racun dari
patogen sehingga menjadi aman pada saat dimakan oleh sel fagosit.
Penggumpalan (Aglutinasi) patogen dapat dilakukan dengan mudah oleh
antibodi karena pada antibodi terdapat minimal dua daerah ikatan
(binding site). Bila ini dilakukan, maka pemusnahan patogen dapat
dilakukan lebih efektif karena sudah terkumpul sehingga tinggal
menunggu dimakan oleh sel fagosit.
Pengendapan hampir mirip dengan penggumpalan, hanya saja hal ini
terjadi bila patogen terlarut bersama antibodi. Disini antibodi akan
membuat patogen tidak bisa bergerak sehingga memudahkan kerja sel
fagosit untuk memakannya.
Pengaktifan sistem komplemen merupakan perpaduan antara antibodi
dengan protein komplemen untuk menghancurkan patogen. Caranya yakni
dengan membuat lobang pada dinding sel patogen sehingga lisozim dapat
masuk ke dalam patogen dan melakukan penghancuran dari dalam.
9. IMUNITAS SELULER
Merupakan respon imun yang dimediasi oleh sel
limfosit T
Tugas utama imunitas seluler adalah untuk
menghancurkan sel tubuh yang telah terinfeksi
patogen, misalnya oleh bakteri atau virus. Bakteri
atau virus yang telah menyerang sel tubuh akan
memperbanyak diri dalam sel tubuh tersebut. Hal
ini tidak dapat dilakukan oleh antibodi tubuh.
10. Respon imunitas seluler
Lisis sel target (sel terinfeksi)secara langsung
Produksi sitokin yang nantinya berfungsi
mengaktivasi sel terinfeksi untuk membunuh
patogen sasaran
11. Sel T
• Sel T pembunuh (cytotoxic) : untuk menyerang patogen yang masuk tubuh, sel
tubuh yang terinfeksi dan sel kanker secara langsung.
• Sel T pembantu (helper) : untuk menstimulasi pembentukan jenis sel T lain dan
sel B plasma serta mengaktivasi makrofag untuk melakukan fagositosis.
• Sel T supresor : untuk menurunkan dan menghentikan respon imun dengan
menurunkan produksi antibodi dan aktivitas sel T pembunuh jika infeksi sudah
bisa tertangani.
• Sel T memori : mengandung informasi mengenai antigen tertentu dan tetap
berada di dalam plasma bahkan setelah sebuah infeksi telah lama dipadamkan.
Sel T memori dapat berkembangbiak saat terpapar kembali dengan antigen yang
sama sehingga memberikan umpan balik berupa sistem kekebalan yang terjadi
pada saat infeksi sebelumnya.
Tugas penghancuran dilakukan oleh sel T sitotoksik yakni dengan cara menangkap
sel yang terinfeksi kemudian melubanginya dengan protein perforin. Setelah
terbentuk lubang, kemudian masuklah enzim sel T untuk menghancurkan sel yang
terinfeksi beserta sel patogennya.
Bila infeksi sudah berhasil ditangani, sel T supresor akan bekerja.
12.
13. Interaksi Antara Respons Imun Seluler
dengan Humoral
Interaksi ini disebut dengan antibody dependent
cell mediated cytotoxicity (ADCC), karena sitolisis
baru terjadi bila dibantu oleh antibodi. Dalam hal
ini antibodi berfungsi melapisi antigen sasaran,
sehingga sel natural killer (NK), yang mempunyai
reseptor terhadap fragmen antibodi, dapat melekat
erat pada sel atau antigen sasaran. Perlekatan sel
NK pada kompleks antigen antibody tersebut
mengakibatkan sel NK dapat menghancurkan sel
sasaran.