SlideShare a Scribd company logo
1 of 12
I. NO PERCOBAAN : III 
II. NAMA PERCOBAAN : Analisa Zat Padat Tersuspensi (TSS) dan Zat 
Padat Terlarut (TDS) 
III. TUJUAN PERCOBAAN : Adapun tujuan dari analisis total zat padat terlarut 
dan total zat padat tersuspensi adalah: 
 Analisis total zat padat terlarut bertujuan untuk mengetahui ukuran zat 
terlarut (baik zat organik maupun anorganik) yang terdapat di dalam 
suatu larutan. 
 Analisis total zat padat tersuspensi bertujuan untuk mengetahui 
jumlah berat dalam mg/l kering lumpur yang ada di dalam air limbah 
setelah mengalami proses penyaringan. 
IV. DASAR TEORI 
“Pencemaran air adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, 
zat, energy, dan atau komponen lain ke dalam air dan atau berubahnya tatanan air 
oleh kegiatan manusia, sehingga kualitas air turun sampai ke tingkat tertentu yang 
menyebabkan air tidak dapat berfungsi lagi sesuai peruntukannya” (Mulia, 2005). 
Salah satu penyebab terjadinya pencemaran air adalah air limbah yang 
dibuang tanpa pengelolahan ke dalam suatu badan air. Menurut Peraturan 
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 tahun 2001, air limbah adalah sisa dari 
suatu usaha dan atau kegiatan yang berwujud cair. Air limbah dapat berasal dari 
rumah tangga (domestik) maupun industri (Mulia, 2005). 
Air limbah merupakan sisa air yang dibuang yang berasal dari rumah 
tangga, industri maupun tempat-tempat umum lainnya, dan pada umumnya 
mengandung bahan-bahan atau zat-zat yang dapat membahayakan bagi kesehatan 
manusia serta mengganggu lingkungan hidup. Batasan lain mengatakan bahwa air 
limbah adalah kombinasi dari cairan dan sampah cair yang berasal dari daerah 
permukiman, perdagangan, perkantoran dan industri, bersama-sama dengan air 
tanah, air permukaan dan air hujan yang mungkin ada (Notoatmodjo, 2003). 
Air limbah rumah tangga adalah air limbah yang tidak mengandung 
ekskreta manusia dan dapat berasal dari buangan kamar mandi, dapur, air cuci 
pakaian dan lain-lain yang mungkin mengandung mikroorganisme patogen.
Violume air limbah rumah tangga bergantung pada volume pemakaian air 
penduduk setempat (Chandra, 2006). 
Limbah industri bersumber dari kegiatan industri baik karena proses secara 
langsung maupun proses secara tidak langsung. Limbah yang bersumber langsung 
dari kegiatan industri yaitu limbah yang terproduksi bersamaan dengan proses 
produksi sedang berlangsung, dimana produksi dan limbah hadir pada saat yang 
sama. Sedangkan limbah tidak langsung terproduksi sebelum maupun sesudah 
proses produksi (Ginting, 2007). 
Berikut beberapa dampak yang dapat diakibatkan oleh pengolahan limbah 
yang tidak dikelola secara baik: 
a. Ganguan kesehatan 
Air limbah dapat mengandung bibit penyakit yang dapat menimbulkan 
penyakit bawaan air (waterbone disease). Selain itu di dalam air limbah 
mungkin juga terdapat zat-zat berbahaya dan beracun yang dapat menimbulkan 
gangguan kesehhatan bagi makhluk hidup yang mengkonsumsinya. 
Adakalanya, air limbah yang tidak dikelola dengan baik juga dapat menjadi 
sarang vector penyakit (misalnya nyamuk, lalat, kecoa, dan lain-lain). 
b. Penurunan kualitas lingkungan 
Air limbah yang dibuang langsung ke air permukaan (misalnya: sungai 
dan danau) dapat mengakibatkan pencemaran air permukaan tersebut.. 
Adakalanya, air limbah juga dapat merembes dalam air tanah, sehingga 
menyebabkan pencemaran air tanah. Bila air tanah tercemar, maka kualitasya 
akan menurun sehingga tidak dapat lagi digunakan sesuai peruntukannya. 
c. Gangguan terhadap keindahan 
Adakalanya air limbah mengandung polutan yang tidak mengganggu 
kesehatan dan ekosistem, tetapi mengganggu keindahan. Kadang –kadang air 
limbah daoat juga mengandung bahan-bahan yang bila terurai menghasilkan 
gas-gas yang berbau. Bila air limbah jenis ini mencemari badan air, maka dapat 
menimbulkan gangguan keindahan pada badan air tersebut. 
d. Gangguan terhadap kerusakan benda
Adakalanya air limbah mengandung zat-zat yang dapat dikonversi oleh 
bakteri anaerobik menjadi gas yang agresif seperti H2S. gas ini dapat 
mempercepat proses perkaratan benda yang terbuat dari besi dan bangunan air 
kotor lainnya. Dengan cepat rusaknya air tersebut maka biaya pemeliharaannya 
akan semakin besar juga, yang berarti akan menimbulkan jerugia material. 
Untuk menghidarkan terjadinya gangguan-ganguan diatas, air limbah 
yang dialirkan ke lingkungan hatus memenuhi ketentuan seperti yang 
disebutkan dalam Baku Mutu Air Limbah. Apabila air limbah tidak memenuhi 
ketentuan tersebut, maka perlu dilakukan pengelolahan air limbah sebelum 
mengalirkannya ke lingkungan. (Mulia, 2005). 
Kelarutan zat padat dalam air atau disebut sebagai total Dissolved solid 
(TDS) adalah terlarutnya zat padat, baik berupa ion, berupa senyawa, koloid di 
dalam air. Sebagai contoh adalah air permukaan apabila diamati setelah turun 
hujan akan mengakibatkan air sungai maupun kolam kelihatan keruh yang 
disebabkan oleh larutnya partikel tersuspensi di dalam air, sedangkan pada musim 
kemarau, air kelihatan berwarna hijau karena adanya ganggang di dalam air. 
Konsentrasi kelarutan zat padat ini dalam keadaan normal sangat rendah, sehingga 
tidak kelihatan oleh mata telanjang (Situmorang, 2007). 
Total zat padat terlarut biasanya terdiri atas zat organik, garam anorganik 
dan gas terlarut. Bila total zat padat terlarut bertambah maka kesadahan akan naik 
pula. Selanjutnya efek padatan terlarut ataupun kesadahan terhadap kesehatan 
tergantung pada spesies kimia penyebab masalah tersebut (Slamet, 1994). 
Umumnya ion kalsium dan magnesium di dalam air yang akan 
menyebabkan sifat kesadahan air. Bila air yang mempunyai tingkat kesadahan 
yang terlalu tinggi dapat menimbulkan korosi pada benda-benda yang terbuat dari 
logam, dan dapat menimbulkan endapan. Untuk itu maka, air yang akan 
digunakan untuk industri terlebih dahulu dihilangkan kesadahannya (Sunu, 2001). 
Zat padat terlarut di dalam air perlu diketahui untuk mengetahui 
produktivitas air, karena produktivitas air terhadap kehidupan air sangat 
ditentukan oleh kelarutan zat padat di dalamnya. Produktivitas air akan tinggi 
terhadap kehidupan organisme seperti tumbuhan dan mikroba apabila zat padat
terlarut tersebut berupa nutrient berupa posfat, nitrat, dsb, yang akan mendukung 
kehidupan organisme, air ini disebut eutrofik, sedangkan air yang mengandung 
sedikit zat padat terlarut berupa nutrient berarti mempunyai daya dukung rendah 
terhadap organisme disebut oligotrofik (Situmorang, 2007). 
Zat padat di dalam air juga merupakan indikasi ketidaknormalan air, yaitu 
terjadi penyimpangan air dari keadaan yang sebenarnya. Penyimpangan keadaan 
air ini paling banyak disebabkan oleh kegiatan manusia seperti buangan berupa 
limbah industri, kotoran manusia dan hewan, limbah rumah tangga, dll. Dengan 
demikian kesadaran manusia terhadap lingkungan dapat mengurangi kelarutan zat 
padat di dalam air (Situmorang, 2007). 
Apabila bahan buangan padat larut di dalam air, maka kepekatan atau 
berat jenis cairan akan naik. Adakalanya pelarutan bahan buangan padat di dalam 
air akan disertai pula dengan perubahan warna air. Air yang mengandung larutan 
pekat dan berwarna gelap akan mengurangi penetrasi sinar matahari ke dalam air. 
Akibatnya, proses fotosintesis tanaman di dalam air akan menjadi terganggu. 
Jumlah oksigen yang terlarut di dalam air juga akan berkurang. Hal ini sudah 
barang tentu berakibat terhadap kehidupan organisme yang hidup di dalam air. 
Dari segi kesehatan, apabila air yang mengandung padatan terlarut terminum oleh 
manusia tidak akan memberikan efek yang langsung karena efek padatan terlarut 
akan memberi rasa pada air seperti garam. Air yang teminum akan menyebabkan 
akumulasi garam di dalam ginjal manusia dalam waktu lama yang akan 
mempengaruhi fungsi fisiologis ginjal (Wardhana, 2004). 
Pengukuran zat padat terlarut dapat dilakukan secara pecobaan di 
laboratorium melalui penguapan air (pada volume tertentu) di dalam oven, 
kemudian mengukur berat beker sebelum dan sesudah pengeringan air, dinyatakan 
sebagai total zat padat terlarut yang dinyatakan sebagai mg per liter atau part 
permillion (ppm) (Situmorang, 2007). 
Padatan tersuspensi adalah jumlah berat dalam mg/l kering lumpur yang 
ada di dalam air limbah setelah mengalami penyaringan dengan membran 
berukuran 0,45 mikron. Materi yang tersuspensi mempunyai dampak buruk 
terhadap kualitas air karena mengurangi penetrasi matahari ke dalam badan air,
kekeruhan air meningkat yang menyebabkan gangguan pertumbuhan bagi 
organisme produsen. Suspended solid (material tersuspensi) dapat dibagi menjadi 
zat padat dan koloid (Mulia, 2005). 
Zat padat tersuspensi yang mengandung zat-zat organik pada umumnya 
terdiri dari protein, gangguan dan bakteri. Pengukuran konsentrasi 
mikroorganisme dalam limbah diukur dengan zat padat tersuspensi organik 
sebagai padatan tersuspensi yang menguap pada temperature tertentu (Ginting, 
2007). 
Padatan tersuspensi adalah padatan yang menyebabkan kekeruhan air, 
tidak terlarut dan tidak dapat langsung mengendap, terdiri dari partikel-partikel 
yang ukuran maupun beratnya lebih kecil dari sedimen, misalnya tanah liat, 
bahan-bahan organik tertentu, sel-sel mikroorganisme, dan sebagainya (Azrul, 
1996). 
Peningkatan kandungan padatan tersuspensi dalam air dapat 
mengakibatkan penurunan kedalaman eufotik, sehingga kedalaman perairan 
produktif menjadi turun. Penentuan padatan tersuspensi sangat berguna dalam 
analisis perairan tercemar dan buangan serta dapat digunakan untuk mengevaluasi 
kekuatan air, buangan domestik, maupun menentukan efisiensi unit pengolahan. 
Padatan tersuspensi mempengaruhi kekeruhan dan kecerahan air. Oleh karena itu 
pengendapan dan pembusukan bahan-bahan organik dapat mengurangi nilai guna 
perairan (Situmorang, 2007). 
Analisis padatan tersuspensi dilakukan dengan metode gravimetri. Analisis 
gravimetri adalah cara analisis kuantitatif berdasarkan berat tetap (berat konstan ). 
Dalam analisis ini, unsur atau senyawa yang di analisis di pisahkan dari sejumlah 
bahan yang di analisis. Bagian terbesar analisis gravimetri menyangkut perubahan 
unsur atau gugus dari senyawa yang di analisis menjadi senyawa lain yang murni 
dan stabil, sehingga dapat diketahui berat tetapnya (Rohman, 2007). 
Gravimetri merupakan cara pemeriksaan jumlah zat yang paling tua dan 
yang paling sederhana dibandingkan dengan cara pemeriksaan kimia lainnya 
(Rohman, 2007).
Tahap pengukuran dalam metode gravimetri adalah penimbangan. 
Analitnya secara fisik dipisahkan dari semua komponen lain dari sampel itu 
maupun pelarutnya. Pengendapan merupakan teknik yang paling meluas 
penggunaannya untuk memisahkan analit dari pengganggu-pengganggunya 
(Underwood, 1992). 
Nilai TSS biasanya ditentukan dengan cara menuangkan air dengan 
volume tertentu, biasanya dalam ukuran liter, melalui sebuah filter dengan ukuran 
pori-pori tertentu. Sebelumnya, filter ini ditimbang dan kemudian beratnya akan 
dibandingkan dengan berat filter setelah dialirkan air setelah mengalami 
pengeringan. Berat filter tersebut akan bertambah disebabkan oleh terdapatnya 
partikel-partikel tersuspensi yang terperangkap dalam filter tersebut. Padatan yang 
tersuspensi ini dapat berupa bahan-bahan organik dan inorganik. Satuan TSS 
adalah miligram per liter (mg/l) (Suharto, 2011). 
V. ALAT dan BAHAN 
1) Filter (kertas saring) 
2) Labu ukur 100 ml 
3) Pipet tetes 
4) Cawan porselin 
5) Pompa vakum 
6) Sampel (air got limbah rumah tangga)
VI. PROSEDUR KERJA 
a. Zat Padat Tersuspensi 
b. Zat Padat Terlarut 
Sampel yg lolos dri filter 
tuangkan ke dalam cawan 
porselin 
Cawan tsb. Diuapkan 
dalam oven slama satu 
jam. 
Setelah itu dininkan dan 
timbang .
VII. PERTANYAAN PRAPRAKTEK 
1. Apa yang dimaksud koloid? 
2. Berapa jenis zat koloid? Sebutkan, jelaskan dan beri contoh! 
3. Apa yang dimaksud Zat terdisprsi dan pendispersi? 
JAWAB : 
1. Koloid merupakan bentuk campuran yang keadaannya terletak antara 
larutan dan suspensi (campuran kasar) dua atau lebih zat yang bersifat 
homogen namun memiliki ukuran partikel terdispersi yang cukup besar 
(1 - 1000 nm). 
2. Berdasarkan fase terdispersi maupun fase pendispersi suatu koloid 
dibagi sebagai berikut : 
Fase 
Terdispersi(terlarut) 
Pendispersi(pelarut) Nama koloid Contoh 
Gas Gas Bukan koloid, karena gas 
bercampur secara homogen 
Gas Cair Busa Buih, sabun, 
ombak, krim 
kocok 
Gas Padat Busa padat Batu apung, 
kasur busa 
Cair Gas Aerosol cair Obat semprot, 
kabut, hair spray 
di udara 
Cair Cair Emulsi Air santan, air 
susu, mayones 
Cair Padat Gel Mentega, agar-agar 
Padat Gas Aerosol padat Debu, gas 
knalpot, asap 
Padat Cair Sol Cat, tinta
Padat Padat Sol Padat Tanah, kaca, 
lumpur 
3. Zata perdispersi adalah zat yang terlarut, sedangkan zat pendispersi 
adalah larutan dalam laritan koloid. 
VIII. PERHITUNGAN 
mg/zat tersuspensi (TTS) = (a−b)×1000 
c 
dimana : 
a = berat filter dan residu sesudah pemanasan 1050C (gram) 
b = berat kering (sudah dipanasi 1050C) (gram) 
c = volume contoh uji (ml sampel) 
TTS = (0,6747 −0,6152 )×1000 
5 
= 11, 59 g/ml 
mg/zat terlarut (TDS) = (A−B)×1000 
C 
dimana : 
A = berat cawan dan residu sesudah pemanasan 1050C (gram) 
B = berat cawan kosong (sudah dipanasi 1050C) (gram) 
c = volume jumlah uji (ml sampel) 
TDS = (53,8572−46,4064b )×1000 
5 
= 1490,16 g/ml 
IX. TABEL HASIL PENGAMATAN 
NO Data Pengamatan Hasil Pengamatan 
1. Berat Cawan Kosong 46, 4064 gr 
2. Berat cawan + Residu setelah dipanaskan 53, 8573 gr 
3. Volume Sampel 5 ml 
4. Berat Kertas Saring 0, 6152 gr 
5. Berat Kertas Saring + Residu dipanaskan 0.6747 gr 
Volume sampel 5 ml
X. PEMBAHASAN 
Pada percobaan kali ini menggunakan sampel berupa air got sisa limbah 
domestic atau limbah rumah tangga 
Dalam berbagai cara, jenis filter yang digunakan sebagai berikut: 
1. Filter kertas saring biasanya terbuat dari kertas saring biasa dengan ukuran 
diameter pori-pori 10 μm. Filter ini menahan semua zat tersuspensi dan 
sebagian kecil zat koloidal yang dapat diabaikan. Filter ini menyerap 
kelembapan udara yang mengakibatkan bertambahnya berat sampai 5% 
dari beratnya sendiri. Oleh karena itu maka filter ini harus ditentukan 
beratnya dalam keadaan kering. Filter ini cocok untuk analisa zat padat 
tersuspensi organik atau anorganik karena setelah dikeringkan pada suhu 
105oC filter tidak diketahui beratnya. 
2. Filter kertas khusus. Terbuat dari bahan kertas khusus, yang lenyap waktu 
pembakaran pada suhu 105 oC. Filter ini digunakan untuk analisa zat 
tersuspensi dan cocok untuk zat tersuspensi organik atau anorganik, karena 
tidak ada sisa pembakaran filter. 
3. Filter gelas-fiber. Terbuat dari serabut kaca yang halus dan bersifat 
anorganik, sehingga tidak ikut terbakar pada suhu 105 oC. Filter ini tidak 
menyerap kelembaban udara, sehingga tidak perlu dikeringkan dahulu 
sebelum analisa zat tersuspensi, analisa zat tersuspensi organik atau 
anorganik . 
4. Filter membran. Terbuat dari semacam plastik seperti selulosa asetat dan 
mempunya lubang –lubang pori dengan ukuran tertentu dan sama 
besarnya. Ukuran lubang pori adalah 0,2 μm atau 0,45 μm tergantung dari 
spesifiknya. Filter membran digunakan untuk menyaring atau menahan zat 
koloidal yang terkandung dalam larutan yang lolos dari filter kertas. Filter 
ini biasa dipakai untuk menyaring-menyaring bakteri pada analisa 
mikrobiologi, jaringan persegi empat telah dicetak pada bagian muka filter
(untuk perhitungan jumlah bakteri) dan ada juga filter membran yang 
sudah steril. 
TDS (Total Dissolve Solid) yaitu ukuran zat terlarut (baik itu zat organik 
maupun anorganik) yang terdapat pada sebuah larutan TDS meter 
menggambarkan jumlah zat terlarut Part Per Million (ppm) atau sama dengan 
milligram per Liter (mg/L). Umunya berdasarkan definisi tersebut seharusnya zat 
yang terlarut dalam air (larutan) harus dapat melewati saringan yang berdiameter 
2 micrometer (2 x 10 -6 meter). TDS meter menggambarkan jumlah zat terlarut 
dalam ppm atau sama dengan miligram per Liter. Aplikasi yang digunakan adalah 
untuk mengukur kualitas cairan biasanya untuk pengairan, pemeliharaan 
aquarium, kolam renang, proses kimia, pembuatan mineral dll. 
Pada percobaan ini menggunakan sampel air got. Cawan yang akan 
digunakan pada percobaan ini sebelumnya dicuci dan dibersihkan, fungsi dari 
dibersihnya cawan yaitu agar terhilang dari kotoran. Kemudian cawan ditimbang 
dan didapatkan berat sebesar 46, 4064 gr. 
XI. KESIMPULAN 
Berdasarkan prktikum yang dilakukan pada analisa TTS dan TDS, maka 
dapat disimpulkan : 
1) Zat padat yang tersuspensi pada kertas filter adalah 11,59 g/ml 
2) Zat padat yang terlarut pada cawan porselin adalah 1490,16 g/ml 
3) Dari hasil yang didapat maka sampel (air got) mengalami pencemaran 
dapus : 
Harahap, I.A. 2012, Analisis Total Zat Padat Terlarut dan Zat Padat Tersuspensi 
Pada Air Limbah Industri, [Tesis]. General USU, Sumatera Utara, dari 
http://repository.usu.ac.id. [diakses 18 Vovember 2014] 
Anonymous, 2013, Analisa Zat Padat, https://ml.scribd.com. [diakses 18 
November 2014]
Ningsih, Y. 2014, Analisa Zata Padat, [Tesis]. MIPA Universitas Lampung, 
Lampung, dari http://academia.edu [diakses 18 November 2014]

More Related Content

What's hot

Penentuan sulfat secara turbidimetri
Penentuan sulfat secara turbidimetriPenentuan sulfat secara turbidimetri
Penentuan sulfat secara turbidimetriqlp
 
Laporan destilasi sederhana
Laporan destilasi sederhanaLaporan destilasi sederhana
Laporan destilasi sederhanawd_amaliah
 
Atomic Absorption Spectrophotometer
Atomic Absorption SpectrophotometerAtomic Absorption Spectrophotometer
Atomic Absorption SpectrophotometerYusrizal Azmi
 
Laporan rekristalisasi
Laporan rekristalisasiLaporan rekristalisasi
Laporan rekristalisasiwd_amaliah
 
Teknik Pengambilan Contoh
Teknik Pengambilan ContohTeknik Pengambilan Contoh
Teknik Pengambilan ContohlombkTBK
 
Laporan Praktikum Pembuatan Tawas
Laporan Praktikum Pembuatan TawasLaporan Praktikum Pembuatan Tawas
Laporan Praktikum Pembuatan TawasDila Adila
 
SNI 6989.57:2008 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 57: Metoda Pengambilan C...
SNI 6989.57:2008 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 57: Metoda Pengambilan C...SNI 6989.57:2008 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 57: Metoda Pengambilan C...
SNI 6989.57:2008 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 57: Metoda Pengambilan C...Muhamad Imam Khairy
 
laporan praktikum analisis gravimetri
laporan praktikum analisis gravimetrilaporan praktikum analisis gravimetri
laporan praktikum analisis gravimetriwd_amaliah
 
Pengelolaan limbah (tersier)
Pengelolaan limbah (tersier)Pengelolaan limbah (tersier)
Pengelolaan limbah (tersier)Nila Rahayu
 
Cara Uji Besi (Fe) dengan Spektrofometri Serapan Atom (SSA)
Cara Uji Besi (Fe) dengan Spektrofometri Serapan Atom (SSA)Cara Uji Besi (Fe) dengan Spektrofometri Serapan Atom (SSA)
Cara Uji Besi (Fe) dengan Spektrofometri Serapan Atom (SSA)infosanitasi
 
SNI 06-6989.14-2004 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 14: Cara Uji Oksigen ...
SNI 06-6989.14-2004 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 14: Cara Uji Oksigen ...SNI 06-6989.14-2004 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 14: Cara Uji Oksigen ...
SNI 06-6989.14-2004 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 14: Cara Uji Oksigen ...Muhamad Imam Khairy
 
Volumetri
VolumetriVolumetri
Volumetrijundizg
 
ITP UNS SEMESTER 2 Cairan newtonian dan non newtonian
ITP UNS SEMESTER 2 Cairan newtonian dan non newtonianITP UNS SEMESTER 2 Cairan newtonian dan non newtonian
ITP UNS SEMESTER 2 Cairan newtonian dan non newtonianFransiska Puteri
 
Materi ka gravimetri 1
Materi ka gravimetri 1Materi ka gravimetri 1
Materi ka gravimetri 1Indriati Dewi
 
Metode Analisis Gravimetri
Metode Analisis Gravimetri Metode Analisis Gravimetri
Metode Analisis Gravimetri Awal Rahmad
 
SNI 19-7119.2-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 2: Cara Uji Kadar Nitrogen D...
SNI 19-7119.2-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 2: Cara Uji Kadar Nitrogen D...SNI 19-7119.2-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 2: Cara Uji Kadar Nitrogen D...
SNI 19-7119.2-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 2: Cara Uji Kadar Nitrogen D...Muhamad Imam Khairy
 

What's hot (20)

Penentuan sulfat secara turbidimetri
Penentuan sulfat secara turbidimetriPenentuan sulfat secara turbidimetri
Penentuan sulfat secara turbidimetri
 
Laporan destilasi sederhana
Laporan destilasi sederhanaLaporan destilasi sederhana
Laporan destilasi sederhana
 
Atomic Absorption Spectrophotometer
Atomic Absorption SpectrophotometerAtomic Absorption Spectrophotometer
Atomic Absorption Spectrophotometer
 
Laporan rekristalisasi
Laporan rekristalisasiLaporan rekristalisasi
Laporan rekristalisasi
 
Teknik Pengambilan Contoh
Teknik Pengambilan ContohTeknik Pengambilan Contoh
Teknik Pengambilan Contoh
 
Laporan Praktikum Pembuatan Tawas
Laporan Praktikum Pembuatan TawasLaporan Praktikum Pembuatan Tawas
Laporan Praktikum Pembuatan Tawas
 
Sieving
SievingSieving
Sieving
 
SNI 6989.57:2008 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 57: Metoda Pengambilan C...
SNI 6989.57:2008 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 57: Metoda Pengambilan C...SNI 6989.57:2008 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 57: Metoda Pengambilan C...
SNI 6989.57:2008 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 57: Metoda Pengambilan C...
 
laporan praktikum analisis gravimetri
laporan praktikum analisis gravimetrilaporan praktikum analisis gravimetri
laporan praktikum analisis gravimetri
 
Evaporasi
EvaporasiEvaporasi
Evaporasi
 
Pengelolaan limbah (tersier)
Pengelolaan limbah (tersier)Pengelolaan limbah (tersier)
Pengelolaan limbah (tersier)
 
Cara Uji Besi (Fe) dengan Spektrofometri Serapan Atom (SSA)
Cara Uji Besi (Fe) dengan Spektrofometri Serapan Atom (SSA)Cara Uji Besi (Fe) dengan Spektrofometri Serapan Atom (SSA)
Cara Uji Besi (Fe) dengan Spektrofometri Serapan Atom (SSA)
 
SNI 06-6989.14-2004 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 14: Cara Uji Oksigen ...
SNI 06-6989.14-2004 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 14: Cara Uji Oksigen ...SNI 06-6989.14-2004 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 14: Cara Uji Oksigen ...
SNI 06-6989.14-2004 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 14: Cara Uji Oksigen ...
 
Volumetri
VolumetriVolumetri
Volumetri
 
ITP UNS SEMESTER 2 Cairan newtonian dan non newtonian
ITP UNS SEMESTER 2 Cairan newtonian dan non newtonianITP UNS SEMESTER 2 Cairan newtonian dan non newtonian
ITP UNS SEMESTER 2 Cairan newtonian dan non newtonian
 
Loporan amoniak
Loporan amoniakLoporan amoniak
Loporan amoniak
 
Materi ka gravimetri 1
Materi ka gravimetri 1Materi ka gravimetri 1
Materi ka gravimetri 1
 
spektrofotometri serapan atom
spektrofotometri serapan atomspektrofotometri serapan atom
spektrofotometri serapan atom
 
Metode Analisis Gravimetri
Metode Analisis Gravimetri Metode Analisis Gravimetri
Metode Analisis Gravimetri
 
SNI 19-7119.2-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 2: Cara Uji Kadar Nitrogen D...
SNI 19-7119.2-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 2: Cara Uji Kadar Nitrogen D...SNI 19-7119.2-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 2: Cara Uji Kadar Nitrogen D...
SNI 19-7119.2-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 2: Cara Uji Kadar Nitrogen D...
 

Similar to Analisis TSS dan TDS

Geografi Pencemaran Air
Geografi Pencemaran AirGeografi Pencemaran Air
Geografi Pencemaran AirNur Rachmawati
 
Sumber pencemaran air
Sumber pencemaran airSumber pencemaran air
Sumber pencemaran airYadhi Muqsith
 
Andi Besse Mutmainnah_Pencemaran Air Sungai Akibat Limbah Pabrik.pdf
Andi Besse Mutmainnah_Pencemaran Air Sungai Akibat Limbah Pabrik.pdfAndi Besse Mutmainnah_Pencemaran Air Sungai Akibat Limbah Pabrik.pdf
Andi Besse Mutmainnah_Pencemaran Air Sungai Akibat Limbah Pabrik.pdfAndiInna2
 
Eutrofikasi perairan oleh_limbah_deterje
Eutrofikasi perairan oleh_limbah_deterjeEutrofikasi perairan oleh_limbah_deterje
Eutrofikasi perairan oleh_limbah_deterjebahriah imam
 
Makalah pengolahan air limbah
Makalah pengolahan air limbahMakalah pengolahan air limbah
Makalah pengolahan air limbahRizki Widiantoro
 
MAKALAH BARU 11.docx
MAKALAH BARU 11.docxMAKALAH BARU 11.docx
MAKALAH BARU 11.docxTIRASBALYO
 
Keseimbangan lingkungan kel. 5
Keseimbangan lingkungan kel. 5   Keseimbangan lingkungan kel. 5
Keseimbangan lingkungan kel. 5 Sebagai Pelajar
 
PENDAHULUAN KULIAH PENC LINGK 2020 (1).ppt
PENDAHULUAN KULIAH PENC LINGK  2020 (1).pptPENDAHULUAN KULIAH PENC LINGK  2020 (1).ppt
PENDAHULUAN KULIAH PENC LINGK 2020 (1).pptTIRASBALYO
 
Kearifan Lokal tentang pencemaran Sungai Kampung Pondok Manggis
Kearifan Lokal tentang pencemaran Sungai Kampung Pondok ManggisKearifan Lokal tentang pencemaran Sungai Kampung Pondok Manggis
Kearifan Lokal tentang pencemaran Sungai Kampung Pondok ManggisDwi_prastyo
 
Kearifan Lokal tentang Pencemaran limbah di Sungai perkampungan pondok manggis
Kearifan Lokal tentang Pencemaran limbah di Sungai perkampungan pondok manggisKearifan Lokal tentang Pencemaran limbah di Sungai perkampungan pondok manggis
Kearifan Lokal tentang Pencemaran limbah di Sungai perkampungan pondok manggismarlinasitipriyati
 
Kearifan Lokal Tentang Pencemaran Limbah di sungai Pondok Manggis
Kearifan Lokal Tentang Pencemaran Limbah di sungai Pondok ManggisKearifan Lokal Tentang Pencemaran Limbah di sungai Pondok Manggis
Kearifan Lokal Tentang Pencemaran Limbah di sungai Pondok Manggisalitarahayu
 
Kearifan Lokal tentang Pencemaran limbah di Sungai kampungan pondok manggis
Kearifan Lokal tentang Pencemaran limbah di Sungai kampungan pondok manggisKearifan Lokal tentang Pencemaran limbah di Sungai kampungan pondok manggis
Kearifan Lokal tentang Pencemaran limbah di Sungai kampungan pondok manggismarlinasitipriyati
 
Kearifan Lokal tentang Pencemaran limbah di Sungai kampungan pondok manggis
Kearifan Lokal tentang Pencemaran limbah di Sungai kampungan pondok manggis Kearifan Lokal tentang Pencemaran limbah di Sungai kampungan pondok manggis
Kearifan Lokal tentang Pencemaran limbah di Sungai kampungan pondok manggis marlinasitipriyati
 
Kearifan Lokal tentang Pencemaran limbah di Sungai kampungan pondok manggis
Kearifan Lokal tentang Pencemaran limbah di Sungai kampungan pondok manggisKearifan Lokal tentang Pencemaran limbah di Sungai kampungan pondok manggis
Kearifan Lokal tentang Pencemaran limbah di Sungai kampungan pondok manggismarlinasitipriyati
 
Kearifan Lokal tentang Pencemaran limbah di Sungai kampungan pondok manggis
Kearifan Lokal tentang Pencemaran limbah di Sungai kampungan pondok manggisKearifan Lokal tentang Pencemaran limbah di Sungai kampungan pondok manggis
Kearifan Lokal tentang Pencemaran limbah di Sungai kampungan pondok manggismarlinasitipriyati
 

Similar to Analisis TSS dan TDS (20)

Geografi Pencemaran Air
Geografi Pencemaran AirGeografi Pencemaran Air
Geografi Pencemaran Air
 
Sumber pencemaran air
Sumber pencemaran airSumber pencemaran air
Sumber pencemaran air
 
Pencemaran air
Pencemaran airPencemaran air
Pencemaran air
 
Andi Besse Mutmainnah_Pencemaran Air Sungai Akibat Limbah Pabrik.pdf
Andi Besse Mutmainnah_Pencemaran Air Sungai Akibat Limbah Pabrik.pdfAndi Besse Mutmainnah_Pencemaran Air Sungai Akibat Limbah Pabrik.pdf
Andi Besse Mutmainnah_Pencemaran Air Sungai Akibat Limbah Pabrik.pdf
 
Eutrofikasi perairan oleh_limbah_deterje
Eutrofikasi perairan oleh_limbah_deterjeEutrofikasi perairan oleh_limbah_deterje
Eutrofikasi perairan oleh_limbah_deterje
 
Kesehatan lingkungan (pencemaran air)
Kesehatan lingkungan (pencemaran air)Kesehatan lingkungan (pencemaran air)
Kesehatan lingkungan (pencemaran air)
 
Makalah pengolahan air limbah
Makalah pengolahan air limbahMakalah pengolahan air limbah
Makalah pengolahan air limbah
 
MAKALAH BARU 11.docx
MAKALAH BARU 11.docxMAKALAH BARU 11.docx
MAKALAH BARU 11.docx
 
Keseimbangan lingkungan kel. 5
Keseimbangan lingkungan kel. 5   Keseimbangan lingkungan kel. 5
Keseimbangan lingkungan kel. 5
 
Pencemaran
PencemaranPencemaran
Pencemaran
 
Makalah pencemaran lingkungan
Makalah pencemaran lingkunganMakalah pencemaran lingkungan
Makalah pencemaran lingkungan
 
PENDAHULUAN KULIAH PENC LINGK 2020 (1).ppt
PENDAHULUAN KULIAH PENC LINGK  2020 (1).pptPENDAHULUAN KULIAH PENC LINGK  2020 (1).ppt
PENDAHULUAN KULIAH PENC LINGK 2020 (1).ppt
 
Kearifan Lokal tentang pencemaran Sungai Kampung Pondok Manggis
Kearifan Lokal tentang pencemaran Sungai Kampung Pondok ManggisKearifan Lokal tentang pencemaran Sungai Kampung Pondok Manggis
Kearifan Lokal tentang pencemaran Sungai Kampung Pondok Manggis
 
Kearifan Lokal tentang Pencemaran limbah di Sungai perkampungan pondok manggis
Kearifan Lokal tentang Pencemaran limbah di Sungai perkampungan pondok manggisKearifan Lokal tentang Pencemaran limbah di Sungai perkampungan pondok manggis
Kearifan Lokal tentang Pencemaran limbah di Sungai perkampungan pondok manggis
 
Kearifan Lokal Tentang Pencemaran Limbah di sungai Pondok Manggis
Kearifan Lokal Tentang Pencemaran Limbah di sungai Pondok ManggisKearifan Lokal Tentang Pencemaran Limbah di sungai Pondok Manggis
Kearifan Lokal Tentang Pencemaran Limbah di sungai Pondok Manggis
 
Kearifan Lokal tentang Pencemaran limbah di Sungai kampungan pondok manggis
Kearifan Lokal tentang Pencemaran limbah di Sungai kampungan pondok manggisKearifan Lokal tentang Pencemaran limbah di Sungai kampungan pondok manggis
Kearifan Lokal tentang Pencemaran limbah di Sungai kampungan pondok manggis
 
Kearifan Lokal
Kearifan LokalKearifan Lokal
Kearifan Lokal
 
Kearifan Lokal tentang Pencemaran limbah di Sungai kampungan pondok manggis
Kearifan Lokal tentang Pencemaran limbah di Sungai kampungan pondok manggis Kearifan Lokal tentang Pencemaran limbah di Sungai kampungan pondok manggis
Kearifan Lokal tentang Pencemaran limbah di Sungai kampungan pondok manggis
 
Kearifan Lokal tentang Pencemaran limbah di Sungai kampungan pondok manggis
Kearifan Lokal tentang Pencemaran limbah di Sungai kampungan pondok manggisKearifan Lokal tentang Pencemaran limbah di Sungai kampungan pondok manggis
Kearifan Lokal tentang Pencemaran limbah di Sungai kampungan pondok manggis
 
Kearifan Lokal tentang Pencemaran limbah di Sungai kampungan pondok manggis
Kearifan Lokal tentang Pencemaran limbah di Sungai kampungan pondok manggisKearifan Lokal tentang Pencemaran limbah di Sungai kampungan pondok manggis
Kearifan Lokal tentang Pencemaran limbah di Sungai kampungan pondok manggis
 

Analisis TSS dan TDS

  • 1. I. NO PERCOBAAN : III II. NAMA PERCOBAAN : Analisa Zat Padat Tersuspensi (TSS) dan Zat Padat Terlarut (TDS) III. TUJUAN PERCOBAAN : Adapun tujuan dari analisis total zat padat terlarut dan total zat padat tersuspensi adalah:  Analisis total zat padat terlarut bertujuan untuk mengetahui ukuran zat terlarut (baik zat organik maupun anorganik) yang terdapat di dalam suatu larutan.  Analisis total zat padat tersuspensi bertujuan untuk mengetahui jumlah berat dalam mg/l kering lumpur yang ada di dalam air limbah setelah mengalami proses penyaringan. IV. DASAR TEORI “Pencemaran air adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energy, dan atau komponen lain ke dalam air dan atau berubahnya tatanan air oleh kegiatan manusia, sehingga kualitas air turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan air tidak dapat berfungsi lagi sesuai peruntukannya” (Mulia, 2005). Salah satu penyebab terjadinya pencemaran air adalah air limbah yang dibuang tanpa pengelolahan ke dalam suatu badan air. Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 tahun 2001, air limbah adalah sisa dari suatu usaha dan atau kegiatan yang berwujud cair. Air limbah dapat berasal dari rumah tangga (domestik) maupun industri (Mulia, 2005). Air limbah merupakan sisa air yang dibuang yang berasal dari rumah tangga, industri maupun tempat-tempat umum lainnya, dan pada umumnya mengandung bahan-bahan atau zat-zat yang dapat membahayakan bagi kesehatan manusia serta mengganggu lingkungan hidup. Batasan lain mengatakan bahwa air limbah adalah kombinasi dari cairan dan sampah cair yang berasal dari daerah permukiman, perdagangan, perkantoran dan industri, bersama-sama dengan air tanah, air permukaan dan air hujan yang mungkin ada (Notoatmodjo, 2003). Air limbah rumah tangga adalah air limbah yang tidak mengandung ekskreta manusia dan dapat berasal dari buangan kamar mandi, dapur, air cuci pakaian dan lain-lain yang mungkin mengandung mikroorganisme patogen.
  • 2. Violume air limbah rumah tangga bergantung pada volume pemakaian air penduduk setempat (Chandra, 2006). Limbah industri bersumber dari kegiatan industri baik karena proses secara langsung maupun proses secara tidak langsung. Limbah yang bersumber langsung dari kegiatan industri yaitu limbah yang terproduksi bersamaan dengan proses produksi sedang berlangsung, dimana produksi dan limbah hadir pada saat yang sama. Sedangkan limbah tidak langsung terproduksi sebelum maupun sesudah proses produksi (Ginting, 2007). Berikut beberapa dampak yang dapat diakibatkan oleh pengolahan limbah yang tidak dikelola secara baik: a. Ganguan kesehatan Air limbah dapat mengandung bibit penyakit yang dapat menimbulkan penyakit bawaan air (waterbone disease). Selain itu di dalam air limbah mungkin juga terdapat zat-zat berbahaya dan beracun yang dapat menimbulkan gangguan kesehhatan bagi makhluk hidup yang mengkonsumsinya. Adakalanya, air limbah yang tidak dikelola dengan baik juga dapat menjadi sarang vector penyakit (misalnya nyamuk, lalat, kecoa, dan lain-lain). b. Penurunan kualitas lingkungan Air limbah yang dibuang langsung ke air permukaan (misalnya: sungai dan danau) dapat mengakibatkan pencemaran air permukaan tersebut.. Adakalanya, air limbah juga dapat merembes dalam air tanah, sehingga menyebabkan pencemaran air tanah. Bila air tanah tercemar, maka kualitasya akan menurun sehingga tidak dapat lagi digunakan sesuai peruntukannya. c. Gangguan terhadap keindahan Adakalanya air limbah mengandung polutan yang tidak mengganggu kesehatan dan ekosistem, tetapi mengganggu keindahan. Kadang –kadang air limbah daoat juga mengandung bahan-bahan yang bila terurai menghasilkan gas-gas yang berbau. Bila air limbah jenis ini mencemari badan air, maka dapat menimbulkan gangguan keindahan pada badan air tersebut. d. Gangguan terhadap kerusakan benda
  • 3. Adakalanya air limbah mengandung zat-zat yang dapat dikonversi oleh bakteri anaerobik menjadi gas yang agresif seperti H2S. gas ini dapat mempercepat proses perkaratan benda yang terbuat dari besi dan bangunan air kotor lainnya. Dengan cepat rusaknya air tersebut maka biaya pemeliharaannya akan semakin besar juga, yang berarti akan menimbulkan jerugia material. Untuk menghidarkan terjadinya gangguan-ganguan diatas, air limbah yang dialirkan ke lingkungan hatus memenuhi ketentuan seperti yang disebutkan dalam Baku Mutu Air Limbah. Apabila air limbah tidak memenuhi ketentuan tersebut, maka perlu dilakukan pengelolahan air limbah sebelum mengalirkannya ke lingkungan. (Mulia, 2005). Kelarutan zat padat dalam air atau disebut sebagai total Dissolved solid (TDS) adalah terlarutnya zat padat, baik berupa ion, berupa senyawa, koloid di dalam air. Sebagai contoh adalah air permukaan apabila diamati setelah turun hujan akan mengakibatkan air sungai maupun kolam kelihatan keruh yang disebabkan oleh larutnya partikel tersuspensi di dalam air, sedangkan pada musim kemarau, air kelihatan berwarna hijau karena adanya ganggang di dalam air. Konsentrasi kelarutan zat padat ini dalam keadaan normal sangat rendah, sehingga tidak kelihatan oleh mata telanjang (Situmorang, 2007). Total zat padat terlarut biasanya terdiri atas zat organik, garam anorganik dan gas terlarut. Bila total zat padat terlarut bertambah maka kesadahan akan naik pula. Selanjutnya efek padatan terlarut ataupun kesadahan terhadap kesehatan tergantung pada spesies kimia penyebab masalah tersebut (Slamet, 1994). Umumnya ion kalsium dan magnesium di dalam air yang akan menyebabkan sifat kesadahan air. Bila air yang mempunyai tingkat kesadahan yang terlalu tinggi dapat menimbulkan korosi pada benda-benda yang terbuat dari logam, dan dapat menimbulkan endapan. Untuk itu maka, air yang akan digunakan untuk industri terlebih dahulu dihilangkan kesadahannya (Sunu, 2001). Zat padat terlarut di dalam air perlu diketahui untuk mengetahui produktivitas air, karena produktivitas air terhadap kehidupan air sangat ditentukan oleh kelarutan zat padat di dalamnya. Produktivitas air akan tinggi terhadap kehidupan organisme seperti tumbuhan dan mikroba apabila zat padat
  • 4. terlarut tersebut berupa nutrient berupa posfat, nitrat, dsb, yang akan mendukung kehidupan organisme, air ini disebut eutrofik, sedangkan air yang mengandung sedikit zat padat terlarut berupa nutrient berarti mempunyai daya dukung rendah terhadap organisme disebut oligotrofik (Situmorang, 2007). Zat padat di dalam air juga merupakan indikasi ketidaknormalan air, yaitu terjadi penyimpangan air dari keadaan yang sebenarnya. Penyimpangan keadaan air ini paling banyak disebabkan oleh kegiatan manusia seperti buangan berupa limbah industri, kotoran manusia dan hewan, limbah rumah tangga, dll. Dengan demikian kesadaran manusia terhadap lingkungan dapat mengurangi kelarutan zat padat di dalam air (Situmorang, 2007). Apabila bahan buangan padat larut di dalam air, maka kepekatan atau berat jenis cairan akan naik. Adakalanya pelarutan bahan buangan padat di dalam air akan disertai pula dengan perubahan warna air. Air yang mengandung larutan pekat dan berwarna gelap akan mengurangi penetrasi sinar matahari ke dalam air. Akibatnya, proses fotosintesis tanaman di dalam air akan menjadi terganggu. Jumlah oksigen yang terlarut di dalam air juga akan berkurang. Hal ini sudah barang tentu berakibat terhadap kehidupan organisme yang hidup di dalam air. Dari segi kesehatan, apabila air yang mengandung padatan terlarut terminum oleh manusia tidak akan memberikan efek yang langsung karena efek padatan terlarut akan memberi rasa pada air seperti garam. Air yang teminum akan menyebabkan akumulasi garam di dalam ginjal manusia dalam waktu lama yang akan mempengaruhi fungsi fisiologis ginjal (Wardhana, 2004). Pengukuran zat padat terlarut dapat dilakukan secara pecobaan di laboratorium melalui penguapan air (pada volume tertentu) di dalam oven, kemudian mengukur berat beker sebelum dan sesudah pengeringan air, dinyatakan sebagai total zat padat terlarut yang dinyatakan sebagai mg per liter atau part permillion (ppm) (Situmorang, 2007). Padatan tersuspensi adalah jumlah berat dalam mg/l kering lumpur yang ada di dalam air limbah setelah mengalami penyaringan dengan membran berukuran 0,45 mikron. Materi yang tersuspensi mempunyai dampak buruk terhadap kualitas air karena mengurangi penetrasi matahari ke dalam badan air,
  • 5. kekeruhan air meningkat yang menyebabkan gangguan pertumbuhan bagi organisme produsen. Suspended solid (material tersuspensi) dapat dibagi menjadi zat padat dan koloid (Mulia, 2005). Zat padat tersuspensi yang mengandung zat-zat organik pada umumnya terdiri dari protein, gangguan dan bakteri. Pengukuran konsentrasi mikroorganisme dalam limbah diukur dengan zat padat tersuspensi organik sebagai padatan tersuspensi yang menguap pada temperature tertentu (Ginting, 2007). Padatan tersuspensi adalah padatan yang menyebabkan kekeruhan air, tidak terlarut dan tidak dapat langsung mengendap, terdiri dari partikel-partikel yang ukuran maupun beratnya lebih kecil dari sedimen, misalnya tanah liat, bahan-bahan organik tertentu, sel-sel mikroorganisme, dan sebagainya (Azrul, 1996). Peningkatan kandungan padatan tersuspensi dalam air dapat mengakibatkan penurunan kedalaman eufotik, sehingga kedalaman perairan produktif menjadi turun. Penentuan padatan tersuspensi sangat berguna dalam analisis perairan tercemar dan buangan serta dapat digunakan untuk mengevaluasi kekuatan air, buangan domestik, maupun menentukan efisiensi unit pengolahan. Padatan tersuspensi mempengaruhi kekeruhan dan kecerahan air. Oleh karena itu pengendapan dan pembusukan bahan-bahan organik dapat mengurangi nilai guna perairan (Situmorang, 2007). Analisis padatan tersuspensi dilakukan dengan metode gravimetri. Analisis gravimetri adalah cara analisis kuantitatif berdasarkan berat tetap (berat konstan ). Dalam analisis ini, unsur atau senyawa yang di analisis di pisahkan dari sejumlah bahan yang di analisis. Bagian terbesar analisis gravimetri menyangkut perubahan unsur atau gugus dari senyawa yang di analisis menjadi senyawa lain yang murni dan stabil, sehingga dapat diketahui berat tetapnya (Rohman, 2007). Gravimetri merupakan cara pemeriksaan jumlah zat yang paling tua dan yang paling sederhana dibandingkan dengan cara pemeriksaan kimia lainnya (Rohman, 2007).
  • 6. Tahap pengukuran dalam metode gravimetri adalah penimbangan. Analitnya secara fisik dipisahkan dari semua komponen lain dari sampel itu maupun pelarutnya. Pengendapan merupakan teknik yang paling meluas penggunaannya untuk memisahkan analit dari pengganggu-pengganggunya (Underwood, 1992). Nilai TSS biasanya ditentukan dengan cara menuangkan air dengan volume tertentu, biasanya dalam ukuran liter, melalui sebuah filter dengan ukuran pori-pori tertentu. Sebelumnya, filter ini ditimbang dan kemudian beratnya akan dibandingkan dengan berat filter setelah dialirkan air setelah mengalami pengeringan. Berat filter tersebut akan bertambah disebabkan oleh terdapatnya partikel-partikel tersuspensi yang terperangkap dalam filter tersebut. Padatan yang tersuspensi ini dapat berupa bahan-bahan organik dan inorganik. Satuan TSS adalah miligram per liter (mg/l) (Suharto, 2011). V. ALAT dan BAHAN 1) Filter (kertas saring) 2) Labu ukur 100 ml 3) Pipet tetes 4) Cawan porselin 5) Pompa vakum 6) Sampel (air got limbah rumah tangga)
  • 7. VI. PROSEDUR KERJA a. Zat Padat Tersuspensi b. Zat Padat Terlarut Sampel yg lolos dri filter tuangkan ke dalam cawan porselin Cawan tsb. Diuapkan dalam oven slama satu jam. Setelah itu dininkan dan timbang .
  • 8. VII. PERTANYAAN PRAPRAKTEK 1. Apa yang dimaksud koloid? 2. Berapa jenis zat koloid? Sebutkan, jelaskan dan beri contoh! 3. Apa yang dimaksud Zat terdisprsi dan pendispersi? JAWAB : 1. Koloid merupakan bentuk campuran yang keadaannya terletak antara larutan dan suspensi (campuran kasar) dua atau lebih zat yang bersifat homogen namun memiliki ukuran partikel terdispersi yang cukup besar (1 - 1000 nm). 2. Berdasarkan fase terdispersi maupun fase pendispersi suatu koloid dibagi sebagai berikut : Fase Terdispersi(terlarut) Pendispersi(pelarut) Nama koloid Contoh Gas Gas Bukan koloid, karena gas bercampur secara homogen Gas Cair Busa Buih, sabun, ombak, krim kocok Gas Padat Busa padat Batu apung, kasur busa Cair Gas Aerosol cair Obat semprot, kabut, hair spray di udara Cair Cair Emulsi Air santan, air susu, mayones Cair Padat Gel Mentega, agar-agar Padat Gas Aerosol padat Debu, gas knalpot, asap Padat Cair Sol Cat, tinta
  • 9. Padat Padat Sol Padat Tanah, kaca, lumpur 3. Zata perdispersi adalah zat yang terlarut, sedangkan zat pendispersi adalah larutan dalam laritan koloid. VIII. PERHITUNGAN mg/zat tersuspensi (TTS) = (a−b)×1000 c dimana : a = berat filter dan residu sesudah pemanasan 1050C (gram) b = berat kering (sudah dipanasi 1050C) (gram) c = volume contoh uji (ml sampel) TTS = (0,6747 −0,6152 )×1000 5 = 11, 59 g/ml mg/zat terlarut (TDS) = (A−B)×1000 C dimana : A = berat cawan dan residu sesudah pemanasan 1050C (gram) B = berat cawan kosong (sudah dipanasi 1050C) (gram) c = volume jumlah uji (ml sampel) TDS = (53,8572−46,4064b )×1000 5 = 1490,16 g/ml IX. TABEL HASIL PENGAMATAN NO Data Pengamatan Hasil Pengamatan 1. Berat Cawan Kosong 46, 4064 gr 2. Berat cawan + Residu setelah dipanaskan 53, 8573 gr 3. Volume Sampel 5 ml 4. Berat Kertas Saring 0, 6152 gr 5. Berat Kertas Saring + Residu dipanaskan 0.6747 gr Volume sampel 5 ml
  • 10. X. PEMBAHASAN Pada percobaan kali ini menggunakan sampel berupa air got sisa limbah domestic atau limbah rumah tangga Dalam berbagai cara, jenis filter yang digunakan sebagai berikut: 1. Filter kertas saring biasanya terbuat dari kertas saring biasa dengan ukuran diameter pori-pori 10 μm. Filter ini menahan semua zat tersuspensi dan sebagian kecil zat koloidal yang dapat diabaikan. Filter ini menyerap kelembapan udara yang mengakibatkan bertambahnya berat sampai 5% dari beratnya sendiri. Oleh karena itu maka filter ini harus ditentukan beratnya dalam keadaan kering. Filter ini cocok untuk analisa zat padat tersuspensi organik atau anorganik karena setelah dikeringkan pada suhu 105oC filter tidak diketahui beratnya. 2. Filter kertas khusus. Terbuat dari bahan kertas khusus, yang lenyap waktu pembakaran pada suhu 105 oC. Filter ini digunakan untuk analisa zat tersuspensi dan cocok untuk zat tersuspensi organik atau anorganik, karena tidak ada sisa pembakaran filter. 3. Filter gelas-fiber. Terbuat dari serabut kaca yang halus dan bersifat anorganik, sehingga tidak ikut terbakar pada suhu 105 oC. Filter ini tidak menyerap kelembaban udara, sehingga tidak perlu dikeringkan dahulu sebelum analisa zat tersuspensi, analisa zat tersuspensi organik atau anorganik . 4. Filter membran. Terbuat dari semacam plastik seperti selulosa asetat dan mempunya lubang –lubang pori dengan ukuran tertentu dan sama besarnya. Ukuran lubang pori adalah 0,2 μm atau 0,45 μm tergantung dari spesifiknya. Filter membran digunakan untuk menyaring atau menahan zat koloidal yang terkandung dalam larutan yang lolos dari filter kertas. Filter ini biasa dipakai untuk menyaring-menyaring bakteri pada analisa mikrobiologi, jaringan persegi empat telah dicetak pada bagian muka filter
  • 11. (untuk perhitungan jumlah bakteri) dan ada juga filter membran yang sudah steril. TDS (Total Dissolve Solid) yaitu ukuran zat terlarut (baik itu zat organik maupun anorganik) yang terdapat pada sebuah larutan TDS meter menggambarkan jumlah zat terlarut Part Per Million (ppm) atau sama dengan milligram per Liter (mg/L). Umunya berdasarkan definisi tersebut seharusnya zat yang terlarut dalam air (larutan) harus dapat melewati saringan yang berdiameter 2 micrometer (2 x 10 -6 meter). TDS meter menggambarkan jumlah zat terlarut dalam ppm atau sama dengan miligram per Liter. Aplikasi yang digunakan adalah untuk mengukur kualitas cairan biasanya untuk pengairan, pemeliharaan aquarium, kolam renang, proses kimia, pembuatan mineral dll. Pada percobaan ini menggunakan sampel air got. Cawan yang akan digunakan pada percobaan ini sebelumnya dicuci dan dibersihkan, fungsi dari dibersihnya cawan yaitu agar terhilang dari kotoran. Kemudian cawan ditimbang dan didapatkan berat sebesar 46, 4064 gr. XI. KESIMPULAN Berdasarkan prktikum yang dilakukan pada analisa TTS dan TDS, maka dapat disimpulkan : 1) Zat padat yang tersuspensi pada kertas filter adalah 11,59 g/ml 2) Zat padat yang terlarut pada cawan porselin adalah 1490,16 g/ml 3) Dari hasil yang didapat maka sampel (air got) mengalami pencemaran dapus : Harahap, I.A. 2012, Analisis Total Zat Padat Terlarut dan Zat Padat Tersuspensi Pada Air Limbah Industri, [Tesis]. General USU, Sumatera Utara, dari http://repository.usu.ac.id. [diakses 18 Vovember 2014] Anonymous, 2013, Analisa Zat Padat, https://ml.scribd.com. [diakses 18 November 2014]
  • 12. Ningsih, Y. 2014, Analisa Zata Padat, [Tesis]. MIPA Universitas Lampung, Lampung, dari http://academia.edu [diakses 18 November 2014]