Dokumen tersebut membahas tentang makna kematian bagi manusia. Kematian bukanlah akhir dari kehidupan, melainkan peralihan ke dunia lain. Manusia harus memanfaatkan hidup dengan melepaskan ego untuk menemukan jati diri dan mendapatkan cahaya ilahi. Dokumen juga membahas tentang pentingnya memaknai kematian sendiri dan orang lain, daripada bertanya apakah ada kehidupan setelah kematian.
3. MATI
Mati atau kematian berasal dari bahasa arab. Mati biasa juga disebut
meninggal dunia, yang berarti tidak bernyawa, atau terpisahnya roh dari zat, psikis dari
fisik, jiwa dari badan, atau yang ghaib dari yang nyata. Seseorang yang sudah mati
disebut mayat/ jenazah.
Pada hakekatnya maut atau mati adalah akhir dari kehidupan dan sekaligus
awal kehidupan (baru). Jadi maut bukan kesudahan, kehancuran atau kemusnahan.
Maut adalah suatu peralihan dari suatu dunia ke dunia lain, dari suatu keadaan kepada
keadaan lain, tempat kehidupan manusia akan berlanjut.
4. MATI SEBELUM MATI
Mati sebelum mati mengandung pengertian bahwa sebagai manusia kita harus
memanfaatkan hidup yang ada dengan melepaskan semua keegoan dan membuka
mata hati kita untuk menemukan siapa diri kita yang sebenarnya demi mendapatkan
cahaya Illahi sebagai gerbang spiritual mencintai dan mengenal Allah secara lebih
dekat. Semakin mendekat kepada Allah, maka penghambaan yang kita lakukan akan
semakin sempurna dan sepenuh hati serta merasakan kehadiran dan kasihNya secara
nyata.
5. Peringatan Sebelum Mati dan Mati Secara
Tiba Tiba
• Jadi, apa yang membuat kematian menjadi suatu
“masalah”? Jika salah seorang anggota keluarga meninggal
(dilahap kematian), orang otomatis kehilangan kepala
dinginnya. Emosi, kesedihan dan ketakutan menikam
jiwanya. Daya analisis dan kemampuan nalar langsung
meredup.
6. • Berpijak pada beragam pandangan ini, kita tak mungkin bisa
memastikan, apa yang terjadi setelah kematian. Semua pandangan
hanya bisa berperan sebagai kemungkinan, namun bukan kebenaran.
Kita bisa saja bilang, berarti kita harus percaya, dan itulah inti iman.
Namun, saya berpikir, bagaimana kita bisa percaya pada sesuatu yang
bersifat kemungkinan, atau yang belum pasti.
• Saya rasa, kita perlu menggeser pertanyaannya, bukan
lagi “adakah hidup setelah kematian”, melainkan, “bagaimana kita
memaknai kematian itu sendiri, kematian kita, dan kematian orang-
orang yang kita sayangi.” Pertanyaan tentang “makna dari peristiwa”
adalah pertanyaan terpenting dalam hidup manusia, terutama ketika
ia menghadapi peristiwa maut yang menyakiti hatinya.
7. T H A N K Y O U !
• A n y Q u e s t i o n s ?
• H i d u p a d a l a h p e r j u a n g a n t i a d a a k h i r . . . . . h a r u s s e l a l u
b e l a j a r d a n b e r u s a h a . . . . u n t u k m e n c a p a i h a r a p a n d a n
m i m p i