SlideShare a Scribd company logo
1 of 16
HAMBATAN NON
TARIF
By :
M. Zeldy Dahsyat 1711.012
9 september 2015
Latar Belakang Adanya Hambatan Non Tarif
 Adanya kesepakatan WTO (World Trade Organization) yang tertuang dalam GATT
(General Agreement on Tariff and Trade), yang ditandatangani di Marrakesh, Maroko,
pada tanggal 15 April 1994, negara anggota WTO menyetujui dilaksanakannya
perdagangan bebas untuk negara maju dimulai pada tahun 2010 dan negara
berkembang tahun 2020. Perdagangan bebas merupakan bentuk perdagangan
antar negara tanpa adanya hambatan dalam bentuk tarif.
 Walaupun negara-negara di dunia yang menjadi anggota WTO mulai menurunkan
hambatan dalam bentuk tarif secara bertahap, akan tetapi di luar tarif, berbagai
hambatan non-tarif masih sering muncul menjadi kendala perdagangan antar
negara.
Hambatan non-tarif (non-tarif barrier) adalah berbagai kebijakan
perdagangan selain bea masuk yang dapat menimbulkan distorsi,
sehingga mengurangi potensi manfaat perdagangan internasional
(Dr. Hamdy Hady).
A.M. Rugman dan R.M. Hodgetts
Pembatasan spesifik
• Larangan impor secara
mutlak
• Pembatasan impor (quota
system) meliputi Absolute
atau Unilateral Quota,
Negotiated atau Bilateral
Quota, dan Tariff Quota.
• Peraturan atau ketentuan
teknis untuk impor produk
tertentu
• Peraturan kesehatan /
karantina
• Peraturan pertahanan dan
keamanan negara
• Peraturan kebudayaan
• Perizinan impor (import
licence)
• Embargo
• Hambatan pemasaran /
marketing
Peraturan bea cukai (customs
administration rules)
• Tatalaksana impor tertentu
(procedure)
• Penetapan harga pabean
• Penetapan forex rate (kurs
valas) dan pengawasan
devisa (forex control)
• Consular formalities
• Packaging / labelling
regulations
• Documentation needed
• Quality and testing standard
• Pungutan administasi (fees)
• Tariff classification
Partisipasi
pemerintah (government
participation)
• Kebijakan pengadaan
pemerintah
• Subsidi dan insentif ekspor
• Countervaling duties
(pungutan anti-subsidi)
• Domestic assistance
programs (bantuan domestik)
• Trade-diverting (pengalihan
Perdagangan)
Import charges
• Import deposits
• Supplementary duties
(pungutan tambahan)
• Variable levies (retribusi
barang impor)
Berbagai Hambatan Non Tarif
Selain berbagai hambatan non-tarif yang dikemukakan oleh A.M. Rugman dan R.M. Hodgetts, ada
beberapa hambatan non-taif lainnya yang dilakukan oleh berbagai negara di dunia :
1. Dumping
Dumping adalah ekspor dari suatu komoditi dengan harga jauh di bawah pasaran, atau penjualan komoditi
ke luar negeri dengan harga jauh lebih murah dibandingkan dengan harga penjualan domestiknya. Dumping
merupakan hambatan non-tarif bagi pesaing dari dalam maupun luar negeri.
Dumping diklasifikasikan menjadi tiga golongan, yaitu:
a. Dumping terus-menerus atau international price discrimination.
b. Dumping harga yang bersifat predator atau predatory dumping.
c. Dumping sporadis atau sporadic dumping
2. Anti Dumping
Anti dumping adalah tindakan yang dilakukan oleh suatu negara, misalnya pengenaan bea masuk atau
pembatasan, terhadap barang yang diimpor dari negara lain yang dianggap melakukan dumping. Anti
dumping merupakan hambatan yang dihadapi oleh perusahaan yang ingin melakukan dumping di negara
tujuannya.
Berbagai Hambatan Non Tarif
3. Keamanan Pangan (Food Safety)
Produk pangan yang dikonsumsi masyarakat dan diperdagangkan harus bebas dari zat-
zat yang dapat membahayakan kesehatan manusia.
4. Peraturan Karantina
Peraturan karantina merupakan upaya untuk mencegah masuk dan tersebarnya
organisme pengganggu tumbuhan (OPT) serta hama dan penyakit manusia atau hewan
baru dari luar negeri ke dalam negeri.
5. Ketentuan CITES (Convention on International Trade in Endangered Species of Wild
Flora and Fauna)
CITES merupakan perjanjian internasional yang mengatur perdagangan spesies langka,
baik flora maupun fauna.
Berbagai Hambatan Non Tarif
6. VER (Voluntary Export Restaint)
VER merupakan instrumen pembatasan yang dikenakan pemerintah negara eksportir
terhadap jumlah (kuantitas) barang yang diekspor dalam jangka waktu tertentu. VER
muncul sebagai reaksi setelah negara importir, umumnya yang mempunyai pasar yang
besar dan strategis, mendapatkan serbuan barang impor.
Guna menghindari pemberlakuan kebijakan impor lanjutan yang lebih ketat, negara
eksportir dimaksud ”mengambil hati” negara importir dengan mengenakan VER pada
ekspor mereka.
7. OMA (Orderly Marketing Agreement)
OMA adalah pembatasan pemasaran produk tertentu atas permintaan negara importir.
8. Government Procurement Policy
kebijakan yang mensyaratkan lembaga-lembaga pemerintah untuk membeli barang atau
jasa dari perusahaan dalam negeri.
Berbagai Hambatan Non Tarif
9. Prosedur Birokrasi (Red Tape Barriers)
Prosedur yang pada awalnya ditempuh demi penyelenggaraan tertib administrasi negara
bisa menjadi proses yang berbelit, tidak transparan, dan rentan terhadap praktek
pungutan tidak resmi, yang pada akhirnya mengganggu kegiatan ekspor dan impor.
10. Generalized System of Preference (GSP)
GSP atau sistem preferensi umum merupakan suatu bentuk bantuan fasilitas dari negara-
negara industri maju kepada negara-negara sedang berkembang.
Adapun tujuannya adalah untuk meningkatkan devisa, mempercepat industrialisasi dan
pertumbuhan negara-negara sedang berkembang dengan memberikan dan membuka
peluang untuk memasarkan barang-barang yang dihasilkannya, sehingga barang-barang
tersebut dapat bersaing di pasaran negara-negara maju.
11. Jargon Kecintaan Terhadap Produk Buatan Dalam Negeri
Masalah
Mutu
(Quality)
Masalah Selera
Konsumen
Masalah
Politik
Masalah Moral dan
Agama
Peraturan
Pertahanan
dan
Keamanan
Masalah Lingkungan
Masalah Lainnya
Tujuan Diberlakukannya Kebijakan Non Tarif
a. Memaksimalkan produksi dalam negeri.
b. Mendorong perkembangan industri baru.
c. Mengatasi masalah deflasi dan pengangguran.
d. Menghindari kemerosotan industri-industri tertentu.
e. Menghindari dumping
f. Memperluas lapangan kerja.
g. Memelihara tradisional.
h. Menghindari resiko yang mungkin timbul jika hanya menggantungkan diri pada satu komoditi
andalan.
i. Menjaga stabilitas nasional, dan tidak menggantungkan diri pada negara lain.
CONTOH KASUS
Hambatan Non Tarif yang Dialami Oleh Indonesia
Ekspor Indonesia Terhambat
Ekspor Hasil Laut
Tujuan utama pemasaran ikan tuna Indonesia ke luar negeri terdiri dari Amerika Serikat,
Jepang, dan Uni Eropa dimana ketiga negara tersebut sangat berpengaruh terhadap
kinerja ekspor tuna Indonesia. Pada tahun 2004, urutan pertama tujuan ekspor tuna
Indonesia adalah Jepang sebesar 36,84 % dari volume ekspor tuna Indonesia, disusul
Amerika Serikat sebesar 20,45 % dari volume ekspor tuna Indonesia dan Uni Eropa
sebesar 12,69 % dari volume ekspor tuna Indonesia.
 Hambatan non-tarif yang dialami Indonesia berkaitan dengan masalah mutu produk,
spesifikasi, standar serta isu lingkungan. Masalah mutu dan keamanan
pangan menjadi sangat penting dengan meningkatnya teknologi, proses
pengolahan pangan, pemakaian bahan tambahan makanan, pemakaian bahan pengawet
serta terbukanya perdagangan makanan dari luar negeri.
 Pemberian notifikasi terhadap ikan tuna Indonesia sudah sering dilakukan Uni Eropa.
Sebagai contoh Belgia memberikan nota notifikasi terhadap produk tuna Indonesia
karena disinyalir terdapat kandungan histamine dan mercury.
Ekspor Indonesia Terhambat
 Dengan demikian, produk-produk perikanan Indonesia yang masuk ke Uni Eropa
terpaksa harus dilakukan uji laboratorium yang biayanya cukup tinggi, antara 3.000
hingga 4.000 euro. Guna memajukan ekspor Indonesia perlu didukung dengan upaya
peningkatan mutu komoditi ekspor tuna yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia.
Terjadi pula pada pasar Jepang. Indonesia-Japan Economic Partnership Agreement (IJEPA)
perlu direvisi ulang. Sebab, dalam implementasinya, banyak hal yang dinilai masih
merugikan Indonesia. Misalnya, untuk urusan hambatan non-tarif, seperti standardisasi.
Meskipun ada penurunan tarif bea masuk ke Jepang dalam IJEPA, namun produk
Indonesia belum leluasa menembus pasar Jepang, akibat tak mampu memenuhi standar.
"Dengan IJEPA ini diharapkan ada peningkatan ekspor untuk produk pertanian, perikanan
dan perkebunan. Tetapi IJEPA tidak membuat kualifikasi standar yang menjadi hambatan
nontarif di Jepang melemah," ungkap penulis buku "Dalam Bayangan Matahari Terbit",
Shanti Darmastuti, Jumat (24/10/2014).
Ekspor Indonesia Terhambat
 Dalam buku yang ditulis bersama Syamsul Hadi itu, dicontohkan standardisasi produk perkebunan yang
menyulitkan adalah sistem pengenalan residu pestisida. Sistem ini diberlakukan pemerintah Jepang sejak
Mei 2006. Dalam sistem ini, ditetapkan ambang batas yang ketat untuk sekitar 50.000 residu kimia dalam
734 jenis pestisida.
Cinta produk dalam negeri
Jargon cinta produk dalam negeri bukan hanya milik Indonesia. Masyarakat Jepang malah lebih memegang
dan mengimplementasikan jargon ini. Shanti, dalam bukunya menyebut, kesulitan menembus pasar Jepang
disebabkan juga oleh karakter masyarakat Jepang, yang lebih menyukai produk nasional mereka.
 "Istilah koku-san daichi, yang artinya produk dalam negeri adalah nomor satu, telah menjadi semacam
ideologi dalam masyarakat Jepang," kata dia.
 Namun demikian, Shanti juga memandang, masih susahnya produk Indonesia menembus pasar Jepang
sedikit banyak disebabkan PR domestik yang belum rampung. Misalnya, sebenarnya kata dia, permintaan
sayuran segar (hortikultura) dari Jepang sangat tinggi. Produsen petani di Indonesia tidak mampu
memenuhi permintaan.
 "Kita tidak bisa memenuhi permintaan itu karena domestik kita masih berhadapan dengan masalah
infrastruktur, suku bunga, dan sebagainya. Sehingga produktivitas petani rendah," jelas Shanti.
Kesimpulan
1. Hambatan non-tarif yang diberlakukan untuk barang impor dari Indonesia merupakan kebijakan untuk
melindungi warga negaranya dari konsumsi barang yang tidak baik untuk dikonsumsi.
2. Hambatan standarisasi produk yang dilakukan Uni-Eropa dan Jepang membuat Indonesia merasa
kesulitan untuk dapat memasuki pasar di negara tersebut. Maka biaya menjadi lebih tinggi dan harga
juga sudah pasti akan meningkat, akhirnya terdapat kekhawatiran produk impor dari Indonesia tidak
mampu bersaing di negara tersebut.
3. Jargon kecintaan produk lokal negara Jepang membuat Indonesia juga kesulitan mendapatkan tempat
di hati masyarakat Jepang. Konsumen akan lebih memilih produk lokal dibanding produk impor.
4. Pengusaha Indonesia harus punya cara untuk dapat mempertahankan produk ekspornya di negara lain
dengan melakukan peningkatan mutu dan inovasi produk sehingga produknya dapat tempat di hati
konsumen negara tujuan.
5. Bantuan pemerintah terhadap petani dan nelayan Indonesia harus lebih ditingkatkan dan diperhatikan
mengingat tingginya permintaan dari negara lain. Pemerintah harus dapat juga memberikan fasilitas
yang baik bagi petani dan nelayan Indonesia. Para pengusaha juga harus bisa turut berperan dalam
meningkatkan kualitas ekspor Indonesia.
THANK YOU

More Related Content

What's hot

M2. sejarah perekonomian indonesia
M2. sejarah perekonomian indonesiaM2. sejarah perekonomian indonesia
M2. sejarah perekonomian indonesia
erlina na
 

What's hot (20)

Tugas 9 .ppt industrialisasi dan perkembangan sektor industri
Tugas 9 .ppt industrialisasi dan perkembangan sektor industriTugas 9 .ppt industrialisasi dan perkembangan sektor industri
Tugas 9 .ppt industrialisasi dan perkembangan sektor industri
 
Suku bunga
Suku bungaSuku bunga
Suku bunga
 
Presentasi PPN dan PPnBM
Presentasi PPN dan PPnBMPresentasi PPN dan PPnBM
Presentasi PPN dan PPnBM
 
Kebijakan perdagangan internasional (2)
Kebijakan perdagangan internasional (2)Kebijakan perdagangan internasional (2)
Kebijakan perdagangan internasional (2)
 
Kebijakan fiskal presentasi
Kebijakan fiskal presentasiKebijakan fiskal presentasi
Kebijakan fiskal presentasi
 
Teori Permintaan akan Uang Klasik dan Keynes (Ekonomi Moneter - BAB 4)
Teori Permintaan akan Uang Klasik dan Keynes (Ekonomi Moneter - BAB 4)Teori Permintaan akan Uang Klasik dan Keynes (Ekonomi Moneter - BAB 4)
Teori Permintaan akan Uang Klasik dan Keynes (Ekonomi Moneter - BAB 4)
 
Integrasi Ekonomi Internasional
Integrasi Ekonomi InternasionalIntegrasi Ekonomi Internasional
Integrasi Ekonomi Internasional
 
Ppt perdagangan internasional
Ppt perdagangan internasionalPpt perdagangan internasional
Ppt perdagangan internasional
 
Pasar monopolistik
Pasar monopolistikPasar monopolistik
Pasar monopolistik
 
Ekonomi Makro Perekonomian Terbuka
Ekonomi Makro Perekonomian TerbukaEkonomi Makro Perekonomian Terbuka
Ekonomi Makro Perekonomian Terbuka
 
Hambatan tarif dalam bisnis internasional
Hambatan tarif dalam bisnis internasionalHambatan tarif dalam bisnis internasional
Hambatan tarif dalam bisnis internasional
 
Nilai Tukar
Nilai TukarNilai Tukar
Nilai Tukar
 
Makalah neraca pembayaran internasional
Makalah neraca pembayaran internasional Makalah neraca pembayaran internasional
Makalah neraca pembayaran internasional
 
Pasar oligopoli
Pasar oligopoliPasar oligopoli
Pasar oligopoli
 
Perekonomian Terbuka
Perekonomian TerbukaPerekonomian Terbuka
Perekonomian Terbuka
 
Sistem Moneter Internasional
Sistem Moneter InternasionalSistem Moneter Internasional
Sistem Moneter Internasional
 
(9) INDUSTRIALISASI DAN PERKEMBANGAN SEKTOR INDUSTRI
(9) INDUSTRIALISASI DAN PERKEMBANGAN SEKTOR INDUSTRI(9) INDUSTRIALISASI DAN PERKEMBANGAN SEKTOR INDUSTRI
(9) INDUSTRIALISASI DAN PERKEMBANGAN SEKTOR INDUSTRI
 
Jumlah Uang Beredar dan Penawaran Uang (Ekonomi Moneter - BAB 5)
Jumlah Uang Beredar dan Penawaran Uang (Ekonomi Moneter - BAB 5)Jumlah Uang Beredar dan Penawaran Uang (Ekonomi Moneter - BAB 5)
Jumlah Uang Beredar dan Penawaran Uang (Ekonomi Moneter - BAB 5)
 
Kebijakan moneter
Kebijakan moneterKebijakan moneter
Kebijakan moneter
 
M2. sejarah perekonomian indonesia
M2. sejarah perekonomian indonesiaM2. sejarah perekonomian indonesia
M2. sejarah perekonomian indonesia
 

Similar to Hambatan Non Tarif

Makalah ekonomi internasional
Makalah ekonomi internasionalMakalah ekonomi internasional
Makalah ekonomi internasional
prayudawibowo
 
Tugas ekonomi perdagangan_internasional_hulio
Tugas ekonomi perdagangan_internasional_hulioTugas ekonomi perdagangan_internasional_hulio
Tugas ekonomi perdagangan_internasional_hulio
sibaranimuksin
 
MATERI EKO INTER 5.ppt perdangangan intern
MATERI EKO INTER 5.ppt perdangangan internMATERI EKO INTER 5.ppt perdangangan intern
MATERI EKO INTER 5.ppt perdangangan intern
Tegar Adi
 

Similar to Hambatan Non Tarif (20)

Makalah ekonomi internasional tugas 2
Makalah ekonomi internasional tugas 2Makalah ekonomi internasional tugas 2
Makalah ekonomi internasional tugas 2
 
Makalah ekonomi internasional
Makalah ekonomi internasionalMakalah ekonomi internasional
Makalah ekonomi internasional
 
HBL,Febry Dian Utami Saragih,Hapzi Ali,Hukum Perdagangan Internasional,Univer...
HBL,Febry Dian Utami Saragih,Hapzi Ali,Hukum Perdagangan Internasional,Univer...HBL,Febry Dian Utami Saragih,Hapzi Ali,Hukum Perdagangan Internasional,Univer...
HBL,Febry Dian Utami Saragih,Hapzi Ali,Hukum Perdagangan Internasional,Univer...
 
Kebijaksanaan perdagangan antar negara dan dampaknya
Kebijaksanaan perdagangan antar negara dan dampaknyaKebijaksanaan perdagangan antar negara dan dampaknya
Kebijaksanaan perdagangan antar negara dan dampaknya
 
Kebijakan perdagangan bebas
Kebijakan perdagangan bebasKebijakan perdagangan bebas
Kebijakan perdagangan bebas
 
Tugas 2 rosa
Tugas 2 rosaTugas 2 rosa
Tugas 2 rosa
 
Tugas ekonomi perdagangan_internasional_hulio
Tugas ekonomi perdagangan_internasional_hulioTugas ekonomi perdagangan_internasional_hulio
Tugas ekonomi perdagangan_internasional_hulio
 
Resume ii
Resume iiResume ii
Resume ii
 
EKONOMI INTERNASIONAL.pptx
EKONOMI INTERNASIONAL.pptxEKONOMI INTERNASIONAL.pptx
EKONOMI INTERNASIONAL.pptx
 
MATERI EKO INTER 5.ppt perdangangan intern
MATERI EKO INTER 5.ppt perdangangan internMATERI EKO INTER 5.ppt perdangangan intern
MATERI EKO INTER 5.ppt perdangangan intern
 
Makalah tugas 2
Makalah tugas 2Makalah tugas 2
Makalah tugas 2
 
Bab 3 global
Bab 3 globalBab 3 global
Bab 3 global
 
Tugas (2)
Tugas (2)Tugas (2)
Tugas (2)
 
10_7449_FEB601_Puspita Chairun Nisa_17052019_Perekonomian Indonesia.ppt
10_7449_FEB601_Puspita Chairun Nisa_17052019_Perekonomian Indonesia.ppt10_7449_FEB601_Puspita Chairun Nisa_17052019_Perekonomian Indonesia.ppt
10_7449_FEB601_Puspita Chairun Nisa_17052019_Perekonomian Indonesia.ppt
 
Makalah ekonomi internasional
Makalah ekonomi internasionalMakalah ekonomi internasional
Makalah ekonomi internasional
 
Pb 3 glob l
Pb 3  glob lPb 3  glob l
Pb 3 glob l
 
Arimbi makalah 2018
Arimbi makalah 2018Arimbi makalah 2018
Arimbi makalah 2018
 
Bab 3 global
Bab 3 globalBab 3 global
Bab 3 global
 
Bab iii, iv, v pengantar bisnis dan ekonomi
Bab iii, iv, v pengantar bisnis dan ekonomiBab iii, iv, v pengantar bisnis dan ekonomi
Bab iii, iv, v pengantar bisnis dan ekonomi
 
KEBIJAKAN PERDANGAN INTERNASIONAL
KEBIJAKAN PERDANGAN INTERNASIONALKEBIJAKAN PERDANGAN INTERNASIONAL
KEBIJAKAN PERDANGAN INTERNASIONAL
 

More from Forum Tunas Bangsa (FORTUNA)

Dasar perilaku individu serta persepsi dan pengambilan keputusan individual
Dasar perilaku individu serta persepsi dan pengambilan keputusan individualDasar perilaku individu serta persepsi dan pengambilan keputusan individual
Dasar perilaku individu serta persepsi dan pengambilan keputusan individual
Forum Tunas Bangsa (FORTUNA)
 

More from Forum Tunas Bangsa (FORTUNA) (13)

E-Commerce blibli.com
E-Commerce blibli.comE-Commerce blibli.com
E-Commerce blibli.com
 
Sa'id bin 'Amir
Sa'id bin 'AmirSa'id bin 'Amir
Sa'id bin 'Amir
 
Rahasia dagang
Rahasia dagangRahasia dagang
Rahasia dagang
 
Ramadhan
RamadhanRamadhan
Ramadhan
 
Perekonomian Indonesia Sumitro
Perekonomian Indonesia SumitroPerekonomian Indonesia Sumitro
Perekonomian Indonesia Sumitro
 
Perilaku Organisasi, Dasar Perilaku Individu serta Persepsi dan Pengambilan K...
Perilaku Organisasi, Dasar Perilaku Individu serta Persepsi dan Pengambilan K...Perilaku Organisasi, Dasar Perilaku Individu serta Persepsi dan Pengambilan K...
Perilaku Organisasi, Dasar Perilaku Individu serta Persepsi dan Pengambilan K...
 
Hak Paten
Hak PatenHak Paten
Hak Paten
 
Dasar perilaku individu serta persepsi dan pengambilan keputusan individual
Dasar perilaku individu serta persepsi dan pengambilan keputusan individualDasar perilaku individu serta persepsi dan pengambilan keputusan individual
Dasar perilaku individu serta persepsi dan pengambilan keputusan individual
 
Pemeliharaan sdm
Pemeliharaan sdmPemeliharaan sdm
Pemeliharaan sdm
 
Etika bisnis
Etika bisnisEtika bisnis
Etika bisnis
 
Kata turunan kata ulang dan gabungan kata
Kata turunan kata ulang dan gabungan kataKata turunan kata ulang dan gabungan kata
Kata turunan kata ulang dan gabungan kata
 
Alat alat output komputer
Alat alat output komputerAlat alat output komputer
Alat alat output komputer
 
Memperoleh Pegawai
Memperoleh PegawaiMemperoleh Pegawai
Memperoleh Pegawai
 

Recently uploaded

SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.pptSEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
AlfandoWibowo2
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
JarzaniIsmail
 

Recently uploaded (20)

PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxPPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
 
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
 
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdfModul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
 
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
 
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.pptStoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.pptSEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
 
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMAE-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAYSOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
 

Hambatan Non Tarif

  • 1. HAMBATAN NON TARIF By : M. Zeldy Dahsyat 1711.012 9 september 2015
  • 2. Latar Belakang Adanya Hambatan Non Tarif  Adanya kesepakatan WTO (World Trade Organization) yang tertuang dalam GATT (General Agreement on Tariff and Trade), yang ditandatangani di Marrakesh, Maroko, pada tanggal 15 April 1994, negara anggota WTO menyetujui dilaksanakannya perdagangan bebas untuk negara maju dimulai pada tahun 2010 dan negara berkembang tahun 2020. Perdagangan bebas merupakan bentuk perdagangan antar negara tanpa adanya hambatan dalam bentuk tarif.  Walaupun negara-negara di dunia yang menjadi anggota WTO mulai menurunkan hambatan dalam bentuk tarif secara bertahap, akan tetapi di luar tarif, berbagai hambatan non-tarif masih sering muncul menjadi kendala perdagangan antar negara.
  • 3. Hambatan non-tarif (non-tarif barrier) adalah berbagai kebijakan perdagangan selain bea masuk yang dapat menimbulkan distorsi, sehingga mengurangi potensi manfaat perdagangan internasional (Dr. Hamdy Hady).
  • 4. A.M. Rugman dan R.M. Hodgetts Pembatasan spesifik • Larangan impor secara mutlak • Pembatasan impor (quota system) meliputi Absolute atau Unilateral Quota, Negotiated atau Bilateral Quota, dan Tariff Quota. • Peraturan atau ketentuan teknis untuk impor produk tertentu • Peraturan kesehatan / karantina • Peraturan pertahanan dan keamanan negara • Peraturan kebudayaan • Perizinan impor (import licence) • Embargo • Hambatan pemasaran / marketing Peraturan bea cukai (customs administration rules) • Tatalaksana impor tertentu (procedure) • Penetapan harga pabean • Penetapan forex rate (kurs valas) dan pengawasan devisa (forex control) • Consular formalities • Packaging / labelling regulations • Documentation needed • Quality and testing standard • Pungutan administasi (fees) • Tariff classification Partisipasi pemerintah (government participation) • Kebijakan pengadaan pemerintah • Subsidi dan insentif ekspor • Countervaling duties (pungutan anti-subsidi) • Domestic assistance programs (bantuan domestik) • Trade-diverting (pengalihan Perdagangan) Import charges • Import deposits • Supplementary duties (pungutan tambahan) • Variable levies (retribusi barang impor)
  • 5. Berbagai Hambatan Non Tarif Selain berbagai hambatan non-tarif yang dikemukakan oleh A.M. Rugman dan R.M. Hodgetts, ada beberapa hambatan non-taif lainnya yang dilakukan oleh berbagai negara di dunia : 1. Dumping Dumping adalah ekspor dari suatu komoditi dengan harga jauh di bawah pasaran, atau penjualan komoditi ke luar negeri dengan harga jauh lebih murah dibandingkan dengan harga penjualan domestiknya. Dumping merupakan hambatan non-tarif bagi pesaing dari dalam maupun luar negeri. Dumping diklasifikasikan menjadi tiga golongan, yaitu: a. Dumping terus-menerus atau international price discrimination. b. Dumping harga yang bersifat predator atau predatory dumping. c. Dumping sporadis atau sporadic dumping 2. Anti Dumping Anti dumping adalah tindakan yang dilakukan oleh suatu negara, misalnya pengenaan bea masuk atau pembatasan, terhadap barang yang diimpor dari negara lain yang dianggap melakukan dumping. Anti dumping merupakan hambatan yang dihadapi oleh perusahaan yang ingin melakukan dumping di negara tujuannya.
  • 6. Berbagai Hambatan Non Tarif 3. Keamanan Pangan (Food Safety) Produk pangan yang dikonsumsi masyarakat dan diperdagangkan harus bebas dari zat- zat yang dapat membahayakan kesehatan manusia. 4. Peraturan Karantina Peraturan karantina merupakan upaya untuk mencegah masuk dan tersebarnya organisme pengganggu tumbuhan (OPT) serta hama dan penyakit manusia atau hewan baru dari luar negeri ke dalam negeri. 5. Ketentuan CITES (Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Flora and Fauna) CITES merupakan perjanjian internasional yang mengatur perdagangan spesies langka, baik flora maupun fauna.
  • 7. Berbagai Hambatan Non Tarif 6. VER (Voluntary Export Restaint) VER merupakan instrumen pembatasan yang dikenakan pemerintah negara eksportir terhadap jumlah (kuantitas) barang yang diekspor dalam jangka waktu tertentu. VER muncul sebagai reaksi setelah negara importir, umumnya yang mempunyai pasar yang besar dan strategis, mendapatkan serbuan barang impor. Guna menghindari pemberlakuan kebijakan impor lanjutan yang lebih ketat, negara eksportir dimaksud ”mengambil hati” negara importir dengan mengenakan VER pada ekspor mereka. 7. OMA (Orderly Marketing Agreement) OMA adalah pembatasan pemasaran produk tertentu atas permintaan negara importir. 8. Government Procurement Policy kebijakan yang mensyaratkan lembaga-lembaga pemerintah untuk membeli barang atau jasa dari perusahaan dalam negeri.
  • 8. Berbagai Hambatan Non Tarif 9. Prosedur Birokrasi (Red Tape Barriers) Prosedur yang pada awalnya ditempuh demi penyelenggaraan tertib administrasi negara bisa menjadi proses yang berbelit, tidak transparan, dan rentan terhadap praktek pungutan tidak resmi, yang pada akhirnya mengganggu kegiatan ekspor dan impor. 10. Generalized System of Preference (GSP) GSP atau sistem preferensi umum merupakan suatu bentuk bantuan fasilitas dari negara- negara industri maju kepada negara-negara sedang berkembang. Adapun tujuannya adalah untuk meningkatkan devisa, mempercepat industrialisasi dan pertumbuhan negara-negara sedang berkembang dengan memberikan dan membuka peluang untuk memasarkan barang-barang yang dihasilkannya, sehingga barang-barang tersebut dapat bersaing di pasaran negara-negara maju. 11. Jargon Kecintaan Terhadap Produk Buatan Dalam Negeri
  • 9. Masalah Mutu (Quality) Masalah Selera Konsumen Masalah Politik Masalah Moral dan Agama Peraturan Pertahanan dan Keamanan Masalah Lingkungan Masalah Lainnya
  • 10. Tujuan Diberlakukannya Kebijakan Non Tarif a. Memaksimalkan produksi dalam negeri. b. Mendorong perkembangan industri baru. c. Mengatasi masalah deflasi dan pengangguran. d. Menghindari kemerosotan industri-industri tertentu. e. Menghindari dumping f. Memperluas lapangan kerja. g. Memelihara tradisional. h. Menghindari resiko yang mungkin timbul jika hanya menggantungkan diri pada satu komoditi andalan. i. Menjaga stabilitas nasional, dan tidak menggantungkan diri pada negara lain.
  • 11. CONTOH KASUS Hambatan Non Tarif yang Dialami Oleh Indonesia
  • 12. Ekspor Indonesia Terhambat Ekspor Hasil Laut Tujuan utama pemasaran ikan tuna Indonesia ke luar negeri terdiri dari Amerika Serikat, Jepang, dan Uni Eropa dimana ketiga negara tersebut sangat berpengaruh terhadap kinerja ekspor tuna Indonesia. Pada tahun 2004, urutan pertama tujuan ekspor tuna Indonesia adalah Jepang sebesar 36,84 % dari volume ekspor tuna Indonesia, disusul Amerika Serikat sebesar 20,45 % dari volume ekspor tuna Indonesia dan Uni Eropa sebesar 12,69 % dari volume ekspor tuna Indonesia.  Hambatan non-tarif yang dialami Indonesia berkaitan dengan masalah mutu produk, spesifikasi, standar serta isu lingkungan. Masalah mutu dan keamanan pangan menjadi sangat penting dengan meningkatnya teknologi, proses pengolahan pangan, pemakaian bahan tambahan makanan, pemakaian bahan pengawet serta terbukanya perdagangan makanan dari luar negeri.  Pemberian notifikasi terhadap ikan tuna Indonesia sudah sering dilakukan Uni Eropa. Sebagai contoh Belgia memberikan nota notifikasi terhadap produk tuna Indonesia karena disinyalir terdapat kandungan histamine dan mercury.
  • 13. Ekspor Indonesia Terhambat  Dengan demikian, produk-produk perikanan Indonesia yang masuk ke Uni Eropa terpaksa harus dilakukan uji laboratorium yang biayanya cukup tinggi, antara 3.000 hingga 4.000 euro. Guna memajukan ekspor Indonesia perlu didukung dengan upaya peningkatan mutu komoditi ekspor tuna yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia. Terjadi pula pada pasar Jepang. Indonesia-Japan Economic Partnership Agreement (IJEPA) perlu direvisi ulang. Sebab, dalam implementasinya, banyak hal yang dinilai masih merugikan Indonesia. Misalnya, untuk urusan hambatan non-tarif, seperti standardisasi. Meskipun ada penurunan tarif bea masuk ke Jepang dalam IJEPA, namun produk Indonesia belum leluasa menembus pasar Jepang, akibat tak mampu memenuhi standar. "Dengan IJEPA ini diharapkan ada peningkatan ekspor untuk produk pertanian, perikanan dan perkebunan. Tetapi IJEPA tidak membuat kualifikasi standar yang menjadi hambatan nontarif di Jepang melemah," ungkap penulis buku "Dalam Bayangan Matahari Terbit", Shanti Darmastuti, Jumat (24/10/2014).
  • 14. Ekspor Indonesia Terhambat  Dalam buku yang ditulis bersama Syamsul Hadi itu, dicontohkan standardisasi produk perkebunan yang menyulitkan adalah sistem pengenalan residu pestisida. Sistem ini diberlakukan pemerintah Jepang sejak Mei 2006. Dalam sistem ini, ditetapkan ambang batas yang ketat untuk sekitar 50.000 residu kimia dalam 734 jenis pestisida. Cinta produk dalam negeri Jargon cinta produk dalam negeri bukan hanya milik Indonesia. Masyarakat Jepang malah lebih memegang dan mengimplementasikan jargon ini. Shanti, dalam bukunya menyebut, kesulitan menembus pasar Jepang disebabkan juga oleh karakter masyarakat Jepang, yang lebih menyukai produk nasional mereka.  "Istilah koku-san daichi, yang artinya produk dalam negeri adalah nomor satu, telah menjadi semacam ideologi dalam masyarakat Jepang," kata dia.  Namun demikian, Shanti juga memandang, masih susahnya produk Indonesia menembus pasar Jepang sedikit banyak disebabkan PR domestik yang belum rampung. Misalnya, sebenarnya kata dia, permintaan sayuran segar (hortikultura) dari Jepang sangat tinggi. Produsen petani di Indonesia tidak mampu memenuhi permintaan.  "Kita tidak bisa memenuhi permintaan itu karena domestik kita masih berhadapan dengan masalah infrastruktur, suku bunga, dan sebagainya. Sehingga produktivitas petani rendah," jelas Shanti.
  • 15. Kesimpulan 1. Hambatan non-tarif yang diberlakukan untuk barang impor dari Indonesia merupakan kebijakan untuk melindungi warga negaranya dari konsumsi barang yang tidak baik untuk dikonsumsi. 2. Hambatan standarisasi produk yang dilakukan Uni-Eropa dan Jepang membuat Indonesia merasa kesulitan untuk dapat memasuki pasar di negara tersebut. Maka biaya menjadi lebih tinggi dan harga juga sudah pasti akan meningkat, akhirnya terdapat kekhawatiran produk impor dari Indonesia tidak mampu bersaing di negara tersebut. 3. Jargon kecintaan produk lokal negara Jepang membuat Indonesia juga kesulitan mendapatkan tempat di hati masyarakat Jepang. Konsumen akan lebih memilih produk lokal dibanding produk impor. 4. Pengusaha Indonesia harus punya cara untuk dapat mempertahankan produk ekspornya di negara lain dengan melakukan peningkatan mutu dan inovasi produk sehingga produknya dapat tempat di hati konsumen negara tujuan. 5. Bantuan pemerintah terhadap petani dan nelayan Indonesia harus lebih ditingkatkan dan diperhatikan mengingat tingginya permintaan dari negara lain. Pemerintah harus dapat juga memberikan fasilitas yang baik bagi petani dan nelayan Indonesia. Para pengusaha juga harus bisa turut berperan dalam meningkatkan kualitas ekspor Indonesia.