1. Definisi Kenyamanan
Kolcaba (1992, dalam Potter & Perry, 2005) megungkapkan kenyamanan/rasa nyaman
adalah suatu keadaan telah terpenuhinya kebutuhan dasar manusia yaitu kebutuhan akan
ketentraman (suatu kepuasan yang meningkatkan penampilan sehari-hari), kelegaan (kebutuhan
telah terpenuhi), dan transenden (keadaan tentang sesuatu yang melebihi masalah dan nyeri).
Kenyamanan mesti dipandang secara holistik yang mencakup empat aspek yaitu:
a. Fisik, berhubungan dengan sensasi tubuh.
b. Sosial, berhubungan dengan hubungan interpersonal, keluarga, dan sosial.
c. Psikospiritual, berhubungan dengan kewaspadaan internal dalam diri sendiri yang meliputi
harga diri, seksualitas, dan makna kehidupan).
d. Lingkungan, berhubungan dengan latar belakang pengalaman eksternal manusia seperti
cahaya, bunyi, temperatur, warna, dan unsur alamiah lainnya.
Meningkatkan kebutuhan rasa nyaman diartikan perawat telah memberikan kekuatan,
harapan, hiburan, dukungan, dorongan, dan bantuan. Secara umum dalam aplikasinya
pemenuhan kebutuhan rasa nyaman adalah kebutuhan rasa nyaman bebas dari rasa nyeri, dan
hipo/hipertermia. Hal ini disebabkan karena kondisi nyeri dan hipo/hipertermia merupakan
kondisi yang mempengaruhi perasaan tidak nyaman pasien yang ditunjukan dengan timbulnya
gejala dan tanda pada pasien.
Definisi Nyeri
Nyeri merupakan kondisi berupa perasaan yang tidak menyenangkan , bersifat sangat
subyektif karena perasaan nyeri berbeda pada setiap orang dalam hal skala atau tindakannya,
dan hanya pada orang tersebutlah yang dapat menjelaskan atau mengevaluasi rasa nyeri yang
dialaminya.
Berikut adalah pendapat beberapa ahli mengenai pengertian nyeri, antara lain;
a. Mc .Coffery (1979) mendefenisikan nyeri sebagai suatu keadaan yang mempengaruhi
seseorang yang keberaadannya diketahui hanya jika orang tersebut pernah mengalaminya.
b. Wolf Weifsel Feurst mengatakan nyeri merupakan suatu perasaan menderita secara fisik dan
mental atau perasaan yang bisa menimbukan ketegangan.
2. c. Artur C. Curton (1983), mengatakan bahwa nyeri merupakan suatu mekanisme bagi tubuh.
Timbul ketika jaringan sedang dirusak, dan menyebabkan individa tersebut bereaksi untuk
menghilangkan rangsangan nyeri.
d. Scrumum mengartikan nyeri sebagai suatu keadaan yang tidak menyenangkan akibat terjadi
rangsangan fisik maupun dari serabut saraf dalam tubuh ke otak dan diikuti oleh reaksi fisik,
fisiologis maupun emosional.
SIFAT-SIFAT NYERI
1. Nyeri melelahkan dan membutuhkan banyak energy
2. Nyeri bersifat subyektif dan individual
3. Nyeri tak dapat dinilai secara objektif seperti sinar X atau lab darah
4. Perawat hanya dapat mengkaji nyeri pasien dengan melihat perubahan fisiologis tingkah
laku dan dari pernyataan klien
5. Hanya klien yang mengetahui kapan nyeri timbul dan seperti apa rasanya
6. Nyeri merupakan mekanisme pertahanan fisiologis
7. Nyeri merupakan tanda peringatan adanya kerusakan jaringan
8. Nyeri mengawali ketidakmampuan
Persepsi yang salah tentang nyeri menyebabkan manajemen nyeri jadi tidak optimal
Secara ringkas, Mahon mengemukakan atribut nyeri sebagai berikut:
Nyeri bersifat individu
Nyeri tidak menyenangkan
Merupakan suatu kekuatan yg mendominasi
Bersifat tidak berkesudahan
FISIOLOGI NYERI
Munculnya nyeri sangat berkaitan dengan reseptor dan adanya rangsangan. Reseptor nyeri
yang dimaksud adalah nociceptor, merupakan ujung-ujung syaraf sangat bebas yang memiliki
3. sedikit myelin yang tersebar pada kulit dan mukosa, khususnya pada organ viseral , persendian,
dinding arteri, hati dan kandung empedu. Reseptor dapat memberikan respons akibat adanya
stimulasi atau rangsangan.
KLASIFIKASI NYERI
1. Berdasarkan sumbernya
a. Cutaneus/ superfisial, yaitu nyeri yang mengenai kulit/ jaringan subkutan. Biasanya bersifat
burning (seperti terbakar). (ex: terkena ujung pisau atau gunting)
b. Deep somatic/ nyeri dalam, yaitu nyeri yang muncul dari ligament, pembuluh Darah, tendon
dan syaraf, nyeri menyebar & lebih lama daripada cutaneous. (ex: sprain sendi)
c. Visceral (pada organ dalam), stimulasi reseptor nyeri dlm rongga abdomen, cranium dan
thorak. Biasanya terjadi karena spasme otot, iskemia, regangan jaringan
2. Berdasarkan penyebab:
a. Fisik. Bisa terjadi karena stimulus fisik (Ex: fraktur femur)
b. Psycogenic. Terjadi karena sebab yang kurang jelas/susah diidentifikasi, bersumber dari
emosi/psikis dan biasanya tidak disadari. (Ex: orang yang marah-marah, tiba-tiba merasa nyeri
pada dadanya)
Biasanya nyeri terjadi karena perpaduan 2 sebab tersebut
3. Berdasarkan lama/durasinya
a. Nyeri akut. Nyeri akut biasanya awitannya tiba- tiba dan umumnya berkaitan dengan cedera
spesifik. Nyeri akut mengindikasikan bahwa kerusakan atau cedera telah terjadi. Hal ini menarik
perhatian pada kenyataan bahwa nyeri ini benar terjadi dan mengajarkan kepada kita untuk
menghindari situasi serupa yang secara potensial menimbulkan nyeri. Jika kerusakan tidak lama
terjadi dan tidak ada penyakit sistematik, nyeri akut biasanya menurun sejalan dengan terjadi
penyembuhan; nyeri ini umumnya terjadi kurang dari enam bulan dan biasanya kurang dari satu
bulan. Untuk tujuan definisi, nyeri akut dapat dijelaskan sebagai nyeri yang berlangsung dari
beberapa detik hingga enam bulan.
b. Nyeri kronik. Nyeri kronik adalah nyeri konstan atau intermiten yang menetap sepanjang
suatu periode waktu. Nyeri ini berlangsung di luar waktu penyembuhan yang diperkirakan dan
sering tidak dapat dikaitkan dengan penyebab atau cedera spesifik. Nyeri kronis dapat tidak
4. mempunyai awitan yang ditetapkan dengan tetap dan sering sulit untuk diobati karena biasanya
nyeri ini tidak memberikan respons terhadap pengobatan yang diarahkan pada penyebabnya.
Meski nyeri akut dapat menjadi signal yang sangat penting bahwa sesuatu tidak berjalan
sebagaimana mestinya, nyeri kronis biasanya menjadi masalah dengan sendirinya.
4. Berdasarkan lokasi/letak
a. Radiating pain. Nyeri menyebar dari sumber nyeri ke jaringan di dekatnya (ex: cardiac pain)
b. Referred pain. Nyeri dirasakan pada bagian tubuh tertentu yg diperkirakan berasal dari
jaringan penyebab
c. Intractable pain. Nyeri yg sangat susah dihilangkan (ex: nyeri kanker maligna)
d. Phantom pain. Sensasi nyeri dirasakan pada bagian.Tubuh yg hilang (ex: bagian tubuh yang
diamputasi) atau bagian tubuh yang lumpuh karena injuri medulla spinalis
Nyeri secara esensial dapat dibagi atas dua tipe yaitu nyeri adaptif dan nyeri maladaptif. Nyeri
adaptif berperan dalam proses survival dengan melindungi organisme dari cedera atau sebagai
petanda adanya proses penyembuhan dari cedera. Nyeri maladaptif terjadi jika ada proses
patologis pada sistem saraf atau akibat dari abnormalitas respon sistem saraf. Kondisi ini
merupakan suatu penyakit (pain as a disease).
Pada praktek klinis sehari-hari kita mengenal 4 jenis nyeri:
1. Nyeri Nosiseptif
Nyeri dengan stimulasi singkat dan tidak menimbulkan kerusakan jaringan. Pada umumnya, tipe
nyeri ini tidak memerlukan terapi khusus karena perlangsungannya yang singkat. Nyeri ini dapat
timbul jika ada stimulus yang cukup kuat sehingga akan menimbulkan kesadaran akan adanya
stimulus berbahaya, dan merupakan sensasi fisiologis vital. Intensitas stimulus sebanding dengan
intensitas nyeri. Contoh: nyeri pada operasi, nyeri akibat tusukan jarum, dll.
2. Nyeri Inflamatorik
Nyeri dengan stimulasi kuat atau berkepanjangan yang menyebabkan kerusakan atau lesi
jaringan. Nyeri tipe II ini dapat terjadi akut dan kronik dan pasien dengan tipe nyeri ini, paling
banyak datang ke fasilitas kesehatan. Contoh: nyeri pada rheumatoid artritis.
3. Nyeri Neuropatik
5. Merupakan nyeri yang terjadi akibat adanya lesi sistem saraf perifer (seperti pada neuropati
diabetika, post-herpetik neuralgia, radikulopati lumbal, dll) atau sentral (seperti pada nyeri pasca
cedera medula spinalis, nyeri pasca stroke, dan nyeri pada sklerosis multipel).
4. Nyeri Fungsional
Bentuk sensitivitas nyeri ini ditandai dengan tidak ditemukannya abnormalitas perifer dan defisit
neurologis. Nyeri disebabkan oleh respon abnormal sistem saraf terutama hipersensitifitas
aparatus sensorik. Beberapa kondisi umum memiliki gambaran nyeri tipe ini yaitu fibromialgia,
iritable bowel syndrome, beberapa bentuk nyeri dada non-kardiak, dan nyeri kepala tipe tegang.
Tidak diketahui mengapa pada nyeri fungsional susunan saraf menunjukkan sensitivitas
abnormal atau hiper-responsifitas (Woolf, 2004).
Nyeri nosiseptif dan nyeri inflamatorik termasuk ke dalam nyeri adaptif, artinya proses yang
terjadi merupakan upaya tubuh untuk melindungi atau memperbaiki diri dari kerusakan. Nyeri
neuropatik dan nyeri fungsional merupakan nyeri maladaptif, artinya proses patologis terjadi
pada saraf itu sendiri sehingga impuls nyeri timbul meski tanpa adanya kerusakan jaringan lain.
Nyeri ini biasanya kronis atau rekuren, dan hingga saat ini pendekatan terapi farmakologis belum
memberikan hasil yang memuaskan (Rowbotham, 2000; Woolf, 2004).
STIMULUS NYERI
Seseorang dapat menoleransi menahan nyeri ( paintolerance) atau dapat mengenali
jumlah stimulasi nyeri sebelu merasakan nyeri (painthreshold). Terdapat beberaapa jenis
sstimulus nyeri, diantaranya ;
· Trauma pada jaringan tubuh
· Ganguan jaringan tubuh
· Tumor
· Iskemia pada jaringan
· Spasme otot
TEORI NYERI
Terdapat beberapa teori tentang terjadinya rangsangan nyeri, diantaranya;
6. ^ teori pemisahan (specificity theory). Menurut teori ini rangsangan sakit masuka ke
medula spinalis (spinal cort) melalui kornu dorsalis yang bersinaps da daerah posterior.
Kemudian naik ke tractus lissur dan menyilang di garis median kesisi lainnya dan berakhir di
korteks sensoris di tempat rangsangan nyeri tersebut diteruskan.
^ teori pola (pattern theorye). Rangsangan nyeri masuk melalui akar ganglion dorsal ke
medula spinalis dan merangsang aktivitas sel. Hali ini mengakibatkan suatu respons yang
merangsang ke bagian yang lebih tinggi, yaitu korteks serebri serta kontraksi menimbulkan
persepsi dan otot berkontraksi sehingga menimbulkan Persepsi nyeri. Persepsi di pengaruhi oleh
modalitas resspons dari reaksi sel.
^ Teori Pengendalian Gerbang ( GATE CONTROL THEORYE ). Menurut teori ini, nyeri
tergantung dari kerja serat syaraf besar dan kecil . Keduanya berada dalam akar ganglion
dorsalis. Rangsangan pada serat besar akan meningkatkan aktivitas substansia gelatinosa yang
mengakibatkan tertutupnya pintu mekanisme sehingga aktivitas sel T terhambat dan
menyebabkan hantaran rangsangan terhambat. Rangsangan serat besar dapat langsung
merangsang ke korteks serebri. Hasil persepsi ini akan di kembalikan kedalam medula spinalis
melalui serat eferen dan reaksi dan mempengaruhi aktivitas sel T . Rangsangan serat kecil akan
menghambat aktivitas sel T yang seelanjutnya akan menghantarkan rangsangan nyeri.
^ teori transmisi dan inhibisi. Adanya stimulus pada neciceptor memulai transmisi impuls
nyeri menjadi efektif oleh impuls-impuls syaraf, sehingga transmisi impuls nyeri menjadi efektif
oleh impuls-impuls pada serabut-serabut besar yang memblok impuls-impuls pada serabut
lamban dan endogen opiate sistem supresif.
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NYERI
Pengalaman nyeri pada sesseorang dapat di pengaruhi oleh beberapa hal, diantaranya;
*arti nyeri
Arti nyeri bagi seseorang memiliki banyak perbedaan dan sampai hampir sebagian arti nyeri
merupakan arti yang negatif. Seperti merusak, membahayakan dll. Keadaan ini di pengaruhi
oleh berbagai faktor seperti usia, jenis kelamin, latar belakang sosial, lingkungan dan
pengalaman.
*persepsi nyeri
7. Merupakan penilaian sangat subyektif tempatnya pada korteks. Persepsi ini di pengaruhi
oleh faktor yang dapat memicu stimulasi nociceptor.
*toleransi nyeri
Toleransi ini erat hubunganya dengan adanya intensitas nyeri yang dapat mempengaruhi
seseorang menahan nyeri.Faktor yang dapat mempengaruhi peningkatan toleransi nyeri antara
lain, alkohol, obat-obatan sedangkan faktor yang dapat menurunkan toleransi antara lain,
kelelahan, rasa marah, bosan, cemas, nyeri yang tidak pernah hilang, sakit dll.
*reaksi terhadap nyeri
Reaksi terhadap nyeri merupakan bentuk respons seseorang terhadap nyeri seperti
ketakutan, gelisah, cemas, menangis dan menangis. Semua ini merupakan bentuk respon nyeri
yang dapat di pengaruhi oleh beberapa faktor seperti, arti nyeri, tingkat persepsi nyeri,
pengak=laman masa lalu, nilai budaya, harapan sosial, kesehatan fisik dan mental dll.
Masalah-Masalah Pada Kebutuhan Rasa Nyaman (Bebas Nyeri)
Masalah-masalah pada kebutuhan rasa nyaman (bebas nyeri) diartikan sesuai klasifikasi nya.
Yaitu:
1. Nyeri menurut tempat dan sumbernya
• Peripheral pain
• Superficial pain (nyeri permukaan)
• Dreppain (nyeri dalam)
• Defereed ( nyeri alihan)
Nyeri fisik : Nyeri fisik disebabkan karena kerusakan jaringan yang timbul dari stimulasi serabut
saraf pada struktur somatik viseral.
Nyeri somatic : Nyeri yang terbatas waktu berlangsungnya kecuali bila diikuti kerusakan
jaringan diikuti rasa nyeri pada sigmen spinal lokasi tertentu.
Nyeri Viseral : Nyeri yang sulit ditentukan lokasi nya karena lokasinya dari organ yang sakit ke
seluruh tubuh.
Sentral pain/ nyeri sentral thalamik : Nyeri ini terjadi karena perangsangan system saraf
pusat,spinal cord,batang otak,dll.
8. Psyhcogenik pain : Nyeri yang dirasakan tanpa penyebab mekanik, tetapi akibat trauma
psikologis dan pengaruhnya terhadap fisik.. Biasanya disebabkan oleh ketegangan otot yang
kronis yang terjadi pada klien yang mengalami stress yang lama.
2. Nyeri menurut sifatnya
• Seperti diiris benda tajam
• Seperti ditusuk pisau
• Seperti terbakar
• Seperti diremas-remas
3. Menurut berat dan ringannya
• Nyeri ringan : Nyeri yang intensitasnya ringan
• Nyeri sedang : Nyeri yang intensitasnya menimbulkan reaksi
• Nyeri Berat : Nyeri yang intensitasnya tinggi
4. Menurut waktunya
• Nyeri Kronis
- Berkembang secara progresif selama 6 bulan lebih
- Reaksinya menyebar
- Respon parasimpatis
- Penampilan Depresi dan menarik diri
- Pola serangan tidak jelas.
• Nyeri akut
- Berlangsung singkat kurang dari 6 bulan
- Terelokasi
- Respon system saraf parasimpatis
- Penampilan: Gelisah , cemas
- Pola serangan jelas
Faktor-faktor yang mempengaruhi nyeri
a. Usia
b. Lingkungan
c. Keadaan fisik
d. Pengalaman masa lalu
e. Mekanisme penysuaian diri
9. f. Nilai-nilai budaya
g. Penilaian tingkat nyeri
h. Skala nilai menurut Mc. Gill
0 = tidak Nyeri
1 = Nyeri ringan
2 = Tidak menyenangkan
3 = Nyeri menekan
4 = Sangat Nyeri
5 = Nyeri yang menyiksa
i. Skala penilaian expresi wajah nyeri (whole dan Wrong)
• Skema tubuh (body outline)
• Skala numeric
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Penyebab Rasa Nyeri
a. Trauma
• Trauma mekanik : benturan, gesekan, dll
• Trauma thermis : panas dan dingin
• Trauma Chermis :tersentuh asam/basa kuat
b. Neoplasama
• Neoplasama jinak
• Neoplasma ganas
c. Peradangan : Abses ,pleuritis,dll
d. Gangguan pembuluh darah
e. Trauma psikologis
Teori keperawatan yang membahas tentang kebutuhan dasar manusia yaitu teori keperawatan
Virginia Henderson. Virginia Henderson mengidentifikasi 14 kebutuhan dasar manusia (klien),
antara lain:
1. Bernapas secara normal
2. Makan dan minum dengan cukup
3. Membuang kotoran tubuh
10. 4. Bergerak dan menjaga posisi yang diinginkan
5. Tidur dan istirahat
6. Memilih pakaian yang sesuai
7. Menjaga suhu badan tetap dalam batas normal dengan menyesuaikan pakaian dan mengubah
lingkungan
8. Menjaga tubuh tetap bersih dan terawat dengan baik dan melindungi integument
9. Menghindar dari bahaya dalam lingkungan dan yang bisa melukai
10. Berkomunikasi dengan orang lain dalam mengungkapkan emosi, kenutuhan, rasa takut, atau
pendapat-pendapat
11. Beribadah sesuai keyakinan seseorang
12. Bekerja dengan suatu cara yang mengandung unsur prestasi
13. Bermain atau terlibat dalam beragan bentuk rekreasi
14. Belajar, mengetahui, atau memuaskan rasa penasaran yang menuntun pada perkembangan
normal dan kesehatan serta menggunakan fasilitas-fasilitas ksehatan yang tersedia.
Dari ke-14 kebutuhan dasar diatas, kebutuhan dasar yang terganggu ketika orang mengalami
nyeri yaitu:
1. Bergerak dan menjaga posisi yang diinginkan
2. Tidur dan istirahat
3. Menjaga tubuh tetap bersih dan terawat dengan baik dan melindungi integument
4. Bekerja dengan suatu cara yang mengandung unsur prestasi
5. bermain atau terlibat dalam beragan bentuk rekreasi
6. Belajar, mengetahui, atau memuaskan rasa penasaran yang menuntun pada perkembangan
normal dan kesehatan serta menggunakan fasilitas-fasilitas ksehatan yang tersedia.
Hal-hal yang terganggu diatas dikarenakan keterbatasan gerak klien akibat nyeri. Kebutuhan
dasar manusia menurut maslow yang terganggu akibat nyeri, yaitu: kebutuhan fisiologis (tidur,
istirahat, latihan kegiatan, rasa nyaman, kebersihan), kebutuhan keselamatan dan keamanan
(bebas dari rasa sakit).
11. DAFTAR PUSTAKA
Guyton & Hall. 1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC.
Potter & Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Edisi 4. Jakarta: EGC.
Prasetyo, Sigit Nian. 2010. Konsep dan Proses Keperawatan Nyeri. Surakarta: Graha Ilmu.
Tucker, Susan Martin. 1998. Standar Perawatan Pasien. Jakarta: EGC.
http://www.4shared.com/get/PONTxkmG/Rasa_Nyeri_dan_Metoda_Penghamb.html
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/20095/4/Chapter%20II.pdf
http://www.pdpersi.co.id/website/banten/data/nyeri_lutut.pdf