Dokumen tersebut membahas sejarah bahasa Indonesia dan bahasa Melayu, perkembangannya sejak zaman Sriwijaya hingga masa kolonial Belanda, serta fungsi bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan negara. Juga dibahas tentang hakikat, fungsi sosial, dan penanda pemakaian bahasa yang santun atau tidak santun.
1. SEJARAH BI
Bag. Barat (Bhs. Nusantara:
Kel. Formosa, Pili[pina,
Sumatra, Jawa, Dayak, Bali-
Sasak, Bima-Sumba, Malagasi
(Madagaskar), Cam ( Indo-
Cina Selatan)
WILHEM SCHMIDT
(AUSTRIA)
1884
RUMPUN BHS
AUSTR0NESIA
(Melayu Polinesia):
Timur & Barat
Bag. Timur:
Bhs, Polinesia
Bhs Melanesia
Bhs. Mikronesia
ЯUMPЦЙ AUSTRO ASIA
(Bahasa yang ada di Asia
Tenggara)
2. PERKEMBANGN
BAHASA INDONESIA
ZAMAN SRIWIJAYA
Abad VII
ZAMAN KERAJAAN
MALAKA Abad XIV
ZAMAN KOLONIAL
BELANDA (masuknya
Portugis XVI)
USAHA DEWAN RAKYAT
KALANGAN
KEWARTAWANAN
ORGANISASI POLITIK
BALAI PUSTAKA
PERKEMBANGAN
BAHASAMELAYU
3. HAKIKAT BAHASA
1. Bahasa adalah bunyi
2. Bahasa itu arbitrair
3. Bahasa sbg Pengemb. IPTEK, Budaya, dan
Seni
4. Bahasa itu unik
5. Bahasa itu universal
6. Bahasa sebagai sistem
7. Bahasa sebagai lambang
8. Bahasa adalah bermakna
9. Bahasa itu dinamis, dst.
4. FUNGSI SOSIAL BAHASA
1.Ekspresif
2. Komunikasi
3. Kontrol sosial
4. Adaptasi
5. Iintregrasi/pemersatu
6. Metalingual
7. Fungsi phatic
8. Fungsi puitik
5. FUNGSI METALINGUAL adalah fungsi yang
membahas dirinya , dalam hal ini
bahasa sebagai media untuk
menganalisis sistem yang terdapat
dalam bahasa itu sendiri.
FUNGSI PHATIC adalah bahasa yang
digunakan untuk menyapa orang lain
atau sekedar berbasa basi.
FUNGSI PUITIK adalah bahasa yang digunakan
untuk mengekspresikan keindahan.
6. FUNGSI SEBAGAI BAHASA NASIONAL
1. Lambang identitas nasional
2. Lambang kebangaan nasional
3. Alat pemersatu berbagai masyarakat yang
menpunyai latr belakang sosial budaya dan
bahasa yang berbeda-beda
4. Alat perhubungan antar budaya dan daerah
7. FUNGSI BAHASA INDONESIA SEBAGAI
BAHASA NEGARA
1.Bahasa resmi negara
2.Bahasa pengantar resmi di lembaga-lembaga
pendidikan
3.Bahasa resmi dalam perhubungan tingkat
nasional untuk kepentingan perencanaan dan
pelaksanaan pembangunan serta pemerintahaan
4.Bahasa resmi didalam pengembangan
kebudayaan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan
serta teknologi
8. Santun Bertutur Kepada Mitra Tutur
Perlakuan penutur terhadap mitra tutur:
1.Jangan perlakukan mitra tutur sebagai orang yang tunduk
kepada penutur. Jangan sampai mitra tutur mengeluarkan
“biaya” (biaya sosial, fisik, psikologis, dsb) atau agar
kebebasannya menjadi terbatas.
2.Jangan mengatakan hal-hal yang kurang baik mengenai
diri mitra tutur atau orang atau barang yang ada kaitannya
dengan mitra tutur.
3.Jangan mengungkapkan rasa senang atas kemalangan
mitra tutur.
4.Jangan menyatakan ketidaksetujuan dengan mitra tutur
sehingga mitra tutur merasa jatuh harga dirinya.
5.Jangan memuji diri sendiri atau membanggakan nasib baik
atau kelebihan diri sendiri.
9. Penanda Pemakaian Bahasa yang Santun
1. Penutur berbicara wajar dengan akal sehat
2. Penutur mengedepankan pokok masalah yang
diungkapkan
3. Penutur selalu berprasangka baik kepada mitra
tutur
4. Penutur terbuka dan menyampaikan kritik secara
umum
5. Penutur menggunakan bentuk lugas, atau bentuk
pembelaan diri secara lugas sambil menyindir
6. Penutur mampu membedakan situasi bercanda
dengan situasi serius
10. Penanda Pemakaian Bahasa yang Tidak
Santun
Penutur menyampaikan kritik secara langsung
(menohok mitra tutur) dengan kata atau frasa
kasar.
Penutur didorong rasa emosi ketika bertutur.
Penutur protektif terhadap pendapatnya.
Penutur sengaja ingin memojokkan mitra tutur
dalam bertutur.
Penutur menyampaikan tuduhan atas dasar
kecurigaan
terhadap mitra tutur.
11. KARYA
TULIS
Karya rekaan:
puisi, prosa,
drama, dll.
Ilmiah populer,
Sastra Ilmiah
Makalah,
Artikel, Skripsi,
Tesis, dan
Disertasi
NONILMIAH
SEMI ILMIAH
ILMIAH
Resmi/Baku
Setengah
Resmi
Tidak Resmi
13. Objektif
1)Penggunaan kata dipilih yang tidak memberikan kesan
subjektif .
Mis. Kata: kita, kami saya di- dan ter-
2) Penggunaan kata yang terkesan absolut dan memaksa
dapat diganti dengan kata yang mengindikasikan sikap
netral.
Mis. atas: tentu, pasti, harus, wajib tentunya,
kiranya, sebaiknya, dsb.
Ringkas dan Jelas
1)Komunikasi keilmuan langsung pada inti informasi dengan
lugas.
2)Dihindari pilihan kata yang bersifat kualitatif.
Mis. Seberapa lama, seberapa besar, setinggi mana,
dsb.
16. Austin (1962) membagi tindak ujar menjadi tiga jenis,
yakni:
Tindak lokusi, yaitu melakukan tindakan untuk
menyatakan sesuatu.
Tindak illokusi, yaitu melakukan suatu tindakan dalam
mengatakan sesuatu,
Tindak perlokusi, yaitu melakukan suatu tindakan dengan
menyatakan sesuatu.
18. Teknik Pengembangan Tema
Tema adalah pernyataan sentral/pernyataan
inti tentang topik yang akan ditulis. Tema
sifatnya hipotesis artinya perlu dibuktikan
secara imperis terhadap topik terpilih.
Pernyataan tematis adalah pengemasan isi tema
dalam paparan kebahasaan, yakni klausa.
20. Contoh
Topik: teknologi audio-visual
Pernyataan Tematis:
(1)Teknologi audio-visual mengakibatkan budaya malas baca,
(2)Teknologi audio-visual menumbuhkan percepatan bahasa lisan,
(3)Teknologi audio-visual memperlancar komunikasi langsung,
(4)Teknologi audio-visual mengatasi jarak dan waktu,
(5) ........................................................................................................
(6) Dan seterusnya .............................
22. CARA MENULIS DAFTAR RUJUKAN
1.Rujukan dari Buku
Tahun penerbitan ditulis setelah nama
penulis, diakhiri dengan tanda titik. Judul ditulis dengan
huruf miring, dengan huruf besar pada awal setiap kata,
kecuali kata hubung. Tempat dan nama penerbit
dipisahkan dengan titik dua (: )
2. Rujukan dari buku yang berisi Kumpulan Artikel (Ada
Editornya)
Seperti menulis rujukan dari buku ditambah
dengan tulisan (Ed) jika ada satu editor, dan (Eds) jika
Editornya lebih dari satu.
23. Contoh
Letheridge, S. & Cannon, C.R. (Eds). 1980. Bilngual
Education.: Teaching English as a Second
Language. New York: Praeger.
Aminuddin (Ed). 1990. Pengembangan Penelitian
Kualitatif dalam Bidang Bahasa dan Sastra.
Malang: HISKI.
Rujukan dari Artikel dalam Jurnal
Hanafi, Agus. 2004. Partisipasi dalam Siaran Pedesaan
dan Pengadopsian Inovasi. Forum Penelitian, (1)
(1): 33-47.
24. Rujukan dari Artikel dalam Jurnal dari CD-ROM
Krashen, S., Long M. & Scarcella. 1979. Age, Rate
and Eventual Attainment in Second Language
Acquisition. TESOL Quarterle, 13:573-83 (CD-
ROM: TESOL Quarterle-Digital, 1997.
Rujukan dari Artikel dalam Majalah atau
Koran
Suryadarma.1990. Prosesor dan Interface:
Komonikasi Data. Info Komputer, IV (4):
46-48
25. Huda, M. 13 November 1991. Menyiasati Kritis
Listrik Musim Kering. JAWA POS, HAL. 6.
Rujukan dari Koran
Jawa Pos. 22 April, 1995. Wanita Kelas Bawah
Lebih Mandiri, hlm.3.
Rujukan dari Dokumen Resmi Pemerintah yang
Diterbitkan Oleh Suatu Penerbit Tanpa
Penulis dan Tanpa Lembaga
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2tahun
1989 tentang Sistem Pendidikan dan
Kebudayaan.