1. TEKS CERITA PENDEK
(BAHASA INDONESIA KELAS XI)
MAULANA HUSADA, S.Pd
Tenaga Pengajar SMK Negeri 23 Jakarta
PELAJARAN 1 | MENEMUKAN SOLUSI ATAS MASALAH KEWIRAUSAHAAN
2. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
3. Memahami, menerapkan, dan
menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural, dan
metakognitif berdasarkan rasa ingin
tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian,
serta menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan
masalah
1. Memahami struktur dan kaidah teks cerita pendek, pantun,
cerita ulang, eksplanasi kompleks, dan film/drama baik melalui
lisan maupun tulisan
2. Membandingkan teks cerita pendek, pantun, cerita ulang,
eksplanasi kompleks, dan film/drama baik melalui lisan maupun
tulisan
3. Menganalisis teks cerita pendek, pantun, cerita ulang,
eksplanasi kompleks, dan film/drama baik melalui lisan maupun
tulisan
4. Mengevaluasi teks cerita pendek, pantun, cerita ulang,
eksplanasi kompleks, dan film/drama berdasarkan kaidah-
kaidah teks baik melalui lisan maupun tulisan
4. Mengolah, menalar, dan menyaji
dalam ranah konkret dan ranah
abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang
dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, bertindak secara efektif dan
kreatif, serta mampu menggunakan
metoda sesuai kaidah keilmuan
1. Menginterpretasi makna teks cerita pendek, pantun, cerita ulang, eksplanasi
kompleks, dan film/drama baik secara lisan maupun tulisan
2. Memproduksi teks cerita pendek, pantun, cerita ulang, eksplanasi kompleks,
dan film/drama yang koheren sesuai dengan karakteristik teks yang akan
dibuat baik secara lisan mupun tulisan
3. Menyunting teks cerita pendek, pantun, cerita ulang, eksplanasi kompleks,
dan film/drama sesuai dengan struktur dan kaidah teks baik secara lisan
maupun tulisan
4. Mengabstraksi teks cerita pendek, pantun, cerita ulang, eksplanasi kompleks,
dan film/drama baik secara lisan maupun tulisan
5. Mengonversi teks cerita pendek, pantun, cerita ulang, eksplanasi kompleks,
dan film/drama ke dalam bentuk yang lain sesuai dengan struktur dan kaidah
teks baik secara lisan maupun tulisan
3. Pembelajaran BAHASA INDONESIA K13
dengan Pendekatan Teks dan Sains
6. Mencipta
5. Mengomunikasikan/menyajikan
4. Mengolah informasi (asosiasi)
3. Mengumpulkan informasi (eksplorasi)
2. Menanya
1. Mengamati
6. PEMETAAN MATERI
BAHASA INDONESIAKELAS XI (K13)
TAHUN PELAJARAN 2015-2016
NO MATERI SEMESTER WAKTU
1 TEKS CERPEN (6 minggu) 3 JULI-AGUSTUS-SEPTEMBER
2 TEKS PANTUN (5 minggu) 3 SEPTEMBER-OKTOBER
* UTS 3 OKTOBER
3 TEKS CERITA ULANG (6 minggu) 3 OKTOBER-NOVEMBER
* UAS 3 DESEMBER
* PRAKTIK KERJA LAPANGAN
(MENYUSUN LAPORAN)
4 JANUARI-FEBRUARI-MARET
4 TEKS EKSPLANASI (4 minggu) 4 APRIL
5 TEKS ULASAN FILM DAN DRAMA
(4 minggu)
4 MEI
* UAS 4 JUNI
7. 6 Februari 1925 - 30 April 2006
Pramoedya Ananta Toer telah menghasilkan lebih dari 50 karya
dan diterjemahkan ke dalam lebih dari 41 bahasa asing.
8. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR
KD
• 3.1 MEMAHAMI STRUKTUR DAN KAIDAH TEKS
CERPEN
INDIKATOR
• 3.1.1 MENGIDENTIFIKASI UNSUR INTRINSIK
3.1.2 MENGIDENTIFIKASI STRUKTUR
3.1.3 MENGIDENTIFIKASI UNSUR KAIDAH
KEBAHASAAN
9. LANGKAH PEMBELAJARAN
SEBELUM MEMBACA CERPEN, DIHARAPKAN SISWA MENGETAHUI
PENGERTIAN CERPEN, DAN CIRI-CIRI CERPEN
SIMPULKAN PENGERTIAN CERPEN, DAN CIRI-CIRINYA
BACALAH CERPEN “JURU MASAK” KARYA DAMHURI MUHAMMAD
IDENTIFIKASI UNSUR INTRINSIK DALAM CERPEN “JURU MASAK” (Lat. 1)
DEKONSTRUKSI STRUKTUR CERPEN “JURU MASAK” (LAT. 2)
• ABSTRAK, ORIENTASI, KOMPLIKASI, EVALUASI, RESOLUSI, KODA
IDENTIFIKASI KAIDAH KEBAHASAAN YANG DIGUNAKAN PENULIS DALAM
CERPEN “JURU MASAK” (Lat. 3)
11. 1. PENGERTIAN SASTRA, KARYA SASTRA
Wellek dan Warren (2014:3)
• Sastra = suatu kegiatan kreatif, sebuah karya seni.
Kinayati
• Sastra merupakan hasil proses pemikiran dan pengalaman batin
pengarang yang dicurahkan lewat tulisan dengan mengungkapkan
berbagai hal yang digali dari masalah kehidupan manusia sehari-hari.
Selden (1985:52)
• Anak kehidupan kreatif seorang penulis dan mengungkapkan pribadi
pengarang
Sapardi Djoko Damono
• Karya sastra merupakan suatu karya yang dimaksudkan pengarang
sebagai suatu karya sastra, berwujud karya sastra, dan diterima oleh
pembacanya sebagai karya sastra.
12. 2. PENGERTIAN CERPEN
• Suatu bentuk dan hasil
pekerjaan seni kreatif
yang obyek
permasalahannya
adalah manusia dan
kehidupannya, dengan
menggunakan bahasa
sebagai medianya
serta mengandung
amanat/nilai moral
kepada pembaca.
Hasil Pekerjaan
Kreatif
Obyek (Manusia
dan Kehidupan)
Bahasa (media)
Amanat
Pembaca
13. 2. CIRI-CIRI CERPEN
1. Bentuk tulisan singkat, padat, dan lebih pendek daripada novel.
2. Tulisan kurang dari 10.000 kata
3. Sumber cerita dari kehidupan sehari-hari
4. Mengangkat masalah tunggal kehidupan pelaku
5. Habis dibaca sekali duduk
6. Tokoh-tokohnya mengalami konflik sampai pada penyelesaian
7. Penggunaan kata-katanya (khas) dan mudah dikenal masyarakat
8. Meninggalkan kesan mendalam dan efek terhadap perasaan
pembaca
9. Menceritakan satu kejadian dari terjadinya perkembangan jiwa dan
krisis
10. Beralur tunggal dan lurus
11. Penokohan sederhana, singkat, dan tidak mendalam
14. 3. UNSUR INTRINSIK CERPEN
A. TEMA B. TOKOH C. PENOKOHAN
D. LATAR E. KONFLIK F. ALUR
G. SUDUT
PANDANG
H. AMANAT
Unsur-unsur yang (secara langsung) membangun karya sastra itu sendiri.
15. 3. UNSUR INTRINSIK CERPEN
A.
TEMA
IDE POKOK, GAGASAN UMUM YANG MEMBANGUN
MAKNA CERITA
MENGANGKAT MASALAH KEHIDUPAN
DAPAT DIKETAHUI MELALUI HAL-HAL YANG
DIRASAKAN, DIPIKIRKAN, DIINGINKAN, DIBICARAKAN,
ATAU DIPERTENTANGKAN PARA TOKOHNYA
MEMAHAMI TEMA, TERLEBIH DAHULU MEMAHAMI
CERITA SECARA KESELURUHAN
16. 3. UNSUR INTRINSIK CERPEN
B.
TOKOH
MENUNJUK PADA ORANG, PELAKU
CERITA
MENJAWAB PERTANYAAN SIAPA TOKOH
UTAMA DALAM CERPEN?
ADA BERAPA TOKOH DALAM CERPEN?
DIBEDAKAN:
1. TOKOH UTAMA VS TAMBAHAN
2. TOKOH PROTAGONIS VS ANTAGONIS
17. 3. UNSUR INTRINSIK CERPEN
C.
PENOKOHAN
SINONIM DARI KARAKTER, PERWATAKAN
GAMBARAN SIFAT/WATAK/KARAKTER YANG
DITAMPILKAN SEORANG TOKOH DI DALAM CERITA
CARA PENGGAMBARAN : (1) DISEBUTKAN LANGSUNG,
(2) TANGGAPAN TOKOH LAIN, (3) PERKATAAN, PERILAKU,
PEMIKIRAN, (4) KEADAAN LINGKUNGAN
CARA
PENGGAMBARAN
TOKOH
CONTOH WATAK
Dilukiskan melalui
perkataan, pikirannya
“Aku ingin membeli pakaian seperti
yang kamu beli kemarin. Gak apa-apa
walaupun harus pinjam sama
kakakku. Yang penting pakaian itu
bisa Rere miliki.”
Berlebihan,
boros,
ambisius
18. 3. UNSUR INTRINSIK CERPEN
D.
LATAR
(SETTING) MENUNJUK PADA PENGERTIAN TEMPAT,
HUBUNGAN WAKTU, SEJARAH, DAN
LINGKUNGAN SOSIAL TERKAIT
PERISTIWA YANG DICERITAKAN
DIBEDAKAN ATAS : TEMPAT, WAKTU,
SOSIAL BUDAYA (SUASANA)
UMUMNYA TERLETAK PADA TAHAP AWAL
(PEMBUKA CERITA)
19. 3. UNSUR INTRINSIK CERPEN
E.
KONFLIK
KONFLIK TERJADI KARENA PERBEDAAN
KEPENTINGAN, PERBEDAAN SESUATU
MENGACU PADA PERTARUNGAN ANTARA DUA
KEKUATAN.
MISAL: KESETIAAN DENGAN PENGKHIANATAN,
CINTA KEKASIH DENGAN CINTA TANAH AIR
DIBEDAKAN ATAS:
1. KONFLIK EKSTERNAL (SOSIAL/LINGKUNGAN)
2. KONFLIK INTERNAL (BATIN)
20. 3. UNSUR INTRINSIK CERPEN
STRUKTUR UMUM CERITA PENDEK
PENGENALAN CERITA
PENANJAKAN
MENUJU
KONFLIK
KONFLIK
PENURUNAN KONFLIK
PENYELESAIAN
21. 3. UNSUR INTRINSIK CERPEN
F.
ALUR
(PLOT)
RANGKAIAN CERITA YANG
MENGANDUNG UNSUR SEBAB AKIBAT
(KAUSALITAS)
PLOT DIBEDAKAN BERDASARKAN
URUTAN WAKTU:
1. LURUS/PROGRESIF (KRONOLOGIS)
2. SOROT BALIK/REGRESIF (FLASH-
BACK)
22. Alur = Peristiwa yang terbentuk karena proses sebab
akibat sehingga membentuk rangkaian peristiwa
• Cerita memiliki kelogisan
KEMASUKAKALAN
(Plausibilitas)
• Perasaan kurang pasti terhadap peristiwa yang
terjadi, khususnya yang menimpa tokoh,
kemudian diberi simpati oleh pembaca.
RASA INGIN TAHU
(Suspense)
• Peristiwa yang dibangun oleh pengarang di luar
dugaan pembaca sehingga cerpen tidak
membosankan
KEJUTAN
(Surprise)
• Setiap unsur (intrinsik) dalam cerpen
hendaknya membentuk kepaduan yang utuh
KEPADUAN
(Unity)
23. 3. UNSUR INTRINSIK CERPEN
G.
SUDUT
PANDANG CARA ATAU PANDANGAN YANG DIGUNAKAN
PENGARANG SEBAGAI SARANA UNTUK
MENYAJIKAN CERITA / MAKSUD
DIBEDAKAN ATAS:
1. SUDUT PANDANG ORANG PERTAMA (AKU)
- PENGARANG TERLIBAT SEBAGAI PELAKU
2. SUDUT PANDANG ORANG KEDUA (KAU)
3. SUDUT PANDANG ORANG KETIGA (DIA)
- PENGARANG BERADA DI LUAR CERITA
- NAMA TOKOH SERING DISEBUTKAN PENGARANG
24. 3. UNSUR INTRINSIK CERPEN
H.
AMANAT
(PESAN
MORAL)
SESUATU YANG INGIN DISAMPAIKAN
PENGARANG KEPADA PEMBACA
WUJUD AMANAT :
NASIHAT, KATA-KATA MUTIARA, FIRMAN
TUHAN
CERPEN YANG BERTEMA KASIH
SAYANG MEMILIKI AMANAT AKAN
PENTINGNYA BAGI KITA MENEBAR
KASIH SAYANG
25. 4. STRUKTUR CERPEN
STRUKTUR
CERPEN
ABSTRAK
(RINGKASAN ATAU INTI CERITA)
ORIENTASI (PENGENALAN LATAR)
KOMPLIKASI (URUTAN KEJADIAN ATAS KERUMITAN
YANG MUNCUL)
EVALUASI (PEMECAHAN KONFLIK SETELAH
KLIMAKS)
RESOLUSI (SOLUSI DARI BERBAGAI KONFLIK YANG
DIALAMI TOKOH)
KODA (NILAI-NILAL/PELAJARAN/PESAN)
26. 4. CONTOH STRUKTUR CERPEN
Abstrak
(Ringkasan
atau inti cerita)
Kegelisahan seorang lelaki tua bernama Abdullah yang sedang
meratapi kesendiriannya ditinggalkan anggota keluarga
Orientasi
(Pengenalan
latar)
Abdullah tinggal seorang diri di rumah sederhana berlokasi di
bantaran sungai Ciliwung.
Komplikasi
(Urutan kejadian
atas kerumitan
yang muncul)
Abdullah mencoba tegar terhadap peristiwa yang menimpa anaknya
Teringat masa pernikahan bersama Besse
Kondisi Ciliwung
Evaluasi
(Pemecahan
konflik setelah
klimaks)
Bujukan rekan sesama binatu agar majikan Abdullah tidak
memecatnya
Resolusi (Solusi
dari berbagai
konflik yang
dialami tokoh)
Kebimbangan majikan Abdullah (memecat / mempertahankan),
namun keputusan majikan tidak disampaikan pengarang
Koda (Nilai-
nilal/pelajaran/pe
san)
Abdullah berhalusinasi mengakibatkan ia bunuh diri.
Pahitnya permasalahan kehidupan sebaiknya disikapi secara
positif serta tidak mudah berputus asa.
27. 5. UNSUR EKSTRINSIK
• Biografi Pengarang
• Lahir
• Pendidikan
• Profesi
• Prestasi
• Nilai moral
• Nilai sosial
• Nilai budaya
• Nilai agama
• Unsur-unsur yang
berada di luar karya
sastra itu, tetapi
secara tidak langsung
mempengaruhi
bangunan isi cerita
suatu karya sastra
28. LATIHAN 1
MENGIDENTIFIKASI UNSUR INTRINSIK CERPEN
TEMA
TOKOH
PENOKOHAN
LATAR
ALUR
SUDUT
PANDANG
AMANAT
Judul cerpen :
Pengarang :
Analisis Unsur Intrinsik :
29. CONTOH MENGIDENTIFIKASI UNSUR
INTRINSIK CERPEN
Judul cerpen :
Pengarang :
Contoh Analisis Tokoh dan Penokohan
Nama Tokoh Jenis Tokoh Deskripsi Watak
Makaji Utama /
Tambahan
Fisiologis: berumur
Senja
Sosiologis : berprofesi
Juru Masak, dibutuhkan
banyak orang dalam
acara Kenduri
Ringan tangan,
ramah
30. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR
KD
• 4.1 MENGINTERPRETASI MAKNA TEKS CERPEN
INDIKATOR
• 4.1.1 MENCERITAKAN KEMBALI CERPEN (LISAN/TULISAN)
• 4.1.2 MENULISKAN BIOGRAFI PENGARANG
• 4.1.3 MENGAITKAN NILAI-NILAI CERPEN KE DALAM
KEHIDUPAN NYATA
31. LANGKAH PEMBELAJARAN
MENDISKUSIKAN UNSUR EKSTRINSIK CERPEN
MENULISKAN BIOGRAFI DAMHURI MUHAMMAD.
MENGAITKAN NILAI / MAKNA CERPEN “JURU
MASAK” DENGAN MEMANFAATKAN LATAR
BELAKANG PENULIS KE DALAM KEHIDUPAN NYATA
32. Contoh Biografi Pengarang
• Damhuri Muhammad lahir di Taram, Payakumbuh,
Sumatera Barat pada...........................................
Menyelesaikan studinya di.................................... Ia
berprofesi sebagai ........................... Karya-karyanya
pernah dimuat di .........................
34. MENDEKONSTRUKSI TEKS CERPEN “JURU MASAK”
KARYADAMHURI MUHAMMAD
STRUKTUR
TEKS
CERPEN
FUNGSI TIAP STRUKTUR TEKS
ABSTRAK Pada tahapan ini, pengarang memberikan ringkasan atau inti cerita
yang akan dikembangkan menjadi rangkaian peristiwa yang dialami
tokoh imajinasinya. Damhuri Muhammad menggambarkan seorang
juru masak bernama Makaji yang sangat terkenal di kampungnya.
Tanpa campur tangannya dalam meracik bumbu masakan, sebuah
perhelatan akan dinilai tidak sukses karena tidak berhasil
menyuguhkan para tamunya makanan yang lezat. Begitulah
pentingnya kehadiran Makaji dalam dunia masak-memasak di
kampung itu, sehingga tidak ada yang bisa menggantikannya
ORIENTASI
KOMPLIKASI
EVALUASI
RESOLUSI
KODA
35. 6. KAIDAH KEBAHASAAN TEKS CERPEN
KALIMAT LANGSUNG
& TIDAK LANGSUNG
KALIMAT DESKRIPSI
MAJAS
MAKNA DENOTASI &
KONOTASI
36. MAJAS / GAYA BAHASA DALAM CERPEN
• Perhatikan kalimat
berikut:
• 1. Sebelum ulangan
dimulai, seluruh siswa
berebut kursi.
• 2. Setelah Hasil Pemilu
diumumkan, para
anggota DPR berebut
kursi di Senayan.
• Gaya bahasa
merupakan bahasa
indah yang maknanya
tidak disampaikan
secara langsung
(tersirat).
• Penggunaan gaya
bahasa biasanya
memanfaatkan bahasa
kias, makna tersirat,
atau makna konotasi.
38. KUIS MENGIDENTIFIKASI MAJAS
NO KALIMAT MAJAS
1. KUCARI NAFASMU, KUCARI SENYUMMU, KUCARI
JEJAKMU.
METAFORA
2. JANGAN SUNGKAN MAMPIR KE GUBUK SAYA. PERSONIFIKASI
3. KETIKA MUDIK KE BREBES YUSUF MENAIKI GARUDA. HIPERBOLA
4. HATIKU HANCUR BERKEPING-KEPING. LITOTES
5. DI ATAS SANA REMBULAN TERSENYUM PADAKU. IRONI
6. TAK ADA YANG BISA MENGALAHKAN TERIKNYA SANG
RAJA SIANG.
PARADOKS
7. PUTRA BAPAK TIDAK DAPAT NAIK KELAS KARENA
KURANG MAMPU MENGIKUTI PELAJARAN.
METONIMIA
8. JAKARTA SANGAT INDAH DENGAN KEMACETANNYA SINEKDOKE
9. DI TENGAH KERAMAIAN AKU SERING MERASA
KESEPIAN.
EUFEMISME
10. IBU MEMASAK DUA EKOR AYAM KAMPUNG. ANAFORA
39. LATIHAN 2 (HAL 22)
MEMAHAMI KAIDAH KEBAHASAAN TC
NO GAYA
BAHASA
CONTOH DALAM KALIMAT
1. ANTITESIS Sejak dulu, Makaji tidak pernah keberatan membantu
keluarga mana saja yang hendak menggelar pesta, tak
peduli apakah tuan rumah hajatan itu orang
terpandang yang tamunya membludak atau orang
biasa yang hanya sanggup menggelar syukuran
seadanya.
2. RETORIK Orang tua mana yang tak ingin berkumpul dengan
anaknya di hari tua?
3. ... ...
4. ... ...
5. ... ...
40. LATIHAN 2
MEMAHAMI KAIDAH KEBAHASAAN TC
NO KONOTASI CONTOH DALAM KALIMAT MAKNA KATA
1. TANGAN
DINGIN
Begitulah pentingnya Makaji. Tanpa
campur tangannya, kenduri terasa
hambar, sehambar gulai kambing dan
gulai rebung karena bumbu-bumbu
tak diracik oleh tangan dingin lelaki
itu.
Sifat selalu
membawa hasil.
2. ... Merah padam muka Azrial
mendengar nama itu. Siapa lagi anak
gadis Mangkudun kalau bukan
Renggogeni, perempuan masa
lalunya.
...
3. ... ... ...
4. ... ... ...
5. ... ... ...
41. LATIHAN 3
KERJASAMA MENGANALISIS TEKS CERPEN
• KURNIA HADINATA
1. BINATU
• HELVY TIANA ROSA
2. PERI BIRU
• ASMA NADIA
3. EMAK INGIN NAIK HAJI
• PUTU WIJAYA
4. GURU
• AGUS NOOR
5. PERIHAL ORANG
MISKIN YANG BAHAGIA
• EDI HARYONO
6. PAING
KD 3.3 Menganalisis Teks Cerpen.
KD 4.3 Menyunting Teks Cerpen. Kelas dibagi menajdi 6 kelompok
42. 6 ASPEK CERPEN YANG DIANALISIS
SINOPSIS TEMA/AMANAT
STRUKTUR
CERPEN
KEBAHASAAN /
MAJAS
KREATIVITAS
(KELEBIHAN DAN
KEKURANGAN
CERPEN)
BIOGRAFI
PENGARANG
• Presentasi 10 menit
• Sesi tanya jawab 5
menit
• Menggunakan Power
Point
• Tiap kelompok ada
yang berperan sebagai
moderator dan
pemateri/penyaji.
43. EVALUASI TUGAS BAHASA INDONESIA
(SYARAT MENGIKUTI ULANGAN)
BUKU CATATAN
1. PENGERTIAN
CERPEN
2. CIRI-CIRI CERPEN
3. UNSUR CERPEN
4. STRUKTUR CERPEN
5. GAYA BAHASA/MAJAS
LATIHAN
1. [L1] MENGIDENTIFIKASI
UNSUR INTRINSIK DAN
2. EKSTRINSIK CERPEN “JURU
MASAK” KARYA DAMHURI
MUHAMMAD
3. [L2] MENEMUKAN GAYA
BAHASA / MAJAS DALAM
CERPEN JURU MASAK (HLM.
22)
4. [L3] PRESENTASI KELOMPOK
MENGANALISIS CERPEN
5. [L4] MEMPRODUKSI CERPEN
6. [L5] MENGONVERSI TEKS
CERPEN MENJADI TEKS
DRAMA
44. KD 4.2 MEMPRODUKSI TEKS CERPEN
(TUGAS INDIVIDU)
TEMUKAN IDE
1. Profesi / pekerjaan
Anda atau orang lain.
2. Pengalaman Pribadi.
3. Hal yang Anda suka
dan kuasai. (Lagu,
Puisi, Film)
4. Hobi Anda
MENGAPA KEHILANGAN IDE?
1. Kurangnya membaca.
2. Kurangnya menulis
3. Kurangnya olahraga
4. Kurangnya istirahat
5. Tidak bisa
memanfaatkan momen.
49. LATIHAN 4
MEMBUAT CERPEN INDIVIDU
1. Cerita dikembangkan atas ide berdasarkan kreativitas masing-
masing.
2. Tema : Bebas, tetapi dikaitakan dengan suatu Profesi dan memiliki
pesan/amanat.
3. Halaman pertama berisikan
a. Judul Cerpen,
b. Pengarang,
c. Gambar/Ilustrasi.
d. Isi Cerpen
4. Diketik dengan format kertas A4, jenis huruf ARIAL, ukuran 12.
5. Minimal jumlah halaman cerpen terdiri atas 2 halaman.
6. Struktur cerpen dikembangkan secara lengkap.
7. Gaya Bahasa / Majas digunakan secara tepat dan sewajarnya.
8. Cantumkan pada bagian akhir cerita. “Cerita ini diadaptasi dari
........”
9. Biografi Penulis : Foto, nama, lahir, pendidikan, prestasi, dll.
50. RUBRIK PENILAIAN
MENULIS TEKS CERITA PENDEK
No. Aspek penilaian
KURANG
BAIK
CUKUP
BAIK
BAIK
SANGAT
BAIK
1 2 3 4
A. Organisasi Penyajian Cerpen
1. Judul
2. Ilustrasi / Gambar Pendukung Cerita
3. Penataan Paragraf
4. Struktur Cerpen
(Abstrak^Orientasi^Komplikasi^Evaluasi^Resolusi^Koda)
5. K3 (Kebersihan, keindahan, dan kerapian)
A. Isi Cerpen
1. Masalah utama cerpen tergambar jelas
2. Kepaduan alur cerita
3. Kepaduan konflik antartokoh
4. Kepaduan latar cerita
5. Memiliki amanat / pesan Moral
A. Kaidah Kebahasaan
1. Penggunaan kalimat langsung dan tidak langsung
2. Penggunaan kalimat deskripsi
3. Penggunaan majas (Gaya Bahasa)
4. Penggunaan makna denotasi dan konotasi (kiasan)
5. Penggunaan tanda baca
Komentar / Saran : (Kelebihan dan Kekurangan)
............................................................................................
............................................................................................
Jumlah skor yang diperoleh
= x 4 = ........
Jumlah skor maksimal 60
51. PANDUAN MEMPRODUKSI TEKS CERPEN
• APA PERMASALAHAN UTAMA CERPEN YANG AKAN
DIBUAT?
MENGEMBANGKAN
IDE
• APA SAJA PEMECAHAN MASALAHNYA?
• APA NILAI MORAL/PESAN YANG INGIN
DISAMPAIKAN PENGARANG?
JIKA IDE SUDAH
DIDAPAT
• APAKAH MENGGUNAKAN ALUR KRONOLOGIS,
FLASH BACK, ATAU CAMPURAN?
PERTAJAM URUTAN
PERISTIWA
• APAKAH SUDAH MEMENUHI KELENGKAPAN PADA
SETIAP STRUKTUR CERPEN?
PERHATIKAN
STRUKTUR CERPEN
• APAKAH PENGGUNAAN JUDUL, PILIHAN KATA,
EJAAN, TANDA BACA, UNGKAPAN/KATA MUTIARA,
FIRMAN TUHAN, KALIMAT EFEKTIF SUDAH TEPAT?
PERHATIKAN ASPEK
KEBAHASAAN
TEMA : WIRAUSAHA / PROFESI
54. Contoh paragraf pembuka
1. Suara hati / (dialog batin)
•Aku tak tahu mengapa
ibu menamakanku Peri.
Apakah karena ibu
memerlukan keajaiban
seorang peri dalam
hidupnya? Tapi aku yang
datang kemudian
mungkin hanya bias dari
warna biru hidup ibu.
Setidaknya itu ada dalam
namaku Peri Biru.
2. Deskripsi
•Bibi jari enam, demikianlah
biasanya ia disebut, meski
tampaknya ia tak suka
panggilan itu, sebab ia
punya jari tambahan di
setiap jempolnya. Aku
sendiri memanggilnya Bibi
Sayang, barangkali karena
itu ia balas memujaku,
sebab Bibi memang cantik
dan baik. Bahkan jika boleh,
aku ingin menukar ibuku
dengannya.
Peri Biru – Helvy Tiana Rosa Bibi – Eka Kurniawan
55. Contoh Penggunaan Majas
1. Perbandingan
• Setelah ayahnya meninggal
dunia, Agung adalah tulang
punggung bagi keluarga.
Pemandangan semacam itu
benar-benar membuat orang
terketuk hatinya. Bagaimana
tidak? Di usia mudanya, Agung
sudah harus bergelut dengan
ombak hanya untuk mencari
sesuap nasi. Aku benar-benar
kasihan dengan buah hatiku
ini. Maafkan Ibu nak, ibu tidak
bisa memberimu apa-apa
kecuali penderitaan dan beban
yang berat.
2. Pertentangan
• Santi merasakan
kesepian di tengah-
tengah keramaian
pestanya. Meskipun
pestanya tersebut dihadiri
oleh ratusan orang, tetapi
tanpa kehadiran Bram
pesta tersebut seperti
mati. Mata santi tidak
pernah berhenti menatap
pintu rumahnya. Ia sangat
berharap Bram akan
datang ke pesatanya
malam itu.
56. MENGEVALUASI TEKS CERPEN (TEMAN)
3.4 Mengevaluasi
• Perbaiki Penyajian
• Perbaiki Isi
• Perbaiki Kaidah
Kebahasaan
4.4 Mengabstraksi
Tugas Individu
• Menceritakan kembali
teks cerpen individu
baik lisan maupun
tulisan
57. Kegiatan Pembelajaran
4.5 Mengonversi Teks Cerpen menjadi Teks Drama
• Mengonversi [v]
Kata Kerja
Imbuhan [me-] + [konversi]
Contoh:
Cerpen >> Novel >> Film >>
Lagu.
Jadi, mengonversi itu ?
• Perubahan dari satu
bentuk ke bentuk yang
lain tanpa mengubah
inti suatu karya.
58. Struktur Drama
Eksposisi
• pembukaan
Konflik
• Muncul
perselisihan
Krisis
• Berkembangnya
konflik menuju
klimaks
Klimaks
• Situasi puncak
pertentangan
Resolusi
• Pemecahan
masalah
Konklusi
• Penyelesaian nasib
tokoh / pesan
moral
59. Bagian Teks Drama
1. Prolog
• Pengenalan tokoh, latar, peristiwa yang akan
berlangsung.
2. Dialog
• Percakapan antartokoh bergerak dari awal
konfliks sampai penyelesaian.
3. Epilog
• Penutup atau simpulan pengarang dinyatakan
dalam dialog para tokohnya.
60. Lat 5. Contoh Mengonversi Teks Cerpen “Juru
Masak” menjadi Teks Drama
Perhelatan bisa kacau tanpa kehadiran lelaki itu. Bukan karena kenduri
kurang meriah, tidak pula karena pelaminan tempat bersandingnya
pasangan pengantin tak sedap dipandang mata, tetapi karena macam-
macam hidangan yang tersuguh tak menggugah selera. Ini celakanya
bila Makaji, juru masak handal itu tidak dilibatkan.
Beberapa tahun lalu, pesta perkawinan Gentasari dan Rustamaji yang
digelar selama tiga hari tidak berlangsung mulus bahkan hampir batal.
Usai pesta pada hari pertama, Sutan Basabatuah, penghulu tinggi dari
keluarga Rustamaji meluapkan kekecewaannya.
1. Sutan Basabatuah : (Bertolak pinggang) “Kalau besok gulai nangka
masih sehambar ini, kenduri tak usah
dilanjutkan!”
2. Istri Sutan : (Berjalan mendekati Sutan) “Tenanglah, Pak.
Barangkali Makaji sedang sakit atau dia
memiliki janji dengan kenduri lainnya.”
3. Sutan Basabatuah : “Percuma bikin helat besar-besaran bila menu
yang dihidangkan hanya bikin malu! Lidah
orang-orang tidak bisa dibohongi, Bu.”
***
61. RUBRIK PENILAIAN
MENGONVERSI TEKS CERITA PENDEK
MENJADI TEKS DRAMA
No. Aspek Indikator 1 2 3 4
1. Kesesuaian isi cerita Isi cerita teks drama sesuai dengan bentuk asal
cerita pendek
2. Kelengkapan bagian-
bagian drama
Struktur teks drama terdiri atas
(prolog^dialog^epilog) disertai dengan kramagung
(petunjuk laku)
3. Kepaduan alur Alur cerita koheren dan logis
4. Daya tarik konflik Konflik antartokoh disajikan dari awal sampai
peleraian
5. Ketepatan pilihan
kata, dan tanda baca
Pilihan kata dan tanda baca sesuai dan jelas
1. Kurang
2: Cukup
3: Baik
4: Sangat Baik
Jumlah skor yang diperoleh
= x 4 = ........
Jumlah skor maksimal 20
62. SUMBER REFERENSI
Materi Teks Cerpen Kelas XI
disarikan dari berbagai sumber, yakni:
1. Kemendikbud. 2014. Bahasa Indonesia Kelas XI SMA/SMK.
Jakarta: Puskurbuk Kemendikbud.
2. Kosasih, Engkos. 2014. Cerdas Berbahasa Indonesia untuk
SMA/MA Kelas XI. Jakarta: Erlangga.
3. Nurgiyantoro, Burhan. 2013. Teori Pengkajian Fiksi.
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
4. Kumpulan Cerita Pendek (Helvy Tiana Rosa, Agus Noor, Eka
Kurniawan).
5. Antologi Cerita Pendek (Sejuta Warna di Langit Jakarta).
63. SALAM
BAHASA INDONESIA
MENGERTI BERARTI MEMAAFKAN
SEGALANYA
DISUSUN OLEH
MAULANA HUSADA, S.Pd
maulanahusada@yahoo.co.id
085693912677
SARAN/KRITIK DARI TENAGA
PENGAJAR BAHASA INDONESIA
LAINNYA SANGAT DIHARAPKAN
TERIMA KASIH