Dokumen tersebut membahas tentang manajemen likuiditas bank syariah. Secara ringkas, dokumen menjelaskan bahwa (1) likuiditas bank syariah merupakan kemampuannya memenuhi kewajiban jangka pendek, (2) untuk menjaga likuiditas yang sehat diperlukan rasio-rasio pengukuran tertentu, dan (3) terdapat berbagai faktor yang mempengaruhi likuiditas bank syariah.
2. Konsep & Sistem
Perbankan Syariah
Masyarakat
Pemilik Dana
Masyarakat
Pengguna
Dana
Proses
Penghimpunan
Dana
Proses
Penyaluran Dana
Konsep
Penghimpunan Dana
:
1. Al Wadiah
2. Mudharabah
Konsep Penyaluran Dana
:
1. Bagi Hasil
(Mudharabah &
Musyarakah)
2. Jual Beli (Murabahah,
Istishna & Salam)
3. Ujroh (Ijarah & Ijarah
Muntahiah Bitamlik)
BAGI HASIL
BAGI HASIL
3. Untuk bisa menghimpun dana dari masyarakat, maka bank
memiliki keharusan untuk meyakinkan nasabah bahwa uang
yang mereka titipkan dijamin keamanannya.
Agar bisa memberikan keamanan kepada para nasabah, maka
bank tersebut haruslah likuid atau dapat memenuhi kewajiban
jangka pendeknya yakni memiliki dana fresh atau uang cash
untuk melayani nasabah dalam pengambilan tunai dan juga
memenuhi dan merealisasikan pengajuan permohonan kredit
atau pembiayaan
Pengantar
4. Penilaian atas likuiditas suatu bank merupakan salah satu cara
untuk bisa menentukan apakah bank tersebut dalam kondisi
yang sehat, cukup sehat, kurang sehat, dan tidak sehat.
Pengantar
Salah satu penyebab kebangkrutan suatu bank adalah karena
ketidakmampuannya dalam memenuhi kebutuhan likuiditasnya.
Likuiditas yang tersedia harus cukup sehingga tidak mengganggu
kebutuhan operasional.
5. Salah satu alat ukur yang utama yang bisa digunakan untuk
menentukan kondisi suatu bank dikenal dengan nama analisis
CAMEL.
Pengantar
Capital, : Penilaian terhadap kewajiban penyediaan modal
minimum yang dimiliki bank.
Kualitas Aset, : menilai jenis-jenis asset yang dimiliki suatu
bank. Ketiga,
Kualitas Manajemen, : penilaian terhadap kualitas manusianya
dalam mengelola bank, bisa dilihat dari segi pendidikan,
pengalaman para karyawannya, dan lain-lain.
Earning, : penilaian terhadap kemampuan bank dalam
meningkatkan keuntungan.
Likuiditas, : yakni penilaian atas kemampuan bank untuk
membayar semua utangnya, terutama utang jangka pendek
6. Secara umum, likuiditas adalah kemampuan untuk memenuhi
kebutuhan dana (cash flow) dengan segera dan dengan biaya
yang sesuai.
Pengertian Likuiditas
Bank Syariah
Fungsi likuiditas secara umum adalah:
1. Menjalankan transaksi bisnisnya sehari-hari.
2. Mengatasi kebutuhan dana yang mendesak.
3. Memuaskan permintaan nasabah akan pinjaman dan memberikan
fleksibilitas dalam meraih kesempatan investasi menarik yang
menguntungkan.
7. Likuiditas bank adalah kemampuan bank untuk memenuhi
kewajibannya, terutama kewa jiban dana jangka pendek.
Dari sudut aktiva, likuiditas adalah kemampuan untuk
mengubah seluruh asset menjadi bentuk tunai (cash).
Dari sudut pasiva, likuiditas adalah kemampuan
memenuhi kebutuhan dana melalui peningkatan
portofolio liabilitas
Pengertian Likuiditas
Bank Syariah
Manajemen likuiditas adalah mengelola bagai mana bank
dapat memenuhi baik kewajiban yang sekarang maupun
kewajiban yang akan datang bila terjadi penarikan atau
pelunasan asset liability yang sesuai perjanjian atau pun
yang belum diperjanjikan (tidak ter duga).[
8. Suatu bank syariah dapat dikatakan likuid apabila:
1. Dapat memelihara Giro Wajib Minimum di Bank
Indonesia sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
2. Dapat memelihara Giro di Bank Koresponden.
Giro di Bank Koresponden adalah rekening yang
dipelihara di Bank Koresponden yang besarnya
ditetapkan berdasarkan Saldo Minimum.
3. Dapat memelihara sejumlah Kas secukupnya
untuk memenuhi pengambilan uang tunai.
Bank Likuid
9. 1. Menjaga posisi likuiditas bank agar selalu berada
pada posisi yang ditentukan oleh otoritas moneter,
yakni bank Indonesia.
2. Mengelola alat likuid agar memenuhi semua
kebutuhan cash flow termasuk kebutuhan yang tidak
dapat diperkirakan.
3. Memperkecil terjadinya idel fund (dana yang
menganggur).
4. Menjaga posisi likuiditas dan proyeksi arus kas agar
selalu dalam posisi aman.
Tujuan Manajemen
Likuiditas
10. Memberikan keyakinan kepada para penyimpan dana
bahwa deposan dapat menarik dananya sewaktu-waktu
atau pada saat jatuh tempo , dana tersebut dapat
ditarik.
Oleh karena itu, bank wajib mempertahankann
sejumlah dana likuid agar bank dapat memenuhi
kewajibannya tersebut.
Fungsi Manajemen
Likuiditas
11. 1. Memiliki sejumlah alat likuid, cash assset (uang kas,
rekening pada bank sentral dan bank lainnya) setara
dengan kebutuhan likuiditas yang diperkirakan.
2. Memiliki likuiditas kurang dari kebutuhan, tetapi memiliki
surat-surat berharga yang segera dapat dialihkan
menjadi kas, tanpa harus mengalami kerugian baik
sebelum atau sesudah jatuh tempo.
3. Memiliki kemampuan untuk memperoleh likuiditas
dengan cara menciptakan uang, misalnya dengan
menjual surat berharga dengan menjual surat berharga
dengan repurchase agreement.
4. Memenuhi ratio pengukuran likuiditas yang sehat
Ciri-ciri Bank Yang Memiliki
Likuiditas Yang Sehat
12. 1. Rasio alat likuid terhadap dana pihak ketiga:
Merupakan ukuran untuk menilai kemampuan bank dalam
memenuhi kebutuhan likuiditas akibat penarikan dana oleh
pihak ketiga dengan menggunakan alat likuid bank yang
tersedia.
Alat likuid bank terdiri atas uang kas, saldo giro, pada bank
sentra dan bank koresponden.
Semakin besar rasio ini semakin besar kemampuan bank
memenuhi kewajiban jangka pendeknya, tetapi disisi lain
mengidentifikasikan semakin besarnya idle money.
Memenuhi Ratio Pengukuran
Likuiditas Yang Sehat
13. 2. Ratio pembayaran terhadap total dana pihak ketiga
(FDR):
Finance to Deposit Ratio (FDR), yang menggambarkan
perbandingan pembiayaan yang disalurkan dengan jumlah
DPK yang disalurkan.
Ratio ini harus dipelihara pada posisi tertentu yaitu 75-
100%. Jika ratio dibawah 75% maka bank dalam kondisi
kelebihan likuiditas dan jika ratio diatas 100% maka bank
dalam kondisi kurang likuid.
Menurut kriteria Bank Indonesia, Ratio sebesar 115% keatas
nilai kesehatan likuiditas bank adalah nol
Memenuhi Ratio Pengukuran
Likuiditas Yang Sehat
15. 1. Karakterisitik penabung
Indonesia sebagai negara dengan penduduk muslim
terbesar di dunia menunjukkn bahwa mereka sanagt
rasional dalam urusan bisnis walaupun menyadari nilai-
nilai religius dalam transaksi keuangan.
Majelis ulama indonesia telah mengharamkan bunga
tetapi mereka tetap menyimpan uangnya di Bank
Konvensional sepanjang lebih menguntungkan jika
dibandingkan dengan bank syariah.
Faktor Eksternal
16. Secara spesifik para deposan bank syariah memiliki pola
perilaku menabung:
1. Menyimpan dalam instrumen tabungan jangka pendek
sehingga bisa dicairkan kapan saja baik dengan penalti
atau tanpa penalti.
2. Untuk kepentingan jangka pendek dan lebih
mengutamakan keuntungan. Dalam kondisi ekonomi
dimana suku bunga naik dan pasar uang yang volatile,
mereka akan akan pindah ke bank konvensional atau
pasar uang konvensional.
3. Oleh karenanya banyak penabung di bank syariah juga
tetap memelihara rekening tabungan di bank
konvensional.
Faktor Eksternal
17. 2. Kondisi ekonomi dan moneter
Sebagai bagian dari sistem perekonomian, kondisi perekonomian
secara umum sangat mempengaruhi kondisi likuiditas perbankan
syariah.
Pada saat tingkat inflasi tinggi yang ditandai dengan tingginya
demand, otoritas moneter dengan memainkan instrumen moneter
seperti menaikkan suku bunga sertifikat bank indonesia.
Akibatnya bank konvensioanl juga akan menaikkan tingkat suku
bunganya sehingga deposan yangmemiliki mindset rational akan
menarik dananya dari bank syariah ke bank konvensional.
Bank konvensional lebih memiliki fleksibilitas dalam menyesuaikan
returnnya(suku bunganya) dibandingkan dengan bank syariah.
Tidak bisa dipungkiri bahwa persaingan didalam menarik dana
masyarakat tidak hanya datang dai bank sejenis (syariah) tetapi
juga datang dari bank konvensional, terutama persaingan didalam
memperebutkan segmen deposan rasional.
Faktor Eksternal
18. 3. Persaingan antar lembaga keuangan
Persaingan antar lembaga keuangan juga mempengaruhi
likuiditas bank syariah.
Pada saat bank syariah memberikan retun yang rendah para
pemilik dana terutama pemilik dana rasioanl akan mencari
alternatif lain untuk mengoptimumkan return mereka.
Berbagai lembaga keuangan seperti bank
konvensional,lembaga keuangan bukan bank dan pasar uang
dan modal merupakan pesaing yang harus diperhitungkan
didalam memperebutkan dana masyarakat.
Faktor Eksternal
19. Manajemen risiko likuiditas
Risiko likuiditas adalah risiko terjadinya kerugian yang merupakan
akibat dari adanya kesenjangan antara sumber pendanaan yang
pada umumnya berjangka pendek dan aktiva ang pada umumnnya
berjangka panjang. Besar kecilnya risiko likuiditas ditentukan
antara lain:
1. Kecermatan dalam perencanaan arus kas atau arus dana
berdasarkan prediksi pembiayaan dan prediksi pertumbuhn
dana, termasuk mencermati tingkta fluktuasi dana.
2. Ketepatan dalam mengatur struktur dana termasuk kecukupan
dana-dana non PLS.
3. Ketersediaan aset yang siap dikonversikan menjadi kas.
4. Kemaampuan menciptakan akses ke passar antar bank atau
sumber dana lainnya, termasuk fasilitas lender of last resort.
Faktor Internal
20. Sebagai pendukung kelancaran lalu lintas pembayaran antar
bank dan pelaksanaan kegiatan Pasar Uang antar Bank
Syari’ah (PUAS), seluruh kantor pusat bank umum baik bank
umum konvensional maupun syari’ah diwajibkan untuk
membuka rekening giro dalam valuta rupiah di kantor pusat
Bank Indonesia atau Kantor Bank Indonesia setempat
Instrument Likuiditas Bank
Syari’ah
Dalam menjalankan kegiatan operasionalnya bank dapat
mengalami kelebihan atau kekurangan likuiditas.
Jika terjadi kelebihan likuiditas, bank melakukan
penempatan kelebihan likuiditas sehingga dapat
memperoleh keuntungan.
Jika mengalami kekurangan likuiditas bank memerlukan
sarana untuk menutupi kekurangan likuiditas baik yang
disebabkan oleh kalah kliring maupun untuk menambah
likuiditas dalam rangka kegiatan pembiayaan sehingga
kegiatan operasional bank dapat berjalan dengan baik.
1. Giro Wajib Minimum (GWM)
21. 1. Giro Wajib Minimum (GWM)
GWM (Statury Reserve Requirement) adalah simpanan
minimum bank umum dalam giro pada Bank Indonesia yang
besarnya ditetapkan oleh Bank Indonesia berdasarkan per
sentase tertentu dari Dana Pihak Ketiga (DPK). Giro wajib
GWM merupakan kewajiban bank dalam rangka mendukung
pelaksanaan prinsip kehati-hatian bank dan berperan pula
sebagai instrumen moneter untuk mengendalikan jumlah uang
beredar.
Jenis Instrument Likuiditas
Bank Syari’ah
22. 2. Kliring
Kliring adalah kesepakatan antar lembaga keuangan mengenai
hutang piutang dalam suatu transaksi keuangan.
Kliring melibatkan manajemen dari paska perdagangan, pra
penyelesaian eksposur kredit, untuk memastikan bahwa
transaksi dagang terselesaikan sesuai dengan aturan pasar,
walaupun pembeli maupun penjual menjadi tidak mampu
melaksanakan penyelesaian kesepakatannya.
Yang termasuk dalam proses kliring antara lain pelaporan/
pemantauan, marjin risiko, netting transaksi dagang menjadi
posisi tunggal, penanganan per pajakan dan penanganan
kegagalan
Contoh : seseorang mentrasfer uang dari satu rekening bank ke
rekening bank yang berbeda, misalnya dari bank BCA ke bank Mandiri
dan sebaliknya maka terjadilah proses kliring.
Jenis Instrument Likuiditas
Bank Syari’ah
23. 3. Pasar Uang Antar Bank Berdasarkan Prinsip Syari’ah (Puas)
Bank yang berfungsi sebagai lembaga intermediasi antara
pemilik dan pengguna dana dapat berpotensi mengalami
kekurangan atau kelebihan likuditas.
Kekurangan likuiditas umumnya disebabkan oleh perbedaan
jangka waktu antara penerimaan dan penanaman dana,
sedangkan kelebihan likuiditas dapat terjadi karena dana
yang terhimpun belum dapat disalurkan kepada pihak yang
membutuhkan.
Dalam rangka peningkatan pengelolaan dana bank, yaitu
pengelolaan kelebihan dan kekurangan dana, perlu
diselenggarakan Pasar Uang Antarbank.
Agar bank yang melakukan kegiatan usaha berdasarkan
prinsip syari’ah dapat juga mengelola kelebihan dan
kekurangan dana secara efisien, maka diperlukan Pasar
Uang Antarbank berdasarkan prinsip Syari’ah (PUAS) dan
menggunakan piranti yang sesuai dengan prinsip syari’ah.
Jenis Instrument Likuiditas
Bank Syari’ah
24. Bank konvesional maupun bank syariah wajib mengelola
likuiditasnya karena pengelolaan likuiditas tersebut diperlukan
untuk memenuhi kewajiban bank, terutama kewajiban jangka
pendek.
Terdapat beberapa kendala dalam pengelolaan likuiditas dalam
bank dengan berbasis syariah(bank Islam)
1. Kurangnya akses untuk memperoleh pendanaan jangka
pendek.
2. Kurangnya akses ke pasar uang, sehingga bank syariah hanya
dapat memelihara likuiditas dalam bentuk kas.
3. Kendala operasional, kesulitan dalam mengendalikan
likuiditasnya secara efisien. Contoh tidak tersedianya
kesempatan investasi segera atas dana-dana yang
diterimanya, kesulitan mencirkan dana investasi yang sedang
berjalan sehingga bank-bank Islam menahan alat likuidnya
dalam jumlah besar dibandingkan dengan rata-rata perbankan
Pengelolaan Likuiditas
Bank Syari’ah
25. Solusi :
1. Mengupayakan dana di pasar uang antarbank berdasarkan
prinsip syariah dengan menggunakan berbagai instrumen
pasar uang yang tersedia di pasar uang tersebut.
2. Mengambil bunga dan menggunakannya untuk tujuan sosial
berdasarkan fatwa.
3. Menginvestasikan dalam bentuk emas dan/atau logam mulia
lainnya secara tunai dengan kontrak berjangka.
4. Menyimpan dananya di bank konvensional tanpa menerima
bunga sebagai imbalan dari servis yang diperolehnya.
Pengelolaan Likuiditas
Bank Syari’ah
26. 1. Klasifikasikan sumber-sumber dana utama bank berdasarkan
tingakt kecepatan berputanya. Kelompokan dana yng ssifatnya
stabil atau tetap dan dana yang berfluktuasi.
2. Kelompokkan jenis aktiva yang likuid maupun yang tidak likuid.
Pengelompokkan ini dimaksudkan untuk mengukur kemampua
bank dalam memenuhi kebutuhan likuiditasnya dari aktiva
lancar yang dimilikinya.
Perencanaan Likuiditas
Bank Syari’ah
27. 3. Tentukan kebutuhan likuiditas bank yang biasanya dipengaruhi
oleh faktor-faktor berikut ini:
Kewajiban reserve yang ditetapkan oleh bank sentral yaitu
merupakan Giro Wajib Minimum (GWM) yang merupakan
ketentuan Bank Indonesia.
Kebutuhan dana operasional.
Rencana penyaluran pembiayaan termasuk komitmen bank
kepada nasabah atau pihak lain untuk memberikan fasilitas
pembiayaan atau melakukan investasi. Bisnis di perbankan
merupakan bisnis kepercayaan oleh karenanya pemenuhan
komitmen harus menjadi fokus bank syariah.
Estimasi penarikan dana oleh nasabah baik yang reguler
maupun irreguler
Saldo minimum pada bank koresponden
Perencanaan Likuiditas
Bank Syari’ah