Dokumen tersebut merupakan bagian dari modul pelatihan menulis fiksi yang membahas tentang latar/setting, sudut pandang, riset, sinopsis, dan outline. Modul ini memberikan penjelasan tentang unsur-unsur penting dalam penulisan fiksi dan contoh-contoh penerapannya.
4. TENTANG LATAR/SETTING
• Latar/Setting merupakan
penggambaran waktu, tempat, dan suasana
terjadinya peristiwa-peristiwa dalam cerita;
• Latar/setting bisa merupakan sesuatu yang
faktual atau bersifat imajiner;
5. JENIS-JENIS LATAR/SETTING (1)
• Latar Waktu
Waktu/masa tertentu ketika peristwa dalam cerita itu terjadi. Misalnya: masa
lampau, masa depan, pagi hari, pukul 08.00 WIB, bulan Februari, tahun 2025,
dll
• Latar Tempat
Lokasi/bangunan fisik yang menjadi tempat kejadian peristiwa dalam cerita.
Misalnya: pulau Lombok, ruang guru, kantin, sekolah, mal, bioskop, kebun, dll.
• Latar Suasana
Berkaitan dengan kondisi psikologis tokoh yang terbangun seiring
berjalannya cerita. Latar suasana juga terkait keadaan sekitar yang dialami atau
dilihat tokoh. Misalnya: suasana gembira, menyeramkan, cerah, dll.
6. JENIS-JENIS LATAR/SETTING (2)
• Latar Sosial
Gambaran kehidupan sosial kemasyarakatan dalam kurun waktu atau tempat
tertentu dalam cerita. Misalnya: masyarakat digital, bercocok tanam, berdagang
di pasar, dll.
• Latar Material
Gambaran benda-benda yang mendukung cerita. Misalnya: papan tulis,
buku, sepeda motor, dll.
• Latar Integral
Berkaitan dengan bagian penting peristiwa. Misalnya: latar masa lampau
belum ada teknologi, komunikasi melalui surat-menyurat, naik kuda,
perjalanan lama, dll.
7. CONTOH LATAR/SETTING
• Latar Waktu
Tahun 2021
• Latar Tempat
- Rumah orang tua Rama
- Rumah kakek Rama
- Kampung kakek Rama.
• Latar Suasana
- Kampung yang asri
- Jalan menuju kampung yang sejuk
- Rama bahagia saat ke rumah kakek.
• Latar Sosial
- Masyarakat kampung yang suka gotong-royong
• Latar Material
- Jungkat-jungkit
- Cangkul,
- Sapu, dll.
9. TENTANG SUDUT PANDANG
• Sudut Pandang merupakan cara
penulis menempatkan dirinya terhadap cerita yang
diwujudkan dalam pandangan tokoh cerita ;
• Pemilihan sudut pandang berkaitan erat dengan
teknik bercerita;
• Sebelum menulis cerita, sudah harus mengambil
sikap naratif, cerita dikisahkan tokoh atau narator di
luar cerita .
10. JENIS SUDUT PANDANG
• Orang Pertama Tunggal
Penulis adalah ‘aku’ sebagai tokoh utama cerita. Penulis tidak dapat
melukiskan pikiran atau perasaan tokoh lain. Hanya sebatas perkiraan.
Contoh:
Seorang lelaki tua memanggilku sepuluh menit lalu di ruang pribadinya di
lantai paling atas pada gedung megah biru dunker, inti kampusku. Dia
duduk pongah di kursi busa berukir khas jepara dibalik meja. Senyumnya
mahal, semahal kursi itu. Kucoba duduk santai dihadapnya, sambil melirik
buku yang tadi dibantingnya. Gagasan, itu tulisan di sudut kanan atas
sampul depan. Mendesah sebelum kualirkan mata ke tanda pengenal meja
disebelah buku itu, tulisan cerlang bereja Rektor pongah menatapku.
Kulengoskan kepala keluar jendela, sementara mulutnya terus mengumpat.
Soal buku itu, tentu juga soal aku. (Rektor Itu Ayahmu, Sayang? – Ardyan
Amroellah)
11. JENIS SUDUT PANDANG
• Orang Pertama Jamak
Penulis adalah ‘kami’ yang mewakili beberapa atau
sekelompok orang.
Contoh:
Siang itu kami berkerumun di teras masjid, membahas
isu hangat yang merebak di pondok. Secara beruntun,
barang-barang kami hilang. Mi instan, uang, buku,
hingga celana dalam. Hal terakhir itu sangat keterlaluan.
Ajaibnya, kami berempat sama. Celana dalam kami
habis. Percayalah, hanya sarung yang kami pakai saat
ini. (Ronaldo Dari Brazil – Anin Mashud)
12. JENIS SUDUT PANDANG
• Orang Kedua
Penulis adalah narator yang sedang berbicara kepada ‘kamu’, ‘kau’
atau ‘Anda’.
Contoh:
Ini hari pertamamu masuk kerja. Harus sempurna! Maka jadi sejak tiga
sejam lalu, kau sibuk bolak-balik di depan cermin. Mengecek baju, rambut,
sampai riasan di wajahmu. Lalu setelah kau memulaskan lipgloss sebagai
sentuhan final yang kau rasa akan memesona teman-teman barumu di
kantor nanti, kau mengambil parfum. Menyemprotkannya di belakang
telinga, pergelangan tangan, selangkangan, dan ke udara. Sedetik
berikutnya, kau melewati udara beraroma lili dan lavender itu, berharap
supaya wanginya menempel di rambut dan blazer barumu. (Novel The Girls’
Guide to Hunting and Fishing – Melissa Bank)
13. JENIS SUDUT PANDANG
• Orang Ketiga Tunggal
Penulis berada di luar cerita dan tak terlibat dalam cerita dengan
menggunakan ‘dia’. Terdiri dari mahatahu, terbatas, dan objektif.
Contoh:
“Ibrahim?!”
“Ya, Ibrahim. Seperti itulah tugasnya setelah dipanggil pulang…”
Jawaban itu tak memuaskan, Ranju masih dliputi ketakpercayaan saat si
guide bertudung memintanya melanjutkan jalan. Secepat Ranju berkedip,
secepat itu Ranju menjumpai pantai di matanya. Dan itu membuat Ranju
mulai percaya ini tak dunia? Tidak, hatinya masih penuh logika. Meski
Ranju ingat, dia tadi berjalan diatas air, dia tadi menghirup susu di parit kecil
pinggir jalan, dia tadi menatap wanita–wanita elok yang menyapa genit.
Ranju bermain–main di pikiran sampai–sampai si guide bertudun
menyentak lengannya. Ranju terpaku diluar pagar sebuah rumah kecil
serupa rumah keluarga Amerika kelas menengah. (Lelaki Di Tengah
Lapangan – Ardyan Amroellah)
14. JENIS SUDUT PANDANG
• Orang Ketiga Jamak
Penulis berada di luar cerita dan tidak terlibat dalam cerita dengan
menggunakan ‘mereka’.
Contoh:
Pada suatu hari, ketika mereka berjalan-jalan dengan Don Vigiliani dan beberapa anak lelaki dari
kelompok pemuda. Dalam perjalanan pulang, mereka melihat ibu mereka di sebuah kafe di pinggir kota.
Dia sedang duduk di dalam kafe itu; mereka melihatnya melalui sebuah jendela dan seorang pria duduk
bersamanya. Ibu mereka meletakkan syal tartarnya di atas meja. (Ibu – Natalia Ginzburg).
.
• Campuran
Penulis menempatkan dirinya bergantian dari satu tokoh ke tokoh lainnya
dengan sudut pandang yang berbeda-beda. “aku”, “kamu”,
“kami”, “mereka”, dan atau “dia”.
.
16. TENTANG RISET
• Riset merupakan pengamatan pada suatu hal
agar diketahui fakta mengenai hal tersebut;
• Riset menghindarkan dari penulisan fakta yang
salah, kurang tepat atau tidak update;
• Sumber riset: narasumber, kunjungan lokasi,
literatur.
• Kunci riset untuk cerita fiksi adalah melakukannya
dengan senang.
17. MACAM-MACAM RISET
• Riset Awal
Dilakukan setelah menyusun premis untuk pendalaman karakter,
latar, serta tema cerita.
• Riset Mendalam
Dilakukan setelah menyusun sinopsis untuk materi lebih detail
tentang hal-hal yang belum diketahui.
• Riset Tambahan
Dilakukan saat sudah mulai menulis untuk menjawab improvisasi
yang terjadi selama menulis.
18. LANGKAH-LANGKAH RISET
• Memahami Konteks
Konteks cerita tergantung pada tema yang diangkat. Dilakukan
dengan observasi atau wawancara dengan orang terdekat terkait tema.
• Membedakan Fakta dan Imajinasi
Dilakukan keterampilan menggabungkan fakta dan imajinasi.
Tujuannya agar cerita tidak membosankan.
• Memahami Metode Riset
Metode yang dipilih disesuaikan dengan kenyamanan penulis. Bisa
berupa kuesioner, riset grup atau survei.
20. TENTANG SINOPSIS
• Sinopsis merupakan ringkasan yang
menggambarkan naskah secara utuh dalam bentuk
narasi ;
• Sinopsis dibuat untuk memberikan pemahaman
utuh terhadap isi naskah dan bukan rasa penarasan
seperti halnya blurb;
• Sinopsis merupakan gabungan dari plot penting,
konflik utama, dan kejadian kunci;
21. MEMBUAT SINOPSIS
• Membuat sinopsis secara serius dan tidak
terlalu panjang;
• Paragraf pertama sinopsis mengandung premis
cerita yang jelas;
• Paragraf selanjutnya memuat perjalanan tokoh
utama menuju konflik hingga resolusi;
• Menutup tulisan sinopsis dengan ending yang
jelas.
22. CONTOH SINOPSIS
• Rama, seorang anak SD mengajak dua orang temannya melakukan perjalanan ke rumah
kakeknya dan berusaha memperoleh pemahaman tentang materi IPA. Suatu hari dia mendapat
tugas dari gurunya. Dia pun berusaha belajar dari buku paket. Namun, dia tidak kunjung paham
dengan materi dalam buku.
• Atas saran ibunya, dia mengajak dua orang teman sekelasnya melakukan perjalanan. Mereka
bertiga pun bersepeda menuju rumah kakeknya. Di sana mereka minta bantuan kakek yang
pensiunan guru. Kakeknya meminta mereka mencari tahu sendiri terlebih dahulu.
• Rama dan teman-temannya pun berkeliling kampung. Mereka melihat orang sedang kerja bakti di
kantor desa. Saat berjalan pulang, salah seorang menemukan peralatan kebersihan yang
tertinggal. Mereka pun membawa kepada kakeknya. Kakeknya sangat senang karena mereka
bisa menemukan pesawat sederhana dalam kehidupan
• Tanpa sepengetahuan mereka, ada seorang anak yang membuntuti. Anak iitu pun menuduh
mereka telah mencuri peralatan tersebut. Mereka pun dilaporkan kepada kepala kampung.
Beruntung kakek dan nenek Rama datang memberikan penjelasan. Setelah itu mereka pun
diizinkan pulang. Di rumah kakek, mereka pun diberikan pemahaman tentang pesawat sederhana
dalam kehidupan sehari-hari.
24. TENTANG OUTLINE
• Outline merupakan suatu rencana kerja yang
memuat garis-garis besar dari suatu karangan atau
tulisan yang akan ditulis terdiri dari susunan
sistematis dari pikiran-pikiran utama dan pikiran-
pikiran penjelas yang akan menjadi pokok tulisan;
• Outline bukan pembatas improvisasi atau
penyesuaian dalam menulis;
• Outline merupakan panduan selama menulis.
25. FUNGSI OUTLINE
• Memudahkan pengendalian variabel,
• Memungkinkan penulis menciptakan suasana kreatif
sesuai dengan variasi yang diinginkan.
• Mencegah pembahasan keluar dari sasaran yang sudah
dirumuskan;
• Memudahkan penulis menyusun karangan secara
menyeluruh;
• Mencegah ketidaklengkapkan bahasan;
• Mencegah pengulangan pembahasaan ide.
26. CARA MEMBUAT OUTLINE
• Menentukan Tema
• Membuat Premis
• Menentukan Penokohan
• Menyusun Alur/Plot
• Menentukan Latar/Setting
• Menentukan Sudut Pandang
27. TANTANGAN/LATIHAN
Buatlah postingan di blog masing-masing yang memuat tentang:
1. Buatlah backlink tantangan/latihan sebelum-sebelumnya di awal postingan;
2. Berdasarkan tantangan/latihan sebelumnya buatlah kerangka cerita dengan format berikut ini;
Unsur Uraian
Tema ….
Premis …
Penokohan …
Alur/Plot …
Latar/Setting …
Sudut Pandang …
Sinopsis …