3. Konsep Dasar Konseling Secara Umum
Pengertian Konseling
Secara etimologis, istilah konseling berasal
dari bahasa Latin, yaitu “consilium” yang
berarti “dengan” atau “bersama” yang di
rangkai dengan “menerima” atau
“memahami”. Sedangkan dalam bahasa Anglo
– Sakson, istilah konseling berasal dari “sellan”
yang berarti “menyerahkan” atau
“menyampaikan”.
4. Konseling adalah kegiatan dimana semua
fakta di kumpulkan dan semua pengalaman
siswa di fokuskan pada masalah tertentu
untuk di atasi sendiri oleh yang bersangkutan,
dimana ia diberi bantuan pribadi dan langsung
dalam pemecahan masalah itu. ( Jones, 1951)
5. Dengan demikian, pengertian
konseling adalah kontak antara dua orang
( yaitu konselor dan konseli) untuk
menangani masalah konseli, dalam
suasana keahlian yang laras dan
terintegrasi, berdasarkan norma – norma
yang berlaku untuk tujuan – tujuan yang
berguna bagi konseli.
6. Tujuan Konseling
Konseling bertujuan agar siswa mandiri
dan berkembang secara optimal, baik fisik
maupun mentalnya serta memiliki kepribadian
yang baik sesuai dengan norma – norma yang
berlaku. Kemandirian itu di tunjukan melalui
kepribadian dan kemampuannya memahami
dirinya sendiri, sehingga mampu bertanggung
jawab.
7. Manfaat Konseling
Manfaat konseling sangat banyak,
diantaranya agar seseorang dapat memahami
dengan baik kelemahan dan kelebihan yang
ada dalam dirinya serta dapat mengetahui
minat dan bakat yang dimilikinya. Selain itu,
konseling juga dapat pula membantu
seseorang mengenal karakter kepribadiannya.
Karena tidak semua orang dapat mengenal
dirinya sendiri dengan bijak.
8. Fungsi Konseling
Konseling berfungsi sebagai wadah bagi
para peserta untuk berkonsultasi apapun
masalah yang dihadapinya, khususnya
masalah – masalah yang berkaitan di sekolah.
Seperti pengenalan dirinya, lingkungannya,
teman sebayanya, maupun persiapan belajar
dan dunia kerja nantinya.
9. Perkembangan Konsepsi Bimbingan dan
Konseling
Di negara-negara yang di bimbingan dan
konselingnya telah maju, terutama Amerika
serikat, perkembangan gerakan tentang
bimbingan dan konseling yang memberikan
makna berbeda terus berlangsung. Miller
(1961) meringkaskan perkembangan
bimbingan dan konseling kedalam lima
periode.
10. Pada awal perkembangan gerakan bimbingan
yang diprakarsai oleh Frank Parson, pengertian
bimbingan baru mencakup bimbingan jabatan.
Pada tahap awal ini, yang umumnya disebut
sebagai periode Parsonian.
Pada periode kedua gerakan bimbingan lebih
menekankan pada bimbingan pendidikan. Dalam
tahapan ini bimbingan dirumuskan sebagai suatu
totalitas pelayanan yang secara keseluruhan
dapat diintegrasikan kedalam upaya pendidikan.
Pada kedua periode ini, rumusam tentang
konseling belum dimunculkan.
11. Pada periode ketiga, pelayanan untuk
penyelesaian diri mendapat perhatian utama.
Pada periode ini disadari benar bahwa
pelayanan bimbingan tidak hanya
disangkutpautkan dengan usaha-usaha
pendidikan saja, tidak pula hanya
mencocokkan individu untuk jabatan tertentu
saja, melainkan juga bagi peningkatan
kehidupan mental.
12. Periode keempat gerakan bimbingan
menekankan pentingnya proses
perkembangan individu. Periode berikutnya,
ditandai sebagai periode kelima, tampak
adanya dua arah yang berbeda, yaitu
kecenderungan yang ingin kembali keperiode
pertama dan kecenderungan yang lebih
menekankan pada rekontruksi social (dan
personal) dalam rangka membantu
pemecahan masalahyang dihadapi individu
13. KONSELING ISLAM
Berdasarkan literature bahasa arab kata
konseling disebut al- Irsyad atau Al-Istiyarah,
dan kata bimbingan disebut Attaujih. Dengan
demikian, Guidence and Counslling dialih
bahasakan menjadi At-taujih wa al-irsyad atau
at-taujih wa al-istiyarah. Secara etimologi kata
irsyad berarti al-huda, ad –dalah yang dalam
bahasa Indonesia berarti petunjuk, sedangkan
kata istiyarah nerarti meminta nasihat atau
konsultasi.
14. Landasan Konseling Islam
Al – Qur’an dan sunah rosul merupakan
landasan utama yang di lihat dari sudut asal –
usulnya merupakan landasan “naqliyah”.
Maka landasan lain yang di pergunakan oleh
bimbingan dan konseling islami yang sifatnya
“aqliyah” adalah filsafat dan ilmu, dalam hal
ini filsafat islami dan ilmu atau landasan
ilmiyah yang sejalan dengan ajaran islam
15. Tujuan Konseling Islam
secara sederhana konseling islam
bertujuan untuk menyeru berbuat baik dan
mencegah perbuatan mungkar. Sedangkan
tujuan umum atau jangka panjang konseling
islam adalah agar individu menjadi muslim
yang bahagia dunia dan akherat
16. Tohari Musnamar juga mengemukakan
pendapat mengenai perbedaan BK umum
dengan Bk islam yaitu :
• pada umumnya di barat proses layanan
bimbingan dan konseling tidak di hubungkan
dengan Tuhan maupun ajaran agama
• pada umumnya konsep layanan bimbingan
dan konseling barat hanyalah didaasarkan atas
pikiran manusia.
17. • Konsep layanan bimbingan dan konseling
barat tidak membahas kehidupan sesudah
mati, sedangkan layanan bimbingan dan
konseling islam meyakini adanya kehidupan
sesudah mati
18. • Konsep layanan bimbingan dan konseling barat
tidak mebahas dan mengaitkan diri dari pahala
dan dosa. (16)
Berdasarkan kutipan di atas dapat di pahami
bahwa Bk umum dan BK islam berbeda,
perbedaan ini terletak pada landasan keilmuan
dan konsep yang di pakainya, BK umum memakai
landasan keilmuan filsafat sedangkan BK islam
memakai landasan keilmuannya yaitu Al – Qur’an
dan Sunah, konsep yang di aplikasikan BK umum
mengenai konsep duniawi saja sedangkan konsep
BK islam membahas mengenai dunia dan akherat.