Materi Inisiasi 4 Metode Penelitian Komunikasi Universitas Terbuka
Tugas etika profesi dan pendidikan anti korupsi
1. TUGAS ETIKA PROFESI DAN PENDIDIKAN ANTI KORUPSI
“E-Budgeting”
OLEH KELOMPOK
I Dewa Gede Anom Surya Praktiyasa (1204505045)
I Gede Yogi Adi Saputra (1204505061)
I Nyoman Gede Pradjana (1204505071)
I Nyoman Try Adi Sukma (1204505088)
JURUSAN TEKNOLOGI INFORMASI
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS UDAYANA
BUKIT JIMBARAN
2015
2. A. Pengertian E-Budgeting
Penganggaran (Budgeting) merupakan proses pada tahap persiapan yang
diperlukan sebelum dimulainya penyusunan rencana, pengumpulan berbagai data dan
informasi yang perlu, pembagian tugas perencanaan, penyusunan rencananya.
implementasi dari rencana tersebut, sampai pada akhirnya terdapat tahap pengawasan
dan evaluasi dari hasil rencana itu. Hasil dari kegiatan penganggaran (budgeting)
adalah anggaran (budget). Menurut R.A. Supriyono Anggaran adalah suatu rencana
terinci yang dinyatakan secara formal dalam ukuran kuantitatif, biasanya dinyatakan
dalam satuan uang, untuk perolehan dan penggunaan sumber-sumber suatu organisasi
dalam jangka waktu tertentu, biasanya satu tahun.
E-Budgeting merupakan aplikasi teknologi informasi atau perangkat lunak
untuk mendukung siklus penganggaran, mulai dari perencanaan, pembuatan program,
sampai dengan kendali dan evaluasi.
1. Unsur-unsur Budget (Anggaran)
Budget (Anggaran) memiliki empat unsur utama dalam mengatur suatu
anggaran yaitu sebagai berikut:
a. Rencana
Dengan rencana yang terukur dari sebuah aktivitas atau kegiatan yang akan
dilakukan. Dengan adanya budget tersebut akan memudahkan lembaga atau
perusahaan untuk menggapai tujuan yang hendak akan dicapai. Budget akan merinci
tiap kegiatan secara spesifik dan sistematis yang dinyatakan dalam unit moneter.
Adapun alasan lembaga atau perusahaan harus menyusun rencana adalah sebagai
berikut:
1) Waktu yang akan datang penuh dengan ketidakpastian, sehingga harus
mempersiapkan diri sejak awal tentang apa yang akan dilakukannya
nanti.
2) Waktu yang akan datang penuh dengan berbagai alternatif pilihan,
sehingga harus mempersiapkan diri sejak awal, alternative manakah
yang akan dipilihnya nanti.
3) Sebagai pedoman kerja diwaktu yang akan datang.
3. 4) Sebagai alat pengkoordinasian kegiatan-kegiatan dari seluruh bagian-
bagian yang ada di lembaga atau perusahaan.
5) Sebagai alat pengawasan terhadap pelaksanaan (realisasi) dari rencana
tersebut diwaktu yang akan datang.
b. Meliputi seluruh kegiatan perusahaan
Mencakup semua kegiatan yang akan dilakukan oleh semua bagian yang ada
di dalam perusahaan. Secara garis besar kegiatan-kegiatan perusahaan dapat
dikelompokkan menjadi lima kelompok, yaitu kegiatan pemasaran (marketing),
kegiatan produksi (producing), kegiatan keuangan (financing), kegiatan administrasi
(administrating), dan kegiatan pengelolaan SDM (personnel).
c. Dinyatakan dalam unit moneter
Satuan yang dapat dengan mudah diterapkan dalam berbagai kegiatan
perusahaan yang beraneka-ragam. Satuan keuangan (unit moneter) yang berlaku di
Indonesia adalah satuan “rupiah”.
d. Berlaku untuk jangka waktu tertentu yang akan datang
Budget berlaku untuk masa yang akan datang, dengan batas waktu tertentu.
Diluar batas waktu tersebut, budget yang bersangkutan tidak berlaku, sehingga tidak
dapat dijadikan sebagai pedoman kerja, sebagai alat pengkoordinasian kerja, dan
tidak dapat dijadikan sebagai alat evaluasi kerja karyawan.
2. Fungsi Budget (Anggaran)
Peranan anggaran pada suatu perusahaan merupakan alat untuk membantu
manajemen dalam pelaksanaan, fungsi perencanaan, koordinasi, pengawasan dan juga
sebagai pedoman kerja dalam menjalankan perusahaan untuk tujuan yang telah
ditetapkan.
a. Fungsi Perencanaan
Perencanaan merupakan salah satu fungsi manajemen dan fungsi ini
merupakan salah satu fungsi manajemen dan fungsi ini merupakan dasar pelaksanaan
fungsi-fungsi manajemen lainnya. Menurut Winardi, Perencanaan merupakan
tindakan memilih dan menghubungkan fakta-fakta dan membuat serta menggunakan
4. asumsi-asumsi mengenai masa yang akan datang dalam hal memvisualisasi serta
merumuskan aktifitas-aktifitas yang diusulkan yang dianggap perlu untuk mencapai
hasil yang diinginkan.
b. Fungsi Pengawasan
Anggaran merupakan salah satu cara mengadakan pengawasan dalam
perusahaan. Pengawasan itu merupakan usaha-usaha yang ditempuh agar rencana
yang telah disusun sebelumnya dapat dicapai. Dengan demikian pengawasan dapat
mengevaluasi prestasi kerja dan tindakan perbaikan apabila diperlukan. Aspek
pengawasan dapat membandingkan antara prestasi dengan yang dianggarkan, apakah
dapat ditemukan efisiensi atau apakah para manajer pelaksana telah bekerja dengan
baik dalam mengelola perusahaan. Tujuan dari pengawasan yaitu bukan mencari
kesalahan akan tetapi mencegah dan nemperbaiki kesalahan. Sering terjadi fungsi
pengawasan itu disalah artikan seperti mencari kesalahan orang lain atau sebagai alat
menjatuhkan hukuman atas suatu kesalahan yang dibuat padahal tujuan pengawasan
itu adalah menjamin tercapainya tujuan-tujuan dan rencana perusahaan.
c. Fungsi Koordinasi
Fungsi koordinasi yaitu mengadakan keselarasan tindakan bekerja dari setiap
individu atau bagian dalam perusahaan untuk mencapai tujuan. Dengan demikian
dapat dikatakan dalam menciptakan adanya koordinasi diperlukan perencanaan yang
baik, yang dapat menunjukkan keselarasan rencana antara satu bagian dengan bagian
lainnya. Anggaran yang berfungsi sebagai perencanaan harus dapat menyesuaikan
rencana yang dibuat untuk berbagai bagian dalam perusahaan, sehingga rencana
kegiatan yang satu dengan yang lainnya akan selaras. Untuk itu anggaran dapat
dipakai sebagai alat koordinasi untuk seluruh bagian yang ada dalam perusahaan,
karena semua kegiatan yang saling berkaitan antara satu bagian dengan bagian
lainnya sudah diatur dengan baik.
d. Anggaran Sebagai Pedoman Kerja
Anggaran merupakan suatu rencana kerja yang disusun secara sistematis dan
dinyatakan dalam unit moneter. Anggaran dibuat berdasarkan pengalaman masa lalu
dan taksir-taksiran pada masa yang akan datang, maka anggaran dapat menjadi
5. pedoman kerja bagi setiap bagian dalam perusahaan untuk menjalankan kegiatannya.
Tujuan yang paling utama dari anggaran yaitu untuk pengawasan luar, yaitu untuk
membatasi sumber-sumber daya keseluruhan yang tersedia untuk suatu instansi dan
untuk mencegah pengeluaran-pengeluaran bagi hal-hal atau aktivitas-aktivitas yang
tidak dibenarkan oleh undang-undang.
3. Manfaat E-Budgeting
E-Budgeting memiliki manfaat yang sangat penting bagi sebuah perusahaan
atau instansi terkait yaitu sebagai berikut:
a. Kontrol akan lebih mudah dilakukan
Dengan adanya control menggunakan e-budgeting dapat dengan mudah
mengetahui siapa saja yang berhak mengakses dan mengubah anggaran. Namun
demikian manfaat dari kontrol ini harus di seimbangkan dengan asumsi orang yang
berhak dan dapat di percaya.
b. Kontrol dapat dilakukan sejak tahap perencanaan
Jadi pada tahap ini e-budgeting di desain untuk dapat menolak segala usulan
yang dianggap tidak relevan, seperti anggaran yang “mengada-ada” dapat di
minimalkan. Sehingga pada proses kontrol yang dilakukan sejak tahap perencanaan
sangat penting karena untuk meminimalisir kejahatan dalam pengaturan anggaran.
c. Transparansi anggaran dapat ditingkatkan
Dengan adanya tranparansi anggaran maka semua anggaran yang dikeluarkan
akan menjadi terlihat pengeluarannya. Jadi semua bentuk pengeluaran tetap dalam
pengawasan oleh pihak-pihak yang bersangkutan. Sehingga kemungkinan kecil
kejahatan seperti korupsi dapat diatasi.
d. Kontrol realisasi anggaran akan menjadi lebih mudah dilakukan
Pelaksanaan program dan keterserapan anggaran dapat diketahui secara
langsung ketika sudah dilaporkan ke sistem. Dengan catatan, sistem E-Budgeting
memuat segala fitur yang akan dicapai nantinya. Dengan demikian, pemerintah
menjadi lebih akuntabel, karena setiap rupiah pengeluaran dapat dilacak dengan
mudah.
6. 4. Tujuan E-Budgeting
Anggaran sangat dibutuhkan oleh sebuah perusahaan karena anggaran dapat
mencegah pengeluaran-pengeluaran bagi hal-hal atau aktivitas-aktivitas yang tidak
dibenarkan oleh undang-undang. Berikut merupakan tujuan dalam pengaplikasian E-
Budgeting yaitu:
a. Meningkatkan efisiensi anggaran belanja dan produktifitas proses bisnis
korporasi atau perusahaan di semua area manajemennya.
b. Digunakan sebagai landasan yuridis formal dalam memilih sumber dan
investasi dana.
c. Memberikan batasan atas jumlah dana yang dicari dan digunakan.
d. Merinci jenis sumber dana yang dicari maupun jenis investasi dana, sehingga
dapat memudahkan pengawasan.
e. Merasionalkan sumber dan investasi dana agar dapat mencapai hasil yang
maksimal.
f. Menyempurkan rencana yang telah disusun, karena dengan anggaran lebih
jelas dan nyata terlihat.
g. Menampung dan menganalisis serta memutuskan setiap usulan yang berkaitan
dengan keuangan.
h. Meningkatkan proteksi anggaran serta pengawasan atas anggaran tersebut
baik penggunaan maupun pada saat penyusunan.
i. Mengatasi tindak korupsi melalui penyelewengan anggaran.
5. Tipe-tipe Budget (Anggaran)
Terdapat tiga (3) tipe Budget (Anggaran) dalam mengetahui aktivitas yang
dilakukan oleh perusahaan atau organisasi yaitu sebagai berikut:
a. Ceiling Budget
Tipe anggaran yang dipakai untuk tujuan-tujuan pengawasan di sebut juga
ceiling budget. Anggaran jenis ini dapat mengawasi suatu instansi secara langsung
dengan cara menentukan batas-batas pengeluaran melalui peraturan
7. penggunaan/pemeberian, atau secara tidak langsung dengan cara membatasi
penghasilan instansi pada sumber yang diketahui dan jumlah yang terbatas.
b. A Line Item Budget
Tipe anggaran ini menggolongkan pengeluaran-pengeluaran berdasarkan
jenis, yang berfungsi sebagai pengawasan terhadap jenis-jenis pengeluaran dan juga
jumlah totalnya.
c. Performance and Program Budget
Tipe anggaran ini berguna untuk menspesifikasi aktivitas-aktivitas atau
program-program berdasarkan dana yang digunakan, dengan cara demikian dapat
membantu dalam proses evaluasi yaitu dengan memisahkan pengeluaran-pengeluaran
berdasarkan jenis fungsi (seperti kesehatan atau keamanan public) atau berdasarkan
jenis pengeluaran (seperti kepegawaian dan peralatan) atau berdasarkan sumber
penghasilan seperti pajak kekayaan atau biaya-biaya pemakaian (user fees).
6. Karakteristik Budget (Anggaran)
Untuk memperoleh konsep yang jelas mengenai anggaran, Mulyadi dalam
bukunya “Akutansi Manajamen” (2001:490) mengemukakan karakteristik anggaran
sebagai berikut:
a. Anggaran dinyatakan dalam satuan keuangan dan satuan selaian keuangan.
b. Anggaran umumnya mencakup jangka waktu satu bulan.
c. Anggaran berisi komitmen atau kesanggupan manajemen, yang berarti para
manajer setuju untuk menerima tanggungjawab untuk mencapai sasaran yang
ditetapkan dalam anggaran.
d. Usulan anggaran disetujui oleh pihak yang berwenang lebih tinggi dari
penyusunan anggaran.
e. Sekali disetujui, anggaran hanya dapat diubah dibawah kondisi tertentu.
f. Secara berkala, kinerja keuangan, sesungguhnya dibandingkan dengan
anggaran dan selisihnya dianalisis dan dijelaskan.
8. 7. Ciri-ciri E-Budgeting
E-Budgeting memiliki beberapa ciri-ciri yaitu sebagai berikut:
a. Anggaran diklasifikasikan menurut jenis pengeluaran dan penerimaan.
b. Berorientasi ke belakang (Backward oriented), artinya anggaran tahun
sebelumnya dijadikan acuan untuk menyusun anggaran tahun berjalan.
c. Bersifat incremental karena memasukan unsur tambahan atau marjinal
terhadap anggaran tahun yang lalu sebagai dasar penyusunan anggaran
tahun berikutnya.
d. Menitikberatkan pada input dari semua kegiatan daripada outputnya.
8. Metode Penyusunan Anggaran
Menurut Sofyan Harahap (2000:89-91) ada tiga metode dalam penyusunan
anggaran biasanya digunakan oleh suatu organisasi atau perusahaan yaitu sebagai
berikut:
a. Top down budgeting adalah metode anggaran yang dilaksanakan suatu
perusahaan yang dimulai dari pimpinan perusahaan kepada bawahannya.
b. Bottom up budgeting adalah metode anggaran yang dilaksanakan suatu
perusahaan yang dimulai dari bawahan kepada atasanya atau pimpinan
perusahaan.
c. Gabungan adalah metode anggaran yang dilaksanakan suatu perusahaan
dengan menggabungkan dua metode sebelumnya yaitu metode top down dan
bottom up budgeting.
9. Prosedur Penyusunan Anggaran
Dalam penyusunan anggaran harus sesuai dengan prosedur yang telah
ditentukan agar penyusunan anggaran dapat dilaksanakan dengan baik. Adapun
prosedur penyusunan anggaran menurut M. Nafarin dalam bukunya “Pengganggaran
Perusahaan” (2014:9) menyatakan bahwa:
a. Tahap penentuan pedoman perencanaan (anggaran)
9. Pada tahap ini anggaran yang dibuat pada tahun akan datang, hendaknya
disiapkan beberapa bulan sebelum tahun anggaran berikutnya dimulai. Dengan
demikian anggaran yang dibuat dapat digunakan pada awal tahun anggaran.
b. Tahap persiapan anggaran
Manajer pemasaran sebelum menyusun anggaran penjualan terlebih dahulu
menyusun forecast penjualan (taksiran/ramalan penjualan). Setelah itu kemudian
manajer-manajer pemasaran bekerja sama dengan para manajer untuk menyusun
anggaran lainnya.
c. Tahap penentuan anggaran
Pada tahap penentuan anggaran diadakan rapat dari semua manajer beserta direksi
(direktur) untuk:
1) Perundingan untuk menyesuaikan rencana akhir setiap komponen
anggaran.
2) Mengkoordinasikan dan menelaah komponen-komponen anggaran.
3) Pengesahan dan pendistribusian anggaran.
d. Tahap pelaksanaan anggaran
Tahap ini adalah tahap dimana anggaran dilaksanakan untuk kepentingan
pengawasan tiap manajer membuat laporan realisasi angaran. Setelah dianalisis
kemudian laporan realisasi angaran disampaikan pada direksi.
B. Keuntungan dan Kekurangan E-Budgeting
Terdapat berbagai keuntungan dan kekurangan dari penggunaan E-Budgeting
yaitu sebagai berikut:
1. Keuntungan Penggunaan E-Budgeting
Terdapat berbagai keuntungan yang diberikan dalam penggunaan E-
Budgeting yaitu sebagai berikut:
a. Dapat meningkatkan efisiensi anggaran belanja dan produktifitas proses
bisnis korporasi atau perusahaan di semua area manajemennya (Riset
pengembangan, pemasaran, sumber daya manusia, produksi dan
keuangan)
10. b. Meminimalisir adanya korupsi dan penyelewengan anggaran belanja.
c. Memudahkan pengawasan dan menghindari tatap muka dalam
bertranssaksi.
d. Backward oriented dapat menjamin kepastian dibandingkan dengan
forward oriented karena keadaan dimasa depan sulit untuk diprediksi.
e. Sederhana dan mudah dioperasikan karena tidak memerlukan analisis
yang rumit.
f. Anggaran tidak bisa diubah oleh siapapun, sebab password hanya akan
diketahui oleh Kepala Daerah atau otoritas tertentu.
g. Semua anggaran yang dikeluarkan lebih efektif dipergunakan untuk
kepentingan masyarakat atau korporasi.
h. Semua pertanggung jawaban anggaran menjadi lebih transparan,
2. Kekurangan Penggunaan E-Budgeting
Terdapat berbagai kekurangan yang diberikan dalam penggunaan E-
Budgeting yaitu sebagai berikut:
a. Sistem dapat di bobol dari luar oleh orang-orang yang tidak bertanggung
jawab, jika pengamanan dari sistem E-Budgeting tidak di perkuat
sebelumnya.
C. Potensi Kecurangan E-Budgeting
Terdapat berbagai potensi kecurangan yang ditimbulkan dalam pengaplikasian
E-Budgeting di suatu perusahaan atau instansi yaitu sebagai berikut:
1. Penggelapan dana yang akan mengakibatkan pemborosan capital expenditure
dan operational expenditure akibat adanya biaya pengadaan teknologi E-
Budgeting, biaya training operator dan biaya operasi malah membengkak
karena dinaikan oleh manajer pelaksana bersekongkol dengan supplier
kroninya.
2. Biaya prilaku (behavior cost) sumber daya manusia (SDM) yang telah
terlanjur ketagihan dalam melakukan korupsi, kolusi, dan nepotisme juga
menjadi sumber pemborosan.
11. 3. Pada tahap dan proses pembuatan keputusan dan kebijakan implementasi E-
Budgeting sarat dengan kepentingan politis dan krooni-kroninya. Contohnya
yaitu para petualang politik penguasa dan kroninya bersekongkol dengan
pengusaha atau supplier E-Budgeting untuk pengadaannya. Sehingga untuk
harga dan pembagian keuntungannya dapat diatur dan tahu sama tahu.
4. Dimanfaatkannya anggaran belanja ataupun penggelembungan dana sebelum
diinputkan ke sistem, oleh oknum yang tidak bertanggung jawab.
5. Memanfaatkan ketelatenan pemimpin dalam menggunakan sistem e-
budgeting ini, ketelatenan pemimpin sangat di harapkan dalam pengawasan
ini.
D. Solusi Atasi Potensi Kecurangan E-Budgeting
Solusi untuk mengatasi potensi kecurangan E-Budgeting dalam
pengaplikasian E-Budgeting di suatu perusahaan atau instansi yaitu sebagai berikut:
1. Pemerintah sebaiknya memastikan sistem kontrol yang solid, jadi dengan
memperdayakan sistem kontrol anti korupsi terintegrasi solid (yang
melibatkan KPK, Polisi, BPKP, PPATK, Kejaksaan dan Kepala Daerah) dan
SDM berbudaya anti korupsi yang memadai dalam jumlah dan kualitas serta
serangkaian upaya pencegahan dan pemberantasan yang utuh, menyeluruh,
sistematika, terintegrasi, terukur dan berkelanjutan, sehingga korupsi, kolusi,
dan nepotisme anggaran belanja dapat dicegah.
2. Agar lebih efektif, penyelidikan dan penyidikan kejahatan korupsi, kolusi dan
nepotisme anggaran belanja sebaiknya diarahkan pada petugas pelaksana
sourcing barang dan jasa, pelaksana entry data supplier, pelaksana tender,
pejabat pembuat komitmen pengadaan barang dan jasa, supplier, pengusaha,
kepala daerah dan staff ahli terkait.
3. Pengawasan yang ketat dari pihak pengawas khusus yang ditugaskan untuk
mengawasi langsung anggaran belanja Negara dan Daerah.
4. Menigkatkan ketelatenan pemimpin dalam melaksanakan tugasnya.
12. DAFTAR PUSTAKA
Budi Wahyono. 2012. “Konsep Dasar Pengertian Penganggaran”. Tersedia:
http://www.pendidikanekonomi.com/2012/11/konsep-dasar-penganggaran-
pengertian.html. Tanggal Akses 11 Oktober 2015.
Murad Maulana. 2014. “Pengertian Unsur dan Manfaat Budget”. Tersedia:
http://www.muradmaulana.com/2014/10/pengertian-unsur-dan-manfaat-
budget.html. Tanggal Akses 11 Oktober 2015.
Rizki Agusta. 2014. “Pengertian Anggaran Budget Secara Umum”. Tersedia:
http://accounting-media.blogspot.co.id/2014/05/pengertian-anggaran-budget-
secara-umum.html. Tanggal Akses 11 Oktober 2015.
Denny Bagus. 2010. “Penganggaran Definisi Fungsi Manfaat”. Tersedia:
http://jurnal-sdm.blogspot.co.id/2010/01/penganggaran-definisi-fungsi-
manfaat.html#. Tanggal Akses 12 Oktober 2015.
Fathul Wahid. 2015. “E-Budgeting”. Tersedia:
http://fathulwahid.staff.uii.ac.id/2015/03/. Tanggal Akses 14 Oktober 2015
Arief Sacral. 2015. “Penggunaan E-Budgeting Berpotensi”. Tersedia:
http://memimpintransformasiindonesia.blogspot.co.id/2015/03/penggunaan-
e-budgeting-berpotensi.html. Tanggal Akses 14 Oktober 2015.
Aji Luki Sofyan. 2015. “E-Budgeting Sistem Penganggaran”. Tersedia:
http://ajilucky.blogspot.co.id/2015/03/e-budgeting-sistem-
penganggaran.html. Tanggal Akses 14 Oktober 2015.