Dokumen tersebut membahas tentang cahaya dan metering dalam fotografi. Secara singkat, cahaya adalah energi berbentuk gelombang yang dapat dilihat, sedangkan fotografi adalah melukis dengan cahaya. Dokumen ini juga menjelaskan berbagai jenis pencahayaan seperti front light, side light, back light, dan jenis metering seperti matrix, center weighted, dan spot metering.
2. Cahaya secara umum merupakan energi
berbentuk gelombang yang dapat di lihat
secara kasat mata.
Fotografi adalah melukis dengan cahaya
mang atto 2015
3. secara prinsip cahaya dalam fotografi ada dua prinsip
yaitu :
• Available Lightning
pengertian available lightning adalah memanfaatkan cahaya
yang tersedia baik secara natural light maupun room light
dengan pemotretan
• Artificial Lightning
pengertian arificial lightning adalah memanfaatkan cahaya
dengan menggunakan bantuan seperti penggunaan flash,
studio light dan lain-lain.
mang atto 2015
4. Dalam fotografi, arah cahaya jatuh ke subyek sangat
mempengaruhi bagaimana foto terlihat.
Arah cahaya menentukan karakter cahaya itu sendiri sekaligus
menentukan kesan dan dimensi yang ingin ditimbulkan pada
subyek sehingga secara keseluruhan membentuk foto kita.
Arah cahaya, baik alami (sinar matahari) maupun dari sumber
cahaya buatan (flash) bisa dibagi menjadi beberpa bagian,
mang atto 2015
5. FRONT LIGHT
Front light artinya sumber cahaya ada di depan subyek yang di foto sehingga
biasanya sumber cahaya ada di belakang kamera kita. Cahaya depan bisa
datang lurus terhadap subyek, seperti kalau kita menghadap ke matahari
saat sunrise di pantai.
Cahaya depan juga bisa membentuk sudut, seperti saat kita menghadap
matahari jam 10 siang. Dengan flash, kita bisa membuat front light tepat di
depan wajah atau membentuk sudut terhadap wajah. Mayoritas foto
dihasilkan dengan sumber cahaya yang ada di depan subyek.
mang atto 2015
6. SIDE LIGHT
Cahaya mengenai subyek dari samping kiri atau kanan. Cahaya
samping ini memberi kesan dimensional yang kuat sehingga banyak
dipakai pada foto arsitektur atau landscape. Pencahayaan dari
samping juga akan menguatkan tekstur sebuah subyek. Juga kalau
memotret wajah, jerawat akan makin diperkuat kalau kita
menggunakan side light. Foto side light biasanya akan bagus saat
dipakai memotret hitam putih.
mang atto 2015
7. BACK LIGHT
Back light terjadi saat kita memotret subyek dengan sumber
cahaya yang berasal dari belakangnya, dengan kata lain sumber
cahaya ada didepan kamera namun dibelakang subyek. Saat
kita memotret sebuah subyek yang membelakangi matahari,
misalnya memotret teman yang menghadap ke timur pada jam 4
sore maka akan terjadi back light. Dengan membelakangi
sumber cahaya, seringkali kita menghasilkan siluet
mang atto 2015
8. TOP LIGHT
Cahaya atas atau bawah jarang kita pakai karena
menghasilkan foto yang kurang bagus, contoh foto top light
adalah saat kita memotret saat jam 12 siang. Foto wajah
yang dibuat jam 12 siang akan menghasilkan bayangan
kantong mata yang membuat tampang teman kita terlihat
jelek.
mang atto 2015
10. HI KEY
Teknik ini bertolak belakang dengan low-key light dimana
pada teknik ini objek yang difoto bebas dari nuansa gelap.
Objek yang dipotret diberikan pencahayaan dari beberapa
sisi (umumnya 3 sisi; depan, samping kiri dan kanan) sehingga
objek terlihat terang secara keseluruhan. Memberi kesan
suasana perasaan yang baik/positif.
mang atto 2015
12. LOW KEY
Merupakan elemen penting untuk menciptakan efek
chiaroscuro. Dominan unsur gelap dengan sedikit cahaya
terang di bagian tertentu dari objek yang dipotret. Teknik ini
memberikan kesan volume yang sangat terasa dari objek.
Selain itu juga dalam seni, memberikan kesan emosi dan
dramatis yang lebih dalam.
mang atto 2015
14. CANDLE LIGHT
Teknik pencahayaan ini mirip dengan Low Key. Bedanya terletak pada
sumber cahaya yang digunakan, biasanya dari lilin atau sumber
cahaya lain yang mirip lilin. Foto yang dihasilkan memberi kesan dalam,
kuat, damai, dan teduh.Teknik ini kebanyakan digunakan untuk foto-
foto religius, produk, dan jenis foto lain yang ingin memberikan kesan
damai dan teduh seperti karakter lilin. Karena sumber cahaya terbatas,
teknik foto dengan kecepatan rendah.
mang atto 2015
16. SPLIT LIGHT
Split lighting teknik pencahayaan dengan menggunakan lighting
dari salah satu sisi objek foto. Hasilnya objek terlihat separo dari
keseluruhan objek foto. Banyak diimplementasikan pada jenis foto
portrait atau objek simetris. Kesan yang ditimbulkan bermacam-
macam, tergantung dari keperluan foto dibuat. Bisa misterius,
penekanan karakter objek dan sebagainya
mang atto 2015
18. BUTTERFLY LIGHT
Butterfly lighting ato bisa disebut Clamshell Lighting, Glamor
Lighting, Beauty Lighting, atau Paramount Lighting. butterfly light
pada dasarnya terdiri dari satu sumber cahaya tunggal lurus
mengarah pada subyek, dan diangkat cukup tinggi untuk
membuat bayanga dibawah subyek. Hal ini menyebabkan sedikit
bayangan 'butterfly' muncul tepat dibawah hidung subyek.
mang atto 2015
20. REMBRANDT LIGHT
Teknik ini menggunakan satu atau dua lampu dan ditambah reflektor. Jenis
pencahayaan ini banyak digemari karena menghasilkan foto yang lebih
berdimensi bahkan dengan peralatan lampu yang terbatas. Bentuk
pencahayaan Rembrandt menghasilkan bentuk segitiga agak kontras
disamping hidung atau di bawah mata.
Sedangkan Rembrandt sendiri diambil dari nama pelukis yang sering melukis
dengan menggunakan teknik pencahayaan seperti ini. Foto yang dihasilkan
dengan teknik pencahayaan ini memberi kesan yang lebih berkarakter pada
objek foto.
mang atto 2015
24. Setiap kamera SLR digital modern dari pabriknya dilengkapi dengan teknologi
bernama Metering Mode, Exposure Metering, Camera Metering atau untuk
lebih praktisnya kita sebut Metering yang sudah dirakit didalamnya. Dalam
artikel ini kita akan berusaha memahami apa itu metering? bagaimana cara
kerjanya serta beberapa kelemahan utama yang harus kita hadapi
(underexposed & overexposed). Dalam artikel selanjutnya, lebih jauh kita
pahami tentang mode metering (matrix/evaluative, center weighted & spot
metering).
mang atto 2015
25. APA ITU METERING? APA
GUNANYA?
Metering dipakai untuk mengukur cahaya yang dilihat oleh
kamera (cahaya yang masuk ke lensa). Saat kita melihat
obyek foto melalui viewfinder kamera, kondisi cahaya di
obyek tersebut akan diukur oleh sistem metering. Tujuan
utama dari sistem metering kamera adalah menghasilkan
foto yang pas eksposure-nya .
Metering melakukannya dengan menganalisa tingkat gelap
terang sebuah obyek foto kemudian menentukan besarnya
shutter speed, aperture serta ISO supaya hasil foto anda pas,
tidak terlalu gelap ataupun tidak terlalu terang.
mang atto 2015
27. MATRIX ATAU EVALUATIVE
METERING
Nikon menyebutnya sebagai mode matrix, sedangkan
Canon menyebutnya sebagai mode evaluative. Cara
kerjanya adalah kamera membagi seluruh obyek foto yang
ada dalam viewfinder menjadi beberapa zona atau wilayah,
kemudian masing-masing zona tadi diukur gelap terangnya.
Kamera juga menekankan zona dimana anda meletakkan
titik fokus sebagai zona yang penting, sehingga nilai gelap
terang disini dianggap sebagai prioritas. Setelah semua
informasi tadi terkumpul, kamera akan mencoba
menentukan nilai eksposur yang pas.
mang atto 2015
28. CENTER WEIGHTED METERING
Menggunakan keseluruhan area frame untuk menentukan nilai
eksposur tidak selalu menghasilkan foto yang diinginkan. Bagaimana
jika ingin memotret wajah dengan matahari ada dibelakangnya? Jika
anda menggunakan mode matrix, kemungkinan besar wajah akan
terlihat sangat gelap.
Mode ini mengukur refleksi cahaya disekitar titik tengah frame dan
mengabaikan daerah disekitar sudut-sudut frame. Dengan begitu
kamera hanya akan mengukur nilai eksposur di wajah (titik tengah
viewfinder) dan mengabaikan nilai di area lain (sinar matahari yang
jauh lebih terang). Dibandingkan dengan mode matrix, mode center
weighted tidak melihat dimana kita meletakkan titik fokus, dia hanya
melihat area disekitar titik tengah viewfinder
mang atto 2015
29. SPOT /PARTIAL METERING
Spot metering hanya akan mengukur cahaya disekitar titik
fokus dan mengabaikan cahaya didaerah lainnya, tepatnya
hanya sekitar 3% dari keseluruhan obyek foto yang diukur.
Sementara partial metering mengukur area yang sedikit lebih
besar, sekitar 10% dari keseluruhan foto dan juga
mengabaikan area lainnya.Kedua mode ini sama prinsip
kerjanya. Mereka mengevaluasi satu zone tunggal dan
menghitung eksposur murni berdasarkan hasil evaluasi tadi,
sementara zone lainnya sama sekali tidak dihitung.
mang atto 2015