Halaman 13…!!!
Reformasi birokrasi merupakan salah satu angkah awal untuk melakukan penataan terhadap sistem penyelenggaraan pemerintahan yangbaik, efektif, dan efisien. Sehingga dapat melayani masyarakat secara cepat, tepat dan profesional dengan menargetkan tercapainya tiga sasaran hasil utama. Tiga sasaran tersebut yaitu peningkatan kapasitas dan akuntabilitas organisasi, pemerintah yang bersih dan bebas dari KKN, serta peningkatan pelayanan publik.
1. EDISI 2 / 2019
Wadah Komunikasi dan Informasi Kantor Otoritas Bandar Udara Wilayah VI Padang
MENJAWAB
TANTANGAN ERA
REVOLUSI INDUSTRI 4.0
NIKMATI MANDEH,
RAJA AMPAT ALA
SUMATERA BARAT
MONITORING LEBARAN
DAN ANGKUTAN HAJI
1440 H OTBAN VI
PADANG: NORMAL,
LANCAR, SELAMANYA
MOMEN
AGUSTUSAN
DI OTBAN VI
PADANG
REVOLUSI INDUSTRI 4.0 DAN LOMPATAN BESAR SEKTOR PENERBANGAN • MEMBANGUN ZONA INTEGRITAS
BEBAS KORUPSI • IMPLEMENTASI E-JALDIN OTBAN VI PADANG • GERAKAN BERSEPEDA OTBAN VI PADANG
2. Salam jumpa,
Saat ini Indonesia sedang menghadapi tantangan revolusi industri 4.0
di segala sektor. Revolusi industri 4.0 secara singkat adalah menanamkan
teknologi cerdas yang dapat terhubung dengan berbagai bidang kehidupan
manusia. Tren ini mengubah banyak sektor bidang kehidupan manusia
termasuk salah satunya sektor penerbangan di Indonesia.
Kantor Otoritas Bandar Udara Wilayah VI Padang juga turut mendukung
implementasi revolusi industri 4.0 di penerbangan nasional. Dimulai dari
menyelenggarakan pelayanan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) yang
unggul, transparan dan berintegritas untuk penerapan layanan digital. Membuat
website dan akun-akun media sosial untuk mendekatkan diri ke masyarakat
serta mengawal akuntabilitas kinerja organisasi. Dan juga menyelenggarakan
Rapat Koordinasi Wilayah (Rakorwil) dengan mengambil tema besar menjawab
tantangan era revolusi industri 4.0 pada awal Agustus lalu.
Revolusi industri 4.0 ini pula yang menjadi tema besar dari majalah Regio 6
edisi kedua tahun 2019 yang saat ini tengah anda baca.
Selain mengulas persiapan menghadapi revolusi industri 4.0, kami juga
paparkan kegiatan-kegiatan lain yang sudah dilakukan Otban VI Padang
selama semester 2 tahun 2018 hingga semester 1 tahun 2019 ini.
Di sisi lain, kami juga menggandeng stakeholder penerbangan di wilayah
kami untuk memberikan sumbangan tulisan sehingga artikel di majalah ini
menjadi lebih berwarna.
Dan tak lupa, kami sisipkan juga artikel-artikel ringan yang cukup
menghibur seperti misalnya lokasi-lokasi wisata menarik di Sumatera Barat,
kolam terapi ikan dan ajakan untuk bike to work.
Kami berharap artikel-artikel yang kami sajikan dapat memberikan inspirasi
bagi anda sekalian. Selamat membaca.
Salam dari Padang.
Cover copy @ American
Association of Law Libraries
Redaksi menerima kiriman
tulisan dan foto kegiatan terkait
penerbangan di wilayah Kantor
OBU VI Padang melalui imel:
otbanwil_vi@dephub.go.id
Alamat Redaksi:
Kantor OBU Wil. VI Padang
Jl. MR.H.Sutan Moh. Rasjid,
Kec. Batang Anai, Ketaping,
Padang Pariaman,
Sumatera Barat 25586
Telp. (0751) 819174
Fax. (0751) 819173
Email: otbanwil_vi@dephub.go.id
TIM REDAKSI
Penanggung Jawab:
Agoes Soebagio, SH, DESS
Redaktur:
Junita Manurung, SE, MM
Editor:
• Barkah Gunawan,ST
• Salahuddin Karim, S.SIT
Anggota Tim Redaksi:
• Yudha Inderawan, SE, M.Kom
• Annilka Syahrul, ST
• Dendy Muriyansyah, A.Md
• Miftah Farid, ST
• Muhammad Arif, A.Ma
• Dice Yanmar, S.Pd
• Giovanni Batista Vico, ST
• Dini Arisyi, A.Md
• Marisa
• Abdul Halim, ST
• Kiki Rahmat Syair, ST
• Yuhendri Eko Putra, ST
• Wira Septiana Bakkara, SE
• Harry Andhika Fitra, ST
• Jemy Rolly
• Rifki Khairin
Desain Grafis:
• Giovanni Batista Vico, ST
• Abdul Halim, ST
Fotografer:
• Giovanni Batista Vico, ST
• Yuhendri Eko Putra, ST
Sekretaris Redaksi:
• Muhammad Arif, A.Ma
• Wira Septiana Bakkara, SE
• Abdul Halim, ST
Facebook: Kantor Otoritas
Wilayah VI – Padang
Twitter: @6Otoritas
Website: Otban6.id
Youtube: OtbanEnam
Instagram: @otoritasbandarawil6
2 | - EDISI 2 / 2019
3. Daftar Isi
Dari Redaksi
Overview: Tiada Yang Abadi Kecuali Perubahan
Rakorwil: Menjawab Tantangan Era Revolusi
Industri 4.0
Revolusi Industri 4.0 Dan Lompatan Besar Sektor
Penerbangan
Revolusi industri 4.0 diyakini akan membawa
banyak perubahan dengan segala konsekuensinya.
Kehadiran revolusi industri 4.0 mampu menghadirkan
usaha baru, lapangan kerja baru dan profesi baru
yang sebelumnya tidak pernah dipikirkan.
Integrasi Sistem Menuju Satu Data Indonesia
Kenali Penanganan Pertama Kecelakaan Di
Bandar udara
Membangun Zona Integritas Bebas Korupsi
Kantor Otoritas Bandar Udara Wilayah VI Padang
akan mengajukan usulan Kepada Kantor Pusat
Direktorat Jenderal Perhubungan Udara untuk
menetapkan Kantor Otoritas Bandar Udara Wilayah
VI Padang dijadikan sebagai unit yang melaksanakan
akselerasi Zona Integritas Wilayah Bebas dari
Korupsi (WBK).
Monitoring Angkutan Lebaran dan Haji Otban VI
Padang: Normal, Lancar, Selamanya
Kerjasama Otban II dan Otban VI Melancarkan
Keberangkatan Jamaah Haji
Ratusan Ramp Check di Otban Padang
OJT Training Conformity Inspection di PTDI
Avsec Awareness Airnav Cabang Padang
Meningkatkan Kompetensi Inspektur Keamanan
Penerbangan
02
04
06
08
10
12
13
14
18
22
24
26
27
28
29
30
32
34
36
39
40
41
42
45
46
49
50
51
52
53
54
56
57
58
60
62
66
Koordinasi FAL Bandar udara Internasional
Minangkabau
Pengukuran dan Pengawasan Kualitas Koordinat
Navigasi Penerbangan
Otban VI Targetkan Semua Bandar Udara Miliki
AEP
Pentingnya Menjaga Kawasan Keselamatan
Operasi Penerbangan
Pemeriksaan Dan Pengujian Kendaraan PKP-PK
Sultan Thaha
Database Lisensi Personil Dan Sertifikat
Peralatan Bandar udara
Safety Commitment di Bandar udara Internasional
Minangkabau
Rakor UPKS Wilker Otban VI Padang
Penggunaan Portal IMSIS Di Otban Padang
Meningkat
Implementasi E-Jaldin Otban VI Padang
Bandara Depati Amir Layani Penerbangan Wings
Air
Tiga Tahap Pengembangan Bandara Internasional
Minangkabau
Pengembangan bandara yang mulai dioperasikan
pada Agustus tahun 2005 ini karena kapasitasnya
sudah tidak bisa menampung pergerakan
penumpang yang dilayani tiap tahunnya.
Bandara Silampari Tingkatkan Pelayanan Pada
Penumpang
Bandara SMB II Layani Pendaratan Pesawat
Raksasa Antonov
Bandara Muara Bungo: Mengembangkan
Perekonomian 5 Kabupaten
Otoritas Bandar Udara Dalam Perspektif ICAO
Otban VI Padang Raih Penghargaan dari KPPN
Padang
Otban VI Padang Memasuki Era Millenial
Membangun Komunikasi Melalui Coffee Morning
Gerakan Bersepeda Otban VI Padang
Nikmati Mandeh, Raja Ampat ala Sumatera Barat
Tour to Bukittinggi
Momen Agustusan Di Otban VI Padang
Yuk Terapi Ikan
EDISI 2 / 2019
EDISI 2 / 2019 - | 3
4. OVERVIEW
Tiada Yang Abadi
Kecuali Perubahan
T
here is nothing permanent except change. Begitu
dikatakan Heraclitus, filsuf yang hidup pada tahun
540-475 SM. Pernyataan yang tak lekang oleh masa.
Karena bila kita meresapi pesan tersebut, maka kita akan
selalu menyadari bahwa tak ada orang yang bisa hidup
tanpa perubahan. Dan perubahan itu berada di segala lini.
Cara-cara lama yang sukses, tidaklah bisa menggaransi
kesuksesan yang ada saat ini maupun yang akan datang.
Kita harus berubah. Tetapi seperti apa perubahan itu, harus
pula menjadi exercise baru yang benar-benar terkaji dengan
matang. Tidak bisa asal berubah, tetapi harus berubah
karena sesuai yang dikehendaki dan menjadi tuntutan dari
zaman yang ada.
Yang pasti, kalau tidak berubah, pasti tertinggal!
Era revolusi industri 4.0 menyebabkan organisasi
dan bisnis mengalami peningkatan volatility, uncertainty,
complexity dan ambiguity yang biasa dikenal dengan istilah
VUCA.
Volatility adalah lingkungan yang labil, berubah amat
cepat dan terjadi dalam skala besar.
Uncertainty adalah sulitnya memprediksi dengan akurat
apa yang akan terjadi.
Complexity adalah tantangan menjadi lebih lebih rumit
karena multi faktor yang saling terkait.
Dan ambiguity adalah ketidakjelasan suatu kejadian dan
mata rantai akibatnya.
Perubahan dalam dunia kerja semakin tak terbendung.
Tuntutan produktivitas yang tinggi dan gaya hidup dalam
bekerja yang terus berubah menuntut siapapun untuk siap
berubah.
Dulu, bekerja di kantor adalah sebuah keharusan.
Namun seiring majunya teknologi komunikasi, bekerja bisa
dilakukan di manapun. Pegawai bisa bekerja di rumah,
rapat di sebuah cafe yang nyaman, sampai melakukan
teleconference dengan klien dari luar negeri. Artinya,
dengan perubahan gaya bekerja seperti ini, siapapun bisa
berimprovisasi agar tetap menghasilkan produktifitas yang
tinggi.
Pekerjaan yang sedang kita hadapi bukan tujuan
akhir dari hidup. Akan tetapi kita bekerja karena ingin
mengembangkan diri ke arah yang lebih baik lagi. Ada
beberapa alasan untuk tetap mengembangkan diri, baik
terhadap organisasi maupun untuk diri sendiri. Bagi
4 | - EDISI 2 / 2019
5. organisasi, pengembangan diri adalah cara yang paling
tepat untuk membuat anggotanya bekerja sesuai etos kerja
mereka. Sedangkan bagi kita, pengembangan diri baik
untuk pengembangan karir atau untuk pekerjaan yang lebih
baik selanjutnya.
TEKNOLOGI 4.0
Setiap instansi pasti melakukan perubahan dalam
menjalankan organisasinya, seperti halnya Kantor Otoritas
Bandar Udara Wilayah VI – Padang. Saat ini Otban VI
Padang telah memiliki website yang diintegrasikan dengan
Integrated Management Safety Information System (IMSIS)
Direktorat Jenderal Perhubungan Udara.
Semua hal tersebut untuk menjawab setiap perubahan,
khususnya ketika bentuk kegiatan dialihkan ke bentuk
komputerisasi berbasis digital atau teknologi 4.0.
Aplikasi lain yang telah dikembangkan pada Kantor
Otoritas Bandar Udara Wilayah VI – Padang adalah
aplikasi e-jaldin. Dimana pelaporan kegiatan atau
perjalanan dinas yang dilaksanakan oleh pegawai dapat
dilakukan di manapun pegawai tersebut berada. Dengan
menggabungkan manfaat teknologi saat kegiatan atau
perjalanan dinas, dapat membantu para pegawai bekerja
lebih produktif dan efektif.
Saat ini juga sedang dikembangkan aplikasi database
yang menghimpun database peralatan dan lisensi personel
GSE, fasilitas dan personel bandar udara, serta kartu
pas. Hal ini dimaksudkan sebagai media pemenuhan
(compliance) bagi operator terhadap regulasi yang berlaku.
Memastikan peralatan dalam kondisi laik dan personelnya
berkompetensi. Memastikan operator tertib terhadap
validitas peralatan dan lisensinya. Serta dapat menjadi
bahan perhitungan proyeksi pendapatan negara bukan
pajak (PNBP) yang akan diterima.
RELAKSASI
Ketika beban pekerjaan semakin meningkat bisa
menimbulkan stres yang merupakan suatu kondisi dimana
tekanan, beban, konflik, keletihan, panik, kecemasan,
kemurungan dan hilangnya daya seorang pegawai,
relaksasi merupakan salah satu kegiatan yang dibutuhkan.
Kantor Otoritas Bandar Udara Wilayah VI – Padang juga
telah mengantisipasi kondisi tersebut dengan menyediakan
kolam terapi ikan yang berada dilingkungan kantor. Dengan
cara mencelupkan kedua kaki kedalam kolam yang didiami
oleh ratusan ikan kecil, untuk kemudian ikan-ikan tersebut
secara bergerombol akan ‘menyerbu’ dan menggigiti kaki
anda.
Gigitan ikan kecil tersebut memicu terjadinya
peningkatan sekresi hormon endorfin. Dengan diproduksi
dan dilepaskannya endorfin ini, lantas memberikan efek
bahagia sehingga stres pun otomatis hilang. Perasaan
suka dan bahagia yang dirasakan ketika relaksasi ini akan
menstimulasi kerja otak kita, sehingga pikiran lebih segar
dan tidak mumet.
Cara di atas merupakan segelintir tindakan yang sudah
dilakukan oleh Otban VI Padang. Ke depannya, tetaplah
untuk selalu membawa perubahan positif dalam lingkungan
pekerjaan.
Kepala Kantor Otoritas Bandar Udara
Wilayah VI Padang
Agoes Soebagio
EDISI 2 / 2019 - | 5
6. FOKUS
Rakorwil Otban VI Padang Tahun 2019:
Menjawab Tantangan
Era Revolusi Industri 4.0
B
anyak orang khawatir di era
Industri 4.0 ini. Kekhawatiran
itu menyeruak lantaran era ini
mengakibatkan disrupsi lapangan
kerja. Era ini menawarkan pekerjaan
yang sebelumnya dikerjakan banyak
orang, kini bisa dikerjakan oleh
beberapa orang atau bahkan satu
orang saja.
“Inilah era dari yang tidak bisa
menjadi bisa, apa yang tidak diatur
atau tidak ada dalam aturan, bisa
bakal banyak aturan baru. Untuk itu
perlu segera dilakukan upaya-upaya
untuk menghadapi Revolusi Industri
4.0. Terutama persiapan terkait
harmonisasi peraturan – peraturan
perundangan dan regulasi-regulasi
lainya,” ujar Kepala Kantor Otoritas
Bandar Udara Wilayah II- Medan,
Bintang Hidayat saat membuka Rapat
Koordinasi Wilayah Kantor Otoritas
Bandar Udara Wilayah VI di Padang
pada Selasa, 06 Agustus 2019.
Dalam sambutanya, Bintang
Hidayat yang mewakili Sekretaris
Dirjen Perhubungan Udara Nur Isnin
Istiartono, mengharapkan forum ini
dimanfaatkan untuk berdiskusi dan
tukar pikiran. Dengan demikian dapat
menghasilkan rumusan atau masukan
yang bermanfaat dalam rangka
memperbaiki dan menyempurnakan
regulasi dan standar – standar ataupun
kebijakan Kementerian Perhubungan
dalam upaya meningkatkan kualitas
penyelenggaraan dan pelayanan jasa
transportasi udara.
Kehadiran Revolusi Indistri 4.0
ditandai dengan otomatisasi dan
ekonomi digital, yakni pergeseran
tren tenaga kerja yang tidak lagi
bergantung pada tenaga manusia,
tapi pada mesin. Industri 4.0
memberikan tantangan tersendiri
di sektor transportasi udara, dalam
hal menggenjot Sumber Daya
Manursia (SDM) yang serasi dengan
perkembangan Industri kekinian.
SDM di Bidang Penerbangan dituntut
harus siap menghadapi Revolusi
Industri 4.0 ini, terutama untuk selalu
menghadirkan penerbangan yang
Selamat, Aman, dan Nyaman.
6 | - EDISI 2 / 2019
7. SDM Kantor Otoritas Bandar
Udara merupakan ujung tombak
penyelenggara kebijakan di Bidang
Penerbangan baik yang menyangkut
Pesawat Udara, Bandar Udara,
Pelayanan Navigasi Penerbangan dan
Keamanan Penerbangan. Untuk itu
Kantor Otoritas Bandar Udara harus
memastikan pemenuhan terhadap
peraturan – peraturan dibidang
penerbangan melalui pengawasan
yang ketat yang dilakukan secara rutin
dan berkesinambungan.
“Rakorwil ini diharapkan
menghasilkan masukan – masukan
yang stategis untuk memecahkan
beberapa persoalan yang selama
ini dihadapi. Baik itu pada tataran
kebijakan maupun tataran operasional
yang pada akhirnya bisa meningkatkan
pelayanan transportasi udara”
lanjutnya.
Dalam kesempatan yang sama,
Kepala Kantor Otoritas Bandar Udara
Wilayah VI – Padang, Agoes Soebagio
selaku Ketua Panitia Pelaksana
melaporkan bahwa kegiatan Rakorwil
tahun 2019 ini dimaksudkan sebagai
wahana konsolidasi dan kaji ulang
berbagai kebijakan. Sehingga dapat
dirumuskan suatu keluaran berupa
kerangka kebijakan dan langkah –
langkah srategis untuk meningkatkan
kinerja dalam penyelenggaraan bidang
perhubungan udara yang lebih baik.
Rakorwil mengambil tema
“Membangun Sinergi dan Integritas
Kita Tingkatkan Keselamatan,
Keamanan, dan Pelayanan
Penerbangan Dalam Menjawab
Tantangan Era Revolusi 4.0”. Adapun
tujuan diselenggarakanya adalah
untuk meningkatkan integrasi,
sinkronisasi, dan sinergi para
pemangku kepentingan penerbangan
untuk mencapai kinerja yang optimal
dengan komitmen yang tinggi seluruh
komponen di wilayah kerja Kantor
Otoritas Bandar Udara Wilayah VI –
Padang.
Rakorwil Tahun 2019 ini dihadiri
oleh sekitar 120 peserta dari
perwakilan Direktorat Teknis Direktorat
Jenderal Perhubungan Udara dan
Kantor Otoritas Bandar Udara. Hadir
pula perwakilan penyelenggara bandar
udara, penyelenggara pelayanan
navigasi penerbangan, maskapai
penerbangan, ground handling serta
perwakilan pemerintah daerah yang
ada di wilayah kerja Kantor Otoritas
Bandar Udara Wilayah VI – Padang.
Agenda yang dibahas dalam
Rakorwil yang berlangsung selama
dua hari ini antara lain terkait dengan
Penanganan Pertama Incident/
Accident Pesawat Udara di Bandar
Udara Guna Keperluan Investigasi
oleh Ketua Sub Komite Investigasi
Kecelakaan Penerbangan Komisi
Nasional Keselamatan Transportasi
(KNKT) Capt. Nurcahyo Utomo;
Integrasi System Menuju Satu
Data Indonesia oleh Kepala Bidang
Pengelolaan Data dan Operasional
TIK Pusat Teknologi Informasi dan
Komunikasi (PUSTIKOM) Kementerian
Perhubungan Heru Dharmawan;
Akselerasi Implementasi Reformasi
Birokrasi Melalui Pembangunan Zona
Integritas oleh Kepala Suba Bagian
Program dan Anggaran Sekretariat
Inspektorat Jenderal Kementerian
Perhubungan Maizar Radjin.
Selain itu juga membahas
pengoperasian pesawat tanpa
awak atau drone ditinjau dari aspek
keamanan penerbangan oleh Kepala
Seksi Penilaian Resiko Direktorat
Keamanan Penerbangan Ahmad
Suyono; pengoperasian drone dalam
perspektif bisnis dan komersial
oleh Vice President Bussiness
Development Direktorat Kargo dan
Pengembangan Usaha PT Garuda
Indonesia Tbk Hari Agung Saputra.
Juga dibahas tentang penegakan
sanksi administratif berbasis web
(e-Law Enforcement) oleh Sub Bagian
Penegakan Sanksi Administratif
Ivan Rhesa; serta Pemahaman dan
Persamaan Persepsi Antara Regulator
dan Operator oleh EGM PT AP II
Bandara Internasional Minangkabau
Dwi Ananda Wicaksana, GM Perum
LPPNPI Cabang Palembang
Ari Subandrio, Ketua Airlines
Operator Committe (AOC) Bandara
Internasional Minangkabau Eko
Pujianto dan perwakilan dari UPBU H.
AS. Hanandjoeddin Ridho Bernado.
Sementara itu Kepala Kantor
Otoritas Bandar Udara Wilayah
VI – Padang Agoes Soebagio
menyampaikan materi tentang Otoritas
Bandar Udara Dalam Perspektif ICAO
serta penyampaian Program Kerja
Otban VI Tahun 2019 dan Capaian
Semester I Tahun 2019. (Yudha
Inderawan)
EDISI 2 / 2019 - | 7
8. FOKUS
Revolusi Industri 4.0 Dan
Lompatan Besar Sektor
Penerbangan
A
pa yang dimaksud dengan
revolusi industri? Secara
singkat, pengertian revolusi
industri merupakan perubahan
besar yang radikal dan cepat atas
perkembangan manusia dalam
membuat peralatan kerja untuk
menambah hasil produksi atau
industri.
Tak hanya dari segi produksi,
namun juga keseluruhan rantai nilai
untuk mencapai efisiensi yang optimal
sehingga melahirkan model bisnis baru
saat ini yang berbasis digital.
Para pakar mencatat, perubahan
besar ini sudah terjadi tiga kali. Dan
saat ini kita sedang mengalami
revolusi industri yang keempat.
Sebagaimana diketahui, ilmu
pengetahuan dan teknologi telah
mengubah dunia. Seperti pada
revolusi industri 1.0 yang melahirkan
sejarah ketika tenaga manusia dan
hewan digantikan oleh kemunculan
mesin uap yang jauh lebih efisien dan
murah oleh James Watt pada abad
ke-18.
Revolusi industri pertama tersebut
sangat penting dan mengubah banyak
hal serta meningkatkan perekonomian
dunia yang luar biasa.
Pada revolusi industri 2.0 ditandai
dengan berkembangnya energi listrik
dan motor penggerak. Pada era ini
bermunculan produksi manufaktur
seperti pesawat telepon, mobil, dan
pesawat terbang.
Selanjutnya, pada revolusi industri
3.0 ditandai dengan tumbuhnya
industri berbasis elektronika, teknologi
informasi, serta otomatisasi seperti
misalnya komputer. Seiring dengan
kemajuan komputer, kemajuan
mesin-mesin yang bisa dikendalikan
dengan komputer tersebut juga
meningkat. Macam-macam mesin
diciptakan dengan bentuk dan fungsi
yang menyerupai bentuk dan fungsi
8 | - EDISI 2 / 2019
9. manusia. Komputer menjadi otaknya,
robot menjadi tangannya. Pelan-pelan
fungsi pekerja kasar dan pekerja
manual menghilang.
Kemudian adalah kehadiran
teknologi digital dan internet yang
dikenal sebagai revolusi industri 4.0
dan ditandai dengan berkembangnya
Internet of Things (IoT). Adapun lima
teknologi utama yang menopang
implementasi industri 4.0 yaitu Internet
of Things, Artificial Intellegence,
Human-Machine Interface, teknologi
robotik, dan sensor. Penguasaan
teknologi menjadi kunci penentu daya
saingnya.
Revolusi industri 4.0 diyakini
akan membawa banyak perubahan
dengan segala konsekuensinya.
Kehadiran revolusi industri 4.0 mampu
menghadirkan usaha baru, lapangan
kerja baru dan profesi baru yang
sebelumnya tidak pernah dipikirkan.
Namun ada pula resiko yang
mungkin muncul, seperti berkurangnya
peran sumber daya manusia (SDM)
karena diganti oleh mesin atau robot.
Tren ini telah mengubah banyak
bidang kehidupan manusia termasuk
di sektor transportasi udara atau
penerbangan. Berjuta peluang ada
disitu, tapi di sisi lain terdapat berjuta
tantangan yang harus dihadapi.
Di Indonesia, beberapa
operator penerbangan sudah
mulai mengantisipasi revolusi
industri 4.0 tersebut. Salah satu
operator penerbangan yang sudah
mengantisipasi hal tersebut adalah
maskapai Garuda Indonesia.
Dalam kegiatan Rapat Koordinasi
Wilayah (Rakorwil) Kantor Otoritas
Bandar Udara Wilayah VI Padang
Tahun 2019 yang diselenggarakan
tanggal 6 dan 7 Agustus 2019 di
Padang, VP Business Development
PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk,
Hari Agung Saputra mengungkapkan
bahwa Garuda Indonesia berencana
menggunakan pesawat tanpa awak
(Unmanned Aerial Vehicle/ UAV)
atau dikenal dengan drone sebagai
pengembangan bisnis angkutan kargo
udara masa depan guna mereduksi
tarif.
Disampaikan Hari Agung
alasan penggunaan drone tersebut
karena dinilai lebih efisien dan
meminimalkan resiko. Di sisi lain,
investasi untuk pesawat tersebut
lebih murah dibandingkan dengan
jenis konvensional. Penggunaan
drone dinilai lebih efisien karena
tidak membutuhkan bahan bakar
yang banyak. Selain itu juga bisa
mengurangi biaya pegawai dalam
bentuk set crew seperti pada pesawat
konvensional.
Teknologi UAV memang sudah
mulai digunakan di beberapa negara
dan pengoperasian di Indonesia hanya
tinggal menunggu waktu saja. Hanya
saja yang harus menjadi perhatian kita
bersama adalah bagaimana dengan
kesiapan regulasinya?
Revolusi industri 4.0 juga melanda
pengelolaan bandar udara. Salah satu
contohnya terkait dengan penanganan
bagasi secara otomatis yang
harus mengintrodusir penggunaan
kecerdasan buatan yang terkoneksi
dengan jaringan dan internet. Model
pembongkaran bagasi dengan
penggunaan kecerdasan buatan
yang terkoneksi dengan jaringan
dan internet memberikan akses
bagi penumpang maupun maskapai
penerbangan untuk memonitor proses
muat dan pembongkaran bagasi
dengan cermat hingga bagasi diterima
penumpang melalui conveyor belt.
Sistim ini menjadi penting
digunakan karena berkaitan dengan
kepuasan konsumen. Semakin cepat
barang sampai kepada penumpang,
maka semakin sedikit waktu tunggu
penumpang pesawat di bandar
udara dan tentu itu akan memenuhi
kepuasan penumpang.
Sementara itu, sistim navigasi
penerbangan juga tak luput
dari penggunaan teknologi 4.0.
General Manager Perum Lembaga
Penyelenggara Pelayanan Navigasi
Penerbangan Indonesia (LPPNPI)
atau AirNav Cabang Palembang Ari
Subandrio dalam Rakorwil tersebut
menyampaika bahwa Perum LPPNPI
merencanakan untuk menerapkan
prosedur navigasi berupa Remotely
Aerodrome Flight Information Services
(AFIS), Traffic Information Broadcast
by Aircraft (TIBA) dan Flight Watch
khususnya di wilayah Indonesia
Bagian Timur.
Dengan diberlakukannya prosedur
berbasis teknologi 4.0 ini diharapkan
tidak ada lagi blank spot di langit
Indonesia dari layanan navigasi
penerbangan. Dan dengan demikian
keselamatan penerbangan akan lebih
terjamin. (Yudha Inderawan)
EDISI 2 / 2019 - | 9
10. FOKUS
Integrasi Sistem Menuju
Satu Data Indonesia
D
ata, belakangan banyak
mendapat perhatian dari
berbagai kalangan seperti
aparatur pemerintahan, masyarakat,
bisnis, penegak hukum, dan juga
masyarakat sipil.
Alasannya sebenarnya sangat
sederhana. Karena data yang kredibel
merupakan kunci dari kualitas
pembangunan dan penyelenggaraan
pemerintahan yang baik. Kebijakan
publik, pelayanan publik, penegakan
10 | - EDISI 2 / 2019
11. hukum, pengawasan kinerja
pemerintah, hingga peluang bisnis,
semuanya membutuhkan data yang
kredibel.
Sayangnya, dalam praktik, data
masih sering tidak dikelola secara
serius. Masih banyak ditemukan
kasus di mana terdapat data yang
tidak hanya memiliki beragam versi,
namun sering juga saling kontradiktif
di antara satu dengan yang lainnya.
Saat ini, perkembangan teknologi
di dunia semakin maju. Memasuki
era digital berbasis teknologi 4.0
diperlukan pemahaman, pengertian,
dan antisipasi dari ketertinggalan
teknologi di masa depan.
Presiden Republik Indonesia
Joko Widodo baru-baru ini telah
merilis Peraturan Presiden No.
39 Tahun 2019 tentang Satu Data
Indonesia. Satu Data Indonesia
adalah kebijakan tata kelola data
pemerintah untuk menghasilkan data
yang akurat, mutakhir, terpadu, dan
dapat dipertanggungjawabkan. Serta
mudah diakses dan dibagipakaikan
antar instansi pusat dan daerah
melalui pemenuhan standar data,
metadata, interoperabilitas data,
dengan menggunakan kode referensi
dan data induk.
Satu Data Indonesia sangat
membantu untuk mendapatkan
informasi penting perihal
perkembangan terkini terkait bidang-
bidang yang menjadi perhatian
Pemerintah.
Sebagai bagian dari Pemerintah,
Kementerian Perhubungan, c.q.
Direktorat Jenderal Perhubungan
Udara turut berpartisipasi dalam
mendukung program yang telah
ditetapkan sebagai agenda nasional
ini.
“Integrasi data sangat diperlukan
untuk menunjang fungsi pelayanan
kepada stakeholder perhubungan
udara. Integrasi data diperlukan
juga sebagai fungsi kontrol dan
monitoring serta fungsi pengambilan
keputusan dari manajemen
kantor pusat maupun Kantor
Otoritas Bandar Udara dan Unit
Penyelenggara Bandar Udara, serta
Unit Penyelenggara Pelayanan
Navigasi Penerbangan. Sehingga
akan didapat data yang cepat,
akurat, informatif dan transparan,”
demikian diungkapkan Kepala Bidang
Pengelolaan Data dan Operasional
TIK Pustikom Kementerian
Perhubungan Heru Dharmawan
dalam kegiatan Rapat Koordinasi
Wilayah Kantor Otoritas Bandar
Udara Wilayah VI Padang yang
diselenggarakan tanggal 6 dan 7
Agustus 2019 lalu di Padang.
Menurut Heru, sistim Satu Data
Perhubungan Udara ini diharapkan
bisa memenuhi kebutuhan
informasi bagi stakeholder dan
dapat menjawab tantangan di era
revolusi industri 4.0, di mana salah
satunya adalah bisa diaksesnya
informasi perhubungan udara dengan
lebih mudah dan efisien. (Yudha
Inderawan)
EDISI 2 / 2019 - | 11
12. FOKUS
Kenali Penanganan Pertama
Kecelakaan Di Bandar Udara
D
alam Undang-Undang
Nomor 1 Tahun 2009
tentang Penerbangan pada
Pasal 357 dinyatakan bahwa
Pemerintah melakukan investigasi
dan penyelidikan mengenai setiap
kecelakaan dan kejadian serius
pesawat udara sipil di Indonesia.
Demikian ungkap Capt. Nurcahyo
Utomo, Ketua Sub Komite Investigasi
Kecelakaan Penerbangan Komite
Nasional Kecelakaan Transportasi
(KNKT) pada kegiatan Rakorwil Kantor
Otoritas Bandar Udara Wilayah VI –
Padang pada 6 Agustus 2019 lalu.
Nurcahyo menjadi narasumber
pertama (first responder) terkait
penanganan kecelakaan yang
memberikan sosialisasi penanganan
pertama kecelakaan dan kejadian
serius pesawat udara di bandar udara
guna keperluan investigasi pada para
peserta Rakorwil.
Tujuan dilakukan sosialisasi
terhadap penanganan di lokasi
kecelakaan oleh first responder dari
KNKT adalah untuk meningkatkan
pengetahuan berbagai bahaya yang
mungkin timbul di lokasi kecelakaan.
Juga sebagai pengetahuan
perlengkapan perlindungan diri dan
melaksanakan investigasi secara
aman. Selain itu juga agar mempunyai
pengetahuan untuk dapat menjaga
barang bukti yang diperlukan untuk
investigasi.
“Yang dimaksud dengan
“kecelakaan” adalah peristiwa
pengoperasian pesawat udara yang
mengakibatkan kerusakan berat
pada peralatan atau fasilitas yang
digunakan; dan korban jiwa atau luka
serius dalam kecelakaan tersebut.
Sedangkan yang dimaksud dengan
“kejadian serius” adalah suatu kondisi
pengoperasian pesawat udara hampir
terjadinya kecelakaan,” ujar Nurcahyo.
Hasil investigasi kecelakaan
pesawat udara tidak dapat digunakan
sebagai bukti dalam proses
pengadilan, namun demikian hasil
investigasi kecelakaan pesawat yang
bukan digolongkan sebagai informasi
rahasia dapat diumumkan kepada
masyarakat. Investigasi kecelakaan
dan kejadian serius pesawat udara
tidak hanya terhadap pesawat
udara nasional tetapi juga terhadap
pesawat udara asing yang mengalami
kecelakaan di wilayah Indonesia.
Di Indonesia lembaga penanganan
kecelakaan dan kejadian serius
pesawat udara adalah Komisi Nasional
Keselamatan Transportasi (KNKT)
yang melaksanakan tugas dan fungsi
investigasi kecelakaan transportasi.
Kecelakaan pesawat udara dapat
terjadi di dalam atau di sekitar bandar
udara maupun di luar bandar udara.
Apabila terjadi kecelakaan pesawat
udara, maka personil atau petugas
yang berada di lokasi kejadianlah yang
pertama kali menangani barang bukti
(evidence).
Investigator KNKT terkadang
kesulitan untuk segera sampai di
lokasi kejadian, karena biasanya
dilakukan penutupan bandar udara
lokasi kejadian.
Lokasi kejadian adalah tempat
yang berbahaya yang mungkin
timbul dari alam, mekanis, dan
mikroorganisme yang ada di dalam
darah yang dapat menyebabkan
penyakit pada manusia (blood borne
panthogen), seperti Hepatitis A, B, dan
C, serta HIV.
“Kenali bahayanya dan gunakan
alat pelindung diri yang memadai.
Bukti sangat penting untuk investigasi
dan dapat rusak, untuk itu perlu
dijaga,” pungkas Nurcahyo Utomo
(Yudha Inderawan)
12 | - EDISI 2 / 2019
13. FOKUS
K
antor Otoritas Bandar
Udara Wilayah VI Padang
akan mengajukan usulan
Kepada Kantor Pusat Direktorat
Jenderal Perhubungan Udara untuk
menetapkan Kantor Otoritas Bandar
Udara Wilayah VI Padang dijadikan
sebagai unit yang melaksanakan
akselerasi Zona Integritas Wilayah
Bebas dari Korupsi (WBK).
Pengusulan ini didasarkan
beberapa pertimbangan yaitu memiliki
sumber daya yang cukup, belum
pernah mendapatkan predikat WBK,
tidak memiliki temuan audit oleh
aparat pengawas yang subtantif,
serta pimpinan dan pegawainya tidak
sedang menjalankan hukuman disiplin
maupun dalam proses pemeriksaan
hukuman disiplin.
Kepala Kantor Otoritas Bandar
Udara Wilayah VI Padang, Agoes
Soebagio mengingatkan kepada
jajarannya bahwa diperlukan
Sumber Daya Manusia (SDM) yang
berintegritas, untuk mewujudkan WBK
dan WBBM tersebut.
“Perlu saya sampaikan, kendatipun
kita membuat sistem, membangun
perangkat, membuat fasilitas,
menyediakan perlengkapan lengkap,
tanpa SDM yang berintegritas yang
mempunyai kemampuan melayani,
percuma saja,” ujarnya di sela acara
Rakorwil Kantor Otoritas Bandar
Udara Wilayah VI Padang Tahun 2019
di Padang, Selasa 06 Agustus yang
lalu
Pada kesempatan yang sama,
Kepala Sub Bagian Program dan
Anggaran Inspektorat Jenderal
Kementerian Perhubungan Maizar
Radjin, saat memberikan paparan
dalam acara Rakorwil tersebut
menjelaskan titik singgung antara
reformasi birokrasi dan pembangunan
zona integritas.
Menurut Maizar, reformasi
birokrasi merupakan salah satu
langkah awal untuk melakukan
penataan terhadap sistem
penyelenggaraan pemerintahan yang
baik, efektif, dan efisien. Sehingga
dapat melayani masyarakat secara
cepat, tepat dan profesional dengan
menargetkan tercapainya tiga sasaran
hasil utama. Tiga sasarn tersebut
yaitu peningkatan kapasitas dan
akuntabilitas organisasi, pemerintah
yang bersih dan bebas KKN, serta
peningkatan pelayanan publik.
Dalam melaksanakan akselerasi
pembangunan zona integritas
Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK)
terdapat lima tahapan yang harus
dilalui. Adapun tahapan yaitu tahap
pengusulan, tahap pencanangan,
tahap pelaksanaan, tahap pelaporan,
serta tahap review dan evaluasi.
Zona Integritas (ZI) merupakan
predikat yang diberikan kepada
instansi pemerintah yang pimpinan
dan jajarannya mempunyai komitmen
untuk mewujudkan WBK/ WBBM
melalui reformasi birokrasi, khususnya
dalam hal pencegahan korupsi dan
peningkatan kualitas pelayanan publik.
Wilayah Bebas dari Korupsi
(WBK) adalah predikat yang diberikan
kepada suatu unit kerja yang telah
berhasil melaksanakan reformasi
birokrasi dengan baik. Reformasi
biokrasi dinyatakan baik bila telah
memenuhi sebagian besar kriteria
proses perbaikan pada enam area
perubahan, yaitu manajemen
reformasi, penataan tatalaksana,
penataan sistem manajemen sumber
daya manusia (SDM), penguatan
pengawasan, penguatan akuntabilitas
kinerja, peningkatan kualitas
pelayanan publik, survey eksternal
Indeks Persepsi Korupsi yang
tinggi dan Indeks Persepsi Kualitas
Pelayanan yang menyatakan baik,
serta telah menyelesaikan tindak lanjut
hasil pemeriksaan oleh pemeriksaan
Internal dan Eksternal. (Yudha
Inderawan)
Membangun Zona Integritas Bebas
Korupsi Di Otban VI Padang
EDISI 2 / 2019 - | 13
14. LAPORAN KHUSUS
Monitoring Angkutan Lebaran Dan Haji
1440 H/ 2019 M Otban VI Padang:
Normal, Lancar, Selamanya
S
eperti pada tahun-tahun
sebelumnya, pada tahun 2019
ini Kantor Otoritas Bandar Udara
Wilayah VI Padang juga melakukan
monitoring angkutan udara selama
periode Lebaran dan angkutan jamaah
Haji tahun 1440 H/ 2019 M. Monitoring
dilaksanakan di lima bandar udara
utama yang berada di wilayah kerja
Otban VI Padang yaitu Bandar
Udara Internasional Sultan Mahmud
Badaruddin II Palembang, Bandar
Udara Internasional Minangkabau
Padang, Bandar Udara Depati Amir
Pangkal Pinang, Bandar Udara Sultah
Thaha Jambi, dan Bandar Udara
Fatmawati Soekarno Bengkulu. Selain
itu juga dilaksanakan di tiga bandar
udara tambahan yaitu Bandar Udara
H.AS Hanandjoeddin Tanjung Pandan,
Bandar Udara Silampari Lubuk
Linggau, dan Bandar Udara Muaro
Bungo Jambi.
Monitoring dipimpin langsung
oleh Kepala Kantor Otoritas Bandar
Udara Wilayah VI Agoes Soebagio,
dilaksanakan pada tanggal 29
Mei sampai dengan 13 Juni 2019
untuk Lebaran dan 6 Juli hingga 4
September 2019.
14 | - EDISI 2 / 2019
15. “Alhamdulillah, kegiatan monitoring
posko angkutan udara lebaran
dan haji tahun 2019 di lima bandar
udara utama dan tiga bandar udara
tambahan berjalan dengan normal,
lancar, terkendali dengan selamat,
aman dan nyaman atau selamanya,”
ujar Agoes.
Menurut Agoes, peralatan dan
utilitas bandar udara, operasional
dan jasa terkait, serta pelayanan dan
fasilitas navigasi penerbangan berjalan
dengan normal. Keterlambatan
penerbangan sudah ditangani dengan
baik oleh badan usaha angkutan udara
atau maskapai penerbangan sesuai
PM 89 tahun 2015 tentang delay
management.
“Terkait harga tarif di tiket yang
diperjualbelikan oleh maskapai juga
sudah sesuai dengan KM 106 Tahun
2019,” lanjut Agoes.
Monitoring dilaksanakan
berdasarkan Instruksi Direktur
Jenderal Perhubungan Udara
Nomor INST 02 Tahun 2019 Tentang
Pelaksanaan Angkutan Udara Lebaran
Tahun 2019 M/ 1440 H dan INST 03
Tahun 2019 Tentang Pelaksanaan
Angkutan Udara Haji 1440 H / 2019 M.
Tujuan monitoring adalah
untuk memastikan keselamatan,
keamananan, pelayanan dan
pengoperasian penerbangan pada
saat Lebaran dan angkutan haji tahun
1440 H/ 2019 M berjalan sesuai
dengan standar yang telah di tentukan.
Serta terlaksananya pemenuhan
standar dan prosedur keselamatan,
keamanan dan pelayanan
penerbangan pada saat lebaran sesuai
dengan yang telah di tetapkan.
Monitoring dilaksanakan terhadap
kegiatan badan usaha bandar udara
dan unit penyelenggara bandar udara
dan jasa terkait terhadap pelayanan
kepada pengguna jasa.
Kegiatan maskapai niaga berjadwal
EDISI 2 / 2019 - | 15
16. terhadap penetapan tarif batas atas
dan batas bawah; penanganan
keterlambatan (delay management).
Kegiatan Lembaga Penyelenggara
Pelayanan Navigasi Penerbangan
Indonesia terhadap pelayanan dan
fasilitas yang tersedia di bandar udara;
memonitor prosentase pertumbuhan
pesawat dan penumpang di tahun
2019 terhadap tahun 2018 selama H-7
dan H+7.
Serta memonitor secara umum
pelayanan dan pengoperasian
angkutan udara Lebaran tahun 2019 di
bandar udara wilayah kerja.
Sebenarnya, Otban VI Padang
mendapat tugas untuk melakukan
monitoring di lima bandar udara
utama. Tiga bandar udara tambahan
yang dimonitoring adalah inisiatif dari
Otban VI Padang.
Agoes mengharapkan di periode
pelaksanaan pemantauan untuk
LAPORAN KHUSUS
Grafik Perbandingan Jumlah Pesawat Udara
Grafik Perbandingan Jumlah Penumpang
16 | - EDISI 2 / 2019
17. peak season selanjutnya, yaitu
pada Lebaran maupun Natal dan
Tahun Baru, Bandar udara H.AS
Hanandjoeddin Tanjung Pandan dapat
dimasukkan ke dalam pemantauan
nasional, karena sudah berstatus
bandar udara internasional.
Selain melakukan monitoring,
Agoes menambahkan bahwa pihaknya
juga melakukan dokumentasi kegiatan
monitoring tersebut. Dokumentasi itu
bisa di akses melalui 12 link Youtube
milik Otban VI Padang dengan alamat
@OtbanEnam.
Dari hasil monitoring terlihat jumlah
total pergerakan pesawat udara yang
beroperasi di 8 bandar udara tersebut
mengalami penurunan -18,88%.
Pada tahun 2018 tercatat total 5975
pergerakan pesawat dan di tahun
2019 ini tercatat 4. 847 pergerakan
pesawat, atau terdapat selisih -1.128
pergerakan.
Sementara itu untuk pertumbuhan
jumlah penumpang juga mengalami
penurunan -28,26%. Tahun 2018
jumlah penumpang mencapai 806.075
orang. Sedangkan tahun 2019
berjumlah 578.263 orang. Sehingga
ada selisih – 227.812 orang. (Abdul
Halim)
EDISI 2 / 2019 - | 17
18. Kerjasama Otban II dan Otban VI
Melancarkan Keberangkatan
Jamaah Haji
K
antor Otoritas Bandar Udara
Wilayah II Medan yang
membawahi Bandar udara
Internasional Hang Nadim Batam
dan Kantor Otoritas Bandar Udara
Wilayah VI Padang yang membawahi
Bandar udara Sultan Thaha Jambi
melakukan kerjasama monitoring
berkelanjutan untuk memperlancar
proses keberangkatan jamaah calon
haji kloter 21 dari Jambi. Jamaah
tersebut terbang menuju tanah suci
pada hari Kamis, 25 Juli 2019 melalui
embarkasi Batam.
Kerjasama meliputi inspeksi
pesawat yang melakukan
penerbangan antara jamaah calon
haji dari Jambi menuju Batam,
LAPORAN KHUSUS
18 | - EDISI 2 / 2019
19. penyediaan sarana dan prasarana
untuk pemeriksaan CIQ (Custom,
Immigration and Quarantine) jamaah
calon haji di Jambi serta beberapa hal
lainnya.
Kerjasama tersebut mampu
mempersingkat proses keberangkatan
dan memudahkan jamaah calon
haji dari kloter 21 Jambi dalam
penerbangan dari Jambi - Batam -
Jeddah (Arab Saudi).
Menurut Dirjen Perhubungan
Udara Polana B. Pramesti, kerjasama
dilakukan juga untuk memberi
kenyamanan kepada jamaah calon
haji sehingga mampu melaksanakan
ibadah haji yang penuh kegiatan fisik
tersebut dengan lebih lancar dan
khusyuk.
“Selain itu, penerbangan haji
sangat ketat, terutama dalam hal slot
penerbangan di bandar udara tujuan
di Arab Saudi karena banyaknya
pesawat yang datang dari berbagai
negara. Jika proses di negara asal
bagus dan tepat waktu, akan sangat
membantu saat nanti proses di Arab
Saudi. Jadi kerjasama ini sangat baik
dan diharapkan bisa dilaksanakan di
semua kantor Otoritas Bandar udara di
seluruh Indonesia,” ujar Polana.
Kepala Kantor OBU Wilayah
II Bintang Hidayat, menyatakan
kerjasama dilakukan karena
penerbangan haji antara ini meliputi
dua wilayah kerja OBU yang berbeda.
“Dengan monitoring berkelanjutan
ini, kerja kami menjadi lebih mudah
dan cepat karena adanya monitoring
yang sudah dilakukan lebih dulu di
Jambi oleh OBU Padang. Dengan
demikian kami memiliki waktu yang
lebih untuk melakukan kegiatan
lainnya yang bermanfaat,” ujar
Bintang.
Sementara itu Kepala Kantor
OBU Wilayah VI Padang Agoes
Soebagio juga merasa senang dengan
kerjasama yang mampu memudahkan
jamaah haji ini.
“Kami menerjunkan Tim Monitoring
EDISI 2 / 2019 - | 19
20. Haji 2019M/1440H untuk melakukan
monitoring. Di antaranya dengan
melakukan inspeksi terhadap 3
pesawat Garuda yang membawa
jamaah haji dari Jambi ke Batam.
Alhamdulillah penerbangan berjalan
dengan aman, lancar dan terkendali,
tidak ada temuan yang mengganggu
keselamatan dan keamanan
penerbangan,” ujar Agoes.
Menurut Agoes, jamaah calon
haji kloter 21 yang berjumlah 449
orang terdiri dari 190 laki-laki dan
259 perempuan dari Jambi tidak
bisa langsung terbang menuju ke
Arab Saudi, namun harus melalui
Embarkasi Batam. Dari Jambi,
jamaah calon haji diangkut dengan
3 pesawat Boeing B737-800NG
Garuda Indonesia yaitu GA - 1510
yang berangkat pukul 03.28 WIB, GA-
1300 berangkat pukul 03.40 WIB, dan
GA- 1320 yang berangkat pukul 04.18
WIB.
Para jamaah calon haji dari Jambi
tersebut juga langsung menuju ruang
tunggu keberangkatan di Bandar
udara Hang Nadim Batam. Para
jamaah calon haji tidak lagi transit
di Asrama Haji Batam dan tidak
LAPORAN KHUSUS
20 | - EDISI 2 / 2019
21. lagi check-in serta diperiksa CIQ
karena semua proses tersebut sudah
dilakukan di Bandar udara Sultan
Thaha Jambi.
Selanjutnya 448 jamaah calon
haji bersama 6 petugas kloter 21
diterbangkan menuju Jedah, Arab
Saudi dengan pesawat Boeing B747-
400 oleh maskapai Saudi Airlines
nomor penerbangan SV - 5421 pada
pukul 10.00 WIB, lebih cepat 10
menit dari jadwal awal pukul 10.10
WIB. Seorang jamaah No. 257 a.n
Ishak Yahya Akim batal berangkat
dikarenakan sakit. (*Rifqi)
EDISI 2 / 2019 - | 21
22. KELAIKUDARAAN
Ratusan Ramp Check
di Otban VI Padang
T
ransportasi udara pada saat ini
telah menjadi elemen penting
dalam laju pertumbuhan dan
perkembangan suatu daerah. Sejalan
dengan perkembangan teknologi
industri, masyarakat semakin sadar
bahwa peranan transportasi udara
sangat penting karena dirasakan lebih
efisien dari sisi waktu di bandingkan
dengan sarana tranportasi lainnya.
Walaupun harga tiketnya dinilai masih
relatif lebih mahal.
Meskipun demikian transportasi
udara merupakan solusi yang paling
menjanjikan untuk memperlancar
arus pengangkutan penumpang
dan barang baik dari dalam negeri
maupun keluar negeri. Oleh karena
itu faktor keselamatan, keamanan
dan pelayanan transportasi ini
harus terus dijaga dan ditingkatkan
dapat terus berperan dalam
menumbuhkembangkan suatu daerah.
Kementerian Perhubungan selaku
regulator penerbangan nasional
berkomitmen untuk mewujudkan
Safety, Security, and Service through
Compliance (3S + 1C) demi menjaga
kepuasan pengguna jasa angkutan
udara.
Hal tersebut sesuai dengan
amanat UU no 1 tahun 2019 tentang
Penerbangan terutama di pasal
3 yang disebutkan di antaranya
bahwa penerbangan diselenggrakan
dengan tujuan untuk mewujudkan
penyelenggaraan penerbangan
yang tertib, teratur, selamat, aman,
nyaman dengan harga yang wajar, dan
menghindari praktek persaingan usaha
yang tidak sehat.
Selain itu juga untuk memperlancar
arus perpindahan orang dan/ atau
barang melalui udara dengan
mengutamakan dan melindungi
angkutan udara dalam rangka
memperlancar kegiatan perekonomian
nasional.
Untuk mewujudkan hal itulah
diperlukan kesinergian antara
regulator, operator penerbangan,
maupun pengguna jasa penerbangan.
Sebagai perwakilan dari regulator
pusat yang berada di wilayah, Kantor
Otoritas Bandar Udara Wilayah VI
Padang juga senantiasa mendukung
dan melaksanakan kegiatan untuk
mewujudkan Safety, Security, and
Service through Compliance (3S + 1C)
d wilayah kerjanya.
Hal tersebut sesuai sesuai dengan
Peraturan Menteri Perhubungan
nomor PM 41 Tahun 2011, serta PM
22 Tahun 2015 sehingga inspektur
penerbangan bidang kelaikudaraan
Otban VI Padang secara konsisten
melaksanakan pengawasan terhadap
maskapai penerbangan.
Pengawasan ini dilakukan guna
menjamin maskapai yang akan
digunakan oleh masyarakat dalam
keadaan aman serta laik terbang.
Dalam praktik pengawasannya
digunakan metode pemeriksaan acak
(ramp check) secara periodik dan lebih
intens pada saat peak season (hari
besar dan tahun baru).
Pelaksanaan ramp chek tersebut
dilaksanakan di bandar udara-bandar
udara besar di 5 (lima) Provinsi
dibawah wilayah kerja Kantor Otoritas
Bandar Udara wilayah VI Padang.
Bandar udara-bandar udara yang
menjadi target pelaksanaan ramp
check antara lain Bandar udara
Internasional Minangkabau Padang
(Sumatera Barat), Bandar udara
Sultan Thaha (Jambi), Bandar udara
Fatmawati Soekarno (Bengkulu),
Bandar udara Depati Amir Pangkal
Pinang (Bangka), Bandar udara
22 | - EDISI 2 / 2019
23. Internasional H.A.S. Hanandjoeddin
Tanjung Pandan (Belitung), dan
Bandar udara Internasional Sultan
Mahmud Badarudin II Palembang
(Sumatera Selatan).
Adapun operator penerbangan
yang diperiksa antara lain Garuda
Indonesia, Citilink, Sriwijaya Air, NAM
Air, Lion Air, Batik Air, Wings Air,
Indonesia Air Asia, Travel Express
Aviation, Susi Air, Deraya Air, dan
Saudi Arabian Airlines.
Selama periode Januari 2019
sampai dengan Juli 2019, Inspektur
Kelaikudaraan Otban VI Padang
telah melaksanakan ramp chek
sebanyak 445 kali. Rinciannya adalah
223 kali pemeriksaan terhadap
pesawat maskapai nasional yang
beregestrasi kebangsaan Indonesia
(PK) dan sebanyak 12 kali terhadap
tiga pesawat maskapai asing yang
beregestrasi kebangsaan Islandia
(TF).
Rincian kegiatan ramp check
tersebut terdiri dari penerbangan
reguler sebanyak 147 kali, angkutan
lebaran 2019 sebanyak 268 kali dan
angkutan haji 2019 sebanyak 30 kali.
Sedangkan untuk kegiatan
surveillance terhadap operator
yang telah dilaksanakan selama
periode Januari sampai dengan
Juli 2019 sebanyak 8 kali. Terdiri
dari surveillance AOC 121 Garuda
Indonesia di Jambi, AOC 121 Lion Air
di Jambi, PSC 141 PT. Deraya Fying
School (dua kali), AOC 121 NAM Air
di Pangkal Pinang, AMO 145 NAM Air
di Pangkal Pinang, AOC 121 Wings
Air di Palembang, dan AMO 145
Wings Air di Palembang.
Dari hasil kegiatan ramp
check dan surveillance, seluruh
temuan telah dilakukan corrective
action (tindakan perbaikan) oleh
operator penerbangan dan data
tersebut telah dilaporkan kepada
Dirjen Perhubungan Udara dalam
hal ini Direktorat Kelaikan dan
Pengoperasian Pesawat Udara.
Dengan demikian seluruh pesawat
yang beroperasi di wilayah kerja
Kantor Otoritas Bandar Udara wilayah
VI dalam kondisi laik terbang.
Pada bulan ramadhan tahun
2019 ini tim Otban VI Padang juga
kedatangan tamu dari Inspektorat
Jenderal Kementerian Perhubungan
yang melakukan peninjauan angkutan
lebaran tahun 2019 di wilayah
Sumatera Barat. Dalam salah satu
kunjungannya, mereka memonitoring
pengawasan angkutan lebaran yang
dilakukan oleh Kantor Otoritas Bandar
Udara wilayah VI Padang.
Pada kegiatannya tersebut, mereka
menanyakan standart operating
procedure (SOP) ramp check pesawat
udara serta melakukan peninjauan
secara langsung kegiatan ramp check
yang dilakukan oleh tim inspektur
kelaikudaraan Otban VI Padang.
Semua pertanyaan tersebut dapat
dijawab tuntas oleh tim inspektur
kelaikudaraan Otban VI Padang dan
mendapat apresiasi dari tim Itjen
Kementerian Perhubungan. (Budi)
EDISI 2 / 2019 - | 23
24. OJT Training Conformity
Inspection di PTDI
M
engusung misi menjadi yang
terdepan di segmen pasar
pesawat turboprop kelas
ringan dan sedang, serta menjadi
acuan bagi industri penerbangan di
Asia Pasifik dengan menerapkan
optimalisasi kompetensi industri dan
komersial, PT Dirgantara Indonesia
(PTDI) bekerjasama dengan Direktorat
Jenderal Perhubungan Udara
khususnya Inspektur Kelaikudaraan
melaksanakan kegiatan Manufacturing
Conformity Inspection pesawat
N219. Kegiatan ini dilakukan untuk
pemenuhan aspek keselamatan dalam
pembuatan dan pengembangan
pesawat tersebut sesuai dengan
regulasi yang berlaku.
Tim inspektur kelaikudaraan
Kantor Otoritas Bandar Udara Wilayah
VI Padang pada tanggal 12-16
Agustus 2019 lalu berkesempatan
untuk melaksanakan Manufacturing
Conformity Inspection terhadap
pesawat N219 di kompleks PTDI
Bandung.
Dalam proses pelaksanaannya,
para inspektur Otban VI
membandingkan part, assy dan sub
KELAIKUDARAAN
24 | - EDISI 2 / 2019
25. assy terhadap standar (type design).
Dengan kata lain compare actual
with reference, memeriksa drawing
dan sertifikasi pesawat dan melihat
pengetesan setiap fungsi sistim
dari N219. Selain itu juga melihat
pekerjaan yang ada di sana mulai
dari proses receiving raw material,
forming part dan komponen, proses
pembuatan part dari bahan komposite,
proses assembly sampai dengan
line produksi N219 berikut dengan
dokumen – dokumen yang disiapkan
untuk proses sertifikasi part.
Sedikit perkenalan dengan
pesawat N219. N219 adalah
pesawat commuter yang termasuk
dalam kategori Civil Aviation Safety
Regulations (CASR) 23. Pesawat
dengan kapasitas 19 penumpang
ini dikembangkan bersama antara
PTDI dan Lembaga Penerbangan
dan Antariksa Nasional (Lapan) sejak
2014. Spesifikasi pesawat sangat
sesuai untuk dioperasikan di daerah
remote area, penghubung antar kota
dan antar pulau.
Dalam proses pembuatan
pesawat N219, PTDI melakukan
sendiri manufacturing dan assembly
untuk detail parts dan komponen
sesuai dengan standar dalam
industri penerbangan. Oleh karena
itu dukungan pemerintah khususnya
Direktorat Jenderal Perhubungan
Udara Kementerian Perhubungan
selaku regulator penerbangan nasional
sangat dibutuhkan untuk menciptakan
industri lokal dengan produk yang
qualified sesuai dengan peraturan
keselamatan penerbangan yang
berlaku. (Annil)
EDISI 2 / 2019 - | 25
26. KEAMANAN
Avsec Awareness
Airnav Cabang Padang
P
eraturan Menteri Perhubungan
Republik Indonesia Nomor
80 Tahun 2017 tentang
Program Keamanan Penerbangan
Nasional mengamanahkan kepada
penyelenggara layananan navigasi
penerbangan untuk berkewajiban
mengikutikan seluruh karyawannya
dengan kegiatan Avsec Awareness.
Terkait dengan hal tersebut, Airnav
cabang Padang bekerjasama dengan
Kantor Otoritas Bandar Udara Wilayah
VI Padang pada Selasa tanggal 13
Agustus 2019, bertempat di ruang
rapat gedung OPB mengadakan
kegiatan sosialisasi bagi seluruh
pegawai/ karyawan Airnav cabang
Padang.
Airnav cabang Padang merupakan
salah satu cabang yang telah memiliki
dokumen Air Navigation Services
Security Program (ANSSP) dan telah
dilakukan audit baik dari manajemen
internal Airnav Indonesia maupun
Direktorat Keamanan Penerbangan
Direktorat Jenderal Perhubungan
Udara Kementerian Perhubungan.
Sosialisasi di Airnav cabang Padang
ini sekaligus juga sebagai tindaklanjut
dari temuan audit Direktorat
Keamanan Penerbangan.
Dalam sosialisasi yang
disampaikan oleh inspektur keamanan
penerbangan Kantor Otoritas Bandar
Udara Wilayah VI Padang dipaparkan
beberapa materi terkait dengan
keamanan penerbangan. Materi
tersebut antara lain terkait program
keamanan penerbangan nasional,
program keamanan penerbangan
navigasi penerbangan, pembagian
kategori daerah keamanan di
daerah navigasi penerbangan,
tanda izin masuk ke daerah navigasi
penerbangan; dan daerah keamanan
terbatas di bandar udara.
Dalam sambutanya pada
pembukaan sosialisasi, General
Manager Airnav cabang Padang
Wisnu Hadi menyampaikan apresiasi
dan mendukung penuh terkait aspek
keamanan penerbangan. “Kini Airnav
tidak hanya concern ke aspek safety
saja, melainkan juga security menjadi
prioritas kami,” ujarnya.
Menurutnya, sosialisasi ini
berbanding lurus dengan implementasi
yang sudah diterapkan oleh Airnav
cabang Padang yang sudah memiliki
program keamanan, fasilitas
penunjang maupun sumber daya
personel aviation security yang
memiliki lisensi.
Terpisah Kepala Kantor Otoritas
Bandar Udara Wilayah VI Padang
Agoes Soebagio mengapresiasi
kegiatan sosialisasi avsec awareness
tersebut.
“Secara nasional Airnav Padang
termasuk cabang yang pertama
yang telah memiliki dokumen
keamanan dan telah dilakukan audit
secara komprehensif oleh Direktorat
Keamanan Penerbangan,” ujarnya.
Kegiatan sosialisasi yang dibagi
menjadi dua sesi, pagi dan siang,
ini diikuti oleh seluruh manajemen
dan pegawai Airnav cabang Padang
dengan antusias. (Rahmat)
26 | - EDISI 2 / 2019
27. KEAMANAN
Meningkatkan Kompetensi
Inspektur Keamanan Penerbangan
P
ada tanggal 3 hingga 5 Juli 2019
Kantor Otoritas Bandar Udara
Wilayah VI Padang bekerjasama
dengan Direktorat Keamanan
Penerbangan Direktorat Jenderal
Perhubungan Udara Kementerian
Perhubungan mengadakan kegiatan
Bimbingan Teknis Peningkatan
Kompetensi Inspektur Keamanan
Penerbangan. Kegiatan bimtek
tersebut mengambil tema Investigasi
Keamanan Penerbangan.
Kegiatan ini diikuti oleh perwakilan
inspektur keamanan penerbangan
Kantor Otoritas Bandar Udara
Wilayah I sampai dengan X dan
inspektur keamanan penerbangan
Direktorat Keamanan Penerbangan
Dirjen Perhubungan Udara. Total
peserta berjumlah 24 orang inspektur
keamanan.
Kegiatan bimtek ini bertujuan
untuk peningkatan kompetensi
inspektur keamanan penerbangan
khususnya terkait dengan investigasi
masalah-masalah keamanan
penerbangan. Dalam kegiatan ini
peserta bimtek dibekali bagaimana
teknik berkomunikasi yang baik, teknik
interview, teknik mendengar sampai
pengumpulan data dan pelaporan
terkait dengan investigasi keamanan
penerbangan.
Dijelaskan oleh pemateri bahwa
komunikasi yang baik adalah
komunikasi yang efektif, mempunyai
gaya berkomunikasi, keterampilan
berkomunikasi, pengulangan, verifikasi
serta penyimpulan dari komunikasi
yang telah dilakukan.
Pengumpulan data yang diperlukan
untuk tujuan investigasi dapat melalui
pendekatan rasional, empiris, atau
sistematis. Observasi terhadap
data diperlukan guna mendapatkan
pemahaman lebih baik tentang
konteks dalam hal yang diteliti akan
atau terjadi.
Dalam melakukan investigasi,
seorang investigator harus
bersikap terbuka, berorientasi pada
penemuan dari pada pembuktiaan
dan mempertahankan pilihan untuk
mendekati masalah secara induktif .
Investigator dimungkinkan dapat
melihat hal – hal yang oleh subjek
investigasi sendiri kurang disadari.
Selain itu juga dimungkinkan
memperoleh data tentang hal – hal
yang karena berbagai sebab tidak
diungkapkan oleh subjek investigasi
secara terbuka dalam wawancara .
Dalam kegiatan bimtek ini
juga disimulasikan sebuah studi
kasus. Para peserta dibagi menjadi
beberapa kelompok dan diminta untuk
mendiskusikan beberapa contoh kasus
yang terkait keamanan penerbangan.
(Rahmat)
EDISI 2 / 2019 - | 27
28. Koordinasi FAL
Bandar Udara Internasional
Minangkabau
U
ntuk melakukan koordinasi
dalam pemberian fasilitas
penerbangan internasional
yang lebih baik di Bandar udara
Internasional Minangkabau Padang,
pada Selasa 2 Juli 2019 lalu, Kantor
Otoritas Bandar Udara Wilayah VI
Padang menyelenggarakan kegiatan
Rapat Komite Fasilitasi (FAL) Bandar
udara Internasional Minangkabau.
Rapat yang berlangsung di
Hotel Mercure Padang ini juga
merupakan salah satu bentuk kegiatan
pengendalian yang dilakukan oleh
Kantor Otoritas Bandar Udara Wilayah
VI – Padang. Hal ini karena komite
FAL Bandar udara Internasional
Minangkabau diketuai oleh Kepala
Kantor Otoritas Bandar Udara Wilayah
VI Padang.
FAL Bandar udara Internasional
Minangkabau Padang ditetapkan
berdasarkan Keputusan Direktur
Jenderal Perhubungan Udara, nomor:
KP344 Tahun 2017 dan berlaku hingga
tahun 2020.
Komite Fasilitasi (FAL) di
bandar udara internasional dibentuk
berdasarkan Annex 9 Organisasi
Penerbangan Sipil Internasional
(ICAO). Tujuannya di antaranya untuk
memfasilitasi pergerakan pesawat
udara, awak pesawat, penumpang
dan barang, kargo, pos dan barang
persediaan pesawat tanpa hambatan
dan penundaan yang tidak perlu.
Menurut ketentuan Annex 9
tersebut, rapat Komite Fasilitasi (FAL)
merupakan pertemuan komite yang
wajib dilakukan sekurang kurangnya
minimal 1 kali dalam setahun.
Dalam rapat ini anggota Komite
Fasilitasi menyampaikan hal-hal
yang menjadi kendala di lapangan
terkait penyelenggaraan penerbangan
internasional untuk dicarikan solusi
bersama.
Kegiatan rapat FAL Bandar
udara Internasional Minangkabau ini
dihadiri oleh perwakilan Kepala Dinas
Perhubungan Provinsi Sumatera
Barat, Kepala Kantor Pengawasan
dan Pelayanan Bea dan Cukai Bandar
udara Internasional Minangkabau,
Kepala Badan Narkotika Nasional
Propinsi Sumatera Barat, Kepala
Kantor Imigrasi Kelas I Padang,
Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan
Kelas II Padang, Kepala Balai Besar
Karantina Pertanian Kelas I Padang,
Kepala Stasiun Karantina Ikan Kelas I
Padang serta hadir juga Ombudsman
RI perwakilan Sumatera Barat.
Dari operator penerbangan, terlihat
hadir Executive General Manager
PT. Angkasa Pura II Bandar udara
Internasional Minangkabau, General
Manager Perum LPPNPI (Airnav)
cabang Padang, Maintenance
Manager PT. Angkasa Pura II Bandar
udara Internasional Minangkabau,
Airport Operation and Services Junior
Manager PT. Angkasa Pura II Bandar
udara Internasional Minangkabau,
General Manager PT. Garuda
Indonesia Cabang Padang, Senior
Manager Lion Air Group cabang
Padang yang juga diamanahkan
sebagai Ketua AOC Bandar udara
Internasional Minangkabau, Distrik
Manager PT AirAsia Cabang Padang,
General Manager PT. Gapura Angkasa
Cabang Padang, dan General
Manager PT. PTN Cabang Padang.
Bertindak sebagai pemateri
1 dalam kegiatan ini adalah Dwi
Ananda Wicaksana selaku Executive
General Manager PT. Angkasa
Pura II Bandar udara Internasional
Minangkabau. Dalam paparannya
Dwi menyampaikan kegiatan
fasilitasi terkait penyelenggara
bandar udara serta rencana
pengembangan infrasturuktur Bandar
udara Internasional Minangkabau
untuk peningkatan pelayananan
kebandarudaraan.
Pada sesi yang kedua disampaikan
paparan oleh Kepala Balai
Karantina Kesehatan Bandar udara
Internasional Minangkabau Dr. Jalil
Alfani, M.Kes. Dalam paparannya
Jalil menyampaikan terkait kegiatan
fasilitasi kekarantinaan kesehatan
di bandar udara dan materi terkait
penanggulangan penyakit berpotensi
KLB di Bandar udara Internasional
Minangkabau. (Rahmat)
KEAMANAN
28 | - EDISI 2 / 2019
29. NAVIGASI
Pengukuran Dan Pengawasan
Kualitas Koordinat Navigasi
Penerbangan
A
spek keselamatan penerbangan
termasuk dengan segala
persyaratan pendukungnya
merupakan elemen yang khusus dan
mutlak harus diwujudkan.
Termasuk di antaranya adalah
elemen-elemen dalan navigasi
penerbangan. Seperti misalnya titik
koordinat referensi bandar udara
(Aerodrome Reference Point/ARP),
maupun letak lokasi suatu peralatan
navigasi (Navigation Aid’s) atau
objek lain yang dianggap penting
untuk keperluan navigasi dan operasi
penerbangan.
Terkait dengan hal tersebut, Kantor
Otoritas Bandar Udara Wilayah VI
Padang melaksanakan kegiatan
pengukuran dan pengawasan ulang
titik koordinat bandar udara dan
navigasi penerbangan di bandar udara
wilayah kerjanya.
Pelaksanaan kegiatan ini
berdasarkan Peraturan Direktur
Jenderal Perhubungan Udara Nomor
SKEP/29/II/2010 Tahun 2010 tentang
petunjuk pelaksanaan pengukuran
dan pengawasan kualitas koordinat
navigasi penerbangan dengan sistim
geodesi dunia (world geodetic system)
1984 bagian 173-4 (Advisory Circular
Part 173-4).
WGS-84 merupakan sistem
koordinat Kartesian Geosentrik
menggunakan Ellipsoid GRS
(Geodetic Reference System) 80.
Lokasi kegiatan pengukuran titik
koordinat tersebut berada di parking
stand Bandar Udara Internasional
Minangkabau Padang Sumatera Barat.
Kegiatan pengukuran dilaksanakan
oleh inspektur navigasi penerbangan
dari Kantor Otoritas Bandar
Udara Wilayah VI Padang dengan
menggunakan sistim geodesi dunia
(world geodetic system) 1984.
Tujuan penggunaan menggunakan
sistem WGS-84 adalah untuk
mendapatkan tingkat akurasi dan
presisi agar pelaksanaan pengukuran
mendapatkan hasil kualitas yang baik.
(Dendy Muriyansyah)
EDISI 2 / 2019 - | 29
30. BANDAR UDARA
Otban VI Targetkan Semua
Bandar Udara Miliki AEP
O
toritas Bandar Udara Wilayah
VI Padang sangat konsen
terhadap keselamatan dan
keamanan penerbangan terutama
dalam hal penanggulangan keadaan
darurat di bandar udara yang berada
di wilayahnya. Kantor Otoritas Bandar
Udara Wilayah VI Padang juga
selalu melakukan pembinaan dan
pengawasan di bidang pelayanan
darurat.
Terkait dengan hal tersebut, OBU
VI juga konsen dengan kelengkapan
dokumen bandar udara terkait
keselamatan dan kemanan. Salah
satunya adalah airport emergency
plan (AEP) document dan pelatihan
keadaan darurat atau airport
emergency execise.
“Hampir semua bandar udara di
wilayah kerja kami sudah memiliki
airport emergency plan document.
Dari 14 bandar udara, 11 bandar
udara sudah memiliki dokumen AEP
dan beberapa bandar udara sudah
melakukan airport emergency execise.
Ditargetkan tahun depan seluruh
bandar udara di lingkungan kerja OBU
VI sudah memiliki airport emergency
plan document,” ujar Kepala Kantor
Otoritas Bandar Udara Wilayah VI
Padang Agoes Soebagio.
Bandar udara yang sudah
mempunyai AEP adalah Bandar Udara
Internasional Minangkabau – Padang,
SM. Badaruddin II – Palembang,
Depati Amir - Pangkal Pinang, Sultan
Thaha – Jambi, Fatmawati Soekarno
– Bengkulu, H.AS. Hanandjoeddin
- Tanjung Pandan, Muara Bungo,
Silampari - Lubuk Linggau, Atung
Bungsu - Pagar Alam, Depati Parbo –
Kerinci, dan Mukomuko.
Sedangkan bandar udara yang
saat ini sedang memproses dokumen
tersebut adalah Rokot – Sipora,
Enggano dan Pusako Anak Nagari -
Pasaman Barat.
Sementara itu bandar udara
yang sudah melaksanakan pelatihan
keadaan darurat (PKD) atau airport
30 | - EDISI 2 / 2019
31. emergency execise adalah Bandar
Udara Internasional Minangkabau
– Padang, SM. Badaruddin II –
Palembang, Depati Amir - Pangkal
Pinang, Sultan Thaha – Jambi, H.AS.
Hanandjoeddin - Tanjung Pandan, dan
Silampari - Lubuk Linggau.
Bandar udara yang sudah
merencanakan melakukan PKD adalah
Fatmawati Soekarno – Bengkulu,
Muara Bungo, dan Mukomuko.
Airport emergency planning
merupakan suatu proses dalam
mempersiapkan suatu bandar udara
untuk mengatasi situasi keadaaan
darurat yang berada di dalam bandar
udara dan sekitarnya.
Tujuannya adalah untuk
memperkecil akibat yang akan timbul
dari suatu keadaan darurat, khususnya
meminimalkan korban jiwa maupun
harta benda akibat kejadian atau
kecelakaan pesawat udara yang
terjadi di dalam bandar udara atau
wilayah sekitarnya. Selain itu juga
untuk mempertahankan operasional
penerbangan yang ada di bandar
udara.
Airport emergency planning
merupakan bagian dari pelayanan
yang diberikan bandar udara dalam
mengemban tugasnya sebagai
penyelenggara bandar udara dan
badan usaha bandar udara. Pengelola
bandar udara wajib membuat
program penanggulangan keadaan
darurat. sesuai ketentuan Annex 14
tentang Aerodromes Chapter 9.1
dari Organisasi Penerbangan Sipil
Internasional (International Civil
Aviation Organization/ ICAO). Pada
annex tersebut disebutkan bahwa
setiap bandar udara wajib membuat
dan memiliki dokumen Rencana
Penanggulangan Keadaan Darurat
(Airport Emergency Plan Doc./AEP
Doc.).
Mengingat kecelakaan pesawat
udara ataupun bentuk acaman
tersebut tidak selalu dapat di prediksi
dan bisa terjadi secara tiba-tiba,
pihak bandar udara harus selalu siap
dan waspada terhadap segala jenis
kemungkinan emergency yang terjadi.
Pertolongan harus dengan
cepat, terukur serta terlaksana
dengan baik sehingga diperlukan
adanya kesepakatan bersama untuk
melakukan persiapan, fasilitasi dan
penyediaan personel yang mampu dan
berkompeten.
Selain itu juga harus melakukan
latihan-latihan berkala baik secara
bersama maupun parsial guna
meningkatkan koordinasi, komando,
komunikasi dan kompetensi personel
masing-masing instansi yang terlibat
dalam Airport emergency commite.
Setiap bandar udara harus
memiliki airport emergency plan
procedure yang baik, walaupun dalam
pelaksanaanya terkadang tidak semua
aspek yang tercantum di dalamnya
dilakukan.
Untuk itulah diperlukan adanya
latihan airport emergency plan yang
efektif sebagai bentuk kegiatan untuk
membiasakan dan menanamkan
prosedur baku yang ada secara
optimal pada setiap instansi yang ada.
Dengan demikian ketika harus
berhadapan dengan keadaan
darurat penerbangan yang
sebenarnya seluruh instansi dalam
airport emergency commite dapat
melaksankan tugas dan tanggung
jawabnya secara terarah sesuai
dengan prosedur yang berlaku.
Maskapai penerbangan sebagai
penyedia jasa angkutan udara di
bandar udara juga harus ikut berperan
serta dan aktif dalam setiap kegiatan
airport emergency execise di suatu
bandar udara. (M Arif)
EDISI 2 / 2019 - | 31
32. BANDAR UDARA
Pentingnya Menjaga
Kawasan Keselamatan
Operasi Penerbangan
H
allo gaes, semua sudah
pernah naik pesawat ataupun
ke bandar udara kan?
Semenjak adanya penerbangan
berbiaya rendah (low cost carrier/
LCC) pesawat udara menjadi moda
transportasi yang diminati oleh semua
kalangan masyarakat sehingga
mengakibatkan jumlah penerbangan
pun meningkat.
Tahukah kalian, hal yang paling
utama dalam penerbangan adalah
hal keselamatan. Keselamatan tidak
hanya saat pesawat terbang di udara
namun juga saat pesawat berada
di bandar udara. Dari data statistik,
95% kecelakaan terjadi saat pesawat
berada di bandar udara. Untuk itulah
diperlukan suatu pengaturan terkait
keselamatan operasi penerbangan di
sekitar bandar udara.
Kementerian Perhubungan
sebagai regulator yang mengatur soal
penerbangan nasional, telah mengatur
mengenai batas-batas kawasan
keselamatan operasi penerbangan.
Pengaturan tersebut melalui Peraturan
Menteri Perhubungan Nomor: PM 44
Tahun 2015 tentang Pemberlakuan
Standar Nasional Indonesia (SNI)
03-7112-2005 mengenai Kawasan
Keselamatan Operasi Penerbangan
sebagai Standar Wajib.
Di dalam peraturan tersebut
dijelaskan antara lain tentang batas
jarak dan ketinggian bangunan
ataupun benda tumbuh dan/ atau
bergerak di sekitar bandar udara.
Mengingat pentingnya
pengendalian Kawasan Keselamatan
Operasi Penerbangan (KKOP) di
sekitar bandar udara, maka melalui
Undang-Undang Republik Indonesia,
Nomor 1 Tahun 2009 tentang
Penerbangan, pemerintah menetapkan
sanksi tegas bagi siapapun yang
melanggar ketentuan tersebut. Sanksi
buat pelanggar aturan tersebut adalah
pidana penjara tiga tahun dan denda
paling banyak satu milyar Rupiah.
Untuk mengendalikan KKOP
maka Kementerian Perhubungan
menetapkan melalui Peraturan
Menteri Perhubungan, Nomor: PM
90 Tahun 2018 tentang Norma,
Standar, Prosedur, dan Kriteria untuk
pembangunan di sekitar bandar udara.
32 | - EDISI 2 / 2019
33. Untuk membangun sebuah
bangunan di area tersebut diperlukan
rekomendasi yang dikeluarkan
oleh Kantor Otoritas Bandar Udara
setempat.
Seiring dengan perkembangan
zaman, selain pengendalian dari sisi
pembangunan bangunan di sekitar
area KKOP, hal yang juga perlu
menjadi perhatian kita bersama
yaitu kegiatan-kegiatan yang dapat
membahayakan penerbangan.
Beberapa kegiatan tersebut di
antaranya adalah bermain layang-
layang, penyalahgunaan laser
pointer, menerbangkan lampion,
menerbangkan balon udara dan
mengoperasikan drone di area KKOP.
Kita tentu tidak ingin terjadi
kecelakaan pesawat di sebuah
bandar udara. Jadi kita harus
mematuhi aturan-aturan tersebut agar
keselamatan penerbangan terjamin.
Kita tidak pernah tahu siapa yang
akan menggunakan pesawat terbang.
Apakah itu rekan kita, keluarga kita
atau diri kita sendiri. Jika terjadi apa-
apa dengan pesawat tersebut, tentu
yang rugi juga kita sendiri. Untuk itu,
mari bersama kita jaga keselamatan
penerbangan.
Ingatlah selalu jargon di dunia
penerbangan: “The sky is a vast place
but there is no room for error”. (Harry
Andhika Fitra)
Perizinan Berusaha
yang dilaksanakan
melalui OSS:
Ketinggian gedung/
bangunan
Di dalam kawasan
keselamatan operasi
penerbangan
Definisi:
Izin ketinggian
gedung/bangunan di
dalam Kawasan
Keselamatan
Operasi
Penerbangan
merupakan izin
komersial.
Merupakan batasan
ketinggian yang
diberikan terhadap
rencana
gedung/bangunan
sesuai dengan batas
ketinggian Kawasan
Keselamatan
Operasi
Penerbangan
Lembaga yang
menerbitkan:
Kementerian
Perhubungan
Pejabat yang
menandatangani:
Kantor Otoritas
Bandar Udara
Waktu Proses:
14 Hari kerja setelah
dokumen lengkap
dan memenuhi
persyaratan
Jenis Perizinan:
Izin Operasional/
Komersial
Biaya:
Rp. 2,750,000 /
rekomendasi
Prosedur:
Manual;
Dengan
menggunakan web
form;
Notifikasi ke OSS
setelah perizinan
diterbitkan.
Persyaratan:
1. Registrasi ke sistem OSS;
2. Surat Permohonan
ditandatangani pemohon /
penerima kuasa;
3. Fotocopy KTP Pemilik
tanah/Pemohon, 1 lbr;
4. Fotocopy surat kepemilikan
tanah, berupa sertifikat
tanah dari BPN yang
dilegalisir atau Kartu
Kapling dari Pemda/Pusat
(yang dilegalisir Pemerintah
Kotamadya/Instansi Pusat
penerbit Kartu Kapling) atau
bukti penguasaan bahan
(sewa);
5. Alamat Lokasi yang
dimohonkan;
6. Koordinat lokasi dengan
ketentuan:
§ Koordinat geografis
WGS’84;
§ Satuan derajat, menit
dan detik;
§ Ketelitian 2 angka di
belakang koma;
7. Elevasi tanah lokasi dalam
satuan Meter, MSL (Mean
Sea Level);
8. Peta/denah lokasi yang
dimohonkan;
9. Pembayaran PNBP
(SIMPONI);
10. Gambar rencana ketinggian;
11. Surat Kuasa Pengurusan dari
Pemilik/Pemohon kepada
yang mengurus (bila
pengurusan oleh bukan
pemilik/pemohon)
Peraturan Menteri
Perhubungan
nomor PM 90 Tahun 2018
Tentang
Norma, Standar, Prosedur dan
Kriteria Perizinan Berusaha
terintegrasi secara Elektronik
Sektor Perhubungan di Bidang
Udara
Persyaratan Verifikator:
1. Memiliki kompetensi dan terampil untuk melaksanakan
kegiatan survey lapangan guna pengambilan data rencana
bangunan terhadap bandar udara (koordinat, elevasi, jarak dan
azimuth atau arah serta ketinggian bangunan);
2. Memiliki kemampuan dalam mengolah data hasil survey;
3. Mempunyai kemampuan membuat kajian teknis KKOP
mengacu data hasil survey dan peraturan serta ketentuan yang
berlaku;
4. Mempunyai kemampuan dalam pembuatan konsep
rekomendasi ketinggian bangunan terhadap KKOP.
EDISI 2 / 2019 - | 33
34. BANDAR UDARA
Pemeriksaan Dan
Pengujian Kendaraan
PKP-PK Sultan Thaha
D
alam rangka memenuhi
persyaratan standar teknis
dan operasional serta
mempertahankan kinerja fasilitas
pelayanan darurat di bandar udara
sehingga mendapatkan hasil guna
yang maksimum, perlu dilakukan
pemeriksaan dan pengujian
berkala dan/ atau khusus terhadap
fasilitas tersebut. Hal ini mengacu
pada Peraturan Direktur Jenderal
Perhubungan Udara Nomor: Kp. 605
Tahun 2015 Tentang Petunjuk Teknis
Pemeriksaan Dan Pengujian Kinerja
Fasilitas Pelayanan Darurat.
Terkait dengan hal tersebut, Kantor
Otoritas Bandar Udara Wilayah VI
Padang selaku wakil dari Direktorat
Jenderal Perhubungan Udara sebagai
regulator penerbangan nasional di
wilayah kerjanya, melaksanakan
pemeriksaan dan pengujian kinerja
kendaraan utama PKP-PK di Bandar
udara Sultan Thaha Jambi.
Kegiatan pengukuran dan
pengujian tersebut dilaksananakan
pada 25 April 2019 lalu di kompleks
Bandar udara Sultan Thaha. Sebagai
tenaga penguji adalah inspektur
PKP-PK dan Salvage Kantor Otoritas
Bandar Udara Wilayah VI Padang
atas nama Imanda Alsyah dan Jemi
Rolly dengan didampingi tim PKP-PK
Bandar udara Sultan Thaha yaitu R.
Ruri Ardiyandi, Achmad Sauki dan
Findi Heriyanto.
Objek pemeriksaan dan pengujian
kinerja adalah kendaran utama
PKP-PK F1 Merk Oshkosh (type 1).
Sedangkan parameter pengujian
adalah respons time, kecepatan
maksimum (km/jam), akselerasi (detik)
pada 0 – 80 km/jam, discharge range
turret (meter), stopping distance
(meter) pada 32 km/jam, fungsi ground
sweep, hose reel, hand line, pump
and rool, main water pump discharge
rate (liter/ menit), dan pemeriksaan
peralatan pendukung di kendaraan
utama.
Hasil dari pemeriksaan dan
34 | - EDISI 2 / 2019
35. Pelayanan Darurat dan/ atau Otoritas
Bandar Udara.
Namun demikian juga bisa
dilakukan pemeriksaan dan/ atau
pengujian secara khusus pada
keadaan tertentu. Seperti misalnya
apabila dibutuhkan karena alasan
tertentu; fasilitas pelayanan darurat
selesai proses perbaikan dengan skala
besar/overhaul/rekondisi; pengadaan
dan/atau peremajaan kendaraan;
sertifikasi kelaikan kendaraan PKP-
PK; dan sertifikasi pelayanan PKP-
PK yang dilakukan oleh Direktorat
Jenderal Perhubungan Udara dengan
didampingi Otoritas Bandar Udara
setempat.
Pemeriksaan dan pengujian
bertujuan untuk memastikan kondisi
kinerja fasilitas pelayanan darurat
masih sesuai ketentuan. Adapun
parameter pemeriksaan dan pengujian
terdiri dari pemeriksaan fisik dan
pengujian kinerja kendaraan.
Untuk pemeriksaan fisik, meliputi
pemeriksaan roda kendaraan; warna
kendaraan; call sign kendaraan; kaca
spion; lampu kendaraan dan sirene;
pintu dan kompartemen kendaraan;
pemeriksaan seluruh komponen,
indicator instrument, sistim kelistrikan,
pneumatic system dan lainnya pada
kendaraan; dan peralatan pendukung
operasional PKP-PK.
Sedangkan pengujian kinerja
kendaraan utama PKP-PK
meliputi kecepatan maksimum
(top speed) - (km/jam); akselerasi
(acceleration) - (detik) pada 0-80 km/
jam; laju pancaran (discharge rate)
- (liter/menit); jarak pancaran turret
(discharge range turret) - (meter);
jarak pengereman (stopping distance)
- (meter); pengoperasian handline;
pengoperasian hose reel; dan
pengoperasian ground sweep nozzle.
Hasil pemeriksaan dan pengujian
dicatat dan didokumentasikan di dalam
kertas kerja dan dilaporkan kepada
kepala Kantor Otoritas Bandar Udara
dan Direktur Direktorat Bandar Udara.
(Jemi Rolly)
pengujian, secara mayoritas
kendaraan utama PKP-PK milik
Bandar udara Sultan Thaha tersebut
dalam keadaan baik dan laik
beroperasi sesuai ketentuan.
Sebagaimana diketahui,
pemeriksaan adalah serangkaian
kegiatan menghimpun dan mengolah
data, keterangan, dan/ atau bukti
yang dilaksanakan secara objektif
dan profesional berdasarkan suatu
standar pemeriksaan untuk menguji
kepatuhan.
Sedangkan pengujian adalah
kegiatan mengukur pemenuhan
standar teknis operasional fasilitas
pelayanan darurat.
Pemeriksaan dan/ atau pengujian
tersebut secara berkala 1 bulan
sekali oleh Penyelenggara Fasilitas
EDISI 2 / 2019 - | 35
36. BANDAR UDARA
Database Lisensi Personil
Dan Sertifikat Peralatan
Bandar Udara
B
erbicara mengenai bandar
udara, maka kita akan
membahas tentang sebuah
tempat di mana segala hal yang
ada di dalamnya sudah teratur dan
diatur dengan jelas. Pengaturan
tersebut untuk mempertahankan tiga
aspek penting, yaitu keselamatan,
keamanan, dan kenyamanan.
Di antara sekian banyak komponen
dalam bandar udara yang sudah diatur
dengan jelas tersebut adalah terkait
dengan personel dan peralatan bandar
udara. Dua komponen ini adalah
motor penggerak dalam rangkaian
besar kegiatan sebuah bandar udara.
Sehingga sudah menjadi keharusan
dua komponen tersebut untuk selalu
dijaga, dirawat, diperiksa dan secara
berkala diuji untuk memastikan
kapabilitasnya masih sesuai dengan
peraturan yang sudah dipersyaratkan.
LISENSI PERSONEL
Fungsi dari lisensi personel
bandar udara adalah sebagai bukti
kecakapan seorang operator dalam
mengoperasikan peralatan atau utilitas
di bandar udara. Mengingat fungsinya
yang demikian vital, maka tidak
sembarang orang bisa mendapatkan
lisensi ini. Karena dengan memiliki
lisensi maka seorang operator
sudah dinyatakan layak dan melekat
kewajiban untuk senantiasa mematuhi
peraturan, melakukan pekerjaan
sesuai bidangnya, mempertahankan
dan meningkatkan kompetensi yang
dimilikinya.
Untuk mendapatkan lisensi,
pertama kali seorang operator harus
melalui dua tahapan ujian, yaitu ujian
teori dan ujian praktek. Sedangkan
untuk memperpanjang validasi
lisensinya, seorang operator cukup
melalui ujian teori saja yang berbasis
Computer Assisted Test (CAT).
Sesuai dengan Peraturan Direktur
Jenderal Perhubungan Udara nomor
KP 41 tahun 2017 tentang Pedoman
Teknis Operasional Advisory Circular
CASR Part 139-11 Lisensi dan/ atau
Rating Personel Bandar Udara, proses
perpanjangan lisensi personel bandar
udara dilaksanakan oleh Kantor
Otoritas Bandar Udara.
Namun demikian Kantor
Otoritas Bandar Udara hanya
dapat memproses perpanjangan
lisensi/ rating personel yang masih
36 | - EDISI 2 / 2019
37. stiker kelaikan peralatan. Untuk
pembuatan stiker harus menunggu
surat tindak lanjut dari operator apabila
sebelumnya ditemui kekurangan pada
peralatan setelah dilakukan pengujian
kelaiakannya.
PORTAL DATABASE
Pemasalahan dalam perpanjangan
sertifikat peralatan dan lisensi personel
yang masih ditemui di lapangan adalah
adanya operator yang belum tertib
dalam mengajukan surat perpanjangan
sehingga ketika dilakukan
pengawasan masih ditemukan
peralatan atau lisensi personel yang
sudah habis masa berlakunya. Salah
satu penyebabnya adalah tidak
adanya pengingat dan peringatan bagi
operator untuk senantiasa mengajukan
proses perpanjangan sebelum masa
berlaku sertifikat atau lisensinya habis.
Kantor Otoritas Bandar Udara
Wilayah VI Padang memandang
aktif. Jadi apabila lisensi/ rating
personel sudah expired maka harus
diproses di Direktorat Bandar Udara
Direktorat Jenderal Perhubungan
Udara. Demikian juga halnya dengan
penambahan rating atau pengajuan
lisensi baru juga harus melalui
Direktorat Bandar Udara di Jakarta.
Saat ini, Kantor Otoritas Bandar
Udara Wilayah VI Padang sudah
memiliki penguji lisensi untuk dua
bidang yaitu lisensi personel GSE dan
marshaller. Sedangkan untuk bidang-
bidang lain masih meminta bantuan
dari penguji di Direktorat Bandar
Udara.
Proses perpanjangan lisensi
personel bandar udara terdiri dari dua
tahapan yaitu verifikasi administrasi
dan ujian teori berbasis Computer
Assisted Test (CAT). Dua tahapan
ini tidak dapat dilaksanakan secara
paralel sehingga apabila secara
administratif dokumen pemohon tidak
lengkap maka tahapan selanjutnya
tidak dapat dilaksanakan.
SERTIFIKAT KELAIKAN
PERALATAN
Seperti halnya personel bandar
udara, peralatan yang terdapat di
bandar udara juga harus senantiasa
dijaga performanya dan diperbarui
validasi sertifikatnya. Operator harus
senantiasa memperhatikan kelaikan
operasi peralatan bandar udara
karena operator yang baik/ layak saja
belum cukup apabila peralatan yang
dioperasikan ternyata tidak berfungsi
dengan baik atau tidak layak.
Proses perpanjangan sertifikat
kelaikan operasi peralatan bandar
udara juga secara garis besar sama
dengan mekanisme perpanjangan
lisensi personel bandar udara.
Perbedaaanya hanya pada
penyerahan kembali sertifikat
kepada operator dan pembuatan
EDISI 2 / 2019 - | 37
38. serius terkait sertifikat kelaikan operasi
peralatan dan lisensi personel bandar
udara sehingga kemudian pada tahun
2019 ini membuat sebuah portal
database untuk memantau validasi
sertifikat peralatan dan lisensi personel
bandar udara.
“Kami sedang mengembangkan
sebuah portal database peralatan
dan lisensi personel bandar udara.
Portal website ini kami rancang dapat
memunculkan reminder atau pengingat
kepada kami ketika dalam waktu 30
hari ke depan ada sertifikat peralatan
atau lisensi personel yang akan habis
masa berlakunya,“ ujar Kepala Kantor
Otoritas Bandar Udara Wilayah VI
Agoes Soebagio dalam diskusi dengan
tim portal website dari Direktorat
Jenderal Perhubungan Udara.
“Dari reminder ini kami akan
bersurat supaya operator untuk segera
mengajukan proses perpanjangannya.
Nantinya akan ada reminder lagi
dalam waktu 15 hari kalender setelah
masa berlaku lisensi atau sertifikat
peralatan habis. Namun kali ini kami
tidak lagi mengingatkan operator
melainkan akan langsung memberikan
surat peringatan. InsyaAllah doakan
di akhir tahun ini semua database
sudah masuk dan portal tersebut
sudah rampung sehingga sudah bisa
digunakan,” lanjut Agoes Soebagio.
“Mungkin sepintas portal ini
terlihat sederhana. Namun jangan
lupa, aplikasi ini bisa juga menjadi
acuan bagi kami dalam menghitung
besaran PNBP (Pendapatan Negara
Bukan Pajak) yang akan didapatkan
pada tahun depan. Nanti ketika sudah
smooth, kami akan integrasikan
aplikasi ini ke dalam portal DJPU,
sehingga siapapun dan dari manapun,
asalkan memiliki akses, dapat
membuka database kami. Dan satu
lagi, aplikasi ini baru sebatas embrio,
nantinya database lisensi personel
keamanan penerbangan, PKP-PK, dan
database pas bandar udara juga akan
masuk ke dalam aplikasi ini,” terang
Agoes.
Sebelumnya, Kantor Otoritas
Bandar Udara Wilayah VI Padang
sudah memiliki database sertifikat
kelaikan operasi peralatan dan lisensi
personel. Namun sistim ini belum
secara otomatis memberikan umpan
balik berupa peringatan ketika validasi
sertifikat maupun lisensi personel
bandar udara sudah mendekati akhir
masa berlakunya. Demikian juga
halnya dengan aksesibilitas yang tidak
dapat diakses secara online.
Dengan adanya portal database
yang baru nanti diharapkan
permasalahan terkait validasi sertifikat
peralatan dan lisensi personel bandar
udara dapat diatasi. Sehingga
kepastian kelaikan operasi peralatan
dan kecakapan personel bandar udara
di wilayah kerja Kantor Otoritas Bandar
Udara Wilayah VI Padang dapat
dipastikan sudah memenuhi regulasi
yang sudah ditetapkan. (Miftah Farid)
BANDAR UDARA
38 | - EDISI 2 / 2019
39. Safety Commitment
Di Bandar Udara
Internasional Minangkabau
K
eselamatan bersama dengan
keamanan merupakan hal yang
mutlak dilakukan dalam sektor
penerbangan. Semua stakeholder
seperti regulator, operator dan
masyarakat wajib memiliki komitmen
untuk bekerjasama, selalu menjaga
dan meningkatkan keselamatan
penerbangan secara berkelanjutan.
Terkait dengan hal tersebut, Kantor
Otoritas Bandar Udara Wilayah VI
Padang selaku perwakilan regulator
di wilayahnya menyelenggarakan
penandatangan safety commitment
bersama seluruh stakeholder
yang melakukan operasional di
wilayah Bandar udara Internasional
Minangkabau Padang.
Penandatanganan safety
commitment dilakukan pada Rabu,
6 Maret 2019 bertempat di Ballroom
Hotel Basko Padang. Kegiatan safety
commitment ini dihadiri 14 stakeholder
serta Direktur Navigasi Penerbangan
Direktorat Jenderal Perhubungan
Udara Asri Santosa.
“Terwujudnya safety commitment
antara regulator, operator,
dan stakeholder merupakan
tanggungjawab bersama,” ujar Asri
Santosa.
Diharapkan safety commitment
selanjutnya dapat terus dilakukan di
wilayah kerja Kantor Otoritas Bandar
udara Wilayah VI lainnya.
Menurut Kepala Kantor
Otoritas Bandar Udara Wilayah
VI Padang Agoes Soebagio,
kegiatan ini merupakan salah
satu bentuk komitmen bersama
untuk meningkatkan keselamatan
penerbangan di lingkungan Bandar
udara Internasional Minangkabau.
“Penandatanganan safety
commitment bertujuan menyatukan
pandangan terkait keselamatan
penerbangan antara regulator
dengan seluruh stakeholder di
lingkungan Bandar udara International
Minangkabau Padang demi
tercapainya lingkungan penerbangan
yang selamat, aman, dan nyaman,”
ujar Agoes.
Penandatangan safety commitment
merupakan langkah awal demi
menjaminnya level keselamatan
penerbangan. Setelah itu perlu adanya
upaya bersama demi terwujudnya
keselamatan penerbangan. Juga
diperlukan prosedur standar operasi
(SOP) bersama untuk kelanjutan dari
safety commitment.
Dengan terwujudnya safety
commitment ini diharapkan dapat
memberikan dampak yang positif.
Antara lain terkait operasional
penerbangan yang menjadi lebih
lancar baik administratif ataupun
teknis, tingkat kenyamanan meningkat,
dan kepercayaan masyarakat
bertambah terhadap penggunaan
pesawat udara. (*Sambiilan)
BANDAR UDARA
EDISI 2 / 2019 - | 39
40. ANGKUTAN UDARA
Rakor UPKS Wilker Otban VI Padang:
Pastikan Pelaksanaan
Slot Time Sesuai Aturan
U
ntuk memastikan bahwa
pelaksanaan slot time
oleh PIC Unit Pelaksana
Koordinator Slot (UPKS) baik itu dari
penyelenggara bandara (PT. Angkasa
Pura II) maupun penyelenggara
navigasi penerbangan (Perum
LPPNPI) pada 5 bandara di wilayah
kerja berjalan sesuai dengan
peraturan yang berlaku sehingga
kegiatan penerbangan dapat berjalan
dengan aman, nyaman dan lancar,
Kantor Otoritas Bandar Udara
Wilayah VI– Padang melaksanakan
Rapat Koordinasi Unit Pelaksana
Koordinator Slot (UPKS).
Rakor tersebut merupakan
kegiatan tahunan yang
diselenggarakan dua kali dalam
setahun. Rakor dilaksanakan untuk
menyamakan persepsi dalam hal
pelaporan bulanan ke Direktorat
Angkutan Udara dan dalam
rangka untuk memahami segala
permasalahan slot time yang terjadi
pada bandara – bandara dibawah
wilayah kerja Kantor Otoritas Bandar
Udara Wilayah VI -Padang
Rakor kali ini dilaksanakan di
BW Suite Hotel – Tanjung Pandan
pada tanggal 4 - 6 April 2019.
Rakor dihadiri oleh 10 PIC UPKS
yaitu PIC UPKS PT. AP II Bandara
International Minangkabau – BIM
Padang; PIC UPKS Perum LPPNPI
Bandara International Minangkabau
- BIM – Padang; PIC UPKS PT.
AP II Bandara International Sultan
Mahmud Badaruddin II – Palembang;
PIC UPKS Perum LPPNPI Bandara
International Sultan Mahmud
Badaruddin II – Palembang; PIC
UPKS PT. AP II Bandara International
HAS. Hanandjoeddin – Tanjung
Pandan; PIC UPKS Kantor Perwakilan
Perum LPPNPI Bandara International
HAS. Hanandjoeddin – Tanjung
Pandan; PIC UPKS PT. AP II Bandara
Sultan Thaha – Jambi; PIC UPKS
Perum LPPNPI Bandara Sultan Thaha
– Jambi; PIC UPKS PT. AP II Bandara
Depati Amir – Pangkal Pinang; dan
PIC UPKS Perum LPPNPI Bandara
Depati Amir – Pangkal Pinang.
Rakor juga menghasilkan beberapa
poin penting terkait pelaksanaan slot
time di wilayah kerja Otban VI Padang.
Beberapa poin penting tersebut adalah
telah disepakati dan ditandatangani
berita acara Notice Airport Capacity
(NAC) Winter 2019 - 2020 (Oktober
2019-Maret 2020), dan terbentuknya
SK PIC UPKS di 5 bandara di
wilayah kerja Kantor Otoritas Bandar
Udara Wilayah VI – Padang. Selain
itu juga disepakati bahwa Bandara
International Minangkabau masih
memakai berita acara NAC Summer
2019 (Maret 2019 – Oktober 2019)
dikarenakan renovasi bangunan
terminal sedang berjalan. Berita
acara NAC Bandara International
Minangkabau - BIM dapat berubah
apabila bangunan operasional sudah
selesai.
Di akhir acara, para PIC UPKS
pada pada 5 bandara di Wilayah
Kerja Kantor Otoritas Bandar Udara
Wilayah VI – Padang diharapkan
segera memberikan masukan apabila
terdapat perubahan – perubahan pada
NAC pada bandaranya kepada Kantor
Otoritas Bandar Udara Wilayah VI –
Padang selaku Ketua UPKS. (Annil)
40 | - EDISI 2 / 2019
41. TATA USAHA
Penggunaan Portal IMSIS
Di Otban Padang Meningkat
P
enggunaan portal IMSIS di
lingkungan Kantor Otoritas
Bandar Udara Wilayah VI
Padang meningkat pesat. Menurut
Kepala Sub Bagian Tata Usaha
Direktorat Kelaikudaraan Direktorat
Jenderal Perhubungan Udara (DJPU)
Haribowo, penggunaan awal portal
IMSIS DJPU hingga 1 Juli 2019
di OBU Wilayah VI Padang hanya
sebesar 18,4%. Namun setelah
dihimbau oleh Agoes Soebagio
selaku Kepala Otoritas Bandar Udara
Wilayah VI Padang, pada pertengahan
Juli 2019 penggunaan portal IMSIS
DJPU di lingkungan Otoritas Bandar
Udara Wilayah Wilayah VI – Padang
meningkat menjadi 62%.
Portal Integrated Management
Safety Information System (IMSIS)
dari Direktorat Jenderal Perhubungan
Udara (DJPU) dengan link https://
imsis-djpu.dephub.go.id adalah portal
informasi terintegrasi di lingkungan
kerja DJPU untuk mewadahi tiap
satuan kerja yang berada di bawah
naungan Direktorat Jenderal
Perhubungan Udara, termasuk di
antaranya adalah Kantor Otoritas
Bandar Udara Wilayah VI Padang.
IMSIS dibuat guna kesatuan informasi
dan tata cara administrasi yang lebih
terpusat.
Portal IMSIS DJPU telah
disosialisasikan melalui dua kali
bimbingan teknis (Bimtek). Yang
pertama diadakan di Jakarta pada
tanggal 20-21 Februari 2019 dan
kedua di Yogyakarta pada tanggal 20-
21 Maret 2019. Selain itu juga melalui
praktek langsung bersama tim humas
DJPU di Padang pada tanggal 1 Juli
2019.
Portal IMSIS DJPU memiliki 6 fitur
utama, yaitu Sekretariat Direktorat
Jenderal, Public Access, Unit Kerja
Direktorat, Otoritas Bandar Udara
dan Unit Penyelenggara Bandar
Udara, Balai-Balai, serta Organisasi
Penerbangan di Indonesia dan
Lembaga Terkait Lainnya.
Untuk Kantor Otoritas Bandar
Udara Wilayah VI – Padang, IMSIS
dapat diakses pada tiap sub bagian
dengan login menggunakan username
NIP (PNS) dan NIK (Non PNS). Untuk
fitur yang dapat di akses oleh masing-
masing PNS dan Non PNS adalah
e-letter.
Portal IMSIS sangatlah diperlukan
untuk tata cara administrasi dan
informasi terpadu di lingkungan kerja
Direktorat Jenderal Perhubungan
Udara. Dengan adanya portal IMSIS,
ke depannya semua data yang
nantinya dibutuhkan untuk penentuan
kategori di Organisasi Penerbangan
SIpil Internasional (ICAO), terkait
kelayakan untuk mendapatkan
privilege tertentu atau mendapatkan
larangan karena gagal melengkapi
data tertentu, dapat diakses lengkap
oleh pejabat yang bersangkutan. (Wira
SB)
42. TATA USAHA
Implementasi E-Jaldin
Otban VI Padang
D
alam rangka mendukung
program pemerintah
untuk mewujudkan good
governance dalam penyelenggaraan
tugas-tugas pemerintahan maka
pengelolaan keuangan negara perlu
diselenggarakan secara profesional,
transparan dan akuntabel sesuai
dengan aturan pokok yang telah
ditetapkan dalam undang-undang.
Dengan mengacu kepada PMK
No. 45/PMK.05/2011, tentang
Perjalanan Dinas Dalam Negeri bagi
Pejabat Negara, Pegawai Negeri dan
Pegawai Tidak Tetap, yang mana
telah disesuaikan dengan Peraturan
Menteri Keuangan yang terbaru
yaitu PMK No. 113/PMK.05/2012,
serta PMK No. 37/PMK.02/2012,
tentang standar Biaya Tahun 2012
sebagai Acuan Perhitungannya
maka dibuatlah suatu aplikasi Sistim
Perjalanan Dinas Pemerintah.
Sistim ini merupakan program
aplikasi komputer untuk mendukung
dan mempermudah satuan kerja
dalam melakukan pencatatan serta
pelaporan pertanggungjawaban atas
pelaksanaan perjalanan dinas. Aplikasi
Perjalanan Dinas Pemerintah ini
dibangun berbasis web.
Titik sentral aplikasi perjalanan
dinas tersebut adalah pengawasan
perjalanan dinas yang dilakukan oleh
para pejabat atau pegawai sehingga
tidak terjadi lagi perjalanan dinas yang
tumpang tindih pada satuan kerja.
Tujuan dari pembuatan sistim
aplikasi perjalanan dinas pemerintah
adalah untuk mempermudah
pengelolaan dan pengawasan
perjalanan pada instansi/ satuan Kerja.
Sebagai bagian dari pelaksana
tugas pemerintah, Kantor Otoritas
Bandar Udara Wilayah VI Padang
juga telah mempergunakan aplikasi
yang sering disebut sebagai E-Jaldin
tersebut.
KEMUDAHAN
Ada beberapa kemudahan yang
didapat dengan menggunakan sistim
ini. Kemudahan tersebut di antaranya
adalah pembuatan surat tugas
lebih teratur. Dengan menggunakan
program aplikasi perjalanan dinas ini
maka untuk pembuatan surat tugas
atau Surat Perintah Tugas (SPT)
untuk keperluan perjalanan dinas
yang dilakukan oleh pegawai ataupun
pejabat menjadi lebih teratur dan tertib
sehingga tidak terjadi lagi penomoran
surat tugas yang sama untuk tiap
42 | - EDISI 2 / 2019
43. maupun pemakai data.
Keseragaman Dalam Bentuk.
Melalui program ini dipastikan bahwa
bentuk-bentuk laporan atau output
yang akan dipergunakan oleh satuan
kerja dalam pengadministrasian
semua kegiatan perjalanan yang
dilakukan oleh para pegawai maupun
pejabat menjadi lebih seragam.
Rekonsiliasi Data Lebih Mudah.
perjalanan.
Akurasi data perjalanan. Akurasi
data perjalanan yang dimaksud adalah
bahwa setiap pegawai atau pejabat
yang melakukan perjalanan tidak
mungkin lagi dibuatkan surat perintah
tugas (SPT) melakukan perjalanan
pada hari yang sudah ditetapkan.
Mereka harus menunggu sampai
perjalanan sebelumnya selesai.
Dengan demikian tidak dimungkinkan
seseorang melaksanakan perjalanan
ke dua tempat yang berbeda pada hari
yang sama.
Administrasi Data Lebih
Informatif. Dari output yang dihasilkan
aplikasi ini diharapkan administrasi
data menjadi lebih informatif karena
menggambarkan beberapa uraian-
uraian yang diperlukan oleh pengguna
EDISI 2 / 2019 - | 43
44. Penggunaan program ini juga untuk
mempermudah pada saat rekonsiliasi
data. Dengan hasil laporan yang selalu
up to date dan otomatis atas data-
data perjalanan yang dilaksanakan
oleh pegawai maupun pejabat
maka kebenaran data akan selalu
terpelihara.
Monitoring Data Perjalanan
Dinas. Dengan penggunaan aplikasi
perjalanan dinas ini maka dipastikan
kegiatan monitoring atas kegiatan
perjalanan ataupun orang yang
melaksanakan perjalanan dapat di
monitor setiap saat sesuai keinginan
yang diharapkan oleh pengguna.
Meningkatkan Kinerja Instansi.
Penggunaan program aplikasi
perjalanan dimas ini juga ditujukan
untuk meningkatkan kinerja instansi.
Proses pengelolaan kegiatan
perjalanan yang dapat dilakukan
dengan cepat tentunya akan
mendukung kegiatan-kegiatan yang
dilakukan oleh instansi menurut prinsip
anggaran basis kinerja (performance
budgeting system).
Dengan adanya standardisasi
pada kegiatan perjalan dinas maka
pengawasan terhadap kinerja dan
pemeriksaan atas dokumen transaksi
dapat dilakukan dengan lebih mudah.
Apalagi aplikasi ini dilengkapi dengan
sistem back up dan restore data yang
akan meningkatkan kinerja melalui
pendelegasian wewenang beberapa
pekerjaan terkait dengan perjalanan
dinas kepada instansi vertikal di
bawahnya dengan tetap mengawasi
berdasarkan data masukan yang
dikirimkan mereka.
PROSES KERJA
Program aplikasi Perjalanan Dinas
merupakan aplikasi yang berflatform
web atau yang biasa dikenal dengan
Web Base Application. Program ini
dibuat dengan menggunakan bahasa
program PHP dengan menggunakan
My SQL sebagai database. Untuk
supporting program menggunakan
Dream Weaver. Sedangkan Database
Administrator menggunakan Sql Yog
Enterprises dengan OS Windows
sehingga lebih mudah untuk
dioperasikan oleh siapa saja (user
friendly).
Proses yang harus dilakukan
dalam program aplikasi perjalanan
dinas ini yang berkaitan dengan
pengelolaan kegiatan perjalanan
dinas diawali dengan entry data
pagu anggaran. Data pagu anggaran
perjalanan dinas harus dimasukkan
terlebih dahulu sebelum data yang
lain karena data pagu anggaran akan
menjadi dasar pembebanan setiap
transaksi kegiatan perjalanan dinas.
Pagu anggaran ini dapat diprose
melalui data dari RKAK.
Selanjutnya adalah entry data
perjalanan. Pada proses ini, data
transaksi perjalanan untuk setiap
orang yang melakukan perjalanan
harus di input, sehingga dapat menjadi
dasar aplikasi untuk melakukan
penomoran maupun penguncian nama
pegawai yang melakukan perjalanan
sehingga orang tersebut selesai.
Setelah melakukan entry data bukti
transaksi maka dilakukan pencetakan
surat perjalanan dinas (SPD).
Namun sebelum mencetak SPD
perlu dilengkapi beberapa data yang
berkaitan dengan SPD tersebut.
Dan proses yang terakhir adalah
pencetakan output atau laporan.
Laporan yang dihasilkan oleh aplikasi
perjalanan dinas ini dapat berupa
daftar nominatif, kuitansi, daftar
pengeluaran riil, SPD rampung dan
bentuk monitoring untuk orang yang
melakukan perjalanan. (Yuetra)
TATA USAHA
44 | - EDISI 2 / 2019
45. STAKEHOLDER
Bandara Depati Amir
Layani Penerbangan
Wings Air
M
ulai tanggal 09 Agustus
2019, Bandara Depati Amir
Pangkalpinang melayani satu
penerbangan tambahan. Penerbangan
tersebut adalah Wings Air, anak
perusahaan Lion Air Group yang
menjalankan penerbangan berjadwal
tiap hari untuk rute Bandung –
Pangkalpinang PP.
Penerbangan Wings Air
tersebut dilayani dengan pesawat
turboprop ATR 72-600 dengan lama
penerbangan sekitar 1 jam 50 menit.
Penerbangan perdana Wings Air
dari Bandung menuju Pangkalpinang
diresmikan oleh Direktur Operasi
Wings Air, Capt Redi Irawan beserta
perwakilan pusat layanan operasional
(station) Lion Air Group dan pihak
terkait.
Wings Air mengucapkan terima
kasih atas dukungan dan koordinasi
dari regulator, pemerintah daerah
setempat beserta jajaran, pangkalan
TNI Angkatan Udara, pengelola
bandar udara, pengatur lalu lintas
udara dan berbagai pihak lainnya
dalam mewujudkan kelancaran
terselenggaranya penerbangan
perdana.
Pembukaan rute baru dan
penambahan frekuensi terbang telah
menjadi wujud keseriusan Wings Air
dengan pertimbangan potensi pasar
serta diikuti tingginya permintaan
masyarakat yang mengharapkan
tersedianya alternatif penerbangan
langsung, sehingga tercipta
interkonektivitas antardestinasi.
Rute tersebut juga menjadi
bagian upaya mendukung program
pemerintah dalam meningkatkan
pengembangan pariwisata nasional,
termasuk kunjungan wisatawan serta
pemerataan pusat pertumbuhan
ekonomi baru.
Dari Bandung, Wings Air dengan
nomor penerbangan IW 1776 terbang
pada pukul 06.15 WIB dan akan
sampai di Pangkalpinang pada pukul
08.05 WIB. Sebaliknya, Wings Air
dengan nomor penerbangan IW
1777 akan terbang dari Pangkal
Pinang pada pukul 14.30 WIB dan
direncanakan sampai Bandung pukul
16.20 WIB.
Menurut Executive General
Manager PT. Angkasa Pura II Cabang
Bandara Depati Amir, Chuanda
mengatakan dengan adanya
penerbangan ini diharapkan akan
mewujudkan konektivitas antara Jawa
dan Sumatera, terutama dalam hal
wisata.
“Baik di Pangkalpinang
maupun di Bandung, Jawa Barat
banyak sekali obyek wisata yang
bisa dikunjungi. Semoga dengan
adanya penerbangan ini juga
bisa meningkatkan perekonomian
masyarakat di dua daerah tersebut,”
ujarnya. (*Annil)
EDISI 2 / 2019 - | 45
46. Tiga Tahap Pengembangan
Bandara Internasional Minangkabau
B
andara Internasional
Minangkabau yang terletak
di kota Padang Pariaman,
Sumatera Barat saat ini tengah
dikembangkan. Pengembangan
bandara yang mulai dioperasikan
pada Agustus tahun 2005 ini karena
kapasitasnya sudah tidak bisa
menampung pergerakan penumpang
yang dilayani tiap tahunnya.
Pada tahun 2017, jumlah
penumpang bandara ini sudah
mencapai 3,9 juta penumpang.
Sementara kapasitas terminalnya
hanya bisa melayani 1,2 juta
penumpang per tahun. Akibatnya
terlihat penumpukan penumpang,
terutama di jam-jam sibuk pagi atau
sore hari. Bahkan kalau memasuki
peak season di lebaran, natal dan
tahun baru, penumpang bisa meluber.
Untuk itulah diperlukan
pengembangan bandara.
Pengembangan dilakukan secara
menyeluruh, baik dari sisi udara
dengan pengembangan apron dan
taxiway serta sisi darat dengan
pengembangan terminal dan
bangunan-bangunan pendukung
operasional bandara.
STAKEHOLDER
46 | - EDISI 2 / 2019
47. Berdasarkan Keputusan Menteri
Perhubungan Nomor KM 44 Tahun
1999 tentang Rencana Induk Bandar
Udara Internasional Minangkabau
Propinsi Sumatera Barat, lingkup
pekerjaan yang harus dilakukan untuk
perluasan terminal penumpang dan
prasarana penunjangnya adalah
pekerjaan arsitektur, pekerjaan
struktur, pekerjaan mekanikal,
pekerjaan elektrikal, pekerjaan
elektronika, pekerjaan interior,
pekerjaan landscape dan green
building.
Untuk bangunan penunjang yang
akan dikembangkan adalah bangunan
maintenance airport, bangunan GSE (
ground service equipment ), bangunan
kargo, bangunan hanggar, bangunan
administrasi, bangunan security,
bangunan jasa boga, bangunan power
house, dan bangunan sumber air.
PROSES PEMBANGUNAN
Untuk perluasan terminal
penumpang lokasinya disesuaikan
dengan masterplan keseluruhan
kompleks kawasan Bandara
Minangkabau. Adapun rencana
perluasan terminal ini dibagi menjadi
EDISI 2 / 2019 - | 47
48. dua bagian, yaitu bangunan existing
akan direnovasi menjadi terminal
keberangkatan dan bangunan baru
nantinya menjadi terminal kedatangan.
Agar proses pembangunan
ini nantinya tidak mengganggu
operasional bandara, terutama saat
renovasi terminal existing, perlu
dilakukan beberapa pentahapan
pekerjaan.
Tahap pertama merupakan tahap
pembangunan bangunan baru yang
nantinya akan berfungsi sebagai
Terminal kedatangan. Namun pada
tahap ini disiapkan juga Terminal
keberangkatan sementara di gedung
tersebut. Terminal keberangkatan
sementara ini akan dioperasikan saat
terminal existing direnovasi.
Tahap kedua merupakan tahap
renovasi bangunan existing. Dan tahap
ketiga merupakan tahap renovasi
terminal keberangkatan sementara
yang disesuaikan dengan rencana
keseluruhan.
Pengembangan sisi udara ini
sudah dilaksanakan sejak tahun 2017
dan akan dilaksanakan dalam empat
tahap pembangunan. Tahap pertama
sudah dilaksanakan tahun 2017-2018
yaitu Perluasan Apron Menjadi 84.372
m2
, Parking Stand Menjadi 16 aircraft
dengan pesawat tersebsar yang dapat
dilayani adalah jenis Boeing B 777-
300.
Tahap kedua dimulai tahun 2018-
2019 untuk membuat Paralel Taxiway
menjadi 500 x 30 m dan Taxiway D
menjadi 186 X 30 m.
Tahap ketiga tahun 2019-2020
untuk membuat Paralel Taxiway
menjadi 1000 x 30 m, Taxiway F
menjadi 164 X 30 m dan Rapid Exit
Taxiway menjadi 230 x 30 m.
Sedangkan tahap keempat dimulai
tahun 2023 untuk membuat Paralel
Taxiway menjadi 1500 x 30 m, Taxiway
G menjadi 164 X 30 m dan Rapid Exit
Taxiway menjadi 230 x 30 m.
Sementara itu bangunan
penunjang yang akan dibangun
meliputi Gedung Kargo dengan luas
total 2523 m2 (2 Lantai), Gedung
GSE Luas total 796.84 m2 (2 Lantai),
Kantor Administrasi Luas total 2906.21
m2
(2 Lantai), Hanggar Luas total 5397
m2, Gedung Security Luas total 111.23
m2
, Gedung Jasa Boga Luas total
914 m2
, Power house: 917 m2
, Airport
Maintenance Building Luas total 597
m2
, dan Cooling Tower 607 m2
.
KONDISI SAAT INI
Bandar Udara Internasional
Minangkabau terletak di wilayah
administrasi Kecamatan Batang Anai
Kabupaten Padang Pariaman, dengan
jarak sekitar ±24 km dari pusat kota
Padang. Letak geografis bandar udara
pada koordinat 0,47’12” LU dan antara
100.16’50” BT dengan ketinggian 18
kaki ( 5 meter ) di atas permukaan laut
rata-rata (MSL= Mean Sea Level).
Wilayah bandara ini berbatasan
langsung dengan pemukiman
penduduk di sebelah utara.
Sedangkan di sebelah selatan
berbatasan dengan laut.
Saat ini Bandara Udara
Minangkabau memiliki luas tanah ±
464,60 Ha. Di atas lahan tersebut
terdapat landas pacu (runway) yang
berdimensi 2.750 meter x 45 meter
dan arah landas pacu 15 – 33.
Total pergerakan pesawat adalah
10 pergerakan per hari dengan
operasional bandara selama 12 jam.
Untuk pengembangan bandara,
sudah disiapkan lahan di sisi timur dan
barat dengan luas 41,60 Ha.
Di sisi udara Bandar Udara
Minangkabau mempunyai tiga taxiway.
Taxiway A berukuran 448 x 30 m2,
Taxiway B berukuran 334 x 30 m2 dan
Taxiway C berukuran 305 x 23 m2.
Sementara itu untuk apron saat ini
seluas 37.800 m2. Apron ini dilengkapi
dengan parking stand untuk 7 pesawat
narrow body sekelas Boeing B737
atai Airbus A320 dan Garbarata 4
Unit. Sementara itu, runway bandara
mempunyai ukuran 2750 X 45 M
dengan tingkat perkerasan (Pavement
Classification Number/ PCN) 72
F/C/X/T. (Annil)
STAKEHOLDER
48 | - EDISI 2 / 2019