2. • Istilah filsafat berasal dari bahasa yunani yang terdiri dari
dua kata yaitu philo dan sophia. Dua kata ini mempunyai
arti masing-masing. Philo berarti cinta dalam arti lebih
luas atau umum yaitu keinginan, kehendak. Sedangkan
Sophia mempunyai arti hikmah, kebijaksanaan, dan
kebenaran. Jadi, secara etimologis, filsafat dapat
diartikan sebagai cinta akan kebijaksanaan.
• Jadi, pengetian Filsafat Politik adalah suatu upaya untuk
membahas hal-hal yang berkaitan dengan politik secara
sistematis, logis, bebas, mendalam, serta menyeluruh.
Filsafat Politik berarti pemikiran-pemikiran yang berkaitan
tentang politik.
3. • Klasik
• Pada jaman klasik, masih cenderung kepada tokoh
sejarah seperti socrates,plato dan aristoteles, kemudian
mengenai konsep kekuasaan, kedaulatan negara dan
hakikat hukum. Socrates lahir pada tahun 470 SM. Anak
dari Sophroniskos seorang tukang batu dan Phainarete
adalah seoarang bidan. Sokrates adalah murid dari
Arkhelaos, filsuf yang mengganti Anaxagoras di Athena.
Ajaran – ajaran Socrates diantarannya berupa metode,
etika dan pemikiran tentang politik.
4. • pendekatan sebagian dalam studi filsafat politik
mengambil bentuk berupa pencarian konsep-konsep
normatif (project of normative inquiry). Dalam pencarian
konsep-konsep normatif, kajian tentang demokrasi,
misalnya, dikembangkan dengan memeriksa apakah
demokrasi dapat diterima sebagai sesuatu yang bernilai
atau tidak bernilai (Analisis Konseptual).
5. • Jadi, jika kita hubungkan dengan filsafat politik menurut
buku MKD IAIN Sunan Ampel Surabaya adalah
merupakan sesuatu yang lebih dari sekedar analisis
teori-teori politik masa lalu. Ia berusaha menemukan
prinsip-prinsip universal yang mendasari fenomena politik
dalam semua situasi historisnya. Dalam melakukan hal
ini studi ini berupaya untuk mencapai pemahaman yang
lebih baik mengenai politik kontemporer dari sudut
pandang etika maupun sebab-akibat.
6. • filsafat politik mampu menjadi alat untuk melakukan kritik
ideologi. Sebuah bangsa, mau tidak mau, hidup dalam
suatu ideologi tertentu. Ideologi mencerminkan
pandangan dasar yang dianut secara naif oleh suatu
bangsa, dan tidak lagi dipertanyakan.
• Filsafat politik, sebagai aktivitas berpikir secara terbuka,
rasional, sistematis, dan kritis tentang kehidupan
bersama, mampu menjadi alat yang kuat untuk
membongkar kesesatan-kesesatan berpikir yang ada di
dalam ideologi-ideologi tersebut. Contoh paling konkret
adalah pendirian Indonesia dengan berbasis Islamisme.