Static routing (Routing Statis) adalah sebuah router yang memiliki tabel routing statik yang disetting secara manual oleh para administrator jaringan. Menggunakan routing statik murni dalam sebuah jaringan berarti mengisi setiap entri dalam forwarding table di setiap router yang berada di jaringan tersebut. Apabila dalam sebuah jaringan terjadi perubahan topologi maupun perubahan pengalamatan (IP Address) maka Network Admin harus melakukan perubahan secara manual pada tabel routing. Jadi, static routing merupakan sebuah mekanisme pengisian tabel routing yg dilakukan oleh admin secara manual pada tiap2 router
Konfigurasi Static Routing untuk Topologi Jaringan dengan 3 Router
1. LAPORAN PRAKTIKUM JARINGAN KOMPUTER
PERTEMUAN 6
LUSIANA DIYAN NINGRUM (2210181051)
2 D4 TEKNIK KOMPUTER B
POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA
SURABAYA
2020
2. Praktikum 6
Static Routing
Tujuan Pembelajaran
1. Mahasiswa dapat melakukan konfigurasi static routing menggunakan Packet Tracer
2. Mahasiswa dapat menjelaskan perintah – perintah yang digunakan pada konfigurasi router
Dasar Teori
Topologi jaringan adalah, hal yang menjelaskan hubungan geometris antara unsur-unsur
dasar penyusun jaringan, yaitu node, link, dan station. Topologi jaringan computer dapat
diartikan juga sebagai cara merangkai sebuah jaringan atau gambaran metode sebuah
komputer agar dapat saling terhubung , dimana sebuah komputer dapat terhubung ke
komputer lain dengan kabel atau tanpa kabel (nirkabel).Topologi jaringan dapat dibagi
menjadi 6 kategori utama yakni :
Topologi bintang
Topologi cincin
Topologi bus
Topologi jala
Topologi pohon
Topologi linier
Setiap jenis topologi di atas masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan. Pemilihan
topologi jaringan didasarkan pada skala jaringan, biaya, tujuan, dan pengguna. Topologi-
topologi ini sering kita temui di kehidupan sehari-hari, tetapi kita tak menyadarinya. Topologi
pertama yang digunakan adalah topologi bus. Semua Topologi memiliki kelebihan dan
kekurangan tersendiri.
Alat dan Bahan Percobaan
1. Laptop
2. Packet Tracer
3. Perangkat yang Digunakan
Personal Computer
Digunakan sebagai komputer host
yang terhubung dengan salah satu
router
Switch
Digunakan sebagai node untuk
menghubungkan komputer dan
router
Router
Digunakan sebagai penghubung
antar router dan melakukan routing
Kabel Copper Straight-Through
Digunakan sebagai media transmisi
antara switch dengan komputer dan
switch dengan router
Kabel Serial DCE
Digunakan sebagai media trasnimi
antar router
Topologi Jaringan Pertama
Pada praktikum, topologi yang digunakan adalah gabungan dari topologi star dan peer-to-
peer. Topologi star digunakan untuk menghubungakan router1 dan router 2 dengan personal
komputer masing-masing menggunakan switch sebagai node. Peer-to-peer digunakan untuk
mengubungkan router1 dengan router2 . Media trasmisi yang digunakan untuk mengirim data
adalah kabel UTP tipe straight untuk menyambungkan router dengan switch dan personal
computer dengan switch, Kabel Serial untuk mengubungkan antar router.
Gambar 1. Topologi Jaringan Pertama
Spesifikasi masing-masing perangkat adalah sebagai berikut :
PC0
IP : 192.168.20.2/24
Gw : 192.168.20.1
4. PC1
IP : 192.168.20.3/24
Gw : 192.168.20.1
Router1
IP Se : 172.16.0.1/30
IP Fa : 192.168.20.1/24
Router2
IP Se : 172.16.0.2/24
IP Fa : 192.168.1.1/24
PC2
IP : 192.168.1.2/24
Gw : 192.168.1.1
PC3
IP : 192.168.1.3/24
Gw : 192.168.1.1
Langkah Percobaan
1. Buatlah topologi seperti pada gambar 1 menggunakan simulator Packet Tracer,
dimana perangkat yang dibutuhkan yaitu :
a. End devices : PC
b. Network devices : Switch 2960, Router-PT
c. Connections : Copper Straight-Through, Serial DCE
2. Lakukan konfigurasi IP address, subnetmask, dan default gateway pada semua PC
Gambar 2. Konfigurasi PC0
8. Gambar 9. Konfigurasi Serial Router1
4. Lakukan konfigurasi static routing pada semua router
Gambar 10. Konfigurasi static routing Router0
9. Gambar 11. Konfigurasi static routing Router1
5. Setelah semua konfigurasi selesai lakukan pengecekan tabel routing pada semua
router
Gambar 12. Pengecekan Tabel Routing Router0
10. Gambar 13. Pengecekan Tabel Routing Router1
6. Lakukan tes ping ke semua PC
Gambar 14. Hasil Tes Ping PC0 ke PC1
Gambar 15. Hasil Tes Ping PC0 ke PC2
11. Gambar 16. Hasil Tes Ping PC0 ke PC3
Gambar 17. Hasil Tes Ping PC1 ke PC0
Gambar 18. Hasil Tes Ping PC1 ke PC2
12. Gambar 19. Hasil Tes Ping PC1 ke PC3
Gambar 20. Hasil Tes Ping PC2 ke PC0
Gambar 21. Hasil Tes Ping PC2 ke PC1
Gambar 22. Hasil Tes Ping PC2 ke PC3
13. Gambar 23. Hasil Tes Ping PC3 ke PC0
Gambar 24. Hasil Tes Ping PC3 ke PC1
Gambar 25. Hasil Tes Ping PC3 ke PC2
14. Konfigurasi Static Routing untuk Topologi Jaringan dengan 3 router
Pada praktikum, topologi yang digunakan adalah gabungan dari dua topolpgi star. Topologi
star yang pertama menghubungakan router1 dan router 3 dengan personal komputer masing-
masing menggunakan switch sebagai node. Topologi star yang kedua mengubungkan router1
dengan router3 menggunakan router2 sebagai node. Media trasmisi yang digunakan untuk
mengirim data adalah kabel UTP tipe straight untuk menyambungkan router dengan switch
dan personal computer dengan switch, Kabel Serial untuk mengubungkan antar router.
Gambar 26. Topologi Jaringan yang Digunakan
Spesifikasi masing-masing perangkat adalah sebagai berikut :
PC0
IP : 192.168.10.2/24
Gw : 192.168.10.1
PC1
IP : 192.168.10.3/24
Gw : 192.168.10.1
Router0
IP Fa : 192.168.10.1/24
IP Se2/0 : 172.16.0.1/30
Router1
IP Se2/0 : 172.16.0.2/24
IP Se3/0 : 172.16.0.6/24
Router2
IP Fa : 192.168.2.1/24
IP Se2/0 : 172.16.0.5/24
PC2
IP : 192.168.2.2/24
Gw : 192.168.2.1
PC3
IP : 192.168.2.3/24
Gw : 192.168.2.1
Langkah Percobaan
1. Membuat topologi jaringan seperti pada gambar diatas menggunakan simulator Packet
Tracer, dimana perangkat yang dibutuhkan yaitu :
a. End devices : PC
b. Network devices : Switch 2960, Router-PT
c. Connections : Copper Straight-Through, Serial DCE
2. Lakukan konfigurasi IP address, subnetmask, dan default gateway pada semua PC
20. Gambar 35. Jaringan Topologi Setelah Konfigurasi PC dan Router
4. Lakukan konfigurasi static routing pada semua router
Gambar 36. Konfigurasi Static Routing Router0
21. Gambar 37. Konfigurasi Static Routing Router1
Gambar 38. Konfigurasi Static Routing Router2
5. Setelah semua konfigurasi selesai lakukan pengecekan tabel routing pada semua router
22. Gambar 39. Pengecekan Tabel Routing Router0
Gambar 40. Pengecekan Tabel Routing Router1
23. Gambar 41. Pengecekan Tabel Routing Router2
6. Lakukan tes ping ke semua PC
Gambar 42. Hasil Tes Ping PC0 ke PC1
Gambar 43. Hasil Tes Ping PC0 ke PC2
24. Gambar 44. Hasil Tes Ping PC0 ke PC3
Gambar 45. Hasil Tes Ping PC1 ke PC0
Gambar 46. Hasil Tes Ping PC1 ke PC2
Gambar 47. Hasil Tes Ping PC1 ke PC3
25. Gambar 48. Hasil Tes Ping PC2 ke PC0
Gambar 49. Hasil Tes Ping PC2 ke PC1
Gambar 50. Hasil Tes Ping PC2 ke PC3
Gambar 51. Hasil Tes Ping PC3 ke PC0
26. Gambar 52. Hasil Tes Ping PC3 ke PC1
Gambar 53. Hasil Tes Ping PC3 ke PC2
Analisa Hasil Percobaan
Praktikum 6 ini bertujuan untuk melakukan konfigurasi static routing menggunakan
Packet Tracer dan menjelaskan perintah – perintah yang digunakan dalam melakukan
konfigurasi tersebut. Pertama yang dilakukan pada praktikum ini yakni membuat topologi
jaringan menggunakan Packet tracer yang terdiri dari beberapa device seperti 2 PC yang
berfungsi sebagai end device, router serta kabel untuk menghubungkan device – device
tersebut antara lain kabel serial DCE dan kabel copper straight-through. Setelah device dalam
topologi jaringan sudah terhubung, selanjutnya melakukan konfigurasi pada PC dan router.
Router adalah komputer general purpose (untuk tujuan yang lebih luas) dengan dua
atau lebih interface jaringan (NIC Card) di dalamnya yang berfungsi hubungan 2 jaringan
atau lebih, sehingga bisa meneruskan paket dari satu jaringan ke jaringan yang lain. Router
memiliki fungsi sebagai sarana penghubung antara 2 atau lebih jaringan untuk bisa
meneruskan data dari sebuah jaringan ke jaringan yang lainnya. Sebuah router bisa berupa
suatu device yang dirancang secara khusus untuk memiliki fungsi sebagai dedicated router,
atau juga bisa sebuah PC/Komputer yang digunakan sebagai router yang lebih dikenal
sebagai PC Router.
Supaya sebuah Router bisa meneruskan data dengan tepat, komputer yang terdapat
pada jaringan itu harus menugaskan router tersebut untuk meneruskan data yang dikirimkan.
Penugasan itu dilakukan dengan menambahkan pengaturan komputer default gateway ke
router yang dimaksudkan. Jika tidak melakukan pengaturan default gateway maka bisa
27. dipastikan jaringan LAN itu tidak dapat terkoneksi dengan jaringan yang lain. Penjelasan
tersebut merupakan beberapa pengertian dari kumpulan dalam konfigurasi pada router statis.
Default gateway dari suatu jaringan merupakan sebuah router yang digunakan untuk
meneruskan paket-paket dari jaringan tersebut ke jaringan yang lain.
Biasanya LAN dikonfigurasi hanya mengetahui LAN miliknya dan default gateway-nya. Jika
dalam suatu LAN tidak ada default gateway-nya maka LAN tersebut tidak bisa terkoneksi
dengan jaringan lainnya. Jadi supaya dapat melakukan routing maka setting/Konfigurasi
jaringan perlu ditambahkan satu lagi yaitu default gateway.
Routing adalah salah satu teknologi dalam jaringan yang dapat menghungkan
perangkat-perangkat yang memiliki jaringan berbeda. Dengan adanya routing, pembagian
alamat dengan jaringan yang berbeda pada blok LAN dapat dilakukan karena jaringan yang
berbeda tersebut nantinya dapat dihubungkan menggunakan router. Teknologi routing dapat
dibuat dengan menggunakan dedicated router yang merupakan perangkat buatan pabrik dan
memang dibuat untuk melakuakn proses routing.
Pada praktikum, dibuat dua buah topologi jaringan. Topologi pertama dibuat dengan
mengunakan dua router yang terhubung secara peer-to-peer. Masing-masing router terhubung
dengan PC host dengan switch sebagai node-nya, hubungan ini dapat dikategorikan sebagai
topologi star. Topologi kedua dibuat dengan gabungan dua topologi star, topologi star yang
bertama mengubungkan router1 dan router3 dengan PC host masing-masing menggunakan
switch sebagai node-nya. Topologi star yang kedua mengubungkan router1 dengan router3
menggunakan router2 sebagai node-nya.
Konfigurasi IP address, subnetmask, dan default gateway pada PC
Ada tiga parameter yang penting pada setting/konfigurasi jaringan yaitu :
1. IP Address
adalah deretan angka biner antara 32 bit sampai 128 bit yang dipakai sebagai alamat
identifikasi untuk tiap komputer host dalam jaringan Internet. Angka biner ini
menunjukkan alamat dari komputer pada jaringan.
2. SubNetmask
adalah istilah teknologi Informasi yang membedakan Network ID dan Host ID atau
sebagai penentu porsi Network ID dan Host ID pada deretan kode biner. Fungsi dari
subnet mask sendiri adalah untuk membedakan Network ID dengan Host ID dan
menentukan alamat tujuan paket data apakah local atau remote.
3. Default Gateway.
merupakan sebuah device atau perangkat yang merutekan trafik dari local network
menuju device atau perangkat yang berada pada remote network.
Konfigurasi router
User mode atau disebut juga exec mode, ditandakan dengan > di awal baris CLI. Di
mode ini kita tidak bisa melakukan perubahan konfigurasi di perangkat. Hanya terbatas untuk
memonitoring saja.
Router>enable (masuk ke mode enable)
Secara default, CLI (Command Line Interface) akan masuk ke mode user, tandanya adalah
simbol “>” yang ada di bagian depan nama host (dalam hal ini “Router”), pada mode
28. user kita tidak dapat mengkonfigurasi apapun, oleh karena itu perlu beralih ke mode
privileged (juga di kenal sebagai EXEC-level mode) dengan perintah “Router>enable”
kemudian tekan Enter, apabila perintah berhasil tereksekusi, maka simbol di depan
nama host akan berubah menjadi “#” (misalnya “Router#”).
Global configuration mode ditandakan dengan (config)# di baris CLI. Untuk masuk ke
mode ini, kita gunakan perintah configure terminal. Semua konfigurasi yang kita lakukan di
global configuration mode akan mempengaruhi keseluruhan sistem. Configure terminal
berarti terminal masuk ke mode konfigurasi. Pada terminal akan berubah menjadi
Router(config)#.
Router#configure terminal
Setelah melakukan konfigurasi global, maka dapat melakukan konfigurasi FastEthernet
interface dengan menggunakan perintah pada terminal kemudian tekan Enter, apabila
perintah berhasil tereksekusi maka symbol di belakang nama host akan berubah menjadi
“(config-if)” yang berarti masuk dalam mode konfigurasi interface.
Router(config)#interface FastEthernet0/0
Ketika sudah berhasil memasuki konfigurasi FastEthernet interface yang ditandai dengan
perubahan nama di depan host menjadi Router(config-if)# , maka selanjutnya
menghidupkan interface secara administratif dengan menuliskan perintah no shutdown .
Sehingga baris perintah berubah menjadi seperti berikut
Router(config-if)#no shutdown
Jika perintah di atas berhasil dieksekusi, maka akan menampilkan baris teks seperti ini
%LINK-5-CHANGED: Interface FastEthernet0/0, changed state to up
%LINEPROTO-5-UPDOWN: Line protocol on Interface FastEthernet0/0, changed
state to up
Selanjutnya, berpindah secara langsung dari interface ke serial 2/0. Hal ini bertujuan agar
dapat mengatur ip address dan subnetmask pada konfigurasi router. Format perintah yang
harus dilakukan yakni hostname(config)#interface Serial0/0(nomor serial).
Pada praktikum ini menggunakan Serial/0 sehingga dapat dituliskan baris perintah seperti
dibawah ini.
Router(config)#interface Serial2/0
Jika baris perintah berhasil dieksekusi maka di belakang hostname akan berubah menjadi
config-if yang berarti berhasil masuk ke mode konfigurasi interface serial. Di dalam
mode ini nantinya dilakukan konfigurasi IP address dan subnet mask interface. Dengan
menggunakan format perintah hostname(config-interface)#ip address
ip_address subnet_mask (untuk alamat yang akan dituju). Dalam
praktikum ini dituliskan dengan perintah seperti di bawah ini. Jika perintah berhasil
dieksekusi selanjutnya menghidupkan interface secara administratif dengan perintah
Router(config-if)#no shutdown.
29. Router(config-if)#ip address 172.16.0.1 255.255.255.252
(Konfigurasi IP Address dan subnetmask interface)
Ketika konfigurasi IP Address dan subnetmask interface berhasil dieksekusi akan tampil teks
pemberitahuan seperti berikut
%LINK-5-CHANGED: Interface Serial2/0, changed state to up
%LINEPROTO-5-UPDOWN: Line protocol on Interface Serial2/0, changed state to up
Konfigurasi Static Routing pada router
Langkah terakhir dalam konfigurasi static routing ini adalah melakukan konfigurasi
static routing pada router. Adapun format penulisan perintah yang dijalankan adalah
hostname(config#)ip route ip_tujuan subnet_mask next_hop. Sebagai
contoh di dalam praktikum menggunakan perintah
Router(config)#ip route 192.168.2.0 255.255.255.0 172.16.0.2
yang berarti ip address tujuan pascket adalah 192.168.2.0, subnet mask nya 255.255.255.0
dan next hop yang digunakan adalah 172.16.0.2. setelah itu menjalankan perintah untuk
keluar dari mode global konfigurasi menggunakan perintah Router(config)#exit.
Setelah semua konfigurasi selesai dilakukan, maka dapat dilakukan pengecekan tabel routing
pada semua router dengan menjalankan perintah Router#show ip route sehingga
terminal akan menampilkan tabel routing dari setiap router tersebut.
Gambar 54. tampilan tabel routing Router0 pada jaringan yang menggunakan 2 router
30. Gambar 55. tampilan tabel routing Router1 pada jaringan yang menggunakan 2 router
Gambar 56. tampilan tabel routing Router0 pada jaringan yang menggunakan 3
router
31. Gambar 57. tampilan tabel routing Router1 pada jaringan yang menggunakan 3
router
Gambar 58. tampilan tabel routing Router2 pada jaringan yang menggunakan 3
router
32. Pada percobaan topologi pertama terdapat 3 network/jaringan, satu jaringan
digunakan untuk menghubungkan router dengan router, network ID 172.16.0.0/30
digunakan untuk mengubungkan router1 dan router2. Dan dua jaringan lainnya
digunakan untuk memberi alamat pada PC host dan fast-ethernet router yang
terhubung pada switch. Network ID 192.168.20.0/24 digunakan untuk
menguhubungkan PC Host dan Fast ethernet router1 serta Netrowk ID 192.168.1.0/24
digunakan untuk menghubungkan PC Host dengan Fast ethernet router2. Dengan
konfigurasi tersebut dapat dianalisa bahwa setiap router memiliki 2 network ID yang
digunakan dan terdapat 1 network ID lainnya yang tidak digunakan dan tidak
sejaringan. Untuk mengaktifkan/membuat static routing, pada router1 dan router 2
dikonfigurasi dengan memasukkan network ID yang tidak sejaringan dan IP router
terdekat/tetangga yang dilalui network ID tersebut (next hop). pada router1 network
ID yang tidak sejaringan adalah 192.168.1.0/24 dengan next hop 172.168.0.2 (IP
router2). pada router2 network ID yang tidak sejaringan adalah 192.168.20.0/24
dengan next hop 172.168.0.1 (IP router1).
Pada percobaan topologi kedua terdapat 4 network/jaringan, dua jaringan
digunakan untuk menghubungkan router dengan router, network ID 172.16.0.0/30
digunakan untuk mengubungkan router1 dan router2. network ID 172.16.0.4/30
digunakan untuk menguhubungkan router2 dan router3. Dan dua jaringan lainnya
digunakan untuk memberi alamat pada PC host dan fast-ethernet router yang
terhubung pada switch. Network ID 192.168.10.0/24 digunakan untuk
menguhubungkan PC Host dan Fast ethernet router1 serta Netrowk ID 192.168.2.0/24
digunakan untuk menghubungkan PC Host dengan Fast ethernet router3. Dengan
konfigurasi tersebut dapat dianalisa bahwa setiap router memiliki 2 network ID yang
digunakan dan terdapat 2 network ID lainnya yang tidak digunakan dan tidak
sejaringan. Untuk mengaktifkan/membuat static routing, pada router1, router 2, dan
router 3 dikonfigurasi dengan memasukkan network ID yang tidak sejaringan dan IP
router terdekat/tetangga yang dilalui network ID tersebut (next hop). pada router1
network ID yang tidak sejaringan adalah 172.16.0.4/30 dan 192.168.2.0/24 dengan
next hop 172.168.0.2 (IP router2). pada router2 network ID yang tidak sejaringan
adalah 192.168.10.0/24 dengan next hop 172.168.0.1 (IP router1) dan 192.168.2.0/24
dengan next hop 172.168.0.6 (IP router3). pada router3 network ID yang tidak
sejaringan adalah 172.16.0.0/30 dan 192.168.10.0/24 dengan next hop 172.168.0.5 (IP
router2).
Pada proses pengujian didapatkan hasil bahwa ketika belum diatur static
routing tiap perangkat hanya dapat mengirim data ke alamat IP yang sejaringan
sedangkan untuk alamat yang tidak sejaringan tidak dapat saling mengirim data.
Tetapi, ketika static routing telah dikonfigurasi maka semua perangkat dapat saling
mengirim data meskipun memiliki alamat ip yang berbeda jaringan.
33. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil praktikum dan analisa diatas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Perangkat baik end-device ataupun network-devicee dengan alamat IP yang berbeda
jaringan dapat saling terhubung. alamat IP dengan jaringan yang berbeda tersebut dapat
terhubung dengan menggunakan teknologi static routing yang dibuat menggunakan
perangkat router.
2. Static route berfungsi sempurna jika routing table berisi suatu route untuk setiap
jaaringan di dalam internetwork yang telah di konfigurasi.
3. Host pada jaringan perlu di konfigurasi yang mengarah ke default
route dan gateway untuk mencocokan dengan IP Address dari Interface local router.
4. Berhasilnya suatu routing static tergantung pada isian routing table
5. Routing static digunakan untuk pengelola jaringan mengkonfigurasi informasi tentang
jaringan yang dituju secara manual.
6. Untuk mengkonfigurasi static routing, setiap router harus dimasukkan network ID yang
tidak sejaringan dan alamat IP router terdekat/tetangga (next hop) yang dilewati oleh
network yang berbeda tersebut. Dengan konfigurasi static routing tersebut,
mengharuskan administrator untuk mengetahui semua network ID dan alamat IP tiap
router.
7. Static router memiliki kelemahan yaitu apabila jaringan terlalu besar maka akan
menyulitkan administrator untuk melakukan konfigurasi manual di setiap router dengan
mengetahui IP yang tidak sejaringan dan alamat IP router terdekat yang dilalui. Hal
tersebut juga menyusahkan administrator apabila terjadi perubahan alamat IP karena
harus diatur manual kembali.
TUGAS PERTANYAAN
1. Jelaskan apa yang dimaksud static routing
Static routing (Routing Statis) adalah sebuah router yang memiliki tabel routing
statik yang disetting secara manual oleh para administrator jaringan. Menggunakan
routing statik murni dalam sebuah jaringan berarti mengisi setiap entri dalam
forwarding table di setiap router yang berada di jaringan tersebut. Apabila dalam
sebuah jaringan terjadi perubahan topologi maupun perubahan pengalamatan (IP
Address) maka Network Admin harus melakukan perubahan secara manual pada tabel
routing. Jadi, static routing merupakan sebuah mekanisme pengisian tabel routing yg
dilakukan oleh admin secara manual pada tiap2 router
2. Jelaskan apa yang dimaksud routing protocol
Routing protocol atau komunikasi antara router adalah suatu protokol jaringan yang
digunakan untuk membroadcast dan mempelajari jaringan yang terhubung serta rute
34. yang tersedia. Routing protokol mengijinkan router untuk sharing informasi tentang
jaringan dan koneksi antar router. Router menggunakan informasi ini untuk
membangun dan memperbaiki tabel routingnya. Dengan routing protocol, router yang
berbeda jaringan dapat saling berkomunikasi dan mengirim data dengan rute routing
yang paling efisien. Dalam praktinya routing protocol adalah protokol yang
digunakan untuk membuat dinamis router yang tidak perlu untuk mengatur ulang jika
ada perangkat yang alamat nya berubah karena protokol tersebut dapat mempelajari
rute jaringan
3. Jelaskan tabel routing dari 2 topologi yang anda buat pada praktikum kali ini
Routing table sendiri merupakan sebuah file data yang tersimpan di dalam RAM yang
digunakan untuk menyimpan informasi rute yang secara langsung terhubung ke
jaringan, juga digunakan untuk menyimpan entri atau data pada remote network yang
telah diketahui oleh device. Router menggunakan informasi yang terdapat pada
routing table untuk menentukan jalan terbaik agar data bisa sampai pada tujuan.
Tabel Routing Topologi Jaringan 2 Router
Device Interface IP Address Subnetmask Default Gateway
Router 1
Fa0/0 192.168.20.1 255.255.255.0 -
Se2/0 172.16.0.1 255.255.255.252 -
Router2
Fa0/0 192.168.1.1 255.255.255.0 -
Se2/0 172.16.0.2 255.255.255.252 -
PC0 Fa0 192.168.20.2 255.255.255.0 192.168.20.1
PC1 Fa0 192.168.20.3 255.255.255.0 192.168.20.1
PC2 Fa0 192.168.1.2 255.255.255.0 192.168.1.1
PC3 Fa0 192.168.1.3 255.255.255.0 192.168.1.1
Tabel Routing Topologi Jaringan 3 Router
Device Interface IP Address Subnetmask Default Gateway
Router0
Fa0/0 192.168.10.1 255.255.255.0 -
Se2/0 172.16.0.1 255.255.255.252 -
Router1
Se2/0 172.16.0.2 255.255.255.252 -
Se3/0 172.16.0.6 255.255.255.252 -
Router2
Fa0/0 192.168.2.1 255.255.255.0 -
Se2/0 172.16.0.5 255.255.255.252 -
PC0 Fa0 192.168.10.2 255.255.255.0 192.168.10.1
PC1 Fa0 192.168.10.3 255.255.255.0 192.168.10.1
PC2 Fa0 192.168.2.2 255.255.255.0 192.168.2.1
PC3 Fa0 192.168.2.3 255.255.255.0 192.168.2.1
35. Pada tabel routing topologi pertama terdapat 2 jaringan IP yang terhubung secara
langsung karena jaringan tersebut juga digunakan pada port router (huruf
C/Connected). Selain itu juga terdapat 1 jaringan static dengan via/jalur yaitu alamat
IP router sebelah (huruf S/Static)
Pada tabel routing topologi kedua terdapat 2 jaringan IP yang terhubung secara
langsung karena jaringan tersebut juga digunakan pada port router (huruf
C/Connected). Selain itu juga terdapat 2 jaringan static dengan via/jalur yaitu alamat
IP router sebelah (huruf S/Static).