Doa ini mengajarkan tentang keagungan Bhagavad Gita. Gita dianggap sebagai pengetahuan tertinggi yang bersifat mutlak dan abadi. Membaca dan mempelajari Gita dengan penuh pengabdian akan membawa berkah besar bagi pembacanya, seperti mencapai kebahagiaan, mukti, dan kediaman di surga. Bahkan hanya dengan mengucapkan beberapa baris saja, seseorang sudah dapat meraih ganjar
Bhagavad Gita Arathi | Keagungan Bhagavad Gita | Doa Penyucian | Sri Gita Chalisha
1. Doa Memulai Membaca Kitab
Suci
Bhagawad Gita
Om apavitra pavitro vā
sarvāvasthāng gato’ pi vā
yaḥ smaret puṇḍarikākṣaṁ
Sa bāhyā abhyantara Suciḥ
Srī Viṣṇu, Srī Viṣṇu, Srī Viṣṇu
Artinya :
Ya Tuhan, apakah hamba ada dalam keadaan tidak
suci
Ataukah hamba ada dalam keadaan suci
Tetapi dengan mengingat Sang Hyang
Pundarikakse didalam hati
Semoga hamba menjadi bersih lahir dan bathin
Sri Wisnu, Sri Wisnu, Sri Wisnu
-----------------------------------------------akhaṇḍa-maṇḍalākāraṁ
Vyāptam yena charācaraṁ
Tat-padaṁ dars̒ itam yêna
Tasmai s̒ rī gurave namaḥ
------------------------------------------------
Ajñāna- mirāndhasya
jñānāñjana-s̒ alākayā
cakṣur unmīlītaṁ yena
tasmai s̒ rī-gurave Namaḥ
-----------------------------------------------Gurubrahma Guruvishnu
Gurudevo Maheswarah,
Guru saakshaat Param Brahma
Tasmai shri guravey Namaha
-----------------------------------------------vasudeva sutaṁ devaṁ
kaṁsa cāṇūra mardanaṁ,
devakī paramānandaṁ
kṛṣṇaṁ vande jagad guruṁ
kṛṣṇaṁ vande jagad guruṁ
kṛṣṇaṁ vande jagad guruṁ
kṛṣṇaṁ vande jagad guruṁ
-----------------------------------------------Oṁ tat sat i s̒ rīmad bhagavad-gītāṣupaniṣatsu
brahma-vidyāyāṁ yoga-s̒ āstre
s̒ rī kṛṣṇārjuna saṁvāde
2. BG. 2.7
Doa Garbha Puja
kàrpaóya-doûopahata-svabhàvaá
påcchàmi tvàý dharma-sammùðha-cetàá,
yac chreyaá syàn niúcitaý brùhi tan me
úiûyas te’haý úàdhi màý tvàý prapannam.
BG 4 . 24
Sekarang hamba kebingungan tentang kewajiban
hamba dan sudah kehilangan segala ketenangan
karena kelemahan yang picik. Dalam keadaan ini,
hamba mohon agar Anda memberitahukan dengan
pasti apa yang paling baik untuk hamba. Sekarang
hamba menjadi murid Anda, dan roh yang sudah
menyerahkan diri kepada Anda. Mohon memberi
pelajaran kepada hamba.
-------------------oooOOooo---------------------Om Namo Bhagawate Vasu Dewaya.
b[õapR,' b[õhivb[RõaGnO b[õ,a hutm( b[õWv ten gNtVy' b[õkmRsmai/na --24--
brahmàrpaóaý brahma havir
brahmàgnau brahmaóà hutam,
brahmaiva tena gantavyaý
brahma-karma-samàdhinà.
Orang yang tekun sepenuhnya dalam kesadaran krsna pasti
akan mencapai kerajaan rohani karena dia sudah
menyumbang sepenuhnya kepada kegiatan rohani. Dalam
kegiatan rohani tersebut penyempurnaan bersifat mutlak dan
apa yang dipersembahkan juga mempunyai sifat rohani yang
sama.
BG 15 . 14
Ah' vWëanro .UTva p[ai,na' dehmaiè[t" p[a,apansmayuµ" pcaMyÞ' ctuivR/m( --14--
ahaý vaiúvànaro bhùtvà
pràóinàý deham àúritaá,
pràóàpàna-samàyuktaá
pacàmy annaý catur-vidham.
3. Aku adalah api pencerna di dalam badan-badan semua
makhluk hidup, dan Aku bergabung dengan udara
kehidupan, yang keluar dan masuk, untuk mencernakan
empat jenis makanan.
-------------------oooOOooo----------------------
Keagungan Bhagavad-gītā
atha s̒ rīgītāmāhātmyam
oý s̒rī gaṇeúāya namaḥ
Sembah Sujud Kepada Úri Ganeúa
oṁ s̒ri rādhāramanāya namaḥ.
“ Sembah Sujud kepada Srī Rādhāramaṇa”
1
dharowāca
bhagavan prames̒āna
bhak r avyabhicāriṇī
prārabdham̄ bhujyam ānasya
katham̄ bhavati he prabho
Dhara (Ibu bumi) Bertanya :
Wahai Bhagavan, penguasa tertinggi,
bagaimanakah seseorang yang
4. dicengkeram opeh Prarabdha karmanya
dapat mencapai pengabdian yang tak
tergoyahkan?
2
s̒rī wiṣṇur uwāca
prārabdham bhujyamāno
higitābhyāsarataḥ sadā,
sa muktaḥ sa sukhī loke
karmaṇā nopalipyate
Sri Visnu bersabda :
Bila seseorang taad melaksanakan ajaran
Gita secara konstan, walaupun ia ditahan
oleh Prarabdha karma, namun ia
berkeadaan Mukta, bahagia didunia ini
juga. Ia tak akan ternoda oleh karma baru.
3
mahāpāpādipāpāni
gitādhyānam̄ karoti cet,
kvacit spars̒am̒ na kurvanti
nalīnīdalam am̒ buvat.
Tak ada kejahatan bagaimanapun besarnya
yang dapat mempengaruhi mereka yang
bermeditasi pada Gita; bagaikan daun
teratai yang tak terbasahi oleh air.
4-5
gītāyāh pustakam̒ yatra
yatra pātahaḥ pravartate,
tatra sarvāṇi rthāni
prayāgādini tatra vai
sarve devās̒ca ṛ ̣ṣayo
yoginaḥ pannagās̒ca ye,
gopāla gopikā vāpi
nāradoddhavap̄arṣadaiḥ.
Dimana terdapat buku Bhagavadgita,
dimana niat untuk mempelajari timbul,
sesungguhnya disana muncul segala tempat
suci seperti Prayaga dan yang lainnya.
Disana juga ada para Deva, para Rsi, Yogi
dan para Pannaya, demikian juga pada
Gopala dan Gopika, dengan Narada,
5. Uddhava serta seluruh teman-teman
bermain mereka.
6
sahāyo jāyate s̒ighraṁ
yatra gītā pravartate,
yatra gītāvicaras̒ca
pathanaṁ pathanaṁ s̒rutam
tatrāhaṁ nis̒ citaṁ pṛthvi
nivasāmi sadaiva hi
Dimanapun Bhagavadgita dibaca, dengan
segera ia akan membantu. Dimanapun Gita
dibicarakan, diucapkan, diajarkan ataupun
didengarkan, wahai bumi, disana keraguraguan diatasi karena Aku sendiri
bersemayam disana terus menerus
7
gītās̒ raye ‘haṁ ṣthāmi
gitā me co amam̄ gṛham,
gītājñānam upāṡritya
trīnlokānpalāyāmyaham
Dalam perlindungan Bhagavadgita Aku
berdiam; karena Gita merupakan tempat
kediaman-Ku yang utama. Dan dengan
bergantung pada kebijaksanaan Gita, Aku
memelihara ketiga dunia ini.
8-9
gitā me paramā vidyā
brahmarūpā na saṁs̒ ayaḥ,
ardhamātrākṣarā nityā
svānirvācyapadātmikā
cidānandena kṛṣṇena
proktā svamukhato ‘rjunam
vedatrayī parānandā
ta vārtha jñāna saṁyutā.
Bhagavadgita adalah pengetahuan
Tertinggi-Ku, yang secara pasti tak
terpisahkan dari Brahman, sehingga
pengetahuan ini adalah mutlak, Abadi,
kekal, dan merupakan Keadaan-Ku yang tak
terungkapkan. Pengetahuan yang terdiri
dari ketiga Veda, yang merupakan
6. kebahagiaan utama dan mengandung
realisasi sang Diri yang sejati, yang
dinyatakan sendiri oleh Yang Mulia Sri
Krsna, yang mahamengetahui, melalui
bibir-Nya sendiri kepada Arjuna.
10
yo ‘stādas̒ a japonityaṁ
naro nis̒ calamānasaḥ,
Jñānasiddhiṁ sa labhate
tato yā paraṁ padam.
Orang yang mengucapkan dengan pikiran
mantap delapanbelas bab sehari, mencapai
kesempurnaan pengetahuan sehingga
mencapai wilayah tertinggi.
11
pāṭhe samagre ‘sampūrne
tato ‘rdham̄ pāṭhamācaret.
tadā godānajaṁ punyaṁ
labhate nātra saṁs̒ ayaḥ.
Bila keseluruhaan tak dapat diucapkan,
separuhnya juga dapat dibaca; dan mereka
yang melakukan hal ini akan memperoleh
ganjaran yang sama dengan sedekah
seekor sapi. Hal ini tak perlu diragukan lagi.
12
tribhāgaṁ pathamānastu
gaṅgāsnānaphalaṁ labhet,
ṣaḍam̒ s̒ aṁ japamānastu
somayāgaphalaṁ labhet
Dengan pengucapan sepertiganya, ia
memperoleh ganjaran yang sama dengan
mandi disungai Ganga. Dengan mengulang
seperenam bagian ia memperoleh hasil dari
upacara korban soma.
13
ekādhyāyaṁ tu yo nityaṁ
paṭhate bhak saṁyutaḥ,
7. rudra lokamavāpno
guṇo bhūtvā vasecciram
dvau trīnekaṁ tadardhaṁ
vā s̒ lokānāṁ yaḥ paṭhennaraḥ
Ia yang membaca dengan penuh
pengabdian, walaupun hanya satu bab saja
sehari, mencapai Rudraloka, dan tinggal
disana dalam jangka waktu lama, setelah
menjadi satu dengan mereka yang
melayani Siva.
candralokamāvapno
varṣānamayutaṁ dhruvam,
gitāpāṭhasamāyukto
mṛto mānuṣatām vrajet.
14
adhyāyam̄ s̒ lokapādaṁ vā
nityam yaḥ pathate naraḥ,
sa yā naratāṁ yāvan
manvantaraṁ vasundhare
Orang yang setiap hari membaca
seperempat bab, atau sebuah sloka, wahai
Bumi, mencapai kelahiran manusia selama
jangka waktu seorang Manu.
15-16
gitāyāh s̒ lokadas̒ akaṁ
sapta pan̄ca catuṣṭayam,
Orang yang mengucapkan sepuluh, tujuh,
lima, empat, tiga atau dua sloka, atau
bahkan satu atau setengah sloka dari Gita,
secara pasti akan tinggal di Candraloka
selama 10.000 tahun.
Ia yang menanggalkan badannya sementara
sedang mengucapkan Gita, mencapai dunia
manusia
17
gitābhyāsaṁ punaḥ krtvạ
labhate muk mu amām,
gītetyuccārasaṁyukto
mriyamāno ga ṁ labhet.
8. Disamping itu, dengan melaksanakan
ajaran Gita, ia mencapai Mukti Tertinggi.
Orang meninggal ketika sedang
mengucapkan kata Gita akan mencapai
tujuan.
18
gitārtha s̒ ravanā ‘sakto
mahāpāpayuto ‘pi vā,
vaikunthaṁ samavāpno
viṣṇunā saha modate
Orang yang senang mendengar makna dari
Gita, walaupun ia telah melakukan dosa
yang mengerikan, mencapai surga dan
tinggal dalam kegembiraan dengan Visnu.
19
gitārthaṁ dhyāyate nityaṁ
krtvā karmāni bhūris̒ aḥ,
Jīvanmuktaḥ sa vijñeyo
dehānte paramaṁ padam.
Ia yang secara konstan bermeditasi pada
makna dari Gita, walaupun ia melakukan
Karma secara terus menerus, ia dianggap
sebagai Jivanmukta; dan setelah
penghancuran badan mencapai wilayah
pengetahuan tertinggi.
20
gitāmās̒ ritya bahavo
bhūbhujo janakādayaḥ,
nirdhūtakalmaṣā loke
gītā yātāḥ paraṁ padam.
Dengan bantuan Gita ini, banyak para raja
seperti Janaka menjadi bebas dari ketidak
murniannya dan mencapai tujuan tertinggi
demikianlah ia disanjung.
21
gītāyāḥ paṭhanam krtvā
māhātmyam naiva yaḥ pathet,
vṛthā pāṭho bhave asya
s̒ rama eva hyudāhrtaḥ
9. Ia yang setelah menyelesaikan membaca
Gita, tidak membaca Mahatmya seperti
yang dinyatakan disini, pembacaannya siasia dan semua usahanya sia-sia
22
etanmāhātmyasaṁyuktaṁ
gītābhyāsaṁ karo yaḥ,
sa tatphalamavāpno
durlabhām ga māpnuyāt.
Ia yang mempelajari Gita yang disertai
dengan wejangan Mahatmya-nya,
mendapatkan hasil seperti yang dinyatakan
disini dan mencapai tujuan yang sulit
dicapai pada umumnya
23
sūta uwāca
māhātmyametad gītāyā
mayā proktaṁ sanātanam,
gītānte ca paṭhedyastu
yaduktaṁ tatphalaṁ labhet.
Sūta Berkata :
Ia yang akan membaca keagungan Gītā
yang abadi, yang Aku nyatakan ini, setelah
selesai membaca Gita itu sendiri akan
memperoleh hasil yang diuraikan disini.
i s̒ rīwārāhapurāṇe
s̒ rīgītāmāhātmyaṁ saṁpūrṇam.
Demikianlah berakhir wejangan yang
dinyatakan sebagai keagungan
Bhagavadgītā, dalam kitab Wārāha Purāṇa.
-------------------oooOOooo----------------------
10. Bhagavad-gītā Arathi
Vidyā yang maha utama. Jayalah Engkau,
O Ibu Bhagavad-gītā.
Jaya Bhagvad gīte
OṀ Jaya bhagvad gīte
Hari-hiya-kamala-vihārini [2]
sundara supunīte
OṀ Jaya bhagavad-gīte
Niśchala-bhakti-vidhāyini
Nirmala malahārī [2]
Śharaṇa-rahasya-pradāyini [2]
saba bidhi sukhakārī
Om Jaya Bhagavad gīte
O Ibu Bhagavad-gītā! Jayalah engkau!,
Engkau sangat anggun dan menyucikan,
senantiasa bersemayam didalam hati Śri
Hari. Jayalah Engkau, O Ibu Bhagavadgītā.
Anda menanugerahi bhakti yang teguh dan
murni menghapus segala kotoran (dari Kali
yuga). Anda mengungkapkan rahasia
penyerahaan diri (Kepada Tuhan), dan
memberikan kebahagiaan kepada semua
makhluk dengan berbagai cara. Jayalah
Engkau, O Ibu Bhagavad-gītā.
karma-sumarma-prakāśhini
kāmāsakti harā [2]
tattva-jñāna-vikaśini [2]
vidyā brahma parā
Om jaya Bhagavad-gīte
Anda mengungkapkan rahasia tentang
tindakan yang benar dan menghapus segala
keinginan serta keterikatan. Anda menerangi
pengetahuan tentang kebenaran Brahma
Rāga-dveṣha-vidārini
Kārini moda sadā [2]
Bhava-bhaya-hārini tārini
Paramānanda pradā
OM Jaya Bhagavad gīte
O Dewi yang memutuskan ikatan kesukaan
dan ketidaksukaan, Anda memberikan
kebahagiaan yang kekal Ada menghapus
11. ketakutan akan perpindahaan roh (samsara)
membantu kami menyeberanginya dan
memberkahi kebahagiaan kekal. Jayalah
Engkau, O Ibu Bhagavad-gītā.
Anda mengajarkan kami keseimbangan batin
dan pelepasan ikatan, Anda adalah nyanyian
ilahi dari Śrī Hari, Anda adalah kitab suci
yang paling utama dan ratu dari Veda-Veda.
Jayalah Engkau, O Ibu Bhagavad-gītā.
Āsura-bhāva-vināśhini
Nāśini tama-rajanī [2]
Daivī sadgunadāyini [2]
Hari-rasikā sajanī
Om Jaya Bhagavad-gīte
Dayā-sudhā-barsāvani
mātu krpā kījai
Hari-pada-prema dāna
kara apanong kara lījai
OṀ Jaya Bhagavad-gīte
Anda menghancurkan kecenderungan untuk
berbuat jahat, dan merupakan penghancur
gelapnya kemalasan. Anda menganugerahi
Kami keutamaan ilahi, dan kebahagiaan dari
kedekatan dengan Tuhan, Srī Hari. Jayalah
Engkau, O Ibu Bhagavad-gītā.
Banjirilah Kami dengan belas kasih-Mu,
berikanlah karunia-Mu kepada kami,
Anugerahilah kami kecintaan pada Kaki
Padma Śrī Hari. Jadikanlah Kami milik-Mu.
Jayalah Engkau, O Ibu Bhagavad-gītā.
Samatā-tyaga-sikhāvani
Hari-mukhakī bānī [2]
sakala śāstrakisvāmini [2]
śrutiyon kī ranī
Om Jaya Bhagavad-gīte
Jaya Bhagvad gīte
OṀ Jaya bhagvad gīte
Hari-hiya-kamala-vihārini [2]
sundara supunīte
OṀ Jaya bhagavad-gīte
O Ibu Bhagavad-gītā! Jayalah engkau!,
Engkau sangat anggun dan menyucikan,
12. senantiasa bersemayam didalam hati Śri
Hari. Jayalah Engkau, O Ibu Bhagavadgītā.
Śrī Gītā
Chalisha
dhåtaràûþra uvàca :
dharma-kûetre kuru-kûetre
samavetà yuyutsavaá,
màmakàá pàóðavàú caiva
kim akurvata sañjaya.
Dhrtarastra berkata;
Wahai Sanjaya, sesudah putera-puteraku dan putera
pandu berkumpul di tempat suci kuruksetra dengan
keinginan untuk bertempur, apa yang dilakukan
oleh mereka?
(1.1)
sañjaya uvàca :
taý tathà kåpayàvistam
aúru-pùróàkulekûaóam,
viûìdaótam idaý vàkyam
uvàca madhusùdanaá.
13. Sanjaya berkata;
setelah melihat Arjuna tergugah rasa kasih sayang
dan murung, matanya penuh air mata,
Madhusudana, krisna, bersabda sebagai berikut.
(2.1)
Seperti halnya sang roh terkurung di dalam badan
terus menerus mengalami perpindahan, di dalam
badan ini, dari masa kanak-kanak sampai masa
remaja sampai usia tua, begitu juga sang roh masuk
ke dalam badan lain pada waktu meninggal. Orang
yang tenang tidak bingung karena penggantian itu.
(2.13)
úri bhagavàn uvàca :
aúocyàn anvaúocas tvaý
prajña-vàdàýú ca bhàûase,
gatàsùn agatàsùýú ca
nànuúocanti paóðitàá.
Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa bersabda;
Sambil berbicara dengan cara yang pandai engkau
menyesalkan sesuatu yang tidak patut disesalkan.
Orang bijaksana tidak pernah menyesal, baik untuk
yang masih hidup maupun untuk yang sudah
meninggal.
(2.11)
vàsàýsi jìrnani yathà vihàya
navàni gåhnati naro ‘paràói,
tathà sarirani vihàya jìrnany
ànyani samyati navàni dehi.
Seperti halnya seseorang mengenakan pakaian baru,
dan membuka pakaian lama, begitu pula sang roh
menerima badan-badan jasmani yang baru, dengan
meninggalkan badan-badan lama yang tidak
berguna.
(2.22)
dehino ‘smin yathà dehe
kaumàraý yauvanaý jarà,
tathà dehàntara-pràptir
dhìras tatra na muhyati.
sukha-duákhe same kåtvà
làbhàlàbhau jayàjayan,
tato yuddhàya yujyasva
naivaý pàpam avàpsyasi.
14. Bertempurlah demi pertempuran saja, tanpa
mempertimbangkan suka atau duka, rugi atau laba,
menang atau kalah-dengan demikian, engkau tidak
akan pernah dipengaruhi oleh dosa.
(2.38)
karmaóy evadhikàras te
mà phaleûu kadàcana,
mà karma-phala-hetur bhùr
mà te saògo ‘stv akarmaói.
Engkau berhak melakukan tugas kewajibanmu yang
telah ditetapkan, tetapi engkau tidak berhak atas
hasil perbuatan. Jangan menganggap dirimu
penyebab hasil kegiatanmu, dan jangan terikat pada
kebiasaan tidak melakukan kewajibanmu.
(2.47)
buddhi-yukto jahàtìha
ubhe sukåta-duûkåte,
tasmàd yogàya yujyasva
yogaá karmasu kauúalam.
Orang yang menekuni bhakti membebaskan dirinya
dari perbuatan yang baik dan buruk bahkan dalam
kehidupan ini pun. Karena itu, berusahalah untuk
yoga, ilmu segala pekerjaan.
(2.50)
indriyàóàý hi caratàý
yan mano ‘nuvidhìyate,
tad asya harati prajñàm
vàyur nàvam ivàmbhasi.
Seperti perahu yang berada pada permukaan air
dibawa lari oleh angin kencang, kecerdasan
seseorang dapat dilarikan bahkan oleh satu saja di
antara indria-indria yang mengembara dan menjadi
titik pusat untuk pikiran.
(2.67)
prakåteá kriyamàóàni
guóaiá karmàói sarvaúaá,
ahaòkara-vimùðhàtmà
kartàham iti manyate.
Sang roh yang dibingungkan oleh pengaruh
keakuan palsu menganggap dirinya pelaku kegiatan
yang sebenarnya dilakukan oleh tiga sifat alam
material.
(3.27)
15. evaý buddheá paraý buddhvà
saýstabhyà ‘tmànam àtmanà,
jahi úatruý mahà-bàho
kàma-rùpaý duràsadam.
Dengan mengetahui dirinya melampaui
indria-indria material, pikiran dan
kecerdasan, hendaknya seseorang
memantapkan pikiran dengan kecerdasan
rohani yang bertabah hati ( kesadaran Krsna
), dan dengan demikian- melalui kekuatan
rohani, mengalahkan hawa nafsu, musuh
yang tidak pernah puas, wahai Arjuna yang
berlengan perkasa
(3.43)
yadà yadà hi dharmasya
glànir bhavati bhàrata,
abhyutthànam adharmasya
tadàtmànaý såjàmy aham.
càtur-varóyam mayà såûþaý
guóa-karma-vibhàgaúaá,
tasya kartàram api màm
viddhy akartàram avyayam.
Menurut tiga sifat alam dan pekerjaan yang ada
hubungannya dengan sifat-sifat itu, empat bagian
masyarakat manusia diciptakan oleh-Ku. Walaupun
Akulah yang menciptakan sistem ini, hendaknya
engkau mengetahui bahwa Aku tetap sebagai yang
tidak berbuat, karena Aku tidak dapat diubah.
(4.13)
karmaóy akarma yaá paúyed
akarmaói ca karma yaá,
sa buddhimàn manuûyeûu
sa yuktaá kåtsna-karma-kåt.
Kapan pun dan di mana pun pelaksanaan dharma
merosot dan hal-hal yang bertentangan dengan
dharma merajalela-pada waktu itulah Aku sendiri
menjelma, Wahai putera keluarga Bharata.
Orang yang melihat keadaan tidak melakukan
perbuatan dalam perbuatan, dan perbuatan dalam
keadaan tidak melakukan perbuatan, adalah orang
cerdas dalam masyarakat manusia. Dia berada
dalam kedudukan rohani, walaupun ia sibuk dalam
segala jenis kegiatan.
(4.7)
(4.18)
16. brahmàrpaóaý brahma havir
saònyàsas tu mahà-bàho
brahmàgnau brahmaóà hutam,
brahmaiva tena gantavyaý
brahma-karma-samàdhinà.
duákham àptum ayogataá,
yoga-yukto munir brahma
nacireóàdhigacchati.
Orang yang tekun sepenuhnya dalam kesadaran
krsna pasti akan mencapai kerajaan rohani karena
dia sudah menyumbang sepenuhnya kepada
kegiatan rohani. Dalam kegiatan rohani tersebut
penyempurnaan bersifat mutlak dan apa yang
dipersembahkan juga mempunyai sifat rohani yang
sama.
Kalau seseorang hanya melepaskan segala kegiatan
namun tidak menekuni bhakti kepada Tuhan, itu
tidak dapat membahagiakan dirinya. Tetapi orang
yang banyak berpikir yang menekuni bhakti dapat
mencapai kepada Yang Mahakuasa dengan segera,
wahai yang berlengan perkasa.
(5.6)
(4.24)
na hi jñànena sadåúaý
pavitram iha vidyate,
tat svayaý yoga-saýsiddhaá
kàlenàtmani vindati
Di dunia ini, tiada sesuatupun yang semulia dan
sesuci pengetahuan yang melampaui hal-hal
duniawi. Pengetahuan seperti itu adalah buah
matang dari segala kebatinan. Orang yang sudah
ahli dalam latihan bhakti menikmati pengetahuan
ini dalam dirinya sesudah beberapa waktu.
(4.38)
brahmaóy àdhàya karmàói
saògaý tyaktvà karoti yaá,
lipyate na sa pàpena
padma-patram ivàmbhasà.
Orang yang melakukan tugas kewajibannya tanpa
ikatan, dengan menyerahkan hasil perbuatan kepada
Tuhan Yang Maha Esa, tidak dipengaruhi oleh
perbuatan yang tidak berdosa, ibarat daun bunga
padma yang tidak disentuh oleh air.
(5.10)
17. yo màý paúyati sarvatra
sarvaý ca mayi paúyati,
tasyàhaý na praóaúyàmi
sa ca me na praóaúyati.
bahùnàý janmanàm ante
jñànavàn màm prapadyate,
vàsudevaá sarvam iti
sa mahàtmà su-durlabhaá.
Aku tidak pernah hilang bagi orang yang melihat
Aku di mana-mana dan melihat segala sesuatu
berada di dalam diri-Ku dan diapun tidak pernah
hilang bagi-Ku.
Sesudah dilahirkan dan meninggal berulang kali,
orang yang sungguh-sungguh memiliki
pengetahuan menyerahkan diri kepada-Ku, dengan
mengenal-Ku sebagai sebab segala sebab dan
segala sesuatu yang ada. Roh yang mulia seperti itu
jarang sekali ditemukan.
(6.30)
catur-vidhà bhajante màý
janàá sukåtino ‘rjuna,
àrto jijñàsur arthàrthì
jñànì ca bhàratarûabha.
o yang paling baik di antara para Bharata, empat
jenis orang saleh mulai ber-bhakti kepada-Ku-orang
yang berduka cita, orang yang menginginkan
kekayaan, orang yang ingin tahu, dan orang yang
mencari pengetahuan tentang yang mutlak.
(7.16)
(7.19)
avyaktaý vyaktim àpannaý
manyate màm abuddhayaá
paraý bhàvam ajànanto
mamàvyayam anuttamam.
Orang yang kurang cerdas, tidak mengenal Diri-Ku
secara sempurna, menganggap bahwa dahulu Aku,
kepribadian Tuhan Yang Maha Esa, Krsna, tidak
bersifat pribadi dan sekarang Aku sudah berwujud
dalam kepribadian ini. Oleh karena pengetahuan
mereka sangat kurang, mereka tidak mengenal
sifat-Ku yang lebih tinggi, yang tidak dapat
dimusnahkan dan bersifat Mahakuasa.
(7.24)
18. yaý-yaý vàpi smaran bhàvaý
tyajaty ante kalevaram
taý-tam evaiti kaunteya
sadà tad-bhàva-bhàvitaá
Keadaan hidup manapun yang diingat seseorang
pada saat ia meninggalkan badannya, pasti keadaan
itulah yang akan dicapainya, wahai putera Kunti.
(8.6)
tasmàt sarveûu kàleûu
màm anusmara yudhya ca,
mayy arpita-mano-buddhir
màm evaiûyasy asaýúayaá.
Wahai Arjuna, karena itu, hendaknya engkau selalu
berpikir tentang-Ku dalam bentuk Krsna dan pada
waktu yang sama melaksanakan tugas
kewajibanmu, yaitu bertempur. Dengan kegiatanmu
dipersembahkan kepada-Ku pikiran dan
kecerdasanmu dipusatkan kepada-Ku, tidak dapat
diragukan bahwa engkau akan mencapai kepadaKu.
(8.7)
ananyàú cintayanto màý
ye janàá paryupàsate,
teûàý nityàbhiyuktànàý
yoga-kûemaý vahàmy aham.
Tetapi orang yang selalu menyembah-Ku dengan
bhakti tanpa tujuan yang lain dan bersemadi pada
bentuk rohani-Ku – Aku bawakan apa yang
dibutuhkannya, dan Aku memelihara apa yang
dimilikinya.
(9.22)
patraý puûpaý phalaý toyaý
yo me bhaktyà prayacchati,
tad ahaý bhakty-upahåtam
aúnàmi prayatàtmanaá.
Kalau seseorang mempersembahkan daun, bunga,
buah, atau air dengan cinta bhakti, Aku akan
menerimanya.
(9.26)
man-manà bhava mad-bhakto
mad-yàjì màý namaskuru,
màm evaiûyai yuktvaivam
àtmànaý mat-paràyaóaá.
19. Berpikirlah tentang-Ku senantiasa, jadilah
penyembah-Ku, bersujud kepada-Ku dan
menyembah-Ku. Dengan berpikir tentang-Ku
sepenuhnya secara khusuk, pasti engkau akan
datang kepada-Ku.
(9.34)
ahaý sarvasya prabhavo
mattaá sarvaý pravartate,
iti mattvà bhajante màý
budhà bhàva-samanvitàá
Aku adalah sumber segala dunia rohani dan segala
dunia material. Segala sesuatu berasal dari-Ku.
Orang bijaksana yang mengetahui kenyataan ini
secara sempurna menekuni bhakti kepada-Ku dan
menyembah-Ku dengan sepenuh hatinya.
(10.8)
Arjuna yang baik hati, orang yang menekuni bhakti
yang murni kepada-Ku, bebas dari pengaruh
kegiatan yang dimaksudkan untuk membuahkan
hasil atau pahala dan pengaruh angan-angan, yang
bekerja demi-Ku, menjadikan Aku sebagai tujuan
utama dalam hidupnya, dan ramah terhadap semua
makhluk-dia pasti datang kepada-Ku.
(11.55)
mayy eva mana àdhatsva
mayi buddhiý niveúaya,
nivasiûyasi mayy eva
ata ùrdhvaý na saýúayaá.
Pusatkanlah pikiranmu kepada-Ku, kepribadian
Tuhan Yang Maha Esa, dan gunakanlah segala
kecerdasanmu dalam Diri-Ku. Dengan cara
demikian, engkau akan selalu hidup di dalam DiriKu, tanpa keragu-raguan.
(12.8)
mat-karma kån mat-paramo
mad-bhaktaá saòga-varjitaá,
nirvairaá sarva-bhùteûu
yaá sa màm eti pàóðava.
yàvat sañjàyate kiñcit
sattvaý sthàvara-jaògamam,
kûetra-kûetrajña-saýyogàt
tad viddhi bharatarûabha.
20. Wahai yang paling utama di antara para Bhrata,
ketahuilah bahwa apa pun yang engkau lihat yang
sudah diwujudkan, baik yang bergerak maupun
yang tidak bergerak, hanyalah gabungan antara
lapangan kegiatan dan yang mengetahui lapangan.
memang Akulah yang menyusun Vedanta, dan
Akulah yang mengetahui veda.
(13.27)
tri-vidhaý narakasyedaý
dvàraý nàúanam àtmanaá,
kàmaá krodhas tathà lobhas
tasmàd etat trayaý tyajet.
màý ca yo ‘vyabhicàreóa
bhakti-yogena sevate,
sa guóàn samatìtyaitàn
brahma-bhùyàya kalpate.
Orang yang menekuni bhakti sepenuhnya, dan tidak
gagal dalam segala keadaan, segera melampaui
sifat-sifat alam material, dan dengan demikian
mencapai tingkat Brahman.
(14.26)
sarvasya càhaý hådi sanniviûþo
mattaá småtir jñànam apohanaý ca,
vedaiú ca sarvair aham eva vedyo
vedànta-kåd veda-vid eva càham.
Aku bersemayam di dalam hati setiap makhluk,
ingatan, pengetahuan, dan pelupaan berasal dariKu. Akulah yang harus diketahui dari segala veda;
(15.15)
Ada tiga pintu gerbang menuju neraka tersebuthawa nafsu, amarah, dan loba. Setiap orang waras
harus meninggalkan tiga sifat ini, sebab tiga sifat
ini menyebabkan sang roh merosot.
(16.21)
anudvega-karaý vàkyaý
satyaý priya-hitaý ca yat,
svàdhyàyàbhyasanaý caiva
vàò-mayaý tapa ucyate.
Pertapaan suara terdiri dari mengeluarkan kata-kata
yang jujur, menyenangkan, bermanfaat, dan tidak
mengganggu orang lain, dan juga membacakan
kesusastraan veda secara teratur.
(17.15)
21. bhaktyà màý abhijànàti
yàvàn yaú casmi tattvataá,
tato màý tattvato jñàtvà
viúate tad-anantaram.
sarva-dharmàn parityajya
màm ekaý úaraóaý vraja,
ahaý tvàý sarva-pàpebhyo
mokûayiûyàmi mà úucaá.
Seseorang dapat mengerti tentang-Ku menurut
kedudukan-Ku yang sebenarnya, sebagai
kepribadian Tuhan Yang Maha Esa, hanya dengan
bhakti. Apabila ia sudah sadar akan Diri-Ku
sepenuhnya melalui bhakti seperti itu, ia dapat
masuk kerajaan Tuhan Yang Maha Esa.
Tinggalkanlah segala jenis dharma dan hanya
menyerahkan diri pada-ku. Aku akan
menyelamatkan engkau dari segala reaksi dosa.
Jangan takut.
(18.66)
(18.55)
ìúvaraá sarva-bhùtànàý
håd-deúe 'rjuna tiûþhati,
bhràmayan sarva-bhùtàni
yantràrùðhàni màyayà.
Tuhan Yang Maha Esa bersemayam di dalam hati
semua orang, wahai Arjuna, dan Beliau
mengarahkan pengembaraan semua makhluk hidup,
yang duduk seolah-olah pada sebuah mesin terbuat
dari tenaga material.
(18.61)
ya idaý paramaý guhyaý
mad-bhakteûv abhidhàsyati,
bhaktiý mayi paràý kåtvà
màm evaiûyaty asaýúayaá.
Terjamin bahwa orang yang menjelaskan rahasia
yang paling utama ini kepada para penyembah akan
mencapai bhakti yang murni, dan akhirnya dia akan
kembali kepada-ku.
(18.68)
yatra yogeúvaraá kåûóo
yatra pàrtho dhanur-dharaá,
tatra úrìr vijayo bhùtir
dhruvà nìtir matir mama.
22. Di manapun ada Krsna, penguasa semua ahli
kebatinan, dan di manapun ada Arjuna , pemanah
yang paling utama, di sana pasti ada kekayaan,
kejayaan, kekuatan luar biasa dan moralitas. Itulah
pendapat saya.
Catatan :
Chalisha berarti 40. Gītā Chalisha berarti 40 śloka
Bhagavad-gītā yang jika dinanyikan setiap hari di
pagi hari setelah sembahyang pagi diyakini dapat
memberikan keselamatan, kemakmuran dan
kesejahteraan hidup lahir-bathin.
Tradisi Chalisha ini menurut pengamatan penulis
dimulai oleh Hanuman Chalisha yang ditulis oleh
Swami Tulsi das. Praktik menyanyikan Hanuman
Chalisha, yang dinyanyikan setiap pagi setelah
bersembhayang sangat terkenal di India. Hampir
tidak ada umat Hindu India yang tidak mengenal
dan/atau tidak pernah menyanyikan Hanuman
Chalisha dalam hidupnya. Saking terkenalnya,
orang hanya mengenal chalisa, yang berarti
Hanuman Chalisha. Hanuman, yang dianggap
sebagai titisan Dewa Śiva menjadi tempat bernaung
orang-orang yang menginginkan perlindungan
khususnya dari pengaruh-pengaruh getaran-getaran
tidak baik atau black magic, atau menginginkan
kuat mempertahankan sumpah suci brahmacaryanya (berpantang hubungan seks), atau mereka yang
menginginkan kesejahteraan hidup lahir-bhatin.
Tradisi menyanyikan Hanuman Chalisha ini
kemudian berkembang menjadi begitu menyeluruh,
bahwa tidak ada Dewa atau Dewi yang tidak
dibuatkan pujian-pujian Chalisha. Ada yang dalam
bahasa Sanskerta, ada pula yang dalam bahasa
Hindi.
Satu-satunya Kitab Suci yang ada Chalisha-nya
adalah Bhagavad-gītā. Mereka yang meyakini dan
berkeinginan
mendapatkan
perlindungan,
keselamatan dan kesejahteraan lahir-bathin, kami
menyediakan (Bhagavad) Gītā Chalisha untuk
dinyanyikan setiap hari. Biasanya ia dinyanyikan
untuk 40 hari berturut-turut sebagai sebuah “paket”
doa keselamatan. Diawali dengan menyalakan dupa
dan api suci (lilin). Sedangkan bagi yang lain, ia
cukup menjadi sebuah pengetahuan informasi
keberadaan Gītā Chalisha.