SlideShare a Scribd company logo
1 of 25
PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK)
STIMULASI PERSEPSI PERILAKU KEKERASAN
I. Latar Belakang
Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan
tindakan yang dapat membahayakan secara fisik, baik kepada diri sendiri
maupun orang lain (Yosep, 2007; hal, 146).
Perilaku kekerasan adalah suatu bentuk perilaku yang bertujuan untuk
melukai seseorang secara fisik maupun psikologis (Depkes, RI, 2000 ; hal. 147 )
Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan
tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri, orang
lain maupun lingkungan. Hal tersebut dilakukan untuk mengungkapkan perasaan
kesal atau marah yang tidak konstruktif. (Stuart dan Sundeen, 1995).
Perilaku kekerasan/amuk dapat disebabkan karena frustasi, takut,
manipulasi atau intimidasi. Perilaku kekerasan merupakan hasil konflik
emosional yang belum dapat diselesaikan. Perilaku kekerasan juga
menggambarkan rasa tidak aman, kebutuhan akan perhatian dan ketergantungan
pada orang lain.
Pasien jiwa yang mengalami perilaku kekerasan umumnya tidak dapat
mengendalikan kemarahannya dengan baik. Sehingga emosinya sangat labil dan
membahayakan orang-orang yang ada di sekitarnya.
Namun pada pasien jiwa dengan perilaku kekerasan yang sudah mampu
bekerja sama dengan perawat hendaknya diajarkan tentang perilaku kekerasan
yang pasien alami, mulai dari stimulasi penyebab kemarahannya, tanda dan
gejala kemarahannya, yang dilakukannya saat marah atau perilaku
kekerasannya, dan akibat dari perilaku kekerasan yang dilakukannya dan juga
cara mencegah perilaku kekerasan baik dengan cara kegiatan fisik, interaksi
sosial, kegiatan spiritual maupun dengan cara patuh minum obat agar perilaku
kekerasan yang dilakukannya dapat terkendali dengan baik.
II. Tujuan
1. Tujuan umum
Klien dapat mengendalikan perilaku kekerasan yang biasa dilakukannya
2. Tujuan khusus
a. Klien dapat mengenal perilaku kekerasan yang biasa dilakukannya.
b. Klien dapat mencegah perilaku kekerasan melalui kegiatan fisik.
c. Klien dapat mencegah perilaku kekerasan melalui interaksi sosial.
d. Klien dapat mencegah perilaku kekerasan melalui kegiatan spiritual yang
biasa dilakukannya.
e. Klien dapat mencegah perilaku kekerasan dengan cara patuh minum
obat.
III. Sesi yang Digunakan
Dalam Terapi Aktifitas Kelompok Perilaku Kekerasan dibagi dalam 5 sesi,
yaitu:
1. Sesi 1 : Mengenal Perilaku Kekerasan yang Biasa Dilakukan
2. Sesi 2: Mencegah Perilaku Kekerasan Fisik
3. Sesi 3: Mencegah Perilaku Kekerasan Sosial
4. Sesi 4: Mencegah Perilaku Kekerasan Spiritual
5. Sesi 5: Mencegah Perilaku Kekerasan dengan Patuh Mengonsumsi Obat
IV. Klien
Kriteria klien
a. Klien perilaku kekerasan yang sudah mulai mampu bekerja sama dengan
perawat.
b. Klien perilaku kekerasan yang dapat berkomunikasi dengan perawat.
Proses seleksi
a. Mengobservasi klien yang masuk kriteria.
b. Mengidentifikasi klien yang masuk kriteria.
c. Mengumpulkan klien yng masuk kriteria.
d. Membuat kontrak dengan klien yang setuju ikut TAKPK, meliputi:
menjelaskan tujuan TAKPK pada klien, rencana kegiatan kelompok, dan
aturan main dalam kelompok.
V. Kriteria Hasil
Evalusi struktur
a. Kondisi lingkungsn tenang, dilakukan di tempat tertutup, dan memungkinkan
klien untuk berkonsentrasi terhadap kegiatan.
b. Klien dan terapis duduk bersama membentuk lingkaran.
c. Peserta sepakat untuk mengikuti kegiatan.
d. Alat yang digunakan dalam kondisi baik.
e. Leader, co-leader, fasilitator, observer berperan sebagaimana mestinya.
Evalusi proses
a. Leder dapat mengkoordinasi seluruh kegiatan dari awal sampai akhir.
b. Leader mampu memimpin acara.
c. Co-leader membantu mengkoordinasi seluruh kegiatan.
d. Fasilitator mampu memotivasi peserta dalam kegiatan.
e. Fasilitator membantu leader melaksanakan kegiatan dan bertanggung jawab
dalam antisipasi masalah.
f. Observer sebagai pengamat melaporkan hasil pengamatan kepada kelompok
yang berfungsi sebagai evaluator kelompok.
g. Peserta mengikuti kegiatan yang dilakukan dari awal sampai akhir.
Evalusi hasil
Diharapkan 80% dari kelompok mampu:
a. Memperkenalkan diri
b. Membicarakan perilaku kekerasan yang sedang dialami.
c. Membicarakan cara-cara menanggulangi perilaku kekerasan yang dialami.
d. Bekerja sama dengan perawat selama berinteraksi.
e. Mengevaluasi kemampuan menanggulangi perilaku kekerasan.
VI. Pengorganisasian
a. Leader, bertugas :
1. Mengkoordinasi seluruh kegiatan.
2. Memimpin jalannya terapi kelompok.
3. Memimpin diskusi.
b. Co-Leader, bertugas :
1. Membantu leader mengkoordinasi seluruh kegiatan.
2. Mengingatkan leader jika ada kegiatan yang menyimpang.
3. Membantu memimpin jalannya kegiatan.
4. Menggantikan leader jika terhalang tugas.
c. Fasilitator, bertugas :
1. Memotivasi peserta dalam aktivitas kelompok.
2. Memotivasi anggota dalm ekspresi perasaan setelah kegiatan.
3. Mengatur posisi kelompok dalm lingkungan untuk melaksanakan kegiatan.
4. Membimbing kelompok selama permainan diskusi.
5. Membantu leader dalam melaksanakan kegiatan.
6. Bertanggung jawab terhadap program antisispasi masalah.
d. Observer, bertugas :
1. Mengamati semua proses kegiatan yang berkaitan dengan waktu, tempat,
dan jalannya acara.
2. Melaporkan hasil pengamatan pada leader dan semua anggota kelompok
dengan evaluasi kelompok.
e. Setting tempat
Keterangan :
: Leader
: Co-leader
: Pasien
: Fasilitator
: Observer
VII. Proses Pelaksanaan
Sesi 1 : Mengenal Perilaku Kekerasan yang Biasa Dilakukan
Tujuan
1. Klien dapat menyebutkan stimulasi penyebab kemarahannya.
2. Klien dapat menyebutkan respons yang dirasakan saat marah (tanda dan
gejala marah).
3. Klien dapat menyebutkan reaksi yang dilakukan saat marah (perilaku
kekerasan).
4. Klien dapat menyebutkan akibat perilaku kekerasan.
Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Hari/Tanggal :
Waktu :
Alokasi waktu : Perkenalan dan Pengarahan (10 menit)
Terapi kelompok (25 menit)
Penutup (10 menit)
Tempat : Rumah Sakit Jiwa Menur Surabaya
Tim Terapis
Leader :
Co-Leader :
Fasilitator :
Observer :
Alat
1. Papan tulis/flipchart/whiteboard
2. Kapur/spidol
3. Buku catatan dan pulpen
4. Jadwal kegiatan klien
Metode
1. Dinamika kelompok
2. Diskusi dan tanya jawab
3. Bermain peran/simulasi
Langkah kegiatan
1. Persiapan
a. Memilih klien perilaku kekerasan yang sudah kooperatif.
b. Membuat kontrak dengan klien.
c. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan.
2. Orientasi
a. Salam terapeutik
1) Salam dari terapis kepada klien.
2) Perkenalkan nama dan panggilan terapis (pakai papan nama).
3) Menanyakan nama dan panggilan semua klien (beri papan nama).
b. Evaluasi/validasi
1) Menanyakan perasaan klien saat ini.
2) Menanyakan masalah yang dirasakan.
c. Kontrak
1) Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu mengenal perilaku kekerasan yang
biasa dilakukan.
2) Menjelaskan aturan main berikut
o Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus minta izin
kepada terapis.
o Lama kegiatan 45 menit.
o Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir.
3. Tahap kerja
a. Mendiskusikan penyebab marah.
1) Tanyakan pengalaman tiap klien.
2) Tulis di Papan tulis/flipchart/whiteboard
b. Mendiskusikan tanda dan gejala yang dirasakan klien saat terpapar oleh
penyebab marah sebelum perilaku kekerasan terjadi.
1) Tanyakan perasaan tiap klien saat terpapar oleh penyebab (tanda dan
gejala).
2) Tulis di Papan tulis/flipchart/whiteboard
c. Mendiskusikan perilaku kekerasan yang pernah dilakukan klien (verbal,
merusak lingkungan, mencederai/memukul orang lain, dan memukul diri
sendiri.
1) Tanyakan perilaku yang dilakukan saat marah.
2) Tulis di Papan tulis/flipchart/whiteboard
d. Membantu klien memilih salah satu perilaku kekerasan yang paling sering
dilakukan untuk diperagakan.
e. Melakukan bermain peran/simulasi untuk perilaku kekerasan yang tidak
berbahaya (terapis sebagai sumber penyebab dank lien yang melakukan
perilaku kekerasan).
f. Menanyakan perasaan klien setelah selesai bermain peran/simulasi.
g. Mendiskusikan dampak/akibat perilaku kekerasan.
1) Tanyakan akibat perilaku kekerasan.
2) Tuliskan di Papan tulis/flipchart/whiteboard
h. Memberikan reinforcement pada peran serta klien.
i. Dalam menjalankan a sampai h, upayakan klien terlibat.
j. Beri kesimpulan penyebab; tanda dan gejala; perilaku kekerasan; dan
akibat perilaku kekerasan.
k. Menanyakan kesediaan klien untuk mempelajari cara baru yang sehat
menghadapi kemarahan.
4. Tahap terminasi
a. Evaluasi
1) Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK.
2) Memberikan reinforcement positif terhadap perilaku klien yang positif.
b. Tindak lanjut
1) Menganjurkan klien menilai dan mengevaluasi jika terjadi penyebab
marah, yaitu tanda dan gejala; perilaku kekerasan yang terjadi; serta
akibat perilaku kekerasan.
2) Menganjurkan klien mengingat penyebab; tanda dan gejala; perilaku
kekerasan dan akibatnya yang belum diceritakan.
c. Kontrak yang akan datang
1) Menyepakati belajar cara baru yang sehat untuk mencegah perilaku
kekerasan.
2) Menyepakati waktu dan tempat TAK berikutnya.
Evaluasi dan Dokumentasi
Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja.
Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK.
Untuk TAK stimulasi persepsi perilaku kekerasan sesi 1, kemampuan yang
diharapkan adalah mengetahui penyebab perilaku, mengenal tanda dan gejala,
perilaku kekerasan yang dilakukan dan akibat perilaku kekerasan. Formulir
evaluasi sebagai berikut.
No
Nama
Klien
Penyebab PK
Memberi tanggapan tentang
Tanda&gejala
PK
Perilaku
kekerasan
Akibat PK
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Petunjuk:
1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien.
2. Untuk tiap klien, beri penilaian tentang kemampuan mengetahui penyebab
perilaku kekerasan, tanda dan gejala yang dirasakan, perilaku kekerasan yang
dilakukan dan akibat perilaku kekerasan. Beri tanda jika klien mampu dan beri
tanda jika klien tidak mampu.
Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan
proses keperawatan tiap klien. Contoh: klien mengikuti Sesi 1, TAK
stimulasipersepsi perilaku kekerasan. Klien mampu menyebutkan penyebab
perilaku kekerasannya (disalahkan dan tidak diberi uang), mengenal tanda dan
gejala yang dirasakan (“gregetan” dan “deg-degan”), perilaku kekerasan yang
dilakukan (memukul meja), akibat yang dirasakan (tangan sakit dan dibawa ke
rumah sakit jiwa). Anjurkan klien mengingat dan menyampaikan jika semua
dirasakan selama di rumah sakit.
Sesi 2: Mencegah Perilaku Kekerasan Fisik
Tujuan
1. Klien dapat menyebutkan kegiatan fisik yang biasa dilakukan klien.
2. Klien dapat menyebutkan kegiatan fisik yang dapat mencegah perilaku
kekerasan.
3. Klien dapat mendemonstrasikan dua kegiatan fisik yang dapat mencegah
perilaku kekerasan.
Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Hari/Tanggal :
Waktu :
Alokasi waktu : Perkenalan dan Pengarahan (10 menit)
Terapi kelompok (25 menit)
Penutup (10 menit)
Tempat : Rumah Sakit Jiwa Menur Surabaya
Tim Terapis
Leader :
Co-Leader :
Fasilitator :
Observer :
Alat
1. Kasur/kantong tinju/gendang
2. Papan tulis/flipchart/whiteboard
3. Buku catatan dan pulpen
4. Jadwal kegiatan klien
Metode
1. Dinamika kelompok
2. Diskusi dan tanya jawab
3. Bermain peran/simulasi
Langkah kegiatan
1. Persiapan
a. Mengingatkan kontrak dengan klien yang telah ikut sesi 1.
b. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan.
2. Orientasi
a. Salam terapeutik
1) Salam dari terapis kepada klien.
2) Klien dan terapis pakai papan nama.
b. Evaluasi/validasi
1) Menanyakan perasaan klien saat ini.
2) Menanyakan apakah ada kejadian perilaku kekerasan; penyebab; tanda
dan gejala; perilaku kekerasan dan akibatnya.
c. Kontrak
1) Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu cara fisik untuk mencegah perilaku
kekerasan.
2) Menjelaskan aturan main berikut
· Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus minta izin kepada
terapis.
· Lama kegiatan 45 menit.
· Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir.
3. Tahap kerja
a. Mendiskusikan kegiatan fisik yang biasa dilakukan klien.
1) Tanyakan kegiatan: rumah tangga, harian, dan olahraga yang biasa dilakukan
klien.
2) Tulis di Papan tulis/flipchart/whiteboard
b. Menjelaskan kegiatan fisik yang dapat digunakan untuk menyalurkan
kemarahan secara sehat: tarik napas dalam, menjemur/memukul kasur/bantal,
menyikat kamar mandi, main bola, senam, memukul bantal pasir tinju, dan
memukul gendang.
c. Membantu klien memilih dua kegiatan yang yang dapat dilakukan.
d. Bersama klien mempraktikkan dua kegiatan yang dipilih.
1. Terapis mempraktikkan.
2. Klien melakukan redemonstrasi.
e. Menanyakan perasaan klien setelah mempraktikkan cara penyaluran
kemarahan.
f. Memberikan pujian pada peran serta klien.
g. Upayakan semua klien berperan aktif.
4. Tahap terminasi
a. Evaluasi
1) Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK.
2) Menanyakan ulang cara baru yang sehat mencegah perilaku kekerasan.
b. Tindak lanjut
1) Menganjurkan klien menggunakan cara yang telah dipelajari jika stimulus
penyebab perilaku kekerasan terjadi.
2) Menganjurkan klien melatih secara teratur cara yang telah dipelajari.
3) Memasukkan pada jadwal kegiatan harian klien.
c. Kontrak yang akan datang
1) Menyepakati belajar cara baru yang lain, yaitu interaksi sosial yang asertif.
2) Menyepakati waktu dan tempat TAK berikutnya.
Evaluasi dan Dokumentasi
Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja.
Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK.
Untuk TAK stimulasi persepsi perilaku kekerasan sesi 2, kemampuan yang
diharapkan adalah mencegah perilaku kekerasan secara fisik. Formulir evaluasi
sebagai berikut.
No Nama klien Mempraktikkan cara fisik
yang pertama
Mempraktikkan cara fisik
yang kedua
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Petunjuk:
1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien.
2. Untuk tiap klien, beri penilaian tentang kemampuan mempraktikkan dua cara
fisik untuk mencegah perilaku kekerasan. Beri tanda jika klien mampu dan beri
tanda jika klien tidak mampu.
Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan
proses keperawatan tiap klien. Contoh: klien mengikuti Sesi 2 TAK stimulasi
persepsi perilaku kekerasan, klien mampumempraktikkan tarik napas dalam,
tetapi belum mampu mempraktikkan pukul kasur dan bantal. Anjurkan dan bantu
klien mempraktikkan di ruang rawat (buat jadwal).
Sesi 3: Mencegah Perilaku Kekerasan Sosial
Tujuan
1. Klien dapat mengungkapkan keinginan dan permintaan tanpa memaksa.
2. Klien dapat mengungkapkan penolakan dan rasa sakit hati tanpa kemarahan.
Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Hari/Tanggal : Jumat, 15 Januari 2010
Waktu : Pkl. 09.00 s.d selesai
Alokasi waktu : Perkenalan dan Pengarahan (10 menit)
Terapi kelompok (25 menit)
Penutup (10 menit)
Tempat : Rumah Sakit Jiwa Propinsi Lampung
Tim Terapis
Leader : Evan Sunarya
Co-Leader : Hendri Setiawan
Fasilitator : Gusti Putu Suartha
Nur Aris Hendayanto
Benny Kesuma Yudha
Observer : Sodikin
Alat
1. Papan tulis/flipchart/whiteboard dan alat tulis
2. Buku catatan dan pulpen
3. Jadwal kegiatan klien
Metode
1. Dinamika kelompok
2. Diskusi dan tanya jawab
3. Bermain peran/simulasi
Langkah kegiatan
1. Persiapan
a. Mengingatkan kontrak dengan klien yang telah ikut sesi 2.
b. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan.
2. Orientasi
a. Salam terapeutik
1) Salam dari terapis kepada klien.
2) Klien dan terapis pakai papan nama.
b. Evaluasi/validasi
1) Menanyakan perasaan klien saat ini.
2) Menanyakan apakah ada penyebab marah, tanda dan gejala marah, serta
perilaku kekerasan.
3) Tanyakan apakah kegiatan fisik untuk mencegah perilaku kekerasan sudah
dilakukan.
c. Kontrak
1) Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu cara sosial untuk mencegah perilaku
kekerasan.
2) Menjelaskan aturan main berikut
· Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus minta izin kepada
terapis.
· Lama kegiatan 45 menit.
· Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir.
3. Tahap kerja
a. Mendiskusikan dengan klien cara bicara jika ingin meminta sesuatu dari orang
lain.
b. Menuliskan cara-cara yang yang disampaikan klien.
c. Terapis mendemonstrasikan cara meminta sesuatu tanpa paksaan, yaitu “saya
perlu/ingin/minta . . ., yang akan saya gunakan untuk. . .”.
d. Memilih dua orang klien secara bergilir mendemonstrasikan ulang cara poin c.
e. Ulangi d sampai semua klien mencoba.
f. Memberikan pujian pada peran serta klien.
g. Terapis mendemonstrasikan cara menolak dan menyampaikan rasa sakit hati
pada orang lain, yaitu “saya tidak dapat melakukan. . .” atau ”saya tidak menerima
dikatakan. . .” atau “saya kesal dikatakan seperti. . .”.
h. Memilih dua orang klien secara bergilir mendemonstrasikan ulang cara poin d.
i. Ulangi h sampai semua klien mencoba.
j. Memberikan pujian pada peran serta klien.
4. Tahap terminasi
a. Evaluasi
1) Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK.
2) Menanyakan jumlah cara pencegahan perilaku kekerasan yang telah dipelajari.
3) Memberikan pujian dan penghargaan atas jawaban yang benar.
b. Tindak lanjut
1) Menganjurkan klien menggunakan kegiatan fisik dan interaksi sosial yang
asertif, jika stimulus penyebab perilaku kekerasan terjadi.
2) Menganjurkan klien melatih kegiatan fisik dan interaksi sosial yang asertif
secara teratur.
3) Memasukkan interaksi sosial yang asertif pada jadwal kegiatan harian klien.
c. Kontrak yang akan datang
1) Menyepakati belajar cara baru yang lain, yaitu kegiatan ibadah.
2) Menyepakati waktu dan tempat TAK berikutnya.
Evaluasi dan Dokumentasi
Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja.
Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK.
Untuk TAK stimulasi persepsi perilaku kekerasan sesi 3, kemampuan klien yang
diharapkan adalah mencegah perilaku kekerasan secara sosial. Formulir evaluasi
sebagai berikut.
No Nama
klien
Memperagakan cara
meminta tanpa
paksa
Memperagakan
cara menolak yang
baik
Memperagakan cara
mengungkapkan
kekerasan yang baik
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Petunjuk:
1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien.
2. Untuk tiap klien, beri penilaian akan kemampuan mempraktikkan pencegahan
perilaku kekerasan secara sosial: meminta tanpa paksa, menolak dengan baik,
mengungkapkan kekesalan dengan baik. Beri tanda jika klien mampu dan beri
tanda jika klien tidak mampu.
Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan
proses keperawatan tiap klien. Contoh: klien mengikuti Sesi 3,TAK stimulasi
persepsi perilaku kekerasan. Klien mampu memperagakan cara meminta tanpa
paksa, menolak dengan baik dan mengungkapkan kekerasan. Anjurkan klien
mempraktikkan di ruang rawat (buat jadwal).
Sesi 4: Mencegah Perilaku Kekerasan Spiritual
Tujuan
Klien dapat melakukan kegiatan ibadah secara teratur.
Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Hari/Tanggal : Jumat, 15 Januari 2010
Waktu : Pkl. 11.00 s.d selesai
Alokasi waktu : Perkenalan dan Pengarahan (10 menit)
Terapi kelompok (25 menit)
Penutup (10 menit)
Tempat : Rumah Sakit Jiwa Propinsi Lampung
Tim Terapis
Leader : Noverita Gusmeta
Co-Leader : Budi Santoso
Fasilitator : Sodikin
Budi Setiawan
Komang Astrawan
Observer : Gusti Putu Suartha
Alat
1. Papan tulis/flipchart/whiteboard dan alat tulis
2. Buku catatan dan pulpen
3. Jadwal kegiatan klien
Metode
1. Dinamika kelompok
2. Diskusi dan tanya jawab
3. Bermain peran/simulasi
Langkah kegiatan
1. Persiapan
a. Mengingatkan kontrak dengan klien yang telah ikut sesi 3.
b. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan.
2. Orientasi
a. Salam terapeutik
1) Salam dari terapis kepada klien.
2) Klien dan terapis pakai papan nama.
b. Evaluasi/validasi
1) Menanyakan perasaan klien saat ini.
2) Menanyakan apakah ada penyebab marah, tanda dan gejala marah, serta
perilaku kekerasan.
3) Tanyakan apakah kegiatan fisik dan interaksi sosial yang asertif untuk
mencegah perilaku kekerasan sudah dilakukan.
c. Kontrak
1) Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu kegiatan ibadah untuk mencegah perilaku
kekerasan.
2) Menjelaskan aturan main berikut
· Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus minta izin kepada
terapis.
· Lama kegiatan 45 menit.
· Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir.
3. Tahap kerja
a. Menanyakan agama dan kepercayaan masing-masing klien.
b. Mendiskusikan kegiatan ibadah yang biasa dilakukan masing-masing klien.
c. Menuliskan kegiatan ibadah masing-masing klien.
d. Meminta klien untuk memilih satu kegiatan ibadah.
e. Meminta klien mendemonstrasikan kegiatan ibadah yang dipilih.
f. Memberikan pujian pada penampilan klien.
4. Tahap terminasi
a. Evaluasi
1) Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK.
2) Menanyakan jumlah cara pencegahan perilaku kekerasan yang telah dipelajari.
3) Memberikan pujian dan penghargaan atas jawaban yang benar.
b. Tindak lanjut
1) Menganjurkan klien menggunakan kegiatan fisik, interaksi sosial yang asertif,
dan kegiatan ibadah jika stimulus penyebab perilaku kekerasan terjadi.
2) Menganjurkan klien melatih kegiatan fisik, interaksi sosial yang asertif, dan
kegiatan ibadah secara teratur.
3) Memasukkan kegiatan ibadah pada jadwal kegiatan harian klien.
c. Kontrak yang akan datang
1) Menyepakati belajar cara baru yang lain, yaitu minum obat teratur.
2) Menyepakati waktu dan tempat pertemuan berikutnya.
Evaluasi dan Dokumentasi
Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja.
Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK.
Untuk TAK stimulasi persepsi perilaku kekerasan sesi 4, kemampuan klien yang
diharapkan adalah kegiatan ibadah untuk mencegah perilaku kekerasan. Formulir
evaluasi sebagai berikut.
No Nama klien Mempraktikkan kegiatan
ibadah pertama
Mempraktikkan kegiatan
ibadah kedua
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Petunjuk:
1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien.
2. Untuk tiap klien, beri penilaian tentang kemampuan mempraktikkan dua
kegiatan ibadah saat TAK. Beri tanda jika klien mampu dan beri tanda jika klien
tidak mampu.
Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan
proses keperawatan tiap klien. Contoh: klien mengikuti Sesi 4,TAK stimulasi
persepsi perilaku kekerasan. Klien mampu memperagakan dua cara ibadah.
Anjurkan klien melakukannya secara teratur di ruangan (buat jadwal).
Sesi 5: Mencegah Perilaku Kekerasan dengan Patuh Mengonsumsi Obat
Tujuan
1. Klien dapat menyebutkan keuntungan patuh minum obat.
2. Klien dapat menyebutkan akibat/kerugian tidak patuh minum obat.
3. Klien dapat menyebutkan lima benar cara minum obat.
Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Hari/Tanggal : Sabtu, 16 Januari 2010
Waktu : Pkl. 09.00 s.d selesai
Alokasi waktu : Perkenalan dan Pengarahan (10 menit)
Terapi kelompok (25 menit)
Penutup (10 menit)
Tempat : Rumah Sakit Jiwa Propinsi Lampung
Tim Terapis
Leader : Komang Astrawan
Co-Leader : Noverita Gusmeta
Fasilitator : Hendri Setiawan
Budi Setiawan
Sodikin
Observer : Budi Santoso
Alat
1. Papan tulis/flipchart/whiteboard dan alat tulis
2. Buku catatan dan pulpen
3. Jadwal kegiatan klien
4. Beberapa contoh obat.
Metode
1. Dinamika kelompok
2. Diskusi dan tanya jawab
Langkah kegiatan
1. Persiapan
a. Mengingatkan kontrak dengan klien yang telah ikut sesi 4.
b. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan.
2. Orientasi
a. Salam terapeutik
1) Salam dari terapis kepada klien.
2) Klien dan terapis pakai papan nama.
b. Evaluasi/validasi
1) Menanyakan perasaan klien saat ini.
2) Menanyakan apakah ada penyebab marah, tanda dan gejala marah, serta
perilaku kekerasan.
3) Tanyakan apakah kegiatan fisik, interaksi sosial yang asertif dan kegiatan
ibadah untuk mencegah perilaku kekerasan sudah dilakukan.
c. Kontrak
1) Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu patuh minum obat untuk mencegah perilaku
kekerasan.
2) Menjelaskan aturan main berikut
· Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus minta izin kepada
terapis.
· Lama kegiatan 45 menit.
· Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir.
3. Tahap kerja
a. Mendiskusikan macam obat yang dimakan klien: nama dan warna (upayakan
tiap klien menyampaikan).
b. Mendiskusikan waktu minum obat yang biasa dilakukan klien.
c. Tuliskan di whiteboard hasil a dam b.
d. Menjelaskan lima benar minum obat, yaitu benar obat, benar waktu minum
obat, benar orang yang minum obat, benar cara minum obat, benar dosis obat.
e. Minta klien menyebutkan lima benar cara minum obat, secar bergiliran.
f. Berikan pujian pada klien yang benar.
g. Mendiskusikan perasaan klien sebelum minum obat (catat di whiteboard).
h. Mendiskusikan perasaan klien setelah teratur minum obat (catat di whiteboard).
i. Menjelaskan keuntungan patuh minum obat, yaitu salah satu cara mencegah
perilaku kekerasan/kambuh.
j. Menjelaskan akibat/kerugian jika tidak patuh minum obat, yaitu kejadian
perilaku kekerasan/kambuh.
k. Minta klien menyebutkan kembali keuntungan patuh minum obat dan kerugian
tidak patuh minum obat.Memberi pujian setiap kali klien benar.
4. Tahap terminasi
a. Evaluasi
1) Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK.
2) Menanyakan jumlah cara pencegahan perilaku kekerasan yang telah dipelajari.
3) Memberikan pujian dan penghargaan atas jawaban yang benar.
b. Tindak lanjut
1) Menganjurkan klien menggunakan kegiatan fisik, interaksi sosial yang asertif,
kegiatan ibadah, dan patuh minum obat untuk mencegah perilaku kekerasan.
2) Memasukkan minum obat pada jadwal kegiatan harian klien.
c. Kontrak yang akan datang
Mengakhiri pertemuan untuk TAK perilaku kekerasan, dan disepakati jika klien
perlu TAK yang lain
.
Evaluasi dan Dokumentasi
Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja.
Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK.
Untuk TAK stimulasi persepsi perilaku kekerasan sesi 5, kemampuan klien yang
diharapkan adalah mengetahui lima benar cara minum obat, keuntungan minum
obat, dan akibat tidak patuh minum obat. Formulir evaluasi sebagai berikut.
No Nama klien Menyebutkan
lima benar
minum obat
Menyebutkan
keuntungan minum
obat
Menyebutkan
akibat tidak patuh
minum obat
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Petunjuk:
1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien.
2. Untuk tiap klien, beri penilaian tentang kemampuan menyebutkan lima benar
cara minum obat, keuntungan minum obat, dan akibat tidak patuh minum obat.
Beri tanda jika klien mampu dan beri tanda jika klien tidak mampu.
Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan
proses keperawatan tiap klien. Contoh: klien mengikuti Sesi 5,TAK stimulasi
persepsi perilaku kekerasan. Klien mampu menyebutkan lima benar cara minum
obat, belum dapat menyebutkan keuntungan minum obat dan akibat tidak patuh
minum obat. Anjurkan klien mempraktikkan lima benar cara minum obat, bantu
klien merasakan keuntungan minum obat, dan akibat tidak minum obat.
DAFTAR PUSTAKA
http://darsananursejiwa.blogspot.com/2009/10/laporan-pendahuluan-perilaku-
kekeraan.html
http://wayanpuja.blinxer.com/?page_id=203
Keliat, Budi Anna dan Akemat.2005.Keperawatan Jiwa: Terapi Aktivitas
Kelompok.Jakarta:EGC

More Related Content

What's hot

Asuhan keperawatan pneumonia
Asuhan keperawatan pneumoniaAsuhan keperawatan pneumonia
Asuhan keperawatan pneumonia
Abdul Ghony
 
Implementasi,evaluasi,pembahasan.pdf
Implementasi,evaluasi,pembahasan.pdfImplementasi,evaluasi,pembahasan.pdf
Implementasi,evaluasi,pembahasan.pdf
ﱞﱞ ﱞﱞ ﱞﱞ
 
Tugas kebutuhan rasa aman dan nyaman lengkap
Tugas kebutuhan rasa aman dan nyaman lengkapTugas kebutuhan rasa aman dan nyaman lengkap
Tugas kebutuhan rasa aman dan nyaman lengkap
syafa69
 
Gangguan konsep-diri
Gangguan konsep-diriGangguan konsep-diri
Gangguan konsep-diri
Arya Ningrat
 
Sop peemberian insulin
Sop peemberian insulinSop peemberian insulin
Sop peemberian insulin
Dasuki Suke
 

What's hot (20)

Jenis persiapan dan perawatan pre operasi, intra dan post operasi, dan luka ...
Jenis persiapan dan perawatan  pre operasi, intra dan post operasi, dan luka ...Jenis persiapan dan perawatan  pre operasi, intra dan post operasi, dan luka ...
Jenis persiapan dan perawatan pre operasi, intra dan post operasi, dan luka ...
 
Asuhan keperawatan pneumonia
Asuhan keperawatan pneumoniaAsuhan keperawatan pneumonia
Asuhan keperawatan pneumonia
 
Skenario role play timbang terima
Skenario role play timbang terimaSkenario role play timbang terima
Skenario role play timbang terima
 
Tipe keluarga
Tipe keluargaTipe keluarga
Tipe keluarga
 
Implementasi,evaluasi,pembahasan.pdf
Implementasi,evaluasi,pembahasan.pdfImplementasi,evaluasi,pembahasan.pdf
Implementasi,evaluasi,pembahasan.pdf
 
Asuhan keperawatan
Asuhan keperawatanAsuhan keperawatan
Asuhan keperawatan
 
Tugas kebutuhan rasa aman dan nyaman lengkap
Tugas kebutuhan rasa aman dan nyaman lengkapTugas kebutuhan rasa aman dan nyaman lengkap
Tugas kebutuhan rasa aman dan nyaman lengkap
 
7. asuhan keperawatan pada tonsilitis
7. asuhan keperawatan pada tonsilitis7. asuhan keperawatan pada tonsilitis
7. asuhan keperawatan pada tonsilitis
 
Soal ukom perawat dan kunci jawaban
Soal ukom perawat dan kunci jawaban Soal ukom perawat dan kunci jawaban
Soal ukom perawat dan kunci jawaban
 
format pengkajian keperawatan komunitas
format pengkajian keperawatan komunitasformat pengkajian keperawatan komunitas
format pengkajian keperawatan komunitas
 
Gangguan konsep-diri
Gangguan konsep-diriGangguan konsep-diri
Gangguan konsep-diri
 
134454836 lp-oksigenasi
134454836 lp-oksigenasi134454836 lp-oksigenasi
134454836 lp-oksigenasi
 
Pengkajian b1 b6
Pengkajian b1 b6Pengkajian b1 b6
Pengkajian b1 b6
 
Konsep pasien terminal & menjelang ajal
Konsep pasien terminal & menjelang ajalKonsep pasien terminal & menjelang ajal
Konsep pasien terminal & menjelang ajal
 
Penghitungan tenaga berdasar tingkat ketergantungan pasien
Penghitungan tenaga berdasar tingkat ketergantungan pasienPenghitungan tenaga berdasar tingkat ketergantungan pasien
Penghitungan tenaga berdasar tingkat ketergantungan pasien
 
Sop peemberian insulin
Sop peemberian insulinSop peemberian insulin
Sop peemberian insulin
 
Konsep dan-perspektif-kmb
Konsep dan-perspektif-kmbKonsep dan-perspektif-kmb
Konsep dan-perspektif-kmb
 
Askep Demam Thypoid
Askep Demam ThypoidAskep Demam Thypoid
Askep Demam Thypoid
 
Proposal TAK Defisit Perawatan Diri
Proposal TAK Defisit Perawatan Diri Proposal TAK Defisit Perawatan Diri
Proposal TAK Defisit Perawatan Diri
 
5. catatan perkembangan
5. catatan perkembangan5. catatan perkembangan
5. catatan perkembangan
 

Viewers also liked

PROPOSAL TERAPI AKTIFITAS KELOMPOK
PROPOSAL TERAPI AKTIFITAS KELOMPOKPROPOSAL TERAPI AKTIFITAS KELOMPOK
PROPOSAL TERAPI AKTIFITAS KELOMPOK
Mas Mawon
 
Proposal tak pk copyan
Proposal tak pk copyanProposal tak pk copyan
Proposal tak pk copyan
Rha Rha
 
Proposal terapi aktivitas kelompok
Proposal terapi aktivitas kelompokProposal terapi aktivitas kelompok
Proposal terapi aktivitas kelompok
heri damanik
 
laporan pendahuluan harga diri rendah
laporan pendahuluan harga diri rendahlaporan pendahuluan harga diri rendah
laporan pendahuluan harga diri rendah
Mas Mawon
 
laporan pendahuluan waham
laporan pendahuluan wahamlaporan pendahuluan waham
laporan pendahuluan waham
Mas Mawon
 
Laporan Pendahuluan Perilaku Kekerasan
Laporan Pendahuluan Perilaku KekerasanLaporan Pendahuluan Perilaku Kekerasan
Laporan Pendahuluan Perilaku Kekerasan
Mas Mawon
 
Laporan Pendahuluan Defisit Keperawatan Diri
Laporan Pendahuluan Defisit Keperawatan DiriLaporan Pendahuluan Defisit Keperawatan Diri
Laporan Pendahuluan Defisit Keperawatan Diri
Mas Mawon
 
Laporan Pendahuluan dan SP Resiko Bunuh Diri
Laporan Pendahuluan dan SP Resiko Bunuh DiriLaporan Pendahuluan dan SP Resiko Bunuh Diri
Laporan Pendahuluan dan SP Resiko Bunuh Diri
Mas Mawon
 

Viewers also liked (20)

PROPOSAL TERAPI AKTIFITAS KELOMPOK
PROPOSAL TERAPI AKTIFITAS KELOMPOKPROPOSAL TERAPI AKTIFITAS KELOMPOK
PROPOSAL TERAPI AKTIFITAS KELOMPOK
 
terapi modalitas
terapi modalitasterapi modalitas
terapi modalitas
 
Proposal tak pk copyan
Proposal tak pk copyanProposal tak pk copyan
Proposal tak pk copyan
 
Proposal terapi aktivitas kelompok
Proposal terapi aktivitas kelompokProposal terapi aktivitas kelompok
Proposal terapi aktivitas kelompok
 
Proporsal JIwa - Terapi Aktifitas Kelompok
Proporsal JIwa - Terapi Aktifitas KelompokProporsal JIwa - Terapi Aktifitas Kelompok
Proporsal JIwa - Terapi Aktifitas Kelompok
 
Ab i
Ab iAb i
Ab i
 
Jurnal Halusinasi
Jurnal HalusinasiJurnal Halusinasi
Jurnal Halusinasi
 
Tak halusinasi
Tak halusinasi Tak halusinasi
Tak halusinasi
 
76710910 tak-jiwa-klp-2
76710910 tak-jiwa-klp-276710910 tak-jiwa-klp-2
76710910 tak-jiwa-klp-2
 
Makalah api klpk 1 kls a3 kep
Makalah api klpk 1 kls a3 kepMakalah api klpk 1 kls a3 kep
Makalah api klpk 1 kls a3 kep
 
LP BBLR
LP BBLRLP BBLR
LP BBLR
 
laporan pendahuluan harga diri rendah
laporan pendahuluan harga diri rendahlaporan pendahuluan harga diri rendah
laporan pendahuluan harga diri rendah
 
laporan pendahuluan waham
laporan pendahuluan wahamlaporan pendahuluan waham
laporan pendahuluan waham
 
Laporan Pendahuluan Perilaku Kekerasan
Laporan Pendahuluan Perilaku KekerasanLaporan Pendahuluan Perilaku Kekerasan
Laporan Pendahuluan Perilaku Kekerasan
 
Analisa proses interaksi
Analisa proses interaksiAnalisa proses interaksi
Analisa proses interaksi
 
Laporan Pendahuluan Jiwa - Defisit Perawatan Diri
Laporan Pendahuluan Jiwa - Defisit Perawatan DiriLaporan Pendahuluan Jiwa - Defisit Perawatan Diri
Laporan Pendahuluan Jiwa - Defisit Perawatan Diri
 
Strategi Pelaksanaan Jiiwa - Halusinasi
Strategi Pelaksanaan Jiiwa - HalusinasiStrategi Pelaksanaan Jiiwa - Halusinasi
Strategi Pelaksanaan Jiiwa - Halusinasi
 
Laporan Pendahuluan Defisit Keperawatan Diri
Laporan Pendahuluan Defisit Keperawatan DiriLaporan Pendahuluan Defisit Keperawatan Diri
Laporan Pendahuluan Defisit Keperawatan Diri
 
Laporan Pendahuluan dan SP Resiko Bunuh Diri
Laporan Pendahuluan dan SP Resiko Bunuh DiriLaporan Pendahuluan dan SP Resiko Bunuh Diri
Laporan Pendahuluan dan SP Resiko Bunuh Diri
 
Laporan Pendahuluan Jiwa - Halusinasi
Laporan Pendahuluan Jiwa - HalusinasiLaporan Pendahuluan Jiwa - Halusinasi
Laporan Pendahuluan Jiwa - Halusinasi
 

Similar to Proposal terapi aktivitas kelompok pk

Hbef 2203 bimbingan dan kaunseling
Hbef 2203 bimbingan dan kaunselingHbef 2203 bimbingan dan kaunseling
Hbef 2203 bimbingan dan kaunseling
ajajamelia
 
Teorikaunseling
TeorikaunselingTeorikaunseling
Teorikaunseling
eswoo
 
Teorikaunseling 090910112241-phpapp01
Teorikaunseling 090910112241-phpapp01Teorikaunseling 090910112241-phpapp01
Teorikaunseling 090910112241-phpapp01
onnel_91
 
Teori tingkah laku shamil 2002
Teori tingkah laku shamil 2002Teori tingkah laku shamil 2002
Teori tingkah laku shamil 2002
Shamil Damai
 
Hbef 2203 bimbingan dan kaunseling
Hbef 2203 bimbingan dan kaunselingHbef 2203 bimbingan dan kaunseling
Hbef 2203 bimbingan dan kaunseling
ajajamelia
 
KOMUNIKASI INTERPERSONAL / KONSELING (KIP/K)
KOMUNIKASI INTERPERSONAL / KONSELING (KIP/K) KOMUNIKASI INTERPERSONAL / KONSELING (KIP/K)
KOMUNIKASI INTERPERSONAL / KONSELING (KIP/K)
Kristyawan Sutriyanto
 

Similar to Proposal terapi aktivitas kelompok pk (20)

Laporan Pendahuluan Jiwa - Perilaku Kekerasan
Laporan Pendahuluan Jiwa - Perilaku KekerasanLaporan Pendahuluan Jiwa - Perilaku Kekerasan
Laporan Pendahuluan Jiwa - Perilaku Kekerasan
 
Laporan pendahuluan perilaku_kekerasan
Laporan pendahuluan perilaku_kekerasanLaporan pendahuluan perilaku_kekerasan
Laporan pendahuluan perilaku_kekerasan
 
Askep rpk
Askep rpkAskep rpk
Askep rpk
 
Proposal TAK
Proposal TAKProposal TAK
Proposal TAK
 
7. Askep Intensif PK.ppt
7. Askep Intensif PK.ppt7. Askep Intensif PK.ppt
7. Askep Intensif PK.ppt
 
Mengelola Emosi
Mengelola EmosiMengelola Emosi
Mengelola Emosi
 
Proposal TAK Kelompok 4..pdf
Proposal TAK Kelompok 4..pdfProposal TAK Kelompok 4..pdf
Proposal TAK Kelompok 4..pdf
 
Kaedah Terapi
Kaedah TerapiKaedah Terapi
Kaedah Terapi
 
TAK pada lansia
TAK pada lansiaTAK pada lansia
TAK pada lansia
 
PPT TAK KEL 5.pptx
PPT TAK KEL 5.pptxPPT TAK KEL 5.pptx
PPT TAK KEL 5.pptx
 
Hbef 2203 bimbingan dan kaunseling
Hbef 2203 bimbingan dan kaunselingHbef 2203 bimbingan dan kaunseling
Hbef 2203 bimbingan dan kaunseling
 
Teori Kaunseling
Teori KaunselingTeori Kaunseling
Teori Kaunseling
 
Askep jiwa lengkap
Askep jiwa lengkapAskep jiwa lengkap
Askep jiwa lengkap
 
Teorikaunseling
TeorikaunselingTeorikaunseling
Teorikaunseling
 
P_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.ppt
P_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.pptP_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.ppt
P_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.ppt
 
Teorikaunseling 090910112241-phpapp01
Teorikaunseling 090910112241-phpapp01Teorikaunseling 090910112241-phpapp01
Teorikaunseling 090910112241-phpapp01
 
Teori tingkah laku shamil 2002
Teori tingkah laku shamil 2002Teori tingkah laku shamil 2002
Teori tingkah laku shamil 2002
 
Hbef 2203 bimbingan dan kaunseling
Hbef 2203 bimbingan dan kaunselingHbef 2203 bimbingan dan kaunseling
Hbef 2203 bimbingan dan kaunseling
 
KOMUNIKASI INTERPERSONAL / KONSELING (KIP/K)
KOMUNIKASI INTERPERSONAL / KONSELING (KIP/K) KOMUNIKASI INTERPERSONAL / KONSELING (KIP/K)
KOMUNIKASI INTERPERSONAL / KONSELING (KIP/K)
 
Terapi behavior
Terapi behaviorTerapi behavior
Terapi behavior
 

Recently uploaded

BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasiBLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
NezaPurna
 
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.pptPPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
khalid1276
 
KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899
KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899
KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899
Cara Menggugurkan Kandungan 087776558899
 
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAnatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Acephasan2
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
andi861789
 
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
NezaPurna
 
Anatomi pada perineum serta anorektal.pdf
Anatomi pada perineum serta anorektal.pdfAnatomi pada perineum serta anorektal.pdf
Anatomi pada perineum serta anorektal.pdf
srirezeki99
 
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxPPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
Acephasan2
 

Recently uploaded (20)

Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial Remaja
Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial RemajaAsuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial Remaja
Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial Remaja
 
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasiBLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
 
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.pptPPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
 
Statistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptx
Statistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptxStatistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptx
Statistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptx
 
KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899
KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899
KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899
 
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxKONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
 
MODUL Keperawatan Keluarga pny riyani.pdf
MODUL Keperawatan Keluarga pny riyani.pdfMODUL Keperawatan Keluarga pny riyani.pdf
MODUL Keperawatan Keluarga pny riyani.pdf
 
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUNPPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUN
 
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf
 
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosikarbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
 
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAnatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
 
Farmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptxFarmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptx
 
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
 
FRAKTUR CALVARIA FOTO WATERS PERBEDAAN OA RA.pptx
FRAKTUR CALVARIA FOTO WATERS PERBEDAAN OA RA.pptxFRAKTUR CALVARIA FOTO WATERS PERBEDAAN OA RA.pptx
FRAKTUR CALVARIA FOTO WATERS PERBEDAAN OA RA.pptx
 
Dbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitas
Dbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitasDbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitas
Dbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitas
 
Anatomi pada perineum serta anorektal.pdf
Anatomi pada perineum serta anorektal.pdfAnatomi pada perineum serta anorektal.pdf
Anatomi pada perineum serta anorektal.pdf
 
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxPPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
 
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).pptMEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
 
Logic Model perencanaan dan evaluasi kesehatan
Logic Model perencanaan dan evaluasi kesehatanLogic Model perencanaan dan evaluasi kesehatan
Logic Model perencanaan dan evaluasi kesehatan
 

Proposal terapi aktivitas kelompok pk

  • 1. PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK) STIMULASI PERSEPSI PERILAKU KEKERASAN I. Latar Belakang Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan tindakan yang dapat membahayakan secara fisik, baik kepada diri sendiri maupun orang lain (Yosep, 2007; hal, 146). Perilaku kekerasan adalah suatu bentuk perilaku yang bertujuan untuk melukai seseorang secara fisik maupun psikologis (Depkes, RI, 2000 ; hal. 147 ) Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri, orang lain maupun lingkungan. Hal tersebut dilakukan untuk mengungkapkan perasaan kesal atau marah yang tidak konstruktif. (Stuart dan Sundeen, 1995). Perilaku kekerasan/amuk dapat disebabkan karena frustasi, takut, manipulasi atau intimidasi. Perilaku kekerasan merupakan hasil konflik emosional yang belum dapat diselesaikan. Perilaku kekerasan juga menggambarkan rasa tidak aman, kebutuhan akan perhatian dan ketergantungan pada orang lain. Pasien jiwa yang mengalami perilaku kekerasan umumnya tidak dapat mengendalikan kemarahannya dengan baik. Sehingga emosinya sangat labil dan membahayakan orang-orang yang ada di sekitarnya. Namun pada pasien jiwa dengan perilaku kekerasan yang sudah mampu bekerja sama dengan perawat hendaknya diajarkan tentang perilaku kekerasan yang pasien alami, mulai dari stimulasi penyebab kemarahannya, tanda dan gejala kemarahannya, yang dilakukannya saat marah atau perilaku kekerasannya, dan akibat dari perilaku kekerasan yang dilakukannya dan juga cara mencegah perilaku kekerasan baik dengan cara kegiatan fisik, interaksi sosial, kegiatan spiritual maupun dengan cara patuh minum obat agar perilaku kekerasan yang dilakukannya dapat terkendali dengan baik.
  • 2. II. Tujuan 1. Tujuan umum Klien dapat mengendalikan perilaku kekerasan yang biasa dilakukannya 2. Tujuan khusus a. Klien dapat mengenal perilaku kekerasan yang biasa dilakukannya. b. Klien dapat mencegah perilaku kekerasan melalui kegiatan fisik. c. Klien dapat mencegah perilaku kekerasan melalui interaksi sosial. d. Klien dapat mencegah perilaku kekerasan melalui kegiatan spiritual yang biasa dilakukannya. e. Klien dapat mencegah perilaku kekerasan dengan cara patuh minum obat. III. Sesi yang Digunakan Dalam Terapi Aktifitas Kelompok Perilaku Kekerasan dibagi dalam 5 sesi, yaitu: 1. Sesi 1 : Mengenal Perilaku Kekerasan yang Biasa Dilakukan 2. Sesi 2: Mencegah Perilaku Kekerasan Fisik 3. Sesi 3: Mencegah Perilaku Kekerasan Sosial 4. Sesi 4: Mencegah Perilaku Kekerasan Spiritual 5. Sesi 5: Mencegah Perilaku Kekerasan dengan Patuh Mengonsumsi Obat IV. Klien Kriteria klien a. Klien perilaku kekerasan yang sudah mulai mampu bekerja sama dengan perawat. b. Klien perilaku kekerasan yang dapat berkomunikasi dengan perawat. Proses seleksi a. Mengobservasi klien yang masuk kriteria. b. Mengidentifikasi klien yang masuk kriteria. c. Mengumpulkan klien yng masuk kriteria.
  • 3. d. Membuat kontrak dengan klien yang setuju ikut TAKPK, meliputi: menjelaskan tujuan TAKPK pada klien, rencana kegiatan kelompok, dan aturan main dalam kelompok. V. Kriteria Hasil Evalusi struktur a. Kondisi lingkungsn tenang, dilakukan di tempat tertutup, dan memungkinkan klien untuk berkonsentrasi terhadap kegiatan. b. Klien dan terapis duduk bersama membentuk lingkaran. c. Peserta sepakat untuk mengikuti kegiatan. d. Alat yang digunakan dalam kondisi baik. e. Leader, co-leader, fasilitator, observer berperan sebagaimana mestinya. Evalusi proses a. Leder dapat mengkoordinasi seluruh kegiatan dari awal sampai akhir. b. Leader mampu memimpin acara. c. Co-leader membantu mengkoordinasi seluruh kegiatan. d. Fasilitator mampu memotivasi peserta dalam kegiatan. e. Fasilitator membantu leader melaksanakan kegiatan dan bertanggung jawab dalam antisipasi masalah. f. Observer sebagai pengamat melaporkan hasil pengamatan kepada kelompok yang berfungsi sebagai evaluator kelompok. g. Peserta mengikuti kegiatan yang dilakukan dari awal sampai akhir. Evalusi hasil Diharapkan 80% dari kelompok mampu: a. Memperkenalkan diri b. Membicarakan perilaku kekerasan yang sedang dialami. c. Membicarakan cara-cara menanggulangi perilaku kekerasan yang dialami. d. Bekerja sama dengan perawat selama berinteraksi. e. Mengevaluasi kemampuan menanggulangi perilaku kekerasan.
  • 4. VI. Pengorganisasian a. Leader, bertugas : 1. Mengkoordinasi seluruh kegiatan. 2. Memimpin jalannya terapi kelompok. 3. Memimpin diskusi. b. Co-Leader, bertugas : 1. Membantu leader mengkoordinasi seluruh kegiatan. 2. Mengingatkan leader jika ada kegiatan yang menyimpang. 3. Membantu memimpin jalannya kegiatan. 4. Menggantikan leader jika terhalang tugas. c. Fasilitator, bertugas : 1. Memotivasi peserta dalam aktivitas kelompok. 2. Memotivasi anggota dalm ekspresi perasaan setelah kegiatan. 3. Mengatur posisi kelompok dalm lingkungan untuk melaksanakan kegiatan. 4. Membimbing kelompok selama permainan diskusi. 5. Membantu leader dalam melaksanakan kegiatan. 6. Bertanggung jawab terhadap program antisispasi masalah. d. Observer, bertugas : 1. Mengamati semua proses kegiatan yang berkaitan dengan waktu, tempat, dan jalannya acara. 2. Melaporkan hasil pengamatan pada leader dan semua anggota kelompok dengan evaluasi kelompok.
  • 5. e. Setting tempat Keterangan : : Leader : Co-leader : Pasien : Fasilitator : Observer VII. Proses Pelaksanaan Sesi 1 : Mengenal Perilaku Kekerasan yang Biasa Dilakukan Tujuan 1. Klien dapat menyebutkan stimulasi penyebab kemarahannya. 2. Klien dapat menyebutkan respons yang dirasakan saat marah (tanda dan gejala marah). 3. Klien dapat menyebutkan reaksi yang dilakukan saat marah (perilaku kekerasan). 4. Klien dapat menyebutkan akibat perilaku kekerasan. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Hari/Tanggal : Waktu : Alokasi waktu : Perkenalan dan Pengarahan (10 menit) Terapi kelompok (25 menit) Penutup (10 menit) Tempat : Rumah Sakit Jiwa Menur Surabaya
  • 6. Tim Terapis Leader : Co-Leader : Fasilitator : Observer : Alat 1. Papan tulis/flipchart/whiteboard 2. Kapur/spidol 3. Buku catatan dan pulpen 4. Jadwal kegiatan klien Metode 1. Dinamika kelompok 2. Diskusi dan tanya jawab 3. Bermain peran/simulasi Langkah kegiatan 1. Persiapan a. Memilih klien perilaku kekerasan yang sudah kooperatif. b. Membuat kontrak dengan klien. c. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan. 2. Orientasi a. Salam terapeutik 1) Salam dari terapis kepada klien. 2) Perkenalkan nama dan panggilan terapis (pakai papan nama). 3) Menanyakan nama dan panggilan semua klien (beri papan nama). b. Evaluasi/validasi 1) Menanyakan perasaan klien saat ini. 2) Menanyakan masalah yang dirasakan.
  • 7. c. Kontrak 1) Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu mengenal perilaku kekerasan yang biasa dilakukan. 2) Menjelaskan aturan main berikut o Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus minta izin kepada terapis. o Lama kegiatan 45 menit. o Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir. 3. Tahap kerja a. Mendiskusikan penyebab marah. 1) Tanyakan pengalaman tiap klien. 2) Tulis di Papan tulis/flipchart/whiteboard b. Mendiskusikan tanda dan gejala yang dirasakan klien saat terpapar oleh penyebab marah sebelum perilaku kekerasan terjadi. 1) Tanyakan perasaan tiap klien saat terpapar oleh penyebab (tanda dan gejala). 2) Tulis di Papan tulis/flipchart/whiteboard c. Mendiskusikan perilaku kekerasan yang pernah dilakukan klien (verbal, merusak lingkungan, mencederai/memukul orang lain, dan memukul diri sendiri. 1) Tanyakan perilaku yang dilakukan saat marah. 2) Tulis di Papan tulis/flipchart/whiteboard d. Membantu klien memilih salah satu perilaku kekerasan yang paling sering dilakukan untuk diperagakan. e. Melakukan bermain peran/simulasi untuk perilaku kekerasan yang tidak berbahaya (terapis sebagai sumber penyebab dank lien yang melakukan perilaku kekerasan). f. Menanyakan perasaan klien setelah selesai bermain peran/simulasi. g. Mendiskusikan dampak/akibat perilaku kekerasan. 1) Tanyakan akibat perilaku kekerasan. 2) Tuliskan di Papan tulis/flipchart/whiteboard h. Memberikan reinforcement pada peran serta klien.
  • 8. i. Dalam menjalankan a sampai h, upayakan klien terlibat. j. Beri kesimpulan penyebab; tanda dan gejala; perilaku kekerasan; dan akibat perilaku kekerasan. k. Menanyakan kesediaan klien untuk mempelajari cara baru yang sehat menghadapi kemarahan. 4. Tahap terminasi a. Evaluasi 1) Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK. 2) Memberikan reinforcement positif terhadap perilaku klien yang positif. b. Tindak lanjut 1) Menganjurkan klien menilai dan mengevaluasi jika terjadi penyebab marah, yaitu tanda dan gejala; perilaku kekerasan yang terjadi; serta akibat perilaku kekerasan. 2) Menganjurkan klien mengingat penyebab; tanda dan gejala; perilaku kekerasan dan akibatnya yang belum diceritakan. c. Kontrak yang akan datang 1) Menyepakati belajar cara baru yang sehat untuk mencegah perilaku kekerasan. 2) Menyepakati waktu dan tempat TAK berikutnya.
  • 9. Evaluasi dan Dokumentasi Evaluasi Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk TAK stimulasi persepsi perilaku kekerasan sesi 1, kemampuan yang diharapkan adalah mengetahui penyebab perilaku, mengenal tanda dan gejala, perilaku kekerasan yang dilakukan dan akibat perilaku kekerasan. Formulir evaluasi sebagai berikut. No Nama Klien Penyebab PK Memberi tanggapan tentang Tanda&gejala PK Perilaku kekerasan Akibat PK 1. 2. 3. 4. 5. 6. Petunjuk: 1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien. 2. Untuk tiap klien, beri penilaian tentang kemampuan mengetahui penyebab perilaku kekerasan, tanda dan gejala yang dirasakan, perilaku kekerasan yang dilakukan dan akibat perilaku kekerasan. Beri tanda jika klien mampu dan beri tanda jika klien tidak mampu. Dokumentasi Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan proses keperawatan tiap klien. Contoh: klien mengikuti Sesi 1, TAK stimulasipersepsi perilaku kekerasan. Klien mampu menyebutkan penyebab perilaku kekerasannya (disalahkan dan tidak diberi uang), mengenal tanda dan gejala yang dirasakan (“gregetan” dan “deg-degan”), perilaku kekerasan yang dilakukan (memukul meja), akibat yang dirasakan (tangan sakit dan dibawa ke rumah sakit jiwa). Anjurkan klien mengingat dan menyampaikan jika semua dirasakan selama di rumah sakit.
  • 10. Sesi 2: Mencegah Perilaku Kekerasan Fisik Tujuan 1. Klien dapat menyebutkan kegiatan fisik yang biasa dilakukan klien. 2. Klien dapat menyebutkan kegiatan fisik yang dapat mencegah perilaku kekerasan. 3. Klien dapat mendemonstrasikan dua kegiatan fisik yang dapat mencegah perilaku kekerasan. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Hari/Tanggal : Waktu : Alokasi waktu : Perkenalan dan Pengarahan (10 menit) Terapi kelompok (25 menit) Penutup (10 menit) Tempat : Rumah Sakit Jiwa Menur Surabaya Tim Terapis Leader : Co-Leader : Fasilitator : Observer : Alat 1. Kasur/kantong tinju/gendang 2. Papan tulis/flipchart/whiteboard 3. Buku catatan dan pulpen 4. Jadwal kegiatan klien Metode 1. Dinamika kelompok 2. Diskusi dan tanya jawab 3. Bermain peran/simulasi
  • 11. Langkah kegiatan 1. Persiapan a. Mengingatkan kontrak dengan klien yang telah ikut sesi 1. b. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan. 2. Orientasi a. Salam terapeutik 1) Salam dari terapis kepada klien. 2) Klien dan terapis pakai papan nama. b. Evaluasi/validasi 1) Menanyakan perasaan klien saat ini. 2) Menanyakan apakah ada kejadian perilaku kekerasan; penyebab; tanda dan gejala; perilaku kekerasan dan akibatnya. c. Kontrak 1) Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu cara fisik untuk mencegah perilaku kekerasan. 2) Menjelaskan aturan main berikut · Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus minta izin kepada terapis. · Lama kegiatan 45 menit. · Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir. 3. Tahap kerja a. Mendiskusikan kegiatan fisik yang biasa dilakukan klien. 1) Tanyakan kegiatan: rumah tangga, harian, dan olahraga yang biasa dilakukan klien. 2) Tulis di Papan tulis/flipchart/whiteboard b. Menjelaskan kegiatan fisik yang dapat digunakan untuk menyalurkan kemarahan secara sehat: tarik napas dalam, menjemur/memukul kasur/bantal, menyikat kamar mandi, main bola, senam, memukul bantal pasir tinju, dan memukul gendang. c. Membantu klien memilih dua kegiatan yang yang dapat dilakukan. d. Bersama klien mempraktikkan dua kegiatan yang dipilih. 1. Terapis mempraktikkan.
  • 12. 2. Klien melakukan redemonstrasi. e. Menanyakan perasaan klien setelah mempraktikkan cara penyaluran kemarahan. f. Memberikan pujian pada peran serta klien. g. Upayakan semua klien berperan aktif. 4. Tahap terminasi a. Evaluasi 1) Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK. 2) Menanyakan ulang cara baru yang sehat mencegah perilaku kekerasan. b. Tindak lanjut 1) Menganjurkan klien menggunakan cara yang telah dipelajari jika stimulus penyebab perilaku kekerasan terjadi. 2) Menganjurkan klien melatih secara teratur cara yang telah dipelajari. 3) Memasukkan pada jadwal kegiatan harian klien. c. Kontrak yang akan datang 1) Menyepakati belajar cara baru yang lain, yaitu interaksi sosial yang asertif. 2) Menyepakati waktu dan tempat TAK berikutnya. Evaluasi dan Dokumentasi Evaluasi Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk TAK stimulasi persepsi perilaku kekerasan sesi 2, kemampuan yang diharapkan adalah mencegah perilaku kekerasan secara fisik. Formulir evaluasi sebagai berikut. No Nama klien Mempraktikkan cara fisik yang pertama Mempraktikkan cara fisik yang kedua 1. 2. 3. 4.
  • 13. 5. 6. 7. 8. Petunjuk: 1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien. 2. Untuk tiap klien, beri penilaian tentang kemampuan mempraktikkan dua cara fisik untuk mencegah perilaku kekerasan. Beri tanda jika klien mampu dan beri tanda jika klien tidak mampu. Dokumentasi Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan proses keperawatan tiap klien. Contoh: klien mengikuti Sesi 2 TAK stimulasi persepsi perilaku kekerasan, klien mampumempraktikkan tarik napas dalam, tetapi belum mampu mempraktikkan pukul kasur dan bantal. Anjurkan dan bantu klien mempraktikkan di ruang rawat (buat jadwal). Sesi 3: Mencegah Perilaku Kekerasan Sosial Tujuan 1. Klien dapat mengungkapkan keinginan dan permintaan tanpa memaksa. 2. Klien dapat mengungkapkan penolakan dan rasa sakit hati tanpa kemarahan. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Hari/Tanggal : Jumat, 15 Januari 2010 Waktu : Pkl. 09.00 s.d selesai Alokasi waktu : Perkenalan dan Pengarahan (10 menit) Terapi kelompok (25 menit) Penutup (10 menit) Tempat : Rumah Sakit Jiwa Propinsi Lampung
  • 14. Tim Terapis Leader : Evan Sunarya Co-Leader : Hendri Setiawan Fasilitator : Gusti Putu Suartha Nur Aris Hendayanto Benny Kesuma Yudha Observer : Sodikin Alat 1. Papan tulis/flipchart/whiteboard dan alat tulis 2. Buku catatan dan pulpen 3. Jadwal kegiatan klien Metode 1. Dinamika kelompok 2. Diskusi dan tanya jawab 3. Bermain peran/simulasi Langkah kegiatan 1. Persiapan a. Mengingatkan kontrak dengan klien yang telah ikut sesi 2. b. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan. 2. Orientasi a. Salam terapeutik 1) Salam dari terapis kepada klien. 2) Klien dan terapis pakai papan nama. b. Evaluasi/validasi 1) Menanyakan perasaan klien saat ini. 2) Menanyakan apakah ada penyebab marah, tanda dan gejala marah, serta perilaku kekerasan.
  • 15. 3) Tanyakan apakah kegiatan fisik untuk mencegah perilaku kekerasan sudah dilakukan. c. Kontrak 1) Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu cara sosial untuk mencegah perilaku kekerasan. 2) Menjelaskan aturan main berikut · Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus minta izin kepada terapis. · Lama kegiatan 45 menit. · Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir. 3. Tahap kerja a. Mendiskusikan dengan klien cara bicara jika ingin meminta sesuatu dari orang lain. b. Menuliskan cara-cara yang yang disampaikan klien. c. Terapis mendemonstrasikan cara meminta sesuatu tanpa paksaan, yaitu “saya perlu/ingin/minta . . ., yang akan saya gunakan untuk. . .”. d. Memilih dua orang klien secara bergilir mendemonstrasikan ulang cara poin c. e. Ulangi d sampai semua klien mencoba. f. Memberikan pujian pada peran serta klien. g. Terapis mendemonstrasikan cara menolak dan menyampaikan rasa sakit hati pada orang lain, yaitu “saya tidak dapat melakukan. . .” atau ”saya tidak menerima dikatakan. . .” atau “saya kesal dikatakan seperti. . .”. h. Memilih dua orang klien secara bergilir mendemonstrasikan ulang cara poin d. i. Ulangi h sampai semua klien mencoba. j. Memberikan pujian pada peran serta klien. 4. Tahap terminasi a. Evaluasi 1) Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK. 2) Menanyakan jumlah cara pencegahan perilaku kekerasan yang telah dipelajari. 3) Memberikan pujian dan penghargaan atas jawaban yang benar. b. Tindak lanjut
  • 16. 1) Menganjurkan klien menggunakan kegiatan fisik dan interaksi sosial yang asertif, jika stimulus penyebab perilaku kekerasan terjadi. 2) Menganjurkan klien melatih kegiatan fisik dan interaksi sosial yang asertif secara teratur. 3) Memasukkan interaksi sosial yang asertif pada jadwal kegiatan harian klien. c. Kontrak yang akan datang 1) Menyepakati belajar cara baru yang lain, yaitu kegiatan ibadah. 2) Menyepakati waktu dan tempat TAK berikutnya. Evaluasi dan Dokumentasi Evaluasi Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk TAK stimulasi persepsi perilaku kekerasan sesi 3, kemampuan klien yang diharapkan adalah mencegah perilaku kekerasan secara sosial. Formulir evaluasi sebagai berikut. No Nama klien Memperagakan cara meminta tanpa paksa Memperagakan cara menolak yang baik Memperagakan cara mengungkapkan kekerasan yang baik 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Petunjuk: 1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien. 2. Untuk tiap klien, beri penilaian akan kemampuan mempraktikkan pencegahan perilaku kekerasan secara sosial: meminta tanpa paksa, menolak dengan baik,
  • 17. mengungkapkan kekesalan dengan baik. Beri tanda jika klien mampu dan beri tanda jika klien tidak mampu. Dokumentasi Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan proses keperawatan tiap klien. Contoh: klien mengikuti Sesi 3,TAK stimulasi persepsi perilaku kekerasan. Klien mampu memperagakan cara meminta tanpa paksa, menolak dengan baik dan mengungkapkan kekerasan. Anjurkan klien mempraktikkan di ruang rawat (buat jadwal). Sesi 4: Mencegah Perilaku Kekerasan Spiritual Tujuan Klien dapat melakukan kegiatan ibadah secara teratur. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Hari/Tanggal : Jumat, 15 Januari 2010 Waktu : Pkl. 11.00 s.d selesai Alokasi waktu : Perkenalan dan Pengarahan (10 menit) Terapi kelompok (25 menit) Penutup (10 menit) Tempat : Rumah Sakit Jiwa Propinsi Lampung Tim Terapis Leader : Noverita Gusmeta Co-Leader : Budi Santoso Fasilitator : Sodikin Budi Setiawan Komang Astrawan Observer : Gusti Putu Suartha Alat
  • 18. 1. Papan tulis/flipchart/whiteboard dan alat tulis 2. Buku catatan dan pulpen 3. Jadwal kegiatan klien Metode 1. Dinamika kelompok 2. Diskusi dan tanya jawab 3. Bermain peran/simulasi Langkah kegiatan 1. Persiapan a. Mengingatkan kontrak dengan klien yang telah ikut sesi 3. b. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan. 2. Orientasi a. Salam terapeutik 1) Salam dari terapis kepada klien. 2) Klien dan terapis pakai papan nama. b. Evaluasi/validasi 1) Menanyakan perasaan klien saat ini. 2) Menanyakan apakah ada penyebab marah, tanda dan gejala marah, serta perilaku kekerasan. 3) Tanyakan apakah kegiatan fisik dan interaksi sosial yang asertif untuk mencegah perilaku kekerasan sudah dilakukan. c. Kontrak 1) Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu kegiatan ibadah untuk mencegah perilaku kekerasan. 2) Menjelaskan aturan main berikut · Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus minta izin kepada terapis. · Lama kegiatan 45 menit. · Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir. 3. Tahap kerja
  • 19. a. Menanyakan agama dan kepercayaan masing-masing klien. b. Mendiskusikan kegiatan ibadah yang biasa dilakukan masing-masing klien. c. Menuliskan kegiatan ibadah masing-masing klien. d. Meminta klien untuk memilih satu kegiatan ibadah. e. Meminta klien mendemonstrasikan kegiatan ibadah yang dipilih. f. Memberikan pujian pada penampilan klien. 4. Tahap terminasi a. Evaluasi 1) Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK. 2) Menanyakan jumlah cara pencegahan perilaku kekerasan yang telah dipelajari. 3) Memberikan pujian dan penghargaan atas jawaban yang benar. b. Tindak lanjut 1) Menganjurkan klien menggunakan kegiatan fisik, interaksi sosial yang asertif, dan kegiatan ibadah jika stimulus penyebab perilaku kekerasan terjadi. 2) Menganjurkan klien melatih kegiatan fisik, interaksi sosial yang asertif, dan kegiatan ibadah secara teratur. 3) Memasukkan kegiatan ibadah pada jadwal kegiatan harian klien. c. Kontrak yang akan datang 1) Menyepakati belajar cara baru yang lain, yaitu minum obat teratur. 2) Menyepakati waktu dan tempat pertemuan berikutnya. Evaluasi dan Dokumentasi Evaluasi Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk TAK stimulasi persepsi perilaku kekerasan sesi 4, kemampuan klien yang diharapkan adalah kegiatan ibadah untuk mencegah perilaku kekerasan. Formulir evaluasi sebagai berikut.
  • 20. No Nama klien Mempraktikkan kegiatan ibadah pertama Mempraktikkan kegiatan ibadah kedua 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Petunjuk: 1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien. 2. Untuk tiap klien, beri penilaian tentang kemampuan mempraktikkan dua kegiatan ibadah saat TAK. Beri tanda jika klien mampu dan beri tanda jika klien tidak mampu. Dokumentasi Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan proses keperawatan tiap klien. Contoh: klien mengikuti Sesi 4,TAK stimulasi persepsi perilaku kekerasan. Klien mampu memperagakan dua cara ibadah. Anjurkan klien melakukannya secara teratur di ruangan (buat jadwal). Sesi 5: Mencegah Perilaku Kekerasan dengan Patuh Mengonsumsi Obat Tujuan 1. Klien dapat menyebutkan keuntungan patuh minum obat. 2. Klien dapat menyebutkan akibat/kerugian tidak patuh minum obat. 3. Klien dapat menyebutkan lima benar cara minum obat.
  • 21. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Hari/Tanggal : Sabtu, 16 Januari 2010 Waktu : Pkl. 09.00 s.d selesai Alokasi waktu : Perkenalan dan Pengarahan (10 menit) Terapi kelompok (25 menit) Penutup (10 menit) Tempat : Rumah Sakit Jiwa Propinsi Lampung Tim Terapis Leader : Komang Astrawan Co-Leader : Noverita Gusmeta Fasilitator : Hendri Setiawan Budi Setiawan Sodikin Observer : Budi Santoso Alat 1. Papan tulis/flipchart/whiteboard dan alat tulis 2. Buku catatan dan pulpen 3. Jadwal kegiatan klien 4. Beberapa contoh obat. Metode 1. Dinamika kelompok 2. Diskusi dan tanya jawab Langkah kegiatan 1. Persiapan a. Mengingatkan kontrak dengan klien yang telah ikut sesi 4. b. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan. 2. Orientasi
  • 22. a. Salam terapeutik 1) Salam dari terapis kepada klien. 2) Klien dan terapis pakai papan nama. b. Evaluasi/validasi 1) Menanyakan perasaan klien saat ini. 2) Menanyakan apakah ada penyebab marah, tanda dan gejala marah, serta perilaku kekerasan. 3) Tanyakan apakah kegiatan fisik, interaksi sosial yang asertif dan kegiatan ibadah untuk mencegah perilaku kekerasan sudah dilakukan. c. Kontrak 1) Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu patuh minum obat untuk mencegah perilaku kekerasan. 2) Menjelaskan aturan main berikut · Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus minta izin kepada terapis. · Lama kegiatan 45 menit. · Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir. 3. Tahap kerja a. Mendiskusikan macam obat yang dimakan klien: nama dan warna (upayakan tiap klien menyampaikan). b. Mendiskusikan waktu minum obat yang biasa dilakukan klien. c. Tuliskan di whiteboard hasil a dam b. d. Menjelaskan lima benar minum obat, yaitu benar obat, benar waktu minum obat, benar orang yang minum obat, benar cara minum obat, benar dosis obat. e. Minta klien menyebutkan lima benar cara minum obat, secar bergiliran. f. Berikan pujian pada klien yang benar. g. Mendiskusikan perasaan klien sebelum minum obat (catat di whiteboard). h. Mendiskusikan perasaan klien setelah teratur minum obat (catat di whiteboard). i. Menjelaskan keuntungan patuh minum obat, yaitu salah satu cara mencegah perilaku kekerasan/kambuh. j. Menjelaskan akibat/kerugian jika tidak patuh minum obat, yaitu kejadian perilaku kekerasan/kambuh.
  • 23. k. Minta klien menyebutkan kembali keuntungan patuh minum obat dan kerugian tidak patuh minum obat.Memberi pujian setiap kali klien benar. 4. Tahap terminasi a. Evaluasi 1) Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK. 2) Menanyakan jumlah cara pencegahan perilaku kekerasan yang telah dipelajari. 3) Memberikan pujian dan penghargaan atas jawaban yang benar. b. Tindak lanjut 1) Menganjurkan klien menggunakan kegiatan fisik, interaksi sosial yang asertif, kegiatan ibadah, dan patuh minum obat untuk mencegah perilaku kekerasan. 2) Memasukkan minum obat pada jadwal kegiatan harian klien. c. Kontrak yang akan datang Mengakhiri pertemuan untuk TAK perilaku kekerasan, dan disepakati jika klien perlu TAK yang lain . Evaluasi dan Dokumentasi Evaluasi Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk TAK stimulasi persepsi perilaku kekerasan sesi 5, kemampuan klien yang
  • 24. diharapkan adalah mengetahui lima benar cara minum obat, keuntungan minum obat, dan akibat tidak patuh minum obat. Formulir evaluasi sebagai berikut. No Nama klien Menyebutkan lima benar minum obat Menyebutkan keuntungan minum obat Menyebutkan akibat tidak patuh minum obat 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Petunjuk: 1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien. 2. Untuk tiap klien, beri penilaian tentang kemampuan menyebutkan lima benar cara minum obat, keuntungan minum obat, dan akibat tidak patuh minum obat. Beri tanda jika klien mampu dan beri tanda jika klien tidak mampu. Dokumentasi Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan proses keperawatan tiap klien. Contoh: klien mengikuti Sesi 5,TAK stimulasi persepsi perilaku kekerasan. Klien mampu menyebutkan lima benar cara minum obat, belum dapat menyebutkan keuntungan minum obat dan akibat tidak patuh minum obat. Anjurkan klien mempraktikkan lima benar cara minum obat, bantu klien merasakan keuntungan minum obat, dan akibat tidak minum obat. DAFTAR PUSTAKA http://darsananursejiwa.blogspot.com/2009/10/laporan-pendahuluan-perilaku- kekeraan.html
  • 25. http://wayanpuja.blinxer.com/?page_id=203 Keliat, Budi Anna dan Akemat.2005.Keperawatan Jiwa: Terapi Aktivitas Kelompok.Jakarta:EGC