Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai Daerah Aliran Sungai (DAS), termasuk definisi DAS, komponen-komponennya, cara menghitung luas DAS, bentuk dan pola aliran sungai, serta manfaat DAS.
2. Apakah DAS itu?
DAS adalah sebidang lahan yang menampung air
hujan dan mengalirkannya menuju parit, sungai,
dan akhirnya bermuara ke danau atau laut.
3. Air DAS
Air Daerah Aliran Sungai (DAS) adalah air yang
mengalir pada suatu kawasan yang dibatasi oleh titik-
titik tinggi dimana air tersebut berasal dari air hujan
yang jatuh dan terkumpul dalam sistem tersebut.
4. Cara Menghitung Luas DAS
Luas suatu DAS atau Sub DAS dapat
diukur secara langsung ke lapangan atau
secara langsung di peta citra satelit atau
peta topografi (TOP)/ peta Rupa Bumi
Indonesia (RBI) dengan menggunakan
alat ukur luas (planimeter), atau dengan
sistem Geographic Information
System (GIS). Sebelum melakukan
penelitian maka batas DAS harus
ditentukan (deliniasi).
5. 3 Komponen DAS
• Hulu sungai,
(berbukit-bukit dan lerengnya curam sehingga
banyak jeram)
• Tengah sungai,
(relatif landai,terdapat meander. Banyak aktivitas
penduduk)
• Hilir sungai,
(landai dan subur. Banyak areal pertanian)
6. Pembagian DAS
1.DAS gemuk: DAS jenis ini memiliki daya
tampung yang besar, adapun sungai yang
memiliki DAS seperti ini cenderung
mengalami luapan air yang besar apabila
terjadinya hujan di daerah hulu.
2.DAS kurus: DAS jenis ini bentuknya sempit,
sehingga daya tampungnya pun kecil.
Manakala hujan turun di daerah hulu, tidak
terjadi luapan air yang tidak terlalu hebat.
8. Karakteristik DAS menurut Seyhan
(1977)
Daerah Aliran Sungai (DAS) dikelompokkan
menjadi dua kategori, yaitu:
(1) Faktor lahan (ground factor), yang meliputi
topografi, tanah, geologi, geomorfologi dan
(2) Faktor vegetasi dan penggunaan lahan.
9. Bentuk-bentuk DAS
1. Bentuk Bulu Ayam: DAS bentuk bulu ayam memiliki debit banjir
sekuensial dan berurutan. Memerlukan waktu yang lebih pendek
untuk mencapai mainstream. Memiliki topografi yang lebih curam
daripada bentuk lainnya.
2. Bentuk Kipas: DAS berbentuk kipas memiliki debit banjir yang
terakumulasi dari berbagai arah sungai dan memiliki waktu yang
lebih lama daripada bentuk bulu ayam untuk mencapai
mainstream. Memiliki topografi yang relatif landai daripada bulu
ayam.
3. Bentuk parallel / Kombinasi: DAS bentuk kombinasi memiliki debit
banjir yang terakumulasi dari berbagai arah sungai di bagian hilir.
Sedangkan di bagian hulu sekuensial dan berurutan.
10. 1. Mengonservasi tanah pada lahan pertanian
2. Memanen/menyimpan kelebihan air pada
musim hujan dan memanfaatkannya pada
musim kemarau
3. Memacu usaha tani berkelanjutan dan
menstabilkan hasil panen melalui perbaikan
pengelolaan sistem pertanian
4. Memperbaiki keseimbangan ekologi (hubungan
tata air hulu dengan hilir, kualitas air, kualitas
dan kemampuan lahan, keanekaragaman hayati)
11. Manfaat Daerah Aliran Sungai
• DAS sebagai lahan pertanian
• DAS merupakan cadangan air secara alami
• DAS merupakan daerah irigasi yang mapan
• DAS sebagai daerah wisata
• DAS dapat dijadikan PLTA dan perikanan darat
• DAS sebagai sarana transportasi dan kegiatan
lainnya
12. Pola sungai menentukan bentuk suatu DAS. Bentuk DAS
berpengaruh terhadap kecepatan terpusat aliran
Menurut Gregari dan Walling (1975), untuk menentukan
bentuk DAS dapat diketahui dngan terlebih dahulu
menentukan nilai Rc nya.
Ket:
Rc = Basin circularity
A = Luas DAS (m2)
P = Keliling (m)
п = 3,14
Rc = 4пA/P2
13. Pola Pengairan Sungai
1. Pola trellis
Anak-anak sungai bermuara pada
sungai induk secara tegak lurus.
Mencirikan daerah pegunungan
lipatan (folded mountains). Induk
sungai mengalir sejajar dengan
strike, mengalir di atas struktur
synclinal, sedangkan anak-anak
sungainya mengalir sesuai deep
dari sayap-sayap synclinal dan
anticlinal-nya. Jadi, anak-anak
sungai juga bermuara tegak lurus
terhadap induk sungainya.
14. 2. Pola Rektanguler
induk sungainya memiliki
kelokan-kelokan ± 90o,
arah anak-anak sungai
(tributary) terhadap
sungai induknya
berpotongan tegak lurus.
Biasanya ditemukan di
daerah pegunungan
patahan (block
mountains).
15. 3. Pola Denritik
• pola sungainya cenderung
sejajar dengan induk
sungainya. Anak-anak
sungainya bermuara pada
induk sungai dengan
sudut lancip. Pola ini
biasanya terdapat pada
daerah berstruktur plain,
atau pada daerah batuan
yang sejenis (seragam,
homogen) dengan
penyebaran yang luas.
16. 4. Pola Radial Sentripugal
Pola pengaliran beberapa sungai
di mana daerah hulu sungai-
sungai itu saling berdekatan
seakan terpusat pada satu
“titik” tetapi muaranya
menyebar, masing-masing ke
segala arah. Pola pengaliran
radial terdapat di daerah
gunungapi atau topografi
bentuk kubah seperti
pegunungan dome yang
berstadia muda, hulu sungai-
sungai berada di bagian puncak,
tetapi muaranya masing-masing
menyebar ke arah yang lain, ke
segala arah.
17. 5.Pola Radial Sentripetal
memusat dari banyak arah. Pola ini
terdapat pada satu cekungan
(basin), dan biasanya bermuara
pada satu danau. Di daerah beriklim
kering dimana air danau tidak
mempunyai saluran pelepasan ke
laut karena penguapan sangat
tinggi, biasanya memiliki kadar
garam yang tinggi sehingga terasa
asin.
6. Pola Paralel
Adalah pola pengaliran yang sejajar.
Pola pengaliran semacam ini
menunjukkan lereng yang curam.
Beberapa wilayah di pantai barat
Sumatera memperlihatkan pola
pengaliran paralel
18. 7. Pola Annular
Pola pengaliran cenderung
melingkar seperti gelang;
tetapi bukan meander.
Terdapat pada daerah
berstruktur dome (kubah)
yang topografinya telah
berada pada stadium
dewasa. Daerah dome yang
semula (pada stadium
remaja) tertutup oleh
lapisan-lapisan batuan
endapan yang berselang-
seling antara lapisan batuan
keras dengan lapisan batuan
lembut
19. Macam Macam Sungai
MenurutDaerah Asalnya
• Sungai Hujan
Sungai yang berasal dari air hujan. Pada saat musim hujan terdapat banyak
air yang dapat menyebabkan banjir namun pada saat musim kemarau kering
bahkan hanya sedikit airnya.
Contoh : Sungai di Jawa, Bali, NTT, dan NTB
• Sungai Gletser
Sungai yang berasal dari cairan es atau salju. Biasanya terdapat di daerah 4
musim atau dekat gunung salju abadi.
Contoh : Terdapat di luar negeri, Di Indonesia juga memiliki sungai nimbrau
alirannya berasal dari Gunung Puncak Wijaya, Papua
• Sungai Campuran
Sungai yang berasal dari air tanah, hujan, dan salju.
Contoh : Diindonesia terdapat sungai wabrau dan sungai nimbrau yang
merupakan aliran dari gunung jaya wijaya, dan air hujan yang jatuh serta air
tanah dari tanahnya
20. Macam - Macam Sungai
Menurut Alirannya
• Sungai Permanen
Sungai yang alirannya setiap tahun sangatderas.
contoh : Sungai Musi dan Sungai Batanghari (Indonesia) dan sungai Yang
Tse (Cina)
• Sungai Periodik
Saat musim hujan airnya banyak namun saat musim kemarau airnya
sedikit.
contoh : Sungai Code (DIY) dan Sungai Opak (Jawa Tengah)
• Sungai Episodik
Saat musim hujan airnya sangat banyak namun saat musim kemarau
airnya sangat sedikit bahkan kering.
contoh : Sungai Kalado (Sumba) dan sungai sungai di NTB
• Sungai Ephermal
Sungai Ephermal hampir sama dengan sungai Episodik namun saat musim
hujan belum tentu airnya banyak.
21. Macam - Macam Sungai
Menurut Asal Kejadian
• Sungai Konsekuen
Sesuai arah lereng disekitarnya
• Sungai Subsekuen
Mengikuti strike batuan
• Sungai Obsekuen
Berlawanan konsekuen atau tidak sesuai arah lereng dan mengarah
ke Subsekuen
• Sungai Resekuen
Mengikuti arah kemiringan lapisan batuan dan bermuara di sungai
Subsekuen.
• Sungai Insekuen
Pola alirannya tidak teratur tanpa dikontrol litologi maupun struktur
geologinya.
22. Macam Macam Sungai
Menurut Struktur Geologi Sungai
• Sungai Anteseden
Sungai yang tetap mempertahankan arah
aliran air walaupun ada struktur geologi (batuan)
yang melintang.
• Sungai Superposed
Sungai yang melintang, struktur dan
prosesnya dibimbing oleh lapisan batuan yang
menutupinya.