SlideShare a Scribd company logo
1 of 25
Bab I 
Konsep-konsep Dasar Analisa 
Struktur
Pendahuluan 
 Analisa struktur adalah suatu proses dimana engineer 
menentukan respons suatu struktur terhadap suatu 
pembebanan. Respons struktur dinyatakan dengan gaya-gaya 
yang terjadi didalam struktur dan deformasi yang dialami. 
Metode-metode analisa struktur biasanya dinyatakan sebagai 
algoritma matematis; sebenarnya metode-metode ini didasari 
oleh informasi-informasi yang diperoleh dari aplikasi mekanika 
rekayasa, penelitian di laboratorium, eksperimen 
model/lapangan, pengalaman, dan engineering judgment. 
 Mekanika: ilmu yang berhubungan dengan gaya dan gerak 
 Statika: bagian dari mekanika yang membahas pengaruh gaya 
terhadap benda tegar (rigid bodies) yang berada dalam 
keseimbangan dan diam. Kelas ini akan terpusat pada statika. 
 Dinamika: bagian dari mekanika yang membahas benda tegar 
(rigid bodies) yang bergerak.
Formasi Struktur 
 Formasi struktur yang dipilih tergantung dari banyak 
pertimbangan. 
 Seringkali, persyaratan fungsi struktur membatasi 
formasi struktur yang dipertimbangkan. 
 Faktor-faktor lain seperti persyaratan estetika, kondisi 
lingkungan (fondasi, pembebanan dari alam), 
ketersediaan material dan aspek ekonomis mungkin 
sangat berperan dalam pemilihan formasi struktur. 
 Faktor kelestarian lingkungan seperti efisiensi 
pemakaian energi atau gangguan terhadap aliran 
sungai juga mulai mendapat perhatian.
Struktur Tarik dan Tekan 
 Struktur tarik dan tekan terdiri dari elemen-elemen yang 
mengalami tekanan atau tarikan murni. Struktur semacam ini 
bisa sangat efisien dalam pemakaian material karena tegangan 
yang terjadi besarnya konstan pada suatu penampang 
 Salah satu formasi struktur tarik yang paling sederhana seperti 
pada struktur jembatan atau atap yang digantungkan pada 
kabel. Komponen utama pada struktur seperti ini adalah kabel 
penggantungnya. 
 Struktur tekan yang paling umum adalah pelengkung. Struktur 
jenis ini, yang bentuknya seperti kabel penggantung terbalik, 
akan mengalami gaya tekan murni pada rusuk-rusuknya 
apabila dibebani sesuai dengan rencana. 
 Formasi struktur yang mengkombinasikan komponen tertekan 
dan tertarik adalah struktur rangka batang. Masing-masing 
elemen mengalami gaya tekan atau gaya tarik murni dan 
bekerja sama sebagai satu sistem struktur yang stabil.
Struktur Tarik dan Tekan 
Struktur tarik Struktur tekan Rangka 
batang
Balok Lentur dan Struktur 
Frame/Portal 
 Elemen lentur mengalami aksi 
lentur yang mengakibatkan tarikan 
pada satu sisi dan tekanan pada 
sisi yang lain disamping adanya 
gaya geser transversal. Bentuk 
paling sederhana yang mengalami 
mode ini adalah balok. Struktur 
frame/portal disusun dari elemen-elemen 
yang mengalami lentur 
murni dan elemen-elemen yang 
memikul kombinasi lentur dan tarik 
atau tekan. 
 Elemen struktur lentur dapat 
memikul beban tidak searah sumbu 
sepanjang batangnya. Sambungan 
antar elemen pada struktur jenis ini 
umummya sambungan kaku.
Struktur Permukaan 
Struktur permukaan 
membentuk konfigurasi 
ruang dengan 
permukaan tiga dimensi 
kontinyu, dan memikul 
beban dengan 
permukaannya sendiri. 
Formasi struktur seperti 
ini misalnya: pelat, pelat 
terlipat, cangkang, 
dome, struktur kulit, dan 
membran. Jenis struktur 
ini sangat efisien dalam 
penggunaan material 
struktur dan sangat 
flexibel.
Gaya 
Gaya merupakan besaran vektor yang dinyatakan dengan: 
 Besar (magnitude) 
 Arah 
 Titik tangkap (garis kerja) 
Gaya dapat diuraikan menjadi komponen-komponen pada 
arah yang dikehendaki: 
cos 
a 
sin 
a 
P x 
= 
P 
P y 
= 
P 
Komponen-komponen gaya dapat dijumlahkan, hasilnya 
disebut resultan:
Gaya (2) 
Untuk gaya-gaya searah: 
R = P1 + P2 
Untuk gaya-gaya yang saling tegak lurus: 
Untuk gaya-gaya pada arah sembarang: 
ö 
÷ ÷ø 
2 2 
R = P + 
P 
x y 
æ 
ç çè 
a = 
tan 
- 
P 
y 
P 
x 
1 
 Uraikan masing-masing gaya pada dua arah yang saling tegak 
lurus, misalnya sumbu x dan y. 
Pix = Pi cosa ; Piy = Pi sina 
 Jumlahkan komponen-komponen pada arah-arah x dan y. 
Rx =åPix ; Ry =åPiy 
 Hitung resultan seperti pada penjumlahan dua gaya yang saling 
tegak lurus. 
ö 
÷ ÷ø 
æ 
ç çè 
= + = - 
y 
x 
R 
R R2 R2 ; a tan 1 
x y R
Momen 
Momen terhadap suatu sumbu, akibat suatu gaya, adalah ukuran 
kemampuan gaya tersebut menimbulkan rotasi terhadap sumbu tersebut. 
Momen didefinisikan sebagai: 
M = rF sinq 
dimana r adalah jarak radial dari sumbu ke titik kerja gaya dan q 
adalah 
sudut lancip antara r dan F. Karena jarak dari sumbu ke garis kerja gaya 
adalah , momen sering juga didefinisikan sebagai: 
r sinq 
M = ( jarak garis kerja)(gaya) = r F
Momen (2) 
Momen akibat banyak gaya 
Efek rotasi yang ditimbulkan oleh beberapa gaya terhadap suatu titik atau 
sumbu sama dengan penjumlahan aljabar dari momen masing-masing 
gaya terhadap titik atau garis tersebut. 
M = (F1r1) + (F2r2 ) ++ (Fnrn ) 
Momen akibat beban terdistribusi 
Dalam analisa struktur seringkali pembebanan dinyatakan sebagai gaya 
yang terdistribusi. Momen yang ditimbulkan oleh beban terdistribusi dapat 
dicari dengan integrasi: 
dMO = x.w.dx 
= ò 
MO x.w.dx 
l 
M akibat sebagian 
beban selebar dx: 
M akibat seluruh 
gaya terdistribusi:
Momen (3) 
Momen dari suatu kopel. 
Kopel adalah sistem gaya yang terdiri atas dua gaya yang sama 
besar, tetapi berlawanan arah, dan garis kerjanya sejajar dan tidak 
terletak pada satu garis. Kopel hanya mengakibatkan efek 
rotasional (tidak ada efek translasional) terhadap benda. Momen 
akibat kopel didapat dari hasil kali antara satu gaya dengan jarak 
antara garis kerja kedua gaya. Momen akibat suatu kopel tidak 
tergantung kepada titik referensi atau sumbu putar yang dipilih.
Sistem Ekivalen Secara Statis 
Sistem gaya yang bekerja pada stuktur dapat digantikan dengan 
sistem yang ekivalen secara statis, yaitu sistem yang menimbulkan 
efek translasi dan rotasi yang sama terhadap suatu benda 
 Gaya-gaya yang bekerja melalui satu titik yang sama dapat 
digantikan dengan resultan gaya-gaya tersebut yang bekerja 
melalui titik perpotongannya. 
 Gaya-gaya yang tidak melalui titik yang sama dapat digantikan 
dengan gaya yang besarnya sama dengan resultan gaya-gaya, 
dengan garis kerja diatur sehingga momen yang 
ditimbulkan terhadap suatu titik sama dengan penjumlahan 
momen-momen akibat semua gaya-gaya tersebut. 
( å ) ( å 
) 
(( ) ( )) 
R F F 
x y 
F F 
Magnitude : 
1 
Arah : tan / 
Momen yang ditimbulkan : 
F a F a 
R 
a 
M Ra F a F a 
x x y y 
x x y y 
y x 
å å 
å å 
å å 
+ 
= 
= = + 
= 
= + 
- 
Jarak garis kerja : 
2 2 
q
Gaya-gaya Sejajar 
R = F1 + F2 
Mo = a1.F1 + a2 .F2 M0 = a.R 
a1.F1 + a2 .F2 = a.R a = (a1.F1 + a2 
.F2 )/R
Gaya Terdistribusi 
R w dx rR M w x dx 
. 0 . . 
ò ò 
= = = 
l l 
w x dx 
ò 
ò 
= 
l 
l 
. . 
w dx 
a 
. 
Resultan = luas bidang gaya terdistribusi 
Garis kerja resultan melewati titik berat penampang bidang gaya 
Contoh: gaya terdistribusi merata dan terdistribusi linier:
Sistem Gaya Sembarang 
Gaya Fx Fy MA akibat Fx MA akibat Fy 
10 P 10 P 0 2 x 10 = 10 P 0 
10 P 0 10 P 0 2 x 10 = 20 P 
11.2 P 5 P 10 P 4 x 5 = 20 P 4 x 10 = 40 P 
Jumlah 15 P 20 P 40 P 60 P 
M = 40 P + 60 P = 
100 
P 
2 2 
R = R + R = 
P 
x y 
( ) 
- 
tan / 53 
= = 
4 
100 
25 
25 
1 
P 
a M 
= = = 
P 
R 
R R 
A 
o 
y x 
A 
q
Keseimbangan 
 Struktur dalam keadaan seimbang apabila kondisi awalnya 
diam dan tetap diam pada saat dibebani gaya-gaya luar. 
Persyaratan keseimbangan dicapai apabila potensi untuk 
mengalami translasi dan rotasi dihilangkan. Apabila suatu 
struktur memenuhi kondisi seimbang ini, setiap bagian dari 
struktur juga dalam kondisi seimbang. 
 Struktur 2-dimensi: 
Keseimbangan gaya: 
åFx = 0; åFy = 0 
Keseimbangan momen: 
åM = 0 
 Struktur 3-dimensi: 
Keseimbangan gaya: 
åFx = 0; åFy = 0; åFz = 0 
Keseimbangan momen: 
åMx = 0; åMy = 0; åMz = 0
Resultan Beban Diimbangi Gaya 
Penyeimbang
Keseimbangan benda dengan 
dua atau tiga gaya
Kestabilan Struktur 
 Struktur akan mengalami perubahan bentuk pada saat dibebani. Pada 
struktur stabil, perubahan bentuk yang timbul umumnya kecil, dan 
akibat gaya internal yang timbul, struktur mempunyai kecenderungan 
untuk kembali ke bentuk semula apabila bebannya dihilangkan. Pada 
struktur tidak stabil, perubahan bentuk yang timbul mempunyai 
kecenderungan untuk terus bertambah selama struktur tersebut 
dibebani dan berkecenderungan untuk tidak kembali ke bentuk semula. 
Struktur tidak stabil mudah mengalami keruntuhan secara menyeluruh 
dan seketika begitu dibebani. 
 Kestabilan struktur sangat ditentukan oleh konfigurasi elemen-elemen 
pembentuknya dan sistem penopangnya. Konfigurasi struktur yang 
meliputi: banyaknya elemen struktur, cara menyusun dan 
menyambungkan elemen struktur. 
 Masalah kestabilan struktur juga bisa timbul dalam situasi lain. Elemen-elemen 
struktur yang langsing seperti batang yang panjang atau 
cangkang yang tipis mempunyai potensi kehilangan kestabilannya 
apabila dibebani gaya tekan.
Konfigurasi Struktur Menentukan 
Kestabilan
(Momen dan Gaya) Internal vs Eksternal 
Gaya atau momen yang bekerja pada struktur, seperti beban atau muatan 
termasuk berat sendiri struktur, disebut gaya eksternal. Gaya atau momen 
yang bekerja pada suatu struktur dapat dibedakan menjadi aksi dan reaksi. 
Keseimbangan tercapai bila beban yang bekerja (aksi) diimbangi oleh gaya 
reaksi pada sistem penopang struktur. 
Gaya atau momen yang timbul didalam struktur sebagai respons terhadap 
gaya eksternal disebut internal. Gaya atau momen ini timbul untuk 
mempertahankan integritas struktur sehingga terpenuhi keseimbangan 
pada setiap titik didalam struktur. Gaya atau momen internal dapat 
dibedakan menjadi: 
 Gaya aksial: tekan atau tarik 
 Gaya geser 
 Momen lentur 
Gaya geser dan momen lentur seringkali muncul bersamaan pada suatu 
elemen struktur.
Gaya dan Momen Eksternal: Aksi 
dan Reaksi
Gaya Internal Tarik dan Tekan
Momen Lentur dan Gaya Geser

More Related Content

What's hot

Daya dukung pondasi dengan analisis terzaghi
Daya dukung pondasi dengan analisis terzaghiDaya dukung pondasi dengan analisis terzaghi
Daya dukung pondasi dengan analisis terzaghiAyu Fatimah Zahra
 
Beton prategangz (1) (3)
Beton prategangz (1) (3)Beton prategangz (1) (3)
Beton prategangz (1) (3)wildan grenadi
 
Perencanaan struktur baja
Perencanaan struktur bajaPerencanaan struktur baja
Perencanaan struktur bajaAmi_Roy
 
TUGAS BESAR GEOMETRIK JALAN RAYA
TUGAS BESAR GEOMETRIK JALAN RAYATUGAS BESAR GEOMETRIK JALAN RAYA
TUGAS BESAR GEOMETRIK JALAN RAYAAristo Amir
 
Struktur baja-dasar
Struktur baja-dasarStruktur baja-dasar
Struktur baja-dasarUmar Fathoni
 
STRUKTUR KAYU, SAMBUNGAN, PAKU, SAMBUNGAN MEKANIK
STRUKTUR KAYU, SAMBUNGAN, PAKU, SAMBUNGAN MEKANIKSTRUKTUR KAYU, SAMBUNGAN, PAKU, SAMBUNGAN MEKANIK
STRUKTUR KAYU, SAMBUNGAN, PAKU, SAMBUNGAN MEKANIKMOSES HADUN
 
72219130 sondir
72219130 sondir72219130 sondir
72219130 sondirBunz Lynch
 
87280501 perencanaan-sistem-drainase-130227011440-phpapp01
87280501 perencanaan-sistem-drainase-130227011440-phpapp0187280501 perencanaan-sistem-drainase-130227011440-phpapp01
87280501 perencanaan-sistem-drainase-130227011440-phpapp01Yosep Kristiawan
 
Tugas besar struktur beton II Analisis Portal Metode Perbesaran Momen
Tugas besar struktur beton II Analisis Portal Metode Perbesaran MomenTugas besar struktur beton II Analisis Portal Metode Perbesaran Momen
Tugas besar struktur beton II Analisis Portal Metode Perbesaran MomenMercu Buana
 
Bab iv perhitungan galian timbunan
Bab iv perhitungan galian timbunanBab iv perhitungan galian timbunan
Bab iv perhitungan galian timbunanHendra Supriyanto
 
80747511 tabel-profil
80747511 tabel-profil80747511 tabel-profil
80747511 tabel-profilJunaida Wally
 
METODE GARIS PENGARUH STRUKTUR RANGKA BATANG(1)
METODE GARIS PENGARUH STRUKTUR RANGKA BATANG(1)METODE GARIS PENGARUH STRUKTUR RANGKA BATANG(1)
METODE GARIS PENGARUH STRUKTUR RANGKA BATANG(1)MOSES HADUN
 
2002 12 sni 03-2847-2002 (beton) 2
2002 12 sni 03-2847-2002 (beton) 22002 12 sni 03-2847-2002 (beton) 2
2002 12 sni 03-2847-2002 (beton) 2Fuad CR
 
Cara menghitung alinyemen horizontal
Cara menghitung alinyemen horizontalCara menghitung alinyemen horizontal
Cara menghitung alinyemen horizontalJulia Maidar
 
Perencanaan bendung
Perencanaan bendungPerencanaan bendung
Perencanaan bendungironsand2009
 

What's hot (20)

Daya dukung pondasi dengan analisis terzaghi
Daya dukung pondasi dengan analisis terzaghiDaya dukung pondasi dengan analisis terzaghi
Daya dukung pondasi dengan analisis terzaghi
 
Beton prategangz (1) (3)
Beton prategangz (1) (3)Beton prategangz (1) (3)
Beton prategangz (1) (3)
 
Perencanaan struktur baja
Perencanaan struktur bajaPerencanaan struktur baja
Perencanaan struktur baja
 
TUGAS BESAR GEOMETRIK JALAN RAYA
TUGAS BESAR GEOMETRIK JALAN RAYATUGAS BESAR GEOMETRIK JALAN RAYA
TUGAS BESAR GEOMETRIK JALAN RAYA
 
Struktur baja-dasar
Struktur baja-dasarStruktur baja-dasar
Struktur baja-dasar
 
STRUKTUR KAYU, SAMBUNGAN, PAKU, SAMBUNGAN MEKANIK
STRUKTUR KAYU, SAMBUNGAN, PAKU, SAMBUNGAN MEKANIKSTRUKTUR KAYU, SAMBUNGAN, PAKU, SAMBUNGAN MEKANIK
STRUKTUR KAYU, SAMBUNGAN, PAKU, SAMBUNGAN MEKANIK
 
72219130 sondir
72219130 sondir72219130 sondir
72219130 sondir
 
87280501 perencanaan-sistem-drainase-130227011440-phpapp01
87280501 perencanaan-sistem-drainase-130227011440-phpapp0187280501 perencanaan-sistem-drainase-130227011440-phpapp01
87280501 perencanaan-sistem-drainase-130227011440-phpapp01
 
Tugas besar struktur beton II Analisis Portal Metode Perbesaran Momen
Tugas besar struktur beton II Analisis Portal Metode Perbesaran MomenTugas besar struktur beton II Analisis Portal Metode Perbesaran Momen
Tugas besar struktur beton II Analisis Portal Metode Perbesaran Momen
 
Bab iv perhitungan galian timbunan
Bab iv perhitungan galian timbunanBab iv perhitungan galian timbunan
Bab iv perhitungan galian timbunan
 
80747511 tabel-profil
80747511 tabel-profil80747511 tabel-profil
80747511 tabel-profil
 
METODE GARIS PENGARUH STRUKTUR RANGKA BATANG(1)
METODE GARIS PENGARUH STRUKTUR RANGKA BATANG(1)METODE GARIS PENGARUH STRUKTUR RANGKA BATANG(1)
METODE GARIS PENGARUH STRUKTUR RANGKA BATANG(1)
 
Tabel baja-wf-lrfd
Tabel baja-wf-lrfdTabel baja-wf-lrfd
Tabel baja-wf-lrfd
 
150509326 tabel-baja-profil-wf-pdf
150509326 tabel-baja-profil-wf-pdf150509326 tabel-baja-profil-wf-pdf
150509326 tabel-baja-profil-wf-pdf
 
kuliah kolom panjang
kuliah kolom panjangkuliah kolom panjang
kuliah kolom panjang
 
2002 12 sni 03-2847-2002 (beton) 2
2002 12 sni 03-2847-2002 (beton) 22002 12 sni 03-2847-2002 (beton) 2
2002 12 sni 03-2847-2002 (beton) 2
 
Cara menghitung alinyemen horizontal
Cara menghitung alinyemen horizontalCara menghitung alinyemen horizontal
Cara menghitung alinyemen horizontal
 
Perencanaan bendung
Perencanaan bendungPerencanaan bendung
Perencanaan bendung
 
analisa-struktur
analisa-strukturanalisa-struktur
analisa-struktur
 
Bab 3-hidrostatika
Bab 3-hidrostatikaBab 3-hidrostatika
Bab 3-hidrostatika
 

Similar to Bab i-konsep-konsep-dasar-analisa-struktur

getaran-mekanik 1
getaran-mekanik 1getaran-mekanik 1
getaran-mekanik 1555
 
Iii elemen-struktur
Iii elemen-strukturIii elemen-struktur
Iii elemen-strukturYudidNome
 
2 modul analisa_struktur 1
2 modul analisa_struktur 12 modul analisa_struktur 1
2 modul analisa_struktur 1Jaka Jaka
 
2 modul analisa_struktur 1
2 modul analisa_struktur 12 modul analisa_struktur 1
2 modul analisa_struktur 17abidin
 
Dasar dasar-kekuatan-bahan
Dasar dasar-kekuatan-bahanDasar dasar-kekuatan-bahan
Dasar dasar-kekuatan-bahanIshak Enginer
 
Mekanika teknik2
Mekanika teknik2Mekanika teknik2
Mekanika teknik2frans2014
 
08 b bab2_dinamika
08 b bab2_dinamika08 b bab2_dinamika
08 b bab2_dinamikaSastria Kara
 
Mata kuliah elemen mesin
Mata kuliah elemen mesinMata kuliah elemen mesin
Mata kuliah elemen mesinAhmad Ramdani
 
Pertemuan 1 Mekanika Rekayasa flakl;akl;dkl;akkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkk...
Pertemuan 1 Mekanika Rekayasa flakl;akl;dkl;akkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkk...Pertemuan 1 Mekanika Rekayasa flakl;akl;dkl;akkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkk...
Pertemuan 1 Mekanika Rekayasa flakl;akl;dkl;akkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkk...yosevinaMsc
 
1. Pengantar Konstruksi Mesin.pdf
1. Pengantar Konstruksi Mesin.pdf1. Pengantar Konstruksi Mesin.pdf
1. Pengantar Konstruksi Mesin.pdfTotohHanafiah1
 
Bab ii-sistem-perletakan-dan-gaya-reaksi
Bab ii-sistem-perletakan-dan-gaya-reaksiBab ii-sistem-perletakan-dan-gaya-reaksi
Bab ii-sistem-perletakan-dan-gaya-reaksiMasnia Siti
 
591 1 statika_struktur (1)
591 1 statika_struktur (1)591 1 statika_struktur (1)
591 1 statika_struktur (1)Pasca Perdana
 
591 1 statika_struktur (1)
591 1 statika_struktur (1)591 1 statika_struktur (1)
591 1 statika_struktur (1)Ang Gha D Cato
 
Modul TKP M2KB3 - Mekanika Bahan
Modul TKP M2KB3 - Mekanika Bahan Modul TKP M2KB3 - Mekanika Bahan
Modul TKP M2KB3 - Mekanika Bahan PPGHybrid1
 
mekanika-teknik-1.pptx
mekanika-teknik-1.pptxmekanika-teknik-1.pptx
mekanika-teknik-1.pptxRizonEffendy
 

Similar to Bab i-konsep-konsep-dasar-analisa-struktur (20)

ANALISA_STRUKTUR.ppt
ANALISA_STRUKTUR.pptANALISA_STRUKTUR.ppt
ANALISA_STRUKTUR.ppt
 
getaran-mekanik 1
getaran-mekanik 1getaran-mekanik 1
getaran-mekanik 1
 
Iii elemen-struktur
Iii elemen-strukturIii elemen-struktur
Iii elemen-struktur
 
MEDIA PRESENTASE
MEDIA PRESENTASEMEDIA PRESENTASE
MEDIA PRESENTASE
 
2 modul analisa_struktur 1
2 modul analisa_struktur 12 modul analisa_struktur 1
2 modul analisa_struktur 1
 
2 modul analisa_struktur 1
2 modul analisa_struktur 12 modul analisa_struktur 1
2 modul analisa_struktur 1
 
Dasar dasar-kekuatan-bahan
Dasar dasar-kekuatan-bahanDasar dasar-kekuatan-bahan
Dasar dasar-kekuatan-bahan
 
Diktat getaran mekanik
Diktat getaran mekanikDiktat getaran mekanik
Diktat getaran mekanik
 
Mekanika teknik2
Mekanika teknik2Mekanika teknik2
Mekanika teknik2
 
08 b bab2_dinamika
08 b bab2_dinamika08 b bab2_dinamika
08 b bab2_dinamika
 
Mata kuliah elemen mesin
Mata kuliah elemen mesinMata kuliah elemen mesin
Mata kuliah elemen mesin
 
Pertemuan 1 Mekanika Rekayasa flakl;akl;dkl;akkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkk...
Pertemuan 1 Mekanika Rekayasa flakl;akl;dkl;akkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkk...Pertemuan 1 Mekanika Rekayasa flakl;akl;dkl;akkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkk...
Pertemuan 1 Mekanika Rekayasa flakl;akl;dkl;akkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkk...
 
1. Pengantar Konstruksi Mesin.pdf
1. Pengantar Konstruksi Mesin.pdf1. Pengantar Konstruksi Mesin.pdf
1. Pengantar Konstruksi Mesin.pdf
 
Bab ii-sistem-perletakan-dan-gaya-reaksi
Bab ii-sistem-perletakan-dan-gaya-reaksiBab ii-sistem-perletakan-dan-gaya-reaksi
Bab ii-sistem-perletakan-dan-gaya-reaksi
 
Modul Bab 01.pdf
Modul Bab 01.pdfModul Bab 01.pdf
Modul Bab 01.pdf
 
591 1 statika_struktur (1)
591 1 statika_struktur (1)591 1 statika_struktur (1)
591 1 statika_struktur (1)
 
591 1 statika_struktur (1)
591 1 statika_struktur (1)591 1 statika_struktur (1)
591 1 statika_struktur (1)
 
591 1 statika_struktur (1)
591 1 statika_struktur (1)591 1 statika_struktur (1)
591 1 statika_struktur (1)
 
Modul TKP M2KB3 - Mekanika Bahan
Modul TKP M2KB3 - Mekanika Bahan Modul TKP M2KB3 - Mekanika Bahan
Modul TKP M2KB3 - Mekanika Bahan
 
mekanika-teknik-1.pptx
mekanika-teknik-1.pptxmekanika-teknik-1.pptx
mekanika-teknik-1.pptx
 

Recently uploaded

pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.pptpertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.pptAhmadSyajili
 
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptx
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptxMenggunakan Data matematika kelas 7.pptx
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptxImahMagwa
 
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdfGeologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdfAuliaAulia63
 
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptxMARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptxmariaboisala21
 
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptxUKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptxzidanlbs25
 
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptxMATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptxrikosyahputra0173
 
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet Riyadi
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet RiyadiManajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet Riyadi
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet RiyadiCristianoRonaldo185977
 

Recently uploaded (7)

pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.pptpertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
 
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptx
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptxMenggunakan Data matematika kelas 7.pptx
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptx
 
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdfGeologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
 
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptxMARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
 
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptxUKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
 
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptxMATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
 
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet Riyadi
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet RiyadiManajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet Riyadi
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet Riyadi
 

Bab i-konsep-konsep-dasar-analisa-struktur

  • 1. Bab I Konsep-konsep Dasar Analisa Struktur
  • 2. Pendahuluan  Analisa struktur adalah suatu proses dimana engineer menentukan respons suatu struktur terhadap suatu pembebanan. Respons struktur dinyatakan dengan gaya-gaya yang terjadi didalam struktur dan deformasi yang dialami. Metode-metode analisa struktur biasanya dinyatakan sebagai algoritma matematis; sebenarnya metode-metode ini didasari oleh informasi-informasi yang diperoleh dari aplikasi mekanika rekayasa, penelitian di laboratorium, eksperimen model/lapangan, pengalaman, dan engineering judgment.  Mekanika: ilmu yang berhubungan dengan gaya dan gerak  Statika: bagian dari mekanika yang membahas pengaruh gaya terhadap benda tegar (rigid bodies) yang berada dalam keseimbangan dan diam. Kelas ini akan terpusat pada statika.  Dinamika: bagian dari mekanika yang membahas benda tegar (rigid bodies) yang bergerak.
  • 3. Formasi Struktur  Formasi struktur yang dipilih tergantung dari banyak pertimbangan.  Seringkali, persyaratan fungsi struktur membatasi formasi struktur yang dipertimbangkan.  Faktor-faktor lain seperti persyaratan estetika, kondisi lingkungan (fondasi, pembebanan dari alam), ketersediaan material dan aspek ekonomis mungkin sangat berperan dalam pemilihan formasi struktur.  Faktor kelestarian lingkungan seperti efisiensi pemakaian energi atau gangguan terhadap aliran sungai juga mulai mendapat perhatian.
  • 4. Struktur Tarik dan Tekan  Struktur tarik dan tekan terdiri dari elemen-elemen yang mengalami tekanan atau tarikan murni. Struktur semacam ini bisa sangat efisien dalam pemakaian material karena tegangan yang terjadi besarnya konstan pada suatu penampang  Salah satu formasi struktur tarik yang paling sederhana seperti pada struktur jembatan atau atap yang digantungkan pada kabel. Komponen utama pada struktur seperti ini adalah kabel penggantungnya.  Struktur tekan yang paling umum adalah pelengkung. Struktur jenis ini, yang bentuknya seperti kabel penggantung terbalik, akan mengalami gaya tekan murni pada rusuk-rusuknya apabila dibebani sesuai dengan rencana.  Formasi struktur yang mengkombinasikan komponen tertekan dan tertarik adalah struktur rangka batang. Masing-masing elemen mengalami gaya tekan atau gaya tarik murni dan bekerja sama sebagai satu sistem struktur yang stabil.
  • 5. Struktur Tarik dan Tekan Struktur tarik Struktur tekan Rangka batang
  • 6. Balok Lentur dan Struktur Frame/Portal  Elemen lentur mengalami aksi lentur yang mengakibatkan tarikan pada satu sisi dan tekanan pada sisi yang lain disamping adanya gaya geser transversal. Bentuk paling sederhana yang mengalami mode ini adalah balok. Struktur frame/portal disusun dari elemen-elemen yang mengalami lentur murni dan elemen-elemen yang memikul kombinasi lentur dan tarik atau tekan.  Elemen struktur lentur dapat memikul beban tidak searah sumbu sepanjang batangnya. Sambungan antar elemen pada struktur jenis ini umummya sambungan kaku.
  • 7. Struktur Permukaan Struktur permukaan membentuk konfigurasi ruang dengan permukaan tiga dimensi kontinyu, dan memikul beban dengan permukaannya sendiri. Formasi struktur seperti ini misalnya: pelat, pelat terlipat, cangkang, dome, struktur kulit, dan membran. Jenis struktur ini sangat efisien dalam penggunaan material struktur dan sangat flexibel.
  • 8. Gaya Gaya merupakan besaran vektor yang dinyatakan dengan:  Besar (magnitude)  Arah  Titik tangkap (garis kerja) Gaya dapat diuraikan menjadi komponen-komponen pada arah yang dikehendaki: cos a sin a P x = P P y = P Komponen-komponen gaya dapat dijumlahkan, hasilnya disebut resultan:
  • 9. Gaya (2) Untuk gaya-gaya searah: R = P1 + P2 Untuk gaya-gaya yang saling tegak lurus: Untuk gaya-gaya pada arah sembarang: ö ÷ ÷ø 2 2 R = P + P x y æ ç çè a = tan - P y P x 1  Uraikan masing-masing gaya pada dua arah yang saling tegak lurus, misalnya sumbu x dan y. Pix = Pi cosa ; Piy = Pi sina  Jumlahkan komponen-komponen pada arah-arah x dan y. Rx =åPix ; Ry =åPiy  Hitung resultan seperti pada penjumlahan dua gaya yang saling tegak lurus. ö ÷ ÷ø æ ç çè = + = - y x R R R2 R2 ; a tan 1 x y R
  • 10. Momen Momen terhadap suatu sumbu, akibat suatu gaya, adalah ukuran kemampuan gaya tersebut menimbulkan rotasi terhadap sumbu tersebut. Momen didefinisikan sebagai: M = rF sinq dimana r adalah jarak radial dari sumbu ke titik kerja gaya dan q adalah sudut lancip antara r dan F. Karena jarak dari sumbu ke garis kerja gaya adalah , momen sering juga didefinisikan sebagai: r sinq M = ( jarak garis kerja)(gaya) = r F
  • 11. Momen (2) Momen akibat banyak gaya Efek rotasi yang ditimbulkan oleh beberapa gaya terhadap suatu titik atau sumbu sama dengan penjumlahan aljabar dari momen masing-masing gaya terhadap titik atau garis tersebut. M = (F1r1) + (F2r2 ) ++ (Fnrn ) Momen akibat beban terdistribusi Dalam analisa struktur seringkali pembebanan dinyatakan sebagai gaya yang terdistribusi. Momen yang ditimbulkan oleh beban terdistribusi dapat dicari dengan integrasi: dMO = x.w.dx = ò MO x.w.dx l M akibat sebagian beban selebar dx: M akibat seluruh gaya terdistribusi:
  • 12. Momen (3) Momen dari suatu kopel. Kopel adalah sistem gaya yang terdiri atas dua gaya yang sama besar, tetapi berlawanan arah, dan garis kerjanya sejajar dan tidak terletak pada satu garis. Kopel hanya mengakibatkan efek rotasional (tidak ada efek translasional) terhadap benda. Momen akibat kopel didapat dari hasil kali antara satu gaya dengan jarak antara garis kerja kedua gaya. Momen akibat suatu kopel tidak tergantung kepada titik referensi atau sumbu putar yang dipilih.
  • 13. Sistem Ekivalen Secara Statis Sistem gaya yang bekerja pada stuktur dapat digantikan dengan sistem yang ekivalen secara statis, yaitu sistem yang menimbulkan efek translasi dan rotasi yang sama terhadap suatu benda  Gaya-gaya yang bekerja melalui satu titik yang sama dapat digantikan dengan resultan gaya-gaya tersebut yang bekerja melalui titik perpotongannya.  Gaya-gaya yang tidak melalui titik yang sama dapat digantikan dengan gaya yang besarnya sama dengan resultan gaya-gaya, dengan garis kerja diatur sehingga momen yang ditimbulkan terhadap suatu titik sama dengan penjumlahan momen-momen akibat semua gaya-gaya tersebut. ( å ) ( å ) (( ) ( )) R F F x y F F Magnitude : 1 Arah : tan / Momen yang ditimbulkan : F a F a R a M Ra F a F a x x y y x x y y y x å å å å å å + = = = + = = + - Jarak garis kerja : 2 2 q
  • 14. Gaya-gaya Sejajar R = F1 + F2 Mo = a1.F1 + a2 .F2 M0 = a.R a1.F1 + a2 .F2 = a.R a = (a1.F1 + a2 .F2 )/R
  • 15. Gaya Terdistribusi R w dx rR M w x dx . 0 . . ò ò = = = l l w x dx ò ò = l l . . w dx a . Resultan = luas bidang gaya terdistribusi Garis kerja resultan melewati titik berat penampang bidang gaya Contoh: gaya terdistribusi merata dan terdistribusi linier:
  • 16. Sistem Gaya Sembarang Gaya Fx Fy MA akibat Fx MA akibat Fy 10 P 10 P 0 2 x 10 = 10 P 0 10 P 0 10 P 0 2 x 10 = 20 P 11.2 P 5 P 10 P 4 x 5 = 20 P 4 x 10 = 40 P Jumlah 15 P 20 P 40 P 60 P M = 40 P + 60 P = 100 P 2 2 R = R + R = P x y ( ) - tan / 53 = = 4 100 25 25 1 P a M = = = P R R R A o y x A q
  • 17. Keseimbangan  Struktur dalam keadaan seimbang apabila kondisi awalnya diam dan tetap diam pada saat dibebani gaya-gaya luar. Persyaratan keseimbangan dicapai apabila potensi untuk mengalami translasi dan rotasi dihilangkan. Apabila suatu struktur memenuhi kondisi seimbang ini, setiap bagian dari struktur juga dalam kondisi seimbang.  Struktur 2-dimensi: Keseimbangan gaya: åFx = 0; åFy = 0 Keseimbangan momen: åM = 0  Struktur 3-dimensi: Keseimbangan gaya: åFx = 0; åFy = 0; åFz = 0 Keseimbangan momen: åMx = 0; åMy = 0; åMz = 0
  • 18. Resultan Beban Diimbangi Gaya Penyeimbang
  • 19. Keseimbangan benda dengan dua atau tiga gaya
  • 20. Kestabilan Struktur  Struktur akan mengalami perubahan bentuk pada saat dibebani. Pada struktur stabil, perubahan bentuk yang timbul umumnya kecil, dan akibat gaya internal yang timbul, struktur mempunyai kecenderungan untuk kembali ke bentuk semula apabila bebannya dihilangkan. Pada struktur tidak stabil, perubahan bentuk yang timbul mempunyai kecenderungan untuk terus bertambah selama struktur tersebut dibebani dan berkecenderungan untuk tidak kembali ke bentuk semula. Struktur tidak stabil mudah mengalami keruntuhan secara menyeluruh dan seketika begitu dibebani.  Kestabilan struktur sangat ditentukan oleh konfigurasi elemen-elemen pembentuknya dan sistem penopangnya. Konfigurasi struktur yang meliputi: banyaknya elemen struktur, cara menyusun dan menyambungkan elemen struktur.  Masalah kestabilan struktur juga bisa timbul dalam situasi lain. Elemen-elemen struktur yang langsing seperti batang yang panjang atau cangkang yang tipis mempunyai potensi kehilangan kestabilannya apabila dibebani gaya tekan.
  • 22. (Momen dan Gaya) Internal vs Eksternal Gaya atau momen yang bekerja pada struktur, seperti beban atau muatan termasuk berat sendiri struktur, disebut gaya eksternal. Gaya atau momen yang bekerja pada suatu struktur dapat dibedakan menjadi aksi dan reaksi. Keseimbangan tercapai bila beban yang bekerja (aksi) diimbangi oleh gaya reaksi pada sistem penopang struktur. Gaya atau momen yang timbul didalam struktur sebagai respons terhadap gaya eksternal disebut internal. Gaya atau momen ini timbul untuk mempertahankan integritas struktur sehingga terpenuhi keseimbangan pada setiap titik didalam struktur. Gaya atau momen internal dapat dibedakan menjadi:  Gaya aksial: tekan atau tarik  Gaya geser  Momen lentur Gaya geser dan momen lentur seringkali muncul bersamaan pada suatu elemen struktur.
  • 23. Gaya dan Momen Eksternal: Aksi dan Reaksi
  • 24. Gaya Internal Tarik dan Tekan
  • 25. Momen Lentur dan Gaya Geser