SlideShare a Scribd company logo
1 of 7
Mata Kuliah: Statika Struktur
Satuan Acara Pengajaran:
Minggu
I
II
III
IV
V
VI
VII
VIII
IX
X
XI

Materi
Sistem Gaya meliputi Hk Newton, sifat, komposisi, komponen,
resultan, keseimbangan gaya, Momen dan Torsi
Kasus-kasus sistem gaya
Gaya-gaya luar meliputi beban, peletakan, tumpuan, cara
menghitung reaksi pada balok sederhana
Cara menghitung gaya luar pada kantilever, dan beban tak
langsung
Gaya-gaya dalam meliputi pengertian gaya dalam, Diagram gaya
normal (NFD), gaya geser (SFD), dan momen lentur (BMD), Cara
menghitung gaya dalam pada balok sederhana
UTS
Cara menghitung gaya dalam pada kantilever
Cara menghitung gaya dalam pada balok tak langsung
Portal meliputi pengertian portal, cara menghitung gaya dalam
pada portal dan membuat diagram gaya dalam
Konstruksi rangka batang meliputi pengertian rangka batang, cara
menghitung dengan metode keseimbangan
Metode analisa balok pada rangka batang

Pustaka:
Soekrisno, Maliki, A.K., Statika Struktur: Plus Tegangan Regangan, Mitra
Cendekia, Yogyakarta, 1997
Kamarwan, Sidharta S., Statika: bagian dari Mekanika Teknik, jilid 2, UI
Press, Jakarta, 1984
BAB I. SISTEM GAYA
 Konsep Dasar Mekanika Bodi Padat
 Dasar Besaran
- Ruang adalah daerah geometri yang ditempati oleh benda yang
posisinya digambarkan oleh pengukuran linear dan membentuk sudut
relatif terhadap sistem koordinat
- Waktu adalah ukuran peristiwa yang berurutan dan merupakan
besaran dalam ilmu dinamika
- Massa adalah ukuran kelembaban bodi, yang merupakan penghambat
terhadap perubahan kecepatan
- Gaya adalah aksi suatu bodi terhadap bodi lain. Suatu gaya cenderung
menggerakkan sebuah bodi menurut arah kerjanya. Aksi sebuah gaya
dicirikan oleh besarannya, arah kerjanya, dan titik tangkapnya. Misal
Besaran gaya = 500 kg
Arah = tegak lurus ke bawah
Titik tangkap = panjang garis
misal 1 cm = 100 kg maka panjang garis = 5 cm
P = 500 kg
 Hukum Newton
- Hukum Newton I adalah sebuah partikel akan tetap diam atau terus
bergerak dalam sebuah garis lurus dengan kecepatan tetap jika tidak
ada gaya tak seimbang yang bekerja padanya
- Hukum Newton II adalah bila percepatan sebuah partikelnya
sebanding dengan gaya resultan yang bekerja padanya dan searah
dengan gaya tersebut
F = m.a
- Hukum Newton III adalah bila gaya aksi dan reaksi antara bodi yang
berinteraksi memiliki besar yang sama, berlawanan arah dan segaris
 Komposisi Gaya
- Gaya-gaya kolinier (colinear forces) = gaya-gaya yang segaris kerjanya
terletak pada satu garis lurus
- Gaya-gaya koplanar (coplanar forces) = gaya-gaya yang garis kerjanya
terletak pada satu bidang rata
- Gaya-gaya ruang (three dimensional system of forces) = gaya-gaya
yang bekerja didalam ruang
- Gaya-gaya konkuren (concurrent forces) = gaya-gaya yang garis
kerjanya melalui sebuah titik sedang jika sebaliknya disebut
nonkonkuren
- Gaya-gaya sejajar = gaya-gaya yang garis kerjanya sejajar baik pada
bidang rata maupun dalam ruang
Komposisi gaya diberikan pada gambar 1.1 berikut:
P

1

P

P

P

1

3

2

P
Kolinier

2

Koplanar
P
P
P

P

1

Ruang

P

2

P

3

1

2

P
P

1

3

2

P

Konkuren

3

Sejajar

Nonkonkuren

Gambar 1.1. Komposisi gaya-gaya
Penandaan arah gaya
- Gaya positif jika arah gaya ke kanan atau ke atas
- Gaya negatif jika arah gaya ke kiri atau ke bawah
 Keseimbangan gaya.
- Konsep dari gaya adalah suatu aksi yang cenderung mengubah
keadaan diam pada sebuah bodi ke keadaan dimana gaya bekerja.
- Pada gaya kolinier, gaya akan seimbang bila jumlah aljabar gaya-gaya
itu sama dengan nol. Misal P > G maka benda akan ke atas, P < G
benda akan keba-wah, P = G benda seimbang (lihat gambar 1.2)

P
G

1

G

2

G

3

ΣG
P=

ΣG

Gambar 1.2. Keseimbangan gaya
-

Pada gaya konkuren-koplanar, gaya akan seimbang bila jumlah aljabar
dari komponen-komponen pada sumbu X dan Y yang sama dengan
nol (gambar 1.3)
Σ Fx = 0 dan Σ Fy = 0

M

P
α

β

P

N

n
m
m
n

G

m

n

G

Gambar 1.3. Keseimbangan resultan gaya
P dapat diganti oleh m dan n bila: - m Sin α + n sin β = 0 dan m cos α +
n cos β = P
Σ X = 0 atau – mx + nx = 0 dan Σ Y = 0 atau my + ny – G = 0
-

Momen: besaran yang mengindikasikan kemampuan dari sebuah gaya yang
menyebabkan rotasi (perputaran). M = F.r , dimana r adalah jarak gaya
terhadap titik pusat tumpuan (A), lihat gambar berikut.

F

+
r

M
M

A
Gambar 1.4. Momen pada pengungkit paku dan penandaan momen
-

-

Momen bernilai positif apabila mengakibatkan putaran searah jarum
jam, dan sebaliknya bernilai negatif apabila mengakibatkan putaran
berlawanan arah jarum jam
Resultan momen dari beberapa gaya terhadap suatu titik sama dengan
jumlah aljabar dari momen setiap gaya terhadap titik tersebut.
F
F

M1 = F1 x r1
M2 = F2 x r2
Resultan:
M = M1 + M2

2

1

Gambar 1.5. Resultan momen
Teori Varignon: Momen sebuah gaya terhadap sebuah titik sama dengan
jumlah momen dari komponen-komponen gaya tersebut terhadap titik itu.
Gaya-gaya pada tongkat umpil akan menimbulkan momen positif dan
negatif terhadap titik A. Apabila momen positif lebih besar atau
sebaliknya, maka papan akan tidak seimbang, lihat gambar 1.5.

-

F 2 =60 kg
F 1 =30 kg
A
2,5 m

2m

F 2 =60 kg
F 1 =30 kg
2,5 m

Momen A = (-F1 x 2,5)+(F2 x 2) = 45
kgm (positif)
Jika F2 digeser kekiri sehingga
berjarak 1,25 m dari A maka MA = (30 kg x 2,5 m) + (60 kg x 1,25 m) = 0.
Hal ini berarti momen positif sama
dengan momen negatif, tongkat
umpil dinyatakan seimbang.

1,25 m

Gambar 1.5. Gaya-gaya pada tongkat umpil
Dua gaya sejajar, sama besar, berlawanan arah dengan jarak tertentu
(kopel gaya). Momen terhadap titik O (M O) dapat dihitung: MO = P.a +
P.b = P.(a+b) = P.L. Jadi resultan dari pasangan gaya ini adalah
momen, dan tidak mungkin berupa suatu resultan gaya ataupun gayagaya seimbang, sekalipun jumlah aljabarnya sama dengan nol.
Pasangan gaya ini disebut gaya kopel, yang menghasilkan momenkopel (lihat gambar 1.6).

-

P
P

O
a

O
L

b

P

a

P

momen kopel

L

gaya kopel
Gambar 1.6. Momen kopel

b
-

-

Torsi: suatu gaya yang menimbulkan puntiran. Gaya bekerja menyilang
terhadap suatu sumbu. Garis kerja gaya tegak lurus sumbu dengan
jarak d. Besar puntiran pada sumbu akibat gaya ini dihitung sebagai: T
= F.d.
Torsi menganut hukum tangan kanan, yaitu bila ibu jari menunjuk ke
arah sumbu maka jari-jari yang lain merupakan gaya yang
menimbulkan torsi negatif.
-

-

Torsi: suatu gaya yang menimbulkan puntiran. Gaya bekerja menyilang
terhadap suatu sumbu. Garis kerja gaya tegak lurus sumbu dengan
jarak d. Besar puntiran pada sumbu akibat gaya ini dihitung sebagai: T
= F.d.
Torsi menganut hukum tangan kanan, yaitu bila ibu jari menunjuk ke
arah sumbu maka jari-jari yang lain merupakan gaya yang
menimbulkan torsi negatif.

More Related Content

What's hot

Bab 3-rotasi-dan-kesetimbangan-benda-tegar
Bab 3-rotasi-dan-kesetimbangan-benda-tegarBab 3-rotasi-dan-kesetimbangan-benda-tegar
Bab 3-rotasi-dan-kesetimbangan-benda-tegarEmanuel Manek
 
Gerak rotasi benda tegar
Gerak rotasi benda tegarGerak rotasi benda tegar
Gerak rotasi benda tegarAzmy Chubbiezzt
 
Materi torsi
Materi torsiMateri torsi
Materi torsitriya3
 
Peta konsep benda tegar
Peta konsep benda tegarPeta konsep benda tegar
Peta konsep benda tegarDzikri Fauzi
 
Hubungan antara momen gaya dan percepatan sudut
Hubungan antara momen gaya dan percepatan sudutHubungan antara momen gaya dan percepatan sudut
Hubungan antara momen gaya dan percepatan sudutEva Rahma Indriyani
 
Eksperimen soal ayunan fisis final
Eksperimen soal ayunan fisis finalEksperimen soal ayunan fisis final
Eksperimen soal ayunan fisis finalanggawibisono91
 
Rotasi Benda Tegar
Rotasi Benda TegarRotasi Benda Tegar
Rotasi Benda Tegarmahardika4
 
Dinamika rotasi dan kesetimbangan benda tegar
Dinamika rotasi dan kesetimbangan benda tegarDinamika rotasi dan kesetimbangan benda tegar
Dinamika rotasi dan kesetimbangan benda tegarSuta Pinatih
 
Materi 7. kesetimbangan benda tegar statika
Materi 7. kesetimbangan benda tegar statikaMateri 7. kesetimbangan benda tegar statika
Materi 7. kesetimbangan benda tegar statikaDanang Darmawan
 
Bab 01 memahami dasar dasar kejuruan - TEKNIK MESIN
Bab 01 memahami dasar dasar kejuruan - TEKNIK MESINBab 01 memahami dasar dasar kejuruan - TEKNIK MESIN
Bab 01 memahami dasar dasar kejuruan - TEKNIK MESINEko Supriyadi
 
Dasar dasar-kekuatan-bahan
Dasar dasar-kekuatan-bahanDasar dasar-kekuatan-bahan
Dasar dasar-kekuatan-bahanIshak Enginer
 
Praktikum Ayunan Fisis
Praktikum Ayunan Fisis Praktikum Ayunan Fisis
Praktikum Ayunan Fisis Atikyuu chan
 
Bab 1 -dasar-dasar-kejuruan-edit
Bab 1 -dasar-dasar-kejuruan-editBab 1 -dasar-dasar-kejuruan-edit
Bab 1 -dasar-dasar-kejuruan-editSlamet Setiyono
 
Kesetimbangan Benda Tegar
Kesetimbangan Benda TegarKesetimbangan Benda Tegar
Kesetimbangan Benda Tegarprihase
 

What's hot (17)

Bab 3-rotasi-dan-kesetimbangan-benda-tegar
Bab 3-rotasi-dan-kesetimbangan-benda-tegarBab 3-rotasi-dan-kesetimbangan-benda-tegar
Bab 3-rotasi-dan-kesetimbangan-benda-tegar
 
Gerak rotasi benda tegar
Gerak rotasi benda tegarGerak rotasi benda tegar
Gerak rotasi benda tegar
 
Materi torsi
Materi torsiMateri torsi
Materi torsi
 
Torsi
TorsiTorsi
Torsi
 
Peta konsep benda tegar
Peta konsep benda tegarPeta konsep benda tegar
Peta konsep benda tegar
 
Hubungan antara momen gaya dan percepatan sudut
Hubungan antara momen gaya dan percepatan sudutHubungan antara momen gaya dan percepatan sudut
Hubungan antara momen gaya dan percepatan sudut
 
Eksperimen soal ayunan fisis final
Eksperimen soal ayunan fisis finalEksperimen soal ayunan fisis final
Eksperimen soal ayunan fisis final
 
Rotasi Benda Tegar
Rotasi Benda TegarRotasi Benda Tegar
Rotasi Benda Tegar
 
Dinamika rotasi dan kesetimbangan benda tegar
Dinamika rotasi dan kesetimbangan benda tegarDinamika rotasi dan kesetimbangan benda tegar
Dinamika rotasi dan kesetimbangan benda tegar
 
Dinamaika rotasi
Dinamaika rotasiDinamaika rotasi
Dinamaika rotasi
 
Materi 7. kesetimbangan benda tegar statika
Materi 7. kesetimbangan benda tegar statikaMateri 7. kesetimbangan benda tegar statika
Materi 7. kesetimbangan benda tegar statika
 
Bab 13 momen inersia
Bab 13 momen inersiaBab 13 momen inersia
Bab 13 momen inersia
 
Bab 01 memahami dasar dasar kejuruan - TEKNIK MESIN
Bab 01 memahami dasar dasar kejuruan - TEKNIK MESINBab 01 memahami dasar dasar kejuruan - TEKNIK MESIN
Bab 01 memahami dasar dasar kejuruan - TEKNIK MESIN
 
Dasar dasar-kekuatan-bahan
Dasar dasar-kekuatan-bahanDasar dasar-kekuatan-bahan
Dasar dasar-kekuatan-bahan
 
Praktikum Ayunan Fisis
Praktikum Ayunan Fisis Praktikum Ayunan Fisis
Praktikum Ayunan Fisis
 
Bab 1 -dasar-dasar-kejuruan-edit
Bab 1 -dasar-dasar-kejuruan-editBab 1 -dasar-dasar-kejuruan-edit
Bab 1 -dasar-dasar-kejuruan-edit
 
Kesetimbangan Benda Tegar
Kesetimbangan Benda TegarKesetimbangan Benda Tegar
Kesetimbangan Benda Tegar
 

Similar to STATIKA

Mekanika Teknik_Penyusunan Gaya Gaya Gedung
Mekanika Teknik_Penyusunan Gaya Gaya GedungMekanika Teknik_Penyusunan Gaya Gaya Gedung
Mekanika Teknik_Penyusunan Gaya Gaya GedungMasRozi4
 
2 modul analisa_struktur 1
2 modul analisa_struktur 12 modul analisa_struktur 1
2 modul analisa_struktur 17abidin
 
Pertemuan 1 Mekanika Rekayasa flakl;akl;dkl;akkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkk...
Pertemuan 1 Mekanika Rekayasa flakl;akl;dkl;akkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkk...Pertemuan 1 Mekanika Rekayasa flakl;akl;dkl;akkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkk...
Pertemuan 1 Mekanika Rekayasa flakl;akl;dkl;akkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkk...yosevinaMsc
 
08 b bab2_dinamika
08 b bab2_dinamika08 b bab2_dinamika
08 b bab2_dinamikaSastria Kara
 
Dkk1 dasar dasarmesin
Dkk1 dasar dasarmesinDkk1 dasar dasarmesin
Dkk1 dasar dasarmesinrio erviant
 
PENDAHULUAN BAB 1 Mekanika Rekayaasa.docx by Sakri
PENDAHULUAN BAB 1 Mekanika Rekayaasa.docx by SakriPENDAHULUAN BAB 1 Mekanika Rekayaasa.docx by Sakri
PENDAHULUAN BAB 1 Mekanika Rekayaasa.docx by Sakrirezarahadiaan1
 
PRESENTASI MATERI FISIKA DINAMIKA ROTASI.pptx
PRESENTASI MATERI FISIKA DINAMIKA ROTASI.pptxPRESENTASI MATERI FISIKA DINAMIKA ROTASI.pptx
PRESENTASI MATERI FISIKA DINAMIKA ROTASI.pptxCandraPurmana
 
MEKANIKA TEKNIK TEKNIK PERTAMBANGAN FAK. TEKNIK
MEKANIKA TEKNIK TEKNIK PERTAMBANGAN FAK. TEKNIKMEKANIKA TEKNIK TEKNIK PERTAMBANGAN FAK. TEKNIK
MEKANIKA TEKNIK TEKNIK PERTAMBANGAN FAK. TEKNIKFerdinandus9
 
momen gaya dan momen inersia
momen gaya dan momen inersiamomen gaya dan momen inersia
momen gaya dan momen inersiaFikri Irfandi
 
Bab i-konsep-konsep-dasar-analisa-struktur
Bab i-konsep-konsep-dasar-analisa-strukturBab i-konsep-konsep-dasar-analisa-struktur
Bab i-konsep-konsep-dasar-analisa-strukturKrisman TheKyto-Ryu
 
Media pembelajaran usaha dan energi
Media pembelajaran usaha dan energiMedia pembelajaran usaha dan energi
Media pembelajaran usaha dan energirahmiyati95
 

Similar to STATIKA (20)

591 1 statika_struktur (1)
591 1 statika_struktur (1)591 1 statika_struktur (1)
591 1 statika_struktur (1)
 
Mekanika Teknik_Penyusunan Gaya Gaya Gedung
Mekanika Teknik_Penyusunan Gaya Gaya GedungMekanika Teknik_Penyusunan Gaya Gaya Gedung
Mekanika Teknik_Penyusunan Gaya Gaya Gedung
 
2 modul analisa_struktur 1
2 modul analisa_struktur 12 modul analisa_struktur 1
2 modul analisa_struktur 1
 
Pertemuan 1 Mekanika Rekayasa flakl;akl;dkl;akkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkk...
Pertemuan 1 Mekanika Rekayasa flakl;akl;dkl;akkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkk...Pertemuan 1 Mekanika Rekayasa flakl;akl;dkl;akkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkk...
Pertemuan 1 Mekanika Rekayasa flakl;akl;dkl;akkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkk...
 
08 b bab2_dinamika
08 b bab2_dinamika08 b bab2_dinamika
08 b bab2_dinamika
 
Dkk1 dasar dasarmesin
Dkk1 dasar dasarmesinDkk1 dasar dasarmesin
Dkk1 dasar dasarmesin
 
PENDAHULUAN BAB 1 Mekanika Rekayaasa.docx by Sakri
PENDAHULUAN BAB 1 Mekanika Rekayaasa.docx by SakriPENDAHULUAN BAB 1 Mekanika Rekayaasa.docx by Sakri
PENDAHULUAN BAB 1 Mekanika Rekayaasa.docx by Sakri
 
Dinamika
DinamikaDinamika
Dinamika
 
92471.pdf
92471.pdf92471.pdf
92471.pdf
 
Modul Bab 01.pdf
Modul Bab 01.pdfModul Bab 01.pdf
Modul Bab 01.pdf
 
Meet4.ppt
Meet4.pptMeet4.ppt
Meet4.ppt
 
Dinamika rotasi
Dinamika rotasiDinamika rotasi
Dinamika rotasi
 
PRESENTASI MATERI FISIKA DINAMIKA ROTASI.pptx
PRESENTASI MATERI FISIKA DINAMIKA ROTASI.pptxPRESENTASI MATERI FISIKA DINAMIKA ROTASI.pptx
PRESENTASI MATERI FISIKA DINAMIKA ROTASI.pptx
 
MEKANIKA TEKNIK TEKNIK PERTAMBANGAN FAK. TEKNIK
MEKANIKA TEKNIK TEKNIK PERTAMBANGAN FAK. TEKNIKMEKANIKA TEKNIK TEKNIK PERTAMBANGAN FAK. TEKNIK
MEKANIKA TEKNIK TEKNIK PERTAMBANGAN FAK. TEKNIK
 
momen gaya dan momen inersia
momen gaya dan momen inersiamomen gaya dan momen inersia
momen gaya dan momen inersia
 
Bab i-konsep-konsep-dasar-analisa-struktur
Bab i-konsep-konsep-dasar-analisa-strukturBab i-konsep-konsep-dasar-analisa-struktur
Bab i-konsep-konsep-dasar-analisa-struktur
 
Fisika industri 10
Fisika industri 10Fisika industri 10
Fisika industri 10
 
Mekanika print
Mekanika printMekanika print
Mekanika print
 
Fisika perawatan 2
Fisika perawatan 2Fisika perawatan 2
Fisika perawatan 2
 
Media pembelajaran usaha dan energi
Media pembelajaran usaha dan energiMedia pembelajaran usaha dan energi
Media pembelajaran usaha dan energi
 

STATIKA

  • 1. Mata Kuliah: Statika Struktur Satuan Acara Pengajaran: Minggu I II III IV V VI VII VIII IX X XI Materi Sistem Gaya meliputi Hk Newton, sifat, komposisi, komponen, resultan, keseimbangan gaya, Momen dan Torsi Kasus-kasus sistem gaya Gaya-gaya luar meliputi beban, peletakan, tumpuan, cara menghitung reaksi pada balok sederhana Cara menghitung gaya luar pada kantilever, dan beban tak langsung Gaya-gaya dalam meliputi pengertian gaya dalam, Diagram gaya normal (NFD), gaya geser (SFD), dan momen lentur (BMD), Cara menghitung gaya dalam pada balok sederhana UTS Cara menghitung gaya dalam pada kantilever Cara menghitung gaya dalam pada balok tak langsung Portal meliputi pengertian portal, cara menghitung gaya dalam pada portal dan membuat diagram gaya dalam Konstruksi rangka batang meliputi pengertian rangka batang, cara menghitung dengan metode keseimbangan Metode analisa balok pada rangka batang Pustaka: Soekrisno, Maliki, A.K., Statika Struktur: Plus Tegangan Regangan, Mitra Cendekia, Yogyakarta, 1997 Kamarwan, Sidharta S., Statika: bagian dari Mekanika Teknik, jilid 2, UI Press, Jakarta, 1984
  • 2. BAB I. SISTEM GAYA  Konsep Dasar Mekanika Bodi Padat  Dasar Besaran - Ruang adalah daerah geometri yang ditempati oleh benda yang posisinya digambarkan oleh pengukuran linear dan membentuk sudut relatif terhadap sistem koordinat - Waktu adalah ukuran peristiwa yang berurutan dan merupakan besaran dalam ilmu dinamika - Massa adalah ukuran kelembaban bodi, yang merupakan penghambat terhadap perubahan kecepatan - Gaya adalah aksi suatu bodi terhadap bodi lain. Suatu gaya cenderung menggerakkan sebuah bodi menurut arah kerjanya. Aksi sebuah gaya dicirikan oleh besarannya, arah kerjanya, dan titik tangkapnya. Misal Besaran gaya = 500 kg Arah = tegak lurus ke bawah Titik tangkap = panjang garis misal 1 cm = 100 kg maka panjang garis = 5 cm P = 500 kg  Hukum Newton - Hukum Newton I adalah sebuah partikel akan tetap diam atau terus bergerak dalam sebuah garis lurus dengan kecepatan tetap jika tidak ada gaya tak seimbang yang bekerja padanya - Hukum Newton II adalah bila percepatan sebuah partikelnya sebanding dengan gaya resultan yang bekerja padanya dan searah dengan gaya tersebut F = m.a - Hukum Newton III adalah bila gaya aksi dan reaksi antara bodi yang berinteraksi memiliki besar yang sama, berlawanan arah dan segaris  Komposisi Gaya - Gaya-gaya kolinier (colinear forces) = gaya-gaya yang segaris kerjanya terletak pada satu garis lurus - Gaya-gaya koplanar (coplanar forces) = gaya-gaya yang garis kerjanya terletak pada satu bidang rata - Gaya-gaya ruang (three dimensional system of forces) = gaya-gaya yang bekerja didalam ruang - Gaya-gaya konkuren (concurrent forces) = gaya-gaya yang garis kerjanya melalui sebuah titik sedang jika sebaliknya disebut nonkonkuren - Gaya-gaya sejajar = gaya-gaya yang garis kerjanya sejajar baik pada bidang rata maupun dalam ruang Komposisi gaya diberikan pada gambar 1.1 berikut:
  • 3. P 1 P P P 1 3 2 P Kolinier 2 Koplanar P P P P 1 Ruang P 2 P 3 1 2 P P 1 3 2 P Konkuren 3 Sejajar Nonkonkuren Gambar 1.1. Komposisi gaya-gaya Penandaan arah gaya - Gaya positif jika arah gaya ke kanan atau ke atas - Gaya negatif jika arah gaya ke kiri atau ke bawah  Keseimbangan gaya. - Konsep dari gaya adalah suatu aksi yang cenderung mengubah keadaan diam pada sebuah bodi ke keadaan dimana gaya bekerja. - Pada gaya kolinier, gaya akan seimbang bila jumlah aljabar gaya-gaya itu sama dengan nol. Misal P > G maka benda akan ke atas, P < G benda akan keba-wah, P = G benda seimbang (lihat gambar 1.2) P G 1 G 2 G 3 ΣG P= ΣG Gambar 1.2. Keseimbangan gaya
  • 4. - Pada gaya konkuren-koplanar, gaya akan seimbang bila jumlah aljabar dari komponen-komponen pada sumbu X dan Y yang sama dengan nol (gambar 1.3) Σ Fx = 0 dan Σ Fy = 0 M P α β P N n m m n G m n G Gambar 1.3. Keseimbangan resultan gaya P dapat diganti oleh m dan n bila: - m Sin α + n sin β = 0 dan m cos α + n cos β = P Σ X = 0 atau – mx + nx = 0 dan Σ Y = 0 atau my + ny – G = 0 - Momen: besaran yang mengindikasikan kemampuan dari sebuah gaya yang menyebabkan rotasi (perputaran). M = F.r , dimana r adalah jarak gaya terhadap titik pusat tumpuan (A), lihat gambar berikut. F + r M M A Gambar 1.4. Momen pada pengungkit paku dan penandaan momen - - Momen bernilai positif apabila mengakibatkan putaran searah jarum jam, dan sebaliknya bernilai negatif apabila mengakibatkan putaran berlawanan arah jarum jam Resultan momen dari beberapa gaya terhadap suatu titik sama dengan jumlah aljabar dari momen setiap gaya terhadap titik tersebut.
  • 5. F F M1 = F1 x r1 M2 = F2 x r2 Resultan: M = M1 + M2 2 1 Gambar 1.5. Resultan momen Teori Varignon: Momen sebuah gaya terhadap sebuah titik sama dengan jumlah momen dari komponen-komponen gaya tersebut terhadap titik itu. Gaya-gaya pada tongkat umpil akan menimbulkan momen positif dan negatif terhadap titik A. Apabila momen positif lebih besar atau sebaliknya, maka papan akan tidak seimbang, lihat gambar 1.5. - F 2 =60 kg F 1 =30 kg A 2,5 m 2m F 2 =60 kg F 1 =30 kg 2,5 m Momen A = (-F1 x 2,5)+(F2 x 2) = 45 kgm (positif) Jika F2 digeser kekiri sehingga berjarak 1,25 m dari A maka MA = (30 kg x 2,5 m) + (60 kg x 1,25 m) = 0. Hal ini berarti momen positif sama dengan momen negatif, tongkat umpil dinyatakan seimbang. 1,25 m Gambar 1.5. Gaya-gaya pada tongkat umpil Dua gaya sejajar, sama besar, berlawanan arah dengan jarak tertentu (kopel gaya). Momen terhadap titik O (M O) dapat dihitung: MO = P.a + P.b = P.(a+b) = P.L. Jadi resultan dari pasangan gaya ini adalah momen, dan tidak mungkin berupa suatu resultan gaya ataupun gayagaya seimbang, sekalipun jumlah aljabarnya sama dengan nol. Pasangan gaya ini disebut gaya kopel, yang menghasilkan momenkopel (lihat gambar 1.6). - P P O a O L b P a P momen kopel L gaya kopel Gambar 1.6. Momen kopel b
  • 6. - - Torsi: suatu gaya yang menimbulkan puntiran. Gaya bekerja menyilang terhadap suatu sumbu. Garis kerja gaya tegak lurus sumbu dengan jarak d. Besar puntiran pada sumbu akibat gaya ini dihitung sebagai: T = F.d. Torsi menganut hukum tangan kanan, yaitu bila ibu jari menunjuk ke arah sumbu maka jari-jari yang lain merupakan gaya yang menimbulkan torsi negatif.
  • 7. - - Torsi: suatu gaya yang menimbulkan puntiran. Gaya bekerja menyilang terhadap suatu sumbu. Garis kerja gaya tegak lurus sumbu dengan jarak d. Besar puntiran pada sumbu akibat gaya ini dihitung sebagai: T = F.d. Torsi menganut hukum tangan kanan, yaitu bila ibu jari menunjuk ke arah sumbu maka jari-jari yang lain merupakan gaya yang menimbulkan torsi negatif.