SlideShare a Scribd company logo
1 of 64
Download to read offline
Setyo Ilham Romadhon (201410340311235)
Ami Royyani (201410340311266)



C >>

BAB I
Dasar Teori
 Pengertian Struktur Baja
Baja merupakan kreasi manusia modern ( Pra-sejarah alat batu, kayu dan tulang ). Baja
ditemukan pertama kali di Cina pada abad IV sebelum masehi berupa besi cetak ( Cast Iron )
dan besi tempa ( Wrought Iron ) dipakai untuk rangka gedung dan jembatan.
Amerika serikat baru mulai dibuat tahun 1856 Jembatan Eads
o Di St Louis, Missouri ( 1868 – 1874 )
o Home Insurance Company Building di Chicago ( 1884 ) 12 lantai. Dan di ikuti
oleh Jembatan Gantung Humber Estuary – Inggris ( bentang 4626 f ), menara
radio Polandia ( 2121 f )
o Sears Tower Chicago ( 109 tingkat = 1454 ft )
Baja Konstruksi = Alloy Steels ( baja paduan ), yang terdiri dari
58 % besi dan ± 1 % carbon
Unsur – unsur yang lain sangat beragam, menyesuaikan sifat baja yang diinginkan
Carbon Steels Terdiri dari unsur – unsur penyusun :
 1,7 % Carbon
 1,65 % Marganese
 0,6 % Silicon
 0,6 % Copper
Berdasarkan Kandungan Baja di bagi menjadi 4 ketegori :
1. Low Carbon (C < 0,15 % )
2. Mild Carbon ( C  0,15 – 0.29 % ) semakin getas
3. Medium Carbon ( C  0,30 – 0,59 % )
4. High Carbon ( C  0,60 – 1,70 % )
Penambahan prosentase carbon mempertinggi yield stress
tetapi akan mengurangi daktilitas ( ductilidy ). Pengurangan
ductility / baja keras sulitdilas
Kandungan C yang baik 0,30 %
Meniggikan
tegangan/
strenght dari baja
murni
Setyo Ilham Romadhon (201410340311235)
Ami Royyani (201410340311266)
Yield
point
F F
Ø=diameter
panjang pengukuran
3700 Kg/cm
3700 Kg/cm
Di Indonesia  Bj 37  u = 3700 kg/cm2
= 37 kg/mm2
u
1
Stress – Strain Curve
Lmx
Strain Hardering


Setyo Ilham Romadhon (201410340311235)
Ami Royyani (201410340311266)

E
C
A
0 B D F
elastic
rarge
plastic
rarge
strain hardening
rarge
(-) (-)
(+) (+)
(+)
Baja
 Jika sampai  beban σ dilepas maka
batang akan kembali ke bentuk awal (
keadaan elastis )
 diberi beban sampai A – dilepas tidak ke
bentuk awal tapi merenggang sampai B.
 Diberi beban sampai C – dilepas
merenggang sampai D
 E putus
 DF–Strain Hardening mamanjang dan
balik kembali
 Perencanaan Batang Tarik
Umum : Penggunaan baja struktur yang paling efisien adalah sebagai batang tarik
Batang tarik : Komponen struktur yang memikul / mentrasfer gaya tarik antara dua titik
pada struktur
 Kuat Tarik Rencana
Komponen struktur yang memikul gaya aksial terfaktor , Nu harus memenuhi :
Nu ≤ Ø Nn
Nu = Gaya akibat beban luar ( u = ultimate )
Nn = Gaya Nominal = Kekuatan yang disumbangkan oleh baja
Kuat tarik rencanaØ Nn , ditentukan oleh kondisi batas yang mungkin di alami batang
tarik.
Setyo Ilham Romadhon (201410340311235)
Ami Royyani (201410340311266)
Kondisi fraktur
Kondisi leleh

Nu
ØNn
Kuat Nominal
ada kehilangan tagangan
akibat lubang pada plat baja
x
x
PP
L
a.Kondisi leleh : Ø Nn = 0,9 Ag . fy .
b.Kondisi Fraktur : Ø Nn = 0,75 Ae . fu .
Ag = Luas penampang kotor
Ae = Luas efektif penampang
fy = Tegangan leleh yang digunakan dalam desain
fu = Kekuatan ( batas ) tarik yang digunakan dalam
desain
Penampang Efektif , Ae
Ø Nn = Ae . fu .
Ae = A. U
U = 1 - x
L
≤ 0,9
x = Eksentrisitas Sambungan
L = Panjang sambungan arah gaya, jarak terjauh antara dua baut pada sambungan
A = harga luas penampangan yang ditentukan menurut kondisi elemen tarik yang
disambung

Setyo Ilham Romadhon (201410340311235)
Ami Royyani (201410340311266)
PP
U
U
S
1
2
3
P P
las
las
t
h
a). Penampang berlubang ( Gaya tarik disalurkan oleh baut)
A = Anet = Luas penampang bersih terkecil antara pot 1 – 3 dan 1 – 2 – 3
Pot 1 – 3 = Ant = Ag – n . d . t
Pot 1 – 2 – 3 = Ant = Ag – n . d . t +
2
.
4
S t
U

Dimana, Ag = Luas penampang kotor
t = tebal penampang
d = diameter lubang
S = jarak antar sumbu lubang sejajar komponen
U = jarak antar sumbu lubang pada arah tegak sumbu
b). Penampang tidak berlubang (Gaya tarik disalurkan oleh Las)
A = Ag
Setyo Ilham Romadhon (201410340311235)
Ami Royyani (201410340311266)
l
w
c). Gaya tarik disalurkan oleh las melintang.
A = Luas penampang yangdisambung las
U = 1, bila seluruh tepi luar penampang di las
d). Gaya tarik disalurkan oleh las memanjang kedua sisi bagian ujung elemen.
A = A plat
l > 2   U = 1
2 > l >1,5  U = 0,87
1,5 ≥ l ≥   U = 0,75
 = lebar plat ( jarak antar garis las )
l = panjang las memanjang
Ketentuan tambahan :
a).Penampang I atau T di b / h ≥ 2/3 sambungan pada sayap dengan n baut ≥ 3 perbaris (
arah gaya )
U = 0,9
b). Seperti (a) tetapi b / h < 2 / 3termasuk plat tersusun
U = 0,85
c). Semua penampang di - n baut = 2 perbaris ( arah gaya )
U = 0,75
Setyo Ilham Romadhon (201410340311235)
Ami Royyani (201410340311266)
geser/
shear
 Kelangsingan Batang Tarik
Untuk menghindari bahaya yang timbul akibat getaran pada batang tarik maka batang
harus didesain cukup kaku dengan memperhatikan kelangsingan batang, 
 ≤ 240 , untuk komponen utama
 ≤ 300 , untuk komponen sekunder
 =
L
i
, L = panjang batang tarik
I = minI
A
; Imin = Inersia
A = luas penampang
Untuk batang bulat dibatasi l / d ≤ 500
 Keruntuhan Block Geser ( BLOCK SHEAR )
► Selain diperiksa terhadap kegagalan akibat tarik ( leleh maupun fraktur ), maka
komponen tarik juga harus diperiksa terhadap kemungkinan kegagalan akibat geser
( daerah sambungan ).
↔ Kegagalan geser ini disebut “ Block Shear Rupture ”
Runtuhnya block geser akibat tarik di sekitar baut dapat disebabkan leleh geser,
fraktur geser dan fraktur tarik.
Terdapat 2 kondisi kerunruhan blok geser, yaitu :
1. Perlelehan geser – retakan tarik
Bila, fu Ant> 0,6 fu Ans
Ø Nn = Ø t ( fu . Ant + 0,6 fy Ags )
2. Retakan geser – Pelelehan tarik
Bila, 0,6 fu Ans >fu Ant
Maka Ø t Nn = Ø t ( fy Agt + 0,6 fu Ans )
Setyo Ilham Romadhon (201410340311235)
Ami Royyani (201410340311266)
P
S2 S1
s
s
P
s
S2 S1
h/2
N
sumbu bahan
h/2
sumbu bahan longitudinal
Ags = Luas bruto yang mengalami pelelehan geser
Agt = Luas bruto yang mengalami pelelehan tarik
Ans = Luas bersih yang mengalami retakan geser
Ant = Luas bersih yang mengalami retakan tarik
 Bidang Tarik
Agt = S t + S t = 2 S t
Ant = ( S t – d/2 t) + ( S t – d/2 t )
= 2 S t – d t
 Bidang Geser
Ags = ( S1 + S2 ) . t + ( S1 + S2 ). t
= 2 ( S1 + S2 ). t
Ans = ( S1 + S2 – 1 1
2
d ) t +
( S1 + S2 - 1 1
2
d ).t
Perlu pula diperiksa terhadap kuat balok plat ujung terhadap geser pada baut
Ø t Tn = Ø t ( 0,6 fu ) Ans
 Perencanaan Batang Tekan (Compression Members)
Batang tekan adalah elemen struktur yang hanya menerima aksial gaya tekan saja,
dimana gaya bekerja pada arah longitudinal sumbu bahan.
Setyo Ilham Romadhon (201410340311235)
Ami Royyani (201410340311266)
joint
joint
joint
joint
I WF siku
l
Sehingga dalam penyambungan harus bertemu pada satu titik joint.
Kuat tekan komponen struktural yang memikul gaya tekan ditentukan :
1. Bahan - Tegangan leleh
- Tegangan sisa
- Modulus elastisitas
2. Geometri - Penampang
- Panjang komponen, l
-Kondisi ujung dan penopang
(sendi - sendi,jepit-jepit dan seterusnya).
Kondisi Batas ( kekuatan maksimal )
- Tercapainya batas kekuatan
- Tercapainya batas kestabilan
Setyo Ilham Romadhon (201410340311235)
Ami Royyani (201410340311266)
Batas kekuatan (LRFD)
Nu  Nn ;  = 0,85
Nn = Ag . fcr
= Ag .

fy
 = Faktor tekuk
 = 1, untuk c < 0,25
dimana c =
E
fy
L
lk
min
1

 = 1,25 c2
, untuk c  1,2
dimana c =
E
fy
L
lk
min
1

 = 1,25 . fy
P
Ag
evler
.
Nn =
25,1
1
Pevler
 Untuk kondisi tekuk elastis : c  1,5
Fcr = 2
877,0
c
. Fy = 0,877 .
Ag
Pevler
Nn = Ag . fcr = Ag . 0,877
Ag
Pevler
Nn =
15,1
1
Pevler
  =
67,06,1
43,1

, untuk 0,25 c  1,2
Nu  Nn;  = 0,85 Nn = Ag . fcr = Ag .

fy
Faktor Panjang Tekuk
Komponen struktur dengan gaya aksial murni umumnya merupakan komponen pada
struktur segitiga (rangka batang) atau merupakan komponen struktural dengan kedua ujung
sendi.
Lk = kc . , l  l
Setyo Ilham Romadhon (201410340311235)
Ami Royyani (201410340311266)
N
l k
l
b
t
l k
Batas Kelangsingan
Untuk batang-batang yang direncanakan terhadap tekan, angka perbandingan
kelangsingan dibatasi
200
rim
Lk
Tekuk Lokal
- Tekuk lokal terjadi apabila tegangan pada elemen penampang mencapai tegangan kritis
plat.
- Tegangan kritis plat tergantung dari perbandingan tebal dan lebar panjang dan tebal, kondisi
tumpuan sifat material.
- Batas kelangsingan elemen penampang komponen struktur tekan
 =
t
b
<r
r = tabel 7.5-1 (peraturan SNI hal 30)
PanjangMajemuk (Penampang Gabungan)
- Kelangsingan arah sumbu bahan x =
ix
klx
- Kelangsingan arah sumbu bebas bahan y =
iy
klky
- Kelangsingan ideal xy = l
m
y 22
2
 
Elemen batang harus lebih stabil dari batang majemuk
2,1
l
iy


2,1
l
x


l  50
Setyo Ilham Romadhon (201410340311235)
Ami Royyani (201410340311266)
di parask
1
2P
1
2P
1
2P
Sambungan Baja
Pada konstruksi baja dipakai beberapa macam alat sambung yaitu :
a. Paku keeling ( Rivet )
b. Baut ( Bolt )
c. Hight Strength Bolt ( baut mutu tinggi )
d. Las
a. Paku Keling (Rivet)
Sebenarnya pemakain paku keling ( rivet ) sudah mulai ditinggalkan di ganti dengan baut
mutu tinggi, mengingat proses pelaksanaan dilapangan terlalu rumit.
Paku keling dapt membuat sambungan menjadi kaku karena memiliki tahanan geser yang
tinggi ( Shear Resistance ), tetapi karena melalui pemanasan & didinginkan , paku keeling
tidak dapat diukur langsung sehingga tidak dapat di masukkan kedalam hitungan untuk kuat
gesernya / shear resistance
Perhitungan sambungan dengan paku keeling ada dua macam sambungan ;
- Sambungan beririsan satu / tunggal
- Sambungan beririsan ganda
Setyo Ilham Romadhon (201410340311235)
Ami Royyani (201410340311266)


Kemampuan Sambungan-----a). Terhadap Geser
b). Terhadap Tumpu
a). Terhadap Geser ( )
Untuk irisan tunggal =  = ¼ .. d2
. 
Untuk irisan ganda =  = 2. 1/4 d2
. 
b). Terhadap Tumpu ( tu ).
Bidang tumpu =  .d ;
 =  .d. tu
 = tebal plat yang disambung
d = diameter paku keling
 = beban yang diizinkan yang dipikul dinding lubang
 tu = 2. untuk S1 ≥ 2 d
 tu = 1,6 untuk 1,5 d ≤ S1< 2 d
S1 = jarak paku keeling
2 2
1,56 i  
Menentukan Kekuatan Dukung Paku Keling
a). Untuk Irisan Tunggal.
>geser :  = ¼ d2  diambil yang terkecil
>tumpu :  =  . d.  tu
Setyo Ilham Romadhon (201410340311235)
Ami Royyani (201410340311266)

e
profil WF
profil T
b). Untuk Irisan Ganda.
>geser :  = 1/2 d2 
>tumpu :  =  . d.  tu
C). Jika bekerja gaya geser dan gaya aksial maka :
i =
2 2
1,56 
 i = Tegangan Ideal
a. Sambungan Baut
Kekuatan nominal dari penyambung individual
Sambungan Irisan tunggal Sambungan Irisan Ganda
( Sambungan berimpit ) ( Sambungan menumpu )
a). Sambungan Geser
b). Sambungan Geser eksentris
Setyo Ilham Romadhon (201410340311235)
Ami Royyani (201410340311266)
c). Sambungan Tarik
d). Sambungan kombinasi Geser – Tarik
Beban ditransfer dari satu batang ke batang yang lain melalui sambungan diantara
mereka
Alat yang sederhana untuk mentransfer beban dari satu batang ke batang yang lain
adalah sebuah pen ( baja silindris ) / baut
Kekuatan nominal pada sambungan tarik
Rn = fub . An
fub
= kekuatan tarik bahan baut
An = luas tegangan tarik baut pada bagian berulir
An = ( 0,75 – 0,79 ). Ab ; sering dipakai 0,75 Ab
Setyo Ilham Romadhon (201410340311235)
Ami Royyani (201410340311266)
Persamaan menjadi : Rn = Fub ( 0,75. Ab )
LRFD – Penyambung
Umum : Ø Rn ≥  i Qi
Ø = factor reduksi
Rn = Resistensi Nominal
i = factor kelebihan beban
Qi = beban yang bekerja
Untuk sambungan : Ø Rn ≥ Pu
Ø = 0,75 untuk retakan dalam tarik & tumpu terhadap sisi lubang
Ø = 0,65 untuk geser pada baut mutu tinggi
Pu = beban terfaktor
Setyo Ilham Romadhon (201410340311235)
Ami Royyani (201410340311266)
S1>1,5 d
>3dS2
 Kekuatan Geser Desain - Tanpa ulir pada bidang geser
Ø Rn = Ø ( 0,6 Fub
) m Ab
Ø Rn = 0,65 ( 0,6 Fub
) m Ab
m = banyaknya bidang geser ;
m = 1 irisan tunggal
m = 2 irisan ganda
 Kekuatan Geser – Desain – Ada ulir pada bidang geser
Ø Rn = Ø ( 0,45. Fub
). m. Ab
= 0,65 ( 0,45 Fub
) m. Ab
 Kekuatan Tarik Desain
Ø Rn = Ø Fub
( 0,75. Ab ) Ø = 0,75
 Kekuatan Tumpu Desain
1. Ø Rn = Ø ( 2,4. dt. Fu ) Ø = 0,75
- jarak ujung tidak kurang 1,5 d
- jarak pusat ke pusat baut tidak kurang 3 d
d= diameter lubang
t = tebal plat
2. Untuk lubang beralur pendek tegak lurus pada arah
transmisi beban
Ø Rn = Ø ( 2. d. t. Fu ). Ø = 0,75
3. Untuk baut yang paling berdekatan di pinggir
Ø Rn = Ø ( L. t. Fu ) Ø = 0,75
L = jarak ujung
4. Untuk baut di lubang yang berjarak lebih 0,25
Ø Rn = Ø ( 0,3 . d. t. Fu ) Ø = 0,75
Setyo Ilham Romadhon (201410340311235)
Ami Royyani (201410340311266)
BAB II
ANALISA DAN PERHITUNGAN
Direncanakan Bangunan gedung berikut sambungan serta gambar kerjanya dengan data - data
sebagai berikut :
1. Beban (P) Crane = 5 ton = 5000 kg
2. Profil kuda-kuda = Wide Flange
3. Bentang kuda – kuda = 15 meter
4. Jumlah kuda – kuda (n) = 7 kuda - kuda
5. Jarak antar kuda – kuda (L) = 7.00 m
6. H1 = 6.00 m
7. Sudut kemiringan = 15°
8. Beban Angin = 35 kg/m2
9. Jenis Atap = Zincalum
10. Dinding Samping = Tertutup ( Zincalum )
11. Ikatan Angin Atap = Profil Pipa
12. Ikatan Angin Dinding = Rangka Tersusun tinggi 1,5 meter
13. Mutu Baja = A572
14. Jenis Sambungan = Baut (A325)
15 m
6 m
7.76 m
Crane
5 ton
15°
Setyo Ilham Romadhon (201410340311235)
Ami Royyani (201410340311266)
 Menghitung Tinggi dan Sisi Miring Kuda-Kuda
 Panjang Sisi Miring
=
7,5
cos15 °
= 7,76 𝑚
 Tinggi Kuda-Kuda
tan 15° =
𝑥
7,5
= 2,01 𝑚
 Jarak Antar Gording
Direncanakan jumlah gording (n) = 7
=
𝑃𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑆𝑖𝑠𝑖 𝑀𝑖𝑟𝑖𝑛𝑔
𝑛 − 1
=
7,76 𝑚
7 − 1
= 1,29 𝑚 ≈ 1,3 𝑚
 Perhitungan Beban Pada Atap
1. Beban Mati
Jarak antar gording : 1,3 m
Berat penutup atap ( zincalum ) : 4,1 kg/m2
Berat gording ditaksir : 6 kg/m
Berat atap (1,3) x (4,1) = 5,33 kg/m
Berat gording rencana = 6,00 kg/m +
qD = 11,33 kg/m
Jarak bentang dalam dan jarak sisa
w.cos
w.sin
w
Setyo Ilham Romadhon (201410340311235)
Ami Royyani (201410340311266)
Jarak antar kuda-kuda
𝑞𝐷 = 11,33
𝑘𝑔
𝑚
𝑞 𝐷𝑥 = (11,33) ∙ 𝑐𝑜𝑠15° = 10,944 𝑘𝑔
𝑅 𝐷𝑥 =
1
2
∙ 𝑞 𝐷𝑥 ∙ 𝐿 =
1
2
∙ 10,944
𝑘𝑔
𝑚
∙ 7 𝑚 = 38,304 𝑘𝑔
𝑀 𝐷𝑥 =
1
8
∙ 𝑞 𝐷𝑥 ∙ 𝐿2
=
1
8
∙ (10,944
𝑘𝑔
𝑚
) ∙ (7 𝑚)2
= 67,032 𝑘𝑔𝑚
𝑞 𝐷𝑦 = (11,33) ∙ 𝑠𝑖𝑛15° = 2,932 𝑘𝑔
𝑅 𝐷𝑦 =
1
2
∙ 𝑞 𝐷𝑦 ∙ 𝐿 =
1
2
∙ 2,932
𝑘𝑔
𝑚
∙ 7 𝑚 = 10,262 𝑘𝑔
𝑀 𝐷𝑥 =
1
8
∙ 𝑞 𝐷𝑥 ∙ 𝐿2
=
1
8
∙ (2,932
𝑘𝑔
𝑚
) ∙ (7 𝑚)2
= 17,959 𝑘𝑔𝑚
1. Beban Hidup
Berat pekerja = 100 kg (PPIUG ’83 hal13)
w.cosw.sin
w
Detail
𝑃𝐿 = 100 𝑘𝑔
𝑃𝐿𝑥 = (100) ∙ 𝑐𝑜𝑠 15° = 96,593 𝑘𝑔
𝑅 𝐿𝑥 =
1
2
∙ 𝑃𝐿𝑥 =
1
2
∙ (96,593 𝑘𝑔) = 48,297 𝑘𝑔
𝑀𝐿𝑥 =
1
4
∙ 𝑃𝐿𝑥 ∙ 𝐿 =
1
4
∙ (96,593𝑘𝑔) ∙ (7 𝑚) = 169,038 𝑘𝑔𝑚
𝑃𝐿𝑦 = (100) ∙ 𝑠𝑖𝑛 15° = 25,882 𝑘𝑔
𝑅 𝐿𝑦 =
1
2
∙ 𝑃𝐿𝑦 =
1
2
∙ (25,882 𝑘𝑔) = 12,941 𝑘𝑔
𝑀𝐿𝑦 =
1
4
∙ 𝑃𝐿𝑦 ∙ 𝐿 =
1
4
∙ (25,882𝑘𝑔) ∙ (7 𝑚) = 45,294 𝑘𝑔𝑚
Jarak antar kuda-kuda
15°
Setyo Ilham Romadhon (201410340311235)
Ami Royyani (201410340311266)
2. Beban Angin
𝐻 = 𝐻1 + (
1
3
× ℎ 𝑘𝑢𝑑𝑎−𝑘𝑢𝑑𝑎)
= 6 + (
1
3
× 2,01 𝑚)
= 6,67 𝑚
𝐻
𝐿
=
6,67 𝑚
42 𝑚
= 0,16
Angin Kanan
Angin Hisap
Angin Kanan
Angin Hisap
Setyo Ilham Romadhon (201410340311235)
Ami Royyani (201410340311266)
Digunakan Cp (-0,5) untuk angin tekan dan Cp (-0,5) untuk angin hisap (SNI 1727:2013)
Angin Tekan q = (qw).(G).(Cptekan).(jarak gording)
= (35).(0,85).(-0,5).(1,3)
= -19,338 kg/m
𝑞 = −19,338
𝑘𝑔
𝑚
→ 𝑅 𝑤 =
1
2
∙ 𝑞 ∙ 𝐿 =
1
2
∙ (−19,338
𝑘𝑔
𝑚
) ∙ (7 𝑚) = −67,683 𝑘𝑔
𝑀 𝑤 =
1
8
∙ 𝑞 ∙ 𝐿2
=
1
8
∙ (−19,338 𝑘𝑔/𝑚) ∙ (7 𝑚)2
= −118,445 𝑘𝑔𝑚
Angin Hisap q = (qw).(G).(Cptekan).(jarak gording)
= (35).(0,85).(-0,5).(1,3)
= -19,338 kg/m
𝑞 = −19,338
𝑘𝑔
𝑚
→ 𝑅 𝑤 =
1
2
∙ 𝑞 ∙ 𝐿 =
1
2
∙ (−19,338
𝑘𝑔
𝑚
) ∙ (7 𝑚) = −67,683 𝑘𝑔
𝑀 𝑤 =
1
8
∙ 𝑞 ∙ 𝐿2
=
1
8
∙ (−19,338 𝑘𝑔/𝑚) ∙ (7 𝑚)2
= −118,445 𝑘𝑔𝑚
Setyo Ilham Romadhon (201410340311235)
Ami Royyani (201410340311266)
 Kombinasi Pembebanan
A. Pembebanan Tetap
1. Arah Tegak Lurus Bidang Atap
RUx = (1,2).(RDx) + (0,5).(RLx)
= (1,2).(38,304) + (0,5).(48,297)
= 70,113 Kg
2. Arah Sejajar Bidang Atap
RUy = (1,2).(RDy) + (0,5).(RLy)
= (1,2).(10,262) + (0,5).(12,941)
= 18,785 Kg
B. Pembebanan Sementara 1
1. Arah Tegak Lurus Bidang Atap
Ru = 1,2RDx + 0,5 RLx + 1,0 Rw
RUX = 1,2 (38,304 kg) + 0,5 (48,297 kg) + 1,0 (−67,683)
= 2,43 kg
2. Arah Sejajar Bidang Atap
RUy = (1,2).(RDy) + (0,5).(RLy)
= (1,2).(10,262) + (0,5).(12,941)
= 18,785 Kg
C. Pembebanan Sementara 2
1. Arah Tegak Lurus Bidang Atap
Ru = 1,2RDx + 0,5 RLx - 1,0 Rw
RUX = 1,2 (38,304 kg) + 0,5 (48,297 kg)
= 70,113 kg
2. Arah Sejajar Bidang Atap
RUy = (1,2).(RDy) + (0,5).(RLy)
= (1,2).(10,262) + (0,5).(12,941)
= 18,785 Kg
Setyo Ilham Romadhon (201410340311235)
Ami Royyani (201410340311266)
 Kombinasi Momen
A. Momen Akibat Beban Tetap
1. Arah Tegak Lurus Bidang Atap
MLMDMu 5,02,1 
MUx = (1,2).(MDx) + (0,5).(MLx)
= (1,2).(67,032) + (0,5).(169,038)
= 164,957 kgm
2. Arah Sejajar Bidang Atap
MLMDMu 5,02,1 
MUy = (1,2).(MDx) + (0,5).(MLx)
= (1,2).(17,959) + (0,5).(45,294)
= 44,198 kgm
B. Momen Akibat Beban Sementara 1
1. Arah Tegak Lurus Bidang Atap
MwMLMDMu 3,15,02,1 
MUx = (1,2).(MDx) + (0,5).(MLx) + (1,3).(Mw)
= (1,2).(67,032) + (0,5).(169,038) + (1,3).(-118,445)
= 62,392 kgm
2. Arah Sejajar Bidang Atap
MLMDMu 5,02,1 
MUy = (1,2).(MDy) + (0,5).(MLy)
= (1,2).(17,959) + (0,5).(45,294)
= 44,198 kgm
Setyo Ilham Romadhon (201410340311235)
Ami Royyani (201410340311266)
C. Momen Akibat Beban Sementara 2
3. Arah Tegak Lurus Bidang Atap
MwMLMDMu 3,15,02,1 
MUx = (1,2).(MDx) + (0,5).(MLx) - (1,3).(Mw)
= (1,2).(67,032) + (0,5).(169,038)
= 164,957 kgm
4. Arah Sejajar Bidang Atap
MLMDMu 5,02,1 
MUy = (1,2).(MDy) + (0,5).(MLy)
= (1,2).(17,959) + (0,5).(45,294)
= 44,198 kgm
Dipasang sagrod di tengah bentang sehingga,
MUy =
1
2
× (44,198)
= 22,099 𝑘𝑔𝑚
Setyo Ilham Romadhon (201410340311235)
Ami Royyani (201410340311266)
Tabel hasil perhitungan kombinasi momen dan reaksi
Komb. Beban Rx Ry Mx My
U = 1,2D +0,5L 70,113 Kg 18,785 Kg 164,957 kgm 44,198 kgm
U = 1,2D +0,5L+1W 2,43 kg
18,785 Kg
62,392 kgm 44,198 kgm
U = 1,2D +0,5L−1W 70,113 kg 18,785 Kg 164,957 kgm 44,198 kgm
Max 70,113 kg 18,785 Kg 164,957 kgm 44,198 kgm
Setyo Ilham Romadhon (201410340311235)
Ami Royyani (201410340311266)
Y
X
 Perencanaan Gording Atap
Diambil profil C-Channel 150x50x20 dengan tebal 2,0 mm
t = 2,0 mm Cy = 1,55 cm
A = 5,54 cm2
Xo = 3,86 cm
Ix = 185 cm4
J = 738 cm4
Iy = 19 cm4
Cw = 971 cm6
Zx = 24,7 cm3
rx = 5,79 cm
Zy = 5,6 cm3
ry = 1,87 cm
Tegangan Pada Profil C
Zx = )).(2.().(...
4
1 2
thttbtahttatht 
= )2,015).(2,0.20,5.(2,0)215.(2,0.22,0.15.
4
1 2

= 10,086 cm3
Zy = 22
).().()
2
1
(..2)
2
1
(. ctbttcttcbtatctht 
=
2
2
)55,12,00,5.(2,0
)2,055,1.(2,0)2,0
2
1
55,10,5.(2,0.2.2)2,0
2
1
55,1.(2,0.15


= 9,573 cm3
Momen nominal penampang C-channel
Mutu Baja A572 ksi = 60 x 6,875 = 412,5Mpa = 4125 kg/cm2
Mnx = Zxfy = (10,086).(4125 kg/cm2
) = 41604,75 kgcm
Mny = Zyfy = (9,573).(4125 kg/cm2
) = 39488,625 kgcm
Setyo Ilham Romadhon (201410340311235)
Ami Royyani (201410340311266)
Momen Biaxial
0,1
....

yy
Uy
yx
Ux
FZ
M
FZ
M

0,1
)4125).(573,9).(9,0(
)100).(198,44(
)4125).(086,10).(9,0(
(100).)(164,957

0,565 < 1,0
Lendutan Pada Profil C
∆ 𝑚𝑎𝑥=
𝐿
240
=
700
240
= 2,92 𝑚
𝑞𝐷 = 11,33
𝑘𝑔
𝑚
→ 𝑞𝐷𝑥 = (11,33) ∙ 𝑐𝑜𝑠15° = 10,94 𝑘𝑔/𝑚
𝑞𝐷 𝑦 = (11,33 ) ∙ 𝑠𝑖𝑛15° = 2,93 𝑘𝑔/𝑚
𝑃𝐷 = 100 𝑘𝑔 → 𝑃𝐷𝑥 = (100) ∙ 𝑐𝑜𝑠15° = 96,59 𝑘𝑔
𝑃𝐷𝑦 = (100) ∙ 𝑠𝑖𝑛15° = 25,88 𝑘𝑔
Lendutan terhadap sumbu x
qx = 10,94 kg/m = 0,1094 kg/cm
Px = 96,59 kg
∆x =
x
x
IE
Lq
.
.
.
384
5 4
+
x
x
IE
LP
.
.
.
48
1 3
=
)185).(2000000(
)700).(59,96(
.
48
1
)185).(2000000(
)700).(1094,0(
.
384
5 34

= 2,79 cm = 27,9 mm
Setyo Ilham Romadhon (201410340311235)
Ami Royyani (201410340311266)
Lendutan terhadap sumbu y
qy = 2,93 kg/m = 0,0293 kg/cm
Py = 25,88 kg
∆y =
y
y
IE
Lq
.
.
.
384
5
4
+
y
y
IE
LP
.
.
.
48
1
3
=
)19).(2000000(
)350).(88,25(
.
48
1
)19).(2000000(
)350).(0293,0(
.
384
5 34

= 0,759 cm = 7,57 mm
∆ = 22
)()( yx 
= 22
)759,0()2,79( 
= 2,89 cm < ∆max = 2,92 cm
Jadi gording dengan profil C 150x50x20, dengan tebal 2,0 mm dapat digunakan karena telah
memenuhi persyaratan.
Setyo Ilham Romadhon (201410340311235)
Ami Royyani (201410340311266)
 Perencanaan Sagrod
a) Perencanaan Track Stang/Sag Rod
Digunakan Profil Rod dengan fy = 240 Mpa
Kontrol Stabilitas Profil Gording
𝜆 =
𝐿 𝑘
𝑟 𝑚𝑖𝑛
< 𝑓𝑦
𝜆 =
350
1,87
< 240
𝜆 = 187,166 <
240 → OK
Sag-rod dipasang pada ½ bentang gording maka stabilitas gording
b) Gaya Yang Bekerja Sagrod
PU = jumlah gording × RUy
= 7 × 18,785
= 131,495 kg
Mencari Luas Tulangan
𝜙Pn ≥ Pu
𝐴𝑔.𝐹𝑦
1,67
=
𝑃𝑢
0,9
𝐴𝑔.4125 𝑘𝑔/𝑐𝑚2
1,67
=
131,495 𝑘𝑔
0,9
𝐴𝑔.4125 𝑘𝑔/𝑐𝑚2
1,67
= 146,106 kg
Ag =
243,997 𝑘𝑔
4125 𝑘𝑔/𝑐𝑚2
Ag = 0,059 cm2
131,495 kg
131,495 kg
7 m
1,3 m
Setyo Ilham Romadhon (201410340311235)
Ami Royyani (201410340311266)
Mencari Jari-Jari Tulangan
Ag =
1
4
× 𝜋 × 𝑑2
0,059 cm2
=
1
4
× 𝜋 × 𝑑2
4×0,059 𝑐𝑚2
𝜋
= d2
0,027 cm = d
0,27 mm = d
Maka dipakai tulangan 𝜙6 mm
Ag = 0,283 cm2
An = 85% Ag
= 0,85 . 0,283 cm2
= 0,241 cm2
Ae = U . An
= 0,9 . 0,241 cm2
= 0,217 cm2
Kondisi Leleh
𝜙Pn =
𝜙𝐴𝑔 .𝐹𝑦
1,67
=
0,90(0,283)(4125)
1,67
= 629,124 kg > 131,495 kg (Ok) >> SNI 2015
Kondisi Fraktur
𝜙Pn =
𝜙𝐴𝑒 .𝐹𝑢
2
=
0,75(0,217)(5500)
2
= 447,563 kg > 131,495 kg (Ok) >> SNI 2015
Setyo Ilham Romadhon (201410340311235)
Ami Royyani (201410340311266)
PERHITUNGAN IKATAN ANGIN (BRACING)
1. Beban Angin Samping (Bagian Atap)
7.007.007.00
7.76
6.00
6.00
15 m
6 m
7.76 m
Crane
5 ton
15°
Setyo Ilham Romadhon (201410340311235)
Ami Royyani (201410340311266)
Setyo Ilham Romadhon (201410340311235)
Ami Royyani (201410340311266)
Beban Angin Samping (Bagian Atap)
𝑊𝐴𝑛𝑔𝑖𝑛 = 𝐿𝑢𝑎𝑠𝑎𝑛 𝐴𝑡𝑎𝑝
= (0,5) ∙ (15) ∙ (2,01)
= 15,075 𝑚2
𝑃 𝑊 = 𝜙 × 𝑊𝑎𝑛𝑔𝑖𝑛 × 𝑏𝑒𝑏𝑎𝑛 𝑎𝑛𝑔𝑖𝑛
𝑃 𝑊 = 0,9 × 15,075 × 35
𝑃 𝑊 = 474,863 𝑘𝑔
 Untuk beban setengah atap
𝑃 𝑊(
1
2
𝑎𝑡𝑎𝑝)
=
𝑃 𝑊
2
=
474,863
2
= 237,432 𝑘𝑔
Titik Tiap Simpul
 Titik A
1
4
𝑃 𝑊(
1
2
𝑎𝑡𝑎𝑝)
=
1
4
× 237,432 = 59,358 𝑘𝑔
 Titik B
1
2
𝑃 𝑊(
1
2
𝑎𝑡𝑎𝑝)
=
1
2
× 237,432 = 118,716 𝑘𝑔
 Titik C
1
4
𝑃 𝑊(
1
2
𝑎𝑡𝑎𝑝)
=
1
4
× 237,432 = 59,358 𝑘𝑔
Setyo Ilham Romadhon (201410340311235)
Ami Royyani (201410340311266)
∑H=0
𝑃 − 𝑆 𝑐𝑜𝑠𝛼 = 0
𝑆 =
𝑃
𝑐𝑜𝑠𝛼
=
59,358
cos 28,986
= 67,858 𝑘𝑔
tan 𝛼 =
3,88
7
= 0,554
𝛼 = 𝐴𝑟𝑐 tan 0,554 = 28,986°
𝑅 × 7 = 59,458 × 3,88
𝑅 = 32,957 𝑘𝑔
Cek kelangsingan Bracing
Panjang bresing atap lk = 22
)88,3()7( 
= 8 m
d =
800
1/4.𝑑
< 300
d = 10,67 cm
dicoba bracing pipa diameter 3"
OD = 89,1 mm
T = 2,8 mm
ID = 86,3 mm
A = 7,591mm2
I = 70,700 mm4
=> mini = √𝐼/𝐴 = √70,700/7,591 = 3,052 cm
 =
mini
lk
< 300
052,3
800
< 300
262,123 < 300
Cek kekuatan penampang
PU = (1,3) x (32,957)
= 42,844 kg
Pu = 42,844 kg ≤ ᴓPn = 0.9 x A x Fy
Pu = 42,844 kg ≤ ᴓPn = 0.9 x 7,591 x 4125
Pu = 42,844 kg ≤ ᴓPn = 28181,588 kg ( OK)
Setyo Ilham Romadhon (201410340311235)
Ami Royyani (201410340311266)
Pembebanan Pada Dinding
1. Beban Mati
Jarak antar gording : 2 m
Berat penutup dinding ( zincalum ) : 4,1 kg/m2
Berat gording ditaksir : 6 kg/m
Berat atap (1) x (4,1) = 4,1 kg/m
Berat gording rencana = 6,00 kg/m +
qD = 10,1 kg/m
𝑞𝐷 = 10,1
𝑘𝑔
𝑚
𝑞 𝐷𝑥 = (10,1)
𝑘𝑔
𝑚
𝑅 𝐷𝑥 =
1
2
∙ 𝑞 𝐷𝑥 ∙ 𝐿 =
1
2
∙ 10,1
𝑘𝑔
𝑚
∙ 7 𝑚 = 35,35 𝑘𝑔
𝑀 𝐷𝑥 = 0
𝑞 𝐷𝑦 = (10,1)
𝑘𝑔
𝑚
𝑅 𝐷𝑦 = 0
𝑀 𝐷𝑦 = 0
2. Beban Angin
𝐿
𝐵
=
42
15
= 2,8

𝐿
𝐵
= 2 → 𝐶𝑝 = −0,3

𝐿
𝐵
= 4 → 𝐶𝑝 = −0,2
Didapat : - Cp = 0,8 untuk angina tekan
- Cp = −0,34 untuk angin hisap
Setyo Ilham Romadhon (201410340311235)
Ami Royyani (201410340311266)
Angin tekan, q = qw x G x Cp x (jarak gording)
= 35 x 0,85 x 0,8 x 2
= 59,5 kg/m
q = 23,8 kg/m => Mx = 0 kgm
My = 2
..
8
1
LqD = )7).(5,59.(
8
1 2
= 364,438 kgm
Angin hisap, q = qw x G x Cp x (jarak gording)
= 35 x 0,85 x (- 0,34) x 2
= - 20,23 kg/m
q = - 10,115 kg/m => Mx = 0 kgm
My = 2
..
8
1
LqD = )7).(23,20.(
8
1 2
 = - 123,909 kgm
A. Momen Akibat Beban Tetap
1. Arah Tegak Lurus Bidang Dinding
MUy = (1,3).(My) MUx = (1,2).(Mx)
= (1,3).(364,438) = (1,2).(0)
= 473,769 kgm = 0 kgm
Setyo Ilham Romadhon (201410340311235)
Ami Royyani (201410340311266)
Y
X
 Perencanaan Gording Dinding
Diambil profil C-Channel 200x75x20 dengan tebal 2,8 mm
q = 8,17 kg/m
t = 2,8 mm Cy = 2,20 cm
A = 10,40 cm2
Xo = 5,42 cm
Ix = 636 cm4
J = 2719 cm4
Iy = 75 cm4
Cw = 6085 cm6
Zx = 63,6 cm3

Zy = 14,2 cm3
ix = 7,82 cm
iy = 2,69 cm
Mutu Baja A572 ksi = 60 x 6,875 = 412,5 Mpa = 4125 kg/cm2
Tegangan Pada Profil C
Zx = )).(2.().(...
4
1 2
thttbtahttatht 
= )3,015).(3,0.25.(3,0)215.(3,0.23,0.15.
4
1 2

= 27,542 cm3
Zy = 22
).().()
2
1
(..2)
2
1
(. ctbttcttcbtatctht 
=
2
2
)54,13,05.(3,0
)3,054,1.(2,0)3,0
2
1
54,15.(3,0.2.2)3,0
2
1
54,1.(3,0.15


= 13,530 cm3
Lendutan Pada Profil C
∆max =
240
L
=
240
700
= 2,92 cm
Setyo Ilham Romadhon (201410340311235)
Ami Royyani (201410340311266)
Lendutan terhadap sumbu y,
∆y =
y
y
IE
Lq
.
.
.
384
5
4
+
y
y
IE
LP
.
.
.
48
1
3
=
)75).(2000000(
)700).(0(
.
48
1
)75).(2000000(
)700).(101,0(
.
384
5 34

= 2,105 + 0
= 2,105 cm = 21,05 mm
Asumsikan Penampang Kompak
Mny = Zy x fy = 13,530 x 4125 kg/cm2
= 55811,25 kgcm
𝑀 𝑅 = ∅𝑀 𝑛
𝑀 𝑅 = 0,9 × 55811,25
= 50230,125 𝑘𝑔𝑐𝑚
= 502,301𝑘𝑔𝑚 > 𝑀𝑢 (473,769 𝑘𝑔𝑚) → 𝑂𝐾
Cek Puntir
MnyxØMnxxØ
MuyMux
 < 1,0
0 +
113,5589,0
769,473
x
= 0,94 < 1,0
Jadi gording dengan profil C 200x75x20, dengan tebal 2,8 mm dapat digunakan karena telah
memenuhi persyaratan.
Setyo Ilham Romadhon (201410340311235)
Ami Royyani (201410340311266)
 Perencanaan Ikatan Angin (Bracing) Pada dinding
 Beban angin samping (bagian dinding)
Dipakaai Rangka Tersusun Setinggi 1,5 meter
Luas bidang A = 7 x 6
= 42 m2
Tekanan angin P = 35 kg/m2
W = 0,9 x 42 x 35
= 1323 kg
Tiap titik simpul Wa = 1/2 x 1323
= 661,5 kg
Diasumsikan rangka tersusun WF 300.300.10.15 dan truss-bracing L 100.100.10
Setyo Ilham Romadhon (201410340311235)
Ami Royyani (201410340311266)
PERHITUNGAN PEMBEBANAN CRANE
Model : 5 D.T11
Hoist type : 5 D
Trolley type : 5 DT
Capacity : 5 ton
Dimension :
L : 8000 mm
W : 850 mm
H : 560 mm
K : 500 mm
R : 900 mm
F : 530 mm
E : 550 mm
ØN : 190 mm
Weight: 680 kg
Pcrane : 680 kg
Pcropcrane : 5000 kg
Pfootwalk : 100 kg +
5780 kg
Setyo Ilham Romadhon (201410340311235)
Ami Royyani (201410340311266)
 Perhitungan Pembebanan
λ = 0,85 m’ (Lihat Tabel Hoist Crane)
λ < 0,586 × L
λ < 0,586 × 14
λ < 8,204 m’
Mmax = P/2L (L – λ/2)2
𝑀∗
max =
(2,89)
2(14)
× (14 −
0,85
2
)2
= 19,02 tm’ (belom termasuk Qbs)
𝑀 =
𝑃𝐿
4
=
2,89 × 14
4
= 10,115
V = P × (2 −
λ
L
)
= 2,89 × (2 −
0.85
14
)
= 5,60 ton
 Pra-Desain penampang
𝐿
ℎ⁄ < 25 14
ℎ⁄ < 25 ∶ ℎ > 56 𝑐𝑚
𝐿
𝑏⁄ < 65 14
𝑏⁄ < 65 ∶ 𝑏 > 21,54 𝑐𝑚 ≈ 22 𝑐𝑚
Berdasarkan nilai R = 900 mm, maka direncanakan lebar penampang (b) = 1000 mm
14 m
7 m
0,85 m85 cm =
Setyo Ilham Romadhon (201410340311235)
Ami Royyani (201410340311266)
 Syarat tw dan tf
𝑃
7𝑡𝑤
≤ 𝐹𝑇𝑎𝑟𝑖𝑘 = 𝐹𝑦
5780 𝑘𝑔
7𝑡𝑤
≤ 4125 𝑘𝑔/𝑐𝑚2
𝑡𝑤 ≥ 0,2 𝑐𝑚
0,75 𝑃
𝑡𝑓2
≤ 𝐹𝐿𝑒𝑛𝑡𝑢𝑟 = 0,6 𝐹𝑦
0,75 × 5780 𝑘𝑔
𝑡𝑓2
≤ 0,6 × 4125
𝑘𝑔
𝑐𝑚2
𝑡𝑓 ≥ 1,3 𝑐𝑚
 Penampang Kompak
𝑏
𝑡𝑓
≤ 1,12√
𝐸
𝐹𝑦
40
2
≤ 1,12√
200000
412,5
20 ≤ 24,66 → 𝑂𝐾
ℎ
𝑡𝑤
≤ 2,42√
𝐸
𝐹𝑦
100 − 2 − 2
2
≤ 2,42√
200000
412,5
48 ≤ 53,29 → 𝑂𝐾
Dari syarat pendimensian penampang di atas diperoleh :
H = 100 cm
B = 100 cm
tf = 2 cm
tw = 2 cm
Setyo Ilham Romadhon (201410340311235)
Ami Royyani (201410340311266)
 Perencanaan Penampang Balok
 Luas Profil
FI = FII = 100 x 2 = 200 cm2
FIII = FIV = FV = 96 x 2 = 192 cm2
 Luas Penampang
A = A1 + A2 + A3 + A4 + A5
= (200 x 2) + (192 x 3)
= 976 cm2
 Garis Berat Penampang
Y = 1
2⁄ × 100 = 50 𝑐𝑚
X = 1
2⁄ × 100 = 50 𝑐𝑚
 Momen Inersia
yc = yt = (
1
2
𝐻 −
1
2
𝑡𝑓) = 50 − 1 = 49 𝑐𝑚
Ix = ∑ (Ixo + Ao y2
)
= ((100 × 2) × 492
) × 2 + (
1
12
× 2 × 963
) × 3
= 1402768 cm4
Setyo Ilham Romadhon (201410340311235)
Ami Royyani (201410340311266)
Zx = Acyc + Atyt
= ((100 x 2) x (50 – 1)) x 2
= 19600 cm3
∅𝑀𝑛 = ∅ × 𝑍𝑥 × 𝐹𝑦
∅𝑀𝑛 = 0,9 × 19600 × 4125 𝑘𝑔/𝑐𝑚2
×
1
105
∅𝑀𝑛 = 727,65 𝑡𝑚′
14 m
Setyo Ilham Romadhon (201410340311235)
Ami Royyani (201410340311266)
Setyo Ilham Romadhon (201410340311235)
Ami Royyani (201410340311266)
Q bs (profil) = A × σbaja = 0,0976 𝑚2
× 7,850
𝑡
𝑚3
= 0,766 t/m’
Mmax = 𝑀∗
max +
1
2
× 𝑄𝑏𝑠 × 𝐿2
= 19,02 +
1
2
× 0,766 × 142
= 94,09 tm’
Mdynamic = 94,09 x 1,15 ( factor impact)
= 108,20 tm’ < ∅𝑀𝑛 = 727,65 𝑡𝑚′
→ 𝑂𝐾
Cek Lendutan pada Profil
Λijin =
𝐿
600
=
1400
600
= 2,33 𝑐𝑚 = 23,3 𝑚𝑚
Lendutan akibat beban merata
Λ =
5 𝑤𝐿4
384 𝐸𝐼
=
5 𝑥(7,66
𝑘𝑔
𝑐𝑚
) 𝑥(1400 𝑐𝑚)4
384 𝑥(2 𝑥 106 𝑘𝑔/𝑐𝑚2) 𝑥 1402768
= 0,137 𝑐𝑚
Lendutan akibat beban terpusat
Λ =
𝑃×𝜆
24 𝐸𝐼
× (3𝐿2
− 4𝜆2
)
=
5780 𝑘𝑔×85 𝑐𝑚
24×(2 𝑥 106 𝑘𝑔/𝑐𝑚2) 𝑥 1402768
× (3 × 14002
− 4 × 852
)
= 0,043
Λtotal = 0,137 𝑐𝑚 + 0,043 𝑐𝑚
= 0,180 𝑐𝑚 < 2,33 𝑐𝑚 → 𝐴𝑚𝑎𝑛
Perencanaan Dimensi Balok Crane Memanjang
𝐿
ℎ
< 25
7
ℎ
< 25; h > 28 cm
𝐿
𝑏
< 65
7
𝑏
< 65; b > 11 cm
Reaksi Perletakan
R = (
1
2
× 𝑞 𝑏𝑠 𝑝𝑟𝑜𝑓𝑖𝑙 × 𝐿) + (
1
2
× 𝑞 𝑏𝑠 × 𝐿) + (
1
2
× 𝑃𝑐𝑟𝑎𝑛𝑒)
= (
1
2
× 0,766 × 14) + (
1
2
× 0,137 × 7) + (
1
2
× 5,780)
= 8,7315 ton
14 m
Setyo Ilham Romadhon (201410340311235)
Ami Royyani (201410340311266)
Dicoba dengan profil WF 350 x 350 x 12 x 19
t1 : 12 mm
t2 : 19 mm
r : 20 mm
A : 173,9 cm2
q : 137 kg/m
Ix : 40300 cm4
Iy : 13600 cm4
ix : 15,2 cm
iy : 8,84 cm
zx : 2300 cm3
zy : 776 cm3
Dari perhitungan StaadPro diperoleh:
Mmax = 12,896 tm
Vmax = 5,980 ton
Cek Stabilitas
Tekuk local pada sayap (flens)
𝜆 =
𝐵 𝑓
2 𝑥 𝑡 𝑓
=
350
2 𝑥 19
= 9,21
𝜆 𝑝 = 0,38 √
𝐸
𝑓𝑦
= 0,38√
200000
412,5
= 8,37 (𝜆 ≥ 𝜆 𝑝)
𝜆 𝑟 = 1,0 √
𝐸
𝑓𝑦
= 1,0√
200000
412,5
= 22,02 (𝜆 ≤ 𝜆 𝑟)
Tekuk local pada badan (web)
𝜆 =
𝐻
𝑡
=
350
12
= 29,167
𝜆 𝑝 = 3,76 √
𝐸
𝑓𝑦
= 3,76 √
200000
412,5
= 82,79 (𝜆 ≤ 𝜆 𝑝)
→ 𝑷𝒆𝒏𝒂𝒎𝒑𝒂𝒏𝒈 𝑵𝒐𝒏 − 𝒌𝒐𝒎𝒑𝒂𝒌
Kapasitas Penampang
Statis Momen Penampang Terhadap Titik Berat Balok
S = {(35)𝑥 (1,9)𝑥 (16,55)} + {1
2⁄ 𝑥 (35,0 − 3,8)2
𝑥 (1,2)}
= 1684,64 cm3
t2
r
t1
t2
B
H
r
Setyo Ilham Romadhon (201410340311235)
Ami Royyani (201410340311266)
Tegangan Geser Balok
𝜏 =
V x s
ϕ x b x I
=
5980 × 1684,64
0,85 x 1,2 x40300
= 245,077
𝑘𝑔
𝑐𝑚2⁄ ≤ 0,56 𝑥 𝑓𝑦 = 2310
𝑘𝑔
𝑐𝑚2⁄
Tegangan Kombinasi Lentur dan Aksial Balok
𝜎 =
𝑀
𝜙 𝑥 𝑧 𝑥
±
𝑁
𝜙 𝑥 𝐴
=
(12,896 × 105
𝑘𝑔. 𝑐𝑚)
0,85 𝑥 2300
±
0
0,90 𝑥 173,5
= 659,642
𝑘𝑔
𝑐𝑚2⁄ ≤ 𝑓𝑦 = 4125
𝑘𝑔
𝑐𝑚2⁄
Penampang balok WF cukup aman menerima gaya-gaya kombinasi.
Cek kelangsingan kolom dan tegangan yang bekerja
𝜆 =
𝐾 𝑥 𝐿
𝑖 𝑚𝑖𝑛
=
1 𝑥 350
8,84
= 39,59 < 300
𝜆 𝑐 =
𝜆
𝜋
√
𝑓𝑦
𝐸
=
39,59
𝜋
√
412,5
200000
= 0,572 ≤ 1,20
𝜔 =
1,43
1,6 − 0,67𝜆 𝑐
=
1,43
1,6 − 0,67 (0,572)
= 1,175
𝜎 = 𝜔 ×
𝑁
𝜙 × 𝐴
+
𝑀
𝜙 × 𝑧 𝑥
= 1,175 ×
0
0,85 × 173,5
+
(12,896×105 𝑘𝑔.𝑐𝑚)
0,9 ×2300
= 732,019
𝑘𝑔
𝑐𝑚2⁄ < 4125
𝑘𝑔
𝑐𝑚2⁄
Penampang balok WF cukup aman menerima gaya kombinasi dan tidak terjadi tekuk lentur.
 Untuk Penampang Non – Kompak
Mn = 𝑀𝑝 − {(𝑀𝑝 − 0,7𝐹𝑦 × 𝑆𝑥) × (
𝜆−𝜆𝑝
𝜆𝑟−𝜆𝑝
)
Sx =
𝐼𝑥
𝑌
=
40300
17,5
= 2302,86 𝑐𝑚3
Zx = bf . tf . (d-tf) + ¼ . tw . (d-2tf)2
= 35 x 1,9 x (35-1,9) + ¼ x 1,2 x (35 – 2 x 1,9)2
= 2493,182 cm3
Mp = Zx . fy
= 2493,182 x 4125
= 10284375,75 kg.cm = 102,84 tm
Mn = 102,84 − {(102,84 − 0,7 × 4125 × 2302,86 ×
1
105
) × (
9,21−8,37
22,02−8,37
)}
= 100,603 tm’
Mu ≤ Ø Mn
12,896 tm ≤ 0,9 x 100,603 tm
12,896 tm ≤ 90,54 tm OK
Setyo Ilham Romadhon (201410340311235)
Ami Royyani (201410340311266)
 Cek lendutan pada profil
Kontrol Terhadap Lendutan
Δijin =
𝐿
600
=
7000
600
= 11,67 mm = 1,167 cm
Lendutan akibat beban merata
Δ =
5 𝑤 𝐿4
384 𝐸𝐼
=
5 𝑥 1,37 𝑥 7004
384 𝑥 2000000 𝑥 40300
= 0,053 cm
Lendutan akibat beban terpusat
∆ =
xIE
LP
x
.
.
48
1 3
=
)40300.().2000000(
)700.().5,8731(
48
1 3
x
x
x
= 0,774 cm
Δtotal = 0,053 + 0,774
= 0,827 cm
= 0,827 cm < 1,167 cm .............. AMAN !
Setyo Ilham Romadhon (201410340311235)
Ami Royyani (201410340311266)
 Pembebanan Pada Kuda-kuda
a) Beban mati
 Berat gording
Jarak antar kuda-kuda = 7 m
Berat sendiri gording = 6 kg/m’
Beban akibat gording = 7 m × 6 kg/m’
= 42 kg
 Berat penutup atap (zincalum) P = 4,10 kg/m2
= 4,10 kg/m2
× 7m × 1,3 m
= 37,31 kg
 Total beban mati (P)
Beban akibat gording = 42 kg
Beban akibat penutup atap = 37,31 kg
PDL = 79,31 kg
½ PDL = 39,655 kg
b) Beban angin Pada Dinding
Beban angin (P) = 35 kg/m2
Angin Tekan (q) = 𝑞 × 𝐺 × 𝐶𝑝 × 𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑎𝑛𝑡𝑎𝑟 𝑘𝑢𝑑𝑎 − 𝑘𝑢𝑑𝑎
= 35
𝑘𝑔
𝑚2
× 0,85 × 0,8 × 7 𝑚
= 166,6 kg/m
Angin Hisap (q) = 𝑞 × 𝐺 × 𝐶𝑝 × 𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑎𝑛𝑡𝑎𝑟 𝑘𝑢𝑑𝑎 − 𝑘𝑢𝑑𝑎
= 35
𝑘𝑔
𝑚2 × 0,85 × 0,34 × 7 𝑚
= 70,805 kg/m
c) Beban Angin Pada Atap
Angin Tekan (q) = 𝑞 × 𝐺 × 𝐶𝑝 × 𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑎𝑛𝑡𝑎𝑟 𝑔𝑜𝑟𝑑𝑖𝑛𝑔 × 𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑘𝑢𝑑𝑎 − 𝑘𝑢𝑑𝑎
= 35
𝑘𝑔
𝑚2
× 0,85 × (−0,5) × 1,3 𝑚 × 7𝑚
= -135,363 kg
Angin Hisap (q) = 𝑞 × 𝐺 × 𝐶𝑝 × 𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑎𝑛𝑡𝑎𝑟 𝑔𝑜𝑟𝑑𝑖𝑛𝑔
= 35
𝑘𝑔
𝑚2 × 0,85 × (−0,5) × 1,3 𝑚
= -135,363 kg
Setyo Ilham Romadhon (201410340311235)
Ami Royyani (201410340311266)
d) Beban Crane = P crane + P ( balok crane melintang) + P (balok crane memanjang)
=
1
2
× 5780 𝑘𝑔 + (
1
2
× 766 × 14) + (
1
2
× 137 × 7)
= 8731,5 𝑘𝑔
Setyo Ilham Romadhon (201410340311235)
Ami Royyani (201410340311266)
Gaya-gaya yang bekerja pada perencanaan dimensi
 Kombinasi 1 (1,4D)
Dimensi
Gaya-gaya yang bekerja
M max
(kgm’)
N max
(kg)
V max
(kg)
Kuda-kuda 3250 3020 1830
Corbel 6140 0 12300
Kolom 6950 16500 2440
 Kombinasi 2 (1,2D + 0,5 W)
Dimensi
Gaya-gaya yang bekerja
M max
(kgm’)
N max
(kg)
V max
(kg)
Kuda-kuda 2240 2310 1250
Corbel 5270 0 10600
Kolom 5570 13700 2130
 Kombinasi 3 (1,2D + 1,0 W)
Dimensi
Gaya-gaya yang bekerja
M max
(kgm’)
N max
(kg)
V max
(kg)
Kuda-kuda 1700 2030 951,986
Corbel 5270 0 10600
Kolom 5190 13300 2170
 Kombinasi 4 (0,9D + 1,0 W)
Dimensi
Gaya-gaya yang bekerja
M max
(kgm’)
N max
(kg)
V max
(kg)
Kuda-kuda 1010 1390 565,118
Corbel 3950 0 7940
Kolom 3700 9730 1650
(Dari kombinasi diatas, digunakan kombinasi 1 karena gaya yang bekerja paling maksimum)
Setyo Ilham Romadhon (201410340311235)
Ami Royyani (201410340311266)
t2
t2
t1
r
r
H
B
 Perencanaan Kuda-kuda
Dari hasil perhitungan staad pro pada kuda-kuda didapatkan nilai-nilai sebagai berikut:
Mmax = 3250 kg.m
Nmax = 3020 kg
Vmax = 1830 kg
Dari tabel baja diambil profil IWF 200.150.6.9
t1 = 6 mm
t2 = 9 mm
r = 12 mm
A = 38,8 cm2
q = 30,60 kg/m
Ix = 2675 cm4
Iy = 507 cm4
ix = 8,30 cm
iy = 3,60 cm
Zx = 275,8 cm3
Zy =67,6 cm3
 Cek Stabilitas Penampang
Tekuk Lokal pada Sayap
λ =
Bf
2.tf
=
150
2x9
= 8,33
λp = 0.38. √
E
fy
= (0.38).√
2x105
412,5
= 8,367 (λ ≤ λp)
Tekuk Lokal Pada Badan
λ =
H
tw
=
200−(2×9)−(2×12)
6
= 26,33
λp = 3.76. √
E
fy
= (3.76).√
2x105
412,5
= 82,792 (λ ≤ λp)
balok kompak dan tidak membutuhkan pengaku
Setyo Ilham Romadhon (201410340311235)
Ami Royyani (201410340311266)
 Cek Kekuatan Penampang
Mn = (Zx) x (Fy)
Zx = bf.tf(d-tf) +
1
4
tw(d − 2. tf)2
Zx = 15× 0,9 × (20 − 0,9) +
1
4
× 0,6 × (20 − 2 × 0,9)2
Zx = 307,536 cm3
Mnx = (Zx) x (Fy)
= 307,536x 4125 x
1
105
= 12,686 tm’
Mu<∅ Mn
3,250 tm < 0,9 (12,686)
3,250 tm < 11,417 tm’ OK
Cek Kombinasi beban
Kelangsingan terhadap sumbu y
λy =
lk
iy
=
776
3,75
= 215,556 < 300
dari rasio kelangsingan, tekuk terjadi pada sumbu y = sumbu lemah
Menentukan c
c =
1
π
×
lk
iy
× √
Fy
E
=
1
π
× 215,556 × √
412,5
200000
= 3,116
Untuk λc < 0. 25 ω = 1
0.25 < λc < 1,2 ω =
1,43
1,6−0,67λc
c>1,2 ω = 1,25λc2
karena c = 2,991 berada pada λc > 1,2
Setyo Ilham Romadhon (201410340311235)
Ami Royyani (201410340311266)
maka :
𝜔 = 1,25𝜆𝑐2
𝜔 = 1,25 × (3,116)2
= 12,137
Pn = 𝐴𝑔 ×
𝐹𝑦
𝜔
= 30,60 cm2
×
4125 𝑘𝑔/𝑐𝑚2
12,137
×
1
103
= 10,400 ton
Mny= (Zy) x (Fy)
Zy =
1
2
tf .bf2
+
1
4
(𝑑 − 2. 𝑡𝑓)tw2
Zy =
1
2
. 0,92
.152
+
1
4
(20- 2. 0,9).0,62
Zy = 92,763 cm3
Mny = (Zy) x (Fy)
= 92,763x 4125 x
1
105
= 3,826 tm’
𝑃𝑢
∅𝑃𝑛
=
3,020 𝑡𝑜𝑛
0,85 × 10,400
= 0,342 > 0,2
𝑃𝑢
∅𝑐 × 𝑃𝑛
+ (
8
9
×
𝑀𝑢
∅𝑏 × 𝑀𝑛𝑥
) ≤ 1,0
=
3,020
0,85 × 10,400
+ (
8
9
×
3,250
0,9 × 12,686
) ≤ 1,0
= 0,595 ≤ 1,0 Aman terhadap kombinasi tekan dan lentur
Setyo Ilham Romadhon (201410340311235)
Ami Royyani (201410340311266)
 Cek Terhadap Geser
ℎ
𝑡𝑤
< 2,24√
𝐸
𝐹𝑦
=
15−(2×0,9)−(2×1,2)
0,6
< 2,24√
200000
412,5
= 26,33 < 49,323
maka, digunakan Cv = 1,0
Vu ≤ ∅ Vn
1,830 ton ≤ 1,0 x 0,6 x Fy x Aw x Cv
1,830 ton ≤ 1,0 x 0,6 x 4125 x ((20 – 1,8).0,6) x 1,0
1,830 ton ≤ 27027 kg = 27,027 ton OK
Penampang balok WF cukup aman menerima gaya-gaya kombinasi.
 Kontrol terhadap Lendutan
Δijin =
15,00
360
=
15000
360
= 41,67 mm
Δmax= 5,357 mm < 41,67 mm
Penampang balok WF cukup aman terhadap lendutan.
Setyo Ilham Romadhon (201410340311235)
Ami Royyani (201410340311266)
t2
t2
t1
r
r
H
B
Perencanaan Dimensi Corbel
Dari hasil perhitungan staad pro pada corbel didapatkan nilai-nilai sebagai berikut :
Mmax = 6140 kgm’
Nmax = 0 kg
Vmax = 12300 kg
Dari tabel baja diambil profil IWF 150.150.7.10
t1 = 7 mm
t2 = 10 mm
r = 11 mm
A = 40,14 cm2
q = 31.50 kg/m
Ix = 1640 cm4
Iy = 563 cm4
ix = 8,62 cm
iy = 3,75 cm
Zx = 219 cm3
Zy =75,1 cm3
 Cek Stabilitas Penampang
Tekuk Lokal pada Sayap
λ =
Bf
2.tf
=
150
2x10
= 7,5
λp = 0.38. √
E
fy
= (0.38).√
2x105
412,5
= 8,367 (λ ≤ λp)
Tekuk Lokal Pada Badan
λ =
H
tw
=
150−(2×10)−(2×11)
7
= 15,429
Setyo Ilham Romadhon (201410340311235)
Ami Royyani (201410340311266)
𝜆 𝑝 = 3.76. √
𝐸
𝑓𝑦
= (3.76.√
2𝑥105
412,5
= 82,792 (𝜆 ≤ 𝜆 𝑝)
balok kompak dan tidak membutuhkan pengaku
 Cek Kekuatan Penampang
Mn= Zx x Fy
Zx = bf.tf(d-tf) +
1
4
𝑡𝑤(𝑑 − 2. 𝑡𝑓)2
Zx = 15× 1,0 × (15 − 1,0) +
1
4
× 0,7 × (15 − 2 × 1,0)2
Zx= 239,58 cm3
Mn = Zx Fy
= 239,58 x 4125 x
1
105
= 9,883 tm’
Mu<∅ Mn
6,140 tm < 0.9 (9,883)
6,140 tm < 8,895 tm’ OK
 Cek Terhadap Geser
=
ℎ
𝑡𝑤
< 2,24√
𝐸
𝐹𝑦
=
15−(2×1)−(2×1,1)
0,7
< 2,24√
200000
412,5
= 15,429 < 49,323
maka, digunakan Cv = 1,0
Vu ≤ ∅ Vn
12,300 ton ≤ 1,0 x 0,6 x Fy x Aw x Cv
12,300 ton ≤ 1,0 x 0,6 x 4125 x ((15 – 2,0).0,7) x 1,0
12,300 ton ≤ 22522,5 kg = 22,523 ton OK
Penampang balok WF cukup aman menerima gaya-gaya kombinasi.
Setyo Ilham Romadhon (201410340311235)
Ami Royyani (201410340311266)
 Kontrol terhadap Lendutan
Δijin =
2L
360
=
2 x 500
360
= 5,56 mm
Δmax = 1,927 mm < 5,56 mm OK
Setyo Ilham Romadhon (201410340311235)
Ami Royyani (201410340311266)
t2
t2
t1
r
r
H
B
Perencanaan Dimensi Kolom
Dari hasil perhitungan staad pro pada kolom didapatkan nilai-nilai sebagai berikut:
Mmax = 6950 kgm’
Nmax = 16500 kg
Vmax = 2440 kg
Dari tabel baja diambil profil IWF 200.200.8.12
t1 = 8 mm
t2 = 12 mm
r = 13 mm
A = 63,53 cm2
q = 49,90 kg/m
Ix = 4720 cm4
Iy = 1600 cm4
ix = 8,62 cm
iy = 5,05 cm
Zx = 472 cm3
Zy = 112 cm3
 Cek stabilitas penampang
Tekuk lokal pada sayap
λ =
Bf
2×tf
=
200
2×12
= 8,33 mm
λp = 0,38 × √
E
Fy
= 0,38 × √
200000
412,5
= 8,367 mm (λ ≤ λp)
Tekuk lokal pada badan
λ =
h
tw
=
200−(2×12)−(2×13)
8
= 18,75
Setyo Ilham Romadhon (201410340311235)
Ami Royyani (201410340311266)
λp =3,76 × √
E
Fy
= 3,76 × √
200000
12,5
= 82,792 (λ ≤ λp)
Profil WF cukup aman dan stabil terhadap terjadinya tekuk lokal
Cek kelangsingan kolom dan tegangan yang bekerja
Kelangsingan terhadap sumbu y
𝜆 𝑦=
𝑙𝑘
𝑖 𝑦
=
1,2×𝐿
5,02
=
1,2×600
5,02
= 143,426 < 300
dari rasio kelangsingan, tekuk terjadi pada sumbu y = sumbu lemah
Menentukan c
c =
1
𝜋
×
𝑙𝑘
𝑖 𝑦
× √
𝐹𝑦
𝐸
=
1
𝜋
× 143,426 × √
412,5
200000
= 2,073
Untuk λc < 0. 25 ω = 1
0.25 < λc < 1,2 𝜔 =
1,43
1,6−0,67𝜆𝑐
c>1,2 𝜔 = 1,25𝜆𝑐2
karena c = 2,073 berada pada λc > 1,2
maka :
𝜔 = 1,25𝜆𝑐2
𝜔 = 1,25 × (2,073)2
= 5,372
Pn = 𝐴𝑔 ×
𝐹𝑦
𝜔
= 63,53 cm2
×
4125 𝑘𝑔/𝑐𝑚2
5,372
1
103
= 48,783 ton
Setyo Ilham Romadhon (201410340311235)
Ami Royyani (201410340311266)
 Cek Kekuatan Penampang
Mn = Zx × Fy
Zx = bf.tf(d-tf) +
1
4
𝑡𝑤(𝑑 − 2. 𝑡𝑓)2
Zx = 20× 1,2 × (20 − 1,2) +
1
4
× 0,8 × (20 − 2 × 1,2)2
= 513,15 cm3
Mn = Zx × Fy
= 513,15× 4125×
1
105
= 21,167 tm1
Mu < ∅ Mn
6,950 tm < 0,9 × 21,167
6,950 tm < 19,05 tm’ OK
Mny= (Zy) x (Fy)
Zy =
1
2
tf .bf2
+
1
4
(𝑑 − 2. 𝑡𝑓)tw2
Zy =
1
2
1,22
.202
+
1
4
(20- 2. 1,2).0,82
Zy = 290,82 cm3
Mny = (Zy) x (Fy)
= 290,82 x 4125 x
1
105
= 11,996 tm’
Pu < ∅Pn
16,500 tm< 0,85 . 48,783
16,500 tm< 41,466 tm OK
Setyo Ilham Romadhon (201410340311235)
Ami Royyani (201410340311266)
𝑃𝑢
2 × ∅𝑐 × 𝑃𝑛
+ (
𝑀𝑢𝑥
∅𝑏 × 𝑀𝑛𝑥
+
𝑀𝑢𝑦
∅𝑏 × 𝑀𝑛𝑦
) ≤ 1,0
=
16,500
2 × 0,85 × 48,783
+ (
6,950
0,9 × 21,167
+
0
0,9 × 11,996
) ≤ 1,0
= 0,564 ≤ 1,0 Aman terhadap kombinasi tekan dan lentur
 Cek Terhadap Geser
ℎ
𝑡𝑤
< 2,24√
𝐸
𝐹𝑦
=
20−(2×1,2)−(2×1,3)
0,8
< 2,24√
200000
412,5
= 18,75 < 49,323
maka, digunakan Cv = 1,0
Vu ≤ ∅ Vn
2,440 ton ≤ 1,0 x 0,6 x Fy x Aw x Cv
2,440 ton ≤ 1,0 x 0,6 x 4125 x ((20 – 2,4).0,8) x 1,0
2,440 ton ≤ 34848 kg = 34,848 ton OK
Penampang balok WF aman terhadap geser.
 Kontrol terhadap Lendutan
Δijin =
6,00
360
=
6000
360
= 16,67 mm
Δmax= 1,952 mm < 16,67 mm
Penampang balok WF cukup aman terhadap lendutan

More Related Content

What's hot

perhitungan jembatan
perhitungan jembatanperhitungan jembatan
perhitungan jembatanFarid Thahura
 
Contoh penyelesaian soal uas beton ii
Contoh penyelesaian soal uas beton iiContoh penyelesaian soal uas beton ii
Contoh penyelesaian soal uas beton iiHarry Calbara
 
Perencanaan gording Baja
Perencanaan gording BajaPerencanaan gording Baja
Perencanaan gording Bajabumi lohita
 
Struktur baja-5 lentur-balok
Struktur baja-5 lentur-balokStruktur baja-5 lentur-balok
Struktur baja-5 lentur-balokLeticia Freidac
 
RANGKUMAN BATANG TEKAN DAN BATANG TARIK KONSTRUKSI BAJA 1
RANGKUMAN BATANG TEKAN DAN BATANG TARIK KONSTRUKSI BAJA 1RANGKUMAN BATANG TEKAN DAN BATANG TARIK KONSTRUKSI BAJA 1
RANGKUMAN BATANG TEKAN DAN BATANG TARIK KONSTRUKSI BAJA 1MOSES HADUN
 
SNI 03 - 1729 - 2002 TATA CARA PERENCANAAN STRUKTUR BAJA UNTUK BANGUNAN GEDUNG
SNI 03 - 1729 - 2002 TATA CARA PERENCANAAN STRUKTUR BAJA UNTUK BANGUNAN GEDUNGSNI 03 - 1729 - 2002 TATA CARA PERENCANAAN STRUKTUR BAJA UNTUK BANGUNAN GEDUNG
SNI 03 - 1729 - 2002 TATA CARA PERENCANAAN STRUKTUR BAJA UNTUK BANGUNAN GEDUNGMira Pemayun
 
Belajar sendiri-sap2000-versi-10
Belajar sendiri-sap2000-versi-10Belajar sendiri-sap2000-versi-10
Belajar sendiri-sap2000-versi-10Muhammad Umari
 
Pembebanan jembatan rangka (revisi profil baja)
Pembebanan jembatan rangka (revisi profil baja) Pembebanan jembatan rangka (revisi profil baja)
Pembebanan jembatan rangka (revisi profil baja) NitaMewaKameliaSiman
 
Kuat tarik baja mengacu SNI 1729:2020
Kuat tarik baja mengacu SNI 1729:2020Kuat tarik baja mengacu SNI 1729:2020
Kuat tarik baja mengacu SNI 1729:2020Shaleh Afif Hasibuan
 
Struktur Beton Bertulang
Struktur Beton BertulangStruktur Beton Bertulang
Struktur Beton BertulangMira Pemayun
 
STRUKTUR STATIS TAK TENTU METODE CLAPEYRON- CONTINUOUS BEAM-2
STRUKTUR STATIS TAK TENTU METODE CLAPEYRON- CONTINUOUS BEAM-2STRUKTUR STATIS TAK TENTU METODE CLAPEYRON- CONTINUOUS BEAM-2
STRUKTUR STATIS TAK TENTU METODE CLAPEYRON- CONTINUOUS BEAM-2MOSES HADUN
 
Sni 1725 2016 pembebanan untuk jembatan
Sni 1725 2016 pembebanan untuk jembatanSni 1725 2016 pembebanan untuk jembatan
Sni 1725 2016 pembebanan untuk jembatanterbott
 
METODE RITTER PADA STRUKTUR RANGKA BATANG
METODE RITTER PADA STRUKTUR RANGKA BATANGMETODE RITTER PADA STRUKTUR RANGKA BATANG
METODE RITTER PADA STRUKTUR RANGKA BATANGMOSES HADUN
 
Tabel Profil Konstruksi Baja
Tabel Profil Konstruksi BajaTabel Profil Konstruksi Baja
Tabel Profil Konstruksi BajaYusrizal Mahendra
 
Buku ajar-dinamika-
Buku ajar-dinamika-Buku ajar-dinamika-
Buku ajar-dinamika-Lala Sgl
 

What's hot (20)

perhitungan jembatan
perhitungan jembatanperhitungan jembatan
perhitungan jembatan
 
Contoh penyelesaian soal uas beton ii
Contoh penyelesaian soal uas beton iiContoh penyelesaian soal uas beton ii
Contoh penyelesaian soal uas beton ii
 
Perencanaan gording Baja
Perencanaan gording BajaPerencanaan gording Baja
Perencanaan gording Baja
 
Struktur baja-5 lentur-balok
Struktur baja-5 lentur-balokStruktur baja-5 lentur-balok
Struktur baja-5 lentur-balok
 
RANGKUMAN BATANG TEKAN DAN BATANG TARIK KONSTRUKSI BAJA 1
RANGKUMAN BATANG TEKAN DAN BATANG TARIK KONSTRUKSI BAJA 1RANGKUMAN BATANG TEKAN DAN BATANG TARIK KONSTRUKSI BAJA 1
RANGKUMAN BATANG TEKAN DAN BATANG TARIK KONSTRUKSI BAJA 1
 
SNI 03 - 1729 - 2002 TATA CARA PERENCANAAN STRUKTUR BAJA UNTUK BANGUNAN GEDUNG
SNI 03 - 1729 - 2002 TATA CARA PERENCANAAN STRUKTUR BAJA UNTUK BANGUNAN GEDUNGSNI 03 - 1729 - 2002 TATA CARA PERENCANAAN STRUKTUR BAJA UNTUK BANGUNAN GEDUNG
SNI 03 - 1729 - 2002 TATA CARA PERENCANAAN STRUKTUR BAJA UNTUK BANGUNAN GEDUNG
 
150509326 tabel-baja-profil-wf-pdf
150509326 tabel-baja-profil-wf-pdf150509326 tabel-baja-profil-wf-pdf
150509326 tabel-baja-profil-wf-pdf
 
Belajar sendiri-sap2000-versi-10
Belajar sendiri-sap2000-versi-10Belajar sendiri-sap2000-versi-10
Belajar sendiri-sap2000-versi-10
 
Pembebanan jembatan rangka (revisi profil baja)
Pembebanan jembatan rangka (revisi profil baja) Pembebanan jembatan rangka (revisi profil baja)
Pembebanan jembatan rangka (revisi profil baja)
 
Kuat tarik baja mengacu SNI 1729:2020
Kuat tarik baja mengacu SNI 1729:2020Kuat tarik baja mengacu SNI 1729:2020
Kuat tarik baja mengacu SNI 1729:2020
 
Struktur Beton Bertulang
Struktur Beton BertulangStruktur Beton Bertulang
Struktur Beton Bertulang
 
STRUKTUR STATIS TAK TENTU METODE CLAPEYRON- CONTINUOUS BEAM-2
STRUKTUR STATIS TAK TENTU METODE CLAPEYRON- CONTINUOUS BEAM-2STRUKTUR STATIS TAK TENTU METODE CLAPEYRON- CONTINUOUS BEAM-2
STRUKTUR STATIS TAK TENTU METODE CLAPEYRON- CONTINUOUS BEAM-2
 
Sni 1725 2016 pembebanan untuk jembatan
Sni 1725 2016 pembebanan untuk jembatanSni 1725 2016 pembebanan untuk jembatan
Sni 1725 2016 pembebanan untuk jembatan
 
Perhitungan tulangAN kolom
Perhitungan tulangAN kolomPerhitungan tulangAN kolom
Perhitungan tulangAN kolom
 
METODE RITTER PADA STRUKTUR RANGKA BATANG
METODE RITTER PADA STRUKTUR RANGKA BATANGMETODE RITTER PADA STRUKTUR RANGKA BATANG
METODE RITTER PADA STRUKTUR RANGKA BATANG
 
Tabel Profil Konstruksi Baja
Tabel Profil Konstruksi BajaTabel Profil Konstruksi Baja
Tabel Profil Konstruksi Baja
 
Buku ajar-dinamika-
Buku ajar-dinamika-Buku ajar-dinamika-
Buku ajar-dinamika-
 
Tabel baja-wf-lrfd
Tabel baja-wf-lrfdTabel baja-wf-lrfd
Tabel baja-wf-lrfd
 
Perencanaan Kolom
Perencanaan KolomPerencanaan Kolom
Perencanaan Kolom
 
Tiang Pancang I
Tiang Pancang ITiang Pancang I
Tiang Pancang I
 

Similar to Perencanaan struktur baja

STRUKTUR BAJA TARIK DAN TEKAN rev.ppt
STRUKTUR BAJA TARIK DAN TEKAN rev.pptSTRUKTUR BAJA TARIK DAN TEKAN rev.ppt
STRUKTUR BAJA TARIK DAN TEKAN rev.pptDitaLestari18
 
SNI Tata Cara Perencanaan Struktur Baja.ppt
SNI Tata Cara Perencanaan Struktur Baja.pptSNI Tata Cara Perencanaan Struktur Baja.ppt
SNI Tata Cara Perencanaan Struktur Baja.pptdarmadi ir,mm
 
Modul batang tekan
Modul batang tekanModul batang tekan
Modul batang tekanMOSES HADUN
 
Analisa penahan tekuk lateral pada balok baja proril i
Analisa penahan tekuk lateral pada balok baja proril iAnalisa penahan tekuk lateral pada balok baja proril i
Analisa penahan tekuk lateral pada balok baja proril imoses hadun
 
Bab4 mt uji tarik
Bab4 mt uji tarikBab4 mt uji tarik
Bab4 mt uji tarikkaatteell
 
bab-vi-perencanaan-struktur-beton-bertulang.ppt
bab-vi-perencanaan-struktur-beton-bertulang.pptbab-vi-perencanaan-struktur-beton-bertulang.ppt
bab-vi-perencanaan-struktur-beton-bertulang.pptNirmayaIndiani
 
fdokumen.com_minggu-9-kemampuan-layanan.ppt
fdokumen.com_minggu-9-kemampuan-layanan.pptfdokumen.com_minggu-9-kemampuan-layanan.ppt
fdokumen.com_minggu-9-kemampuan-layanan.pptAlrifqi3
 
Tugas besar baja 1
Tugas besar baja 1Tugas besar baja 1
Tugas besar baja 1Aziz Adi
 
Tugas ii (dasar perencanaan poros)
Tugas ii (dasar perencanaan poros)Tugas ii (dasar perencanaan poros)
Tugas ii (dasar perencanaan poros)Rinaldi Sihombing
 
Batang Tarik Baja.pptx
Batang Tarik Baja.pptxBatang Tarik Baja.pptx
Batang Tarik Baja.pptxnugrahafillah1
 
Mekban presentasi 2013.pptx
Mekban presentasi 2013.pptxMekban presentasi 2013.pptx
Mekban presentasi 2013.pptxardaangga1
 
MEKANIKA KEKUATAN MATERIAL SESSION 3 TORSI.pptx
MEKANIKA KEKUATAN MATERIAL SESSION 3 TORSI.pptxMEKANIKA KEKUATAN MATERIAL SESSION 3 TORSI.pptx
MEKANIKA KEKUATAN MATERIAL SESSION 3 TORSI.pptxZAIDSULAIMAN5
 

Similar to Perencanaan struktur baja (20)

STRUKTUR BAJA TARIK DAN TEKAN rev.ppt
STRUKTUR BAJA TARIK DAN TEKAN rev.pptSTRUKTUR BAJA TARIK DAN TEKAN rev.ppt
STRUKTUR BAJA TARIK DAN TEKAN rev.ppt
 
SNI Tata Cara Perencanaan Struktur Baja.ppt
SNI Tata Cara Perencanaan Struktur Baja.pptSNI Tata Cara Perencanaan Struktur Baja.ppt
SNI Tata Cara Perencanaan Struktur Baja.ppt
 
Modul batang tekan
Modul batang tekanModul batang tekan
Modul batang tekan
 
JALAN REL KA.pdf
JALAN REL KA.pdfJALAN REL KA.pdf
JALAN REL KA.pdf
 
Perencanaan Poros Pisau Mesin Pemarut Kelapa
Perencanaan Poros Pisau Mesin Pemarut KelapaPerencanaan Poros Pisau Mesin Pemarut Kelapa
Perencanaan Poros Pisau Mesin Pemarut Kelapa
 
Analisa penahan tekuk lateral pada balok baja proril i
Analisa penahan tekuk lateral pada balok baja proril iAnalisa penahan tekuk lateral pada balok baja proril i
Analisa penahan tekuk lateral pada balok baja proril i
 
Bab4 mt uji tarik
Bab4 mt uji tarikBab4 mt uji tarik
Bab4 mt uji tarik
 
bab-vi-perencanaan-struktur-beton-bertulang.ppt
bab-vi-perencanaan-struktur-beton-bertulang.pptbab-vi-perencanaan-struktur-beton-bertulang.ppt
bab-vi-perencanaan-struktur-beton-bertulang.ppt
 
fdokumen.com_minggu-9-kemampuan-layanan.ppt
fdokumen.com_minggu-9-kemampuan-layanan.pptfdokumen.com_minggu-9-kemampuan-layanan.ppt
fdokumen.com_minggu-9-kemampuan-layanan.ppt
 
Tugas besar baja 1
Tugas besar baja 1Tugas besar baja 1
Tugas besar baja 1
 
Material Teknik
Material TeknikMaterial Teknik
Material Teknik
 
Bab vijb
Bab vijbBab vijb
Bab vijb
 
Tugas ii (dasar perencanaan poros)
Tugas ii (dasar perencanaan poros)Tugas ii (dasar perencanaan poros)
Tugas ii (dasar perencanaan poros)
 
Batang Tarik Baja.pptx
Batang Tarik Baja.pptxBatang Tarik Baja.pptx
Batang Tarik Baja.pptx
 
2006 osnk fisika (soal)
2006 osnk fisika (soal)2006 osnk fisika (soal)
2006 osnk fisika (soal)
 
Beton bertulang 2021.ppt
Beton bertulang 2021.pptBeton bertulang 2021.ppt
Beton bertulang 2021.ppt
 
Bab 07-poros1
Bab 07-poros1Bab 07-poros1
Bab 07-poros1
 
Mekban presentasi 2013.pptx
Mekban presentasi 2013.pptxMekban presentasi 2013.pptx
Mekban presentasi 2013.pptx
 
MEKANIKA KEKUATAN MATERIAL SESSION 3 TORSI.pptx
MEKANIKA KEKUATAN MATERIAL SESSION 3 TORSI.pptxMEKANIKA KEKUATAN MATERIAL SESSION 3 TORSI.pptx
MEKANIKA KEKUATAN MATERIAL SESSION 3 TORSI.pptx
 
71-80 osn fisika (soal)
71-80 osn fisika (soal)71-80 osn fisika (soal)
71-80 osn fisika (soal)
 

Recently uploaded

Pelaksana Lapangan Pekerjaan Bangun air Limbah Permukiman Madya
Pelaksana Lapangan Pekerjaan Bangun air Limbah Permukiman MadyaPelaksana Lapangan Pekerjaan Bangun air Limbah Permukiman Madya
Pelaksana Lapangan Pekerjaan Bangun air Limbah Permukiman Madyadedekhendro370
 
K3 INSTALASI PENYALUR PETIR PERMEN 31 TH 2015
K3 INSTALASI PENYALUR PETIR PERMEN 31 TH 2015K3 INSTALASI PENYALUR PETIR PERMEN 31 TH 2015
K3 INSTALASI PENYALUR PETIR PERMEN 31 TH 2015IrfanAdiPratomo1
 
Bahan kuliah elemen mesin semester 2 rekayasa manufaktur
Bahan kuliah elemen mesin semester 2 rekayasa manufakturBahan kuliah elemen mesin semester 2 rekayasa manufaktur
Bahan kuliah elemen mesin semester 2 rekayasa manufakturAhmadAffandi36
 
Jual Cytotec Di Batam Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Batam Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan KonsultasiJual Cytotec Di Batam Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Batam Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan Konsultasissupi412
 
Electrostatic Precipitator handbook manual
Electrostatic Precipitator handbook manualElectrostatic Precipitator handbook manual
Electrostatic Precipitator handbook manualdendranov19
 
Presentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptx
Presentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptxPresentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptx
Presentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptxyoodika046
 
PPT PELAKSANA LAPANGAN PERPIPAAN MADYA - IWAN SYAHRONI.pptx
PPT PELAKSANA LAPANGAN PERPIPAAN MADYA - IWAN SYAHRONI.pptxPPT PELAKSANA LAPANGAN PERPIPAAN MADYA - IWAN SYAHRONI.pptx
PPT PELAKSANA LAPANGAN PERPIPAAN MADYA - IWAN SYAHRONI.pptxHeruHadiSaputro
 
Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan SOPHI.pptx
Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan SOPHI.pptxPetunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan SOPHI.pptx
Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan SOPHI.pptxpkmcipakudrive
 
ESTIMASI BIAYA PEMELIHARAAN BANGUNAN BERDASARKAN PEDOMAN PEMELIHARAAN DAN.pptx
ESTIMASI BIAYA PEMELIHARAAN BANGUNAN BERDASARKAN PEDOMAN PEMELIHARAAN DAN.pptxESTIMASI BIAYA PEMELIHARAAN BANGUNAN BERDASARKAN PEDOMAN PEMELIHARAAN DAN.pptx
ESTIMASI BIAYA PEMELIHARAAN BANGUNAN BERDASARKAN PEDOMAN PEMELIHARAAN DAN.pptxadnijayautama
 
Makalah pptMOTOR LISTRIK DAN MOTOR AC.pptx
Makalah pptMOTOR LISTRIK DAN MOTOR AC.pptxMakalah pptMOTOR LISTRIK DAN MOTOR AC.pptx
Makalah pptMOTOR LISTRIK DAN MOTOR AC.pptxDevaldiferdiansyah
 
Gambar Rencana TOYOMARTO KETINDAN Malang jawa timur.pdf
Gambar Rencana TOYOMARTO KETINDAN Malang jawa timur.pdfGambar Rencana TOYOMARTO KETINDAN Malang jawa timur.pdf
Gambar Rencana TOYOMARTO KETINDAN Malang jawa timur.pdfYoyokSuwiknyo
 

Recently uploaded (16)

Pelaksana Lapangan Pekerjaan Bangun air Limbah Permukiman Madya
Pelaksana Lapangan Pekerjaan Bangun air Limbah Permukiman MadyaPelaksana Lapangan Pekerjaan Bangun air Limbah Permukiman Madya
Pelaksana Lapangan Pekerjaan Bangun air Limbah Permukiman Madya
 
Obat Aborsi jakarta WA 082223109953 Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Di jakarta
Obat Aborsi jakarta WA 082223109953  Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Di jakartaObat Aborsi jakarta WA 082223109953  Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Di jakarta
Obat Aborsi jakarta WA 082223109953 Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Di jakarta
 
K3 INSTALASI PENYALUR PETIR PERMEN 31 TH 2015
K3 INSTALASI PENYALUR PETIR PERMEN 31 TH 2015K3 INSTALASI PENYALUR PETIR PERMEN 31 TH 2015
K3 INSTALASI PENYALUR PETIR PERMEN 31 TH 2015
 
Bahan kuliah elemen mesin semester 2 rekayasa manufaktur
Bahan kuliah elemen mesin semester 2 rekayasa manufakturBahan kuliah elemen mesin semester 2 rekayasa manufaktur
Bahan kuliah elemen mesin semester 2 rekayasa manufaktur
 
Jual Cytotec Di Batam Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Batam Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan KonsultasiJual Cytotec Di Batam Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Batam Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
 
obat aborsi Pangkal pinang Wa 082223109953 Jual obat aborsi Cytotec asli Di P...
obat aborsi Pangkal pinang Wa 082223109953 Jual obat aborsi Cytotec asli Di P...obat aborsi Pangkal pinang Wa 082223109953 Jual obat aborsi Cytotec asli Di P...
obat aborsi Pangkal pinang Wa 082223109953 Jual obat aborsi Cytotec asli Di P...
 
Electrostatic Precipitator handbook manual
Electrostatic Precipitator handbook manualElectrostatic Precipitator handbook manual
Electrostatic Precipitator handbook manual
 
Jual Obat Aborsi Batam ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik Jual Ob...
Jual Obat Aborsi Batam ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik Jual Ob...Jual Obat Aborsi Batam ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik Jual Ob...
Jual Obat Aborsi Batam ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik Jual Ob...
 
Obat Aborsi Sungai Penuh 082223109953 Jual Cytotec Asli Di Sungai Penuh
Obat Aborsi Sungai Penuh 082223109953 Jual Cytotec Asli Di Sungai PenuhObat Aborsi Sungai Penuh 082223109953 Jual Cytotec Asli Di Sungai Penuh
Obat Aborsi Sungai Penuh 082223109953 Jual Cytotec Asli Di Sungai Penuh
 
Presentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptx
Presentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptxPresentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptx
Presentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptx
 
Jual Obat Aborsi Denpasar Bali ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik...
Jual Obat Aborsi Denpasar Bali ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik...Jual Obat Aborsi Denpasar Bali ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik...
Jual Obat Aborsi Denpasar Bali ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik...
 
PPT PELAKSANA LAPANGAN PERPIPAAN MADYA - IWAN SYAHRONI.pptx
PPT PELAKSANA LAPANGAN PERPIPAAN MADYA - IWAN SYAHRONI.pptxPPT PELAKSANA LAPANGAN PERPIPAAN MADYA - IWAN SYAHRONI.pptx
PPT PELAKSANA LAPANGAN PERPIPAAN MADYA - IWAN SYAHRONI.pptx
 
Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan SOPHI.pptx
Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan SOPHI.pptxPetunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan SOPHI.pptx
Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan SOPHI.pptx
 
ESTIMASI BIAYA PEMELIHARAAN BANGUNAN BERDASARKAN PEDOMAN PEMELIHARAAN DAN.pptx
ESTIMASI BIAYA PEMELIHARAAN BANGUNAN BERDASARKAN PEDOMAN PEMELIHARAAN DAN.pptxESTIMASI BIAYA PEMELIHARAAN BANGUNAN BERDASARKAN PEDOMAN PEMELIHARAAN DAN.pptx
ESTIMASI BIAYA PEMELIHARAAN BANGUNAN BERDASARKAN PEDOMAN PEMELIHARAAN DAN.pptx
 
Makalah pptMOTOR LISTRIK DAN MOTOR AC.pptx
Makalah pptMOTOR LISTRIK DAN MOTOR AC.pptxMakalah pptMOTOR LISTRIK DAN MOTOR AC.pptx
Makalah pptMOTOR LISTRIK DAN MOTOR AC.pptx
 
Gambar Rencana TOYOMARTO KETINDAN Malang jawa timur.pdf
Gambar Rencana TOYOMARTO KETINDAN Malang jawa timur.pdfGambar Rencana TOYOMARTO KETINDAN Malang jawa timur.pdf
Gambar Rencana TOYOMARTO KETINDAN Malang jawa timur.pdf
 

Perencanaan struktur baja

  • 1. Setyo Ilham Romadhon (201410340311235) Ami Royyani (201410340311266)    C >>  BAB I Dasar Teori  Pengertian Struktur Baja Baja merupakan kreasi manusia modern ( Pra-sejarah alat batu, kayu dan tulang ). Baja ditemukan pertama kali di Cina pada abad IV sebelum masehi berupa besi cetak ( Cast Iron ) dan besi tempa ( Wrought Iron ) dipakai untuk rangka gedung dan jembatan. Amerika serikat baru mulai dibuat tahun 1856 Jembatan Eads o Di St Louis, Missouri ( 1868 – 1874 ) o Home Insurance Company Building di Chicago ( 1884 ) 12 lantai. Dan di ikuti oleh Jembatan Gantung Humber Estuary – Inggris ( bentang 4626 f ), menara radio Polandia ( 2121 f ) o Sears Tower Chicago ( 109 tingkat = 1454 ft ) Baja Konstruksi = Alloy Steels ( baja paduan ), yang terdiri dari 58 % besi dan ± 1 % carbon Unsur – unsur yang lain sangat beragam, menyesuaikan sifat baja yang diinginkan Carbon Steels Terdiri dari unsur – unsur penyusun :  1,7 % Carbon  1,65 % Marganese  0,6 % Silicon  0,6 % Copper Berdasarkan Kandungan Baja di bagi menjadi 4 ketegori : 1. Low Carbon (C < 0,15 % ) 2. Mild Carbon ( C  0,15 – 0.29 % ) semakin getas 3. Medium Carbon ( C  0,30 – 0,59 % ) 4. High Carbon ( C  0,60 – 1,70 % ) Penambahan prosentase carbon mempertinggi yield stress tetapi akan mengurangi daktilitas ( ductilidy ). Pengurangan ductility / baja keras sulitdilas Kandungan C yang baik 0,30 % Meniggikan tegangan/ strenght dari baja murni
  • 2. Setyo Ilham Romadhon (201410340311235) Ami Royyani (201410340311266) Yield point F F Ø=diameter panjang pengukuran 3700 Kg/cm 3700 Kg/cm Di Indonesia  Bj 37  u = 3700 kg/cm2 = 37 kg/mm2 u 1 Stress – Strain Curve Lmx Strain Hardering  
  • 3. Setyo Ilham Romadhon (201410340311235) Ami Royyani (201410340311266)  E C A 0 B D F elastic rarge plastic rarge strain hardening rarge (-) (-) (+) (+) (+) Baja  Jika sampai  beban σ dilepas maka batang akan kembali ke bentuk awal ( keadaan elastis )  diberi beban sampai A – dilepas tidak ke bentuk awal tapi merenggang sampai B.  Diberi beban sampai C – dilepas merenggang sampai D  E putus  DF–Strain Hardening mamanjang dan balik kembali  Perencanaan Batang Tarik Umum : Penggunaan baja struktur yang paling efisien adalah sebagai batang tarik Batang tarik : Komponen struktur yang memikul / mentrasfer gaya tarik antara dua titik pada struktur  Kuat Tarik Rencana Komponen struktur yang memikul gaya aksial terfaktor , Nu harus memenuhi : Nu ≤ Ø Nn Nu = Gaya akibat beban luar ( u = ultimate ) Nn = Gaya Nominal = Kekuatan yang disumbangkan oleh baja Kuat tarik rencanaØ Nn , ditentukan oleh kondisi batas yang mungkin di alami batang tarik.
  • 4. Setyo Ilham Romadhon (201410340311235) Ami Royyani (201410340311266) Kondisi fraktur Kondisi leleh  Nu ØNn Kuat Nominal ada kehilangan tagangan akibat lubang pada plat baja x x PP L a.Kondisi leleh : Ø Nn = 0,9 Ag . fy . b.Kondisi Fraktur : Ø Nn = 0,75 Ae . fu . Ag = Luas penampang kotor Ae = Luas efektif penampang fy = Tegangan leleh yang digunakan dalam desain fu = Kekuatan ( batas ) tarik yang digunakan dalam desain Penampang Efektif , Ae Ø Nn = Ae . fu . Ae = A. U U = 1 - x L ≤ 0,9 x = Eksentrisitas Sambungan L = Panjang sambungan arah gaya, jarak terjauh antara dua baut pada sambungan A = harga luas penampangan yang ditentukan menurut kondisi elemen tarik yang disambung 
  • 5. Setyo Ilham Romadhon (201410340311235) Ami Royyani (201410340311266) PP U U S 1 2 3 P P las las t h a). Penampang berlubang ( Gaya tarik disalurkan oleh baut) A = Anet = Luas penampang bersih terkecil antara pot 1 – 3 dan 1 – 2 – 3 Pot 1 – 3 = Ant = Ag – n . d . t Pot 1 – 2 – 3 = Ant = Ag – n . d . t + 2 . 4 S t U  Dimana, Ag = Luas penampang kotor t = tebal penampang d = diameter lubang S = jarak antar sumbu lubang sejajar komponen U = jarak antar sumbu lubang pada arah tegak sumbu b). Penampang tidak berlubang (Gaya tarik disalurkan oleh Las) A = Ag
  • 6. Setyo Ilham Romadhon (201410340311235) Ami Royyani (201410340311266) l w c). Gaya tarik disalurkan oleh las melintang. A = Luas penampang yangdisambung las U = 1, bila seluruh tepi luar penampang di las d). Gaya tarik disalurkan oleh las memanjang kedua sisi bagian ujung elemen. A = A plat l > 2   U = 1 2 > l >1,5  U = 0,87 1,5 ≥ l ≥   U = 0,75  = lebar plat ( jarak antar garis las ) l = panjang las memanjang Ketentuan tambahan : a).Penampang I atau T di b / h ≥ 2/3 sambungan pada sayap dengan n baut ≥ 3 perbaris ( arah gaya ) U = 0,9 b). Seperti (a) tetapi b / h < 2 / 3termasuk plat tersusun U = 0,85 c). Semua penampang di - n baut = 2 perbaris ( arah gaya ) U = 0,75
  • 7. Setyo Ilham Romadhon (201410340311235) Ami Royyani (201410340311266) geser/ shear  Kelangsingan Batang Tarik Untuk menghindari bahaya yang timbul akibat getaran pada batang tarik maka batang harus didesain cukup kaku dengan memperhatikan kelangsingan batang,   ≤ 240 , untuk komponen utama  ≤ 300 , untuk komponen sekunder  = L i , L = panjang batang tarik I = minI A ; Imin = Inersia A = luas penampang Untuk batang bulat dibatasi l / d ≤ 500  Keruntuhan Block Geser ( BLOCK SHEAR ) ► Selain diperiksa terhadap kegagalan akibat tarik ( leleh maupun fraktur ), maka komponen tarik juga harus diperiksa terhadap kemungkinan kegagalan akibat geser ( daerah sambungan ). ↔ Kegagalan geser ini disebut “ Block Shear Rupture ” Runtuhnya block geser akibat tarik di sekitar baut dapat disebabkan leleh geser, fraktur geser dan fraktur tarik. Terdapat 2 kondisi kerunruhan blok geser, yaitu : 1. Perlelehan geser – retakan tarik Bila, fu Ant> 0,6 fu Ans Ø Nn = Ø t ( fu . Ant + 0,6 fy Ags ) 2. Retakan geser – Pelelehan tarik Bila, 0,6 fu Ans >fu Ant Maka Ø t Nn = Ø t ( fy Agt + 0,6 fu Ans )
  • 8. Setyo Ilham Romadhon (201410340311235) Ami Royyani (201410340311266) P S2 S1 s s P s S2 S1 h/2 N sumbu bahan h/2 sumbu bahan longitudinal Ags = Luas bruto yang mengalami pelelehan geser Agt = Luas bruto yang mengalami pelelehan tarik Ans = Luas bersih yang mengalami retakan geser Ant = Luas bersih yang mengalami retakan tarik  Bidang Tarik Agt = S t + S t = 2 S t Ant = ( S t – d/2 t) + ( S t – d/2 t ) = 2 S t – d t  Bidang Geser Ags = ( S1 + S2 ) . t + ( S1 + S2 ). t = 2 ( S1 + S2 ). t Ans = ( S1 + S2 – 1 1 2 d ) t + ( S1 + S2 - 1 1 2 d ).t Perlu pula diperiksa terhadap kuat balok plat ujung terhadap geser pada baut Ø t Tn = Ø t ( 0,6 fu ) Ans  Perencanaan Batang Tekan (Compression Members) Batang tekan adalah elemen struktur yang hanya menerima aksial gaya tekan saja, dimana gaya bekerja pada arah longitudinal sumbu bahan.
  • 9. Setyo Ilham Romadhon (201410340311235) Ami Royyani (201410340311266) joint joint joint joint I WF siku l Sehingga dalam penyambungan harus bertemu pada satu titik joint. Kuat tekan komponen struktural yang memikul gaya tekan ditentukan : 1. Bahan - Tegangan leleh - Tegangan sisa - Modulus elastisitas 2. Geometri - Penampang - Panjang komponen, l -Kondisi ujung dan penopang (sendi - sendi,jepit-jepit dan seterusnya). Kondisi Batas ( kekuatan maksimal ) - Tercapainya batas kekuatan - Tercapainya batas kestabilan
  • 10. Setyo Ilham Romadhon (201410340311235) Ami Royyani (201410340311266) Batas kekuatan (LRFD) Nu  Nn ;  = 0,85 Nn = Ag . fcr = Ag .  fy  = Faktor tekuk  = 1, untuk c < 0,25 dimana c = E fy L lk min 1   = 1,25 c2 , untuk c  1,2 dimana c = E fy L lk min 1   = 1,25 . fy P Ag evler . Nn = 25,1 1 Pevler  Untuk kondisi tekuk elastis : c  1,5 Fcr = 2 877,0 c . Fy = 0,877 . Ag Pevler Nn = Ag . fcr = Ag . 0,877 Ag Pevler Nn = 15,1 1 Pevler   = 67,06,1 43,1  , untuk 0,25 c  1,2 Nu  Nn;  = 0,85 Nn = Ag . fcr = Ag .  fy Faktor Panjang Tekuk Komponen struktur dengan gaya aksial murni umumnya merupakan komponen pada struktur segitiga (rangka batang) atau merupakan komponen struktural dengan kedua ujung sendi. Lk = kc . , l  l
  • 11. Setyo Ilham Romadhon (201410340311235) Ami Royyani (201410340311266) N l k l b t l k Batas Kelangsingan Untuk batang-batang yang direncanakan terhadap tekan, angka perbandingan kelangsingan dibatasi 200 rim Lk Tekuk Lokal - Tekuk lokal terjadi apabila tegangan pada elemen penampang mencapai tegangan kritis plat. - Tegangan kritis plat tergantung dari perbandingan tebal dan lebar panjang dan tebal, kondisi tumpuan sifat material. - Batas kelangsingan elemen penampang komponen struktur tekan  = t b <r r = tabel 7.5-1 (peraturan SNI hal 30) PanjangMajemuk (Penampang Gabungan) - Kelangsingan arah sumbu bahan x = ix klx - Kelangsingan arah sumbu bebas bahan y = iy klky - Kelangsingan ideal xy = l m y 22 2   Elemen batang harus lebih stabil dari batang majemuk 2,1 l iy   2,1 l x   l  50
  • 12. Setyo Ilham Romadhon (201410340311235) Ami Royyani (201410340311266) di parask 1 2P 1 2P 1 2P Sambungan Baja Pada konstruksi baja dipakai beberapa macam alat sambung yaitu : a. Paku keeling ( Rivet ) b. Baut ( Bolt ) c. Hight Strength Bolt ( baut mutu tinggi ) d. Las a. Paku Keling (Rivet) Sebenarnya pemakain paku keling ( rivet ) sudah mulai ditinggalkan di ganti dengan baut mutu tinggi, mengingat proses pelaksanaan dilapangan terlalu rumit. Paku keling dapt membuat sambungan menjadi kaku karena memiliki tahanan geser yang tinggi ( Shear Resistance ), tetapi karena melalui pemanasan & didinginkan , paku keeling tidak dapat diukur langsung sehingga tidak dapat di masukkan kedalam hitungan untuk kuat gesernya / shear resistance Perhitungan sambungan dengan paku keeling ada dua macam sambungan ; - Sambungan beririsan satu / tunggal - Sambungan beririsan ganda
  • 13. Setyo Ilham Romadhon (201410340311235) Ami Royyani (201410340311266)   Kemampuan Sambungan-----a). Terhadap Geser b). Terhadap Tumpu a). Terhadap Geser ( ) Untuk irisan tunggal =  = ¼ .. d2 .  Untuk irisan ganda =  = 2. 1/4 d2 .  b). Terhadap Tumpu ( tu ). Bidang tumpu =  .d ;  =  .d. tu  = tebal plat yang disambung d = diameter paku keling  = beban yang diizinkan yang dipikul dinding lubang  tu = 2. untuk S1 ≥ 2 d  tu = 1,6 untuk 1,5 d ≤ S1< 2 d S1 = jarak paku keeling 2 2 1,56 i   Menentukan Kekuatan Dukung Paku Keling a). Untuk Irisan Tunggal. >geser :  = ¼ d2  diambil yang terkecil >tumpu :  =  . d.  tu
  • 14. Setyo Ilham Romadhon (201410340311235) Ami Royyani (201410340311266)  e profil WF profil T b). Untuk Irisan Ganda. >geser :  = 1/2 d2  >tumpu :  =  . d.  tu C). Jika bekerja gaya geser dan gaya aksial maka : i = 2 2 1,56   i = Tegangan Ideal a. Sambungan Baut Kekuatan nominal dari penyambung individual Sambungan Irisan tunggal Sambungan Irisan Ganda ( Sambungan berimpit ) ( Sambungan menumpu ) a). Sambungan Geser b). Sambungan Geser eksentris
  • 15. Setyo Ilham Romadhon (201410340311235) Ami Royyani (201410340311266) c). Sambungan Tarik d). Sambungan kombinasi Geser – Tarik Beban ditransfer dari satu batang ke batang yang lain melalui sambungan diantara mereka Alat yang sederhana untuk mentransfer beban dari satu batang ke batang yang lain adalah sebuah pen ( baja silindris ) / baut Kekuatan nominal pada sambungan tarik Rn = fub . An fub = kekuatan tarik bahan baut An = luas tegangan tarik baut pada bagian berulir An = ( 0,75 – 0,79 ). Ab ; sering dipakai 0,75 Ab
  • 16. Setyo Ilham Romadhon (201410340311235) Ami Royyani (201410340311266) Persamaan menjadi : Rn = Fub ( 0,75. Ab ) LRFD – Penyambung Umum : Ø Rn ≥  i Qi Ø = factor reduksi Rn = Resistensi Nominal i = factor kelebihan beban Qi = beban yang bekerja Untuk sambungan : Ø Rn ≥ Pu Ø = 0,75 untuk retakan dalam tarik & tumpu terhadap sisi lubang Ø = 0,65 untuk geser pada baut mutu tinggi Pu = beban terfaktor
  • 17. Setyo Ilham Romadhon (201410340311235) Ami Royyani (201410340311266) S1>1,5 d >3dS2  Kekuatan Geser Desain - Tanpa ulir pada bidang geser Ø Rn = Ø ( 0,6 Fub ) m Ab Ø Rn = 0,65 ( 0,6 Fub ) m Ab m = banyaknya bidang geser ; m = 1 irisan tunggal m = 2 irisan ganda  Kekuatan Geser – Desain – Ada ulir pada bidang geser Ø Rn = Ø ( 0,45. Fub ). m. Ab = 0,65 ( 0,45 Fub ) m. Ab  Kekuatan Tarik Desain Ø Rn = Ø Fub ( 0,75. Ab ) Ø = 0,75  Kekuatan Tumpu Desain 1. Ø Rn = Ø ( 2,4. dt. Fu ) Ø = 0,75 - jarak ujung tidak kurang 1,5 d - jarak pusat ke pusat baut tidak kurang 3 d d= diameter lubang t = tebal plat 2. Untuk lubang beralur pendek tegak lurus pada arah transmisi beban Ø Rn = Ø ( 2. d. t. Fu ). Ø = 0,75 3. Untuk baut yang paling berdekatan di pinggir Ø Rn = Ø ( L. t. Fu ) Ø = 0,75 L = jarak ujung 4. Untuk baut di lubang yang berjarak lebih 0,25 Ø Rn = Ø ( 0,3 . d. t. Fu ) Ø = 0,75
  • 18. Setyo Ilham Romadhon (201410340311235) Ami Royyani (201410340311266) BAB II ANALISA DAN PERHITUNGAN Direncanakan Bangunan gedung berikut sambungan serta gambar kerjanya dengan data - data sebagai berikut : 1. Beban (P) Crane = 5 ton = 5000 kg 2. Profil kuda-kuda = Wide Flange 3. Bentang kuda – kuda = 15 meter 4. Jumlah kuda – kuda (n) = 7 kuda - kuda 5. Jarak antar kuda – kuda (L) = 7.00 m 6. H1 = 6.00 m 7. Sudut kemiringan = 15° 8. Beban Angin = 35 kg/m2 9. Jenis Atap = Zincalum 10. Dinding Samping = Tertutup ( Zincalum ) 11. Ikatan Angin Atap = Profil Pipa 12. Ikatan Angin Dinding = Rangka Tersusun tinggi 1,5 meter 13. Mutu Baja = A572 14. Jenis Sambungan = Baut (A325) 15 m 6 m 7.76 m Crane 5 ton 15°
  • 19. Setyo Ilham Romadhon (201410340311235) Ami Royyani (201410340311266)  Menghitung Tinggi dan Sisi Miring Kuda-Kuda  Panjang Sisi Miring = 7,5 cos15 ° = 7,76 𝑚  Tinggi Kuda-Kuda tan 15° = 𝑥 7,5 = 2,01 𝑚  Jarak Antar Gording Direncanakan jumlah gording (n) = 7 = 𝑃𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑆𝑖𝑠𝑖 𝑀𝑖𝑟𝑖𝑛𝑔 𝑛 − 1 = 7,76 𝑚 7 − 1 = 1,29 𝑚 ≈ 1,3 𝑚  Perhitungan Beban Pada Atap 1. Beban Mati Jarak antar gording : 1,3 m Berat penutup atap ( zincalum ) : 4,1 kg/m2 Berat gording ditaksir : 6 kg/m Berat atap (1,3) x (4,1) = 5,33 kg/m Berat gording rencana = 6,00 kg/m + qD = 11,33 kg/m Jarak bentang dalam dan jarak sisa w.cos w.sin w
  • 20. Setyo Ilham Romadhon (201410340311235) Ami Royyani (201410340311266) Jarak antar kuda-kuda 𝑞𝐷 = 11,33 𝑘𝑔 𝑚 𝑞 𝐷𝑥 = (11,33) ∙ 𝑐𝑜𝑠15° = 10,944 𝑘𝑔 𝑅 𝐷𝑥 = 1 2 ∙ 𝑞 𝐷𝑥 ∙ 𝐿 = 1 2 ∙ 10,944 𝑘𝑔 𝑚 ∙ 7 𝑚 = 38,304 𝑘𝑔 𝑀 𝐷𝑥 = 1 8 ∙ 𝑞 𝐷𝑥 ∙ 𝐿2 = 1 8 ∙ (10,944 𝑘𝑔 𝑚 ) ∙ (7 𝑚)2 = 67,032 𝑘𝑔𝑚 𝑞 𝐷𝑦 = (11,33) ∙ 𝑠𝑖𝑛15° = 2,932 𝑘𝑔 𝑅 𝐷𝑦 = 1 2 ∙ 𝑞 𝐷𝑦 ∙ 𝐿 = 1 2 ∙ 2,932 𝑘𝑔 𝑚 ∙ 7 𝑚 = 10,262 𝑘𝑔 𝑀 𝐷𝑥 = 1 8 ∙ 𝑞 𝐷𝑥 ∙ 𝐿2 = 1 8 ∙ (2,932 𝑘𝑔 𝑚 ) ∙ (7 𝑚)2 = 17,959 𝑘𝑔𝑚 1. Beban Hidup Berat pekerja = 100 kg (PPIUG ’83 hal13) w.cosw.sin w Detail 𝑃𝐿 = 100 𝑘𝑔 𝑃𝐿𝑥 = (100) ∙ 𝑐𝑜𝑠 15° = 96,593 𝑘𝑔 𝑅 𝐿𝑥 = 1 2 ∙ 𝑃𝐿𝑥 = 1 2 ∙ (96,593 𝑘𝑔) = 48,297 𝑘𝑔 𝑀𝐿𝑥 = 1 4 ∙ 𝑃𝐿𝑥 ∙ 𝐿 = 1 4 ∙ (96,593𝑘𝑔) ∙ (7 𝑚) = 169,038 𝑘𝑔𝑚 𝑃𝐿𝑦 = (100) ∙ 𝑠𝑖𝑛 15° = 25,882 𝑘𝑔 𝑅 𝐿𝑦 = 1 2 ∙ 𝑃𝐿𝑦 = 1 2 ∙ (25,882 𝑘𝑔) = 12,941 𝑘𝑔 𝑀𝐿𝑦 = 1 4 ∙ 𝑃𝐿𝑦 ∙ 𝐿 = 1 4 ∙ (25,882𝑘𝑔) ∙ (7 𝑚) = 45,294 𝑘𝑔𝑚 Jarak antar kuda-kuda 15°
  • 21. Setyo Ilham Romadhon (201410340311235) Ami Royyani (201410340311266) 2. Beban Angin 𝐻 = 𝐻1 + ( 1 3 × ℎ 𝑘𝑢𝑑𝑎−𝑘𝑢𝑑𝑎) = 6 + ( 1 3 × 2,01 𝑚) = 6,67 𝑚 𝐻 𝐿 = 6,67 𝑚 42 𝑚 = 0,16 Angin Kanan Angin Hisap Angin Kanan Angin Hisap
  • 22. Setyo Ilham Romadhon (201410340311235) Ami Royyani (201410340311266) Digunakan Cp (-0,5) untuk angin tekan dan Cp (-0,5) untuk angin hisap (SNI 1727:2013) Angin Tekan q = (qw).(G).(Cptekan).(jarak gording) = (35).(0,85).(-0,5).(1,3) = -19,338 kg/m 𝑞 = −19,338 𝑘𝑔 𝑚 → 𝑅 𝑤 = 1 2 ∙ 𝑞 ∙ 𝐿 = 1 2 ∙ (−19,338 𝑘𝑔 𝑚 ) ∙ (7 𝑚) = −67,683 𝑘𝑔 𝑀 𝑤 = 1 8 ∙ 𝑞 ∙ 𝐿2 = 1 8 ∙ (−19,338 𝑘𝑔/𝑚) ∙ (7 𝑚)2 = −118,445 𝑘𝑔𝑚 Angin Hisap q = (qw).(G).(Cptekan).(jarak gording) = (35).(0,85).(-0,5).(1,3) = -19,338 kg/m 𝑞 = −19,338 𝑘𝑔 𝑚 → 𝑅 𝑤 = 1 2 ∙ 𝑞 ∙ 𝐿 = 1 2 ∙ (−19,338 𝑘𝑔 𝑚 ) ∙ (7 𝑚) = −67,683 𝑘𝑔 𝑀 𝑤 = 1 8 ∙ 𝑞 ∙ 𝐿2 = 1 8 ∙ (−19,338 𝑘𝑔/𝑚) ∙ (7 𝑚)2 = −118,445 𝑘𝑔𝑚
  • 23. Setyo Ilham Romadhon (201410340311235) Ami Royyani (201410340311266)  Kombinasi Pembebanan A. Pembebanan Tetap 1. Arah Tegak Lurus Bidang Atap RUx = (1,2).(RDx) + (0,5).(RLx) = (1,2).(38,304) + (0,5).(48,297) = 70,113 Kg 2. Arah Sejajar Bidang Atap RUy = (1,2).(RDy) + (0,5).(RLy) = (1,2).(10,262) + (0,5).(12,941) = 18,785 Kg B. Pembebanan Sementara 1 1. Arah Tegak Lurus Bidang Atap Ru = 1,2RDx + 0,5 RLx + 1,0 Rw RUX = 1,2 (38,304 kg) + 0,5 (48,297 kg) + 1,0 (−67,683) = 2,43 kg 2. Arah Sejajar Bidang Atap RUy = (1,2).(RDy) + (0,5).(RLy) = (1,2).(10,262) + (0,5).(12,941) = 18,785 Kg C. Pembebanan Sementara 2 1. Arah Tegak Lurus Bidang Atap Ru = 1,2RDx + 0,5 RLx - 1,0 Rw RUX = 1,2 (38,304 kg) + 0,5 (48,297 kg) = 70,113 kg 2. Arah Sejajar Bidang Atap RUy = (1,2).(RDy) + (0,5).(RLy) = (1,2).(10,262) + (0,5).(12,941) = 18,785 Kg
  • 24. Setyo Ilham Romadhon (201410340311235) Ami Royyani (201410340311266)  Kombinasi Momen A. Momen Akibat Beban Tetap 1. Arah Tegak Lurus Bidang Atap MLMDMu 5,02,1  MUx = (1,2).(MDx) + (0,5).(MLx) = (1,2).(67,032) + (0,5).(169,038) = 164,957 kgm 2. Arah Sejajar Bidang Atap MLMDMu 5,02,1  MUy = (1,2).(MDx) + (0,5).(MLx) = (1,2).(17,959) + (0,5).(45,294) = 44,198 kgm B. Momen Akibat Beban Sementara 1 1. Arah Tegak Lurus Bidang Atap MwMLMDMu 3,15,02,1  MUx = (1,2).(MDx) + (0,5).(MLx) + (1,3).(Mw) = (1,2).(67,032) + (0,5).(169,038) + (1,3).(-118,445) = 62,392 kgm 2. Arah Sejajar Bidang Atap MLMDMu 5,02,1  MUy = (1,2).(MDy) + (0,5).(MLy) = (1,2).(17,959) + (0,5).(45,294) = 44,198 kgm
  • 25. Setyo Ilham Romadhon (201410340311235) Ami Royyani (201410340311266) C. Momen Akibat Beban Sementara 2 3. Arah Tegak Lurus Bidang Atap MwMLMDMu 3,15,02,1  MUx = (1,2).(MDx) + (0,5).(MLx) - (1,3).(Mw) = (1,2).(67,032) + (0,5).(169,038) = 164,957 kgm 4. Arah Sejajar Bidang Atap MLMDMu 5,02,1  MUy = (1,2).(MDy) + (0,5).(MLy) = (1,2).(17,959) + (0,5).(45,294) = 44,198 kgm Dipasang sagrod di tengah bentang sehingga, MUy = 1 2 × (44,198) = 22,099 𝑘𝑔𝑚
  • 26. Setyo Ilham Romadhon (201410340311235) Ami Royyani (201410340311266) Tabel hasil perhitungan kombinasi momen dan reaksi Komb. Beban Rx Ry Mx My U = 1,2D +0,5L 70,113 Kg 18,785 Kg 164,957 kgm 44,198 kgm U = 1,2D +0,5L+1W 2,43 kg 18,785 Kg 62,392 kgm 44,198 kgm U = 1,2D +0,5L−1W 70,113 kg 18,785 Kg 164,957 kgm 44,198 kgm Max 70,113 kg 18,785 Kg 164,957 kgm 44,198 kgm
  • 27. Setyo Ilham Romadhon (201410340311235) Ami Royyani (201410340311266) Y X  Perencanaan Gording Atap Diambil profil C-Channel 150x50x20 dengan tebal 2,0 mm t = 2,0 mm Cy = 1,55 cm A = 5,54 cm2 Xo = 3,86 cm Ix = 185 cm4 J = 738 cm4 Iy = 19 cm4 Cw = 971 cm6 Zx = 24,7 cm3 rx = 5,79 cm Zy = 5,6 cm3 ry = 1,87 cm Tegangan Pada Profil C Zx = )).(2.().(... 4 1 2 thttbtahttatht  = )2,015).(2,0.20,5.(2,0)215.(2,0.22,0.15. 4 1 2  = 10,086 cm3 Zy = 22 ).().() 2 1 (..2) 2 1 (. ctbttcttcbtatctht  = 2 2 )55,12,00,5.(2,0 )2,055,1.(2,0)2,0 2 1 55,10,5.(2,0.2.2)2,0 2 1 55,1.(2,0.15   = 9,573 cm3 Momen nominal penampang C-channel Mutu Baja A572 ksi = 60 x 6,875 = 412,5Mpa = 4125 kg/cm2 Mnx = Zxfy = (10,086).(4125 kg/cm2 ) = 41604,75 kgcm Mny = Zyfy = (9,573).(4125 kg/cm2 ) = 39488,625 kgcm
  • 28. Setyo Ilham Romadhon (201410340311235) Ami Royyani (201410340311266) Momen Biaxial 0,1 ....  yy Uy yx Ux FZ M FZ M  0,1 )4125).(573,9).(9,0( )100).(198,44( )4125).(086,10).(9,0( (100).)(164,957  0,565 < 1,0 Lendutan Pada Profil C ∆ 𝑚𝑎𝑥= 𝐿 240 = 700 240 = 2,92 𝑚 𝑞𝐷 = 11,33 𝑘𝑔 𝑚 → 𝑞𝐷𝑥 = (11,33) ∙ 𝑐𝑜𝑠15° = 10,94 𝑘𝑔/𝑚 𝑞𝐷 𝑦 = (11,33 ) ∙ 𝑠𝑖𝑛15° = 2,93 𝑘𝑔/𝑚 𝑃𝐷 = 100 𝑘𝑔 → 𝑃𝐷𝑥 = (100) ∙ 𝑐𝑜𝑠15° = 96,59 𝑘𝑔 𝑃𝐷𝑦 = (100) ∙ 𝑠𝑖𝑛15° = 25,88 𝑘𝑔 Lendutan terhadap sumbu x qx = 10,94 kg/m = 0,1094 kg/cm Px = 96,59 kg ∆x = x x IE Lq . . . 384 5 4 + x x IE LP . . . 48 1 3 = )185).(2000000( )700).(59,96( . 48 1 )185).(2000000( )700).(1094,0( . 384 5 34  = 2,79 cm = 27,9 mm
  • 29. Setyo Ilham Romadhon (201410340311235) Ami Royyani (201410340311266) Lendutan terhadap sumbu y qy = 2,93 kg/m = 0,0293 kg/cm Py = 25,88 kg ∆y = y y IE Lq . . . 384 5 4 + y y IE LP . . . 48 1 3 = )19).(2000000( )350).(88,25( . 48 1 )19).(2000000( )350).(0293,0( . 384 5 34  = 0,759 cm = 7,57 mm ∆ = 22 )()( yx  = 22 )759,0()2,79(  = 2,89 cm < ∆max = 2,92 cm Jadi gording dengan profil C 150x50x20, dengan tebal 2,0 mm dapat digunakan karena telah memenuhi persyaratan.
  • 30. Setyo Ilham Romadhon (201410340311235) Ami Royyani (201410340311266)  Perencanaan Sagrod a) Perencanaan Track Stang/Sag Rod Digunakan Profil Rod dengan fy = 240 Mpa Kontrol Stabilitas Profil Gording 𝜆 = 𝐿 𝑘 𝑟 𝑚𝑖𝑛 < 𝑓𝑦 𝜆 = 350 1,87 < 240 𝜆 = 187,166 < 240 → OK Sag-rod dipasang pada ½ bentang gording maka stabilitas gording b) Gaya Yang Bekerja Sagrod PU = jumlah gording × RUy = 7 × 18,785 = 131,495 kg Mencari Luas Tulangan 𝜙Pn ≥ Pu 𝐴𝑔.𝐹𝑦 1,67 = 𝑃𝑢 0,9 𝐴𝑔.4125 𝑘𝑔/𝑐𝑚2 1,67 = 131,495 𝑘𝑔 0,9 𝐴𝑔.4125 𝑘𝑔/𝑐𝑚2 1,67 = 146,106 kg Ag = 243,997 𝑘𝑔 4125 𝑘𝑔/𝑐𝑚2 Ag = 0,059 cm2 131,495 kg 131,495 kg 7 m 1,3 m
  • 31. Setyo Ilham Romadhon (201410340311235) Ami Royyani (201410340311266) Mencari Jari-Jari Tulangan Ag = 1 4 × 𝜋 × 𝑑2 0,059 cm2 = 1 4 × 𝜋 × 𝑑2 4×0,059 𝑐𝑚2 𝜋 = d2 0,027 cm = d 0,27 mm = d Maka dipakai tulangan 𝜙6 mm Ag = 0,283 cm2 An = 85% Ag = 0,85 . 0,283 cm2 = 0,241 cm2 Ae = U . An = 0,9 . 0,241 cm2 = 0,217 cm2 Kondisi Leleh 𝜙Pn = 𝜙𝐴𝑔 .𝐹𝑦 1,67 = 0,90(0,283)(4125) 1,67 = 629,124 kg > 131,495 kg (Ok) >> SNI 2015 Kondisi Fraktur 𝜙Pn = 𝜙𝐴𝑒 .𝐹𝑢 2 = 0,75(0,217)(5500) 2 = 447,563 kg > 131,495 kg (Ok) >> SNI 2015
  • 32. Setyo Ilham Romadhon (201410340311235) Ami Royyani (201410340311266) PERHITUNGAN IKATAN ANGIN (BRACING) 1. Beban Angin Samping (Bagian Atap) 7.007.007.00 7.76 6.00 6.00 15 m 6 m 7.76 m Crane 5 ton 15°
  • 33. Setyo Ilham Romadhon (201410340311235) Ami Royyani (201410340311266)
  • 34. Setyo Ilham Romadhon (201410340311235) Ami Royyani (201410340311266) Beban Angin Samping (Bagian Atap) 𝑊𝐴𝑛𝑔𝑖𝑛 = 𝐿𝑢𝑎𝑠𝑎𝑛 𝐴𝑡𝑎𝑝 = (0,5) ∙ (15) ∙ (2,01) = 15,075 𝑚2 𝑃 𝑊 = 𝜙 × 𝑊𝑎𝑛𝑔𝑖𝑛 × 𝑏𝑒𝑏𝑎𝑛 𝑎𝑛𝑔𝑖𝑛 𝑃 𝑊 = 0,9 × 15,075 × 35 𝑃 𝑊 = 474,863 𝑘𝑔  Untuk beban setengah atap 𝑃 𝑊( 1 2 𝑎𝑡𝑎𝑝) = 𝑃 𝑊 2 = 474,863 2 = 237,432 𝑘𝑔 Titik Tiap Simpul  Titik A 1 4 𝑃 𝑊( 1 2 𝑎𝑡𝑎𝑝) = 1 4 × 237,432 = 59,358 𝑘𝑔  Titik B 1 2 𝑃 𝑊( 1 2 𝑎𝑡𝑎𝑝) = 1 2 × 237,432 = 118,716 𝑘𝑔  Titik C 1 4 𝑃 𝑊( 1 2 𝑎𝑡𝑎𝑝) = 1 4 × 237,432 = 59,358 𝑘𝑔
  • 35. Setyo Ilham Romadhon (201410340311235) Ami Royyani (201410340311266) ∑H=0 𝑃 − 𝑆 𝑐𝑜𝑠𝛼 = 0 𝑆 = 𝑃 𝑐𝑜𝑠𝛼 = 59,358 cos 28,986 = 67,858 𝑘𝑔 tan 𝛼 = 3,88 7 = 0,554 𝛼 = 𝐴𝑟𝑐 tan 0,554 = 28,986° 𝑅 × 7 = 59,458 × 3,88 𝑅 = 32,957 𝑘𝑔 Cek kelangsingan Bracing Panjang bresing atap lk = 22 )88,3()7(  = 8 m d = 800 1/4.𝑑 < 300 d = 10,67 cm dicoba bracing pipa diameter 3" OD = 89,1 mm T = 2,8 mm ID = 86,3 mm A = 7,591mm2 I = 70,700 mm4 => mini = √𝐼/𝐴 = √70,700/7,591 = 3,052 cm  = mini lk < 300 052,3 800 < 300 262,123 < 300 Cek kekuatan penampang PU = (1,3) x (32,957) = 42,844 kg Pu = 42,844 kg ≤ ᴓPn = 0.9 x A x Fy Pu = 42,844 kg ≤ ᴓPn = 0.9 x 7,591 x 4125 Pu = 42,844 kg ≤ ᴓPn = 28181,588 kg ( OK)
  • 36. Setyo Ilham Romadhon (201410340311235) Ami Royyani (201410340311266) Pembebanan Pada Dinding 1. Beban Mati Jarak antar gording : 2 m Berat penutup dinding ( zincalum ) : 4,1 kg/m2 Berat gording ditaksir : 6 kg/m Berat atap (1) x (4,1) = 4,1 kg/m Berat gording rencana = 6,00 kg/m + qD = 10,1 kg/m 𝑞𝐷 = 10,1 𝑘𝑔 𝑚 𝑞 𝐷𝑥 = (10,1) 𝑘𝑔 𝑚 𝑅 𝐷𝑥 = 1 2 ∙ 𝑞 𝐷𝑥 ∙ 𝐿 = 1 2 ∙ 10,1 𝑘𝑔 𝑚 ∙ 7 𝑚 = 35,35 𝑘𝑔 𝑀 𝐷𝑥 = 0 𝑞 𝐷𝑦 = (10,1) 𝑘𝑔 𝑚 𝑅 𝐷𝑦 = 0 𝑀 𝐷𝑦 = 0 2. Beban Angin 𝐿 𝐵 = 42 15 = 2,8  𝐿 𝐵 = 2 → 𝐶𝑝 = −0,3  𝐿 𝐵 = 4 → 𝐶𝑝 = −0,2 Didapat : - Cp = 0,8 untuk angina tekan - Cp = −0,34 untuk angin hisap
  • 37. Setyo Ilham Romadhon (201410340311235) Ami Royyani (201410340311266) Angin tekan, q = qw x G x Cp x (jarak gording) = 35 x 0,85 x 0,8 x 2 = 59,5 kg/m q = 23,8 kg/m => Mx = 0 kgm My = 2 .. 8 1 LqD = )7).(5,59.( 8 1 2 = 364,438 kgm Angin hisap, q = qw x G x Cp x (jarak gording) = 35 x 0,85 x (- 0,34) x 2 = - 20,23 kg/m q = - 10,115 kg/m => Mx = 0 kgm My = 2 .. 8 1 LqD = )7).(23,20.( 8 1 2  = - 123,909 kgm A. Momen Akibat Beban Tetap 1. Arah Tegak Lurus Bidang Dinding MUy = (1,3).(My) MUx = (1,2).(Mx) = (1,3).(364,438) = (1,2).(0) = 473,769 kgm = 0 kgm
  • 38. Setyo Ilham Romadhon (201410340311235) Ami Royyani (201410340311266) Y X  Perencanaan Gording Dinding Diambil profil C-Channel 200x75x20 dengan tebal 2,8 mm q = 8,17 kg/m t = 2,8 mm Cy = 2,20 cm A = 10,40 cm2 Xo = 5,42 cm Ix = 636 cm4 J = 2719 cm4 Iy = 75 cm4 Cw = 6085 cm6 Zx = 63,6 cm3  Zy = 14,2 cm3 ix = 7,82 cm iy = 2,69 cm Mutu Baja A572 ksi = 60 x 6,875 = 412,5 Mpa = 4125 kg/cm2 Tegangan Pada Profil C Zx = )).(2.().(... 4 1 2 thttbtahttatht  = )3,015).(3,0.25.(3,0)215.(3,0.23,0.15. 4 1 2  = 27,542 cm3 Zy = 22 ).().() 2 1 (..2) 2 1 (. ctbttcttcbtatctht  = 2 2 )54,13,05.(3,0 )3,054,1.(2,0)3,0 2 1 54,15.(3,0.2.2)3,0 2 1 54,1.(3,0.15   = 13,530 cm3 Lendutan Pada Profil C ∆max = 240 L = 240 700 = 2,92 cm
  • 39. Setyo Ilham Romadhon (201410340311235) Ami Royyani (201410340311266) Lendutan terhadap sumbu y, ∆y = y y IE Lq . . . 384 5 4 + y y IE LP . . . 48 1 3 = )75).(2000000( )700).(0( . 48 1 )75).(2000000( )700).(101,0( . 384 5 34  = 2,105 + 0 = 2,105 cm = 21,05 mm Asumsikan Penampang Kompak Mny = Zy x fy = 13,530 x 4125 kg/cm2 = 55811,25 kgcm 𝑀 𝑅 = ∅𝑀 𝑛 𝑀 𝑅 = 0,9 × 55811,25 = 50230,125 𝑘𝑔𝑐𝑚 = 502,301𝑘𝑔𝑚 > 𝑀𝑢 (473,769 𝑘𝑔𝑚) → 𝑂𝐾 Cek Puntir MnyxØMnxxØ MuyMux  < 1,0 0 + 113,5589,0 769,473 x = 0,94 < 1,0 Jadi gording dengan profil C 200x75x20, dengan tebal 2,8 mm dapat digunakan karena telah memenuhi persyaratan.
  • 40. Setyo Ilham Romadhon (201410340311235) Ami Royyani (201410340311266)  Perencanaan Ikatan Angin (Bracing) Pada dinding  Beban angin samping (bagian dinding) Dipakaai Rangka Tersusun Setinggi 1,5 meter Luas bidang A = 7 x 6 = 42 m2 Tekanan angin P = 35 kg/m2 W = 0,9 x 42 x 35 = 1323 kg Tiap titik simpul Wa = 1/2 x 1323 = 661,5 kg Diasumsikan rangka tersusun WF 300.300.10.15 dan truss-bracing L 100.100.10
  • 41. Setyo Ilham Romadhon (201410340311235) Ami Royyani (201410340311266) PERHITUNGAN PEMBEBANAN CRANE Model : 5 D.T11 Hoist type : 5 D Trolley type : 5 DT Capacity : 5 ton Dimension : L : 8000 mm W : 850 mm H : 560 mm K : 500 mm R : 900 mm F : 530 mm E : 550 mm ØN : 190 mm Weight: 680 kg Pcrane : 680 kg Pcropcrane : 5000 kg Pfootwalk : 100 kg + 5780 kg
  • 42. Setyo Ilham Romadhon (201410340311235) Ami Royyani (201410340311266)  Perhitungan Pembebanan λ = 0,85 m’ (Lihat Tabel Hoist Crane) λ < 0,586 × L λ < 0,586 × 14 λ < 8,204 m’ Mmax = P/2L (L – λ/2)2 𝑀∗ max = (2,89) 2(14) × (14 − 0,85 2 )2 = 19,02 tm’ (belom termasuk Qbs) 𝑀 = 𝑃𝐿 4 = 2,89 × 14 4 = 10,115 V = P × (2 − λ L ) = 2,89 × (2 − 0.85 14 ) = 5,60 ton  Pra-Desain penampang 𝐿 ℎ⁄ < 25 14 ℎ⁄ < 25 ∶ ℎ > 56 𝑐𝑚 𝐿 𝑏⁄ < 65 14 𝑏⁄ < 65 ∶ 𝑏 > 21,54 𝑐𝑚 ≈ 22 𝑐𝑚 Berdasarkan nilai R = 900 mm, maka direncanakan lebar penampang (b) = 1000 mm 14 m 7 m 0,85 m85 cm =
  • 43. Setyo Ilham Romadhon (201410340311235) Ami Royyani (201410340311266)  Syarat tw dan tf 𝑃 7𝑡𝑤 ≤ 𝐹𝑇𝑎𝑟𝑖𝑘 = 𝐹𝑦 5780 𝑘𝑔 7𝑡𝑤 ≤ 4125 𝑘𝑔/𝑐𝑚2 𝑡𝑤 ≥ 0,2 𝑐𝑚 0,75 𝑃 𝑡𝑓2 ≤ 𝐹𝐿𝑒𝑛𝑡𝑢𝑟 = 0,6 𝐹𝑦 0,75 × 5780 𝑘𝑔 𝑡𝑓2 ≤ 0,6 × 4125 𝑘𝑔 𝑐𝑚2 𝑡𝑓 ≥ 1,3 𝑐𝑚  Penampang Kompak 𝑏 𝑡𝑓 ≤ 1,12√ 𝐸 𝐹𝑦 40 2 ≤ 1,12√ 200000 412,5 20 ≤ 24,66 → 𝑂𝐾 ℎ 𝑡𝑤 ≤ 2,42√ 𝐸 𝐹𝑦 100 − 2 − 2 2 ≤ 2,42√ 200000 412,5 48 ≤ 53,29 → 𝑂𝐾 Dari syarat pendimensian penampang di atas diperoleh : H = 100 cm B = 100 cm tf = 2 cm tw = 2 cm
  • 44. Setyo Ilham Romadhon (201410340311235) Ami Royyani (201410340311266)  Perencanaan Penampang Balok  Luas Profil FI = FII = 100 x 2 = 200 cm2 FIII = FIV = FV = 96 x 2 = 192 cm2  Luas Penampang A = A1 + A2 + A3 + A4 + A5 = (200 x 2) + (192 x 3) = 976 cm2  Garis Berat Penampang Y = 1 2⁄ × 100 = 50 𝑐𝑚 X = 1 2⁄ × 100 = 50 𝑐𝑚  Momen Inersia yc = yt = ( 1 2 𝐻 − 1 2 𝑡𝑓) = 50 − 1 = 49 𝑐𝑚 Ix = ∑ (Ixo + Ao y2 ) = ((100 × 2) × 492 ) × 2 + ( 1 12 × 2 × 963 ) × 3 = 1402768 cm4
  • 45. Setyo Ilham Romadhon (201410340311235) Ami Royyani (201410340311266) Zx = Acyc + Atyt = ((100 x 2) x (50 – 1)) x 2 = 19600 cm3 ∅𝑀𝑛 = ∅ × 𝑍𝑥 × 𝐹𝑦 ∅𝑀𝑛 = 0,9 × 19600 × 4125 𝑘𝑔/𝑐𝑚2 × 1 105 ∅𝑀𝑛 = 727,65 𝑡𝑚′ 14 m
  • 46. Setyo Ilham Romadhon (201410340311235) Ami Royyani (201410340311266)
  • 47. Setyo Ilham Romadhon (201410340311235) Ami Royyani (201410340311266) Q bs (profil) = A × σbaja = 0,0976 𝑚2 × 7,850 𝑡 𝑚3 = 0,766 t/m’ Mmax = 𝑀∗ max + 1 2 × 𝑄𝑏𝑠 × 𝐿2 = 19,02 + 1 2 × 0,766 × 142 = 94,09 tm’ Mdynamic = 94,09 x 1,15 ( factor impact) = 108,20 tm’ < ∅𝑀𝑛 = 727,65 𝑡𝑚′ → 𝑂𝐾 Cek Lendutan pada Profil Λijin = 𝐿 600 = 1400 600 = 2,33 𝑐𝑚 = 23,3 𝑚𝑚 Lendutan akibat beban merata Λ = 5 𝑤𝐿4 384 𝐸𝐼 = 5 𝑥(7,66 𝑘𝑔 𝑐𝑚 ) 𝑥(1400 𝑐𝑚)4 384 𝑥(2 𝑥 106 𝑘𝑔/𝑐𝑚2) 𝑥 1402768 = 0,137 𝑐𝑚 Lendutan akibat beban terpusat Λ = 𝑃×𝜆 24 𝐸𝐼 × (3𝐿2 − 4𝜆2 ) = 5780 𝑘𝑔×85 𝑐𝑚 24×(2 𝑥 106 𝑘𝑔/𝑐𝑚2) 𝑥 1402768 × (3 × 14002 − 4 × 852 ) = 0,043 Λtotal = 0,137 𝑐𝑚 + 0,043 𝑐𝑚 = 0,180 𝑐𝑚 < 2,33 𝑐𝑚 → 𝐴𝑚𝑎𝑛 Perencanaan Dimensi Balok Crane Memanjang 𝐿 ℎ < 25 7 ℎ < 25; h > 28 cm 𝐿 𝑏 < 65 7 𝑏 < 65; b > 11 cm Reaksi Perletakan R = ( 1 2 × 𝑞 𝑏𝑠 𝑝𝑟𝑜𝑓𝑖𝑙 × 𝐿) + ( 1 2 × 𝑞 𝑏𝑠 × 𝐿) + ( 1 2 × 𝑃𝑐𝑟𝑎𝑛𝑒) = ( 1 2 × 0,766 × 14) + ( 1 2 × 0,137 × 7) + ( 1 2 × 5,780) = 8,7315 ton 14 m
  • 48. Setyo Ilham Romadhon (201410340311235) Ami Royyani (201410340311266) Dicoba dengan profil WF 350 x 350 x 12 x 19 t1 : 12 mm t2 : 19 mm r : 20 mm A : 173,9 cm2 q : 137 kg/m Ix : 40300 cm4 Iy : 13600 cm4 ix : 15,2 cm iy : 8,84 cm zx : 2300 cm3 zy : 776 cm3 Dari perhitungan StaadPro diperoleh: Mmax = 12,896 tm Vmax = 5,980 ton Cek Stabilitas Tekuk local pada sayap (flens) 𝜆 = 𝐵 𝑓 2 𝑥 𝑡 𝑓 = 350 2 𝑥 19 = 9,21 𝜆 𝑝 = 0,38 √ 𝐸 𝑓𝑦 = 0,38√ 200000 412,5 = 8,37 (𝜆 ≥ 𝜆 𝑝) 𝜆 𝑟 = 1,0 √ 𝐸 𝑓𝑦 = 1,0√ 200000 412,5 = 22,02 (𝜆 ≤ 𝜆 𝑟) Tekuk local pada badan (web) 𝜆 = 𝐻 𝑡 = 350 12 = 29,167 𝜆 𝑝 = 3,76 √ 𝐸 𝑓𝑦 = 3,76 √ 200000 412,5 = 82,79 (𝜆 ≤ 𝜆 𝑝) → 𝑷𝒆𝒏𝒂𝒎𝒑𝒂𝒏𝒈 𝑵𝒐𝒏 − 𝒌𝒐𝒎𝒑𝒂𝒌 Kapasitas Penampang Statis Momen Penampang Terhadap Titik Berat Balok S = {(35)𝑥 (1,9)𝑥 (16,55)} + {1 2⁄ 𝑥 (35,0 − 3,8)2 𝑥 (1,2)} = 1684,64 cm3 t2 r t1 t2 B H r
  • 49. Setyo Ilham Romadhon (201410340311235) Ami Royyani (201410340311266) Tegangan Geser Balok 𝜏 = V x s ϕ x b x I = 5980 × 1684,64 0,85 x 1,2 x40300 = 245,077 𝑘𝑔 𝑐𝑚2⁄ ≤ 0,56 𝑥 𝑓𝑦 = 2310 𝑘𝑔 𝑐𝑚2⁄ Tegangan Kombinasi Lentur dan Aksial Balok 𝜎 = 𝑀 𝜙 𝑥 𝑧 𝑥 ± 𝑁 𝜙 𝑥 𝐴 = (12,896 × 105 𝑘𝑔. 𝑐𝑚) 0,85 𝑥 2300 ± 0 0,90 𝑥 173,5 = 659,642 𝑘𝑔 𝑐𝑚2⁄ ≤ 𝑓𝑦 = 4125 𝑘𝑔 𝑐𝑚2⁄ Penampang balok WF cukup aman menerima gaya-gaya kombinasi. Cek kelangsingan kolom dan tegangan yang bekerja 𝜆 = 𝐾 𝑥 𝐿 𝑖 𝑚𝑖𝑛 = 1 𝑥 350 8,84 = 39,59 < 300 𝜆 𝑐 = 𝜆 𝜋 √ 𝑓𝑦 𝐸 = 39,59 𝜋 √ 412,5 200000 = 0,572 ≤ 1,20 𝜔 = 1,43 1,6 − 0,67𝜆 𝑐 = 1,43 1,6 − 0,67 (0,572) = 1,175 𝜎 = 𝜔 × 𝑁 𝜙 × 𝐴 + 𝑀 𝜙 × 𝑧 𝑥 = 1,175 × 0 0,85 × 173,5 + (12,896×105 𝑘𝑔.𝑐𝑚) 0,9 ×2300 = 732,019 𝑘𝑔 𝑐𝑚2⁄ < 4125 𝑘𝑔 𝑐𝑚2⁄ Penampang balok WF cukup aman menerima gaya kombinasi dan tidak terjadi tekuk lentur.  Untuk Penampang Non – Kompak Mn = 𝑀𝑝 − {(𝑀𝑝 − 0,7𝐹𝑦 × 𝑆𝑥) × ( 𝜆−𝜆𝑝 𝜆𝑟−𝜆𝑝 ) Sx = 𝐼𝑥 𝑌 = 40300 17,5 = 2302,86 𝑐𝑚3 Zx = bf . tf . (d-tf) + ¼ . tw . (d-2tf)2 = 35 x 1,9 x (35-1,9) + ¼ x 1,2 x (35 – 2 x 1,9)2 = 2493,182 cm3 Mp = Zx . fy = 2493,182 x 4125 = 10284375,75 kg.cm = 102,84 tm Mn = 102,84 − {(102,84 − 0,7 × 4125 × 2302,86 × 1 105 ) × ( 9,21−8,37 22,02−8,37 )} = 100,603 tm’ Mu ≤ Ø Mn 12,896 tm ≤ 0,9 x 100,603 tm 12,896 tm ≤ 90,54 tm OK
  • 50. Setyo Ilham Romadhon (201410340311235) Ami Royyani (201410340311266)  Cek lendutan pada profil Kontrol Terhadap Lendutan Δijin = 𝐿 600 = 7000 600 = 11,67 mm = 1,167 cm Lendutan akibat beban merata Δ = 5 𝑤 𝐿4 384 𝐸𝐼 = 5 𝑥 1,37 𝑥 7004 384 𝑥 2000000 𝑥 40300 = 0,053 cm Lendutan akibat beban terpusat ∆ = xIE LP x . . 48 1 3 = )40300.().2000000( )700.().5,8731( 48 1 3 x x x = 0,774 cm Δtotal = 0,053 + 0,774 = 0,827 cm = 0,827 cm < 1,167 cm .............. AMAN !
  • 51. Setyo Ilham Romadhon (201410340311235) Ami Royyani (201410340311266)  Pembebanan Pada Kuda-kuda a) Beban mati  Berat gording Jarak antar kuda-kuda = 7 m Berat sendiri gording = 6 kg/m’ Beban akibat gording = 7 m × 6 kg/m’ = 42 kg  Berat penutup atap (zincalum) P = 4,10 kg/m2 = 4,10 kg/m2 × 7m × 1,3 m = 37,31 kg  Total beban mati (P) Beban akibat gording = 42 kg Beban akibat penutup atap = 37,31 kg PDL = 79,31 kg ½ PDL = 39,655 kg b) Beban angin Pada Dinding Beban angin (P) = 35 kg/m2 Angin Tekan (q) = 𝑞 × 𝐺 × 𝐶𝑝 × 𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑎𝑛𝑡𝑎𝑟 𝑘𝑢𝑑𝑎 − 𝑘𝑢𝑑𝑎 = 35 𝑘𝑔 𝑚2 × 0,85 × 0,8 × 7 𝑚 = 166,6 kg/m Angin Hisap (q) = 𝑞 × 𝐺 × 𝐶𝑝 × 𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑎𝑛𝑡𝑎𝑟 𝑘𝑢𝑑𝑎 − 𝑘𝑢𝑑𝑎 = 35 𝑘𝑔 𝑚2 × 0,85 × 0,34 × 7 𝑚 = 70,805 kg/m c) Beban Angin Pada Atap Angin Tekan (q) = 𝑞 × 𝐺 × 𝐶𝑝 × 𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑎𝑛𝑡𝑎𝑟 𝑔𝑜𝑟𝑑𝑖𝑛𝑔 × 𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑘𝑢𝑑𝑎 − 𝑘𝑢𝑑𝑎 = 35 𝑘𝑔 𝑚2 × 0,85 × (−0,5) × 1,3 𝑚 × 7𝑚 = -135,363 kg Angin Hisap (q) = 𝑞 × 𝐺 × 𝐶𝑝 × 𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑎𝑛𝑡𝑎𝑟 𝑔𝑜𝑟𝑑𝑖𝑛𝑔 = 35 𝑘𝑔 𝑚2 × 0,85 × (−0,5) × 1,3 𝑚 = -135,363 kg
  • 52. Setyo Ilham Romadhon (201410340311235) Ami Royyani (201410340311266) d) Beban Crane = P crane + P ( balok crane melintang) + P (balok crane memanjang) = 1 2 × 5780 𝑘𝑔 + ( 1 2 × 766 × 14) + ( 1 2 × 137 × 7) = 8731,5 𝑘𝑔
  • 53. Setyo Ilham Romadhon (201410340311235) Ami Royyani (201410340311266) Gaya-gaya yang bekerja pada perencanaan dimensi  Kombinasi 1 (1,4D) Dimensi Gaya-gaya yang bekerja M max (kgm’) N max (kg) V max (kg) Kuda-kuda 3250 3020 1830 Corbel 6140 0 12300 Kolom 6950 16500 2440  Kombinasi 2 (1,2D + 0,5 W) Dimensi Gaya-gaya yang bekerja M max (kgm’) N max (kg) V max (kg) Kuda-kuda 2240 2310 1250 Corbel 5270 0 10600 Kolom 5570 13700 2130  Kombinasi 3 (1,2D + 1,0 W) Dimensi Gaya-gaya yang bekerja M max (kgm’) N max (kg) V max (kg) Kuda-kuda 1700 2030 951,986 Corbel 5270 0 10600 Kolom 5190 13300 2170  Kombinasi 4 (0,9D + 1,0 W) Dimensi Gaya-gaya yang bekerja M max (kgm’) N max (kg) V max (kg) Kuda-kuda 1010 1390 565,118 Corbel 3950 0 7940 Kolom 3700 9730 1650 (Dari kombinasi diatas, digunakan kombinasi 1 karena gaya yang bekerja paling maksimum)
  • 54. Setyo Ilham Romadhon (201410340311235) Ami Royyani (201410340311266) t2 t2 t1 r r H B  Perencanaan Kuda-kuda Dari hasil perhitungan staad pro pada kuda-kuda didapatkan nilai-nilai sebagai berikut: Mmax = 3250 kg.m Nmax = 3020 kg Vmax = 1830 kg Dari tabel baja diambil profil IWF 200.150.6.9 t1 = 6 mm t2 = 9 mm r = 12 mm A = 38,8 cm2 q = 30,60 kg/m Ix = 2675 cm4 Iy = 507 cm4 ix = 8,30 cm iy = 3,60 cm Zx = 275,8 cm3 Zy =67,6 cm3  Cek Stabilitas Penampang Tekuk Lokal pada Sayap λ = Bf 2.tf = 150 2x9 = 8,33 λp = 0.38. √ E fy = (0.38).√ 2x105 412,5 = 8,367 (λ ≤ λp) Tekuk Lokal Pada Badan λ = H tw = 200−(2×9)−(2×12) 6 = 26,33 λp = 3.76. √ E fy = (3.76).√ 2x105 412,5 = 82,792 (λ ≤ λp) balok kompak dan tidak membutuhkan pengaku
  • 55. Setyo Ilham Romadhon (201410340311235) Ami Royyani (201410340311266)  Cek Kekuatan Penampang Mn = (Zx) x (Fy) Zx = bf.tf(d-tf) + 1 4 tw(d − 2. tf)2 Zx = 15× 0,9 × (20 − 0,9) + 1 4 × 0,6 × (20 − 2 × 0,9)2 Zx = 307,536 cm3 Mnx = (Zx) x (Fy) = 307,536x 4125 x 1 105 = 12,686 tm’ Mu<∅ Mn 3,250 tm < 0,9 (12,686) 3,250 tm < 11,417 tm’ OK Cek Kombinasi beban Kelangsingan terhadap sumbu y λy = lk iy = 776 3,75 = 215,556 < 300 dari rasio kelangsingan, tekuk terjadi pada sumbu y = sumbu lemah Menentukan c c = 1 π × lk iy × √ Fy E = 1 π × 215,556 × √ 412,5 200000 = 3,116 Untuk λc < 0. 25 ω = 1 0.25 < λc < 1,2 ω = 1,43 1,6−0,67λc c>1,2 ω = 1,25λc2 karena c = 2,991 berada pada λc > 1,2
  • 56. Setyo Ilham Romadhon (201410340311235) Ami Royyani (201410340311266) maka : 𝜔 = 1,25𝜆𝑐2 𝜔 = 1,25 × (3,116)2 = 12,137 Pn = 𝐴𝑔 × 𝐹𝑦 𝜔 = 30,60 cm2 × 4125 𝑘𝑔/𝑐𝑚2 12,137 × 1 103 = 10,400 ton Mny= (Zy) x (Fy) Zy = 1 2 tf .bf2 + 1 4 (𝑑 − 2. 𝑡𝑓)tw2 Zy = 1 2 . 0,92 .152 + 1 4 (20- 2. 0,9).0,62 Zy = 92,763 cm3 Mny = (Zy) x (Fy) = 92,763x 4125 x 1 105 = 3,826 tm’ 𝑃𝑢 ∅𝑃𝑛 = 3,020 𝑡𝑜𝑛 0,85 × 10,400 = 0,342 > 0,2 𝑃𝑢 ∅𝑐 × 𝑃𝑛 + ( 8 9 × 𝑀𝑢 ∅𝑏 × 𝑀𝑛𝑥 ) ≤ 1,0 = 3,020 0,85 × 10,400 + ( 8 9 × 3,250 0,9 × 12,686 ) ≤ 1,0 = 0,595 ≤ 1,0 Aman terhadap kombinasi tekan dan lentur
  • 57. Setyo Ilham Romadhon (201410340311235) Ami Royyani (201410340311266)  Cek Terhadap Geser ℎ 𝑡𝑤 < 2,24√ 𝐸 𝐹𝑦 = 15−(2×0,9)−(2×1,2) 0,6 < 2,24√ 200000 412,5 = 26,33 < 49,323 maka, digunakan Cv = 1,0 Vu ≤ ∅ Vn 1,830 ton ≤ 1,0 x 0,6 x Fy x Aw x Cv 1,830 ton ≤ 1,0 x 0,6 x 4125 x ((20 – 1,8).0,6) x 1,0 1,830 ton ≤ 27027 kg = 27,027 ton OK Penampang balok WF cukup aman menerima gaya-gaya kombinasi.  Kontrol terhadap Lendutan Δijin = 15,00 360 = 15000 360 = 41,67 mm Δmax= 5,357 mm < 41,67 mm Penampang balok WF cukup aman terhadap lendutan.
  • 58. Setyo Ilham Romadhon (201410340311235) Ami Royyani (201410340311266) t2 t2 t1 r r H B Perencanaan Dimensi Corbel Dari hasil perhitungan staad pro pada corbel didapatkan nilai-nilai sebagai berikut : Mmax = 6140 kgm’ Nmax = 0 kg Vmax = 12300 kg Dari tabel baja diambil profil IWF 150.150.7.10 t1 = 7 mm t2 = 10 mm r = 11 mm A = 40,14 cm2 q = 31.50 kg/m Ix = 1640 cm4 Iy = 563 cm4 ix = 8,62 cm iy = 3,75 cm Zx = 219 cm3 Zy =75,1 cm3  Cek Stabilitas Penampang Tekuk Lokal pada Sayap λ = Bf 2.tf = 150 2x10 = 7,5 λp = 0.38. √ E fy = (0.38).√ 2x105 412,5 = 8,367 (λ ≤ λp) Tekuk Lokal Pada Badan λ = H tw = 150−(2×10)−(2×11) 7 = 15,429
  • 59. Setyo Ilham Romadhon (201410340311235) Ami Royyani (201410340311266) 𝜆 𝑝 = 3.76. √ 𝐸 𝑓𝑦 = (3.76.√ 2𝑥105 412,5 = 82,792 (𝜆 ≤ 𝜆 𝑝) balok kompak dan tidak membutuhkan pengaku  Cek Kekuatan Penampang Mn= Zx x Fy Zx = bf.tf(d-tf) + 1 4 𝑡𝑤(𝑑 − 2. 𝑡𝑓)2 Zx = 15× 1,0 × (15 − 1,0) + 1 4 × 0,7 × (15 − 2 × 1,0)2 Zx= 239,58 cm3 Mn = Zx Fy = 239,58 x 4125 x 1 105 = 9,883 tm’ Mu<∅ Mn 6,140 tm < 0.9 (9,883) 6,140 tm < 8,895 tm’ OK  Cek Terhadap Geser = ℎ 𝑡𝑤 < 2,24√ 𝐸 𝐹𝑦 = 15−(2×1)−(2×1,1) 0,7 < 2,24√ 200000 412,5 = 15,429 < 49,323 maka, digunakan Cv = 1,0 Vu ≤ ∅ Vn 12,300 ton ≤ 1,0 x 0,6 x Fy x Aw x Cv 12,300 ton ≤ 1,0 x 0,6 x 4125 x ((15 – 2,0).0,7) x 1,0 12,300 ton ≤ 22522,5 kg = 22,523 ton OK Penampang balok WF cukup aman menerima gaya-gaya kombinasi.
  • 60. Setyo Ilham Romadhon (201410340311235) Ami Royyani (201410340311266)  Kontrol terhadap Lendutan Δijin = 2L 360 = 2 x 500 360 = 5,56 mm Δmax = 1,927 mm < 5,56 mm OK
  • 61. Setyo Ilham Romadhon (201410340311235) Ami Royyani (201410340311266) t2 t2 t1 r r H B Perencanaan Dimensi Kolom Dari hasil perhitungan staad pro pada kolom didapatkan nilai-nilai sebagai berikut: Mmax = 6950 kgm’ Nmax = 16500 kg Vmax = 2440 kg Dari tabel baja diambil profil IWF 200.200.8.12 t1 = 8 mm t2 = 12 mm r = 13 mm A = 63,53 cm2 q = 49,90 kg/m Ix = 4720 cm4 Iy = 1600 cm4 ix = 8,62 cm iy = 5,05 cm Zx = 472 cm3 Zy = 112 cm3  Cek stabilitas penampang Tekuk lokal pada sayap λ = Bf 2×tf = 200 2×12 = 8,33 mm λp = 0,38 × √ E Fy = 0,38 × √ 200000 412,5 = 8,367 mm (λ ≤ λp) Tekuk lokal pada badan λ = h tw = 200−(2×12)−(2×13) 8 = 18,75
  • 62. Setyo Ilham Romadhon (201410340311235) Ami Royyani (201410340311266) λp =3,76 × √ E Fy = 3,76 × √ 200000 12,5 = 82,792 (λ ≤ λp) Profil WF cukup aman dan stabil terhadap terjadinya tekuk lokal Cek kelangsingan kolom dan tegangan yang bekerja Kelangsingan terhadap sumbu y 𝜆 𝑦= 𝑙𝑘 𝑖 𝑦 = 1,2×𝐿 5,02 = 1,2×600 5,02 = 143,426 < 300 dari rasio kelangsingan, tekuk terjadi pada sumbu y = sumbu lemah Menentukan c c = 1 𝜋 × 𝑙𝑘 𝑖 𝑦 × √ 𝐹𝑦 𝐸 = 1 𝜋 × 143,426 × √ 412,5 200000 = 2,073 Untuk λc < 0. 25 ω = 1 0.25 < λc < 1,2 𝜔 = 1,43 1,6−0,67𝜆𝑐 c>1,2 𝜔 = 1,25𝜆𝑐2 karena c = 2,073 berada pada λc > 1,2 maka : 𝜔 = 1,25𝜆𝑐2 𝜔 = 1,25 × (2,073)2 = 5,372 Pn = 𝐴𝑔 × 𝐹𝑦 𝜔 = 63,53 cm2 × 4125 𝑘𝑔/𝑐𝑚2 5,372 1 103 = 48,783 ton
  • 63. Setyo Ilham Romadhon (201410340311235) Ami Royyani (201410340311266)  Cek Kekuatan Penampang Mn = Zx × Fy Zx = bf.tf(d-tf) + 1 4 𝑡𝑤(𝑑 − 2. 𝑡𝑓)2 Zx = 20× 1,2 × (20 − 1,2) + 1 4 × 0,8 × (20 − 2 × 1,2)2 = 513,15 cm3 Mn = Zx × Fy = 513,15× 4125× 1 105 = 21,167 tm1 Mu < ∅ Mn 6,950 tm < 0,9 × 21,167 6,950 tm < 19,05 tm’ OK Mny= (Zy) x (Fy) Zy = 1 2 tf .bf2 + 1 4 (𝑑 − 2. 𝑡𝑓)tw2 Zy = 1 2 1,22 .202 + 1 4 (20- 2. 1,2).0,82 Zy = 290,82 cm3 Mny = (Zy) x (Fy) = 290,82 x 4125 x 1 105 = 11,996 tm’ Pu < ∅Pn 16,500 tm< 0,85 . 48,783 16,500 tm< 41,466 tm OK
  • 64. Setyo Ilham Romadhon (201410340311235) Ami Royyani (201410340311266) 𝑃𝑢 2 × ∅𝑐 × 𝑃𝑛 + ( 𝑀𝑢𝑥 ∅𝑏 × 𝑀𝑛𝑥 + 𝑀𝑢𝑦 ∅𝑏 × 𝑀𝑛𝑦 ) ≤ 1,0 = 16,500 2 × 0,85 × 48,783 + ( 6,950 0,9 × 21,167 + 0 0,9 × 11,996 ) ≤ 1,0 = 0,564 ≤ 1,0 Aman terhadap kombinasi tekan dan lentur  Cek Terhadap Geser ℎ 𝑡𝑤 < 2,24√ 𝐸 𝐹𝑦 = 20−(2×1,2)−(2×1,3) 0,8 < 2,24√ 200000 412,5 = 18,75 < 49,323 maka, digunakan Cv = 1,0 Vu ≤ ∅ Vn 2,440 ton ≤ 1,0 x 0,6 x Fy x Aw x Cv 2,440 ton ≤ 1,0 x 0,6 x 4125 x ((20 – 2,4).0,8) x 1,0 2,440 ton ≤ 34848 kg = 34,848 ton OK Penampang balok WF aman terhadap geser.  Kontrol terhadap Lendutan Δijin = 6,00 360 = 6000 360 = 16,67 mm Δmax= 1,952 mm < 16,67 mm Penampang balok WF cukup aman terhadap lendutan