2. FENOMENA PLAGIASI:
KASUS PELANGGARAN
ETIKA KARYA ILMIAH
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Selama setahun
terakhir ini, tepatnya sepanjang 2012 hingga pertengahan
2013, lebih dari 100 dosen setingkat lektor, lektor kepala,
dan guru besar, di Indonesia tertangkap melakukan
plagiarisme (penjiplakan). Akibatnya, dua dosen dipecat
dan empat lainnya diturunkan pangkat jabatannya. Di
kurun waktu yang sama, sekitar 400 perguran tinggi
swasta (PTS) diketahui telah melakukan pemalsuan data
serta dokumen.
http://www.republika.co.id/berita/pendidikan/dunia-
kampus/13/10/02/mu1irr-selama-setahun-100-dosen-jadi-plagiat
3. Pengertian Etika
“Konsep yang mengarah pada
perilaku yang baik dan pantas
berdasarkan nilai-nilai norma
agama, moralitas kemanusiaan,
dan pranata keilmuan”
4.
5. Etika Penulisan Bertujuan
Untuk:
1. Menjamin akurasi temuan penelitian dan pengembangan ilmu
pengetahuan
2. Untuk melindungi hak kekayaan intelektual peneliti
3. Untuk melindungi obyek penelitian dari pemalsuan dan
kerusakan
4. Menjaga reputasi ilmuwan
5. Menegakkan etika moral dalam berperilaku
6. Etika Penulisan Mengikat pada
Semua Jenis Dokumen Karya
Ilmiah
Karya/Karya Ilmiah Dipublikasikan:
Jurnal, buku, prosiding, paten,
prototipe, desain industri, merek
dagang, dll.
Karya Ilmiah Belum Dipublikasikan
Skripsi, tesis, disertasi, laporan
penelitian, manuskrip, working paper, dll
7. Berbagai Pelanggaran Etika
Publikasi Karya Ilmiah
Dec-22
1. Plagiarism and
self -plagiarism
2. Research Fraud:
Fabrikasi dan
Falsifikasi Data
5. Pelanggaran hak
kepenulisan (Ghost, guest,
and gift authorship),
kepemilikan (Ownership),
dan ucapan terima kasih
4. Salami Slicing:
Penggunaan data
secara berulang
pada dua artikel
6. Publikasi
Ganda
3.
Memanfatkan
data/informa
si bukan dari
sumber asal
7. Konflik
Kepentingan
8. Plagiarism and Self-Plagiarism
APA Manual Publication (2010: 170):
“Whereas plagiarism refers to the practice of claiming credit
for the words, ideas, and concepts of others, self-plagiarism
refers to the practice of presenting one's own previously
published work as though it were new”.
11. PLAGIASI
(Pasal 1, Permendiknas No.17/2010)
■ Plagiat adalah perbuatan secara sengaja atau tidak sengaja dalam
memperoleh atau mencoba memperoleh kredit atau nilai untuk suatu
karya ilmiah dengan mengutip sebagian atau seluruh karya dan/atau
karya ilmiah pihak lain yang diakui sebagai karya ilmiahnya, tanpa
menyatakan sumber secara tepat dan memadai;
■ Plagiator adalah orang perseorang atau kelompok orang pelaku plagiat,
masing-masing bertindak untuk diri sendiri, untuk kelompok dan atas
nama suatu badan;
■ Pencegahan plagiat adalah tindakan preventif yang dilakukan oleh
pimpinan perguruan tinggi yang bertujuan agar tidak terjadi plagiat di
lingkungan perguruan tingginya;
■ Penanggulangan plagiat adalah tindakan represif yang dilakukan oleh
pimpinan perguruan tinggi dengan menjatuhkan sanksi kepada plagiator di
lingkungan perguruan tingginya yang bertujuan mengembalikan
kredibilitas akademik perguruan tinggi yang bersangkutan;
12. Lingkup dan Pelaku
Plagiat meliputi tetapi tidak terbatas pada (pasal 1, ayat 1) :
a. Mengacu dan/atau mengutip istilah, kata-kata dan/atau kalimat, data dan/atau
informasi dari suatu sumber tanpa menyebutkan sumber dalam catatan kutipan
dan/atau tanpa menyatakan sumber secara memadai;
b. Mengacu dan/atau mengutip secara acak istilah, kata-kata dan/atau kalimat,
data dan/atau informasi dari suatu sumber tanpa menyebutkan sumber dalam
catatan kutipan dan/atau menyatakan sumber secara memadai;
c. Menggunakan sumber gagasan, pendapat, pandangan, atau teori tanpa
menyatakan sumber secara memadai;
d. Merumuskan dengan kata-kata dan/atau kalimat sendiri dari sumber kata-kata
dan/atau kalimat, gagasan, pendapat, pandangan, atau teori tanpa menyatakan
sumber secara memadai;
e. Menyerahkan suatu karya ilmiah yang dihasilkan dan/atau telah dipublikasikan
oleh pihak lain sebagai karya ilmiahnya tanpa menyatakan sumber secara
memadai
13. ■ Yang dimaksud dengan sumber terdiri atas (pasal 1,
ayat 2):
Orang perseorangan atau kelompok orang, masing-
masing bertindak untuk diri sendiri atau kelompok atau
untuk dan atas nama suatu badan, atau anonim
penghasil satu atau lebih karya dan/atau karya ilmiah
yang dibuat, diterbitkan, dipresentasikan, atau dimuat
dalan bentuk tertulis baik cetak mapun elektronik;
■Yang dimaksud dengan yang dibuat dapat berupa (pasal 1,
ayat 3) :
1. komposisi musik;
2. perangkat lunak komputer;
3. fotografi;
4. lukisan;
5. sketsa;
6. patung; atau
7. karya dan atau karya ilmiah sejenis yang tidak
termasuk kategori angka 1 s.d 6.
14. ■ Yang dimaksud dengan diterbitkan dapat berupa (pasal 1,
ayat 4) :
1. Buku yang dicetak dan diedarkan oleh penerbit atau
perguruan tinggi;
2. Artikel yang dimuat dalam berkala ilmiah, majalah, atau surat
kabar;
3. Kertas kerja atau makalah profesional dari organisasi
tertentu;
4. Isi laman elektronik; atau
5. Hasil karya dan/atau karya ilmiah yang tidak termasuk
pada angka 1 s.d 4.
■ Yang dimaksud dengan dipresentasikan dapat berupa (pasal
1, ayat 5) :
1. Presentasi di depan khalayak umum atau terbatas;
2. Presentasi melalui radio/televisi/video/cakram padat/ cakram
video digital; atau
3. Bentuk atau cara lain sejenis yang tidak termasuk pada
angka 1 dan 2.
15. SELF-PLAGIARISM
1. Mengakui karya sendiri yang pernah diterbitkan sebagai karyanya
yang baru, tanpa mencantumkan sitasinya.
2. Tidak boleh ada sebagian atau seluruh isi karya ilmiah yang telah
diterbitkan sebelumnya, dituliskan kembali oleh penulisnya pada
karya ilmiah berikutnya tanpa sistem penulisan rujukan yang baku.
16. Beberapa Kasus Plagiasi
1. Copy paste kalimat dari karya ilmiah lain
tanpa sistem acuan yang baku
2. Penambahan teks dari karya ilmiah lain
3. Melakukan substitusi kata (sinonim) dari
kalimat pada karya ilmiah lain
4. Pengubahan kalimat aktif menjadi pasif atau
sebaliknya dari karya lain
5. Paraphrase tanpa acuan, yaitu membuat
kalimat lain, tapi idenya sama tanpa sumber
acuan
17. 1. Teguran
2. Peringatan tertulis
3. Penundaan pemberian
sebahagian hak mahasiswa
4. Pembatalan nilai satu atau
beberapa mata kuliah yang
diperoleh mahasiswa
5. Pemberhentian dgn hormat dari
status sbg mahasiswa
6. Pemberhentian tdk dengan
hormat
7. Pembatalan ijazah apabila
mahasiwa telah lulus
UU Sisdiknas :
Mempergunakan karya
ilmiah jiplakan untuk
memperoleh gelar
akademik, profesi, vokasi
dipidana penjara paling
lama 2 tahun dan/atau
denda paling banyak Rp
200 juta
Bagi Mahasiswa
Sanksi Lain Menurut
Peraturan Per-UU-an
SANKSI (Pasal 12)
18. 1. Teguran
2. Peringatan tertulis
3. Penundaan pemberian hak
4. Penurunan pangkat dan jabatan
akademik/fungsio-nal
5. Pencabutan hak unt diusulkan sbg
profesor/jenjang utama bagi yg
memenuhi syarat
6. Pemberhentian dengan hormat dari
status dosen/peneliti /tendik
7. Pemberhentian tdk dgn hormat dari
status sebagai dosen/peneliti/ tendik
8. Pembatalan ijazah yg diperoleh dari PT
ybs
Apabila dosen/pe-
neliti/tendik
menyandang sebutam
profesor/jenjang utama :
Diberhentikan dari
jabatan profesor/
jenjang utama
Bagi Dosen/ Peneliti/Tendik
Sanksi Tambahan
SANKSI
19. Penanggulangan Plagiasi
■ Pasal 10 ayat (4):
Apabila berdasarkan persandingan dan kesaksian telah telah
terbukti terjadi plagiat, maka ketua
jurusan/departemen/bagian menjatuhkan sanksi kepada
mahasiswa sebagai plagiator.
■ Pasal 11 ayat (6):
Apabila berdasarkan persandingan dan telaah telah terbukti
terjadi plagiat, maka senat akademik/organ lain yang sejenis
merekomendasikan sanksi untuk dosen/tenaga peneliti/tenaga
kependidikan sebagai plagiator kepada pimpinan/pimpinan
perguruan tinggi untuk dilaksanakan.
20. 1. Mengikuti Petunjuk Bagi Penulis /Guide for Authors
(GFA)/Instruction for Authors (IFA)
2. Tidak menggunakan data dan hasil olah data tertentu secara
berulang tanpa kaidah acuan
3. Melakukan rujukan yang diambil langsung dari sumber aslinya
4. Menulis semua sumber acuan di daftar pustaka
5. Tidak melakukan klaim atas hasil penelitian yang dibiayai pihak
lain
6. Mencantumkan ucapan terima kasih kepada pihak yang berhak
7. Menggunakan bahasa yang baik
Etika Penulisan Karya Ilmiah
22. Apa itu KUTIPAN?
Kutipan adalah pinjaman kalimat atau
pendapat/ide/gagasan orang lain yang diambil
dari sumber tertentu.
23. Cara Mengutip
Kutipan menyebutkan nama (penulis/editor
– cukup nama belakang), tahun terbit
sumber referensi, halaman (yang dikutip).
………………. (Trimo, 2007: 202)
Trimo (2007: 202) menyatakan ……
Menurut Trimo (2007: 202) …………
24. Jenis-jenis Kutipan
Kutipan terbagi 2, yaitu:
1. Kutipan Langsung „to quote’
:) mengutip sama persis seperti sumbernya
:) ada 2 macam panjang dan pendek
2. Kutipan Tidak Langsung „to paraphrase‟
:) mengambil gagasan/ide dari sumber tertentu tetapi
dikalimatkan dengan bahasa si pengutipnya =
menyitir (sitiran)
3. Kutipan dari sumber kedua mengutip yang
dikutip orang lain dalam suatu naskah
25. Prinsip-prinsip Mengutip (Langsung)
Jangan mengadakan perubahan jika terpaksa
untuk tujuan tertentu, harus disertai keterangan dalam
tanda kurung segi empat.
■ Contoh: [cetak tebal dari penulis]
Bila ada kesalahan pengutip tidak boleh
memperbaikinya. Biarkan apa adanya dan beri
catatan singkat [sic!] yang artinya kesalahan dari
naskah asli yang dikutip dan penulis (pengutip) tidak
bertanggung jawab atas kesalahan tersebut.
■ Contoh: … hal itu memiliki makan [sic!] yang ambigu.
Menghilangkan bagian yang dikutip dibolehkan
asalkan tidak mengakibatkan perubahan makna.
Untuk penghilangan bagian kalimat dengan titik tiga.
Jika yang dihilangkan lebih dari satu baris, maka
digantikan dengan titik sepanjang satu barisan.
26. Cobalah …
1. Baca sumber bahan yang Anda bawa
sekarang!
2. Pilih bagian tertentu yang menarik.
3. Buat sebuah paragraf sederhana dengan tema
yang relevan dengan bagian menarik yang
Anda pilih!
4. Buat kutipan langsung dari sumber tersebut
dan masukkan dalam paragraf yang Anda
buat!
27. Cara Mengutip: Kutipan Langsung Pendek
Kutipan langsung pendek = kutipan tdk lebih dari 4 baris
Kutipan diintegrasikan langsung dalam teks
Jarak baris kutipan sama dengan jarak baris teks yang
ada (2 atau 1½ spasi)
Kutipan diapit dengan tanda kutip (“…”)
Contoh:
Terkait dengan keindahan bahasa sastra Semi (1993: 81) menyatakan bahwa
“bagaimanapun juga kemampuan penulis dalam mengeksploitasi kelenturan
bahasa akan menimbulkan kekuatan dan keindahan bahasa”.
28. Cara Mengutip: Kutipan Langsung Panjang
Kutipan langsung panjang = kutipan 4 baris atau lebih
Kutipan dipisahkan dengan badan teks
Kutipan berjarak 1 spasi (badan naskah biasanya 2 atau
1½ spasi)
Kutipan tidak selalu menggunakan tanda kutip (boleh
ada, boleh tidak)
Seluruh kutipan diletakan menjorok ke dalam (5 – 7
ketukan)
Jika terjadi, kutipan dalam kutipan, gunakan tanda
kutip tunggal/jamak.
29. Contoh:
Terjemahan karya ilmiah dalam bahasa Indonesia banyak yang
tidak memuaskan karena para penerjemah tidak terlatih dalam ilmu
penerjemahan. Misalnya salah satu terjemahan berikut ini.
“Suatu pikiran yang telah tersebar dengan luas sekali orang banyak
menggambarkan buku-buku sebagai benda tak berjiwa, tidak effektif
(sic!), serba damai yang pada tempatnya sekali berada dalam
kelindungan-kelindungan sejuk dan ketenangan akademis dari
universitas-universitas dan tempat …” (Sani, 1959: 7).
30. Cara Mengutip: Kutipan Tidak Langsung
Yang dikutip hanya ide pokoknya, bahasa
kutipan dengan bahasa sendiri
Kutipan diintegrasikan dalam badan
naskah/teks
Jarak bagian kutipan sama dengan jarak
badan teks lainnya
Kutipan tidak menggunakan tanda kutip
31. Contoh:
■ Bentuk tulisan faktual yang berupa recount
(penceritaan kembali) dalam media massa sangat
beragam. Hal ini disebabkan sejalannya tujuan penulisan
sebuah recount yang mengarah pada bentuk hiburan atau
pemberian informasi (Callaghan & Rothery, 1993: 53).
Banyak rubrik surat kabar nasional yang menyediakan
tempat untuk pembaca untuk terlibat dalam komunikasi
nasional yang dijalin dalam bentuk artikel-artikel.
32. Cobalah …
1. Cermati kutipan langsung yang sudah Anda
buat dalam paragraf!
2. Ubahlah kutipan langsung tersebut menjadi
kutipan tidak langsung!
33. Cara Mengutip: Kutipan Sumber Kedua
Pengutip harus menyebutkan kedua sumber yang ada
Contoh:
Tulisan faktual sendiri ternyata meliputi
banyak variasi dan model. Callaghan dan
Rothery (1993 dalam Kusmiatun, 2007: 4)
memberikan penjelasan bahwa genre faktual
meliputi beberapa model tulisan, seperti recount
(penceritaan kembali), report (pelaporan),
penulisan prosedur, dan sebagainya.
34. Lainnya …
■ Kutipan dapatdiperjelas sumber rujukannya dalam bentuk
catatan kaki atau daftar pustaka
■ Kutipan dapat bersumber dari ucapan lisan asalkan ada
pengesahan dari penuturnya.
■ Hendaknya pengutipan dibuat secara bervariasi.
35. Latihan Lanjut
Tukarkan sumber bacaan yang Anda bawa dengan milik
teman yang berbeda!
Pilih salah satu atau lebih bagian yang Anda minati untuk
menjadi suatu tulisan
Kutiplah bagian tersebut (langsung/tidak)
Kembangkan kutipan menjadi paragraf
Buatlah beberapa kutipan lain dari wacana berbeda lagi yang
relevan temanya dan kembangkan tulisan menjadi utuh
Tiap mengutip buat rujukan pustaka
Susun rujukan pustaka yang ada menjadi daftar pustaka