2. Pikiran utama dari sebuah paragraf hanya
akan jelas kalau diperinci dengan pikiranpikiran penjelas. Tiap pikiran penjelas dapat
dituang ke dalam satu atau lebih kalimat
penjelas. Atau sebaliknya, dua pikiran penjelas
dituang ke dalam satu kalimat penjelas. Tapi
sebaiknya tiap pikiran penjelas dituang ke
dalam sebuah kalimat saja.
3. Kerangka Paragraf
• Pikiran utama: Keindahan alam yang
mengecewakan.
• Pikiran penjelas
1. Manusia telah mengubah segala-galanya.
2. Hutan, sawah, dan ladang tergusur.
3. Pepohonan sudah punah.
4. Pagar tanaman telah terganti.
5. Pembangunan gedung-gedung mewah.
4. Kerangka paragraf tersebut dapat dikembangkan menjadi:
Ingatan tentang indahnya alam di kota Batu, Malang,
hanya akan memunculkan kekecewaan. Dalam kurun
waktu 1 tahun, dinamika kehidupan anak-anak manusia
telah mengubah segala-galanya. Hutan, sawah, dan ladang
telah tergusur oleh berbagai bentuk bangunan. Tanaman
bunga yang dulu terbaris indah sebagai pagar rumah,
telah digantikan oleh jeruji besi. Pepohonan yang hijau
rimbun, berubah menjadi gedung-gedung bangunan
berbeton yang angkuh dan kaku. Batu-batu gunung
dihadirkan untuk mengubah wajah desa Batu menjadi
kota yang penuh gedung megah. Arus modernisasi telah
dengan angkuh menelah kearifan dan kesejukan desa ini
dari berbagai penjuru.
5. Macam Pengembangan Paragraf
• Berdasarkan Teknik
a) Secara alamiah.
cara ini mengenal dua macam urutan:
a.1. Urutan ruang (spesial), membaca dari satu titik ke
titik berikutnya yang berdekatan dalam sebuah ruang.
Misalnya, gambaran dari depan ke belakang, dari luar
ke dalam, dari atas ke bawah, dari kiri ke kanan, dan
seterusnya.
a.2. Urutan waktu (kronologis), menggambarakan
urutan terjadinya peristiwa, perbuatan, atau tindakan.
6. b) Klimaks dan Antiklimaks.
Pikiran utama dirinci mulai dari sebuah gagasan
paling awal atau yang dianggap paling rendah
kedudukannya. Kemudian berangsur-angsur dengan
gagasan-gagasan yang lain hingga ke gagasan yang
paling tinggi kedudukannya atau kepentingannya.
c) Umum ke Khusus, Khusus ke Umum.
Ciri ini paling sering digunakan dalam pengembangan
paragraf. Pada bentuk Umum ke Khusus (Deduktif),
pikiran utama diletakkan pada awal paragraf,
kemudian diikuti dengan perincian-perincian.
Sebaliknya, dari Khusus ke Umum (Induktif), dimulai
dengan perincian-perincian dan diakhiri dengan
kalimat utama.
7. • Bedasarkan Isi
a. Perbandingan dan Pertentangan.
untuk menambah kejelsan sebuah paragraf, kadang penulis
berusaha untuk membandingkan atau mempertentangkan. Dalam
membandingkan tentu saja penulis menunjukkan persamaan dan
perbedaanya.
Contoh:
Ratu Elizabeth tidak begitu tertarik dengan mode, tetapi selalu
berusaha tampil sederhana seperti yang diharapkan oleh
rakyatnya. Setiap kunjungan kerja di lapangan, ia mengenakan
pakaian yang praktis. Sang Ratu sangat senang mengenakan topi
dan scraf. Lain halnya dengan Margaret Thatcher. Sejak menjadi
pemimpin partai konservatif, ia melembutkan gaya berpakaian
dan rambutnya. Untuk itu, Thatcher selalu menyempatkan untuk
menata rambut dan pakainnya dengan bantuan penata gaya yang
disediakan resmi oleh pemerintah.
8. b. Analogi
Analogi biasanya digunakan untuk membandingkan sesuatu yang
sudah dikenal umum dengan yang tidak atau kurang dikenal
umum. Berguna untuk menjelasakn sesuatu yang kurang dikenal
tersebut.
Contoh:
Perkembangan teknologi sungguh menakjubkan. Kehebatannya
menandingi kesaktian para kesatria dan dewa dalam cerita
pewayangan. Kereta-kereta tanpa kuda, burung besi melesat di
angkasa, serta senjata peperangan kini jarak jangkauannya
melampaui wilayah negara. Kini tidak ada lagi peperangan
menunggag kereta kuda, tidak juga perang berhadap-hadapan.
Kekuatan senjata juga tidak lagi bertumpu pada keris, tombak,
atau pedang tajam, tetapi oleh butiran timah panas dan
dentuman peluru yag bisa dikendalikan menuju arah sasarannya.
9. c. Berisi contoh-contoh
Sebuah generalisasiyang terlalu umum, untuk bisa
memberikan penjelasan kepada pembaca, kadang
memerlukan contoh-contoh yang konkret.
Contoh
Terkait dengan pencemaran lingkungan, Gubernur Jawa
Tengah, Ganjar Pranowo, memberi contoh tentang
Jambu Mete di Mayang, Jepara, yang diserang ulat
Kipat atau Cricula Trifenestrata. Ulat ini muncul akibat
berdirinya peternakan ayam di tengah-tengah
perkebunan tersebut. Menurut Gubernur, padahal izin
peternakan ayam tersebut untuk kesejahteraan rakyat.
Namun, karena bencana wabah ulat muncul, Gubernur
berencana untuk mengevaluasinya.
10. d. Sebab Akibat
Kubungan kaliamt dalam sebuah paragraf dapat berbentuk sebab
akibat. Dalam hal ini, “sebab” dapat berfungsi sebagai pikiran
utama, dan “akibat” sebagai penjelasnya. Atau sebaliknya, akibat
sebagai pikiran utama dan untuk memahami akibat ini diemukakan
peyebab sebagai pikiran-pikiran penjelasnya.
Contoh
Jalan Suropati akhir-akhir ini macet dan semrawut. Lebih dari
separuh badan jalan disesaki oleh para pedagang kaki lima. Untuk
mengatasinya, pemkot Surakarta akan memasang pagar pemisah
sebagai batas pemasangan tenda pedagang tempat mereka
diijinkan berdagang. Pemasangan pagar ini terpaksa diakukan
karena pelanggaran yang dilakukan oleh para pedagang sudah
sangat keterlaluan, hingga memacetkan lalu lintas.
11. e. Definisi Luas
Untuk memberikan batasan tentang sesuatu, penulis
kadang harus menguraikan dengan beberapa kalimat,
bahkan beberapa alenia.
Contoh
Pengajaran mengarang sebagai kegiatan terpadu, biasanya
ditunda sampai siswa agak mampu menggunakan bahasa
lisan, seperti dalam pelajaran membaca. Pada tahap awal,
latihan mengarang itu biasanya digunakan untuk
memperkuat kemampuan dasar seperti: ejaan, pungtuasi,
kosa kata, kalimat, dan seterusnya. Kemudian kemampuan
mengarang dijadian pelajaran tersendiri, yakni Pengajaran
Mengarang. Jadi, mengarang adalah suatu kemampuan
yang kompleks yang menggabungkan sejumlah unsur
kemampuan yang berlain-lainan.
12. f. Klasifikasi
Dalam mengembangkan karangan, kadang penulis
mengelompokkan hal-hal yang memiliki kesamaan atau
perbedaan. Bahkan pengelompokkan ini bisa diperinci lagi
ke dalam kelompok-kelompok yag lebih kecil.
Contoh
Dalam dunia mengarang atau menulis, dituntut beberapa
kemampuan antara lain kemampuan yang berhubungan
dengan kebahasaan dan kemampuan pengembangan atau
penyajian. Termasuk kemampuan kebahasaan adalah
kemampuan menerapkan ejaan, pungtuasi, kosa kata, diksi,
dan kalimat. Sedangkan yang dimaksud dengan
kemampuan pengembangan adalah kemampuan menata
paragraf, kemampuan membedakan pokok bahasa, sub
pokok bahasa, dan kemampuan membagi pokok bahasa
dalam urutan yang sistematik.
13. Tujuan dan Sifat Paragraf
1.
Paragraf Deskripsi
Bertujuan memberikan kesan/impresi kepada pembaca terhadap obyek,
gagasan, tempat peristiwa, dan semacamnya yang ingin disampaikan oeh
penulis. Dengan deskripsi yang baik dan lengkap, pembaca seolah diajak
untuk melihat, mendengar, merasakan, atau terlibat langsung dalam
persitiwa.
2.
Paragraf Narasi
Paragraf ini bertujuan untk mengisahkan atau menceritakan sesuatu.
Mirip dengan paragraf deskripsi. Hanya saja, paragraf narasi
mementingkan alur cerita dan biasanya ada tokoh yag diceritakan.
3.
Paragraf Eksposisi
Bertujuan memaparkan, menjelaskan, menyampaikan informasi,
mengajarkan, dan menerangkan sesuatu tanpa disertai ajakan atau
desakan agar pembaca mau menerima atau mengikutinya. Biasanya
berisi definisi, penegrtian, langkah-langkah atau cara, metode, dan
proses terjadinya sesuatu.
14. 4.
Paragraf Argumentasi
Bertujuan menyampaikan suatu pendapat, konsepsi, atau opini
tertulis kepada pembaca. Untuk validitas, penulis perlu
menyampaikan bukti, contoh, dan berbagai alasan pendukung
lainnya.
5.
Paragraf Persuasi
Bertujuan membujuk atau menyarankan. Paragraf ini merupkn
kelanjutan atau pengembangan dari paragraf argumentasi. Mulamula memaparkan gagasan dengan alasan, bukti, atau contoh
untuk meyakinkan pembaca, kemudian diikuti dengan ajakan,
bujukan, rayuan, imbauan, atau saran kepada pembaca. Beda
anatara argumentasi dan persuasi adalah pada sasaran pembaca
yang hendak dibidik. Argumentasi sasarannya pada logika
pembaca, sedangkan persuasi pada emosi pembaca.