SlideShare a Scribd company logo
1 of 11
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan Negara dengan jumlah penduduk yang sangat besar terutama
penduduk usia muda. Penduduk usia muda kebanyakan merupakan usia akademik dimana
mayoritasnya menempuh bermacam pendidikan yang ada. Berbagai macam metode
pendidikan seperti home schooling, privat, maupun yang secara langsung di sekolah telah
tersedia di Indonesia. Tak hanya itu, bermacam kurikulum dan sistem pendidikan telah
dicoba dan diterapkan di Indonesia, akan tetapi mutu pendidikan di Negara ini masih
dikategorikan rendah mengingat perkembangan Negara belum sepesat Negara lain.
Pendidikan yang telah diterapkan di Indonesia sebenarnya sudah sangat berkualitas, namun
ada beberapa hal yang dilupakan sehingga metode pengajaran dirasa kurang efektif. Salah
satunya yang terpenting namun sering dilupakan adalah life skill atau kecakapan hidup.
Saat ini masalah "life skills" melalui pendidikan formal menjadi aktual untuk
dibahas karena berbagai alasan yang sangat rasional seperti meningkatnya lulusan
pendidikan dasar yang tidak melanjutkan ke jenjang sekolah menengah, lulusan sekolah
menengah yang tidak melanjutkan ke perguruan tinggi. Life skill erat kaitannya dengan
kecakapan atau kemampuan yang diperlukan sesorang agar menjadi independen dalam
kehidupan. Pendidikan life skills mengorientasikan siswa untuk memiliki kemampuan dan
modal dasar agar dapat hidup mandiri dan survive di lingkungannya. Pendidikan life skills
diperlukan dan mendesak untuk diterapkan di Indonesia karena muatan kurikulum di
Indonesia cenderung memperkuat kemampuan teoritis-akademik (academic skills).
Pembelajaran life skill merupakan salah satu alternatif sebagai upaya mempersiapkan
peserta didik agar memiliki sikap dan kecakapan hidup sebagai bekal bagi kehidupannya
kelak melalui sebuah kegiatan pembelajaran yang aktif, kreatis dan menyenangkan.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari penulisan makalah ini adalah:
1. Apakah pengertian dari life skills itu?
2. Apakah tujuan pendidikan life skills?
3. Prinsip apa sajakah yang digunakan dalam pembelajaran pendidikan life skills?
2
4. Bagaimanakah proses pembelajaran dan pelaksanaan pendidikan yang berorientasi
pada life skills?
5. Landasan apakah yang digunakan sebagai pijakan dalam pelaksanaan pengembangan
life skills?
6. Bagaimanakah pola pelaksanaan pembelajaran life skills?
C. Tujuan Pembahasan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui pengertian dari life skills,
2. Untuk mengetahui tujuan pendidikan life skills,
3. Untuk mengetahui apa saja prinsip pembelajaran pendidikan life skills,
4. Untuk mengetahui bagaimana proses pembelajaran dan pelaksanaan pendidikan yang
berorientasi pada life skills,
5. Untuk mengetahui landasan yang digunakan sebagai pijakan dalam pelaksanaan
pengembangan life skills, dan
6. Untuk mengetahui bagaimana pola pelaksanaan pembelajaran life skills.
3
BAB II
PEMBAHASAN
Life Skills yang akan dibutuhkan peserta didik abad
modern dalam proses pembelajaran
A. Life Skills
1. Pengertian Life Skills
Life skill atau kecakapan hidup adalah kecakapan yang dimiliki seseorang untuk
berani menghadapi problema hidup dan kehidupan dengan wajar tanpa merasa tertekan,
kemudian secara proaktif dan kreatif mencari serta menemukan solusi hingga mampu
mengatasinya.1
a. Menurut Brolin, life skills atau kecakapan hidup adalah sebagai kontinum pengetahuan
dan kemampuan yang diperlukan oleh seseorang agar menjadi independen dalam
kehidupan. Pendapat lain mengatakan bahwa life skill merupakan kecakapan yang harus
dimiliki oleh seseorang agar dapat bahagia dalam kehidupan.
b. Malik fajar mengatakan bahwa life skills adalah kecakapan yang dibutuhkan untuk
bekerja selain kecakapan dalam bidang akademik.
c. Slamet PH mendefinisikan life skills adalah kemampuan, kesanggupan dan
keterampilan yang diperlukan oleh seseorang untuk menjalankan kehidupan dengan
nikmat dan bahagia.2 Kecakapan tersebut mencakup segala aspek sikap perilaku manusia
sebagai bekal untuk menjalankan kehidupannya.
Adapun pengertian life skills menurut kelompok kami adalah pendidikan yang
memberikan kecakapan personal, kecakapan sosial, kecakapan intelektual dan kecakapan
untuk bekerja, berusaha dan hidup mandiri. Adapun orientasi life skills yakni membangun
sikap kemandirian untuk mendapatkan ketrampilan sebagai bekal untuk bekerja dan
mengembangkan diri (skilled orientation).
Pada dasarnya pendidikan life skills adalah pendidikan yang memberikan bekal dasar
dan latihan yang dilakukan secara benar kepada peserta didik tentang nilai-nilai kehidupan
yang dibutuhkan dan berguna bagi perkembangan kehidupan peserta didik. Dengan
demikian pendidikan life skills harus dapat merefleksikan kehidupan nyata dalam proses
1 Kunandar,S.Pd., M.Si., Guru Profesional Implementasi KurikiulumTingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
dan Suksesdalam Sertifikasi Guru, (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2009) hlm. 289
2 Slamet PH, Pendidikan Kecakapan Hidup di Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama:Konsep dan Pelaksanaan
(Jakarta: Direktorat Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama, 2002), h. 154.
4
pengajaran agar peserta didik memperoleh kecakapan hidup tersebut, sehingga peserta
didik siap untuk hidup di tengah-tengah masyarakat.
2. Tujuan Life Skills
Secara umum pendidikan yang berorientasi pada kecakapan hidup bertujuan
memfungsikan pendidikan sesuai dengan fitrahnya, yaitu mengembangkan potensi
manusiawi peserta didik untuk menghadapi perannya di masa yang akan datang.3
Adapun tujuan pendidikan life skill adalah sebagai berikut:
a. Mengaktualisasikan potensi peserta didik sehingga dapat memecahkan permasalahan
yang dihadapi.
b. Mengembangkan potensi manusiawi peserta didik menghadapi perannya dimasa
mendatang.
c. Membekali peserta didik dengan kecakapan hidup sebagai pribadi yang mandiri.
3. Prinsip Pembelajaran Pendidikan Life Skills
Prinsip umum pendidikan life skills, khususnya yang berkaitan dengan kebijakan
pendidikan di Indonesia:4
a. Tidak mengubah sistem pendidikan yang berlaku.
b. Tidak harus dengan mengubah kurikulum, tetapi yang diperlukan adalah penyiasatan
kurikulum untuk diorientasikan dan diintegrasikan kepada pengembangan kecakapan
hidup.
c. Etika-sosio-religius harus dibiasakan dalam proses pendidikan.
d. Pembelajaran menggunakan prinsip learning to know, learning to be dan learning to
live together.
e. Penyelenggaraan pendidikan harus selalu diarahkan agar peserta didik menuju hidup
yang sehat dan berkualitas, mendapatkan pengetahuan dan wawasan yang luas serta
memiliki akses untuk mampu memenuhi hidupnya secara layak.
B. Model Pembelajaran Life Skills
Adapun untuk mengetahui model pembelajaran life skills dapat dilihat melalui cara
pembelajaran untuk mengembangkan kecakapan hidup antara lain:
1. Memberikan pertanyaan/tugas yang mendorong siswa untuk berbuat/berpikir.
3 Tim Broad Based Education (BBE) Depdiknas, Pola Pelaksanaan Pendidikan Kecakapan Hidup
(Surabaya: SIC bekerjasama dengan LPM UNESA, 2003), h. 7.
4 Prof. Dr. H. Muhaimin, M.A., dkk, Pengembangan Model KurikulumTingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
pada Sekolah dan Madrasah, (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada) h 82
5
Jenis pertanyaan yang diajukan atau tugas yang diberikan oleh guru sangat
berpengaruh terhadap perkembangan keterampilan berpikir siswa. Pertanyaan/tugas
tersebut bukan hanya untuk memfokuskan siswa pada kegiatan, tetapi juga untuk menggali
potensi belajar siswa. Pertanyaan atau tugas yang memicu siswa untuk berpikir analitis,
evaluatif, dan kreatif dapat melatih siswa untuk menjadi pemikir yang kritis dan kreatif.
2. Memberikan pertanyaan/tugas yang mengandung soal pemecahan masalah.
Pertanyaan/tugas tingkat tinggi dapat digunakan sebagai awalan untuk berlatih
memecahkan masalah. Pertanyaan/tugas tingkat tinggi yang memenuhi kriteria sebagai
masalah dijadikan titik tolak untuk mengikuti langkah-langkah pemecahan masalah.
Pemecahan masalah merupakan salah satu kecakapan akademik yang perlu
dikembangkan secara terus menerus agar menjadi kebiasaan siswa. Pemecahan masalah ini
sangat penting untuk membantu siswa memperoleh kecakapan analitis, sintesis, ilmiah,
dan teknologi yang diperlukan untuk mencapai keberhasilan dalam lembaga pendidikan
formal dan tempat kerja.
3. Menerapkan Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu upaya untuk mewujudkan
pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan. Pembelajaran kooperatif
memberikan kesempatan pada siswa untuk saling berinteraksi. Siswa yang saling
menjelaskan pengertian suatu konsep pada temannya sebenarnya sedang mengalami proses
belajar yang sangat efektif yang bisa memberikan hasil belajar yang jauh lebih maksimal
daripada kalau dia mendengarkan penjelasan guru.
Pembelajaran kooperatif memberikan kesempatan pada siswa untuk
mengembangkan beberapa kecakapan hidup yang disebut sebagai kecakapan berko-
munikasi dan kecakapan bekerja sama. Kecakapan ini memiliki peranan penting dalam
kehidupan nyata.5
Penerapan pembelajaran kooperatif akan memberikan hasil yang efektif kalau mem-
perhatikan dua prinsip inti berikut:
1. Adanya saling ketergantungan yang positif. Semua anggota dalam kelompok saling
bergantung kepada anggota yang lain dalam mencapai tujuan kelompok, misalnya
menyelesaikan tugas dari guru.
5 Drs. Fatah Syukur NC, M. Ag, Teknologi Pendidikan, (Semarang: Rasail Media Group,
2008) h 84
6
2. Adanya adanya tanggung jawab pribadi (individual accountability). Di sini setiap
anggota kelompok harus memiliki kontribusi aktif dalam bekerja sama. Karena itu penting
bagi kita mempelajari beberapa bentuk pembelajaran kooperatif dan penerapan yang
sebenarnya supaya kesalahpahaman tentang belajar kelompok/kooperatif dalam
pembelajaran dapat dihindari.
C. Strategi Pembelajaran Life Skills
1. Proses Pembelajaran dan Pelaksanaan Pendidikan yang Berorientasi pada Life
Skills
"Life Skills Education" diberikan secara tematis mengenai masalah-masalah
kehidupan nyata sehari-hari. Tema-tema yang ditetapkan harus betul-betul bermakna bagi
siswa, baik untuk saat ini maupun untuk kehidupan di kelak kemudian hari. Pendekatan
yang digunakan adalah pemecahan masalah secara kasus yang dapat dikaitkan dengan
beberapa mata pelajaran lain untuk memperkuat penguasaan life skills tertentu. Dengan
pendekatan pemecahan masalah kehidupan sehari-hari para siswa menjadi semakin terlatih
untuk menghadapi kehidupan yang nyata. Tema yang disajikan dapat berupa bahan diskusi
untuk masing-masing kelas, untuk tingkat kelas yang sama dan untuk seluruh siswa.
Cakupan untuk setiap mata pelajaran juga perlu ditata-ulang dan diatur kembali alokasi
waktu dan jamnya dalam setiap minggu.
Di dalam alokasi jam pelajaran yang sudah diajarkan selama ini, untuk jam-jam
pelajaran tertentu perlu disepakati pengurangannya untuk direalokasikan sebagai
kontribusi kepada kegiatan life skills education menjadi kumpulan jam pelajaran untuk
membahas tema tertentu bersama-sama dengan semua mata pelajaran terkait. Metodologi
pembelajaran dapat dirancang dalam bentuk kegiatan yang memadukan proses belajar di
kelas dan praktek di lapangan dan dilakukan secara partisipatif dengan metode-metode
ceramah (30 %) sisanya adalah simulasi, praktek, diskusi kelompok dan game.
2. Landasan Pelaksanaan Pengembangan Life Skills
Adapun landasan yang menjadi pijakan dalam pelaksanaan pengembangan life skills,
antara lain:
a. Landasan yuridis secara universal
Yang dapat dijadikan acuan pada landasan ini adalah rekomendasi dari UNESCO tentang
“empat pilar pembelajaran” yang isinya adalah:6
6 Djoko Hartono, Pengembangan Life Skills dalamPendidikan Islam (Surabaya: Ponpes Jagad ‘Alimussirry,
2012), h. 34.
7
1) Learning know or learning to learn
Maksudnya adalah program pembelajaran yang diberikan hendaknya mampu memberikan
kesadaran kepada masyarakat sehingga mau dan mampu belajar. Learning to Know
merupakan kemampuan kognitif yang meliputi:
a) Kemampuan membuat keputusan dan memecahkan masalah.
b) Kemampuan berpikir kritis dan rasional.
Dengan kecakapan berpikir rasional ini (thinking skill), diharapkan seseorang tidak akan
gamang menghadapi kehidupan, sehingga dia dapat menghadapi problema hidup dan
kehidupan secara wajar tanpa merasa tertekan.
2) Learning to do
Maksudnya adalah bahan belajar yang dipilih hendaknya mampu memberikan suatu
pekerjaan alternatif kepada peserta didik.
3) Learning to be
Maksudnya adalah mampu memberi motivasi untuk hidup di era sekarang dan memiliki
orientasi hidup ke masa depan. Learning to be merupakan kecakapan personal (personal
skill) yang dimiliki oleh seseorang untuk memiliki kesadaran atas eksistensi dirinya dan
kesadaran akan potensi dirinya. Kesadaran akan eksistensi diri merupakan kesadaran atas
keberadaan diri. Kesadaran atas keberadaan diri dapat dilihat dari beberapa sisi.
Misalnya kesadaran diri sebagai makhluk Allah, sebagai makhluk sosial, sebagai
makhluk hidup, dan sebagainya. Kesadaran akan potensi diri adalah kesadaran yang
dimiliki seseorang atas kemampuan dirinya. Dengan kesadaran atas kemampuan diri itu
seseorang akan tahu kelebihan dan kekurangannya, kekuatan dan kelamahannya. Dengan
kesadaran eksistensi diri dan potensi diri, seseorang akan dapat menempuh kehidupan
dengan wajar tanpa merasa tertekan dan mampu memecahkan masalah hidup dan
kehidupannya.
4) Learning to live together
Maksudnya adalah pembelajaran tidak hanya cukup diberikan dalam bentuk ketrampilan
untuk diri sendiri, tetapi ketrampilan untuk hidup bertetangga, bermasyarakat, berbangsa
dan bernegara.
b. Landasan yuridis secara nasional
Yang dijadikan acuan pada landasan ini adalah UUD pasal 31 tentang pendidikan,
kemudian UU No.2 tahun 1989 dan UU No.23 tahun 2003 tentang sistem pendidikan
nasional, seperti pada pasal 4 ayat 4 yang berbunyi: “Pendidikan diselenggarakan dengan
8
memberi keteladanan, membangun kemauan, dan mengembangkan kreativitas peserta
didik dalam proses pembelajaran.
c. Landasan humanisme-teosentrisnya
Yang dijadikan acuan pada landasan ini adalah Al-Qur’an dan Al-Hadis yakni
prinsip-prinsip ajaran Islam yang bersifat universal, yang implementasi ajaran ini dapat
fleksibel, menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
Landasan pelaksanaan pengembangan life skills dalam pendidikan agama Islam
menurut al-Qur’an, seperti pada surat al-Baqarah: 30, an-Naml: 62, Shad: 26 dan Yunus:
14 tentang tugas manusia sebagai khalifah di muka bumi yang tentu membutuhkan
pendidikan kecakapan hidup.7
Adapun menurut al-Hadis yakni HR. Bukhari-Muslim tentang lima hal yang perlu
dipertimbangkan dalam berumah tangga. Hadis tersebut yang dijadikan landasan
pelaksanaan pengembangan life skills.8
3. Pola Pelaksanaan Pembelajaran Life Skills
Adapun pola pelaksanaannya dapat dilakukan melalui :
a. Pengembangan Budaya Sekolah
Pendidikan berlangsung bukan hanya di dalam kelas. Pendidikan juga terjadi di luar
kelas, di lingkungan sekolah, di lingkungan keluarga, di lingkungan masyarakat, dan di
lingkungan-lingkungan lain pendidikan juga dapat berlangsung. Terkait dengan PBKH
tidak dapat dibebankan kepada guru semata, tetapi ditunjang oleh lingkungan yang
kondusif. Lingkungan itu di antaranya ialah lingkungan sekolah.9
Budaya sekolah berpengaruh sangat besar terhadap proses pendidikan di sekolah,
bahkan beberapa ahli menyebutkan budaya sekolah itulah yang membentuk hasil
pendidikan. Oleh karena itu budaya sekolah perlu mendapat perhatian dalam pelaksanaan
pendidikan kecakapan hidup.
Ada tiga aspek pendidikan yang dapat dikembangkan melalui budaya sekolah yang
kondusif. Ketiga aspek itu adalah pengembangan disiplin diri dan rasa tanggung jawab,
pengembangan motivasi belajar, dan pengembangan rasa kebersamaan. Oleh karena itu,
ketiga aspek itu hendaknya menjadi budaya warga sekolah yang dipraktikkan dalam
kehidupan sehari-hari.
7 Djoko, Pendidikan,h.36.
8 Ibid., h. 37.
9 Musthofa Rembangy, Pendidikan Transformatif : Pergulatan Kritis Merumuskan
Pendidikan di Tengah Pusaran Arus Globalisasi, (Yogyakarta : Teras, 2008) h 129-133
9
b. Manajemen Pendidikan
Departemen Pendidikan Nasional telah meluncurkan rintisan manajemen berbasis
sekolah. Manajemen berbasis sekolah (MBS) adalah salah satu model manajemen yang
memberikan kewenangan kepada sekolah untuk mengurus dirinya dalam rangka
peningkatan mutu.
Ada lima prinsip dasar manajemen berbasis sekolah antara lain: kemandirian,
transparansi, kerja sama, akuntabilitas, dan sustainbilitas. Kelima prinsip dasar itu sangat
terkait dengan prinsip-prinisp kecakapan hidup yang akan dikembangkan di dalam
pendidikan berorientasi kecakapan hidup. Oleh karena itu jika lima prinsip tersebut dapat
dikembangkan menjadi budaya kerja sekolah, maka akan menompang tumbuhnya
kecakapan hidup para siswa.
Mengingat pendidikan kecakapan hidup merupakan reorientasi pendidikan yang
bersifat mendasar, maka pada aspek manajemen sekolah juga perlu diperhatikan
penyamaan pemahaman antar seluruh warga sekolah, sehingga perwujudan pendidikan
kecakapan hidup menjadi salah satu bagian visi sekolah. Diperlukan juga upaya
peningkatan kemampuan guru atau lainnya agar mampu mewujudkan pendidikan
kecakapan hidup dalam kehidupan keseharian sekolah.10
c. Hubungan Sinergis dengan Masyarakat
Penanggung jawab pertama terhadap pendidikan anak adalah orang tua. Sekolah
hanya membantu orang tua dalam pelaksanaan pendidikan. Anak-anak, ternyata jauh lebih
berhadapan dengan orang tua dan mayarakat dalam kesehariannya dibandingkan dengan
sekolah. Oleh karena itu, dalam pelaksanaan PBKH keterlibatan orang tua dan masyarakat
tidak dapat dihindari.
Hubungan sinergis artinya saling bekerjasama dan saling mendukung. Orang tua atau
masyarakat dan sekolah perlu bersama-sama menentukan arah pendidikan bagi anak-anak.
Kemudian memikirkan usaha-usaha untuk mencapai arah tersebut.
Keterlibatan orang tua dalam manajemen berbasis sekolah adalah sebagai orang yang
berkepentingan memiliki kesempatan ikut menentukan kebijakan pendidikan di sekolah.
Misalnya, orang tua ikut menentukan rencana pengembangan sekolah, aplikasi kurikulum,
pembiayaan dan sebagainya.
10 Moh. Najid, Kecakapan Hidup Melalui Pendekatan Pendidikan Berbasis Luas,(Surbaya: Intellectual
Club, 2002), h. 33.
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tantangan globalisasi yang menuntut kualitas sumber daya manusia yang prima
dan unggul dalam persaingan di pasar global yang menyebabkan dalam pendidikan
sekarang di cantumkan kedalam bentuk suatu life skill, kecakapan hidup dapat
diintegrasikan pada setiap mata pelajaran sehingga tidak diperlukan tambahan alokasi
waktu tertentu.
Sedangkan untuk implementasi pendidikan berorientasi kecakapan hidup dapat
dilakukan tanpa mengubah kurikulum, aspek-aspek kecakapan hidup yang telah
diintegrasikan dijadikan indikator dalam pembelajaran. Kecakapan hidup yang bersifat
umum pada umumnya kecakapan yang diperlukan oleh siapapun, baik yang bekerja, yang
tidak bekerja, dan yang sedang menempuh pendidikan.
Kecakapan hidup yang bersifat spesifik adalah kecakapan yang diperlukan
seseorang untuk menghadapi problema bidang khusus atau tertentu. Life skill menunjuk
pada berbagai ragam kemampuan yang diperlukan seseorang untuk menempuh kehidupan
dengan sukses, bahagia dan secara bermartabat di masyarakat. Life skill merupakan
kemampuan yang diperlukan sepannjang hayat, kepemilikan kemampuan berfikir yang
kompleks, kemampuan komunikasi secara efektif, kemampuan membangun kerjasama,
melaksanakan peranan sebagai warga Negara yang bertanggung jawab, memiliki kesiapan
serta kecakapan untuk bekerja dan memiliki karakter dan etika untuk tujuan terjun ke
dunia kerja.
11
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Pendidikan Nasional, Pola Pelaksanaan Pendidikan Berorientasi Kecakapan
Hidup melalui BBE untuk PMU (Jakarta: Tim Broad Based Education (BBE) Ditjen
Dikdasmen, 2002)
Djoko Hartono, Pengembangan Life Skills dalam Pendidikan Islam (Surabaya: Ponpes
Jagad ‘Alimussirry, 2012)
Kunandar, Guru Profesionalisme Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP), Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2009
Moh. Najid, Kecakapan Hidup Melalui Pendekatan Pendidikan Berbasis Luas, (Surbaya:
Intellectual Club, 2002)
Muhaimin, dkk, Pengembangan Model Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
pada Sekolah dan Madrasah, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2008
Rembangy, Musthofa, Pendidikan Transformatif : Pergulatan Kritis Merumuskan
Pendidikan di Tengah Pusaran Arus Globalisasi, Yogyakarta : Teras, 2008
Slamet PH, Pendidikan Kecakapan Hidup di Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama: Konsep
dan Pelaksanaan (Jakarta: Direktorat Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama, 2002)
Syukur, Fatah, Teknologi Pendidikan, Semarang : Rasail Media Group, 2008
Tim Broad Based Education (BBE) Depdiknas, Pola Pelaksanaan Pendidikan Kecakapan
Hidup (Surabaya: SIC bekerjasama dengan LPM UNESA, 2003)

More Related Content

What's hot

Jabatan profesional dan tantangan guru dalam pembelajaran
Jabatan profesional dan tantangan guru dalam pembelajaranJabatan profesional dan tantangan guru dalam pembelajaran
Jabatan profesional dan tantangan guru dalam pembelajaranRizki septa wiratna
 
Ppt Profesi Kependidikan dewi
Ppt Profesi Kependidikan dewiPpt Profesi Kependidikan dewi
Ppt Profesi Kependidikan dewiDewi_Sejarah
 
MAKALAH PROFESI KEGURUAN
MAKALAH PROFESI KEGURUAN MAKALAH PROFESI KEGURUAN
MAKALAH PROFESI KEGURUAN Cescashinta
 
Tugas konstruksi pengembangan4
Tugas konstruksi pengembangan4Tugas konstruksi pengembangan4
Tugas konstruksi pengembangan4iis_f
 
STRATEGI, MODEL, TANTANGAN DAN PROBLEMATIKA PENGEMBANGAN PROFESI GURU
STRATEGI, MODEL, TANTANGAN DAN PROBLEMATIKA PENGEMBANGAN PROFESI GURUSTRATEGI, MODEL, TANTANGAN DAN PROBLEMATIKA PENGEMBANGAN PROFESI GURU
STRATEGI, MODEL, TANTANGAN DAN PROBLEMATIKA PENGEMBANGAN PROFESI GURUleeeli
 
Arti dan hakikat pendidikan
Arti dan hakikat pendidikanArti dan hakikat pendidikan
Arti dan hakikat pendidikanIBNU UBAIDILAH
 
Bimbingan belajar
Bimbingan belajarBimbingan belajar
Bimbingan belajareka noviana
 
artikel keguruan
artikel keguruanartikel keguruan
artikel keguruandjuna
 
Makalah Model Pengembangan Kurikulum Adaptif Pada Pendidikan Kelas Khusus
Makalah Model Pengembangan Kurikulum Adaptif Pada Pendidikan Kelas KhususMakalah Model Pengembangan Kurikulum Adaptif Pada Pendidikan Kelas Khusus
Makalah Model Pengembangan Kurikulum Adaptif Pada Pendidikan Kelas KhususDedy Wiranto
 
Modul pembelajaran ipg edu3108
Modul pembelajaran ipg edu3108Modul pembelajaran ipg edu3108
Modul pembelajaran ipg edu3108Star Ng
 
Tugas kurikulum Pembelajaran
Tugas kurikulum PembelajaranTugas kurikulum Pembelajaran
Tugas kurikulum Pembelajaranpidiani
 
Jawaban mid landasan dan problematika pendidikan henry
Jawaban mid landasan dan problematika pendidikan henryJawaban mid landasan dan problematika pendidikan henry
Jawaban mid landasan dan problematika pendidikan henryHenry Kurniawan
 

What's hot (19)

Jabatan profesional dan tantangan guru dalam pembelajaran
Jabatan profesional dan tantangan guru dalam pembelajaranJabatan profesional dan tantangan guru dalam pembelajaran
Jabatan profesional dan tantangan guru dalam pembelajaran
 
Makalah Masalah Profesi Guru
Makalah Masalah Profesi GuruMakalah Masalah Profesi Guru
Makalah Masalah Profesi Guru
 
Ppt Profesi Kependidikan dewi
Ppt Profesi Kependidikan dewiPpt Profesi Kependidikan dewi
Ppt Profesi Kependidikan dewi
 
MAKALAH PROFESI KEGURUAN
MAKALAH PROFESI KEGURUAN MAKALAH PROFESI KEGURUAN
MAKALAH PROFESI KEGURUAN
 
Tugas konstruksi pengembangan4
Tugas konstruksi pengembangan4Tugas konstruksi pengembangan4
Tugas konstruksi pengembangan4
 
Hak dan kewajiban guru
Hak dan kewajiban guruHak dan kewajiban guru
Hak dan kewajiban guru
 
Makalah profesi keguruan
Makalah profesi keguruanMakalah profesi keguruan
Makalah profesi keguruan
 
STRATEGI, MODEL, TANTANGAN DAN PROBLEMATIKA PENGEMBANGAN PROFESI GURU
STRATEGI, MODEL, TANTANGAN DAN PROBLEMATIKA PENGEMBANGAN PROFESI GURUSTRATEGI, MODEL, TANTANGAN DAN PROBLEMATIKA PENGEMBANGAN PROFESI GURU
STRATEGI, MODEL, TANTANGAN DAN PROBLEMATIKA PENGEMBANGAN PROFESI GURU
 
Arti dan hakikat pendidikan
Arti dan hakikat pendidikanArti dan hakikat pendidikan
Arti dan hakikat pendidikan
 
Bab i ok
Bab i okBab i ok
Bab i ok
 
Bimbingan belajar
Bimbingan belajarBimbingan belajar
Bimbingan belajar
 
S jkr 0704960_chapter1
S jkr 0704960_chapter1S jkr 0704960_chapter1
S jkr 0704960_chapter1
 
artikel keguruan
artikel keguruanartikel keguruan
artikel keguruan
 
Makalah Model Pengembangan Kurikulum Adaptif Pada Pendidikan Kelas Khusus
Makalah Model Pengembangan Kurikulum Adaptif Pada Pendidikan Kelas KhususMakalah Model Pengembangan Kurikulum Adaptif Pada Pendidikan Kelas Khusus
Makalah Model Pengembangan Kurikulum Adaptif Pada Pendidikan Kelas Khusus
 
Modul pembelajaran ipg edu3108
Modul pembelajaran ipg edu3108Modul pembelajaran ipg edu3108
Modul pembelajaran ipg edu3108
 
Tugas kurikulum Pembelajaran
Tugas kurikulum PembelajaranTugas kurikulum Pembelajaran
Tugas kurikulum Pembelajaran
 
Makalah permasalan guru dan solusinya
Makalah permasalan guru dan solusinyaMakalah permasalan guru dan solusinya
Makalah permasalan guru dan solusinya
 
Ppt
PptPpt
Ppt
 
Jawaban mid landasan dan problematika pendidikan henry
Jawaban mid landasan dan problematika pendidikan henryJawaban mid landasan dan problematika pendidikan henry
Jawaban mid landasan dan problematika pendidikan henry
 

Similar to teknologi dan mediapembelajaran

Pendidikan Berbasis Life Skills, Mencetak Lulusan Siap Kerja
Pendidikan Berbasis Life Skills, Mencetak Lulusan Siap KerjaPendidikan Berbasis Life Skills, Mencetak Lulusan Siap Kerja
Pendidikan Berbasis Life Skills, Mencetak Lulusan Siap KerjaJoko Prasetiyo
 
Presentasi 'life skills'
Presentasi 'life skills'Presentasi 'life skills'
Presentasi 'life skills'tutis2
 
Pendidikan Berorientasi Kecakapan Hidup (Life Skill).pptx
Pendidikan Berorientasi Kecakapan Hidup (Life Skill).pptxPendidikan Berorientasi Kecakapan Hidup (Life Skill).pptx
Pendidikan Berorientasi Kecakapan Hidup (Life Skill).pptxAdam Superman
 
Makalah menjadi seorang guru yang ideal dan inovatif
Makalah menjadi seorang guru yang ideal dan inovatifMakalah menjadi seorang guru yang ideal dan inovatif
Makalah menjadi seorang guru yang ideal dan inovatifM Haris Wijaya
 
Bimbingan & kons1
Bimbingan & kons1Bimbingan & kons1
Bimbingan & kons1Pena Bangsa
 
Pendidik atau guru pada dasarnya adalah agen pembelajaran atau perubahan
Pendidik atau guru pada dasarnya adalah agen pembelajaran atau perubahanPendidik atau guru pada dasarnya adalah agen pembelajaran atau perubahan
Pendidik atau guru pada dasarnya adalah agen pembelajaran atau perubahanendha96
 
Strategi Belajar Mengajar (Sri Anitah)
Strategi Belajar Mengajar (Sri Anitah)Strategi Belajar Mengajar (Sri Anitah)
Strategi Belajar Mengajar (Sri Anitah)Hariyatunnisa Ahmad
 
Paradigma Ilmu Pendidikan
Paradigma Ilmu PendidikanParadigma Ilmu Pendidikan
Paradigma Ilmu Pendidikannanaaudina
 
Strategi Belajar Mengajar - Sri Anitah
Strategi Belajar Mengajar - Sri AnitahStrategi Belajar Mengajar - Sri Anitah
Strategi Belajar Mengajar - Sri AnitahHariyatunnisa Ahmad
 
Makna dan ciri interaksi edukatif
Makna dan ciri interaksi edukatifMakna dan ciri interaksi edukatif
Makna dan ciri interaksi edukatifiqbalvarmelen
 
Kurikulum & pembelajaran erlin yulian febrianti pe 2011031046
Kurikulum & pembelajaran erlin yulian febrianti pe 2011031046Kurikulum & pembelajaran erlin yulian febrianti pe 2011031046
Kurikulum & pembelajaran erlin yulian febrianti pe 2011031046erlin0305
 
Makalah layanan pendukung instruksional
Makalah  layanan pendukung instruksional Makalah  layanan pendukung instruksional
Makalah layanan pendukung instruksional rudinofindra1
 

Similar to teknologi dan mediapembelajaran (20)

Pendidikan Berbasis Life Skills, Mencetak Lulusan Siap Kerja
Pendidikan Berbasis Life Skills, Mencetak Lulusan Siap KerjaPendidikan Berbasis Life Skills, Mencetak Lulusan Siap Kerja
Pendidikan Berbasis Life Skills, Mencetak Lulusan Siap Kerja
 
Presentasi 'life skills'
Presentasi 'life skills'Presentasi 'life skills'
Presentasi 'life skills'
 
Pendidikan Berorientasi Kecakapan Hidup (Life Skill).pptx
Pendidikan Berorientasi Kecakapan Hidup (Life Skill).pptxPendidikan Berorientasi Kecakapan Hidup (Life Skill).pptx
Pendidikan Berorientasi Kecakapan Hidup (Life Skill).pptx
 
Makalah menjadi seorang guru yang ideal dan inovatif
Makalah menjadi seorang guru yang ideal dan inovatifMakalah menjadi seorang guru yang ideal dan inovatif
Makalah menjadi seorang guru yang ideal dan inovatif
 
Bimbingan & kons1
Bimbingan & kons1Bimbingan & kons1
Bimbingan & kons1
 
Pendidik atau guru pada dasarnya adalah agen pembelajaran atau perubahan
Pendidik atau guru pada dasarnya adalah agen pembelajaran atau perubahanPendidik atau guru pada dasarnya adalah agen pembelajaran atau perubahan
Pendidik atau guru pada dasarnya adalah agen pembelajaran atau perubahan
 
Strategi Belajar Mengajar (Sri Anitah)
Strategi Belajar Mengajar (Sri Anitah)Strategi Belajar Mengajar (Sri Anitah)
Strategi Belajar Mengajar (Sri Anitah)
 
Paradigma Ilmu Pendidikan
Paradigma Ilmu PendidikanParadigma Ilmu Pendidikan
Paradigma Ilmu Pendidikan
 
Ptk
PtkPtk
Ptk
 
Strategi Belajar Mengajar - Sri Anitah
Strategi Belajar Mengajar - Sri AnitahStrategi Belajar Mengajar - Sri Anitah
Strategi Belajar Mengajar - Sri Anitah
 
Makna dan ciri interaksi edukatif
Makna dan ciri interaksi edukatifMakna dan ciri interaksi edukatif
Makna dan ciri interaksi edukatif
 
Kurikulum & pembelajaran erlin yulian febrianti pe 2011031046
Kurikulum & pembelajaran erlin yulian febrianti pe 2011031046Kurikulum & pembelajaran erlin yulian febrianti pe 2011031046
Kurikulum & pembelajaran erlin yulian febrianti pe 2011031046
 
Aan rukanda
Aan rukandaAan rukanda
Aan rukanda
 
Aan rukanda
Aan rukandaAan rukanda
Aan rukanda
 
Makalah bk
Makalah bkMakalah bk
Makalah bk
 
Slide profesi
Slide profesiSlide profesi
Slide profesi
 
06 kecakapan hidup
06 kecakapan hidup06 kecakapan hidup
06 kecakapan hidup
 
Landasan pendidikan
Landasan pendidikanLandasan pendidikan
Landasan pendidikan
 
Makalah layanan pendukung instruksional
Makalah  layanan pendukung instruksional Makalah  layanan pendukung instruksional
Makalah layanan pendukung instruksional
 
Tugas tekhnologi pendidikan umi bunga
Tugas tekhnologi pendidikan umi bungaTugas tekhnologi pendidikan umi bunga
Tugas tekhnologi pendidikan umi bunga
 

Recently uploaded

Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxErikaPuspita10
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfChrodtianTian
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsAdePutraTunggali
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxalalfardilah
 

Recently uploaded (20)

Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public Relations
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
 

teknologi dan mediapembelajaran

  • 1. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan Negara dengan jumlah penduduk yang sangat besar terutama penduduk usia muda. Penduduk usia muda kebanyakan merupakan usia akademik dimana mayoritasnya menempuh bermacam pendidikan yang ada. Berbagai macam metode pendidikan seperti home schooling, privat, maupun yang secara langsung di sekolah telah tersedia di Indonesia. Tak hanya itu, bermacam kurikulum dan sistem pendidikan telah dicoba dan diterapkan di Indonesia, akan tetapi mutu pendidikan di Negara ini masih dikategorikan rendah mengingat perkembangan Negara belum sepesat Negara lain. Pendidikan yang telah diterapkan di Indonesia sebenarnya sudah sangat berkualitas, namun ada beberapa hal yang dilupakan sehingga metode pengajaran dirasa kurang efektif. Salah satunya yang terpenting namun sering dilupakan adalah life skill atau kecakapan hidup. Saat ini masalah "life skills" melalui pendidikan formal menjadi aktual untuk dibahas karena berbagai alasan yang sangat rasional seperti meningkatnya lulusan pendidikan dasar yang tidak melanjutkan ke jenjang sekolah menengah, lulusan sekolah menengah yang tidak melanjutkan ke perguruan tinggi. Life skill erat kaitannya dengan kecakapan atau kemampuan yang diperlukan sesorang agar menjadi independen dalam kehidupan. Pendidikan life skills mengorientasikan siswa untuk memiliki kemampuan dan modal dasar agar dapat hidup mandiri dan survive di lingkungannya. Pendidikan life skills diperlukan dan mendesak untuk diterapkan di Indonesia karena muatan kurikulum di Indonesia cenderung memperkuat kemampuan teoritis-akademik (academic skills). Pembelajaran life skill merupakan salah satu alternatif sebagai upaya mempersiapkan peserta didik agar memiliki sikap dan kecakapan hidup sebagai bekal bagi kehidupannya kelak melalui sebuah kegiatan pembelajaran yang aktif, kreatis dan menyenangkan. B. Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah dari penulisan makalah ini adalah: 1. Apakah pengertian dari life skills itu? 2. Apakah tujuan pendidikan life skills? 3. Prinsip apa sajakah yang digunakan dalam pembelajaran pendidikan life skills?
  • 2. 2 4. Bagaimanakah proses pembelajaran dan pelaksanaan pendidikan yang berorientasi pada life skills? 5. Landasan apakah yang digunakan sebagai pijakan dalam pelaksanaan pengembangan life skills? 6. Bagaimanakah pola pelaksanaan pembelajaran life skills? C. Tujuan Pembahasan Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah: 1. Untuk mengetahui pengertian dari life skills, 2. Untuk mengetahui tujuan pendidikan life skills, 3. Untuk mengetahui apa saja prinsip pembelajaran pendidikan life skills, 4. Untuk mengetahui bagaimana proses pembelajaran dan pelaksanaan pendidikan yang berorientasi pada life skills, 5. Untuk mengetahui landasan yang digunakan sebagai pijakan dalam pelaksanaan pengembangan life skills, dan 6. Untuk mengetahui bagaimana pola pelaksanaan pembelajaran life skills.
  • 3. 3 BAB II PEMBAHASAN Life Skills yang akan dibutuhkan peserta didik abad modern dalam proses pembelajaran A. Life Skills 1. Pengertian Life Skills Life skill atau kecakapan hidup adalah kecakapan yang dimiliki seseorang untuk berani menghadapi problema hidup dan kehidupan dengan wajar tanpa merasa tertekan, kemudian secara proaktif dan kreatif mencari serta menemukan solusi hingga mampu mengatasinya.1 a. Menurut Brolin, life skills atau kecakapan hidup adalah sebagai kontinum pengetahuan dan kemampuan yang diperlukan oleh seseorang agar menjadi independen dalam kehidupan. Pendapat lain mengatakan bahwa life skill merupakan kecakapan yang harus dimiliki oleh seseorang agar dapat bahagia dalam kehidupan. b. Malik fajar mengatakan bahwa life skills adalah kecakapan yang dibutuhkan untuk bekerja selain kecakapan dalam bidang akademik. c. Slamet PH mendefinisikan life skills adalah kemampuan, kesanggupan dan keterampilan yang diperlukan oleh seseorang untuk menjalankan kehidupan dengan nikmat dan bahagia.2 Kecakapan tersebut mencakup segala aspek sikap perilaku manusia sebagai bekal untuk menjalankan kehidupannya. Adapun pengertian life skills menurut kelompok kami adalah pendidikan yang memberikan kecakapan personal, kecakapan sosial, kecakapan intelektual dan kecakapan untuk bekerja, berusaha dan hidup mandiri. Adapun orientasi life skills yakni membangun sikap kemandirian untuk mendapatkan ketrampilan sebagai bekal untuk bekerja dan mengembangkan diri (skilled orientation). Pada dasarnya pendidikan life skills adalah pendidikan yang memberikan bekal dasar dan latihan yang dilakukan secara benar kepada peserta didik tentang nilai-nilai kehidupan yang dibutuhkan dan berguna bagi perkembangan kehidupan peserta didik. Dengan demikian pendidikan life skills harus dapat merefleksikan kehidupan nyata dalam proses 1 Kunandar,S.Pd., M.Si., Guru Profesional Implementasi KurikiulumTingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Suksesdalam Sertifikasi Guru, (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2009) hlm. 289 2 Slamet PH, Pendidikan Kecakapan Hidup di Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama:Konsep dan Pelaksanaan (Jakarta: Direktorat Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama, 2002), h. 154.
  • 4. 4 pengajaran agar peserta didik memperoleh kecakapan hidup tersebut, sehingga peserta didik siap untuk hidup di tengah-tengah masyarakat. 2. Tujuan Life Skills Secara umum pendidikan yang berorientasi pada kecakapan hidup bertujuan memfungsikan pendidikan sesuai dengan fitrahnya, yaitu mengembangkan potensi manusiawi peserta didik untuk menghadapi perannya di masa yang akan datang.3 Adapun tujuan pendidikan life skill adalah sebagai berikut: a. Mengaktualisasikan potensi peserta didik sehingga dapat memecahkan permasalahan yang dihadapi. b. Mengembangkan potensi manusiawi peserta didik menghadapi perannya dimasa mendatang. c. Membekali peserta didik dengan kecakapan hidup sebagai pribadi yang mandiri. 3. Prinsip Pembelajaran Pendidikan Life Skills Prinsip umum pendidikan life skills, khususnya yang berkaitan dengan kebijakan pendidikan di Indonesia:4 a. Tidak mengubah sistem pendidikan yang berlaku. b. Tidak harus dengan mengubah kurikulum, tetapi yang diperlukan adalah penyiasatan kurikulum untuk diorientasikan dan diintegrasikan kepada pengembangan kecakapan hidup. c. Etika-sosio-religius harus dibiasakan dalam proses pendidikan. d. Pembelajaran menggunakan prinsip learning to know, learning to be dan learning to live together. e. Penyelenggaraan pendidikan harus selalu diarahkan agar peserta didik menuju hidup yang sehat dan berkualitas, mendapatkan pengetahuan dan wawasan yang luas serta memiliki akses untuk mampu memenuhi hidupnya secara layak. B. Model Pembelajaran Life Skills Adapun untuk mengetahui model pembelajaran life skills dapat dilihat melalui cara pembelajaran untuk mengembangkan kecakapan hidup antara lain: 1. Memberikan pertanyaan/tugas yang mendorong siswa untuk berbuat/berpikir. 3 Tim Broad Based Education (BBE) Depdiknas, Pola Pelaksanaan Pendidikan Kecakapan Hidup (Surabaya: SIC bekerjasama dengan LPM UNESA, 2003), h. 7. 4 Prof. Dr. H. Muhaimin, M.A., dkk, Pengembangan Model KurikulumTingkat Satuan Pendidikan (KTSP) pada Sekolah dan Madrasah, (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada) h 82
  • 5. 5 Jenis pertanyaan yang diajukan atau tugas yang diberikan oleh guru sangat berpengaruh terhadap perkembangan keterampilan berpikir siswa. Pertanyaan/tugas tersebut bukan hanya untuk memfokuskan siswa pada kegiatan, tetapi juga untuk menggali potensi belajar siswa. Pertanyaan atau tugas yang memicu siswa untuk berpikir analitis, evaluatif, dan kreatif dapat melatih siswa untuk menjadi pemikir yang kritis dan kreatif. 2. Memberikan pertanyaan/tugas yang mengandung soal pemecahan masalah. Pertanyaan/tugas tingkat tinggi dapat digunakan sebagai awalan untuk berlatih memecahkan masalah. Pertanyaan/tugas tingkat tinggi yang memenuhi kriteria sebagai masalah dijadikan titik tolak untuk mengikuti langkah-langkah pemecahan masalah. Pemecahan masalah merupakan salah satu kecakapan akademik yang perlu dikembangkan secara terus menerus agar menjadi kebiasaan siswa. Pemecahan masalah ini sangat penting untuk membantu siswa memperoleh kecakapan analitis, sintesis, ilmiah, dan teknologi yang diperlukan untuk mencapai keberhasilan dalam lembaga pendidikan formal dan tempat kerja. 3. Menerapkan Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu upaya untuk mewujudkan pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan. Pembelajaran kooperatif memberikan kesempatan pada siswa untuk saling berinteraksi. Siswa yang saling menjelaskan pengertian suatu konsep pada temannya sebenarnya sedang mengalami proses belajar yang sangat efektif yang bisa memberikan hasil belajar yang jauh lebih maksimal daripada kalau dia mendengarkan penjelasan guru. Pembelajaran kooperatif memberikan kesempatan pada siswa untuk mengembangkan beberapa kecakapan hidup yang disebut sebagai kecakapan berko- munikasi dan kecakapan bekerja sama. Kecakapan ini memiliki peranan penting dalam kehidupan nyata.5 Penerapan pembelajaran kooperatif akan memberikan hasil yang efektif kalau mem- perhatikan dua prinsip inti berikut: 1. Adanya saling ketergantungan yang positif. Semua anggota dalam kelompok saling bergantung kepada anggota yang lain dalam mencapai tujuan kelompok, misalnya menyelesaikan tugas dari guru. 5 Drs. Fatah Syukur NC, M. Ag, Teknologi Pendidikan, (Semarang: Rasail Media Group, 2008) h 84
  • 6. 6 2. Adanya adanya tanggung jawab pribadi (individual accountability). Di sini setiap anggota kelompok harus memiliki kontribusi aktif dalam bekerja sama. Karena itu penting bagi kita mempelajari beberapa bentuk pembelajaran kooperatif dan penerapan yang sebenarnya supaya kesalahpahaman tentang belajar kelompok/kooperatif dalam pembelajaran dapat dihindari. C. Strategi Pembelajaran Life Skills 1. Proses Pembelajaran dan Pelaksanaan Pendidikan yang Berorientasi pada Life Skills "Life Skills Education" diberikan secara tematis mengenai masalah-masalah kehidupan nyata sehari-hari. Tema-tema yang ditetapkan harus betul-betul bermakna bagi siswa, baik untuk saat ini maupun untuk kehidupan di kelak kemudian hari. Pendekatan yang digunakan adalah pemecahan masalah secara kasus yang dapat dikaitkan dengan beberapa mata pelajaran lain untuk memperkuat penguasaan life skills tertentu. Dengan pendekatan pemecahan masalah kehidupan sehari-hari para siswa menjadi semakin terlatih untuk menghadapi kehidupan yang nyata. Tema yang disajikan dapat berupa bahan diskusi untuk masing-masing kelas, untuk tingkat kelas yang sama dan untuk seluruh siswa. Cakupan untuk setiap mata pelajaran juga perlu ditata-ulang dan diatur kembali alokasi waktu dan jamnya dalam setiap minggu. Di dalam alokasi jam pelajaran yang sudah diajarkan selama ini, untuk jam-jam pelajaran tertentu perlu disepakati pengurangannya untuk direalokasikan sebagai kontribusi kepada kegiatan life skills education menjadi kumpulan jam pelajaran untuk membahas tema tertentu bersama-sama dengan semua mata pelajaran terkait. Metodologi pembelajaran dapat dirancang dalam bentuk kegiatan yang memadukan proses belajar di kelas dan praktek di lapangan dan dilakukan secara partisipatif dengan metode-metode ceramah (30 %) sisanya adalah simulasi, praktek, diskusi kelompok dan game. 2. Landasan Pelaksanaan Pengembangan Life Skills Adapun landasan yang menjadi pijakan dalam pelaksanaan pengembangan life skills, antara lain: a. Landasan yuridis secara universal Yang dapat dijadikan acuan pada landasan ini adalah rekomendasi dari UNESCO tentang “empat pilar pembelajaran” yang isinya adalah:6 6 Djoko Hartono, Pengembangan Life Skills dalamPendidikan Islam (Surabaya: Ponpes Jagad ‘Alimussirry, 2012), h. 34.
  • 7. 7 1) Learning know or learning to learn Maksudnya adalah program pembelajaran yang diberikan hendaknya mampu memberikan kesadaran kepada masyarakat sehingga mau dan mampu belajar. Learning to Know merupakan kemampuan kognitif yang meliputi: a) Kemampuan membuat keputusan dan memecahkan masalah. b) Kemampuan berpikir kritis dan rasional. Dengan kecakapan berpikir rasional ini (thinking skill), diharapkan seseorang tidak akan gamang menghadapi kehidupan, sehingga dia dapat menghadapi problema hidup dan kehidupan secara wajar tanpa merasa tertekan. 2) Learning to do Maksudnya adalah bahan belajar yang dipilih hendaknya mampu memberikan suatu pekerjaan alternatif kepada peserta didik. 3) Learning to be Maksudnya adalah mampu memberi motivasi untuk hidup di era sekarang dan memiliki orientasi hidup ke masa depan. Learning to be merupakan kecakapan personal (personal skill) yang dimiliki oleh seseorang untuk memiliki kesadaran atas eksistensi dirinya dan kesadaran akan potensi dirinya. Kesadaran akan eksistensi diri merupakan kesadaran atas keberadaan diri. Kesadaran atas keberadaan diri dapat dilihat dari beberapa sisi. Misalnya kesadaran diri sebagai makhluk Allah, sebagai makhluk sosial, sebagai makhluk hidup, dan sebagainya. Kesadaran akan potensi diri adalah kesadaran yang dimiliki seseorang atas kemampuan dirinya. Dengan kesadaran atas kemampuan diri itu seseorang akan tahu kelebihan dan kekurangannya, kekuatan dan kelamahannya. Dengan kesadaran eksistensi diri dan potensi diri, seseorang akan dapat menempuh kehidupan dengan wajar tanpa merasa tertekan dan mampu memecahkan masalah hidup dan kehidupannya. 4) Learning to live together Maksudnya adalah pembelajaran tidak hanya cukup diberikan dalam bentuk ketrampilan untuk diri sendiri, tetapi ketrampilan untuk hidup bertetangga, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. b. Landasan yuridis secara nasional Yang dijadikan acuan pada landasan ini adalah UUD pasal 31 tentang pendidikan, kemudian UU No.2 tahun 1989 dan UU No.23 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional, seperti pada pasal 4 ayat 4 yang berbunyi: “Pendidikan diselenggarakan dengan
  • 8. 8 memberi keteladanan, membangun kemauan, dan mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran. c. Landasan humanisme-teosentrisnya Yang dijadikan acuan pada landasan ini adalah Al-Qur’an dan Al-Hadis yakni prinsip-prinsip ajaran Islam yang bersifat universal, yang implementasi ajaran ini dapat fleksibel, menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan. Landasan pelaksanaan pengembangan life skills dalam pendidikan agama Islam menurut al-Qur’an, seperti pada surat al-Baqarah: 30, an-Naml: 62, Shad: 26 dan Yunus: 14 tentang tugas manusia sebagai khalifah di muka bumi yang tentu membutuhkan pendidikan kecakapan hidup.7 Adapun menurut al-Hadis yakni HR. Bukhari-Muslim tentang lima hal yang perlu dipertimbangkan dalam berumah tangga. Hadis tersebut yang dijadikan landasan pelaksanaan pengembangan life skills.8 3. Pola Pelaksanaan Pembelajaran Life Skills Adapun pola pelaksanaannya dapat dilakukan melalui : a. Pengembangan Budaya Sekolah Pendidikan berlangsung bukan hanya di dalam kelas. Pendidikan juga terjadi di luar kelas, di lingkungan sekolah, di lingkungan keluarga, di lingkungan masyarakat, dan di lingkungan-lingkungan lain pendidikan juga dapat berlangsung. Terkait dengan PBKH tidak dapat dibebankan kepada guru semata, tetapi ditunjang oleh lingkungan yang kondusif. Lingkungan itu di antaranya ialah lingkungan sekolah.9 Budaya sekolah berpengaruh sangat besar terhadap proses pendidikan di sekolah, bahkan beberapa ahli menyebutkan budaya sekolah itulah yang membentuk hasil pendidikan. Oleh karena itu budaya sekolah perlu mendapat perhatian dalam pelaksanaan pendidikan kecakapan hidup. Ada tiga aspek pendidikan yang dapat dikembangkan melalui budaya sekolah yang kondusif. Ketiga aspek itu adalah pengembangan disiplin diri dan rasa tanggung jawab, pengembangan motivasi belajar, dan pengembangan rasa kebersamaan. Oleh karena itu, ketiga aspek itu hendaknya menjadi budaya warga sekolah yang dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari. 7 Djoko, Pendidikan,h.36. 8 Ibid., h. 37. 9 Musthofa Rembangy, Pendidikan Transformatif : Pergulatan Kritis Merumuskan Pendidikan di Tengah Pusaran Arus Globalisasi, (Yogyakarta : Teras, 2008) h 129-133
  • 9. 9 b. Manajemen Pendidikan Departemen Pendidikan Nasional telah meluncurkan rintisan manajemen berbasis sekolah. Manajemen berbasis sekolah (MBS) adalah salah satu model manajemen yang memberikan kewenangan kepada sekolah untuk mengurus dirinya dalam rangka peningkatan mutu. Ada lima prinsip dasar manajemen berbasis sekolah antara lain: kemandirian, transparansi, kerja sama, akuntabilitas, dan sustainbilitas. Kelima prinsip dasar itu sangat terkait dengan prinsip-prinisp kecakapan hidup yang akan dikembangkan di dalam pendidikan berorientasi kecakapan hidup. Oleh karena itu jika lima prinsip tersebut dapat dikembangkan menjadi budaya kerja sekolah, maka akan menompang tumbuhnya kecakapan hidup para siswa. Mengingat pendidikan kecakapan hidup merupakan reorientasi pendidikan yang bersifat mendasar, maka pada aspek manajemen sekolah juga perlu diperhatikan penyamaan pemahaman antar seluruh warga sekolah, sehingga perwujudan pendidikan kecakapan hidup menjadi salah satu bagian visi sekolah. Diperlukan juga upaya peningkatan kemampuan guru atau lainnya agar mampu mewujudkan pendidikan kecakapan hidup dalam kehidupan keseharian sekolah.10 c. Hubungan Sinergis dengan Masyarakat Penanggung jawab pertama terhadap pendidikan anak adalah orang tua. Sekolah hanya membantu orang tua dalam pelaksanaan pendidikan. Anak-anak, ternyata jauh lebih berhadapan dengan orang tua dan mayarakat dalam kesehariannya dibandingkan dengan sekolah. Oleh karena itu, dalam pelaksanaan PBKH keterlibatan orang tua dan masyarakat tidak dapat dihindari. Hubungan sinergis artinya saling bekerjasama dan saling mendukung. Orang tua atau masyarakat dan sekolah perlu bersama-sama menentukan arah pendidikan bagi anak-anak. Kemudian memikirkan usaha-usaha untuk mencapai arah tersebut. Keterlibatan orang tua dalam manajemen berbasis sekolah adalah sebagai orang yang berkepentingan memiliki kesempatan ikut menentukan kebijakan pendidikan di sekolah. Misalnya, orang tua ikut menentukan rencana pengembangan sekolah, aplikasi kurikulum, pembiayaan dan sebagainya. 10 Moh. Najid, Kecakapan Hidup Melalui Pendekatan Pendidikan Berbasis Luas,(Surbaya: Intellectual Club, 2002), h. 33.
  • 10. 10 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Tantangan globalisasi yang menuntut kualitas sumber daya manusia yang prima dan unggul dalam persaingan di pasar global yang menyebabkan dalam pendidikan sekarang di cantumkan kedalam bentuk suatu life skill, kecakapan hidup dapat diintegrasikan pada setiap mata pelajaran sehingga tidak diperlukan tambahan alokasi waktu tertentu. Sedangkan untuk implementasi pendidikan berorientasi kecakapan hidup dapat dilakukan tanpa mengubah kurikulum, aspek-aspek kecakapan hidup yang telah diintegrasikan dijadikan indikator dalam pembelajaran. Kecakapan hidup yang bersifat umum pada umumnya kecakapan yang diperlukan oleh siapapun, baik yang bekerja, yang tidak bekerja, dan yang sedang menempuh pendidikan. Kecakapan hidup yang bersifat spesifik adalah kecakapan yang diperlukan seseorang untuk menghadapi problema bidang khusus atau tertentu. Life skill menunjuk pada berbagai ragam kemampuan yang diperlukan seseorang untuk menempuh kehidupan dengan sukses, bahagia dan secara bermartabat di masyarakat. Life skill merupakan kemampuan yang diperlukan sepannjang hayat, kepemilikan kemampuan berfikir yang kompleks, kemampuan komunikasi secara efektif, kemampuan membangun kerjasama, melaksanakan peranan sebagai warga Negara yang bertanggung jawab, memiliki kesiapan serta kecakapan untuk bekerja dan memiliki karakter dan etika untuk tujuan terjun ke dunia kerja.
  • 11. 11 DAFTAR PUSTAKA Departemen Pendidikan Nasional, Pola Pelaksanaan Pendidikan Berorientasi Kecakapan Hidup melalui BBE untuk PMU (Jakarta: Tim Broad Based Education (BBE) Ditjen Dikdasmen, 2002) Djoko Hartono, Pengembangan Life Skills dalam Pendidikan Islam (Surabaya: Ponpes Jagad ‘Alimussirry, 2012) Kunandar, Guru Profesionalisme Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2009 Moh. Najid, Kecakapan Hidup Melalui Pendekatan Pendidikan Berbasis Luas, (Surbaya: Intellectual Club, 2002) Muhaimin, dkk, Pengembangan Model Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) pada Sekolah dan Madrasah, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2008 Rembangy, Musthofa, Pendidikan Transformatif : Pergulatan Kritis Merumuskan Pendidikan di Tengah Pusaran Arus Globalisasi, Yogyakarta : Teras, 2008 Slamet PH, Pendidikan Kecakapan Hidup di Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama: Konsep dan Pelaksanaan (Jakarta: Direktorat Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama, 2002) Syukur, Fatah, Teknologi Pendidikan, Semarang : Rasail Media Group, 2008 Tim Broad Based Education (BBE) Depdiknas, Pola Pelaksanaan Pendidikan Kecakapan Hidup (Surabaya: SIC bekerjasama dengan LPM UNESA, 2003)