SlideShare a Scribd company logo
1 of 19
IDENTIFIKASI LUAS BENCANA TSUNAMI
DENGAN MENGGUNAKAN SEGMENTASI
CITRA
Disusun oleh :
Oktawiadi Dawim
Yulhamdika Elfahmi
Jariri Arroah Manda
IDENTIFIKASI LUAS BENCANA TSUNAMI
DENGAN MENGGUNAKAN SEGMENTASI
CITRA
Pengolahan citra pada masa sekarang mempunyai suatu
aplikasi yang sangat luas dalam berbagai bidan kehidupan
antara lain dibidang biomedis, astronomi, arkeologi, arsip citra
dan dokumen, bidang industri dan penginderaan jarak jauh yang
menggunakan teknologi citra satelit.
Penginderaan jarak jauh merupakan suatu sistem yang
digunakan untuk merekam data mengenai bumi berdasarkan
pengukuran yang dilakukan dari jarak jauh dengan
menggunakan sistem satelit. Penginderaan jauh bertujuan agar
dapat merekam data daerah bumi yang luas untuk kepentingan
survei, pemetaan, maupun pemantauan Sumber Daya Alam.
Pengolahan citra digital
Pengolahan citra digital adalah pemprosesan citra, khususnya menggunakan
komputer, menjadi citra yang kualitasnya labih baik. Tujuan utama pengolahan
citra digital adalah agar citra yang mengalami gangguan mudah diinterpretasi
oleh manusia maupun mesin. Teknik pengolahan citra adalah
mentransformasikan citra menjadi citra lain. Jadi masukannya merupa citra,
keluarannya juga citra dengan kualitas yang lebih baik dari citra masukan.
Beberapa contoh operasi pengolahan citra digital adalah perubahan kontras
citra, penghilangan derau dengan operasi penapisan, perbaikan tepian objek,
penajaman, pemberian warna palsu, dan sebagainya.
deteksi tepi
Deteksi tepi adalah perubahan nilai intensitas derajat keabuan yang besar dalam
jarak yang dekat. Biasanya, tepi terdapat pada batasantara dua daerah berbeda
pada citra. Tujuan deteksi tepi adalah untuk meningkatkan penampakan garis
batas objek dalam citra. Beberapa metode deteksi tepi, diantaranya adalah
deteksi tepi dengan teknik nilai ambang, deteksi tepi dengan operator gradien
pertama, dan deteksi tepi dengan operator gradien kedua.
klasifikasi dan segmentasi citra
Klasifikasi citra memiliki tujuan untuk mendapatkan gambar atau peta tematik. Gambar tematik adalah suatu
gambar yang terdiri dari bagian-bagian yang menyatakan suatu objek atau tema. Setiap objek pada gambar
mempunyai simbol yang unik yang dapat dinyatakan dengan warna atau pola tertentu.
Proses klasifikasi citra dapat dilakukan dengan memasukkan setiap pixel citra ke dalam suatu kategori
objek yang telah diketahui. Proses tersebut dikenal dengan proses klasifikasi terpandu. Contohnya adalah
citra hasil suatu foto instrumen biomedis dapat diklasifikasi menjadi bagian tualng, jaringan sehat, dan
jaringan sakit.
Pengambangan
Pengambangan didefinikan sebagai proses pendefinisian jangkauan nilai-nilai gelap/terang pada citra yang
sebenarnya, memilih piksel-piksel dalam jangkauan ini sebagai latar depan dan menolak sisamua sebagai
latar belakang. Dengan demikian, citra terbagi atas dua bagian, yaitu bagian hitam dan bagian putih, atau
warna-warna yang membatasi setiap wilayah.
pengertian penginderaan jauh
Penginderaan jauh adalah ilmu dan seni memperoleh informasi tentang suatu objek, daerah, atau
fenomena melalui analisis data yang diperoleh dengan suatu atau atau tanpa kontak langsung dengan
objek, daerah atau fenomena yang dikaji. Sistem perolehan data dalam penginderaan jarah jauh adalah :
• Tenaga
• Benda
• Proses
• Keluaran.
Tenaga yang paling banyak digunakan adalah tenaga elektromagnetik yang bersumber dari tenaga
matahari dan dari pancaran objek dipermukaan bumi. Data yang diperoleh adalah hasil perekaman
kenampakan di bumi yang disebut citra.
Komponen-komponen sistem penginderaan jauh terdiri atas :
1. Sumber radiasi
sumber radiasi dalam hal ini merupakan sinar matahari. Karena menggunakan sinar matahari, maka
perekaman data hanya dapat dilakukan pagi sampai sore, kecuali perekaman data yang dilakukan dengan
sensor inframerah panas yang pengukurannya dilakukan berdasarkan perbedaan tempera
2. Sensor
Sensor bersifat optik, analog, atau spektral. Data yang di rekam perupa gambar pada layar peraga,
berbentuk foto atau data digital yang direkam dalam pita magnetik.
3. Jalur transmisi
Dalam sistem ini dilakukan melalui atmosfir. Atmorfir terdiri dari berbagai partikel yang selain bersifat
sebagai penghantar energi matahari dapat juga menimbulkan gangguan pada data yang di rekam.
4. sasaran
sasaran merupakan suatu daerah yang dicitra satelit pada permukaan bumi
Tahapan-tahapan proses pengolahan
citra satelit sebagai berikut :
1. koreksi geometris
akibat gerakan sapuan penjelajah dari satelit, gerak putaran bumi, dan bentuk
permukaan bumi yang bulat, maka data yang direkam mengalami distorsi geometri
sehingga harus dikoreksi. Distorsi geometris tersebut dapat terjadi dalam bentuk
pergeseran daerha yang diamati, perubahan arah daerah yang diamati, dan bisa juga
dalam bentuk distorsi lain yang sifatnya tidak linier.
2. Peningkatan mutu citra
Pada aplikasi penginderaan jauh peningkatan mutu citra sering dilakukan dengan cara
penapisan, baik menggunakan tapis frekuensi rendah maupun tapis frekuensi tinggi.
Tapis frekuensi rendah digunakan untuk menghilangkan distorsi yang bersifat garis,
yang terjadi pada kerudakan detektor sensor. Sedangkan tapis frekuensi tinggi
digunakan untuk memperjelas daerah-daerah yang bersifat garis, misalnya garis-garis
batas antara daerah permukaan bumi yang bersifat air dengan permukaan bumi yang
bersifat daratan.
3. Reduksi data
Keempat buah hasil rekaman system penginderaan jauh dengan satelit mengandung informasi yang
banyak keseruannya antara satu dengan yang lainnya. Untuk menghemat tempat penyimpanan
data, biasanya dari proses empat citra tersebut di reduksi menjadi hanya proses dua citra saja. Cara
yang paling mudah dan paling cepat adalah dengan mengambil hanya satu citra dari kanal kelihatan
dan satu citra dari kanal infra merah.
4. Klasifikasi dan segmentasi citra
Proses yang biasanya diperlukan untuk mendapatkan hasil akhir analisis citra satelit adalah
pembuatan peta tematik , dimana diperoleh peta suatu daerah bumi yang menunjukkan klasifikasi
atau ketegori objek yang dikaitkan dengan lokasinya pada permukaan bumi. Proses klasifikasi ini
dapat dilakukan secara terpandu yaitu dengan menggunakan data referensi, ataupun secara tidak
terpandu yang dilakukan hanya berdasarkan informasi dari citra yang dianalisis tanpa menggunakan
informasi tambahan lainnya.
5. Kombinasi peta
Kombinasi peta digunakan untuk kepentingan pembuatan rencana dan pemantauan sumber-sumber
daya alam.
Pengertian tsunami.
Tsunami adalah sederetan gelombang laut yang menjalar dengan panjang geolombang sampai 100
KM dengan ketinggian beberapa puluh cm di tengah-tengah laut dalam. Tsunami berasal dari baha
Jepang Tsu dan name yang berarti gelombang di pelabuhan.
Tidak semua gempa menimbulkan tsunami, syarat terjadinya tsunami adalah sebagai berikut :
• Pusat gempa (episentrum) berada di bawah laut.
• Pusat gempa berkisar antara 0-30 km (gempa dangkal).
• Magnitude gempa yang berdampak biasanya lebih besar dari 6 skala richter.
• Tsunami yang besar umumnya terjadi apabila dislokasi vertical, atau pada sesar naik atau sesar
turun.
peningkatan mutu citra
Peningatan mutu citra dilakukan untuk memperoleh keindahan citra, kepentingan analisis
citra, serta mengkoreksi citra dari segala gangguan yang terjadi pada waktu perekaman data.
Peningkatan mutu citra dilakukan sampai dengan citra sip dianalisi. Peningkatan mutu citra
yang dilakukan pertama adalah penampisan citra. Penapisan dilakukan dengan tapis median,
yaitu tapis untuk menghilangkan derau salt and pepper. Tapis median yang digunakan adalah
matriks berukuran 3x3. Perintah untuk menapis citra dari derau adalah :
Citrafilter=medfilt2(citrakeabuan, [3 3]) ;
Peningkatan mutu citra pada tahap kedua adalah pengaturan intensitas citra yang bertujuan
untuk kepentingan analisi. Pengaturan intensitas ini dilakukan untuk menyamakan latar
belakang dari semua citra yang diolah pada proses analisi.
Perintah untuk meningkatkan intensitas citra adalah :
• lowIn=double(min(min(citrafilter))/255;
• highIn=double(max(max(citrafilter)))/255
• citaadjust= imadjust (citrafilter, [lowIn highIn] , [0 1]) ;
hasil dari proses citra adjust merupakan citra yang ukuran minimum komponen matriksnya
adalah ‘255’.
deteksi tepi
Deteksi tepi dilakukan pada citra yang telah ditingkatkan mutunya. Tujuan dari deteksi tepi
pada pengolahan citra ini adalah untuk mempertegas batas antara objek yang akan di deteksi
dengan latar belakangnya. Operator yang digunakan untuk melakukan deteksi tepi adalah
operator canny. Proses deteksi tepi dengan operator canny memerlukan waku yang relative
lebih lama dibandingkan dengan operator lain, namun mampu melakukan deteksi tepi untuk
tepi yang lemah dan kuat sekaligus. Proses deteksi untuk tepi yang lemah dan kuat
sekaligus. Proses deteksi tepi dilakukan dengan perintah :
Citratepi=edge(citraadjust,’canny’,nilaiambang) ;
Tepi yang telah diperoleh dari deteksi tepi dapat dipertebal dengan fungsi dilasi dengan
struktur elemen tertentu. Trukstru elemen yang digunakan pada program ini adalah matriks
berukuran 3x3 yang semua komponen matriksnya adalah ‘I’. proses dilasi dilakukan dengan
perintah :
Se=ones (3,3) ;
Dilasi = imdilate (citratepi,se,I ) ;
Perintah imdilate(citratepi,se, I) melakukan proses dilasi dari citratepi dengan struktur elemen
matriks ‘I’ berukuran 3x3 sebanyaj 1 kali.
Akuisisi Data
Langkah-langkah akuisisi data adalah:
• Mendapat hasil citra satelit. Langkah ini dilakukan di
Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional
(LAPAN). Citra yang diperoleh tersimpan dalam format
JPEG.
• Mengubah daerah citra yang rusak dalam intensitas
warna yang sama yang tersimpan dalam media
penyimpanan berekstensi .jpg
• Hasil Pengujian dan Pembahasan
Contoh tampilan citra sesudah kerusakan dapat dilihat
pada Gambar 4.1.
Selanjutnya citra yang telah
diketahui daerah kerusakannya
maka warnanya disamakan
yang
bertujuan untuk menyamakan
intensitas citranya karena
program dibuat untuk
menghitung jumlah piksel
daerah yang rusak dari
intensitas warna yang sama.
Citra daerah kerusakan dalam
intensitas warna yang sama
dapat dilihat pada Gambar 4.2.
Program selanjutnya adalah mengolah citra
dalam aras keabuan. Citra RGB yang
tersusun dari kombinasi tiga warna dasar (
merah, hijau, biru) dapat menghasilkan
kombinasi warna yang sangat banyak, sesuai
dengan kadar dari setiap warna tersebut. Hal
ini membuat proses pengolahan citra menjadi
kompleks dan panjang. Program yang dibuat
dapat mengenali citra dengan aras keabuan.
Hal ini dilakukan untuk menyederhanakan
proses pengolahan citra selanjuntnya,
sehingga citra hanya memiliki tingkat atau
kadar keabuan.
Citra dalam aras keabuan dapat dilihat pada
Gambar 4.3.
Proses segmentasi
dilakukan agar
mendapatkan citra yang
lebih baik, sehingga terlihat
jelas objek yang telah
tersegmentasi, tepi yang
dibuat lebih jelas dan tidak
terdapat celah pada objek
lain. Hasil citra yang telah
dilakukan pada proses
segmentasi citra
ditunjukkan pada Gambar
4.8.
Deskripsi Hasil
Pengolahan citra berakhir dengan
deskripsi hasil dari pengolahan
citra yang dilakukan Proses
deskripsi disini dilakukan dengan
mengetahui jumlah piksel daerah
kerusakan yang telah dinyatakan
dengan intensitas warna yang
sama. Gambar 4.9 menunjukkan
contoh hasil pengambilan jumlah
piksel pada daerah kerusakan
yang telah tersegmentasi pada
intensitas warna yang sama.
Proses selanjutnya adalah melakukan perhitungan luas daerah
kerusakan. Langkahnya adalah:
1. Menentukan luas daerah citra sesungguhnya.
Citra yang diolah pada kertas berukuran A3 (297mmx420mm).
2. Menentukan luas citra yang diolah.
Luas citra ditentukan dengan menghitung terlebih dahulu ukuran
lebar dan tinggi pada citra dalam satuan piksel. Luasan citra
ditentukan dengan perkalian antara lebar dan tinggi citra.
3. Menentukan luas satuan piksel pada daerah sesungguhnya.
Perbandingan luas citra pada daerah sesungguhnya dengan luas
citra yang diolah akan
diketahui luas satu piksel citra pada daerah sesungguhnya.
Setelah jumlah piksel
diketahui maka untuk
mengetahui luas daerah
kerusakan, jumlah
piksel
dikalikan dengan luas
satuan piksel/ha.
Contoh hasil
perhitungan luas daerah
ditunjukan pada
Gambar 4.8.
Sekian
terima kasih

More Related Content

What's hot

Keunggulan dan kelemahan penginderaan jauh
Keunggulan dan kelemahan penginderaan jauhKeunggulan dan kelemahan penginderaan jauh
Keunggulan dan kelemahan penginderaan jauhAlya Titania Annisaa
 
Pemanfaatan INDRAJA (Pengindraan jauh)
Pemanfaatan INDRAJA (Pengindraan jauh)Pemanfaatan INDRAJA (Pengindraan jauh)
Pemanfaatan INDRAJA (Pengindraan jauh)January YunGky
 
Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (Konsep Dasar "Remote Sensing")
Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (Konsep Dasar "Remote Sensing")Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (Konsep Dasar "Remote Sensing")
Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (Konsep Dasar "Remote Sensing")Nurul Afdal Haris
 
MANFAAT PENGINDERAAN JAUH DAN LEMBAGA PENGINDERAAN JAUH DI INDONESIA
MANFAAT PENGINDERAAN JAUH DAN LEMBAGA PENGINDERAAN JAUH DI INDONESIAMANFAAT PENGINDERAAN JAUH DAN LEMBAGA PENGINDERAAN JAUH DI INDONESIA
MANFAAT PENGINDERAAN JAUH DAN LEMBAGA PENGINDERAAN JAUH DI INDONESIANesha Mutiara
 
Penginderaan Jauh
Penginderaan JauhPenginderaan Jauh
Penginderaan Jauhjasa16
 
SIG dan Pemetaan Pertemuan ke III (Konsep Dasar Penginderaan Jauh)
SIG dan Pemetaan Pertemuan ke III (Konsep Dasar Penginderaan Jauh)SIG dan Pemetaan Pertemuan ke III (Konsep Dasar Penginderaan Jauh)
SIG dan Pemetaan Pertemuan ke III (Konsep Dasar Penginderaan Jauh)Amos Pangkatana
 
Report Landuse Mapping Kutai Barat, 2011, WWF Indonesia
Report Landuse Mapping Kutai Barat, 2011, WWF IndonesiaReport Landuse Mapping Kutai Barat, 2011, WWF Indonesia
Report Landuse Mapping Kutai Barat, 2011, WWF Indonesiabramantiyo marjuki
 
1066 2029-1-sp
1066 2029-1-sp1066 2029-1-sp
1066 2029-1-spfujiwara5
 
Penerapan pengolahan citra dalam bidang kedokteran
Penerapan pengolahan citra dalam bidang kedokteranPenerapan pengolahan citra dalam bidang kedokteran
Penerapan pengolahan citra dalam bidang kedokteranBaguss Chandrass
 
Penajaman dan interpretasi c itra menggunakan envi 5.1
Penajaman dan interpretasi c itra menggunakan envi 5.1 Penajaman dan interpretasi c itra menggunakan envi 5.1
Penajaman dan interpretasi c itra menggunakan envi 5.1 Mega Yasma Adha
 
Perbandingan Metode Roberts’ Filter, Segmentasi dan Band Ratio Pada Citra Lan...
Perbandingan Metode Roberts’ Filter, Segmentasi dan Band Ratio Pada Citra Lan...Perbandingan Metode Roberts’ Filter, Segmentasi dan Band Ratio Pada Citra Lan...
Perbandingan Metode Roberts’ Filter, Segmentasi dan Band Ratio Pada Citra Lan...Luhur Moekti Prayogo
 

What's hot (20)

Keunggulan dan kelemahan penginderaan jauh
Keunggulan dan kelemahan penginderaan jauhKeunggulan dan kelemahan penginderaan jauh
Keunggulan dan kelemahan penginderaan jauh
 
Pemanfaatan INDRAJA (Pengindraan jauh)
Pemanfaatan INDRAJA (Pengindraan jauh)Pemanfaatan INDRAJA (Pengindraan jauh)
Pemanfaatan INDRAJA (Pengindraan jauh)
 
Penginderaan jauh erna
Penginderaan jauh ernaPenginderaan jauh erna
Penginderaan jauh erna
 
Penginderaan jauh
Penginderaan jauhPenginderaan jauh
Penginderaan jauh
 
Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (Konsep Dasar "Remote Sensing")
Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (Konsep Dasar "Remote Sensing")Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (Konsep Dasar "Remote Sensing")
Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (Konsep Dasar "Remote Sensing")
 
Penginderaan jauh
Penginderaan jauhPenginderaan jauh
Penginderaan jauh
 
MANFAAT PENGINDERAAN JAUH DAN LEMBAGA PENGINDERAAN JAUH DI INDONESIA
MANFAAT PENGINDERAAN JAUH DAN LEMBAGA PENGINDERAAN JAUH DI INDONESIAMANFAAT PENGINDERAAN JAUH DAN LEMBAGA PENGINDERAAN JAUH DI INDONESIA
MANFAAT PENGINDERAAN JAUH DAN LEMBAGA PENGINDERAAN JAUH DI INDONESIA
 
Penginderaan Jauh
Penginderaan JauhPenginderaan Jauh
Penginderaan Jauh
 
SIG dan Pemetaan Pertemuan ke III (Konsep Dasar Penginderaan Jauh)
SIG dan Pemetaan Pertemuan ke III (Konsep Dasar Penginderaan Jauh)SIG dan Pemetaan Pertemuan ke III (Konsep Dasar Penginderaan Jauh)
SIG dan Pemetaan Pertemuan ke III (Konsep Dasar Penginderaan Jauh)
 
Report Landuse Mapping Kutai Barat, 2011, WWF Indonesia
Report Landuse Mapping Kutai Barat, 2011, WWF IndonesiaReport Landuse Mapping Kutai Barat, 2011, WWF Indonesia
Report Landuse Mapping Kutai Barat, 2011, WWF Indonesia
 
1066 2029-1-sp
1066 2029-1-sp1066 2029-1-sp
1066 2029-1-sp
 
Penerapan pengolahan citra dalam bidang kedokteran
Penerapan pengolahan citra dalam bidang kedokteranPenerapan pengolahan citra dalam bidang kedokteran
Penerapan pengolahan citra dalam bidang kedokteran
 
Chap 2 penerapan pegolahan citra digital
Chap 2 penerapan pegolahan citra digitalChap 2 penerapan pegolahan citra digital
Chap 2 penerapan pegolahan citra digital
 
Penajaman dan interpretasi c itra menggunakan envi 5.1
Penajaman dan interpretasi c itra menggunakan envi 5.1 Penajaman dan interpretasi c itra menggunakan envi 5.1
Penajaman dan interpretasi c itra menggunakan envi 5.1
 
Perbandingan Metode Roberts’ Filter, Segmentasi dan Band Ratio Pada Citra Lan...
Perbandingan Metode Roberts’ Filter, Segmentasi dan Band Ratio Pada Citra Lan...Perbandingan Metode Roberts’ Filter, Segmentasi dan Band Ratio Pada Citra Lan...
Perbandingan Metode Roberts’ Filter, Segmentasi dan Band Ratio Pada Citra Lan...
 
Jl
JlJl
Jl
 
Makalah penginderaan jauh samsia
Makalah penginderaan jauh samsiaMakalah penginderaan jauh samsia
Makalah penginderaan jauh samsia
 
Pengindraan jauh
Pengindraan jauhPengindraan jauh
Pengindraan jauh
 
Pengindraan Jauh
Pengindraan JauhPengindraan Jauh
Pengindraan Jauh
 
Penggabungan citra
Penggabungan citraPenggabungan citra
Penggabungan citra
 

Viewers also liked

Meila puspita
Meila puspitaMeila puspita
Meila puspitamei16
 
Lumpur sidoarjo volcano mudflow
Lumpur sidoarjo volcano mudflowLumpur sidoarjo volcano mudflow
Lumpur sidoarjo volcano mudflowArief Budiman
 
Buku penggunaan peta gempa indonesia 2010 final
Buku penggunaan peta gempa indonesia 2010 finalBuku penggunaan peta gempa indonesia 2010 final
Buku penggunaan peta gempa indonesia 2010 finalLadang Tuhan
 
274264497 cara-memperbaiki-bangunan-sederhana-yang-rusak-akibat-gempa
274264497 cara-memperbaiki-bangunan-sederhana-yang-rusak-akibat-gempa274264497 cara-memperbaiki-bangunan-sederhana-yang-rusak-akibat-gempa
274264497 cara-memperbaiki-bangunan-sederhana-yang-rusak-akibat-gempaRie Aizawa
 
Kuliah Sistem Pendukung Keputusan: GITEWS (Kelas Ekstensi, IT UHO)
Kuliah Sistem Pendukung Keputusan: GITEWS (Kelas Ekstensi, IT UHO)Kuliah Sistem Pendukung Keputusan: GITEWS (Kelas Ekstensi, IT UHO)
Kuliah Sistem Pendukung Keputusan: GITEWS (Kelas Ekstensi, IT UHO)Mutmainnah Muchtar
 
10.gerakan tanah, kegempaan, dan gunungapi
10.gerakan tanah, kegempaan, dan gunungapi10.gerakan tanah, kegempaan, dan gunungapi
10.gerakan tanah, kegempaan, dan gunungapiarisiteru
 
Mitigasi Bencana dan Penataan Ruang Gempa Bumi Yogyakarta 2006
Mitigasi Bencana dan Penataan Ruang Gempa Bumi Yogyakarta 2006Mitigasi Bencana dan Penataan Ruang Gempa Bumi Yogyakarta 2006
Mitigasi Bencana dan Penataan Ruang Gempa Bumi Yogyakarta 2006Arief Budiman
 
17 Tips Ketika Terjadi Gempa Bumi
17 Tips Ketika Terjadi Gempa Bumi17 Tips Ketika Terjadi Gempa Bumi
17 Tips Ketika Terjadi Gempa Bumibadar masbadar
 
konsepsi risiko dan sistem penanggulangan bencana di kota Padang
konsepsi risiko dan sistem penanggulangan bencana di kota Padangkonsepsi risiko dan sistem penanggulangan bencana di kota Padang
konsepsi risiko dan sistem penanggulangan bencana di kota Padangnurul faizah
 
Ang maikling kwento panitikan
Ang maikling kwento panitikanAng maikling kwento panitikan
Ang maikling kwento panitikanKedamien Riley
 
Ang Sampung Natatanging Nobelang Filipino
Ang Sampung Natatanging Nobelang FilipinoAng Sampung Natatanging Nobelang Filipino
Ang Sampung Natatanging Nobelang FilipinoMckoi M
 
LITOSFER DAN KAITANNYA DALAM KEHIDUPAN
LITOSFER DAN KAITANNYA DALAM KEHIDUPANLITOSFER DAN KAITANNYA DALAM KEHIDUPAN
LITOSFER DAN KAITANNYA DALAM KEHIDUPANTuti Rina Lestari
 
MITIGASI DAN ADAPTASI BENCANA ALAM
MITIGASI DAN ADAPTASI BENCANA ALAMMITIGASI DAN ADAPTASI BENCANA ALAM
MITIGASI DAN ADAPTASI BENCANA ALAMTuti Rina Lestari
 
127679922 penentuan-lokasi-gempa-baru
127679922 penentuan-lokasi-gempa-baru127679922 penentuan-lokasi-gempa-baru
127679922 penentuan-lokasi-gempa-baruNora Abner
 

Viewers also liked (15)

Meila puspita
Meila puspitaMeila puspita
Meila puspita
 
Lumpur sidoarjo volcano mudflow
Lumpur sidoarjo volcano mudflowLumpur sidoarjo volcano mudflow
Lumpur sidoarjo volcano mudflow
 
Kurtilas ra2
Kurtilas ra2Kurtilas ra2
Kurtilas ra2
 
Buku penggunaan peta gempa indonesia 2010 final
Buku penggunaan peta gempa indonesia 2010 finalBuku penggunaan peta gempa indonesia 2010 final
Buku penggunaan peta gempa indonesia 2010 final
 
274264497 cara-memperbaiki-bangunan-sederhana-yang-rusak-akibat-gempa
274264497 cara-memperbaiki-bangunan-sederhana-yang-rusak-akibat-gempa274264497 cara-memperbaiki-bangunan-sederhana-yang-rusak-akibat-gempa
274264497 cara-memperbaiki-bangunan-sederhana-yang-rusak-akibat-gempa
 
Kuliah Sistem Pendukung Keputusan: GITEWS (Kelas Ekstensi, IT UHO)
Kuliah Sistem Pendukung Keputusan: GITEWS (Kelas Ekstensi, IT UHO)Kuliah Sistem Pendukung Keputusan: GITEWS (Kelas Ekstensi, IT UHO)
Kuliah Sistem Pendukung Keputusan: GITEWS (Kelas Ekstensi, IT UHO)
 
10.gerakan tanah, kegempaan, dan gunungapi
10.gerakan tanah, kegempaan, dan gunungapi10.gerakan tanah, kegempaan, dan gunungapi
10.gerakan tanah, kegempaan, dan gunungapi
 
Mitigasi Bencana dan Penataan Ruang Gempa Bumi Yogyakarta 2006
Mitigasi Bencana dan Penataan Ruang Gempa Bumi Yogyakarta 2006Mitigasi Bencana dan Penataan Ruang Gempa Bumi Yogyakarta 2006
Mitigasi Bencana dan Penataan Ruang Gempa Bumi Yogyakarta 2006
 
17 Tips Ketika Terjadi Gempa Bumi
17 Tips Ketika Terjadi Gempa Bumi17 Tips Ketika Terjadi Gempa Bumi
17 Tips Ketika Terjadi Gempa Bumi
 
konsepsi risiko dan sistem penanggulangan bencana di kota Padang
konsepsi risiko dan sistem penanggulangan bencana di kota Padangkonsepsi risiko dan sistem penanggulangan bencana di kota Padang
konsepsi risiko dan sistem penanggulangan bencana di kota Padang
 
Ang maikling kwento panitikan
Ang maikling kwento panitikanAng maikling kwento panitikan
Ang maikling kwento panitikan
 
Ang Sampung Natatanging Nobelang Filipino
Ang Sampung Natatanging Nobelang FilipinoAng Sampung Natatanging Nobelang Filipino
Ang Sampung Natatanging Nobelang Filipino
 
LITOSFER DAN KAITANNYA DALAM KEHIDUPAN
LITOSFER DAN KAITANNYA DALAM KEHIDUPANLITOSFER DAN KAITANNYA DALAM KEHIDUPAN
LITOSFER DAN KAITANNYA DALAM KEHIDUPAN
 
MITIGASI DAN ADAPTASI BENCANA ALAM
MITIGASI DAN ADAPTASI BENCANA ALAMMITIGASI DAN ADAPTASI BENCANA ALAM
MITIGASI DAN ADAPTASI BENCANA ALAM
 
127679922 penentuan-lokasi-gempa-baru
127679922 penentuan-lokasi-gempa-baru127679922 penentuan-lokasi-gempa-baru
127679922 penentuan-lokasi-gempa-baru
 

Similar to IDENTIFIKASI LUAS BENCANA TSUNAMI DGN SEGMEN

Kelompok3_MPD_sumber data DTM.pptx
Kelompok3_MPD_sumber data DTM.pptxKelompok3_MPD_sumber data DTM.pptx
Kelompok3_MPD_sumber data DTM.pptxkarlossare1
 
BAB 2 Pengetahuan Dasar Pemetaan, Pengindraan Jauh dan SIG.pptx
BAB 2 Pengetahuan Dasar Pemetaan, Pengindraan Jauh dan SIG.pptxBAB 2 Pengetahuan Dasar Pemetaan, Pengindraan Jauh dan SIG.pptx
BAB 2 Pengetahuan Dasar Pemetaan, Pengindraan Jauh dan SIG.pptxELLYAMUTHIARAMADHANI
 
Makalah penginderaan jauh samsia
Makalah penginderaan jauh samsiaMakalah penginderaan jauh samsia
Makalah penginderaan jauh samsiaWarnet Raha
 
iv-penginderaan-jauh.pptx
iv-penginderaan-jauh.pptxiv-penginderaan-jauh.pptx
iv-penginderaan-jauh.pptxrioprayogo2
 
Remote Sensing For Geomorphology, Image Processing, Short Tutorial Using ArcG...
Remote Sensing For Geomorphology, Image Processing, Short Tutorial Using ArcG...Remote Sensing For Geomorphology, Image Processing, Short Tutorial Using ArcG...
Remote Sensing For Geomorphology, Image Processing, Short Tutorial Using ArcG...bramantiyo marjuki
 
Pcd 02 - bidang pengolahan citra
Pcd   02 - bidang pengolahan citraPcd   02 - bidang pengolahan citra
Pcd 02 - bidang pengolahan citraFebriyani Syafri
 
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Agus Vandiharjo)
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Agus Vandiharjo)Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Agus Vandiharjo)
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Agus Vandiharjo)Luhur Moekti Prayogo
 
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Agus Vandiharjo)
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Agus Vandiharjo)Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Agus Vandiharjo)
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Agus Vandiharjo)Luhur Moekti Prayogo
 
Laporan Praktikum Penginderaan Jauh - Dasar Pengolahan Citra Digital (By Ivam...
Laporan Praktikum Penginderaan Jauh - Dasar Pengolahan Citra Digital (By Ivam...Laporan Praktikum Penginderaan Jauh - Dasar Pengolahan Citra Digital (By Ivam...
Laporan Praktikum Penginderaan Jauh - Dasar Pengolahan Citra Digital (By Ivam...Luhur Moekti Prayogo
 
ppt Pengolahan citra digital pada modalitas MRI
ppt Pengolahan citra digital pada modalitas MRIppt Pengolahan citra digital pada modalitas MRI
ppt Pengolahan citra digital pada modalitas MRINona Zesifa
 
Pcd2011 1-introduction-to-image-processing
Pcd2011 1-introduction-to-image-processingPcd2011 1-introduction-to-image-processing
Pcd2011 1-introduction-to-image-processing-apin Ipinupin
 
12396798.ppt
12396798.ppt12396798.ppt
12396798.pptbaya13
 
Sig part-4
Sig part-4Sig part-4
Sig part-4hedi0001
 
Makalah Penginderaan Jauh Kelautan - Citra Penginderaan Jauh (Resolusi Rendah...
Makalah Penginderaan Jauh Kelautan - Citra Penginderaan Jauh (Resolusi Rendah...Makalah Penginderaan Jauh Kelautan - Citra Penginderaan Jauh (Resolusi Rendah...
Makalah Penginderaan Jauh Kelautan - Citra Penginderaan Jauh (Resolusi Rendah...Luhur Moekti Prayogo
 
Penginderaan jauh atau Remote sensing Penginderaan Jauh Satelit (Spaceborne S...
Penginderaan jauh atau Remote sensing Penginderaan Jauh Satelit (Spaceborne S...Penginderaan jauh atau Remote sensing Penginderaan Jauh Satelit (Spaceborne S...
Penginderaan jauh atau Remote sensing Penginderaan Jauh Satelit (Spaceborne S...sriputri16
 
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Pratiwi)
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Pratiwi)Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Pratiwi)
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Pratiwi)Luhur Moekti Prayogo
 

Similar to IDENTIFIKASI LUAS BENCANA TSUNAMI DGN SEGMEN (20)

Kelompok3_MPD_sumber data DTM.pptx
Kelompok3_MPD_sumber data DTM.pptxKelompok3_MPD_sumber data DTM.pptx
Kelompok3_MPD_sumber data DTM.pptx
 
BAB 2 Pengetahuan Dasar Pemetaan, Pengindraan Jauh dan SIG.pptx
BAB 2 Pengetahuan Dasar Pemetaan, Pengindraan Jauh dan SIG.pptxBAB 2 Pengetahuan Dasar Pemetaan, Pengindraan Jauh dan SIG.pptx
BAB 2 Pengetahuan Dasar Pemetaan, Pengindraan Jauh dan SIG.pptx
 
Makalah penginderaan jauh samsia
Makalah penginderaan jauh samsiaMakalah penginderaan jauh samsia
Makalah penginderaan jauh samsia
 
iv-penginderaan-jauh.pptx
iv-penginderaan-jauh.pptxiv-penginderaan-jauh.pptx
iv-penginderaan-jauh.pptx
 
Penginderaan jauh
Penginderaan jauhPenginderaan jauh
Penginderaan jauh
 
Makalah penginderaan jauh samsia
Makalah penginderaan jauh samsiaMakalah penginderaan jauh samsia
Makalah penginderaan jauh samsia
 
Remote Sensing For Geomorphology, Image Processing, Short Tutorial Using ArcG...
Remote Sensing For Geomorphology, Image Processing, Short Tutorial Using ArcG...Remote Sensing For Geomorphology, Image Processing, Short Tutorial Using ArcG...
Remote Sensing For Geomorphology, Image Processing, Short Tutorial Using ArcG...
 
Pcd 02 - bidang pengolahan citra
Pcd   02 - bidang pengolahan citraPcd   02 - bidang pengolahan citra
Pcd 02 - bidang pengolahan citra
 
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Agus Vandiharjo)
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Agus Vandiharjo)Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Agus Vandiharjo)
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Agus Vandiharjo)
 
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Agus Vandiharjo)
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Agus Vandiharjo)Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Agus Vandiharjo)
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Agus Vandiharjo)
 
Pengindraan Jauh..pptx
Pengindraan Jauh..pptxPengindraan Jauh..pptx
Pengindraan Jauh..pptx
 
Laporan Praktikum Penginderaan Jauh - Dasar Pengolahan Citra Digital (By Ivam...
Laporan Praktikum Penginderaan Jauh - Dasar Pengolahan Citra Digital (By Ivam...Laporan Praktikum Penginderaan Jauh - Dasar Pengolahan Citra Digital (By Ivam...
Laporan Praktikum Penginderaan Jauh - Dasar Pengolahan Citra Digital (By Ivam...
 
ppt Pengolahan citra digital pada modalitas MRI
ppt Pengolahan citra digital pada modalitas MRIppt Pengolahan citra digital pada modalitas MRI
ppt Pengolahan citra digital pada modalitas MRI
 
Pcd2011 1-introduction-to-image-processing
Pcd2011 1-introduction-to-image-processingPcd2011 1-introduction-to-image-processing
Pcd2011 1-introduction-to-image-processing
 
12396798.ppt
12396798.ppt12396798.ppt
12396798.ppt
 
Sig part-4
Sig part-4Sig part-4
Sig part-4
 
Makalah Penginderaan Jauh Kelautan - Citra Penginderaan Jauh (Resolusi Rendah...
Makalah Penginderaan Jauh Kelautan - Citra Penginderaan Jauh (Resolusi Rendah...Makalah Penginderaan Jauh Kelautan - Citra Penginderaan Jauh (Resolusi Rendah...
Makalah Penginderaan Jauh Kelautan - Citra Penginderaan Jauh (Resolusi Rendah...
 
Penginderaan jauh atau Remote sensing Penginderaan Jauh Satelit (Spaceborne S...
Penginderaan jauh atau Remote sensing Penginderaan Jauh Satelit (Spaceborne S...Penginderaan jauh atau Remote sensing Penginderaan Jauh Satelit (Spaceborne S...
Penginderaan jauh atau Remote sensing Penginderaan Jauh Satelit (Spaceborne S...
 
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Pratiwi)
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Pratiwi)Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Pratiwi)
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Pratiwi)
 
Metode peta
Metode petaMetode peta
Metode peta
 

Recently uploaded

Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023DodiSetiawan46
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsAdePutraTunggali
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxErikaPuspita10
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxc9fhbm7gzj
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 

Recently uploaded (20)

Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public Relations
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 

IDENTIFIKASI LUAS BENCANA TSUNAMI DGN SEGMEN

  • 1. IDENTIFIKASI LUAS BENCANA TSUNAMI DENGAN MENGGUNAKAN SEGMENTASI CITRA Disusun oleh : Oktawiadi Dawim Yulhamdika Elfahmi Jariri Arroah Manda
  • 2. IDENTIFIKASI LUAS BENCANA TSUNAMI DENGAN MENGGUNAKAN SEGMENTASI CITRA Pengolahan citra pada masa sekarang mempunyai suatu aplikasi yang sangat luas dalam berbagai bidan kehidupan antara lain dibidang biomedis, astronomi, arkeologi, arsip citra dan dokumen, bidang industri dan penginderaan jarak jauh yang menggunakan teknologi citra satelit. Penginderaan jarak jauh merupakan suatu sistem yang digunakan untuk merekam data mengenai bumi berdasarkan pengukuran yang dilakukan dari jarak jauh dengan menggunakan sistem satelit. Penginderaan jauh bertujuan agar dapat merekam data daerah bumi yang luas untuk kepentingan survei, pemetaan, maupun pemantauan Sumber Daya Alam.
  • 3. Pengolahan citra digital Pengolahan citra digital adalah pemprosesan citra, khususnya menggunakan komputer, menjadi citra yang kualitasnya labih baik. Tujuan utama pengolahan citra digital adalah agar citra yang mengalami gangguan mudah diinterpretasi oleh manusia maupun mesin. Teknik pengolahan citra adalah mentransformasikan citra menjadi citra lain. Jadi masukannya merupa citra, keluarannya juga citra dengan kualitas yang lebih baik dari citra masukan. Beberapa contoh operasi pengolahan citra digital adalah perubahan kontras citra, penghilangan derau dengan operasi penapisan, perbaikan tepian objek, penajaman, pemberian warna palsu, dan sebagainya. deteksi tepi Deteksi tepi adalah perubahan nilai intensitas derajat keabuan yang besar dalam jarak yang dekat. Biasanya, tepi terdapat pada batasantara dua daerah berbeda pada citra. Tujuan deteksi tepi adalah untuk meningkatkan penampakan garis batas objek dalam citra. Beberapa metode deteksi tepi, diantaranya adalah deteksi tepi dengan teknik nilai ambang, deteksi tepi dengan operator gradien pertama, dan deteksi tepi dengan operator gradien kedua.
  • 4. klasifikasi dan segmentasi citra Klasifikasi citra memiliki tujuan untuk mendapatkan gambar atau peta tematik. Gambar tematik adalah suatu gambar yang terdiri dari bagian-bagian yang menyatakan suatu objek atau tema. Setiap objek pada gambar mempunyai simbol yang unik yang dapat dinyatakan dengan warna atau pola tertentu. Proses klasifikasi citra dapat dilakukan dengan memasukkan setiap pixel citra ke dalam suatu kategori objek yang telah diketahui. Proses tersebut dikenal dengan proses klasifikasi terpandu. Contohnya adalah citra hasil suatu foto instrumen biomedis dapat diklasifikasi menjadi bagian tualng, jaringan sehat, dan jaringan sakit. Pengambangan Pengambangan didefinikan sebagai proses pendefinisian jangkauan nilai-nilai gelap/terang pada citra yang sebenarnya, memilih piksel-piksel dalam jangkauan ini sebagai latar depan dan menolak sisamua sebagai latar belakang. Dengan demikian, citra terbagi atas dua bagian, yaitu bagian hitam dan bagian putih, atau warna-warna yang membatasi setiap wilayah.
  • 5. pengertian penginderaan jauh Penginderaan jauh adalah ilmu dan seni memperoleh informasi tentang suatu objek, daerah, atau fenomena melalui analisis data yang diperoleh dengan suatu atau atau tanpa kontak langsung dengan objek, daerah atau fenomena yang dikaji. Sistem perolehan data dalam penginderaan jarah jauh adalah : • Tenaga • Benda • Proses • Keluaran. Tenaga yang paling banyak digunakan adalah tenaga elektromagnetik yang bersumber dari tenaga matahari dan dari pancaran objek dipermukaan bumi. Data yang diperoleh adalah hasil perekaman kenampakan di bumi yang disebut citra.
  • 6. Komponen-komponen sistem penginderaan jauh terdiri atas : 1. Sumber radiasi sumber radiasi dalam hal ini merupakan sinar matahari. Karena menggunakan sinar matahari, maka perekaman data hanya dapat dilakukan pagi sampai sore, kecuali perekaman data yang dilakukan dengan sensor inframerah panas yang pengukurannya dilakukan berdasarkan perbedaan tempera 2. Sensor Sensor bersifat optik, analog, atau spektral. Data yang di rekam perupa gambar pada layar peraga, berbentuk foto atau data digital yang direkam dalam pita magnetik. 3. Jalur transmisi Dalam sistem ini dilakukan melalui atmosfir. Atmorfir terdiri dari berbagai partikel yang selain bersifat sebagai penghantar energi matahari dapat juga menimbulkan gangguan pada data yang di rekam. 4. sasaran sasaran merupakan suatu daerah yang dicitra satelit pada permukaan bumi
  • 7. Tahapan-tahapan proses pengolahan citra satelit sebagai berikut : 1. koreksi geometris akibat gerakan sapuan penjelajah dari satelit, gerak putaran bumi, dan bentuk permukaan bumi yang bulat, maka data yang direkam mengalami distorsi geometri sehingga harus dikoreksi. Distorsi geometris tersebut dapat terjadi dalam bentuk pergeseran daerha yang diamati, perubahan arah daerah yang diamati, dan bisa juga dalam bentuk distorsi lain yang sifatnya tidak linier. 2. Peningkatan mutu citra Pada aplikasi penginderaan jauh peningkatan mutu citra sering dilakukan dengan cara penapisan, baik menggunakan tapis frekuensi rendah maupun tapis frekuensi tinggi. Tapis frekuensi rendah digunakan untuk menghilangkan distorsi yang bersifat garis, yang terjadi pada kerudakan detektor sensor. Sedangkan tapis frekuensi tinggi digunakan untuk memperjelas daerah-daerah yang bersifat garis, misalnya garis-garis batas antara daerah permukaan bumi yang bersifat air dengan permukaan bumi yang bersifat daratan.
  • 8. 3. Reduksi data Keempat buah hasil rekaman system penginderaan jauh dengan satelit mengandung informasi yang banyak keseruannya antara satu dengan yang lainnya. Untuk menghemat tempat penyimpanan data, biasanya dari proses empat citra tersebut di reduksi menjadi hanya proses dua citra saja. Cara yang paling mudah dan paling cepat adalah dengan mengambil hanya satu citra dari kanal kelihatan dan satu citra dari kanal infra merah. 4. Klasifikasi dan segmentasi citra Proses yang biasanya diperlukan untuk mendapatkan hasil akhir analisis citra satelit adalah pembuatan peta tematik , dimana diperoleh peta suatu daerah bumi yang menunjukkan klasifikasi atau ketegori objek yang dikaitkan dengan lokasinya pada permukaan bumi. Proses klasifikasi ini dapat dilakukan secara terpandu yaitu dengan menggunakan data referensi, ataupun secara tidak terpandu yang dilakukan hanya berdasarkan informasi dari citra yang dianalisis tanpa menggunakan informasi tambahan lainnya. 5. Kombinasi peta Kombinasi peta digunakan untuk kepentingan pembuatan rencana dan pemantauan sumber-sumber daya alam.
  • 9. Pengertian tsunami. Tsunami adalah sederetan gelombang laut yang menjalar dengan panjang geolombang sampai 100 KM dengan ketinggian beberapa puluh cm di tengah-tengah laut dalam. Tsunami berasal dari baha Jepang Tsu dan name yang berarti gelombang di pelabuhan. Tidak semua gempa menimbulkan tsunami, syarat terjadinya tsunami adalah sebagai berikut : • Pusat gempa (episentrum) berada di bawah laut. • Pusat gempa berkisar antara 0-30 km (gempa dangkal). • Magnitude gempa yang berdampak biasanya lebih besar dari 6 skala richter. • Tsunami yang besar umumnya terjadi apabila dislokasi vertical, atau pada sesar naik atau sesar turun.
  • 10. peningkatan mutu citra Peningatan mutu citra dilakukan untuk memperoleh keindahan citra, kepentingan analisis citra, serta mengkoreksi citra dari segala gangguan yang terjadi pada waktu perekaman data. Peningkatan mutu citra dilakukan sampai dengan citra sip dianalisi. Peningkatan mutu citra yang dilakukan pertama adalah penampisan citra. Penapisan dilakukan dengan tapis median, yaitu tapis untuk menghilangkan derau salt and pepper. Tapis median yang digunakan adalah matriks berukuran 3x3. Perintah untuk menapis citra dari derau adalah : Citrafilter=medfilt2(citrakeabuan, [3 3]) ; Peningkatan mutu citra pada tahap kedua adalah pengaturan intensitas citra yang bertujuan untuk kepentingan analisi. Pengaturan intensitas ini dilakukan untuk menyamakan latar belakang dari semua citra yang diolah pada proses analisi. Perintah untuk meningkatkan intensitas citra adalah : • lowIn=double(min(min(citrafilter))/255; • highIn=double(max(max(citrafilter)))/255 • citaadjust= imadjust (citrafilter, [lowIn highIn] , [0 1]) ; hasil dari proses citra adjust merupakan citra yang ukuran minimum komponen matriksnya adalah ‘255’.
  • 11. deteksi tepi Deteksi tepi dilakukan pada citra yang telah ditingkatkan mutunya. Tujuan dari deteksi tepi pada pengolahan citra ini adalah untuk mempertegas batas antara objek yang akan di deteksi dengan latar belakangnya. Operator yang digunakan untuk melakukan deteksi tepi adalah operator canny. Proses deteksi tepi dengan operator canny memerlukan waku yang relative lebih lama dibandingkan dengan operator lain, namun mampu melakukan deteksi tepi untuk tepi yang lemah dan kuat sekaligus. Proses deteksi untuk tepi yang lemah dan kuat sekaligus. Proses deteksi tepi dilakukan dengan perintah : Citratepi=edge(citraadjust,’canny’,nilaiambang) ; Tepi yang telah diperoleh dari deteksi tepi dapat dipertebal dengan fungsi dilasi dengan struktur elemen tertentu. Trukstru elemen yang digunakan pada program ini adalah matriks berukuran 3x3 yang semua komponen matriksnya adalah ‘I’. proses dilasi dilakukan dengan perintah : Se=ones (3,3) ; Dilasi = imdilate (citratepi,se,I ) ; Perintah imdilate(citratepi,se, I) melakukan proses dilasi dari citratepi dengan struktur elemen matriks ‘I’ berukuran 3x3 sebanyaj 1 kali.
  • 12. Akuisisi Data Langkah-langkah akuisisi data adalah: • Mendapat hasil citra satelit. Langkah ini dilakukan di Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN). Citra yang diperoleh tersimpan dalam format JPEG. • Mengubah daerah citra yang rusak dalam intensitas warna yang sama yang tersimpan dalam media penyimpanan berekstensi .jpg • Hasil Pengujian dan Pembahasan Contoh tampilan citra sesudah kerusakan dapat dilihat pada Gambar 4.1.
  • 13. Selanjutnya citra yang telah diketahui daerah kerusakannya maka warnanya disamakan yang bertujuan untuk menyamakan intensitas citranya karena program dibuat untuk menghitung jumlah piksel daerah yang rusak dari intensitas warna yang sama. Citra daerah kerusakan dalam intensitas warna yang sama dapat dilihat pada Gambar 4.2.
  • 14. Program selanjutnya adalah mengolah citra dalam aras keabuan. Citra RGB yang tersusun dari kombinasi tiga warna dasar ( merah, hijau, biru) dapat menghasilkan kombinasi warna yang sangat banyak, sesuai dengan kadar dari setiap warna tersebut. Hal ini membuat proses pengolahan citra menjadi kompleks dan panjang. Program yang dibuat dapat mengenali citra dengan aras keabuan. Hal ini dilakukan untuk menyederhanakan proses pengolahan citra selanjuntnya, sehingga citra hanya memiliki tingkat atau kadar keabuan. Citra dalam aras keabuan dapat dilihat pada Gambar 4.3.
  • 15. Proses segmentasi dilakukan agar mendapatkan citra yang lebih baik, sehingga terlihat jelas objek yang telah tersegmentasi, tepi yang dibuat lebih jelas dan tidak terdapat celah pada objek lain. Hasil citra yang telah dilakukan pada proses segmentasi citra ditunjukkan pada Gambar 4.8.
  • 16. Deskripsi Hasil Pengolahan citra berakhir dengan deskripsi hasil dari pengolahan citra yang dilakukan Proses deskripsi disini dilakukan dengan mengetahui jumlah piksel daerah kerusakan yang telah dinyatakan dengan intensitas warna yang sama. Gambar 4.9 menunjukkan contoh hasil pengambilan jumlah piksel pada daerah kerusakan yang telah tersegmentasi pada intensitas warna yang sama.
  • 17. Proses selanjutnya adalah melakukan perhitungan luas daerah kerusakan. Langkahnya adalah: 1. Menentukan luas daerah citra sesungguhnya. Citra yang diolah pada kertas berukuran A3 (297mmx420mm). 2. Menentukan luas citra yang diolah. Luas citra ditentukan dengan menghitung terlebih dahulu ukuran lebar dan tinggi pada citra dalam satuan piksel. Luasan citra ditentukan dengan perkalian antara lebar dan tinggi citra. 3. Menentukan luas satuan piksel pada daerah sesungguhnya. Perbandingan luas citra pada daerah sesungguhnya dengan luas citra yang diolah akan diketahui luas satu piksel citra pada daerah sesungguhnya.
  • 18. Setelah jumlah piksel diketahui maka untuk mengetahui luas daerah kerusakan, jumlah piksel dikalikan dengan luas satuan piksel/ha. Contoh hasil perhitungan luas daerah ditunjukan pada Gambar 4.8.