SlideShare a Scribd company logo
1 of 11
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Diberlakukannya kurikulum 2004 (Kurikulum Berbasis Kompetensi)
yang kemudian disempurnakan menjadi kurikulum 2006 atau Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) membawa konsekuensi logis pada upaya
peningkatan kualitas proses pembelajaran di sekolah, yang disesuaikan dengan
karakteristik dan lingkungan sekitar sekolah. Tujuan Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP) adalah meningkatkan kecerdasan, pengetahuan,
kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan
mengikuti pendidikan lebih lanjut. Proses belajar yang diharapkan melalui
kurikulum ini bukan sekedar membahas materi dalam buku-buku panduan
pelajaran atau menginformasikan pengetahuan kepada siswa, melainkan
menekankan pada pemberian pengalaman secara langsung kepada siswa untuk
memahami gejala yang terjadi (Anonimus, 2004: 1).
Proses belajar mengajar pada mata pelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan di sekolah dasar memerlukan kemampuan pemahaman atas
suatu masalah konsep kenegaraan, perjuangan, pengaplikasian dalam
kehidupan sehari-hari, serta pembentukan sikap dan kepribadian untuk
berperilaku sesuai dengan konsep dan materi yang ada, sehingga akan
terbentuk watak ketrampilan berfikir ilmiah dan berkepribadian tangguh
dalam memecahkan masalah serta dapat mengatasi kendala-kendala yang
1
mungkin terjadi dalam kehidupan sehari-hari dan kehidupan bernegara.
Berkaitan dengan hal tersebut, seorang guru diharapkan mampu
mengembangkan metode mengajar yang dapat mendukung proses
pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan yang bermutu.
Salah satu permasalahan pokok dalam pembelajaran di pendidikan
formal (sekolah) dewasa ini adalah rendahnya daya serap peserta didik. Hal ini
nampak dari rerata hasil belajar peserta didik yang senantiasa masih sangat
memprihatinkan. Prestasi ini tentunya merupakan hasil kondisi pembelajaran
yang masih bersifat konvensional yang tak menyentuh ranah dimensi peserta
didik itu sendiri, yaitu bagaimana sebenarnya belajar itu. Dalam arti yang
lebih substansial, bahwa proses pembelajaran hingga dewasa ini masih
memberikan dominasi guru dan tak memberikan akses bagi anak didik untuk
berkembang secara mandiri melalui penemuan dan proses berpikirnya
(Trianto, 2007: 1).
Aktivitas pelaksanaan pendidikan formal, tercermin salah satunya
dalam proses pembelajaran. Proses pembelajaran sebagai aktivitas pendidikan
dalam bentuk yang paling sederhana selalu melibatkan siswa dan guru. Dalam
proses pembelajaran kedua belah pihak akan saling berkomunikasi dalam
rangka mencapai tujuan pembelajaran. Salah satu kemampuan dasar yang
harus dimiliki guru (pendidik) dalam proses pembelajaran adalah kemampuan
dalam merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran. Suatu rangkaian
proses pembelajaran memerlukan perencanaan yang seksama, yakni
mengkoordinasikan unsur-unsur tujuan, bahan pengajaran, kegiatan
2
pembelajaran, metode dan alat bantu mengajar serta penilaian atau evaluasi
(Sudjana, 2002: 29-30). Pada tahap berikutnya adalah merencanakan rencana
tersebut dalam bentuk tindakan atau praktek mengajar.
Pada pengajaran Pendidikan Kewarganegaraan, metode dan
pendekatan serta model yang telah dipilih, merupakan alat komunikasi yang
baik antara pengajar dan anak, sehingga setiap pengajaran dan setiap uraian
Pendidikan Kewarganegaraan yang disajikan dapat memberikan motivasi
belajar (Kasmadi, 1996: 2-3).
Selama ini, pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan cenderung ke
arah pembahasan tematik teoritik sehingga terkesan bahwa pengajaran
Pendidikan Kewarganegaraan terdiri dari materi hafalan belaka.
Kecenderungan yang lain adalah motivasi belajar yang kurang dalam
mempelajari Pendidikan Kewarganegaraan karena adanya anggapan bahwa
mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan tidak ada gunanya bagi
kehidupan mereka. Kecenderungan di atas dipengaruhi oleh cara guru
Pendidikan Kewarganegaraan dalam memberikan materi pelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan yang monoton dan membosankan.
Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan yang didominasi metode
ceramah cenderung berorientasi kepada materi yang tercantum dalam
kurikulum dan buku teks, serta jarang mengaitkan yang dibahas dengan
masalah-masalah nyata yang ada dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini akan
memberikan dampak yang tidak baik bagi siswa karena siswa Belajar
Pendidikan Kewarganegaraan hanya untuk ulangan atau ujian, sehingga
3
pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dirasakan tidak bermanfaat, tidak
menarik, dan membosankan oleh siswa, yang pada akhirnya bermuara pada
rendahnya hasil belajar yang diperoleh siswa dalam pelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan. Kondisi ini diperparah dengan adanya pembelajaran yang
bersifat teacher centered atau terpusat pada guru. Pada model pembelajaran
ini, guru memberikan materi hanya berdasarkan buku diktat. Interaksi yang
terjalin di kelas hanya bersifat satu arah, yaitu guru ke siswa. Hal ini membuat
siswa memiliki ketergantungan yang tinggi terhadap guru dan tidak ada
kemandirian untuk belajar. Akibatnya, siswa menjadi pasif dan kurang
produktif.
Perilaku belajar yang kurang produktif dan pembelajaran yang
berorientasi pada terget penguasaan materi terbukti berhasil dalam kompetensi
mengingat jangka pendek, tetapi gagal dalam membekali anak, memecahkan
persoalan dalam kehidupan jangka panjang. Inilah yang terjadi di sekolah-
sekolah, jika perilaku belajar yang kurang produktif dan berorientasi
pembelajaran pada penguasaan materi terjadi terus menerus maka kualitas
pendidikan akan semakin merosot (Nurhadi, 2003:1).
Ada kecenderungan dewasa ini untuk kembali pada pemikiran bahwa
anak-anak belajar lebih baik jika lingkungan diciptakan alamiah, belajar akan
lebih bermakna jika anak mengalami apa yang dipelajarinya, bukan
mengetahuinya. Paradigma pembelajaran berubah menjadi bersifat dari
teacher centered menjadi student centered. Guru sedikit menjelaskan materi
sedangkan siswa berusaha membuktikan sendiri dari eksperimen yang
4
difasilitasi oleh guru. Guru tidak lagi menjadi subyek utama, yang
membawakan materi bahan dan menentukan jalannya pengajaran. Ia tetap
menjadi subyek. Di sini siswa diberi kesempatan yang seluas-luasnya untuk
membangun pengetahuannya sendiri.
Berkaitan dengan adanya tuntutan akan pencapaian keberhasilan dalam
proses pembelajaran serta adanya permasalahan terhadap daya serap siswa,
maka perlu dilakukan berbagai upaya untuk mengimplementasikan berbagai
tindakan dalam peningkatan daya serap siswa. Seperti halnya di beberapa
sekolah lain, di SDN Sangen 01 Geger Madiun, juga terdapat permasalahan
dalam hal daya serap siswa yang rendah. Berdasarkan hasil pengamatan
terhadap pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan pada siswa diketahui
bahwa hanya 35% dari keseluruhan jumlah siswa di kelas yang mencapai
kriteria berhasil dalam pembelajaran. Hal ini perlu segera ditindaklanjuti
dengan pelaksanaan perbaikan pembelajaran untuk peningkatan prestasi
belajar siswa.
Keberhasilan pembelajaran memerlukan metode penyajian yang tepat
serta bervariasi, sebab untuk menghindari kebosanan pada siswa.
Pembelajaran harus memiliki kesiapan dalam suatu bentuk perencanaan yang
sistematis. Keefektifan proses pembelajaran menjadi penting. Tercapainya
kualitas atau peningkatan kemampuan siswa dalam mempelajari berbagai
macam pengetahuan merupakan harapan bagi semua pihak. Pembelajaran
dikatakan berhasil jika siswa merasa puas dan mampu memahami apa yang
disampaikan oleh pendidik. Hasil pembelajaran yang memuaskan dapat
5
tercermin dari pengajaran yang berhasil mengantarkan siswanya dalam
mencapai prestasi yang maksimal.
Tujuan pendidikan nasional dan tujuan pengajaran akan tercapai
apabila tercipta iklim proses belajar mengajar yang kondusif. Setiap
pengajaran harus meliputi pengalaman belajar siswa diarahkan pada tiga
tujuan pengajaran, yaitu: kognitif (pengetahuan dan kemampuan), afektif
(sikap, emosi, perhatian dan nilai), serta psikomotorik (ketrampilan). Kegiatan
belajar mengajar dapat tercipta dengan baik apabila komponen-komponen
dalam pengajaran yang meliputi tujuan pengajaran, materi pelajaran, metode
dan media pengajaran, siswa dan guru, memiliki keterkaitan yang baik.
Sebagai contoh guru menguasai materi yang akan disampaikan kepada siswa,
guru juga menggunakan metode mengajar yang tepat dan tersediannya media
pengajaran yang sesuai. Hal ini dapat menunjang kemudahan siswa dalam
menerima pelajaran dan tujuan dari pengajaran itu sendiri dapat tercapai,
sehingga siswa dapat menerapkan ilmu yang diperolehnya dalam kehidupan
sehari-hari.
Pada pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di sekolah-sekolah,
tujuan dari pengajaran tidak akan tercapai apabila siswa hanya mendengarkan
ceramah dari guru di dalam kelas, namun akan lebih mengena dan berkesan
dalam benak siswa apabila mereka langsung berhadapan pada permasalahan
yang diperoleh dari latihan mengingat-ingat informasi dengan menyatakan
butir-butir penting dan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang ditimbulkan.
6
Salah satu bentuk belajar mengajar yang tepat untuk mencapai tujuan
tersebut yaitu dengan melalui latihan, salah satunya melalui latihan
mengingat-ingat informasi dengan menyatakan butir-butir penting dan
menjawab pertanyaan-pertanyaan yang ditimbulkan. Kegiatan ini ditampilkan
karena dalam materi pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan, siswa
dituntut untuk memiliki kemampuan mengingat atas berbagai informasi yang
ada, misalnya tentang kejadian atau suatu peristiwa penting dan makna dari
kejadian tersebut. Para siswa meskipun mendapatkan nilai-nilai yang bagus
dalam sejumlah mata pelajaran, namun mereka tampak kurang mampu
menerapkan perolehannya, baik berupa pengetahuan, keterampilan, maupun
sikap ke dalam situasi yang lain (Semiawan, 2002: 6).
Kegiatan berlatih untuk mengingat-ingat informasi dengan menyatakan
butir-butir penting dan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang ditimbulkan
tidak berarti melakukan kegiatan yang memakan waktu lama dan biaya yang
besar, akan tetapi kegiatan ini dapat dilakukan melalui membaca buku materi
atau sumber-sumber informasi tertulis lainnya.
Dari uraian latar belakang dan permasalahan yang ada, perlu dicari
alternatif pemecahan masalah sebagai upaya untuk meningkatkan prestasi
belajar Pendidikan Kewarganegaraan siswa. Metode latihan mandiri dengan
didukung bahan bacaan merupakan salah satu metode alternatif yang relevan
dengan pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Penggunaan metode
latihan mandiri ini merupakan salah satu upaya untuk menanamkan konsep
yang lebih dalam pada suatu materi pelajaran. Metode latihan mandiri
7
memerlukan perencanaan yang matang dengan memperhatikan maksud dan
tujuan, prinsip-prinsip suatu upaya pengefektifan dan pertanggungjawaban
dari pelaksanaan tugas.
Metode latihan mandiri adalah suatu cara belajar mengajar dimana
guru dan siswa merencanakan bersama-sama suatu soal, problem atau
kegiatan yang harus diselesaikan siswa dalam waktu tertentu. Metode latihan
mandiri merupakan suatu metode mengajar dimana siswa diharuskan
membuat resume dengan kalimat sendiri. Kelebihan metode latihan mandiri
adalah pengetahuan yang diperoleh siswa dari hasil belajar sendiri akan dapat
diingat lebih lama. Siswa berkesempatan memupuk perkembangan dan
keberanian mengambil inisiatif, bertanggung jawab dan berdiri sendiri
(Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, 2002: 96).
Metode latihan mandiri akan mengarahkan siswa untuk aktif dalam
pembelajaran, karena mereka harus bertanggung jawab atas tugas-tugas yang
diberikan guru. Dari pelaksanaan tugas tersebut, siswa akan lebih memiliki
ingatan yang kuar dari materi yang dipelajarinya dibandingkan metode
ceramah. Melalui penggunaan metode latihan mandiri ini, diharapkan prestasi
belajar Pendidikan Kewarganegaraan siswa dapat optimal.
Berkaitan dengan adanya kelebihan dari metode latihan mandiri dan
relevansinya dengan pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di kelas,
maka dalam penelitian ini akan dibahas secara khusus berkaitan dengan:
“Meningkatkan Prestasi Hasil Belajar PKn dengan Metode Latihan Mandiri
8
Motif Prestasi dan Bahan Bacaan Pada Siswa Kelas III SDN Sangen 01 Geger
Madiun Tahun Pelajaran 2008/2009.”
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas, maka
permasalahan yang dapat diidentifikasikan pada proses pembelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan di kelas III SDN Sangen 01 Geger Madiun
tersebut antara lain:
1. Prestasi belajar Pendidikan Kewarganegaraan siswa di kelas III SDN
Sangen 01 Geger Madiun tahun pelajaran 2008/2009 masih rendah.
2. Penggunaan strategi pembelajaran yang kurang bervariasi sehingga tidak
mampu meningkatkan ketertarikan siswa untuk mengikuti pembelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan.
3. Materi yang disampaikan pada mata pelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan masih terfokus pada mengingat dan menghafal fakta
yang ada di buku pegangan.
4. Diperlukan metode pembelajaran yang dapat meningkatkan daya ingat
siswa atas materi tanpa menghafal.
5. Metode latihan mandiri dengan didukung penyediaan bahan bacaan dan
pemberian tugas relevan dengan pembelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan.
9
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang dan identifikasi masalah di atas,
maka dalam penelitian ini dapat dirumuskan suatu permasalahan, yaitu:
"Apakah metode latihan mandiri dapat meningkatkan prestasi belajar
Pendidikan Kewarganegaraan pada siswa kelas III SDN Sangen 01 Geger
Madiun tahun pelajaran 2008/2009?"
D. Tujuan Penelitian
Dari rumusan masalah yang ada, penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui keberhasilan peningkatan prestasi belajar Pendidikan
Kewarganegaraan dengan metode latihan mandiri pada siswa kelas III SDN
Sangen 01 Geger Madiun tahun pelajaran 2008/2009.
E. Manfaat Hasil Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak-pihak
sebagai berikut:
1. Bagi siswa
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai masukan dalam
rangka meningkatkan kemampuan berpikir serta motivasi dalam mengikuti
pembelajaran di kelas.
2. Bagi sekolah
Sebagai suatu pertimbangan dalam mengatasi masalah yang berhubungan
dengan tindak lanjut dalam menerapkan salah satu model pembelajaran
untuk meningkatkan prestasi belajar siswa pada pelajaran PKn, serta
10
adanya keinginan penulis untuk menyumbangkan pemikiran pada dunia
pendidikan, khususnya guru mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan
dengan harapan dapat membantu memecahkan masalah yang dihadapi.
3. Bagi masyarakat
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bacaan dan
informasi untuk menambah pengetahuan ilmiah terhadap permasalahan
baru yang mungkin belum pernah diolah atau ditemui sebagai bahan
penelitian selanjutnya.
11

More Related Content

What's hot

Sistem mentoran dan amalan guru dalam meningkatkan literasi awal kanak
Sistem mentoran dan amalan guru dalam meningkatkan literasi awal kanakSistem mentoran dan amalan guru dalam meningkatkan literasi awal kanak
Sistem mentoran dan amalan guru dalam meningkatkan literasi awal kanaksitinurnadirahibrahi
 
Upaya meningkatkan hasil belajar mata pelajaran pkn pada materi menjaga keutu...
Upaya meningkatkan hasil belajar mata pelajaran pkn pada materi menjaga keutu...Upaya meningkatkan hasil belajar mata pelajaran pkn pada materi menjaga keutu...
Upaya meningkatkan hasil belajar mata pelajaran pkn pada materi menjaga keutu...Syaiful Anwar Chusein
 
Skripsi hasriyanti
Skripsi hasriyantiSkripsi hasriyanti
Skripsi hasriyantiAdhy Samin
 
Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...
Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...
Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...Operator Warnet Vast Raha
 
Tugas kurikulum dan pembelajaran susanti iia
Tugas kurikulum dan pembelajaran susanti iiaTugas kurikulum dan pembelajaran susanti iia
Tugas kurikulum dan pembelajaran susanti iiaSusanti Susanti
 
Kumpulan 7 bincangkan isu berkaitan dengan kbat
Kumpulan 7   bincangkan isu berkaitan dengan kbatKumpulan 7   bincangkan isu berkaitan dengan kbat
Kumpulan 7 bincangkan isu berkaitan dengan kbatIrma Gurlz
 
72 article text-213-3-10-20200711
72 article text-213-3-10-2020071172 article text-213-3-10-20200711
72 article text-213-3-10-20200711thamil arasi
 
K01947 20180528092619 k14 pengurusan alam pembelajaran
K01947 20180528092619 k14 pengurusan alam pembelajaranK01947 20180528092619 k14 pengurusan alam pembelajaran
K01947 20180528092619 k14 pengurusan alam pembelajaranJANGAN TENGOK
 
Guru Inspiratif dan Kompeten
Guru Inspiratif dan KompetenGuru Inspiratif dan Kompeten
Guru Inspiratif dan KompetenJoko Prasetiyo
 
Contoh proposal ptk dela suryana, s.pd, sma n 13 kerinci
Contoh proposal ptk dela suryana, s.pd, sma n 13 kerinciContoh proposal ptk dela suryana, s.pd, sma n 13 kerinci
Contoh proposal ptk dela suryana, s.pd, sma n 13 kerinciMaryanto Sumringah SMA 9 Tebo
 
Sme6044 k3 t1_isu 11___edited
Sme6044 k3 t1_isu 11___editedSme6044 k3 t1_isu 11___edited
Sme6044 k3 t1_isu 11___editedAmie Joan Juanis
 
Pengembangan model pembelajaran tematik integratif
Pengembangan model pembelajaran tematik integratifPengembangan model pembelajaran tematik integratif
Pengembangan model pembelajaran tematik integratifImam Makruf
 
Meningkatkan partisipasi siswa kelas x
Meningkatkan partisipasi siswa kelas xMeningkatkan partisipasi siswa kelas x
Meningkatkan partisipasi siswa kelas xfadhyl_bagenda
 
Upaya meningkatkan proses dan hasil belajar siswa akan tumbuhan hijau melalui...
Upaya meningkatkan proses dan hasil belajar siswa akan tumbuhan hijau melalui...Upaya meningkatkan proses dan hasil belajar siswa akan tumbuhan hijau melalui...
Upaya meningkatkan proses dan hasil belajar siswa akan tumbuhan hijau melalui...Tjoetnyak Izzatie
 

What's hot (20)

Sistem mentoran dan amalan guru dalam meningkatkan literasi awal kanak
Sistem mentoran dan amalan guru dalam meningkatkan literasi awal kanakSistem mentoran dan amalan guru dalam meningkatkan literasi awal kanak
Sistem mentoran dan amalan guru dalam meningkatkan literasi awal kanak
 
Upaya meningkatkan hasil belajar mata pelajaran pkn pada materi menjaga keutu...
Upaya meningkatkan hasil belajar mata pelajaran pkn pada materi menjaga keutu...Upaya meningkatkan hasil belajar mata pelajaran pkn pada materi menjaga keutu...
Upaya meningkatkan hasil belajar mata pelajaran pkn pada materi menjaga keutu...
 
Skripsi hasriyanti
Skripsi hasriyantiSkripsi hasriyanti
Skripsi hasriyanti
 
Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...
Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...
Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...
 
BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN
 
Tugas kurikulum dan pembelajaran susanti iia
Tugas kurikulum dan pembelajaran susanti iiaTugas kurikulum dan pembelajaran susanti iia
Tugas kurikulum dan pembelajaran susanti iia
 
Kumpulan 7 bincangkan isu berkaitan dengan kbat
Kumpulan 7   bincangkan isu berkaitan dengan kbatKumpulan 7   bincangkan isu berkaitan dengan kbat
Kumpulan 7 bincangkan isu berkaitan dengan kbat
 
72 article text-213-3-10-20200711
72 article text-213-3-10-2020071172 article text-213-3-10-20200711
72 article text-213-3-10-20200711
 
K01947 20180528092619 k14 pengurusan alam pembelajaran
K01947 20180528092619 k14 pengurusan alam pembelajaranK01947 20180528092619 k14 pengurusan alam pembelajaran
K01947 20180528092619 k14 pengurusan alam pembelajaran
 
Proposal ptk (ike yuliarni sma n 13 muaro jambi)
Proposal ptk (ike yuliarni sma n 13 muaro jambi)Proposal ptk (ike yuliarni sma n 13 muaro jambi)
Proposal ptk (ike yuliarni sma n 13 muaro jambi)
 
Guru Inspiratif dan Kompeten
Guru Inspiratif dan KompetenGuru Inspiratif dan Kompeten
Guru Inspiratif dan Kompeten
 
Contoh proposal ptk dela suryana, s.pd, sma n 13 kerinci
Contoh proposal ptk dela suryana, s.pd, sma n 13 kerinciContoh proposal ptk dela suryana, s.pd, sma n 13 kerinci
Contoh proposal ptk dela suryana, s.pd, sma n 13 kerinci
 
Sme6044 k3 t1_isu 11___edited
Sme6044 k3 t1_isu 11___editedSme6044 k3 t1_isu 11___edited
Sme6044 k3 t1_isu 11___edited
 
Pengembangan model pembelajaran tematik integratif
Pengembangan model pembelajaran tematik integratifPengembangan model pembelajaran tematik integratif
Pengembangan model pembelajaran tematik integratif
 
Meningkatkan partisipasi siswa kelas x
Meningkatkan partisipasi siswa kelas xMeningkatkan partisipasi siswa kelas x
Meningkatkan partisipasi siswa kelas x
 
Latihan 1
Latihan 1Latihan 1
Latihan 1
 
Mini riset
Mini risetMini riset
Mini riset
 
Upaya meningkatkan proses dan hasil belajar siswa akan tumbuhan hijau melalui...
Upaya meningkatkan proses dan hasil belajar siswa akan tumbuhan hijau melalui...Upaya meningkatkan proses dan hasil belajar siswa akan tumbuhan hijau melalui...
Upaya meningkatkan proses dan hasil belajar siswa akan tumbuhan hijau melalui...
 
Ptk
PtkPtk
Ptk
 
Ptk
PtkPtk
Ptk
 

Viewers also liked (6)

Bab v
Bab vBab v
Bab v
 
Bab iv
Bab ivBab iv
Bab iv
 
Bab iv
Bab ivBab iv
Bab iv
 
Mengukur aktivitas fisik
Mengukur aktivitas fisikMengukur aktivitas fisik
Mengukur aktivitas fisik
 
Bab 2
Bab 2Bab 2
Bab 2
 
Bhs. jawa (ptk)
Bhs. jawa (ptk)Bhs. jawa (ptk)
Bhs. jawa (ptk)
 

Similar to Bab i

Contoh Skripsi PTK Geografi
Contoh Skripsi PTK Geografi Contoh Skripsi PTK Geografi
Contoh Skripsi PTK Geografi Andri Tampani
 
Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...
Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...
Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...Operator Warnet Vast Raha
 
Lesson study artikel
Lesson study artikelLesson study artikel
Lesson study artikelike ikram
 
Peningkatan keaktifan belajar anak pada mata pelajaran ipa materi hubungan a...
Peningkatan keaktifan belajar anak pada mata pelajaran ipa  materi hubungan a...Peningkatan keaktifan belajar anak pada mata pelajaran ipa  materi hubungan a...
Peningkatan keaktifan belajar anak pada mata pelajaran ipa materi hubungan a...Operator Warnet Vast Raha
 
Peran kepemimpinan guru dalam berkomunikasi efektif untuk mengatasi masalah b...
Peran kepemimpinan guru dalam berkomunikasi efektif untuk mengatasi masalah b...Peran kepemimpinan guru dalam berkomunikasi efektif untuk mengatasi masalah b...
Peran kepemimpinan guru dalam berkomunikasi efektif untuk mengatasi masalah b...Linda Rosita
 
PTK BAB I JIGSAWdocx
PTK BAB I JIGSAWdocxPTK BAB I JIGSAWdocx
PTK BAB I JIGSAWdocxSDNPasirpeer
 
Skripsi model pembelajaran_kooperatif_tipe_nht
Skripsi model pembelajaran_kooperatif_tipe_nhtSkripsi model pembelajaran_kooperatif_tipe_nht
Skripsi model pembelajaran_kooperatif_tipe_nhtre_devan
 
Guru_Menginovasi_Bahan_Ajar_Sebagai_Lang.pdf
Guru_Menginovasi_Bahan_Ajar_Sebagai_Lang.pdfGuru_Menginovasi_Bahan_Ajar_Sebagai_Lang.pdf
Guru_Menginovasi_Bahan_Ajar_Sebagai_Lang.pdfDefison Chan
 
Ptk jual-beli
Ptk jual-beliPtk jual-beli
Ptk jual-beliMelly PMI
 
PTK_tanya_Jawab_Kesulitan_Belajar.doc
PTK_tanya_Jawab_Kesulitan_Belajar.docPTK_tanya_Jawab_Kesulitan_Belajar.doc
PTK_tanya_Jawab_Kesulitan_Belajar.docnuunaberry
 
1 Buku Panduan Pendekatan Bertema (2).pptx
1 Buku Panduan Pendekatan Bertema (2).pptx1 Buku Panduan Pendekatan Bertema (2).pptx
1 Buku Panduan Pendekatan Bertema (2).pptxSUHAILA28
 
Proposal bahasa indonesia
Proposal bahasa indonesiaProposal bahasa indonesia
Proposal bahasa indonesiabcirohil
 
Pensijilan guru SME6044
Pensijilan guru SME6044Pensijilan guru SME6044
Pensijilan guru SME6044hazwaniAM
 
Best Practice_Andrian.pdf
Best Practice_Andrian.pdfBest Practice_Andrian.pdf
Best Practice_Andrian.pdfandriansuhaimi
 
Uli pembelajaran pemantapan kemampuan profesional ipa ips copy
Uli pembelajaran pemantapan kemampuan profesional ipa ips   copyUli pembelajaran pemantapan kemampuan profesional ipa ips   copy
Uli pembelajaran pemantapan kemampuan profesional ipa ips copyOperator Warnet Vast Raha
 

Similar to Bab i (20)

Contoh Skripsi PTK Geografi
Contoh Skripsi PTK Geografi Contoh Skripsi PTK Geografi
Contoh Skripsi PTK Geografi
 
Jon hendri tugas ptk
Jon hendri tugas ptkJon hendri tugas ptk
Jon hendri tugas ptk
 
Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...
Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...
Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...
 
Pkm......
Pkm......Pkm......
Pkm......
 
Lesson study artikel
Lesson study artikelLesson study artikel
Lesson study artikel
 
Peningkatan keaktifan belajar anak pada mata pelajaran ipa materi hubungan a...
Peningkatan keaktifan belajar anak pada mata pelajaran ipa  materi hubungan a...Peningkatan keaktifan belajar anak pada mata pelajaran ipa  materi hubungan a...
Peningkatan keaktifan belajar anak pada mata pelajaran ipa materi hubungan a...
 
Peran kepemimpinan guru dalam berkomunikasi efektif untuk mengatasi masalah b...
Peran kepemimpinan guru dalam berkomunikasi efektif untuk mengatasi masalah b...Peran kepemimpinan guru dalam berkomunikasi efektif untuk mengatasi masalah b...
Peran kepemimpinan guru dalam berkomunikasi efektif untuk mengatasi masalah b...
 
PTK BAB I JIGSAWdocx
PTK BAB I JIGSAWdocxPTK BAB I JIGSAWdocx
PTK BAB I JIGSAWdocx
 
Ptk ipa
Ptk ipaPtk ipa
Ptk ipa
 
Skripsi model pembelajaran_kooperatif_tipe_nht
Skripsi model pembelajaran_kooperatif_tipe_nhtSkripsi model pembelajaran_kooperatif_tipe_nht
Skripsi model pembelajaran_kooperatif_tipe_nht
 
Guru_Menginovasi_Bahan_Ajar_Sebagai_Lang.pdf
Guru_Menginovasi_Bahan_Ajar_Sebagai_Lang.pdfGuru_Menginovasi_Bahan_Ajar_Sebagai_Lang.pdf
Guru_Menginovasi_Bahan_Ajar_Sebagai_Lang.pdf
 
Ptk jual-beli
Ptk jual-beliPtk jual-beli
Ptk jual-beli
 
Bab i
Bab  iBab  i
Bab i
 
PTK_tanya_Jawab_Kesulitan_Belajar.doc
PTK_tanya_Jawab_Kesulitan_Belajar.docPTK_tanya_Jawab_Kesulitan_Belajar.doc
PTK_tanya_Jawab_Kesulitan_Belajar.doc
 
1 Buku Panduan Pendekatan Bertema (2).pptx
1 Buku Panduan Pendekatan Bertema (2).pptx1 Buku Panduan Pendekatan Bertema (2).pptx
1 Buku Panduan Pendekatan Bertema (2).pptx
 
Proposal bahasa indonesia
Proposal bahasa indonesiaProposal bahasa indonesia
Proposal bahasa indonesia
 
Pensijilan guru
Pensijilan guruPensijilan guru
Pensijilan guru
 
Pensijilan guru SME6044
Pensijilan guru SME6044Pensijilan guru SME6044
Pensijilan guru SME6044
 
Best Practice_Andrian.pdf
Best Practice_Andrian.pdfBest Practice_Andrian.pdf
Best Practice_Andrian.pdf
 
Uli pembelajaran pemantapan kemampuan profesional ipa ips copy
Uli pembelajaran pemantapan kemampuan profesional ipa ips   copyUli pembelajaran pemantapan kemampuan profesional ipa ips   copy
Uli pembelajaran pemantapan kemampuan profesional ipa ips copy
 

More from Iwan Hariyanto (20)

DIAGRAM KEMAMPUAN LITERACY.docx
DIAGRAM KEMAMPUAN LITERACY.docxDIAGRAM KEMAMPUAN LITERACY.docx
DIAGRAM KEMAMPUAN LITERACY.docx
 
BAB III.docx
BAB III.docxBAB III.docx
BAB III.docx
 
BAB II.docx
BAB II.docxBAB II.docx
BAB II.docx
 
BAB I.docx
BAB I.docxBAB I.docx
BAB I.docx
 
Proposal bab iii r4
Proposal bab iii r4Proposal bab iii r4
Proposal bab iii r4
 
Proposal bab iii r3
Proposal bab iii r3Proposal bab iii r3
Proposal bab iii r3
 
Proposal bab iii r2
Proposal bab iii r2Proposal bab iii r2
Proposal bab iii r2
 
Proposal bab iii r
Proposal bab iii rProposal bab iii r
Proposal bab iii r
 
Proposal bab iii
Proposal bab iiiProposal bab iii
Proposal bab iii
 
Proposal bab ii
Proposal bab iiProposal bab ii
Proposal bab ii
 
Proposal bab i
Proposal bab iProposal bab i
Proposal bab i
 
Daftar isi
Daftar isiDaftar isi
Daftar isi
 
Jurnal
JurnalJurnal
Jurnal
 
Rpp bjawa kelas iv santa maria
Rpp bjawa kelas iv santa mariaRpp bjawa kelas iv santa maria
Rpp bjawa kelas iv santa maria
 
Rpp bind kelas iv santa maria
Rpp bind kelas iv santa mariaRpp bind kelas iv santa maria
Rpp bind kelas iv santa maria
 
Bab ii
Bab iiBab ii
Bab ii
 
Cover
CoverCover
Cover
 
Bab iii
Bab iiiBab iii
Bab iii
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Bab ii
Bab iiBab ii
Bab ii
 

Bab i

  • 1. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Diberlakukannya kurikulum 2004 (Kurikulum Berbasis Kompetensi) yang kemudian disempurnakan menjadi kurikulum 2006 atau Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) membawa konsekuensi logis pada upaya peningkatan kualitas proses pembelajaran di sekolah, yang disesuaikan dengan karakteristik dan lingkungan sekitar sekolah. Tujuan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. Proses belajar yang diharapkan melalui kurikulum ini bukan sekedar membahas materi dalam buku-buku panduan pelajaran atau menginformasikan pengetahuan kepada siswa, melainkan menekankan pada pemberian pengalaman secara langsung kepada siswa untuk memahami gejala yang terjadi (Anonimus, 2004: 1). Proses belajar mengajar pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di sekolah dasar memerlukan kemampuan pemahaman atas suatu masalah konsep kenegaraan, perjuangan, pengaplikasian dalam kehidupan sehari-hari, serta pembentukan sikap dan kepribadian untuk berperilaku sesuai dengan konsep dan materi yang ada, sehingga akan terbentuk watak ketrampilan berfikir ilmiah dan berkepribadian tangguh dalam memecahkan masalah serta dapat mengatasi kendala-kendala yang 1
  • 2. mungkin terjadi dalam kehidupan sehari-hari dan kehidupan bernegara. Berkaitan dengan hal tersebut, seorang guru diharapkan mampu mengembangkan metode mengajar yang dapat mendukung proses pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan yang bermutu. Salah satu permasalahan pokok dalam pembelajaran di pendidikan formal (sekolah) dewasa ini adalah rendahnya daya serap peserta didik. Hal ini nampak dari rerata hasil belajar peserta didik yang senantiasa masih sangat memprihatinkan. Prestasi ini tentunya merupakan hasil kondisi pembelajaran yang masih bersifat konvensional yang tak menyentuh ranah dimensi peserta didik itu sendiri, yaitu bagaimana sebenarnya belajar itu. Dalam arti yang lebih substansial, bahwa proses pembelajaran hingga dewasa ini masih memberikan dominasi guru dan tak memberikan akses bagi anak didik untuk berkembang secara mandiri melalui penemuan dan proses berpikirnya (Trianto, 2007: 1). Aktivitas pelaksanaan pendidikan formal, tercermin salah satunya dalam proses pembelajaran. Proses pembelajaran sebagai aktivitas pendidikan dalam bentuk yang paling sederhana selalu melibatkan siswa dan guru. Dalam proses pembelajaran kedua belah pihak akan saling berkomunikasi dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Salah satu kemampuan dasar yang harus dimiliki guru (pendidik) dalam proses pembelajaran adalah kemampuan dalam merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran. Suatu rangkaian proses pembelajaran memerlukan perencanaan yang seksama, yakni mengkoordinasikan unsur-unsur tujuan, bahan pengajaran, kegiatan 2
  • 3. pembelajaran, metode dan alat bantu mengajar serta penilaian atau evaluasi (Sudjana, 2002: 29-30). Pada tahap berikutnya adalah merencanakan rencana tersebut dalam bentuk tindakan atau praktek mengajar. Pada pengajaran Pendidikan Kewarganegaraan, metode dan pendekatan serta model yang telah dipilih, merupakan alat komunikasi yang baik antara pengajar dan anak, sehingga setiap pengajaran dan setiap uraian Pendidikan Kewarganegaraan yang disajikan dapat memberikan motivasi belajar (Kasmadi, 1996: 2-3). Selama ini, pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan cenderung ke arah pembahasan tematik teoritik sehingga terkesan bahwa pengajaran Pendidikan Kewarganegaraan terdiri dari materi hafalan belaka. Kecenderungan yang lain adalah motivasi belajar yang kurang dalam mempelajari Pendidikan Kewarganegaraan karena adanya anggapan bahwa mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan tidak ada gunanya bagi kehidupan mereka. Kecenderungan di atas dipengaruhi oleh cara guru Pendidikan Kewarganegaraan dalam memberikan materi pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan yang monoton dan membosankan. Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan yang didominasi metode ceramah cenderung berorientasi kepada materi yang tercantum dalam kurikulum dan buku teks, serta jarang mengaitkan yang dibahas dengan masalah-masalah nyata yang ada dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini akan memberikan dampak yang tidak baik bagi siswa karena siswa Belajar Pendidikan Kewarganegaraan hanya untuk ulangan atau ujian, sehingga 3
  • 4. pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dirasakan tidak bermanfaat, tidak menarik, dan membosankan oleh siswa, yang pada akhirnya bermuara pada rendahnya hasil belajar yang diperoleh siswa dalam pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Kondisi ini diperparah dengan adanya pembelajaran yang bersifat teacher centered atau terpusat pada guru. Pada model pembelajaran ini, guru memberikan materi hanya berdasarkan buku diktat. Interaksi yang terjalin di kelas hanya bersifat satu arah, yaitu guru ke siswa. Hal ini membuat siswa memiliki ketergantungan yang tinggi terhadap guru dan tidak ada kemandirian untuk belajar. Akibatnya, siswa menjadi pasif dan kurang produktif. Perilaku belajar yang kurang produktif dan pembelajaran yang berorientasi pada terget penguasaan materi terbukti berhasil dalam kompetensi mengingat jangka pendek, tetapi gagal dalam membekali anak, memecahkan persoalan dalam kehidupan jangka panjang. Inilah yang terjadi di sekolah- sekolah, jika perilaku belajar yang kurang produktif dan berorientasi pembelajaran pada penguasaan materi terjadi terus menerus maka kualitas pendidikan akan semakin merosot (Nurhadi, 2003:1). Ada kecenderungan dewasa ini untuk kembali pada pemikiran bahwa anak-anak belajar lebih baik jika lingkungan diciptakan alamiah, belajar akan lebih bermakna jika anak mengalami apa yang dipelajarinya, bukan mengetahuinya. Paradigma pembelajaran berubah menjadi bersifat dari teacher centered menjadi student centered. Guru sedikit menjelaskan materi sedangkan siswa berusaha membuktikan sendiri dari eksperimen yang 4
  • 5. difasilitasi oleh guru. Guru tidak lagi menjadi subyek utama, yang membawakan materi bahan dan menentukan jalannya pengajaran. Ia tetap menjadi subyek. Di sini siswa diberi kesempatan yang seluas-luasnya untuk membangun pengetahuannya sendiri. Berkaitan dengan adanya tuntutan akan pencapaian keberhasilan dalam proses pembelajaran serta adanya permasalahan terhadap daya serap siswa, maka perlu dilakukan berbagai upaya untuk mengimplementasikan berbagai tindakan dalam peningkatan daya serap siswa. Seperti halnya di beberapa sekolah lain, di SDN Sangen 01 Geger Madiun, juga terdapat permasalahan dalam hal daya serap siswa yang rendah. Berdasarkan hasil pengamatan terhadap pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan pada siswa diketahui bahwa hanya 35% dari keseluruhan jumlah siswa di kelas yang mencapai kriteria berhasil dalam pembelajaran. Hal ini perlu segera ditindaklanjuti dengan pelaksanaan perbaikan pembelajaran untuk peningkatan prestasi belajar siswa. Keberhasilan pembelajaran memerlukan metode penyajian yang tepat serta bervariasi, sebab untuk menghindari kebosanan pada siswa. Pembelajaran harus memiliki kesiapan dalam suatu bentuk perencanaan yang sistematis. Keefektifan proses pembelajaran menjadi penting. Tercapainya kualitas atau peningkatan kemampuan siswa dalam mempelajari berbagai macam pengetahuan merupakan harapan bagi semua pihak. Pembelajaran dikatakan berhasil jika siswa merasa puas dan mampu memahami apa yang disampaikan oleh pendidik. Hasil pembelajaran yang memuaskan dapat 5
  • 6. tercermin dari pengajaran yang berhasil mengantarkan siswanya dalam mencapai prestasi yang maksimal. Tujuan pendidikan nasional dan tujuan pengajaran akan tercapai apabila tercipta iklim proses belajar mengajar yang kondusif. Setiap pengajaran harus meliputi pengalaman belajar siswa diarahkan pada tiga tujuan pengajaran, yaitu: kognitif (pengetahuan dan kemampuan), afektif (sikap, emosi, perhatian dan nilai), serta psikomotorik (ketrampilan). Kegiatan belajar mengajar dapat tercipta dengan baik apabila komponen-komponen dalam pengajaran yang meliputi tujuan pengajaran, materi pelajaran, metode dan media pengajaran, siswa dan guru, memiliki keterkaitan yang baik. Sebagai contoh guru menguasai materi yang akan disampaikan kepada siswa, guru juga menggunakan metode mengajar yang tepat dan tersediannya media pengajaran yang sesuai. Hal ini dapat menunjang kemudahan siswa dalam menerima pelajaran dan tujuan dari pengajaran itu sendiri dapat tercapai, sehingga siswa dapat menerapkan ilmu yang diperolehnya dalam kehidupan sehari-hari. Pada pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di sekolah-sekolah, tujuan dari pengajaran tidak akan tercapai apabila siswa hanya mendengarkan ceramah dari guru di dalam kelas, namun akan lebih mengena dan berkesan dalam benak siswa apabila mereka langsung berhadapan pada permasalahan yang diperoleh dari latihan mengingat-ingat informasi dengan menyatakan butir-butir penting dan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang ditimbulkan. 6
  • 7. Salah satu bentuk belajar mengajar yang tepat untuk mencapai tujuan tersebut yaitu dengan melalui latihan, salah satunya melalui latihan mengingat-ingat informasi dengan menyatakan butir-butir penting dan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang ditimbulkan. Kegiatan ini ditampilkan karena dalam materi pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan, siswa dituntut untuk memiliki kemampuan mengingat atas berbagai informasi yang ada, misalnya tentang kejadian atau suatu peristiwa penting dan makna dari kejadian tersebut. Para siswa meskipun mendapatkan nilai-nilai yang bagus dalam sejumlah mata pelajaran, namun mereka tampak kurang mampu menerapkan perolehannya, baik berupa pengetahuan, keterampilan, maupun sikap ke dalam situasi yang lain (Semiawan, 2002: 6). Kegiatan berlatih untuk mengingat-ingat informasi dengan menyatakan butir-butir penting dan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang ditimbulkan tidak berarti melakukan kegiatan yang memakan waktu lama dan biaya yang besar, akan tetapi kegiatan ini dapat dilakukan melalui membaca buku materi atau sumber-sumber informasi tertulis lainnya. Dari uraian latar belakang dan permasalahan yang ada, perlu dicari alternatif pemecahan masalah sebagai upaya untuk meningkatkan prestasi belajar Pendidikan Kewarganegaraan siswa. Metode latihan mandiri dengan didukung bahan bacaan merupakan salah satu metode alternatif yang relevan dengan pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Penggunaan metode latihan mandiri ini merupakan salah satu upaya untuk menanamkan konsep yang lebih dalam pada suatu materi pelajaran. Metode latihan mandiri 7
  • 8. memerlukan perencanaan yang matang dengan memperhatikan maksud dan tujuan, prinsip-prinsip suatu upaya pengefektifan dan pertanggungjawaban dari pelaksanaan tugas. Metode latihan mandiri adalah suatu cara belajar mengajar dimana guru dan siswa merencanakan bersama-sama suatu soal, problem atau kegiatan yang harus diselesaikan siswa dalam waktu tertentu. Metode latihan mandiri merupakan suatu metode mengajar dimana siswa diharuskan membuat resume dengan kalimat sendiri. Kelebihan metode latihan mandiri adalah pengetahuan yang diperoleh siswa dari hasil belajar sendiri akan dapat diingat lebih lama. Siswa berkesempatan memupuk perkembangan dan keberanian mengambil inisiatif, bertanggung jawab dan berdiri sendiri (Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, 2002: 96). Metode latihan mandiri akan mengarahkan siswa untuk aktif dalam pembelajaran, karena mereka harus bertanggung jawab atas tugas-tugas yang diberikan guru. Dari pelaksanaan tugas tersebut, siswa akan lebih memiliki ingatan yang kuar dari materi yang dipelajarinya dibandingkan metode ceramah. Melalui penggunaan metode latihan mandiri ini, diharapkan prestasi belajar Pendidikan Kewarganegaraan siswa dapat optimal. Berkaitan dengan adanya kelebihan dari metode latihan mandiri dan relevansinya dengan pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di kelas, maka dalam penelitian ini akan dibahas secara khusus berkaitan dengan: “Meningkatkan Prestasi Hasil Belajar PKn dengan Metode Latihan Mandiri 8
  • 9. Motif Prestasi dan Bahan Bacaan Pada Siswa Kelas III SDN Sangen 01 Geger Madiun Tahun Pelajaran 2008/2009.” B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas, maka permasalahan yang dapat diidentifikasikan pada proses pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di kelas III SDN Sangen 01 Geger Madiun tersebut antara lain: 1. Prestasi belajar Pendidikan Kewarganegaraan siswa di kelas III SDN Sangen 01 Geger Madiun tahun pelajaran 2008/2009 masih rendah. 2. Penggunaan strategi pembelajaran yang kurang bervariasi sehingga tidak mampu meningkatkan ketertarikan siswa untuk mengikuti pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. 3. Materi yang disampaikan pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan masih terfokus pada mengingat dan menghafal fakta yang ada di buku pegangan. 4. Diperlukan metode pembelajaran yang dapat meningkatkan daya ingat siswa atas materi tanpa menghafal. 5. Metode latihan mandiri dengan didukung penyediaan bahan bacaan dan pemberian tugas relevan dengan pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. 9
  • 10. C. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang dan identifikasi masalah di atas, maka dalam penelitian ini dapat dirumuskan suatu permasalahan, yaitu: "Apakah metode latihan mandiri dapat meningkatkan prestasi belajar Pendidikan Kewarganegaraan pada siswa kelas III SDN Sangen 01 Geger Madiun tahun pelajaran 2008/2009?" D. Tujuan Penelitian Dari rumusan masalah yang ada, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keberhasilan peningkatan prestasi belajar Pendidikan Kewarganegaraan dengan metode latihan mandiri pada siswa kelas III SDN Sangen 01 Geger Madiun tahun pelajaran 2008/2009. E. Manfaat Hasil Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak-pihak sebagai berikut: 1. Bagi siswa Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai masukan dalam rangka meningkatkan kemampuan berpikir serta motivasi dalam mengikuti pembelajaran di kelas. 2. Bagi sekolah Sebagai suatu pertimbangan dalam mengatasi masalah yang berhubungan dengan tindak lanjut dalam menerapkan salah satu model pembelajaran untuk meningkatkan prestasi belajar siswa pada pelajaran PKn, serta 10
  • 11. adanya keinginan penulis untuk menyumbangkan pemikiran pada dunia pendidikan, khususnya guru mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dengan harapan dapat membantu memecahkan masalah yang dihadapi. 3. Bagi masyarakat Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bacaan dan informasi untuk menambah pengetahuan ilmiah terhadap permasalahan baru yang mungkin belum pernah diolah atau ditemui sebagai bahan penelitian selanjutnya. 11