Confucius adalah filsuf Tiongkok abad ke-6 SM yang mengajarkan tentang pentingnya kebaikan, kehormatan, dan kepatuhan terhadap aturan sosial. Ia menekankan pentingnya hubungan antar manusia yang harmonis dan bertanggung jawab. Ajarannya memandang kebahagiaan sebagai hasil dari hidup yang bermanfaat bagi orang lain.
2. A. Biografi Tokoh
Confucius adalah nama seorang yang
berkebangsaan Tiongkok, berasal dari nama latin
yaitu K'ung Futse. Ia dilahirkan di negara Lu pada
tahun 551 SM. Confucius mempunyai jalur
keturunan dari bangsawan kuno dan hidup
dalam keadaan menderita. Ia menempuh hidup
berkeluarga pada waktu masih muda, kemudian
ia bekerja sebagai pegawai. Cofucius dapat
dikatakan sebagai seseorang yang berhasil
dalam menangani bidang pendidikan maka ia
mendapat sebutan sebagai guru.
3. B. Pemikiran Confucius
Pemikiran Confucius, banyak membahas bagaimana hidup yang
baik bagi manusia untuk mencapai kebahagiaan. Pemikirannya
sering dianggap doktrin agama oleh para pengikutnya.
Kebahagiaan dalam ajaran ini adalah meniadakan kebutuhan
material dan rasional. Berbeda dengan Aristoteles yang
berpendapat, kebahagiaan merupakan tujuan manusia yang
dapat dicapai apabila menjalankan fungsi khasnya sebagai
makhluk rasional. Manusia akan merasa bahagia apabila ia
menjalankan hidup dengan segenap keutamaan
rasio.Menurutnya hidup yang sempurna lebih bersifat rasional
dan material. Bisa dilihat dari semua hal yang baik seperti
kesehatan, kekayaan, persahabatan, pengetahuan, dan
kebajikan. Jadi kebahagiaan dalam perspektifnya adalah sesuatu
hal yang final dan mencukupi sendiri secara kasat mata. Upaya
meraih kebahagiaan merupakan proses terus-terusan
mengumpulkan kebaikan, ability, kepandaiaan, kepiawaian,
kehormatan, kecantikan dan persahabatan.
4. C. Ajaran Conficius
Ajaran Konfusianisme atau Kong Hu Cu (juga: Kong Fu Tze
atau Konfusius) dalam bahasa tionghoa istilah aslinya adalah
Rujiao yang berarti agama dari orang-orang yang lembut hati,
terpelajar dan berbudi luhur. Khonghucu memang bukanlah
pencipta agama ini melainkan beliau hanya menyempurnakan
agama yang sudah ada jauh sebelum kelahirannya seperti apa
yang beliau sabdakan: "Aku bukanlah pencipta melainkan Aku
suka akan ajaran-ajaran kuno tersebut". Meskipun orang kadang
mengira bahwa Khonghucu adalah merupakan suatu pengajaran
filsafat untuk meningkatkan moral dan menjaga etika manusia.
Sebenarnya kalau orang mau memahami secara benar dan utuh
tentan,g Ru Jiao atau Agama Khonghucu, maka orang akan tahu
bahwa dalam agama Khonghucu (Ru Jiao) juga terdapat Ritual
yang harus dilakukan oleh para penganutnya. Agama Khonghucu
juga mengajarkan tentang bagaimana hubungan antar sesama
manusia atau disebut "Ren Dao" dan bagaimana kita melakukan
hubungan dengan Sang Khalik/Pencipta alam semesta (Tian Dao)
yang disebut dengan istilah "Tian" atau "Shang Di".
5. Kesimpulan
Konsep pembentukan manusia ideal menurut Confucius terpadu
dalam konsep dasar manusia itu sendiri, dan cukup relevan.
Terlihat dari pembentukan manusia ideal tersebut terdapat
hubungan antara raga dan jiwa manusia, sebagaimana diketahui
bahwa manusia terdiri dari dua unsur yaitu raga (jasmani) dan
jiwa (rohani), keduanya merupakan satu kesatuan (dwi tunggal)
yang tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lain, maka
manusia dapat dikatakan manusia jika ia memiliki jasmani dan
rohani ; hal tersebut yang menyebabkan manusia dapat
bergerak, bersikap dan mempunyai suatu potensi serta kemauan.
. Kita ketahui bahwa manusia terdiri dari jiwa dan badan, potensi
dan kemauan ini ada dalam jiwa manusia, dan fungsi badan disini
ialah untuk menunjang agar terbentuknya potensi itu. Jadi
hubungan keduanya cukup menunjang dan saling berkaitan.
Masalah mengenai dasar manusia dikatakan ideal jika ia sudah
menjadi seorang Chun-tzu, dan untuk mencapainya terdapat
tahapan-tahapan dan suatu kriteria.